Anda di halaman 1dari 87

TUGAS 1

SISTEM PLUMBING DAN SAMPAH

KELOMPOK:

DEWI MARLINA (1805521027)

OLIVIA YESHIKA(1805521032)

ZAHRA ATQIYA FAUZIATUL HAQ (1805521046)

GEORGIA ANTONETHA HADI (1805521048)

JOSEPHINE(1805521051)

PUTRI RIMA AGUS TIARA (1805521056)

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

REGULER
SEMESTER,TAHUN AJARAN: GANJIL, 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena oleh berkat kuasa dan rahmat-
Nya maka makalah system plumbing dan sampah dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan tentang pengetahuan tentang system plumbing dan sampah,
muali dari system air bersih, system air kotor, system air hujan, system air panas dan juga
system sampah organic dan anorganik. Kami mencoba menyajikan ulasan dengan Bahasa
yang lugas dan mudah dimengerti oleh pembaca.

Dalam penulisan makalah ini kami tim penulis mendapatkan banyak bantuan baik
berupa data-data, saran, dukungan dan semangat. Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada bapak I Nyoman Susanta, ST., MErg. Yang sudah
membimbing kami tim penulis untuk menyelesaikan makalah ini, serta pengetahuan yang
tidak ternilai harganya bagi kami tim penulis.

Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Jimbaran, 10 September 2019

Tim penulis.

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……..………………………………………………………………….2

Daftar isi…………….…………………………………………………………………3

BAB I Pendahuluan …………………………………………………………………5

BAB II SISTEM AIR BERSIH

2.1 Sumber air bersih …………………………………………………………6

2.2 Kebutuhan air…………………………………………………………….11

2.3 Sistem pemipaan plumbing…..….……………………………………….19

2.4 Penyimpanan air bersih…………………………………………………..20

BAB III SISTEM AIR KOTOR

3.1 Sistem Pembuangan air kotor……………………………………………22

3.2 Air buangan khusus………………………………………………………23

BAB IV SISTEM AIR PANAS

4.1 Pembahasan………………………………………………………………32

4.2 Kapasitas ………………………………………………………………..43

BAB V SISTEM AIR HUJAN

5.1 Pengertian air hujan………………………………………………………46

5.2 Jenis-jenis air drainase…………………………………………………...47

5.3 pengertian Sistem air hujan………………………………………………49

5.4 Drainase atap……………………………………………………………..58

BAB VI SAMPAH ORGANIK

6.1 Pengertian sampah secara umum………………………………………...64

3
6.2 hirarki sampah……………………………………………………………73

6.3 Pengertian sampah anorganik……………………………………………77

6.5 Studi kasus………………………………………………………………..83

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..85

Lampiran 1 …………………………………………………………………………. 88

4
BAB I

PENDAHULUAN

Sebuah Bangunan atau ruang dirancang dirancang dengan sedemikian rupa


pemakaiannya sehingga civitas yang tinggal di dalamnya dapat nyaman dalam ruang tersebut.
Faktor – faktor yang harus dipenuhi agar suasana itu terwujud adalah sistem utilitas pada
bangunan. Sistem utilitas ini menyangkut masalah sistem plambing (seperti menyangkut
masalah air bersih, kotor, buangan, dan air hujan), sistem sampah (yaitu bagaimana masalah
sampah yang diselesaikan pada bangunan tersebut), pengcahayaan alami, penghawaan alami,
pengkondisian udara (AC langsung), sistem transportasi bangunan (non mekanis).

Semakin baik sistem utilitasnya, maka semakin baik dan nyaman ruang tersebut untuk
dihuni. Namun selalu muncul masalah – masalah pokok pada bangunan, contohnya sistem
sampah. Jika sistem sampah tidak dirancang/ diperkirakan dari awal maka ruang tersebut
tidak bisa mendukung sistem sampah seperti tidak ada jalur pengangkutan sampah yang baik
dann lainnya. Masalah lainnya yang sering timbul seperti sistem plambing, apabila tidak
diperhatikan maka dapat menimbukkan masalah pada civitas, seperti kesulitan air bersih, atau
bau tidak sedap yang keluar dari pipa pembuangan air kotor yang rusak dan lainnya.

5
BAB II
SISTEM PLUMBING AIR BERSIH

Air bersih yang dimaksud dalam sistem plambing adalah air yang dapat diminum dan
atau digunakan untuk kebutuhan yang lainnya. Dan juga air bersih yang tidak mengganggu
kesehatan manusia, tidak mengganggu peralatan-peralatan ataupun perabot yang dibersihkan
menggunakan air tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan syarat-syarat fisik, kimia,
bakteriologis, dan radioaktif yang diperoleh dan ditentukan dari dinas kesehatan Negara

Syarat-syarat air bersih

1. Bersih, tidak berbau, tidak berwarna, jernih, dan tidak mempunyai rasa
2. Bersuhu 10-20 derajat celcius atau sesuai suhu ruangan agar ketika diminum
tidak terlalu panas ataupun dingin, tetapi terasa menyegarkan
3. Memenuhi syarat kesehatan.
4. Harus memenuhi syarat BOD (biochemical oxygen demand).
5. Tidak mengandung zat-zat yang mengandung zat timah (Pb) karena timah
sangat beracun ataupun zat-zat organic dan anorganik tertentu. Oleh karena itu
tidak dianjurkan menggunakan pipa dari bahan timah.
6. Jumlah kuman yang terdapat dalam 1 cc air minum harus kurang dari 100
kuman.
7. Dalam 100 cc air minum tidak boleh mengandung bakteri E.Coli karena ini
menyebabkan gangguan pencernaan
8. Tidak boleh mengandung bakteri pathogen, karena dapat menyebabkan
penyakit kolera, tipus, disentri, dan gastroenteritis (gangguan pada lambung).
9. Air tidak mengandung unsur α aktif dan β aktif dalam batas waktu tertentu.

Sumber air

Air yang berasal dari mata air adalah air yang berasal dari dalam tanah, biasanya
terdapat pada daerah yang mempunyai gunung berapi, sebagai mata air sungai. Pemanfaatan
air sungai sebagai sumber air perlu melalui proses treatment yang disebut river water
treatment.

6
Sumber : makintau.com

Air bersih untuk diminum biasanya berasal dari air hujan yang berasal dari
penguapan air di laut yang berubah menjadi awan dan kemudian awan tersebut terbawa
angina ke berbagai tempat, lalu uap air jatuh ke bumi dalam bentuk hujan yang ditada dan
dari air danau yang dikelolah sedemikian rupa sehingga dapat difungsikan sebagai air minum.
Air danau sebagai sumber air dibendung untuk digunakan saat musim kering atau digunakan
untuk memenuhi kebutuhan irigasi pertanian.

Sumber : litbang.pu.go.id

Air dari bendungan biasanya diolah untuk masyarakat yang membutuhkannya oleh
perusahan air minum atau PAM.

Air dari tanah yang diperoleh dari sumur galian atau sumur pompa untuk kebutuhan
sehari-hari dengan kebutuhan air yang sedikit jumlahnya dengan kedalaman tergantung dari
tinggi permukaan biasanya berkisar 5m sampai 15m.

7
Cara Memperoleh Air Bersih

1. Air PAM

Air PAM yang diperoleh dari air danau, air sungai, atau dari mata air. Sebelum
dimanfaatkan sebagai air bersih, PDAM biasanya melakukan pengelolahan secara fisika
dan kimiawi. Secara umum pengelolahan air bersih terdiri dari tiga cara sebagai berikut.

 Pengelolahan secara fisika. Pengelolahan ini biasanya dilakukan secara


mekanis tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya pengendapan,
filtrasi, absorbs, dan lain sebagainya.
 Pengelolahan secara kimiawi. Pengelolahan ini terdapat penambahan bahan
kimiawi, seperti chlor, tawas, dan lain-lain yang berfungsi untuk menyisihkan
logam-logam berat yang terkandung dalam air.
 Pengelolahan secara biologi. Pengelolahan ini biasanya memanfaatkan
mikroorganise sebagai media pengelolahnya.

Secara garis besar proses pengelolahan air PDAM sebagai berikut

1. Air dimasukan ke dalam intake, yang berfungsi menyaring benda-benda yang ikut
tergenang dalam air
2. Kemudian air dimasukan ke dalam sebuah bak yang akan dipompa ke bangunan
selanjutnya, yaitu WTP (water treatment plan) yang dikenal sebagai bangunan
utama pengelolah air bersih. Yang terdiri dari 4 bagian aselator yaitu, bak
koagulasi, bak flokulasi, bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
3. Lalu air dimasukan ke dalam reservoir yang berfungsi sebagai tempat
penampungan air sebelum didistribusikan

8
Sumber : buku utilitas bangunan modul plambing,
Ir. Theresia Pynkyawati, MT dan Ir. Shirley Wahadamaputera, MT.

2. Sumur Bor/timba

Rumah atau bangunan yang tidak memperoleh air dari PAM atau ingin adanya cadangan
air biasanya menggunakan sumur.

Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah :

1. Sumur pompa/galian yang dapat diambil airnya menggunakan timba/embe r= 5m-


15m

Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

2. Sumur pompa dengan mesin = 15m-40m


3. Sumur pompa dengan mesin/semi deep well = 50m-100m

9
Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

4. Sumur pompa dalam/deep well = kedalaman lebih dari 100m

Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

10
2.2 Kebutuhan air

Kebutuhan air dalam bangunan adalah kebutuhan air oleh penghuni bangunan tersebut
ataupun kebutuhan air yang diperlukan untuk keadaan tak terduga yang berhubungan dengan
fasilitas bangunan.

Kebutuhan air dibagi berdasarkan :

 Kebutuhan keperluan
1. Untuk minum, memasak/dimasak,
2. Untuk mandi, buang air kecil, dan buang air besar,
3. Untuk mencuci: cuci pakaian, cuci tangan/badan, cuci peralatan, dan cuci
perlengkapan,
4. Untuk proses, seperti industry
 Kebetuhan bersifat sirkulasi
1. Air panas
2. Water cooling/AC
3. Kolam renang
4. Air mancur/taman
 Kebutuhan yang bersifat tetap
1. Air untuk hidran
2. Air untuk sprinkler
 Kebutuhan air cadangan yang bersifat berkurang karena penguapan.

Kebutuhan air bersih bangunan untuk rumah tinggal adalah 150 liter/orang/hari. Pedoman
cepat untuk perancangannya adalah 2m3 /hari/100m2.

Kebutuhan perlengkapan saniter :

11
Sumber : https://www.academia.edu

Data untuk menentukan diameter pipa penyalur (atas dasar kehilangan tekanan 0,2m/m2) :

Sumber : https://www.academia.edu

12
Sumber : https://www.academia.edu

Contoh perhitungan kebutuhan air bersih

Contoh soal :

Diketahui
1. Kebutuhan air bersih untuk 200 orang/hari dalam sebuah apartmen adalah :
200 orang/hari x 90 liter/hari/orang = 18.000 liter (15% biasanya adalah untuk air
panas)

13
2. Asumsi waktu penggunaan air (efektif) :
Pukul 07.00-21.00 = 14 jam
3. Asumsi waktu tidak menggunakan air ( air tidak efektif) :
Pukul 21.00-07.00 = 10 jam
4. Asumsi total air yang dikeluarkan per jam :
10 liter/menit x 60 menit = 600 liter/jam
5. Total air yang dikeluarkan dalam 14 jam :
14 jam x 600 liter/jam = 8.400 liter
6. Total air yang dibutuhkan 1 hari : 18.000 liter
Solusi :
1. Kapasitas tangki air bersih minimum :
= 18.000 liter – 8.400 liter = 9.600 liter = 9.600 dm3 = 9.600 m3.
2. Volume reservoir bawah (untuk menampung 2/3 kebutuhan air bersih) :
2/3 x 9,6 m3 = 7,5 m3 = 2,5 m x 2 m x 1,5 m
3. Volume reservoir atas (untuk menampung 1/3 kebutuhan air bersih) :
= 9,6 m3 – 7,5m3 = 2,1 m3 = 1,05 m x 1m x 1m atau 1/3 x 9,6m3 = 21m3 = 1,05
m x 1m x 1m

Jadi kebutuhan air bersih untuk bangunan apartemen dengan 200 orang penghuni
memerlukan reservoir atas dengan volume 7,5m3 dan reservoir bawah dengan volume
2,1m3.

