Anda di halaman 1dari 10

Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Anak Pra Sekolah (3-6 Tahun)

Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Kecerdasan Emosional


Anak Pra Sekolah (3-6 Tahun )

Siti Mar’ati Soliha1, Gani Apriningtyas B2, Suryati3


STIkes Surya Global Yogyakarta
Jl.Ringroad Selatan Blado, Potorono, Kec.Bangntapan, Bantul, DIY 55194
Email :sitimaratisoliha98@gmail.com (085225054147)

ABSTRAK
Latar belakang:Usia pra sekolah adalah masa keemasan (the golden age). Pada anak usia pra sekolah
berbagai aspek perkembangan harus diperhatiakan. Salah satu aspek yang harus diperhatikan yaitu aspek
kecerdasan emosional . Kacerdasan emosional sebaiknya dikembangkan mulai sejak dini karena membuat
anak memiliki energi besar dan belajar bagaimana nanti ia menghadapi kedepannya. Pembentukan kecerdasan
emosional itu salah satunya dari factor eksternal yaitu pola asuh orang tua dimana memiliki pengaruh yang
kuat pada perkembangan emosional anak.
Tujuan:Mengetahui pola asuh yang diterapkan orang tua (ibu) terhadap anak dan Mengetahui kecerdasan
emosional pada anak di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Metode:Deskriptif kuantitatif dengan menggunakan cross sectional. Sampel dalam penelitian inisemua
orang tua (ibu) siswa/i di TK ABA An Nisa sejumlah 33 responden. Analisis yang digunakan univariat dan
bivariat menggunakan rumus Kendall Tau dengan taraf signifikan 5%.
Hasil:hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka koefisien kolerasi antara pola asuh (ibu) dengan
kecerdasan emosional dengan uji Kendall Tau sebesar ,496 dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,004 hal ini
menunjukkan bahwa p <0,05 yang berarti terdapat hubungan positif yang cukup signifikan / cukup kuat
antara pola asuh (ibu) dengan kecerdasan emosional anak usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua (ibu) dengan kecerdasan
emosional anak pra sekolah (3-6 tahun).

Kata kunci: anak pra sekolah, kecerdasan emosional, pola asuh.

PENDAHULUAN menolong orang menghadapi pekerjaan dan


Usia pra sekolah merupakan masa keemasan berkeluarga (Goleman, 2018).
(the golden age) yaitu masa di saat stimulus Kecerdasan emosional anak dapat
seluruh aspek perkembangan berperan penting ditingkatkan dengan mengenali kebutuhan anak,
untuk tugas perkembangan selanjutnya, sekitar meluangkan waktu bersama untuk bermain,
80% perkembangan kognitif anak telah tercapai sekaligus memberikan pemahaman kepada anak.
pada usia pra sekolah (Septiani & dkk, 2016). Suasana di dalam rumah dapat merangsang
Pada anak usia pra sekolah berbagai perkembangan otak anak yang sedang tumbuh dan
aspek perkembangan harus diperhatikan berkembang kemampuan mentalnya (Adnyaswari,
pengembangannya. Sebagai bagian dari kecerdasan 2016).
aak, kecerdasaan emosional juga penting untuk Pembentukan kecerdasan emosional pada
dikembangkan pada anak sejak usia dini. anak tersusun atas 2 faktor, yaitu: faktor dalam dan
Kecerdasan emosional sebaiknya faktor luar. Faktor dalam (internal) yaitu jasmani
dikembangkan mulai sejak dini karena membuat dan psikologi anak, dan faktor luar (eksternal)
anak memiliki energi besar dalam belajar yaitu stimulus dan lingkungan, termasuk di
atau disenangi teman-temannya. Kecerdasan dalamnya ialah pengasuh orang tua. Pola asuh
emosional yang dimiliki sejak dini dapat memiliki pengaruh kuat pada perkembangan
berpengaruh pada masa depannya yaitu emosi anak. Pola asuh terbukti memiliki pengaruh

