Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK

SENIOR
UPTD PUSKESMAS KUTA ALAM
PERIODE 1 MEI 16 MEI 2017

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menjalani


Kepaniteraan Klinik
di SMF/Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

disusun oleh :
Kholil Abdul Karim
1407101030208

Pembimbing:

dr. Prita Amelia Siregar


dr. Erliana, M.Kes
dr. Wilda Febrya Minin
dr. Fenty Yulianty

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
BANDA ACEH
2017

LEMBARAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK
SENIOR PUSKESMAS KUTA ALAM
PERIODE 1 MEI S/D 16 MEI 2017

Disusun Oleh:

Kholil Abdul Karim


1407101030208

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani


Kepaniteraan Klinik Senior
pada Bagian FamilyMedicine Fakultas Kedokteran Unsyiah
di UPTD Puskesmas Kuta Alam
Kota Banda Aceh

Disahkan Oleh :
Banda Aceh, 10 Mei 2017

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

dr. Erliana, M.Kes dr.Wilda Febrya Minin dr. Fenty Yulianty


NIP. 19760120 200604 2 009 NIP. 19840220 201412 2 001 NIP. 19850726 201403 2 003

Kepala Bagian FamilyMedicine


Mengetahui
FK UNSYIAH
Kepala UPTD Puskesmas Kuta Alam

dr. Hendra Kurniawan, M.Sc


dr. Prita Amelia Siregar
NIP. 19820305 200812 1 004
NIP. 19620321 200112 2 001
Kepala Bagian Family Medicine
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si
KATA
NIP. PENGANTAR
19831012 201404 2 001
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas berkah dan rahmat-Nyalah penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior pada
Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Unsyiah di
Puskesmas Kuta Alam periode 1 Mei - 16 Mei 2017.
Penyusunan laporan ini berdasarkan data-data yang ada,
bimbingan dan hasil pengamatan yang dilakukan di Puskesmas
Kuta Alam selama mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior
Fakultas Kedokteran Unsyiah.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan
kepada Kepala Puskesmas Kuta Alam dr. Prita Amelia Siregar dan
dokter pembimbing saya dr. Erliana, M.Kes dan dr. Wilda Febrya
Minin beserta seluruh staf yang telah banyak membimbing saya
mulai pelaksanaan tugas hingga pembuatan laporan ini, juga
kepada teman-teman dokter muda yang telah turut memberikan
kontribusinya berupa ide, semangat dan dukungan moral, tak
lupa pula kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
semua tugas dapat dilaksanakan dengan baik.
Saya menyadari dengan segala kerendahan hati bahwa
tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat.

Banda Aceh, Mei 2017


Penulis

LAMPIRAN I
PROMOSI KESEHATAN
LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG
PENYAKIT JANTUNG KORONER DI PUSKESMAS KUTA ALAM

I. PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini
merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan
berkembang, termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global penyakit ini
akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan
kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun
2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh
kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker.
Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit
sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian,
yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang
disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat
orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko
mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis,
imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait.
Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai
bahanbahan energi secara terus menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen dan
nutrisi ini mengalir melalui suatu pembuluh darah yang disebut pembuluh
koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau tersumbat proses transportasi
bahan bahan energi akan terganggu. Akibatnya sel-sel jantung melemah dan
bahkan bisa mati. Gangguan pada pembuluh koroner ini yang disebut penyakit
jantung koroner.
Pengobatan penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekedar
menggurangi atau bahkan menghilangkan keluhan. Yang paling penting adalah
memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan meningkat. Sebagian
besar bentuk penyakit jantung adalah kronis, pemberian obat umumnya berjangka
panjang, meskipun obat-obat itu berguna tetapi juga memberikan efek samping.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengobatan ada beberapa obat, meskipun
memulihkan keadaan, tidak selalu membuat lebih baik, penggunaan obat harus
secara teratur. Penghentian penggobatan tanpa konsultasi dengan dokter dapat
menimbulkan masalah baru.

