Anda di halaman 1dari 15

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kabupaten Poso ialah sebuah kabupaten di Provinsi Sulawesi Tengah yang

beribukota di Kota Poso. Terletak di antara 0 06 56” –3 37” 41” Lintang Selatan

dan 123” 05” 25” –123” 06” 17” Bujur Timur.Sebelah Utara berbatasan dengan

Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo, sebelah aSelatan berbatasan dengan

Kabupaten Morowali dan Provinsi Sulawesis Selatan, sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan perairan Teluk Tolo, dan sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Donggala.Luas wilayah Kabupaten Poso ialah

8.712,25km²atau 12,8% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah.

Desa Doda merupakan salah satu desa diantara delapan desa yang berada

diwilayah Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah

dengan jarak 0 Km dari ibu kota Kecamatan, 146 Km dari ibu kota Kabupaten,

dan 164 Km dari ibu kota Provinsi, dengan luas wilayah 165,48 ha, terdiri dari 4

dusun dan 8 RT. Desa Doda mempunyai batas – batas sebagai berikut ;

 Sebalah Utara berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kawasan Taman Nasional Lore Lindu.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Lempe.

17
4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden (petani) merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh

responden usahatani Padi Sawah di Desa Doda Kecamatan Lore Tengah

Kabupaten Poso. Karakteristik yang memliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani dapat dijelaskan sebagai

berikut:

4.2.1 Umur Responden

Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan sikapnya

dalam mengelola usahataninya, terutama mempengaruhi kemampuan fisik dan

prestasi kerja secara fisik maupun mental serta dalam hal pengambilan keputusan

tentang usahatani yang dilakukan. Petani yang berumur relatif muda mempunyai

kemampuan fisik yang kuat, semangat kerja yang relatif tinggi dibandingkan

dengan petani yang berumur relatif lebih tua. Identifikasi responden berdasarkan

umurnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Identitas Responden Berdasarkan Umur Dalam Usahatani di Desa


Doda
No Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)
.
1. 28 – 34 2 20,00
2. 35 -41 5 50,00
3. 42 – 48 3 30,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Data Primer (diolah), 2019.

Tabel 1 menunjukkan bahwa umur responden petani yang melakukan

usahatani padi sawah berada pada tingkat usia kerja yang produktif yaitu untuk

klasifikasi umur responden petani 28-34 tahun sebanyak 2 orang dengan

18
persentase 20%, umur 35-41 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 50% dan

umur 42-48 tahun sebanyak 3 orang dengan persentase 30%. Hal ini menunjukkan

bahwa usahatani padi sawah di Desa tersebut masih dapat diusahakan dengan

sangat baik, mengingat umur petani responden yang mengusahakan usahatani padi

sawah tergolong dalam usia muda kerja produkif. Umur produktif berada pada

kisaran umur 15-64 tahun (BPS, 2006).

4.2.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan merupakan faktor pendukung dalam suatu kegiatan

usahatani yang berhubungan dengan kemampuan berfikir. Secara relatif

semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh seseorang maka akan

semakin baik teknik perencanaan usahatani yang dilakukan dan lebih muda

menerapkan teknologi jika dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat

pendidikan rendah. Namun, tingkat pendidikan tinggi bukan satu-satunya syarat

untuk perbaikan keputusan tetapi juga harus diikuti dengan pengalaman

berusahatani. Tingkat pendidikan responden cukup bervariasi yaitu SMP,

DIPLOMA, SMA dan S1. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan responden

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Usahatani


Padi Sawahdi Desa Doda selama satu kali Musim Tanam
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1. SMP 2 20,00
2. SMA 5 50,00
3. DIPLOMA 1 10,00
4 S1 2 20,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

19
Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak

adalah SMA sebanyak 5 orang (50%), SMP sebanyak 2 orang (20%), DIPLOMA

sebanyak 1 orang (10%), dan S1 sebanyak 2 orang (20%). Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan responden tergolong baik karena persentase terbanyak

pada tingkat SMA. Namun untuk memaksimalkan produksi suatu usahatani tidak

serta merta dipengaruhi oleh tingkat pendidikan melainkan pengalaman berusaha

tanilah yang sangat mempengaruhi besar kecilnya produksi. Dengan pengalaman

tersebut dapat menjadikan acuan bagi para petani responden untuk mendapatkan

produksi yang maksimal serta meningkatkan pendapatan.

