Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

READING JURNAL
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA AN “A”
UMUR 36 BULAN DENGAN DEMAM
DI PMB UMU HANI

Disusun oleh :
Fitri Ariyana
2210106107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2022/ 2023
HALAMAN PENGESAHAN

READING JURNAL
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT PADA AN “A”
UMUR 36 BULAN DENGAN DEMAM
DI PMB UMU HANI

Disusun Oleh:
Fitri Ariyana
2210106107

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas


Praktik Profesi Kebidanan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
2022/2023

Yogyakarta, Juni 2023


Menngetahui,

Pembimbing Akademik Mahasiswa

Dr. Ismarwati, SKM., S.ST., MPH Fitri Ariyana

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah- Nya sehingga iman dan islam tetap terjaga. Shalawat dan
salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta para
sahabatnya.
Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT dan bantuan semua pihak,
penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Penyusunan tugas ini tidak
akan terlaksana tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Atas
bantuan, bimbingan, dan arahan, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
2. Nidatul Khofiyah S.Keb., MPH, Selaku Ketua Prodi Program Sarjana dan
Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
3. Dr. Ismarwati, SKM., S.ST., MPH selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan laporan ini.
4. Ratna Sefiana S.ST., Bdn sebagai pembimbing lahan di PMB Umu Hani.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan tugas ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Allah SWT selalu
memberikan limpahan rahmat-Nya kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh.

Penulis

iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.........................................................................................iii
DAFTAR ISI........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Masalah ..............................................................................................1
B. Skala...................................................................................................1
C. Kronologi............................................................................................2
D. Solusi..................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan..............................................................................4
B. Telaah Jurnal.......................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN
A. Deskripsi.............................................................................................7
B. Teori....................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................12
B. Saran ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Masalah
Demam merupakan hal yang sering terjadi pada manusia dan
merupakan indikator bahwa tubuh sedang melakukan perlawan terhadap zat-
zat berbahaya. Beberapa penyakit selalu diawali dengan demam disertai
gejala lain antara lain meningitis, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran
kandung kemih, demam berdarah, demam tifoid dan malaria. (Wafiyah,
2017).
Demam adalah suatu keadaan suhu tubuh diatas normal akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada
anak akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus.
Penyakit-penyakit yang ditandai adanya deman dapat menyerang sistem
tubuh. Selain itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau
pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, 2012).
Demam pada bayi dan anak balita merupakan salah satu kasus yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Peningkatan suhu tubuh pada balita dapat
berpengaruh terhadap fisiologis organ tubuh lainya, karena peningkatan suhu
tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, letargi, penurunan
nafsu makan sehingga asupan gizi berkurang termasuk kejang yang
mengancam kelangsungan hidupnya. Maka dari itu dibutuhkan perlakuan dan
penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan
orang dewasa. Perlakuan dan penanganan yang salah, lambat, dan tidak tepat
akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan dan perkembangan tubuh
balita, bahkan dapat membahayakan keselamatan jiwanya (Rukiyah, 2012).

B. Skala
Angka kesakitan bayi dan balita di Indonesia cukup tinggi dan terjadi
peningkatan dari setiap tahunnya, yaitu 71,4% pada tahun 2013 dan

1
2

mengalami penurunan pada tahun 2017 yaitu sebesar 32,2% (Depkes RI,
2018).
Data penyakit penyebab kematian pada balita yaitu Pneumonia
(23,8%), Diare (31,4%), campak (1,2%), kelainan jantung kongenital (5,8%),
sepsis (4,1%), tetanus (2,9%), malnutrisi (2,3%). Setiap anak yang
mempunyai keluhan tersebut sebagian besar disertai dengan peningkatan suhu
tubuh (demam) (Riskesdas, 2016).
Penyebab kematian anak usia dibawah 5 tahun antara lain infeksi
saluran pernapasan akut (ISPA), demam, dan diare (SDKI, 2012). Angka
kematian balita dapat menurun jika penyebab kematian balita
dapat,dideteksi sedini mungkin sehingga tidak menyebabkan kematian.
Menurut laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI,
2012) diketahui bahwa 31% anak usia dibawah 5 tahun menderita
demam, pada saat usia 6-23 bulan angka menunjukkan 37% lebih rentan
mengalami demam, dan tiga dari empat anak demam yang dibawa ke
fasilitas kesehatan sebesar 74%.

