Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN

ARSITEKTUR KRISTEN
AWAL BANGUNAN
GEREJA S. GEORGE
Klik ikon untuk menambahkan gambar GEOGRAFIS,
GEOLOGIS
DAN IKLIM

Agama kristen lahir dan berkembang di


Wilayahtimur, dibawa Santo Petrus dan
santo Paulus ke Roma yang kemudian
menjadi pusatnya (sir Banister fletcherA
History of architecture, The Athlone Press.
London. 1975.h.345.) Wilayah kekaisaran
Roma mencangkup seluruh wilayah di
sekeliling LautMediterania, termasuk
Syria, Asia Minor dan Afrika Utara. Pada
wilayah itulah berkembang Arsitektur
yang mempunyai ciri khas, pada jaman
Kristen Awal (313-800). Aspek geologi
berpengaruh pada arsitektur Kristen
Awal, pada bahan bangunan khususnya
bahan galian. Pada umumnya dimana
didirikan, di situlah bahan banguna
diambil seperti misalnya batu dan
marmer, demikian pula bahan-bahan
lainnya untuk dekorasi termasuk mozaik
dan patung. Iklim berpengaruh pada
sistem penghawaan dan pencahayaan
alami. Pada wilayah yang lebih panas,
biasanya lebih banyak membuat jendela.
SEJARAH
Constaintine (Constantine I 280-337 M, Kaisar Roma dengan
sebutan Konstaintin yang Agung/ Constaintine the Great,
terkenal dengan kebijakannya menerima dan mengesahkan
agama Kristen, sama dan setingkat dengan kepercayaan yang
sudah ada sebelunnya. Terkenal pula sebagai Kaisar Roma yang
memindahkan pusat administrasi dan pemerintahan dari Roma
ke Konstatntiopel “Constantinople” sekarang Istanbul di Turki,
pada 330). Hingga Charlemagne (800). Serbuan Huns (Huns
adalah suku bangsa Mongol yang hampir satu abad sangat
berpengaruh terhadap sejarah eropa, dengan serangan-serangan
dan penguasaan, hingga 454 M). Yaitu orang-orang mongol ke
Eropa sekitar 376, berhasil menguasai wilayah utara hingga Itali.
Pada 410 Roma jatuh ke tangan orang-orang Goth di bawah
Alaric.
Peperangan tersebut hanya bagian kecil dari berbagai konflik di
Eropa. Pada 584 orang-orang Lomdard (orang-orang jermal
berasal dari skandinavia atau jermal utara yang mendominasi
seluruh itali antara 584-774), menguasai hampir seluruh itali
sampir sekitar dua abad. Pada 800, charlemange (charlemange
adalah raja frank, kaisar terbesar dalam dinasti carolingian yang
juga di ambil dari namanya. Charlemange artinya charles agung
”charles the great”, juga digelari Charles I, selain menjadi raja
perancis, juga emperor tahta suci romawi “holy Roman
Empire”) dinobatkan menjadi Emperor oleh Paus dari Roma,
sejak itu kekaisaraan menyatu dalam sisitem pemerintahan
dengan tahta suci romawi, berlangsung hingga 1806. Roma tidak
lagi mendominasi budaya dan arsitektur kristen sejak tahun 800-
1000, karna sekain timbul regionalisme, juga pengaruh
romanesque menjadi lebih kuat.
CONSTATINE MEMINDAH PUSAT PEMERINTAHAN DARI
ROMA KE ISTANBUL DI WILAYAH BYZANTINE YANG
NAMANYA KEMUDIAN DI UBAH MENJADI CONSTANTINOPLE.
SISTEM PEMERINTAHAN JUGA DI UBAH MENJADI
KEKUASAAN MUTLAK (ABSOLUTE MONARCH) HINGGA SAAT
KEMATIANYA PADA 337. KEKUATAN KRISTEN MENJADI
GOYAH KARNA KEKACAUAN DITIMBULKAN OLEH JULIAN
APOSTATE, SEHINGGA KE KEISARAN ROMAWI PADA 364
TERPECAH MENJADI DUA: VALENTIAN MEMERINTAH
WILAYAH BARAT DAN SODARANYA VALENS DIWILAYAH
TIMUR. TEODOSIUS 379-95 BERHASIL MENYATUKAN
KEMBALI KEKUASAAN WILAYAH TIMUR DAN BARAT. SUATU
RANGKAIAN EMPERIUM DI BARAT BERAKHIR PADA 376 M,
SETELAH EMPERIUM BARAT DAN DIRUNTUHKAN OLEH
ZENO MEMERINTAH DI KONSTANTINOPLE. KEMBALI LAGI
TERJADI PERUBAHAN KEKUASAAN, MENJADI TEODORIC
DAN
Pada GOTH
jaman YANG
kebangkitan MEMERINTAH
ini, budaya ITALImendapat
dan seni byzantine banyak 493-526,pengaruhDIMANA
dari zaman
kristen awal berikutnya raja di pilih dari semacam negara bagian dari spanyol, gaul (sebagian
TERCAPAI
besar MASA afrika
perancis sekarang), PUNCAK utara danKEDAMAIAN DAN
itali sendiri. Emansipasi KEMAKMURAN
di eropa barat langsung
dengan kontrol dengan emperium, mendorong berkembangnya budaya romano-teotonic,
memberikan kemudahan, pada berdirinya negara-negara baru (bukti dari sejarah ini, hingga
sekarang masih terlihat pada banyak nya negara-negara kecil di eropa seperti monaco, belgia dll,
berasal dari sistem veodal, para tuan tanah). Kecendrungan semacam itu medorong kristen
menjadi lebih kuat, ditangan para uskup (bishop) di roma. Formasi dari negara” baru ini selain
membuat budaya regional jg mendorong berkembangnya bahasa-bahasa mengganti bahasa latin.
ARSITEKTUR GEREJA BASILIKA DAN GEREJA
Pada setiap jaman kebudayaan berkembang termasuk seni dan arsitektur kadang-kadang secara sadar dan kadang secara
tidak disadari. Seni masa lampau terekspresi pada masa sesudahnya. Dalam arsitektur suatu gaya merupakan perkembangan
atau pengembangan dari gaya sebelumnya, setelah mengalami suatu rangakaian perubahan secara berangsur-angsur atau
sedikit demi sedikit. Para pengrajin dan seniman pada jaman Kristen Awal merupakan penerus dari tradisi Romawi. Namun
menurunnya kemakmuran yang sejalan dengan menurunnya kekuasaan, membuat pembangunan lebih menyusuaikan pada
kegunaannya dan kesediaan bahan jadi faktor tertentu. Bangunan jaman kristen awal (awal abad IV hingga akhir abad VIII),
mempunyai nilai yang mendasarkan pada penyelesaian masalah kontruksi. Gereja-gereja Basilikan mempunyai kolom-kolom
berjarak lebar menyangga entablaure ataupun pelengkungan untuk mendapatkan bentangan lebih lebar. Ciri lain dari gereja-
gereja basilika adalah kerangka atap dari kayu di atas ruang umat utama (nave), di kiri-kanan terdapat sayap atau di sebut aisle.
Kolom berderet dikiri-kanan membentuk ruang panjang, pada ujungnya terdapat apse yang denahnya berbentuk setengah
lingkaran atau setengah segi banyak. Atrium atau halaman dikelilingi oleh portico, sebagai ruang peralihan dari luar kedalam
gerejajuga menjadi ciri dari arsitektur jaman Kristen Awal. Warna, kaca warna dan mozaik mulai banyak digunakan dalam
bangunan-bangunan pada jaman ini, termasuk lukisan pada bagian dalam dari kubah.
Basilika (basilica) telah disebut di depan adalah banguna pada jaman romawi, digunakan untuk gedung pengadilan. Pada
jaman kristen, kemungkinan bentuk bangunan yang biasanya besar, mgah dan indah menjadi inspirasi para arsitek untuk
membangun gereja. Jadi istilah gereja basilika digunaka untuk gereja yang besar biasanya terbesar dilingkungannya
Klik ikon untuk menambahkan gambar

GEREJA S.
GEORGE
Di Solonica, sebuah kota di pantai barat Laut
agean (sekarang dalam wilayah yunani),
terdapat sebuah gereja bernama S. George,
didirikan ketika wilayah itu dijajah Romawi (300).
Denahnya berbeda dengan gereja-gereja
didiirikan sejaman yang cenderung membuat
denah segi empat, di sini lingkaran. Dindingnya
berbentuk silindris, sangat tebal, tidak kurang
dari lima meter. Pada bagian atas 15 M dari
tanah sedikit berkurang ketebalannya menjadi
sekitar tiga meter. Atapnya kubah berdiameter
24.49 M, namun di atasnya terdapat kontruksi
kerangka kayu ditutup genteng, bentuk kerucut
hampir datar, bentuk segi tiga. Dengan demikian
dari segi ruang dalam, maka kubahnya hanya
berfungsi  sebagai penutup semacam plafond,
namun berubah ceruk (bagian dalam dari
kubah). Pada dinding bagian atas terdapat tujuh
jendela, karena tebalnya dinding, jendela-jendela
yang ambangnya pelengkung ini mirip seperti
ceruk. Pintu masuk dari sisi di bawah salah satu
dari tujuh jendela. Di Solonica, sebuah kota di
pantai barat Laut Agean (sekarang  dalam 
wilayah Yunani), terdapat sebuah gereja
bernama St. George, didirikan ketika wilayah itu
menjadi jajahan romawi (300).
Denahnya berbeda dengan gereja – gereja didirikan sejaman
yang cenderung membuat denah segi empat, disini
lingkaran Dinidingnya berbentuk silindris sangat tebal,
tidak kurang dari lima meter. Pada bagian atas 15 M dari
tanah sedikit berkurang ketebalannya mejadi sekitar tiga
meter. Atapnya kubah berdiameter 24.40 M, namun di
atasnya terdapat konstruksi kerangka kayu ditutup genteng,
berbentuk kerucut hampir datar, bertumpuk tiga. Dengan
demikian dari segi ruang dalam, maka kubah hanya
berfungsi sebagai penutup semacam plafond, namun berupa
ceruk (bagian dalam dari kubah). Pada dinding bagian atas
terdapat tujuh  jendela, karena tebalnya dinding jendela –
jendela yang ambangyna pelengkung ini mirip seperti ceruk.
Pintu masuk dari sisi di bawah selalu satu dari tujuh jendela.
Apse terdapat di ujung sebuah ruang yang denahnya segi
empat, menjorok ke luar dinding, pada sumbu membujur
dari nave yang bentuknya lingkaran  tersebut. Selain
ketujuh jendela, semua jendela besar kecil lain ambangnya
juga pelengkung, khas Romawi gereja ini tidak mempunyai
hiasan, sangat bertolak belakang dengan bangunan –
bangunan lain yang sejamannya. Salah satu gereja yang
menyandang nama karena mepunyai denah berbentuk
lingkaran adalah gereja St. Stefano Rotondo di Roma (468 –
83). Gerja ini terbesar di antara gereja – gereja lain
berdenah lingkaran (diameter 64 M). Lingkaran terdiri dari
dua bagian : lingkaran dalam dan lingkaran luar. Lingkaran
luar dibagi menjadi delapan segmen, untuk empat buah
kapel (gereja kecil). Masing – masing kapel mempunyai
pintu langsung, denahnya radial bagian dari lingkaran. Apse
kecil dari setiap kapel, menjorok ke luar, denahnya setengah
lingkaran

Anda mungkin juga menyukai