II. NAMA KEGIATAN


Penyuluhan Tentang Penyakit Jantung Koroner
III. TUJUAN KEGIATAN
1. Menjelaskan tentang latar belakang dan definisi penyakit
jantung koroner
2. Menjelaskan tentang faktor risiko penyakit jantung koroner
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala penyakit jantung koroner
4. Menjelaskan tentang pengelolaan, dan pencegahan penyakit
jantung koroner

IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan pada tanggal:
Hari/Tanggal : Kamis, 4 Mei 2017
Waktu : 08.00 wib s/d selesai
Tempat : Puskesmas Kuta Alam
Topik : Penyakit Jantung Koroner

V. PESERTA KEGIATAN
Kegiatan diikuti oleh pasien dan keluarga pasien yang
datang ke puskesmas Kuta Alam.

VI. METODE PENYULUHAN


Adapun metode penyuluhan yang dilakukan yaitu dengan
cara komunikasi langsung kepada pasien dan keluarga pasien
yang datang ke Puskesmas Kuta Alam dengan materi penyuluhan
yang sudah dipersiapkan sebelumnya dan memberi kesempatan
interaksi tanya jawab sesudah materi penyuluhan selesai
disampaikan. Metode kegiatan penyuluhan dibagi dalam 3 tahap
yaitu :
a. Tahap pengenalan dan penggalian pengetahuan
peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih
dahulu menyampaikan maksud dan tujuan diberikan
penyuluhan sebelum materi disampaikan.
b. Penyampaian Materi
Materi disampaikan dengan menggunakan alat bantu
penyajian berupa leaflet. Dan disela materi penyaji
memberikan kesempatan bertanya jika ada materi yang
tidak dimengerti.
c. Penutup
Setelah penyampaian materi, penyaji memberikan
kesempatan peserta untuk bertanya.

VII. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi
penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan
atau penyumbatan ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang
sering ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung
memompa darah akan hilang, sehingga sistem kontrol irama jantung akan
terganggu dan selanjutnya bisa menyebabkan kematian.

2. Etiologi Penyakit Jantung Koroner


Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada perinsipnya disebabkan
oleh dua faktor utama yaitu:
1) Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan penyebab penyakit arteri
koroneria yang paling sering ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan
penimbunan lipid dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria, sehingga secara
progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila lumen menyempit maka
resistensi terhadap aliran darah akan meningkat dan membahayakan aliran darah
miokardium.
2) Trombosis
Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan lama kelamaan
berakibat robek dinding pembuluh darah. Pada mulanya, gumpalan darah
merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegahan perdarahan berlanjut
pada saat terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek tersebut,
yang kemudian bersatu dengan keping-keping darah menjadi trombus. Trombosis
ini menyebabkan sumbatan di dalam pembuluh darah jantung, dapat
menyebabkan serangan jantung mendadak, dan bila sumbatan terjadi di pembuluh
darah otak menyebabkan stroke.

3. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner


Secara statistik, seseorang dengan faktor resiko
kardiovaskuler akan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk
menderita gangguan koroner dibandingkan mereka yang tanpa
faktor resiko. Semakin banyak faktor resiko yang dimiliki,
semakin berlipat pula kemungkinan terkena penyakit jantung
koroner. Faktor-faktor resiko yang dimaksud adalah merokok,
alkohol, aktivitas fisik, berat badan, kadar kolesterol, tekanan
darah (hipertensi) dan diabetes.