123
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 3, Desember 2020: 123-130

terhadap kendali diri anak, empati, menyatakan dan pekerjaan orang tua (ibu), untuk hasilnya dapat
dan dapat memahami perasaan, mengontrol dilihat pada tabel 1 berikut :
amarah, kemandirian, kemampuan beradaptasi,
kemampuan dalam penyelesaian masalah di antara Tabel 1 Distribusi karakteristik orang tua
anak prasekolah (3-6 tahun) di TK ABA An-
individu, ketekunan, memiliki rasa setia kawan,
NISA Karang Singosaren Bangutapan Bantul
ramah tamah dan sikap menghormati (Hidayah, Yogyakarta bulan Februari tahun 2020
2013).
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Pola asuh memiliki pengaruh kuat pada
Umuribu
perkembangan emosi anak, Jenis pola asuh 17-25 Tahun 3 9%
orang tua ada tiga yaitu pola asuh otoriter, pola 26-35 Tahun 18 55 %
36-45 Tahun 12 36 %
asuh permisif dan pola asuh demokratis. Orang Total 33 100 %
tua yang menggunakan pola asuh otoriter dapat Pendidikan ibu
SD 3 9%
mengakibatkan permasalahan pada anak yaitu SMP 9 27 %
menyebabkan kenakalan, menurunnya taraf SMA/SMK 17 52 %
DIII 1 3%
intelegensi, motivasi, gangguan psikomotorik S1 3 9%
dan kurangnya kecerdasan emosi. Orang tua yang Total 33 100 %
Pekerjaanibu
menggunakan pola asuh permisif menyebabkan PNS 1 3%
perilaku anak bersikap impulsive agresif, kurang Swasta 3 9%
Karyawan 3 9%
memiliki rasa percaya diri, pengendalian diri dan Buruh 6 18 %
Ibu rumahtangga 20 61 %
prestasinya rendah. Sedangkan orang tua yang
Total 33 100 %
menggunakan pola asuh demokratis menimbulkan Sumber: data primer (2020)
perilaku anak yang memiliki rasa percaya diri,
mampu mengendalikan diri, mau bekerja sama dan Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa
berorientasi pada prestasi (Pujiharti & dkk, 2016).\ sebagian besar usia ibu responden penelitian
berada pada rentang usia 26-35 tahun yaitu
METODE PENELITIAN sebanyak 18 orang (55%) dan sebagian kecil
Penelitian ini merupaka penelitian deskriptif berada pada rentang usia 17-25 tahun yaitu
kuantitatif dengan menggunakan cross sectional. sebanyak 3 orang (9%). Dan dapat diketahui
Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian bahwa sebagian besar pendidikan ibu responden
untuk mempelajari dinamika kolerasi antara penelitian ada pada jenjang pendidikan SAM/
faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara SMK sebanyak 17 orang (52%) dan sebagian kecil
pendekatan, observasi atau pengumpulan data berada pada jenjang pendidikan DIII yaitu 1 orang
sekaligus pada suatu saat (point time opproac). (3%). Dan dapat diketahu juga bahwa sebagian
besar ibu responden dalam penelitian ini bekerja
HASIL sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 20 orang
1. Karakteristik Responden (61%) dan sebagian kecil bekerja sebagai PNS
a. Karakteristik orang tua (ibu) anak usia yaitu sebanyak 1 orang (3%).
pra sekolah di TK ABA An-Nisa Karang
Singosaren Banguntapan Bantul Yogyakarta. b. Tipe pola asuh orang tua anak pra sekolah
Adapun karakteristik orang tua (ibu) yang di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren
meliputi usia orang tua (ibu), pendidikan terakhir Banguntapan Bantul Yogyakarta

124
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Anak Pra Sekolah (3-6 Tahun)

