Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SISTEM UTILITAS

BANGUNAN RENTAL OFFICE BERLANTAI


TINGGI (10 LT)

KELOMPOK 7 :

RAFIQ REDIANSYAH (F 221 14 108)


MUH. FADEL HIOLA (F 221 18 096)
MUCH. RIDHO HIDAYAT (F 221 18 040)
DISYA SAFANIA AURA (F 221 18 113)
IFTAH MELYANI (F 221 18 188)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Makalah Power Suplay” sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa ada halangan yang berarti sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan Sistem
Utilitas II. Semoga makalah inni bias bermanfaat bagi para pembaca dan bias menjadi
pemacu semangat belajar.
Demikian kiranya makalah ini kami buat, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan. untuk itu saran dan koreksi sangat kami harapkan, dan
atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

PENULIS
KELOMPOK 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1. LATAR BELAKANG
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Kantor  didefinisikan
sebagai balai (gedung, rumah, ruang, tempat tulis-menulis atau mengurus
suatu pekerjaan perusahaan. Sedangkan Sewa adalah pemakaian sesuatu
dengan membayar uang. Uang yang dbayarkan karena memakai atau
menggunakan sesuatu. Sehingga dapat disimpulka, kantor sewa (rental office)
adalah ruang atau bangunan/gedung sebagai tempat untuk melaksanakan
kegiatan administrasi bagi setiap perusahaan atau pemakai, yang
pengadaannya dimaksud untuk disewakan kepada perusahaan/pemakai dalam
jangka waktu tertentu pula sesuai kesepakatan bersama antara pemakai
(penewa) dengan pemilik (pengelola).
Dalam pembangunan gedung tinggi tentunya dibutuhkan
teknologi yang tinggi juga untuk mendukung menciptakan kenyamanan
bagi pengguna, salah satunya adalah masalah utilitas bangunan. Utilitas
Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan,
kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan.
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah
dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung
itu sendiri dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas
serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air
kotor agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung atau lingkungan
sekitarnya. Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna
memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air
kotor secara efesien dan efektif (drainase).
Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah t
angga yang kualitsnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum harus
dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih berasal dari
air permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem penyedian air bersih harus
memenuhi beberapa persyarakat utama. Persyarakat tersebut meliputi
persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas.
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk melayani
penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk
keperluan domestic (rumah tangga) dan non domestic.
Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung
zat padat atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air
bekas mencuci, limbah rumah tangga, dll. air kotor ini tidak dapat digunakan
secara langsung apalagi untuk dikonsumsi. tetapi, bukan berarti air kotor tidak
dapat dimanfaatkan, air ini bisa digunakan setelah
mengalami pengolahan.Seperti di kota-kota besar di mana warga sulit
mendapat air. Maka dengan pengolahan air sungaiakan diperoleh air yang
layak digunakan dan juga dikonsumsi. Sistem pembuangan air kotor pada
bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu :
 Sistem indi+idu (on site)
 Sistem terpusat (off site)

1.2. RUMUSAN MASALAH


 Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?
 Bagaimana dengan air yang digunakan untuk sistem plumbing?
 Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan?
 Bagaimana cara merencaakan sanitasi atau plumbing?
 Bagaimana cara penyaluran akhir air kotor dan sanitasi?

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT


 Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem plumbing
 Agar mahasiswa mengetahui tentang jenis-jenis peralatan sistem plumbing
 Agar mahasiswa mengetahui tentang bagaimana penyediaan air bersih.
 Agar mahasiswa menegtahui tentang bagaimana cara pembuangan sampah.
 Agar mahasiswa mampu menganalisa bagaimana pengaruh penyediaan air
bersih dan pembuangan sampah bagi kesehatan.
 Agar mahasiswa mengetahui tentang apa itu air kotor
 Agar mahasiswa mengetahui tentang pengolahan air kotor
 Agar mahasiswa mengetahui tentang pembuangan air kotor 
 Agar mahasiswa mengetahui tentang sistem sirkulasi vertikal
 Agar mahasiswa mengetahui tentang transportasi sirkulasi vertica
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perancangan Plambing dan Sanitasi
Sistem Peralatan plambing adalah suatu system penyediaan atau
pengeluaran air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada ganguan atau
pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
 Pemipaan
Instalasi pipa pada bangunan tinggi digunakan untuk mengalirkan air bersih
(panas dan dingin), air es untuk keperluan tata udara, air untuk keperluan pencegahan
dan penanggulangan bahaya kebakaran, pembuangan air kotor , air buangan air
hujan dan air limbah. Jenis pipa digunakan juga beragam jenisnya: air bersih
dialirkan melalui pipa besi (steel pipe atau black pipe), pipa galvanis , pipa PVC atau
pipa tembaga (copper pipe). Pipa yang digunakan untuk pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran ( hidran dan spinkler), dituntut untuk mampu
menahan beban tertentu. Jaringan pipa diatur menurut arah vertikal ( riser, down
feed, atau stand feed) yang disembunyikan dalam saluran didalam tembok,
 Air Bersih
Pada bangunan tinggi dapat diterapkan Sistem Vertikal. Pengambilan
sumber air bersih sistem vertikal ini dapat melalui jaringan PDAM dengan
sumber cadangan dari sumur artesis, untuk bangunan berlantai banyak
disediakan bak reservoir yang terdiri dari ground reservoir dan top reservoir.
Pada bangunan tinggi untuk memasok kebutuhan air bersih, umumnya
mengunakan pompa agar air dapat disalurkan ke tempat yang letaknya jauh dari
permukaan tanah. Umumnya terdapat dua sistem pasokan air bersih yaitu sistem
pasokan ke atas (up feed) dengan atau tanpa tangki penampung, dan pasokan ke
bawah (down feed). Pada sistem pasokan ke atas (up feed) air bersih dialirkan dengan
tekanan pompa. Sedangkan pada pasokan ke bawah (down feed) pompa digunakan
untuk mengisi tangki air di atas atap. Karena menggunakan sakelar pelampung,
pompa akan berhenti bekerja, jika air dalam tangki sudah penuh dan selanjutnya air
dialirkan dengan memanfaatkan gaya grafitasi.
b. UP FEED DISTRIBUTION SYSTEM (sistem distribusi langsung)

Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank) dengan
pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan airbersih pada
bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipacabang dari pipa utama
tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untukperumahan dan gedung-gedung
kecil yang rendah. Pembuatan relatif murah tetapi pompa cepat rusak. Kerugian
sistem ini adalah: pompa bekerja terusmenerus, ketinggian terbatas karena kekuatan
pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan air di dalamnya. Pada sistem ini air dari
pompa yang diambil dari deepwell atau GWT langsung didistribusikan ke masing-
masing penggunaan (dengan bantuan pressure tank).

c. Downfeed Distr. System (DDS)


Pada sistem ini, air dari GWT dipompa keatas dan ditampung pada water tower,
dari sini baru didistribusikan pada masing-masing penggunaan dengan cara “ gravity
flow”. Dalam sistem ini air ditampung dulu di tangki bawah (ground tank), kemudian
dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang diatas atap atau di
lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan keseluruh bangunan. Sistem
tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena selama airnya digunakan perubahan
tekanan yang terjadi pada alat plumbing hampir tidak berarti, sistem pompa yang
menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat
sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan, perawatan tangki sangat sederhana
dibandingkan dengan misalnya tangki tekan. Kelebihan down feed system ini adalah
pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efsien dan awet, air bersih
selalu tersedia setiap saat, tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk
sistem pencegah bahaya kebakaran (sprinkler dan hydrant). Kekurangan sistem ini
adalah membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan, menambah
beban pada struktur bangunan, menambah biaya pemeliharaan.
d. Sistem DDS Tanpa Pembagian Zona Distribusi
Umumnya digunakan pada bangunan dengan jumlah lantai maksimum 10 lantai.
Air dari GWT atau deepwell dipompa ke rooftank, lalu di-distribusikan langsung ke
penggunaan/outlet
e. KAPASITAS GROUND WATERTANK
Penggunaan GWT digunakan untuk mencukupi kebutuhan air HARIAN pada
gedung. Kebutuhan harian bukan berarti 24 jam tetapi jumlah jam efektif terpakai
berdasarkan karakteristik pemakaian aktifitas suatu fungsi gedung (mis: 12 jam, 10
jam atau 8 jam dll). Bila GWT juga digunakan untuk keperluan cadangan air “Fire
Protection”,perlu tambahan kapasitas minimal 25% dari hasil yng didapatkan dari
rumus-2 yang ada.
Spesifikasi Tangki Air (roof tank, ground water tank, house tank) pada bangunan
gedung bertingkat
Pada intinya ada 2 jenis tangki air pada gedung bertingkat, yaitu :
 Tangki air yang terpisah dari struktur gedung, contoh: tangki air stainless
steel, fibreglass, plat baja eijzer dsb. Bahan-2 tersebut dipasang tidak monolith
dengan struktur bangunannya yg biasanya terbuat dari rangka beton bertulang.
Jenis ini memungkinkan fleksibilitas penempatan.

 Tangki air yang menyatu dengan struktur gedung, contoh : tangki air dari
bahan beton bertulang yang menyatu dengan struktur bangunannya. Jenis ini
merupakan tangki dgn penempatan yang tetap.
Kedua jenis tangki air tsb masing-2 mempunyai kelebihan dan kelemahannya,
yang terkait dengan faktor-2 ; kekuatan,keawetan, kemudahan perawatan, fleksibilitas
dan kesehatan.
f. SEWAGE/SEWERAGE SYSTEM
 Jaringan Air Limbah dan Air Kotor
Pada bangunan tinggi menggunakan sistem pemgolahan air limbah (SPT –
Sewage Treatment Plant). Sistem pengolahan air limbah terditi atas dua proses utama
yaitu, proses mekanik yang merupakan proses penyaringan, pemisahan, dan
pengendapan, serta proses biologi/kimia yang merupakan proses aktivitas bakteri
yang memanfaatkan O2 dari udara dan proses netralisasi cairan dengan asam atau
memasukkan bahan kimia untuk oksidasi, seperti pemusnah kuman (disinfection)
dengan menggunakan kaporit.

Gambar 1.2 : Skema Tipikal Sistem Pengolahan Limbah


Sumber : Juwana, Jimmy S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi: untuk Arstek dan Praktisi
Bangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 189
 Jaringan Persampahan
Pada bangunan tinggi, jaringan sampah diletakkan pada soft core yang
kemudian dimumpulkan di lantai basement lalu diangkut ke luar menuju
pembuangan akhir.
Gambar 1.3 : Saluran Pembuangan Sampah
Sumber : Juwana, Jimmy S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi: untuk Arstek dan Praktisi
Bangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 190

 Jaringan Listrik dan Telepon


Selain menggunakan aliran listrik dari PLN, pada bangunan juga
menggunakan genset (Generator Set) sebagai pemasok daya listrik cadangan jika
aliran listrik PLN terhenti. Genset diletakkan dalam ruangan yang kedap suara, agar
suara yang ditimbulkan oleh mesin diesel tidak mengganggu aktifitas dalam
bangunan.

Gambar 1.4 : Diagram Tipikal Pasokan Listrik


Sumber : Juwana, Jimmy S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi: untuk Arstek dan Praktisi
Bangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 22
Sedangkan untuk jaringan telepon dimulai dari Telkom ke fasilitas PABX
(Private Automatic Branch Exchange), selanjutnya dihubungkan ke kotak hubungan
induk (MDF - Main Distribution Frame). Melalui kabel distribusi (DC – Distribution
Cable) jaringan telepon disebarkan ke kotak terminal (JB – Junction Box) yang pada
tiap-tiap lantai bangunan. Selanjutnya dari kotak terminal jaringan telepon diteruskan
ke setiap pesawat telepon.

Gambar 1.5 : Jaringan Instalasi Komunikasi dalam Bangunan


Sumber : Juwana, Jimmy S. (2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi: untuk Arstek dan Praktisi
Bangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hal. 223

Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair


Limbah cair bangunan gedung dibagi dalam 4 (empat) golongan yaitu :
 Limbah air bekas dari Kamar mandi dan cuci
 Limbah air bekas berlemak dari dapur
 Limbah kotoran dari closet/WC
 Limbah khusus yang mengandung komponen atau bahan kimia berbahaya.
(limbah industri, limbah medis dsb).
Instalasi “Sewage system”
Dua Sistem Instalasi pada “Sewage System” berlantai banyak ada 2 sistem, yaitu:
 “Sewage System” Satu Pipa
Pada sistem ini, limbah dari WC/closet, air mandi, cuci dan air lemak dapur
disalurkan dalam satu pipa, disalurkan ke unit penghancur WWTP (Waste Water
Treatment Plant)selanjutnya disalurkan ke peresapan limbah atau ke saluran kota.
 “Sewage System” Dua Pipa
Pada sistem ini, limbah dari WC/closet dipisahkan dari limbah Kamar mandi, cuci
dan dapur. Selanjutnya limbah WC disalurkan ke Septictankdan bersama-sama
limbah air mandi, cuci dan dapur dibuang ke peresapan air kotor atau saluran limbah
kota.
Dua sistem tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan ditinjau dari faktor :
kemudahan perawatan, biaya awal, biaya operasional.
Sistem Vertikal
Sistem pengaliran/distribusi air bersih dengan system vertical banyak digunakan
pada bangunan-bangunan bertingkat tinngi. Cara pendistribusiannya adalah dengan
menampung lebih dulu pada tangki air (ground reservoir) yang terbuat dari beton
dengan kapasitas sesuai dengan kebutuhan air pada bangunan tersebut. Kemudian air
dialirkan dengan menggunakan pompa untuk langsung ke titik-titik kran yang
diperlukan. Sistem ini lebih menguntungkan pada penggunaan pipa, tetapi sering
mengalami kesulitan kalau sumber tenaga untuk pompa mengalami pemadaman.
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas
bangunan. Kemudian dari tangki dialirkan ke tempat-tempat yang memerlukan,
dengan menggunakan system gravitasi/diturunkan secara lansung.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

 Di dalam perancanaan system plambing, diperlukan adanya suatu prosedur


perencanaan, undang-undang, peraturan, dan standar.
 Perancangan system penyediaan air bersih pada Gedung ini menjelaskan
tentang kualitas air bersih pada Gedung ini menjelaskan tentang kualitas air
dan pencegahan pencemaran air.
 Pada perancangan system penyediaan air bersih ini ditunjukkan standar
kualitas air bersih dan air minum di Indonesia, dan kadar sisa klor dalam air
keluar keran.
 Sumber air bersih dalam Gedung ini adalah dari PDSM dan Deep Well.
 Peralatan dan perlengkapan (equipment) yang digunakan pada system
penyediaan air bersih ialah pompa air bersih, sand filter, pompa booster,
tangka air bawah (BWT), tangka air atas (RWT), dan proses pengambilan air
bersih dengan cara Deep Well.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.scribd.com/doc/243189707/Pengertian-enta!-"##ice
 https://www.scribd.com/doc/310292557/makalah-utilitas-bangunan-tinggi
 https://docplayer.info/33337052-Makalah-utilitas-bangunan-pipa-dan-
sanitasi-plumbing.html
 https://docplayer.info/65421644-Sistem-utilitas-bangunan-tinggi-signature-
tower.html
 https://www.academia.edu/23300789/UTBANG
 https://www.academia.edu/16003477/Utilitas_bangunan
 http://rzal37.blogspot.com/2012/07/utilitas-bangunan_13.html
 https://dlscrib.com/queue/makalah-utilitas-bangunan-
tinggi_58d675f0dc0d60b77cc346a9_pdf?
queue_id=596f8186dc0d609b5aa88e77
 https://www.academia.edu/40256043/Laporan_Rumus_Sistem_Utilitas_Bang
unan
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Modul%20Ajar%20MK%20utilitas
%20FT%20UNY.pdf
 http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirTanahBuatan/Bab6-
PemanenanAirHujan.pdf
 http://www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuAirTanahBuatan/Bab6-
PemanenanAirHujan.pdf
 https://www.google.com/search?
q=konsep+rainwater+harvesting+digedung+berlantai+banyak&tbm=isch&ve
d=2ahUKEwj3rujO6ILoAhUhjUsFHXrpDucQ2cCegQIABAA&oq=konsep+r
ainwater+harvesting+digedung+berlantai+banyak&gs_l=img.3...3158.16290..
16862...1.0..0.5840.13232.21j3j9-2......0....1..gws-wiz-
img.OlTzBPZAHTo&ei=CqtgXveBA6GartoP-
tK7uA4&bih=675&biw=1517&rlz=1C1GCEA_enID890ID890&safe=strict#i
mgrc=mI4He-VoQmI5_M&imgdii=n7Y1Xc5xCIRtHM

Anda mungkin juga menyukai