Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIK KERJA DRAINASE

OLEH :

I KADEK ANGGA DWI PRASETYA PUTRA (1915113002)

I PUTU TITO BUDIHARTHA(1915113006)

NI PUTU MADONA FATMANINGRUM(1915113010)

FATMA NUR JANAH (1915113014)

I GUSTI NGURAH DEVA ANGGA PRADNYANTA (1915113018)

NI PUTU DENISA RANI AULIA (1915113022)

I PUTU PEBRI ARIWIYANTARA (1915113030)

I GUSTI NGURAH ALIT WINARTA (1915113038)

GHIFARI FADILLAH ALFI (1915113042)

I PUTU GEDE BAGUS LUHUR SWAMBHARA STHANU (1915113046)

MADE DEVI ARI SONIA (1915113050)

NI PUTU DIANTIKA PUTRI (1915113054)

D3 TEKNIK SIPIL KELAS 1B

TAHUN AJARAN 2019/2020


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...….…3

1.1 Latar belakang………………………………………………………..….…..3

1.2 Landasan teori…………………………………………………………..…...4

1.3 Rumusan masalah……………………………………………………..…….5

1.4 Tujuan…………………………………………………………………...…..5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………...…….6

2.1 Pengerjaan pasangan dinding bata……………..……………………...……..6

BAB III PENUTUP……………………..………………………….……………….17

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….17

3.2 Kendala saat praktik…………………………………………………...…….17

3.2 Saran…………………………………………………………………………17

LAMPIRAN…………………………………………………………………………..

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi tidak hanya gedung dan
infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup
manusia.

Praktek kerja dainase adalah pekerjaan pembuatan saluran pembuangan. Baik air
buangan hujan, air permukaan maupun air buangan dari kamar mandi, dapur dan WC. Secara
umum drainase didefisinikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk
mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.

Pada dasarnya sistem drainase yang kita jumpai ada beberapa jenis,
diantaranya yaitu drainase pertanian yang biasa digunakan untuk pengeringan
lahan pertanian. Drainase jalan raya berfungsi untuk menjaga kondisi jalan raya
tidak tergenang air hujan sehingga merusak badan jalan bahkan dengan genangan
air ini akan merusak kontruksi jalan raya itu. Drainase perkotaan berfungsi untuk
mengeringkan areal perkotaan dari air limbah rumah tangga dan air hujan yang
merupakan preoritas utama dalam memberikan pelayan kepada masyrakat kota.
Drainase gedung yang berfungsi untuk menjaga pengaliran air limbah gedung
secara baik dan memenuhi syarat kesehatan. Perkembangan tentang ilmu drainase
ini sudah banyak memiliki kemajuan yang sangat tinggi seperti system
pembuangan ideal yang sering digunakan oleh Negara-negara eropa dan Negara-
negara maju.

Air limbah rumah tangga dibuang pada suatu tempat pengolahan limbah
yang khusus (water tritman plant) areal treatmeantini biasanya ditempatkan diluar
kota disalurkan melalui pipa property drains ke pipa main sewer dan terus ke pipa
induk (pipa main out fall), lalu ke treatment plant dimana dari rumah penduduk
diolah sehingga memisahkan bahan organik lain lain diolah menjadi pupuk
organic sedangkan air disaring dan dibuang ke laut setelah melalui proses
normalisasi yang steril, yang aman terhadap ligkungan.

3
1.2 Landasan Teori

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang


berkaitan dalam pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi
bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman . Drainase dapat juga
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas.Tujuan saluran drainase ini antara lain:
1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi
air tanah.
2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
4. Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.

1. Jenis – jenis drainase


• Menurut sejarah terbentuknya :
1. Drainase alamiah (natural drainage)
Terbentuk secara alamiah , tidak terdapat bangunan penunjang
2. Drainase buatan (artificial drainage)
Dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan khusus
• Menurut letak bangunan :
1. Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah. Hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
2. Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah.
Pada jenis tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi
ketinggian muka air tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
• Menurut fungsi :
1. Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2. Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur
• Menurut konstruksi :
1. Saluran terbuka
2. Saluran tertutup
Untuk air kotor di saluran yang terbentuk di tengah kota.

