Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“EPIDEMIOLOGI”
Dosen Pengampu
Sucipto, SKM.,M.Kes
Disusun oleh:
Erlangga Tri Prasetyo 221030690131
Lintang Puspa Widyarti 221030690140
Nabilah Qolbiah Devia 221030690125
Putri Syahdila 221030690104
Rita Purnamasari 221030690138
Syarifah Kusneeilvy S.Z 221030690121

PROGAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFROMASI KESEHATAN


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGGERANG
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Banten
15417

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
dan terus dapat menimba ilmu di STIKES WIDYA DHARMA HUSADA.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua
menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.
Terima kasih, wassalamu’ alaikum.

Tangerang, 10 April 2023

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT ...............................................................1


KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 2
BAB I ..........................................................................................................................................4
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI ........................................................................................4
A. Pendahuluan ...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 7
A. Epidemi .................................................................................................................................. 7
B. Penyakit Endemi .................................................................................................................... 9
C. Penyakit Pandemi .................................................................................................................10
D. Penyakit Sporadik ................................................................................................................11
E. Wabah ...................................................................................................................................12
BAB III ..................................................................................................................................... 13
PENUTUP ................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

3
BAB I
KONSEP DASAR EPIDEMIOLOGI

A. Pendahuluan
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Epi = atas/pada, Demos =
penduduk dan Logos = ilmu, sehingga Epidemiologi dapat diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari tentang penduduk. Secara etimologis epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak
terjadi pada rakyat, yakni penyakit dan kematian yang diakibatkannya yang
disebut epidemi. Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad
kesembilan belas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam
tulisannya bertajuk Epidemiología Española (Buck et al., 1998). Tetapi gagasan
dan praktik epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah dikemukakan
oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lampau di Yunani.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan
mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap bebagai penyakit
demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit yang timbul
di masyarakat. Maka berkembang ilmu yang disebut dengan epidemiologi.
Beberapa pengertian lain tentang epidemiologi yang dikembangkan oleh para ahli
antara lain: Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan penyebaran masalah
kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya
(Azrul Azwar , 1999); Ilmu yang mempelajari seberapa sering penyakit terjadi
pada kelompok-kelompok orang yang berbeda dan mengapa penyakit itu terjadi
(Coggon D, Rose G, Barker D.J.P, 1993); Ilmu yang mempelajari kejadian dan
penyebaran penyakit atau masalah kesehatan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada sekelompok manusia tertentu (Dep.Kes RI, 2002); Ilmu
yang mempelajari distribusi dari determinan status kesehatan dan kejadiannya
dalam suatu populasi dalam suatu populasi (MacMahon,1970, Omran,1974); Ilmu
yang mempelajari penyebaran dan penentu dari keadaan-keadaan dan peristiwa
yang berkaitan dengan kesehatan dalam populasi tertentu dan penerapan dari
hasil studi untuk penanggulangan masalah kesehatan (Last,1988); dan diartikan

4
sebagai Ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha memecahkan
berbagai masalah kesehatan pada kelompok penduduk tertentu (Noor, 1997).
WHO (1989) dalam Regional commite Nacting ke 42 di Bandung menjelaskan
bahwa "Epidemiology is the study of the distribution and determinants of health-
related states or events (including disease), and the application of this study to the
control of diseases and other health problems. Various methods can be used to
carry out epidemiological investigations: surveillance and descriptive studies can
be used to study distribution; analytical studies are used to study determinants."
Jadi epidemiologi diartikan sebagai studi tentang distribusi dan determinan
kesehatan yang berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi
untuk pemecahan masalah kesehatan. Epidemiologi merupakan cabang ilmu
kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan
dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah.
Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan fakto–faktor yang menentukan
keadaan yang berhubungan dengan kesehatan atau kejadian–kejadian pada
kelompok penduduk tertentu. Berdasarkan hasil definisi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang semua
masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat yang meliputi frekuensi, distribusi,
determinan dan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran diatas, penelitian ini akan membahas keadaan kesehatan
masayarakat dengan permasalahan poko meliputi :
1. Mengidentifisir faktor - faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya
wabah penyakit, sehingga menimbulkan kematian yang tinggi di kalangan
penduduk.
2. Apakah kondisi lingkungan berpengaruh terhadap munculnya epidemi, apakh
kondisi sosial ekonomi juga berpengaruh terhadap pola persebaran penyakit.
3. Mengkaji bagaimana cara penduduk maupun pemerintah mengatasi masalah
wabah penyakit.

C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan mengungkap faktor - faktor yang mempengaruhi
kondisi kesehatan penduduk.

5
2. Wabah-wabah penyakit yang timbul
3. Sebab-sebab timbulnya wabah dan bagaimana cara mengatasinya

D. Manfaat
Untuk memperkaya khasanah sejarah kesehatan masyarakat indonesia terutama
keadaan penduduk dan lingkungan hidupnya pada masa lampau yang pernah
terkena Epidemi.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Epidemi
Penyakit epidemik atau wabah penyakit merupakan istilah umum untuk
menyebutkan tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan menyerang pada
banyak individu hewan. Penyakit epidemik timbul sebagai kasus baru pada suatu
populasi tertentu, periode waktu tertentu, dengan laju penyakit melampaui dugaan
sebelumnya. Penyakit baru pada populasi dapat terjadi karena masuknya penyakit
yang sebelumnya bersifat eksotik, misal penyakit mulut dan kuku. Kejadian yang
kedua ini, berjangkitnya suatu penyakit menular yang telah ada sebelumnya di
populasi dengan jumlah penderita meningkat secara nyata melebihi dua standar
deviasi. Suatu wabah disebut outbreak apabila tersebarnya penyakit terjadi pada
lingkup kecil tertentu atau terbatas. Sedangkan, suatu wabah dapat terjadi pada
lingkup lebih luas disebut epidemi dan lingkup global disebut pandemi. Jenis
penyakit epidemik pada penyidikan penyakit menular digolongkan berdasarkan
pada asal-muasal dan pola penyebaran. Wabah dapat melibatkan paparan tunggal,
paparan berkali-kali, maupun paparan terus-menerus dar agen penyakit. Wabah
penyakit dapat disebarkan oleh vektor biologis, infeksi hewan ke hewan, ataupun
dari sumber vang sama seperti air atau udara vang tercemar. Timbulnya satu atau
sejumlah kasus baru pada suatu populasi di periode waktu tertentu disebut laju
timbulnya penyakit atau tingkat insidensi. Biasanya jumlah kasus baru pada kurva
epidemi digambar sebagai garis vertikal dan waktu kalender sebagai garis
horizontal. Kurva epidemi merupakan grafik dari onset penyakit, berupa
histogram, bar, atau poligon. Kurva epidemi kemungkinan menciri dengan tiga
segmen, yaitu tingkat endemik penyakit, bagian yang meningkat, flat, kemudian
turn. Epidemi puncak kedua akan muncul disebabkan oleh masuknya hewan peka
ke daerah epidemik atau karena perpindahan hewan terinfeksi dari daerah
epidemik ke daerah tidak terinfeksi karena kontak antara hewan terinfeksi dan
hewan peka.

7
Ada 2 jenis epidemi yakni:
1. Common source (epidemi yang ditimbulkan dari sumber yang sama)
Suatu epidemi dimana manusia/ binatang/ benda spesifik telah menjadi alat
utama dalam penularan penyakit tersebut.
2. Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran )
Suatu epidemi dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari
binatang ke binatang dengan cara sedemikian rupa sehingga kasus- kasus yang
ditemukan tidak dapat dikatakan disebabkan oleh penularan dari sumber tunggal.
Contoh kasus epidemi adalah kasus H1N1 tahun 2009 (Flu Babi). Virus flu
A/H1N1 muncul di Meksiko pada bulan Maret, 2009 dan menyebar ke seluruh
dunia pada kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, jauh lebih cepat
daripada pandemi lainnya dalam sejarah. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), melewati pandemi lainnya yaitu memerlukan lebih dari enam bulan
untuk menyebar secara luas, sedangkan penyebaran virus H1N1 hanya
memerlukan waktu kurang dari enam minggu. Sekarang penyebaran H1N1 global
telah mereda di sebagian besar wilayah, oleh karena itu, tetap harus menggunakan
kesempatan ini untuk mengambil keuntungan dan belajar dari pengalaman. Kita
juga tidak lupa bahwa wabah flu burung H5N1 di antara unggas bisa memburuk
dari waktu ke waktu menjadi pandemi pada manusia yang lebih parah daripada
pandemi H1N1. Pada tahun 2009, ada 72 kasus H5N1 pada manusia, dengan 32
kematian. Ini merupakan 44 persen tingkat kematian. Menurut data WHO, daerah
di mana kasus H5N1 manusia berkembang biak juga daerah di mana virus H1N1
menyebar. Kita perlu terus memantau situasi H5N1. Negara dapat bekerja sama
untuk mengembangkan suatu sistem yang efektif dalam pengawasan dan
pelaporan penyakit di setiap daerah yang berisiko tinggi. Hal ini khususnya
penting ketika keseluruhan kapasitas dan mutu kesehatan hewan dan pelayanan
kesehatan masyarakat tetap rendah di banyak daerah berisiko tinggi. Contoh
kasus epidemi yang lain di Indonesia adalah HIV/AIDS. AIDS di Indonesia
ditangani oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Nasional dan Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan memiliki Strategi
Penanggulangan AIDS Nasional untuk wilayah Indonesia. Ada 79 daerah
prioritas di mana epidemi AIDS sedang meluas. Daerah tersebut menjangkau
delapan provinsi: Papua, Papua Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jakarta,

8
Kepulauan Riau, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Contoh penyakit lainnya Herpes
Genital, Sifilis dan Pneumonia.
B. Penyakit Endemi
Endemi adalah keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu
secara terus menerus tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis
tertentu. Endemi umumnya disebabkan oleh infeksi penyakit dengan frekuensi
kejadian yang tetap pada suatu wilayah tertentu dalam waktu yang lama. Suatu
infeksi penyakit dikatakan sebagai penyakit endemik apabila setiap individu yang
terinfeksi menularkan kepada individu lain. Bila infeksi tersebut tidak lenyap dan
jumlah individu yang terinfeksi tidak bertambah secara eksponensial, infeksi
tersebut dikatakan berada dalam keadaan endemik. Penyakit endemik dapat
teriadi pada penyakit infeksius dan noninfeksius. Suatu infeksi yang dimulai
sebagai suatu epidemik pada akhirnya akan lenyap atau mencapai keadaan stabil
(endemik). Perubahan penyakit epidemik menjadi endemik tergantung pada
sejumlah faktor termasuk virulensi dan cara penularan penyakit bersangkutan.
Penyakit endemik sering diartikan sebagai suatu penyakit yang ditemukan pada
wilayah tertentu dengan tingkat kejadian tetap dan selalu dapat diprediksi.
Sebagai contoh, bruselosis pada sapi perah sering dikatakan "penyakit endemik"
pada sentra sapi perah di Pulau Jawa, walaupun kasus bruselosis pada sapi perah
di Pulau Jawa masih terus meningkat. Suatu infeksi dikatakan sebagai endemik
pada suatu populasi jika infeksi tetap berlangsung di dalam populasi tanpa adanya
pengaruh dari luar. Suatu penyakit dikatakan endemik bila setiap individu yang
terinfeksi penyakit menularkan kepada individu lain. Penyakit endemik
memperlihatkan frekuensi penyakit yang tetap pada suatu wilayah atau populasi
tertentu dalam waktu lama dan dapat diramalkan kejadiannya. Kenyataannya,
penyakit endemik selalu dianggap sebagai penyakit normal, ditemukan pada area
spesifik sehingga secara ekonomi sangat merugikan. Ketika suatu penyakit secara
terus-menerus teriadi dengan rata-rata frekuensi tinggi, menyerang merata pada
semua kelompok umur, penyakit tersebut disebut hiperendemik, frekuensi
moderat (mesoendemik), dan frekuensi rendah (hipoendemik). Contohnya
adalah endemik DBD. Musim penghujan, serangan penyakit demam berdarah
rentan terjadi di sejumlah daerah di Kota Pekalongan. Termasuk di Kelurahan
Kandang Panjang, Kecamatan Kota Pekalongan Utara. Warga Kandang Panjang
mulai mengeluhkan indikasi demam berdarah (DB) setelah beberapa warganya

9
dilarikan ke rumah sakit akibat DB. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan hingga
bulan Oktober 2013 telah mencatat terjadi 56 kasus demam berdarah (DB) dan
dua diantaranya meninggal. Contoh di Jawa Timur misalnya data dari Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banyuwangi menyatakan, seluruh kecamatan di
daerahnya endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD). Status endemis
demam berdarah itu diberlakukan karena sepanjang tahun 2016, sebab di 24
kecamatan di Kabupaten Banyuwangi, kasus demam berdarah terus ditemukan.
Data dari Dinkes Banyuwangi, penderita demam berdarah sejak Januari 2016
sudah mencapai 1.300 lebih kasus dengan 11 orang meninggal dunia. Angka
demam berdarah ini meningkat dibandingkan triwulan yang sama pada tahun
2015 yakni sebanyak 900 lebih kasus dengan 9 orang meninggal dunia. Penyakit
lainnya yaitu Infeksi virus Chikungunya, Leptospirosis, Filariasis.

C. Penyakit Pandemi
Pandemi adalah suatu penyakit epidemi yang penyebarannya mencakup
wilayah yang luas. Berasal dari bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan
“demos” yang artinya rakyat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut telah terpenuhi :
1. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi
bersangkutan,
2. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit
serius,
3. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada
manusia.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO), suatu pandemi dikatakan terjadi bila ketiga syarat berikut telah
terpenuhi, yakni timbulnya penyakit merupakan suatu hal baru pada suatu
populasi, agen penyebab penyakit menginfeksi hewan atau manusia dan
menyebabkan sakit serius, agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah
dan berkelanjutan pada manusia. Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat
dikatakan sebagai pandemi hanya karena menewaskan banyak orang.
Sebagai contoh, penyakit kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi
namun tidak digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan ke
individu lain. Avian influenza H5N1 merupakan contoh penyakit hewan yang

10
bersifat zoonosis dan diramalkan dapat menjadi pandemi jika manusia
tertular Al dan menularkan penyakitnya ke manusia lain. Pandemi rinderpest,
penyakit mulut-kuku, dan african swine fever telah terjadi beberapa waktu
yang lalu dan menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi (Thrusfield, 1986).
Beberapa waktu yang lalu, tahun 1978-1979, pandemik parvovirus pernah
terjadi pada anjing di banyak negara di dunia (Carmichael dan Binn, 1981).
penyakit lainnya yaitu Campak, Flu Asia Pandemi dan virus
Monkeypox.

D. Penyakit Sporadik
Bila penyakit terjadi pada suatu waktu dan wilayah tertentu (lokal) dengan
frekuensi rendah, berubah-ubah (ireguler), dan tidak tentu menurut perubahan
waktu dikenal sebagai penyakit sporadik. Penyakit sporadik juga dapat diartikan
sebagai jenis penyakit yang tidak tersebar merata pada tempat dan waktu yang
tidak sama. Dengan kata lain, penyakit sporadik sepenuhnya terjadi secara
random dan tampa ada pola penyakit. Penyebab penyakit sporadik banyak yang
tidak diketahui karena sangat komplek. Khususnya penyakit sporadik yang
berhubungan dengan manusia dan lingkungan, seperti kanker, penyakit degeratif,
dan penyakit kongenital. Prevalensi penyakit sporadik kemungkinan lebih cocok
digunakan untuk estimasi sistem monitoring penyakit kronis di rumah potong
hewan. Contoh lain kajian prevalensi dari penyakit sporadik adalah prevalensi
mycotoxic porcine nephropathy sebesar 4,5 kasus per 10.000 babi di 10 RPH di
Kanada pada tahun 1980-an (Martin et al., 1987). Penyakit sporadik dapat
diindikasikan sebagai kasus tunggal atau klaster dan biasanya tidak normal teriadi
pada suatu wilayah. Rabies pada anjing dan leptospirosis pada babi dan
ruminansia merupakan contoh penyakit sporadik yang sering terjadi. Bakteri
leptospira juga sering menyebabkan epidemik sporadik pada sapi yang
mengalami keguguran. Sapi yang terinfeksi leptospirosis akan mengeluarkan
bakteri leptospira lewat air kencing selama tiga bulan. Bakteri kemudian selalu
tidak dapat ditangani sehingga kemudian epidemik sporadik berubah menjadi
endemik. Misalnya ada suatu kasus epidemi atau wabah kolera atau muntaber
melanda salah satu daerah terpencil di Papua, seringkali orang ribut dengan status
atau tingkatan penyakit, kalau tingkatannya kecil kadang pelayanan yang
diberikan tidak maksimal padahal ini penyakit yang sifatnya menular. Untuk