Macam-macam cara mendistribusikan air bersih

Cara mendistribusikan air bersih terbagi menjadi 2 macam, yaitu :

1. Sistem distribusi terbuka


Mendistribusikan air bersih dengan menggunakan jaringan pemipaan yang tidak
diteruskan mengelilingi suatu sistem. Keuntungannya adalah dari segi pemakaian
pipa, yaitu lebih sedikit. Sementara dari segi distribusinya memiliki kelemahan, yaitu
pada bagian ujung jaringan yang paling jauh akan mendapatkan air cukup kecil karena
tekanannya menjadi berkurang.
2. Sistem distribusi tertutup

Sistem ini mendistribusikan air bersih dengan menggunakan jaringan pemipaan yang
diteruskan mengelilingi sistem. Dari segi pemakaian pipa sistem ini memiliki

14
kerugian yaitu lebih banyak. Sedangkan dari segi pendistribusiannya memiliki
kelebihan karena tekanan air pada seluruh bagian merata.

Sistem distribusi air bersih di dalam site dan di dalam bangunan

Komponen pelengkap plambing antara lain adalah :

1. Jaringan pemipaan,
2. Reservoir bawah,
3. Reservoir atas dan towernya,
4. Pompa,
5. Shaft.

Sistem horizontal

sistem pemipaan horizontal biasanya digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada suatu
kompleks perumahan atau bangunan yang tidak bertingkat

Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

cara menggunakan sistem pemipaan horizontal :

1. Pemipaan yang menuju satu titik akhir


Keuntungan, pemakaian bahan yang lebih efisien
Kerugian, daya pancar pada titik kran tidak sama. Semakin jauh,
semakin kecil daya pancarnya
2. Pemipaan yang melingkar/membentuk ring

15
Pemipaan ini menuntut menggunakan bahan pipa yang banyak,
padahal kekuatan daya pancar air ke semua titik-titik akan
menghasilkan air yang sama

Sistem vertical

Sistem pemipaan vertical biasanya digunakan untuk mengalirkan kebutuhan air pada
bangunan bertingkat. Cara pendistribusiannya dengan menampung air pada tangki air
(ground reservoir) yang terbuat dari beton dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan
bangunan. Kemudian air langsung dialirkan menggunakan pompa ke titik kran yang dituju.
Sistem ini lebih menguntungkan dibanding dengan pipa, tetapi lebih sering mengalami
kesulitan jika sumber tenaga untuk kran mengalami pemadaman.

Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

Cara lain dengan menggunakan pompa yang kemudian dialirkan pada tangki di atas
bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ketempat-tempat yang memerlukan dengan
menggunakan sistem gravitasi/diturunkan secara langsung. Pada tempat-tempat yang berjarak
kurang dari 9m dari tangki diperlukan bantuan berupa alat tambahan untuk memperkuat
pancaran air, misalnya menggunakan pompa tekan.

16
Sumber : utilitas bangunan, Dwi Tangoro

Untuk bangunan dengan tingkatan lebih dari 23 lantai itu bagi ke beberapa zona. Di
mana disetiap zonanya itu memiliki house tank dan pompanya sendiri. Begitu juga dengan
boiler untuk pemanasan air. Keuntungan sistem ini adalah house tank dapat dibuat lebih
kecil, sesuai dengan kebutuhan setiap zona. Pekerjaan pompa lebih ringan dan tekanan air
akibat gaya gravitasi menjadi lebih kecil.

17
Sistem up feed

Sistem yang paling baik untuk bangunan yang tidak terlalu tinggi adalah sistem Up
feed pumping. Pada sistem ini digunakan tiga pompa yang masing-masing berbeda. Sistem
ini air bersih dan sumber air langsung menuju reservoir atas. Dari reservoir atas
didistribusikan ke dalam bangunan menggunakan pompa booster untuk menyamakan tekanan
air. Karena tidak menggunakan reservoir bawah maka yang perlu diperhatikan adalah volume
reservoir atas menjadi lebih karena merupakan wadah satu-satunya untuk menyimpan
cadangan air bersih.

Sistem down feed

Sistem down feed ini mendistribusikan air dengan menggunakan reservoir bawah
sebagai media untuk menampung debit air yang disuplai oleh sumur resapan dan PDAM
sebelum didistribusikan ke reservoir atas oleh pompa booster.

Pada bangunan high rise reservoir bawah diletekkan di basement paling bawah
dengan volume untuk menampung 2/3 dari kebutuhan air bersih dan reservoir atas diletakkan
di lantai atap dengan volume 1/3 dari kebutuhan air bersih.

18
2.4 Penyimpanan air bersih

Ground Reservior

Reservoir yang sebagian besar atau seluruh reservoir tersebut terletak diatas
permukaan tanah. Ground reservoir memerlukan ruangan yang besar. Begitu pula ruangan
lain sebagai penunjang, seperti ruang pompa dan tempat-tempat pengurasannya. Bahan yang
digunakan adalah bahan dari beton.

Sumber : https://bpsdm.pu.go.id

Tangki air (Di atap)

Tangki air adalah tangki kedua dari tempat penampungan yang diletakan di atas
bangunan. Kerena letak yang demikian diusahakan tangki terbuat dari bahan yang
ringan/bukan beton, seperti fiberglass atau plat-plat baja yang terdiri dari komponen-
komponen plat yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk kotak, sesuai ukuran
yang dikehendaki.

19
Sumber : https://hardfiberglass.com

Sistem penyediaan air bersih

Sistem sambungan langsung

Pipa distribusi dalam gedung disambungkan langsung ke dalam pipa utama penyedia
air bersih. Sistem ini cocok untuk rumah atau bangunan dengan gedung kecil atau rendah,
karena pada umumnya rumah atau bangunan kecil tekanan dalam pipa utama terbatas dan
dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama.

Sumber : http://eprints.umm.ac.id

Sistem tangki atap

20
Air ditampung dulu ditangki bawah, kemudian dipompakan ke tangki yang ada di atas
atap atau tangki yang berada di puncak bangunan. Dari tangki, air akan didistribusikan ke
seluruh bangunan. System ini diterapkan kerena :

1. Perubahan tekanan selama airnya digunakan hanyalah akibat perubahan muka air
dalam tangki,
2. Sistem pompa yang menaikan air ke tangki atas menggunakan sistem pompa
automatis sehingga sangat kecil sekali timbul kesulitan,
3. Perawatannya lebih mudah dibandingkan tangki tekan.

Sumber : http://eprints.umm.ac.id

Sistem tangki tekan


Air yang ditampung di tangki bawah, dipompakan ke dalam suatu tangki tertutup
sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dalam tangki tersebut kemudian
dialirkan ke sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur
oleh suatu detector tekanan. Mudah merawatnya karena dipasang di ruangan dan
harga lebih murah.

21
Sumber : http://eprints.umm.ac.id

Sistem tanpa tangki


Dalam sistem ini tidak menggunakan tangki apapun. Air dipompakan langsung ke
sistem distribusi bangunan dari pipa utama ( misal : pipa utamanya PDAM). Ada dua
macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan putaran pompa konstan
dan variable. Namun sistem ini dilarang di Indonesia dalam pemukiman umum.

BAB III
SISTEM AIR KOTOR

3.1 Sistem Pembuangan Air Kotor

Sisem pembuangan air dikasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya

1. Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia
dari alat plambing lainnya (black water).
2. Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum dapat membuang air bekas, maka dapat
digabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
3. Sistem embuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem
terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila dicampurkan
sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke
alat plambingan terendah.

22
4. Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas,
racun, lemak, limbah plastik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya
yang bersifat khusus.

Berdasarkan kalsifikasi cara pengalirannya:

1. Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat
yang lebih rendahsecara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
2. Sistem bertekanan. Sistem ini menggunakan alat pompa karena saluran umum
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan dikumpulan
terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian dipompakan keluar ke roil
umum. Sistem ini tergolong mahal, tetapi biasanya diaplikasikan pada bangunan
bertingkat yang mempunyai alat plambingan di basement.

3.2 Air buangan khusus

Air buangan khusus adalah air buangan yang mengandung gas, racun, bahan berbahaya seperti
yang berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan, rumah sakit, rumah pemotongan
hewan, atau air buangan yang mengandung bahan radioaktif.

Grey water (Air bekas)

Grey water adalah buangan limbah cair, yang berasal dari floor drain, wastafel, dan tempat
cuci piring (sink). Grey water ini termasuk air kotor, tetapi bukan berasal dari kotoran manusia.
Air bekas dari tempat cuci piring biasanya masih mengandung lemak dan sisa makanan
misalnya minyak goreng, santan, atau mentega termasuk dalam grey water. Dari tempat lain
seperti floor drain, kamar mandi, biasanya air buangan bekas mandi yang mengandung sabun.

a. Cara memasang bak penangkap lemak.


Bak penangkap lemak memiliki saluran kecil dan dapat diletakkan di dalam
rumah. Akan tetapi, jiba bak penangkap lemak ini diletakkan di rumah akan
menimbulkan bau yang berasal dari sisa – sisa sampah makanan. Bila diletakkan di atas
lantai dapur (berupa bak atau keranjang sampah). Atau jika masih terdapat ruang di
bawah lantai dapur tersebut maka dapat dipasang dengan cara menggantungnya di
bawah lantai.

23
b. Perletakan bak penangkap lemak
Bak penangkap lemak ini diletakkan sedekat mungkin dengan rumah. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi pengumpulan pada sepanjang pipa air bekas, dimulai dari
sink sehingga ke bak penangkap lemak.
c. Meminimalkan belokan pada bak penangkap lemak
Apabila pipa pada bak penangkap lemak banyak terdapat belokan, akan
memudahkan terjadinya pengendapan kotoran atau lemak yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada pipa buangan dari sink dapur dapat langsung menuju ke bak
penangkap lemak tanpa melewati belokan saluran

Perangkat Jaringan Pembuangan Grey Water

Telah dijelaskan sebelumnya, grey water adalah buangan limbah cair yang berasal dari
tempat cuci piring (sink) , wastafel, bathtub, floor drain kamar mandi, dan shower tray

a. Kitchen sink
Kitchen sink adalah tempat untuk mencuci keperluan dapur dan mencuci bahan
makanan. Pada umunya, bak cuci piring atau kitchen sink yang dijual di pasaran
memiliki kedalaman 20 – 30 cm. material sink terbuat dari stainless steel. Berbagai
jenis bak cuci piring tersedia di pasaran yaitu :
1. Bak Tunggak (single basin)
Bak cuci piring dengan bak tunggal biasanya memiliki ukuran standar 86 cm x 44
cm hingga 100 cm x 50 cm. jenis kitchen sink bak tunggak sangat cocok diletakkan
pada dapur berukuran sempit.
2. Bak ganda (double basin)
Di bak ganda memungkinkan melakukan pekerjaan sekaligus, misalnya mencuci
piring di satu bak, sambil mencuci sayuran atau buah – buahan di bak lainnya.
3. Bak triple (triple basin)
Bak cuci piring dengan tiga bak cocok untuk digunakan pada dapur berukuran lebih
luas. Kitchen sink triple basin biasanya terdiri dari dua bak besar, yang berfungsi
untuk mecuci peralatan masak dan perabot dapur lainnya, serta sebuah bak
berukuran lebih kecil untuk mencuci atau mengelolah bahan makanan.
b. Wastafel
Wasteful merupakan tempat membersihkan diri (susi muka, cuci tangan, gosok gigi,
atau bercukur). Letaknya menempel pada dinding (di luar atau dalam kamar mandi).

24
Wastafel dilengkapi dengan keran air, cermin, dan rak untuk peralatan menaruh sabun,
pasta gigi, atau alat – alat kecantikan. Jenis – jenis wastafel diantaranya :
1. Wastafel pedestal
Ciri wastafel pedestal biasanya memiliki kaki vertical panjang, sehingga wastafel
ini dapat berdiri sendiri. Pedestal merupakan penutuo bagian bawah pipa di bawah
wastafel.
2. Wastafel gantung
Wastafel gantung sangat tepat digunakan untuk menghemat tempat jika ruang
kamar mandi tidak terlalu luas.
3. Wastafel tanam
Wastafel jenis ini ditanam pada furniture. Bagian bawah sebagai storage.
4. Wastafel meja
Wastafel ini biasanya diletakkan di atas meja , bagian bawahnya biasanya
digunakan sebgai storage.
c. Bathtub
Dahulu bathtub bentuknya hanya kotak persegi panjang, tampilan bathtub sudah
beragam. Mulai dari klasik hingga minimalis, besarnya pun bermacam-macam
digunakan untuk berendam untuk dua orang.
d. Shower tray
Pada kamar mandi yang memakai shower, biasanya dilengkapi dengan shower tray.
Shower tray berfungsi agar lantai di area shower tidak licin karena shower tray memiliki
permukaan kasar. Ukuran shower tray 80 cm x 80 cm dan tingginya tidak lebih dari 25
cm. shower tray juga tersedia di pasaran Sudah memiliki kemiringan, sehingga tidak
memungkinkan air menggenang.

