Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PRAKTEK HIDROLIKA & PLUMBING

DI SUSUN OLEH :
NI MADE INDAH WIWIN RENITA (1815113018)
LUH PUTU INDAH RISMAYANTI (1815113039)
NI PUTU ANGGUN SUGANDARI (1815113051)
PUTU WAHYU PRATAMA (1815113057)
I PUTU GEDE HARTAWAN (1815113072)
I DEWA MADE SURYA DHARMA A. (1815113081)

IVC D3

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
2019/2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
DASAR TEORI............................................................................................................................4
2.1 Sanitasi.....................................................................................................................4
2.2 Peralatan Sanitasi Air...............................................................................................4
BAB III.....................................................................................................................................10
PEMBAHASAN........................................................................................................................10
3.1 Alat dan Bahan Yang Diperlukan Dalam Praktek Plumbing....................................10
3.2 Alat-alat Yang Termasuk Dalam Sanitair.................................................................11
3.3 Cara Memasang Alat-alat Sanita Air dalam Sebuah Gedung..................................13
3.4 Permasalahan Yang Akan Timbul Jika Pemasangan Sanitair Tidak Dilakukan
Dengan Cara Yang Tepat.......................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................17
4.2 Saran......................................................................................................................17

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Sistem Plumbing


Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam
rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun
penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang
ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan
sekitarnya. Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien
dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang
senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan. Fungsi utama peralatan
plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat
tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran
dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan
sekitarnya.

Namun dalam penggunaannya, sistem plumbing mengalami kerugian aliran akibat


rugi gesek yang menyebabkan penurunan tekanan pada sistem plumbing. Penyebab
turunnya tekanan pada sistem plumbing adalah head loss. Salah satu dampak yang
ditimbulkan dari terjadinya head loss adalah pompa akan cepat panas dan energi yang
dibutuhkan untuk memindahkan fluida akan semakin besar. Head loss terbagi menjadi
head loss mayor dan head loss minor. Head loss mayor terjadi pada aliran laminar,
aliran transisi dan aliran turbulen karena pengaruh gesekan pada dinding pipa
sedangkan head loss minor terjadi akibat pengaruh dari elbow, gate valve, check
valve dan venture.

1
1.1.2 Sitem Air Bersih

Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga yangkualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum harus
dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih berasal dari air
permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem penyedian air bersih harus memenuhi
beberapa persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif,
persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Kebutuhan air bersih adalah
banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam
dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan
non domestic

1.1.3 Sistem Air Kotor

Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat
atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci,
limbah rumah tangga, dll. Air kotor ini tidak dapat digunakan secara langsung
terutama untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan berarti air kotor tidak dapat dimanfaatkan,
air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan. Seperti di kota-kota besar di
mana warga sulit mendapat air. Maka dengan pengolahan air sungai akan diperoleh
air yang layak digunakan dan juga dikonsumsi. Sistem pembuangan air kotor pada
bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu sistem individu (on site) dan sistem terpusat
(off site).

1.2 Tujuan
- Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan,
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pipa untuk berbagai
macaminstalasi dan macam-macam sambungan pipa.
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan plambing
dandrainase,
- Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan pekerjaan plambing dan drainase
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alat sanitasi air
- Mahasiswa mampu merangkai pipa untuk instalasi air bersih sederhana,
- Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan pipa dan sambungannya
untuksaluran drainase serta mampu menghitung kebutuhan pipa yang dipakai.
1.3 Manfaat
- Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem plumbing.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang jenis – jenis peralatan sistem plumbing.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.
- Agar mahasiswa menegtahui tentang bagaimana cara pembuangan sampah.
- Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana pengaruh penyediaan aair
bersih.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang apa itu air kotor.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang pengolahan air kotor.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang pembuangan air kotor.

1.4 Rumusan Masalah


1. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan dalam praktek plumbing ?
2. Alat-alat apa saja yang termasuk dalam sanitair ?
3. Bagaimana cara memasang alat-alat sanitair dalam sebuah gedung ?
4. Permasalahan apa yang akan timbul jika pemasangan sanitair tidak dilakukan
dengan cara yang tepat ?
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan (Rejeki, 2015:2). Dengan demikian, sanitasi
merupakan usaha maupun tindakan dari seseorang terhadap lingkungan sekitarnya
agar terkondisi bersih dan sehat. Lingkungan bersih dan sehat mengindikasikan
terbebas dari suatu penyakit. Sehingga penciptaan lingkungan tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa dengan maksud mencegah timbulnya bakteri-bakteri
penyebab penyakit yang dapat merugikan manusia. Secara luas, menurut Jenie dalam
Purnawijayanti (2001:2) ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang
akan membantu memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang
baik pada manusia. Berdasarkan pemaparan tersebut penerapan sanitasi penting
dilakukan sehingga berdampak baik pada kesehatan manusia.

2.2 Peralatan Sanitasi Air


Peralatan saniter dapat diidentifikasikan dengan semua peralatan yang dipasang
pada awal instalasi pipa kotor. Peralatan ini berfungsi sebagai wadah untuk menerima
air kotor atau air pembawa kotoran (pembilas kotoran) yang dihasilkan oleh manusia.
Selain itu peralatan saniter berfungsi juga sebagai alat untuk memunggah air kotor
dan/atau air pembawa kotoran ke dalam instalasi pipa kotor. Secara umum peralatan
saniter dapat dikelompokan dalam tiga kelompok utama yaitu: peralatan saniter
kelompok perawatan badan (tubuh) manusia, peralatan saniter kelompok penampung
dan pengalir kotoran tubuh manusia dan peralatan saniter wastafel.

a. Peralatan Saniter Kelompok Perawatan Badan (tubuh) Manusia atau


Ablushionary fixtures
Mandi yang menjadi tujuan diciptakannya peralatan saniter untuk perawatan
seluruh badan telah banyak diketahui manfaatnya. Mandi minimal 2 kali sehari
misalnya telah umum dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah tropis
seperti Indonesia, selain itu mandi juga dianggap menjadi bagian dari pemeliharaan
kesehatan, terutama peawatan kesehatan seluruh badan. Oleh karena itu peralatan
saniter untuk perawatan seluruh badan dapat diidentikan dengan peralitan saniter
untuk mandi. Terdapat dua macam peralatan saniter untuk mandi, yaitu: (1) mandi
dus, dan
(2) bak mandi rendam.
1.) Mandi Dus (Pancuran)
Kata dus yang terdapat dalam istilah mandi dus berasal dari kata Latin “ducia”
yang air berarti air pancur. Dari pengertian istilah tersebut di atas, mandi dus dapat
diartikan sebagai mandi di bawah pancuran. Pengertian ini sejalan pula dengan
perlengkapan mandi dus yang terdiri dari pancuran mandi dan bak mandi dus.
Pancuaran mandi adalah suatu alat tempat berasalnya air yang akan dipakai mandi.
Bila dilihat cara pemasangannya pencuran mandi di bedakan atas pancuran mandi
yang dipasang tetap pada dinding (fixed shower), dan pancuran mandi pegang yang
disambungkan dengan pipa fleksibel (hand shower). Bak mandi dus berbentuk empat
persegi dan dibuat dari pelat baja atau besi yang dilapisi email, plexy gelas, keramik,
atau batu buatan (acrylic). Tempat mandi dus pada umumnya dibangaun (dipasang)
dalam rumah tinggal untuk keluarga yang kecil, atau sebagai tempat mandi tambahan
di samping bak mandi rendam (bath tub).

