DI SUSUN OLEH :
NI MADE INDAH WIWIN RENITA (1815113018)
LUH PUTU INDAH RISMAYANTI (1815113039)
NI PUTU ANGGUN SUGANDARI (1815113051)
PUTU WAHYU PRATAMA (1815113057)
I PUTU GEDE HARTAWAN (1815113072)
I DEWA MADE SURYA DHARMA A. (1815113081)
IVC D3
DAFTAR ISI.................................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................................2
1.3 Manfaat....................................................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah....................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
DASAR TEORI............................................................................................................................4
2.1 Sanitasi.....................................................................................................................4
2.2 Peralatan Sanitasi Air...............................................................................................4
BAB III.....................................................................................................................................10
PEMBAHASAN........................................................................................................................10
3.1 Alat dan Bahan Yang Diperlukan Dalam Praktek Plumbing....................................10
3.2 Alat-alat Yang Termasuk Dalam Sanitair.................................................................11
3.3 Cara Memasang Alat-alat Sanita Air dalam Sebuah Gedung..................................13
3.4 Permasalahan Yang Akan Timbul Jika Pemasangan Sanitair Tidak Dilakukan
Dengan Cara Yang Tepat.......................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................17
PENUTUP................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................17
4.2 Saran......................................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1.2 Sitem Air Bersih
Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga yangkualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum harus
dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih berasal dari air
permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem penyedian air bersih harus memenuhi
beberapa persyaratan utama. Persyaratan tersebut meliputi persyaratan kualitatif,
persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Kebutuhan air bersih adalah
banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam
dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan
non domestic
Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat padat
atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas mencuci,
limbah rumah tangga, dll. Air kotor ini tidak dapat digunakan secara langsung
terutama untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan berarti air kotor tidak dapat dimanfaatkan,
air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan. Seperti di kota-kota besar di
mana warga sulit mendapat air. Maka dengan pengolahan air sungai akan diperoleh
air yang layak digunakan dan juga dikonsumsi. Sistem pembuangan air kotor pada
bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu sistem individu (on site) dan sistem terpusat
(off site).
1.2 Tujuan
- Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan,
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pipa untuk berbagai
macaminstalasi dan macam-macam sambungan pipa.
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi ruang lingkup pekerjaan plambing
dandrainase,
- Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan pekerjaan plambing dan drainase
- Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alat sanitasi air
- Mahasiswa mampu merangkai pipa untuk instalasi air bersih sederhana,
- Mahasiswa mampu mempraktikkan pemasangan pipa dan sambungannya
untuksaluran drainase serta mampu menghitung kebutuhan pipa yang dipakai.
1.3 Manfaat
- Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem plumbing.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang jenis – jenis peralatan sistem plumbing.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.
- Agar mahasiswa menegtahui tentang bagaimana cara pembuangan sampah.
- Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana pengaruh penyediaan aair
bersih.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang apa itu air kotor.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang pengolahan air kotor.
- Agar mahasiswa mengetahui tentang pembuangan air kotor.
DASAR TEORI
2.1 Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan
pada usaha kesehatan lingkungan (Rejeki, 2015:2). Dengan demikian, sanitasi
merupakan usaha maupun tindakan dari seseorang terhadap lingkungan sekitarnya
agar terkondisi bersih dan sehat. Lingkungan bersih dan sehat mengindikasikan
terbebas dari suatu penyakit. Sehingga penciptaan lingkungan tersebut harus
dilakukan sedemikian rupa dengan maksud mencegah timbulnya bakteri-bakteri
penyebab penyakit yang dapat merugikan manusia. Secara luas, menurut Jenie dalam
Purnawijayanti (2001:2) ilmu sanitasi merupakan penerapan dari prinsip-prinsip yang
akan membantu memperbaiki, mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang
baik pada manusia. Berdasarkan pemaparan tersebut penerapan sanitasi penting
dilakukan sehingga berdampak baik pada kesehatan manusia.
1.) Kloset
Peralatan saniter yang umum digunakan untuk tempat pembuangan kotoran padat
tubuh manusia adalah kloset atau kadang-kadang disebut juga jamban. Kloset dalam
bahasa sehari-hari sering dinamakan dengan istilah WC. Istilah WC berasal dari kata
bahsa Inggris “Water Closet” yang bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti
air yang menutup/memisahkan bagian bawah kloset dengan bagian atasnya. Air
penutup ini berfungsi untuk mencegah bau kotoran yang terdapat di bagian bawah
kloset naik ke atas memasuki ruangan, sehingga tidak menggangu penghuninya.
Kloset dibagi dalam beberapa golongan menurut konstruksinya.
Tipe wash-out
Tipe ini adalah yang paling tua dari jenis kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke
dalam air yang merupakan sekat , sehingga pada suatu permukaan penampung
yang agak lurus dan sedikit berair, sehingga seringkali pada waktu
penggelontoran tidak bisa bersih betul. Akibatnya menimbulkan bau yang tidak
sedap.
Tipe wash-down
Tipe ini mempunyai konstruksi sedemukian hingga kotoran jatuh langsung atau
tidak kedalam air sekat, sehingga bau yang timbul akibat sisa kotoran kurang
dibandingkan dengan tipe wash-out.
Tipe siphon
Tipe ini mempunyai konstruksi jalannya air bunangan yang lebih rumit
dibandingkan dengan tipe wash-down, untuk sedikit menunda aliran air buangan
tersebut sehinggatimbul efek siphon. Jumlah air yang ditahan dalam mangkuk
sebagai “sekat” lebih banyak, juga muka airnya lebih tinggi, dibanding tipe
wash- down. Oleh karena itu bau lebih berkurang lagi pada tipe ini.
Tipe blow-out
Tipe ini sebenarnya dirancang untuk menggelontar dengan dengan cepat air
kotor dalam mangkuk kloset tetapi akibatnya membutuhkan air dengan tekan
sampai 1 kg/cm2 dan menimbulkan suara berisik.
2.) Urinoir
Peralatan saniter yang umum digunakan untuk tempat buang air kecil (kencing)
bagi kaum pria dianamakan Urinoir (Peturasan). Sedangakan peralatan saniter yang
khusus wanita digunakan untuk menampung buangan air kecil kaum wanita (bidet)
belum diproduksi khusu (belum dapat diperoleh pasaran). Oleh karena itu, tempat
buangan air kecil wanita banyak digunakan WC atau Kloset.
Peralatan saniter peterusan pada umumnya banyak dijumpai di tempat-tempat
umum (ruang tunggu stasiun bus/kereta, api dan terminal lapanagan udara), tempat-
tempat bekerja (industri, kantor, dan perusahaan), hotel, tenpat-tempat hiburan,
bioskop dan gedung pertunjukkan.
Ditinjau dari konstruksinya, peturasandapat dibagi seperti kloset. Yang paling
banyak di gunakan tipe wash-down. Untuk tempat-tempat umum, sering
dipasangbpeturasan berbentuk “talang”, dibuat dari porselen, plastik atau baja tahan
karat, dan harus memenuhi syarat-syarat berikut:
Dalamnya talang 15 cm atau lebih.
Pipa pembuangan ukuran 40 mm atau lebih dilengkapi saringan
Pipa penggelontor harus diberi lubang-lubang untuk menyiram bidang belakang
talang dengan lapisan air
Laju aliran air penggelontor dapat ditentukan denga menganggap setiap 45cm
panjang talang ekivalen dengan satu peturasan biasa.
- Jenis Wastafel.
Jenis wastafel saat ini bermacam-macam sehingga dapat memudahkan pengguna
memilih yang sesuai dengan kebutuhan. Wastafel dari bahan alumunium biasanya
digunakan di area dapur karena sering digunakan dan mudah dalam
membersihkannya. Wastafel dari bahan marmer biasanya digunakan dalam kamar
mandi.
- Kran Wastafel.
Pemilihan kran untuk wastafel juga penting untuk aliran air yang keluar. Berbagai
bentuk dan fungsi juga dapat mempengaruhi keindahan wastafel itu sendiri.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Memotong Pipa
Ada dua cara yang dapat dilakukan dalam memotong pipa yaitu cara manual dan
dengan cara menggunakan mesin.
Cara manual membutuhkan cutter pipe (cutter pipe adalah alat pemotong pipa
yang berbentuk pisau bulat yang dilengkapi dengan tangkai pemegang).
Jika menggunakan mesin membutuhkan mesin pemotong pipa.
1. Pipa Galvanis
Pemilihan pipa galvanis agar dipilih pipa dengan tebal 3mm sehingga tidak akan
rusak pada saat dipotong.
2. Pipa PVC (Pipa tertutup)
Bahan:
- Pipa PVC (Pipa tertutup)
- Lem Pipa (Perekat)
Bahan :
- Wastafel
- Pipa flexibel (Pipa flexibel berfungsi untuk menyambung air dari sumber
menuju ke wastafel).
3.2.3 Perakitan Bidet
Alat :
- Bor (dipergunakan untuk membuat lubang pada dinding tempat wastafel
diletakkan.)
- Fisher (adalah paku berkait yang fungsinya untuk menggantung wastafel pada
lubang bor yang sudah dibuat).
Bahan :
- Bidet (merupakan tempat kencing bagi perempuan).
- Pipa air panas dan pipa air dingin
Bahan :
- Uriner (merupakan tempat kencing bagi laki-laki.)
- Pipa flexibel (Pipa flexibel berfungsi untuk menyambung air dari sumber
menuju ke wastafel).
- Coba gunakan plunger atau alat penyedot/pembersih saluran pipa. Sebelum proses
pembersihan menggunakan alat ini, ada baiknya siram terlebih dahulu saluran
pipa dengan air yang cukup panas agar permukaan yang dibersihkan lebih lembut
dan kotoran-kotoran yang menempel jadi lebih mudah diangkat.
- Berikan cairan campuran yang terdiri dari air panas, baking soda, dan cuka
kedalam saluran pipa.
- Kenali penyebab mampet untuk hindari kasus serupa terjadi lagi di kemudian
hari. Di antara banyaknya kemungkinan, beberapa yang teratas adalah minyak,
lemak, serta bekas-bekas makanan lainnya. Biasakan untuk selalu membuang sisa
makanan di piring, jika ada, sebelum meletakannya di mesin cuci piring.
3.4.2 Keran Bocor
Keran bocor di dapur atau kamar mandi mereka. Bukan hanya soal
ketidaknyamanan, keran bocor yang sudah tergolong parah juga berpengaruh
terhadap borosnya penggunaan air di rumah.
Solusi :
- Coba ‘utak-atik’ ring atau cincin pada keran. Tidak menutup kemungkinan benda
tersebut tidak dalam posisi yang benar karena tersenggol saat pemakaian
sebelumnya.
- Tutup dengan plester khusus pipa bocor di sumber kebocoran. Ini hanya bersifat
sementara, setelahnya dapat mempertimbangkan untuk mengganti keran dengan
yang baru atau membongkar keseluruhan bagian dan mencari sumber kebocoran
dari dalam.
- Pastikan memiliki perangkat yang lengkap dalam menangani hal ini. Jika pada
dasarnya ragu namun tetap nekat menangani dengan alat seadanya, kebocoran
akan semakin parah. Serahkan hal satu ini pada tenaga ahlinya.
- Untuk flush toilet yang tidak dapat berhenti bekerja, periksa kelayakan valve atau
katup yang menjadi pusat kontrol aliran air pada toilet. Bisa jadi katup terlalu
kendor atau terjadi malfungsi yang diakibatkan oleh daya kerjanya yang sudah
kian memburuk karena sudah terlampau lama digunakan. Jika sudah begini, ganti
dengan yang baru.
- Untuk flush yang tidak bekerja / toilet mampet, lakukan sebagaimana mestinya
menangani saluran pipa air yang tersumbat. Selalu asumsikan ada kotoran bandel
yang menempel. Lakukan cara tradisional seperti menggunakan plunger,
membilasnya dengan cairan campuran baking soda, atau jalan pintas dengan
menghubungi jasa sedot WC.
3.4.4 Tekanan Air Rendah
Penyebab dari hal ini kemungkinan ada pada masalah (kebocoran) pipa, atau
kerusakan yang memang dari jaringan atau pusat.
Solusi
- Tidak sering juga, penyebab utama terletak pada shower cap yang perlu
disesuaikan. Jika sudah begini, coba bersihkan kepala shower dengan
menyikatnya dan membebaskannya dari berbagai kotoran membandel. Periksa
apakah kepala shower sudah terpasang dengan benar. Jika kendor, kencangan.
Jika terlalu kencang, sesuaikan sembari mencoba-coba apakah air akan keluar.
- Ganti kepala shower dengan yang baru. Jangan gegabah bongkar pasang sendiri
jika tidak ada latar belakang atau pengalaman terkait sebelumnya. Serahkan pada
tenaga ahli untuk lakukan pembongkaran dan pemasangan.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang kami dapat setelah melakukan praktek kerja Hidrolika &
Plumbing ini adalah :
4.2 Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis laporan ini, diantaranya :