Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KONSEP DIRI

A. Definisi

Konsep diri merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang

tidak didapat sejak lahir, akan tetapi dapat dipelajari sebagai hasil dari

pengalaman seseorang terhadap dirinya. Konsep diri ini berkembang secara

bertahap sesuai dengan tahap perkembangan psikososial seseorang.Secara umum

konsep diri adalah semua tanda, keyakinan dan pendirian yang merupakan suatu

pengetahuan individu tentang dirinya yang dapat memengaruhi hubungannya

dengan orang lain, termasuk karakter, kemampuan, nilai, ide dan tujuan.

(Hidayat, 2006:238).

Diri merupakan bagian paling kompleks dari semua kualitas

manusia.Diri adalah kerangka acuan dimana seseorang mempersepsi dan

mengevaluasi dunia.Konsep diri terdiri semua nilai-nilai, keyakinan dan ide-ide

yang berkonstribusi terhadap pengetahuan diri dan memengaruhi hubungan

seseorang tentang karakteristik dan kemampuan pribadi serta tujuan dan cita-cita

seseorang. (Stuart,2016:213).

B. Penyebab

1. Faktor predisposisi

a. Biologi : harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak

tercapai karena dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain

seperti : suhu dingin atau panas, suara bising, rasa nyeri atau sakit,
kelelahan fisik, lingkungan yang tidak memadai dan pencemaran

(polusi) udara atau zat kimia.

b. Psikologi : penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis,

kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,

ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.

Stressor yang lain adalah konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.

c. Sosio kultural Stereotipi peran gender, tuntutan peran kerja, harapan

peran budaya, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur

sosial.

d. Faktor predisposisi gangguan citra tubuh

1) Kehilangan / kerusakan bagian tubuh.

2) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh.

3) Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur

maupun fungsi tubuh.

4) Prosedur pengobatan seperi radiasi, transplantasi, kemoterapi

e. Faktor predisposisi gangguan harga diri

1) Penolakan dari orang lain.

2) Kurang penghargaan.

3) Pola asuh yang salah

4) Kesalahan dan kegagalan yang berulang.

5) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.


f. Faktor predisposisi gangguan peran

1) Transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,

perubahan situasi dan keadaan sehat – sakit.

2) Ketegangan peran, ketika individu menghadapi dua harapan yang

bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi.

3) Keraguan peran, ketika individu kurang pengetahuannya tentang

harapan peran yang spesifik dan bingung tentang tingkah laku peran

yang sesuai.

4) Peran yang terlalu banyak.

g. Faktor predisposisi gangguan identitas diri

1) Ketidakpercayaan orang tua pada anak.

2) Tekanan dari teman sebaya.

3) Perubahan struktur sosial (Stuart,2016 : 221).

2. Faktor presipitasi

Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar

individu terdiri dari :

a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan

peristiwa yang mengancam kehidupan.

b. Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak

adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan

dengan hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya. Ada

3 jenis transisi peran :


1) Perkembangan transisi, yaitu perubahan normatif yang berkaitan

dengan pertumbuhan. Pertumbuhan ini termasuk tahap

perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma –

norma budaya, nilai – nilai, serta tekanan untuk menyesuaikan diri.

2) Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya anggota

keluarga melalui peristiwa penting dalam kehidupan individu seperti

kelahiran atau kematian.

3) Transisi peran sehat – sakit terjadi akibat pergeseran dari keadaan

sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh :

a) Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.

b) Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang normal.

c) Prosedur medis dan perawatan (Stuart,2016 : 221).

C. Jenis

1. Persepsi diri

Persepsi seseorang tentang realitas dipilih dan didasarkan pada

pengalaman konsisten dengan pandangan seseorang saat ini terhadap diri.Cara

seseorang berperilaku adalah hasil dari bagaimana seseorang mempersepsikan

situasi.Bukan peristiwa itu sendiri yang memunculkan respons tertentu

melainkan pengalaman subjektif individu terhadap peristiwa itu. Persepsi diri

sulit untuk berubah namun ada cara untuk mengubah persepsi, termasuk

memodifikasi proses kognitif, mengkonsumsi obat-obatan, mengalami


gangguan sensorik, dan menciptakan perubahan biokimia dalam tubuh

(Stuart,2016:214).

2. Citra tubuh

Citra tubuh adalah jumlah dari sikap sadar dan bawah sadar

seseorang terhadap tubuh sendiri.Hal ini termasuk persepsi sekarang dan masa

lalu serta perasaan tentang ukuran, fungsi, bentuk/penampilan, dan

potensi.Citra tubuh terus berubah saat persepsi dan pengalaman baru terjadi

dalam kehidupan.Eksistensi tubuh menjadi penting dalam mengembangkan

citra tubuh seseorang. Pakaian menjadi identitas tubuh, seperti halnya barang

milik seseorang (Stuart,2016:214).

3. Ideal diri

Merupakan persepsi seseorang mengenai bagaimana berperilaku

berdasarkan standar pribadi tertentu.Standar ini mungkin menggambarkan tipe

seseorang yang diinginkan atau aspirasi, tujuan, atau nilai-nilai yang ingin

dicapai. Ideal diri menimbulkan harapan diri berdasarkan norma-norma

masyarakat, yang dicobanya untuk menyesuaikan diri (Stuart,2016:214-215).

4. Harga diri

Merupakan penilaian harga diri pribadi seseorang, berdasarkan

seberapa baik perilakunya cocok dengan ideal diri.Seberapa sering seseorang

mencapai tujuan secara langsung mempengaruhi perasaan kompeten (harga

diri tinggi) atau rendah diri (harga diri rendah).Harga diri tinggi adalah

perasaan penerimaan diri, tanpa syarat, meskipun salah, kalah dan gagal,
sebagai pembawaan yang berharga dan penting. Harga diri yang tinggi telah

dikaitkan dengan ansietas yang rendah, fungsi kelompok yang efektif,

penerimaan, dan toleransi dari yang lain (Stuart,2016:215-216).

5. Penampilan peran

Peran adalah sekumpulan pola perilaku yang diharapkan secara sosial

berhubungan dengan fungsi seseorang dalam kelompok sosial yang

berbeda.Perilaku peran berkaitan erat dengan konsep diri dan identitas, dan

gangguan peran yang sering melibatkan konflik antara fungsi independen dan

dependen.Harga diri tinggi dihasilkan dari peran yang memenuhi kebutuhan

dan sesuai dengan ideal diri seseorang.

6. Identitas diri

Merupakan kesadaran diri yang didasarkan pada observasi dan

penilaian diri.Hal ini tidak terkait dengan satu prestasi, aktivitas, karakteristik,

atau peran. Identitas berbeda dari konsep diri yaitu perasaan berbeda dari

orang lain. Orang dengan rasa identitas positif melihat dirinya sebagai

individu yang unik dan berharga (Stuart,2016:216).

D. Tanda dan gejala

Perilaku yang berhubungan dengan gangguan konsep diri antara lain:

1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan

3. Perasaan tidak mampu

4. Rasa bersalah
5. Sikap negatif pada diri sendiri

6. Sikap pesimis pada kehidupan

7. Keluhan sakit fisik

8. Pandangan hidup yang terpolarisasi

9. Menilak kemampuan diri sendiri

10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

11. Perasaan cemas dan takut

12. Merasionalisasi penolakan atau menjauh dari umpan balik positif

13. Ketidakmampuan menentukan tujuan (Wijayaningsih, 2015 : 50).

E. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Keperawatan Dibagi menjadi empat yaitu :

a. Memberi kesempatan untuk berhasil

b. Menanamkan gagasan

c. Mendorong aspirasi

d. Membantu membentuk koping

2. Penatalaksanaan Medis

a. Clorpromazine ( CPZ )

Untuk sindrom psikosis yaitu berat dalam kemampuan menilai realitas,

kesadaran diri terganggu, waham, halusinasi, gangguan perasaan dan

perilaku aneh, tidak bekerja, hubungan sosial dan melakukan aktivitas

rutin. Efek saamping : sedasi, gangguan otonomik serta endokrin (Keliat,

2001).
b. Trihexyphenidyl ( THP ) Untuk segala jenis penyakit Parkinson, termasuk

pascaa enchepalitis dan idiopatik. Efeksamping : hypersensitive terhadap

trihexyphenidyl, psikosis berat, psikoneurosis dan obstruksi saluran cerna

(Keliat, 2001)

c. Haloperidol ( HPL ) Berdaya berat dalam kemampuan menilai realitaas

dalaam fungsi netral serta fungsi kehidupan sehari-hari. Efek samping :

sedasi, gangguan otonomik dan endokrin (Keliat, 2001).

d. Terapi okupasi / rehabilitasi Terapi yang terarah bagi pasien, fisik

maupun mental dengan menggunakan aktivitas terpilih sebagai media.

Aktivitas tersebut berupa kegiatan yang direncanakan sesuai tujuan

(Keliat, 2001)

e. Psikoterapi Psikoterapi yang dapat membantu penderita adalah

psikoterapi suportif dan individual atau kelompok serta bimbingan yang

praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita ke masyarakat

(Keliat, 2001)
F. Pohon masalah

Isolasi social menarik diri

Gangguan konsep diri

Isolasi social menarik diri

(Wijayaningsih,2015:53).

G. Diagnosa keperawatan gangguan konsep diri

1. Gangguan citra tubuh

2. Gangguan identitas diri

3. Harga diri rendah kronis

4. Harga diri rendah situasional

5. Penampilan peran tidak efektif


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika. keliat, B. (2001). Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Singapore: Elsevier.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Edisi


1.Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.Edisi


1.Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Edisi


1.Jakarta : PPNI

Wijayaningsih, K. s. (2015). Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta: Trans Info


Media.
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Citra Citra Tubuh Promosi Citra Tubuh
Tubuh Observasi:
D.0083 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24  Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap
jam diharapkan citra tubuh meningkat. perkembangan
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi perubahan citra tubuh yang
Perubahan Meningka Cukup Sedang Cukup Menuru mengakibatkan isolasi sosial
persepsi tentang t Meningk Menuru n  Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri
penampilan, at n sendiri
struktur dan 1 Verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh Edukasi
fungsi fisik   1 2 3 4 5  Jelaskan pada keluarga tentang perawatan
individu 2 Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain perubahan citra tubuh
  1 2 3 4 5  Anjurkan menggunakan alat bantu
Memburu Cukup Sedan Cukup Membai (mis.wig,kosmetik)
k Membur g Membai k  Anjurkan mengikuti kelompok pendukung
uk k  Latih fungsi tubuh yang dimiliki
3 Melihat bagian tubuh Terapeutik:
  1 2 3 4 5  Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
4 Menyentuh bagian tubuh  Diskusikan perbedaan penampilan fisik
  1 2 3 4 5 terhadap harga diri
 Diskusikan cara mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Gangguan Identitas diri Orientasi realita
identitas diri Observasi:
D.0084 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24  Monitor perubahan orientasi
jam diharapkan identitas diri membaik.  Mnitor perubahan kognitif dan perilaku
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik:
Tidak mampu Menurun Cukup Sedang Cukup Meningk  Perkenanlkan nama saat memulai interaksi
mempertahankan Menurun Meningk at  Orientasikan oaring, tempat dan waktu
keutuhan persepsi at  Hadirkan realita(mis, beri penjelasan
terhadap identitas 1 Perilaku konsisten alternative, hindari perdebatan)
diri   1 2 3 4 5  Sediakan lingkungan dan rutinitas secara
2 Verbalisasi kekhawatiran pada reaksi orang lain konsisten
  meningka Cukup Sedan Cukup menurun  Atur stimulus sensorik dan lingkungan
t Meningk g menurun (mis.kunjungan, pemandangan, suara,
at pencahayaan, bau, dan sentuhan)
3 Perasaan fluktuatif terhadap diri  Gunakan symbol dalam mengorientasikan
1 2 3 4 5 lingkungan (mis.tanda, gambar,warna)
Memburu Cukup Sedan Cukup Membai  Libatkan dalam terapi kelompok orientasi
k Membur g Membai k  Berikan waktu istirahat dan tidur yang cukup,
uk k sesuai kebutuhan
4 Persepsi terhadap diri  Fasilitasi akses informasi (mis.televisi, surat
  1 2 3 4 5 kabar, radio) jika perlu
Edukasi
 Anjurkan perawatan diri secara mandiri
 Anjurkan penggunaan alat bantu (mis.kacamata,
alat bantu dengar, gigi palsu)
 Ajarkan keluarga dalam perawatan orientasi
realita
Promosi koping
Observasi
 Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang
sesuai tujuan
 Identifikasi kemampuan yang dimiliki
 Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk
memenuhi tujuan
 Identifikasi pemahaman proses penyakit
 Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan
hubungan
 Identifikasi metode penyelesaian masalah
 Identifikasi kebutuahn dan keinginan terhadap
dukungan sosial
Terapeutik
 Diskusikan perubahan peran yang dialami
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Diskusikan alas an mengkritik diri sendiri
 Diskusikan untuk mengklarifikasi
keslahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
 Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan
rasa bersalah dan rasa malu
 Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya
pada diri sendiri
 Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang
dibutuhkan
 Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek
tertentu dalam perawatan
 Motivasi untuk menentukan harapan yang
realistis
 Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan
keputusan
 Hindari mengambil keputusan saat pasien
verada dibaeah tekanan
 Motivasi terlibat dalam kegiatan social
 Motivasi mengidentifikasi system pendukung
yang tersedia
 Damping saat berduka (mis.penyakit kronis,
kecacatan)
 Perkenalkan dengan orang atau kelompok atau
kelompok yang berhasil mengalami pengalaman
sama
 Dukung penggunaan mekanisme pertahanan
yang tepat
 Kurangi rangsangan lingkungan yang
mengancam
Edukasi
 Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan yang sama
 Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika
perlu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
 Anjurkan keluarga terlibat
 Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
 Anjurkan cara memecahkan maslah secara
konstruktif
 Latih penggunaan teknik relaksasi
 Latih kemampuan social, sesuai kebutuhan
 Latih mengembangkan penilaian objektif

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Penampilan Peran Penampilan Peran Dukungan Penampilan Peran
Tidak Efektif Observasi:
D.0125 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24  Identifikasi berbagai peran dan periode transisi
jam diharapkan penampilan peran membaik. sesuai tingkat perkembangan
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
Pola perilaku yang Menurun Cukup Sedang Cukup Meningk  Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi
berubah atau Menurun Meningk at Terapeutik
tidak sesuai at  Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap
dengan harapan, 1 Verbalisasi harapan terpenuhi perubahan peran yang tidak diinginkan
norma, dan   1 2 3 4 5  Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi
lingkungan 2 Verbalisasi kepuasan peran reaksi orang lain terhadap perilaku
  1 2 3 4 5  Fasilitasi diskusi tentang perubahan peran
Meningka Cukup Sedan Cukup Menurun Edukasi:
t Meningk g Menuru  Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk
at n pengembangan peran
3 Verbalisasi perasaan bingung menjalankan peran  Diskusikan perubahan peran yang diperlukan
  1 2 3 4 5 akibat penyakit atau ketidakmampuan
4 Perilaku Cemas  Diskusikan strategi positif untuk mengelola
  1 2 3 4 5 perubahan peran
Kolaborasi
 Rujuk dalam kelompok untuk mempejari peran
baru
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Harga Harga Diri Promosi Harga Diri
Diri Rendah Observasi
Situasional  Monitor verbalisasi merendahkan diri sendiri
D.0102 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai
terjadi peningkatan terhadap perasaan positif terhadap diri kebutuhan terapeutik
sendiri Terapeutik
Pengertian : Kriteria Hasil:  Motivasi terlibat dalam vervalisasi positif untuk
Berisiko Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat diri sendiri
mengalami Menurun Meningkat  Diskusikan persepsi negatif diri
evaluasi atau 1 Penilaian Diri Positif Edukasi
perasaan 1 2 3 4 5  Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan
negative 2 Penerimaan Penilaian Positif terhadap diri sendiri dalam perkembangan positif diri pasien
terhadap diri 1 2 3 4 5  Latih cara berpikir dan berprilaku positif
sendiri atau 3 Postur Tubuh Menampakkan wajah
kemampuan 1 2 3 4 5
klien sebagai 4 Perasaan Malu
respon terhadap Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
situasi saat ini Meningka Menurun
t
1 2 3 4 5
5 Perasaan bersalah
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Harga Harga Diri Promosi Harga Diri
Diri Rendah Observasi
Kronis  Monitor verbalisasi merendahkan diri sendiri
D.0101 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam  Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai
terjadi peningkatan terhadap perasaan positif terhadap diri kebutuhan terapeutik
sendiri Terapeutik
Pengertian : Kriteria Hasil:  Motivasi terlibat dalam vervalisasi positif untuk
Berisiko Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat diri sendiri
mengalami Menurun Meningkat  Diskusikan persepsi negatif diri
evaluasi atau 1 Penilaian Diri Positif Edukasi
perasaan 1 2 3 4 5  Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan
negative 2 Penerimaan Penilaian Positif terhadap diri sendiri dalam perkembangan positif diri pasien
terhadap diri 1 2 3 4 5  Latih cara berpikir dan berprilaku positif
sendiri atau 3 Postur Tubuh Menampakkan wajah
kemampuan 1 2 3 4 5
klien yang 4 Perasaan Malu
berlangsung Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
dalam waktu Meningkat Menurun
lama dan terus 1 2 3 4 5
menerus 5 Perasaan bersalah
1 2 3 4 5

Anda mungkin juga menyukai