25
Pipa Pembuangan

Penyusuan pipa air kotor pada sistem pembuangan air kotor harus diperhatikan, dan
sebaiknya memiliki ukuran diameter yang tidak terlalu lecil, umunya berukuran 3 inci hingga
6 inci dengan kemiringan tertentu. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran yang dapat
berakibat pencemaran lingkungan. sistem pemipaan air kotor dapat dilihat pada gambar 3.33
dan gambar 3.34

26
Keterangan

1. (1) Subyek air kotor atau peralatan saniter


2. (2) Pipa sambungan
3. (3) Pipa cabang
4. (4) Pipa tegak lurus
5. (5.1) pipa udara primer
6. (5.2) pipa udara samping lansung
7. (5.3) pipa udara samping tak langsung
8. (5.4) pipa sekunder
9. (5.5) pipa udara untuk pipa cabang
10. (6.1) pipa induk terbuka
11. (6.2) pipa induk tertutup
Desain sistem pemipaan bangunan tinggi biasanya menggunakan diagram
isometric. Diagram isometric mampu menunjukkan secara rinci mengenai jenis,
jumlah, ukuran, dan alat penyambung sistem pemipaan. Contoh diagram isometric
ditunjukkan pada Gambar 3.35, sedangkan percabangan jaringan pipa dengan
ventilasi ditunjukkan pada Gambar 3.36

27
28
Saluran pembuangan selalu menghasilkan bau yang tidak sedap. Agar dapat
mencegah bau yang tidak sedap tersebar ke dalam bangunan maka diperlukan perangkap
udara. Perangkap udara dapat berbentuk pipa, tabung, bak kontrol, atau leher angsa. Pada
prinsipnya, udaara yang tidak sedap dicegah dan dibatasi dengan air yang tertahan pada
lengkungan pipa. Perangkap udara juga mencegah binatang kecil untuk masuk ke dalam
ruangan pipa. Gambar perangkap udara pada Gambar 3.37 sampai dengan Gambar 3.39

29
Perangkap udara (grease trap) diperlukan dalam sistem pemipaan air kotor. Air kotor
berasal dari dapur (seperti minyak goreng atau daging) atau air bekas cucian alat makan
biasanya mengandung lemak yang tidak dapat larut dalam air. Grease trap dapat
menghindarkan lemak atau minyak menyumbat saluran plumbing. Selain perangkap lemak
juga diperlukan lubang kontrol yang berfungsi untuk mempermudah upaya pembersihan dan
perawatan pada sistem pemipaan air kotor. Lubang kontrol ditampilkan pada Gambar 3.40

30
Persyaratan perangkap

 Perangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan alat plambing yang
dilayaninya, dengan maksud agar pipa pembuangan yang mungkin mengalami
gangguan sependek mungkin.
 Konstruksinya harus mudah dibersihkan dilengkapi dengan tutup yang mudah dibuka
dan letak dari penangkap dalam ruang sedemikian rupa sehingga sampah dari
penangkap mudah dibuang keluar ruang.
 Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan minyak, lemak dan
sebagainya dari air buangan.

Contoh jenis perangkap lainnya adalah perangkap pasir yang digunakan pada tempat suci
kaki di kolam renang atau tempat mandi di pantai, dimana air buangannya mengandung tanah
atau pasir, perangkap pasir atau tanah ini juga dipasang pada saluran terbuka air hujan di luar
Gedung. Prinsip kerjanya adalah mengendapkan tanah atau pasir., karena itu mulut dari pipa
pembuangan dari penangkap terletak di muka air. Dan juga terdapat perangkap plastic dan
rambut

31
BAB IV

SISTEM AIR PANAS

4.1 PEMBAHASAN PLUMBING AIR PANAS


PENGERTIAN

Plumbing (sanitasi) adalah teknologi pemipaan yang biasanya digunakan pada rumah
maupun gedung untuk mendapatkan air yang bisa digunakan sehari-hari tanpa menganggu
kesehatan manusia dengan menjaga kualitas dan kuantitas air. Menurut SNI 03-6481-2000,
plumbing adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa
dengan peralatannya di dalam gedung atau gedung yang berdekatan yang bersangkutan
dengan; air hujan, air buangan dan air minum yang dihubungkan dengan sistem kota atau
sistem lain yang dibenarkan.

Sistem plumbing adalah sistem yang menyediakan sistem air bersih maupun sistem
pembuangan air dimana pipa tersebut dipasang maupun diperbaiki yang pipa-pipa tersebut
terdiri dari pipa limbah, pipa ventilasi, selokan bangunan, pipa drainase dan perangkat di
dalam dan di luar rumah, yang mendistribusikan air ke berbagai rumah. Sistem plumbing
meliputi sistem penyediaan air minum, sistem penyaluran air hujan, sistem pencegahan
kebakaran, sistem penyediaan gas, sistem air buangan, sistem air panas, dan sistem AC (Air
Conditioner).

PEMBAHASAN

Alat plumbing memiliki fungsi, yaitu:


1. Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan dan kebutuhan
air dingin maupun panas sesuai kebutuhan;
2. Membuang air limbah / air kotor ke tempat tertentu tanpa mencemari air bersih.
3. Untuk sanitasi

Dalam memasang saluran plumbing, harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu:


1. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan;
2. Pipa mudah dirawat dan diperbaiki;
3. Tidak merusak perlengkapan bangunan;

32
4. Tidak menimbulkan gangguan suara;
5. Tidak menganggu estetika

6. Tidak menimbulkan gangguan radiasi;


7. Tidak menganggu struktur bangunan;
8. Meminimalkan tikungan;
9. Insalasi kuat dan bersih;
10. Daya tahan harus tahan lama, minimal 30 tahun.

SISTEM AIR PANAS

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Biasanya sistem air panas ini dipasang pada bangunan
perumahan, perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit, dan bangunan-
bangunan umumnya. Sistem air panas digunakan pada daerah beriklim sejuk ataupun dingin
sehingga sistem plumbing air panas menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut
dengan benang-benang asbes supaya panasnya terjaga atau tidak terbuang keluar.

1. Instalasi Sentral
Pada jenis ini, air panas dibangkitkan disuatu tempat dalam gedung. Kemudian
dengan pipa distribusi dialirkan ke seluruh lokasi alat plambing yang
membutuhkan air panas. Biasanya digunakan bahan minyak bakar. Dari pemanas
biasanya air disimpan dalam suatu tangki air panas yang besar kemudian
didistribusikan ke dalam alat-alat plumbing. Instalasi sentral dibagi dua macam
yaitu sistem langsung/ terbuka dan sistem sirkulasi/ tertutup.

(sumber : https://www.slideshare.net/leeyurijoona/utilitas-gedung) [diakses 17 September 2019]

33
(sumber : https://www.slideshare.net/leeyurijoona/utilitas-gedung) [diakses 17 September 2019]

2. Instalasi Lokal
Pada jenis ini pemanasan air dipasang di tempat atau berdekatan dengan alat
plambing (plambing fixture) yang membutuhkan air panas. Kelebihan dari cara ini
adalah bahwa air panas dapat lebih cepat diperoleh, kehilangan kalor pada pipa
kecil sekali, pemasangan instalasi dan peraawatannya sederhana, dan harganya
cukup rendah.
Sistem pemanasan dengan instalasi local terdiri dari:
- Pemanasan sesaat (instantnequs)
Air dipanaskan dengan pipa-pipa di pasang di alat pemanas; sumber kalornya
didapat dari gas atau listrik air setelah dipanaskan langsung dialirkan ke alat
plambing.

(sumber : https://www.slideshare.net/leeyurijoona/utilitas-gedung) [diakses 17 September 2019]

- Pemanasan simpan (storage)


Air dipanaskan dalam suatu tangkiyang dapat menyimpan panas dalam jumlah
yang tidak terlalu besar (tidak lebih dari 100 L). sumber kalor juga dari listrik
atau gas, dan untuk memanaskan air dalam tangki tentunya diperlukan waktu
beberapa menit.

(sumber :
https://www.slideshare.net/leeyurijoona/uti
litas-gedung) [diakses 17 September 2019]
34
Alat pemanas yang sering digunakan:
1. Pemanas air dengan gas

Air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan. Sistem Penyediaan Air
Panas Ke Pancuran Mandi Dengan Pemanas Air Gas pemanas air dari gas memerlukan
tekanan minimum antara 0,25-0,7 kg/cm, sedangkan tekanan maksimum 3,0-4,0 kg/cm (yang
diizinkan). Cara kerja pemanas air dengan gas:

1. Setelah water heater selesai terpasang, aktifkan "api kecil" yang biasanya ada pada
area pemanasan (pembakaran) api kecil ini dikondisikan selalu hidup pada mesin
tersebut. bentuknya seperti api lilin yang memakai sumber tenaga gas yang ada
2. Setelah kran air panas - Dingin dibuka, maka air panas keluar pada kran tersebut
(jika telah diaktifkan sebelumnya) dan otomatis air dingin akan masuk kedalam mesin
pemanas tersebut
3. Air dingin itu masuk mengalir ke atas kedalam mesin dan air tersebut terdeteksi
oleh sensor air (Flow sensor) yang terhubung pada panel sirkuit
4. Panel sirkuit ini adalah panel rangkai alat listrik yang dirancang khusus untuk
otomatisasi penyetelan sistem pembakaran pada area pemanasan (pembakaran). api
otomatis akan lebih besar pada saat air dingin masuk dan kembali seperti semula (api
kecil) pada saat air dingin tidak lagi masuk ke mesin water heater tersebut
5. Setelah api hidup lebih besar pada sistem pembakaran, maka api ini akan
memanaskan pipa air panas yang ada pada bagian Pengubah Panas (Heat Exchanger).
sehingga air dingin yang berada pada pipa pembakaran tersebut menjadi panas juga.
6. Air panas inilah yang keluar dari mesin water heater tersebut sehingga bisa kita
alirkan kedalam rumah untuk keperluan kita, bisa untuk bathtub, shower, dsb
7. Demikian cara kerja mesin pemanas air dengan sistem gas ini, sehingga air yang
masuk kedalam mesin water heater ini bisa keluar menjadi panas melalui saluran pipa
air keluar yang disediakan
8. Masuknya air dingin kedalam mesin pemanas air ini otomatis akan terhenti apabila
kran air Panas- Dingin ditutup, sehingga pembakaran dengan api besar otomatis juga
terhenti dan kembali pada kondisi api kecil lagi. Begitu terus selanjutnya

35
(Sumber : https://waterheatergasmalang.wordpress.com/2014/09/03/jual-
pemanas-air-gas-lpg-paling-aman-di-malang-batu/)[diakses 7 September
2019]

2. Pemanas air listrik


Pemanas air listrik dibagi dua jenis, yaitu menggunakan tangki (storage) atau yang tidak
menggunakan tangki (tankless).

- Pemanas air listrik dengan tangki

Pemanas air listrik jenis ini menggunakan tangki sebagai tempat menyimpan air panas
sebelum digunakan. Ciri-cirinya berbentuk silinder horisontal atau vertikal dan karena
ukurannya cukup besar dan makan tempat, biasanya dipasang di luar kamar mandi. Dan air di
dalam tangki inilah yang dipanaskan sampai mencapai suhu yang dikehendaki. Komponen
dan cara kerjanya terlihat seperti gambar sebelah. Komponen utama alat ini adalah elemen
pemanas listrik yang terletak di bagian atas dan bawah tangki. Saat air dingin masuk ke
tangki, elemen pemanasnya mulai bekerja memanaskan air dalam tangki sampai mencapai
suhu yang dikehendaki. Dan ketika suhu air dalam tangki mulai turun, ke dua elemen
pemanas ini bekerja kembali memanaskan air sampai mencapai suhu yang telah di setting.
Dengan dimikian suhu air di dalam tangki selalu terjaga dan selalu tersedia setiap
dibutuhkan. Karenanya, pemanas air listrik pakai tangki ini pemakaian daya listriknya lebih
boros. Daya listrik terus tersedot untuk menjaga kestabilan suhu air dalam tangki sekalipun
tidak ada yang menggunakan air panas.