C. Kronologi
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal (temperature
normal tubuh berkisar antara 36,5-37,5 º Celcius. Anak mengalami demam
apabila dengan pengukuran suhu tempeatur. Penyebab demam terbanyak
adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi sluran
pencernaan. Demam sebagian manifestasi klinis dari sebagian besar penyakit
infeksi.
Penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri
maupun virus. Selain karena infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain inflamasi atau peradangan, penyakit autoimun
seperti kawasaki atau lupus. Sedangkan penyebab lain dari demam yaitu
efektivitas fisik yang berlebihan, aktivitas fisik yang berlebihan, selain itu
bila berada di lingkungan yang terlalu panas dan lama Pengukuran suhu tubuh
diberbagai tubuh memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu axilla/
3

ketiak >37,2 º C, suhu oral/ mulut >37,8 ºC, suhu rektal/ anus >38ºC, suhu
dahi dan suhu dimembran telinga diatas 38 ºC. Sedangkan demam tinggi bila
suhu tubuh >39,5 ºC dan hiperpireksia bila suhu >41,1ºC. Pengukuran suhu
pada oral dan rektal lebih menunjukkan suhu tubuh sebenarnya, namun hal ini
tidak direkomendasikan kecuali benar-benar dapat dipastikan keamanannya
khususnya pada anak-anak. Demam terjadi jika suhu tubuh diatas kisaran
normal 37º C (100º C), rektal 38,8º C (101ºC) yang ditandai dengan kulit
terasa hangat, dan kulit kemerahan (Asmadi, 2021).
D. Solusi
Penanganan demam dapat berupa tindakan hidroterapi. Hidroterapi
adalah terapi penggunaan air untuk menyembuhkan & meredakan berbagai
penyakit dengan cara tertentu (Kozier, dkk, 2018). Ada 2 macam hidroterapi,
yaitu hidroterapi internal meliputi pemberian minum seperti pemberian air
putih, susu, jus dan lain-lain, sedangkan hidroterapi eksternal meliputi
kompres air hangat dengan kompres plester, kompres air hangat dan kompres
daun kembang sepatu, sponge bath, serta kompres tepid sponge (Kozier, dkk,
2018).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar
merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptic hipotalamus
agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini
menuju hipotalamus akan meransang area preoptik mengakibatkan
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan
terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua
mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter &
Perry, 2019).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan Bayi Balita Dan Anak Prasekolah Pada AN ‘A’ Umur 36 Bulan Dengan Demam Bukan Malaria
DESKRIPSI KEGIATAN
Tanggal : 12/05/2023 Subjektif :
Tempat : PMB Yustin - Ibu mengatakan anaknya demam 4 hari dan batuk sejak 1 hari yang lalu
- Ibu mengatakan anak tidak kehilangan nafsu makan
Identitas Bayi - Ibu mnengatakan tidak berpergian jauh 1 bulan terakhir
Nama : Anak “A” - Ibu mengatakan anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap
Umur : 36 bulan
JK : Laki-laki Objektif :
Keadaan Umum : lemas
Identitas Orang Tua Kesadaran : Composmentis
Nama : Ny “K” Antropometri TTV
Umur : 25 th BB : 13 kg Nadi : 96 x/ menit
Suku : Jawa PB : 80 cm RR : 26 x/ menit
Agama : Islam S : 37,9 0C
Pekerjaan : IRT
Alamat : Kasongan
Pemeriksaan Fisik
wajah tampak lemas, dahi teraba panas, sclera putih, mata tidak cekung, hidung tidak ada secret, bibir
nampak kering, gusi kemerahan, telinga nampak bersih, leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
limfe dan vena jugularis, tidak ada retraksi dinding dada, bentuk abdomen nampak normal, tidak ada
nyeri perut, tidak ada ruam, turgor kulit bila dicubit kembali segera, dan ekstremitas normal