2.) Bak Mandi Rendam (Bath Tub)


Peralatan saniter yang lain untuk perawatan seluruh badan (mandi) adalah bak
mandi rendam (bath tub). Bak mandi rendam pada umunya diproduksi dalam 4
kategori besaran ukuran yaitu bak mandi rendam normal, bak mandi rendam pendek,
bak mandi rendam bertingkat dan bak mandi rendam besar. Pada pemasangan bak
mandi rendam harus dilengkapi dengan peralatan seperti kran untuk bak mandi
pancuran (bath & shower), pancuran pegang (hand shower), pipa (selang) fleksibel
150 cm, gantungan pancuran pegang dan pegangan tangan. Pemasangan seperti itu
hendaknya memperhatikan ketentuan standar tinggi badan suatu masyarakat.
b. Saniter Penampung Kotoran Manusia (Soil water fixtures)
Soil water fixtures, dimana kelompok peralatan saniter ini, air kotor yang
mengandung kotoran manusia, adapun peralatan saniter yang masuk kelompok ini
adalah water closet (WC) jongkok, urinoir, slab, bidet dan toilet duduk.

1.) Kloset
Peralatan saniter yang umum digunakan untuk tempat pembuangan kotoran padat
tubuh manusia adalah kloset atau kadang-kadang disebut juga jamban. Kloset dalam
bahasa sehari-hari sering dinamakan dengan istilah WC. Istilah WC berasal dari kata
bahsa Inggris “Water Closet” yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti
air yang menutup/memisahkan bagian bawah kloset dengan bagian atasnya. Air
penutup ini berfungsi untuk mencegah bau kotoran yang terdapat di bagian bawah
kloset naik ke atas memasuki ruangan, sehingga tidak menggangu penghuninya.
Kloset dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya.

Tipe wash-out
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke
dalam air yang merupakan sekat , sehingga pada suatu permukaan penampung
yang agak lurus dan sedikit berair, sehingga seringkali pada waktu
penggelontoran tidak bisa bersih betul. Akibatnya menimbulkan bau yang tidak
sedap.

Tipe wash-down
Tipe ini mempunyai konstruksi sedemukian hingga kotoran jatuh langsung atau
tidak kedalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran kurang
dibandingkan dengan tipe wash-out.
Tipe siphon
Tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air bunangan yang lebih rumit
dibandingkan dengan tipe wash-down, untuk sedikit menunda aliran air buangan
tersebut sehinggatimbul efek siphon. Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk
sebagai “sekat” lebih banyak, juga muka airnya lebih tinggi, dibanding tipe
wash- down. Oleh karena itu bau lebih berkurang lagi pada tipe ini.

Tipe blow-out
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontar dengan dengan cepat air
kotor dalam mangkuk kloset tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekan
sampai 1 kg/cm2 dan menimbulkan suara berisik.

2.) Urinoir
Peralatan saniter yang umum digunakan untuk tempat buang air kecil (kencing)
bagi kaum pria dianamakan Urinoir (Peturasan). Sedangakan peralatan saniter yang
khusus wanita digunakan untuk menampung buangan air kecil kaum wanita (bidet)
belum diproduksi khusu (belum dapat diperoleh pasaran). Oleh karena itu, tempat
buangan air kecil wanita banyak digunakan WC atau Kloset.
Peralatan saniter peterusan pada umumnya banyak dijumpai di tempat-tempat
umum (ruang tunggu stasiun bus/kereta, api dan terminal lapanagan udara), tempat-
tempat bekerja (industri, kantor, dan perusahaan), hotel, tenpat-tempat hiburan,
bioskop dan gedung pertunjukkan.
Ditinjau dari konstruksinya, peturasandapat dibagi seperti kloset. Yang paling
banyak di gunakan tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering
dipasangbpeturasan berbentuk “talang”, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan
karat, dan harus memenuhi syarat-syarat berikut:
Dalamnya talang 15 cm atau lebih.
Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dilengkapi saringan
Pipa penggelontor harus diberi lubang-lubang untuk menyiram bidang belakang
talang dengan lapisan air
Laju aliran air penggelontor dapat ditentukan denga menganggap setiap 45cm
panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.