Pengukuran pola asuh orang tua (ibu) kecerdasan emosional anak usia pra sekolah di
dari anak usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa TK ABA An-Nisa yang diperoleh dari orang tua
menggunakan skor berdasarkan penilaian terhadap (ibu) responden.
kuesioner yang diisi oleh masing-masing orang
tua responden. Skor kuesioner tersebut kemudian Tabel 3 Distribusi tingkat kecerdasan emosional
anak Pra sekolah di TK ABA An-Nisa Karang
dikelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu dominan,
Singosaren Banguntapan Bantul Yogyakarta
cukup dominan dan kurang dominan berdasarkan
Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)
masing-masing tipe pola asuh yang orang tua Rendah 3 9%
terapkan, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh Sedang 3 9%
Tinggi 27 82 %
demokratis, pola asuh permisif. Tabel di bawah ini
Total 33 100 %
merupakan hasil distribusi frekuensi dati tipe pola Sumber: data primer (2020)
asuh orang tua anak usia pra sekolah di TK ABA
An-Nisa yang di peroleh dari orang tua responden. Berdasarkan tabel 3 di atas dapat di ketahui
bahwa tingkat kecerdasan emosional anak usia pra
Tabel 2 Distribusitipepolaasuh orang
tuadarianakprasekolah (3-6 tahun) di TK sekolah di TK ABA An-Nisa sebagian besar berada
ABA An-Nisa Karang Singosaren Banguntapan pada kategori tinggi yaitu sebanyak 27 anak (82%)
Bantul Yogyakarta. dan sebagian kecil anak berada pada kategori
Kategori Frekuensi (f) Persentase (%) rendah dan sedang yaitu sebanyak 3 anak (9%).
Kurang 1 3%
Cukup 16 48,5 %
Dominan 16 48,5 % d. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Total 33 100 % Kecerdasan Emosional
Sumber: data primer (2020)

Tabel 4. Hasil uji kolerasi Kendall Tau Hubungan


Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui pola asuh orang tua dengan kecerdasan
bahwa pola asuh ibu didominasi dengan pola asuh emosional anak pra sekolah (3-6 tahun) di TK
dominan dan cukup yaitu sebanyak 16 orang (48,5 ABA An-Nisa Karang Singosaren Banguntapan
Bntul Yogyakarta
%) dan pola asuh ibu yang kurang yaitu sebanyak
Uji Nilai koefisien Nilai Sig
1 orang (3%). Kolerasi kolerasi
Kendall Tau ,496 0,004
Sumber: Data primer (2020)
c. Kecerdasan emosional anak pra sekolah
di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren
Berdasarkan pada tabel 4 di atas, menunjukkan
Banguntapan Bantul Yogyakarta
bahwa angka koefisien kolerasi antara pola asuh
Pengukuran kecerdasan emosional dari
(ibu) dengan kecerdasan emosional sebesar
anak usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa
,496 dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,004 hal ini
menggunakan skor berdasarkan penilaian terhadap
menunjukkan bahwa p <0,05 yang berarti terdapat
kuesioner yang di isi oleh masing-masing orang
hubungan positif yang cukup signifikan/cukup
tua (ibu) responden. Skor kuesioner tersebut
kuat antara pola asuh (ibu) dengan kecerdasan
kemudian dikelompokkan ke dalam 3 kategori
emosional anak usia pra sekolah di TK ABA An-
yaitu tinggi, sedang dan rendah. Tabel di bawah
Nisa.
ini merupakan hasil distribusi frekuensi dari

125
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 3, Desember 2020: 123-130

PEMBAHASAN kecil berada pada jenjang pendidikan DIII yaitu


1. Pola asuh orang tua anak usia pra 1 orang (3%) pendidikan ibu pada jenjang SD
sekolah (3-6 tahun) di TK ABA An-Nisa dan S1 sebanyak 3 orang (9%), dan pendidikan
Karang Singosaren Banguntapan Bantul ibu pada jenjang SMP sebanyak 9 orang (27%).
Yogyakarta Dalam kehidupan keluarga orang tualah yang
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui berperan sebagai pendidik yang pertama dan
bahwa pola asuh ibu didominasi dengan pola asuh yang utama. Walaupun pada dasarnya orang tua
dominan dan cukup yaitu sebanyak 16 orang (48,5 mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, hal
%) dan pola asuh ibu yang kurang yaitu sebanyak ini di pengaruhi oleh adanya pendidikan yang
1 orang (3%). dicapainya. Sehingga tingkat pendidikan yang
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan berbeda juga menunjukkan perbedaan kemampuan
Miranti (2018) di era moderen ini sudah banyak orang tua. Tingkat pendidikan orang tua yang
orang tua yang dapat menerapkan pola asuh yang berbeda jelas dapat mempengaruhi pengasuhan
baik karena orang tua akan menerapakan pola asuh pada anaknya. Berdasarkan penelitian yang
yang pernah diterapkan kepadanya namun ketika dilakukan oleh Julita dkk (2019) Pendidikan orang
orang tua tersebut merasa ada yang kurang baik tua juga berpengaruh terhadap pola asuh yang
terhadap pola asuh yang diterapkan orangtuanya diterapkan terhadap anak. Hasil yang didapatkan
maka orang tua akan memodifikasi sesuai dengan menunjukkan bahwa orang tua memiliki latar
perkembangan zaman namun tidak melenceng belakang pendidikan yang berada pada jenjang
dari bagaimana baiknya orang tua menerapkan SMA sebanyak 41 orang (41,8%).
pengasuhan kepada anaknya. Sejalan dengan penelitiaan yang dilakukan
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa Adawiah (2017) bahwa pendidikan merupakan
sebagian besar usia ibu responden penelitian suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya
berada pada rentang usia 26-35 tahun yaitu agar sesuai dengan norma-norma atau aturan
sebanyak 18 orang (55%) dan sebagian kecil di dalam masyarakat. Setiap orang dewasa di
berada pada rentang usia 17-25 tahun yaitu dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, sebab
sebanyak 3 orang (9%) dan usia ibu pada rentang pendidik merupakan suatu perbuatan sosial yang
36-54 tahun sebanyak 12 orang (36%). Menurut mendasar untuk pertumbuhan atau perkembangan
Winanto, (2014) dalam Miranti, (2018) bahwa usia anak didik menjadi manusia yang berfikir dewasa
tersebut merupakan tahap usia yang produktif, para dan bijak, sebagian besar orangtua di TK ABA
orangtua lebih banyak untuk mencari berbagai An-Nisa Karang Singosaren Banguntapan Bantul
sumber maupun menggali berbagai potensi yang Yogyakarta memiliki pendidikan terakhir SMA
ada didalam diri mereka serta lebih tau tentang namun umumnya setiap orang tua pasti sangat
berbagai hal khususnya mengenai pendidikan memahami bagaimana yang harus ia lakukan
dan pelatihan dan kemudian dapat diterapkan dan dan tentunya yang ia lakukan itu adalah yang
berdampak pada penerapan pola asuh terhadap terbaik untuk anak-anaknya terutama dalam hal
anaknya. pengasuhan.
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahu bahwa
bahwa sebagian besar pendidikan ibu responden sebagian besar ibu responden penelitian bekerja
penelitian ada pada jenjang pendidikan SAM/ sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 20
SMK sebanyak 17 orang (52%) dan sebagian orang (61%) dan sebagian kecil bekerja sebagai

126
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Anak Pra Sekolah (3-6 Tahun)

PNS yaitu sebanyak 1 orang (3%) dan ibu yang cukup dan dominan. Pola asuh dominan dalam
bekerja sebagai karyawan dan swasta sebanyak 3 penelitian ini digambarkan ketika orang tua bersikap
orang (9%) dan ibu yang bekerja sebagai buruh terbuka kepada anak tentang segala sesuatu yang
sebanyak 6 orang (18%). Dari hasil penelitian terjadi dalam keluarga dan merundingkan masalah
yang dilakukan oleh Suryanda dkk (2019) pada bersama-sama, orang tua menanyakan pendapat
kenyataannya orangtua yang bekerja, tentu saja anak dalam proses pembuatan peraturan serta
memiliki keterbatasan waktu dan tenaga untuk menghargai pendapat yang diberikan oleh anak,
memberikan sentuhan fisik dan psikis bagi anak- orang tua tidak langsung menghukum anak jika
anaknya. Untuk mencapai kriteria ideal, orangtua anak membuat kesalahan melainkan menanyakan
tidak hanya cukup dengan menunjukkan semangat alasannya mengapa anak melakukan kesalahan
dan upaya untuk berusaha menjadi lebih baik tersebut. Orang tua mengajarkan perbuatan baik
dalam memenuhi kebutuhan anaknya di berbagai dan buruk serta memberikan penjelasan yang
sisi, baik fisik, psikis maupun sosial anak. sesuai, orang tua selalu memberikan pujian kepada
Dikuatkan lagi oleh penelitian dari Julita dkk anak bila anak berperilaku baik dan berprestasi
(2019), yang meneliti tentang hubungan pola asuh serta orang tua selalu memantau perkembangan
orang tua dengan tingkat kemandirian personal anak baik di rumah maupun di sekolah (Data Pola
hygiene pada anak pra sekolahFaktor lain yang Asuh, 2020).
juga berperan dalam pola asuh orang tua adalah Dikuatkan lagi oleh penelitian dari Julita dkk
jenis pekerjaan orang tua. Data yang didapatkan (2019), yang meneliti tentang hubungan pola asuh
menunjukkan bahwa sebagian besar sebagai ibu orang tua dengan tingkat kemandirian personal
rumah tangga sebanyak 65 orang (66,3%) hal ini hygiene pada anak pra sekolah. Hasil dari penelitian
memungkinkan orang tua yang tidak bekerja lebih tersebut menerapkan bahwa pola asuh yang
banyak memberikan pengasuhan secara penuh digunakan ibu yaitu pola asuh demokratis sebanyak
kepada anaknya dalam mengarahkan. 48 orang (49%). Orang tua yang menerapkan
Dalam penelitian yang dilakukan Adawiyah pola asuh demokratis lebih memprioritaskan
(2017) mengemkakan bahwa orang tua yang kepentingan anak, akan tetapi juga tidak ragu-
dikategorikan ke dalam pola asuh demokratis adalah ragu untuk mendisiplinkan anak, selain itu dalam
orang tua yang berusaha untuk mengarahkan anak memerintah anak, orang tua juga tidak memaksanya
agar dapat bertingkah laku secara kemandiriannya dan cenderung memerintahnya sesuai dengan
jika dibandingkan dengan ibu yang bekerja. kemampuan anaknya. Pola asuh demokratis
Tipe pola asuh yang baik apabila menerapkan ditunjukkan dengan data yang berupa ibu memberi
pola asuh yang memberikan kebebasan kepada anak petunjuk yang jelas terkait dengan aturan-aturan
untuk mandiri namun masih memberikan batasan yang diterapkan, membantu anak mengetahui
dan aturan yang wajar. Orang tua merupakan kemampuan yang di milikinya, dan membiarka
pengambil peran utama dalam mengasuh anak- anak untuk melakukan tugasnya sendiri.
anaknya, orangtua adalah individu yang pertama
kali dikenal anak yang mendidik dan menerangkan 2. Kecerdasan emosional anak usia pra sekolah
anak supaya dapat berkembang menjadi orang di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren
yang diinginkan (Miranti, 2018). Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Dalam penelitian ini pola asuh yang Pengukuran kecerdasan emosional dari anak
digunakan orang tua (ibu) didominasi pola asuh usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa menggunakan

127
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 3, Desember 2020: 123-130

skor berdasarkan penilaian terhadap kuesioner atau 4 tahun pertama merupakan periode ketika
yang di isi oleh masing-masing orang tua (ibu) otak anak tumbuh dan berkembang kerumitannya
responden. Skor kuesioner tersebut kemudian di dengan laju yang lebih cepat dari pada yang
kelompokkan ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, pernah terjadi dan yang akan terjadi setelahnya
sedang dan rendah. Berdasarkan tabel 4.3 dapat di sehingga selama periode ini sangat penting untuk
ketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional anak anak mempelajari hal-hal yang utama, salah satu
usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa sebagian di antaranya adalah pembelajaran terkait emosi.
besar berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak Menurut Nurmalitasari (2015) pada usia
27 anak (82%) dan sebagian kecil berada pada pra sekolah anak-anak belajar menguasai dan
kategori rendah dan sedang yaitu sebanyak 3 anak mengekspresikan emosi. Pada usia 6 tahun
(9%). Dalam penelitian ini masih didapatkan hasil anak-anak mengalami konsep emosi yang lebih
anak yang memiliki kecerdasan emosional sedang kompleks, seperti kecemburuan, kebanggaan
dan rendah, hal ini tidak terlepas dari peran orang kesedihan dan kehilangan, tetapi anak-anak masih
tua dalam mengasuh anak dengan jenis pola asuh memiliki kesulitan di dalam menafsirkan emosi
yang berbeda. orang lain. Pada tahap ini anak memerlukan
Menurut Hurlock dalam Marlina (2014) pengalaman pengaturan emosi, yang mencakup
ada beberapa kondisi yang mempengaruhi emosi kapasitas untuk menngontrol dan mengarahkan
seseorang, diantaranya komdisi kesehatan, suasana ekspresi emosional, serta menjaga perilaku yang
rumah, cara mendidik anak, hubungan teman terorganisir ketika munculnya emosi-emosi yang
sebaya, perlindungan yang berlebih, aspirasi kuat dan untuk di bimbing oleh pengalaman
orang tua dan bimbingan. Beberapa faktor yang emosional. Seluruh kapasitas ini berkembang
mempengaruhi kondisi emosi seseorang tersebut secara signifikan selama masa pra sekolah dan
dipicu oleh faktor ekternal dan orang tua sebagai beberapa di antaranya tampak dari meningkatnya
pendidik anak yang pertama sangat memegang kemampuan anak dalam mentoleransi frustasi.
andil dalam proses pembentukan karakter anak.
Suasana rumah yang berisi kebahagiaan, sedikit 3. Hubungan pola asuh orang tua dengan
kemarahan, kecemburuan dan dendam, maka anak kecerdasan emosional anak usia pra sekolah
akan lebih banyak mempunyai kesempatan untuk di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren
anak menjadi anak yang bahagia. Banguntapan Bantul Yogyakarta.
Dapat diketahui bahwa dari 33 responden Berdasarkan pada tabel 4.5 menunjukkan
ibu, sebagian besar ibu ynag memiliki anak berusia bahwa angka koefisien kolerasi antara pola asuh
4 tahun dan 6 tahun yaitu sebanyak 9 anak (27%) (ibu) dengan kecerdasan emosional sebesar
dan sebagian kecil responden penelitian berusia 0,496 dengan sig. (2-tailed) sebesar 0,004 hal ini
3 tahun yaitu sebanyak 7 anak (22%) dan yang menunjukkan bahwa p <0,05 yang berarti terdapat
berusia 5 tahun sebanyak 8 anak (24%). Dalam hubungan positif yang cukup signifikan/cukup
rentang usia ini anak telah mampu belajar mengenai kuat antara pola asuh (ibu) demokratis dengan
pengendalian emosi dan kecerdasan emosional ini kecerdasan emosional anak usia pra sekolah di
semestinya di pupuk sejak sedini mungkin dan TK ABA An-Nisa.
di latih terus menerus. Hal ini diperkuat dengan Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pernyataan seorang ahli Emotional Intelligence, oleh Kholifah (2018) terkait pengaruh pola asuh
Golamen (2018) yang menyebutkan bahwa 3 orang tua terhadap kecerdasan emosional anak