4.2.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Jumlah tanggungan dari tiap-tiap kepala keluarga ditentukan oleh

banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab dari keluarga tersebut.

Keluarga yang mempunyai jumlah tanggungan yang besar merupakan beban

untuk menyediakan segala kebutuhannya. Jumlah tanggungan keluarga petani

padi sawah di desa tersebut terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Identitas Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga


Usahatani Padi Sawahdi Desa Doda Selama Satu Kali Musim Tanam
No Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%)
.
1. 2 3 30,00
2. 3 3 30,00
3. 4 2 20,00
4. 5 1 10,00
5. 6 1 10,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

20
Tabel 3 menunjukkan menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga

petani responden sebanyak 2 orang memiliki tanggungan sebesar 3 orang dengan

presentase (30%), 3 orang memiliki tanggungan sebesar 3 orang dengan

presentase (30%), 2 orang memiliki tanggungan sebesar 4 orang dengan

presentase (20%), 1 orang memiliki tanggungan sebesar 5 dengan presentase

(10%), dan 1 orang memilki tanggungan keluarga sebesar 6 orang dengan

persentase (10%). Tanggungan keluarga yang produktif bagi petani merupakan

sumber tenaga kerja yang utama untuk menunjang kegiatan usahanya, karena

selama pekerjaan masih dapat dilakukan oleh keluarga maka akan mengurangi

pengeluaran upah tenaga kerja.

4.2.4 Pengalaman Berusahatani

Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penentu

keberhasilan usahatani. Pengalaman yang cukup lama akan memperkecil resiko

kesalahan yang dapat terjadi dalam berusahatan karena keputusan atau tindakan

yang diambil dapat terencana. Pengalaman berusahatani berhubungan erat dengan

tingkat umur responden.

Umumnya bahwa semakin tua umur responden semakin lama pula

berusahataninya. Tingkat pengalaman petani padi sawah di Desa Doda terlihat

pada Tabel 4.

21
Tabel 4. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pengalaman Petani Padi
Sawah di Desa Doda Selama Satu Kali Musim Tanam
No. Pengalaman Berusahatani Jumlah Persentase
(Tahun) (%)
1. 5–8 1 10,00
2. 9 – 12 5 50,00
3. 13 – 16 4 40,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2019

Tabel 4 menunjukkan bahwa pengalaman usahatani responden antara 5-8

tahun berjumlah 1 orang dengan presentase (10%), pengalaman antara 9-12 tahun

berjumlah 5 orang dengan presentase (50%), dan pengalaman antara 13-16 tahun

berjumlah 4 orang dengan presentase (40%). Lamanya pengalaman dalam

berusahatani akan mempengaruhi pengetahuan dan keterampilan berusahatani dan

cara tepat mengaplikasikan solusi dari permasalahan yang ada dalam

mengusahakan produksi padi sawah sehingga dapat meminimalisir kemungkinan

gagal panen dalam berusahatani.

4.3 Analisis Usahatani

4.3.1 Penggunaan Benih

Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan sebuah keberhasilan

dalam usahatani. Berdasarkan hasil wawancara rata-rata varietas benih yang

ditanam oleh petani di Desa Astina yaitu verietas Ciherang. Andoko (2002)

menyatakan bahwa benih bermutu yaitu benih yang jenisnya murni, kering, sehat,

bebas dari penyakit, bebas dari biji rerumputan yang tidak dikehendaki. Benih

yang baik pula memiliki daya kecambah yang tinggi, paling tidak 90%. Benih

22
dengan kreteria tersebut akan menghasilkan tanaman yang sehat, kekar, kokoh,

dan pertumbuhan yang seragam.setiap hektar sawah membutuhkan benih 20-25

kg, dengan asumsi daya tumbuh 90 % (Effendy,2016).

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Rata-Rata penggunan benih dalam

usaha padi sawah di Desa Doda adalah sebesar 123,9 kg/1,74 ha atau 71,21 Kg/ha.

Dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.495.600,00/1,74 ha atau

Rp.284.838,00/ha.

Jika dilihat dari banyaknya bibit atau benih yang digunakan dalam satu ha

lahan, maka dapat dikatankan bahwa benih yang digunakan buklanlah benih yang

berkualitas baik seperti yang dikatakan dalam karya tulis Effendy (2016).

4.3.2 Luas Lahan

Luas lahan adalah besarnya lahan yang dikelola dalam berusahatani untuk

menghasilkan produksi. Luas lahan merupakan faktor terpenting dalam suatu

usahatani dimana semakin besar lahan yang dikelola maka semakin besar pula

produksi yang dihasilkan, demikian pula sebaliknya semakin sempit lahan yang

dikelola makan semakin sedikit pula produksi yang dihasilkan

Tabel 5. Analisis Usahatani Berdasarkan Luas Lahan Pada Usahatani Padi


Sawah di Desa Doda Selama Sekali Musim Tanam
No. Total Luas Lahan (ha) Rata-Rata Luas Lahan (ha)
1. 17,4 1,74
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019

Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan yang digarap oleh

responden dalam usahatani padi sawah di Desa Doda Kecamatan Lore Tengah

Kabupaten Poso selama sekali musim tanam adalah seluas 1,74 ha.

23
4.3.2 Penggunaan Pupuk

Pupuk adalah salah satu faktor produksi yang dapat meningkatkan hasil

tanaman secara optimal jika diberikan dengan dosis dan waktu yang tepat.

Pemupukan merupakan keharusan, karena tiap periode umur tanaman banyak

menguras ketersediaan unsur hara dalam tanah. Penggunaan pupuk yang tepat

waktu serta pilihan berbagai macam komposisi pupuk berdasarkan dengan zat

yang dibutuhkan tanah tersebut (Bagus, 2012).

Hasil penelitian di Desa Doda menunjukkan bahwa jenis pupuk yang

digunakan petani responden adalah Urea, Phonska, dan ZA. Pada dasarnya

pemupukan dianjurkan sebanyak 2 kali yaitu pupuk dasar dan susulan. Sebagian

petani responden hanya melakukan 2 kali pemupukan sesuai anjuran. Rata-rata

penggunaan pupuk dasar dengan menggunakan urea. Sedangkan petani yang

melakukan pemupukan ke-2 menggunakan kombinasi ketiga jenis pupuk tersebut

Besar biaya dan banyaknya penggunaan pupuk pada usaha padi sawah di

Desa Doda dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Analisis Usahatani Berdasarkan Penggunaan Pupuk Dalam


Usahatani Padi Sawah di Desa Doda Selama Satu Kali Musim
tanam
No. Jenis Pupuk Jumlah Biaya
(Kg) (Rp)
1. Urea 90,3 189.630,00
2. Phonska 181,9 491.130,00
3. ZA 80,7 163.260,00
Total 352,9 844,020,0
Sumber : Data Primer (Diolah), 2019

24
Tabel 6 menunjukkan bahwa Rata-rata biaya penggunaan pupuk Urea

sebesar Rp189.630,00 /1,74ha atau Rp.108.983,00 /ha, biaya penggunaan pupuk

Phonska sebesar Rp. 491.130,00 /1,76ha atau Rp282.259,00 /ha, dan biaya

penggunaan pupuk ZA sebesar Rp163.260,00/1,74ha atau Rp.93.827,00/ha. Total

biaya rata-rata penggunaan pupuk yang digunakan petani padi sawah adalah

Rp.844,020 /1,74ha atau Rp.485.069 /ha. Penggunaan pupuk yang digunakan oleh

petani responden disesuaikan dengan luas lahan yang mereka miliki.

4.3.3 Penggunaan Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh atau

mengendalikan berbagai hama dalam arti luas (jazad pengganggu). Kata pestisida

berasal dari kata pest = hama (jazad pengganggu) dan cida = pembunuh, jadi

artinya pembunuh hama (jazad pengganggu) yang bertujuan meracuni hama,

tetapi kurang atau tidak meracuni tanaman tanaman atau hewan (Effendy,2016).

Penggunaan Pestisida disesuaikan dengan kondisi tanaman dan harus

sesuai dengan dosis yang dianjurkan, penyemprotan pestisida dilakukan jika

terdapat hama ataupun penyakit. Penggunaanpestisida tidak meningkatkan

produksi akan tetapi mempertahankan produksi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penggunaan pestisida di Desa Doda menggunakan pestisida jenis Clipper,

DMA, dan Ally. Khusus untuk pestisida jenis Ally, merupakan pestisida

bertekstur padat (serbuk) yang diedarkan dengan satuan gram dan kemudian

dikonversi kedalam bentuk Liter. Adapun besar biaya yang dikeluarkan oleh

petani responden dapat dilihat pada tabel berikut.

