Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

2017

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT WAHIDIN

SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI – DESEMBER 2016

Diusulkan Oleh:

Muhammad Arga Putra M

C111 14 516

Pembimbing:

Dr. dr. M. HARUN ISKANDAR, Sp.P, Sp.PD, K-P

DIBAWAKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN

PENYELESAIAN PENDIDIKAN SARJANA (S1) KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui untuk dibacakan pada seminar akhir di Bagian Radiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan judul :

“KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PARU DI


RUMAH SAKIT WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
PERIODE JANUARI – DESEMBER 2016”

Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Desember 2017


Waktu : 11:00 WITA
Tempat : RSP Bagian Interna

Makassar, 7 Desember 2017

Dr. dr. M. Harun Iskandar, Sp.P, Sp.PD, K-P

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh


Nama : Muhammad Arga Putra M
NIM : C111 14 516
Fakultas/ Program Studi : Kedokteran / Pendidikan Kedokteran
Judul Skripsi : Karakteristik Penderita Kanker Paru di Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari –
Desember 2016

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana
kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. dr. M. Harun Iskandar, Sp.P, Sp.PD, K-P (………………)

Penguji : DR. dr. Risna Halim, Sp.PD (………………)

dr. Endy Adnan, Sp.PD (....……………)

Ditetapkan di : Makassar
Tanggal : 7 Desember 2017

iii
BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK

Skripsi dengan judul:

“KARAKTERSITK PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT


WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI –
DESEMBER 2016”

Makassar, 7 Desember 2017

Dr. dr. M. Harun Iskandar, Sp.P, Sp.PD, K-P

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya kepada kita semua dengan segala

keterbatasan yang penulis miliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini dengan judul “Karakteristik Penderita Kanker Paru di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari – Desember 2016” sebagai

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program studi pendidikan dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Allah SWT. atas kekuatan dan nikmat yang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

2. Dr. dr. M. Harun Iskandar, Sp.P, Sp.PD, K-P selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan berbagai bimbingan dan pengarahan dalam

pembuatan skripsi ini dan membantu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

tepat waktu.

3. Orang tua penulis yang senantiasa membantu dalam memotivasi, mendorong

dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Teman-teman dan kakak-kakak yang sudah membantu melalui sumbangsih

pikiran maupun bantuan moril secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyelesaian skripsi ini.

v
5. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan secara satu per satu yang

terlibat dalam memberikan dukungan dan doanya kepada penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,

sehingga dengan rasa tulus penulis akan menerima kritik dan saran serta koreksi

membangun dari semua pihak.

Makassar, 1 Desember 2017

Penulis,

Muhammad Arga Putra M

vi
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
NOVEMBER, 2017
Muhammad Arga Putra Mangitung
DR. dr. Harun Iskandar, Sp. P, Sp. PD, K-P

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT


WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI –
DESEMBER 2016.

ABSTRAK

Pendahuluan: Kematian akibat kanker paru merupakan penyumbang terbesar angka


mortalitas akibat kanker di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik pasien dengan Kanker Paru.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain
penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari
Rekam Medis pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, untuk mengetahui
karakteristik kanker paru yaitu jenis kelamin, usia, pekerjaan, riwayat merokok, jenis
histopatologis, kadar tumor marker CEA, obat kemoterapi yang digunakan, dan
stadium penyakit.
Hasil: Sampel yang diteliti sejumlah 43 orang. Rata-rata umur sampel adalah 53
tahun dengan kelompok terbanyak adalah 51-60 tahun. Lebih dari 2/3 pasien
merupakan laki-laki. Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC): Adenocarcinoma
46.5%, Squamous Cell Carcinoma 14.0%, Large Cell Carcinoma 4.7%, NSCLC tipe
lain 20.9%, Small Cell Lung Carcinoma 14.0%. Distribusi stadium terbanyak
didapatkan pada kelompok stadium IV yaitu 39.5%. Distribusi kadar tumor marker
CEA lebih 2/3 diatas kadar normal. Pasien yang menjalani kemoterapi sebanyak 29
orang,dengan regimen kemoterapi yang paling banyak digunakan adalah Navelbine-
Carboplatin (30.2%).
Kesimpulan: Penelitian ini menampilkan karakteristik dari Kanker Paru di Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo perioder Januari – Desember 2016. Diperlukan inisiasi
untuk skrining untuk deteksi dini kanker paru serta perlunya peningkatan usaha
pencegahan primer maupun sekunder, seperti usaha menenurunkan angka merokok di
Indonesia, sebagai prioritas utama untuk menurunkan insidensi penyakit ini.
Kata kunci:Kanker Paru, Karakteristik, Histopatologi, Carcinoembriogenic Antigen
(CEA), Kemoterapi, Stadium

vii
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
HASANUDDIN UNIVERSITY
NOVEMBER, 2017
Muhammad Arga Putra Mangitung
DR. dr. Harun Iskandar, Sp. P, Sp. PD, K-P

CHARACTERISTICS OF LUNG CANCER PATIENTS IN WAHIDIN


SUDIROHUSODO HOSPITAL MAKASSAR JANUARY - DECEMBER 2016
PERIODE

ABSTRACT

Background: Deaths from lung cancer accounted for the largest number
cancer mortality worldwide. This study aims to describe the characteristics of patients
with Lung Cancer
Research Method: This research is a descriptive observational research with cross-
sectional design using secondary data taken from patient's medical record at Wahidin
Sudirohusodo Hospital to find out the characteristics of lung cancer ie sex, age,
occupation, smoking history, histopathological type, CEA tumor marker level,
chemotherapeutic drugs used, and disease stage.
Results: There are 43 samples are accepted for this research. The average age of the
sample is 53 years with the most group being 51-60 years. More than 2/3 of the
patients were men. Non Small Cell Lung Carcinoma (NSCLC): Adenocarcinoma
46.5%, Squamous Cell Carcinoma 14.0%, Large Cell Carcinoma 4.7%, other type of
NSCLC 20.9%, Small Cell Lung Carcinoma 14.0%. Distribution of the highest stage
was found in the group of stage IV that is 39.5%. The distribution of CEA tumor
marker levels is more than 2/3 above normal levels. Patients undergoing
chemotherapy were 29 people, with the most widely used chemotherapy regimen is
Navelbine-Carboplatin (30.2%).
Keywords: Lung Cancer, Characteristics, Histopathology, Carcinoembriogenic
Antigen (CEA), Chemotherapy, Stage

viii
DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................v

ABSTRAK ..........................................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3

1.3.1. Tujuan Umum ........................................................................3

1.3.2. Tujuan Khusus ........................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori......................................................................................5

2.1.1. Definisi ...................................................................................5

2.1.2. Gambaran klinis & laboratorium ............................................6

2.1.3. Diagnosis ................................................................................9

2.1.4. Tata laksana ............................................................................10

ix
2.1.5. Evaluasi (Follow up)...............................................................14

2.1.6. Prognosis.................................................................................14

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka KTeori ..................................................................................15

3.2. Kerangka Konsep ..................................................................................16

3.3. Identifikasi Variabel..............................................................................17

3.4. Definisi operasional variable ................................................................17

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................21

4.2. Rancangan (desain) Penelitian ..............................................................21

4.3. Populasi dan Subjek Penelitian .............................................................21

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................................22

4.5. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................22

4.6. Alur Penelitian ......................................................................................23

4.7. Cara Pengumpulan Data .......................................................................23

4.8. Rencana Analisis Data ..........................................................................24

BAB 5 HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian .....................................................................................25

5.2. Analisis Hasil Penelitian .......................................................................25

5.2.1. Distribusi penderita berdasarkan umur ...................................25

5.2.2. Distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin ......................26

5.2.3. Distribusi penderita berdasarkan pekerjaan ............................26

5.2.4. Distribusi penderita berdasarkan riwayat merokok ................27

x
5.2.5. Distribusi penderita berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis

27

5.2.6. Distribusi penderita berdasarkan kadar tumor marker CEA ..28

5.2.7. Distribusi penderita berdasarkan obat kemoterapi..................28

5.2.8. Distribusi penderita berdasarkan stadium kanker paru ...........29

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1. Um Umur ..............................................................................................30

6.2. Jenis kelamin.........................................................................................30

6.3. Pekerjaan ...............................................................................................31

6.4. Riwayat merokok ..................................................................................31

6.5. Hasil pemeriksaan histopatologis .........................................................31

6.6. Kadar tumor marker Carcinoembrionic Antigen (CEA) ......................32

6.7. Obat kemoterapi ....................................................................................32

6.8. Stadium kaner paru ...............................................................................33

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ...........................................................................................34

7.2. Saran .....................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................37

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Pilihan tata laksana NSCLC berdasarkan stadium ....................................10

Tabel 3.1. Definisi operasional variabel ....................................................................17

Tabel 5.1 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Umur di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusdo Periode Jannuari – Desember 2016 ........................................25

Tabel 5.2 D Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ..............................26

Tabel 5.3 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Pekerjaan di rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ........................................26

Tabel 5.4 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Riwayat Merokok di Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ..............................27

Tabel 5.5 Distribusi Penderita anker Paru Berdasarkan Jenis Histopatologi di Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ..............................27

Tabel 5.6 Distribusi Penderita kanker Paru Berdasarkan Kadar Tumor Marker CEA di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ..................28

Tabel 5.7 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Pilihan Regimen Kemoterapi

di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016 ..............28

Tabel 5.8 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Stadium yang diderita

Pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Period Januari – Desember 2016 ....29

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Hasil Penelitian Karakteristik Penderita Kanker Paru di Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo Makassar Periode Januari – Desember 2016

2. Surat Izin Permohonan Penelitian

3. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik

4. Surat Selesai Penelitian

5. Biodata Peneliti

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker paru adalah penyakit malignan yang paling umum di temukan didunia,

dan menjadi salah satu penyebab kematian terbesar oleh kanker. Berdasarkan WHO

Cancer Fact sheet, terhitung 8.8juta kematian di dunia oleh kanker pada tahun 2015.

Penyebab kematian oleh kanker yang paling umum adalah kanker paru, dengan total

kematian 1.69juta jiwa.

Kanker paru-paru (baik small-cell dan non-small cell) adalah kanker paling

umum kedua pada pria maupun wanita (tidak termasuk kanker kulit). Pada pria,

kanker prostat lebih umum, sedaangkan pada wanita kanker payudara lebih umum.

Sekitar 14% dari seluruh kanker adalah kanker paru-paru. (American Cancer Society,

2017)

Diperkirakan isidens kanker paru oleh The American Cancer Society di Amerika

Serikat untuk tahun 2017 adalah 222,500 kasus baru untuk kanker paru (1116,990

pada pria dan 105,510 pada wanita). (American Cancer Society, 2017)

Berdasarkan laporan profil kanker WHO, kanker paru merupakan penyumbang

insidens kanker pada pria teritinggi di Indonesia, diikuti oleh kanker kolorektal,

prostat, hati, dan nasofaring, dan merupakan penyumbang kasus ke-5 pada

perempuan, setelah kanker payudara, serviks-uteri, koloektal, ovarium. Kanker paru

merupakan pertama kematian pada kankerpda pria (21.8%), dan penyebab kematian

1
ketiga (9.1%)kanker pada perempuan setelah kanker payudara (21.4%) dan kanker

seriks-uteri (10.3%). (World Health Organization, 2014).

Tingkat kelangsungan hidup lima tahun (five-year survival rate) kanker paru

18.1% lebih rendah dari jenis kanker lainnya, seperti kanker colon dan rectum

(64.9%), kanker payudara (89.7%), kanker prostat (98.6%). Tingkat kelangsungan

hidup kanker paru untuk kasus yang terdeteksi ketika peyakit masih terlokalisasi (di

paru- paru) adalah 55.6%. Namun, hanya 28.9% untuk kanker paru yang sudah

menyebar secara regional. Untuk kanker paru yang sudah metastase (menyebar ke

organ lain), tingkat kelangsungan hidup lima tahunnya menjadi 4.5%. lebih dari

setengah penderita kanker paru-paru akan meninggal dalam waktu satu tahun setelah

didiagnosis. (U.S. National Institute of Health, 2014)

Oleh sebabitu, peneliti berminat untuk meneliti karakteristik penderita kanker

paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar.

2
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana prevalensi dan karakteristik penderita kanker paru di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar tahun 2016?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus,

yaitu sebagai berikut:

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik penderita kanker paru di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo, Makassar tahun 2016.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi gambaran umum penderita kanker paru di

Rumah Sakit Wahidin Surirohusodo, Makassar tahun 2016

2. Mengetahui distribusi hasil pemeriksaan histopatologs penderita

kanker paru di Rumah Sakit Wahdin Sudirohusodo, Makassar tahun

2016

3. Mengetahui distribusi kadar tumor marker CEA penderita kanker paru

di Rumah Sakit wahidin Sudirohusodo, Makassar tahun 2016

4. Mengetahui distribusi penggunan obat kemoterapi ppenderita kanker

paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar tahun 2016

3
1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi tentang

Karakteristik kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo

2. Bagi peneliti dan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan menjadi acuan

dan sumber bacaan untuk penelitian-penelitian berikutnya.

3. Untuk departemen kesehatan dan instasi terkait lainnya, dapat

dijadikan sebagai bahan informasi tentang prevalensi kanker paru di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.

4. Untuk tenaga kesehatan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

acuan karakteristik kanker paru.

5. Bagi peneliti sendiri, dapat dijadikan bahan masukan dan

pembelajaran yang bermanfaat untuk perkembangan keilmuan

peneliti.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kanker Paru

2.1.1. Definisi

Kanker terjadi apabila sel normal mengalami perubahan genetik secara

abnormal menjadi sel kanker. Kanker paru berawal dari perubahan genetic pada sel di

dalam paru-paru, tepatnya berawal dari sel yang berada didalam saluran udara paru-

paru. Secara klinis karsinoma paru dibagi menjadi small cell lung cancer (SCLC) dan

non-small cell lung cancer (NSCLC).

A. Small-Cell Lung Cancer (SCLC)

Small-cell lung cancer atau yang di sebut kanker paru jenis karsinoma sel kecil

(KPKSK) mencakup sekitar 20% dari semua kanker paru-paru. SCLC memiliki sifat

yang sanagat agresif dan dianggap sebagai penyakit “sistemik” saat didiagnosis.

