air dari atap ke tempat yang telah direncanakan, dapat berupa talang vertikal, saluran air hujan, bak penampungan atau sumur resapan. Tujuan utama Talang adalah mencegah cucuran air hujan dari atap turun tidak pada tempatnya, atau merembes kemana-mana. Oleh karena itu, talang air hujan umumnya dipasang di tepian, pertemuan antar bidang atap atau dinding samping rumah 2. Pemasangan Talang
Talang air berguna untuk mencegah air hujan yang
berjatuhan bebas dari atap namun dikendalikan pada jalurnya sendiri. Namun jika jalur ini dibuat tidak benar, maka akan mengakibatkan genangan yang dapat membuat atap bocor. Berikut sejumlah hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan talang : a. Bentuk Talang yang cekung
Pemasangan talang di atap berguna untuk
mengumpulkan air hujan dari atap. Biasanya talang air ini mempunyai bentuk cekung dan disesuaikan untuk dapat menampung air hujan. b. Kemiringan talang horizontal (Gutter)
Sesuai fungsinya, maka talang harus mampu mengalirkan
air hujan dengan baik. Oleh karena itu, talang harus memiliki kemiringan yang cukup. Talang dengan panjang lebih dari 10 meter sebaiknya dibagi dua dengan posisi kemiringan tinggi kemudian turun ke pinggir-pinggirnya. Kemiringan talang yang baik adalah 1-2 cm per 3 m panjang talang. Artinya, untuk sebuah talang yang memiliki panjang 3 m, salah satu ujung harus terletak 1-2 cm lebih rendah dibandingkan ujung satunya. c. Jumlah Talang vertikal (rain leader, down spout)
Jumlah talang vertikal sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan. Semakin panjang talang horizontal, maka akan semakin banyak membutuhkan talang vertikal. Karena selain untuk menghantar air ke tempat tujuan yang telah ditentukan, talang vertikal juga berfungsi sebagai pemecah aliran air. d. Sambungan/ siku
Umumnya atap rumah demikian panjang sehingga
membutuhkan lebih dari 1 batang talang dan sering kali pula talang harus berbelok mengikuti bentuk atap siku. Pertemuan-pertemuan talang ini rawan terhadap kebocoran, sehingga seringkali sambungan atau siku kemudian justru direkayasa menjadi lubang atau corong talang yang bersambungan dengan talang atau pipa vertikal. Gunakan sambungan talang sesuai ukuran atau model talang yang digunakan. Manfaatkan sealant silikon pada bagian sambungan untuk mencegah kebocoran. e. Corong Talang
Bagian dari talang tempat terdapat lubang yang
mengarahkan air ke pipa vertikal. Karena menjadi bagian berkumpulnya aliran air, corong talang menjadi lokasi yang rawan bocor. Kerusakan pada corong talang umumnya terjadi karena air tidak mengalir dengan benar dan menggenang pada bagian tersebut, hal ini disebabkan oleh tumpukan sampah atau daun yang terbawa air hujan. Jika memilih tidak menggunakan talang dan membuang air hujan langsung ke permukaan tanah, dapat diantisipasi dengan meletakkan taburan batu koral atau kerikil. Taburan kerikil ini mengurangi cipratan tanah akibat cucuran dari atap. Bisa juga dikurangi dengan menanami rumput pada area- area tempat jatuhnya air. Hal ini juga sebagai hiasan pada area pelataran rumah. Tanah yang ditanami rumput, membuat pantulan air lebih pelan, daripada jatuh dari permukaan keras, seperti lantai semen atau beton. Selain kerikil dan rumput, membuat saluran drainase yang ditutup gril logam berlubang di area jatuhnya cucuran air juga dapat dijadikan solusi. Air dari atap dapat langsung jatuh ke saluran yang mengarah ke drainase (selokan) lingkungan. 3. Jenis Bahan Talang a. Talang Batu atau Beton b. Talang Logam c. Talang Plastik atau PVC 4. Jenis Instalasi Air Hujan a. Instalasi Air Hujan Langsung Dibuang Yakni, Proses pengumpulan air hujan pada atap yang dikumpulkan pada jalur-jalaur talang tertentu yang kemudian dibuang ke tanah atau selokan pembuangan. Jenis instalasi ini biasa digunakan pada bangunan luasan kecil dan curah hujan yang tidak tinggi b. Instalasi Air Hujan yang Dilakukan Pengolahan Jenis intalasi ini lebih rumit dari instalasi sebelumnya. Setelah air hujan pada talang terkumpul maka disatukan pada wadah penampungan kemudian dilakukan pengolahan. Kumpulan air ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti mencuci bahkan untuk memasak setelah proses penyaringan. Jenis instalasi ini biasa digunakan pada gedung-gedung luas atau daerah dengan curah hujan yang tinggi, sehingg perlu dimanfaatkan dengan diolah terlebih dahulu 5. Penyaluran Air Hujan di Tanah Penyaluran air hujan di permukaan tanah merupakan kelanjutan dari pengaliran air hujan dari talang. Biasanya menggunakan drainase beton. Beberapa prinsip terkait penyaluran ini: a. Aliran di permukaan diusahakan dapat mengalir ke suatu tempat yang dirancang lebih rendah. b. Pengaliran air hujan di permukaan sangat bergantung pada kontur tanah. c. Prinsip penyalurannya adalah air hujan tidak boleh tercampur dengan kotoran (sampah, daun- daunan,dll), agar supaya pipa tidak tersumbat. d. Selain itu diusahakan pengalirannya dengan sistem gravitasi (kecuali dalam kondisi tertentu memakai pompa tekan). B. MENGGAMBAR INSTALASI AIR HUJAN 1. Membuat Talang Air Hujan yang dibuang 2. Instalasi Air Hujan yang diolah dengan PAH (Penampungan Air Hujan) Penampungan Air Hujan (PAH) terdiri dari beberapa komponen berikut: a. Bidang Penangkap air, yang berfungsi untuk menangkap air hujan sebelum mencapai tanah. b. Talang air, yang berfungsi mengumpulkan atau menangkap air hujan yang jatuh pada bidang penangkap. c. Saringan berfungsi menyaring air hujan dari kotoran. d. Lubang Periksa (man hole) berfungsi memberikan akses untuk masuk ke dalam bak penampung. e. Bak penampung berfungsi sebagai reservoir/ bak untuk menampung air hujan. f. Pipa masukan inlet berfungsi mengalirkan air ke dalam bak penampung. g. Pipa peluap berfungsi meluapkan air hujan yang melebihi kapasitas penampung dan sebagai pipa ventilasi. h. Keran pengambil air berfungsi untuk mengeluarkan atau mengambil air dari bak penampung bagi konsumen. i. Keran/pipa penguras berfungsi untuk jalan air keluar saat menguras PAH j. Saluran pembuangan berfungsi untuk menyalurkan air buangan agar PAH tetap bersih dan kering. k. Pipa udara berfungsi untuk mengeluarkan gas-gas yang terlarut dalam air hujan. l. Lantai, sebagai tempat bangunan PAH dan tempat aktivitas mengambil air.