Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL KTI ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DEMAM BERDARAH

DENGUE (DBD)

Disusun Kelompok 2 :
1. Gita Fitria : 19.01.0015
2. Juniarti Asyari : 19.01.0021
3. Muthia Nabilla : 19010032
4. Riska Sustari : 19.01.0042
5. Sivana : 19.01.0050

Dosen pengampu : Ns.Erna Juliati,M.Kep.,Sp.Kep.An

AKADEMIK KEPERAWATAN PANGKALPINANG


TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt karena hanya berkat ridho dan rahmatnya disini
kami diberikan Kesempatan menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah “Asuhan
keperawatan anak masalah DBD (Demam Berdarah Dengue).
Tidak lupa pula sholawat serta salam kami curahkan kepada Rasulullah SAW semoga
kita selalu dalam lindungan beliau. Namun kami juga menyadari kemungkinan adanya
kekurangan atau kesalahan yang tidak kami sengaja. Oleh karena itu kami mohon maaf
kepada para pembaca pada umumnya memberikn kritik dan saran kepada penulis.
Akhir kata semoga bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca

Pangkalpinang, 06 April 2021

Kelompok 2

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................2
1.3 Tujuan Studi kasus ..............................................................2
1.3.1 Tujuan Umum......................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................2

BAB II LANDASAN TEORI


2.1 konsep Penyakit.....................................................................3
2.2 konsep asuhan keperawatan anak DBD...............................6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Rancangan Studi Kasus.........................................................9
3.2 Subjek Studi Kasus................................................................9
3.3 Fokus Studi Kasus.................................................................9
3.4 Definisi Operasional..............................................................9
3.5 Lokasi dan Waktu..................................................................9
3.6 Pengumpulan Data................................................................9
3.7 Instrumen Pengumpulan Data...............................................10
3.8 Penyajian Data.......................................................................10
3.9 Etika Studi Kasus...................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty (Hadinegoro, 2013)
Wold Health Organization (WHO) (2016) prevelensi penyakit DBD sebanyak
2,2 juta kasus pada tahun 2010. Ditahun 2015 prevelensi penyakit DBD sebanyak 3,2
juta kasus dan mengalami peningkatan sebanyak 31% sekarang ini, penyakit Demam
Berdarah Dengue sudah Endemik lebih dari 100 negara didunia. (priesley, 2018)
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue dari Rektorat pencegahan dan
pengendalian penyakit Tular Vektor dan Zoonptik, (Kemenkes RI) Prevelensi DBD
tahun 2015 sebanyak 129,650 kasus DBD sebanyak 1,071 meninggal dunia. Pada
tahun 2016 prevelensi DBD sebanyak 17.877 kasus degan 115 orang meninggal
dunia (Kemenkes, 2017)
Virus Dengue masuk ke dalah tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
yang kemudian akan bereaksi dengan antibodi sehingga menyebabkan meningkatnya
permeabilitas dinding pembulu darah. Tingginya Permaebilitas dinding pembulu
darah dapat menyebabkan kebocoran plasma yang berlangsung selama penyebaran
penyakit, sejak pemula masa demam mencapai puncak pada masa syok. Pasien syok
berat volume plasma akan menurun sampai 30% atau lebih. Jika masalah tersebut
tidak teratasi akan menyebabkan aneraksia jaringan, asidosis metabolik dan berakhir
dengan kematian.
Sampai saat ini Demam Berdarah Dengue menjadi masalah kesehatan bagi
masyarakat menimbulkan kepanikan dalam keluarga dan dampak ekonomi yang
dirasakan secara langsung dengan biaya pengobatan yang cukup mahal dan
pengeluaran biaya pengobatan yang cukup mahal dalam proses penyembuhan selama
sakit dan dampak lain seperti pendarahan, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba
dan bahkan bisa berujung kematian (Kementrian Kesehatan,2016)
Demikian meningkatnya DBD, maka peran perawat mengurangi jumlah
penderita DBD melalui tindakan profentif dengan memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai penyebab dan tanda gejala upaya membasmi jentik nyamuk penularannya
di tempat perindukannya dengan melakukan kegiatan 3M yaitu: mengubur, menutup
dan mendaur ulang sampah
(Depkes RI, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Anak Demam Berdarah
Dengue?
1.3 Tujuan studi kasus
1.3.1 Tujuan umum
Menggambarkan Asuhan Keperawatan Anak Demam Berdarah Dengue
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Melakukan Pengkajian pada anak dengan kasus Demam Berdarah
Dengue
1.3.2.2 Menegakkan Diagnosa Keperawatan pada anak dengan kasus Demam
Berdarah Dengue
1.3.2.3 Melakukan Rencana Keperawatan pada anak dengan kasus Demam
Berdarah Dengue
1.3.2.4 Melakukan Implementasi Keperawatan pada anak dengan kasus
Demam Berdarah Dengue
1.3.2.5 Merumuskan Evaluasi Asuhan Keperawatan anak dengan kasus
Demam Berdarah Dengue
1.3.2.6 Mampu mengklasifikasi faktor-faktor pendukungdan penghambat serta
mencari solusi/ alternatif pemecahan masalah
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Perawat
Menambah pengetahuan dan informasi bagi perawat tentang Asuhan
Keperawatan pada Anak dengan Kasus Demam Berdarah Dengue
1.4.2 Pasien
Membantu penyelesaian masalah pasien pada kasus Demam Berdarah Dengue
melalui Asuhan Keperawatan
1.4.3 Insitut Pendidikan
Diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan menambah pengetahuan bagi
mahasiswa tentang kasus Demam Berdarah Dengue

