Anda di halaman 1dari 2

WORKSHEETS (LEMBAR KERJA) REFLEKSI KASUS

Stase Asuhan Kebidanan Bayi , Balita dan Anak Pra-Sekolah


Kasus Bayi usia 4 bulan dengan imunisasi IPV 2 dan DPT-HB-Hib 2
Nama / Nim Fitri Ariyana / 2210106107

No. KOMPONEN URAIAN


1 DESKRIPSI KASUS Seorang bayi usia 4 bulan dengan imunisasi IPV 2
dan DPT-HB-Hib 2 .Pada saat melakukan pembrian
injeksi campak pada bayi tidak menggunakan
handscoon. Handscoon merupakan alat pelindung
diri atau kelengkapan yang wajib digunakan saat
bekerja sesuai risiko dan bahaya saat kerja untuk
menjaga keselamatan diri bagi bidan serta pasien itu
sendiri. Dari pengamatan yang saya lihat bahwa
setiap tindakan atau prosedur keperawatan yang
dilakukan oleh bidan* masih kurang sesuai. Karena,
bidan dalam kelengkapan masih kurang serta
kesiapan alat pelindung dirinya seperti handscoon
untuk menghindari resiko terjadinya infeksi
Nosokomial (INOS)
2 EMOSI PRIBADI Saya saat melihat tindakan tersebut kurang sesuai
dengan standar operasional prosedur. Karena pada
saat melakukan tindakan keperawatan harus
mengingat alat pelindung diri. Sehingga, diharapkan
tidak terjadi nya kecelakaan ditempat kerja. Kasus ini
dapat saya jadikan pelajaran agar dapat lebih baik
lagi kedepannya.

3 EVALUASI Menurut saya, dari segi positif tindakan tidak sesuai


dengan prosedur ini, lebih menghemat waktu. Dan
dari segi negatif tindakan perawatan tanpa
menggunakan handscoon dapat menambah/
mengakibatkan proses penularan perkembangan
mikroorganisme terhadap tenaga medis maupun
pasien .

4 ANALISA KASUS Mengapa masalah ini sangat menarik karena setiap


tindakan yang akan kita lakukan harus
memperhatikan APD demi keselamatan kerja. Serta
kewaspadaan diri terhadap kebersihan dalam
melakukan tindakan keperawatan. Hal ini juga
merupakan warning (peringatan) serta awareness
(kesadaran) bagi semua mahasiswa praktikan dan
petugas kesehatan akan pentingnya untuk
memperhatikan alat pelindung diri agar kejadian
yang tidak diharapkan/diinginkan tidak terjadi karena
dapat membahayakan diri sendiri maupun orang lain
. serta dapat menjadi salah satu indikator untuk lebih
baik lagi kedepannya. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di
fasilitas pelayanan kesehatan menjelaskan bahwa
Alat Pelindung Diri adalah pakaian khusus yang
dipakai petugas untuk melindungi diri dari bahaya
fisik, kimia, biologi/bahan infeksius. APD terdiri dari
sarung tangan, masker, pelindung mata, pelindung
wajah, kap penutup kepala, apron, dan sepatu boot.

5 KESIMPULAN Alat pelindung diri harus diperhatikan bagi


bidan maupun petugas kesehatan serta mahasiswa
praktikan yang akan melakukan tindakan atau
intervensi. Karena, alat pelindung diri merupakan
salah satu prosedur dalam melakukan tindakan
keperawatan guna mencegah penularan infeksi
Nosokomial (INOS). Supaya tidak terjadi kecelakaan
kerja yang tidak diharapkan dan terhindar dari resiko
infeksi tersebut.

6 TINDAK LANJUT Kedepannya saya berharap tindakan harus sesuai


dengan SOP (Standar Operasional Prosedur)
diamana harus memperhatikan alat pelindung diri
seperti handscoon dan masker. Serta kebersihan atau
kesterilan tangan saya saat akan melakukan tindakan
keperawatan.

Pembimbing institusi Pembimbing Lahan Mahasiswa

(Dr. Ismarwati, SKM., S.ST., MPH) (Ratna Sefiana S.ST., Bdn) (Fitri Ariyana)

Anda mungkin juga menyukai