Catatan : konversi (Kg ¿>¿ L) Jumlah Pestisida( Kg)


Liter =
1000

25
Tabel 7. Analisis Usahatani Berdasarkan Penggunaan Pestisida dalam
Usahatani Padi Sawah di Desa Doda Selama Satu Musim Tanam
No. Jenis Pestisida Jumlah Biaya
(L) (Rp)

1. Cliper 1,238 456.070,00


2. DMA 1,066 3.198.000,00
3. Ally 0,079 1.827,00
Jumlah 3.688.200,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2019

Tabel 7 menunjukkan bahwa Rata-rata penggunaan pestisida DMA 1,066

Liter/1,74 ha atau 0,6 Liter/ha, pestisida Clipper 1,238 Liter/1,74 ha atau 0,7

Liter/ha, dan pestisida Ali 0,079Liter/1,74 ha atau 0,045 Liter /ha. Total biaya

yang dikeluarkan dalam penggunaan pestisida sebesar Rp. 3.688.200,00 /1,74ha

atau Rp.2.119.655,00/ha. Penggunaan pestisida disesuaikandengan luas lahan dan

hama penyakit yang menyerang tanaman padi sawah.

4.3.4 Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja ialah salah satu faktor penentu dalam melakukan usahatani,

terutama bagi usahatani padi sawah yang sangat tergantung pada musim. Tenaga

kerja yang efektif dan memiliki keahlian dan ketrampilan serta kemampuan yang

memadai merupakan faktor yangpenting dalam mencaptai tujuan dalam

berusahatani. Baik buruknya tenaga kerja yang di gunakan sangat berpengaruh

terhadap pelaksanaan usahatani, dengan keahlian dan keterampilan yang di miliki

tenaga kerja maka keberhasilan akan dicapai dalam melaksanakan usahatani

tersebut. Berikut adalah rincian total biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan

Tenaga Kerja untuk usaha padi sawah di Desa Doda dalam satu musim tanam.

26
Tabel 8. Analisis Usahatani Berdasarkan Penggunaan Tenaga Kerja (HOK)
yang Digunakan dalam Usaha Padi Sawah di Desa Doda Selama
Satu Kali Musim Tanam
No. Jenis Kegiatan Jumlah Biaya
(HOK) (Rp)
1. Pengelolahan 2,01 475.000,00
2. Penanaman 1,74 100.500,00
3 Pemupukan 61,5 3.075.000,00
4. Penyemprotan 1,86 930.000,00
5. Panen 5,33 266.500,00
6. Paska Panen 3,61 180.500,00
Total 91,101 4.555.050,00
Sumber : Data Primer (Diolah), 2019

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata total HOK penggunaan tenaga

kerja petani padi sawah di Desa Doda sebanyak 91,101 HOK/1,74ha 52,36

HOK/ha, dengan rata-rata biaya yang dikeluarkan sebesar Rp4.555.050,00/1,74ha

atau Rp.2.617.844,00/ha.

4.4 Analisis Pendapatan

4.4.1 Biaya Variabel

Biaya variabel merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang di peroleh. Besar kecilnya hasil produksi maka akan mempengaruhi

biaya yang diperlukan dalam usahatani biaya tersebut akan berubah-ubah

jumlahnya. Biaya variabel pada penelitian ini meliputi benih, pupuk, pestisida,

tenaga kerja, dan sewa traktor. Biaya variabel usahatani padi sawah di Desa Doda

terlihat pada tabel 9 berikut.

27
Tabel 9. Rata-Rata Biaya Variabel Usahatani Padi Sawah di Desa Doda
Selama Satu Kali Musim Tanam
No. Uraian Biaya (Rp)
1. Benih 495.600,00
2. Pupuk 844.020,00
3. Pestisida 3.688.200,00
4. Tenaga Kerja (HOK) 4.555.050,00
Jumlah rata-rata 9.582.870,00
Sumber : data Sekunder (diolah), 2019

Tabel 9 menunjukkan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan petani dalam

usahatani padi sawah yang terdiri dari biaya benih sebesar Rp. 495.600,00 , biaya

pupuk sebesar Rp. 844.020,00, biaya pestisida sebesar Rp. 3.688.200,00, dan

Biaya Upah Tenaga Kerja (HOK) sebesar Rp. 4.555.050,00. Jumlah rata-rata

biaya variabel sebesar Rp. 9.582.870,00/1,74 ha atau Rp.5.507.397,00 /ha.