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Penyakit
1. Definisi
Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak disebabkan
oleh virus dengan manifestasi klinis berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan
sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus) yang akut
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.
2. Etiologi
Penyebab penyakit DBD yaitu Virus Dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti
masuk ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali
dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam, nyeri otot/ sendi
( Arie Mansjoer, 2000)
Virus dengue dikenal ada 4 jenis virus dengue yang dapat menimbulkan penyakit baik
demam dengue maupun demam berdarah setelah virus memasuki tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk aedes tubuh pasien membentuk kekebalan terhadap penyakit. Jika tubuh
diserang untuk kedua kalinya atau lebih jenis virus yang berbeda akan muncul reaksi
imulogik dalam tubuh. Reaksi tersebut mengakibatkan komplikasi yang ditakuti ialah
sistem peredaran saluran cerna dan syok.
3. Klasifikasi Demam Berdarah Dengue
a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji tornikuet
positif, trombositpenia dan hemokosentrasi, tidak ada perdarahan jelas
b. Derajat II : Sama dengan derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan lain
c. Derajat III : kegagalan sirkulasi nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lebam, gelisah
d. Derajat IV : renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur yang
disertai dengan Dengue shock sindrom
4. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi dengue antara 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari dengan gejala klinis :
1. Demam akut yang tetap tinggi (2-7 hari) disertai gejala tidak spesifik seperti
anoreksia, amlaise.

3
2. Manifestasi perdarahan : paling tidak terdapat uji torniquet positif dan adanya slah
satu bentuk perdarahan yang lain misalnya petekie, ekimosis,epistaksis,
perdarahan Gusi Ptechiase, episteksis, hemetemesis melena
3. Pembesaran hati, nyeri tekan tanpa ikterus (sudah dapat diraba sejak pemulaan
sakit)
4. Terjadi renjatan / tidak sianosis, (kulit lebab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, nadi cepat dan lemah)
5. Kenaikan nilai hemokosentrasi yaitu sedikitnya 205 dan penurunan nilai trombosit
(trombitopenia 100.00/mm atau kurang)
6. Pada foto rongen : pulmonary vaskuler congestion dan plura effusion pada paru
kanan
7. Perdarahan terutama perdarahan dibawah kulit, hematoma, ecymosis
5. Patofisiologi
Virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti masuk ke tubuh manusia, infeksi
yang pertama kali dapat memberikan gejala sebagai demam berdarah dengue. Apabila
orang itu dapat infeksi berulang oleh virus Dengue yang berlainan maka akan
menimbulkan keluhan seperti demam, sakit kepala, mual nyeri otot pegal seluruh tubuh,
hipertermia ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada
sistem retikoloendothelial seperti pembesaran kelenjar- kelenjar getah bening, hati dan
limfa. Peningkatan pearmebilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadinya hipotensi,hemokosentrasi, efusi dan renjatan (shok).
Perdarahan yang terjadi pada pasien DBD terjadi karena trombositopenia, menurun dan
fungsi trombosit akan menurun faktor koagulasi (protropin, faktor v,vii,ix,x dan
fibrinogen) perdarahan hebat dapat terjadi terutama pada traktus gastrointestinal.
6. Komplikasi
a. Penurunan kesadaran
b. Kelainan ginjal
c. Syok
d. Perdarahan luas
e. Ensefalopati Dengue
f. Kelainan ginjal