Kanker paru jenis ini berkembang dalam waktu 3-5 tahun dan meiliki waktu 30 hari

untuk menggandakan dirinya. SCLC timbul dari sel neuroendokrin dan dapat

mengeluarkan berbagai macam polipeptida. Beberapa dari polipeptida ini memiliki

sifat umpan balik otomatin yang dapat menginduksi pertumbuhan tumor lebih lanjut.

SLSC juga sering di asosiasikan dengan beberapa sindrom neoplastik.

B. Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)

Non-Small Cell Lung Cancer atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil

(KPKBSK) mencakup sekitar 80% dari semua kanker paru-paru. KPKBSK terbagi

menjadi 3 kategori berdasarkan histologinya, yaitu:

5
1. Adenokarsinoma: Mencakup sekiranya 40% dari kanker paru dan lebih banyak

pasien wanita. Pertumbuhan adenokarsinoma biasanya lambat dan perlu waktu 15

tahun unntuk tumbuh dengan waktu untuk menggandakan diri lebih dari 200 hari.

Adenokarsinoma muncul dari sel mucus didalam epitel pada bronkus. (Abdi,

2014)

2. Karsinoma sel skuamosa: lebih jarang ditemukan dan mencakup sekiranya 25%

dari kanker paru. Karsinoma ini lebih agresif dari pada adenokarsinoma dan

membutuhkan 8 tahun untuk berkembang. Biasanya karsinoma sel skuamosa dapat

menyebabkan obstruksi pada bronkus yang menyebabkan infeksi. (Abdi, 2014)

3. Karsinoma sel besar: karsinoma yang paling jarang ditemukan, hanya mencakup

10% dari kanker paru. Karsinoma ini metastase lebih cepat dan memiliki prognosis

yang lebih buruk. (Abdi, 2014)

2.1.2. Gambaran klinis & laboratorium

A. Tanda & Gejala

Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor langsung, seperti batuk,

hemoptisis, nyeri dada dan sesak napas/stridor. Batuk merupakan gejala tersering (60-

70%) pada kanker paru. (PNPK kanker paru)

Adapun juga gejala yang biasa terjadi pada kanker paru, yaitu:

• Berat badan berkurang

• Nafsu makan hilang

• Teraba massa pada pangkal leher

• Cepat lelah

6
• Demam

B. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan ini mencakup tampilan umum penderita kanker paru yang

menurun secara abnormal terutama pada pemeriksaan fisik paru. (PNPK kanker paru)

Tumor paru yang berukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan

gambaran yang normal pada pemeriksaan. Dengan pemeriksaan ini juga bisa di

dapatkan benjolan superficial pada leher, ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran

hepar dan tanda asites, dan nyeri ketok tulang. Tanda-tanda vital lainnya adalah

edema pada wajah dan lengan kanan atas disertai peningkatan vena jugularin dan

tampak venektasi di dada. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan informasi untuk

menentukan stage penyakit. (PDPI, 2003)

C. Pemeriksaan radiologis

Salah satu pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan untuk menentukan lokasi

tumor primer dan metastasis, serta dibutuhkan untuk menentukan stadium penyakit

berdasarkan system TNM. Pemeriksaan radiologis yang dibutuhkan sebagai berikut:

• Foto toraks AP/lateral

• CT-Scan toraks

• MRI (magnetic resonance imaging)

Untuk menentukan letak , ukuran dan metastasis sebagai berikut:

• Bone scan

• Bone survey

• USG abdomen

7
• Brain-CT

D. Pemeriksaan khusus

• Bronkoskopi

• Endobrachial ultrasound (EBUS)

• Sitologi sputum

• Thoracentesis

• Biopsy transtorakal

• Fine needle aspiration (FNA) biopsy (bila di perlukan)

• Torakoskopi

• Pemeriksaan fungsi paru

E. Tumor marker:

Petanda tumor atau yang disebut biomarker ini bias dapat membantu para

klinisi untuk memperkirakan jumlah tumor yang aktif di dalam pasien baik sebagai

tambahan atau tes sensitive terhadap tingkat penyakit dengan deteksi radiologis. (Kerr

D., 2016)

8
2.1.3. Diagnosis

Semua tindakan diagnosis untuk kanker paru diarahkan agar dapat ditentukan :

a. Jenis histologis.

b. Derajat (staging).

c. Tampilan (performace status)

Sehingga jenis pengobatan dapat dipilih sesuai dengan kondisi penderita.

(PDPI, 2003)

a. Jenis histopatologi

Untuk menentukan jenis histologis, secara lebih rinci dipakai klasifikasi

histologis menurut WHO tahun 1999 (Brambilla, 2001), dan kanker paru memiliki 2

jenis yaitu:

1. Small cell lung cancer (SCLC)

2. Non-small cell lung cancer (NSCLC)

a. Adenokarsinoma

b. Karsinoma sel skuamosa

c. Karsinoma sel besar

b. Pederajatan (staging) kanker paru

Kanker paru jenis karsinoma sel kecil terbagi menjadi 2 tahap yaitu

“terbatas” (limited) dan “luas” (extensive). Pada tahap “terbatas”, sel kanker hanya

ada pada satu bagian dada saja. Disebut tahap “luas” ketika sel kanker menyebar ke

bagin dada yang lain atau menyebar ke organ lain.(American Thoracic society, 2010)

Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil menggunakan system

penderajatan TNM. Pengertian T adalah lokasi dan ukuran tumor yang dikategorikan

9
sebagai Tx, To s/d T4, N adalah keterlibatan nodul limpa yang di kategorikan sebagai

Nx, No s/d N3, M menunjukkan adanya metastasis atau tidak, Mo dan M1. (PDPI,

2003)

c. Status penampilan (performance status)

Tampilan penderita kanker paru berdasarkan keluhan subyektif dan obyektif

yang dapat dinilai oleh dokter. Ada beberapa skala international untuk menilai

tampilan ini, antara lain berdasarkan Karnofsky Scale yang banyak dipakai di

Indonesia, tetapi juga dapat dipakai skala tampilan WHO. Tampilan inilah yang

sering jadi penentu dapat tidaknya kemoterapi atau radioterapi kuratif diberikan.

(PDPI, 2003)

2.1.4. Tata Laksana

a. Small cell lung cancer

Pengobatan untuk kanker paru jenis karsinoma sel kecil biasanya tergantung

dari derajat dari kanker tersebut. Pengobatan untuk kanker paru jenis karsinoma sel

kecil biasanya menggunakan radioterapy dan kemoterapi. Pembedahan jarang di

lakukan pada kanker paru jenis ini, karena penyebaran kanker paru ini sudah terlalu

jauh. Obat kemoterapi yang biasa digunakan adalah kombinasi dari etoposide dan

cisplatin atau carboplatin untuk stadium terbatas. Untuk stadium lanjut di tambahkan

dengan kombinasi irinotecan. (Cherath L., 2015)

10
b. Non-small cell lung cancer

Pada umumnya penatalaksanaan NSCLC ditentukan berdasarkan

stadiumnya (table 2.1).

Tabel 2.1. Pilihan tata laksana NSCLC berdasarkan stadium


Stadium Pengobatan
0 Observasi
IA Pembedahan saja
IB
IIA
IIB Pembedahan dilanjutkan dengan kemoterapi adjuvan
IIIA
IIIB
IV Kemoterapi paliatif
Sumber: Horn L, 2012

I. Pembedahan

Pembedahan reseksi paru merupakan tindakan terbaik untuk pasien dengan

kanker paru yang terbatas pada lesi primer selama masih memiliki fungsi cadangan

paru yang baik. Pasien ini berada di dalam stadium IA, IB, IIA dan IIB. Untuk pasien

yang berada pada stadium IIIA dilakukan pembedahan reseksi di kombinasikan

dengan kemoterapi atau radioterapi. (Kerr D., 2016)

Jenis pembedahan yang dilakukan tergantung dari seberapa parah paru-

paru yang terkena kanker. Ada 3 jenis prosedur pembedahan yang dapat di lakukan,

yaitu:

• Wedge resection

• Lobektomi

• Pneumotomi

(Cherath L, 2015)

11
II. Radioterapi

Radioterapi pada kanker paru dapat menjadi terapi kuratif atau paliatif. Pada

terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC

stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi alternatif

terapi kuratif.

Syarat standar sebelum penderita diradiasi adalah :

1. Hb > 10 g%

2. Trombosit > 100.000/mm3

3. Leukosit > 3000/dl

Dosis radiasi yang diberikan secara umum adalah 5000 - 6000 cGy, dengan

cara pemberian 200 cGy/x, 5 hari perminggu. (PDPI, 2003)

III. Kemoterapi

Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker paru. Syarat utama harus

ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan (performance status) harus lebih dan

60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO. Kemoterapi dilakukan

dengan menggunakan beberapa obat antikanker dalam kombinasi regimen

kemoterapi.

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi

adalah:

1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)

2. Respons obyektif satu obat antikanker s 15%

3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO

12
4. Harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 sikius pada penilaian

terjadi tumor progresif.

Regimen untuk KPKBSK adalah :

1. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)

2. PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid)

3. Paklitaksel + sisplatin atau karboplatin

4. Gemsitabin + sisplatin atau karboplatin

5. Dosetaksel + sisplatin atau karboplatin

Syarat standar yang harus dipenuhi sebelum kemoterapi

1. Tampilan > 70-80, pada penderita dengan PS < 70 atau usia lanjut,

dapat diberikan obat antikanker dengan regimen tertentu dan/atau jadual

tertentu.

2. Hb > 10 g%, pada penderita anemia ringan tanpa perdarahan akut,

meski Hb < 10 g% tidak perlu tranfusi darah segera, cukup diberi terapi

sesuai dengan penyebab anemia.

3. Granulosit > 1500/mm3

4. Trombosit > 100.000/mm3

5. Fungsi hati baik

6. Fungsi ginjal baik (creatinin clearance lebih dari 70 ml/menit)

Dosis obat anti-kanker dapat di hitung berdasarkan ketentuan farmakologik

masing-masing. (PDPI, 2003)

13
2.1.5. Evaluasi

Angka kekambuhan (relaps) kanker paru paling tinggi terjadi pada 2 tahun

pertarna, sehingga evaluasi pada pasien yang telah diterapi optimal dilakukan setiap 3

bulan sekali. Evaluasi meliputi pemeriksaan klinis dan radiologis yaitu foto toraks PA

/ lateral dan CT-scan thoraks, sedangkan pemeriksaan lain dilakukan atas indikasi.

(PDPI, 2003)

2.1.6. Prognonsis

Prognosis untuk SCLC tidak terlalu baik, karena SCLC adalah suatu penyakit

yang sangat agresif. Tanpa pengobatan, pada stadium terbatas kemungkinan pasien

hidup hanya 3 sampai 6 bulan, sedangkan untuk stadium lanjut hanya 6 sampai 12

minggu. Namun, SCLC berespon sangat baik terhadap kemoterapi dan radioterapi.

(Cherath L., 2015)

Prognosis untuk NSCLC lebih baik jika terdiagnosis lebih cepat dan di singkirkan

secara pembedahan. (Cherath L., 2015)

14
BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Tindakan diagnosis
Hasil laboratorium

Kanker
Paru

• Foto toraks • Sitologi sputum Kadar tumor marker


PA/Lateral • Sitologi bilasan (CEA)
• CT-scan toraks /sikatan bronkus
• Bronkoskopi • dll.

• CT-scan kepala • Histologi biopsi bronkus


• Bone scan/bone • Histologi biopsi pleura
survey • Histologi biopsi nodul
• USG Abdomen superfisial
• Torakoskopi • Biopsi paru terbuka
Torakotomi
Lokasi dan staging
Eksplorasi Jenis kanker paru
(TNM)

15
3.2. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Umur

Jenis
Kelamin

Pekerjaan

Riwayat
Merokok

Hasil
Karsinoma Paru Pemeriksaan
Histopatologis

Kadar Tumor Marker


(CEA)

Obat
Kemoterap
i

Stadium
Penyakit

16
3.3. Identifikasi Variabel

Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas:

a. Umur

b. Jenis kelamin

c. Pekerjaan

d. Riwayat merokok

e. Hasil pemeriksaan histopatologis

f. Kadar tumor marker (CEA)

g. Obat Kemoterapi

h. Stadium Kanker Paru

3.4. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1. Definisi operasional variabel


No. Variabel Definisi Alat ukur & Hasil ukur Skala

penelitian

1. Umur Umur pasien Data rekam medis. Numerik

sesuai yang Hasil: umur dalam angka

tercantum dalam

Rekam Medis

2. Jenis kelamin Tanda fisik yang Data rekam medis Kategorik

teridentifikasi Hasil:

pada 1. Laki-laki

pasien sesuai yang 2. Perempuan

17
tercantum dalam

Rekam Medis

3. Pekerjaan Aktivitas sehari – Data rekam medis Kategorik

hari pasien yang Hasil:

dilakukan untuk Pekerjaan pasien

memenuhi

kebutuhan sehari-

hari sesuai yang

tercantum dalam

Rekam Medis

4. Riwayat Kebiasaan Data rekam medis Kategorik

merokok merokok pasien Hasil:

sesuai yang 1. Ada

tercantum dalam 2. Tidak

Rekam Medis

5. Hasil Jenis keganasan Data rekam medis Kategorik

pemeriksaan epitelial Hasil:0

histopatologis berdasarkan hasil 1. Non-small cell

pemeriksaan carcinoma

histopatologis a. Adenocarcinoma

sesuai dengan b. Squamous cell

klasifikasi carcinoma

18
histologis Tumor c. Large cell carcinoma

Paru dan Pleura d. NSCLC tipe lain

WHO 1999 2. Small cell carcinoma

6. Kadar tumor Nilai tumor marker Data rekam medis Numerik

marker CEA yang didapat Hasil: kadar CEA dalam

(CEA) dari pemeriksaan angka


serum pasien

7. Obat Jenis obat Data rekam medis Kategorik

Kemoterapi kemoterapi yang Hasil: jenis obat kemoterapi

diresepkan pada yang digunakan

pasien sesuai yang

tercantum dalam

Rekam Medis

8. Stadium Stadium kanker Data rekam medis Kategorik

Kanker Paru paru yang Hasil:

teridentifikasi 1. Non Small cell Lung

pada pasien sesuai Carcinoma

yang tercantum a. IA

dalam Rekam b. IB

Medis c. IIA

d. IIB

19
e. IIIA

f. IIIB

g. IV

2. Small Cell Lung

Carcinoma

a. Limited

b. Extensive

20
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

4.1.1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo,

tepatnya di bagian Rekam Medis.

4.1.2. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada September 2017 sampai dengan

November 2017

4.1.3. Disiplin ilmu terkait

Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Paru.

4.2. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain

penelitian potong lintang (cross sectional) dengan menggunakan data sekunder yang

diambil dari Rekam Medis pasien.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi target

Populasi target dari penelitian ini adalah semua pasien yang telah didiagnosis

kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.

4.3.2. Populasi terjangkau

Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua pasien yang tercatat

dalam rekam medis dengan diagnosis kanker paru di Rumah Sakit Wahidin

21
Sudirohusodo tahun 2016 yang menjalani perawatan rawat inap atau rawat

jalan.

4.3.3. Sampel penelitian

Sampel dalam penelitian ini dipilih dari populasi terjangkau yang telah

memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi yang telah

ditetapkan.

4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.4.1. Kriteria inklusi

• Pasien yang telah didiagnosis kanker paru

• Pasien memiliki rekam medis di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo

4.4.2. Kriteria eksklusi

• Rekam medis yang tidak lengkap

4.5. Teknik Pengambilan Sampel

4.5.1. Jumlah sampel

Jumlah sampel yang digunakan sesuai dengan jumlah populasi yang ada.

4.5.2. Cara pengambilan sampel

Sampel penelitian akan diambil dari data sekunder yang berasal dari rekam

medis dengan menggunakan teknik total sampling di mana semua populasi

terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi

akan diambil menjadi sampel penelitian.

22
4.6. Alur Penelitian

Persiapan penelitian

Identifikasi subjek

Pemenuhan kriteria

Tidak memenuhi
Memenuhi kriteria
kriteria

Pencatatan data
sesuai variabel

Analisis Data

4.7. Cara Pengumpulan Data

• Data diperoleh dengan melihat rekam medis pasien yang didiagnosis kanker

paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada tahun 2016.

• Peneliti selanjutnya akan memilih sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.

• Sampel yang telah memenuhi kriteria selanjutnya akan dicatat datanya sesuai

dengan variabel penelitian

• Setelah pencatatan akan dilanjutkan dengan analisis data

23
4.8. Rencana Analisis Data

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan variabel numerik dan

kategorik, maka analisis data akan dilakukan dengan menggunakan program

komputer lalu disajikan dalam narasi dan tabel.

Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang

dilakukan terhadap tiap variabel penelitian. Variabel numerik akan disajikan dalam

mean dengan standar deviasi. Variabel kategorik akan disajikan dalam frekuensi dan

persentase.

24
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengambilan data untuk penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dari

tanggal 10 November 2017 – 24 November 2017 di Bagian Rekam Medis Rumah

Sakit Wahidin Sudirohusodo dan mengambil pasien kanker paru yang di rawat di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo pada periode Januari 2016 – Desember 2016.

Dari hasil observasi jumplah penderita kanker paru pada periode Januari 2016 –

Desember 2016 adalah sebanyak 70 kasus. Dari Jumlah tersebut, terdapat 43 yang

memenuhi kriteria penelitian.

5.2. Analisis Hasil Penelitian

Data mengenai karakteristik penderita kanker paru yang di rawat di Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo periode Januari – Desember 2016 akan disajikan dalam tabel

sebagai berikut:

5.2.1. Distribusi penderita berdasarkan umur

Table 5.1 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Umur di Rumah Sakit
Wahidin Sudirohusdo Periode Jannuari – Desember 2016
Kelompok Umur Jumlah
n %
21-30 tahun 3 4.7
31-40 tahun 5 11.6
41-50 tahun 12 27.9
51-60 tahun 13 30.2
61-70 tahun 8 18.6
>70 tahun 3 7.0
TOTAL 43 100
Tabel 5.1 menunjukan bahwa distribusi umur pasien Kanker Paru yang

terbanyak adalah kelompok 51 – 60 tahun yaitu 13 kasus (30.2%). Ada penelitian ini,

25
didapatkan bahwa rata 53.07 tahun dengan usia minimum adalah 23 tahun dan

maksimum 88 tahun.

5.2.2. Distribusi penderita berdasarkan jenis kelamin

Table 5.2 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Jenis Kelamin di


Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016
Jenis Kelamin Jumlah
n %
Laki-laki 31 72.1
Perempuan 12 27.9
TOTAL 43 100

Tabel 5.2 menunjukan bahwa distribusi jenis kelamin pasien kanker paru yang

terbanyak adalah kelompok laki-laki yaitu 31 kasus (72.1%).

5.2.3. Distribusi penerita berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.3 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Pekerjaan di rumah


Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016
Pekerjaan Jumlah
n %
Honorer 1 2.3
IRT 7 16.3
Pensiunan 3 7.0
Petani 6 14.0
PNS 8 18.6
Polri/TNI 1 2.3
Swasta 5 11.6
Wiraswasta 9 20.9
Lain-lain 4 7.0
TOTAL 43 100
Tabel 5.3 menunjukan bahwa distribusi pekerjaan pasien Kanker Paru yang

terbanyak adalah kelompok wiraswasta yaitu 9 kasus (20.9%).

26
5.2.4. Distribusi penderita berdasarkan riwayat merokok

Tabel 5.4 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Riwayat Merokok di


Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016
Riwayat Merokok Jumlah
n %
Ada 24 55.8
Tidak ada 19 44.2
TOTAL 43 100
Tabel 5.4 menunjukan bahwa riwayat merokok pasien yang merokok

didapatkan 24 orang (55.8%).

5.2.5. Distribusi penderita berdasarkaan hasil pemeriksaan histopatologis

Tabel 5.5 Distribusi Penderita anker Paru Berdasarkan Jenis Histopatologi di


Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016
Jenis Histopatologi Jumlah
n %
Non Small Cell Carcinoma
Adenocarcinoma 20 46.5
Squamous Cell Carcinoma 6 14.0
Large Cell Carcinoma 2 4.7
NSCLC tipe lain 9 20.9
Small Cell Lung Carcinoma 6 14.0
TOTAL 43 100

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa distribusi jenis histopatologi pasien kanker

paru yang terbanyak adalah kelomopok Non Small Cell carcinoma jenis

Adenocarcinoma yaitu 20 kasus (46.5%).

27
5.2.6. Distribusi penderita berdasarkan kadar tumor marker (CEA)

Tabel 5.6 Distribusi Penderita kanker Paru Berdasarkan Kadar Tumor Marker
CEA di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember 2016

Kelompok Nilai Jumlah


CEA (ng/ml) n %
0-4.7 11 25.6
>4.7 23 53.5
Tidak diperiksa 9 20.9
TOTAL 43 100

Tabel 5.6 menunjukan bahwa pemeriksaan kadar tumor marker CEA pasien

kankeer paru dilakukan pada 34 orang (79.1%). Dari hasil didapatkan distribusi

terbanyak adalah kelompok dengan nilai tidak normal >4.7 ng/ml yaitu 23 kasus

(53.5%).

5.2.7. Distribusi penderita berdasarkan obat kemoterapi

Tabel 5.7 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Pilihan Regimen


Kemoterapi di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari –
Desember 2016
Regimen Kemoterapi Jumlah
N %
Navelbin-Carboplatin 13 30.2
Paclitaxel-Carboplatin 4 9.3
Cisplatin 1 2.3
Iressa 1 2.3
Tidak di kemoterapi 24 55.8
TOTAL 43 100

Tabel 5.7 menunjukan bahwa distribusi regimen kemoterapi pasien Kanker

Paru yang terbanyak adalah keolompok Navelbin-Carboplatin yaitu 13 kasus

(30.2%), tetapi didapatkan 24 kasus (55.8%) tidak di kemoterapi.

28
5.2.8. Distribusi penderita berdasarkan stadium kanker paru

Tabel 5.8 Distribusi Penderita Kanker Paru Berdasarkan Stadium yang diderita
Pasien di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Periode Januari – Desember
2016
Stadium Kanker Paru Jumlah
n %
Non Small Cell Lung Carcinoma
IA 0 0
IB 0 0
IIA 0 0
IIB 0 0
IIIA 5 11.6
IIIB 15 34.9
IV 17 39.5
Small Cell Lung Carcinoma
Limited 0 0
Extensive 6 14.0
TOTAL 43 100

Tabel 5.8 menunjukan bahwa pasien Kanker Paru dengan stadium kanker IV

adalah stadium yang terbanyak untuk non small cell carcinoma yaitu 17 kasus

(39.5%). Pada pasien dengan small cell carcinoma terdapat 6 kasus (14.0%) pada

stadium Extensive.

29
BAB 6

PEMBAHASAN

6.1. Umur

Kelompok umur terbanyak pada penelitian ini adalah kelompk 51-60 tahun yaitu

13 kasus (30.2%), diikuti dengan kelompok 41-50 tahun yaitu 12 kasus (27.9%) dan

yang paling sedikit adalah kelompok umur 21-30 tahun yaitu 2 kasus (4.7%). Namun

hampir semua kasus ditemukan pertama kali pada umur >40 tahun tetapi ada

beberapa kasus ditemukan pada umur ≤40 tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa

penyakit kanker paru dapat mengenai berbagai umur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Bhaskarapillai et al. di India

dengan kelompok usia terbanyak yaitu usia 51-60 tahun yaitu 39.9% dan penelitian

Nallappen di RSUP Adam Malik, Medan yaitu sebanyak 46.9%. Sedangkan

penelitian Whestphal et al. mendapatkan umur rata-rata pasien yaitu 62 tahun.

6.2. Jenis kelamin

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pasien laki-laki lebih sering terkena kanker

paru yaitu 31 kasus (72.1%), sedangkan pasien wanita hanya 12 kasus (27.9%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian lainnya, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Bhakskarpillai et al. yang dilakukan di india dimana pasien pria

sebanyak 262 kasus (74.4%), penelitian oleh Kreuzer et al. yang di lakukan di Jerman

dan Itali dimana pasien pria sebanyak 3723 kasus (80.5%), serta penelitian oleh

Siegel et al. yang di lakukan di Amerika pada tahun 2016 dimana pasien pria

sebanyak 117,920 kasus (52.55%).

30
6.3. Pekerjaan

Pada penelitian ini, di dapatkan bahwa pekerjaan pasien dengan kanker paru

didominasi oleh wiraswasta dengan jumlah kasus sebanyak 9 kasus (20.9%), yang di

ikuti oleh PNS sebanyak 8 kasus (18.6%).

Penelitian lainnya oleh Nallapen di RSUP Adam Malik, didapatkan pasien

didominasi oleh wiraswasta sebanyak 29 kasus (35.8%) dan penelitian oleh

Bhaskarapillai et al. di India yaitu buruh kasar yaitu sebanyak 85 kasus (30.25%).

6.4. Riwayat merokok

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pasien yang terkena penyakit kanker paru

dengan riwayat merokok yaitu 24 kasus (55.8%).

Pada penelitian lain yang di lakukan oleh pesch et al. di dapatkan bahwa

kebanyakan pasien kanker paru memiliki riwayat perokok berat. Pada penelitian yang

di lakukan oleh Furrukh di dapatkan 47 kasus (91%) kanker paru dengan riwayat

merokok. Pada penelitian oleh Nallappen di RSUP Adam Malik, Medan di mana

pasien dengan riwayat merokok berjumlah 64 kasus (79%). Dari beberapa penelitian

ini didapatkan bahwa kebanyakan pasien dengan penyakit kanker paru memeiliki

riwayat merokok.

6.5. Hasil pemeriksaan histopatologis

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa distribusi jenis histopatologi pada kanker

paru di dominasi dengan non small cell lung carcinoma yaitu sebanyak 37 kasus

(86.0%). Dimana dari 37 kasus tersebut terdapat 20 kasus (54.1%) adalah

adenocarcinoma sebagai kasus tersering. Didapatkan juga bahwa 6 kasus (14%) dari

kanker paru adalah jenis small cell lung carcinoma.

31
Hasil ini sesuai dengan artikel dari American Cancer Society tahun 2016 tentang

kanker paru dimana dinyatakan bahwa 80-85% kasus dari seluruh kasus kanker paru

adalah jenis non small cell lung carcinoma dan dari seluruh kasus non small cell

carcinoma didapatkan 40% kasus adalah jenis adenocarcinoma. Adapun variasi hasil

dari penelitian yang dilakukan oleh Ullah et al. dan Westphal et al. di mana distibusi

kasus terbanyak adalah squamous cell carcinoma, masing-masing sebanyak 102

kasus (34.81%) dan 221 kasus (62.8%).

6.6. Kadar tumor marker carcinoembrionic antigen (CEA)

Nilai normal pada penelitian ini adalah 0-4.7 ng/ml. nilai ini di ambil

berdasarkan nilai CEA normal pada laboratorium Rumah Sakit Wahidin

Sudirohusodo.

Distribusi terbanyak pada penelitian ini adalah kelompok degan kadar CEA lebih

tinggi dari noral (>4.7 ng/ml) yaitu 23 kasus. Sedangkan kelompok dengan kadar

CEA normal (0-4.7 ng/ml) sebanyak 11 kasus. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Rahmaini di RSUP Adam Malik Medan, dimana distribusi terbanyak pada

penelitian ini adalah kelompok dengan nilai di atas normal (>0.3 ng/ml) yaitu 136

kasus (67.7%). Sedangkan kelompok dengan nilai normal (0-3 ng/ml) sebanyak 65

kasus (32.3%).

6.7. Obat kemoterapi

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa 19 dari 43 pasien yang terkena kanker paru

menjalani regimen kemoterapi. Dari 19 kasus tersebut di dapat kan bahwa 13 kasus

(30.2%) menjalani regimen kemoterapi dengan obat Navelbin-Carboplatin, 4 kasus

(9.3%) menggunakan obat Paclitaxel-Carboplatin, dan masing-masing 1 kasus (2.4%)

32
dengan regimen Cisplatin dan Irresa. Dari artikel yang di tulis oleh American Cancer

Society tahun 2017 mengarakan bahwa regimen kemoterapi untuk penyakit kanker

paru paling sering menggunakan kombinasi 2 obat kemoterapi, tetapi ada juga yang

menggunakan 1 obat untuk pasien yang tidak dapat mentoleransi kombinasi obat

kemoterapi dengan baik. Jika menggunakan kombinasi 2 obat, tidak jarang

menggunakan Cisplatin atau Carboplatin di tambah dengan 1 obat lain, seperti

Navelbin dan Paclitaxel.

6.8. Satdium kanker paru

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pasien yang terdiagnosis kanker paru

datang ketika stadium akhir, seperti untuk tipe non small cell carcinoma didapatkan

17 kasus (39.5%) untuk stadium IV dan 15 kasus (34.9%) untuk stadium IIIB. Untuk

small cell lung carcinoma didapatkan bahwa seluruh kasusnya terdiagnosis pada

stadium extensive. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ellis dan

Vandermeer yang mendapatkan hasil untuk non small cell lung carcinoma pada

stadium IV sebanyak 15 kasus (29%) dan stadium IIB 13 kasus (25%). Akan tetapi,

untuk kasus small cell lung carcinoma Ellis dan Vandermeer mendapatkan 6 kasus

(11%) stadium extensive dan 6 kasus (11%) limited.

Penelitian Ellis dan Vandermeer juga menyatakan bahwa banyaknya kasus

stadium akhir dikarenakan gejala kanker paru pada stadium awal seperti batuk biasa

yang membuat pasien terlambat datang untuk mencari pengobatan.

33
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Karakteristik Penderita Kanker Paru di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar Periode Januari – Desember 2016”,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari – Desember 2016 yang memenuhi criteria inklusi

sebanyak 43 orang, dengan distribusi berdasarkan jenis kelamin lebih

banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang

(72.1%).

2. Distribusi pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo

Makassar Periode Januari – Desember 2016 berdasarkan umur paling

banyak diderita pada kelompok umur 51 – 60 tahun yaitu sebanyak 13

kasus (30.2%)

3. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari –Desember 2016 berdasarkan pekerjaan paling banyak

diderita pada wiraswasta yaitu sebanyak 9 kasus (20.9%)

4. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari –Desember 2016 berdasarkan riwayat merokok lebih

banyak yang memiliki riwayat merokok yaitu sebanyak 24 kasus (55.8%)

5. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari – Desember 2016 berdasarkan hasil pemeriksaan

34
histopatologis paling banyak yang menderita non small cell lung

carcinoma tipe adenocarcinoma yaitu sebanyak 20 kasus (46.5%)

6. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari –Desember 2016 berdasarkan kadar tumor marker (CEA)

lebih banyak yang memiliki kadar tumor marker lebih tinggi dari normal

yaitu 23 kasus (53.5%)

7. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari –Desember 2016 berdasarkan obat kemoterapi paling

sering pasien menggunakan Navelbin-Carboplatin yaitu sebanyak 13

kasus (30.2%)

8. Pasien kanker paru di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar

Periode Januari –Desember 2016 berdasarkan stadium kanker paru paling

banyak untuk non small cell lung carcinoma pada stadium IV yaitu

sebanyak 17 kasus (39.5%) dan untuk small cell lung carcinoma pada

stadium extensive yaitu sebanyak 6 kasus (14.0%)

35
7.2. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai karakteristik penderita kanker paru di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari – Desember 2016,

maka dapat di berikan saran berupa:

1. Diharapkan pencegahan terhadap kematian akibat kanker paru pada

kelompok-kelompok yang rentan dari hasil penelitian ini dilaksanakan

melalui kegiatan pemantauan yang lebih tinggi pada kelompok usia 51-60

tahun, kelompok laki-laki dan pasien dengan pekerjaan wiraswasta.

2. Diharapkan adanya inisiasi skrining untuk deteksi dini kanker paru serta

perlunya peningkatan usaha pencegahan primer maupun sekunder, seperti

usaha menenurunkan angka merokok di Indonesia, sebagai prioritas

utama untuk menurunkan insidensi penyakit ini.

3. Perlunya perbaikan dalam sistem pengisian rekam medis pasien di

Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar agar data yang disajikan

dapat lebih lengkap dan akurat terutama pada variabel-variabel yang

merupakan faktor resiko, misalnya riwayat merokok, dalam rangka

meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat serta mempermudah

pengambilan data pada penelitian

4. Bagi peneliti yang lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

dengan meneliti variabel lain atau menggunakan metode lain.

36
DAFTAR PUSTUKA

Abdi, E. 2014. Lung Cancer. Cancer Council Australia Oncology Education

Committee. Australia.

American Cancer Society, 2016. Non-Small Cell Lung Cancer.

American Cancer Society, 2016. Small Cell Lung Cancer.

American Cancer Society, 2017. Key Statistic for Lung Cancer.

Bhaskarapillai B, Kumar SS, Balasubramanian S. 2012. Lung Cancer in Malabar

Cancer Center in Kerala - A Descriptive Analysis. Asian Pacific J Cancer Prev, 13

(9), 4639-4643.

Cherath L., Frey R., 2015. The Gale Encyclopedia of Cancer: Lung Cancer, Non-

Small Cell. Fourth Edition. Cengage Learning. Hal 1033 – 1039

Cherath L., McTavish A. 2015. The Gale Encyclopedia of Cancer: Lung Cancer,

Small Cell. Fourth Edition. Cengage Learning. Hal 1039 - 1043

Christopher Slatore MD, MS; Suzanne C Lareau RN, MS; Bonnie Fahy, RN, MN.

Staging of Lung Cancer. American Thoracic Society: Patient Information Series,

Lung Cancer Mini-Series #2.

Ellis, P., Vandermeer, R. 2011. Delays in the Diagnosis of Lung Cancer. Journal of

Thoracic Disease.

Horn L., Pao W., Johnson DH. Neoplasm of the lung dalam: Longo DL, Fauci AS,

Kasper DL, dkk., penyunting. Harrison’s principles of internal medicine Ed. 18.

New York: McGraw-Hill; 2012.

Kementrian Kesehatan RI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker

Paru. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Canada.

37
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Hal 85 – 87

Kerr D., Haller D., Van de Velde C., Baumann M., 2016. Oxford Textbook of

Oncology. Third Edition. Oxford University Press. Hal 98 – 108

Kerr D., Haller D., Van de Velde C., Baumann M., 2016. Oxford Textbook of

Oncology. Third Edition. Oxford University Press. Hal 628 – 642

Kreuzer, et al. 2000. Gender Differences in Lung Cancer Risk by Smoking: A

Multicentre Case-Control Study in Germany and Italy. British Journal of Cancer.

England

Mumbarkar P.P., Raste A.S., Ghadge M.S. 2006. Significance of Tumor Markers in

Lung Cancer. Department of Biochemistry, Tata Memorial Hospital. Mumbai

Nallappen S. 2013. Karakteristik Penderita Kanker Paru yang Telah Didiagnosis

dengan Pemeriksaan Tomografi Komputer Toraks di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan Tahun 2012. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara

NIH . 2015. National Cancer Institute: Tumor Markers. USA

NIH. 2017. National Cancer Institute: Non-Small Cell Lung Cancer Treatment

(PDQ®)–Health Professional Version. USA

NIH . 2017. National Cancer Institute: Small Cell Lung Cancer Treatment (PDQ®)–

Health Professional Version. USA

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker Paru: Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI; 2003

38
Ramadhaniah, F., Sri Rahayu, P., Suzanna, E. 2015. Berbagai Gambaran Klinis pada

Kanker Paru di Rumah Sakit Dharmais (RSKD) Jakarta. Rumah Sakit Kanker

Dharmais Jakarta.

Rahmaini A. 2013. Kadar Carcinoembrionic Antigen (CEA) pada Pasien Kanker

Paru yang Mendapat Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara

Siegel, R., Miller, K., Jemal, A. 2016. Cancer Statistic, 2016. USA

Stewart, B., Wild, C.P. 2014. World Cancer Report 2014. International Agency for

Research on Cancer - World Heath Organization.

U.S. National Institutes of Health. National Cancer Institute. SEER Cancer Statistics

Review, 1975-2014.

Ullah E, Reyaz N, Aziz F, et al. 2012. Demographic and Clinicopathological

Parameters in Lung Cancer in A Chest Hospital, Lahore–Pakistan. Biomedica Vol.

28 (Jan. – Jun. 2012)

World Health Organization. 2014. Cancer Country Profile: Indonesia. France.

Westphal FL, de Lima LC, Andrade EO, et al. 2009. Characteristics of Patients with

Lung Cancer in the City of Manaus, Brazil. J Bras Pneumol. 2009;35(2):157-163

39
Lampiran 1

No. No. Jenis Umur Pekerjaan Riwaayat Histopatologis Kadar Obat Chemo Stadium
Rekam Kelamin Merokok Tumor
Medis Marker
(CEA)
1 753723 laki 50 PNS Tidak ada Squamosa Cell >200 Nevalbine + 3b
Carcinoma Carboplatine
2 766123 laki 65 pensiunan ada SCLC >200 Extensive
3 749603 laki 60 pensiunan ada AdenoCarcinoma 137.12 Nevalbine + 4
Carboplatine
4 744413 laki 66 wiraswasta Tidak ada AdenoCarcinoma Paclitaxel + 3b
Carboplatine
5 771103 perempuan 46 PNS Tidak ada AdenoCarcinoma 140.23 Nevalbine + 4
Carboplatine
6 742575 perempuan 50 PNS Tidak ada AdenoCarcinoma 4
7 742895 perempuan 48 honorer Tidak ada AdenoCarcinoma 126.23 Nevalbine + 3b
Carboplatine
8 588384 perempuan 47
9 747975 perempuan 45 IRT Tidak ada Squamosa Cell >200 Paclitaxel + 4
Carcinoma Carboplatine
10 779413 laki 45 wiraswasta Tidak ada Squamosa Cell 3a
Carcinoma
11 753344 laki 57 polri/TNI ada AdenoCarcinoma 153.41 3a
12 775924 laki 53 PNS ada AdenoCarcinoma 53.28 Nevalbine + 4
Carboplatine
13 780057 perempuan 48 PNS ada AdenoCarcinoma 4
14 738497 laki 60 wiraswasta ada AdenoCarcinoma 0.98 Cisplatin 4
15 456539 laki 46 lain-lain ada AdenoCarcinoma 138.43 Iressa 4
16 772799 laki 51 petani ada Squamosa Cell >200 Nevalbine + 3b
Carcinoma Carboplatine
17 776499 laki 23 swasta ada NSCLC tipe lain 1.23 3b
18 747189 laki 38 swasta ada NSCLC tipe lain >200 3a
19 751089 perempuan 55 IRT Tidak ada Squamosa Cell 40.49 Nevalbine + 3b
Carcinoma Carboplatine
20 768389 laki 58 swasta Tidak ada AdenoCarcinoma 59.10 Paclitaxel + 3b
Carboplatine
21 747582 laki 43 wiraswasta ada NSCLC tipe lain 6.09 3a
22 750052 laki 56 petani ada AdenoCarcinoma 191.74 3b
23 758850 perempuan 62 IRT Tidak ada NSCLC tipe lain >200 3a
24 766689 laki 59 PNS ada AdenoCarcinoma 4
25 779468 laki 67 PNS Tidak ada Squamosa Cell 3.46 Nevalbine + 3b
Carcinoma Carboplatine
26 774168 laki 88 petani ada AdenoCarcinoma 5.20 4
27 782496 laki 74 pensiunan Tidak ada NSCLC tipe lain >200 4
28 778166 perempuan 34 IRT Tidak ada NSCLC tipe lain Nevalbine + 4
Carboplatine
29 744666 laki 39 wiraswasta ada Large Cell 2.34 4
Carcinoma
30 753150 perempuan 49 PNS Tidak ada SCLC 0.83 Extensive
31 765122 laki 31 lain-lain ada AdenoCarcinoma 3.67 3b
32 270160 laki 54 lain-lain ada AdenoCarcinoma 9.33 4
33 681602 laki 47 wiraswasta ada NSCLC tipe lain 53.42 Nevalbine + 3b
Carboplatine
34 712522 laki 52 wiraswasta ada NSCLC tipe lain Paclitaxel + 3b
Carboplatine
35 744022 laki 80 petani ada Large Cell 1.75 4
Carcinoma
36 732632 laki 29 swasta Tidak ada SCLC 0.99 Nevalbine + Extensive
Carboplatine
37 676801 perempuan 37 IRT Tidak ada AdenoCarcinoma 0.51 3b
38 744631 laki 51 wiraswasta Tidak ada AdenoCarcinoma 187.77 4
39 772251 laki 63 petani ada SCLC >200 Extensive
40 768151 laki 63 wiraswasta ada SCLC 1.53 Nevalbine + Extensive
Carboplatine
41 736771 perempuan 66 IRT Tidak ada AdenoCarcinoma 7.90 3b
42 738251 laki 63 petani ada NSCLC tipe lain 3b
43 719781 laki 41 swasta Tidak ada AdenoCarcinoma Nevalbine + 4
Carboplatine
44 779821 perempuan 52 IRT ada SCLC 2.43 Extensive
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

BIODATA DIRI PENULIS

Data Pribadi:

Nama Lengkap : Muhammad Arga Putra Mangitung

Nama Panggilan : arga

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Januari 1996

Pekerjaan : Mahasiswa

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Gol. Darah :A

Nama Orang Tua

• Ayah : Januar Mangitung

• Ibu : Galuh Prariningrum

Pekerjaan Orang Tua

• Ayah : SWASTA

• Ibu : Ibu Rumah Tangga

Anak ke :1

Alamat saat ini : Perumahan Pondok Indah Makassar, Jl. Maccini Raya
No. Telp : 08121092801

Email : arga.2801@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal

Periode Sekolah/Institusi/Universitas Jurusan

2001 – 2008 SD An-nisaa -

2008 – 2011 SMP Binus International School -

Serpong

2011 – 2014 SMA Binus International School IPA

Serpong

2014-sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan

Hasanuddin Dokter

Riwayat Organisasi

Periode Organisasi Jabatan

2014 – sekarang HMI Kom. FK Anggota

2015 – 2016 BEM FK UNHAS Anggota

Anda mungkin juga menyukai