Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

DEPARTEMEN KOMUNITAS
HUBUNGAN- MANAJEMEN STRES DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS TAMALANREA JAYA KOTA
MAKASSAR

JANIARTRI SRIGANDI BARRETASIK


NH0222025

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2023
SKRIPSI
HUBUNGAN- MANAJEMEN STRES DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS TAMALANREA JAYA KOTA MAKASSAR

Ditunjukan sebangai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana


keperawatan

JANIARTRI SRIGANDI BARRETASIK


NH0222025

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2023
PERYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Nim : NH0222025

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Manajemen Stres Dengan Tekanan Darah Pada


Pasien Hipertensi Di Puskesmas Tamalanrea jaya Kota
Makassar

Menyatakan bahwah skripsi saya adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik sarjana keperawatan di STIKES nani
hasanuddin mau pun di perguruan tinggi lain. Dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah di tulis atau dipub;ikasikan orang lain, kecuali
secara tertulis denga jelas di cantumkan sebangai acuan dalam naska dengan
disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka atau rujukan.

Apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain maka akan menjadi
tanggungjawab saya sendiri, bukan tanggungjawab dosen pembimbing atau
pengelolah progam studi S1 keperawatan STIKES nani hasanuddin dan saya
bersedia menerimah sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku,
termasuk pencabutan gelar sarjana keperawatan (S.Kep) yang telah saya peroleh.

Demikian surat peryataan ini saya buat dengan sebenarnya tampa ada
paksaan dari pihak manah pun.

Makasssar, 17 februari 2024

Janiartri Srigandi B

iv
HALAMAN PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Janiartri Srigandi Barretasik

Nim : NH0222025

Menyatakan bahwah proposal penelitian dengan judul “HUBUNGAN


MANAJEMEN STRES DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI DI PUSKESMAS TAMALANREA JAYA” Telah kami setujui
untuk disajikan didepan tim penguji pada seminar hasil penelitian program studi
S1 Keperawatan sekolah tinggi ilmu Kesehatan nani hasanuddin dalam rangka
penyempurnaan penulisan.

Makassar, 17 Januari 2024

Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj. Suarnianti, SKM, S.Kep. Ns., M.Kes Nurul Reski Anisa,S.Kep,Ns.,M.Kep

NIDN. 0915107901 NIDN. 09100102

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Indra Dewi, S.Kep, Ns., M.Kep

NIDN. 09291285

v
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Janiartri Srigandi Barretasik
Nim : NH0222025
Program studi : S1 Keperawatan
Judul Skipsi : Hubungan Manajemen Stres Dengan Tekanan Darah
Pada pasien Hipertensi di puskesmas tamalanrea jaya kota
makassar
Telah berhasil dipertahankan dihadapan tim penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan, program
studi sarjana ilmu keperawatan STIKES nani hasanudddin yang diselenggarakan di
makassar pada hari sabtu 17 februari 2024

Tim penguji

Ketua Dr. Hj. Suarnianti, SKM.S.Kep.Ns.M.kes (…................)

Sekertaris Nurul Reski Anisa, S.kep, Ns, M.kep (…................)

Anggota I Prof. Dr. H. Muzakkir, S.Sit. M.Kes (….................)

Anggota II Dr. Hj. Suhartatik, S.Kep, Ns., M.Kes (….................)

Ketua STIKES Nani Hasanuddin

Sri Dermawan, SKM, M.Kes


NIDN : 0923087803

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian dengan
judul “Hubungan Manajemen Stres Dengan Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi Di Puskesmas Tamalanrea Kota Makasssar”. Hasil penelitian ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
(S.Kep) pada Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Nani Hasanuddin. Selesainya penulisan hasil penelitian ini adalah
berkat bantuan dan dukungan Ayahanda, Ibunda, serta saudara-saudaraku yang
selalu memberiku semangat, kasih sayang dan doa untuk setiap langkah-
langkahku selama menempuh kuliah hingga sekarang. Tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1) Alm. Ibu Hj. Nani Russa, SKM., M.Si, selaku pendiri Yayasan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar.
2) Yahya Haskas, SH., M.Kn., M.Mkes, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Nani
Hasanuddin Makassar yang telah menjadikan STIKES Nani Hasanuddin
Makassar terus berkembang.
3) Sri Darmawan, SKM., M.Kes, selaku Ketua STIKES Nani Hasanuddin yang
telah memberikan dukungan dan dorongan kepada seluruh mahasiswa dan
mahasiswinya dan selaku Penguji yang telah memberikan saran dan
masukannya dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.
4) Indra Dewi, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1 Keperawatan
yang telah memberikan dukungan, bimbingan, serta nasehat kepada kami
khususnya bagi jurusan S1 Keperawatan.
5) Dr.Hj. Suarnianti, SKM, S.Kep. Ns., M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan hasil penelitian ini.

vii
6) Nurul Reski Anisa,S.Kep,Ns.,M.Kep, selaku Pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan hasil penelitian ini.
7) Prof. Dr. H. Muzakkir, S.Sit, M.Kes, selaku Penguji utama yang telah
memberikan saran dan masukannya dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.
8) Dr. Hj. Suhartatik, S. Kep. Ns.M.Kes, selaku penguji II yang telah
memberikan saran dan masukan yang membangun untuk melengkapi skripsi
ini.
9) Orang tua saya yang telah merestui dalam setiap langkah-langkah saya selama
menempuh pendidikan sampai saat ini.
10) Sahabat-sahabat yang telah memberi banyak bantuan dan dukungan selama
penyusunan hasil penelitian ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga hasil penelitian ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Makassar,17 Februari 2024

Janiartri Srigandi Barretasik

viii
HUBUNGAN MANAJEMEN STRES DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI –DI
PUSKESMAS TAMALANREA JAYA
Janiartri Brigandi Barretasik You1*, Suarnianti2, Nurul Rezki Anisa3
*1, 2, 3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin , Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota
Makassar, Indonesia, 90245
*1, 2, 3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin , Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota
Makassar, Indonesia, 90245
*1, 2, 3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin , Jl. Perintis Kemerdekaan VIII, Kota
Makassar, Indonesia, 90245

*E-mail: penulis-korespondensi: janiartrisrigandibarretasik@gmail.com/081245867026

(Received: .....; Reviewed: .....; Accepted:......diisi oleh editorial jurnal)

DOI: http://dx.doi.org/10.20956/ijas.......

Abstract

The cause of increased blood pressure in hypertensive patients is stress. Stress is an unpleasant
physical or psychological pressure. Stress can stimulate the kidney glands to release the hormone
adrenaline and stimulate the heart to beat faster and stronger, so that blood pressure will increase.
If stress is prolonged it can result in blood pressure remaining high. If one of the causal factors is
not treated, blood pressure will remain high. tall. The aim of this study was to determine the
relationship between stress management and blood pressure in hypertensive patients at the
Tamalanrea Jaya Community Health Center. The method in quantitative research is a cross-
sectional approach. Located at the Tamalanrea Jaya Health Center, Makassar City. The population
in this study were hypertensive patients registered at the Tamalanrea Community Health Center,
Makassar City. The sample was determined using an accidental sampling technique with a sample
size of 119 samples. The results of the study show that there is a significant relationship between
stress management and blood pressure in hypertensive patients (p= 0.02 < 0.05), it can be
concluded that there is a relationship between stress management and blood pressure in
hypertensive patients at the Tamalanrea Jaya Community Health Center based on the research
results conducted by researchers and data obtained at the Tamalanrea Jaya Health Center
workplace.

Keywords: stress management, blood pressure

ix
Abstrak

Penyebab peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah stres. Stres merupakan suatu
tekanan fisik maupun psikis yang tidak menyenangkan. Stres dapat merangsang kelenjar anak
ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat.. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat
tekanan darah menjadi tetap tinggi jika salah satu faktor penyebab tidak di tangani maka tekanan
darah akan tetap menjadi tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan manajemen
stres dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di puskesmas tamalanrea jaya. Metode dalam
penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Bertempat di puskesmas Tamalanrea
Jaya Kota Makassar. Popolasi dalam penelitiam ini adalah pasien hipertensi yang terdaftar di
puskesmas tamalanrea kota makassar. Penentuan sampel dengan teknik accidental sampling
sampling dengan besar sampel sebanyak 119 sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tekana darah pada pasien hipertensi (p=
0,02 < 0,05), dapat disimpulan bahwa ada hubungan antara manajemen stres dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Tamalanrea Jaya berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan peneliti dan data yang diperoleh di tempat kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya.

Kata Kunci: manajemen stres, tekanan darah

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... ii
PERYATAAN ESELESAIAN SKRIPSI ............................................ v
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. vi
KATA PENGANTAR........................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................. ix
ABSTACK ............................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumuan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 3
D. Manfaat Peneletian ...................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 5
A. Tinjauan umum hipertensi........................................................... 5
B. Tinjauan umum stres ................................................................... 12
C. Kerangka manajemen Stes .......................................................... 22
D. Kerangka pikir............................................................................. 29
BAB III Kerangka Konsep, definisi operasional dan hipotesis ........ 30
A. Dasar pemikiran variabel penelitian............................................ 30
B. Kerangka Konsep ........................................................................ 31
C. Definisi Operasional dan kriteria objektif ................................... 32
D. Hipotesis Penelitian..................................................................... 33
BAB IV Metode Penelitian ................................................................. 34
A. Desain penelitian ......................................................................... 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 34

xi
D. Alat atau instrument penelitian ................................................... 36
E. Instrumen pengumpulan data ...................................................... 36
F. Uji instrument penelitian ............................................................. 38
G. Proses pengumpulan data ............................................................ 39
H. Pengolahan dan Analisa data....................................................... 40
I. Etika Penelitian ........................................................................... 41
BAB V Hasil Dan Pembahasan............................................................ 44
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 44
B. Pembahasan ................................................................................. 48
C. Keterbatasan Peneliti ................................................................... 53
D. Implikasi untuk keperawatan ...................................................... 54
BAB VI PENUTUP ............................................................................... 55
A. Kesimpulan.................................................................................. 55
B. Saran............................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Table 1 : Distribusi karakteristik di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea


Jaya....................................................................................................44
Table 2 : Distribusi frekuensi takanan darah pada responden di wilayah
kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya....................................................46
Table 3 : Distribusi frekuensi manajemen stres pada responden di
wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya......................................46
Table 4 : Hubungan Manajemen Stres Dengan Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Hpertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tamalanrea Jaya................................................................................47

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pikir ...................................................................... 29


Gambar 2 Kerangka konsep .................................................................. 31

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar infomed Consent


Lampiran 2 kuisioner manajemen steres dan tekanan darah
Lampiran 3 hasil olah Data ( SPSS)
lampiran 5 Master Tabel
lampiran 6 rekomendasi pengajuan etik
lampiran 7 Etik Penelitian
lampiran 8 ekomendasi penelitian dari STIKES Nani Hasanuddin
lampiran 9 surat ijin penelitian dari dinas penanaman modal dan pelayanan
terpadu satu pintu kota makassar
lampiran 8 surat ijin penelitian dari badan kesatuan bangsa dan politik kota
makassar
lampiran 9 surat ijin penelitian dari dinas kesehatan kota makassar
lampiran 10 surat keterangan pengambilan data awal
lampiran 11 dokumentasi
lampiran 12 daftar riwawat hidup

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan


sekitar 600 juta kasus orang di seluruh dunia menderita tekanan darah
tinggi dan 3 juta meninggal setiap tahunnya. Hipertensi merupakan
penyebab kematian nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan
tuberkulosis, mencakup 6,8 persen dari seluruh penyebab kematian
berdasarkan kelompok umur. Pada tahun 2020, Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) melaporkan bahwa hipertensi menyumbang 7 persen dari
beban penyakit global dan menyebabkan 17 juta kematian setiap tahunnya.
Prevalensi global hipertensi (usia 2-18 tahun) adalah 22%. Di Asia
Tenggara, prevalensi hipertensi sebesar 24,7% dan rasio gender lebih
tinggi pada laki-laki yaitu 25,3% dan 24,2% pada perempuan (WHO,
2020).
Menurut American Heart Association (AHA), penduduk Amerika
yang berusia di atas 20 tahun menderita tekanan darah tinggi yang
jumlahnya mencapai 74,5 kasus, namun hampir 90-95 persen kasus tidak
diketahui penyebabnya. Hipertensi merupakan silent killer yang gejalanya
bisa berbeda-beda pada setiap orang dan hampir sama dengan penyakit
lainnya. Gejalanya antara lain sakit kepala/rasa berat di leher, mual
(vertigo), jantung berdebar, kelelahan, pandangan kabur, telinga
berdenging (tinnitus), dan mimisan (AHA, 2020).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan
tahun 2020, menurut data Kabupaten/Kota prevalensi hipertensi tertinggi
terdapat di Kota Makassar sebanyak 290.247 kasus, kemudian Kabupaten
Bone tertinggi kedua sebanyak 158.516 kasus, dan tertinggi ketiga
Kabupaten Gowa sebanyak 157.221 kasus, dan prevalensi terendah di
Kabupaten Barru sebanyak 1.500 kasus.

1 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Berdasarkan jumlah data yang diperoleh dari Buku Registrasi di
Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Kota Makassar selama 3 tahun
terahir di peroleh data tahun 2021 terdapat 1.293 kasus hipertensi, pada
tahun 2022 terdapat 1.310 kasus hipertensi dan pada bulan januari –
oktober 2023 di umur 45-64 tahun kasus hipertensi sebanyak 170 kasus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi fluktuatif setiap tahunnya dan
masih menjadi salah satu masalah Kesehatan yang memerlukan perhatian
khusus.
Kesehatan jiwa yang baik akan berpengaruh pada produktivitas
seseorang. Tidak dipungkiri, dalam kehidupan sehari-hari individu tidak
dapat terbebas dari stres atau tekanan. Stress yang dikelola dengan baik
dapat berdampak pada pertumbuhan pribadi yang lebih baik dan matang.
Namun stress yang tidak dikelola dengan baik, dapat berpotensi
menimbulkan ansietas bahkan dapat menjadi permasalahan kesehatan jiwa
yang lebih serius (Pratiwi & Edmaningsih, 2020)
Stress disebut juga reaksi atau tanggapan tubuh terhadap berbagai
tuntutan atau beban atasnya yang bersifat non spesifik. Stress juga
merupakan faktor pencetus, penyebab sekaligus akibat dari suatu
gangguan atau penyakit. Faktor-faktor psikososial cukup mempunyai arti
bagi terjadinya stress pada diri seseorang. Apabila stress terlalu berlebihan
akan menyebabkan suatu gangguan dan berubah menjadi penyakit namun
stress dapat membantu seseorang agar lebih waspada terhadap beberapa
gangguan yang akan terjadi’ (Buanasari, 2019), (Aqsho,I.B. et al., 2021)
Berdasarkan sudut pandang psikologi, manajemen stres merupakan
strategi coping stres dimana individu mencoba untuk mengelola antara
tuntunan (baik yang berasal dari diri ataupun lingkungan) menggunakkan
sumber daya yang dimiliki guna menghadapi situasi yang menimbulkan
stres’. (Sosialita & Hamidah, 2021)
Stress sangat erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Stress yang
tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai penyakit salah
satunya adalah hipertensi. Maka dari itu perlu dilakukan manajemen stress

2 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


untuk mengurangi dan memfasilitasi seseorang untuk mengatasi suatu
tekanan (Nita Pujianti, Fakhriyah, 2021)
Penyebab peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah
stres. Stres merupakan suatu tekanan fisik maupun psikis yang tidak
menyenangkan. Stres dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan
hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat dan kuat,
sehingga tekanan darah akan meningkat.. Apabila stres menjadi
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi jika
salah satu faktor penyebab tidak di tangani maka tekanan darah akan tetap
menjadi tinggi (Maria, T., Bajo, G. E., & Yauri, 2017).
Berdasarkan dengan data diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan Manajemen Stres dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi di wilaya kerja puskesmas tamalanrea jaya
Makassar
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan
manajemen stres dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya Makassar.?
C. Tujuan Penelitian
Diketahui ada hubungan manajemen stres dengan tekanan darah pada
pasien hipertensi diwilayah kerja puskesmas tamalanrea jaya
D. Mamfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah
Menjadi bahan masukan untuk mengetahui hubungan manajemen
stres dengan tekanan darah pada psien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Tamalanrea Jaya

3 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


2. Manfaat Institusi
Sebagai tambahan bahan referensi kepustakaan mengenai hubungan
manajemen stres dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Tamlanrea Jaya
3. Manfaat Praktis
Sebagai bahan perbandingan bagi peneliti selanjutnya tentang
hubungan manajemen stres dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya.
4. Manfaat Bagi Masyarakat
Sebagai pengalaman dan ilmu dalam penanganan hipertensi dengan
melakukan manajemen stres.

4 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Hipertensi
1. Definisi tekana darah
Tekanan darah merupakan kekuatan disebabkan oleh darah pada
dinding pembuluh darah, hal itu tergantung dari banyaknya darah yang
tekandung didalam pembuluh darah dan peregangan atau daya kembang
dinding pembuluh darah tersebut. Menurut klasifikasi tekanan darah dari
American Heart Association (2017) terbagi menjadi 6 kategori. Tekanan
darah yang dianggap normal adalah tekanan darah sistol 120 mmHg dan
tekanan darah diastolik 60-80 mmHg, yang artinya tekanan hipertensi
adalah tekanan darah sistolik ≥120 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥90 mmHg. Dikatakan tekanan darah sistolik pada hipertensi tipe 1 adalah
130-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Dikatakan
bahwa tekanan darah sistolik pada hipertensi stadium 2 adalah >140
mmHg dan tekanan sistolik >90 mmHg, yang disebut hipertensi akut. Dan
tekanan darah tinggi darurat adalah tekanan darah sistolik >180 mmHg dan
tekanan darah diastolik >120 mmHg (Jannah, M., & Rahmah Fitriani,
2021)
Tekanan darah adalah gaya yang diberikan darah pada dinding
pembuluh darah. Tekanan ini bervariasi sesuai pembuluh darah terkait dan
denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terdapat pada arteri – arteri
besar yang meninggalkan jantung dan secara bertahap menurun sampai ke
arteriol. Akhirnya ketika mencapai kapiler, tekanan ini sedemikian rendah
sehingga tekanan ringan dari luar akan menutup pembuluh ini dan
mendorong darah keluar. Di dalam vena tekanan darah ini bahkan lebih
rendah lagi sehingga akhirnya vena – vena besar yang mendekati jantung
terdapat gaya isap (suction), yakni tekanan negatif akibat gaya isap yang
dihasilkan jantung ketika ruangan – ruangan di dalamnya relaksasi (Nixon
Manurung, 2018). Jadi dapat diduga bahwa ketegangan peredaran darah

5 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


adalah ketegangan dalam pembulu darah, ketika jantung menyedot darah
ke seluruh tubuh’. (Hartati, 2021)
Tekanan darah naik ketika elastisitas pembuluh darah menurun,
mengakibatkan peningkatan volume darah dan peningkatan tekanan
darah.Tekanan yang diberikan pada pembuluh darah disebut tekanan
darah.Jumlah darah akan berpengaruh pada apakah atau tidak terjadi
tekanan darah tinggi. Sebaliknya, penurunan tekanan darah dapat
dilakukan dengan cara menurunkan volume darah dan meningkatkan
elastisitas pembuluh darah.(Jannah, M., & Rahmah Fitriani, 2021).
Kekuatan yang diberikan darah di arteri ketika diedarkan ke seluruh
tubuh dikenal sebagai tekanan darah. Tekanan darah sistolik, atau angka
tertinggi, adalah hasil dari darah yang dipaksa melawan dinding pembuluh
darah setiap kali otot jantung berkontraksi. Tekanan yang diberikan pada
dinding pembuluh darah selama interval antara detak jantung disebut
sebagai tekanan darah diastolik (angka di bawah) (Yuliana, 2021).
2. Klasifikasi tekanan darah menurut (Windayanti, 2021) terbagi menjadi
lima kategori, yaitu :
Table 1.1
Klasifikasi tekanan darah

Klasifikasi Sistole Diastole


tekanan darah
Normal 120 mmHg 80 mmHg
Tinggi ≥120 mmHg 80 mmHg
hipertensi tahap 1 130 -139 mmHg 80 - 90 mmHg
hipertensi tahap 2 ≥ 40 mmHg’ ≥ 90 mmHg
Sumber : (Windayanti, 2021)

6 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


3. Manifestasi Klinis Hipertensi
Menurut (Sri, 2019), Hipertensi merupakan merupakan silent killer
yang gejalanya dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir
sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu adalah:
a. Sakit kepala/rasa berat di tengkuk
b. Vertigo
c. Jantung berdebar-debar
d. Mudah lelah
e. Penglihatan kabur
f. Telinga berdenging (tinnitus)
g. Mimisan.
Sedangkan menurut (Krisnanda, 2017) gambaran klinis pasien
hipertensi meliputi nyeri kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan
langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. Gejala
lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka
merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk
terasa pegal dan lain-lain
4. Fisiologi Tekanan Darah
a. Curah jantung
Ketika frekuensi nadi meningkat, kontraktilitas miokardium atau
volume darah yang lebih besar meningkat, dan curah jantung
meningkat.
b. Ketahanan perifer
Tekanan darah tergantung pada resistensi arteri di sekitarnya. Darah
bersirkulasi melalui arteri, arteriol, kapiler, venula, dan jaringan vena.
Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos, yang berkontraksi atau
relaksasi untuk mengubah ukuran lumen.

7 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


c. ‘Volume darah
Volume sirkulasi darah dalam system vascular mempengaruhi tekanan
darah, volume darah orang dewasa normalna 5000ml. Biasanya
volume darah tetap konstan. Namun, peningkatan volume
memberikan labih banyak tekanan terhadap dinding arteri, Misalnya,
infus cairan IV yang cepat dan tidak terkontrol meningkatkan tekanan
darah. Bila volume sirkulasi darah seseorang turun, misalnya pada
kasus perdarahan atau dehidrasi, tekanan darah menurun.
d. Viskositas
Kekentalan atau viskositas darah mempengaruhi kemudahan aliran
darah melalui pembuluh-pembuluh kecil. Hematocrit, atau persentase
sel darah merah dalam darah, menentukan kekentalan darah.
e. Elastisitas
Biasanya dinding arteri elastis dan mudah berdistensi. Jika tekanan di
arteri meningkat, diameter dinding pembuluh meningkat untuk
mengakomodasi perubahan tekanan.. (Yuliana, 2021)
5. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Tekanan darah setiap saat tidak selalu sama. Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi tekanan darah. Tekanan darah tidak bisa jika hanya
dilakukan satu kali pengukuran saja, bahkan dalam kondisi kesehatan
kondisi yang fit saja tekanan darah bisa berubah dengan cepat.
6. Usia
Tekanan darah berubah seiring bertambahnya usia. Sesuai
kesepakatan The Joint National Committee on High Blood Pressure
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment's seventh report. Pada
orang dewasa, tekanan darah dengan >120/80 mmHg disebut
prehipertensi, dimana seseorang beresiko tinggi mengalami tekanan darah
tinggi. Menurut pengertian prehipertensi pada orang dewasa dan anak-
anak terutama remaja dengan rata-rata 120/80 mmHg ke atas berdasarkan
jenis kelamin, usia dan tinggi badan, termasuk dalam klasifikasi
prehipertensi (Jannah, M., & Rahmah Fitriani, 2021)

8 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


a. Jenis kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi terjadinya tekanan darah tinggi. Tekanan
darah sistolik pria 2,3 kali lebih mungkin dibandingkan wanita karena
gaya hidup pria diyakini dipercaya meningkatkan tekanan darah.
Kemudian setelah memasuki masa monepause, terjadinya hipertensi di
kalangan wanita, bahkan setelah usia 65 tahun, karena faktor
hormonal. Kejadian hipertensi pada wanita masih lebih tinggi
dibandingkan pada pria (supriyono, 2019). (Jannah, M., & Rahmah
Fitriani, 2021)
b. Riwayat keluarga/Keturunan
Riwayat hipertensi dalam keluarga (faktoe keturunan) juga
meningkatkan resiko hipertensi esensial. Tentunya faktor lingkungan
dan faktor genetik juga berperan. Apabila kedua orang tua mempunyai
hipertensi maka anak anak mereka juga akan menderita hipertensi
sekitar 45%. Aabila orang tua yang terkena hanya salah satu maka
anak anaknya menderita hiperensi sekitar 30% (Jannah, M., &
Rahmah Fitriani, 2021)
c. Ras
Kondisi etnis juga dapat mempengaruhi perkembangan hipertensi.
Seperti kita ketahui bersama, dibandingkan dengan ras lain di amerika
serikat, ras dari afrika dan amerika beresiko mengalami peningkatan
tekanan darah. Di afrika dan amerika penderita hipertensi kebanyakan
diusia muda dan munculnya lebih berat (Jannah, M., & Rahmah
Fitriani, 2021)
d. Merokok
Bahan kimia beracun (seperti nikotin dan karbon monoksida) yang
dihirup melalui rokok memasuki sirkulasi darah dan merusak endotel
arteri, menyebabkan aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Dalam
study otopsi, terbukti bahwa merokok berkaitan eratdengan
aterosklerosis disemua pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan

9 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


detak jantung, sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen otot
jantung. Merokok pada penderita tekanan darah tinggi akan semakin
meningkatkan resiko kerusakan arteri (Jannah, M., & Rahmah Fitriani,
2021)
e. Konsumsi alkohol berlebih
Pengaruh alkohol pada kenaikan tekanan darah telah dikonfirmasi,
tetapi mekanismenya belum jelas. Dipercaya bahwa peningkatan
kadar kortisol, peningkatan volume sel darah merah, dan peningkatan
kentalan darah berperan dalam peningkatan tekanan darah. Sejumlah
penelitian menunjukan bahwa ada hubungan langsung antara tekanan
darah dan asupan alkohol. Dikatakan bahwa hanya 2-3 cangkir
alkohol ukuran standar yang dapat dilihat setiap hari untuk melihat
pengaruhnya terhadap tekanan darah (Jannah, M., & Rahmah Fitriani,
2021)
f. Psokososial dan stress
Stres atau tekanan mental akan memacu kelenjar adrenal untuk
mengeluarkan kelenjar adrenalin, serta menstimulasi jantung agar
berdetak lebih cepat dan kuat, yang akan meningkatkan tekanan darah.
(Jannah, M., & Rahmah Fitriani, 2021)
g. Jarang Beraktifitas fisik
Kurangnya latihan fisik akan menurunkan efisiensi jantung dan
menurunkan kemampuan tubuh, termasuk performa seksual dan
kesehatan fisik (Jannah, M., & Rahmah Fitriani, 2021)
h. Kualitas tidur
Kualitas tidur merupakan aspek penting lainnya dari tidur, tetapi
hubungannya dengan kardiovaskuler kurang mendapat perhatian.
Salah satu kemungkinan alasan yang mendasari kurangnya studi
tentang kualitas tidur berkaitan dengan konseptualisasi yang rumit.
(Jannah, M., & Rahmah Fitriani, 2021)

10 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


7. Komplikasi Hipertensi
a. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Biasanya kasus ini terjadinya secara mendadak dan menyebabkan
kerusakan otak dalam beberapa menit.
b. Infark Miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan
dapat terjadi iskemia jantungyang menyebabkan infark.
c. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus, dengan rusaknya
glomerolus, darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron
akan terganggu dan dapatberlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
d. Gagal Jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot
jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran
pada otot jantung kiridisebabkan kerja keras jantung untuk memompa
darah. Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang
kembalinya ke jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul
di paru, kaki dan jaringan lain sering disebutedema (Triyanto, 2014).

11 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


B. Tinjauan Umum Tentang Stress
1. Pengertian dan Sumber Stress
Stress merupakan keadaan kehidupan seseorang yang tidak dapat
dihindari. Di dunia yang selalu berubah, manusia harus selalu berubah
agar sesuai dengan cara hidupnya. Perubahan nilai-nilai kehidupan dan
faktor psikososisal terjadi begitu capat dewasa ini sebagai akibat
globalisasi, modernisasi, informasi, industrialisasi, dan ilmu
pengetahuan serta teknologi. (DA Amira et al., 2021).
Meskipun stres dapat menjadi faktor pemicu dan penyebab dari
suatu kelainan atau penyakit, namun stres merupakan respons terhadap
berbagai tuntutan yang tidak spesifik. Stres dapat disebabkan oleh
berbagai faktor psikologis dan sosial. stres tidak dapat dihindari (Lestari
& Yudanari, 2020).
Stress yang dialami seseorang merupakan wujud konsekuensi
kehidupan sehari-hari yang merangsang proses berpikir sehingga
membantunya untuk tetap waspada terhadap lingkungan. Hal tersebut
menjadi landasan dalam pertumbuhan kepribadian seseorang. Reaksi
orang-orang terhadap stres akan bergantung pada cara pandang dan hasil
evaluasi dampak dari stressor tersebut, efeknya terhadap situasi dan
support pada saat terjadinya stres, dan mekanisme koping yang biasa
dilakukan. Jika stres terjadi dan mekanisme koping yang biasa dilakukan
tidak dapat menanganinya, orang tersebut akan kehilangan
keseimbangan emosional dan terjadilah krisis. Lain halnya dengan stres,
jika gejala tersebut terus ada hingga melampaui durasi dari stressor,
orang tersebut mengalami trauma (Hasanah, 2019).
Marni & RL (2021) mejelaskan secara singkat mengenai sumber
stres, stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, misalnya,
infeksi. Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang, misalnya,
pindah ke kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan pekerjaan.
Stressor developmental terjadi pada waktu yang dapat diprediksi

12 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


sepanjang kehidupan seseorang Ssedangkan stres situasional tidak
terduga yang dapat terjadi kapan saja sepanjang kehidupan.
Menurut DeLaune dan Ladner (2011) dalam Marni & RL (2021),
stres bersumber dari 5 aspek yaitu: Stres fisiologis terjadi akibat
perubahan yang terjadi pada organ atau kelenjar tubuh karena hal
tertentu, stres psikologis melibatkan emosional seseorang seperti
kekhawatiran, rasa takut, marah, dan bahagia, stres kognitif adalah stres
yang timbul sebagai hasil pembelajaran atau pemikiran atas suatu hal,
stres lingkungan terjadi karena kondisi fisik lingkungan, dan stres sosial-
budaya terjadi akibat perubahan pola hubungan sosial.
2. Sumber-sumber stress
Sumber stres dapat berubah sering dengan perkembangannya
individu, tetapi kondisi stres dapat terjadi setiap saat selama hidup
berlangsung. Berikut ini sumber-sumber stres antara lain (Lestari &
Yudanari, 2020)
a. Diri individu Sumber stres dari individu ini hal yang berkaitan
dengan adanya konflik dikarenakan dapat menghasilkan dua
kecenderungan yaitu approach conflict (muncul ketika kita
diharapkan pada satu pilihan antara dua situasi yang tidak
menyenangkan).
b. Keluarga Sumber stres keluarga menjelaskan bahwa perilaku,
kebutuhan dan kepribadian dari setiap anggota keluarga berdampak
pada interaksi dengan orang-orang dari anggota lain dalam anggota
keluarga yang dapat menyebabkan stres. Faktor keluarga yang
cenderung dapat memungkinkan menyebabkan stres adalah
hadirnya anggota baru, perceraian dan adanya keluarga yang sakit.
c. Komunitas dan masyarakat Kontak dengan orang diluar keluarga
menyediakan banyak sumber stres. Misalnya pengalaman anak
disekolah dan persaingan. Adanya pengalaman-pengalaman seputar
dengan pekerjaan dan juga dengan lingkungan yang dapat
menyebabkan seseorang menjadi stres.

13 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


3. Penyebab stress
Stressor adalah faktor-faktor dalam kehidupan manusia yang
mengakibatkan terjadinya respon stres. Stressor berasal dari berbagai
sumber baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun sosial dan juga
muncul pada situasi kerja, dirumah dalam kehidupan sosial dan
lingkungan luar lainnya. Stressor dapat berwujud atau berbentuk fisik
seperti populasi udara dan dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial
seperti interaksi sosial. Pikiran dan perasaan individu sendiri yang
dianggap suatau ancaman baik yang nyata atau imajinasi dapat juga
menjadi stressor. Adapun tipe terjadinya yang dapat menyebabkan stres
antara lain (Fathoni, 2019)
a. Daily hassles yaitu kejadian kecil yang terjadi berulang-ulang setiap
hari seperti masalah kerja dikantor, sekolah dan sebagainya.
b. Personal stressor yaitu ancaman atau gangguan yang lebih kuat
atau kehilangan besar terhadap suatu yang terjadi ada level
individual seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan
pekerjaan ,masalah keuangan dan masalah pribadi lainnya. Umur
adalah salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres,
semakin bertambah umur seseorang, semakin bertambah umur
seseorang, semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain
disebabkan oleh faktor fisiologis yang telah mengalami kemampuan
seperti visual, berfikir, mengingat, dan mendengar. Pengalaman
kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja.
c. Appraisal yaitu penelitian terhadap sesuatu keadaan yang dapat
menyebabkan stres disebut stres appraisal. Menilai suatu keadaan
yang dapat mengakibatkan stres tergantung dari dua faktor yaitu,
faktor yang berhubungan dengan orangnya dan faktor yang
berhubungan dengan situasinya. Personal faktor didalamnya
termasuk intelektual, motivasi, dan personality characterities.
Selanjutnya masih ada beberapa faktor lain yang dapat
mempengaruhi tingkat stres yaitu, kondisi fisik, ada tidaknya

14 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


dukungan sosial, harga diri, gaya hidup dan juga tipe kepribadian
tertentu.
4. Model stress
Model stres adalah untuk membantu individu dalam mengatasi
respon yang tidak sehat dan tidak produktif terhadap stressor. Setiap
model menekankan aspek stres yang berbeda. Adapun model stres
menurut (Fathoni, 2019) antara lain:
a. Model stres berdasarkan respon Model stres ini berkaitan dengan
khusukan respon atau pola respon tertentu yang memungkinkan
menunjukan stresor
b. Model stres berdasarkan stimulus Stres ini berfokus pada
karakteristik yang menggangu didalam lingkungan. Riset klasik
yang telah mengidentifikasi stres sebagai stimulus menghasilkan
perkembangan dalam skala penyesuaian sosial, yang mengukur efek
peristiwa besar dalam kehidupan dalam penyakit. Model
berdasarkan stimulus ini memfokuskan pada asumsi berikut:
1) Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal dan
perubahan ini membutuhkan tipe dan durasi penyesuaian
yang sama.
2) Individu adalah respon pasif dari strs dan persepsi mereka
terhadap peristiwa adalah tidak relevan.
3) Semua orang mempunyai ambang stimulus yang sama.
c. Model stres berdasarkan transaksi Model stres ini memandang
individu dan lingkungan dalam hubungan yang dinamis dan
interaktif. Model ini berfokus pada proses yang berkaitan dengan
stres seperti pernilaian lognitif dan koping.

15 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


5. Jenis – jenis Stress
Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti, berdasarkan penyebabnya
stress dapatdigolongkan menjadi :
a. Stres fisik
Disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau
rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat
arus listrik.
b. Stres kimiawi
Disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormone,
atau gas. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau
parasit yang menimbulkan penyakit.
c. Stres fisiologik
Disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau
sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.Stres
proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua
(Musradinur, 2016).
6. Pengaruh dan Dampak Stres
a. Sistem kardiovaskuler (serangan jantung, hipertensi, angina,
aritmia, migraine) Friedman mengatakan bahwa lebih dari 90%
pasiennya yang mengidap serangan jantung, memiliki pergolakan
dalam hidupnya, begitu juga
dengan hipertensi, aritmia, angina, dan migraine yang salah satu
penyebabnya adalah stress emosional
b. System pencernaan (gastritis, radang usus besar, sembelit, diare dan
penyakit gula) Penelitian Dr.Stewart Wolf mengenai dampak stress
emosional atas fungsi pencernaan seseorang adalah yang paling
meyakinkan.
c. System skeletal-muskular (sakit punggung, rematik dll)
Pada dasarnya orang orang yang sering menderita penyakit
punggung adalah orang-orang yang senang mengambil tindakan,

16 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


orang yang semacam ini adalah orang yang kompetetif. Bagian tubuh
yang paling merasakan ketegangan adalah otot-otot punggung,
karena otot-otot tersebut adalah yang paling peka. Bahkan bukan
hanya tulang pinggung saja, namun seluruh tulang-belulang akan
mengalami ketegangan yang kemudian akan menjadikan berbagai
masalah serius (McQuade, 2017)
7. Respon terhadap stres
Individu secara keseluruhan terlibat dalam merespon dan
mengadaptasi stres, namun demikian , sebagian besar dari riset tentang
stres berfokus pada respon fisiologis dan psikologis, meski dimensi ini
saling tumpang tindih dan berinteraksi dengan dimensi lain. Ketika
terjadi stres , seseorang menggunakan energi fisiologis dan psikologis
untuk berespon dan mengadaptasi bergantung pada interaksi, cakupan
dan durasi stressor lainnya. Adapun macam-macam respon terhadap
stres menurut (Fathoni, 2019)
a. Respon fisiologis Dalam respon fisiologis terhadap stres ini
mengidentifikasi dua jenis localadaptation adaptation syndrome
(LAS) dan general adaptation syndrome(GAS)
11) Local Adaptation Syndrome(LAS) yaitu respon dari jaringan,
organ atau bagian tubuh terhadap stres karena trauma, penyakit,
atau perubahan fisiologis lainnya. Contoh dari LAS yaitu respon
reflek nyeri dan respon inflamasi.
12) General Adaptation Syndrome(GAS) yaitu respon pertahanan
dari keseluruhan tubuh terhadap stres. Respon ini beberapa
sistem tubuh, terutama sistem saraf otonom dari sistem
endokrin.
b. Respon psikologis Pemanjaan terhadap stressor mengakibatkan
respon adaptif psikologis dan fisiologis. Ketika seseorang terpanjan
pada stressor, maka kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan
darah menjadi terganggu. Gangguan atau ancaman ini menimbulkan
frustasi, ansietas, dan ketegangan. Perilaku adaptif psikologis

17 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


individu membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi
stressor. Perilaku ini diarahkan pada penatalaksanaan stres dan
didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman sejalan dengan
individu dalam mengidentifikasi perilaku yang dapat diterima.
8. Tingkatan stres
Tingkatan stres yang dibagi menjadi tiga menurut
(AriniAriningtiyas, R., Astuti, F. P., & Lestari, 2019)antara lain:
a. Stres ringan
Apabila stressor yang dihadapi setiap orang teratur, misalkan terlalu
banyak tidur, kemacetan lalu lintas. Situasi ini biasanya berlangsung
beberapa menit atau jam dan belum berpengaruh kepada fisik dan
mental hanya saja mulai sedikit tegang dan was-was.
b. Stres sedang
Apabila berlangsung lebih lama, dari beberapa jam sampai sampai
beberapa hari, contohnya kesepakatan yang belum selesai, beban
kerja yang berlebihan dan mengharapkan pekerjaan baru. Pada
medium ini individu mulai kesulitan tidur sering menyendiri dan
tegang.
c. Stres berat
Apabila situasi kronis yang dapat berlangsung beberapa minggu
sampai beberapa tahun , misalkan hubungan suami istri yang tidak
harmonis, kesulitan finansial dan penyakit fisik yang lama. Pada
stres berat ini individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.
9. Dampak stres
Stres dapat mempengaruhi pada kesehatan dengan dua cara,
pertama perubahan yang diakibatkan oleh stres secara langsung
mempengaruhi fisik sistem tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Kedua secara tidak langsung stres mempengaruhi perilaku individu
sehingga menyebabkan timbulnya penyakit atau memperburuk kondisi
yang suduh ada. Kondisi dari stres ini terjadi dari beberapa gejala
menurut (Lestari & Yudanari, 2020) antara lain:

18 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


a. Gejala biologis Ada beberapa gejala fisik yang dirasakan ketika
seseorang sedang mengalami stres diantaranya sakit kepala yang
berlebihan , tidur menjadi tidak nyenyak, gangguan pencernaan,
hilangnya nafsu makan, gangguan kulit dan produksi keringat yang
berlebihan diseluruh tubuh.
b. Gejala kognisi Gangguan daya ingat , perhatian dan kosenterasi yang
kurang sehingga seseorang tidak fokus dalam melakukan suatu hal.
c. Gangguan emosi Seperti muda marah, kecemasan yang berlebihan
terhadap segala sesuatu, merasa sedih dan depresi.
10. Tipe kepribadian stres
Adapun macam-macam tipe kepribadian stres yang dibagi menjadi
dua bagian menurut (Septianingsih, 2018)antara lain
a. Tipe kepribadian A menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Ambisius agresif dan komperatif (suka akan persaingan)
banyak jabatan rangkap
2) Kurang sabar mudah tegang mudah tersinggung dan marah
3) Kewaspadaan berlebihan kontrol diri kuat percaya diri
berlebihan
4) Dapat bicara cepat bertindak serba cepat hiperaktif tidak dapat
diam.
5) Bekerja tidak mengenal waktu.
6) Pandai berorganisasi memimpin dan memerintah
7) Lebih suka bekerja sendiri bila ada tantang
8) Tidak dapat tenang, serba tergesa-gesa
9) Mudah bergaul ,pandai menimbulkan perassan empati dan bila
tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan
10) Tidak mudah dipengaruhi, kaku

19 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


b. Tipe kepribadian B menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Ambisi wajar –wajar saja , tidak agresif dan sehat dalam
berkompetensi serta tidak memaksakan diri.
2) Penyabar tenang tidak mudah tersinggung dan tidak mudah
marah
3) Kewaspadaan dalam batas wajar demikian pula kontrol diri
dan percaya diri tidak berlebihan
4) Cara bicara tidak tergesa-gesa bertindak pada saat yang tepat
perilaku tidak hiperaktif
5) Dapat mengatur waktu dalam bekerja
6) Lebih suka bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila
menghadapi tantangan
11. Tahap stress
stres dapat dibagi sebagai berikut: (Nuraisah, 2021)
a. Stres tahap 1
Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai
perasaan-perasaan semangat bekerja yang besar dan berlebihan.
b. Stres tahap II
Dalam tahap ini dampak stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena
candaan energi tidak cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang
sering dikemukakan merasa letih waktu bangun pagi yang
seharusnya merasa segar, merasa lekas capai pada saat menjelang
sore , merasa mudah lelah setelah makan tidak dapat rileks lambung
atau perut tidak nyaman detak jantung lebih keras dan berdebar-
debar otot tengkuk dan punggung tegang.
c. Stres tahap III
Bila seseorang tetap memkasakan diri dan tidak menghiraukan
keluhankeluhan yang dirasakan maka yang bersangkutan akan
menunjukan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan menggangu

20 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


yaitu gangguan lambung dan usussemakin nyata, ketegangan otot
semakin terasa , perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional
meningkat , gangguan pola tidur , koordinasi tubuh terganggu. Pada
tahapan ini sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk memperoleh
terapi atau beban stres dikurangin sehingga tubuh memperoleh
kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai energi yang
mengalami defisit.
d. Stres tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksa diri ke dokter
sehubungan dengan keluhan-keluhan stres terhadap III oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik
pada organ tubuh. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri, maka gejala stres tingaktIV akan muncul, tidak
mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan sulit dan
membosankan, respon tidak adequate, kegiatan rutin terganggu,
gangguan pola tidur disertai mimpi-mimpi yang menegangkan ,
sering menolak ajaran karena tidak semnagat dan tidak bergairah ,
konsentrasi dan daya ingat menurun, timbul ketakutan dan
kecemasan.
e. Stres tahap V
Bila keadaan berlanjut , maka seseorang akan jatuh dalam stress
tahap V yang ditandai dengan keluhan fisik dan mental yang
semakin mendalam, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan
sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan system pencernaan
semakin berat, timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang
semakin meningkat, bingung dan panik.
f. Stres tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang
mengalami stres tahap ini berulang-ulang dibawa ke IGD bahkan
ICU meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan

21 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


kelainan - kelainan fisik organ tubuh. Gambaran strs
pada tahap ini, debaran jantung teramat keras, sesak nafas,badan ge
metar dan berkeringat dingin, loyo dan pingsan (kolaps).

C. Tinjauan umum tentang manajemen stres


1. Devenisi Manajemen stres
Manajemen stres merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri
ketika menghadapi situasi, orang-orang, dan kejadian-kejadian yang
memberikan tuntutan atau tekanan berlebihan). Berdasarkan sudut
pandang psikologi, manajemen stres merupakan strategi coping stres
dimana individu mencoba untuk mengelola antara tuntunan (baik yang
berasal dari diri ataupun lingkungan) menggunakkan sumber daya yang
dimiliki guna menghadapi situasi yang menimbulkan stres (Sosialita &
Hamidah, 2021)
Manajemen stress diartikan sebagai kemampuan untuk mengola dan
mengatur hal yang telah menjadi tanggung jawab kita dengan
menyesuaikan padasituasi yang terjadi pada kehidupan sehari hari (Nasir,
2017). Menurut Ambarsari 2017 manajemen stress adalah suatu
keterampilan yang dimiliki individu untuk dapat mengatur,
mengendalikan, serta mengelola stres (Rochani, 2020). Manajemen stress
adalah usaha yang melibatkan kemampuan kognitif dan perilaku untuk
meningkatkan keterampilan individu dalam rangka menghadapi dan
mengelola sumber stress sehingga mampu untuk mereduksi tingkat stress
yang dimiliki (Rochani, 2020)
Manajemen stress disebut juga dengan coping. Menurut Lazzarus
dan Folkman, coping stress merupakan suatu proses di mana individu
mencoba untuk mengelola tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang
berasal dari individu maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan)
dengan sumber- sumber daya yang mereka gunakan dalam menghadapi
situasi penuh tekanan. Secara umum, stress dapat diatasi dengan
melakukan transaksi dengan lingkungan di mana hubungan transaksi ini
merupakan suatu proses yang dinamis (Moh Muslim, 2020).

22 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Berdasarkan beberapa sumber diatas mengenai pengertian dari
manajemen stress dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen stress
adalah suatu usaha individu dalam mengolah dan mengatasi segala
tuntutan yang tidak sesuai dalam kehidupannya menggunakan
kemampuan yang ia miliki.
2. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Stress
Faktor-faktor yang mmepengaruhi coping sebagai upaya mereduksi
ataumengatasi stress adalah dukungan social dan kepribadian.
a. Dukungan Sosial
Dukungan social dapat diartikan sebagai pemberian bantuan atau
pertolongan terhadap seseorang yang mengalami stress dari orang
lain yang memiliki hubungan dekat (saudara atau teman).
Menurut Rietschilin, dukungan sosialberarti pemberian informasi
diri orang lain yang dicintai atau mempunyai kepedulian, serta
memiliki jaringan komunikasi atau kedekatan hubungan, seperti
orang tua, suami atau istri

teman dan orang-orang yang aktif dalam lembaga keagamaan.


House mengemukakan bahwa dukungan social memiliki empat
fungsi, yaitu :
1) Emotional support, yang meliputi pemberian curahan kasih
sayang, perhatian dan kepedulian
2) Apparsial support, meliputi bantuan orang lain untuk
menilai dan mengembangkan kesadaran akan masalah yang
dihadapi, termasuk usaha-usaha untuk mengklarifikasi
hakikat masalah tersebut.
3) Informational support, yang meliputi nasihat dan diskusi
tentang bagaimana mengatasi atau memecahkan masalah.
4) Instrumental support, yang meliputi bantuan material,
seperti memberikan tempat tinggal, meminjamkan uang,
dan menyertai berkunjung ke biro layanan social
.

23 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


b. Kepribadian
Tipe atau karakteristik kepribadian seseorang mempunyai
pengaruh yang cukup berarti terhadap coping atau usaha mengatasi
stress yang dihadapi. Diantara tipe atau karakteristik kepribaian
tersebut adalah sebagai berikut
1) Hardiness (ketabahan atau daya tahan)
Hardiness dapat diartikan sebagai tipe kepribadian yang
ditandai dengan sikap komitmen, internal locus control, dan
kesadaran terhadap tantangan. Suzanne Kobasa sebagai
pencetus istilah Hardiness, menjelaskan ketiga
karakteristik tersebut
2) Commitment, yaitu keyakinan seseorang tentang sesuatu yang
seharusnya ia lakukan. Misalnya, keterlibatannya dalam
kehidupan dilingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lembaga-
lembaga social
3) Internal locus control, yaitu dimensi kepribadian tentang
keyakinan atau persepsi seseorang bahwa keberhasilan atau
kegagalan yang dialami dan disebabkan oleh factor internal
(berasal dari dirinya sendiri). Eksternal locus control merupakan
keyakinan seseorang bahwa kesuksesan atau kegagalan yang
dialaminya disebabkan oleh factor luar.
4) Challenge, yaitu kecenderungan persepsi seseorang terhadap
situasi, atau tuntutan yang sulit atau mengancam sebagai suatu
tantangan ataupeluang yang harus dihadapi.
5) Optimis, merupakan kecenderungan umum untuk mengharapkan
hasil-hasil yang baik. Sikap optimis memungkinkan seseorang
dapat meng-cope stress secara lebih efektif, dan dapat mereduksi
dampaknya, yaitu jatuh sakit.
6) Humoris, orang yang senang terhadap humor cenderung lebih
tolerandalam menghadapi situasi stress daripada orang yang tidal
senang humor (seperti orang yang bersikap kaku, dingin,

24 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


pemurung ataupemarah) (Saputra, 2016)
3. Pelaksanaan Manajemen Stres
a. Aktivitas fisik
Salah satu komponen yang sangat menguntungkan dari program
kesehatan mental adalah olahraga. Dengan melakukan beberapa bentuk
aktivitas aerobik selama minimal 20 menit, tiga atau empat kali
perminggu dengan periode pemanasan dan pendinginan, lansia dapat
mengharapkan kemungkinan yang lebih besar untuk menjalani tahun-
tahun selanjutnya dengan kondisi kesehatan yang baik. Hal yang
sangat mengagumkan adalah sekecil apapun jumlah aktivitas fisik
yang dilakukan terutama diluar rumah, dapat meningkatkan sikap,
mengurangi stres dan kesepian, menjadikan tidur lebih baik dan
mencegah perasaan depresi, pusat lansia harus merencanakan aktivitas
latihan, dan area diluar gedung panti wreda harus dilindungi sehingga
dapat digunakan oleh lansia untuk berjalan-jalan. Cahaya mataari
(sebagai sumber vitamin D) tidak hanya membantu mencegah
osteoporosis dan fraktur tetapi juga telah menunjukkan dapat
membantu mencegah depresi. Jika cuaca menghalangi pajanan sinar
matahari penerangan yang baik tanpa menyilaukan harus disediakan
didalam ruangan. Hampir semua lansia yang mampu berjalan dapat
berpartisipasi dalam beberapa jenis aktivitas fisik walaupun hanya
beberapa menit per hari. Berjalan diluar rumah sebanyak dua atau tiga
kali per hari lebih baik dari pada duduk didalam rumah sepanjang hari
(Suleman, 2018)
b. Dukungan sosial
Manusia adalah mahluk sosial; seseorang tidak dapat hidup sendiri
atau menyendiri. Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh
terhadap stres oleh karena itu hendaknya banyak bergaul, banyak relasi
dan teman serta perluas pergaulan sosial; atau dengan kata lain
perbanyaklah tali silaturahmi antar sesama (hubungan horizontal) yang
serasi, selaras dan seimbang. Dari sekian banyak sahabat dan kenalan,

25 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


tentu ada yang lebih akrab, kepada siapa yang bersangkutan dapat
bertukar ikiran mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi. Dalam hidup
ini seseorang memerlukan orang lain yang dapat dipercaya kepada
siapa ia dapat mengeluarkan segala macam persoalan kehidupan yang
menimbulkan ketegangan, kecemasan atau depresi. Apabila seseorang
itu tidak menemukan orang yang dimaksudkan maka hendaknya
jangan ragu-ragu dan bimbang berkonsultasi kepada orang yang
profesional (dokter atau psikiater). (Suleman, 2018)
c. Relaksasi
Proses berfikir relaksasi dengan cara membayangkan dalam meditasi
hingga mencapai keadaan meditasi yang dalam merupakan bagian
integral dari banyak praktik spiritual didunia dan tradisi keyakinan,
dalam mempelajari respon relaksasi tidak memerlukan waktu dan
ketaatan yang keras. Semua itu membutuhkan sedikit latihan dan
kemauan untuk menyisihkaan waktu setiap hari. (Suleman, 2018)
d. Terapi spiritual
Teori spiritual merupakan terapi dengan menggunakan pendekatan
terhadap kepercayaan yang dianut oleh klien dengan cara memberikan
pencerahan (Suleman, 2018)

4. Instrumen penilaian manajemen stress


Instrumen/bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket
atau kuesioner. Instrumen yang digunakan penelitian ini sudah pernah
digunakan oleh Syam (2014) dengan hasil pengolahan data dengan
program komputerisasi terhadap 20 responden di desa Tumpuk Lampoh
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten AcehBesar diperoleh semua pernyatan
valid (>0.445). Instrumen ini telah di modifikasi oleh penelitian (Maria,
T., Bajo, G. E., & Yauri, 2017) dari 25 pernyataan menjadi 23 pernyataan
dan di dapatkan hasil Uji kuesioner menggunakan uji reabilitas dan
validitas dengan nilai cronbach's alpha yang di dapat 0.719. Kuesioner
terbagi atas 2 bagian yaitu: kuesioner A berisi tentang data demografi

26 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


responden meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir
dan hasil dari tekanan darah. Kuesioner B yaitu kuesioner manajemen
stres yang di ambil dari jurnal syam 2014 dalam jurnal Istiqomah 2016
yang berisi pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan, dan telah diubah menjadi
23 pernyataan-pernyataan tentang manajemen stres. Kuesionerini terdiri
dari 14 pertanyaan favorabel dan 9 penyataan unfavorabel. Sistem
penilaian menggunakan system skoring dimana pernyataan favorabel
dengan rentan skor 1-3 dimana 3 sering, 2 kadang - kadang, 1 tidak
pernah. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorabel dengan rentan skor 3-1
dimana skor 1 sering, 2 kadang – kadang 3 tidak pernah.
Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pernyataan tertulis,
tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden tentang apa yang
ia alami dan ketahuinya. Bentuk kuesioner yang dibuat sebagai instrumen
sangat beragam, dan pada penelitian ini menggunakan instrumen check
list, yaitu daftar isian yang bersifat tertutup, responden hanya
membutuhkan tanda check pada kolom jawaban yang tersedia. (Maria, T.,
Bajo, G. E., & Yauri, 2017)
5. Pengaruh manajemen stres terhadap tekanan darah
Manajemen stres atau penatalaksanaan terhadap stres meliputi:
Latihan relaksasi, meditasi, dan berbagai kegiatan yang mengurangi stres,
makanan yang benar, dan olahraga yang cukup. Dalam keadaan yang
relaks, tubuh melalui otak akan memproduksi hormone endorprin.
Hormone endorphin memiliki efek yang serupa dengan narkotika alami
yaitu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa gembira. hormone
endorphin dinyatakan sebagai zat penyembuh efektif didalam tubuh, zat
ini dapat menciptakan kekebalan tubuh, menjaga kestabilan tekanan
darah, menghilangkan stres, dan meningkatkan kualitas hidup. endorphin
juga dihasilkan otak saat berolahraga, hormone endorphin ini juga
memainkan peran dalam meningkatkan nafsu makan, dan tekanan darah.
Selain itu dalam keadaan relaks tubuh akan menghasilkan sistem saraf
parasimpatis yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah. Relaksasi

27 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


adalah cara untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan serta relaksasi
juga bisa mengurangi stress. Relaksasi mengakibatkan regangan pada
arteri akibatnya terjadi vasodilatasi pada arteora & vena divasilitasi oleh
pusat fasomotor, ada beberapa macam fasomotor yaitu reflek
baroreseptor, reflek famoreseptor, reflek brain prain, reflek pernapasan.
Dalam hal ini yang paling kuat yaitu reflek baroreseptor (Suleman, 2018)
Impuls aferen dari baroreseptor mencapai pusat jantung yang akan
merangsang aktivitas saraf parasimpatis dan menghambat pusat saraf
simpatis, sehingga menyebabkan vasodilatasi sistemik, penurunan denyut
dan daya kontraksi jantung. Sistem saraf parasimpatis yang berjalan ke
SA node, sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung.
Perangsangan sistem saraf parasimpatis kebagian-bagian miokardium
lainnya mengakibatkan penurunan kontraktilitas, volume sekuncup, curah
jantung yang menghasilkan suatu efek inotropic negative. Keadaan
tersebut mengakibatkan penurunan volume sekuncup, dan curah jantung.
Pada otot rangka beberapa serabut vasomotor mengeluarkan asetilkolin
yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Akibat dari penurunan curah
jantung, kontraksi serat-serat otot jantung, dan volume darah membuat
tekanan darah menjadi menurun (Suleman, 2018)
6. Hubungan Manajemen Stress dan Tingkat Stress Pasien Hipertensi
Kemampuan manajemen stres sangat dipengaruhi oleh tingkat stress,
Karenatingkat stress disebabkan oleh manajemen stres yang kurang tepat
serta ketidakmampuan individu dalam menghadapi tekanan atau masala
sehingga menjadikan stres sebagai faktor yang tidak dapat dihindari
(Apriliyanti, 2017) Pada individu yang memiliki copping stress atau
manajemen stress yang kurang baik akan berkecenderungan memiliki
tingkat stress yang berat sehingga menyebabkan berbagai masalah
kesehatan seperti hipertensi. Manajemen stress yang baik sangat
dibutuhkan untuk mencegah terjadinya stress atau mencegah stress
menuju ke tingkat keparahan sehingga kondisi seperti hipertensi dapat
dihindari (Muttaqin, 2017). Strategi yang diterapkan dalam teknik

28 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


manajemen stres terbukti mampu mereduksi tingkat stres individu bahkan
dalam beberapa situasi yang cukupekstrim (Rochani, 2020)
D. Kerangka pikir
Kerangka teoritis adalah dukungan dasar teoritis sebagai dasar pemikiran
dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi peneliti. Kerangka teori
padapenelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor penyebab hipertensi Gambar : 1 kerangka pikir

 Stess Manifestasi klinis hipertensi


 Intake alkohol
 Sakit kepala berat
 Perilaku merokok HIPERTENSI
 Jantung berdebar –
 Lingkungan sekitar
debar
 Gaya hidup
 Muda lela
 Gen/keturunan
 Penglihatan kabur
 Teliga bergendang
 mimisan

stess

Efek/ komplikasi hipertensi:

Jenis – jenis stess:  Storeke


 Infark miokard
 Stress fisik  Gagal ginjal
 Stres kimiawi  Gagal jantung
 System skeletal - muskular

Manajemen stress/penatalaksaan Stres

1) Dukungan sosial
Dampak stres
2) Aktivitas fisik
 Kadiovaskuler
3) Tehnik Relaksasi
4) Praktek spiritual Humor
 System pencernaan
 System skeletal - muskular

Hipertensi Dalam Batas Normal

Sumber : Sri (2019), Yulian(2021),Musradinur (2016), Sulaiman (2018)

29 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


BAB III
KERANGKA KONSEP, DEVENISI OPRASIOANAL DAN HIPOTESIS

A. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian


. Menurut penelitian yang dilakukan oleh JAMA Internal Medicine
tahun 2014 menemukan bahwa manajemen stres merupakan salah satu
meditasi yang dapat membantu mengurangi depresi dan kecemasan.
Penilaian seseorang terhadap stres yang dialami akan berdampak pada
tingkat keparahan stres tersebut. Peningkatan tekanan darah merupakan
salah satu tanda jika seseorang mengalami stres ataupun kondisi yang
penuh stres. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan manajemen stres dengan tingkat tekanan darah.(Ankhofiya et
al., 2021)
Individu yang mengalami stres akan rentan mengalami kecemasan.
Kecemasan yang tidak dikelola dengan baik akan dirasakan secara
terus-menerus yang berdampak pada terganggunya aktivitas sehari-hari.
Dampak lain dari stres yang dialami oleh seseorang yaitu akan
berpengaruh pada meningkatnya hormon stres seperti adrenalin dan
kortisol yang berpengaruh pada meningkatnya tekanan darah. Stres atau
kecemasan yang dialami oleh seseorang akan merangsang tubuh untuk
mengaktifkan system saraf otonom yaitu simpatis maupun parasimpatis.
Tubuh akan mengirim sinyal ke otak ketika mengalami stres atau
kecemasan dan melalui saraf simpatis akan mengirim sinyal ke kelenjar
adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenalin). Hormon ini
akan merangsang kerja jantung dan pembuluh darah yang
berdampak pada meningkatnya nadi dan tekanan darah’.(Ankhofiya et
al., 2021)
Tekanan sistol (tekanan darah saat jantung menguncup) >140
mmHg dan tekanan diastol (tekanan darah saat jantung mengembang)
>90 mmhg yang didapatkan lewat pengukuran dua kali secara berurutan
menegakkan diagnosis hipertensi (Aminuddin et al., 2020)

30 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


B. Kerangka konsep

Variabel Indenpenden Variabel Dependen

Manajemen stress Tekana darah

gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan :

: variabel dependen ( dipengaruhi

: variabel Independen (mempengaruhi)

: Hubungan antara Variabel

31 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


C. Deveinsi operasional
Devenisi oprasional adalah suatu devenisi yang dirumuskan oleh
peneliti tentang istilah – istilah yang ada pada masalah penelti dengan
maksud untuk menyamakan persepsi antara peneliti dengan orang orang
yang terkait dengan penelitian (lamonge, et al.,2023)
Gambar 3.2 Devenisi oprasional
Variable Devenisi Parameter Alat ukur skala Nilai atau kriteria
oprasional
Variabel Manajemen  Aktivitas Koesioner O Terpenuhi jika
independent stres merupakan fisik manajemen R skor responden ≥
manajemen kemampuan  Dukungan stres D 46-69 dan tidak
stres yang dimiliki sosial (Maria,T.,Bajo, I terpenuhi jika ≤
oleh individu  Releksasi G.E., & N 23-45
mempergunakan  Terapi Yauri,2017) A
sumber daya spiritual 1. Pertanyan L
yang dimiliki Baik
untuk mengatasi  Selalu 3
stres atau  KK 2
kecemasan yang  TP 1
dirasakannya 2. Pertanyan
tidak baik
 Selalu 1
 KK 2
 TP 3

Variabel Tekanan darah  Tekanan Termometer O Dikatakan


dependent merupakan darah dan stetoskop R tekanan darah
tekanan kekuatan normal Tekanan darah D jika ≥120/90-

32 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


darah disebabkan oleh  Tekanan (jannah,M.,& I 130/90mmHg,
darah darah Rahmah N dan dikatakan
pada dinding tidak Fitriani,2021 A hipertensi
pembuluh normal  Tekanan L apabilah tekanan
darah, hal itu darah darah berada
tergantung dari normal : 1 pada
banyaknya  Tekanan ≥130/90mmHg
darah yang darah tinggi
tekandung :2
didalam
pembuluh darah
dan peregangan
atau
daya kembang
dinding
pembuluh darah
tersebut

D. Hipotesis penelitian
Ha : ada hubungan antara hubungan manajemen stres dengan tekanan
darah pada pasien hipertensi di wilaya kerja puskesmas tamalanrea
Jaya kota makassar

33 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif Kuantitatif dengan


pendekatan “cross sectional” di mana data yang menyangkut variabel
independen dan variabel dependen dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmojo,2017)
B. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini telah laksanakan di Puskesmas Tamalanrea Jaya kota
Makassar. Pada tanggal 15 Desember 2023 – 15 januari 2024
C. Populasi dan sampel
1. populasi
Populasi adalah sebjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
oleh peneliti (nursalam,2020). Dalam penelitian ini populasi yang
diambil adalah pasien hipertensi yang terdaftar di Puskesmas
Tamalanrea Jaya kota Makassar yang berjumalah 170 Responden
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebangai subjek penelitian melalui sampling
(Nursalam,2020). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien
hipertensi yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Tamalamrea
jaya kota makassar yang jumlahnya ditentukan melalui langka –
langka berikut :
a. Besar Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien
hipertensi yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea
Jaya kota Makassar. Perhitungan besar sampel ditetapkan dengan
menggunakan rumus Slovin (Notoatmodjo, 2017) yaitu :

34 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Rumus Slovin, jika populasi diketahui
n= N
1 +Ne2
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Besar populasi
e : Batas toeransi kesalahan (0,05)
Maka ukuran sampel pada penelitian ini dapat dihitung sebagai
berikut:
n= N
1+Ne2
n= 170
1+170 (0,05)2
n = 170
1+170(0,05)2
n = 170
1,425
n= 119
Berdasakan hasil perhitungan tersebut, jumlah sampel minimal
yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah 119 responden.
b. Sampling
Cara penentuan sampel dalam penelitian ini adalah accidental
sampling adalah pengambilan sampel karna kebetulan bertemu
sampel yang diambil tidak berdasarkan perencan melainkan karna
spontalitas (sugiyono, 2013)
c. Kriteria sampel
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel

35 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


(Suleman, 2018). Kriteria inklusi dalam penelitian ini dari
responden yaitu :
a) Pasien yang bertempat tinggal di Puskesmas Tamalanrea
Jaya
b) Pasien yang berusia 40 - 64 tahun
c) Pasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi obat-obatan
d) Pasien tersebut bersedia menjadi responden.
e) Pasien yang tidak mengalami cacat.
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak
dapat diambil sampel (Suleman, 2018). Kriteria eksklusi
penelitian ini yaitu :
a) Pasien yang tidak bertempat tinggal di
Puskesmas Tamalanrea Jaya.
b) Pasien yang merokok dan mengkonsumsi obat-obatan.
c) Pasien yang tidak berkenan menjadi responden.
d) Pasien yang dalam kondisi cacat
D. Alat pengumpulan data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari pasien hipertensi dengan
metode wawancara langsung yang dilakukan di puskesmas
menggunakan kuesioner.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara langsung dari
responden, tetapi melalui pihak kedua. Sumber data sekunder
diperoleh dari laporan dan dokumen puskesmas Tamalanrea jaya
Makassar yang melalui sumber daya manusia.
E. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Manajemen stres
Instrumen/bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
angket atau kuesioner. Instrumen yang digunakan penelitian ini sudah

36 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


pernah digunakan oleh Syam (2014) dengan hasil pengolahan data
dengan program komputerisasi terhadap 20 responden di desa
Tumpuk Lampoh Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
diperoleh semua pernyatan valid (>0.445). Instrumen ini telah di
modifikasi oleh penelitian (Maria, T., Bajo, G. E., & Yauri, 2017) dari
25 pernyataan menjadi 23 pernyataan dan di dapatkan hasil Uji
kuesioner menggunakan uji reabilitas dan validitas dengan nilai
cronbach's alpha yang di dapat 0.719. Kuesioner terbagi atas 2 bagian
yaitu: kuesioner A berisi tentang data demografi responden meliputi
umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan terakhir dan hasil dari
tekanan darah. KuesionerB yaitu kuesioner manajemen stres yang di
ambil dari jurnal syam 2014 dalam jurnal Istiqomah 2016 yang berisi
pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan, dan telah diubah menjadi 23
pernyataan-pernyataan tentang manajemen stres. Kuesioner ini
terdiri dari 14 pertanyaan favorabel dan 9 penyataan unfavorabel.
Sistem penilaian menggunakan system skoring dimana pernyataan
favorabel dengan rentan skor 1-3 dimana 3 sering, 2 kadang - kadang,
1 tidak pernah. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorabel dengan
rentan skor 3-1 dimana skor 1 sering, 2 kadang – kadang 3 tidak
pernah.
Bentuk lembaran angket dapat berupa sejumlah pernyataan
tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi dari responden
tentang apa yang ia alami dan ketahuinya. Bentuk kuesioner yang
dibuat sebagai instrumen sangat beragam, dan pada penelitian ini
menggunakan instrumen check list, yaitu daftar isian yang bersifat
tertutup, responden hanya membutuhkan tanda check pada kolom
jawaban yang tersedia. (Maria, T., Bajo, G. E., & Yauri, 2017)
Hasil ukur manajemen stress dinilai dengan skor sebagai berikut
: Untuk manajemen stressbaik dengan nilai ≥ 46–69 dan dikaterorikan
manajemen stres tidak baik jika nilai ≤ 23-45 (Maria, T., Bajo, G. E.,
& Yauri, 2017).

37 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


2. Intrumen Tekanan Darah
a. Tensimeter digital Tensimeter digital merupakan alat tensimeter
yang lebih mudah digunakan dibandingkan tensimeter manual.
Alat ini dapat memberikan nilai hasil pengukuran tanpa harus
mendengarkan bunyi aliran darah (bunyi korotkrof) dan hasil
pengukuran dapat dilihat pada layar. Beberapa alat tensimeter
digital juga dapat mencetak hasil pengukuran tekanan darah
(Medicalogy, 201, dalam Windayanti, K.A, 2021).
b. Tensimeter manual Tensimeter manual dibedakan menjadi dua
yaitu tensimeter aneroid dan tensimeter air raksa. Cara
mengoperasikan kedua jenis tensimeter ini sama. Perbedaan
kedua jenis tensimeter ini adalah pada alat untuk membaca hasil
pengukuran di mana pada tensimeter aneroid, hasil pengukuran
dapat dilihat melalui angka yang ditunjukkan oleh jarum pada
cakram angka sedangkan pada tensimeter raksa hasil pengukuran
dapat dilihat melalui nilai yang ditunjukkan oleh air raksa pada
skala yang ada (Medicalogy, 201, dalam Windayanti, K.A,
2021).
c. Stetoakope. Stetoskop berasal dari bahasa yunani yaitu stethos
yang berarti dada dan skope yang berarti pemeriksaan. Stetoskop
adalah sebuah alat medis akustik yang berfungsi untuk
auskultasi, atau mendengarkan suara-suara internal tubuh, seperti
suara jantung, paru dan usu (Muhajirin, M & Ashari, A, 2018)
F. Uji Instrumen Penelitian
1. Uji validasi
Uji vadiladasi adalah instrumen menunjukan seberapa jauh ia
dapat mengukur apa yang hendak di ukur. Validasi intrumen
didevenisikan sebagai sejauh mana instrument itu mengukur apa
yang di maksud untuk di ukur(trisliatanto,2020). Pada penelitian ini
peneliti tidak melakukan uji valid lagi karena kuesioner yang
dingunakan adalah kuesioner yang diadopsi yang telah diuji valid

38 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


dengan nilai korelasi >0,361 yaitu dengan rata – rata 0,636, maka
dapat dikatakan bahwa item alat ukur tersebut valid dan dapat
dingunakan dalam pengumpulan data penelitian
2. Uji realibilitas
Uji realibilitas adalah menunjukan tingkat konsistensi dan akurasi
hasil pengukuran. Realibilitas instrumen menunjukan kepada
konsistensi hasil pengikuran data kalua intrumen dingunakam oleh
orang atau kelompok orang yang sama dalam waktu
berlainan(Trisliatanto, 2020). Dalam penelitian ini peneliti tidak
melakukan uji realibilitas karena kuesioner yang dingunakan
diadopsi dan didapatkan nilai 0,826. Dari hasil analisis model
Cronbach’s alpha tersebut dinyatakan bahwa kuesioner penelitian ini
telah memenuhi nilai reriabel karena berdasarkan tabel taraf
significant yang reliabel diperlukan nilai 0,6.
G. Proses pengumpulan data
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara
responden mengisi kuesioner sendiri, tahap pengumpulan data :
1. Penelti mengambil surat izin di kampus stikes Stikes Nani Hasanuddin
di bagian Akademik jurusan keperawatan
2. Peneliti membawah surat ke Dinas Kesehatan Kota Makassar
3. Setelah mendapatkan izin dari Dinas Kesehatan kota makassar surat
kemudian di bawah ke puskesmas tamalanrea jaya untuk pengambilan
data awal.
4. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan ujian proposal dan
uji etik
5. Setelah penelitian disetujui, peneliti mempersiapkan instrumen
penelitian berupa kuesioner
6. Saat penelitian dilakukan, peneliti akan mempersiapkan diri kepada
calon responden dan meminta persetujuan untuk menjadi responden
7. Peneliti akan menjelaskan cara pengisian kuesioner

39 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


8. Setelah kuesioner di isi oleh responden data akan dikumpul dan
dianalis untuk menarik kesimpulan dari penelitian
H. Pengelolahan dan analisis data
1. Pengelolahan data
Data yang terkumpul merupakan data mentah yang harus diolah
sedemikian rupa agar dapat disajiakan dalam bentuk tabel atau grafik
sehingga muda di analis. Tahap pengolahan data ini berfungsi untuk
penarikan kesimpulan. Langka – langka dalam proses pengulahan data
ini antara lain:
a. Penyuntingan (editing) Upaya untuk mengevaluasi kembali
keakuratan data yang diperoleh atau dikumpulkan adalah
pengeditan. Baik sebelum atau sesudah data dikumpulkan,
pengeditan dapat dilakukan.
b. Pengkodean (coding) yaitu pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang berupa kalimat atau huruf.
c. Pemasukan ‘data (entri data) yaitu kegiatan memasukkan data
yang telah dikumpulkan kedalam program pengolahan data’.
d. Pembersihan (cleaning) yaitu pengecekan kembali kemungkinan
kesalahan seperti kode, kelengkapan, dan sebagainya.
2. Analisa data
Analisa data merupakan suatu proses Analisa yang dilakukan
secara sitematik terhadap data yang telah dikimpulkan.
(Natoatmodjo,2010)
Setelah data diolah menjadi suatu data yang diharapkan (tepat
dan konsisten) selanjutnya dilakukan Analisa untuk menjawab
pertanyaan penelitian.
a. Analisa Univariat
Analisis univariat memgambarkan suatu analis atau metode
yang hanya melibatkan satu variabel atau karasteristik tunggal
dari suatu kelompok atau populasi. Teknik analis data penelitian

40 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


univariat adalah proses pengelolaan data statistik yang hanya
melibatkan suatu variabel (Wibowo et al.,2023)
b. Analisa bivariat
Analisa bivariat dingunakan untuk mengacu pada analisis
dua variabel atau lebih yang di ukur pada skala yang sama
(Wibowo et al.,2023). Analisa bivariate sangat penting dalam
statistik karena memungkinkan kita memahami hubungan dua
variabel dan menentukan apakah hubungan tersebut signifikan
atau tidak collier, (Wibowo et al.,2023). Analisa bivariat untuk
mengukur 2 variabel kuantitatif adalah menggunakan uji
parametrik dan uji non parametrik; uji statistik parametrik
menggunakan jenis uji Pearson data berdistribusi normal, di
katakan normal jika p Value α >0,05. uji statistic non parametik
menggunakan jenis uji sperman ,yaitu ketika data tidak
memenuhi syarat atau tidak normal untuk uji parametrik,
dikatakan tidak normal jika data p valu e<nilai α
(0,05).pengambilan statistik dilakukan dengan membandingkan
p(p Value) dengan nilai a(0,05) dengan ketentuan:
1) Bila p(p Value)< nilai a(0,05), imterprestasi ada hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen
2) Bila p(p Value) > nilai a(0,05), imterprestasi tidak ada
hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen
I. Etika Penelitian
Secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat
dibedakan menjadi 3 bagian (Nursalam,2020) yaitu:
1. Prinsip mamfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, shususnya jika menggunakan Tindakan khusus.

41 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus terhindar dari keadaan
yang tidak memungkinkan. Subjek harus diyakinkan bahwah
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang tela
diberiakan, tidak akan dipergunakan dalam hal yang dapat
merungikan subjek dalam bentuk apapun.
c. Resiko(benefits Ratio)
Peneliti harus hati -hati mempertimbangkan resiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap
Tindakan.
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (hight to
selfdetermination)
Sebjek harus diperlakukan secara manusiawi, subjek
mempunyai hak untuk memutuskan apakah mereka bersedia
menjadi subjek ataupun tidak, tampa adanya sangsi apapun atau
akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka sorang
klien
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan
(right to full disclosure)
c. Infomed consent
Pada infomend consent juga dicantumkan bahwa data yang
diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil(right in fair
treatment)
b. Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan
sesudah keikutsertaan dalam penelitian tampa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau
dikeluarkan dari pemenelitian
c. Hak dijaga kerahasiannya(right to privacy)

42 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwah data yang
diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tampan
nama (anonymity) dan rahasia(confi dentiality).

43 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang di dapat dilapangan
yang terdiri dari analisis demografi, analisis univariat dan bivariat yang
disajikan dalam bentuk table.
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Tamalanrea Jaya, pada tanggal 15 Desember 2023 hingga 15 januari 2024.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan manajemen
stres dengan tekanan darah pada Pasein hipertensi di Puskesmas Tamalanrea
Jaya. 170 orang termasuk dalam total populasi penelitian ini. Teknik
pengambilan sampel dengan Rumus Slovin .menghasilkan 119 responden
sebagai sampel penelitian ini. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
selanjutnya dilakukan analisi data.
Setelah data terkumpul, dilakukan pemeriksaan data kembali dan
kemudian dilakukan pengolahan data, peneliti menyajikan analisis
demografi, analisis data univariat, dan analisis bivariat yang di uji dengan
menggunakan uji statistik chi- square.
1. Analisis univariat
a. Karasteristik Umum Responden
Hasil pengolahan data untuk distribusi karakteristik demografi
responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pendidikan, dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Table 1. Distribusi karakteristik di wilayah kerja Puskesmas


Tamalanrea Jaya

Kategori n %

jenis kelamin
laki-laki 45 37.8

44 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Perempuan
74 62.2
Umur
40-.50 71 59.7
51-64 48 40.3
pendidikan
tidak sekolah 1 .8
SD 41 34.5
SMP 40 33.6
SMA 26 21.8
Sarjana 11 9.2
Pekerjaan
tidak bekerja 11 9.2
Pensiunan 11 9.2
Petani 10 8.4
Buruh 11 9.2

IRT 30 25.5
Total 119 100 %
Sumber : Data Primer 2024
Pada tabel 1. menjelaskan data demografi distribusi karakteristik
demografi responden berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah
perempuan dengan 74 responden (37,8 %) dan laki-laki 45
responden (62,2%), pada distibutor umur responden paling banyak
adalah 40-50 tahun berjumlah 71 responden (59,7%), dan responden
paling sedikit adalah umur 51-64 berjumlah 48 orang (40,3),
distibutor Pendidikan jumlah responden terbanyak yaitu
berpendidikan SD sbanyak 41 responden (34,5 %), dan responden
paling rendah adalah dengan pendidikan tidak sekolah berjumlah 1
responden (8%). distibutor ‘pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah

45 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


tangga dengan 30 responden (25,5 %) dan yang paling rendah adalah
petani hanya 10 orang (8.4%).
b. Tekanan Darah
Table 2 Distribusi frekuensi takanan darah pada responden
di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya
Tekanan Darah n %

Tekanan Darah Normal 68 57.1

Tekanan Darah Tidak normal 51 42.9

Total 119 100.0

Sumber : Data Primer 2024


Pada tabel 2. menjelaskan bahwa distribusi responden berdasarkan
tekanan darah setelah dilakukan pengukuran tekanan darah
menggunakan alat ukur tensimeter aneroid sphynomanometer dan
stetoskop yaitu yang paling banyak adalah tekanan darah normal
dengan jumlah 68 responden (57.1) dan tekanan darah tinggi
berjumlah 51 responden (42.9 % ).
c. Manajemen Stres
Table 3 Distribusi frekuensi manajemen stres pada
responden di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya

Manajemen Stres n %

Baik 74 62.2

Kurang Baik 45 37.8


Total 119 100.0

Sumber : Data Primer 2024


Pada tabel 3. menjelaskan bahwa distribusi responden berdasarkan
status manajemen stres yang baik lebih mendominan dengan nilai
yaitu sebanyak 74 orang (62.2 %).

46 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


2. Analisis Bivariat
Hasil Analisis data untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara manajemen stres dengan tekanan darah pada
penderita hipertensi dapat di lihat pada daftar tabel 4.
Table 4. Hubungan Manajemen Stres Dengan
Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hpertensi Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Tamalanrea Jaya

Tekanan Darah
Manajemen P-
Total
stres Tidak value
Normal
normal

n % n % n %
Baik 51 68.9 23 31.1 74 100 0.002

Kurang Baik 17 37.8 28 62.2 45 100

Total 68 57.1 51 42.9 119 100.0

Sumber : Data Primer 2024


Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukan bahwa manajemen stres yang
baik dengan tekanan darah normal berjumlah 51 responden (68,9%)
untuk manajemen stres baik dengan tekanan darah tidak normal
berjumlah 23 responden (31,1%), sedangkan manajemen stres yang
kurang baik dengan tekanan darah normal berjumlah 68 responden
(57,1%) dan manajemen stres kurang baik dengan tekanan darah tidak
normal berjumlah 51 responden (42,9%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukan p-value=0.002
(p<0,005) sehingga hal ini menyatakan ada hubungan yang signifikan
antara manajemen stres dengan tekanan darah pada penderita hipertensi
di wilayah kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya.

47 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Karasteristik Responden
a. Umur
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan umur responden
paling banyak adalah 40-50 Tahun di karenakan Tekanan darah
cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada laki-laki
meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 30 tahun. Semakin tua usia
seseorang maka pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium)
terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar
bersama aliran darah. Akibatnya darah menjadi lebih padat dan
tekanan darah pun meningkat
Penelitian ini sejalan dengan (Abdi, 2021) di mana usia > 45
tahun merupakan persentase hipertensi terbanyak dibandingkan
dengan usia dibawahnya, Kemudian pada penelitian yang
dilakukan oleh Arum (2019) tentang hipertensi pada penduduk usia
produktif (15-64 tahun) di wilayah Kerja Puskesmas Jagir dengan
total 36 responden dikarenakan di usia lebih dari 55 tahun, wanita
yang lebih rentang mengalami hipertensi dikarenakan wanita akan
mengalami masa menopause.
b. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin terbanyak adalah
perempuan dikarekana wanita akan mengalami masa menopause’.
Hal ini akan menyebabkan fungsi ovarium normal berangsur-
angsur menghilang dan kadar estrogen turun setelah pasca
menopause sehingga terjadi peningkatan dari kadar kolesterol dan
Low Density Lipoprotein (LDL), sementara reseptor untuk LDL
menjadi berkurang dan dapat menyebabkan tekanan darah
meningkat.
penelitian ini didukung dengan penelitian Abdi, 2021 yang
dilakukan di Puskesmas Tabaringan pada tahun 2019 dengan

48 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


jumlah sampel sebanyak 76 orang. Berdasarkan jenis kelamin,
responden hipertensi wanita lebih banyak dibandingkan dengan
laki-laki
c. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pendidikan
Pendidikan responden terbanyak yaitu SD dikarekan kurangkanya
pengetahuan pada responden yang memiliki pendidikan rendah
sehingga sulit menerima informasi kesehatan.
Penelitian ini sejalan dengan Hartati, (2021) Berdasarkan
pendidikan didapatkan bahwa lebih banyak responden
berpendidikan rendah (SD-SMP) dibandikan yang berpendidikan
tinggi (SMA-PT). Hubungan antara pendidikan dengan tekanan
darah pada penelitian ini ada hubungan yang bermakna. Tingginya
risiko terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada
pasien yang berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau
lambat menerima informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh
petugas sehingga berdampak pada perilaku/pola hidup sehat
(Anggara dan Prayitno, 2013). (Hartati, 2021).
Kemudian Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian ini
adalah Angkawijaya dkk., (2016) dimana tingkat pendidikan tinggi
tidak menjamin mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Pengetahuan baik tidak hanya diperoleh dari pendidikan tetapi
dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui inisiatif sendiri
atau dorongan dari orang lain. Selain itu pengetahuan juga dapat
diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar baik secara
formal maupun informal. (Tentang et al., 2022)
d. Pekerjaaan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan responden terbanyak
yaitu ibu rumah tangga. penelitian ini didukung dengan penelitian
(Tentang et al., 2022), yang telah dilakukan di Posbindu Desa

49 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta dengan jumlah responden
70 orang di mana hasil penelitiannya pekerjaan terbanyak adalah
IRT dan yang paling rendah yaitu PNS.
2. Hubungan Manajemen stres dengan tekanan darah pada pasien
hipertensi diwilayah kerja puskesmas tamalnrea jaya
Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Tamalanrea
Jaya dengan Pengambilan sampel dilakukan dengan cara membagikan
kuesioner kepada responden dan menggunakan rumus slovin sesuai
kriteria yang telah di tentukan oleh peneliti. Kemudian dilakukan
pengolahan data menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil analisis menunjukan tekanan darah normal lebih banyak
dengan manajemen stres baik, dikarenakan Individu yang memiliki
manajemen stres yang baik akan mampu mengendalikan stres yang
dihadapi dengan kegiatan yang positif. Kegiatan yang positif terebut
misalnya meditasi, relaksasi, olahraga yang cukup, rekreasi,
mendengarkan musik, dll. Manajemen stres yang baik mampu
mengurangi kecemasan yang dirasakan dan membuat tubuh menjadi
lebih rileks. Tubuh yang rileks akan merangsang pengeluaran hormone
endorphin. Hormon endorphin akan berperan dalam pengurangan rasa
sakit dan meningkatkan rasa gembira. Dampak positif lain dari produksi
hormon endorphin dalam tubuh yaitu menjaga kestabilan tekanan darah
dan menghilangkan stres. (Septianingsih, 2018)
Sedangkan tekanan darah tidak normal dikarenakan manajemen
stres kurang baik karena Stres dapat menimbulkan perubahan-
perubahan yang meliputi tekanan darah yang meninggi, denyut jantung
yang meningkat, irama pernafasan yang dipacu metabolisme atau
tingkat pembakaran dalam tubuh yang dipertinggi dan melonjaknya
aliran darah ke dalam otot lengan dan kaki. Oleh karena itu seseorang
yang menderita hipertensi harus mengatur pola hidupnya untuk
mengontrol tekanan darah, diantaranya menghindari stres yang
berkepanjangan dengan menggunakan koping adaptif, karena stres

50 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


dapat mempengaruhi tekanan darah. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Apriyani Puji Astuti (2009) bahwa ada pengaruh
manajemen stress terhadap perubahan tanda- tanda vital.
Hasil penilitian ini sejalan dengan penelitian (Suleman, 2018)
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
manajemen stres dengan tekanan darah diastolik pada lansia di
kelurahan Tandang Semarang. yang mempunyai arah negatif berarti
semakin nilai manajemen stres tinggi maka tekanan darah sistol
semakin menurun dengan kekuatan hubungan rendah, artinya ada
hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tekanan
darah.
Berdasarkan hasil penelitian (Maria, T.,et al, 2017) yang diperoleh
ada hubungan yang signifikan antara manajemen stres dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi di Kelurahan Kombos Kecamatan
Singkil Kota Manado.
Dalam penelitian lain di sebutkan Hasil uji statistik menunjukkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara manajemen stres
dengan tingkat tekanan darah. Salah satu faktor eksternal yang dapat
meningkatkan tekanan darah adalah stres. Kelenjar adrenal dirangsang
untuk melepaskan hormon adrenalin ketika seseorang mengalami stres
atau kecemasan. Karena jantung memompa darah lebih cepat dan
efektif, hormon ini akan meningkatkan vasokonstriksi, yang pada
gilirannya akan meningkatkan tekanan darah. meningkatkan tekanan
darah. (Septianingsih, 2018).
Adapun penelitian yang tidak sependapat dengan penelitian ini
adalah penelitian Nita Pujianti, Fakhriyah, 2021 menunjukan bahwa
Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square
didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara manajemen stres dengan
hipertensi. penelitian yang mereka lakukan tidak sejajalan dengan Jacob
RG, Kraemer HC, Agras WS dalam Samadian (2016) dimana sebuah
penelitian meta-analisis dari 75 uji klinis terkontrol perawatan

51 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


manajemen stres berbasis relaksasi untuk hipertensi menunjukkan
tekanan darah awal tingkat sangat memprediksi perubahan selanjutnya,
dengan perawatan yang dimulai dengan darah awal yang tinggi tingkat
tekanan menghasilkan pengurangan yang lebih besar. Dengan belajar
mengelola stres secara lebih efektif dan menurunkan gairah emosional
negatif, pasien mampu menghasilkan diri yang terukur dan signifikan
perubahan fisiologi dan status kesehatan. (Nita Pujianti, Fakhriyah,
2021)
Manajemen stres merupakan keterampilan yang dimiliki oleh
individu untuk mengelola, mengatur, dan mengendalikan stres yang
dirasakan.
Berkaitan dengan dukungan sosial, penelitian yang telah dilakukan
oleh Anni Sinaga (2018), bahwa ada hubungan antara dukungan
keluarga dengan pencegahan hipertensi,.rendahnya dukungan keluarga
akan mempengaruhui perilaku dan akan berdampak pada kesehatan
pasien hipertensi dengan demikian bila pasien hipertensi mendapat
dukungan yang cukup dari keluarga maka akan termotivasi untuk
merubah perilaku dan menjalani gaya hidup yang sehat secara optimal
sehingga meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnnya.
(Suleman, 2018)
Berkaitan dengan aktivitas fisik dengan kekambuhan hipertensi,
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sarastuti (2018) dimana
menyatakan bahwa latihan fisik/aktivitas fisik singkat namun konsisten
menunjukkan manfaat kesehatan yang signifikan, yaitu dapat
menurunkan laju risiko penyakit kardiovaskular dan kematian akibat
penyakit kardiovaskular. Jenis latihan fisik yang disarankan adalah
aerobik, seperti berjalan, jogging, bersepeda ataupun berenang selama
minimal 30-60 menit/minggu. Sebelum latihan fisik, diperlukan
penilaian stratifikasi risiko kardiovaskular pasien hipertensi; individu
highrisk hipertensi memerlukan supervisi medis untuk memulai
program latihan fisik (Sarastuti, 2018). Jadi kegiatan aktivitas fisik yang

52 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


ringan tetapi konsisten dilakukan juga berpengaruh signifikan terhadap
kesehatan jantung serta berdampak pada kondisi tinggi rendahnya
tekanan darah seseorang apalagi jika orang tersebut telah memiliki
riwayat hipertensi. (Nita Pujianti, Fakhriyah, 2021)
Penelitian lain yang bekaitan dengan relaksasi yang dilakukan oleh
Tawaang (2013) bahwa tehnik relaksasi napas dalam dapat menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi sedang-berat. Kemudian, hasil
dari penelitian Desinta (2013) yang berkaitan dengan humor atau terapi
tawa untuk menurunkan stres pada penderita hipertensi menunjukan
bahwa, terapi tawa mampu menurunkan tingkat stres dan tekanan darah
pada penderita hipertensi. Dalam keadaan yang relaks, tubuh melalui
otak akan memproduksi hormone endorprin (Sulistyarini, 2013).
Hormone endorphin memiliki efek yang serupa dengan narkotika alami
yaitu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan rasa gembira. hormone
endorphin dinyatakan sebagai zat penyembuh efektif didalam tubuh, zat
ini dapat menciptakan kekebalan tubuh, menjaga kestabilan tekanan
darah, menghilangkan stres, dan meningkatkan kualitas hidup.
(Suleman, 2018)
Pada penelitian ini hanya diteliti mengenai hubungan manajemen
stres dengan tekanan darah. Masih banyak faktor-faktor lain yang
mempengaruhi tekanan darah seseorang, sehingga pada penelitian
selanjutnya dapat diteliti faktor-faktor lain tersebut. Metode penelitian
ini menggunakan kuesioner sehingga sangat bergantung pada kejujuran
responden dalam menjawab pernyataan. Informasi yang didapatkan
hanya bersumber dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden.
Setelah dilakukan uji korelasi ada hubungan antara manajemen
stress dengan tekanan darah. Di manah Variabel yang diteliti dalam
penelitiam ini d bagi menjadi dua yaitu variabel independent dan
variabel dependen. Variabel independent dalam penelitian ini adalah
manajemen stress sedangakan variabel dependen adalah tekanan darah.
Pengukuran Variabel independent mengunakan kusioner dengan skala

53 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


ordinal, Sedangkan pengukuran manajemen stress menggunakan
kuesioner skala ordinal yaitu sering, kadang, tidak pernah. kuesioner
yang digunakan telah di uji validitas dan rehabilitas. Kriteria penilaian
tekanan darah Dikatakan tekanan darah jika ≥120/90-130/90mmHg, dan
dikatakan hipertensi apabilah tekanan darah berada pada
≥130/90mmHg sedangkan kriteria penilaian Manajemen stress
Terpenuhi jika skor responden ≥ 46-69 dan tidak terpenuhi jika ≤ 23-45,
sedangkan kriteria penilaian manajemen stress
yang dapat mempengaruhi nilai tekanan darah adalah koping
individu dan gaya hidup dimanah koping individu yang di maksud
adalah tindankan mental dan fisik untuk mengontrol, mengurangi atau
membuat pengaruh stress baik dari eksternal dan internal sedangkan
gaya hidup yang di maksud adalah dukungan social, aktivitas fisik,
menggunakan Teknik rileksasi dan melakukan praktes spiritual.
Menurut asusmsi peneliti Individu yang memiliki manajemen stres
yang baik akan mampu mengendalikan stres yang dihadapi dengan
kegiatan yang positif. Kegiatan yang positif terebut misalnya meditasi,
relaksasi, olahraga yang cukup, rekreasi, mendengarkan musik, dll.
Manajemen stres yang baik mampu mengurangi kecemasan yang
dirasakan dan membuat tubuh menjadi lebih rileks, karena Salah satu
faktor eksternal yang dapat meningkatkan tekanan darah adalah stress.
C. Keterbatasan penelitian
1. Penelitian ini hanya di satu area atau tempat tertentu yang hasilnya
tidak bisa digeneralisasikan secara luas
2. Penelitian ini belum diketahui secara pasti seberapa besar pengaruh
anatar dua variable
D. Implikasi untuk Keperawatan
1. Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini sebagai ilmu pengetahuan yang baru untuk
memberikan informasi kepada masyarakat
2. Pendidikan keperawatan

54 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


Penelitia ini dapat dijadikan sumber ilmu untuk sarana Pendidikan yang
lebih propesional dalam mengembangkan hal baru terkait Hubungan
manajemen stress dengan tekanan darah pada pasien hipertensi
3. Penelitian keperawatan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran dan pengembangan
pengetahun pada penelitian yang akan dilakukan terkait hubungan
manajemen stress dengan tekanan darah pada pasien hipertensi

55 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara manajemen stres

dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Tamalanrea Jaya

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan data yang diperoleh

di tempat kerja Puskesmas Tamalanrea Jaya.

B. Saran

1. Untuk ilmu pengetahuan diharapkan dapat mengembangkan dan

meneraapkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang keperawatan terkait

Hubungan Manajemen Stres dengan tekanan darah pada pasien

hipertensi.

2. Untuk peneliti selanjutnya di harapkan dapat memberikan tambahan dan

wawasan dan pengalaman serta menjadi bekal dalam meberikan asuhan

keperawatan secara professional, dan dapat menjadi sumber informasi

dalam memberikan penyuluhan atau edukasi terkait pentingnya

manajemen stres terhadap pasien Hipertensi

3. Untuk puskesmas diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk memantau Kejadian Hipertensi.

4. Untuk masyarakat diharapkan agar dapat selau melakukan pemeriksaan

rutin ke pelayanan kesehatan jika terdapat gejala penyakit hipertensi atau

tekanan darah tinggi.

56 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar


57 Stikes Nani Hasanuddin Makkassar
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, T. R. (2021). Karakteristik Pasien Hipertensi Di Puskesmas Tabaringan


Makassar. Indonesian Journal Of Health, 1(2), 112–119.
Https://Doi.Org/10.33368/Inajoh.V0i0.24

AHA. (2020).2020 International Society of Hypertension Global Hypertension


Practice Guidelines. Hypertension 75 (6), 13334 - 1357.
https://doi.org/10.1161/HYPERTENSIONAHA.120.15026

Aminuddin, A., Sudarman, Y., & Syakib, M. (2020). Penurunan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Setelah Diberikan Terapi Akupresur. Jurnal Kesehatan
Manarang, 6(1), 57. Https://Doi.Org/10.33490/Jkm.V6i1.119

Ankhofiya, D., Kholifah, S. N., & Martiana, T. (2021). Analisis Hubungan


Manajemen Stres Dengan Tingkat Tekanan Darah Pada Remaja SMP Kelas
8 Se-Surabaya. April 2019, 173–179.

Aqsho,I.B., &, & Pudjijuniarto. (2021). Hubungan Tingkat Stress Terhadap


Tekanan Darah Pada Usia Madya Di Desa Katikan Kabupaten Ngawi. Jurnal
Kesehatan Olahraga, 09, 75–84.
Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Kesehatan-
Olahraga/Article/View/42146

Ariniariningtiyas, R., Astuti, F. P., & Lestari, P. (2019). Hubungan Stres Dengan
Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Gedanganak. Kebidanan Ilmu
Kesehatan, 1–9.

DA Amira, I., Suryani, & Hendrawati. (2021). Hubungan Tingkat Stres Dengan
Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Guntir Kabupaten Garut. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis
Kesehatan Dan Farmasi, 21(1), 21–28.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2020). Profil Kesehatan Provinsi


Sulawesi Selatan.

Fathoni, M. (2019). Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Stres Pada Lansia.


Journal Of Chemical Information And Modeling, 53(9), 1689–1699.

Hartati, S. (2021). Skripsi Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Perubahan


Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Posbindu Pesona Talang
Jawa Lahat.

Jannah, M., & Rahmah Fitriani, D. (2021. Hubungan Kualitas Tidur Dengan
Tekanan Darah Pada Remaja: Literature Review. Angewandte Chemie
International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.
Lestari, N. P., & Yudanari, Y. G. (2020). Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Kedu Kecamatan Kedu
Kabupaten Temanggung.

Kemenkes.RI.(2021). Pusdatin Hipertensi. Infodatin, Hipertensi, 1-7.


https://doi.org/10.1177/109019817400200403

Maria, T., Bajo, G. E., & Yauri, I. (2017). Hubungan Manajemen Stres Dengan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Kombos Timur Kecamatan
Singkil Kota Manado (Doctoral Dissertation, Universitas Katolik De La
Salle). Euphytica, 18(2), 22280.
Http://Dx.Doi.Org/10.1016/J.Jplph.2009.07.006%0Ahttp://Dx.Doi.Org/10.10
16/J.Neps.2015.06.001%0Ahttps://Www.Abebooks.Com/Trease-Evans-
Pharmacognosy-13th-Edition-William/14174467122/Bd

Muhajirin, M., & Ashari, A. (2018). Perancangan Sistem Pengukur Detak Jantung
Menggunakan Arduino Dengan Tampilan Personal Computer. Inspiration:
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 8(1), 31-41.

Nita Pujianti, Fakhriyah, N. A. F. (2021). Hubungan Antara Manajemen


Hipertensi Dan Manajemen Stress Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Cempaka. Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan
Basah, 6(3). Http://Eprints.Ums.Ac.Id/39382/1/02. Naskah Publikasi.Pdf

Notoatmojo.(2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT RINEKA CIPTA

Nuraisah, S. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat


Pengetahuan Pasien Hipertensi Di Kabupaten Malang.

Nursalam. (2020). metodologi penelitian ilmu keperawatan (P.P.Lestari (ed))


Andi yogyakarta

Pratiwi, A., & Edmaningsih, Y. (2020). Manajemen Stres Dan Ansietas Untuk
Penurunan Tekanan Darah. SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 4(1), 679. Https://Doi.Org/10.31764/Jpmb.V4i1.2977

Rahmawati, B. N. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Manajemen Stres


Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. 1(1), 31–39.

Septianingsih, D. Gita. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien


Hipertensi Dengan Upaya Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Samata. Universitas Islam Negeri Alauddin, 111.

Sigiyono. (2013). metode penelitian kuantitatif, kualitatir dam


R&D/prof.Dr.sugiyono/dounload.2013. https://id 1
lib.org/book/5686376/9d6534

Sosialita, T. D., & Hamidah, H. (2021). Manajemen Stres Berbasis Teknik


Heartmath Untuk Mengurangi Stres Dan Mengelola Emosi Pada Caregiver
Pasien Penyakit Kronis. Jurnal Ilmu Perilaku, 4(2), 154.
Https://Doi.Org/10.25077/Jip.0.0.154-169.0

Suleman, Z. (2018). Hubungan Manajemen Stres Dengan Tekanan Darah Pada


Lansia Dengan Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Kota Tengah Kota
Gorontalo. Skripsi.

Tentang, M., Di, H., & Desa, P. (2022). Hubungan Antara Tingkat Pendidikan
Terhadap Pengetahuan Relationship Between Education Level And Public
Knowledge About Hipertension In Posbindu Desa Srigading , Sanden ,
Bantul ,. 7(1), 40–44.

Trisliatanto, D.A.(2020). Metodologi Penelitian

Windayanti, K. A. (2021). Hubungan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Tekanan


Darah Pada Pekerja Yang Bekerja Dari Rumah Selama Masa Pandemi
Covid-19 Di Wilayah Kelurahan Seririt Tahun 2021 (Doctoral Dissertation,
Poltekkes Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan 2021). Angewandte
Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

WHO, (2020) Wold Health Organizatian Data On Hypentension. Data


Hipertensi.2020

Yuliana, Y. (2021). Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Nilai Tekanan Darah


Pada Penderita Hipertensi Di Desa Upang Ceria Muara Telang Kabupaten
Banyuasin Tahun 2021 (Doctoral Dissertation, STIK Bina Husada
Palembang).
Lampiran 1 lembar infomed Consent

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Dalam penelitian dengan judul “Hubungan Manajemen


Stres Dengan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Tamalanrea Jaya” dengan ini, sayabersedia menjadi
partisipan dan saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari
penelitian ini sesuai dengan penjelasan dari peneliti yang
disampaikan kepada saya.

Demikian secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur


paksaan dari siapapun, saya bersedia berperan serta dalam
penelitian ini.

Makassar, 2023

Responden

(...................................)
LAMPIRAN 2 : kuisioner manajemen steres dan tekanan darah

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN STRES DAN TEKANAN


DARAH

KUESIONER A

A. Data demografi
Petunjuk: berilah tanda check-list pada kotak yang telah disediakan
sesuaidengan jawaban responden
1. Kode responden : (diisi oleh peneliti)
2. Tanggal pengisian :
3. Nama :
4. Umur : Tahun

5. Jenis kelamin : 1. Laki-lakj 2. Perempuan


6. Pendidikan : Tidak sekolah SMP S1

SD SMA

7. Pekerjaan : Tidak bekerja Buruh


Pensiunan IRT
Petani/Nelayan Swasta
PNS
8. Tekanan Darah : mmHg
KUESIONER B

Berilah tanda (√) terhadap pernyataan dibawah ini pada alternative


jawaban yangdianggap tepat.

Keterangan :

3 : Sering

2 : Kadang – Kadang

1 : Tidak Pernah
Jawaban
NO Pernyataan
1 2 3

Manajemen stres: mencari dukungan social

1. Saya meminta nasehat mengenai penyakit yang


saya alami

kepada keluarga, orang terdekat maupun tenaga


kesehatan
2. Saya tidak suka menyendiri ketika saya sedang sakit

3. Saya menceritakan perasaan yang tidak menyenangkan


mengenai penyakit yang saya alami kepada orang yang
saya percaya misalnya keluarga, orang terdekat
ataupun petugas
Kesehatan
4. Saya tidak meminta bantuan orang lain walaupun
saya sedang

Sakit
5. Saya tidak suka diperhatikan orang-orang di sekitar
saya tentang

penyakit saya
Manajemen stres: melakukan aktivitas fisik

6. Saya melakukan aktivitas fisik ringan sampai berat


setiap hari misalnya melakukan senam, lari santai
ataupun berjalan kaki
keluar rumah selama ± 30 menit 3 kali dalam seminggu
7. Saya melakukan sendiri aktivitas sehari-hari tanpa
meminta
bantuan orang lain seperti pemenuhun kebutuhan diri
sehari-hari
8. Saya tidak melakukan aktivitas fisik secara rutin
seperti

membersihkan rumah
Manajemen stres: menggunakan tehnik relaksasi

9. Jika saya sedang cemas saya menarik napas


dalam dan

mengulangi nya 5-10 kali


10. Jika saya lelah saya menenangkan tubuh dengan duduk
santai
11. Saat saya mengunjungi tempat-tempat yang dapat
memberikan

rasa tenang seperti pantai atau taman saya merasa rileks


12. Saya tidak tahu cara menenangkan diri

13. Saat lelah saya tetap memaksakan diri untuk berfikir


masalah

yang sedang hihadapi


Manajemen stres: melakukan praktik spiritual

14. Saat gelisah saya tidak mendekatkan diri dengan


Tuhan untuk

mencari ketenangan
15. Saya tidak mengingat Tuhan saat saya mengalami
masalah
16. Saya lebih bisa menerima situasi dan bersyukur tentang
apapun,

meski segala sesuatunya sangat sulit dihadapi


17. Saya membaca kitab suci agar lebih merasa dekat
dengan Tuhan
18. Saya datang beribadah untuk membuat perasaan
lebih terasa

Tenang
Manajemen stres: humor

19. Saya tidak menyukai cerita lucu

20. Saya merasa tidak ada yang lucu ketika ada orang
lain yang

sedang tertawa menonton film lucu


21. Saya senang jika merasakan hal-hal lucu yang
membuat saya

tertawa misalnya acara komedi


22. Saya berusaha mencari hal-hal yang lucu dengan
menonton

video di media sosial atau bermain game di handphone


23. Saya merasa senang bercanda dengan orang disekitar
saya
Sumber : (Maria, T., Bajo, G. E., & Yauri, 2017)
Lampiran 3 : hasil olah Data( SPSS)
Analisa Univariat

Jenis Kelamin
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
laki – laki 45 37.8 37.8 37.8
perempua 74 62.2 62.2 100.0
Valid
n
Total 119 100.0 100.0

UMUR
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
40-50 71 59.7 59.7 59.7
Valid 51-64 48 40.3 40.3 100.0
Total 119 100.0 100.0

Pendidikan
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
tidak 1 .8 .8 .8
sekolah
SD 41 34.5 34.5 35.3
Valid SMP 40 33.6 33.6 68.9
SMA 26 21.8 21.8 90.8
SARJANA 11 9.2 9.2 100.0
Total 119 100.0 100.0

Pekerjaan
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
tidak bekerja 11 9.2 9.2 9.2
pensiunan 14 11.8 11.8 21.0
petani 11 9.2 9.2 30.3
buruh 8 6.7 6.7 37.0
Valid IRT 29 24.4 24.4 61.3
Pekerja 28 23.5 23.5 84.9
Swasta
PNS 18 15.1 15.1 100.0
Total 119 100.0 100.0

manajemen Stres
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Baik 74 62.2 62.2 62.2
kurang 45 37.8 37.8 100.0
Valid
Baik
Total 119 100.0 100.0

Tekan Darah
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Tekanan Darah 68 57.1 57.1 57.1
Normal
Valid Tekanan Darah Tidak 51 42.9 42.9 100.0
Normal
Total 119 100.0 100.0

Analisis Bivariat
manajemen Stres * Tekan Darah Crosstabulation
Tekan Darah Tot
al
Tekanan Tekanan
Darah Darah Tidak
Normal Normal
Count 51 23 74
manajemen
baik % within manajemen 68.9% 31.1% 100
Stres
Stres .0%
% within Tekan Darah 75.0% 45.1% 62.
2%
42.9% 19.3% 62.
% of Total
2%
Count 17 28 45
% within manajemen 37.8% 62.2% 100
Stres .0%
kurang
% within Tekan Darah 25.0% 54.9% 37.
Baik
8%
14.3% 23.5% 37.
% of Total
8%
Count 68 51 119
% within manajemen 57.1% 42.9% 100
Stres .0%
Total % within Tekan Darah 100.0% 100.0% 100
.0%
57.1% 42.9% 100
% of Total
.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 11.081a 1 .001
Continuity 9.846 1 .002
Correctionb
Likelihood Ratio 11.143 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear 10.988 1 .001
Association
N of Valid Cases 119
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji kolerasi
Correlations
manajemen Stres Tekan Darah

Correlation Coefficient 1.000 .305**


manajemen Stres Sig. (2-tailed) . .001
N 119 119
Spearman's rho
Correlation Coefficient .305** 1.000

Tekan Darah Sig. (2-tailed) .001 .


N 119 119

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


lampiran 5 : Master Tabel

HUBUNGAN MANAJEMEN STRES DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
TAMALANREA JAYA KOTA MAKASSAR
M ASTER TABEL

Nomor Ite m s oal/ Skor Has il


nama JK Umur Pd Pk TD Total Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 Angke
9 t10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 t
Ny. T P 2 56 2 2 5 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 60 Baik 1
Ny R P 2 45 1 4 6 1 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1
Ny H P 2 54 2 2 5 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 62 Baik 1
Ny S P 2 45 1 3 6 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 63 Baik 1
Ny A P 2 45 1 2 5 1 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 63 Baik 1
TN. S L 1 48 1 4 2 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1
NY. H P 2 46 1 3 6 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 66 Baik 1
TN. L L 1 49 1 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 61 Baik 1
NY. F P 2 57 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 58 Baik 1
TN.H L 1 51 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 Kurang Baik 2
NY. D P 2 51 1 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 kurang Baik 2
NY. B P 2 63 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 Kurang Baik 2
NY. H P 2 50 1 4 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 63 Baik 1
NY. D P 2 55 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 59 Baik 1
NY. C P 2 55 2 4 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 62 Baik 1
NY. S L 1 55 2 3 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 62 Baik 1
NY. S P 2 64 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 Kurang baik 2
NY. W P 2 45 1 5 7 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 55 Baik 1
NY. N P 2 46 1 4 6 1 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 45 Baik 1
NY. L P 2 50 1 3 1 1 3 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 42 Kurang Bai k 2
NY. M P 2 50 1 3 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 43 Kurang Bai k 2
NY. R L 1 55 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 1 1 2 2 2 42 Kurang Bai k 2
NY. H P 2 47 1 4 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 60 baik 1
TN. R
P 2 46 1 2 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 66 baik 1
TN. A
L 1 59 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 3 2 3 61 baik 1
NY. R
P 2 61 1 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 kurang Baik 2
NY. B
P 2 47 1 4 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 67 Baik 1
NY. A
L 1 46 1 5 7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 62 Baik 1
NY. F
L 1 47 1 5 7 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 2 1 2 3 2 60 Baik 1
NY. E
L 1 51 2 2 4 2 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 63 Baik 1
NY. Y
L 1 56 2 2 4 1 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Baik 2
NY. R
L 1 45 1 5 7 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 1 1 1 55 baik 1
NY, B
P 2 50 1 2 5 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 45 baik 1
NY. S
L 1 45 1 5 6 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 2 61 baik 1
NY. S
P 2 57 2 3 5 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 1 62 baik 1
NY. B
L 1 60 1 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 60 Kurang Baik 2
Tn J
L 1 48 1 3 6 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 60 Baik 1
Tn N
L 1 49 1 4 7 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 3 60 Baik 1
Tn B
Ny F L 1 56 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 3 3 3 60 Baik 1

Ny S P 2 58 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2

Tn A P 2 45 2 2 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 44 Kurang Bai k 2

Tn S L 1 45 2 2 5 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2

Ny Y L 1 52 2 3 6 1 3 3 3 3 1 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 63 Baik 1

Tn T P 2 53 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Baik 2

Tn J L 1 60 1 2 3 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 44 Kurang Baik 2

Tn F L 1 51 2 2 3 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Baik 2

Ny R L 1 57 2 3 6 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 58 Baik 1

Ny F P 2 46 1 2 5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 61 Baik 1

Tn L P 2 45 1 5 7 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 58 Baik 1

Ny R L 1 45 1 4 6 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 62 Baik 1

Tn M P 2 46 1 4 6 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 61 Baik 1

Ny N L 1 51 2 2 3 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Ny D P 2 55 2 2 5 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 44 Kurang Bai k 2
Ny S P 2 60 2 2 5 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2
Tn R P 2 65 2 2 5 1 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
Ny E L 1 68 2 2 3 1 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Tn M P 2 42 1 4 6 1 3 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 56 Baik 1
Ny J L 1 46 1 4 6 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 1 1 1 3 3 1 53 Baik 1
Ny Y P 2 48 1 5 7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 60 Bai k 1
Ny H P 2 45 1 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 59 Kurang Bai k 2
Ny N P 2 45 1 3 5 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 1 1 3 60 Kurang Bai k 2
Ny. T P 2 45 1 2 5 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 52 Kurang Bai k 2
Ny D P 2 47 1 4 7 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 58 Baik 1
Ny M P 2 53 2 3 5 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 61 Baik 1
Ny N P 2 49 1 4 7 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 58 Baik 1
Ny R P 2 54 2 2 5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 62 Baik 1
Ny Y P 2 49 1 4 7 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 61 Baik 1
Tn F P 2 60 1 2 5 1 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Tn B L 1 60 1 2 4 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 44 Kurang Bai k 2
Tn H L 1 55 2 3 4 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2
Ny E L 1 57 2 3 4 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
Tn J P 2 61 1 2 5 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Ny I L 1 50 2 4 6 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 58 Baik 1
Ny K P 2 41 1 4 5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 61 Baik 1
Ny E P 2 47 1 3 6 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 58 Baik 1
Ny I P 2 44 1 5 7 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 62 Baik 1
Tn H 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1
P 2 48 1 5 7 1 61 Baik 1
Ny V 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3
L 1 48 1 3 6 2 62 Baik 1
Ny M 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1
P 2 45 1 3 6 1 61 Baik 1
Ny A 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1
P 2 66 2 2 1 1 44 Kurang Bai k 2
Ny A 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2
P 2 55 2 2 1 2 43 Kurang Bai k 2
Ny R
P 2 46 1 3 3 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
Tn S
P 2 56 2 3 5 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Ny D
L 1 55 2 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 2 2 58 Baik 1
Ny R
P 2 47 1 3 5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 61 Baik 1
Tn G
P 2 46 1 4 6 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 58 Baik 1
Ny S
L 1 59 2 3 6 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 62 Baik 1
Ny W
P 2 42 1 2 5 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 61 Baik 1
Tn M
P 2 47 1 2 5 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 3 62 Baik 1
Tn M
L 1 40 1 3 6 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 61 Baik 1
Tn E
L 1 42 1 4 7 1 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 58 Baik 1
Tn G
L 1 51 2 3 4 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
Tn H
L 1 56 2 3 4 2 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
Ny S
L 1 45 1 3 4 1 3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
TN. M
NY. H P 2 50 1 4 5 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 44 Kurang Bai k 2

NY. M L 1 56 2 2 4 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2

TN. R P 2 50 1 3 5 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1

TN. M P 2 48 1 3 6 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 62 Baik 1

Ny S L 1 48 1 4 7 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 63 Baik 1

Tn R L 1 49 1 3 6 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 62 Baik 1

Ny E P 2 50 1 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1

Tn M L 1 64 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2

Ny J P 2 45 1 3 5 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 65 Baik 1

Ny Y L 1 46 1 2 6 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 61 Baik 1

Ny H P 2 48 1 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 58 Baik 1

Ny N P 2 45 1 3 5 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 1 3 1 3 3 2 3 1 2 2 3 2 1 52 Baik 1
Ny. T P 2 45 1 3 5 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 1 1 2 2 2 58 Baik 1
Ny A P 2 64 2 3 3 2 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
TN. S P 2 65 2 3 3 2
3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
NY. H P 2 46 1 3 5 1
3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1
TN. L L 1 47 1 4 6 1
3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 62 Baik 1
NY. F P 2 57 2 2 5 2
3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 1 3 2 3 64 Baik 1
TN.H L 1 55 2 2 6 2
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 45 Kurang Bai k 2
NY. D P 2 57 2 2 5 2
2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 1 1 1 2 2 2 43 Kurang Bai k 2
NY. B L 1 51 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 1 3 2 3 62 Baik 1
6 1
NY. H P 2 51 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 61 Baik 1
5 1
Ny. T P 2 60 2 4 3 1 1 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 42 Kurang Bai k 2
1 2
P 2 67 2 2 1 2
3 1 1 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 45 Kurang Bai k 2

P 2 45 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 2 3 61 Bai k 1
7 1

Keterangan

Umur Jeni s Kel ami Pendi di kan pekerjaan manaj eme n stres tekana darah
n1 = Laki - l aki
1 = 45- 50 1 = Ti dak Sekol 1= Ti dak 46 - 69= bai k ≥120/90- 130/90= 1 ( TD normal ) Cari ng
Tahun ah
2 = Pere mpuan 2 = SD 23 - 45= kurang bai >130/90= 2 ( tekaan darah tinggi ) 3 = Seri ng
bekrja
2 = 51- k 2 = kadang -
3 = SMP 2= pensi unn
4 = SMA 3= Pe tani /nel kadang 1 = Ti dak
5= Sarjana ayan 4= Pernah
Buruh
5= IRT
lapiran 6 : rekomendasi pengajuan etik
lampiran 7 Etik Penelitian
lampiran 8: rekomendasi penelitian dari STIKES Nani Hasanuddin
lampiran 9 : surat ijin penelitian dari dinas penanaman modal dan
pelayanan terpadu satu pintu kota makassar
lampiran 8: surat ijin penelitian dari badan kesatuan bangsa dan politik kota
makassar
lampiran 9 : surat ijin penelitian dari dinas kesehatan kota makassar
lampiran 10 : surat keterangan pengambilan data awal
lampiran 11 : dokumentasi

inisial : Tn. N Nama : Ny. T nama : Ny. T

tempat : puskesmas tamalanrea jaya tempat : Puskesmas tamalanrea jaya tempat: puskesmas T.Jaya

Tindakan : mengukur tekanan darah tindakan : pengisihan kuesioner tindakan: pengukuran TD

Hasil : 150/90 mmHg hasil


Nana : Ny. S

Tempat : puskesmas tamalanrea jaya

Tindakan : meminta kesedian menjadi responden


Lampiran 12 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Janiartri Srigandi Barretasik
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Palopo, 09 Oktober 1999
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Toraja / Indonesia
Asal : Toraja
Alamat : Sukamaju 16
Email : janiartrisrigandibarretasik@gmail.com
No. HP 081245867026
B. Pendidikan
1. Tamat SDN 1 TABANG
2. Tamat SMPN 1 Tabang
3. Tamat SMAN 1 Masanda
4. Tamat DIII Keperawatan Politeknik Sandi Karsa Makassar
5. Sementara Mengikuti Pendidikan SI Keperawatan Stikes Nani
Hasanuddin Makassar Tahun 2022 – sekarang

Anda mungkin juga menyukai