36
(sumber:
https://dwibaktipermana.wordpress.com/201
5/04/26/pemanas-air-water-heater/)[diakses 7
September 2019]

-. Pemanas air listrik tanpa tangki

Untuk jenis yang ke dua ini tidak memerlukan tangki. Jadi airnya tidak perlu ditampung
dulu. Sama seperti pemanas air gas tanpa tanki, pemanas air listrik tanpa tangki ini baru
bekerja memanaskan air saat kran air di buka. Air dari kran tidak langsung panas, perlu
waktu beberapa saat untuk mendapatkan air panas yang diinginkan. Lama nunggunya
tergantung dari besar kecilnya watt listrik alat tersebut. Semakin besar watt-nya semakin
cepat air panas keluar dari krannya, begitu juga sebaliknya. Cara kerja sama seperti pemanas
air gas tanpa tangki. Saat kran di buka, aliran air terdeteksi oleh sensor aliran air ( flow-
switch) dan mengaktifkan elemen pemanas di dalam heating module dan memanaskan air
sampai suhu yang diinginkan. Setelah mencapai suhu yang diinginkan atau kran di matikan (
flow switch tidak mendeteksi adanya aliran air lagi), secara otomatis elemen pemanas pun
mati. Jadi saat dibutuhkan saja alat ini bekerja. Dengan demikian konsumsi listriknya lebih
hemat, walaupun air panasnya tidak tersedia setiap saat. Harus nunggu dulu beberapa saat
setelah alat bekerja.

(Sumber : http://serval.com.pa/stiebel-eltron)
[diakses 7 September 2019]

37
3.Pemanas air energi surya

Untuk memanaskan air menggunakan energi matahari, kolektor, sering diikat ke atap atau
dinding menghadap matahari, memanaskan fluida kerja yang baik dipompa (sistem aktif) atau
didorong oleh konveksi alami (sistem pasif/Thermosyphon) melalui itu. Kolektor dapat
terbuat dari kotak kaca beratap sederhana terisolasi dengan penyerap surya datar terbuat dari
lembaran logam, yang melekat pada pipa tembaga dan berwarna gelap, atau set tabung logam
dikelilingi oleh silinder kaca dievakuasi (dekat vakum). Dalam kasus industri cermin
parabola dapat berkonsentrasi sinar matahari pada tabung. Panas yang disimpan dalam
tangki penyimpanan air panas. Volume tangki ini harus lebih besar dengan sistem pemanas
surya untuk memungkinkan untuk cuaca buruk, dan karena suhu akhir yang optimal bagi
kolektor surya lebih rendah dari perendaman khas atau pemanas pembakaran.

Perpindahan panas cairan (HTF) untuk penyerap mungkin air panas dari tangki, tapi lebih
sering (setidaknya dalam sistem aktif) adalah loop terpisah dari cairan yang mengandung
anti-beku dan inhibitor korosi yang memberikan panas ke tangki melalui penukar panas
(umumnya sebuah kumparan pipa tembaga dalam tangki). Konsep lain yang lebih rendah
pemeliharaan adalah 'drain-kembali': tidak ada anti-freeze diperlukan, melainkan semua pipa
yang miring menyebabkan air mengalir kembali ke tangki. Tangki tidak bertekanan dan
terbuka untuk tekanan atmosfer. Begitu pompa menutup off, arus berbalik dan pipa kosong
sebelum pembekuan dapat terjadi.

(sumber:
https://dwibaktipermana.wordpress.com/
2015/04/26/pemanas-air-water-
heater/)[diakses 7 September 2019]

38
Perumahan instalasi panas matahari jatuh ke dalam dua kelompok: pasif (kadang disebut
"kompak") dan aktif (kadang-kadang disebut "dipompa") sistem. Kedua biasanya meliputi
sumber energi tambahan (elemen pemanas listrik atau koneksi ke gas atau bahan bakar
minyak sistem pemanas sentral) yang diaktifkan bila air dalam tangki turun di bawah
pengaturan suhu minimum seperti 55 ° C Oleh karena itu, air panas selalu tersedia.

Kombinasi air surya pemanasan dan menggunakan panas back-up dari cerobong asap tungku
kayu untuk memanaskan air dapat mengaktifkan sistem air panas untuk bekerja sepanjang
tahun di iklim dingin, tanpa persyaratan tambahan panas dari sistem pemanas air surya yang
bertemu dengan fosil bahan bakar atau listrik.

(sumber :
http://hotwater.techindo.co/pemanasairsurya.
htm) [ diakses 7 September 2019]

Ketika sebuah pemanas air tenaga surya dan air panas sistem pemanas sentral yang
digunakan bersama, baik panas matahari akan terkonsentrasi dalam tangki pemanasan awal
yang feed ke dalam tangki dipanaskan oleh pemanas sentral, atau penukar panas matahari
akan menggantikan pemanasan yang lebih rendah unsur dan elemen atas akan tetap di tempat
untuk memberikan untuk setiap pemanas surya yang tidak dapat menyediakan. Namun,
kebutuhan primer untuk pemanasan sentral adalah pada malam hari dan di musim dingin
ketika matahari mendapatkan yang lebih rendah. Oleh karena itu, pemanas air surya untuk

39
mencuci dan mandi sering merupakan aplikasi yang lebih baik daripada pemanasan pusat
karena penawaran dan permintaan yang lebih baik yang cocok. Dalam iklim banyak, sistem

air panas matahari dapat memberikan sampai 85% energi air panas domestik. Hal ini dapat
mencakup domestik non-listrik berkonsentrasi sistem panas matahari. Di negara-negara
Eropa utara, air panas gabungan dan sistem pemanas ruang (combisystems surya) digunakan
untuk menyediakan 15 sampai 25% dari energi pemanas rumah.

Jenis-jenis pipa yang cocok untuk sistem air panas, yaitu:

1. Pipa CPVC (Chlorinate Poly Vinyl Chloride)


Pipa CPVC terbuat dari bahan yang sama dengan PVC, tetapi CPVC memiliki proses
klorinasi radikal bebas yang menambahkan klorin ke dalam bahan sehingga memiliki
keunggulan yaitu ketebalan pipa yang dapat bertahan lebih dari 1.800 derajat Celcius.
Pipa ini cocok untuk instalansi air panas maupun dingin karena memiliki ketahanan
yang kuat terhadap perubahan suhu yang tinngi dan drastic.

(sumber: https://www.indotrading.com/jual-pipa-cpvc/)[diakses 7
September 2019]

2. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)


Pipa galvanis adalah pipa air besi seng berlapis baja yang pemasangannya
membutuhkan proses yang lebih rumit. Instalasi pipa ini membutuhkan akurasi yang
lebih tinggi daripada pemasangan pipa kebanyakan yang pemotongannya lebih mudah
dilakukan. Pemasangan pipa GIP bisa di dalam dan di luar tanah. Pipa galvanis dapat
digunakan di berbagai lingkungan dari udara yang panas, lembab, daerah piggiran
hingga daerah dekat pantai. Pipa galvanis memiliki beberapa keuntungan yaitu ramah

40
lingkungan, pelapisan yang kokoh, dan dapat bertahan hingga 50 tahun dan jika di
tempatkan di pinggiran pantai maka akan bertahan 20-25 tahun.

(sumber : http://daftarhargapipa.com/pipa-
gip-galvanis/) [diakses 7 September 2019]

3. Pipa Tembaga
Pipa tembaga adalah tipe pipa yang kuat dan tahan lama, pada umumnya pipa tipe ini
lebih banyak digunakan untuk instalasi air bersuhu panas. Pipa tembaga bisa di
instalasi di dalam dan di luar tanah. Manfaat dari pipa tembaga memang lebih baik
dari pipa lainnya sehingga banyak yang suka memakainya walaupun harganya lebih
mahal. Selain itu pipa tembaga tidak akan melepas gas beracun walaupun terjadi
kebakaran karena tahan panas.

(sumber :
https://www.arrowasiaindonesia.com/product/pipa-
tembaga-6mm/)[diakses 7 September 2019]

4. Pipa Baja atau Steel Pipe


Tipe pipa baja ini dimanfaatkan untuk menganhkut cairan dan gas yang memiliki
suhu dan tekanan yang tinggi, contohnya untuk saluran air, gas , minyak, serta
bermacam macam cairan yang mudah terbakar. Dahulu pipa baja banyak digunakan
sebagai saluran air dan gas untuk rumah-rumah yang dibangun sebelum tahun 1960.

41
Karena seiring dengan waktunya berjalan, masyarakat lebih suka menggunakan pipa
CPVC karena pemasangannya lebih mudah dan ekonomis.

(sumber : http://poskotanews.com/2016/03/29/produk-pipa-
baja-wajib-penuhi-sni/) [diakses 7 September 2019]

5. Pipa Air PP-R


Pipa ini menggunakan material polypropylene random yang memiliki karakter yang
unik dapat menyalurkan air dengan tekanan dan suhu tinggi. Produk PP-R Pipe di
Indonesia biasanya berwarna hijau meskipun ada produk yang berwarna putih dan
abu-abu. Pipa air PP-R ini memiliki beberapa kelebihan yaitu higienis, bahannnya
ringan, daya hantar panas rendah,higienis, lentur, tahan gempa dan dapat di daur
ulang.

(sumber : https://pipaplastik.com/pipa/pipa-
ppr/)[diakses 7 September 2019]

6. PEX(Cross-linked Poyle Ethylene)


PEX adalah pipa yang terbuat dari polyethylene yang molekulnya saling mengunci
satu sama lain. Jenis pipa ini bisa digunakan untuk instalasi air dingin dan air panas.

42
Pipa PEX ini memiliki keuntungan yaitu anti karat, anti bocor, fleksibel, tahan lama,
dan harganya lebih ekonomis.

(sumber :
https://id.pinterest.com/pin/25283496656030
8819/?lp=true_) [diakses 7 September 2019]

7. Pipa Air HDPE (High Density Polyethylene)


Pipa air HDPE adlah pipa yang menggunakan material non-toxic yang memiliki
elastisitas yang tinggi. Pipa ini aman untuk menyalurkan air yang dibutuhkan untuk
konsumsi rumah tangga. Karena memiliki elastisitas yang tinggi, pipa ini sangatlah
cocok untuk tanah yang kurang stabil, curam dan rawan bencana.

(sumber:
http://pipawavin.com/products/wavin-
black/pipa/pipa-hdpe-pn-10/) [diakses 7
September 2019]

4.2 KAPASITAS AIR PANAS

Rumus menghitung kebutuhan air panas

Rumus:

Qd= (N) (qd)


Qn= (Qd) (qh)
V = (Qd) (v)
H = (Qd) (V) (th-tc)
43
Keterangan:
Qd = Jumlah air panas per hari (liter/hari)
Qhmax = Laju aliran air panas maksimum (liter/jam)
V = Volume tangki penyimpanan (liter)
H = Kapasitas pemanas (kcal/jam)
N = Jumlah orang pemakai air panas
th = Temperatur air panas (℃)
tc = Temperatur air dingin (℃)

Contoh soal:

(sumber : https://www.slideshare.net/wonderfulsenyaf/sistem-air-panas-plambing-
dan-pencegahan-kebakaran)[diakses 17 September 2019]

Dibawah terdapat tabel tentang kapasitas tangki dan suhu air panas untuk masyarakat dalam
menggunakan air panas di kehidupan sehari-hari.

(sumber : file:///C:/Users/user/Downloads/sni-
03-7065-2005-plambing(8).pdf) [diakses 7
September 17, 2019]

44
(sumber : file:///C:/Users/user/Downloads/sni-03-7065-2005-plambing(8).pdf) [diakses 7 September 2019]

(sumber : file:///C:/Users/user/Downloads/sni-03-7065-2005-plambing(8).pdf) [akses 7 September 2019]

45
BAB V
SISTEM AIR HUJAN
5.1 Pengertian air hujan
Drainase berarti mengeringkan atau mengalirkan. Dalam perkembangannya drainase adalah
suatu sistem dimana sistem itu dibuat dalam rangka untuk menangani persoalan kelebihan air
baik yang berada dipermukaan tanah maupun yang berada di bawah permukaan tanah.
Kelebihan air ini disebabkan oleh:
a. Intensitas hujan yang tinggi.
b. Durasi atau waktu turunnya hujan yang lama.
c. Air kotor (limbah) yang dihasilkan sebagai akibat adanya aktifitas masyarakat
(rumahtangga, industri dan lain sebagainya).