Analisa :
An. A umur 36 Bulan dengan demam bukan malaria

5
6

Penatalaksanaan : tanggal 12/05/23 pukul 14.00


1.Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan terhadap anaknya
Evaluasi: Ibu telah mengetahui keadaan anaknya
2.Menginformasikan pada ibu untuk memberikan terapi obat yaitu paracetamol dengan dosis 3x1
Evaluasi: Ibu mengerti dengan terapi obat yang akan diberikan pada anak
3.Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat di ketiak, selangkangan ataupun dahi anaknya
menggunakan kain bersih yang dibasahi air suam-suam kuku.
Evaluasi: Ibu bersedia untuk melakukan kompres hangat pada anaknya
4.Menganjurkan ibu untuk lebih sering memberi minum anaknya agar anak tidak dehidrasi
Evaluasi: Ibu mengerti dan bersedia memberikan minum pada anak
5.Menganjurkan ibu untuk memantau suhu anaknya, untuk menghindari demam tinggi yang dapat
menyebbkan kejang pada anak
Evaluasi: Ibu bersedia melakukan pemantauan suhu anaknya
6.Menganjurkan ibu untuk membawa anak kontrol jika tidak ada perubahan 2 hari lagi atau ibu dapat
membawa jika ada keluhan
Evaluasi:Ibu bersedia untuk membawa anak kontrol jika tidak ada perubahan

B. Telaah jurnal
7

Jurnal Judul Populasi Intervensi Comparation Outcome Time


Jurnal Ilmiah Pengaruh kompres 17 responden Pemberian kompres - Perubahan suhu tubuh Juni- juli
Kesehatan hangat terhadap hangat 2017
Pencerah peubahan suhu tubuh
pada pasien febris
Jurnal Ilmiah Ilmu Hubungan Pemberian 30 responden Kompres hangat - Penurun demam Maret 2020
Kebidanan Dan Kompres Hangat Dan
Kesehatan Sekolah Paracetamol Pada
Tinggi Ilmu Anak Usia 12-24
Kesehatan Bakti Bulan Dengan
Utama Pati Penurunan Demam Di
Desa Larikrejo
Kecamatan Undaan
Kabupaten Kudus.

Jurnla Pengaruh Kompres 30 responden Kompres Hangat - Perubahan suhu tubuh April 2021
keperawatan Hangat Degan Warm Degan Warm Water
terpadu (integrated Water Bags Terhadap Bags
nursing Journal) Perubahan Suhu
Tubuh Pada Anak
Demam Di RSUD
Kota Mataram
BAB III
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Asuhan
AN. A usia 36 bulan di antar oleh ibu nya ke PMB Umu Hani pada
tanggal 12 Mei 2023 Pukul 14.00 WIB. Hasil anamnese ibu mengatatakan
anaknya demam sudah 4 hari dan batuk sejak 1 hari yang lalu, ibu juga
mengatakan anaknya tidak kehilangan nafsu makan, anak telah diberikan
paracetamol sirup, ibu mengatakan tidak pernah bepergian jauh, dan anak
sudah mendapatkan imunisasi lengakap.
Selanjutnya dilakukan pengkajian data objektif dengan hasil keadaan
umum lemah, kesadaran composmentis. Hasil pemeriksaan TTV nadi 95
x/menit, respirasi 26 x/menit, suhu 37,9 0C serta hasil pemeriksaan fisik BB
13 kg, TB 80 cm, Jenis kelamin laki-laki, wajah tampak lemas, dahi teraba
panas, sclera putih, mata tidak cekung, hidung tidak ada secret, bibir nampak
kering, gusi kemerahan, telinga nampak bersih, leher tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis, tidak ada retraksi dinding dada,
bentuk abdomen nampak normal, tidak ada nyeri perut, tidak ada ruam, turgor
kulit bila dicubit kembali segera, dan ekstremitas normal.
Setelah dilakukan anamnese dan juga pemeriksaan fisik maka anak
mengalami demam bukan malaria. Berdasarkan hasil pengkajian selanjutnya
diberikan asuhan yang meliputi menginformasikan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan terhadap anaknya, menginformasikan pada ibu untuk
memberikan terapi obat yaitu paracetamol dengan dosis 3x1, Menganjurkan
ibu untuk melakukan kompres hangat di ketiak, selangkangan ataupun dahi
anaknya menggunakan kain bersih yang dibasahi air suam-suam kuku,
Menganjurkan ibu untuk lebih sering memberi minum anaknya agar anak
tidak dhidrasi, Menganjurkan ibu untuk memantau suhu anaknya, untuk
menghindari demam tinggi yang dapat menyebbkan kejang pada anak serta
Menganjurkan ibu untuk membawa anak kontrol jika tidak ada perubahan 2
hari lagi atau ibu dapat membawa jika ada keluhan.