128
Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Anak Pra Sekolah (3-6 Tahun)

usia dini di TK Muslimat NU 1 Tuban. Dalam anak usia pra sekolah di TK ABA An-Nisa Karang
penelitian ini di dapatkan hasil penelitian ini ialah Singosaren Banguntapan Bantul Yogyakarta yang
F hitung > F tabel (33,144>2,641) dan signifikan ditunjukkan dengan nilai kolerasi Kendall Tau pola
<0,05 (0,000<0,05) artinya kecerdasan emosional asuh orang tua ,487 dengan nilai p 0,004 <(0,05)
anak usia dini dapat di pengaruhi secara bersamaan maka hipotesis peneliti Ha diterima atau dengan
oleh empat macam gaya orang tua/pola asuh kata lain Ho di tolak.
orang tua, hasil penelitian menunjukkan bahwa Diharapkan hasil penelitian ini dapat
bagaimanapun bentuk gaya menjadi orang tua/ memberi masukan kepada orang tua/wali siswa/i
pola asuh orang tua akan berpengaruh terhadap untuk mengetahui lebih dalam mengenai pola
kecerdasan emosional anak usia dini. asuh orang tua dan juga kecerdasan emosional
Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian anak usia pra sekolah, sehingga orang tua mampu
Taryono (2016) terkait pola asuh orang tua memberikan arahan positif untuk menyikapi hal
berpengaruh terhadap kecerdasan emosional tersebut.
anak kelompok B di TK Aisyah 02 Beruk
Jatiyoso Karanganyar juga menguatkan hasil DAFTAR PUSTAKA
penelitian yang peniliti lakukan yaitu pola asuh Adawiyah, R. 2017. Pola Asuh Orang Tua Dan
orang tua memiliki pengaruh positif terhadap Implikasinya Terhadap Pendidikan Anak.
kecerdasan emosi anak, hal ini dapat di lihat Jurnal Vol. 7 No. 1 2017. Diakses pada 7
dari nilai koefisien regresi pada masing-masing November 2019, http//media.neliti.com
variabel bebas yang bernilai positif, seperti Adnyaswari, Inten I. 2016. Hubungan Pola Asuh
terlihat pada persamaan regresi linier ganda yaitu Orang Tua dengan Emotional Quotient pada
: 6.349+0.824. Berdasarkan hasil uji hipotesis F Anak Pra Sekolah di TK Kumara Bhuwana
menunjukkan Ho ditolak, karena Fhitung> Ftabel, yaitu Saraswati Klungkung Bali. Skripsi. Jurusan
47.899>3,32 nilai probabilitas signifikasi <0,05 Ilmu Keperawatan. STIKes Surya Global
yaitu 0,000 sehingga dapat di artikan bahwa ada Yogyakarta.
hubungan yang signifikan pola asuh orang tua Goleman, Daniel. 2018. Emotional
terhadap kecerdasan emosi anak. IntelligenceMengapa EI lebih penting dari
pada IQ. Cetakan ke-24. Gramedia Pustaka
KESIMPULAN DAN SARAN. Hidayah, Ridhoyanti. Yunita, Eka. Utami, Wiji,
Berdasarkan hasil analisis yang telah di Yulian. 2013. Hubungan Pola Asuh Orang
lakukan, maka kesimpulan yang di peroleh adalah Tua dengan Kecerdasan Emosional.
sebagai berikut : Pola asuh orang tua (ibu) di TK Anak Usia Pra Sekilah (4-6 Tahun) di
ABA An-Nisa Karang Singosaren Banguntapan TK Senaputra. Kota Malang. Jurnal
Bantul Yogyakarta sebagian besar pola asuh yang Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
digunakan pola asuh asuh demokratis sebanyak 28 Kedokteran Universitas Brawijaya Malang.
orang (85%). Kecerdasan emosional anak usia pra Volume 4, Nomer 2 Juli 2013 : 131-135.
sekolah di TK ABA An-Nisa Karang Singosaren Hurlock, Elizabeth B. 2012. Psikologi
Banguntapan Bantul Yogyakarta sebagian besar Perkembangan Suatu Pendekatan
berada pada kategori kecerdasan emosional tinggi Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi
yaitu sebanyak 27 anak (82%). Ada hubungan Kelima. Erlangga. Jakarta.
pola asuh orang tua dengan kecerdasan emosional

