TALANG ATAP
DI TULIS OLEH,
NAMA
: T.CHAIRUL MUTTAQIN
NIM
: 1322401062
LOKAL/SEMESTER
: A II/III
PROGRAM STUDI
: D III
JURUSAN
: TEKNIK SIPIL
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Talang Atap ini disusun oleh T.chairul muttaqin kelas
AII Nim 1322401062 jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Praktikum ini dilaksanakan selama 6 hari terhitung mulai tanggal...s/d...,2014.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat pada kurikulum semester
III Program Diploma III Jurusan Teknik Sipil Tahun Ajaran 2014/2015 di
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Buket Rata...........November 2014
Penulis,
T. CHAIRUL MUTTAQIN
NIM: 1322401062
Diperiksa,
Instruktur Pembimbing
SAFRIZAL, A.Md
Mengetahui,
Ka.Lap.Teknologi Sipil
HANIF, ST.MT
NIP: 19660722 149011 1 001
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan TALANG ATAP ini tepat pada waktu yang telah di tentukan.
Penulisan laporan ini adalah salah satu syarat yang harus di laksanakan oleh setiap
mahasiswa yang telah melaksanakan praktek dibengkel teknik sipil, penulisan
laporan ini juga bertujuan untuk memperbaiki nilai pada semester III Jurusan
Teknik Sipil DIII Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Pada penulisan laporan ini pasti banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
dosen pengajar bapak ADIWIJAYA. AMD. yang telah membimbing kami pada
waktu praktikum. Demikianlah harapan penulis semoga laporan ini bermamfaat
bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.
Mencegah
pemborosan
pemakaian
plat/seng
karena
salah
pembentukan
3.
dilapangan.
Sedangkan
bagi
masyarakat
yaitu
dapat
BAB II
DASAR TEORI
2.1
5. Asbes
2. Stangless
6. Besi / Baja
3. Beton
7. Genteng
4. PVC
8. Metal, dll
untuk
mengalirkan
air
hujan
yang
Talang horizontal
Terletak dibibir penutup atap, fungsinya untuk menyalurkan air hujan agar
sampai ke tanah dengan baik. Dengan kata lain, talang ini memastikan tidak
terjadinya cipratan tanah akibat air hujan yang jatuh langsung dari permukaan
bidang atap ke atas tanah.
Talang vertical
Aliran air talang horizontal yang dialirkan menuju talang vertikal yang
langsung mencapai tanah. Agar dapat berdiri kokoh, talang vertikal harus
ditempelkan dengan cara diklem pada dinding. Selanjutnya pada ujung pipa ini
dibuat lengkungan ke arah bak kontrol atau selokan terbuka. Ujung talang ini bisa
berupa selokan terbuka karena yang disalurkan adalah air hujan yang tidak
beracun, berbau dan berwarna.
kombinasi
lipatan
tunggal
penguat
tepi lipat
100
A
50
5 MM
keling
pop
keling
pukul
lipatan
ganda
penguat
tepi
bulat
patri
50
50
50
50
50
5 MM
5 MM
15 MM
15 MM
10 MM
10 MM
BAB III
Tujuan
Dasar Teori
Dalam pekerjaan plat, tidak akan lepas dari pekerjaan penyambungan. Hal ini
3.1.3
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
22. Kawat
3.1.4
Keselamatan Kerja
6) Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan aman.
3.1.5
Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.
Dan Pelajari gambar kerja.
2. Siapkan plat BJLS untuk semua sambungan menurut ukuran masing-masing
benda kerja.
3. Ratakan plat seng dengan palu atau palu karet, luruskan dan kontrol
ukurannya.
4.
Tandai dan Lukis plat benda kerja dengan penggores atau penitik sesuai
dengan ukuran pada gambar kerja.
3.1.6
Gambar kerja
Tujuan
Dasar teori
Sambungan lipat digunakan apabila sambungan patri atau sambungan paku
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
22. Kawat
3.2.4
Keselamatan Kerja
3.2.5
Langkah kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini.
Dan Pelajari gambar kerja.
