OLEH :
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...….…3
1.4 Tujuan…………………………………………………………………...…..5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...…….6
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….17
3.2 Saran…………………………………………………………………………17
LAMPIRAN…………………………………………………………………………..
2
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek kerja dainase adalah pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air
buangan hujan, air permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan WC. Secara
umum drainase didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.
Pada dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada beberapa jenis,
diantaranya yaitu drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan
lahan pertanian. Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya
tidak tergenang air hujan sehingga merusak badan jalan bahkan dengan genangan
air ini akan merusak kontruksi jalan raya itu. Drainase perkotaan berfungsi untuk
mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga dan air hujan yang
merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan kepada masyrakat kota.
Drainase gedung yang berfungsi untuk menjaga pengaliran air limbah gedung
secara baik dan memenuhi syarat kesehatan. Perkembangan tentang ilmu drainase
ini sudah banyak memiliki kemajuan yang sangat tinggi seperti system
pembuangan ideal yang sering digunakan oleh Negara-negara eropa dan Negara-
negara maju.
Air limbah rumah tangga dibuang pada suatu tempat pengolahan limbah
yang khusus (water tritman plant) areal treatmeantini biasanya ditempatkan diluar
kota disalurkan melalui pipa property drains ke pipa main sewer dan terus ke pipa
induk (pipa main out fall), lalu ke treatment plant dimana dari rumah penduduk
diolah sehingga memisahkan bahan organik lain lain diolah menjadi pupuk
organic sedangkan air disaring dan dibuang ke laut setelah melalui proses
normalisasi yang steril, yang aman terhadap ligkungan.
3
1.2 Landasan Teori
4
lancer dan akan terjaga kebersihan dari pipa itu sendiri.
6. Saluran air masuk harus diberi kran.
7. Pertemuan pipa saluan tidak boleh tegak lurus satu sama lain.
5
3. Water Pas
Adalah alat yang terbuat dari aluminium dan dilengkapi dengan tabung
gelas yang berisi cairan ether yang ada gelembung udara di dalamnya. Gunanya
adalah untuk mengukur kedataran dan ketegakkan pasangan.
4. Siku-Siku Besi
Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku
(90) dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm.Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata.
5. Line Bobbyn
Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan bata-bata. Caranya
dengan mengaitkan, salah satu potongan kayu pada ujung pasangan bata-bata
dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan bata-bata yang lain. Pemakaian
alat ini lebih efisien apabila dibandingkan dengan pemakaian paku karena
kedudukan alat ini mudah diatur. Alat ini juga ada yang terbuat dari plat baja
tipis yang dibentuk merupakan segitiga ( Lihat gambar )
6
6. Unting-unting
7. Kotak Spesi :
Kotak spesi sebaiknya dibuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan
pada sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah-
mindahkannya.Gunanya adalah untuk tempat meletakkan spesi yang selesai
diaduk dan siap untuk dipasang.
7
8. Ember
Ember terbuat dari karet / plastik maupun plat baja tipis dengan bentuk
piramid terpancung, dan diberi tangkai untuk pegangannya.Gunanya adalah
untuk mengambil air, menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain-
lain.
9. Cangkul
Cangkul terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi
tangkai kayu. Gunanya adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan
sebagainya.
10. Sekop
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit
dilengkungkan agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya.Gunanya
adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya. Tongkat ukur
8
Terbuat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai
sisi yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan penentuan
panjang pasangan dan sebagai pembantu waterpas dalam melevel pasangan.
Terbuat dari kayu atau aluminium berbentuk empat persegi panjang yang
diberi lobang tempat pegangan sewaktu menggunakanya.Kegunaannya adalah
untuk mendatarkan plesteran dinding.
13. Meteran.
Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan digulung dalam suatu
kotak sebagai pelindungnya. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu yang
disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran dalam
milimeter, sentimeter, dan inchi. Kegunaannya adalah untuk mengukur
pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.
9
14. Pensil.
15. Jointer.
Jointer terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu
gunanya adalah untuk membersihkan siar pada pasangan bata.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi panjang dan
salah satu sisinya dibuat bergerigi.Gunanya adalah untuk melengketkan spesi
pada permukaan plesteran sewaktu pemasangan ubin dinding ( porselen ).
10
17. Ruskam kayu.
Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada
belakangnya.Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan
menggosok-gosokanya pada permukaan plesteran.
Terbuat dari kayu atau plat besi yang permukaanya dilapisi dengan kain
semacam wol.Gunanya adalah untuk menghaluskan permukaan plesteran
sewaktu finishing.
Ayakan pasir ini terbuat dari kawat mesh yang diberi kerangka kayu dan
berbenyuk empat persegi panjang.Gunanya untuk menyaring pasir, semen,
kapur dan lain-lain.
11
20. Sikat kawat.
Alat ini terbuat dari kawat baja yang tertanam dalam tangkai kayu
dengan tinggi jalur.Gunanya adalah untuk membersihkan permukaan pasangan
sebelum diplester.
Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang di beri tangkai kayu
dibelakangnya.Kegunaannya adalah untuk menghaluskan permukaan plesteran
sewaktu melakukan finishing.
12
4. Bagaimana prosedur dalam praktik kerja drainase?
BAB II
PEMBAHASAN
13
Waktu : Senin, 14 Oktober 2019 s/d 17 Oktober 2019
Tempat : Workshop Praktikum Kerja Batu
Alat :
Sekop
Cangkul
Cetok
Artco
Meteran kecil
Siku besi
Benang spat
Waterpass
Selang waterpass
Kayu patok
Paku
Ember
Ayakan pasir
Bahan :
Air
Pasir
Mill
Bata dan buis beton (75 cm)
14
maka lakukan perbaikan pada peralatan
Pelajari dahulu di gambar kerja dan ikuti langkah-langkah pengerjaan
dengan teratur
Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dilakukan
Mintalah saran atau petunjuk instruktur jika mengalami hambatan atau
permasalahan dalam pengerjaan atau penggunaan alat
Gunakan perlengkapan K3 yang baik dan benar (rompi,sarung
tangan,helm pelindung,masker)
D. Langkah Kerja
4. Mengukur salah satu patok dari tanah setinggi 6 cm,lalu diukur lagi dengan
selang waterpass untuk mencari kedataran di patok berikutnya,setelah itu garis lagi
6 cm sampai setinggi bak kontrol yang akan dibuat.Lalu,memasang benang spat.
6. Mengambil bata yang telah direndam dan lakukan pemasangan bata di spat
pertama dan lanjutkan sampai diatas sesuai dengan ketentuan gambar yang
diminta,dan tidak lupa mengukur ketegakan dan kelurusan dengan waterpass
9. Pasang buis beton sesuai kemiringan dengan mengikuti benang spat yang telah
dibuat sebanyak 8 buah dengan ukuran panjang buis 75 cm.
10. Setelah buis terpasag, lalu buatlah bak kontrol kedua dengan ukuran yang
sama dengan bak kotrol pertama.
11. Lalu plester kedua bak kontrol luar dan dalam bak kontrol tersebut dengan
ketebalan 15 mm.
12. Setelah semua plesteran selesai lalu tutupi jarak di antara buis dengan spesi
untuk menghindari kebocoran
15
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari praktik kerja drainase yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
16
pada dasarnya sistem drainase adalah sistem pengairan yang terbuat dari material yang
kuat.Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai
air pada tanaman. Selain dikenalkan dengan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam
praktik drainase, juga diajarkan bagaimana teknik dalam pengerjaan praktik kerja drainase
yang baik dan benar sesuai dengan teori yang diberikan oleh dosen pengajar.Dalam praktik
kerja drainase banyak langkah-langkah yang harus selalu diperhatikan dan mengerti gambar
kerja yang diberikan oleh dosen pengajar.
4.3 Saran
Menggunakan alat pengaman (safety)
Selalu berhati-hati dalam menggunakan alat-alat kerja
Selalu memperhatikan arahan dan petunjuk yang diberikan oleh dosen atau teknisi
Memanfaatkan bahan yang ada dengan tepat
17
LAMPIRAN