129
JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No 3, Desember 2020: 123-130

Julita, W., Ameliwati., Bayhakki. 2019. Hubungan Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu
Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Keperawatan. Selemba Medika, 2017—
Kemandirian Personal Hygiene Pada Cetakan Kedua. Jakarta.
Anak Pra Sekolah. JOM FKp, Vol. 6 No. 1 Pujiharti Imelda, Handayani Reza Mathilda.
(Januari-Juni) 2019. Diakses pada 29 Januari 2016. Hubungan Pola Asuh Orang Tua
2020, http://.jom.unsrat.ac.id dengan Kecerdasan Emosional Anak Pra
Kholifah. 2018. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Sekolah (3-6 Tahun) di Raudatul Atfal (RA)
Terhadap Kecerdasan Emosional Anak Usia Al Muttaqin, Jati Bening Baru tahun 2016.
Dini TK Muslimah NU 1 Tuban. Jurnal Jurnal Program Studi Sarjana Keperawatan
Pendidikan Anak, Volume 7, Edisi 1, Juni Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam
2018. As-Syafi’iyah Jakarta, Indonesia.
Marlina, Ike, 2014. Pengaruh Pola Asuh Orang Septiani Rizki, Widya Ningsih, Ignoh Burhanuddin
Tua Terhadap Kecerdasan Emosi Anak KM. 2016. Tingkat Perkembangan Anak Pra
Siswa Kelas V SD Se-Gigis II Kecematan Sekolah Usia 3-5 Tahun yang Mengikuti
Umbulharjo Yogyakarta. Skripsi. Jurusan dan Tidak Mengikuti Pendidikan Anak
Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar. Usia Dini (PAUD). Jurnal Program Studi
Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta. Ilmu Keperawatan. Universitas Diponegoro
Maryam Siti. Gambaran Tingkat Pendidikan Semarang. Volume 4 No 2, Hal 114-125,
dan Pola Asuh Ibu Pada Anak Usia Dini November 2016.
di Gampong Pante Gajah Kecematan Suharano Budi, Tristanti Lila. 2019. Pola Asuh
Matang Glumpang Dua Kabupaten Bireuen. Orang Tua Terhadap Perkembangan Mental
Jurnal fakultas kedokteran Universitas Emosional Anak Usia Pra Sekolah (4-6
Malikussaleh. Vol. 3, No. 2, September Tahun). Mimbar Ilmiah Kesehatan Ibu dan
2017. Anak Mei-2019, Volume 3, Nomor 1, Hal
Nurmalitasari, Femmi. 2015. Perkembangan : 47-52.
Sosial Emosi Pada Anak Usia Pra Sekolah. Yusuf, Muri. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif,
Yogyakarta: Jurnal Pisikologi. Fakultas Kualitatif & Penelitian Gabungan. PT
Psikologi Universitas Gajah Mada. Volume Fajar Interpratama Mandiri Cetakan ke-2,
23, No. 2, Desember 2015: 103-111 November 2015. Jakarta.

130

Anda mungkin juga menyukai