2. Prinsip Drainase Yang Baik


1. Bahan yang digunakan harus mempunyai ketahanan dan kekuatan yang cukup
2. Diameter pipa harus sesuai dengan kebutuhan dan jangan lebih kecil dari:
• Diameter 100 mm untuk penyaluran air tanah.
• Diameter 75 mm untuk penyaluran air permukaan.
3. Pada tiap-tiap pertemuan dan perubahan kemiringan pipa saluran harus dibuat lubang
control untuk pembersihan endapan sampah.
4. Pipa saluran harus dipasang lurus dan sependek mungkin.
5. Pipa saluran harus dipasang dalam suatu kesatuan miring agar air dapat mengalir dengan

4
lancer dan akan terjaga kebersihan dari pipa itu sendiri.
6. Saluran air masuk harus diberi kran.
7. Pertemuan pipa saluan tidak boleh tegak lurus satu sama lain.

SISTEM DRAINASE YANG EFEKTIF DAN EFISIEN


1. Pengumpulan dan penyaluran air permukaan melalui saluran samping (slide ditch).
2. Pembangunan melalui gorong-gorong ke saluran alamiah.
3. Dainase bawah tanah bila diperlukan.
4. Saluran pencegat untuk mengalirkan air permukaan dari daerah luar yang mengalir kea
rah jalan.
5. Pengalihan-pengalihan untuk menjamin air mengalir ke gorong-gorong.
6. Pengendalian daya erosi air permukaan dengan cara pemasangan batu bata saluran tebing
serta pemasangan gebalan rumput.
7. Pemeriksaan yang teratur terhadap setiap unsur dari system drainase.
8. Pemeliharaan dan perbaikan (bila diperlukan).
Peralatan yang umum digunakan dalam konstruksi drainase yaitu :
1. Sendok spesi
Gunanya untuk mengambil dan meletakkan mortar dalam pasangan.Terbuat
dari plat baja yang tipis dengan tangkai kayu.Umumnya berbentuk segitiga.

2. Palu Pemotong Bata


Alat ini juga terbuat dari baja dengan tangkai dari kayu. Mata palu dari
depan dibuat tajam, dan bagian belakangnya dibuat empat persegi dengan
permukaan datar berfungsi sebagai palu. Jadi disamping pemotong bata juga
dapat dipakai untuk memukul paku.

5
3. Water Pas

Adalah alat yang terbuat dari aluminium dan dilengkapi dengan tabung
gelas yang berisi cairan ether yang ada gelembung udara di dalamnya. Gunanya
adalah untuk mengukur kedataran dan ketegakkan pasangan.

4. Siku-Siku Besi

Alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku
(90) dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam cm.Gunanya adalah untuk
mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata.

5. Line Bobbyn

Alat ini terdiri dari 2 buah potongan kayu, yang dihubungkan dengan
benang. Dipergunakan sebagai garis petunjuk pemasangan bata-bata. Caranya
dengan mengaitkan, salah satu potongan kayu pada ujung pasangan bata-bata
dan satunya lagi dikaitkan pada ujung pasangan bata-bata yang lain. Pemakaian
alat ini lebih efisien apabila dibandingkan dengan pemakaian paku karena
kedudukan alat ini mudah diatur. Alat ini juga ada yang terbuat dari plat baja
tipis yang dibentuk merupakan segitiga ( Lihat gambar )

6
6. Unting-unting

Dipergunakan sebagai penganti water pas vertikal. Dapat dibuat dari


kuningan, besi ataupun timah. Dengan berat 100 gr s/d 500 gr.Tepat ditengah
unting-unting dipasang benang yang panjangnya tergantung dari tinggi
konstruksi pasangan.

7. Kotak Spesi :

Kotak spesi sebaiknya dibuat dari plat besi dengan bentuk trapesium dan
pada sisinya diberi tangkai agar mudah mengangkatnya sewaktu memindah-
mindahkannya.Gunanya adalah untuk tempat meletakkan spesi yang selesai
diaduk dan siap untuk dipasang.

7
8. Ember

Ember terbuat dari karet / plastik maupun plat baja tipis dengan bentuk
piramid terpancung, dan diberi tangkai untuk pegangannya.Gunanya adalah
untuk mengambil air, menakari pasir atau semen, membawa adukan dan lain-
lain.

9. Cangkul

Cangkul terbuat dari plat besi yang berbentuk segi empat dan diberi
tangkai kayu. Gunanya adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah dan
sebagainya.

10. Sekop

Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan matanya sedikit
dilengkungkan agar enak dalam mengangkat pasir atau bahan lainnya.Gunanya
adalah untuk mengaduk mortar, menggali tanah, dan sebagainya. Tongkat ukur

11. Tongkat ukur

8
Terbuat dari kayu berbentuk empat persegi panjang yang mempunyai
sisi yang lurus dan datar. Gunanya adalah untuk menentukan penentuan
panjang pasangan dan sebagai pembantu waterpas dalam melevel pasangan.

12. Straight edge.

Terbuat dari kayu atau aluminium berbentuk empat persegi panjang yang
diberi lobang tempat pegangan sewaktu menggunakanya.Kegunaannya adalah
untuk mendatarkan plesteran dinding.

13. Meteran.

Meteran terbuat dari plat baja yang tipis sekali dan digulung dalam suatu
kotak sebagai pelindungnya. Meteran ini juga ada yang terbuat dari kayu yang
disebut meteran lipat. Pada meteran ini tercantum garis ukuran dalam
milimeter, sentimeter, dan inchi. Kegunaannya adalah untuk mengukur
pekerjaan untuk tebal, lebar, panjang, dan tinggi.

9
14. Pensil.

Pensil tukang batu berbeda dengan pensil yang digunakan untuk


menggambar. Pensil ini berbentuk bulat lonjong dengan sisi yang lebih
besar.Gunanya adalah untuk menggambarkan lokasi pemasangan, dan juga
menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran.

15. Jointer.

Jointer terbuat dari besi yang dibengkokkan dan diberi tangkai kayu
gunanya adalah untuk membersihkan siar pada pasangan bata.

16. Skrap spesi.

Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang berbentuk persegi panjang dan
salah satu sisinya dibuat bergerigi.Gunanya adalah untuk melengketkan spesi
pada permukaan plesteran sewaktu pemasangan ubin dinding ( porselen ).

10
17. Ruskam kayu.

Terbuat dari kayu tipis atau papan yang diberi tangkai pada
belakangnya.Gunanya adalah untuk meratakan plesteran dinding dengan jalan
menggosok-gosokanya pada permukaan plesteran.

18. Wol float.

Terbuat dari kayu atau plat besi yang permukaanya dilapisi dengan kain
semacam wol.Gunanya adalah untuk menghaluskan permukaan plesteran
sewaktu finishing.

19. Ayakan pasir

Ayakan pasir ini terbuat dari kawat mesh yang diberi kerangka kayu dan
berbenyuk empat persegi panjang.Gunanya untuk menyaring pasir, semen,
kapur dan lain-lain.

11
20. Sikat kawat.

Alat ini terbuat dari kawat baja yang tertanam dalam tangkai kayu
dengan tinggi jalur.Gunanya adalah untuk membersihkan permukaan pasangan
sebelum diplester.

21. Apply trowel.

Alat ini terbuat dari plat baja tipis yang di beri tangkai kayu
dibelakangnya.Kegunaannya adalah untuk menghaluskan permukaan plesteran
sewaktu melakukan finishing.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan k3 dalam praktik kerja drainase ?

2. Apa alat bantu dan perlengkapan dalam praktik kerja drainase?

3. Apa saja bahan yang digunakan dalam praktik kerja drainase?

12
4. Bagaimana prosedur dalam praktik kerja drainase?

1.4 Tujuan Paktikum

1. Mengetahui prinsip-prinsip pekerjaan praktik kerja drainase.

2. Mengetahui alat dan bahan praktik kerja drainase.

3. Mengetahui langkah kerja pada praktik kerja drainase.

4. Memahami K3 pada saat praktikum.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengerjaan Pasangan Dinding Bata


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

13
Waktu : Senin, 14 Oktober 2019 s/d 17 Oktober 2019
Tempat : Workshop Praktikum Kerja Batu

B. Alat dan Bahan

Alat :

 Sekop

 Cangkul

 Cetok

 Kotak spesi besar dan kecil

 Artco

 Meteran kecil

 Siku besi

 Benang spat

 Waterpass

 Selang waterpass

 Kayu patok

 Paku

 Palu pemotong bata

 Palu pencabut paku

 Ember

 Ruskam kayu dan plastik

 Ayakan pasir

Bahan :

 Air
 Pasir
 Mill
 Bata dan buis beton (75 cm)

C. K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang harus diperhatikan :

 Keluarkan peralatan yang diperlukan dan simpan peralatan yang tidak


diperlukan
 Periksalah kembali peralatan,jika peralatan rusak atau bermasalah

14
maka lakukan perbaikan pada peralatan
 Pelajari dahulu di gambar kerja dan ikuti langkah-langkah pengerjaan
dengan teratur
 Pusatkan perhatian pada pekerjaan yang sedang dilakukan
 Mintalah saran atau petunjuk instruktur jika mengalami hambatan atau
permasalahan dalam pengerjaan atau penggunaan alat
 Gunakan perlengkapan K3 yang baik dan benar (rompi,sarung
tangan,helm pelindung,masker)

D. Langkah Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Mengutamakan K3 dengan menggunakan perlengkapan seperti sarung


tangan,rompi.dan helm pelindung

3. Merendam bata selama 1-5 menit,selagi menunggu bata, anggota lain


memasang patok dengan ukuran 8 meter.

4. Mengukur salah satu patok dari tanah setinggi 6 cm,lalu diukur lagi dengan
selang waterpass untuk mencari kedataran di patok berikutnya,setelah itu garis lagi
6 cm sampai setinggi bak kontrol yang akan dibuat.Lalu,memasang benang spat.

5. Membuat mortar dengan perbandingan 6 : 1 (6 pasir : 1 mill) dan menambahkan


air secukupnya agar mortar tidak terlalu encer dan tidak terlalu padat.

6. Mengambil bata yang telah direndam dan lakukan pemasangan bata di spat
pertama dan lanjutkan sampai diatas sesuai dengan ketentuan gambar yang
diminta,dan tidak lupa mengukur ketegakan dan kelurusan dengan waterpass

7. Setelah pembuatan bak kontrol selesai,tahap selanjutnya adalah memasang bata


tanpa spesi.

8. Menentukan kemiringan 1% untuk menaruh buis,setelah itu memasukkan pasir


diantara bata tadi sesuai kemiringan.

9. Pasang buis beton sesuai kemiringan dengan mengikuti benang spat yang telah
dibuat sebanyak 8 buah dengan ukuran panjang buis 75 cm.

10. Setelah buis terpasag, lalu buatlah bak kontrol kedua dengan ukuran yang
sama dengan bak kotrol pertama.

11. Lalu plester kedua bak kontrol luar dan dalam bak kontrol tersebut dengan
ketebalan 15 mm.

12. Setelah semua plesteran selesai lalu tutupi jarak di antara buis dengan spesi
untuk menghindari kebocoran

13. Setelah semuanya selesai, mengerjakan pekerjaan finishing dengan


membersihkan sisa-sisa spesi dan sekitar.

15
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari praktik kerja drainase yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

16
pada dasarnya sistem drainase adalah sistem pengairan yang terbuat dari material yang
kuat.Drainase merupakan salah satu faktor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam
pengolahan banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai
air pada tanaman. Selain dikenalkan dengan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam
praktik drainase, juga diajarkan bagaimana teknik dalam pengerjaan praktik kerja drainase
yang baik dan benar sesuai dengan teori yang diberikan oleh dosen pengajar.Dalam praktik
kerja drainase banyak langkah-langkah yang harus selalu diperhatikan dan mengerti gambar
kerja yang diberikan oleh dosen pengajar.

3.2 Kendala Dalam Praktikum


Terdapat beberapa kendala dalam praktikum dibengkel atau workshop, antara lain :
 Pasir yang digunakan banyak berisi kerikil sehingga sulit untuk memasang bata dan
memperlambat pekerjaan
 Permukaan bibir buis beton tidak rata dan ketebalannya tidak sama
 Sempat terjadi kesalahpahaman sehingga terjadi kesalahan dalam pembuatan bak kontrol
kedua

4.3 Saran
 Menggunakan alat pengaman (safety)
 Selalu berhati-hati dalam menggunakan alat-alat kerja
 Selalu memperhatikan arahan dan petunjuk yang diberikan oleh dosen atau teknisi
 Memanfaatkan bahan yang ada dengan tepat

17
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai