Disusun oleh:
JURUSAN ARSITEKTUR
UNIVERSITAS TRISAKTI
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 6
I. CAROLINGIAN ................................................................................... 6
A. Sejarah Arsitektur Carolingian ...................................................... 7
B. Pengaruh Arsitektur Carolingian ................................................... 8
II. ROMANESQUE ................................................................................... 8
A. Sejarah Arsitektur Romanesque .................................................... 8
B. Karakteristik Arsitektur Romanesque............................................ 9
C. Romanesque di Eropa .................................................................. 17
1. Romanesque di Italy ........................................................ 17
2. Romanesque di Prancis .................................................... 19
3. Romanesque di Inggris, Irlandia ..................................... 23
4. Romanesque di Spanyol, Portugal, Andorra.................... 26
5. Romanesque di Skandinavia ............................................ 28
3
C. Castle (Kastil) ......................................................................... 34
II. MATERIALS...................................................................................... 34
III. STUDI KASUS................................................................................... 35
A. Maria Laach Abbey ................................................................ 35
B. Pisa Cathedral ......................................................................... 37
IV. PENERAPAN ROMANESQUE DI INDONESIA ............................ 39
A. Lawang Sewu .......................................................................... 39
B. Kantor NILMIIJ Moojen ........................................................ 40
C. Kantor Pos Medan .................................................................. 41
KESIMPULAN ...................................................................................................... 43
4
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Arsitektur merupakan produk budaya manusia dalam bentuk bangunan yang pada
awalnya digunakan sebagai tempat untuk bernaung, hidup dan berlindung dari cuaca dan
alam yang mengancam. Kehadiran arsitektur dalam kehidupan manusia memberikan
kontribusi positif yakni sebagai tempat manusia untuk bertahan hidup juga sebagai sarana
manusia untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Prinsip umumnya adalah membangun
sesuatu di atas permukaan tanah sebagai penanda, sebagai ruang yang disiapkan untuk
mereka menjadi kesatuan dalam komunitas kehidupannya. Perkembangan zaman kemudian
mempengaruhi upaya mereka dalam membangun. Untuk menciptakan bangunan yang kuat,
sebuah bangunan harus memiliki fondasi, untuk memiliki kenyamanan dalam sebuah
ruangan bangunan harus ditata sedemikian rupa, dan untuk membedakan fungsi-fungsi
ruangan bangunan juga harus digolongkan berdasarkan kegunaannya.
Menelaah arsitektur klasik eropa pada salah satu mata kuliah yang merupakan
kegiatan pemahaman dan pengenalan mengenai sejarah dunia. Teori arsitektur Klasik
dengan demikian merupakan suatu perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai
oleh gagasan dan idealisme Teori Vitruvius. Mahasiswa yang menekuni bidang arsitektural
memerlukan pengetahuan dan perlu memahami mengenai perkembangan, corak, bentuk dan
sejarah arsitektur jaman dahulu hingga sekarang. Untuk mendukung hal itu, maka
mahasiswa harus mengetahui bentuk serta gaya pada bangunan dizaman yang ditentukan.
5
III. TUJUAN
6
PEMBAHASAN
I. CAROLINGIAN
A. Sejarah Arsitektur Carolingian
Carolongian Renaissance
7
Jaman Carolingian yang juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada
akhir abad VIII dan abad IX. Arsitektur Carolingian mempunyai ciri tersendiri
terdapat terutama di Jerman dan Prancis.
Ini termasuk gaya arsitektur yang unik yang digunakan dalam konstruksi
Romanesque. Hal ini terwujud dalam kenyataan bahwa kebanyakan gereja
Carolingian adalah basilika, meniru gereja-gereja Kristen awal yang dibangun
pada masa Kekaisaran Romanesque.
II. ROMANESQUE
A. Sejarah Arsitektur Romanesque
8
Penyebab berkembangnya seni Romanesque :
Karakteristik :
- Proporsi yang harmonis
- Barrel vault atau groin vault yang terbuat dari batu
- Dinding dan pilar yang kuat
- Jendela yang kecil
- Lengkungan bulat yang menopang atap
- Lengkungan bulat tanpa bukaan yang digunakan untuk dekoratif baik untuk
exterior maupun interior
9
- Nave dengan aisles di samping (kebanyakan gereja tidak memiliki aisles)
- Galeri di aisle samping, terpisah dari nave oleh tritorium
- Sebuah transept (bagian yang melintasi pusar di sudut kanan, memberi bentuk
salib kepada gereja
- Sebuah apse (ceruk setengah lingkaran, biasanya di ujung timur
- Sebuah ambulatory (seringkali dengan kapel yang memancar) di sekitar apse
- Beberapa menara, biasanya di ujung barat dan melewati transept
- Hiasan pahatan di portal, capitals, dan permukaan lainnya
- Hiasan lukis di seluruh interior
1. DINDING
Dinding bangunan Romanesque
seringkali memiliki ketebalan yang sangat
besar dengan bukaan sedikit dan relatif kecil.
Bahan bangunannya sangat berbeda di seluruh
Eropa, bergantung pada tradisi batu dan
bangunan setempat. Di Italia, Polandia,
sebagian besar Jerman, dan Belanda, bata
umumnya digunakan. Daerah lain melihat luas penggunaan batu kapur, granit,
dan batu api. Batu bangunan sering digunakan dalam potongan yang relatif
kecil dan tidak beraturan, ditata dengan mortir tebal. Batu abu abu halus
bukanlah ciri khas gaya, terutama pada bagian awal periode ini, namun terjadi
terutama dimana batu kapur yang mudah dikerjakan tersedia.
2. PIERS
Dalam arsitektur Romanesque, piers sering
digunakan untuk mendukung lengkungan. Mereka terbuat
dari batu, umumnya memiliki ukiran capitals.
Meskipun pada dasarnya persegi panjang, piers
seringkali berbentuk sangat kompleks, dengan setengah
10
segmen kolom berongga inti besar di permukaan bagian dalam yang
mendukung arches.
Piers yang terjadi di persimpangan dua lengkungan besar, seperti yang
berada di bawah persimpangan nave dan transept, masing-masing lengkungan
memiliki piers segi empat yang mendukung sendiri pada sudut kanan ke sisi
yang lain.
3. KOLOM
Kolom yang paling tahan lama
terbuat dari marmer dan memiliki batu.
Mayoritas ditata secara vertikal dan
terkadang terdiri dari berbagai warna.
Mereka mungkin telah mempertahankan
capitals asli mereka, umumnya dari
gaya Corinthian atau Roman Composite
4. CAPITALS
Capitals pada dasarnya bulat di dasar dan
persegi di bagian atas, di mana ia mendukung
dinding atau arches. Bentuk modal ini
dipertahankan dalam proporsi umum dan
garis besar ibukota Romawi. Hal ini dicapai
11
paling sederhana dengan memotong sebuah kubus persegi panjang dan
mengambil empat sudut bagian bawah.
Di Eropa Utara, capitals umumnya memiliki kemiripan yang jauh lebih
mirip dengan seluk-beluk iluminasi manuskrip daripada classical. Di beberapa
bagian Prancis dan Italia ada hubungan kuat capitals Bizantium. Sementara
beberapa bergantung pada ilustrasi naskah dari adegan dan penggambaran
Alkitab tentang binatang buas dan monster, ada pula adegan-adegan yang
menakjubkan dari legenda orang-orang kudus setempat.
5. ALTERNATION
Karakteristik umum bangunan Romawi,
terjadi baik di gereja-gereja dan di arcade
yang memisahkan ruang interior istana yang
luas, merupakan alternasi antara piers dan
kolom. Bentuk paling sederhana yang
dibutuhkan adalah memiliki kolom di antara
masing-masing piers yang berdampingan.
6. JENDELA
7. ARCHES
Arches pada bangunan
Romanesque membentuk suatu
lengkungan bulat. Arches dapat
12
berfungsi sebagai bukaan pintu maupun jendela.
Arcade merupakan deretan arches yang terdapat
pada exterior maupun interior. Terdapat blind arcade
dimana arcade ini tidak berfungsi sebagai bukan dan
hanya untuk sebagai dekoratif
- Barrel Vault
Jenis atap berkubah yang paling sederhana
adalah kubah barel di mana satu permukaan
melengkung meluas dari dinding ke dinding,
contohnya nave sebuah gereja. Barel vault
umumnya membutuhkan dukungan dinding padat,
atau dinding di mana jendelanya sangat kecil
13
- Groin Vault
Kubah-kubah Groin
sangat sering terjadi di
bangunan Romanesque kuno,
dan juga untuk kubah yang
kurang terlihat dan lebih kecil
di bangunan selanjutnya,
terutama di aisle. Sebuah kubah
groin hampir selalu berbentuk
persegi dan terbuat dari dua
kubah tonggak yang berpotongan
pada sudut siku-siku. Kubah groin
sering dipisahkan oleh rusuk
melintang melintang yang low
profile
- Ribbed Vault
Di dalam kubah ribbed, tidak
hanya ada rusuk yang membentang daerah
berkubah melintang, tapi masing-masing
rib berkubah memiliki rusuk diagonal.
Tulang rusuknya adalah anggota struktur,
dan ruang di antara keduanya bisa diisi
dengan bahan yang tidak ringan dan tidak
struktural.
Karena lengkungan Romanesque
hampir selalu berbentuk lingkaran,
masalah struktural dan desain yang
melekat pada kubah berusuk adalah
bahwa rentang diagonal lebih besar dan
14
karena itu lebih tinggi dari rentang
melintang. Pembangun Romanesque
menggunakan sejumlah solusi untuk
masalah ini. Salah satunya adalah
memiliki titik pusat di mana tulang
rusuk diagonal bertemu sebagai titik
tertinggi, dengan isi semua permukaan
miring ke atas ke arahnya, dengan cara yang domisial.
9. PORTALS
15
- Voussoirs : Unsur berbentuk baji, biasanya
berupa batu, yang digunakan dalam
membangun lengkungan atau kubah
16
C. Romanesque di Eropa
1. Romanesque di Italy
17
Karakteristik
- Gereja-gereja besar sering memiliki bentuk basilica
- Lombardy dengan kubah penuh dengan proporsi berat
- Elemen dekoratif klasik Italia Tengah: corintianth capitals, marmer berwarna,
lengkungan terbuka, barisan tiang dan galeri dan fasad wirh sculpture
18
- Selatan dengan pengaruh byzantine dan arab:
menggunakan mosaik, lengkungan runcing yang
terjalin
- Tiga bangunan terpisah: gereja, baptisan dan menara
lonceng
- Jendela berukuran kecil. San Zeno, Verona
- Sejumlah gereja memiliki fasad dan interior yang
berhadapan dengan marmer polikrom
- Portal jarang besar dan persegi bukan bulat
- Ukiran relief dangkal di marmer adalah ciri beberapa
fasad.
- Secara internal, gereja-gereja besar umumnya memiliki
arcade yang bertumpu pada kolom-kolom bentuk Klasik.
- Permukaan dinding di atas arcade ditutupi dengan marmer dekoratif, mosaik
atau fresko.
- Buka atap kayu yang berlaku.
- Kubah berusuk, bila digunakan, berukuran besar, persegi dan tidak
2. Romanesque di France
Pengaruh Arsitektur
Romanesque Segi Geograpis Di
Perancis dengan desa yang
masih alami sepanjang jalan
seperti Rhone, Saobne, Seine,
dan Garonne yang berhubungan
meditarerranian dengan laut
atlantik dan kepulauan Inggris. Ada perbedaan wilayah yang memasuki
wilayah pembagian yang ditandai dengan pembagian gaya arsitektur yang
kuat selain itu posisi wilayah geografis. Peradaban Romawi yang telah
menyebar melalui wilayah Perancis sepanjang wilayah yang bersejarah dari
19
lembah rhine, di mana pengaruh dari arsitektur Romawi di mana-mana jelas.
Sebelumnya, Rade dari mediterraniuan mengarahkan sepanjang lembah
Garonne dan venesia membawa pengaruh dari timur ke seberang barat-daya
dari france ke perigueux, didalam aquitaine, pusat dari suatu area yang
diwarisi suatu kelompok besar gereja yang mempertunjukkan dengan inspirasi
mediteranian dari timur yang dapat dibedakan venice dan cyprus, dari utara
sungai loire dilihat pengaruh dari norsemen yang memperoleh laut, dan yang
terus terang yang mereaislekan ke seberang negeri dari rhine ke Brittany.
Batu bangunan sudah tersedia, termasuk batu kapur kelas tinggi yang
cocok untuk ukiran halus. Untuk sebagian besar periode Normandia adalah
unit politik yang besar dan kuat, dan mengembangkan gaya yang konsisten
yang mempengaruhi sebagian besar wilayah utara Prancis. Selatan gereja
Lembah Loire menunjukkan keragaman bentuk arsitektur yang cukup besar
dan seringkali tanpa aisle.
20
Banyak gereja biara, beberapa di antaranya sekarang menjadi katedral atau
telah diangkat ke peringkat Basilika Minor, berasal dari periode ini, dan
merupakan salah satu karya arsitektur terbaik di Prancis. Ada juga banyak
gereja desa, yang banyak di antaranya tetap sedikit berubah.
KARAKTERISTIK
- Itu adalah wilayah asli romanesque
- Provence: kubah runcing dan fasad dihiasi dengan lengkungan
- Lorong samping di sekitar tempat perlindungan setengah lingkaran yang
membentuk ambulatory di mana kapel yang memancar terbuka lebar
- Gereja-gereja besar di utara memiliki bentuk basilika nave dan aisle yang
dipisahkan oleh arcade.
21
- Gereja-gereja besar di Prancis selatan mungkin tanpa lorong, Gereja umumnya
memiliki transept.
- Ujung timur sering berbentuk apse yang hampir setinggi dinding.
- Apse yang tinggi semakin dikelilingi oleh gereja-gereja yang ambulatory dan
kemudian Romawi memiliki chevet yang telah berkembang sepenuhnya
dengan kapel yang memancar.
- Di Normandia, dua menara di atas permukaan yang mengapit nave menjadi
standar bagi gereja-gereja besar dan mempengaruhi fasad Romawi dan Gothik
berikutnya di Utara Prancis, Inggris, Sisilia dan bangunan lainnya di seluruh
Eropa.
- Di Abbey Church of Cluny, serta menara berpasangan di front barat, ada
berbagai menara besar dan kecil. Dari menara oktagonal di atas persimpangan
dan menara transept yang lebih kecil tetap utuh. Pengaturan ini untuk
mempengaruhi gereja-gereja lain seperti
- Windows semakin besar ukurannya dan sering digabungkan, terutama di
cloisters and towers.
- Fasad mengambil dua bentuk, yang dengan dua menara besar, seperti di Saint-
Etienne, Caen, dan bentuk layar dengan dua menara kecil mengapit, seperti di
Katedral Angouleme.
- Sering ada tiga portal, seperti di Abbey of la Trinité, Caen
- Dekorasi façade kaya dan beragam, dengan portal utama menjadi fitur utama.
- Portal pahatan besar adalah ciri khas orang Romawi Prancis. Portal ini sangat
tersembunyi dan kusennya dilengkapi dengan poros dan cetakan. Mereka
biasanya memiliki lintel, mendukung timpanum yang diukir dengan lega yang
tinggi.
- Interior umumnya menggunakan dermaga untuk mendukung arcade, bukan
kolom. Bentuk dermaga menjadi semakin kompleks dengan poros dan cetakan
yang mengarah ke cetakan lengkungan, atau kubah seperti pada Saint-Etienne
Nevers.
- Pada abad ke-12, dermaga silindris dengan ibu kota bergaya Korintus mulai
digunakan.
22
- Pola tiga tahap: lemari besi, arcade dan clerestory didirikan pada abad ke 11.
- Kubah Masonry lebih disukai untuk gereja-gereja yang lebih besar, dan pada
awalnya berbentuk tong atau kubah groin, seringkali dengan lengkungan yang
membentang di antara kubah-kubahnya. Teluk berlubang persegi.
- Gudang tinggi bergaris paling awal di Prancis ada di Saint-Etienne, Caen
(1120). Penerapan metode ini secara luas menyebabkan perkembangan
arsitektur Gothic.
- Beberapa gereja Aquitane dan Anjou yang tak bersunat diberi atap dengan
kubah, seperti di Katedral Angouleme.
-
3. Romanesque di Inggris, Irlandia
23
Dari katedral abad pertengahan, hampir semuanya dimulai pada periode ini
dan beberapa di antaranya tetap memiliki struktur Norman. Banyak gereja
paroki dimulai pada periode ini. Gereja-gereja biara mengalami kehancuran
pada saat pembubaran biara-biara di awal abad ke-16 dan sebagian besar
direduksi menjadi reruntuhan, beberapa masih bertahan sebagai gereja paroki.
Nave dari Durham Cathedral memiliki piers silinder Katedral Peterborough, nave tahap tiga
dengan hiasan yang menoreh, juga ditemukan di 1155-75 memiliki bagian ovoid dengan
Dunfermline Abbey, Scotland. Meski memiliki poros terpasang. Sedangkan bentuknya
karakter norman Norman, bangunan ini memiliki biasanya Norman, panjangnya lebih besar
penggunaan kubah runcing dan penopang terbang dari yang ditemukan di Normandia. Langit-
yang runcing. langit kayu itu asli.
KARAKTERISTIK
- Ini adalah ciri khas gereja abad pertengahan di Kepulauan Inggris dan Inggris
khususnya bahwa mereka terus diperluas, diubah dan dibangun
kembali.Akibatnya, walaupun bangunan Norman sangat banyak, hanya sedikit
yang utuh, dan beberapa di antaranya, seperti Katedral Lincoln, Katedral
Gloucester dan Katedral Worcester, arsitektur Norman hanya bisa diwakili oleh
portal, kolom nave atau ruang bawah tanah.
- Fasad Norman dari katedral dan abbeys besar mengikuti dua bentuk dasar yang
ditemukan di Prancis, dengan menara berpasangan seperti di Southwell Minster
dan dengan bingkai menara di Katedral Rochester.
24
- Portal biasanya melengkung dan dihiasi dengan chevrons dan ornamen geometris
lainnya, wajah barbar dan spiral.Ada beberapa timpeng anggur Romawi yang
diukir, dengan Kristus di Majesty di Katedral Rochester. Hiasan portal di
Irlandia memiliki unsur khas desain Celtic seperti di portal klimaks Clonfert
Cathedral.
- Beranda samping yang umum dan sering mode biasanya masuk, portal barat
hanya dibuka untuk festival besar.
- Blind arcading digunakan sebagai fitur dekoratif utama, seringkali di sekitar
dinding internal.
- Windows relatif besar dan mungkin diatur dalam tingkatan seperti di transept
dari Peterborough Cathedral. Jendela berpasangan terjadi di menara.
- Naves dari katedral dan gereja biara sangat panjang, dan transept memiliki
proyeksi yang kuat.
- Penjadwal katedral dan gereja biara juga sangat panjang.
- Kura-kura katedral dan biara di sekelilingnya dan dengan ambulatori dengan cara
Prancis, seperti yang ditunjukkan di Katedral Peterborough dan Norwich namun
tidak ada yang bertahan tidak berubah.
- Menara pusat besar adalah karakteristik, seperti di Tewkesbury Abbey dan
Norwich Cathedral.
- Banyak menara bundar terjadi di Irlandia. Mereka juga ditemukan dalam
arsitektur Saxon (Pre-Romanesque) di Inggris sebagai menara tangga yang
terpasang pada menara rencana persegi yang lebih besar.
- Nave naik dalam tiga tahap, arcade, galeri dan clerestory.
- Arcade memiliki dua bentuk: lengkungan bertumpu pada kolom batu silinder
besar seperti di Gloucester dan Hereford Cathedrals, dan lengkungan yang
melintang dari dermaga komposit seperti di Peterborough dan Ely Cathedrals.
Katedral Durham memiliki dermaga dan kolom bergantian.
- Crypts adalah groin, seperti di Katedral Canterbury.
- Hampir setiap gereja besar di Norman memiliki kubah gothic yang lebih tinggi,
kecuali di Peterborough dan Ely Cathedrals yang memiliki langit-langit kayu
trussed. Kubah di Durham memiliki kepentingan unik, yaitu di sebelah selatan
25
sebuah aisle yang merupakan kubah berombak tertua di dunia, dan bangunan itu
adalah kubah berujung runcing paling awal di dunia. Kubah berusuk dari periode
Norman ada di aisle di Katedral Peterborough dan gereja besar lainnya.
- Kubah barrel jarang terjadi, contohnya adalah Kapel St John, Tower of London
dan beberapa gereja monastik abad ke-12 di Irlandia termasuk ceramah Kapel
Cormac dan St Flannan.
Pada 1032, gereja Santa Maria de Ripoll dibangun untuk sebuah rencana
yang kompleks dengan gang ganda, yang terinspirasi langsung oleh Basilika
Santo Petrus Lama. Gereja menetapkan standar baru untuk arsitektur di
Spanyol.
Ziarah ke Santiago de Compostela dimulai pada awal abad ke-9, dan pada
abad ke-11 sedang menarik peziarah dari Inggris. Jalan Saint James (Camino
de Santiago) mapan pada awal abad ke-12 dan mendorong berdirinya biara-
biara di sepanjang rute. Sebagian besar daerah tersebut memiliki batu
26
bangunan yang melimpah, granit, batu gamping, batu pasir merah dan puing-
puing vulkanik. Ada sedikit kayu, jadi digunakan hemat untuk atap.
Bagian utara wilayah ini dihiasi dengan banyak gereja kecil seperti
Andorra dan Vall de Boí di Catalonia. Ada juga vihara yang lebih besar.
Banyak katedral dimulai pada saat ini.
KARAKTERISTIK
- Ini adalah ciri khas gereja abad pertengahan di Kepulauan Inggris dan Inggris
khususnya bahwa mereka terus diperluas, diubah dan dibangun kembali.
Akibatnya, walaupun bangunan Norman sangat banyak, hanya sedikit yang utuh,
dan beberapa di antaranya, seperti Katedral Lincoln, Katedral Gloucester dan
Katedral Worcester, arsitektur Norman hanya bisa diwakili oleh portal, kolom
nave atau ruang bawah tanah.
- Fasad Norman dari katedral dan abbeys besar mengikuti dua bentuk dasar yang
ditemukan di Prancis, dengan menara berpasangan seperti di Southwell Minster
dan dengan bingkai menara di Katedral Rochester.
- Portal biasanya melengkung dan dihiasi dengan chevrons dan ornamen geometris
lainnya, wajah barbar dan spiral. Ada beberapa timpeng anggur Romawi yang
diukir, dengan Kristus di Majesty di Katedral Rochester. Hiasan portal di
Irlandia memiliki unsur khas desain Celtic seperti di portal klimaks Clonfert
Cathedral.
- Beranda samping yang umum dan sering mode biasanya masuk, portal barat
hanya dibuka untuk festival besar.
- Blind arcading digunakan sebagai fitur dekoratif utama, seringkali di sekitar
dinding internal.
- Windows relatif besar dan mungkin diatur dalam tingkatan seperti di transept
dari Peterborough Cathedral. Jendela berpasangan terjadi di menara.
- Naves dari katedral dan gereja biara sangat panjang, dan transept memiliki
proyeksi yang kuat.
- Penjadwal katedral dan gereja biara juga sangat panjang.
27
- Kura-kura katedral dan biara di sekelilingnya dan dengan ambulatori dengan cara
Prancis, seperti yang ditunjukkan di Katedral Peterborough dan Norwich namun
tidak ada yang bertahan tidak berubah.
- Menara pusat besar adalah karakteristik, seperti di Tewkesbury Abbey dan
Norwich Cathedral.
- Banyak menara bundar terjadi di Irlandia. Mereka juga ditemukan dalam
arsitektur Saxon (Pre-Romanesque) di Inggris sebagai menara tangga yang
terpasang pada menara rencana persegi yang lebih besar.
- Nave naik dalam tiga tahap, arcade, galeri dan clerestory.
- Arcade memiliki dua bentuk: lengkungan bertumpu pada kolom batu silinder
besar seperti di Gloucester dan Hereford Cathedrals, dan lengkungan yang
melintang dari dermaga komposit seperti di Peterborough dan Ely Cathedrals.
Katedral Durham memiliki dermaga dan kolom bergantian.
- Crypts adalah pangkal paha, seperti di Katedral Canterbury.
- Hampir setiap gereja besar di Norman memiliki kubah gothic yang lebih tinggi,
kecuali di Peterborough dan Ely Cathedrals yang memiliki langit-langit kayu
trussed. Kubah di Durham memiliki kepentingan unik, yaitu di sebelah selatan
sebuah gang yang merupakan kubah berombak tertua di dunia, dan bangunan itu
adalah kubah berujung runcing paling awal di dunia. Kubah berusuk dari periode
Norman ada di gang di Katedral Peterborough dan gereja besar lainnya.
- Kubah barrel jarang terjadi, contohnya adalah Kapel St John, Tower of London
dan beberapa gereja monastik abad ke-12 di Irlandia termasuk ceramah Kapel
Cormac dan St Flannan.
28
berbuat banyak untuk menegakkan agama Kristen di Viking, dan pada akhir
abad ke-11, agama Kristen adalah satu-satunya agama yang sah.
Norwegia memiliki 25 gereja stave kayu dari periode ini, membentuk hampir
semua tiga gereja kayu abad pertengahan di dunia. Di Swedia, gereja-gereja
Romawi yang masih bertahan terkonsentrasi terutama tetapi tidak secara
eksklusif ke tiga provinsi: Gotland, Scania dan Västra Götaland
29
KARAKTERISTIK
30
- Bukaan umumnya kecil dan sederhana. Banyak pintu memiliki
tympanum berukir seperti di Vestervig Church dan Ribe Cathedral,
Denmark
- Kebanyakan gereja memiliki kayu yang berjemur, tapi kubah berombak
di atas ruang yang lebih kecil seperti chancel biasa terjadi. Beberapa
gereja kecil, seperti Gereja Marka di Swedia, memiliki kubah pangkal
paha. Gereja yang lebih besar seperti Katedral Ribe berkubah.
- Arcade mungkin berupa tiang persegi panjang sederhana seperti di kolom
Ribe, Denmark, atau drum seperti di Katedral Stavanger, Norwegia.
Katedral Lund memiliki dermaga dan dermaga bergantian persegi dengan
poros terpasang yang mendukung lemari besi.
- Arkade romantika yang sepenuhnya berkembang dari tiga tahap terjadi di
gereja-gereja yang dibangun di bawah pengaruh Inggris dan Jerman
seperti di Katedral Nidaros, Trondheim.
- Gereja-gereja besar mungkin telah memasangkan menara di ujung barat,
seperti di Mariakirken, Bergen.
- Katedral Visby dan Gereja Husaby, Swedia, memiliki westwerks yang
tinggi, dibingkai oleh menara bundar. Di Katedral Ribe, westwerk batu
dibingkai di sebelah selatan oleh sebuah menara Romawi berbentuk
Jerman dengan puncak gunung pimpinan Rhenish dan di sebelah utara
oleh sebuah menara Gothic yang lebih tinggi dengan batu bata merah.
31
ANALISA STUDI KASUS
I. TIPOLOGI ARSITEKTURAL
A. Church (Gereja)
Gereja adalah bangunan utama. Ini
melambangkan kerajaan tuhan. Bagian
tersuci adalah apse. bentuknya melintang.
Simbolisme penting:
- Bagian melingkar mencerminkan
perfection sehingga terhubung
dengan tuhan
- Bagian kuadrat berhubungan
dengan manusia
Karakteristik:
32
- Gereja ditutupi oleh vault batu
- Dinding tebal
- Mereka membutuhkan penopang yang
kuat
- Memiliki pondasi yang kuat
- Memiliki jendela yang sedikit
33
B. Monasteries (Biara)
C. Castle (Kastil)
Kastil adalah konstruksi defensif.
Mereka diperkaya untuk menyediakan tempat
berlindung. Dinding adalah salah satu elemen
penting..
II. MATERIALS
1. Batu bata : Italy, Poland, sebagian besar Germany, dan sebagian Netherland
2. Batu kapur, granit : area lain
3. Batu bangunan : tempat kecil dan tidak beraturan, bertatahkan mortir tebal
Bangunan Romanesque terbuat dari batu, tapi sering memiliki atap kayu karena orang
masih belum pandai membangun atap batu. Jika mereka memiliki atap batu, dindingnya
harus sangat tebal untuk menampung atap, dan tidak mungkin ada banyak jendela. Jadi,
bangunan romanesque seringkali sangat berat dan gelap di dalamnya.
34
III. STUDI KASUS
A. Maria Laach Abbey
Lokasi : Jerman
Fungsi Bangunan : Biara
Symmetrical
Arches and
Round Aperture
35
Barrel Vault
Sederhana
36
B. Pisa Cathedral
Susunan Arches
Pada fasad bangunan ini terdapat susunan arches, Denah berbentuk seperti salib, dengan ruang-
salah satu yang membedakan Gaya Arsitektur ruang yang terdiri dari aisle, nave, piers,
Romanesque dengan Gaya Arsitektur Klasik Eropa crossing, transept, apse, ambulatory,
yang lain.. apsidioles dan narthex. Sama seperti denah
bangunan Arsitektur Romanesque pada
Negara lain
Blind Arches
37
Gaya Arsitektur Romanesque mengutamakan
tipologi bentuk memanjang atau horizontal
38
IV. Penerapan Romanesque di Indonesia
A. Lawang Sewu
Arsitek: C. Citroen
Tahun : 1904-1919
Fungsi Bangunan :
Bangunan memiliki 2 fasad. Bangunan utama Bagian lantai 1 bangunan terdapat arcade.
menggunakan atap pelana dan memiliki 2 buah tower
berkubah. Fasad memiliki banyak arches yang
berfungsi sebagai bukaan pintu dan jendela, serta
terdapat jendela jendela kecil yang menggambarkan
ciri khas romanesque
39
B. N
i
l
m
i bagian lorong terdapat arcade yang
Di Arches juga dapat kita temukan di bagian
merupakaan
i bukaan kaluar. dalam Lawang Sewu
j
Tahun : 1909
Luas lantai 8.800 meter persegi. Berdiri di atas lahan seluas 8.800 meter persegi.
Sekarang sebagiannya hilang akibat pelebaran jalan.
40
Terdapat arches di façade bangunan.
Terdapat juga jendela yang berbentuk
lengkungan
Arsitek: Snuyf
Fungsi Bangunan :
Lokasi :
Medan, Indonesia.
41
Bangunan ini memiliki dua fasad yang Bangunan utama ditutupi dengan atap yang
dihiasi dengan arches sebagai jendela dan memiliki sebuah dormer. Bangunan ini
pintu. Arches pada bagian depan ditutupi tidak memiliki dua tower seperti
dengan kisi kisi. Bangunan ini menyerupai Romanesque.
kandang merpati.
42
KESIMPULAN
Bangunan bangunan yang ada pada zaman arsitektur arsitektur carolingian dan romanesque
masih menggunakan bentuk yang ada pada arsitektur romawi yaitu bentuk lengkungan.
Sedangkan bentuk kubah pada zaman arsitektur carolingian dan romanesque diadpsi dari
arsitektur zaman byzantyn.
• Dinding tebal, kokoh, terkesan kuat, ,masiv, struktur lengkung, menara tinggi, dan kubah
atau setengah kubah.
• Menara tinggi untuk pengawas juga menara gereja, merupakan tanda /simbol, berdenah
segi empat dengan atap piramida runcing.
• Dekorasi cenderung memakai bentuk yang di ambil dari konstruksi elemen pertahanan
seperti bastion, battlement, lengkung lengkung kecil dan lain lain.
Penerapan Romanesque di Indonesia hanya sekitar 5% dimana tidak semua unsur karakteristik
Romanesque diadaptasikan ke bangunan Indonesia karena perbedaan iklim yang mempengaruhi
43
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/BinumolTom/romanesque-architecture-14165982
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Romanesque_architecture
https://en.m.wikipedia.org/wiki/List_of_regional_characteristics_of_Romanesque_churches
44