Anda di halaman 1dari 84

SKRIPSI

2017

TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA


TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA
MAKASSAR

OLEH:
Nurul Rahmitha
C11114321

PEMBIMBING:
dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

DISUSUN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN


STUDI PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA

MAKASSAR

Diajukan Kepada Universitas Hasanuddin Untuk Melengkapi Salah Satu

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Kedokteran

Nurul Rahmitha

C11114321

Pembimbing:

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

Fakultas Kedokteran UNHAS dengan judul:

“Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea Makassar”

Hari, Tanggal : Rabu, 29 November 2017

Waktu : 13.00 WITA

Tempat : Ruang Pertemuan Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa,

RSKD Prov. Sul Sel

Makassar, 29 November 2017

(dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.)

NIP. 19771223 200312 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Nurul Rahmitha

NIM : C111 14 321

Fakultas/Program Studi : Kedokteran/Pendidikan Dokter

Judul Skripsi : Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea

Makassar

Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana

kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

(.......................................)

Penguji 1 : Dr. dr. H. M. Faisal Idrus, Sp.KJ(K)

(.......................................)

Penguji 2 : Dr. dr. Sony Teddy Lisal, Sp.KJ

(.......................................)

Ditetapkan di : Makassar

Tanggal : 29 November 2017

iv
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

2017

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Judul Skripsi :

“Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di

Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar”

Makassar, 29 November 2017

(dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.)

NIP. 19771223 200312 2 002

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah,

rahmat, hidayat, karunia, dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar” ini sebagai salah satu

syarat penyelesaian pendidikan Sarjana (S1) Kedokteran Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam

perkuliahan, serta arahan dan bimbingan dari dosen pembimbing, maka skripsi dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini terdapat

banyak kekurangan, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan

yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini dan berharap semoga apa yang telah

ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, kerja sama,

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan hati, penulis

ingin mengucapkan segenap rasa terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang

penulis hormati dan sayangi:

1. dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ. selaku pembimbing penyusunan

skripsi, atas kesediaan, keikhlasan dan kesabaran meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis mulai dari

penyusunan proposal hinggal pada penyusunan skripsi ini.

vi
2. Koordinator dan seluruh staf dosen / pengajar mata kuliah Skripsi dari

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

penyusunan skripsi ini.

3. Pimpinan, seluruh dosen / pengajar, dan seluruh karyawan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin yang telah banyak memberikan ilmu

pengetahuan, motivasi, bimbingan, dan bantuan selama masa pendidikan

preklinik hingga penyusunan skripsi ini.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar dan Kepala Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea, serta Bidan KIA Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea, yang telah memberi ijin dan banyak membantu selama

dilaksanakan penelitian ini.

5. Seluruh responden ibu hamil primigravida trimester ketiga yang telah

meluangkan waktu dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. Orang tua penulis tercinta, H. Chaeruddin dan Hj. Warni Chaeruddin dan

kakak saya yang telah banyak memberi dukungan, doa, moril, dan

materil selama penyusunan skripsi ini.

7. Fachrul Islami M., yang memberi dukungan dan semangat selama

penelitian dan penulisan skripsi ini

8. Teman-teman “No Wacana”, yang telah memberi dorongan untuk

penyelesaian skripsi ini.

9. Teman satu bimbingan skripsi saya, atas motivasi dan kerjasamanya

selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

vii
10. Badan Khusus Medical Youth Research Club (MYRC) yang sebelumnya

telah memberikan banyak pelatihan dan pengalaman terkait penyusunan

karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi penulis.

11. Teman sejawat seperjuangan angkatan 2014 “Neutrof14vine” penulis di

Fakultas Kedokteran Universiptas Hasanuddin yang telah memberikan

bantuan dan dukungan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi ini.

Semoga segala bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan kepada

penulis bernilai pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kata sempurna, mulai dari tahap persiapan hingga tahap

penyelesaian. Semoga dapat menjadi bahan introspeksi dan motivasi bagi penulis ke

depannya.

Akhir kata, semoga apa yang telah penulis lakukan ini dapat bermanfaat bagi

banyak orang dan mendapat pahala di sisi Allah SWT.

Makassar, 29 November 2017

Wassalam,

Nurul Rahmitha

viii
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DESEMBER 2017
Nurul Rahmitha
dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.
Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di
Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

ABSTRAK

Pendahuluan : Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas penyebabnya


dan tidak didukung oleh situasi yang ada. Salah satu sumber stressor kecemasan
adalah kehamilan. Di Indonesia terdapat 28,7% ibu hamil yang mengalami
kecemasan dalam menghadapi persalinan. Kecemasan lebih banyak terjadi pada ibu
primigravida. Kecemasan pada ibu primigravida dapat timbul pada trimester ketiga.
Kecemasan berdampak negatif pada ibu hamil seperti petumbuhan janin terhambat,
melemahkan kontraksi otot rahim, resiko melahirkan bayi prematur, dan berpengaruh
pada tumbuh kembang anak.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif menggunakan
data primer yang diambil melalui wawacara terhadap sampel. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah consecutive sampling.
Hasil : Dari 37 responden ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas
Kecamatan Tamalanrea Makassar, tingkat kecemasan yang terbanyak yaitu
kecemasan ringan dan sedang yaitu 29,7%. Kelompok usia muda lebih banyak
mengalami cemas berat yaitu 13,5%, usia cukup lebih banyak mengalami cemas
ringan yaitu 29,7%, dan usia tua 2,7% tidak mengalami kecemasan. Tingkat
pendidikan rendah lebih banyak mengalami cemas berat, sedangkan tingkat
pendidikan tinggi lebih banyak mengalami cemas ringan. Responden yang tidak
bekerja lebih banyak mengalami kecemasan, sedangkan responden yang bekerja
lebih banyak yang tidak mengalami kecemasan. Responden dengan ekonomi rendah
banyak mengalami cemas sedang yaitu 24,3%, sedangkan responden dengan
ekonomi tinggi lebih banyak yang tidak mengalami kecemasan yaitu 27%.
Responden yang tinggal dengan suami lebih banyak yang tidak mengalami
kecemasan. Keterbatasan penelitian ini adalah distribusi pasien yang tidak homogen.
Kesimpulan : Tingkat kecemasan lebih banyak cemas ringan dan sedang. Usia muda
lebih tinggi tingkat kecemasan dibanding usia cukup. Tingkat pendidikan rendah
lebih berat tingkat kecemasan daripada pendidikan tinggi. Responden yang tidak
bekerja lebih berat tingkat kecemasannya. Status ekonomi rendah lebih ringan
tingkat kecemasannya. Responden yang tinggal dengan suami lebih ringan tingkat
kecemasannya.
Kata Kunci : Kecemasan, primigravida, trimester ketiga

ix
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
DECEMBER 2017
Nurul Rahmitha
dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ
The Anxiety Level in Primigravid Third Trimester at Community Health
Center in Tamalanrea Makassar

ABSTRACT

Introduction : Anxiety is the fear that is unexplained and unsupported by the


existing situation. One source of stressor anxiety is pregnancy. In Indonesia there are
28.7% of pregnant women who experience anxiety in the face of labor. Anxiety is
more common in primigravid. Anxiety in primigravida may occur in third trimester.
Anxiety adversely affects pregnant women as fetal growth is inhibited, weakens
uterine muscle contractions, the risk of preterm delivery, and has an effect on child
growth.
Method : This study is an observational study using primary data on samples taken
through Interview. The sampling technique used is consecutive sampling.
Results : Of 37 respondents of third trimester primigravid at Community Health
Center in Tamalanrea which fulfilled inclusion criteria, the highest level of anxiety
was mild and moderate anxiety ie 29,7%. The younger age group experienced more
severe anxiety ie 13.5%, moderate age suffered more mild anxiety ie 29,7%, and old
age 2,7% did not experience anxiety. Low education levels experience more severe
anxiety, while higher education levels are more mildly anxious. Respondents who
did not work more experienced anxiety, while respondents who work more who do
not have anxiety. Respondents with low economics experienced moderate anxiety
that is 24,3%, meanwhile respondent with high economy more do not experience
anxiety that is as many as 27%. Respondents who lived with more husbands who did
not experience anxiety. The limitations of this study were the distribution of non-
homogeneous patients.
Conclusions : Anxiety levels are more mildly and moderately anxious. Younger age
is higher in anxiety levels than in moderation. Low education level is more severe
anxiety level than higher education. Respondents who do not work more heavily the
level of anxiety. Low economic status lighter levels of anxiety. Respondents who
live with husbands lighter their anxiety level.
Keywords : anxiety, primigavid, third trimester

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........ ..................................................................... .... i

HALAMAN JUDUL ............ ..................................................................... .... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... .... iii

HALAMAN PERSETUJUAN CETAK .................................................... .... v

KATA PENGANTAR ......... ..................................................................... .... vi

ABSTRAK ........................... ..................................................................... .... ix

DAFTAR ISI ........................ ..................................................................... .... xi

DAFTAR TABEL ................ ..................................................................... .... xv

DAFTAR LAMPIRAN ......... ..................................................................... .... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan............................................................ .... 1

1.2. Rumusan Masalah........ ..................................................................... .... 3

1.1 Tujuan Penelitian ........ ..................................................................... .... 3

1.2 Manfaat Penelitian ...... ..................................................................... .... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan .................. ..................................................................... .... 5

2.1.1 Definisi Kecemasan ................................................................. .... 5

2.1.2 Etilogi Kecemasan ................................................................... .... 5

2.1.3 Tingkat Kecemasan ................................................................. .... 9

xi
2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan ................................. .... 10

2.1.5 Gejala Kecemasan ................................................................... .... 12

2.1.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan ............................................. .... 14

2.2 Kehamilan ................... .................................................................... .... 14

2.2.1 Definisi Kehamilan .................................................................. .... 14

2.2.2 Perubahan Psikologi Selama Kehamilan ................................. .... 15

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti ............................................ .... 17

3.2 Kerangka Teori ........... ..................................................................... .... 18

3.3 Kerangka Konsep ....... ..................................................................... .... 19

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian ........... ..................................................................... .... 20

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................ .... 20

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ .... 20

4.4 Instrumen Penelitian ... ..................................................................... .... 21

4.5 Definisi Operasional ... ..................................................................... .... 22

4.6 Prosedur Penelitian ..... ..................................................................... .... 24

4.7 Cara Pengumpulan Data ................................................................... .... 25

4.8 Pengolahan dan Penyajian Data ........................................................ .... 25

4.9 Etika Penelitian ........... ..................................................................... .... 26

4.10 Alur Penelitian ............ ..................................................................... .... 27

xii
BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecematan Tamalanrea Makassar

..................................... ..................................................................... .... 28

5.2. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar . .... 29

5.3. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

..................................... ..................................................................... .... 30

5.4. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

..................................... ..................................................................... .... 31

5.5. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

..................................... ..................................................................... .... 33

5.6. Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal

pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea Makassar . ..................................................................... .... 34

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga ....... .... 36

6.2. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga .......................... ..................................................................... .... 37

xiii
6.3. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga ......................................................... .... 39

6.4. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga ......................................................... .... 41

6.5. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga ......................................................... .... 42

6.6. Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah Tinggal pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga ............................................. .... 43

6.7. Keterbatasan Penelitian .................................................................... .... 44

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ................. ..................................................................... .... 45

7.2. Saran ........................... ..................................................................... .... 47

Daftar Pustaka ...................... ..................................................................... .... 48

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 ............................................................................................................... 28

Tabel 5.2 ............................................................................................................... 29

Tabel 5.3 ............................................................................................................... 30

Tabel 5.4 ............................................................................................................... 31

Tabel 5.5 ............................................................................................................... 33

Tabel 5.6 ............................................................................................................... 34

xv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Data Penelitian

2. Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subjek Penelitian (Infromasi

untuk Subjek)

3. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent)

4. Kuisioner Penelitian

5. Surat Permohonan Izin Penelitian

6. Surat Permohonan Izin Penelitian

7. Surat Permohonan Izin Penelitian

8. Surat Permohonan Izin Penelitian

9. Surat Permohonan Rekomendasi Etik

10. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

11. Lembar Persetujuan Judul

12. Lembar Persetujuan Proposal

13. Lembar Persetujuan Hasil

14. Biodata Peneliti

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kecemasan merupakan keadaan yang normal terjadi dalam berbagai

keadaan, seperti pertumbuhan, adanya perubahan dan pengalaman baru.

(Mandagi, 2013) Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak

jelas penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. (Usman, 2016)

Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan sehari-hari. (Saseno,2013)

Kecemasan dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan

perasaan mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat

berkembang dalam jangka waktu lama. (Shodiqoh, 2014)

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling

sering dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari

empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan

kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%)

daripada pria (19,2%). (Sadock, 2015)

Gejala cemas yang timbul berbeda-beda pada setiap individu. Gelaja cemas

dapat berupa gelisah, pusing, jantung berdebar, gemetaran, dan lain sebagainya.

Cemas dapat menganggu kehidupan sehari-hari. (Mandagi, 2013) Salah satu

sumber stressor kecemasan adalah kehamilan, terutama pada ibu hamil yang

labil jiwanya. (Usman, 2016) Pada umumnya, seorang ibu yang mengalami

kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin tinggi rasa

1
2

ingin tau terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi, di saat yang

sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. (Shodiqoh, 2014)

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu hamil yang mengalami

kecemasan dalam menghadapi persalinan. (Mandagi, 2013) Pada penelitian yang

dilakukan oleh Astria (2009) menunjukkan kecemasan lebih banyak dialami

pada ibu hamil primigravida (kehamilan pertama) yaitu sebanyak 66,2%,

dibandingkan dengan kecemasan pada ibu hamil multigravida sebanyak 42,2%.

(Novitasari, 2013)

Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga

kehamilan hingga saat persalinan, dimasa pada periode ini ibu hamil merasa

cemas terhadap berbagai hal seperti normal atau tidak normal bayinya lahir,

nyeri yang akan dirasakan, dan sebagainya. (Usman, 2016) Dengan semakin

dekatnya jadwal persalinan, terutama pada kehamilan pertama, wajar jika timbul

perasaan cemas atau takut karena kehamilan merupaka pengalaman yang baru.

(Maimunah, 2009)

Akan tetapi, kecemasan akan berdampak negatif pada ibu hamil sejak masa

kehamilan hingga persalinan, seperti janin yang gelisah sehingga menghambat

pertumbuhannya, melemahkan kontraksi otot rahim, dan lain-lain. Dampak

tersebut dapat membahayakan ibu dan janin. (Novitasari, 2013) Sebuah

penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat

kecemasan yang tinggi memiliki resiko melahirkan bayi prematur bahkan

keguguran. (Astria, 2009)


3

Selain berdampak pada proses persalinan, kecemasan pada ibu hamil juga

dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Kecemasan yang terjadi

terutama pada trimester ketiga dapat mengakibatkan penurunan berat lahir dan

peningkatan aktifitas HHA (Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal) yang menyebabkan

perubahan produksi hormon steroid, rusaknya perilaku sosial dan angka fertilitas

saat dewasa. Selain itu, kecemasan pada masa kehamilan berkaitan dengan

masalah emosional, gangguan hiperaktifitas, desentralisasi dan gangguan

perkembangan kognitif pada anak. (Shahhosseini, dkk, 2015)

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Tingkat

Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan suatu masalah yaitu bagaimana

tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida

trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

trimester ketiga berdasarkan usia.


4

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

trimester ketiga berdasarkan status pendidikan.

c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

trimester ketiga berdasarkan status pekerjaan.

d. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

trimester ketiga berdasarkan status ekonomi.

e. Untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil primigravida

trimester ketiga berdasarkan status lingkungan rumah tinggal.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat praktisi

Manfaat praktisi penelitian ini sebagai bahan informasi tentang tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea Makassar.

1.4.2 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini, antara lain:

1. Sebagai tambahan ilmu, kompetensi, dan pengalaman berharga bagi

peneliti dalam melakukan penelitian kesehatan pada umumnya, dan

terkait tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester

ketiga secara khususnya.

2. Sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan

penelitian mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil.

3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat mengenai tingkat

kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecemasan

2.1.1 Definisi Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh

situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak nyaman atau takut,

namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut terjadi. Kecemasan tidak

memiliki stimulus yang jelas yang dapat diidentifikasi. (Videbeck, 2012)

Cemas (ansietas) merupakan sebuah emosi dan pengalaman subjektif yang

dialami sesorang dan berhubungan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak

berdaya. (Kusumawati dan Hartono, 2012)

Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai dengan

kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara alami dan dalam

tingkat yang berbeda-beda. (Maimunah, 2009)

2.1.2 Etiologi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua teori mengenai etiopatogenesis munculnya

kecemasan, yaitu teori psikologis dan teori biologis. Teori psikologis terdiri

atas tiga kelompok utama yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku dan teori

eksistensial. Sedangkan teori biologis terdiri atas sistem saraf otonom,

neurotransmiter, studi pencitraan otak, dan teori genetik. (Sadock, 2015)

1. Teori Psikoanalitik

Kecemasan didefinisikan sebagai sinyal adanya bahaya pada

ketidaksabaran. Kecemasan dipandang sebagai akibat dari konflik psikik

5
6

antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual atau agresif dan

ancaman terhadap hal tersebut dari superego atau realitas eksternal.

Sebagai respon terhadap sinyal ini, ego memobilisasi mekanisme

pertahanan untuk mencegah pikiran dan perasaan yang tidak dapat

diterima agar tidak muncul ke kesadaran. (Sadock, 2015) Individu yang

mengalami gangguan kecemasan menggunakan secara berlebihan salah

satu atau pola tertentu dari mekanisme pertahanan. (Videbeck, 2012)

2. Teori Perilaku

Menurut teori ini, kecemasan adalah respon yang dipelajari terhadap

stimulus lingkungan spesifik. Sebagai contoh, seorang anak yang

dibesarkan oleh ayah yang kasar, dapat menjadi cemas ketika melihat

ayahnya. Hal tersebut dapat berkembang, anak tersebut kemungkinan tidak

mempercayai semua laki-laki. Sebagai kemungkinan penyebab lain,

mereka belajar memiliki respon internal kecemasan dengan meniru respon

kecemasan orangtua mereka. (Sadock, 2015) Kecemasan dapat dipelajari

oleh individu melalui pengalaman dan dapat diubah melalui pengalaman

baru. (Videbeck, 2012)

3. Teori Eksistensial

Teori ini digunakan pada gangguan cemas menyeluruh tanpa adanya

stimulus spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab perasaan

cemas kronisnya. Konsep utama teori eksistensial adalah individu merasa

hidup tanpa tujuan. Kecemasan adalah respon terhadap perasaan tersebut

dan maknanya. (Sadock, 2015)


7

4. Sistem Saraf Otonom

Stimulasi sistem saraf otonom dapat menimbulkan gejala tertentu

seperti kardiovaskular (contoh: takikardi), muskular (contoh: sakit kepala),

gastrointestinal (contoh: diare), dan pernapasan (contoh: takipneu). Sistem

saraf otonom pada sejumlah pasien gangguan cemas, terutama dengan

gangguan cemas sangat berat menunjukkan peningkatan tonus simpatik,

adaptasi lambat terhadap stimulus berulang, dan berespons berlebihan

terhadap stimulus sedang. (Sadock, 2015)

5. Neurotransmiter

Berdasarkan penelitian pada hewan terkait perilaku dan terapi obat,

terdapat tiga neurotrasmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan,

yaitu asam gama-amino butirat (GABA), serotonin dan norepinefrin.

(Sadock, 2015)

Asam gama-amino butirat (GABA) merupakan neurotransmiter yang

berfungsi sebagai anticemas alami dalam tubuh dengan mengurangi

eksitabilitas sel sehingga mengurangi frekuensi bangkitan neuron.

(Videbeck, 2012) Peran GABA pada gangguan cemas didukung oleh

efektifitas benzodiazepin yang meningkatkan aktivitas GABA di reseptor

GABA tipe A (GABAA) di dalam terapi beberapa gangguan cemas.

Beberapa peneliti berhipotesis bahwa sejumlah pasien dengan gangguan

cemas memiliki fungsi abnormal reseptor GABAA, walaupun hubungan ini

belum terlihat langsung. (Sadock, 2015) Benzodiazepin terikat pada

reseptor yang sama seperti GABA dan membantu reseptor pascasinaps


8

untuk lebih reseptif terhadap efek GABA. Hal tersebut mengurangi

frekuensi bangkitan sel dan mengurangi kecemasan. (Videbeck, 2012)

Serotonin (5-HT) memiliki banyak subtipe. Serotonin subtipe 5-HT1A

berperan pada terjadinya gangguan cemas, juga mempengaruhi agresi dan

mood. (Videbeck, 2012) Peningkatan pergantian atau siklus serotonin di

korteks prefrontal, nukleus akumben, amigdala, dan hipothalamus lateral

menyebabkan tipe stres akut yang berbeda. (Sadock, 2015)

Norepinefrin merupakan neurotransmiter yang meningkatkan

kecemasan. Norepinefrin yang berlebihan dicurigai ada pada gangguan

panik, gangguan ansietas umum dan gangguan stres pascatrauma.

(Videbeck, 2012) Teori mengenai peran norepinefrin pada gangguan

kecemasan adalah pasien yang mengalami kecemasan dapat memiliki

sistem regulasi noradrenergik yang buruk dengan ledakan aktifitas yang

sesekali terjadi. Sel dari sistem noradrenergik utamanya dibawa ke locus

cereleus (nukleus) di pons dan memproyeksikan akson ke korteks cerebral,

batang otak, dan tulang belakang (medulla spinnalis). (Sadock, 2015)

6. Studi Pencitraan Otak

Suatu kisaran studi pencitraan otak, yang hampir selalu dilakukan pada

gangguan cemas spesifik, menghasilkan beberapa kemungkinan petunjuk

dalam memahami gangguan cemas. Studi struktural, seperti CT dan MRI,

yang dilakukan menunjukkan peningkatan ukuran ventrikel otak. Hal

tersebut pada suatu studi dihubungkan dengan lama penggunaan

benzodiazepin pada pasien. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pasien


9

dengan gangguan cemas memiliki keadaan patologis dari fungsi otak dan

hal ini dapat menjadi penyebab dari gejala gangguan cemas yang dialami

pasien. (Sadock, 2015)

7. Teori Genetik

Studi genetik menghasilkan bukti bahwa sedikitnya beberapa

komponen genetik turun berperan dalam timbulnya gangguan cemas.

Hereditas dinilai menjadi salah satu faktor predisposis timbulnya gangguan

cemas. Hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan panik

setidaknya memiliki satu kerabat yang juga mengalami gangguan tersebut.

Gambaran untuk gangguan cemas lainnya, walaupun tidak setinggi itu,

juga menunjukkan adanya frekuensi penyakit yang lebih tinggi pada

kerabat derajat pertama pasien yang mengalaminya daripada kerabat orang

yang tidak mengalami gangguan cemas. (Sadock, 2015)

2.1.3 Tingkat Kecemasan

Terdapat empat tingkat kecemasan, yaitu:

1. Ansietas ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari. Ansietas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu

yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensoris

meningkat dan dapat membantu memusatkan perhatian untuk belajar

menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan dan melindungi

diri sendiri.

2. Ansietas sedang, merupakan perasaan yang menganggu bahwa ada

sesuatu yang benar-benar berbeda yang menyebabkan agitasi atau


10

gugup. Hal ini memungkinkan individu untuk memusatkan perhatian

pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan

tingkat ini mempersempit lahan persepsi.

3. Ansietas berat, dapat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu

yang berbeda dan terdapat ancaman, sehingga individu lebih fokus

pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak berfikir tentang hal yang

lainnya.

4. Ansietas sangat berat, merupakan tingkat tertinggi ansietas dimana

semua pemikiran rasional berhenti yang mengakibatkan respon fight,

flight, atau freeze, yaitu kebutuhan untuk pergi secepatnya, tetap di

tempat dan berjuang atau tidak dapat melakukan apapun. Ansietas

sangat berat berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror.

(Videbeck, 2012; Stuart, 2007)

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Secara umum, terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu

hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dibagi menjadi

dua jenis, yaitu kepercayaan tentang persalinan dan perasaan menjelang

persalinan. Selain faktor internal, faktor eksternal juga dibagi menjadi dua

jenis, yaitu informasi dari tenaga kesehatan dan dukungan suami. (Shodiqoh,

2014)

Kepercayaan pada faktor internal merupakan tanggapan percaya atau tidak

percaya dari ibu hamil mengenai cerita atau mitos yang didengar dari orang

lain atau yang berkembang di daerah asal atau tempat tinggalnya. Sedangkan,
11

perasaan menjelang persalinan berkaitan dengan perasaan takut atau tidak takut

yang dialami oleh ibu menjelang persalinan. (Shodiqoh, 2014)

Informasi dari tenaga kesehatan merupakan faktor eksternal yang penting

bagi ibu hamil karena informasi yang diperoleh dapat mempengaruhi tingkat

kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Menurut Natoatmodjo

(2005), kelengkapan informasi yang diperoleh mengenai keadaan lebih laanjut

mengenai kehamilannya, termasuk adanya penyakit penyerta dalam kehamilan,

membuat ibu hamil lebih siap dengan semua kemungkinan yang akan terjadi

saat persalinan dan ibu tidak terbebani dengan perasaan takut dan cemas.

Selain informasi dari tenaga kesehatan, dukungan suami juga merupakan faktor

eksternal yang penting bagi ibu hamil. Dukungan suami dapat mengurangi

kecemasan sehingga ibu hamil trimester ketiga dapat merasa tenang dan

memiliki mental yang kuat dalam menghadapi persalinan. (Shodiqoh, 2014)

Selain faktor internal dan faktor eksternal, terdapat pula faktor biologis dan

faktor psikis yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil. Faktor biologis

meliputi kesehatan dan kekuatan selama kehamilan serta kelancaran dalam

melahirkan bayinya. Sedangkan, faktor psikis seperti kesiapan mental ibu

hamil selama kehamilan hingga kelahiran dimana terdapat perasaan cemas,

tegang, bahagia, dan berbagai macam perasaan lain, serta masalah-masalah

seperti keguguran, penampilan dan kemampuan melahirkan. (Maimunah, 2009)

Secara spesifik, faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil

seperti pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan


12

keluarga, kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya.

(Maimumah, 2009)

2.1.5 Gejala Kecemasan

Gejala kecemasan dapat berupa:

1. Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang menunjukkan

perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, dan mudah

tersinggung.

2. Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat dengan

tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan gelisah.

3. Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut ditinggal

sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian lalu lintas, dan

takut pada kerumunan orang banyak.

4. Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi, mimpi buruk,

dan mimpi yang menakutkan.

5. Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat buruk.

6. Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada

hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-ubah sepanjang

hari.

7. Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku, kedutan otot,

gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.

8. Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung), penglihatan

kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.


13

9. Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan, dan detak jantung

seperti menghilang/berhenti sekejap.

10. Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan

tercekik, sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.

11. Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar di perut,

rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek,

kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar (konstipasi).

12. Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan air

seni, amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin (frigid), ejakulasi

praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

13. Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,

pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu berdiri/merinding.

14. Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari

gemetar, kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat, napas

pendek dan cepat, dan muka merah. (Sadock, 2015)

Selain pengaruh gejala diatas, kecemasan memengaruhi pikiran, persepsi,

dan pembelajaran. Kecemasan cenderung menimbulkan kebingungan dan

distorsi persepsi waktu dan ruang tetapi juga orang dan arti peristiwa. Distorsi

ini dapat menggangu proses pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi,

mengurangi daya ingat, dan menggangu kemampuan menghubungkan satu hal

dengan hal yang lain yaitu membuat asosiasi. (Kaplan & Sadock, 2014)
14

2.1.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan

Pengukuran tingkat kecemasan dapat menggunakan berbagai skala

penelitian, salah satunya adalah Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS).

HARS digunakan untuk melihat tingkat keparahan terhadap gangguan

kecemasan, terdiri dari 14 item penelitian sesuai dengan gejala kecemasan

yang ada. (Sadock, 2015)

Masing-masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4,

yang dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali, 1= gejala

ringan (apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada), 2= gejala sedang (jika

terdapat separuh dari gejala yang ada), 3= gejala berat (jika terdapat lebih dari

separuh dari gejala yang ada), dan 4= gejala berat sekali (jika terdapat semua

gejala yang ada). (Shodiqoh, 2014)

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai

derajat kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan

ringan; 21-27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56:

kecemasan berat sekali. (Shodiqoh, 2014)

2.2 Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional, kehamilan adalah

fertilisasi atau penyatuan antara spermatozoa (dari pria) dan ovum (sel telur

dari wanita) yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dari fase

fertilisasi hingga kelahiran bayi, kehamilan normal akan berlangsung selama

40 minggu yang dibagi menjadi tiga semester yatu trimester pertama yang
15

berlangsung dalam 13 minggu pertama, trimester kedua berlangsung antara

minggu ke-14 sampai minggu ke-27, dan trimester ketiga berlangsung dari

minggu ke-28 hingga kelahiran. (Evayanti, 2015)

2.2.2 Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Perubahan psikologis selama masa kehamilan, yaitu:

1. Perubahan Psikologi Trimester Pertama

Pada trimester pertama (13 minggu pertama kehamilan) sering timbul

rasa cemas bercampur rasa bahagis, rasa sedih, rasa kecewa, sikap

penolakan, ketidakyakinan atau ketidakpastian, sikap ambivalen

(bertentangan), perubahan seksual, fokus pada diri sendiri, stres dan

goncangan psikologis sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan

pertengkaran. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

2. Perubahan Psikologi Trimester Kedua

Bentuk perubahan psikologi ibu hamil pada trimester kedua seperti

rasa khawatir, perubahan emosional dan terjadi peningkatan libido.

Trimester kedua kehamilan dibagi menjadi dua fase, yaitu pre-quickening

(sebelum gerakan janin dirasakan oleh ibu) dan post-quickening (setelah

gerakan janin dirasakan oleh ibu). Fase pre-quickening merupakan fase

untuk mengetahui hubungan interpersonal dan dasar pengembangan

interaksi sosial ibu dengan janin, perasaan menolak dari ibu yang tampak

dari sikap negatif seperti tidak mempedulikan dan mengabaikan, serta ibu

yang sedang mengembangkan identitas keibuannya. sedangkan, fase post-

quikening merupakan fase dimana identitas keibuan semakin jelas. Ibu


16

akan fokus pada kehamilannya dan lebih mempersiapkan diri untuk

menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Kehidupan psikologis ibu

hamil tampak lebih tenang, tetapi perhatian mulai beralih pada perubahan

bentuk tubuh, keluarga, dan hubungan psikologis dengan janin. Pada fase

ini, sifat ketergantungan ibu hamil terhadap pasangannya semakin

meningkat seirig dengan pertumbuhan janin. (Janiwarty dan Pieter, 2013)

3. Perubahan Psikologi Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga kehamilan, perubahan psikologis ibu hamil

semakin kompleks dan meningkat dibandingkan trimester sebelumnya

akibat kondisi kehamilan yang semakin membesar. Beberapa kondisi

psikologis yang terjadi, seperti perubahan emosional dan rasa tidak

nyaman, sehingga ibu hamil membutuhkan dukungan dari suami, keluarga

dan tenaga medis. Perubahan emosi ibu semakin berubah-ubah dan

terkadang menjadi tidak terkontrol. Perubahan emosi tersebut akibat dari

adanya perasaan khawatir, rasa takut, bimbang dan ragu dengan kondisi

kehamilannya. (Janiwarty dan Pieter, 2013)


BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Dasar Pemikiran Variabel yang Teliti

Gangguan cemas merupakan salah satu gangguan psikiatri yang paling

sering dijumpai. Menurut laporan The National Comorbidity Study, satu dari

empat orang memenuhi kriteria diagnosis untuk setidaknya satu gangguan

kecemasan. Gangguan cemas juga lebih banyak terjadi pada wanita (30,5%)

daripada pria (19,2%).

Salah satu sumber stressor kecemasan adalah kehamilan. Ibu yang

mengalami kehamilan untuk pertama kalinya akan merasa senang dan semakin

tinggi rasa ingin tau terhadap perubahan diri dan perkembangan janin. Tetapi,

di saat yang sama timbul pula rasa cemas dalam diri ibu hamil. Kecemasan

pada ibu hamil dapat timbul khususnya pada trimester ketiga kehamilan hingga

saat persalinan. faktor yang mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil seperti

pengambilan keputusan, usia ibu hamil, kemampuan dan kesiapan keluarga,

kesehatan dan pengalaman mendapat keguguran sebelumnya. Kecemasan pada

ibu hamil dapat berdampak negatif pada proses persalinan dan tumbuh

kembang anak. Sehingga perlu diketahui tingkat kecemasan pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga.

17
18

3.2. Kerangka Teori

Faktor yang Mempengaruhi


1. Faktor internal (kepercayaan
tentang persalinan dan
perasaan menjelang
persalinan)
2. Faktor eksternal (informasi
dari tenaga kesehatan dan
dukungan suami)
3. Faktor biologis (kesehatan
dan kekuatan selama
kehamilan)
4. Faktor Psikis (keseiapan
mental ibu selama kehamilan)

Ibu Hamil Primigravida Tingkat


Trimester Ketiga Kecemasan
(kuisioner
HARS)

Karakteristik Ibu hamil: Tidak ada


kecemasan
1. Usia
2. Status Pendidikan
3. Status Pekerjaan Ringan
4. Status Ekonomi
5. Status Lingkungan Sedang
Rumah Tinggal
Berat

Sangat Berat
19

3.3. Kerangka Konsep

Gambaran/ karakteristik

Usia

Status Pendidikan

Ibu Hamil Tingkat


Status Pekerjaan Primigravida gangguan
Trimester kecemasan
Status Ekonomi Ketiga

Status Lingkungan
Rumah Tinggal

Keterangan :

: Variabel yang Diteliti

: Variabel Dependen

: Variabel Independen
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain observasional deskriptif. Pada penelitian

ini, peneliti akan dinilai derajat atau tingkat kecemasan pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga.

4.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober – November 2017.

4.2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di lima puskesmas yang berada di Kecamatan

Tamalanrea, Makassar. Puskesmas tersebut antara lain Puskesmas Tamalanrea,

Puskesmas Tamalanrea Jaya, Puskesmas Antara, Puskesmas Kapasa, dan

Puskesmas Bira.

4.3 Subjek Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi adalah ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea, yaitu Puskesmas Tamalanrea, Puskesmas Tamalanrea

Jaya, Puskesmas Antara, Puskesmas Kapasa, dan Puskesmas Bira.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak

memenuhi kriteria eksklusi penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu

20
21

hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea,

Makassar, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.

4.3.3 Teknik Sampling

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

consecutive sampling, yaitu mengambil setiap sampel yang memenuhi kriteria

penelitian dan sampel ada saat dilakukan penelitian.

4.3.4 Kriteria Inklusi

a. Ibu hamil dengan kehamilan pertama (primigravida) dengan usia kehamilan

minimal 27 minggu di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar

b. Bersedia menjadi responden dengan menandatangani lembar inform

consent.

4.3.5 Kriteria Eksklusi

a. Ibu hamil yang tidak bersedia mengikuti penelitian.

b. Ibu hamil dalam keadaan sakit.

c. Ibu hamil memiliki riwayat gangguan kesehatan dan penyakit kronik

sebelum dan selama kehamilan.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang

terdiri atas dua bagian. Bagian petama merupakan data karakreristik responden

(ibu hamil pimigravida trimester ketiga) yang terdiri dari: nama/inisial, usia,

status pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi, dan status lingkungan rumah

tinggal.
22

Bagian kedua adalah kuisioner HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

terdiri dari 14 pertanyaan yang merupakan kelompok gejala kecemasan. Masing-

masing kelompok gejala diatas diberi penilaian angka antara 0-4, yang

dirincikan sebagai berikut: 0= tidak ada gejala sama sekali; 1= gejala ringan,

apabila terdapat 1 dari semua gejala yang ada; 2= gejala sedang jika terdapat

separuh dari gejala yang ada; 3= gejala berat jika terdapat lebih dari separuh dari

gejala yang ada; dan 4= gejala berat sekali jika terdapat semua gejala yang ada.

Masing-masing nilai dari 14 kelompok gejala dijumlahkan dan dinilai derajat

kecemasannya, yaitu: < 14: tidak ada kecemasan; 14-20: kecemasan ringan; 21-

27: kecemasan sedang; 28-41: kecemasan berat; dan 42-56: kecemasan berat

sekali. Pertanyaan dari kuisioner HRS-A memiliki tingkat validitas 0,93 dan

tingkat reabilitas 0,97.

4.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Hasil Skala


Operasional Pengukuran Pengukuran Ukur
Karakteristik reponden
a. Usia Usia ibu hamil Menggunakan 1. Usia muda Nominal
pada saat 1 item (<20 tahun)
wawancara pertanyaan 2. Usia cukup
(20-35
yang terdapat
tahun)
pada kuesioner 3. Usia tua (>35
pertama tahun)
b. Status Tingkat Menggunakan 1. Tidak Nominal
Pendidikan pendidikan 1 item bersekolah
formal terakhir pertanyaan 2. Tamat
SD/sederajat
yang dimiliki yang terdapat
3. Tamat
oleh ibu hamil pada kuesioner SMP/sederaj
saat dilakukan pertama at
wawancara 4. Tamat
SMA/sederaj
23

at
5. Tamat
jenjang
S1/sederajat,
atau lebih
c. Status Pekerjaan Menggunakan 1. Tidak Nominal
Pekerjaan utama dan 1 item bekerja/ibu
resmi yang pertanyaan rumah tangga
2. Wirausaha
dilakukan ibu yang terdapat
3. Wiraswasta
hamil ketika pada kuesioner 4. PNS
wawancara. pertama 5. lain-lain
d. Status Adalah kondisi Menggunakan 1. Di bawah Nominal
ekonomi keuangan ibu 1 item UMK (< Rp
hamil yang pertanyaan 2.504.500)
dilihat dari yang terdapat 2. Di atas
total pada kuesioner UMK (> Rp
pendapatannya pertama 2.504.500)
dan suami,
berdasarkan
upah minimum
kota (UMK)
Makassar 2017
e. Kondisi Orang-orang Menggunakan 5 Tinggal Nominal
lingkungan yang tinggal 1 item sendiri
rumah bersama ibu pertanyaan 6 Tinggal
dengan suami
tinggal hamil di dalam yang terdapat
7 Tinggal
lingkungan pada kuesioner dengan suami
rumah saat pertama dan keluarga
dilakukan 8 Tinggal
wawancara. dengan
keluarga
Dependen
Tingkat Perasaan takut Menggunaka 1. < 14 : Tidak Ordinal
gangguan dan tidak n kuesioner ada
kecemasan nyaman yang HRS-A yang kecemasan
2. 14 – 20 :
tidak jelas terdiri dari
Kecemasan
penyebabnya 14 item, ringan
yang dialami dengan skala 3. 21 – 27 :
oleh ibu hamil masing- Kecemasan
24

primigravida masing item sedang


trimester 0-4, dengan 4. 28 – 41 :
ketiga.batas- total skor kecemasan
berat
batas normal, keseluruhan
5. 42 – 56 :
yang diukur 0-56 Kecemasan
berdasarkan sangat berat
skala HARS.

4.6 Prosedur Penelitian

4.6.1 Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti menyusun proposal penelitian.

2. Peneliti mengajukan proposal kepada pembimbing.

3. Peneliti mengusulkan perizinan berupa izin etik penelitian dan perizinan

penelitian di lokasi pengambilan sampel.

4. Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian.

4.6.2 Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Peneliti mengunjungi Puskesmas di Kecamatan Tamalanrea, Makassar.

sesuai yang telah ditetapkan sebagai lokasi pengambilan sampel.

2. Peneliti melakukan sosialisasi dan pengambilan data identitas ibu hamil

primigravida yang diperoleh dari administrasi Rumah Sakit.

3. Peneliti meminta kesediaan ibu hamil primigravida untuk menjadi

responden.
25

4. Peneliti menjelaskan prosedur penelitian dan cara pengisian kuisioner pada

responden.

5. Setelah responden selesai mengisi kuisioner, kuisioner dikumpulkan untuk

selanjutnya di-input datanya.

6. Analisis data kuisioner

4.6.3 Tahap pelaporan

Pada tahap pelaporan penelitian, dilakukan kegiatan sebagai berikut :

1. Peneliti mengumpulkan data hasil pemeriksaan

2. Peneliti melakukan pengolahan dan penyajian data hasil penelitian

3. Peneliti melakukan evaluasi dan pembahasan hasil data penelitian bersama

pembimbing.

4. Penulis melakukan penarikan kesimpulan dan saran dari penelitian

5. Peneliti menyusun laporan penelitian

6. Peneliti mencetak hasil penelitian

4.7 Cara Pengumpulan Data

Berdasarkan cara memperoleh data, jenis data yang dikumpulkan pada

penelitian ini adalah data primer, yaitu berupa jawaban atau pernyataan langsung

dari responden berdasarkan kuisioner yang diberikan.

4.8 Pengolahan dan Penyajian Data

4.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan komputer memakai program software Microsoft Excel 2010 atau IBM

SPSS Statistik 20.


26

4.8.2 Penyajian Data

Data yang telah diolah, disajikan dalam bentuk tabel distribusi disertai

penjelasan yang disusun dalam bentuk narasi.

4.9 Etika Penelitian

1. Sebelum melakukan penelitian maka peneliti akan meminta izin pada

beberapa institusi terkait.

2. Sebelum meminta responden untuk mengisi instrumen penelitian, peneliti

menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan penelitian, serta meminta

persetujuan responden untuk ikut serta dalam penelitian dengan meminta

tanda tangan dalam lembar inform consent.

3. Setiap responden akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari

hasil kuisioner dengan tidak menuliskan nama pasien, tetapi hanya berupa

inisial pada laporan hasil penelitian.


27

4.10 Alur Penelitian

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan
(Pengisian Kuisioner)

Inform Consent

Data Karakter Responden Kuisioner HARS

Pengumpulan dan
Analisis Data

Laporan Hasil Penelitian


BAB 5

HASIL PENELITIAN

Penelitian yang dilaksakan pada bulan Oktober-November 2017 bertujuan untuk

mengetahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga di

Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar. Dari penelusuran data ibu hamil di

Puskesmas yang ada di Kecamatan Tamalanrea, Makassar, diperoleh sebanyak 50

orang ibu hamil primigravida trimester ketiga. Akan tetapi, dengan adanya kriteria

sampel, terdapat yang tidak memenuhi kriteria sampel, sehingga total sampel ibu

hamil primigravida trimester ketiga yang memenuhi kriteria sampel dan menjadi

responden dalam penelitian ini sebanyak 37 ibu hamil primigravida trimester ketiga.

Pengolahan data responden dicatat dan diolah menggunakan Microsoft Excel 2010

dan Statistical Package for The Social Sciences (SPSS) for Windows 20. Hasil

pengolahan data responden disajikan dalam tabel sebagai berikut:

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea

Makassar

Tabel 5.1 Data Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Kecemasan pada Ibu
Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar
Tingkat Persentase
Frekuensi (n)
Kecemasan (%)
Tidak Ada
10 27
Kecemasan
Kecemasan
11 29,7
Ringan

28
29

Kecemasan
11 29,7
Sedang
Kecemasan
5 13,5
Berat
Total 37 100
Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.1 di atas menunjukkan distribusi jumlah responden responden

berdasarkan tingkat kecemasan responden. Jumlah responden yang memiliki

tingkat kecemasan ringan dan sedang memiliki jumlah terbanyak, yaitu

sebanyak 11 responden (29,7%). Diikuti jumlah responden yang tidak memiliki

kecemasan sebanyak 10 responden (27%). Sedangkan responden yang memiliki

tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden (13,5%).

5.2 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea

Makassar

Tabel 5.2 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil
Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Tingkat Kecemasan
Usia Ibu Total
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan
Hamil
Kecemasan Ringan Sedang Berat
n % n % n % N % N %
Usia Muda 0 0 0 0 2 5,4 5 13,5 7 18,9

Usia Cukup 9 24,3 11 29,7 9 24,3 0 0 29 78,4

Usia Tua 1 2,7 0 0 0 0 0 0 1 2,7

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100


Sumber: Data Primer, November 2017
30

Pada Tabel 5.2 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada

responden berdasarkan usia. Pada kelompok usia muda (usia kurang dari 20

tahun), responden yang memiliki tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden

(13,5%), dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 respon (5,4%). Pada

kelompok usia cukup (usia 20-35 tahun), responden yang memiliki tingkat

kecemasan ringan sebanyak 11 responden (29,7%), tingkat kecemasan sedang

sebanyak 9 responden (24,3%) dan tidak ada kecemasan sebanyak 9 responden

(24,3%). Sedangkan, pada kelompok usia tua (usia lebih dari 35 tahun) tidak

memiliki kecemasan yaitu sebanyak 1 responden (2,7%).

5.3 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea Makassar

Tabel 5.3 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan


pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea
Makassar

Tingkat Kecemasan
Status Total
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan
Pendidikan
Kecemasan Ringan Sedang Berat
n % N % n % N % N %
Tamat SD /
0 0 0 0 1 2,7 1 2,7 2 5,4
sederajat
Tamat SMP /
0 0 0 0 1 2,7 2 5,4 2 8,1
sederajat
Tamat SMA /
1 2,7 9 24,3 8 21,6 2 5,4 20 54,1
sederajat
Tamat S1 /
9 24,3 2 5,4 1 2,7 0 0 12 32,4
lebih

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100


Sumber: Data Primer, November 2017
31

Pada Tabel 5.3 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada

responden berdasarkan status pendidikan. Pada kelompok responden yang tamat

jenjang SD/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang dan

berat masing-masing 1 responden (2,7%). Pada kelompok responden yang tamat

jenjang SMP/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan berat

sebanyak 2 responden (5,4%), dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 1

responden (2,7%). Pada kelompok responden yang tamat jenjang

SMA/sederajat, responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 9

responden (24,3%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 8 responden (21,6%),

tingkat kecemasan berat sebanyak 2 responden (5,4%), dan yang memiliki

kecemasan sebanyak 1 responden (2,7%). Sedangkan, pada kelompok responden

yang tamat jenjang S1/lebih, responden yang tidak memiliki kecemasan

sebanyak 9 responden (24,3%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden

(5,4%) dan tingkat kecemasan sedang sebanyak 1 responden (5,4%).

5.4 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea Makassar

Tabel 5.4 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan


pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea
Makassar

Tingkat Kecemasan
Status Total
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan
Pekerjaan
Kecemasan Ringan Sedang Berat
n % n % N % n % N %
Ibu Rumah
4 10,8 8 21,6 9 24,3 5 13,5 26 70,3
Tangga
32

Wirausaha 1 2,7 0 0 2 5,4 0 0 3 8,1

Wiraswasta 1 2,7 1 2,7 0 0 0 0 2 5,4

PNS 4 10,8 2 5,4 0 0 0 0 6 16,2

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100


Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.4 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada

responden berdasarkan status pekerjaa. Pada kelompok responden yang tidak

bekerja atau ibu rumah tangga, responden yang memiliki tingkat kecemasan

sedang sebanyak 9 responden (24,3%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 8

responden (21,6%), tingkat kecemasan berat sebanyak 5 responden (13,5%), dan

tidak memiliki kecemasan sebanyak 4 responden (10,8%). Pada kelompok

responden yang bekerja sebagai wirausaha, responden yang memiliki tingkat

kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%) dan tingkat kecemasan ringan

sebanyak 1 responden (2,7%). Pada kelompok responden yang bekerja sebagai

wiraswasta, responden yang tidak memiliki kecemasan dan tingkat kecemasan

ringan masing-masing sebanyak 1 responden (2,7%). Sedangkan, pada

kelompok responden bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), responden

yang tidak memiliki kecemasan memiliki jumlah sebanyak 4 responden (10,8%)

dan tingkat kecemasan ringan sebanyak 2 responden (5,4%) .


33

5.5 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu

Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea Makassar

Tabel 5.5 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada
Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas Tamalanrea Makassar

Tingkat Kecemasan
Status Total
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan
Ekonomi
Kecemasan Ringan Sedang Berat
N % n % n % n % N %
Rendah 0 0 4 10,8 9 24,3 4 10,8 17 45,9

Tinggi 10 27 7 18,9 2 5,4 1 2,7 20 51,4

Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100


Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.5 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada

responden berdasarkan status ekonomi. Pada kelompok responden dengan status

ekonomi rendah, responden yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak

9 responden (24,3%), sedangkan tingkat kecemasan ringan dan berat masing-

masing sebanyak 4 responden (10,8%). Pada kelompok responden dengan status

ekonomi tinggi, responden yang tidak memiliki kecemasan memiliki jumlah

sebanyak 10 responden (27%), tingkat kecemasan ringan sebanyak 7 responden

(18,9%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%), dan tingkat

kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).


34

5.6 Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan Rumah

Tinggal pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea Makassar

Tabel 5.6 Data Distribusi Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan


Rumah Tinggal pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Puskesmas
Tamalanrea Makassar

Status Tingkat Kecemasan


Lingkungan Total
Tidak Ada Kecemasan Kecemasan Kecemasan
Rumah
Kecemasan Ringan Sedang Berat
Tinggal
N % n % N % n % N %
Tinggal
8 21,6 5 13,5 4 10,8 1 2,7 18 48,6
dengan Suami
Tinggal
dengan Suami 2 5,4 3 8,1 5 13,5 3 8,1 13 35,1
dan Keluarga
Tinggal
dengan 0 0 3 8,1 2 5,4 1 2,7 6 16,2
Keluarga
Total 10 27 11 29,7 11 29,7 5 13,5 37 100
Sumber: Data Primer, November 2017

Pada Tabel 5.6 di atas menunjukkan distribusi tingkat kecemasan pada

responden berdasarkan status lingkungan rumah tinggal. Pada kelompok

responden yang tinggal dengan suami, responden yang tidak memiliki

kecemasan memiliki jumlah sebanyak 8 responden (21,6%), tingkat kecemasan

ringan sebanyak 5 responden (13,55), tingkat kecemasan sedang sebanyak 4

responden (10,8%), dan tingkat kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).

Pada kelompok responden yang tinggal dengan suami dan keluarga, responden

yang memiliki tingkat kecemasan sedang sebanyak 5 responden (13,5%), tingkat

kecemasan ringan dan berat masing-masing sebanyak 3 responden (8,1%), dan


35

responden yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 2 responden (5,4%).

Sedangkan, pada kelompok responden yang tinggal bersama keluarga,

responden yang memiliki tingkat kecemasan ringan sebanyak 3 responden

(8,1%), tingkat kecemasan sedang sebanyak 2 responden (5,4%) dan tingkat

kecemasan berat sebanyak 1 responden (2,7%).


BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksakan selama bulan Oktober-November 2017 di Puskesmas

Kecamatan Tamalanrea, Makassar, mengenai tingkat kecemasan pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga, diperoleh 37 responden yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini ingin dilihat bagaimana tingkat kecemasan

pada ibu hamil primigravida trimester ketiga, sebagai responden, berdasarkan

karakteristk yang dimiliki oleh ibu hamil primigravida, yaitu usia, status pekerjaan,

status pendidikan, status ekonomi, dan status lingkungan rumah tinggal. Adapun

penjelasan hasil penelitian akan dibahas secara terperinci sebagai berikut:

6.1 Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil dari penelitian ini terlihat bahwa ibu hamil primigravida

trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea, Makassar, lebih banyak

memiliki tingkat kecemasan ringan dan sedang yaitu masing-masing 11 orang

(29,7%). Sedangkan, ibu hamil yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 10

orang (27%), serta ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki

kecemasan berat sebanyak 5 orang (13,5%).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah (2017) didapatkan hasil yang

serupa, yaitu sebagian besar ibu hamil primigravida trimester ketiga mengalami

kecemasan sedang yaitu sebanyak 13 orang (65%), ibu hamil primigravida yang

mengalami kecemasan ringan sebanyak 4 orang (20%), dan ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki kecemasan berat sebanyak 3 orang

(15%). (Rosyidah, 2017)

36
37

Pada penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Handayani (2012),

didapatkan pula sebagian besar ibu hamil primigravida trimester ketiga memiliki

kecemasan sedang, yaitu sebanyak 45 orang (70,3%), diikuti oleh ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki kecemasan berat sebanyak 12 orang

(18,8%) dan kecemasan ringan sebanyak 7 orang (10,9%). (Handayani, 2012)

Pada umumnya, kecemasan yang terjadi pada wanita yang akan melahirkan

disebabkan karena ibu hamil harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisik

dan psikologis. (Usman, 2016) Pada ibu hamil primigravida trimester ketiga,

kecemasan yang dialami berkaitan dengan persalinan dan kesiapan diri dan

keluarga. (Maimunah, 2009) Selain itu, kecemasan timbul karena ketakuan

kehilangan bayi yang dilahirkan, seperti ketakukan bahwa bayi yang dilahirkan

akan meninggal atau lahir cacat. Kecemasan juga dapat muncul akibat perasaan

ketidakmampuan memenuhi kebutuhan bayi yang akan dilahirkan, serta

munculnya dugaan bahwa melahirkan akan menghambat aktivitas sehari-hari.

(Rosyidah, 2017)

6.2 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Usia pada Ibu Hamil Primigravida

Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga pada

kelompok usia muda (<20 tahun), yang berjumlah 7 orang (18,9%), sebagian

besar memiliki tingkat kecemasan berat yaitu sebanyak 5 orang (13,5).

Sedangkan, pada ibu hamil primigravida trimester ketiga kelompok usia cukup

(20-35 tahun), yang berjumlah 29 orang (78,4%), lebih banyak yang memiliki

kecemasan ringan yaitu 11 orang (29,7%), dan pada ibu hamil primigravida
38

trimester ketiga kelompok usia tua (>35 tahun) sebanyak 1 orang (2,7%) yang

tidak memiliki kecemasan.

Hasil yang didapatkan di atas serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Setyaningrum (2013), yaitu pada kelompok usia muda, sebagian besar

mengalami tingkat kecemasan berat yaitu dari 5 orang responden usia muda

terdapat 3 orang (60%) yang mengalami kecemasan ringan, serta pada kelompok

usia cukup, lebih banyak responden yang mengalami kecemasan ringan yaitu

dari 30 orang responden usia cukup terdapat 14 orang (46,7%). (Setyaningrum,

2013)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alibasjah (2014) juga tidak jauh

berbeda, yaitu pada kelompok usia muda lebih banyak ibu hamil primigravida

trimester ketiga yang memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 10

responden (17,2%), dan pada kelompok usia cukup lebih banyak ibu hamil

primigravida yang mengalami kecemasan sedang yaitu sebanyak 17 orang

(29,3%). Sedangkan, untuk kelompok usia tua, ada perbedaan hasil penelitian,

dimana lebih banyak ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki

kecemasan sedang yaitu sebanyak 5 orang (98,6%). (Alibasjah, 2014) Hal

tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain yang juga meningkatkan

kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga, seperti pekerjaan,

pendidikan, dan dukungan suami dan keluarga. (Setyaningrum, 2013)

Usia dapat mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin

baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi

berbagai persoalan. (Setyaningrum, 2013) Wanita yang berusia 20-35 tahun


39

secara fisik sudah siap hamil karena organ reproduksinya sudah terbentuk

sempurna. (Badudu, 2012) Ibu hamil yang berusia cukup juga memiliki mental

yang siap untuk menjaga kehamilannya secara hati-hati. Pada ibu hamil yang

berusia kurang dari 20 tahun memiliki perasaan cemas dan takut karena kondisi

fisik yang belum siap, sedangkan ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun

beresiko lebih tinggi mengalami penyulit obstetrik dan mordibilitas dan

mortalitas perinatal. (Heriani, 2016)

Kecemasan berat yang dialami oleh ibu hamil yang berusia muda (<20 tahun)

dapat mempengaruhi lahan persepsi sehingga seseorang cenderung memusatkan

perhatian pada sesuatu yang terindi, spesifik, dan tidak dapat berpikir tentang hal

lain. Sedangkan, ibu hamil yang berusia cukup mengalami kecemasan ringan

yang berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan peningkatan lahan persepsi, (Setyaningrum, 2013)

6.3 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pendidikan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga yang

memiliki pendidikan tamat SD/sederajat memiliki tingkat kecemasan sedang dan

berat yaitu masing-masing sebanyak 1 orang (2,7%). Sedangkan, pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki pendidikan tamat SMP/sederajat,

sebagian besar memiliki tingkat kecemasan berat yaitu 2 orang (5,4%), pada ibu

hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki pendidikan tamat

SMA/sederajat, lebih banyak yang memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu 9

orang (24,3%), dan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki
40

pendidikan tamat S1/lebih, sebagian besar tidak memiliki kecemasan yaitu 9

orang (24,3%).

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2012), dari 11

responden ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki tingkat

pendidikan rendah (tamat <SMA) lebih banyak mengalami kecemasan berat,

yaitu sebanyak 6 orang (54,5%). Sedangkan, dari 53 responden ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat

≥SMA), lebih banyak memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 40

orang (75,5%), diikuti oleh ibu hamil yang memiliki kecemasan ringan sebanyak

7 orang (13,2%). (Handayani, 2012)

Tingkat pendidikan ibu hamil sangat berpengaruh terhadap tingkat

kecemasan ibu. Pendidikan dapat membantu ibu hamil dan keluarganya

mengendalikan sumber kecemasan, terlebih lagi pada kehamilan pertama

(primigravida). (Usman,2016) Pendidikan juga dapat mempengaruhi persepsi

ibu hamil, cara berpikir dalam mengelola informasi dan mengambil keputusan.

Kecemasan pada ibu hamil dipengaruhi oleh faktor pengetahuan ibu hamil

mengenai kehamilannya. Semakin tinggi pendidikan ibu hamil maka semakin

tinggi tingkat pengetahuannya. Ibu hamil yang berpendidikan tinggi mempunyai

pengetahuan yang lebih mengenai kehamilan memungkinkan untuk

mengantisipasi diri dalam menghadapi kecemasan. Sedangkan, pendidikan yang

rendah menyebabkan kecemasan karena kurangnya informasi yang dimiliki.

(Said, 2015)
41

6.4 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Pekerjaan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga

yang tidak memiliki pekerjaan (ibu rumah tangga) lebih banyak memiliki

tingkat kecemasan sedang yaitu 9 orang (24,3%%). Sedangkan, pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha,

sebagian besar memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu 2 orang (5,4%), pada

ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai

wiraswasta, memiliki tingkat kecemasan ringan dan tidak ada kecemasan

masing-masing sebanyak 1 orang (2,7%), dan pada ibu hamil primigravida

trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai PNS, sebagian besar tidak

memiliki kecemasan yaitu 4 orang (10,8%).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Said (2015), didapatkan bahwa dari 9

responden ibu hamil primigravida yang bekerja lebih banyak tidak mengalami

kecemasan yaitu sebanyak 6 orang (66,7%), sedangkan dari 31 responden ibu

hamil primigravida yang tidak bekerja, lebih banyak yang mengalami

kecemasan yaitu sebanyak 16 orang (51,6%). (Said, 2015)

Bekerja dapat mengalihkan perasaan cemas yang dialami oleh ibu hamil

karena aktivitas yang menyita waktu sehingga ibu hamil fokus ke

pekerjaannya. Ibu hamil yang memiliki pekerjaan dapat berinteraksi dengan

masyarakat sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilannya,

serta dapat menambah penghasilan keluarga untuk mencukupi kebutuhan

selama dan setelah persalinan. (Said, 2015)


42

6.5 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Ekonomi pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga

yang memiliki status ekonomi rendah, dengan pendapatan yang lebih rendah

dari Upah Minimum Kota Makassar 2017, lebih banyak memiliki tingkat

kecemasan sedang yaitu 9 orang (24,3%%). Sedangkan, pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki status ekonomi tinggi, dengan

pendapatan yang lebih tinggi dari Upah Minimum Kota Makassar 2017,

sebagian besar tidak memiliki kecemasan sedang yaitu 10 orang (27%).

Hasil penelitian serupa dilakukan oleh Said (2015), dimana dari 23

responden ibu hamil primigravida yang memiliki status ekonomi tinggi

sebagian besar tidak memiliki kecemasan yaitu sebanyak 20 orang (87%).

Sedangkan dari 17 responden ibu hamil primigravida yang memiliki status

ekonomi rendah, sebagian besar mengalami kecemasan yaitu sebanyak 16

orang (94,1%). (Said, 2015).

Status ekonomi atau pendapatan keluarga yang cukup memadai membuat

ibu hamil lebih siap dalam menghadapi kehamilannya karena biaya-biaya yang

dibutuhkan selama dan setelah kehamilan. (Said, 2015) Sedangkan, tingkat

ekonomi yang rendah dapat menganggu kondisi psikologis ibu dan tingkat

kecemasan akan bertambah. (Litsmanasari, 2013)


43

6.6 Tingkat Kecemasan Berdasarkan Status Lingkungan pada Ibu Hamil

Primigravida Trimester Ketiga

Berdasarkan hasil penelitian ini, ibu hamil primigravida trimester ketiga yang

tinggal dengan suami lebih banyak yang tidak memiliki kecemasan yaitu 8

orang (21,6%). Sedangkan, pada ibu hamil primigravida trimester ketiga yang

tinggal bersama suami dan keluarga, lebih banyak memiliki tingkat kecemasan

sedang yaitu 5 orang (13,5%), dan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga

yang tinggal bersama keluarga, lebih banyak memiliki tingkat kecemasan ringan

yaitu 3 orang (8,1%).

Lingkungan rumah tinggal mempunyai hubungan dengan dukungan sosial

yang didapatkan ibu hamil primigravida. Dari hasil penelitian sebelumnya, yang

dilakukan oleh Handayani (2012), dukungan suami ataupun keluarga yang baik

memiliki tingkat kecemasan ringan-sedang pada ibu hamil primigravida

trimester ketiga. (Handayani, 2012)

Semakin tinggi dukungan dari suami dapat mengurangi tingkat kecemasan

yang dialami oleh ibu hamil, akan tetapi, dukungan yang kurang dapat

menimbulkan kecemasan pada ibu hamil. (Handayani, 2012) Dukungan suami

dapat menanggulangi kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga

sehingga memiliki mental yang kuat dalam menghadapi kehamilannya.

(Shodiqoh, 2014)

Dukungan dari keluarga juga dapat membantu ibu hamil dalam

mempertahankan kondisi kesehatan psikologisnya, lebih mudah menerima

perubahan fisik dan mengontrol emosi yang timbul. Ibu hamil yang memiliki
44

dukungan keluarga yang baik dapat mengubah respon terhadap kecemasannya

dan mengurangi kecemasannya. Sedangkan ibu hamil dengan dukungan

keluarga yang buruk dapat meningkatkan kecemasan. (Handayani, 2012)

Kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ketiga juga ditentukan oleh

sikap, kepercayaan, tradisi dan pengalaman dari masyrakat dan orang terdekat,

terutama keluarga. (Hernanto, 2016)

6.7 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

selama bulan Oktober-November 2017 untuk menilai tingkat kecemasan pada

ibu hamil primigravida trimester ketiga ini memiliki beberapa keterbatasan,

seperti:

1. Kurangnya jumlah sampel ibu hamil primigravida trimester ketiga yang

menyebabkan distribusi sampel pada penelitian ini tidak merata sehingga ada

variabel penelitian yang sulit dinilai tingkat kecemasannya.

2. Sulitnya mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi


BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada ibu hamil primigravida trimester

ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea selama bulan Oktober-November

2017, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ibu hamil primigravida trimester ketiga di Puskesmas Kecamatan

Tamalanrea Makassar lebih banyak mengalami kecemasan ringan dan

sedang yaitu masing-masing sebanyak 11 orang (29,7%).

2. Pada kelompok usia muda, sebagian besar ibu hamil primigravida

trimester ketiga mengalami kecemasan berat yaitu sebanyak 5 orang

(13,5%). Pada kelompok usia cukup, ibu hamil primigravida trimester

ketiga lebih banyak mengalami kecemasan ringan yaitu sebanyak 11

orang (29,7%). Serta, pada kelompok usia tua tidak memiliki kecemasan

yaitu sebanyak 1 orang (2,7%).

3. Ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki pendidikan tamat

SD/sederajat memiliki tingkat kecemasan sedang dan berat yaitu masing-

masing sebanyak 1 orang (2,7%). Sedangkan, pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki pendidikan tamat

SMP/sederajat, sebagian besar memiliki tingkat kecemasan berat yaitu 2

orang (5,4%), pada ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki

pendidikan tamat SMA/sederajat, lebih banyak yang memiliki tingkat

kecemasan ringan yaitu 9 orang (24,3%), dan pada ibu hamil

45
46

primigravida trimester ketiga yang memiliki pendidikan tamat S1/lebih,

sebagian besar tidak memiliki kecemasan yaitu 9 orang (24,3%).

4. Ibu hamil primigravida trimester ketiga yang tidak memiliki pekerjaan

(ibu rumah tangga) lebih banyak memiliki tingkat kecemasan sedang

yaitu 9 orang (24,3%%). Sedangkan, pada ibu hamil primigravida

trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai wirausaha, sebagian

besar memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu 2 orang (5,4%), pada ibu

hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai

wiraswasta, memiliki tingkat kecemasan ringan dan tidak ada kecemasan

masing-masing sebanyak 1 orang (2,7%), dan pada ibu hamil

primigravida trimester ketiga yang memiliki pekerjaan sebagai PNS,

sebagian besar tidak memiliki kecemasan yaitu 4 orang (10,8%).

5. Ibu hamil primigravida trimester ketiga yang memiliki status ekonomi

rendah, dengan pendapatan yang lebih rendah dari Upah Minimum Kota

Makassar 2017, lebih banyak memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu 9

orang (24,3%%). Sedangkan, pada ibu hamil primigravida trimester

ketiga yang memiliki status ekonomi tinggi, dengan pendapatan yang

lebih tinggi dari Upah Minimum Kota Makassar 2017, sebagian besar

tidak memiliki kecemasan yaitu 10 orang (27%).

6. Ibu hamil primigravida trimester ketiga yang tinggal dengan suami lebih

banyak yang tidak memiliki kecemasan yaitu 8 orang (21,6%).

Sedangkan, pada ibu hamil primigravida trimester ketiga yang tinggal

bersama suami dan keluarga, lebih banyak memiliki tingkat kecemasan


47

sedang yaitu 5 orang (13,5%), dan pada ibu hamil primigravida trimester

ketiga yang tinggal bersama keluarga, lebih banyak memiliki tingkat

kecemasan ringan yaitu 3 orang (8,1%).

7.2 Saran

1. Bagi instansi kesehatan

- Perlunya mengadakan penyuluhan kesehatan kehamilan agar tingkat

kecemasan pada ibu hamil dapat diturunkan.

- Perlunya untuk melakukan edukasi mengenai masalah kecemasan

pada ibu hamil primigravida saat melakukan pemeriksaan Antenatal

Care (ANC).

2. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapakan lebih memperhatikan variabel-variabel lain yang dapat

mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil primigravida.


Daftar Pustaka

Astria Y, Nurbaeti I, Rosidati C. 2009. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Trimester

III Dengan Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di Poliklinik Kebidanan

dan Kandungan Rumah Sakit X Jakarta. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil

Dengan Kecemsan Dalam Menghadapi Persalinan. 10 (19): 38-48.

Alibasjah RW, Izza K, Susiloningsih N. 2014. Hubungan Usia Ibu Hamil Trimester

3 Dengan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Primigravida di Wilayah

Kerja Puskesmas Palimanan Cirebon. Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro Semarang.

Badudu Z. 2012. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan. Erlangga:Bandung.

Evayanti Y. 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu dan Dukungan Suami pada Ibu Hamil

Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Wates

Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan. 1 (2): 81-90.

Handayani R. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan

Menjelang Persalinan pada Ibu Primigravida Trimester III di Wilayah Kerja

Puskesmas Lubuk Buaya Padang Tahun 2012. Ners Jurnal Keperawatan.

11(1): 62-70.

Heriani. 2016. Kecemasan Dalam Menjelang Persalinan Ditinjau Dari Paritas, Usia

dan Tingkat Pendidikan. Jurnal Ilmu Kesehatan Aisyah. 1(2): 1-7.

Hernanto FF. 2016. Pengetahuan Tentang Kehamilan, Dukungan Keluarga dan

Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III. Jurnal Psikologi Indonesia.

5(3):235.

48
49

Janiwarty B, Pieter HZ. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan: Suatu Teori dan

Terapannya. Rapha Publishing. Yogyakarta

Kusumawati F, Hartono Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Salemba Medika.

Jakarta.

Litsmanasari A, Warsiti. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi

Persalinan pada Ibu Primigravida dan Multigravida Trimester III di

Puskesmas Sanden Bantul. Stikes Aisyiyaj Yogyakarta.

Maimunah S. 2009. Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan Pertama. Jurnal

Humanity. 5 (1): 61-67.

Mandagi DVV, Pali C, Sinolungan JSV. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada

Primigravida dan Multigravida di RSIA Kasih Ibu Manado. Jurnal e-Biomedik

(eBM). 1 (1): 197-201.

Novitasari T, Budiningsih TE, Mabruri MI. 2013. Keefektivan Konseling Kelompok

Pra-Persalinan Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Primigravida

Menghadapi Persalinan. Developmental and Clinical Psychology. 2 (2): 62-70.

Rosyidah NN. 2017. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III

dalam Menghadapi Persalinan di BPS Ny. Roidah, SST, M.Kes Desa Dlanggu

Mojokerto. Jurnal Keperawatan dan Kebidanan. pp: 81-86

Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. 2015. Kaplan Sadock’s Synopsis of Psychiatry:

Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Edisi 11. Wolters Kluwer Health.

New York-USA.
50

Said N, Kanine E, Bidjuni H. 2015. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan

Kecemasan Ibu Primigravida di Puskesmas Tuminting. Ejournal Keperawatan

(e-Kep). 3(2): 1-8.

Saseno, Kriswoyo PG, Handoyo. 2013. Efektifitas Relaksasi Terhadap Tingkat

Kecemasan pada Lansia di Posyandu Lansia Adhi Yuswa RW. X Kelurahan

Kramat Selatan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan. 9(3).

Setyaningrum RF, Maryanto S, Sukarno. 2013. Hubungan Usia Ibu Primigravida

Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan di

Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu Kandangan Bawen. StikesNgudi Waluyo.

Shahhosseini Z, Pourasghar M, Khalilian A, Salehi F. 2015. A Review of the Effect

of Anxiety During Pregnancy on Children’s Health. Mater Sociomed. 27 (3):

200-202.

Shodiqoh ER, Syahrul F. 2014. Perbedaan Tingkat Kecemasan Dalam Menghadapi

Persalinan Antara Primigravida dan Multigravida. Jurnal Berkala

Epidemiologi. 2 (1): 141-150.

Stuart GW. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. EGC. Jakarta.

Usman FR, Kundre RM, Onibala F. 2016. Perbedaan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil

Menghadapi Persalinan Dengan Kepatuhan Antenatal Care (ANC) Di

Puskesmas Bahu Kota Manado. Ejournal Keperawatan (e-Kp). 4 (1): 1-7.

Videbeck, SL. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. EGC. Jakarta.


Lampiran 1. Tabel Data Penelitian

Tingkat
No. Usia Rumah Status Kecemasan
Pekerjaan Pendidikan
Responden (tahun) Tinggal Ekonomi
Nilai Interpretasi
Suami &
1 18 IRT SMP 3.200.000 37 Berat
Keluarga
2 29 IRT SMA Keluarga 1.000.000 21 Sedang

3 25 IRT SMK Suami 4.000.000 13 Normal


Suami &
24
4 17 IRT SD Keluarga 2.400.000 Sedang
Suami &
27
5 22 IRT SMA Keluarga 2.000.000 Sedang
Suami &
31
6 17 IRT SD Keluarga 1.000.000 Berat
Orang
20
7 27 PNS S1 Tua 3.000.000 Ringan
Suami &
16
8 22 Wiraswasta SMA Keluarga 2.000.000 Ringan

9 30 PNS S1 Suami 6.000.000 13 Normal


Orang
19
10 35 PNS S1 Tua 7.000.000 Ringan
37
11 19 IRT SMA Suami 1.500.000 Berat
22
12 35 IRT S1 Suami 3.500.000 Sedang
23
13 20 Wirausaha SMA Suami 2.000.000 Sedang
23
14 23 IRT SMP Keluarga 2.000.000 Sedang
Suami &
24
15 28 Wirausaha SMA Keluarga 3.000.000 Sedang
Suami &
20
16 20 IRT SMA Keluarga 3.500.000 Ringan
Suami &
37
17 18 IRT SMA Keluarga 1.500.000 Berat

18 32 PNS S1 Suami 4.000.000 13 Normal

19 27 IRT S1 Suami 3.200.000 13 Normal


Suami &
26
20 19 IRT SMA Keluarga 2.100.000 Sedang
21 29 IRT S1 Suami 4.000.000 12 Normal

22 16 IRT SMP Keluarga 2.000.000 37 Berat

23 22 Wiraswasta S1 Suami 4.000.000 13 Normal


Suami &
13
24 36 Wirausaha S1 Keluarga 3.000.000 Normal
Suami &
13
25 27 PNS S1 Keluarga 6.000.000 Normal
12
26 29 PNS S2 Suami 5.000.000 Normal
24
27 20 IRT SMA Suami 2.000.000 Sedang
16
28 28 IRT SMA Suami 3.000.000 Ringan
12
29 30 IRT S1 Suami 5.000.000 Normal
16
30 21 IRT SMA Keluarga 4.000.000 Ringan
31 23 IRT SMA Suami 2.300.000 17 Ringan
Suami &
32 21 IRT SMA 2.000.000 20 Ringan
Keluarga
33 26 IRT SMA Suami 3.000.000 16 Ringan

34 27 IRT SMA Suami 2.100.000 25 Sedang


Suami &
35 20 IRT SMA 2.000.000 25 Sedang
Keluarga
36 27 IRT SMA Suami 3.000.000 16 Ringan

37 22 IRT SMA Suami 2.500.000 16 Ringan


Lampiran 2. Penjelasan untuk Mendapatkan Persetujuan dari Subjek

Penelitian (Infromasi untuk Subjek)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Selamat Siang.

Saya Nurul Rahmitha, mahasiswa semester 7 di Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Saya sedang melakukan penelitian
mengenai “Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigavida Trimester III di
Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar” sebagai salah satu tugas dalam
menyelesaikan studi. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil primigravida pada
trimester III.

Dalam penelitian ini, saya membutuhkan kesediaan dan waktu ibu kurang lebih 10
menit untuk menjawab pertanyaan yang akan saya ajukan berdasarkan kusioner yang
telah saya sediakan. Pertanyaan tersebut mengenai data pribadi ibu yang berupa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan dan kuisioner Hamilton Rating
Scale for Anxiety/HARS (untuk menilai tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu).
Identitas ibu akan dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan. Sehingga hanya
peneliti yang akan mengetahui informasi yang diberikan berasal dari siapa. Saya
berharap ibu dapat menjawab dengan jujur sesuai dengan apa yang ibu rasakan saat
ini.

Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya mohon

kesediaan Ibu untuk menandatangani persetujuan yang telah saya siapkan.


Lampiran 3. Formulir Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan keterangan secukupnya dari peniliti serta menyadari manfaat

dari penelitian tersebut di bawah ini yang berjudul:

“TINGKAT KECEMASAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA

TRIMESTER KETIGA DI PUSKESMAS KECAMATAN TAMALANREA

MAKASSAR”

Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini

dengan catatan bila suatu saat merasa dirugikan dalam bentuk apapun, berhak

membatalkan persetujuan ini serta berhak untuk mengundurkan diri.

Makassar, 2017

Mengetahui Saksi Menyetujui

(Peneliti) (……………………) (Peserta)

Penanggung Jawab, Peneliti Utama


Nama : Nurul Rahmitha
Alamat : Jl. Petta Ponggawa no. 21, Makassar
No. Telpon : 08113676540
Lampiran 4. Kuisioner Penelitian

KUISIONER TINGKAT KECEMASAN HARS (HAMILTON ANXIETY

RATING SCALE)

Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga di Rumah

Sakit Ibu dan Anak Sitti Khadijah I Muhammdiyah Cabang Makassar

I. Data Responden

Nama/Inisial :
Usia :
Status Pendidikan : tidak sekolah/SD/SMP/SMA/S1*
Status Pekerjaan : IRT/wirausaha/wiraswasta/PNS/Lain-lain*
Status Finansial :
Status Lingkungan Rumah Tinggal : Sendiri/Suami/Keluarga *
Riwayat Penyakit :

Keterangan
*
: Coret yang tidak perlu
II. Kuisioner HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

Beri nilai sesuai gelaja yang dialamai responden.

No Pertanyaan Nilai
1. Perasaan Ansietas
- Cemas
- Firasat Buruk
- Takut Akan Pikiran Sendiri
- Mudah Tersinggung
2. Ketegangan
- Merasa Tegang
- Lesu
- Tak Bisa Istirahat Tenang
- Mudah Terkejut
- Mudah Menangis
- Gemetar
- Gelisah
3. Ketakutan
- Pada Gelap
- Pada Orang Asing
- Ditinggal Sendiri
- Pada Binatang Besar
- Pada Keramaian Lalu Lintas
- Pada Kerumunan Orang Banyak
4. Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur
- Terbangun Malam Hari
- Tidak Nyenyak
- Bangun dengan Lesu
- Banyak Mimpi-Mimpi
- Mimpi Buruk
- Mimpi Menakutkan
5. Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi
- Daya Ingat Buruk
6. Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi
- Sedih
- Bangun Dini Hari
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari
7. Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot
- Kaku
- Kedutan Otot
- Gigi Gemerutuk
- Suara Tidak Stabil
8. Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus
- Penglihatan Kabur
- Muka Merah atau Pucat
- Merasa Lemah
- Perasaan ditusuk-Tusuk
9. Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia
- Berdebar
- Nyeri di Dada
- Denyut Nadi Mengeras
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti
Sekejap)
10. Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada
- Perasaan Tercekik
- Sering Menarik Napas
- Napas Pendek/Sesak
11. Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan
- Perut Melilit
- Gangguan Pencernaan
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan
- Perasaan Terbakar di Perut
- Rasa Penuh atau Kembung
- Mual
- Muntah
- Buang Air Besar Lembek
- Kehilangan Berat Badan
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)
12. Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil
- Tidak Dapat Menahan Air Seni
- Amenorrhoe
- Menorrhagia
- Menjadi Dingin (Frigid)
- Ejakulasi Praecocks
- Ereksi Hilang
- Impotensi
13. Gejala Otonom
- Mulut Kering
- Muka Merah
- Mudah Berkeringat
- Pusing, Sakit Kepala
- Bulu-Bulu Berdiri
14. Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah
- Tidak Tenang
- Jari Gemetar
- Kerut Kening
- Muka Tegang
- Tonus Otot Meningkat
- Napas Pendek dan Cepat
- Muka Merah
Total Nilai
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 6. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9. Surat Permohonan Rekomendasi Etik Penelitian
Lampiran 10. Surat Rekomendasi Etik Penelitian
Lampiran 11. Lembar Persetujuan Judul

LEMBAR PERSETUJUAN JUDUL

Kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nurul Rahmitha

Stambuk : C11114321

Judul : Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Menyatakan bahwa mahasiswa ini telah mendapatkan persetujuan judul

penelitian skripsi pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 17 Maret 2017

Waktu : 12.00 WITA

Tempat : Ruang Konseling Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin

Makassar, 17 Maret 2017

Pembimbing

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

NIP. 19771223 200312 2 002


Lampiran 12. Lembar Persetujuan Proposal

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nurul Rahmitha

Stambuk : C11114321

Judul : Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar.

Menyatakan bahwa mahasiswa ini telah mempresentasikan proposal pada :

Hari, Tanggal : Senin, 9 September 2017

Waktu : 10.00 WITA

Tempat : Ruang Pertemuan Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, RSKD

Prov. Sul Sel

Makassar, 9 September 2017

Pembimbing

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

NIP. 19771223 200312 2 002


Lampiran 13. Lembar Persetujuan Hasil

LEMBAR PERSETUJUAN HASIL

Kami selaku pembimbing skripsi mahasiswa :

Nama : Nurul Rahmitha

Stambuk : C11114321

Judul : Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil Primigravida Trimester

Ketiga di Puskesmas Kecamatan Tamalanrea Makassar

Menyatakan bahwa mahasiswa ini telah mempresentasikan hasil penelitian

pada :

Hari, Tanggal : Jum’at, 24 November 2017

Waktu : 10.00

Tempat : Auditorium Prof. Amiruddin Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Makassar, 24 November 2017

Pembimbing

dr. A. Suheyra Syauki, M.Kes., Sp.KJ.

NIP. 19771223 200312 2 002


Lampiran 14. Data Diri Peneliti

DATA DIRI PENELITI

Nama Lengkap : Nurul Rahmitha


Nama Panggilan : Lulu
NIM : C11114321
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 28 Oktober 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Jurusan/Fakultas : Pendidikan Dokter/Kedokteran
Nama Orang Tua : Ayah : H. Chaeruddin
Ibu : Hj. Warni Chaeruddin
Anak ke :4
Alamat : Jalan Petta Ponggawa no.21, Makassar
Telepon : 08113676540
Email : nurul.rahmitha@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
1. SD Inpres Baraya I Makassar (2001-2007)
2. SMP Negeri 10 Makassar (2007-2010)
3. SMA Negeri 17 Makassar (2010-2013)
4. Fakultas Kedokteran UNHAS (2014-sekarang)
Pengalaman Organisasi : MYRC FK UNHAS 2016-sekarang

Anda mungkin juga menyukai