4
7. Penataksanaa Demam Berdarah Dengue
1. Menurut (Titik Lestari, 2016) menyatakan bahwa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada penyakit DBD meliputi :
a. DBD tanpa renjan
Rasa haus dehidrasi timbul karena demam tinggi, aneoreksia dan muntah,
klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, berupa air teh, sirup
atau oralit.
Panas dapat diberikan kompres es atau alkohol 70% pemberian infes
dilaksanakan pada klien apabila :
1) Muntah, sulit makan peroral, muntah mengancam dapat terjadi
dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematokrit tinggi
b. DBD dengan Renjan
Prinsip mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan
RL. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif
2. Penatalaksanaa DBD menurut (Nabiel Ridha, 2014) meliputi :
a. Pada pasien tanpa renjatan
1. Tirah baring
2. Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
3. Untuk hiperpereksia dapat diberikan kompres
4. Betikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
b. Pada pasien dengan renjatan dilakukan :
1. Pemasangan infus RL atau asering dan dipertahankan selama 12-48
setelah renjatan diatasi
2. Observasi keadaan umum (tanda-tanda vital)
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1) Pada demam Dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari ketiga
2) Pada demam berdarah terdapat trombositpenia dan Hemokosentrasi
3) Pada pemeriksaan kimia darah : Hipoproteipenia, hipokloremia, SGPT,
SGOT, ureum dan pH darah mungkin menigkat
b. Urine
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.

5
9. Pencegahan Demam Berdarah Dengue
Untuk memberantas penyakit DBD, seluruh masyarakat harus menjaga kebersihan
agar rumah dan lingkunganya bebas dari nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes
aegypti suka berkembang di tempat penampungan air seperti bak mandi, bak WC,
tempayan, drum dan barang barang yang memungkinkan air tergenang seperti tempat
minum burung, pot tanaman air, vas bunga, ban bekas, kaleng kaleng bekas, plastik
bekas, tempurung kelapa dan lain lain yang dibuang sembarangan. Dalam
pemberantasan penyakit DBD ini yang paling penting adalah upaya membasmi jentik
nyamuk penularannya di tempat perindukannya dengan melakukan kegiatan 3M
yaitu: mengubur, menutup dan mendaur ulang sampah (Depkes RI, 2010).
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan DBD
2.2.1 Pengkajian
Identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu,
riwayat gizi, riwayat imunisasi dan kondisi lingkungan, pola kebiasaan, dan
pemeriksaan fisik meliputi (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi head toe toe), sistem
integumen, pemeriksaan laboratorium.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan virenis (infeksi virus dengue)
2. Risiko pendarahan berhubungan dengan trombositopenia
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake indekuat
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake inadekuat
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Hipertermia berhubunganSetelah dilakukan tindakan 1. Beri kompres dingin
dengan virenis (infeksi virus
3x24 jam suhu tubuh normal disekitar axila atau
dengue) Kriteria hasil : bagian kepala
 Suhu tubuh stabil 2. Beri pakaian tipis dan
menjadi normal menyerap keringat
mencapai 36-37oC 3. Beri air minum yang
dalam waktu 1 jam dingin banyak dan
 Nadi > 80x/menit sesering mungkin
 Respirasi >24x/menit 4. Berikan cairan
parenteral
5. Kolaborasi pemberian
obat antipiretik
Perubahan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji dan catat tanda-
perifer berhubungan dengan keperawatan 3x24 tidak tanda vital (kualitas
perdarahan terjadi perdarahan dan dan frekuensi denyut
jaringan perfusi adekuat nadi dan tekanan

6
Kriteria hasil : darah
 Observasi tanda-tanda 2. Kaji dan catat
vital dalam batas ekstermitas (suhu,
normal perdarahan kelembapan dan
tidak ada, perfusi warna)
jaringan terpenuhi, 3. Nilai kemungkinan
kesadaran klien stabil terjadinya kematian
 Trombosit > jaringan pada
100.000/mm3 ektermitas seperti
 Ht>50% dingin, nyeri dan
 Hb 12-16 g/dl pembengkakan kaki
Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda
berhubungan dengan intake keperawatan 3x24 jam pasien vital paling sedikit
adekuat memperlihatkan tanda setiap 4 jam
rehidrasi dan 2. Monitor tanda-tanda
mempertahankan hidrasi meningkatnya
yang adekuat kekurangan cairan a
Kriteria hasil : :turgo kulit elastis,
 Membrane mukosa umbun-umbun
bibir lebab cekung dan produksi
 Turgo kulit baik urin turun
 Urin jernih warna 3. Observasi dan
tidak pekat mencatat intake dan
 Balance cairan output
 Diuresis 1-2 ml/jam 4. Monitor nilai
laboratorium eliktrolit
darah, berat jenis urin
dan sereum albumin
5. Monitor pemberian
cairan melalui
intravena setiap jam.
Perubahan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan kepada
kebutuhan tubuh 3x24 jam kebutuhan cairan orang tua untuk
berhubungan dengan intake terpenuhi memberikan makanan
adekuat Kriteria hasil : dalam porsi kecil tapi
 Berat badan ideal sering
sesuai dengan tinggi 2. Timbang berat badan
badan anak setiap hari pada
 Tidak ada tanda-tanda waktu yang sama
malnutrisi
 Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
 Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan

7
2.2.4 Implementasi Keperawatan
implementasi atau pelaksanaan realitis rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah diterapkan ;
a. Implementasi DBD tanpa renjan
Rasa haus dehidrasi timbul karena demam tinggi, aneoreksia dan muntah,
klien harus banyak minum kurang lebih 1,5 liter/24 jam, berupa air teh, sirup
atau oralit.
Panas dapat diberikan kompres es atau alkohol 70% pemberian infes
dilaksanakan pada klien apabila :
1) Muntah, sulit makan peroral, muntah mengancam dapat terjadi
dehidrasi dan asidosis
2) Nilai hematokrit tinggi
3) Tirah baring
4) Makanan lunak dan diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam
5) Untuk hiperpereksia dapat diberikan kompres
6) Betikan antibiotik bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi
7) Observasi keadaan umum (tanda-tanda vital)
b. Implementasi dengan Renjan
Prinsip mengatasi renjatan dengan penggantian volume cairan yaitu cairan
RL. Pengobatan bersifat simtomatis dan supportif .
2.2.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir didalam proses keperawatan, pada tahap akhir ini
menilai sejauh mana tujuan dan kriteria hasil dapat tercapai. Apapun hasil diagnosa
diatas yaitu
Diagnosa I : suhu tubuh dalam batas normal
Diagnosa II : perfusi jaringan perifer terpenuhi
Diagnosa III : kebutuhan cairan terpenuhi
Diagnosa IV : kebutuhan nutrisi terpenuhi

8
BAB III
METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan studi kasus


Desain yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
mengguanakan metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran tentang studi keadaan secara objektif dan menganalisis lebih
mendalam tentang pelaksanan asuhan keperawatan anak pada pasien demam berdarah
dengue.
3.2 Subyek studi kasus
Studi kasus ini mengambil subyek sebanyak 1 partisipan yaitu anak yang menderita
demam berdarah dengue baik penderita yang baru masuk atau sedang dalam perawatan
dengan masalah Demam Berdarah dengue
3.3 Fokus studi
1. Anak dengan usia (1-6 tahun) yang mederita penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD).
2. Tidak terjadi perdarahan dan jaringan perfusi adekuat
3. Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak dengan penyakit demam
berdarah dengue (DBD).
4. Penerapan peningkatan intake/asupan per oral dalam pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit pada anak dengan masalah Demam berdarah Dengue (DBD).
3.4 Definisi operasional fokus studi
Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah penyakit yang menyerang anak disebabkan
oleh virus dengan manifestasi klinis berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan
sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus ( Artropod Born Virus) yang akut
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti atau oleh Aedes Aebopictus.

3.5 Lokasi dan waktu studi.


Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap RSUD Bahteramas
dan akan dilaksanakan pada bulan juli setelah proposal penelitianini dinyatakan
layak oleh tim penguji.
3.6 metode pengumpulan data
teknik pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang digunakan sebagai
berikut :

9
3.6.1 Wawancara
Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui tanya jawab
langsung kepada klien atau keluarganya berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan dengan tujuan
3.6.2 Observasi
Observasi adalah mengamati keadaan pasien untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dalam keperawatan
3.6.3 Pemeriksaan fisik
1. Data primer
pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara
sistematis dengan cara: inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk
memperoleh data sesuai kasus Demam Berdarah Dengue
2. Data sekunder
a. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidaklangsung
ditujukan pada objek penelitian, namun melalui dokumen.
b. Studi kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data yang diperolehatau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu pengetahuan
yang sudah ada sebelumnya. Penelitian memanfaatkan teori-teori yang
sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untukkepentingan penelitian.
3.7 Instrument pengumpulan data
Alat atau instrument pengumpulan data menggunakan format pengkajian ausahan
keperawatan anak sesuai ketentuan yang berlaku di Akademi Keperawatan
Pangkalpinang .
3.8 Pengkajian Data
Untuk studi kasus ini, data disajikan secara terstrukutur atau narasi dan dapat
disertai dengan ungkapan verbal dari pasien atau keluarga pasien yang mangalami
DBD.
3.9 Etika Studi Kasus
Masalah etika keperawatn ini merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan akan berhubungan langsung dengan
manusia, maka segi etika keperwatan harus diperhatikan karena manusia mempunyai hak
asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah etika yang harus diperhatikan dalam penelitian
(Hidayat, 2012)

10
3.9.1 Lembar persetujuan (informed consent)
Sebelum penelitian membrikan form (informed consent) rerlebih dahulu penelitian
menjelaskan tujuan, atau maksud serta manfaat dalam pengkajian. Kemudian
penelitian meminta persetujuan dari responden. Jika responden setuju maka form
(informed consent) di berikan kepada responden untuk di tanda tangani (Hidayat,
2012)
3.8.2 Tanpa Nama (Anonimity)
Dalam penulisan responden penelitian tidak akan menuliskam atau
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpilan data melainkan hanya
menuliskan kode atau inisial hasil penulisan yang disajikan (Hidayat, 2012)
3.8.3 Kerahasiaan (confidentiality)
Kerahasiaan dari hasil penelitian ini peneliti akan menjadi kerahasiaan dari hasil
baik informasi maupun masalah lainnya, penulis tidak akan menceritakan kepada
siapapun juga dan tidak di publikasikan (Hidayat, 20112).

11
Daftar Pustaka
Soegeng, seogijanto.(2002) Ilmu Penyakit Anak.Jakarta:Salemba Medika

Ngastiyah. (1997).Perawatan Anak Sakit.Jakarta:Kedokteran EGC

Wijayaningsih Kartika Sari.(2013).Asuhan Keperawatan Anak.Jakarta:CV.Trans Info


Medika.

Lestari Titik. (2016). Asuhan keperawatan Anak.Yogyakarta: Nuha Medika

12
Lampiran

13

Anda mungkin juga menyukai