c. Peralatan Saniter Kelompok Rumah Tangga


Wastafel atau yang juga biasa disebut bak cuci merupakan salah satu elemen
penting pada sebuah rumah dan sudah menjadi suatu kebutuhan yang sering
digunakan. Tidak sedikit seseorang melakukan aktifitas utama di pagi hari seperti
mencuci piring, membersihkan sayuran atau buah, menggosok gigi, mencuci muka
dan bercukur dilakukan dengan menggunakan wastafel sehingga tanpa disadari
wastafel juga perlu diperhatikan kebersihannya karena dapat cepat kotor dan perlu
dibersihkan setiap saat untuk terhindar dari kuman dan menjaga kesehatan. Wastafel
cuci tangan sebagian besar terbuat dari keramik sementara untuk mencuci perabotan
makan sebagian besar terbuat dari aluminium.
Letak wastafel yang biasanya berada di kamar mandi atau di dapur saat ini juga
berfungsi sebagai elemen memperindah ruangan. Dengan menyelaraskan warna,
design, konsep dan ukuran ruangan, wastafel bisa menjadi salah satu daya tarik dalam
sebuah rumah ketika tamu anda berkunjung. Ada beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan pada saat memasang sebuah wastafel dirumah yang dapat saling
mempengaruhi, yaitu:
- Penempatan.
Perhatikan ruangan dimana anda akan meletakkan sebuah wastafel. Jika berada di
luar kamar mandi, sebaiknya tidak terlalu jauh atau menyatu dengan kamar mandi
tersebut agar menghemat biaya pemasangan material saluran air. Konsep dan
warna ruangan juga dapat mempengaruhi anda untuk memilih sebuah wastafel.
- Ukuran Wastafel.
Perhatikan ukuran wastafel pada saat pemasangan jangan sampai tidak
proposional dengan luasnya ruangan. Wastafel jangan terlalu besar pada ukuran
ruangan yang sempit atau wastafel jangan terlalu kecil pada ruangan yang luas.
Hal ini dapat mengganggu keindahan ruangan atau aktifitas didalam dan
sekitarnya.

- Jenis Wastafel.
Jenis wastafel saat ini bermacam-macam sehingga dapat memudahkan pengguna
memilih yang sesuai dengan kebutuhan. Wastafel dari bahan alumunium biasanya
digunakan di area dapur karena sering digunakan dan mudah dalam
membersihkannya. Wastafel dari bahan marmer biasanya digunakan dalam kamar
mandi.

- Kran Wastafel.
Pemilihan kran untuk wastafel juga penting untuk aliran air yang keluar. Berbagai
bentuk dan fungsi juga dapat mempengaruhi keindahan wastafel itu sendiri.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Alat dan Bahan Yang Diperlukan Dalam Praktek Plumbing


Peralatan :

1. Memotong Pipa
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam memotong pipa yaitu cara manual dan
dengan cara menggunakan mesin.
 Cara manual membutuhkan cutter pipe (cutter pipe adalah alat pemotong pipa
yang berbentuk pisau bulat yang dilengkapi dengan tangkai pemegang).
 Jika menggunakan mesin membutuhkan mesin pemotong pipa.

2. Mengulir Pipa (Menyenai)


Mengulir pipa bertujuan mahasiswa diharapkan dapat mengulir pipa dengan baik,
rapi dan teratur sesuai dengan diameter pipa yang di ulir. Ada 10 alat dan bahan
yang diperlukan dalam mengulir pipa, yaitu :
 Kikir
Kikir dipergunakan untuk memperhaluskan pipa yang baru selesai dipotong
 Cutter Pipe
Cutter pipe adalah alat pemotong pipa yang berbentuk pisau bulat yang
dilengkapi dengan tangkai pemegang.
 Penggores
Penggores adalah alat untuk memberi tanda pada pipa sebagai batas panjang
potongan.
 Siku baja
 Snai (Mengulir Pipa)
 Oli
Oli disini berfungsi sebagai pendingin pada saat cutterpipe / pemotong pipa
bekerja.
 Gergaji besi
 Bearing reammer
 Ragum pipa
Merupakan alat penyangga yang dilengkapi dengan tripord untuk memudahkan
dalam meletakkan pipa.
 Mistar baja
Kebutuhan pipa :