4.4.2 Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan tidak

berpengaruh terhadap hasil produksi yang dihasilkan. Biaya tetap meliputi pajak

lahan,penyusutan alat dan sewa lahan. Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap

jumlahnya dan tidak berpengaruh terhadap hasil produksi yang dihasilkan. Biaya

tetap meliputi pajak lahan,penyusutan alat dan sewa lahan. Biaya tetap usahatani

padi sawah di Desa Doda terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-Rata Biaya Tetap Usahatani Padi Sawah di Desa Doda
Selama Satukali M,usim Tanam
Uraian Nilai (Rp)
Pajak Tanah 36.800,00
Penyusutan Alat 124.540,00
Sewa Lahan 250.000,00
Jumlah 441.340,00

28
Sumber : data Sekunder (diolah), 2019

Tabel 10 menunjukkan bahwa biaya tetap yang dikeluarkan petani dalam

usahatani padi sawahyang terdiri dari pajak tanah sebesar Rp. 36.800,00 , biaya

penyusutan alat sebesar Rp. 124.540,00, dan sewah lahan sebesar Rp. 250.000,00.

Jumlah rata-rata biaya tetap sebesar Rp. 411.340,00 /1,74ha atau

Rp.253.644,00/ha.

4.4.3 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani padi sawah adalah perkalian antara produksi yang

diperoleh dalam berusahatani selama satu kali musim tanam dengan harga jual

produksi yang berlaku ditingkat petani. Besar kecilnya penerimaan yang diperoleh

petani ditentukanoleh besarnya produksi dan harga jual. Penerimaan adalah

perkalian antara produksiyang diperoleh dengan harga jual (Wafda, 2014).

Rata-rata produksi padi sawah yang dihasilkan petani di Desa Doda selama

satu kali musim tanam ada yang sama dan adayang berbeda-beda berdasarkan luas

lahan yang diusahakan.

Tabel 11. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan yang diperoleh pada Usaha
Padi Sawah di DesaDoda Selama Satukali Musim Tanam
No. Produksi Harga Nilai
(Kg) (Rp/Kg) (Rp)

1. 3.960 8.500,00 33.660.000,00


Sumber : data sekunder (diolah),2019.

Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usaha padi sawah di

Desa Doda sebesar Rp.33.660.000,00/1,74 ha atau Rp. 19.344.827,00/ha dengan

jumlah rata-rata produksi sebesar 3.980 Kg/1,74ha atau 2.287,3K kg/ha dan rata-

rata harga yang berlaku ditingkat petani sebesarRp. 8.500/Kg.

29
4.4.4 Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara total penerimaan dengan

total biaya yang dikeluarkan petani selamasatu kali musim tanam,yang menjadi

pemas ukan petani untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Pendapatan petani

dapat dilihat dari seberapa banyak produksi padi sawah yang dihasilkan oleh

petani, dimana semakin banyak produksi yang dihasilkan, maka pendapatan yang

diperoleh semakin besar dengan biaya yang dikeluarkan tidak lebih besar

dibandingkan dengan penerimaan. Analisis pendapatan usahatani berfungsi untuk

mengukur apakah kegiatan usahatani menguntungkan atau tidak (Yuliaty, 2013).

Rata-Rata Pendapatan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 12. Analisis Pendapatan pada Usaha Padi Sawah di Desa Doda Selama
Satukali Musim Tanam
No. Uraian Nilai (Rp/ha)
1. Rata-Rata Penerimaan 33.660.000,00
2. Biaya Tetap
1. PajakTanah 36.800,00
2. Sewa Lahan 250.000,00
3. Biaya Penyusutan Alat 124.500,00
Sub Total 441.340,00
Biaya Variabel
1. Benih 495.600,00
2. Pupuk 844.020,00
3. Pestisida 3.688.200,00
4. Tenaga Kerja (HOK) 4.555.050,00
Sub Total 9.582.870,00
4. Total Biaya (Biaya Tetap + Variabel) 10.024.210. 00
5. Pendapatan (1-4) 23.645.790,00
Sumber : data Sekunder (diolah),2019

30
Tabel 12 menunjukkan bahwa besar Rata-Rata Pendapatan yang diperoleh

pada Usaha a dalam satu kali musim tanam adalah sebesar Padi Sawah di Desa

Doda Rp. 23.645.790,00/1.74 ha atau Rp.13.589.534,00/ha.

31

Anda mungkin juga menyukai