Anda di halaman 1dari 18

laporan praktikum drainase

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN


Sebelum pembahasan tentang lembaran job sheet praktek kerja drainase terlebih dahulu penulis
uraikan sedikit tentang dasar teori teknik drainase. Pada dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada
beberapa jenis, diantaranya yaitu drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan lahan
pertanian. Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya tidak tergenang air hujan
sehingga merusak badan jalan bahkan dengan genangan air ini akan merusak kontruksi jalan raya itu.
Drainase perkotaan berfungsi untuk mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga dan air
hujan yang merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan kepada masyrakat kota. Drainase
gedung yang berfungsi untuk menjaga pengaliran air limbah gedung secara baik dan memenuhi syarat
kesehatan.

1.2 RUANG LINGKUP


Sistem drainase merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan gedung
oleh karena itu perencanaan dan perancangan sistem drainase haruslah dilakukan bersamaan dan
sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri.

Perencanaan dan perancangan sistem drainase dimulai dengan rencana konsep, rencana dasar,
rancangan pendahuluan, dan gambar-gambar pelaksanaan, dengan selalu memperhatikan koordinasi
dan keserasian dengan perencanaan dan perancangan element lainnya dalam gedung.

1.3 PERKEMBANGAN
Perkembangan tentang ilmu drainase ini sudah banyak memiliki kemajuan yang sangat tinggi
seperti system pembuangan ideal yang sering digunakan oleh Negara-negara eropa dan Negara-negara
maju.
Air limbah rumah tangga dibuang pada suatu tempat pengolahan limbah yang khusus(water
tritman plant) areal treatmeantini biasanya ditempatkan diluar kota disalurkan melalui pipa
property drains ke pipa main sewer dan terus ke pipa induk (pipa main out fall), lalu ke treatment plant
dimana dari rumah penduduk diolah sehingga memisahkan bahan organik lain lain diolah menjadi pupuk
organic sedangkan air disaring dan dibuang ke laut setelah melalui proses normalisasi yang steril, yang
aman terhadap ligkungan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 PENGERTIAN.
Drainase dalah suatu system jaringan instalasi air kotor dengan teknik tertentu untuk menghindari
pencemaran lingkungan yang keluar dari dalam tanah dengan cara alami atau buatan. Drainase juga
merupakan perekayasaan yang berkembang melalui pemahaman-pemahaman mengenai jenis
pemipaan, sifat lokasi tanah yang digali untuk menahan pipa, membuat lubang control dan septitank.

2.2 JENIS AIR BUANGAN


Jenis air buangan atau limbah baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuhan
dibagi menjadi 4 golongan :
1. Air kotor : yangberasal dari kloset, peturasan, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran
manusia yang berasal dari alat-alat saniter lainnya.
2. Air bekas : air yang berasal dari bak mandi (bath tub), bak cuci tangan, bak dapur dan
sebagainya.
3. Air hujan : dari atap, halaman.
4. Air buangan :yang berasal dari pabrik, laboratorium rumah sakit, tempat pemotongan hewan dan
air buangan yang bersifat radioaktif.

2.3 KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN AIR


Sistem pembuangan air umumnya dibagi dalam bebrapa klasifikasi menurut jenisair buangan,
cara membuang air, dan sifat-sifat lain dari lokasi dimana saluran itu dipasang.
1.Klasifikasi menurut jenis air buangan
Sistem pembuangan air kotor
Sistem pembuangan air bekas
Sistem pembuangan air hujan
Sistem pembuangan air khusus
Sistem pembuangan air dapur
2. Klasifikasi menurut cara pembuangan air
Sistem pembuangan air campuran
Sistem pembuangan terpisah
Sistem pembuangan tak langsung
3. Klasifikasi menurut cara pengaliran
Sistem grafitasi
Sistem bertekanan
4. Bak kontrol

Bak kontrol di pasang dimana pipa bawah tanah membelok tajam, berubah diameternya,
bercabang atau pada lokasi-lokasi yang mirip penempatan lobang pembersih. Ukuran bak kontrol harus
sesuai dengan ukuran pipa dan cukup besar untuk memudahkan pembersihan. Pada dasar bak kontrol
untuk pembuangan air hujan dipasang tumpukan batu koral setabal 15cm atau lebih. Jarak antara bak
kontrol sebaiknya tidak lebih dari 120 kali diameter dalam pipanya. Dibawah ini diperlihatkan contoh bak
kontrol dengan pasangan batu bata.

BAB III
JOB SHEET
3.1 MENENTUKAN KEMIRINGAN DASAR SALURAN DENGAN MENGGUNAKAN BONING ROD

A. DASAR TEORI
Bila kita ingin membuat sebuah saluran baik terbuka atautertutup, maka perlu terlebih dahulu
diketahui kemana arah air yang akan dialirkan supaya air yang akan dibuang mengalir. Lalu kita perlu
menentukan perbandingan kemiringan dasar saluran yang akan dibuat.
Pelaksanaan praktek ini bertujuan bagaimana menentukan kemiringan dasar saluran dengan
menggunakan alat yang paling sederhana yaitu Boning Rod. Alat ini terbuat dari papan yang berukuran
lebar 7 cm, panjang horizontal 40 cm, dan batang tegak 70 cm, dipaku berbentuk T dengan sudut 90 0
B. TUJUAN
1. Mampu menentukan kemiringan saluran dengan menggunakan alat6 boning rod secara baik dan benar.
2. mampu menggunakan boning rod secara benar.
3. membuat garis lurus menggunakan patok kayu secara benar.
4. menetukan kemiringan dasar saluran dengan bidikan mata.
5. dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsi.

C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN


Alat yang dipakai adalah :
1. Metaran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 M
3. slang plastik 12 mm
4. Gergaji potong
5. Kampak
6. Martil besar
7. Pensil
8. Siku-siku
9. Martil kecil
10. Boning rods

Bahan yang dipakai:


1. Kayu doken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. paku 2 inchi
D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja terlebih dahulu
2. Pakailah pakaian kerja lengkap dengan safetynya
3. Tempatkan alat pda tempatnya
4. Gunakan alat sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajam kan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau ketika sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan
8. Usahakan selang yang dipakai jangan berangin
9. Jangan menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum mengerti.

E. LANGKAH KERJA
1. Buat patok menggunakan kayu dolken atau balok broti ukuran 5x7 cm dengan panjang 70 cm
sebanyak 7 buah
2. Buat boning rood dengan papan lebar 7 cm panjang lengan horizontal 30 cm, lengan vertikal 70
cm, tebal papan 2 cm. paku kedua lengan tersebut berbentuk T dengan sudut 900dipaku dengan
keadaan kokoh seperti gambar dibawahini:

30 cm
7 cm

70 cm

Gambar Boning Rod

3. Cari lokasi kerja yang leluasa dan cocok untuk praktek ini
4. Pasang 2 buah patok yaitu A dan B dengan jarak antara kedua patok 10,20m dengan ketinggian
yang sama, tancapkan hingga kokoh
5. Levelkan kedua patok tersebut hingga benar-benar rata
6. Tentukan kemiringan dasar saluran dengan perbandingan kemiringan 1 : 40 bila menggunakan
pipa beton
7. Hitung kemiringan dasar saluran dengan cara cara 1/40 x 10 m = 0,25/ 25 cm artinya beda tinggi
antara patok A danB adalah 25 cm
8. Tandai patok B turun 25 cm dari kepala patok dan beri tanda dengan cara digaris dengan kata
lain kepala patok C turun 25 cmdari kepala patok A
9. Tancapkan patok C berjarak 20 cm dari patok B. benamkan hingga kepala patok mencapai tand
garis yang ada
10. Pasang patok pembagi antara patok A dan patok C dengan jarak masing-masing 2 m
11. Bidik dari patok A ke patok C dengan meletakan boning rood diatas patok A dan C serta diatas
patok pembagi yang disebut dengan patok 1,2,3, dan4. pertama kali lakukan pembidikan untuk patok 1,
bila patok 1 sudah sejajar dengan patok A dan C maka lakukan pemindahan boning rood pada patok
berikutnya
12. Perlu diperatikan bahwa setiap setelah dilakukan pembidikan, patok di pukul bila masih tinggi dari
bidikan dan dinaikan bila patok sudah lewat ditancapkan
13. Periksalah kekokohan patok agar tertancap baik dalam tanah.
14. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan dan jaga kekompakan
sesama team kerja.
15. Periksa hasil kerja anda pada instruktur untuk di lakukan pengecekan dan penilaian

3.2 PEMASANAGAN STAKE OUT DAN GALIAN TANAH SALURAN TERBUKA

A. TUJUAN.,
1. dapat memasang memasang stake out dan galian tanah untuk saluran tanah secara baik dan
benar.
2. mampu memasang stake out untuk saluran drainase sesuai dengan kemiringan dasar saluran
yang ditentukan secara benar.
3. dapat menggali tanah untuk saluran terbuka berdasarkan karakter tanah yang digali dengan
kemiringan talud yang cocok.
4. mampu menentukan kemiringan dasar saluran dilapangan sesuai dengan material yang dipakai.
5. menggunakan perlatan kerja secara benar dan sesuai dengan fungsinya.

B. DASAR TEORI :

Stake out merupaka papan duga (Bouwplank). Dingunakan untuk titik pedoman yang menentukan
letak pemasangan jalur pipa yang dilengkapi dengan penentuan arah aliran air dan penentuan
kemiringan pemasangan pipa/roil.sehingga dengan adanya stake out ini menjadi tolok ukur semua
pekerjaan yang dilaksanakan. Steke out dibuat dari papan yang berukuran lembar 1) cm, panjang
berkisar 120 cm dipaku pada dua batang patok kayu dolken ataupun balok broti 5x7cm dengan panjang
patok 75 cm. Stke out dipasang pada daerah hulu saluran dan dihilirnya, dengan pajang saluran menurut
gambar kerja. Galian tanah merupakan pekerjaan selanjutnya setelah steke out dipasang. Galian tanah
untuk saluran tersebut sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan pada stake out, tanah digali
mempuyai talud yang sesuai dengan karakter tanah. Bila tanah cadas (keras) talud galian bisa tegak,
namun bila tanah berpasi maka talud ukuran dalam 1 juga ukuran miring seperti dibawah ini :

1
1
2
1
Tanah Cadas
Tanah Berpasir

Gambar : kemiringan talud


Sifat tanah dan karakteristiknya perlu diketahui agar pada saat digali tidak terjadi longsoran yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN:


Alat yang dipakai adalah :
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 cm
3. Slang plastik 12 mm
4. Gergaji potong
5. Kampak
6. Martilbesar
7. Pensil
8. siku-siku
9. Martil kecil
10. Unting-unting
11. Cangkul
12. Skop
13. Pelangki.

Bahan yang dipakai:


1. Kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Papan meranti tebal 2 cm.

D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. tempatkan alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikira pada pekerjaan dan harus kosentrasi
8. Usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. Jangan menggunakan alat yang belum tau cara penggunaannya
10. tanyakan pada instruktur bila ada yang belum di ketahui

E. LANGKAH KERJA
1. Tentukan lokasi yang baik untuk memasang stake out dan pasang stake out sesuai gambar kerja yang
ada pada job sheet
2. Potong kayu patok berupa dolken/broti 4 potong dengan panjang masing-masing 70 cm, lakukan
pemasangan dua batang patok pada hulu saluran (patok A) dengan tinggi patok diatas tanah diatas
berkisar 50 cm, pasang sejajar dan tegakl lurus terhadap jalur saluran yang akan digali, pasang papan
horizontal sebagai stake out dan levelkan agar rata
3. Ukur panjang saluran yang akan digali seperti ukuran pada gambar, jauhkan galian dari stake out 50 cm,
pasang dua patok lagi sebagai stake out hilir (patok B)sama posisinya sepertio pada patok hu\lu
4. lakukan leveling kedua stake out menggunakan slang air agar rata beri tanda dengan pensil pada patok
hilir
5. Cari kemiringan dasar galian dengan cara dihitung yaitu perbandingan 2:40 bila menggunakan roil beton
adalah 1/40x600cm=15 cm, maka tandai pada patok hilir (B) dengan cara turunkan 15 cm dari garis
leveling artinya beda tinggi patok A (hulu) dengan patok B (hilir) sebesar 15 cm
6. pasang papan stake out pada patok tepat digaris yang sudah diturunkan 15 cm tadi lalu pakukan dengan
kokoh
7. ambil titik tengah saluran dengan membagi dua panjang stake out sebagai as galian, tentukan ukuran
bukaan saluran dan ukuran dasarnya sesuai gambar pasang paku sebagai As galian, tentukan ukuran
bukan saluran dan ukuran dasarnya sesuai dengan gambar dan pasang paku sebagai tempat mengikat
benamg.Lakukanlah pekerjaan yang sama pada pekerjaan stake out baik hulu atua stake out hilir.
8. Sebelum menggalikan tanah unting-unting pada benang batas galian ketanah sambil sambil memberi
tanda dengan menaburkan kapur searah dengan benang, sebagai batas pinggir saluran yang akan digali.
9. Lakukan penggalian tanah hingga mencapai ukuran ukuran yang ada pada tanah dan tempatkan galian
50 cm dari tepi bibir galian
10. Bila galian sudah sempurna, lakukan pemeriksaan ulang kemiringan dasar saluran dengan cara
mengukur tingi benang dengan saluran sama tingginya dari hulu sampai hilir dan lakukan perapihan
kemiringan talud serta minta petunjuk instuksur untuk penyempurnaan dan penilaian.
11. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga kekompakan sesama
teman kerja.
12. Periksakan hasil kerja anda.
13. Gambarkan kembali apa yang sudah anda praktekkan dan buat laporan.

3.3 PEMASANGAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN


A. DASAR TEORI :
Riol beton setengah bulat merupakan jenis saluran yang sering digunakan sebagai bahan dasar
saluran terbuka. Ukuran ini berfariasi dari ukuran 10 cm hingga berdiameter 50 cm, namun bila pipa
beton mencapai diameter 1 m bahkan lebih. Cara menyambung riol ini yaitu menggunakan mortal
/adukan semen spesi dengan campuran 1 : 2 ( 1 semen : 2 pasir ) yang kedapair dengan cara
ditempelkan pada daerah sambungan riol benar- benar sudah lurus serta rapi. Penyambugan dilakukan
bila posisi riol benar-benar sudah lurus serta kemiringan yang benar. Letak mortal ditempatkan dibagian
luar dari riol atau dibagian bawah, selain sebagai penguat sambungan juga berfungsi sebagai pondasi
per letekan riol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerja pada job sheet.

B. TUJUAN
1. dapat memasang roil beton setengah lingkaran untuk saluran terbuka dengan ukuran dan
kemiringan tertentu secara baik dan benar.
2. menyambung riol beton setengah lingkaran dengan benar.
3. memasang riol beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar.

C. DAFRTAR ALAT DAN BAHAN :


Alat yang dipakai adalah :
1. Meteran lipat
2. Meteran gulung panjang 50 m
3. slang pelasti 12 mm
4. Gergaji potong
5. Kampak
6. Marti besar
7. Pensil
8. Siku-siku
9. Martil kecil
10. Unting-unting

Bahan yang di pakai :


1. kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Semen
5. Kapur
6. Pasir pasang
7. Riol beton 20 cm

D. KESELAMATAN KERJA
1. Bac lembar kerja (job sheet) terlebig dahulu sebelm bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya(tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi.
8. usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. jangan menggunakan alat yang belum tahu cara pengguanaannya.
10. tanyakan pada instruktur bila ada yang belum jelas

E. LANGKAH KERJA
1. siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada jobsheet
2. letakkan riol beton pada pinggir galian yang sudah disiapkan secara teratur dan pada posisi yang
benar
3. hamparkan pasir urug pada dasar saluran dengan tebal 5 cm secara merata, siram sedikit
dengan air agar padat
4. susunlah riol beton pada dasar saluran dalam posisi terlentang, secara bertahap satu persatu
denagn cara memberikan mortal (smen spesi)yang sudah diaduk secara homogen pada ujung-ujung riol
tadi
5. letakkan riol berikutnya hingga terpasang lurus dengan kemiringan aliran yang sudah ditentukan
pada benang yang ada pada stake out
6. ukur kemiringan pasangan riol yang sudah dipasang dengan cara menjinjingkan unting-unting
pada jalur benang As saluran,beri tanda pada pertemuan antara benang unting unting dan benang As
saluran.pindahkan
7. ukuran tersebut dari hulu riol/saluran hingga hilirnya atau hingga ujung riol/saluran.
8. setelah riol terpasang dengan kemiringan yang benar lalu diwaterpas secara lurus dan
rapi,timbunlah sisi kiri dan kanan dengan tanah urug/timbun,padatkan tanah urug tersebut hingga
mencapai tinggi 5 cm di bawah bibir riol
9. beri beton cor dengan campuran semen : kapur : 3 pasir : 2 kerikil,direskam dengan rata
dan rapi.
10. bila pasangan sudah selesai dan benar ukurannya,maka periksalah kebenarannya kepada
instruktur yang membimbing anda untuk dilakukan pengukuran dan penilitian.
11. Periksakan hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan pengecekan dan penilaian.
12. konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga kekompakan
bersama team kerja.
3.4 PEMASANGAN RIOL BETON SETENGAH LINGKARAN
A. DASAR TEORI :
Riol beton setengah bulat merupakan jenis saluran yang sering digunakan sebagai bahan dasar
saluran terbuka. Ukuran ini berfariasi dari ukuran 10 cm hingga berdiameter 50 cm, namun bila pipa
beton mencapai diameter 1 m bahkan lebih. Cara menyambung riol ini yaitu menggunakan mortal
/adukan semen spesi dengan campuran 1 : 2 ( 1 semen : 2 pasir ) yang kedapair dengan cara
ditempelkan pada daerah sambungan riol benar- benar sudah lurus serta rapi. Penyambugan dilakukan
bila posisi riol benar-benar sudah lurus serta kemiringan yang benar. Letak mortal ditempatkan dibagian
luar dari riol atau dibagian bawah, selain sebagai penguat sambungan juga berfungsi sebagai pondasi
per letekan riol. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerja pada job sheet.

B. TUJUAN
4. dapat memasang roil beton setengah lingkaran untuk saluran terbuka dengan ukuran dan
kemiringan tertentu secara baik dan benar.
5. menyambung riol beton setengah lingkaran dengan benar.
6. memasang riol beton setengah lingkaran dengan posisi yang benar.

C. DAFRTAR ALAT DAN BAHAN :


Alat yang dipakai adalah :
11. Meteran lipat
12. Meteran gulung panjang 50 m
13. slang pelasti 12 mm
14. Gergaji potong
15. Kampak
16. Marti besar
17. Pensil
18. Siku-siku
19. Martil kecil
20. Unting-unting
Bahan yang di pakai :
1. kayu dolken atau broti 5x7 cm (untuk patok)
2. Benang
3. Paku 2 inci
4. Semen
5. Kapur
6. Pasir pasang
7. Riol beton 20 cm

D. KESELAMATAN KERJA
1. Baca lembar kerja (job sheet) terlebig dahulu sebelm bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkan alat pada tempatnya(tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. jangan bersenda gurau sedang bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi.
8. usahakan selang air yang digunakan jangan berangin (bergelembung)
9. jangan menggunakan alat yang belum tahu cara pengguanaannya.
10. tanyakan pada instruktur bila ada yang belum jelas

E. LANGKAH KERJA
1. siapkan bahan dan alat serta perhatikan gambar kerja pada jobsheet
2. letakkan riol beton pada pinggir galian yang sudah disiapkan secara teratur dan pada posisi yang benar
3. hamparkan pasir urug pada dasar saluran dengan tebal 5 cm secara merata, siram sedikit
dengan air agar padat
4. susunlah riol beton pada dasar saluran dalam posisi terlentang, secara bertahap satu persatu
denagn cara memberikan mortal (smen spesi)yang sudah diaduk secara homogen pada ujung-ujung riol
tadi
5. letakkan riol berikutnya hingga terpasang lurus dengan kemiringan aliran yang sudah ditentukan
pada benang yang ada pada stake out
6. ukur kemiringan pasangan riol yang sudah dipasang dengan cara menjinjingkan unting-unting
pada jalur benang As saluran,beri tanda pada pertemuan antara benang unting unting dan benang As
saluran.pindahkan ukuran tersebut dari hulu riol/saluran hingga hilirnya atau hingga ujung riol/saluran.
7. setelah riol terpasang dengan kemiringan yang benar lalu diwaterpas secara lurus dan
rapi,timbunlah sisi kiri dan kanan dengan tanah urug/timbun,padatkan tanah urug tersebut hingga
mencapai tinggi 5 cm di bawah bibir riol
8. beri beton cor dengan campuran semen : kapur : 3 pasir : 2 kerikil,direskam dengan rata
dan rapi.
9. bila pasangan sudah selesai dan benar ukurannya,maka periksalah kebenarannya kepada
instruktur yang membimbing anda untuk dilakukan pengukuran dan penilitian.
10. Periksakan hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan pengecekan dan penilaian.
11. konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan utamakan keselamatan kerja dan jaga kekompakan
bersama team kerja.
3.5 PEMASAGAN INSTALASI PIPA DRAINASE PADA GEDUNG BERTINGKAT
A. DASAR TEORI
Sebelum memasang instalisi pipa air kotor/air buang pada gedung terlebih dahulu harus
menetukan tempat pemasangan alat saniter.jumlah alat saniter yang dipakai ditentukan oleh kebutuhan
pengguna gedung bila rumah tinggal, namun bila bangunan tersebut hotel, maka ditentukan oleh
kelas/bintang hotel yang dimaksud. Karena kelas sebuah hotel sangat ditentukan oleh asosisasi
perhotelan didalam sebuah negara yang mempunyai syarat-syarat yang cukup ketat.
Dari kebutuhan alat saniter pada seuah gedung, kemudian menempatkan alat saniter tersebut
dalam sebuah ruangan yang dikenal dengan ruangan toilet.dalam ruangan tersebut diatur letak alat
saniter sesuai syarat dan penggunaan alat saniter.bila penempatan alat saniter sudah diletakkan sesuai
yang diinginkan (gambar rencana), maka barulah menetukan jalur instalasi pipa serta penentuan
diameter pipa dan alat sambung yang dipakai disesuaikan dengan arah aliran air buang dialirkan, dari hal
diatas barulah jaringan pipa dikejakan sesuai gambar rencana.berkenaan dengan praktek yang
dilaksanakan ini merupakan aplikasi yang sederhana agar para peserta parktek dapat merancang dan
melaksanakan pemasangan sebuah instalasi pipa air kotor/drainase,berupa penempatan alat
saniter,memasang instalasi pipa sesuai dengan jalur pipa,nenbuat bak kontrol dan memasang pipa
vertilasi yang berpedoman pada gambar yang ada pada job sheet.

B. TUJUAN
1. menepatkan dan memasang alat saniter sesuai dengan kebutuhan pengguan gedung secara
benar.
2. memasang instalasi pipa air buang/drainase. Menempatkan alat sambung dan jarak lubang
infeksi, sesuai dengan posisi yang benar.
3. mampu memasang ventilasi instalasi drainase yang benar.
4. memeriksa kemiringan, kebocoran sambungan pipa dan penguat pipa secar be
C. DAFTAR ALAT DAN BAHAN:
Alat yang yang dipakai adalah:
1. Meteran lipat
2. Slang plastik 12 mm
3. Gergaji potong/gergaji besi
4. Pensil
5. Siku-siiku
6. Martil kecil
7. Unting-unting
8. Obeng
9. Tang kombinasi
10. Waterpass

Bahan yang dipakai :


1. Multiplek
2. benang
3. paku 2 inchi
4. alat sambung PVC
5. pipa PVC
6. alat saniter
7. batu bata
8. semen

D. KESELAMATAN KERJA :
1. Baca lembaran kerja (job sheet) terlebih dahulu sebelum bekerja
2. Pakailah pakaian praktek lengkap dengan sepatu safetynya
3. Tempatkanlah alat pada tempatnya (tool box)
4. Gunakan peralatan sesuai fungsinya
5. Jangan memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Jangan bersenda gurau dalam bekerja
7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan harus konsentrasi
8. Gunakan waterpas yang masih sempurna
9. Janagn menggukan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10. Pindahkan alat saniter secara berhati-hati
11. Tanyakan pada instruktur bila ada yang belum jelas

E. LANGKAH KERJA :
1. Siapkan alat dan bahan letakkan pada tempat yang aman serta tentukan lokasi keja yang
disiapkan dengan memberi tanda menggunakan kapur tulis
2. Tempatkan alat saniter seperti hand basen,hurinoin,klosed duduk dan klosed jongkok sesuai
dengan ukuran perletakan yang ada pada gambar
3. Pasang bak krontrol, tempat dudukkan klosed jongkok dan klosed duduk menggunakan
pasangan batu bata dan diplaster dengan campuran semen : 4 pasir (lihat gambar kerja)
4. Tentukan alat sambung yang cocok gunakan sesuai dengan diameter pipa yang dipakai, lakukan
uji coba penyambungan tanda dilem sampai akhir instalasi
5. Pasang pipa instalasi dengan ukuran panjang dan diameter pipa yang sesuai dengan gambar
kerja
6. Pada saat pipa dipasang jangan lupa kemiringan pemasangan pipa sesuai jenis pipa yang
digunakan
7. Gunakan penguat pipa pada tong tempat perletakan alat saniter dipaku dengan paku kait yang
sudah disiapkan
8. Pada setiap alat saniter sebaiknya dipasang pipa ventilasi agar kevakuman udara dalam pipa
tidak terjadi saat alat saniter digunakan, ikuti petunjuk instruktur
9. Bak kontrol dibuat sedemikian rupa seperti gambar yang ada pada dasar teori pada job sheet ini
10. Periksakan hasil kerja anda pada instruktur untuk dilakukan untuk dilakukan pengecekan dan
penilaian
11. Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan, utamakan keselamatan kerja

PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK KERJA DRAINASE

Alat pengukur dan pengatur


1. meteran lipat
2. baja ukur
3. benang
4. waterpass
5. unting-unting
6. siku
7. meteran gulung

Alat pukul dan putar maual


1. obeng
2. palu besi
3. palu kayu
4. palu kayu bundar
5. pembentk timah hitam

Alat galian manual


1. blincok
2. linggis
3. sekop runcing
4. sekop ujung rata
5. sendok semen
6. skrap
7. ruskam kayu

Gambar Alat-alat kerja drainase

Jenis pipa dan alat sambung untuk instalasi drainase


Jenis pipa yang dipakai pada instalasi pipa drainase yaitu pipa yang tidak mengandung korosi
tinggi serperti Fe, banyak jenis pipa yang dijual dipasar yang memungkinkan pipa tersebut bisa
digunakan untuk instalasi Drainase. untuk melengkapi instalasi pipa perlu adanya alat sambung sebagai
penyambung bila ingin memperpanjang pipa ataupun untuk merobah aliran air adapun pipa yang
diperbolehkan antara lain : pipa PVC, UPVC, pipa tanah tembaga, kuningan, kaca, tanah dan lain-lain.

a. pipa PVCdan UPVC


pipa PVC ini sangat cocok untuk pipa pembuang dimana permukaan dibagian dalam pipa sangat
halus/licin sehingga aliran air mudah mengalir karena kekasaran dinding pipa halus dapat mengurangi
reaksi gesekan cairan dan mempunyaiwaktu pakai yang lama karena tidak mengalami karatan.
Tiap standart pipa dilengkapi dengan alat sambung yang sesuai keinginan pemakai, nama alat
sambung dikenal seperti : soket(coupling), sweet junction, double sweet junction, bend, incrising
(reduching), teejunction dan lain-lain. Cara penyambungan yang dilakukan dengan cara menggunakan
pasta (lem), kemasan lem adadalam botol(tube) dan ada dalam kaleng.

b. Pipa Tanah
Pipa tanah mempunyai klasifikasi yang beda dengan pipa PVC karena karakter mempunyai
material yang berbeda, pipa tanah berbahan baku tanah liat yang dibentuk dengan ukuran panjang 1 m
dengan diameter dari 10 sampai 50 cm. proses permbuatannya dengan dibakar pada suhu 100 0 C
sehingga mencapai warna merah sama halnya seperti pembakaran batu bata. Cara penyambungan pipa
ini yaitu dengan cara menggunakan pasta semen(mortal) dengan komposisi campuran 1: 2 (1 semen : 2
pasir)

c. Pipa beton
pipa ini bentuk fisiknya hampir sama dengan pipa tanah baik ukuran bentuk dan hanya warna
saja yang berbeda yakni berwarna abu-abu seprti warna beton. Untuk penyambungan pipa ini
menggunakan pasta semen dengan campuran 1 : 2 (1 semen : 2 pasir)

d. pipa tembaga
pipa tembaga di buat dalam bentuk keras. Dengan simbol untuk pipa type 259 D SAA 1567,
sedangkan untuk alat sambung type 1589 sering digunakan untuk alat pembuang, umumnya digunakan
untuk air panas dan dingin. Ukuran pipa ini dari ukuran diameter 5/8 inci-2 inci digunakan pada daerah
yang memerlukan keindahan yang menarik berestestika tinggi. Cara penyambungan pipa ini yaitu dengan
pengolesan brazi, expansif, capillarity dan frektion joint yaitu dengan menggunakan bahan tembaga dan
menggunakan nyala api karborasi.

e. pipa kuningan
pipa ini dibuat dari kuningan untuk pengaliran air dari alat soniter kepipa drainase rumah. Untuk
penyambungan pipa ini tidak cocok disambung dengan cara jenis sambungan kompresi, karna sukar
dilunakkan ia direnggangkan dengan alat plaring. Biasa nya penyambungan dengan cara dibaut atau di
skrup dengan jenis material yang sama dengan jenis pipa.

f. pipa timah hitam


pipa ini hanya dapat digunakan untuk mengalirkan air kotor saja karna bila digunakan untuk air
bersih akan terjadi kontaminasi sehingga tidak baik untuk kesehatan. Cara penyambungan pipa ini yaitu
dengan cara di las dan menggunakan baut pada sambungan nya dilapisi dengan karet isolasi agar tidak
bocor.

Tabel : jenis pipa dan kemiringan pemasangannya.


No Jenis pipa Kemiringan
pemasangan
1 PVC 1 : 60
2 Beton 1 : 40
3 Tanah 1 : 40
4 Asbes 1: 60
5 Besi tulang 1 : 40
6 Fibre grass 1 : 80
7 Stanlessteel 1 : 60-80
8 Kuningan 1 : 60
9 Tembaga 1 : 60
10 Kaca 1 : 80

Anda mungkin juga menyukai