2. Siapkan plat BJLS untuk semua sambungan menurut ukuran masing-masing
benda kerja.
3. Ratakan plat seng dengan palu atau palu karet, luruskan dan kontrol
ukurannya.
4.
Tandai dan Lukis plat benda kerja dengan penggores atau penitik sesuai
dengan ukuran pada gambar kerja.
Garis kedua plat tersebut dengan ukuran 7.5 mm dari pinggiran plat.
masukkan plat bketiga dalam lipatan ujung benda kedua.
Lipat plat ketiga sama seperti plat kedua.
Lipat kembali dua plat sebelah kanan.
13. Bentuk sambungan tersebut dengan pembentuk (hand groover) dengan cara
dipukul dengan palu besi sambil digeser sedikit demi sedikit.
14. Buatlah penitik pada benda yang sudah di lipat sebanyak 5 titikan.
15. Kontrol kelurusan lipatan tadi.
3.2.6
Gambar kerja
Tujuan
3.3.2
Dasar teori
Sambungan ini merupakan jenis sambungan yang memakai paku keling. Bila
memiliki paku keling tinmen nomor yang tinggi memasukkan ukuran yang besar
paku keling tinmen dibuat lunak dicampur alumunium yang tidak mudah pecah bila
sedang dikerjakan. Kebanyakan paku keling tinmen dibuat dengan balutan timah dan
galvanis untuk pencegahan karat. Setelah paku keling dipukul, paku tersebut akan
membentuk jamur.
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
22. Kawat
3.3.4
Keselamatan kerja
4. Jangan memukul tarlalu keras, yang dapat menyebabkan benda kerja rusak
5. Pus atkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk instruktur
6. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan aman.
3.3.5
Langkah kerja
3.3.6
gambar kerja
paku keling
3.4.2
Dasar teori
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
sambungan keling umumnya diterapkan pada jembatan, bangunan, ketel, tangki,
kapal Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling
ini juga sangat baik digunakan untuk penyambungan pelat-pelat alumnium
3.4.4
1. Mistar baja
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
22. Kawat
Keselamatan kerja
3.4.5
Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat dipergunakan
aman.
2. Garis kedua plat tersebut dengan ukuran 15 mm dari pinggiran plat.
3. Tandai salah satu plat dengan jarak di bagi 6 bagian.
4. Hubungkan kedua plat tersebut sebatas garis tadi, kemudian jepit kedua plat
dengan menggunakan tang klem. Pastikan kedua plat tersebut tidak berubah
posisinya. Ingat, plat yang telah ditandai sebelah atas.
5. Lubangi tanda tersebut dengan menggunakan mesin bor.
6. Masukan paku keling tinmen kedalam lubang tadi, kemudian balik plat tersebut
dan pukul dengan menggunakan palu konde hingga membentuk seperti jamur.
Lakukan langkah ini sampai keenam lubang telah terpaku. (Usahakan diantara
kedua plat tidak ada celah).
3.4.6
Gambar kerja
paku keling
3.5.1
Tujuan
3.5.2
Dasar Teori
Mematri adalah menyambung dua plat sejenis atau berbeda dengan
menggunakan bahan logam yang mencair (timah) atau patri. Diantara kedua logam
tersebut mengalir bahan tambah (penetaris) akibat adanya gaya kapiler. Campuran
timah putih dan timah hitam mencair dan membentuk suatu ikatan yang kuat pada
bagian sambungan. Sebelum penyambungan dilakukan, terlebih dahulu dioleskan
pasta patri agar cairan timah tersebut dapat meresap diantara kedua plat.
Pemanasannya dilakukan secara bertahap.
3.5.4
1. Mistar baja
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
Keselamatan Kerja
3.5.5
Langkah Kerja
7. Mulailah
penguncian
sambungan
pada
ujung
sambungan.
3.5.6
Gambar Kerja
Pasta patri
Timah patri
3.6.1
Tujuan
3.6.2
Dasar teori
Pematrian ialah suatu metode penyambungan bahan logam di bawah pengaruh panas
dengan pertolongan bahan tambah logam atau campuran logam. Bahan tambah (biasa
disebut patri) merupakan bahan logam atau campuran logam yang mudah melebur
karena mempunyai titik lebur di bawah titik lebur bahan logam yang akan
disambungkan.