8
9

Setelah diberikan asuhan ibu telah mengetahui keadaan anaknya, ibu


mengerti dengan terapi obat yang akan diberikan pada anak, ibu bersedia
untuk melakukan kompres hangat pada anaknya, ibu mengerti dan bersedia
memberikan minum pada anak, ibu bersedia melakukan pemantauan suhu
anaknya, dan ibu bersedia untuk membawa anak kontrol jika tidak ada
perubahan.
Hasil pengkajian dan asuhan yang diberikan tidak jauh berbeda degan
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fadli, 2018 yang menyatakan
bahwa dari 17 responden didapatkan nilai rata-rata sebelum intervensi yaitu
hasil mean 38,14 standar deviasi 0,61 dengan nilai min 37,3 nilai max 39,5.
Kemudian nilai rata-rata sesudah intervensi didapatkan hasil mean 37,54
standar deviasi 0,57 dengan nilai min 36,7 nilai max 38,9 maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh kompes hangat terhadap perubahan
suhu tubuh.
Hal ini juga dibuktikan oleh Gusti Ayu Sri Puja Warnis, 2021 ysng
menyatakan bahwa suhu tubuh responden sebelum kompres hangat berkisar
antara 37,60 0C – 38,40 0C dengan rata-rata 37,88 0C dan standar deviasi 0,21.
Sedangkan suhu tubuh responden setelah diberikan intervensi kompres hangat
berkisar antara 37,10 0C – 37,80 0C dengan rata-rata 37,34 0C dan standar
deviasi 0,20 yang berarti ada pengaruh kompres hangat dengan warm water
bags terhadap perubahan suhu tubuh pada anak demam.
Penelitian di atas juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Noor Sofikah, 2021 yang menyebutkan bahwa dari 30 responden yang
diberikan kompres air hangat dan mengalami penurunan suhu sebanyak 6
orang (20,0%), yang diberikan kompres air hangat dan tidak mengalami
penurunan suhu sebanyak 9 orang (30,0%). yang diberikan paracetamol dan
mengalami penurunan suhu sebanyak 12 orang (40,0%), dan yang diberikan
paracetamol dan tidak mengalami penurunan suhu sebanyak 3 orang
(10,0%), hal ini berarti ada hubungan pemberian kompres hangat dan
paracetamol pada anak usia 12-24 bulan dengan penurunan demam.
10

B. Teori
1. Definisi Demam
Demam adalah tanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau
bakteri yang membuatnya sakit. Demam tersebut bisa terjadi pertanda
bahwa system imunitas anak berfungsi dengan baik. Demam juga bisa saja
terjadi sehabis anak mendapatkan imunisasi .Pengukuran suhu tubuh
diberbagai tubuh memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu axilla/
ketiak >37,2 oC, suhu oral/ mulut >37,8 oC, suhu rektal/ anus >38oC, suhu
dahi dan suhu dimembran telinga diatas 38 oC. Sedangkan demam tinggi
bila suhu tubuh >39,5 oC dan hiperpireksia bila suhu >41,1 oC. Pengukuran
suhu pada oral dan rektal lebih menunjukkan suhu tubuh sebenarnya,
namun hal ini tidak direkomendasikan kecuali benarbenar dapat dipastikan
keamanannya khususnya pada anak-anak.
Demam bukanlah penyakit , melainkan tanda dari penyakit.
Mayoritas penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri
maupun virus. Selain karena infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain inflamasi atau peradangan, penyakit autoimun
seperti kawasaki atau lupus. Penyebab lain dari demam yaitu efektivitas
fisik yang berlebihan, aktivitas fisik yang berlebihan, selain itu bila berada
di lingkungan yang terlalu panas dan lama. Normalnya suhu tubuh
berkisar 36-37oC. Suhu tubuh dapat diartikan sebagai keseimbangan antara
panas yang diproduksi (Fatkularini, 2014).
2. Manifestasi klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C -39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
11

3. Penyebab Demam
Penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri
maupun virus. Selain karena infeksi, demam juga dapat disebabkan oleh
beberapa hal, antara lain inflamasi atau peradangan, penyakit autoimun
seperti kawasaki atau lupus. Sedangkan penyebab lain dari demam yaitu
efektivitas fisik yang berlebihan, aktivitas fisik yang berlebihan, selain itu
bila berada di lingkungan yang terlalu panas dan lama Pengukuran suhu
tubuh diberbagai tubuh memiliki batasan nilai atau derajat demam yaitu
axilla/ ketiak >37,2 º C, suhu oral/ mulut >37,8 ºC, suhu rektal/ anus
>38ºC, suhu dahi dan suhu dimembran telinga diatas 38 ºC. Sedangkan
demam tinggi bila suhu tubuh >39,5 ºC dan hiperpireksia bila suhu
>41,1ºC. Pengukuran suhu pada oral dan rektal lebih menunjukkan suhu
tubuh sebenarnya, namun hal ini tidak direkomendasikan kecuali benar-
benar dapat dipastikan keamanannya khususnya pada anak-anak. Demam
terjadi jika suhu tubuh diatas kisaran normal 37º C (100º C), rektal 38,8º C
(101ºC) yang ditandai dengan kulit terasa hangat, dan kulit kemerahan
(Asmadi, 2021).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal
dalam Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya suhu
lingkungan, Adanya infeksi, Pneumonia, Malaria, Otitis media, Imunisasi.
4. Komplikasi Demam
Penanganan yang tepat mengenai penyakit yang menyertai dem
am merupakan hal penting agar demam dapat diatasi dengan benar, k
arena terdapat berbagai komplikasi yang diakibatkan oleh demam. Ada
nya kemungkinan dehidrasi, karena pada saat anak demam terjadi ev
aporasi cairan tubuh sehingga anak kekurangan cairan. Demam j
uga dapat memperberat keadaan anak dengan pneumonia berat. Kerusak
an neurologis dan kejang demam dapat terjadi pada kenaikan suhu
sampai 42oC. Kejang demam merupakan salah satu gangguan neurolo
gik yang paling sering terjadi pada masa kanak-kanak terjadi sekitar 4
%. Setiap anak memiliki ambang kejang yang berbeda, anak dengan
12

ambang kejang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38 oC. Dan pad
a anak dengan ambang kejang yang tinggi dapat terjadi pada kenaik
an suhu lebih dari 40o C ( Harianti, 2016).
5. Penanganan Demam
Penanganan demam dapat berupa tindakan hidroterapi. Hidroterapi
adalah terapi penggunaan air untuk menyembuhkan & meredakan berbagai
penyakit dengan cara tertentu (Kozier, dkk, 2010). Ada 2 macam
hidroterapi, yaitu hidroterapi internal meliputi pemberian minum seperti
pemberian air putih, susu, jus dan lain-lain, sedangkan hidroterapi
eksternal meliputi kompres air hangat dengan kompres plester, kompres
air hangat dan kompres daun kembang sepatu, sponge bath, serta kompres
tepid sponge (Kozier, dkk, 2018).
Pemberian kompres hangat pada daerah pembuluh darah besar
merupakan upaya memberikan rangsangan pada area preoptic hipotalamus
agar menurunkan suhu tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh darah ini
menuju hipotalamus akan meransang area preoptik mengakibatkan
pengeluaran sinyal oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menyebabkan
terjadinya pengeluaran panas tubuh yang lebih banyak melalui dua
mekanisme yaitu dilatasi pembuluh darah perifer dan berkeringat (Potter
& Perry, 2019).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal (temperature
normal tubuh berkisar antara 36,5-37,5 º Celcius. Anak mengalami demam
apabila dengan pengukuran suhu tempeatur. Penyebab demam pada anak
adalah infeksi, baik karena bakteri maupun virus. Selain karena infeksi,
demam juga dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain inflamasi atau
peradangan, penyakit autoimun seperti kawasaki atau lupus. Sedangkan
penyebab lain dari demam yaitu efektivitas fisik yang berlebihan, aktivitas
fisik yang berlebihan, selain itu bila berada di lingkungan yang terlalu panas
dan lama.
Demam pada bayi dan anak balita merupakan salah satu kasus yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Peningkatan suhu tubuh pada balita dapat
berpengaruh terhadap fisiologis organ tubuh lainya, karena peningkatan suhu
tubuh yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dehidrasi, letargi, penurunan
nafsu makan sehingga asupan gizi berkurang termasuk kejang yang
mengancam kelangsungan hidupnya. Maka dari itu dibutuhkan perlakuan dan
penanganan tersendiri yang sangat jauh berbeda bila dibandingkan dengan
orang dewasa. Penanganan demam pada balita dapat diatasi salah satunya
dengan memberikan kompres hangat karena pemberian kompres hangat pada
daerah pembuluh darah besar merupakan upaya memberikan rangsangan pada
area preoptic hipotalamus agar menurunkan suhu tubuh.
B. Saran
Diharapkan dapat mempertahankan kualitas asuhan yang diberikan
dan senantiasa meningkatkan asuhan agar lebih maksimal dengan
memperhatikan wewenang bidan.
Diharapkan ibu dapat menerapkan kompres hangat untuk
mempercepat penurunan suhu tubuh anak

13
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2021). Tehnik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika.
Fadli, & Hasan, A. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Peubahan Suhu
Tubuh Pada Pasien Febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah, 7(2).
Fatkularini. (2014). Efektivitas Kompres Air Suhu Biasa Dan Kompres Plester.
Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan ( JIKK ), 1(10).
Harianti, Fitriana, & Krisnanto. (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Demam Dengan Perilaku Ibu Dalam Penanganan Demam Pada
Anak Balita Di Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta. Jurnal
Keperawatan Rispati Yogyakarta, 3.
Kozier, & Barbara. (2018). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses Dan Praktik (1st Ed.). Egc.
Potter, & Perry. (2019). Fundamental Keperawatan (7th Ed.). Salemba Medika.
Rukiyah. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Trans Infomedia.
Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada Anak. Salemba Medika.
Sofikah, N., Mustaghfiroh, L., & Wijayanti, I. T. (2021). Hubungan Pemberian
Kompres Hangat Dan Paracetamol Pada Anak Usia 12-24 Bulan Dengan
Penurunan Demam Di Desa Larikrejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus.
Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Bakti Utama Pati, 12(1).
Wafiyah, Hidayat, & Perdana. (2017). Implementasi Algoritma Modified K-
Nearest Neighbor (MKNN) Untuk Klasifikasi Penyakit Dalam. Jurnal
Pengembangan Teknologi Informatika Dan Ilmu Komputer, 1.
Wijyanti, G. A. S. P. W., Dramawan, A., & Khair, S. (2021). Pengaruh Kompres
Hangat Degan Warm Water Bags Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Pada
Anak Demam Di RSUD Kota Mataram. Jurnla Keperawatan Terpadu
(Integrated Nursing Journal), 3(1).
15

LAMPIRAN
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai