Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN AKHIR

STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

BAB HASIL SURVEI SOSIAL EKONOMI


3 WARGA TERKENA DAMPAK (WTD)

3.1. Latar Belakang Dibangunnya Bendungan Ameroro


Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air menjelaskan bahwa aspek utama dalam Pengelolaan SDA adalah
terselenggaranya kegiatan konservasi SDA, pendayagunaan SDA, dan Pengendalian
daya rusak air. Upaya yang dilakukan dalam menunjang kegiatan tersebut, yaitu
merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi demi terwujudnya visi
pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Dalam rangka mendukung program pengelolaan sumber daya air tersebut,
BWS Sulawesi IV telah merencanakan pembangunan Bendungan Ameroro yang
berfungsi sebagai bendungan serbaguna, dalam upaya terselenggaranya kegiatan
konservasi, pemenuhan kebutuhan air bakudan irigasi, pengendalian banjir, PLTA,
perikanan serta sebagai sarana prasarana olahraga & wisata air.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, maka Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air melalui Balai Wilayah
Sungai Sulawesi IV pada Tahun 2016 merencanakan kegiatan DED Bendungan
Ameroro di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara, berdasarkan Feasibility
Studi Bendungan Ameroro Kab. Konawe (2015).

3.2. Kondisi Sosial-Ekonomi dan Sosial Budaya WTD


Untuk melihat kondisi sosial-ekonomi dan sosial-budaya WTD dilakukan
observasi/pengamatan secara langsung di wilayah studi serta penyebaran kuesioner
pada WTD sebagai responden. Metode survei yang dilakukan adalah sensus terhadap
semua WTD yang terdampak rencana kegiatan Pembangunan Bendungan Ameroro
Kabupaten Kolaka Timur. Wilayah studi, yang merupakan daerah terdampak adalah
desa-desa di wilayah administratif Kecamatan Uepai, yaitu: Desa Amaroa, Desa
Tamesandi, dan Desa Rawua. Kemudian dianalisis mengenai karakteristik responden
seperti identitas responden, pendapatan dan pengeluaran responden, kehidupan

3-1
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

sosial-ekonomi dan sosial-budaya responden, asset WTD yang akan dibebaskan, dan
persepsi serta sikap responden terhadap rencana kegiatan Pembangunan
Bendungan Ameroro.

3.3. Karekteristik Responden


3.3.1. Identitas Responden
Karakteristik responden menurut jenis kelamin di sekitar pembangunan
Bendungan Ameroro dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 3.1 Jenis Kelamin Responden (Data Primer 2019)


Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin dari rumah tangga terpilih
yaitu 40 responden adalah laki-laki (78,00%) dan perempuan sebanyak 5 orang
(10,00%). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa meskipun dalam menentukan
keputusan masyarakat masih didominasi oleh kaum pria tetapi peran wanita di
wilayah studi telah diperhitungkan. Hal ini terlihat dari partisipasi kaum wanita
sebesar 10% dari keseluruhan responden.
Karakteristik responden selain diklasifikasikan berdasarkan status didalam
masyarakat juga diklasifikasikan menurut tingkat usia. Responden berusia antara 15
tahun – 64 tahun ada 45 responden (88,00%). Responden terpilih usia produktif
lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif, sehingga sangat diharapkan
bahwa jawaban atau penilaian yang diberikan responden pada kuesioner yang
diberikan adalah benar-benar sesuai dengan kondisi yang terjadi di wilayah studi.
Karakteristik responden menurut usia responden dapat dilihat pada Tabel berikut.

3-2
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

Tabel 3.1. Karakteristik Responden Menurut Tingkat Usia


Jenis Kelamin Umur (Tahun)
Desa Asal
No Ʃ Responden Persentase Tidak Tidak
Responden Laki-laki Perempuan 15 - 64 ≥ 65
Diketahui Diketahui
1 Desa Amaroa 20 39,2%
2 Desa Tamesandi 12 23,5%
3 Desa Rawua 10 19,6% 40 5 6 45 0 6
4 Desa Lainnya 4 7,8%
5 Tidak Diketahui 5 9,8%
Jumlah 51 100,0% 40 5 6 45 0 6
Sumber: Hasil Analisa Data Primer

Jumlah Anggota Keluarga


Laki-laki Perempuan

44%

56%

Gambar 3.2. Distribusi Jumlah Anggota Keluarga Responden Berdasarkan Jenis


Kelamin
1) Pendidikan
Tingkat pendidikan responden di daerah studi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2. Tingkat Pendidikan Responden di Wilayah Studi
Pendidikan Terakhir
Desa Asal
No Ʃ Responden Persentase Perguruan Tidak
Responden SD SMP SMA
Tinggi Diketahui
1 Desa Amaroa 20 39,2%
2 Desa Tamesandi 12 23,5%
3 Desa Rawua 10 19,6% 7 6 22 10 6
4 Desa Lainnya 4 7,8%
5 Tidak Diketahui 5 9,8%
Jumlah 51 100,0% 7 6 22 10 6

Sumber: Data Primer Hasil Survei September 2019


Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mayoritas tingkat pendidikan
responden adalah SMA yaitu sebesar 43,1 % (22 orang), urutan berikutnya
setingkat Perguruan Tinggi 19,6 % (10 orang), dan SD 13,7 % (7 orang). Keadaan

3-3
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat


pendidikan antara SMA-Perguruan Tinggi, hal ini juga menunjukkan bahwa rata-
rata tingkat pendidikan formal responden sudah cukup tinggi. Dengan tingkat
pendidikan formal yang tinggi ini, diharapkan responden memiliki pengetahuan
yang lebih baik dalam melakukan kegiatan pertanian maupun non pertanian
sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah tangganya.
2) Agama
Agama tidak hanya merupakan salah satu variabel untuk melihat kondisi
kependudukan/ demografi suatu wilayah/daerah, melainkan juga salah satu
variabel untuk melihat kondisi budaya dan adat istiadat di wilayah tersebut serta
pola hubungan sosial yang ada di wilayah tersebut. Distribusi Agama yang dianut
responden disajikan dalam Gambar sebagai berikut.

Gambar 3.3. Distribusi Agama yang Dianut Responden


Berdasarkan hasil survei terhadap 51 responden dari daerah terdampak, 45
responden (88,00%) masyarakatnya adalah beragama Islam dan 6 responden
(12,00%) tidak diketahui. Dengan mengetahui agama responden akan lebih
mudah mengakomodir responden lewat pendekatan agama melalui tokoh agama
untuk menyampaikan aspirasi maupun keinginan masyarakat terkait dengan
rencana pembangunan serta jika terjadi permasalahan.
3) Lama Tinggal
Dari hasil survei didapatkan hasil bahwa 70,00% penduduknya atau 36
responden telah tinggal selama lebih dari 31 tahun. Ada sebanyak 5 responden

3-4
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

(12,00%) telah tinggal di wilayah studi selama 21-30 tahun. Sedangkan 8,00%
atau 4 responden telah tinggal antara 1-20 tahun. Distribusi lama tingga
responden disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3.3. Distribusi Lama Tinggal Responden
Lama Tinggal (Tahun)
Desa Asal
No Ʃ Responden Persentase Tidak
Responden 1-20 21-30 ≥ 31
Diketahui

1 Desa Amaroa 20 39,2%


2 Desa Tamesandi 12 23,5%
3 Desa Rawua 10 19,6%
4 5 36 6
4 Desa Lainnya 4 7,8%
5 Tidak Diketahui 5 9,8%
Jumlah 51 100,0%

Sumber: Data Primer Hasil Survei September 2019


3.3.2. Kondisi Sosial – Ekonomi
1) Sarana Prasarana Perekonomian di Wilayah Studi
Sendi perekonomian di wilayah studi ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
memungkinkan perkembangan masyarakat. Dari data sekunder maupun primer
hasil observasi diketahui bahwa di wilayah studi banyak terdapat tempat-tempat
perdagangan antara lain: pasar, toko/ kios, warung, rumah makan/restoran,
koperasi, dan Bank Perkreditan Rakyat. Kegiatan/usaha tersebut tumbuh dan
berkembang serta mempunyai peranan dalam penyerapan tenaga kerja dan
penciptaan pendapatan masyarakat.
2) Ekonomi Sumber Daya Alam
Indikator dari ekonomi sumberdaya alam di wilayah studi yang dapat disajikan
datanya adalah: (a) pola penguasaan dan pemilikan lahan, (b) pola penggunaan
lahan, dan (c) sumberdaya alam milik umum.
a. Pola Penguasaan dan Pemilikan Sumberdaya Alam
Sumberdaya alam yang ada di wilayah studi selain lahan adalah hutan, dan
sungai. Sumberdaya alam yang dapat dikuasai dan dimiliki oleh penduduk
secara perorangan (privat) adalah lahan. Penduduk menguasai dan/atau
memiliki lahan melalui berbagai cara, yaitu membuka hutan, warisan dari
orang tua, menguasai tanah tidur milik negara, meminjam dari orang lain
(termasuk lahan hutan milik pemerintah), menyewa, pemberian/pembagian
dari pemerintah, dan membeli dari orang lain. Sebagian besar penduduk di

3-5
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

wilayah studi menguasai dan memiliki lahan melalui warisan dari orang tua
dan mengelola lahan/hutan milik pemerintah. Tanah/lahan tersebut
umumnya disertai surat kepemilikan dari desa dan beberapa memiliki
sertifikat hak milik.
3) Ekonomi Rumah Tangga
a. Pola Nafkah/ Mata Pencaharian Responden
Jenis pekerjaan responden merupakan salah satu kategori atau karakteristik
yang penting untuk menentukan status sosial ekonomi. Hal ini erat kaitannya
dengan besarnya jumlah pendapatan dan pengeluaran serta pola hidup
masyarakat. Untuk itu jenis pekerjaan utama masyarakat di wilayah studi
dijelaskan dengan gambar sebagai berikut.

Gambar 3.4. Distribusi Karakteristik Responden Menurut Jenis Pekerjaan


Utama
Pada gambar 3.5. di atas tampak bahwa mayoritas responden 65,00%
memiliki pekerjaan utama sebagai petani, sebanyak 15,00% responden
sebagai PNS, 4,00% responden sebagai Wiraswasta dan 4,00% sebagai ABRI.
Sedangkan 12,00% tidak diketahui. Dengan demikian modus dari pekerjaan
utama responden adalah sebagai seorang petani.
Jenis pekerjaan yang ditekuni responden memberi gambaran besarnya tingkat
pendapatan yang diterima responden, informasi ini menjadi point penting
terutama apabila dilakukan analisis terhadap tingkat pengeluaran
masyarakat. Untuk itu pada tahap selanjutnya dilakukan analisis terhadap

3-6
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

pendapatan dan pengeluaran masyarakat di wilayah studi. Selain memiliki


pekerjaan utama, sebagian responden juga memiliki pekerjaan sampingan.
Besarnya distribusi antara responden yang memiliki pekerjaan sampingan
dan yang tidak akan disajikan dalam gambar sebagai berikut.

Pekerjaan Sampingan

20%

10% Petani

60% Buruh
10% Tukang Kayu
Lainnya

Gambar 3.5. Distribusi Pekerjaan Sampingan Responden Berdasarkan


Survei Tahun 2019
Berdasarkan data dari hasil survei, beberapa masyarakat memiliki pekerjaan
sampingan yakni sebagai berikut: 60,00% responden sebagai petani, 10,00%
responden memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh, 10,00% sebagai
tukang kayu, dan sisanya sebanyak 20,00% bekerja pada bidang lainnya.
b. Pendapatan Responden
Pendapatan didefinisikan sebagai pendapatan kepala keluarga responden
selama satu bulan. Pendapatan tersebut diklasifikasikan menjadi dua yaitu
penghasilan dari pekerjaan utama dan penghasilan dari pekerjaan sampingan.
Pendapatan dari pekerjaan utama dan distribusi penghasilan dari pekerjaan
sampingan akan dijelaskan pada Gambar berikut.

3-7
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

Gambar 3.6. Distribusi Penghasilan Responden dari Pekerjaan Utama


Berdasarkan gambar di atas dapat diinterpretasikan bahwa penghasilan
terbanyak dari pekerjaan utama responden adalah antara 1 juta rupiah hingga 2,9
juta rupiah sebanyak 40,00% responden. Terbanyak kedua adalah pada
penghasilan kurang dari 1 juta rupiah sebanyak 32,00% responden. Sebanyak 6
responden (24,00%) memiliki penghasilan antara 3 juta rupiah hingga 4,9 juta
rupiah. Sedangkan jumlah terkecil adalah pada penghasilan lebih dari atau 5 juta
rupiah yaitu sebanyak 4,00% responden.

Gambar 3.7. Distribusi Penghasilan Responden dari Pekerjaan Sampingan


Sebanyak 54,00% responden berpenghasilan tambahan antara 1 juta hingga
2,9 juta rupiah. Terdapat 5 responden (38%) yang mendapat tambahan
penghasilan kurang dari 1 juta rupiah, dan 1 responden (8,00%) yang

3-8
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

mendapat tambahan penghasilan lebih dari 5 juta rupiah.


c. Bukti Kepemilikan Tanah
Status kepemilikan responden dibedakan menjadi 2 jenis kepemilikan
sertifikat yaitu sertifikat hak milik dan surat keterangan tanah. Distribusi
status kepemilikan responden dapat dijelaskan dalam Tabel sebagai berikut.
Tabel 3.4. Distribusi Status Kepemilikan Lahan dan Rumah Responden
Sertifikat Kepemilikan Lahan
Desa Asal
No Ʃ Responden Persentase Tidak
Responden SHM SKT
Diketahui
1 Desa Amaroa 20 39,2%
2 Desa Tamesandi 12 23,5%
3 Desa Rawua 10 19,6% 26 19 6
4 Desa Lainnya 4 7,8%
5 Tidak Diketahui 5 9,8%
Jumlah 51 100,0% 26 19 6
Sumber: Hasil Analisa Data Primer

Dari tabel di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak 26 responden


memiliki sertifikat hak milik sendiri atas lahan sedangkan 19 responden
memiliki sertifikat keterangan tanah dari desa setempat.
e. Aset Kebun, Sawah, Tanah Lainnya, dan Tanaman
Salah satu tujuan Studi LARAP rencana pembangunan Bendungan Ameroro
Kabupaten Kolaka Timur, adalah inventarisasi asset masyarakat terkena
proyek yang berupa: kebun, sawah, dan tanaman. Aset tersebut diperkirakan
akan terkena dampak genangan bendungan. Oleh sebab itu
inventarisasi/pendataan aset lahan masyarakat terdampak, dan tanaman
diatas lahan yang akan dibebaskan sangat diperlukan, agar masyarakat
mendapat ganti untung akibat adanya rencana pembangunan bendungan ini.
Data aset responden tersebut akan disajikan dalam Lampiran.
3.3.3. Sikap dan Persepsi Masyarakat terhadap Rencana Pembangunan
Bendungan Ameroro
Dalam studi LARAP, bagian yang paling penting adalah mengenai sikap dan
persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan/pembangunan. Sikap dan
persepsi masyarakat dapat beranekaragam bisa diidentifikasi dari respon
masyarakat. Respon masyarakat tersebut bisa positif maupun negatif terhadap
suatu proyek maupun rencana pembangunan. Mengidentifikasi respon

3-9
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

masyarakat sangat perlu untuk mengatisipasi kendala rencana/jalannya suatu


kegiatan. Masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat khususnya WTD di desa
terdampak sekitar rencana pembangunan Bendungan Ameroro.
Dengan alasan tersebut diatas maka sebelum diadakan suatu rencana
pembangunan, dilakukan sosialisasi terhadap masyarakat terdampak baik
langsung maupun tidak langsung. Dari pertanyaan tentang informasi rencana
pembangunan, seluruh masyarakat menyatakan pernah mendengar rencana
pembangunan bendungan tersebut dinyatakan sebanyak 51 responden (100%).
Hal ini dikarenakan pihak pemrakarsa (Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV telah
berulangkali melakukan sosialisasi rencana pembangunan Bendungan Ameroro
ini melalui studi-studi atau kajian sebelumnya). Masyarakat yang telah
mengetahui adanya rencana pembangunan bendungan tersebut dari berbagai
sumber informasi mulai dari sosialisasi/pertemuan formal, oleh aparat desa,
sesama warga, anggota keluarga, pengumuman, surat pemberitahuan maupun
oleh petugas. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dalam gambar sebagai berikut.
Tabel 3.5. Sumber Informasi Pembangunan Bendungan Ameroro
Informasi Sumber Informasi
Desa Asal Ʃ
No Tidak
Responden Responden Tahu Pemerintah Teman Lainnya
Tahu
1 Desa Amaroa 20
2 Desa Tamesandi 12
3 Desa Rawua 10 51 0 26 18 7
4 Desa Lainnya 4
5 Tidak Diketahui 5
Jumlah 51 51 0 26 18 7

Dari gambar di atas terlihat bahwa 26 responden (51,00%) menyatakan pernah


mendengar dari aparat pemerintah. Terbanyak kedua adalah bersumber dari
sesama warga/teman yang dinyatakan oleh 18 responden (35,00%) dan dari
sumber lainnya sebanyak 7 responden (14,00%).
Informasi tentang manfaat adalah sangat penting, jika pembangunan Bendungan
Ameroro tidak memberikan manfaat bagi masyarakat, maka akan terjadi masalah
dikemudian hari; keberlanjutan Bendungan Ameroro akan terganggu oleh pihak-
pihak yang mengatakan bahwa tidak memberikan manfaat bagi mereka. Hampir
seluruh responden mengatakan bahwa pembangunan Bendungan Ameroro
sangat bermanfaat bagi mereka. Hasil wawancara terhadap responden diperoleh

3-10
LAPORAN AKHIR
STUDI LARAP BENDUNGAN AMERORO DI KAB. KONAWE

jawaban bahwa 39,2 % (20 orang) menjawab dapat mendorong kemajuan


ekonomi masyarakat desa, sejumlah 25,5 % (13 orang) mengatakan dengan
dibangunnya irigasi ini akan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat di desa dan 3,9 % (2 orang) sepakat bahwa dengan adanya irigasi ini
akan mampu mengambangkan usaha masyarakat. Namun ada 10 orang
responden yang mengatakan tidak memperoleh manfaat dari pembangunan
Bendungan Ameroro.
Tabel 3.6. Persepsi Responden Terhadap Manfaat Adanya Bendungan Ameroro
Persepsi Masyarakat
Desa Asal Ʃ
No Kemajuan Lapangan Pengembangan Tidak Tidak
Responden Responden
Desa Kerja Usaha Ada Tahu

1 Desa Amaroa 20
2 Desa Tamesandi 12
3 Desa Rawua 10 20 13 2 10 6
4 Desa Lainnya 4
5 Tidak Diketahui 5
Jumlah 51 20 13 2 10 6

Gambar 3.8. Persepsi Responden Terhadap Manfaat Adanya Bendungan


Ameroro

3-11

Anda mungkin juga menyukai