Sejalan dengan perkembangan umat manusia dan teknologi maka sistem drainase menjadi
suatu kebutuhan dalam suatu kawasan terutama dalam suatu kawasan perkotaan. Hal ini
disebabkan karena kawasan perkotaan yang identik dengan tingginya aktifitasmanusia,
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, minimnya lahan resapan air hujan danlain
sebagainya. Desain drainase perkotaan mempunyai kaitan langsung dengan tata gunalahan,
tata ruang kota, master plan dan kondisi sosial budaya masyarakat. Pengertiandrainase
perkotaan bukan hanya terbatas pada teknik penanganan kelebihan air, tetapilebih luas lagi
karena menyangkut berbagai aspek kehidupan di kawasan perkotaan.
Sistem drainase perkotaan harus didesain sedemikian rupa agar sejalan dengan perkembangan
masyarakat. Desain ini harus mempertimbangkan peningkatan jumlahpenduduk dimasa yang
akan datang, pertumbuhan industri, semakin bertambahnyakawasan-kawasan permukiman
dan level curah hujan yang terjadi. Sehingga dalambeberapa tahun ke depan dengan
perhitungan yang mempertimbangkan berbagai hal makasistem drainase yang ada akan bisa
mengatasi kelebihan air yang ada.

46
5.2 KAPASITAS AIR HUJAN
Cara Menghitung Besaran Pipa Pembuangan Air Hujan

Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasann m2. Sebagai standar ukuran pipa
pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:

Misal sebuah bangunan memiliki luas atap 1.200 m2. Berapa besaran pipa dan banyaknya
pipa air hujan yang dibutuhkan pada atap bangunan tersebut?

Jawab

Luas atap = 1.200 m2.


Hujan rata - rata di Indonesia kita ambil antara = 300-500 mm/m2/jam = 5 – 8 liter/menit.
Curah hujan = 1.200 m2 x 5-8 liter/menit = 6.000 – 9600 liter/menit.
Luas atap 1.200m2 dalam tabel di atas paling efesien menggunakan diameter 6” dengan
kapasitas 1.610 liter/menit.
Jika curah hujan = 8.000 liter/menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam waktu 1 x
6” = 8.000: 1.610 = 5 menit.
Untuk mempercepat pembuangan air diperlukan pipa 6” sebanyak 5 buah yang tersebar
letaknya sehingga air di atas atap pada saat tertentu akan terbuang keluar dalam waktu 1
menit.

DRAINASE GEDUNG
Setiap gedung yang direncanakan harus mempunyai perlengkapan drainase untuk
menyalurkan air hujan dari atap dan halaman dengan pengerasan di dalam lahan ke saluran
pembuangan campuran kota.
Pengaliran Air Hujan Dengan 2 Cara
1.Sistem Gravitasi
melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan dialirkanlangsung ke
saluran kota*.
2. Sistem Bertekanan (Storm water)

47
Air hujan yang masuk ke lantai basement melalui ramp dan air buangan lain yang
berasal dari cuci mobil dan sebagainya dalam bakpenampungan sementara (sump
pit) di lantai basement terendahuntuk kemudian dipompakan keluar menuju saluran
kota.

Peralatan Sistem Drainase dan Air Hujan


1.Pompa Drainase (Storm water Pump)
Pompa drainase berfungsi untuk memompakan air dari bakpenampungan sementara
menuju saluran utama bangunan. Pompa yang digunakan adalah jenis submersible
pump (pompa terendam) dengan system operasi umumnya automatic dengan
bantuan level control yang ada di pompa dan system parallel alternate.
2. Pipa Air Hujan
Pipa air hujan berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari atap menuju riol bangunan.
Bahan yang dipakai adalah PVC klas 10 bar.
3. Roof Drain
Roof Drain berfungsi sama dengan floor drain, hanya penempatannya di atap
bangunan dan air yang dialirkan adalah air hujan. Bahan yang dipakai adalah cast
iron dengan diberi saringan berbentuk kubah diatasnya.
4.Balcony Drain
Berfungsi sama seperti roof drain, hanya penempatannya pada balkon.

Berikut adalah tips praktis menghitung luasan atap bangunan untuk atap flat, limas,
pelana dan perisai:

1. Cara menghitung luasan atap flat datar.

Cara ini pada umumnya dipakai untuk rumah dengan dak beton cor. Adapaun
cara perhitungannya adalah sebagai berikut
Rumus:

Kebutuhan luasan atap = panjang x lebar

Misalnya sebagai contoh, rumah dengan ukuran 6m x 10m dan overstek atap 0.8
m, maka perhitungan luasan atapnya adalah sebagai berikut

= ( 6 + 1.6 )m x ( 10 + 1.6 )m
= ( 7.6 m x 11.6 m)
= 88.16 m2

2. Cara menghitung luasan atap limas/perisai/pelana


Untuk menghitung luasan atap bangunan yang berbentuk limas/perisai/pelana
menggunakan rumus berikut:

48
Kebutuhan luasan atap = (panjang x lebar )/ Cos (Z)

Contoh rumah dengan ukuran 6m x 10m dan overstek atap 0.8, Sdeang sudut
keiringan atap 30 derajat.
Maka perhitungan luasan atapnya adalah:

=((6 + 1.6)m x (10 + 1.6)m) / (cos 30)


= (7.6m x 11.6m) / (cos 30)
= 88.16 m2/ 0.866
=101.80138 m2

Catatan:
Rumus ini masih bisa dipakai untuk menghitung padad atap rumah yang
berbentuk campuran perisai dan pelana.

5.3 Jenis-jenis air drainase


jenis-jenis drainase dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian yaitu:

a. Jenis drainase ditinjau dari cara terbentuknya.

• Drainase alamiah

yaitu saluran drainase yang terbentuk sebagai akibat adanya gerusan air yang mengikuti pola
kontur tanah. Drainase ini biasanya terbentuk pada daerah yang cukup kemiringannya.
Sehingga secara alamiah air akan mengalir dengan sendirinya dan masuk ke sungai-sungai
yang ada dibawahnya. Pada kondisi tanah tertentu sebagian air akan meresap kedalam tanah
(infiltasi)dan dalam proses selanjutnya air akan mengalir sehingga menjadi aliran antara (sub
surface flow) menuju ke sungai. Atau bisa juga air tersebut akan masuk teruske dalam tanah
(perkolasi) hingga bercampur dengan air tanah dan mengalirsebagai aliran air tanah (ground
water flow) menuju ke sungai-sungai.
• Drainase buatan

49
InfoPublic 1 PT.Aneka Adhilogam Karya 1

adalah suatu sistem drainase yang dibuat dengan maksud dantujuan tertentu serta merupakan
hasil rekayasa yang berdasarkan hitungan-hitungan tertentu pula. Sistem drainase ini ada
karena merupakan salah saturekayasa dalam penyempurnaan atau mengisi kekurangan sistem
drainase alamiah yang telah ada.

b. Jenis drainase berdasarkan sistem pengalirannya.

• Drainase dengan sistem jaringan

Maria Infiniferro 1

adalah suatu sistem pengeringan ataupengaliran air pada suatu kawasan tertentu yang
dilakukan dengan jalanmengalirkan air melalui suatu sistem tata saluran dengan berbagai
bangunan-bangunan pelengkapnya.
• Drainase dengan sistem resapan

50
Drainase Vertikal Konata - WordPress.com 1

adalah suatu sistem pengeringan ataupengaliran air yang dilakukan dengan cara meresapkan
air ke dalam tanah. Caraperesapan ini dapat dilakukan secara langsung terhadap genangan air
dipermukaan tanah ke dalam tanah atau melalui sumur resapan/saluran resapan. Sistem ini
biasanya dipergunakan dalam usaha konservasi air.

c. Jenis drainase ditinjau berdasarkan dari tujuan pembuatan drainase.

• Drainase perkotaan

Umar Civil Engineering 1

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 239 Tahun 1987 yang
dimaksud dengan drainase perkotaan adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi
mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air,
baik dari hujan lokal maupun luapan sungai yang melintas di dalam kota.

51
Sedangkan pengertian lain dari drainase perkotaan adalah suatu sistem pengeringan atau
pengaliran dari wilayah perkotaan ke sungai yang ada ataumelintasi wilayah perkotaan
sehingga wilayah perkotaan itu sendiri tidak tergenangi air.
• Drainase daerah pertanian

Desa Legowetan 1

adalah pengeringan atau pengaliran air di daerah pertanian baik di persawahan maupun
daerah sekitarnya yang bertujuan untuk mencegah kelebihan air agar pertumbuhan tanaman
tidak terganggu.

• Drainase lapangan terbang

Maria Infiniferro Rekayasa Drainase 1

yaitu pengeringan atau pengaliran air di kawasanlapangan terbang terutama pada runaway
(landasan pacu) dan Taxiway sehinggakegiatan penerbangan baik take off, landing maupun
taxing tidak terhambat.
• Drainase jalan raya

52
Materi Teknik Sipilku - Blogger.com 1

adalah pengeringan atau pengaliran air dipermukaan jalan yang bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada badan jalan dan menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Drainase ini
biasanya berupa saluran di kiri dankanan jalan serta gorong-gorong yang melintas dibawah
badan jalan.

• Drainase jalan kereta api

PT. GAPURA KARYA MANDIRI 1

adalah pengeringan atau pengaliran air disepanjang jalur rel kereta api yang bertujuan untuk
menghindari kerusakan pada jalur relkereta api.
• Drainase pada tanggul dan dam

53
WordPress.com 1

adalah pengaliran air di daerah sisi luar tangguldan dam yang bertujuan untuk mencegah
keruntuhan tanggul dan dam akibaterosi rembesan aliran air.
• Drainase lapangan olah raga

CivilEngineering 1

adalah pengeringan atu pengaliran air pada suatulapangan olah raga seperti lapangan sepak
bola dan lainnya yang bertujuan agarkegiatan olah raga tidak terganggu meskipun dalam
kondisi hujan.

• Drainase untuk keindahan kota

Tribun Travel - tribbunnews.com 1

adalah bagian dari drainase perkotaan, namundalam pembuatannya drainase ini ditujukan
pada sisi estetika seperti pada tempat rekreasi dan lain sebagainya.
• Drainase untuk kesehatan lingkungan
adalah drainase yang juga merupakanbagian dari drainase perkotaan, dimana pengeringan
dan pengaliran air bertujuan untuk mencegah genangan yang dapat menimbulkan wabah
penyakit.

54
Prinsip dasar sistem penyaluran air hujan
Bangunan yang dilengkapi dengan sistem plambing harus dilengkapi dengan sistem drainase
untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun jalur terbuka yang mengaliran
air. Air hujan yang dibawa dalam sistem plambing ini harus disalurkan kedalam lokasi
pembuangan untuk air hujan karena tidak boleh air hujan disalurkan kedalam sistem
plambing air buangan yang hanya bertujuan untuk menyalurkan air buangan saja atau
disalurkan ke suatu tempat sehingga air hujan dalam suatu tempat sehingga air hujan tersebut
akan mengalir ke jalan umum, menyebabkan erosi atau genangan air.
Bila terdapat sistem plambing air buangan dan air hujan dalam satu gedung maka tidak
dianjurkan untuk digabungkan kecuali hanya pada lantai paling bawah saja. Sistem plambing
air hujan yang digabung dengan air buangan pada lantai terbawah harus dlengkapi dengan
perangkap untuk mencegah keluarnya gas dan bau tidak enak dari sistem tersebut.
Perangkap yang terpasang pun harus berukuran minimal sama dengan pipa mendatar yang
terpasang bersama. Dan harus dilengkapi dengan pembersih di tiap ujungnya yang terletak
didalam gedung. Pada ujung dimana air masuk, harus dilengkapi dengan penahan kotoran
agar sistem plambig air hujan tidak terganggu.
Gutter (talang atap) dan leader (talang tegak) air hujan digunakan untuk menangkap air hujan
yang jatuh keatas atap atau bidang tangkap lainnya diatas tanah. Dari leader kemudian
dihubungkan ke titik titik pengeluaran, umumnya ke permukaan tanah atau sistem drainase
bawah tanah (underground drain). Tidak diperkenankan menghubungkannya dengan sistem
saluran saniter. Talang tegak dapat ditempatkan didalam ruangan (conductor) maupun diluar
bangunan (leader).

5. Sistem Air Hujan


Ketentuan Umum:
1. Gedung harus memiliki perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap
dan halaman atau pekarangan dengan pengerasan didalam persil (sebidang tanah
dengan ukuran tertentu seperti untuk perkebunan atau perumahan) ke saluran air
hujan kota atau saluran pembuangan campuran kota. Pada daerah yang tidak terdapat
saluran tersebut, pengaliran air hujan dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
2. Setiap persil berhak menyalurkan air hujan ke saluran air hujan kota.

1. Perencanaan pipa air hujan harus memenuhi ketentuan seperti berikut:

(1) Pipa air hujan tidak boleh ditempatkan pada:

55
shallot.ru 1

- Dalam ruang tangga


- Sumuran alat pengangkat
- Dibawah lift atau dibawah beban imbangan lift
- Langsung diatas tangski air minum tanpa tekanan
- Diatas lubang pemeriksaan tangki air minum yang bertekanan
- Diatas lantai yang digunakan untuk pembuatan persiapan pembungkusan
penyimpanan atau peragaan makanan.

(2) Penempatan ujung buntu dilarang pada jaringan air hujan, kecuali bila diperlukan
untuk mmperpanjang pipa lubang pembersih

2. Kemiringan dan perubahan arah pipa air hujan

56
WikiHow.com 1

Ukur dan buatlah rancangan garis tata letak talang menggunakan kapur garis. Anda
tentunya menginginkan agar talang Anda bekerja dengan baik, dan untuk itu talang
harus dipasang agak menurun ke sudut bawah agar dapat mengalirkan air menuju pipa
vertikal. Ketentuannya yaitu:

(1) Pipa air hujan datar yang berukuran sampai dengan 75 mm harus dipasang dengan
kemiringan minimal 2% dan untuk pipa yang berukuran lebihbesar minimal 1%.
Kemiringan yang lebih kecil hanya diperbolehkan apabila secara khusus
dibenarkan oleh pejabat yang berwenang.
(2) Perubahan arah pipa air hujan harus dibuat Y 45o, belokan jari-jari besar 90o,
belokan 60o, 45o, 22.5o atau gabungan belokan tersebut atau gabungan
penyambung ekuivalen yang dibenarkan
(3) Belokan jari-jari pendek, dan T saniter tunggal atau ganda hanya diijinkan
pemasangannya pada pipa air hujan.

3. Fiting dan penyambungan dilarang

Bukalapak.com 1 Indonesia Project 1

(1) Ulir menerus, sambungan klem atau sadel tidak boleh dipergunakan pada pipa air
hujan.

57
(2) Fitting, sambungan, peralatan dan cara penyambungannya tidak boleh
menghambat aliran air atau udara dalam pipa air hujan.
(3) Soket ganda tidak boleh dipakai pada pemasangan pipa air hujan. Soket harus
dipasang berlawanan dengan arah aliran. Cabang T pipa air hujan tidak boleh
dipakai sebagai cabang masuk pipa air buangan.
(4) Tumit atau belokan 45o dengan lubang masuk samping tidak boleh digunakan
sebagai penyambungan ven pada pipa air hujan dan pipa air buangan apabila tumit
atau lubang masuk samping tersebut ditempatkan mendatar.

5.5 Drainase atap

Home.co.id shallot.ru 2

Drainase atap dengan ketentuan sbagai berikut:


1. Drainase atap harus kedap air
2. Saringan harus dipasang pada lubang talang tegak. Saringan harus menonjol
sekurang-kurangnya 10 cm diatas permukaan atap atau talang datar diukur dari lubang
masuk talang tegak. Jumlah luas luang saringan tidak boleh lebih kecil dari 1,5 kali
luas penamang taang tegak. Saringan pada rainase atap atau geladak tempat
menjemur, geladak parkir atau tempat sejenis itu yang dipelihara teratur dapat
digunakan jenis saringan rata yang dipasang rata dengan permukaan geladak, untuk
jenis saringan itu jumlah lua lubangya tidak boleh kurang dari 2 kali luas penampang
talang tegak.

Perangkap pada saluran pembuangan air hujan


1. Penggunaan perangkap

Alibaba.com 1

58
Perangkap individu harus dipasang pada cabang datar untuk melayani tiaptalang tegak
atau tiap daerah drainase, bila talang tegak dan saluran pembuangan air hujan
disambungkan pada drainase gedung gabungan atau saluran pembuangan gedung
gabungan. Sebuah perangkap tunggal harus dipasang pada pipa utama pembuangan
air hujan sebelum disambungkan dengan pipa drainase gedung gabungan, salran
pembuangan gedung gabungan atau saluran pembuangan umum gabungan.

2. Lubang pembersih perangkap

docplayer.info 1

Perangkap yang dipasang pada pipa pembuangan air hujan harus dilengkapi dengan
lubang pembersih yang ditempatkan pada bagian masuk aliran yang mudah dicapai.

Ukuran jenis drainase


1. Pembuangan air hujan gedung dan cabang-cabang mendatarnya

Ukuran saluran pembuangan air hujan gedung dan setiap pipa cabang datarnya
dengan kemiringan 4% atau lebih kecil harus didasarkan pada jumlah daerah drainase
yang dilayaninya.

2. Drainase tanah bawah

59
SlideShare 1

Ukuran drainase tanah bawah yang dipasang bawah lantai keider (besmen) atau
disekeliling tembok (dinding) luar suatu gedung harus lebih besar atau sama dengan
100mm.

3. Pipa tegak air hujan

talangairhujan.blogspot.com 1 garudajaya.com

Ukuran talang air hujan didaasarkan pada luas atap yang dilayani yang diijinkan
untuk talangnya. Apabila atap tersebut mendapat tambahan air hujan dari dinding
yang berdekatan harus ditambah dengan memperhitungkan 50% luas dinding terluas
yang dianggap sebagai atap.

60
4. Talang atap

Civilengineering.blospot.com magna-system.net 1

tokopedia.com 1

Ukuran talang atap setengah lingkaran didasarkan pada luas atap yang dilayaninya
dan sesuai dengan tabel berikut:
Ukuran
Pipa tegak pipa datar pembuangan
pipa talang atap datar terbuka
air hujan air hujan
mm
kemiringan kemiringan
1% 2% 4% 1/2% 1% 2% 4%
50 63
65 120
80 200 75 105 150 15 20 30 40
100 425 170 245 345 30 45 65 90
125 800 310 435 620 55 80 115 160
150 1290 490 700 990 85 125 175 250
200 2690 1065 1510 2135 180 260 365 520
250 1920 2710 3845 330 470 665 945
300 3090 4365 6185
350 5525 7800 11055

61
Perencanaan jaringan pembuangan campuran

dokumen.tips 1

1. Jaringan air kotor dan air hujan

Jaringan pembuangan air kotor harus terpisah seluruhnya dari jaringan pembuangan
air hujan gedung. Bila terdapat saluran pembuangan dengan jaringan campuran, maka
saluran air hujan gedung dapat dihubungkan dengan saluran pembuangan gedung
campuran pada bidang horisontal yang sama, dengan Y tunggal yang terletak minimal
3m dari suatu cabang saluran pembuangan air kotor.

2. Jaringan air limbah dan air hujan

Jaringan pembuangan air limbah dan pembuangan air hujan harus dipisahkan. Bila
terdapat saluran umum gabungan yang dapat menampung air hujan, maka saluran
pembuangan air hujan gedung dan saluran pembuangan limbah gdung dapat
disambungkan ke saluran pembuangan gedung gabungan pada bidang datar dengan
fiting Y-tunggal yang ditempatkan minimal 3m dari suatu cabang pembuangan air
limbah.

3. Ukuran saluran pembuangan

pedaleman.desa.id 1

62
Ukuran setiap saluran gabungan harus didasarkan pada daerah drainase ekuivalen
dengan jumlah beba drainase air hujan dan saniter, dan ditentukan sebagai saluran
pembuanga air hujan datar, beban pembuanngan air limbah harus dikonversikan
sebagai daerah drainase selanjutnya ditambahkan pada daerah drainase air hujan.
Beban pembuangan air limbah harus dikonversikan:
1. Bila jumlah beban alat plambing pada saluran gabungan lebih kecil dari 256
UBAP, maka beban pembuangan air limbah harus dianggap ekuivalen dengan 10
m2 daerah drainase air hujan (untuk curah hujan 1mm mm/jam).
2. Bila jumlah beban alat plambing pada salran gabungan lebih besar dari 256
UBAP, maka beban pembuangan air limbah harus dihitung dengan anggapan
bahwa setiap UBAP ekuivalen dengn 0,4 m2 dasar drainase air hujan.
3. Bila terdapat aliran yang menerus atau terputus-putus dari pompa injektor,
perlengkapan alat pengkondisian udara atau perlengkapan sejenis, kedalam salran
pengering atau saluran pembuangan, maka aliran dalam liter/menit harus dihitung
ekuivalen dengan 0,58 m2 daerah drainase air hujan.

63
BAB VI
SAMPAH

6.1 Pengertian sampah

Menurut Tanjung, Sampah merupakan sesuatu yang tidak berguna lagi, yang dibuang
oleh pemakainya.

Menurut Bahar, Sampah merupakan barang buangan berupa bahan padat yang
mengakibatkan turunnya nilai estetika lingkungan, nilai sumber daya, membawa penyakit,
menimbulkan polusi, menyumbat saluran air, & banyak dampak negatif lainnya.

Menurut Kodoatie, Sampah merupakan limbah atau barang buangan yang bersifat padat
ataupun setengah padat, yang berasal dari hasil dari kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan
makhluk hidup.

Menurut Setyo Purwendro, Sampah merupakan bahan yang padat telah dibuang dari
aktivitas rumah, tangga, hotel, pasar, industri, & aktivitas manusia lainnya sehingga sampah
juga dapat diartikan sebagai sampingan dari aktivitas manusia yang tidak terpakai.

Menurut Darmadi, Sampah merupakan produk buangan yang berbentuk padat dengan
komposisi bahan organik dan anorganik.

Menurut Azwar, sampah merupakan hal yang tidak disenangi, tidak terpakai lagi,
berasal dari kegiatan manusia & bersifat padat.

Menurut Basriyanta, Sampah merupakan barang yang dianggap tidak dapat dipakai lagi
dan dibuang oleh pemakai sebelumnya, akan tetapi masih akan mungkin dapat dipakai atau
diolah kembali.

Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Menurut Undang-Undang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan


sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk

64
padat. Sampah spesifik adalah sampah karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus.

Pengertian sampah berdasarkan kamus lingkungan yang terbit pada tahun 1994 yaitu
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalam produksi/ pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi
berlebihan atau buangan.

Istilah lingkungan untuk manajemen, ecolink 1996, sampah adalah suatu bahan yang
terbuangatau dibuangdari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-


ulangan, atau pembuangan material sampah.

Jenis-jenis Sampah

1. berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi 5 yaitu:


 sampah alam adalah sampah yang dihasilkan oleh alam seperti daun-daun yang
dihasilkan oleh Alam/lingkungan itu sendiri.
 Sampah manusia (human waste) adalah sampah yang berasal dari hasil
pencernaan manusia seperti urin dan feses.
 Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh konsumsi manusia,
kemudian dibuang ketempat sampah.
 Sampah nuklir merupakan sampah yang berasal dari fusi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan
hidup.
 Sampah industry merupakan sampah yang berasal dari aktivitas industry seperti
proses pertambangan, manufaktur, serta sampah barang konsumsi.

2. sampah berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi 2 yakni, sampah organic dan
sampah an organic
3. sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu:
 garbage: merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa makanan dan
minuman.

65
 Rubbish: merupakan sampah kering seperti kertas, plastic, dan kaleng
 Dust: merupakan sampah yang ukurannya kecil berupa debu, serperti serat
kain, atau serat benang.

 sampah organic adalah sampah yang dapat terurai sendiri tanpa bantuan alat
lain. Misalnya dalah daun, sampah sayuran, daging san lain-lain.
 Sampah an organic adalah sisa material yang tidak dapat terurai sendiri/harus
diolah dahulu. Misalnya adalah sampah plastic, logam, keramik, kaca dan
sebagainya.
4. sampah berdasarkan bentuknya dapat dibedakan menjadi 2 yakni, sampah padat dan
sampah cair
 sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan
sampah cair. Berdasarkan kemampuan untuk diurai oleh alam (biodegradability)
maka sampah padat ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu biodegradable dan non-
biodegradable. Sampah non-biodegradable dapat dibagi menjadi 2 yaitu
recyclable dan non-recyclable.

 Sampah cair adalah bahan berbentuk cair yang sudah tidak digunakan lagi dan
dibuang tempat pembuangan sampah. Sampah cair ini dibagi menjadi dua jenis
yaitu: limbah hitam dan limbah rumah tangga.

66
Limbah sampah:

limbah sampah merupakan buangan dari bangunan-bangunan, bangunan itu biasanya


adalah bangunan yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan tertentu separti pabrik, hotel,
restoran dan lainya. Karena hasil limbah buangan itu dapat berbentuk cair maupun padat
maka perlu diberikan tempat khusus yang sering disebut Gudang sampah yang dapat
menampung sampah-sampah sementara, yang nantinya perlu dibuang ke luar dari bangunan
tersebut.

Sistem:

Untuk bangunan bertingkat yang perlu disiapkan adalah:

1. Boks-boks untuk tempat pembuangan yang terletak di tempat-tempat bagian servis


disetiap lantai.

67
2. Boks penampungan di bagian paling bawah berupa ruangan/Gudang dengan
dilengkapi kereta-kereta bak sampah.

Komponen dalam sistem pembuangan sampah :

Komponen-komponen dalam sistem pembuangan smapah sebenarnya tidak terlalu


banyak. Salah satunya yang paling penting dan paling mendasar adalah tempat sampah dan
juga lokasi untuk penampungan sampah (layout).

Masing-masing boks setiap lantai dihubungkan pipa penghubung dari beton


/PVC/asbes dengan diameter 10”-14”. Dinding paling atas memberikan lubang untuk udara
dan dilengkapi dengan kran air untuk pembersihan atau pemadaman sementara kalua terjadi
kebakaran di lubang sampah tersebut.

Gudang sampah harus dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas:

1. Kran air untuk permbersih


2. Sprinkler untuk mencegah kebakaran,
3. Lampu sebagai penerangan, dan
4. Alat pendingin untuk bak sampah basah supaya tidak terjadi pembusukan.

Gudang sampah ini harus berukuran besar baik luas dan tingginya sesuai dengan fungsi
bangunan, dapat dijangkau oleh kendaraan sampah.

68
Sampah bisa menjadi ancaman maupun peluang. Dikatakan ancaman apabila sampah tersebut
dan menyebabkan gangguan kesehatan/ penyakit, mengganggu keindahan/estetika,
mengurangi kenyamanan, dan dapat menyebabkan banjir. Dan dapat dikatakan peluang
apabila dari sampah tersebut kita bisa memanfaatkan sebagai bisnis/usaha yang menghasilkan
lapangan kerja, sumber energi, dan juga produk daur ulang yang bermaanfaat.

Sampah organic

sampah organic adalah sampah yang dapat terurai sendiri tanpa bantuan alat lain.
Misalnya adalah daun, sampah sayuran, daging dan lain-lain.

sampah organic dapat diolah menjadi pupuk yang berfungsi sebagai penyuburan tanaman
secara alami atau terurai sendiri.

Sampah organic umumnya dihasilkan oleh alam, pertanian dan dapat juga dihasilkan
oleh rumah tangga, misalnya seperti sayuran yang sudah tidak dipakai sehingga dibuang di
tempat sampah yang kemudian disebut sebagai smapah organic.

Syarat umum untuk TPA:

1. Tanah harus kedap air,


2. Luas,
3. Pemakaian dalam jangka Panjang misalnya 5-10tahun,
4. Tidak dekat dengan pusat pelayanan,
5. Tidak membahayakan lingkungan atau sumber air,
6. Pengolahan dan pembuangan akhir.

69
Sarana pendukung dalam pengolahan sampah:

1. Buldozer, digunakan sebagai peralatan untuk meratakan, mengeruk, dan memadatkan


sampah.

2. Crawler Loader, digunakan sabagai peralatan untuk memadatkan tanah lunak


yang terdapat pada lokasi.

3. Scraper, digunakan sabagai peralatan untuk pengurukan dan perataan tanah.

70
4. Landfill Campactor, digunakan sabagai peralatan untuk pemadatan dan
timbunan sampah pada lokasi data.

5. Power Shovel, digunakan sabagai penggali, parata, penggunungan dan pemadatan


sampah.

71
6. Dump Truck

72
6.2 Hierarki sampah

Hierarki sampah merujuk pada 3M. mengurangi sampah, menggunakan kembali


sampah, dan daur ulang yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan
keinginan dari segi minimalis sampah. Tujuan dari limbah hierarki untuk mengambil
keuntungan maksimum dari produk-produk praktis dan menghasilkan jumlah minimum
limbah.

Cara mengolah sampah yang baik bisa dilakukan dengan beberapa tahap:

1. Yang pertama dalam hal pengumpulan sampah atau pemilahan sampah organic/an
organic

Pengumpulan sampah ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu
dimana bisa membuang sampah pada tempatnya dan memilah smapah berdasarkan
sifatnya misalnya sampah organic atau an organic. Biasanya disediakan 2 tempat sampah
yang berada di tempat-tempat tertentu, biasanya di tempat umum seperti taman
disediakan tempat smpah beserta keterangan untuk sampah organic ataupun an organic.
Setelah sampah terkumpul biasanya dibawa ke tps (tempat pembuangan sampah).

2. Pemusnahan atau pngolahan sampah


Pengolahan atau pemusnahan sampah dapat dilakukan dengan banyak cara
berdasarkan sifat sampahnya misalnya:
2.1 Mencoba menanam landfill, yaitu pemusnahan sampah dengan cara
membuat lubang di tanah. Lalu sampah tersebut dimasukkan dan ditimbuh
dengan menggunakan tanah.

73
2.2 Dengan cara dibakar yaitu memusnahkan sampah dengan cara membakar
sampah tersebut, di dalam sebuah tungku pembakaran namun dapat
menyebabkan polusi udara.

2.3 Menjadikan sampah itu pupuk yaitu mengolah sampah dengan membuat
sampah tersebut menjadi pupuk kompos. Khususnya untuk jenis sampah
organik yang berupa dedaunan, sisa-sisa makanan, dan jenis sampah lainnya
yang membusuk.

74
3. Pengolahan sampah untuk menghindari pencemaran lingkungan

Sampah organic dalam diolah dengan cara pengomposan,pengolahan ini merupakan


pengolahan yang paling efektif karena dapat mengendalikan bahaya yang dapat terjadi tidak
seperti pembakan. Pengomposan adalah penguraian dan pemantapan bahan organik, secara
biologi dengan suhu yang tinggi.
Hasil akhir dari pengomposan tersebut adalah bahan yang cukup bagus untuk
diaplikasikan ke tanah. Pengomposan tersebut dapat dilakukan dengan cara yang bersih,
namun tanpa menghasilkan kegaduhan baik di luar maupun di dalam suatu ruangan.
Teknologi dari pengomposan ini cukup beragam.
Teknologi pengomposan tersebut dapat dilakukan dengan cara aerobik, dan
anaerobik, dengan bahan tambahan atau pun tidak. Bahan tambahan yang biasanya digunakan
untuk proses pengomposan misalnya, aktivator kompos atau bisa juga dengan menggunakan
cacing.
Keunggulan dari pengomposan tersebut adalah menggunakan teknologi yang
sederhana, biaya penanganan yang cukup rendah, dan dapat menangani sampah dengan
jumlah yang banyak. Atau tergantung pada luas atau tidaknya lahan yang digunakan. Cara
yang paling banyak digunakan dalam proses pengomposan yaitu aerobik karena mudah dan
juga murah.
Cara aerobik juga biasanya tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.
Selain itu dekomposisi bahannya juga dilakukan oleh mikroorganisme, di dalam bahan itu
sendiri. Yang dibantu dengan udara. Lain halnya dengan cara anaerobik, yang memanfaatkan
mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

75
Hasil yang didapat dari proses pengomposan ini, akan menjadi bahan yang sangat
dibutuhkan untuk kepentingan tanah pertanian di Indonesia. juga sebagai upaya dalam
memperbaiki sifat kimia, fisika, dan biologi tanah, dan produksi tanaman pun akan menjadi
lebih tinggi.
Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan sampah ini juga, dapat digunakan
untuk menguatkan struktur lahan kritis, untuk menggemburkan tanah pertanian,
menggemburkan kembali tanah pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA, sebagai
eklamasi pantai setelah penambangan, sebagai media tanam, dan mengurangi penggunaan
pupuk kimia.

Bencana yang ditimbulkan apabila sampah tidak diatasi :


1. Banjir
2. Tanah longsor
3. Percemaran lingkungan
4. Sumber penyakit
Tujuan dari pengelolaan sampah :
1. Mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis.
2. Mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup.
3. Mengurangi limbah sampah yang terlalu berlebih.

76
6.3 PENGERTIAN SAMPAH ANORGANIK
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan non hayati, produk sintetik dan
juga pengolahan barang tambang. Contoh dari sampah anorganik adalah: botol plastic, tas
plastic, dan kaleng. Sampah anorganik ini hanya dapat didaur ulang atau dikurangi
penggunaannya agar tidak semakin menumpuk dan menimbulkan berbagai jenis masalah.
Material yang dapat didaur ulang: kaca, plastic, kertas, logam, tekstil, dan barang elektronik.
Daur ulang adalah proses penggunaan kembali material sampah menjadi produk yang
berbeda atau ekstraksi material berharga dari sampah.
Hirarki sampah yaitu dengan melalukan 3M, yaitu mengurangi sampah, menggunakan
kembali dan medaur ulang sampah.

Rumus komposisi (%berat) = berat komponen sampah (kg)


Berat total sampah yang diukur (kg)

Rumus timbulan sampah perhari


= berat sampah(kg)
Jumlah unit penghasil sampah (m2/orang/tempat tidur)
= volume sampah (L)
jumlah unit penghasil sampah (m2/orang/tempat tidur)

pengukuran komposisi sampah ini berdasarkan SNI 19-3964-1994 yaitu pemilahan


berdasarkan sampah organic dan anorganik.
Sumber studi komposisi dan karakteristik BPPT 1994
Komposisi dan karakteristik sampah rata-rata.
No Komponen % Kadar air N. kalor/kkal/kg
1 organik 73,98 47,08 674,57
2 kertas 10,18 4,97 235,55
3 kaca 1,75
4 Plastic 7,86 2,28 555,46
5 Logam 2,04
6 Kayu 0,98 0,32 38,28
7 Kain 1,57 0,63 42,64
8 Karet 0,55 0,02 7,46
9 Baterai 0,29
10 Lain-lain 0,86
total 100 55,3 1553,96

77
Hunian yang baik harus memiliki tempat pembuangan sampah yang sesuai dengan peraturan
dalam pemilahan sampah. Setidaknya memiliki 5 kategori tempat sampat sampah yaitu:
 Tempat sampah organic berwarna hijau yaitu tempat sampah yang khusus digunakan
untuk membuang sampah-sampah yang mudah terurai seperti contohnya sampah
daun, sampah sisa rumahtangga (sayuran, sisa buah)
 Tempat sampah khusus untuk gelas dll berwarna kuning: tempat sampah ini
digunakan untuk sampah daur ulang yang berupa gelas, botol, berbahan kaca maupun
plastic serta alumunium.
 Tempat sampah khusus untuk kertas berwarna biru: tempat sampah ini digunakan
khusus untuk menampung sampah kertas.
 Tempat sampah khusus menampung bahan beracun dan berbahaya berwarna merah:
tempat sampah yang hanya menampung bahan-bahan berbahaya seperti sisa obat-
obatan, jarum, dan sisa-sisa pengobatan (rumah sakit dan klinik).
 Tempat sampah residu berwarna hitam: tempat sampah ini hanya menampung sampah
residu. Residu adalah sisa yang berperan sebagai kontaminan atau ampas atau
pengotor.

sumber gambar: https://slideplayer.info/slide/12051242

78
sumber: https://generasi3r.wordpress.com
gambar diatas adalah salahsatu contoh tempat sampah yang dapat diterapkan disetiap rumah.
Selain rapid an tertata dengan baik namun juga dapat mempermudah penghuni dalam
memilah sampahnya sendiri. Hal ini perlu dilakukan agar petugaskebersihan dapat dengan
mudah mengangkut sampah dan mengolahnya.

mari terus suarakan slogan ini agar kita menjadi sadar dan makin mencintai bumi tercinta.

79
Macam-macam perencanaan tempat pembuangan sampah dalam bangunan dibagi menjadi 2
yaitu:
1. System pembuangan sampah dalam bangunan rumah tinggal.
Sampah dibuang ditempat sampah dalam rumah, keudian dikumpulkan dalam bak
sampah dalam site untuk dibuang ke TPA (tempat pembuangan akhir)
2. System pembuangan sampah dalam bangunan berlantai banyak
Sampah dikumpulkan dalam tempat sampah kemudian diturunkan kelantai melalui
koker sampah atau shaft sampah keloading dock yang berada pada lantai paling
bawah. Setelah itu baru diangkut ke TPA. Persyaratan koker sampah:
- dinding dilapisi bahan yang bersifat licin dan mudah dibersihkan
- mempunyai ventilasi yang dihubungkan keudara bebas diatap.
- Dilengkapi dengan saluran air penggelontor kotoran-kotoran sisa di dinding.
Macam-macam system pengolahan sampah di TPA yaitu:
a) Incineration (insinerasi/pengabuan)
Proses pengolahan system ini adalah sampah dibakar kemudian sisa pembakarannya
ditimbun pada suatu tempat atau loaksi yang telah ditentukan pemda (pemerintah
daerah).
Kelemahan system ini adalah:
- Membutuhkan energy untuk pembakaran
- Menghasilkan polusi udara sehingga tidak ramah bagi lingkungan
- Tetap membutuhkan lokasi untuk penimbunan.
Fasilitas insinerasi harus didesain untuk memastikan bahwa gas sisa hasil pembakaran
mencapai tempetatur 8500c selama dua detik untuk memecahracun kimia organic.
Incinerator adalah sebuah tempat untuk pembakaran sampah. Terdapat beberapa tipe
incinerator yaitu: piringan bergerak, piringan tidak bergerak, rotary kiln, dan fluidized
bed. Panas yang diproduksi oleh incinerator bisa digunakan untuk membuat uap bisa
dipakai untuk menggerakkan turbin penghasil listrik. Total energy bersih yang
dihasilkan dari 1ton sampah adalah 3MWh panas dan 2/3 MWh energy listrik.
b) Sanitary land fill
Proses pengolah sampah dimulai dari penimbunan disuatu lokasi yang telah
ditentukan oleh pemda, lalu dilakukan pemadatan sebelum limbah tersebut ditutup
setiap hari dengan tanah penutup.
Kelemahan dari system ini adalah polusi udara dan pencemaran lingkungan dari
mikroorganisme atau racun-racun kimia yang dapat merugikan karena siserap oleh
tanah sehingga dapat meracuni ekosistem dalam tanah.
Beberapa hal yang harus diperhatiakn dalam pemilihan tempat penimbunan adalah:
hidrologi, geologi lingkungan, topografi, pengaruh terhadap lingkungan sekitar dan
keselamatan operasi.
Dari pertimbangan diatas ada 3 kategori lahan urug yaitu: kategori 1 (secured landfill
double liner), kategori II (secured landfill single liner), kategori III (landfill clay
liner).

80
c) Waste recycling (daur ulang)
Proses ini melibatkan khalayak ramai karena sampah harus dipisahkan sesuai
jenisnya. Ada du acara daur ulang sampah untuk diproses kembali dan mengambil
kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk digunakan sebagai pembangkit listrik.
Ada beberapa macam metode baru daur ulang yaitu:
- Pengolahan kembali secara fisik
- Pengolahan secara biologis(pengomposan)
Material sampah organic seperti zat tanaman, sisa makanan, atau kertas dapat
diolah dengan memakai proses biologis untuk kompos (pengomposan)
- Pemulihan energy (waste to energy)
Kandungan energy yang terkandung dalam sampah dapat diambil langsung
dengan cara menjadikannya bahan bakar atau secara tidak langsung dengan
cara mengolahnya menjadi bahan bakar tipe lain.
- Pengolahan kembali secara fisik (mengumpulkan dan menggunakan kembali
sampah yang dibuang).

81
Scanned by CamScanner

82
Studi kasus

Seperti yang diulas dalam studi kasus yang ditulis oleh slamet raharjo (terlampir) sangat
membantu memberi pemahaman bagi kita untuk mengelola sampah diwilayah kita dengan
baik dengan mengikut sertakan masyarakat agar lingkungan bersih, asri dan nyaman dapat
dicapai.
Pengelolaan yang tepat untuk sampah anorganik memberi dampak yang positif bagi
lingkungan maupun bagi diri sendiri. Dampak positif tersebut antara lain:
1. Pendapatan
Sampah anorganik jika diolah akan menjadi produk yang memiliki nilai jual.
Sehingga akan memberikan kita pendapatan sampingan.
2. Kelestarian lingkungan
Dengan mengolah sampah anorganik kita dapat mengurangi bahkan meniadakan
sampah jenis ini mencemari lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan
dapat dicapai
3. Mengurangi produksi barang-barang anorganik

83
Dengan mendaur ulang sampah anorganik kita dpat mengurangi produkse barang-
barang anorganik baru sehingga siklus sampah anorganik dapat diputus secara
perlahan-lahan.

Tentu bukan hal yang mudah untuk mengedukasi masyarakat untuk mengurangi
penggunakan barang-barang anorganik salah satunya produk plastic yang sulit
terurai, namun dengan upaya dan kerja keras kita pasti bisa menyelamatkan bumi kita
tercinta dimulai dari diri sendiri…
Seperti contohnya bali sudah memulai gerakan yang sangat positif dengan melarang
penggunaan kantong belanja plastic pada tempat-tempat perbelanjaan. Gerakan ini
tentu menemui berbagai jenis kendala namun saya percaya gerakan ini akan
menggugah hati setiap individu untuk mulai mencintai lingkungan dan bumi yang
kita tinggali.

84
Daftar pustaka
Referensi:
- file:///C:/Users/user/Downloads/sni-03-7065-2005-plambing(8).pdf
-https://www.academia.edu
- https://dokumen.tips/documents/buku-utilitas-bangunan.htmL
- file:///C:/Users/user/Downloads/147_Utilitas%20Bangunan%20_%20Dwi%20Tangoro.pdF

- Badan Standarisasi Nasional tentang tata cara perencanaan sistem plambinng yang
dipersiapkan oleh panitia teknisv 21S Konstuksi dan Bangunan Sipil.
- http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload/peraturan/sni-03-7065-2005-plambing.pdf
- https://www.academia.edu/35681887/DRAINASE_PERKOTAAN

Sumber foto :
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQ
KABEtTv9kmOQMl2OGmw1tbxeh7Q%3A1567863479346&sa=1&ei=t7JzXY7QF
O3dz7sPv7eN4Ao&q=drainase+alami&oq=drainase+alami&gs_l=img.3..0i19l2.1302
54.130901..131697...0.0..0.175.733.2j4......0....1..gws-wiz-
img.......0i8i30i19j0i30i19.40EVEKviiFg&ved=0ahUKEwjOh_jN6r7kAhXt7nMBHb
9bA6wQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=B4BfW35cqZuOHM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=625&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRo
l09e6ff_LjxdDMvwov-
HYnpJ4w%3A1567863471007&sa=1&ei=rrJzXZv_PLW1mgfWs5voAg&q=drainas
e&oq=drainase&gs_l=img.3..0i19l10.53.4149..4341...6.0..4.182.1178.7j5......0....1..g
ws-wiz-
img.....0..35i39.vp6PxeiJJc0&ved=0ahUKEwibjvvJ6r7kAhW1muYKHdbZBi0Q4dU
DCAY&uact=5#imgrc=n5-_Yd5-0x4snM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQJ
aS3TexSTN_vRqOZiUkNhc66NrQ%3A1567863905932&sa=1&ei=YbRzXdrPOIrcv
ATO2abwCw&q=drainase+perkotaan&oq=drainase+perkotaan&gs_l=img.3..0i19.36
706.38668..38863...0.0..0.457.2509.0j5j2j1j2......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i8i30i19j0i30i19.ywROeuuNNUY&ved=0ahUKEwiahK2Z7L7kAhU
KLo8KHc6sCb4Q4dUDCAY&uact=5#imgrc=J06tEYbAUHtd5M:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNQb
rq1DeOyJfkpWnDSovw-YMozGig%3A1567864930275&sa=1&ei=YrhzXaG6EK-
DrtoPivStyAE&q=drainase+lapangan+terbang&oq=drainase+l&gs_l=img.3.1.35i39l
2j0i19l3j0i30i19j0i8i30i19.140775.145032..146221...1.0..0.292.1364.7j3j1......0....1..g
ws-wiz-img.LxmYhYuG9NU#imgrc=YceNRksR9O1SfM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNSd
VppaVmvS4L8IMAV6MEJkZ_v5mg%3A1567864882597&sa=1&ei=MrhzXYj7I4v
2rQGxvJ7wAg&q=jaringan+air+kotor+dan+air+hujan&oq=jaringan+air+kotor+dan+
air+hujan&gs_l=img.3...39780.45534..46425...0.0..1.300.3775.19j8j4j1......0....1..gws
-wiz-

85
img.......35i39j0i19j0i30i19j0i8i30i19j0i30.AHO4unBXTeI&ved=0ahUKEwiI3Ifr777
kAhULeysKHTGeBy4Q4dUDCAY&uact=5#imgrc=w0JzNMkdeMAAqM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNTT
B5fq7Q-ZOBepmqBt-
OEFRNkaxg%3A1567864802398&sa=1&ei=4rdzXfboF4vUvAT5t7uIDQ&q=lubang
+pembersih+perangkap+drainase+&oq=lubang+pembersih+perangkap+drainase+&gs
_l=img.3...71211.78613..78855...0.0..0.312.1816.14j3j0j1......0....1..gws-wiz-
img.......35i39.v95DEC0DVlU&ved=0ahUKEwj24ejE777kAhULKo8KHfnbDtEQ4d
UDCAY&uact=5#imgrc=8Cm5VAfQE0Rc6M:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNT8
btVe1iS6Q8RqIgcSjGcIVZmzSw%3A1567864725012&sa=1&ei=lbdzXfU5pcHctQ-
JjYeYDg&q=perangkap+drainase+drainase+&oq=perangkap+drainase+drainase+&g
s_l=img.3...69844.76069..76241...0.0..0.158.1881.14j6......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i19j0i7i30j0i8i7i30.pTVZHIsqekY&ved=0ahUKEwi12PWf777kAh
WlILcAHYnGAeMQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=mNXcxlVb5pv20M:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNT2
fbdjpqnD17_G3In9G5frDGHMCA%3A1567864671656&sa=1&ei=X7dzXf_WJ7LU
z7sPotKzsA8&q=drainase+atap&oq=drainase+atap&gs_l=img.3..0i19.48111.51692..
51880...0.0..1.286.1820.3j8j2......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i8i30i19j0i30i19.s4Rm8xDIdC4&ved=0ahUKEwi_gr2G777kAhUy6
nMBHSLpDPYQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=aljm9c_JPUN_JM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNS
W_0w1EPgh0bynswKGsYC0kLBqYw%3A1567865209221&sa=1&ei=eblzXYaTDc
TcvgScobfIDQ&q=drainase+bawah+tanah&oq=drainase+bawah+tanah&gs_l=img.3.
.0i19.14819.18566..18813...0.0..0.274.2365.11j7j1......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i8i30i19.in1WLuRtgNU&ved=0ahUKEwjGs-
eG8b7kAhVEro8KHZzQDdkQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=jg2KrVsBb5sxOM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRF
bgw-
KpydWf65vE_9hezHUrfo5A%3A1567866090925&sa=1&ei=6rxzXfOJOJyDrtoP8M
GYmAk&q=arah+pipa+air+hujna&oq=arah+pipa+air+hujna&gs_l=img.3...98442.10
2269..102480...0.0..1.390.2304.11j5j2j1......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i19j0i30i19j0i8i30i19.Dx_pj8xOd8I&ved=0ahUKEwjzpp6r9L7kAh
WcgUsFHfAgBpMQ4dUDCAY&uact=5#imgrc=ylzcSspQziYTYM:
- https://www.google.com/search?biw=1366&bih=576&tbm=isch&sxsrf=ACYBGNRF
bgw-
KpydWf65vE_9hezHUrfo5A%3A1567866090925&sa=1&ei=6rxzXfOJOJyDrtoP8M
GYmAk&q=arah+pipa+air+hujna&oq=arah+pipa+air+hujna&gs_l=img.3...98442.10
2269..102480...0.0..1.390.2304.11j5j2j1......0....1..gws-wiz-
img.......35i39j0i19j0i30i19j0i8i30i19.Dx_pj8xOd8I&ved=0ahUKEwjzpp6r9L7kAh
WcgUsFHfAgBpMQ4dUDCAY&uact=5
- Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-
pembuangan-air-kotor
- Sumber : https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-
pembuangan-air-kotor
- https://www.academia.edu/11345998/Prinsip_Dasar_Sistem_Penyaluran_Air_Hujan

86
- https://projectmedias.blogspot.com/2013/11/cara-menghitung-besaran-pipa-
pembuangan.html
 file:///C:/Users/user/Downloads/sni-03-7065-2005-plambing(8).pdf
 https://www.academia.edu/34639844/Utilitas_Bangunan_Rumah_Tinggal_2_Lantai.d
ocx?auto=download
 https://dokumen.tips/documents/buku-utilitas-bangunan.html
file:///C:/Users/user/Downloads/147_Utilitas%20Bangunan%20_%20Dwi%20Tango
ro.pdF

87

Anda mungkin juga menyukai