Faktor-faktor resiko dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang


dapat diubah dan tidak dapat diubah.
1) Faktor resiko lain yang masih dapat diubah
a. Hipertensi
Tekanan darah yang terus meningkat dalam jangka waktu
panjang akan mengganggu fungsi endotel, sel-sel pelapis dinding
dalam pembuluh darah (termasuk pembuluh koroner). Disfungsi
endotel ini mengawali proses pembentukan kerak yang dapat
mempersempit liang koroner. Pengidap hipertensi beresiko dua
kali lipat menderita penyakit jantung koroner. Resiko jantung
menjadi berlipat ganda apabila penderita hipertensi juga
menderita DM, hiperkolesterol, atau terbiasa merokok.Selain itu
hipertensi juga dapat menebalkan dinding bilik kiri jantung yang
akhirnya melemahkan fungsi pompa jantung. Resiko PJK secara
langsung berhubungan dengan tekanan darah, untuk setiap
penurunan tekanan darah diastolik sebesar 5mmHg resiko PJK
berkurang sekitar 16%.
b. Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus (DM) berpotensi menjadi ancaman
terhadap beberapa organ dalam tubuh termasuk jantung.
Keterkaitan diabetes mellitus dengan penyakit jantung sangatlah
erat. Resiko serangan jantung pada penderita DM adalah 2-6 kali
lipat lebih tinggi dibandingkan orang tanpa DM. Jika seorang
penderita DM pernah mengalami serangan jantung, resiko
kematiannya menjadi tiga kali lipat lebih tinggi. Peningkatan
kadar gula darah dapat disebabkan oleh kekurangan insulin
dalam tubuh, insulin yang tidak cukup atau tidak bekerja dengan
baik.
Penderita diabetes cenderung memiliki pravalensi
prematuritas, dan keparahan arterosklerosis lebih tinggi.
Diabetes mellitus menginduksi hiperkolesterolemia dan secara
bermakna meningkatkan kemungkinan timbulnya arterosklerosis.
Diabetes mellitus juga berkaitan dengan proliferasi sel otot polos
dalam pembuluh darah arteri koroner, sintesis kolesterol,
trigliserida, dan fosfolipid. Peningkatan kadar LDL dan turunnya
kadar HDL juga disebabkan oleh diabetes milletus. Biasanya
penyakit jantung koroner terjadi di usia muda pada penderita
diabetes dibanding non diabetes.
c. Merokok
Sekitar 24% kematian akibat PJK padalaki-laki dan 11%
pada perempuan disebabkan kebiasaan merokok. Orang yang
tidak merokok dan tinggal bersama perokok (perokok pasif)
memiliki peningkatan resiko sebesar 20-30%. Resiko terjadinya
PJK akibat merokok berkaitan dengan dosis dimana orang yang
merokok 20 batang rokok atau lebih dalam sehari memiliki resiko
sebesar dua hingga tiga kali lebih tinggi menderita PJK dari pada
yang tidak merokok. Setiap batang rokok mengandung 4.800
jenis zat kimia, diantaranya karbon monoksida (CO), karbon
dioksida (CO2), hidrogen sianida, amoniak, oksida nitrogen,
senyawa hidrokarbon, tar, nikotin, benzopiren, fenol dan
kadmium. Reaksi kimiawi yang menyertai pembakaran tembakau
menghasilkan senyawa-senyawa kimiawi yang terserap oleh
darah melalui proses difusi.
d. Hiperlipidemia
Lipid plasma yaitu kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan
asam lemak bebas berasal eksogen dari makanan dan endogen
dari sintesis lemak. Kolesterol dan trigliserida adalah dua jenis
lipid yang relatif mempunyai makna klinis yang penting
sehubungan dengan arteriogenesis. Lipid tidak larut dalam
plasma tetapi terikat pada protein sebagai mekanisme transpor
dalam serum. Peningkatan kolesterol LDL, dihubungkan dengan
meningkatnya resiko terhadap koronaria, sementara kadar
kolesterol HDL yang tinggi tampaknya berperan sebagai faktor
perlindung terhadap penyakit arteri koroneria.
e. Obesitas
Kelebihan berat badan memaksa jantung bekerja lebih
keras, adanya beban
ekstra bagi jantung. Berat badan yang berlebih menyebabkan
bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi
sehingga berkolerasi terhadap tekanan darah sistolik.
f. Gaya hidup tidak aktif
Ketidakaktifan fisik meningkatkan resiko PJK yang setara
dengan hiperlipidemia, merokok, dan seseorang yang tidak aktif
secara fisik memiliki resiko 30%-50% lebih besar mengalami
hipertensi. Aktivitas olahraga teratur dapat menurunkan resiko
PJK. Selain meningkatkan perasaan sehat dan kemampuan untuk
mengatasi stres, keuntungan lain olahraga teratur adalah
meningkatkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL. Selain itu,
diameter pembuluh darah jantung tetap terjaga sehingga
kesempatan tejadinya pengendapan kolesterol pada pembuluh
darah dapat dihindari.

2) Tiga faktor resiko yang tidak dapat diubah, yaitu:


a. Jenis Kelamin
Penyakit jantung koroner pada laki-laki dua kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan dan kondisi ini terjadi hampir 10
tahun lebih dini pada laki-laki daripada perempuan. Estrogen
endogen bersifat protektif pada perempuan, namun
setelah menopause insidensi PJK meningkat dengan cepat dan
sebanding dengan insidensi pada laki-laki.
b. Keturunan (genetik)
Riwayat jantung koroner pada keluarga meningkatkan
kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur. Riwayat
keluarga penderita jantung koroner umumnya mewarisi faktor-
faktor resiko lainnya, seperti abnormalitas kadar kolesterol,
peningkatan tekanan darah, kegemukan dan DM. Jika anggota
keluarga memiliki faktor resiko tersebut, harus dilakukan
pengendalian secara agresif. Dengan menjaga tekanan darah,
kadar kolesterol, dan gula darah agar berada pada nilai ideal,
serta menghentikan kebiasaan merokok, olahraga secara teratur
dan mengatur pola makan.
c. Usia
Kerentanan terhadap penyakit jantung koroner meningkat
seiring bertambahnya usia. Namun dengan demikian jarang
timbul penyakit serius sebelum usia 40 tahun, sedangkan
dariusia 40 hingga 60 tahun, insiden MI meningkat lima kali lipat.
Hal ini terjadi akibat adanya pengendapan aterosklrerosis pada
arteri koroner.

4. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner


Dibutuhkan waktu yang lama untuk terjadinya aterosklerosis.
Mungkin tidak ada gejala penyakit apa pun saat penyempitan pembuluh
darah terjadi. Namun untuk penyakit jantung koroner, pasien mungkin akan
mengalami gejala-gejala berikut ini:

Nyeri di dada: Pasien dengan penyakit jantung koroner sering mengalami rasa
nyeri di dada setelah melakukan olahraga berat atau berada dalam
tekanan emosional. Mereka akan merasa sesak di dada, seakan-akan
sedang tertekan oleh sebuah batu besar. Rasa sakit bisa menjalar ke lengan,
bahu, leher, dan rahang bagian bawah, serta akan reda setelah pasien
beristirahat selama beberapa menit.

Sesak napas: Karena otot jantung tidak bisa mendapatkan pasokan darah
dalam jumlah yang cukup, pasien bisa merasa sesak napas dan kelelahan
setelah melakukan aktivitas fisik.

Infark miokard (serangan jantung): Ketika pasien mengalami serangan


jantung, nyeri dada akan terasa lebih parah dan dengan intensitas yang lebih
lama. Nyeri dada bisa terus berlanjut, walaupun pasien telah beristirahat atau
mengonsumsi obat-obatan. Kemungkinan gejala lainnya termasuk jantung
berdebar, pusing, berkeringat, mual, dan kelelahan yang ekstrim.
Perawatan darurat segera diperlukan dalam kasus ini.