2. Penggores
14. Kikir
3. Jangka tusuk
4. Penitik
16. Landasan
5. Palu besi
6. Palu kayu/karet
7. Gunting lurus
8. Mesin bor
9. Tang klem
22. Kawat
3.6.4
Keselamatan kerja
5. Pus atkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk instruktur
6. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam
keadaan baik dan aman.
3.6.5
Langkah kerja
1. Siapkan peralatan dan bahan, periksa peralatan tersebut supaya saat dipergunakan
aman.
2. Garis plat tersebut dengan ukuran 10 mm dari pinggiran plat.
3. Mulai gulungan dari pinggir plat dengan bantuan batang besi polos berdiameter 5
mm menggunakan palu karet atau tang jepit.
4. Kontrol kelurusan gulungan dan kerapatan batang besi dengan plat.
3.6.6
Gambar kerja
10 mm
Tujuan
Setelah melakukan pekerjaan ini, mahasiswa di harapkan dapat :
1. Menjelaskan cara membuat pipa pembuang bulat dengan benar.
2. Membuat sudut pipa pembuang bulat dengan sempurna.
3. Menjelaskan cara mengatasi kesulitan yang timbul dalam pembuatan
sudut pipa pembuang bulat dengan tepat.
3.7.2
Dasar Teori
Seperti halnya dengan pipa pembuang segi empat, pipa pembuang
bulat juga dipergunakan untuk mengalirkan air hujan yang berasal dari talang
atap ke saluran pembuangan atau tangki penampung/bak air.
Pipa pembuang bulat dapat dibuat dari lembaran plat seng, aluminium
dan sekarang, telah diproduksi dan diperdagangkan dengan bentuk bulat dari
bahan PVC, asbes semen dan tembaga
3.7.3
3.7.4
Keselamatan Kerja
1. Pakailah selalu pakaian kerja selama bekerja.
2. Hati-hati pada waktu menggunting pelat seng, jangan sampai jari-jari luka
oleh sisi pelat seng yang tajam.
3. Pusatkan pikiran dan perhatian pada pekerjaan dan ikuti petunjuk
instruktur.
4. Sebelum bekerja, periksa semua alat dan bahan yang akan digunakan
dalam keadaan baik dan aman.
3.7.5
Langkah Kerja
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
2. Pelajarilah gambar kerja.
3. Tandai/lukislah sisi muka pelat benda kerja sesuai dengan ukuran pada
gambar kerja.
4. Lukislah pada sisi belakang (dibaliknya) ukuran untuk lidah penyambungan
pada kedua pinggir pelat.
5. Ratakan pelat seng dengan palu kayu/karet, luruskan dan kontrol
ukurannya.
6. Potong pelat seng sesuai dengan ukuran gambar, gunakan gunting lurus.
7. Tekuklah lebih dahulu lidah penyambungan ( pada kedua sisi pelat ) dengan
berlawanan arah.
8. Sebelum mulai membentuk, lemaskanlah lebih dahulu pelat seng dengan
cara menekan-nekankan pada landasan pipa.
9. Ulangi hal tersebut dengan membalikkan pelat seng
10. Hubungkanlah lidah penyambungan dan rapatkan dengan memukulkan palu
kayu di sepanjang sambungan
11. Kunci sambungan tersebut dengan penitik di kedua ujung sambungan
12. Bentuk sambungan lipat dengan perapat lipat (hand grover) supaya
sambungan kuat dan rapi.
13. Periksalah pada instruktur apabila pekerjaan telah selesai
14. Bersihkan peralatan dan meja kerja serta tempat kerja (lantai) dari sisa-sisa
guntingan pelat seng.
3.7.6
Gambar Kerja
D = 50 mm
157 mm
7,2
7,2
mm
200mm
D = 48 mm
150,72 mm
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa sesungguhnya untuk memperoleh hasil yang baik dan benar dalam
bekerja, khususnya pada pembuatan macam-macam lipatan tidaklah mudah. Kita
harus benar benar memperhatikan fungsi dan tujuan dari penggunaan alat alat
kerja. Misalnya saja dalam memotong plat yang berbentuk melengkung ataupun bulat
kita harus menggunakan gunting plat dengan bibir gunting lurus, akan tetapi hasilnya
tidak akan lebih baik apabila kita menggunakan gunting dengan bibir lengkung. Yang
kesimpulannya bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik maka kita harus
memahami kegunaan dari macam macam alat yang kita pergunakan.
SARAN
Berdasarkan hasil pengalaman praktikum diharapkan untuk kedepannya
praktikan lebih teliti dalam melakukan setiap langkah percobaan dan menggunakan
alat dan mesin dengan maksimal dan sebaik baiknya sehingga hasil yang
diinginkan bisa tercapai. Selain itu, alat dan mesin di dalam perbengkelan sangat
berbahaya bagi tubuh sehingga pakaian keselamatan kerja hendaknya digunakan
selalu di dalam ruang laboratorium perbengkelan. Kami juga mengharapkan
pembimbing dapat selalu mengawasi kami pada saat praktek. Bila instruktur dalam
keadaan sibuk dan tidak bisa mendampingi kami pada saat bekerja, kami
mengharapkan supaya instruktur dapat melakukan pengecekan beberapa kali,
sehingga bila dapat kesalahan kami dapat memperbaikinya dengan cepat. Dan kami
berharap peralatan yang ada dibengkel harus layak dipakai semua, agar tidak terjadi
kesalahan pada waktu pengerjaannya.
LAMPIRAN
Gambar. Peralatan
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN...........................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................3
BAB I.................................................................................................................4
1.1
Latar Belakang.......................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah..................................................................................4
1.3
1.4
Kegunaan Praktek...................................................................................5
BAB II...............................................................................................................6
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
BAB III............................................................................................................11
3. 1 SAMBUNGAN LIPAT TUNGGAL..........................................................11
3.1.1
Tujuan...........................................................................................11
3.1.2
Dasar Teori....................................................................................11
3.1.3
Keselamatan Kerja.........................................................................12
3.1.5
Langkah Kerja...............................................................................13
3.1.6
Gambar kerja.................................................................................14
3.2
3.2.1
Tujuan..........................................................................................15
3.2.2
Dasar teori.....................................................................................15
3.2.3
Keselamatan Kerja.........................................................................16
3.2.5
Langkah kerja................................................................................16
3.2.6
Gambar kerja.................................................................................17
3.3
3.3.1
Tujuan..........................................................................................18
3.3.2
Dasar teori.....................................................................................18
3.3.3
Keselamatan kerja..........................................................................19
3.3.5
Langkah kerja................................................................................19
3.3.6
gambar kerja..................................................................................20
3.4
3.4.1
Tujuan..........................................................................................21
3.4.2
Dasar teori.....................................................................................21
3.4.3
Keselamatan kerja..........................................................................22
3.4.5
Langkah kerja................................................................................22
3.4.6
Gambar kerja.................................................................................23
3.5
3.5.1
Tujuan..........................................................................................24
3.5.2
Dasar Teori....................................................................................24
3.5.3
Keselamatan Kerja.........................................................................25
3.5.5
Langkah Kerja...............................................................................25
3.5.6
Gambar Kerja................................................................................26
3.6
3.6.1
Tujuan..........................................................................................27
3.6.2
Dasar teori.....................................................................................27
3.6.3
3.6.4
Keselamatan kerja..........................................................................28
3.6.5
Langkah kerja................................................................................28
3.6.6
Gambar kerja.................................................................................29
3.7
3.7.1
Tujuan..........................................................................................30
3.7.2
Dasar Teori....................................................................................30
3.7.3
3.7.4
Keselamatan Kerja.........................................................................31
3.7.5
Langkah Kerja...............................................................................31
3.7.6
Gambar Kerja................................................................................32
BAB IV............................................................................................................34
KESIMPULAN................................................................................................34
SARAN............................................................................................................34