1. Pipa Galvanis
Pemilihan pipa galvanis agar dipilih pipa dengan tebal 3mm sehingga tidak akan
rusak pada saat dipotong.
2. Pipa PVC (Pipa tertutup)

3.2 Alat-alat Yang Termasuk Dalam Sanitair

3.2.1 Membuat Instalasi Sambungan PVC


 Alat :
- Cutter pipe
- Mistar

 Bahan:
- Pipa PVC (Pipa tertutup)
- Lem Pipa (Perekat)

3.2.2 Perakitan Wastafel


 Alat :
- Bor (Bor dipergunakan untuk membuat lubang pada dinding tempat wastafel
diletakkan.)
- Fisher (Fisher adalah paku berkait yang fungsinya untuk menggantung
wastafel pada lubang bor yang sudah dibuat).

 Bahan :
- Wastafel
- Pipa flexibel (Pipa flexibel berfungsi untuk menyambung air dari sumber
menuju ke wastafel).
3.2.3 Perakitan Bidet
 Alat :
- Bor (dipergunakan untuk membuat lubang pada dinding tempat wastafel
diletakkan.)
- Fisher (adalah paku berkait yang fungsinya untuk menggantung wastafel pada
lubang bor yang sudah dibuat).

 Bahan :
- Bidet (merupakan tempat kencing bagi perempuan).
- Pipa air panas dan pipa air dingin

3.2.4 Perakitan Urinoir


 Alat :
- Bor (dipergunakan untuk membuat lubang pada dinding tempat wastafel
diletakkan.)
- Fisher (adalah paku berkait yang fungsinya untuk menggantung wastafel pada
lubang bor yang sudah dibuat).

 Bahan :
- Uriner (merupakan tempat kencing bagi laki-laki.)
- Pipa flexibel (Pipa flexibel berfungsi untuk menyambung air dari sumber
menuju ke wastafel).

3.2.5 Perakitan Bathtub


 Bahan :
- Bathtub (adalah tempat mandi yang bisa menampung air untuk berendam.)
- Shower yang dilengkapi dengan air panas dan air dingin

3.2.6 Perakitan Kloset Duduk


 Alat :
- Bor (dipergunakan untuk membuat lubang pada dinding tempat wastafel
diletakkan.)
- Fisher (adalah paku berkait yang fungsinya untuk menggantung wastafel pada
lubang bor yang sudah dibuat.)
 Bahan :
- Kloset duduk
- Pipa flexibel (Pipa flexibel berfungsi untuk menyambung air dari sumber
menuju ke wastafel.)

3.3 Cara Memasang Alat-alat Sanita Air dalam Sebuah Gedung

3.3.1 Langkah-langkah Pemasangan Water Closet Duduk Dilapangan


a. Pastikan dahulu type closet duduk yang akan dipasang, ini sangat penting harus
dipastikan karena tiap type mempunyai jarak pipa pembuang dari dinding
keramik ke closet berbeda.
b. Pastikan posisi closet di kamar mandi, lihat layout kamar mandi
c. Pemasangan pipa pembuang (diameter 4”) diatas dipasang saat pekerjaan pondasi
berlangsung, ini yang harus banar dulu
d. Pasang instalasi air bersih saat pekerjaan ps dinding selesai, pastikan posisi pipa
air bersih, gambar diatas dari lantai 150 mm, dari as closet 135 mm
e. Pasanglah closet saat keramik dinding dan lantai selesai dan spesi sudah kering,
agar fisher pengunci kuat

3.3.2 Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan Memasang Wastafel


a. Tentukan dulu tipe wastafel.
b. Pastikan besar diameter pipa pembuang.
c. Tinggi pemasangan wastafel dari lantai ke bagian bibir atas adalah (850-1000),
tergantung user.
d. Pemasangan instalasi air kotor mulai memasang saat pekerjaan pondasi sampai
pekerjaan pasangan dinding.
e. Pemasangan instalasi pipa air bersih (air dingin dan air panas) dilakukan saat
pekerjaan pasangan dinding selesai.
f. Pemasangan wastafel dilakukan saat pekerjaan dinding selesai

3.3.3 Hal- hal Penting Yang Perlu Diperhatikan Memasang Bathtub


a. Pastikan ukuran kamar mandi yang ada, terutama space bathtub.
b. Pasangan bathtub kalau space memadai bisa dilakukan dengan banyak variasi,
sehingga perlu diperhatikan instalasi air bersih dan air kotornya.
c. Proses pemasangan instalasi air bersih dan air kotor prosesnya relative sama
dengan pemasangan instalasi di alat yang lain.
d. Instalasi air dingin dan panas jarak horizontal umumnya 150 mm, posisi vertical
sangat tergantung variasi yang dibuat.
e. Instalasi air kotor tidak boleh dibebani oleh bathtub, maka dari itu perlu dibuatkan
perlindungan agar pipa tak pecah.
f. Bathtub dipasang saat keramik dinding dan lantai selesai.

3.3.4 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memasang Urinoir


- Sebelum memasang instalasi, pastikan dulu type urinoir.
- Dari type terpilih akan menentukan posisi instalasi air bersih dan air kotor.
- Instalasi air kotor dipasang saat pekerjaan pondasi dan dinding berlangsung.
- Perhatikan ketinggian urinoir agar memenuhi syarat.
- Pemasangan urinoir dilakukan saat keramik lantai dan dinding selesai.

3.4 Permasalahan Yang Akan Timbul Jika Pemasangan Sanitair Tidak


Dilakukan Dengan Cara Yang Tepat

3.4.1 Pipa Mampet


Air akan menggenang dan tidak dapat tersalurkan ke pipa karena mampet.
Langkah awal pasti dengan memeriksa bila ada tumpukan sisa-sisa nasi atau jenis
makanan lain yang menyumbat di bagian saringan pipa. Namun jika hal tersebut
sudah dilakukan dan air masih belum juga jalan, lakukan langkah berikut ini.
Solusi:

- Coba gunakan plunger atau alat penyedot/pembersih saluran pipa. Sebelum proses
pembersihan menggunakan alat ini, ada baiknya siram terlebih dahulu saluran
pipa dengan air yang cukup panas agar permukaan yang dibersihkan lebih lembut
dan kotoran-kotoran yang menempel jadi lebih mudah diangkat.
- Berikan cairan campuran yang terdiri dari air panas, baking soda, dan cuka
kedalam saluran pipa.
- Kenali penyebab mampet untuk hindari kasus serupa terjadi lagi di kemudian
hari. Di antara banyaknya kemungkinan, beberapa yang teratas adalah minyak,
lemak, serta bekas-bekas makanan lainnya. Biasakan untuk selalu membuang sisa
makanan di piring, jika ada, sebelum meletakannya di mesin cuci piring.
3.4.2 Keran Bocor
Keran bocor di dapur atau kamar mandi mereka. Bukan hanya soal
ketidaknyamanan, keran bocor yang sudah tergolong parah juga berpengaruh
terhadap borosnya penggunaan air di rumah.
Solusi :

- Coba ‘utak-atik’ ring atau cincin pada keran. Tidak menutup kemungkinan benda
tersebut tidak dalam posisi yang benar karena tersenggol saat pemakaian
sebelumnya.
- Tutup dengan plester khusus pipa bocor di sumber kebocoran. Ini hanya bersifat
sementara, setelahnya dapat mempertimbangkan untuk mengganti keran dengan
yang baru atau membongkar keseluruhan bagian dan mencari sumber kebocoran
dari dalam.
- Pastikan memiliki perangkat yang lengkap dalam menangani hal ini. Jika pada
dasarnya ragu namun tetap nekat menangani dengan alat seadanya, kebocoran
akan semakin parah. Serahkan hal satu ini pada tenaga ahlinya.

3.4.3 Kerusakan Alat Flush Toilet


Ada dua kemungkinan kerusakan umum yakni ketika alat flush tidak dapat
berhenti bekerja atau alat flush tidak bekerja sama sekali. Masalah pertama terjadi
karena terjadi kebocoran pada portal tersalurnya air untuk membersihkan toilet yang
seharusnya bisa dikendalikan. Jadi bencana ketika air terus menerus meluap, dan
bencana lebih besar bila sedang ada ‘kotoran’ saat itu terjadi. Masalah yang kedua
terjadi ketika terjadi penyumbatan pada saluran pipa yang biasanya jadi jalur untuk
kotoran pergi ke tempat pembuangan.
Solusi:

- Untuk flush toilet yang tidak dapat berhenti bekerja, periksa kelayakan valve atau
katup yang menjadi pusat kontrol aliran air pada toilet. Bisa jadi katup terlalu
kendor atau terjadi malfungsi yang diakibatkan oleh daya kerjanya yang sudah
kian memburuk karena sudah terlampau lama digunakan. Jika sudah begini, ganti
dengan yang baru.
- Untuk flush yang tidak bekerja / toilet mampet, lakukan sebagaimana mestinya
menangani saluran pipa air yang tersumbat. Selalu asumsikan ada kotoran bandel
yang menempel. Lakukan cara tradisional seperti menggunakan plunger,
membilasnya dengan cairan campuran baking soda, atau jalan pintas dengan
menghubungi jasa sedot WC.
3.4.4 Tekanan Air Rendah
Penyebab dari hal ini kemungkinan ada pada masalah (kebocoran) pipa, atau
kerusakan yang memang dari jaringan atau pusat.
Solusi
- Tidak sering juga, penyebab utama terletak pada shower cap yang perlu
disesuaikan. Jika sudah begini, coba bersihkan kepala shower dengan
menyikatnya dan membebaskannya dari berbagai kotoran membandel. Periksa
apakah kepala shower sudah terpasang dengan benar. Jika kendor, kencangan.
Jika terlalu kencang, sesuaikan sembari mencoba-coba apakah air akan keluar.
- Ganti kepala shower dengan yang baru. Jangan gegabah bongkar pasang sendiri
jika tidak ada latar belakang atau pengalaman terkait sebelumnya. Serahkan pada
tenaga ahli untuk lakukan pembongkaran dan pemasangan.

3.4.5 Pipa Bocor


Salah satu aktor utama dari masalah yang sudah disebutkan sebelumnya. Selain
itu, pipa bocor juga berpotensi mengotori rumah dengan genangan air dan nantinya
berbahaya bagi para pemilik rumah.
Solusi
- Cari titik-titik kebocoran dengan melakukan inspeksi menyeluruh. Tandai dan
bertindak. Catatan: pastikan telah menutup kran dan membiarkan pipa kering
secara alami setelahnya sebelum melakukan langkah-langkah berikut.
- Amplas secukupnya bagian yang bocor untuk kemudian tempelkan pita perekat
tahan air di bagian tersebut. Ini berlaku untuk kebocoran yang belum bersifat
serius.
- Jika perlindungan ganda dirasa perlu, oleskan terlebih dahulu cairan perekat
(epoxy) pada bagian yang bocor (pastikan bagian pipa tersebut sudah benar-benar
kering secara alami setelah kran dimatikan). Tutupi permukaan dan tunggu hingga
beberapa jam dan barulah Anda rekatkan pita perekat tahan air pada permukaan
yang diberi epoxy.
- Potong bagian yang bocor dan ganti dengan potongan pipa yang baru.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang kami dapat setelah melakukan praktek kerja Hidrolika &
Plumbing ini adalah :

 Mengetahui dan dapat menggunakan peralatan kerja, baik dengan tangan


maupun mesin dengan baik dan benar.

 Dalam proses pendataan tau langkah dalam pencarian data tersebut.

 Ketelitian, konsentresi dan keselamatan harus benar-benar diperhatikan


untuk mencapai hasil yang maksimal.

4.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis laporan ini, diantaranya :

 Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.

 Selalu berhati-hati dalam bekerja.

 Kerjakan sesuai instruksi dari instruktur.

 Para mahasiswa harus memperhatikan secara jelas arahan dari dosen


maupun teknisi agar pekerjaan yang dihasilkan memiliki kualitas yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai