Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BAHAYA MEROKOK DI DESA

DUKUHJATI KIDUL

Romero Willyam Islamey1), Dwi Budi Prastiani 2), Arif Rakhman3)


1)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Ners, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhamada Slawi 52416,
Tegal,Indonesia
2), 3)
Dosen Universitas Bhamada Slawi 52416, Tegal Indonesia
Email : willyamislamey234@gmail.com

ABSTRAK

Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat indonesia dari yang masih muda sampai yang tua sudah
tidak asing lagi dengan yang nama nya rokok, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Merokok dianggap sebagai faktor resiko penting
seperti batuk menahun, penyakit paru, brochitis, ulkus peptikum, infertiliti, gangguan kehamilan bisa
berupa keguguran, kehamilan luar rahim, atherosklerosis sampai penyakit jantung koroner, beberapa
jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker sistem pernafasan lainya. penelitian ini dilakukan
dengan tujuan mengetahui gambaran pengetahuan remaja mengenai bahaya merokok. Pada penelitian
ini, rencananya menggunakan analisis deskriptif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
pengetahuan remaja tentang bahaya merokok. Populasi dari penelitian ini berjumlah 76 responden
dengan teknik pengambilan sempel menggunakan total sampling. hasil penelitian Penggetahuan remaja
Tentang Bahaya merokok di desa dukuhjati kidul dari 76 responden remaja laki-laki didapatkan hasil
remaja laki laki yang memiliki pengetahuan Rendah ada sebanyak 13 remaja laki laki (13,0%), remaja
laki laki yang memiliki pengetahuan Sedang ada sebanyak 37 remaja (37,0%), dan remaja laki laki
yang memiliki pengetahuan Tinggi ada sebanyak 26 remaja (26,0%). Penelitian ini diharapkan menjadi
sumber landasan dan acuan dalam mengembangkan ilmu pembelajaran dan dapat menjadi sumber
informasi pengetahuan remaja tentang bahaya merokok.

Kata Kunci : pengetahuan, merokok, bahaya merokok

ABSTRACT

Smoking has become a habit for Indonesian people, from young to old who are familiar with cigarettes.
India is the third country with the highest number of smokers in the world after China and India.
Smoking is considered an important risk factor such as chronic cough, lung disease, bronchitis,
stomach ulcers, infertility, pregnancy disorders such as miscarriage, ectopic pregnancy,
atherosclerosis to coronary heart disease, several types of cancer such as oral cancer, lung cancer,
and other cancers of the respiratory system. This research was conducted with the aim to describe the
knowledge of adolescents about the dangers of smoking. In this study the plan is to use descriptive
analysis, this study aims to describe adolescent knowledge about the dangers of smoking. The
population of this study amounted to 76 respondents with a sampling technique using total sampling.
The results of a study on the knowledge of adolescent boys about the dangers of smoking in the village
of Dukuhjati Kidul from 76 male respondents obtained the results of male adolescents who had low
knowledge of 13 male adolescents (13.0%), male adolescents who had moderate knowledge. knowledge
there were 37 youths (37.0%), and teenage boys who had high knowledge there were 26 youths (26.0%).
This research is expected to be a source of foundation and reference in developing science learning
and can be a source of information on adolescent knowledge about the dangers of smoking.

Keywords: knowledge, smoking, the dangers of smoking


PENDAHULUAN
Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat indonesia dari yang masih muda sampai yang tua
sudah tidak asing lagi dengan yang nama nya rokok, Indonesia merupakan negara ketiga dengan jumlah
perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India (Ardiyanti et al., 2020).

Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan mencapai 10 juta jiwa, dan 70%
di antaranya berasal dari negara berkembang. Saat ini 50% kematian akibat rokok berada di negara
berkembang (Kemenkes, 2016).

Pengetahuan tentang rokok dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya factor lingkungan
pendidikan dan usia. Faktor lingkungan dari keluarga yang merokok, mengikuti teman yang merokok,
melihat orang yang merokok dan melihat gambar dan informasi pada bungkus rokok. Sebanyak 35,42%
Remaja berumur 17 tahun yang paling banyak di tanya. Masa perubahan dan perkembangan remaja
biasanya berada di usia 18 tahun ke bawah (Zulbayu et al., 2021).

Bahaya merokok sudah tertera dengan jelas di setiap bungkus rokok dan iklan rokok, seperti
kanker, penyakit jantung, impotensi, kehamilan dan cacat lahir. Akan tetapi, semakin banyak perokok
yang beranggapan bahwa merokok itu mengganggu dan membuat stres Stres tidak hanya memengaruhi
perokok, stres juga dapat memengaruhi perokok. Pengetahuan remaja masih rendah. Meskipun telah
terbukti dengan jelas tentang bahaya rokok, hanya sedikit dari perokok yang memahami bahwa
merokok merugikan hampir setiap organ tubuh dan menyebabkan banyak penyakit. Kebanyakan
mengira rokok hanya menyebabkan beberapa penyakit, Kurangnya pengetahuan tentang bahaya
merokok menjadi salah satu alasan remaja merokok (Zaenabu, 2019).

Jangan menganggap merokok bisa membantu menghilangkan stress saat ujian. Bukti medis
menunjukan bahwa merokok tidak menenangkan, ini hanya efek sementara nikotin yang memberikan
rasa tenang sesaat setelah itu, jika sudah selesai merokok stress itu akan kembali (Jaya, 2017).

Peneliti melakukan studi pendahuluan tentang pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di
desa dukuh jati kidul pada satu bulan terakhir pada bulan Februari 2023, mengingat belum pernah
dilakukan penelitian sebelumnya. yang dilakukan wawancara terhadap 10 remaja perokok diketahui
bahwa 2 dari 10 remaja laki-laki memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok dan sisanya 8 remaja
laki-laki tidak memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilakukan menunjukan bahwa tingkat pengetahuan remaja
tentang bahaya merokok di desa dukuh jati kidul masih rendah.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya, Agustini (2020).

Alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan lembar kuisioner untuk mengukur Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya
Merokok.

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu diharapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan (Notoatmodjo, 2012), Populasi
pada penelitian ini adalah remaja laki laki di Desa Dukuhjati Kidul berjumlah 76.

HASIL
Gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di desa dukuh jati kidul dari segi fisik,
sosial dan psikologi.

Uji statistik pada pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dari segi fisik disajikan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :

Table 4.1 Distribusi frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuhjati Kidul
dari segi fisik.

Pengetahuan Remaja Frekuensi (n) Presentase (%)


Baik 26 34,2
Cukup 37 48,7
Kurang 13 17,1
Total 76 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menenujukan bahwa data sampel yang diambil dari total sampel
yaitu sebanyak 76 responden. Dari data tersebut didapatkan hasil dimana ada 26 responden (34,2%)
berpengetahuan baik dan 37 responden (48,7%) berpengetahuan cukup dan 13 responden (17,1%)
berpengetahuan kurang.

Gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di desa dukuh jati kidul dari segi fisik,
sosial dan psikologi.

Uji statistik pada pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dari segi sosial disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuhjati Kidul
dari segi sosial.

Pengetahuan Remaja Frekuensi (n) Presentase (%)


Baik 31 40,8
Cukup 29 38,1
Kurang 16 21,1
Total 76 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menenujukan bahwa data sampel yang diambil dari total sampel
yaitu sebanyak 76 responden. Dari data tersebut didapatkan hasil dimana ada 31 responden (40,8%)
berpengetahuan baik dan 29 responden (38,1%) berpengetahuan cukup dan 13 responden (21,1%)
berpengetahuan kurang.

Gambaran pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di desa dukuh jati kidul dari segi fisik,
sosial dan psikologi.

Uji statistik pada pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dari segi psikologi disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuhjati Kidul
dari segi psikologi.

Pengetahuan Remaja Frekuensi (n) Presentase (%)


Baik 20 26,3
Cukup 46 60,5
Kurang 10 13,1
Total 76 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menenujukan bahwa data sampel yang diambil dari total sampel
yaitu sebanyak 76 responden. Dari data tersebut didapatkan hasil dimana ada 20 responden (26,3%)
berpengetahuan baik dan 46 responden (60,5%) berpengetahuan cukup dan 10 responden (13,1%)
berpengetahuan kurang.

PEMBAHASAN
Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuh Jati Kidul Dari
Segi Fisik.

Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa tingkat penegtahuan remaja tentang bahaya merokok dari
segi fisik, mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 37 (48,7%).
Penelitian yang dilakukan (Mubarak, 2011) tentang Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja
Terhadap Bahaya Rokok di MAN 1 Kota Bogor, dimana dri 73 responden yang dilakukan di MAN 1
kota bogor, hasil penelitian menunjukkan pengetahuan cukup 55 sebanyak 28 responden (38%),
pengetahuan baik sebanyak 35 responden ( 48%), dan sebagian kecil memiliki pengetahuan kurang
yaitu 10 responden (14%). .

R. C. Jiloha (2017), juga mengatakan bahwa merokok faktor utama dampak buruk bagi fisik
manusia yang berhubungan dengan pernafasan. seperti asma, bronkitis, batuk terus-menerus, dan sesak
napas. Penelitian di Finlandia menunjukkan bahwa asap daur ulang menambah peningkatan jumlah
serangan penyakit pernafasan. Seperti Asma, Bronkitis Dan penyakit lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian ini didominasi banyaknya reamaja yang berpengetahuan cukup
tentang bahaya merokok dari segi fisik. dilihat dari pengisian kuesioner responden merasa belum
banyak mengetahui tentang bahaya merokok dari segi fisik, peneliti memiliki asumsi bahwa pada
dasarnya banyak remaja dukuh jati yang belum mengetahui tentang bahaya merokok dari segi fisik.

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuh Jati Kidul Dari
Segi Sosial.

Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa tingkat penegtahuan remaja tentang bahaya merokok dari
segi sosial, mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 31 (40,8%).
Penelitian yang dilakukan ( Rachmat, 2010) dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang
Bahaya Merokok Di SMP Negeri2 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu menunjukkan hasil bahwa
responden berpengetahuan baik berjumlah 77 orang (53,8%), berpengetahuan cukup berjumlah 61
orang (42,7%) dan berpengetahuan kurang berjumlah 5 orang (3,5%).

(Eiser, 2015), juga mengatakan bahwa Orang tua merupakan pengaruh besar paling berdampak
pada anak-anak. Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih mungkin menjadi perokok daripada
generasi muda yang orang tuanya tidak merokok, Adanya anggapan bahwa orang tua yang merokok
adalah model bagi perilaku anak. Namun, efek merokok orang tua pada generasi penerus bangsa lebih
mungkin terkait dengan proses selain pemodelan. Orang tua yang merokok dapat mempengaruhi
perilaku merokok remaja. melalui persahabatan merupakan faktor yang mendorong remaja untuk
merokok dan mempengaruhi mereka untuk melakukannya . Permulaan merokok berhubungan dengan
memiliki teman dekat yang merokok dan akses yang mudah untuk mendapatkan rokok,banyaknya iklan
rokok di kalangan remaja, merasa lebih percaya diri dan bisa konsentrasi dengan merokok.

Berdasarkan hasil penelitian ini didominasi banyaknya reamaja yang berpengetahuan baik
tentang bahaya merokok dari segi sosial. dilihat dari pengisian kuesioner responden merasa sudah
belajar banyak tentang pengetahuan bahaya merokok dari segi sosial, peneliti memiliki asumsi bahwa
pada dasarnya banyak remaja dukuh jati kidul yang banyak mengetahui tentang bahaya merokok dari
segi sosial.

Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Di Desa Dukuh Jati Kidul Dari
Segi Psikologi.

Hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa tingkat penegtahuan remaja tentang bahaya merokok dari
segi psikologi, mayoritas responden berpengetahuan cukup sebanyak 46 (60,5%).
Penelitian yang dilakukan (Rahmandiani, 2019) dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja
Tentang Bahaya Merokok bagi psikologi remaja Di Sma Negri 2 Ciamis menunjukkan hasil bahwa
responden berpengetahuan baik berjumlah 53 orang (53,0%), berpengetahuan cukup berjumlah 61
orang (61,0%) dan berpengetahuan kurang berjumlah 5 orang (5,0%).

BNP JABAR (2011), merokok kini sudah dianggap sebagai gaya hidup masyarakat Indonesia agar
tampil trendi, keren, macho, dan sebagainya. Sebagian besar remaja berusia antara 15 dan 19 tahun
merokok. Hal ini mempengaruhi kepercayaan dirinya di hadapan teman-temannya sehingga ia percaya
bahwa merokok memiliki banyak manfaat positif. sulit bagi seseorang yang sudah lama merokok untuk
berhenti. Perokok aktif akan mengalami gejala putus zat atau putus zat jika tiba-tiba berhenti merokok.
Rokok memiliki efek adiktif yang tumbuh secara fisiologis menjadi efek toleransi ketika dosisnya
dinaikkan. Kualitas hidup yang buruk dapat diakibatkan oleh merokok secara berlebihan. Perokok
biasanya mengalami depresi dan kecemasan, yang dapat berdampak negatif pada kinerja harian mereka.

Berdasarkan hasil penelitian ini didominasi banyaknya reamaja yang berpengetahuan cukup
tentang bahaya merokok dari segi psikologi. dilihat dari pengisian kuesioner responden merasa sudah
belajar banyak tentang pengetahuan bahaya merokok dari segi psikologi, peneliti memiliki asumsi
bahwa pada dasarnya banyak remaja dukuh jati kidul yang cukup banyak mengetahui tentang bahaya
merokok dari segi psikologi.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok terhadap fisik yaitu
mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 37 responden (48,7%).
2. Berdasarkan Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok terhadap sosial yaitu
mayoritas memiliki pengetahuan baik sebanyak 31 responden (40,8%).
3. Berdasarkan Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok terhadap pisikologi yaitu
mayoritas memiliki pengetahuan cukup sebanyak 46 responden (60,5%).
SARAN
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya membahas lebih
detail lagi terkait bahaya rokok yang sekiranya dapat dilakukan dengan metode wawancara agar
menemukan informasi yang lebih detail, selanjutnya agar meneliti kepada masyarakat yang juga tidak
menggunakan rokok agar dapat mengetahui juga pengetahuan mereka terkait rokok.

UCAPAN TERIMAKASIH
Sehubung dengan selesainya penelitian ini, peneliti mengucapkan banyak terimakasihkepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan semangat, perhatian, dukungan serta doa yangtiada
henti-hentinya.
2. Seluruh dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Universitas Bhamada Slawi.
3. Desa Penusupan Kec.Pangkah Kab.Tegal yang telah memberikan izin uji validitas dan
realiabilitas, melakukan penelitian, dan menjadi responden.

DAFTAR PUSTAKA
Acadah, Alif, & Fadiil, M. (2020). FisafatIlmu : PertautanAktivitasIlmiah, MetodeIlmiah, dan
PengetahuanSistematis. JPI.Volume04, No. 01. Hlm.130-141. E-ISSN : 2550-1038.
Ardiyanti, P. D., Harzani, S., Rahmah, S. A., Putri, Z. M., Putri, Z. N. K., & Mustakim. (2020).
Gambaran Pengetahuan Perilaku Merokok di Masa Pandemi Covid-19 pada Kalangan Remaja
Laki-laki di Wilayah Jabodetabek Tahun 2020. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia (JIKSI), 1(2),
1–8.
Bustan. (2007). Epidemiolagi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Depkes RI. (2014). Lindungi generasi muda dari bahaya
merokok.http://www.depkes.go.id/article/print/1528/lindungi-generasi - muda-dari-bahaya-
merokok.html.
Devira R.M. (2020). Hubungan pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada remaja
putra di SMA Negeri I Tompasobaru ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1.
Diananda, A. (2019). Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133.
https://doi.org/10.33853/istighna.v1i1.20
GINA. (2014). Global Burden of Asthma Medical Research Institute of New Zealand, Wellington, New
Zealand.
Jaya, M. (2017). Pembunuh Berbahaya itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz’ma.
Kementerian Kesehatan. (2018). Kementerian Kesehatan (2018) Riskesdas 2018, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia: Situasi Kesehatan Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kusumastuti, N. A., & Haeriyah, S. (2021). Penyuluhan Kesehatan Mengenai Bahaya Rokok Dengan
Metode Ceramah Di Desa Uwung Girang, Kecamatan Cibodas, Tangerang. SELAPARANG
Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(3), 618.
Lathifah, Q., Hermawati, A. H., & Putri, A. Y. (2020). REVIEW : GAMBARAN NIKOTIN PADA
PEROKOK PASIF DI KABUPATEN TULUNGAGUNG Nicotine in Passive Smokers in
Tulungagung Regency. Borneo Journal Of Medical Laboratory Technology Volume, 3(1), 178–
183.
Mu’tadin, Z. (2017). Remaja dan Rokok. dari http://www.e-psikologi.com/remaja/ 050602.htm.
Mubarak, I. (2011). Wahit. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: PT. Salemba Medika.
Munir M. (2018). Pengetahuan dan sikap remaja tentang risiko merokok pada santri mahasiswa di
Asrama Uin Sunan Ampel Surabaya. Klorofil. 1(2): 93-104.
Nawawi, I. A. (2017). PENGARUH MEROKOK TERHADAP HORMON TESTOSTERON PADA
LAKI-LAKI USIA DIATAS 40 TAHUN. Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 8(2).
Notoadmojo, S. (2016). Metodologi pendidikan dan perilaku kesehatan.
Nursalam. (2013). Konsep Dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Nurwahid, F. (2015). Kebiasaan Merokok pada Perokok Pemula dan Pemahaman Dampak Rokok
Terhadap Kesehatan.
Rahayu, P. (2017). Hubungan antara pengetahuan bahaya merokok dengan perilaku merokok pada
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta‟.
Riskesdas. (2018). “Laporan NasionalRiskesdas 2018.” Badan Penelitian DanPengembangan
Kesehatan 1–320.
RULMUZU, F. (2021). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan), 5(1). https://doi.org/10.58258/jisip.v5i1.1727
Sarlito, S. W. (2015). Sosial dan psikologi remaja. (Edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sary, L. & D. D. N. (2014). Hubungan Faktor Interpersonal Dengan Komitmen Pencegahan Tersier
Pada Siswa Perokok Di Kota Bandar Lampung Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Holistik, 8 (4),
167-173.
Setiana, A. D., dan T. T. (2016). Faktor Lingkungan dan Hubungannya dengan Perilaku Merokok
Remaja di Aceh Besar. http://www.jim.unsyiah.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai