Anda di halaman 1dari 23

SKRIPSI

DEPARTEMEN ANAK
PENERAPAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP PENURUNAN
SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAN

WA MINA LA ISA,S.KEP.,NS.,M.KES
KELOMPOK 3 RISET KEPERAWATAN

M.RUDI ARIYA WIJAYA (NH0220021 PEBRIANTI MANASE (NH0220026)

MARTINA LUDIA WALLY (NH0220022) RIA SAFITRI (NH0220027)

MELANI LUTHER (NH0220023) ROSALINDALATURAKE


(NH0220028)

MUH. AMIN SIDIQ (NH0220024) ROSDIANA (NH0220029)

NOVIA CHRISTIN LABA (NH0220025 SHAFIRA DWI OCTAVIANI(NH0220030)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN KESEHATAN NANI

HASANUDDIN MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur, penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas kuasa dan kehendaknya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “PENERAPAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP
PENURUNAN SUHU TUBUH PADA ANAK DEMAN ”. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Keperawatan. Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan STIKES Nanu
Hasanuddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mendapat
kesulitan, namun berkat bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak maka penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan
skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat melengkapi skripsi
ini.
Dengan segala rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ayahanda tercinta dan tersayang Mansyur dan Ibunda
tercinta dan tersayang Rosmiaty atas segala dukungan spiritual, material dan kasih
sayang serta pengorbanan yang tidak terhingga kepada penulis sehingga penulis
dapat merasakan indahnya hidup ini dan menyelesaikan pendidikan sesuai dengan
harapan. Sungguh jasa kalian tidak akan pernah mampu terbalaskan, kepada
Adikku tersayang dan tercinta Muhammad Fadjrin, Murma Wati, Cantika dan
Humaerah Nur Alifah yang selalu memberikan nasehat dan motivasi kepada
penulis, yang selalu membuat hari-hari penulis penuh canda tawa dan
kebahagiaan. Melalui kesempatan ini, izinkan penulis mengucapkan rasa terima
kasih dan penghargaan kepada :
1. Almarhumah Hj. Nani Russa, SKM.,M.Si.,M.Kes selaku Pendiri Yayasan
Pendidikan Nani Hasanuddin Makassar.
2. Yahya Haskas, SE.,M.Kn.,M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKES Nani
Hasanuddin Makassar.
3. Sri Darmawan, S.Kep, M.Kes selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin
Makassar.

i
4. Indra Dewi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
5. Wa Mina Laisa S.kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Riset
Keperawatan
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenaan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga
skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang kesehatan.

Makassar, 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................2
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
A. Tinajauan umum tentang penggunakan kompres airhangat pada suhu
tubuh...................................................................................................................4
B. Manfaat penelitian..............................................................................................7
1. Pengertian kompres air hangat dan Demam.................................................7
2. Fungsi kompres hangat pada suhu tubuh Demam........................................9
3. Tujuan kompres air hangat pada suhu tubuh Demam...................................11
4. Kerangka teori ..............................................................................................12
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFESIENSI OPRASIONAL, DAN
HIPOTESSIS.................................................................................................................13
A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian..................................................................13
B. Kerangka Konsep................................................................................................13
C. Defenisi Oprasional dan Kriteria Objektif..........................................................13
D. Hipotesis Penelitian............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

iii
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh kembang anak merupakan proses berkesinambungan yang
terjadi sejak konsepsi dan terus berlangsung sampai dewasa. Tumbuh
kembang sebenarnyamencakup peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit Suhu tubuh mencerminkan keseimbangan antara produksi
dan pengeluaran panas dari tubuh, yang diukur dalam unit panas yang disebut
derajat. Ada dua jenis suhu tubuh yaitu suhu inti dan suhu permukaan. Suhu
inti merupakan suhu tubuh jaringan bagian dalam seperti rongga abdomen dan
suhu permukaan merupakan suhu pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak.
Tubuh akan terus menerus menghasilkan panas sebagai produk hasil
metabolisme. Panas akan keluar dari tubuh melalui proses radiasi, konduksi,
konveksi, dan evaporasi(Hartini, 2015).
Di seluruh dunia mengemukakan jumlah kasus demam di seluruh dunia
mencapai 18-34 juta, anak merupakan yang paling rentan terkena demam,
walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Hampir semua
daerah endemik, insidensi demam banyak terjadi pada anak usia 5-12 tahun
(Aminah Mun, 2016).

World Health Organization WHO sendiri mengungkapkan bahwa


sampai tahun 2012 terdapat 13 juta balita telah meninggal tiap tahunnya data
tersebut kemungkinan bertambah setiap tahunnya rata-rata kejadian
meninggalnya bayi dan balita ini berada di negara berkembang, termasuk
Indonesia.

Di Indonesia penderita demam sebanyak 465 (91.0%) dari 511(Sorena


et al., 2019)

Indonesia merupakan negara dengan angka kematian anak 27 per 1000


kelahiran hidup (UNICEF, 2015). Pada masa usia prasekolah aktifitas anak
yang meningkat menyebabkan anak sering kelelahan sehingga menyebabkan
rentan terserang penyakit akibat daya tahan tubuh yang lemah pula hingga

1
anak diharuskan untuk menjalani hospitalisasi. Hasil survei UNICEF (2012),
menunjukkan prevalensi anak yang menjalani perawatan di rumah sakit
sekitar 84% (Fadli  Akmal, 2018).

Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, merilis data penderita demam atau


febris sepanjang bulan Januari 2016 sebanyak 528 kasus (Oktaviani.J, 2018).

Jadi dapat disimpulkan bahwa deman pada tiap tahunnya terjadi


penningkatan. Dari data Internasonal sebanyak mencapai 18-34 juta, World
Health Organization WHO sendiri mengungkapkan bahwa sampai tahun 2012
terdapat 13 juta balita telah meninggal tiap tahunnya data tersebut
kemungkinan bertambah setiap tahunnya, Di Indonesia penderita demam
sebanyak 465 (91.0%) dari 511 dan di tahun 2016 sebanyak 528 kasus.
Seiring perkembangan zaman memiliki tambahan suhu tubuh deman pada
anak bertambah(Sorena et al., 2019) .

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah
Penerapan kompres air hangat terhadapat penurunan suhu tubuh pada anak
deman?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kegunaan kompres air hangat terhadapat
penurunan suhu tubuh pada anak deman.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengtian kompres air hangat dan Deman
b. Untuk mengetahui fungsi kompres air hangat pada anak deman.
c. Untuk mengetahui tujuan kompres air hangat pada anak suhu deman.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmiah
Mengembangkan ilmu pengetahuan dalam membantu menurunkan suhu
tubuh deman pada anak dengan mengunnakan kompres air hangat
2. Institusi

2
Di harapkan penelitian ini menjadi bahan informasi dan juga sebagai
bahan masukan bagi Departemen Kesehatan dan instansi lainnya dalam
rangka menentukan arah kebijakan program Kesehatan khususnya dalam
membantu anak penurunkan suhu tubuh deman dalam menggunakan
kompres air hangat serta bahan bacaan bagi mahasiswa Stikes Nani
Hasanuddin Makassar.
3. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi S-I Keperawatan.
Selain itu, dapat menambah pengetahuan, keterampilan, serta
memperluas wawasan peneliti dalam menganalisa bagaimana
penanganan pengunnaan kompres air hangat pada suhu tubuh deman.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang penggunaan kompres air hangat pada suhu


tubuh
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi
hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran
panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh(Pangseti et al., 2020).
Kompres hangat telah diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam
menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami panas tinggi di rumah sakit
karena menderita berbagai penyakit infeksi. Sri dan Winarsih (2008) yang
melaporkan penelitian tahun (2002) oleh Tri Redjeki menyatakan bahwa

4
kompres hangat lebih banyak menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan
kompres air dingin, karena akan terjadi vasokontriksi pembuluh darah, pasien
menjadi menggigil(Pangseti et al., 2020).
Kompres air hangat merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila (ketiak) lebih efektif karena
pada daerah tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak
terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga
akan memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan
memungkinkan percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh ke kulit
hingga delapan kali lipat lebih banyak. Lingkungan luar yang hangat akan
membuat tubuh menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas
sehingga akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga mempermudah pengeluaran panas dari tubuh(Dehkordi &
Abu-Bakar, 2016).
Demam merupakan salah satu sebab yang sering membuat orang tua
segera membawa anaknya berobat.Sebenarnya panas bukan penyakit
melainkan gejala suatu penyakit sebagai reaksi tubuh untuk melawan infeksi
atau penyakit, yang bisa disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Ketika
melawan penyakit/ infeksi yang masuk, tubuh akan mengeluarkan sejumlah
panas ke kulit tubuh(Hartini, 2015).
Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam.Pemberian kompres hangat pada daerah
pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada area
preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang
dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan merangsang area preoptik
mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluarn panas tubuh yang lebih banyak melalui
dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter
& Perry, 2005, hlm. 758). Sebagian besar tindakan penatalaksanaan demam
dengan kompres yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak yang

5
mengalami demam berdasarkan kebiasaan dan bersifat turun temurun(Hartini,
2015).
Demam sebenarnya adalah salah satu cara tubuh mempertahankan diri
terhadap adanya infeksi, untuk menangkal mikroorganisme asing masuk
kedalam tubuh, dengan cara melakukan perlawanan melalui sel-
selpertahanan tubuh, seperti makrofag dan sel darah putih (Prihaningtyas,
2014:77). Demam dapat terjadi disebabkan oleh infeksi virus, bakteri,
mikroorganisme, peradangan, imunisasi. Hipotalamus merupakan bagian di
otak yang salah satu fungsinya adalah sebagai pusat pengatur suhu tubuh
Dengan kata lain, hipotalamus merupakan pemberi perintah kepada tubuh
untuk mempertahankan suhu normal, jika suhu diluar tubuh dingin (atau suhu
tubuh menurun), maka hipotalamus akan mengirimkan perintah ke saraf agar
pembuluh darah mengerut (vasokonstriksi) sehingga panas tubuh ditahan di
dalam. Sebaliknya jika suhu di luar tubuh panas (atau suhu tubuh meningkat),
hipotalamus akan mengirimkan perintah agar pembuluh darah melebar
(vasodilatasi) sehingga panas tubuh dikeluarkan(Bintang et al., 2019).
Dengan kompres hangat menyebabkan suhu tubuh diluaran akan terjadi
hangat sehingga tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluaran cukup
panas, akhirnya tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya
tidak meningkatkan suhu pengatur tubuh, dengan suhu diluaran hangat akan
membuat pembuluh darah tepi dikulit melebar dan mengalami vasodilatasi
sehingga pori – pori kulit akan membuka dan mempermudah pengeluaran
panas. Sehingga akan terjadi perubahan suhu tubuh(Sorena et al., 2019).
Penanganan demam terbagi menjadi dua, yaitu penanganan tanpa obat
(terapi non-farmakologis) dan dengan obat (terapi farma-kologis).Penanganan
tanpa obat dilakukan dengan pemberian perlakuan khusus yang dapat
membantu menurunkan suhu tubuh meliputi pemberian cairan, penggunaan
kompres, dan menghindari penggunaan pakaian terlalu tebal (Kristiyaningsih
et al., 2019). Penanganan dengan obat dilakukan dengan pemberian obat
golongan antipiretik yang dapat menurunkan suhu tubuh dengan berbagai
mekanisme(Sudibyo et al., 2020).

6
Didapatkan Dinas kesehatan Kabupaten Sidrap merilis jumlah penderita
demam atau febris di tahun 2015 berjumlah 1570 jiwa (Dinas kesehatan
Kabupaten Sidrap, 2015) Berdasarkan hasil survey pendahuluan di ruangan
instalasi gawat darurat puskesmas Tanru Tedong pada bulan Januari -
Desember 2016 angka kejadian demam pada anak sebanyak 102 pasien(Fadli 
Akmal, 2018)
Panas atau demam kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting
normal yaitu di atas 38C.Namun demikian, panas yang sesungguhnya adalah
bila suhu>38.5C. Akibat tuntutan peningkatan tersebut tubuh akan
memproduksi panas(Purwanti & Ambarwati, 2008).
Memberikan kompres pada anak-anak yang mengalami demam adalah
hal yang terbiasa dilakukan orang tua pada anak-anak mereka. Ketika anak
demam, tentu diperlukan tindakan yang dapat membantu proses penurunan
suhu tubuhnya. Penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan
tindakan farmakologis, tindakan non farmakologis maupun kombinasi
keduanya.Tindakan farmakologis yaitu memberikan obat antipiretik (Kania,
2007). Tindakan non farmakologis yaitu tindakan tambahan dalam
menurunkan panas yang dilakukan setelah pemberian obat
antipiretik(Yunianti SC et al., 2019).
B. Manfaat penelitian
1. Pengertian kompres air hangat dan Deman
1. Defenisi Kompres Air Hangat
Kompres air hangat adalah memberikan rasa hangat untuk
memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu (Uliyah & Hidayat, 2008). Air merupakan
sarana yang baik bagi suhu panas, dan lebih baik daripada udara.
Dengan air, kita tidak terlalu banyak terpengaruh oleh panas maupun
dinginnya suhu udara, seperti saat kita mencelupkan (merendam)
tubuh kita ke dalam air panas maupun dingin(Dylan Trotsek, 2017).

Tujuan utama air di sini adalah memompa suhu panas kepada


tubuh, hingga secara perlahan terjadi peringatan mekanis dan kimiawi

7
yang berdampak positif.Pengaruh lainnya juga kepada tubuh bagian
luar, anggota-anggota tubuh bagian dalam, dan sirkulasi darah.Suhu
panas (panas tubuh) menjadi pendorong yang positif bagi energi tubuh.
Ini terjadi berkat pengaruh efektifnya terhadap komponen-komponen
sel yang terdiri dari berbagai elektron, ion-ion dan lain
sebagainya(Dylan Trotsek, 2017)

Demam adalah kondisi dimana suhu tubuh berada di atas


normal (Wardiyah et al., 2015). Suhu tubuh normal manusia berkisar
pada 36-37°C, namun saat demam dapat melebihi 37°C(Sudibyo et al.,
2020)

Kompres hangat adalah kompres dengan air suam-suam kuku


atau air hangat, namun Demam merupakan salah satu sebab yang
sering membuat orang tua segera membawa anaknya berobat. Panas
atau demam kondisi dimana otak mematok suhu di atas setting normal
yaitu di atas 38oC(Sorena et al., 2019).

2. Defenisi Deman

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal


sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus(Lestari, 2019)

Kompres hangat adalah tindakan denganmenggunakan kain


atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan
pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman
dan menurunkan suhu tubuh(Oktaviani.J, 2018)

Demam merupakan kondisi terjadinya kenaikan suhu tubuh


hingga >37,50C adapun pengertian Kompres adalah salah satu

8
tindakan non farmakologis untuk menurunkan suhu tubuh bila anak
mengalami demam(Yunianti SC et al., 2019).

Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh mengalami


peningkatan melebihi suhu tubuh normal diatas 37,5 ̊ C pada
temperatur aksila, Demam sebenarnya adalah salah satu cara tubuh
mempertahankan diri terhadap adanya infeksi, untuk menangkal
mikroorganisme asing masuk kedalam tubuh, dengan cara melakukan
perlawanan melalui sel- selpertahanan tubuh, seperti makrofag dan sel
darah putih(Bintang et al., 2019)

Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang


masuk ke dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh
normal (>37,5°C) sedangkan Kompres adalah salah satu metode fisik
untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam(Hartini,
2015).

Kompres adalah salah satu metode fisik untuk menurunkan


suhu tubuh bila anak mengalami demam(Dewi, 2016).

Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga


38° C atau lebih. Ada juga yang mengambil batasan lebih dari 37,8°C,
sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 40°C disebut demam
tinggi/hiperpireksia(Dehkordi & Abu-Bakar, 2016)

a. Patofisologi Demam
Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai
mengguntungkan, oleh karena aliran darah makin cepat sehingga
makanan dan oksigen makin lancar. Namun kalau suhu terlalu tinggi
(diatas 38,3℃ ¿ pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat,
jumlah darah untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru)
bertambah, sehingga volume darah ke ektstremitas dikurangi,
akibatnya unjung kaki atau tangan teraba dingin. Demam yang tinggi
memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat

9
dan cepat, frekuensi napas lebih cepat.Dehidrasi terjadi akibat
penguapan kulit dan paru dan disertai dengan ketidakseimbangan
elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi. Kerusakan jaringan
akan terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 41℃, terutama pada
jaringan otak dan otot yang bersifat permanen. Kerusakan tersebut
dapat menyebabkan kerusakan batang otak, terjadinya kejang, koma
sampai kelumpuhan.Kerusakan otot yang terjadi berupa rabdomiolisis
dengan akibat terjadinya mioglobinemia.
3. Fungsi kompres air hangat pada suhu tubuh Deman
Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui proses
evaporasi. Hasil penelitiaannya Swardana, dkk (1998) yang berjudul
pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
menunjukkan adanya perbedaan efektifitas kompres dingin dan
kompres hangat dalam menurunkan suhu tubuh.Kompres hangat telah
diketahui mempunyai manfaat yang baik dalam menurunkan suhu
tubuh anak yang mengalami panas tinggi di rumah sakit karena
menderita berbagai penyakit infeksi. Sri dan Winarsih (2008) yang
melaporkan penelitian tahun (2002) oleh Tri Redjeki menyatakan
bahwa kompres hangat lebih banyak menurunkan suhu tubuh
dibandingkan dengan kompres air dingin, karena akan terjadi
vasokontriksi pembuluh darah, pasien menjadi menggigil(Pangseti et
al., 2020).
Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan penanganan
tersendiri yang berbeda bila dibandingkan dengan orang dewasa. Hal
ini dikarenakan, apabila tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat
dan lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak terganggu. Demam dapat membahayakan
keselamatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan
menimbulkan komplikasi lain seperti, hipertermi, kejang dan
penurunan kesadaran. Pemberian kompres hangat pada daerah
pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada
area preoptik hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat

10
yang dibawa oleh darah ini menuju hipotalamus akan meransang area
preoptik mengakibatkan pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal
ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih
banyak melalui dua mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer
dan berkeringat (Fadli  Akmal, 2018)

Kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh anak demam


karena tubuh dapat melepaskan panas melalui empat cara yaitu radiasi,
konduksi, konveksi dan evaporasi yaitu:

1. proses konduksi yaitu perpindahan panas akibat paparan lansung


kulit dengan benda-benda yang ada disekitar tubuh.
2. proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil
3. evaporasi (penguapan air dari kulit) dapat memfasilitasi
perpindahan panas tubuh(Hartini, 2015).

Kompres hangat adalah tindakan denganmenggunakan kain


atau handuk yang telah dicelupkan pada air hangat, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat
memberikan rasa nyaman dan menurunkan suhu tubuh.

Adapun prosedur menggunakan kompres air hangat yaitu:Menurut


a. Alat dan Bahan
1) Larutan kompres berupa air hangat 40o C dalam wadah
atau kom
2) Handuk / kain / washlap untuk kompres
3) Handuk pengering
4) Sarung tangan
5) Perlak dan pengalas
6) Thermometer
b. Posedur Tindakan
1) Memberi tahu klien, dan siapkan alat, klien dan
lingkungan
2) Mencuci tangan

11
3) Mengukur suhu tubuh klien
4) Meletakan perlak dan pengalasdi bawah bagian tubuh
yang akan dikompres
5) Membasahi kain pengompres dangan air, peras kain
hingga tidak terlalu basah
6) Meletakan kain pada daerah yang akan dikompres (dahi,
ketiak, perut, leher, lipat paha)
7) Apabila kain telah kering atau suhu kain relatif menjadi
dingin, masukan kembali kain kompres ke dalam cairan
kompres dan letakan kembali kedaerah kompres, lakukan
berulang–ulang hingga efek yang diinginkan tercapai
8) Mengevaluasi hasil dengan mengukur suhu tubuh klien
setelah 20 menit
9) Setelah selesai, keringkan daerah kompres atau bagian
tubuh yang basah dan rapikan alat dan klien
10) Mencuci tangan(Hendri Tamara Yuda, 2017).
4. Tujuan kompres air hangat pada suhu tubuh Demam
Tindakan memberikan kompres hangat pada pasien bertujuan
menurunkan suhu tubuh melalui proses evaporasi, yaitu hilangnya
panas dengan proses keluarnya keringat di bagian kulit tersebut
menguap. Tindakan kompres hangat dilakukan pada leher, kedua axila,
kedua selangkangan, dan kedua lipatan lutut bagian dalam, dimana area
tersebut terdapat pembuluh darah yang besar sehingga akan cepat
dalam memberikan atau menghantarkan sinyal ke hipotalamus untuk
meningkatkan penguapan dan menurunkan suhu tubuh(Pangseti et al.,
2020).
1. Tujuan Kompres Hangat
Menurut(Hendri Tamara Yuda, 2017) , Tujuan kompres hangat
antara lain :
a. Menurunkan demam (suhu tubuh)
b. .Mengurangi rasa sakit atau nyeri
c. Merangsang peristaltik usus

12
d. Memperlancar pengeluaran getah radang (cairan eksudat)
e. Memberikan rasa hangat dan nyaman pada tubuh
5. Kerangka Teori
Kerangka teori dalam istilah ilmiahnya adalah materi Referensi.
Biasanya tidak ada prosedur baku dalam penulisan landasan teori ini.
Beberapa buku penulisan karya ilmiah pun satu sama lain tidak
seragam dalam konteks sistematikny. Landasan teori biasanya
mewajibkan si penulis unutk menggunakan kerangka umum dari tema
penulisan karya ilmiahnya, Artinya jika menentukan tema Dari karya
ilmiah, maka buku-buku utama atau jurnal yang hendak dikutip harus
merupakan “refrensi” yang berkaitan dengan tema yang hendak dibuat
agar kerangka acuannya tidak terlalu meluas,
Kerangka teori merupakan suatu kerangka untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Istilah “teori” di sini menunjuk pada sumber
penyusunan kerangka dapat berupa teori yang ada, definisi konsep,
atau dapat berupa logika, jika konsep yang dijadikan sumber menyusun
kerangka tersebut, maka subjudul ini bisa di ganti menjadi “Kerangka
konseptual”. Jika logika yang digunakan, maka subjudul ini menjadi
“Kerangka pemikiran”(Sumantri, 2015)

BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFESIENSI OPRASIONAL, DAN HIPOTESIS

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

13
Penurunan deman pada anak dengan menggunakan kompres air
hangat merupakan kesehatan yang penting untuk kesehatan. Terutaman pada
anak, mengingat meningkatnya informasi dari beberapa peniliti peningkatan
setiap tahun pada anak deman bertambah, penggunaan kompres air hangat
dapat membantu menurunkan suhu tubuh pada anak deman.

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Penerapa kompres Penurunan suhu

Air hangat Tubuh

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Hubungan Antara Variabel

C. Defenisi Oprasional dan Kriteria Objektif


Operasional adalah konsep yang bersifat abstrak untuk memudahkan
pengukuran suatu variabel atau operasional dapat diartikan sebagai pedoman
dalam melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaan penelitian. Walizer &
Wienir (2015) menyatakan operasional merupakan seperangkat petunjuk yang
lengkap tentang apa yang harus diamati (observasi) dan bagaimana juga

14
mengukur suatu variabel ataupun konsep definisi operasional tersebut dan
dapat membantu kita untuk mengklasifikasi gejala di sekitar ke dalam
kategori khusus dari suatu variabel. Hermawan (2015) mengartikan
operasional adalah penjelasan bagaimana kita dapat mengukur variabel.
Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan angka-angka maupun atribut-
atribut tertentu(Ibrahim, 2016).
Defenisi oprasional dalam penelitian terdiri dari dua variabel yaitu,
variabel indepenen dan variabel dependen. Variabel independen adalah
pengunaan kompres air hangat pada suhu tubuh deman.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya perlu diuji. Nasir (1990) menyatakan bahwa hipotesis
tersusun berda- .- sarkan teori;maka belum tentu isinya selalu mutlak benar:
Untuk itulah diperlukan data empiris untuk menguji apakah jawaban yang
tertera dalam hipotesis itu masih relevan kebenanarannya. Hampir senada
dengan pernyataan di atas, Margono (1997:80), mengemukakan bahwa
"Hipotesis merupakan suatu kemungkinan jawaban dari masalah yang
diajukan, dan ini merupakan dugaan' yang bijaksana dari si peneliti yang
diturunkan dari teori yang telah ada".Seiring dengan itu, Sugiyono, (1994:39),
juga mengungkapkan bahwa "Hipotesis merupakan jawaban teoritis, karena
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.
Secara garis besar, keguanaan hipotesis dalam penelitian adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan dan kerja penelitian.
b. Menyiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antara fakta
yang kadang kala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.
c. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-
berai tanpa kodisi dalam satu kesatuan.
d. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian fakta dan antar
fakta.

15
Menurut Mardalis (1995:49), ada beberapa ha1 yang perlu diperhatikan
dalam mengemukakan hipotesis diantaranya adalah ;
a. Hipoteisi hendaknya dikemukakan dalam bentuk kalimat pernyataan,
bukan dalam kalimat Tanya. ,.
b. Hipotesis hendaknya dirumuskan secara jelas dan padat. '
c. Hipotesis hendaknya menyatakan berhubungan atau perbedaan antara
dua atau lebih variable.
d. Hipotesis hendaklah dapat diuji, yaitu dengan tersedianya data yang
akan dikumpulkan untuk mengujinya,
Menemukan suatu Hipotesis memerlukan kemampuan peneliti dalam
mengaitkan masalah-masalah dengan variabel-variabel yang dapat diukur
dengan menggunakan suatu analisa yang dibentuknya. Menggali dan
merumuskan hipotesis dapat memfokuskan perrnasalahan sehingga
hubungan-hubungan yang terjadi dapat diterka(Putri Deswinta, 2014).

16
DAFTAR PUSTAKA

Aminah Mun, K. N. (2016). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat pada Anak


Umur 1-5 Tahun yang Mengalami Kejang Demam Di RS Permata Bunda
Purwodadi. Jurnal Keperawatan Indonesia, 2(1), 45–49.

Bintang, K. M., Mursudarinah, & Prajayanti, E. D. (2019). Penerapan Kompres


Air Hangat dengan Kompres Plester terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
Demam Usia Pra-Sekolah. Nursing Sciences Journal, 1(1), 1–7.
http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/nsj/article/view/836

Dehkordi, A. B., & Abu-Bakar, S. A. R. (2016). Iris code matching using adaptive
Hamming distance. IEEE 2015 International Conference on Signal and
Image Processing Applications, ICSIPA 2015 - Proceedings, 3(1), 404–408.
https://doi.org/10.1109/ICSIPA.2015.7412224

17
Dewi, A. K. (2016). Perbeedaan Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian
Kompres Hangat Dengan Tepid Sponge Bath Pada Anak Demam. Jurnal
Keperawatan Muhammadiyah, 1(1), 63–71. http://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/JKM/article/view/366/272

Dylan Trotsek. (2017). UPAYA MENINGKATAN MANAJEMEN


KESEHATAN KELURGA DENGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT
PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELURGA DENGAN DEMAN.
Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–1699.

Fadli Akmal, F. H. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan


Suhu Tubuh Pada Pasien Febris. JIKP Jurnal Ilmiah Kesehatan
PENCERAH, 7(Vol 7 No 2 (2018)), 78–83. https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/32

Hartini, S. (2015). EFEKTIFITAS KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP


PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAN1-3 TAHUN DI SMC RS
TELOGOREJO. Picosecond Optoelectronics, 0439, 95–100.
https://doi.org/10.1117/12.966079

Hendri Tamara Yuda, M. B. U. (2017). Menyetujui Ketua LP3M STIKES


Muharnmadiyah Gombong ffi ww.

Ibrahim, A. (2016). ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KUALITAS


DARI KINERJA OPERASIONAL PADA INDUSTRI EKSTRAKTIF DI
SULAWESI UTARA (Studi Komparasi Pada Pertanian, Perikanan, dan
Peternakan). Emba, 4(2), 859–869.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/viewFile/13279/12864

Lestari, A. B. D. (2019). Jurnal Keperawatan. VIII, 40–46.

Oktaviani.J. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU


DENGAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA BALITA FEBRIS
BPM YETTI PURNAMA,S.ST.,M.KEBKOTA BENGKULU. Sereal Untuk,
51(1), 51.

18
Pangseti, N. A., Atmojo, B. S. R., & Kiki. (2020). Penerapan kompres hangat
dalam menurunkan hipertermia pada anak yang mengalami kejang demam
sederhana. Nursing Science Journal, 1(1), 29–35.

Purwanti, S., & Ambarwati, W. N. (2008). PENGARUH KOMPRES HANGAT


TERHADAP PERUBAHAN SUHU TUBUH PADA PASIEN ANAK
HIPERTERMIA DI RUANG RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA. Berita Ilmu Keperawatn, 1(2), 81–86.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/xmlui/bitstream/handle/11617/484/2f.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
%0Ahttp://journals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/download/3741/2410

Putri Deswinta. (2014). Kajian Teori , Kerangka Konsep Dan Hipotesis dalam
Penelitian. BALAl PENGEMBANGAN KELOMPOK BELAJAR SUMATERA
BARAT, 1–7.

Sorena, E., Slamet, S., & Sihombing, B. (2019). Efektifitas Pemberian Kompres
Hangat Terhadap Suhu Tubuh Pada Anak Dengan Peningkatan Suhu Tubuh
Di Ruang Edelweis Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu. Jurnal Vokasi
Keperawatan (JVK), 2(1), 17–24. https://doi.org/10.33369/jvk.v2i1.10469

Sudibyo, D. G., Anindra, R. P., Gihart, Y. El, Ni’azzah, R. A., Kharisma, N.,
Pratiwi, S. C., Chelsea, S. D., Sari, R. F., Arista, I., Damayanti, V. M.,
Azizah, E. W., Poerwantoro, E., Fatmaningrum, H., & Hermansyah, A.
(2020). Pengetahuan Ibu Dan Cara Penanganan Demam Pada Anak. Jurnal
Farmasi Komunitas, 7(2), 69. https://doi.org/10.20473/jfk.v7i2.21808

Sumantri, A. (2015). METODOLOGI PENELITIAN KESEHATAN (p. 27).


KENCANA.

Yunianti SC, N., Astini, P. S. N., & Sugiani, N. M. D. (2019). Pengaturan Suhu
Tubuh dengan Metode Tepid Water Sponge dan Kompres Hangat pada
Balita Demam. Jurnal Kesehatan, 10(1), 10.
https://doi.org/10.26630/jk.v10i1.897

19

Anda mungkin juga menyukai