Orang-orang yang memiliki faktor risiko seperti tekanan darah tinggi,


kadar lemak darah dan kolesterol yang tinggi harus mendapatkan perawatan dini
dan pemantauan akan kondisi kesehatannya. Pasien penyakit jantung koroner
harus memerhatikan gejala-gejala tersebut untuk mencegah kondisi infark
miokard yang fatal. Segera lakukan konsultasi dengan dokter apabila gejala-gejala
tersebut dirasakan.

5. Tatalaksana Penyakit Jantung Koroner


Terapi didasarkan pada pengetahuan tentang mekanisme, manifestasi
klinis, perjalanan alamiah dan patologis baik dari sisi selular, anatomis dan
fisiologis dari kasus PJK. Pada prinsipnya terapi ditujukan untuk mengatasi nyeri
angina dengan cepat, intensif dan mencegah berlanjutnya iskemia serta terjadinya
infark miokard akut atau kematian mendadak.
6. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
Gaya hidup yang sehat, yang bisa membantu menjaga kesehatan dan
elastisitas pembuluh darah serta memungkinkan aliran darah yang lancar,
merupakan faktor yang penting untuk menjaga kesehatan.
Gaya hidup sehat meliputi:
Jangan merokok/berhenti merokok sekarang juga;
Lakukan olahraga sedang dalam tempo 30 menit setiap hari;
Tetap tenang dan hindari stres. Libatkan diri dalam kegiatan yang sehat
untuk mengurangi stres.

Kontrol kesehatan:
Berat: Berbagai penelitian medis telah membuktikan bahwa obesitas
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Indeks massa tubuh
(IMT/BMI - Body Mass Index) merupakan standar yang diakui
secara internasional dan obyektif untuk mengukur obesitas. Secara umum,
kisaran normal IMT untuk orang Asia dewasa adalah 18,5 22,9.
Kita harus menjaga berat badan yang sehat dengan cara menjaga
pola makan dan olahraga secara teratur.
Kadar kolesterol: Tingkat kolesterol darah harus dikendalikan melalui pola
makan dan olahraga secara teratur. Orang dengan kadar kolesterol
yang tinggi harus berkonsultasi dengan dokter dan mungkin harus
mengonsumsi obat-obatan.
Tekanan darah dan kadar gula darah: Tekanan darah dan kadar gula darah
harus dipantau dan dijaga pada tingkatan yang wajar. Penderita hipertensi
atau diabetes harus mengikuti saran pengobatan dari dokter secara ketat.

Pola Makan yang seimbang:


Rendah garam: Konsumsi garam secara berlebihan akan
meningkatkan tekanan darah. Makanan dengan kandungan garam yang
tinggi seperti makanan olahan dan makanan yang diawetkan serta saus
harus dihindari;
Rendah gula: Hindari makanan dan minuman dengan kadar gula
yang tinggi. Kurangi konsumsi makanan nol kalori, yaitu makanan
yang memiliki nutrisi sangat sedikit bila dibandingkan dengan kadar
kalorinya. Gula rafinasi merupakan contoh makanan nol kalori;
Rendah lemak: Kurangi konsumsi makanan dengan kandungan lemak
yang tinggi;
Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan makanan kaya serat bisa
mencegah sembelit dan mengurangi penyerapan lemak. Sayuran dan
makanan kaya serat juga membantu mengendalikan kolesterol dan
kadar gula darah.

Pemeriksaan rutin untuk deteksi dini masalah kesehatan:


Tekanan darah tinggi;
Lemak dan kolesterol darah;
Gula darah.

Bahaya dari penyakit jantung koroner adalah bahwa penyakit ini bisa
menyebabkan kematian dalam waktu yang sangat singkat tanpa munculnya gejala
penyakit. Oleh karena itu, kita harus mengambil tindakan pencegahan dini.
Apabila nyeri dada terasa secara terus menerus, Anda harus berkonsultasi dengan
dokter untuk melakukan deteksi dini dan menerima tindakan pengobatan yang
sesuai.