11
penyakit menular seperti ini, harus dianalisa secara cermat sehingga rantai
pembawa penyakit (agent) bisa diputuskan sehingga wabah kolera ataupun
penyakit menular lainnya tidak terjadi kembali. Contoh penyakit lainnya Tetanus,
Infeksi Salmonela, Rabies.

E. Wabah
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka (UU RI no. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular). Wabah
adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas secara
cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit (Departemen Kesehatan
RI Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan pemukiman). Contoh wabah yang pernah terjadi adalah wabah
pes. Plague of Justinian (Wabah Justinian), dimulai tahun 541, merupakan wabah
pes bubonik yang pertama tercatat dalam sejarah. Wabah ini dimulai di Mesir dan
merebak sampai Konstantinopel pada musim semi tahun berikutnya, serta
(menurut catatan Procopius dari Bizantium) pada puncaknya menewaskan 10.000
orang setiap hari dan mungkin 40 persen dari penduduk kota tersebut. Wabah
tersebut terus berlanjut dan memakan korban sampai seperempat populasi
manusia di Mediterania timur. The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan
abad setelah wabah terakhir, pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah
mulai berjangkit di Asia, wabah tersebut mencapai Mediterania dan Eropa barat
pada tahun 1348 (mungkin oleh para pedagang Italia yang mengungsi dari perang
di Crimea), dan menewaskan dua puluh juta orang Eropa dalam waktu enam
tahun, yaitu seperempat dari seluruh populasi atau bahkan sampai separuh
populasi di daerah perkotaan yang paling parah dijangkiti. Contoh penyakit
wabah yaitu Justinian, Virus Zika, The Modern Plague London.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Epidemi penyakit menular yang berjangkit dengan cepat didaerah luas dan
menimbulkan banyak korban.
2. Endemi merupakan keadaan dimana kemunculan suatu penyakit yang
konstan atau penyakit tersebut biasa ada disuatu populasi dalam suatu area
geografis tertentu, contohnya DBD.
3. Pandemi wabah yang berjangkit serempak dimana mana meliputi daerah
geografis yang luas (seluruh negara atau benua) biasanya mengenai banyak
orang. Contohnya adalah COVID 19
4. Sporadik penyakit yang hanya terlihat sesekali, infeksi atau penyakit sporadik
biasanya tidak terkonsentrasi diwilayah tertentu atau jenis penyakit tertentu.
5. Wabah penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu
dan daerah tertentu serta menimbulkan malapetaka.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kartiningrum, E. D., Alberta, L. T., Puspitaningsih, D., & Kusuma, Y. L. H. (2017).


Konsep dasar keperawatan komunitas. E-Book Penerbit STIKes Majapahit, 1-152.

Sumiarto, B., & Budiharta, S. (2021). Epidemiologi veteriner analitik. UGM PRESS.

Haryono, S. K. M. (2021). BUKU AJAR SANITASI LINGKUNGAN:


PENGANTAR EPIDEMIOLOGI.

14

Anda mungkin juga menyukai