VIII. TANYA JAWAB DENGAN PESERTA


Pertanyaan: Bagaimana cara mengenali tanda-tanda
penyakit jantung?
Jawaban: Cepat lelah dibanding biasanya, sesak nafas yang
dipengaruhi aktifitas dan saat tidur terlentang, nyeri dada seperti
tertindih yang menjalar ke bahu kiri, lengan, dan rahang kiri
bawah. Pada saat serangan juga dapat diikuti dengan jantung
berdebar, berkeringat dingin, pusing, dan mual.

IX. PENUTUP
Penyuluhan telah dilakukan kepada pasien dan keluarga
pasien yang datang ke Puskesmas Kuta Alam. Tanggapan para
peserta penyuluhan cukup baik dan antusias dalam
mendengarkan materi. Adapun harapan yang ingin dicapai
dengan adanya penyuluhan ini adalah peserta dapat mengetahui
mengenai penyakit jantung koroner.

X. DAFTAR PUSTAKA
1. ACC/AHA 2007 guidelines for the management of patients with unstable
angina/non ST-elevation myocardial infarction. A report of the American College
of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practive Guidelines. J
Am Coll Cardiol. 2007; DOI:10.1016/j.jacc.2007.02.028. available at :
http://content.onlinejacc.org/cgi/content/full/50/7/e1. Circulation.2007; DOI :
10.1161/CIRCULATIONAHA.107.185752. available at: http://cir.ahajournals.
org/cgi/reprint/CIRCULATIONAHA.107.185752.
2. The 2007 Focused Update of the ACC/AHA Guidelines for Management of
Patients With ST-Elevation Myocardial Infarction (journal of the American
College of Cardiology published ahead of print on December 10,2007, available
at http://content.onlinejacc.org/cgi/content/full/j.jacc.2007.10.001
4. Management of acute coronary syndromes in patients presenting without
persistent ST-segment elevation. European Heart Journal 2002;23:1809-1840
5. Killip T, Kimball JT (Oct 1967). Treatment of myocardial infarction in a
coronary care unit. A two year experience with 250 patients. Am J Cardiol. 20
(4): 45764
6. Pedoman PERKI 2004 Tatalaksana Sindrom Koroner Akut dengan ST-elevasi
7. Pedoman PERKI 2004 Tatalaksana Sindrom Koroner Akut tanpa ST-elevasi
9. ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patients
presenting without persistent ST-segment elevation. Eur Heart Journal
2011;32:2999-3054
10. ESC Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients
presenting with ST-segment elevation. European Heart Journal 2012;33:2569-
2619
XI. DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

Banda Aceh, 10 Mei 2017


Disetujui oleh

Kepala UPTD Puskesmas Kuta Alam

dr. Prita Amelia Siregar


NIP. 19620321 200112 2 001

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

dr. Erliana, M.Kes dr.Wilda Febrya Minin dr. Fenty Yulianty


NIP. 19760120 200604 2 009 NIP. 19840220 201412 2 001 NIP. 19850726 201403 2 003
LAMPIRAN
KEGIATAN KUNJUNGAN
RUMAH (HOME VISIT)
LAPORAN KEGIATAN HOME VISIT I

I. Identitas Pasien

Nama : Ny. Nurzaitun


Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kampung Keramat
Status : Menikah
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 152 cm
Tanggal Kunjungan : 5 Mei 2017

II. Anamnesis

Keluhan Utama
Nyeri ulu hati
Keluhan Tambahan
Mual, sering bersendawa
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati sejak 2 bulan yang
lalu. Nyeri ulu hati terasa panas seperti terbakar. Nyeri
memberat ketika pasien telat makan, dan tidak berkurang
dengan makanan. Nyeri berkurang jika pasien mengkonsumsi
obat lambung. Nyeri ulu hati ini dirasakan pasien hingga dapat
mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain itu pada saat nyeri ulu
hati kambuh, pasien juga merasakan mual dan sering
bersendawa. Muntah (-), BAB hitam (-), BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sering mengalami keluhan seperti ini berulang sejak
berumur 17 tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu dan empat saudara kandung pasien mempunyai
riwayat magh.
Riwayat Pemakaian Obat
Omeprazole
Riwayat Kebiasaan Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, mengaku sering telat
makan dan suka makanan pedas dan asam.
Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Genetik
Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi
Pola makan seimbang, stress.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Frekuensi Jantung : 94x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,70C (aksila)
IMT : 21,64 kg/m2 (Normoweight)

Status General
Kulit
Warna : Sawo matang
Turgor : cepat kembali
Ikterus : (-)
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Oedema : (-)
Kepala
Bentuk : Kesan Normocepali
Rambut : Tersebar rata, Sukar dicabut, Berwarna hitam.
Mata : Cekung (-), Reflek cahaya (+/+), Sklera ikterik (-/-),
konjungtiva palpebra inf pucat (-/-)
Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), mukosa hidung bewarna merah muda
Mulut
Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Lidah : Papil atrofi (-), Beslag (-), Tremor (-)
Mukosa : Kering (-)
Tenggorokan : Tonsil dalam batas normal
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Bentuk : Kesan simetris
KGB : Kesan simetris, Pembesaran (-)
TVJ : R+2 cmH2O
Axilla : Pembesaran KGB (-)
Thorax
Thorax anterior

1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris
Tipe Pernafasan : Torako-abdominal
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Stem Fremitus Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

3. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

4. Auskultasi
Suara Pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Paru kanan Paru kiri
Tambahan
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh
(-)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh
(-)
Lap. Paru bawah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh
(-)

Thoraks Posterior
1. Inspeksi
Bentuk dan Gerak : Normochest, pergerakan simetris
Tipe pernafasan : Abdomino-Thorakal
Retraksi : (-)
2. Palpasi

Paru kanan Paru kiri


Lap. Paru atas Normal Normal
Lap. Paru tengah Normal Normal
Lap. Paru bawah Normal Normal

3. Perkusi
Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Sonor Sonor
Lap. Paru tengah Sonor Sonor
Lap. Paru bawah Sonor Sonor

4. Auskultasi
Suara pokok Paru kanan Paru kiri
Lap. Paru atas Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru tengah Vesikuler Vesikuler
Lap. Paru bawah Vesikuler Vesikuler
Suara Paru kanan Paru kiri
tambahan
Lap. Paru atas Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh
(-)
Lap. Paru tengah Rh (-), Wh (-) Rh (-), Wh
(-)
Lap. Paru bawah Rh basah (-), Rh basah
Wh (-) (-), Wh (-)

Jantung
Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat di ICS V
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V 2 jari lateral
LMCS
Perkusi : Batas jantung atas: di ICS III
Batas jantung kanan : di ICS IV Linea Parasternal dextra
Batas jantung kiri : di ICS V 2 jari medial LMCS
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Kesan simetris, Distensi (-)
Palpasi : Soepel (+), Nyeri tekan epigastrium (+),
organomegali (-)
Perkusi : Tympani (+), Asites (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (N)
Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
Anus : tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Sianotik - - - -
Edema - - - -
Ikterik - - - -
Gerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Tonus otot Normoto Normoto Normoto Normoto
nus nus nus nus
Sensibilitas N N N N
Atrofi otot - - - -

IV. Diagnosis
Gastritis Kronik
V. Rencana Pengobatan
Farmakologis
Amoxicillin 2x1000mg
Metronidazole 2x500mg
Omeprazole 1x40mg
Non Farmakologis
Edukasi:
1. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang meningkatkan
asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas dan
kol.
2. Konseling dan edukasi pasien serta keluarga mengenai faktor
risiko terjadinya gastritis.

VI. Pencegahan Gastritis


1. Makan teratur sesuai jadwal makan yang seharusnya
2. Menjaga kebersihan makanan dari segala macam
kontaminasi
3. Berhenti merokok
4. Memilih jenis makanan yang tidak bersifat mengiritasi
mukosa lambung
5. Tidak mengkonsumsi alkohol
6. Makan makanan berserat
7. Hindari stress berlebihan
8. Hindari mengkonsumsi obat antinyeri secara tidak rasional

VII. Anjuran untuk Mengurangi Risiko Penyakit pada Keluarga

Menerapkan pola hidup sehat seperti menjaga pola makan, hindari stress,
merokok, hindari makanan yang memicu asam lambung, menjaga kebersihan
makanan. Hal tersebut dapat diterapkan untuk mengurangi resiko penyakit
gastritis pada anggota keluarga pasien.

VIII. GENOGRAM
1960 1961 1958 1960

RusdiHamidah Husni Nuraini

1987 1984 1982 1990 1988 1985 1984

Sari Haris Efendi Zaitun Yanis Arkam Nurmi


Pasien

2016 2012

Putri Annisa

Keterangan:
Perempuan

Laki-laki

Gastritis

IX. FOLLOW UP PASIEN

Hari/Tanggal Catatan Instruksi


Sabtu, S/ Nyeri ulu hati berkurang Th/
6 Mei 2017 O/ KU : Baik Omeprazole 2x20mg
TD : 150/90 mmHg Antasida 3x500mg
N : 98 x/menit Cefadroxil 2x500mg
RR : 18 x/menit
T : 36,8C
Edukasi :
1. Hindari pemicu terjadinya
Pemeriksaan Fisik/
T/H/M : dalam batas normal keluhan, antara lain dengan
Leher : pemb. KGB (-), TVJ 2cmH2O
makan tepat waktu, makan
Toraks :
I : Simetris saat statis dan dinamis sering dengan porsi kecil dan
P : SF kanan=SF kiri
hindari dari makanan yang
P : Sonor di kedua lapangan paru
A : Ves (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) meningkatkan asam lambung
Cor : BJ1>BJII, reguler, murmur (-)
atau perut kembung seperti
Abdomen :
I : simetris (+), distensi (-) kopi, teh, makanan pedas dan
P : H/L/R tidak teraba, nyeri tekan (-)
kol.
P : timpani
A : peristaltik normal 2. Konseling dan edukasi
pasien serta keluarga
Ass/ Gastritis Kronik
mengenai faktor risiko
terjadinya gastritis.

X. DESKRIPSI RUMAH DAN LINGKUNGAN

Deskipsi Rumah
- Rumah pasien berada di Kampung Keramat
- Rumah terbuat dari batu bata yang telah disemen
- Lantai rumah terbuat dari keramik
- Terdapat ventilasi alamiah, seperti jendela dan lubang angin

Kondisi Dapur
- Terdapat fasilitas dapur pada rumah pasien
- Keluarga memasak menggunakan kompor gas
- Secara umum dapur tampak bersih dan terawat dengan baik

Kondisi MCK
- Kamar mandi berada di bagian dalam rumah
- Air yang digunakan merupakan air PDAM
- Kondisi air bersih

Pembuangan Sampah
- Terdapat tempat pembuangan sampah khusus di rumah pasien.
Deskripsi Lingkungan
- Tempat tinggal pasien berada pada lokasi yang tidak terlalu padat
- Sekitar rumah pasien terdapat selokan. Halaman rumah pasien terdapat
pepohonan.
Kondisi Air Minum
Air minum berasal dari PDA
XI. Dokumentasi

Banda Aceh, 10 Mei 2017


Disetujui oleh
Kepala UPTD Puskesmas Kuta Alam

dr. Prita Amelia Siregar


NIP. 19620321 200112 2 001

Pembimbing I Pembimbing II Pembimbing III

dr. Erliana, M.Kes dr.Wilda Febrya Minin dr. Fenty Yulianty


NIP. 19760120 200604 2 009 NIP. 19840220 201412 2 001 NIP. 19850726 201403 2 003

Anda mungkin juga menyukai