2017
OLEH :
Andi Nurkamila Putri Rahman
C 111 14 364
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Sutji Pratiwi Rahardjo, Sp. T.H.T.K.L (K)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017
INSIDEN OTITIS EKSTERNA DI RUMAH SAKIT MITRA
HUSADA MAKASSAR PERIODE JUNI 2015 – JUNI 2016
SKRIPSI
OLEH :
Andi Nurkamila Putri Rahman
C111 14 364
PEMBIMBING:
Prof. Dr. dr. Sutji Pratiwi Rahardjo, Sp. T.H.T.K.L (K)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS KEDOKTERAN
MAKASSAR
2017
ii
iii
iv
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh skripsi ini adalah hasil karya
saya. Apabila ada kutipan atau pemakaian dari hasil karya orang lain baik berupa
tulisan, data, gambar atau ilustrasi baik yang telah dipublikasi atau belum
dipublikasi, telah direferensi sesuai dengan ketentuan akademis.
Saya menyadari plagiarisme adalah kejahatan akademik, dan melakukannya
akan menyebabkan sanksi yang berat berupa pembatalan skripsi dan sanksi
akademik yang lain.
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
November, 2017
ABSTRAK
Latar Belakang : Otitis eksterna merupakan radang telinga yang bersifat akut maupun
kronis disebabkan oleh adanya perubahan pH telinga yang asam menjadi basa, bakteri,
trauma lokal pada telinga, alergi, masuknya benda asing serta riwayat penyakit diabetes
melitus. Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis sehingga memiliki suhu dan
kelembaban yang menjadi kriteria faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna. Pasien
dengan otitis eksterna umumnya datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga,
terutama saat di tekan dan mengunyah. Bila peradangan tersebut tidak segera diobati
secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti nyeri, gatal, dan mungkin telinga berbau
bisa menetap.
Hasil : Jumlah pasien otitis eksterna di Rumah Sakit Mitra Husada Makassar periode
Juni 2015 – Juni 2016 didapatkan sebanyak 148 orang. Diketahui bahwa secara
keseluruhan kelompok pasien dari usia dewasa (18 - 40 tahun) tercatat 43,24%, laki-
laki mempunyai angka tertinggi yaitu 54,05%. Sebagian besar datang dengan keluhan
otalgia sekitar 51.35%.
Kesimpulan : Sebagian besar kasus otitis eksterna di Rumah Sakit Mitra Husada
Makassar periode Juni 2015 - Juni 2016 adalah pada usia dewasa, laki-laki, dan
sebagian besar dari mereka datang dengan keluhan utama otalgia.
Kata Kunci : Insiden , Otitis Eksterna, Rumah Sakit Mitra Husada Makassar.
vi
THESIS
FACULTY OF MEDICINE
UNIVERSITAS HASANUDDIN
November,2017
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini
dilaksanakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Jutaan terima kasih dengan tulus ikhlas kepada kedua orang tua yang telah dengan
sabar, tabah dan penuh kasih sayang serta selalu memanjatkan doa dan dukungannya
selama masa studi penulis. Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang mendalam kepada Prof. Dr. dr. Sutji Pratiwi Rahardjo, Sp. T.H.T.K.L(K),
selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan sabar memberikan
arahan, koreksi dan bimbingannya tahap demi tahap penyusunan skripsi ini. Waktu
yang beliau berikan merupakan kesempatan berharga bagi penulis untuk belajar.
4. Seluruh keluarga dan dosen-dosen penulis yang juga telah memberikan dorongan
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis menerima kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini. Namun demikian, dengan segala keterbatasan yang ada,
mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. Akhirnya penulis
viii
berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan imbalan yang setimpal
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Amin.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
xi
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1. Diagram bar distribusi pasien otitis eksterna berdasarkan jenis kelamin
yang berobat ke Rumah Sakit Mitra Husada Makassar, Juni 2015 – Juni
2016 .................................................................................................... 24
Grafik 5.2. Diagram bar distribusi pasien otitis eksterna berdasarkan kelompok umur
yang berobat ke Rumah Sakit Mitra Husada Makassar, Juni 2015 – Juni
2016 .................................................................................................... 25
Grafik 5.3. Diagram bar distribusi pasien otitis eksterna berdasarkan keluhan utama
yang berobat ke Rumah Sakit Mitra Husada Makassar, Juni 2015 – Juni
2016 .................................................................................................... 26
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
Otitis eksterna merupakan radang telinga luar yang bisa bersifat akut maupun
kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang
telinga, yang biasanya normal atau bersifat asam. Bila pH menjadi basa, proteksi
datang dengan keluhan rasa sakit pada telinga, terutama saat di tekan dan
mengunyah. Bila peradangan tersebut tidak segera diobati secara adekuat, maka
(Amri, et.al,2013).
Di Amerika Utara (2012) kasus otitis eksterna akut ditemukan sekitar 98%
Candida lebih sering dijumpai pada lingkungan tropis atau sub tropis. Pada
periode terutama musim panas otitis eksterna akut jumlahnya akan meningkat
dengan insiden lebih sering ditemukan pada negara iklim tropis (Schaefer,
et.al,2012).
Pada suatu penelitian di Belanda (1998), tercatat insiden otitis eksterna akut
1
2
baru ditemukan 867 kasus (8,07%) otitis eksterna, 282 kasus (2,62%) otitis
eksterna difus dan 585 kasus (5,44%) otitis eksterna sirkumskripta (Surbakti,
R.,2003).
di daerah tropis, maka hal ini mendorong penulis melakukan suatu penelitian
masalah dari penelitian ini adalah apakah insiden otitis eksterna meningkat
selama periode Juni 2015 – Juni 2016 di Poliklinik THT-KL RS Mitra Husada
Makasaar.
2016.
keluhan utama.
otitis eksterna.
atau berkaitan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Secara anatomi, telinga terbagi tiga bagian yaitu bagian luar, bagian
tengah, dan bagian dalam.Telinga luar terbagi atas daun telinga, liang telinga
dan bagian lateral dari membran timpani. Daun telinga dibentuk oleh tulang
rawan dan otot serta ditutupi oleh kulit. Daun telinga terletak di kedua sisi
kepala, merupakan lipatan kulit dengan dasarnya terdiri dari tulang rawan yang
juga ikut membentuk liang telinga bagian luar. Hanya cuping telinga atau
lobulus yang tidak mempunyai tulang rawan, tetapi terdiri dari jaringan lemak
dan jaringan fibros. Permukaan lateral daun telinga mempunyai tonjolan dan
daerah yang datar.Tepi daun telinga yang melengkung disebut heliks. Pada
4
5
anteheliks. Bagian superior anteheliks membentuk dua buah krura dan bagian di
kedua krura ini disebut fosa triangulari. Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafa.
Di depan anteheliks terdapat konka ,yang terdiri atas bagian yaitu simba konka
,yang merupakan bagian antero superior konka yang ditutupi oleh krus heliks dan
kavum konka yang terletak dibawahnya berseberangan dengan konka dan dibawah
krus heliks terdapat tonjolan kecil berbentuk segi tiga yang disebut tragus. Bagian
diseberang tragus yang terletak pada batas bawah anteheliks disebut antitragus.
Tragus dan antitragus dipisahkan oleh celah intertragus. Lobulus yang terletak
dibawah anteheliks tidak mempunyai tulang rawan dan terdiri dari jaringan ikat
serta jaringan lemak. Di permukaan posterior daun telinga terdapat pula tonjolan
dan cekungan yang namanya sesuai dengan anatomi yang membentuknya yaitu
sulkus heliks, sulkus krus heliks, fosa antiheliks, eminensia konka dan eminensia
skafa. Rangka tulang rawan daun telinga dibentuk oleh lempengan fibrokartilago
elastik. Tulang rawan tidak terbentuk pada lobulus dan bagian daun telinga diantara
krus heliks dan tulang rawan daun telinga ditutupi oleh kulit dan di hubungkan
dengan sekitar nya oleh ligametum dan otot-otot. Tulang rawan daun telinga
berhubungan dengan tulang rawan liang telinga melalui bagian yang disebut
isthmus pada permukaan posterior perlekatannya tidak terlalu erat oleh adanya
lapisan lemak subdermis yang tipis. Kulit daun telinga ditutupi oleh rambut-rambut
halus yang mempunyai kelenjar sebasea pada akarnya. Kelenjar ini banyak terdapat
hampir sepertiga lateral, dua pertiga lainnya liang telinga dibentuk oleh tulang
yang ditutupi kulit melekat erat dan berhubungan dengan membran timpani.
Liang telinga atau saluran telinga merupakan saluran yang berbentuk seperti
huruf S. Pada 1/3 proksimal memiliki kerangka tulang rawan dan 2/3 distal
liang telinga dari kotoran, debu dan serangga, sementara kelenjar sebasea
sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan partikel debu.
Kelenjar sebasea terdapat pada kulit liang telinga. Bentuk daun telinga dengan
berbagai tonjolan dan cekungan serta bentuk liang telinga yang lurus dengan
panjang sekitar 2,5 cm, akan menyebabkan terjadinya resonansi bunyi sebesar
Bentuk dari daun telinga dan liang telinga luar menyebabkan benda asing
serangga dan air sulit memasuki liang telinga bagian tulang. Antara tragus dan
liang telinga. Garis pertahanan kedua dibentuk oleh tumpukan massa serumen,
yang mengisi sebagian liang telinga bagian tulang rawan tepat dimedial
orifisium liang telinga. Garis pertahanan ketiga tulang rawan dan bagian tulang
liang telinga, hal ini sering lebih terbentuk oleh dinding liang telinga yang
asing memasuki lumen liang telinga bagian tulang dan membran timpani
saraf kutaneus dan kranial. Cabang aurikular temporalis dari bagian ketiga
dinding anterior dan superior liang telinga dan segmen depan membrana
fleksus servikal saraf aurikularis mayor. Cabang aurikularis dari saraf fasialis
(N.VII), glosfaringeus (N.IX) dan vagus (N.X) menyebar ke daerah konka dan
mensyarafi dinding posterior dan inferior liang telinga dan segmen posterior
Otitis eksterna adalah radang liang telinga yang bisa bersifat akut maupun
kronis yang disebabkan oleh bakteri, terlokalisir atau difus, disertai rasa sakit
protektif yang berdampak edema dari epitel skuamosa. Bila berlangsung terus
2.1.3 Klasifikasi
membentuk furunkel.
b. Otitis eksterna difus, jika infeksi yang mengenai kulit liang telinga. Pada
hiperemis.
g. Otitis eksterna maligna, bila infeksi terjadi difus di liang telinga luar dan
struktur lain di sekitarnya. Biasanya terjadi pada orang tua yang disertai
2.1.4 Etiologi
dijumpai pada usia remaja dan dewasa muda. Terdiri dari adanya inflamasi,
iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar, dapat disertai riwayat pemaparan
terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang
polimixin, anti bakteri (clioquinol, Holmes dkk, 1982) dan anti histamin.
Sensitifitas poten lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering
muncul pada kertas dan klip rambut yang digunakan untuk mengorek
et.al,2007).
C. Herpes zoster otikus yang disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster.
Virus ini menyerang satu atau lebih dermatom saraf kranial. Dapat
10
D. Infeksi kronis liang telinga terjadi, jika infeksi bakteri maupun jamur yang
(Helmi, et.al,2007).
penyakit dengan proses terjadinya sama seperti otitis eksterna. Oleh karena
telinga yang lebih sering ditemukan pada usia dewasa (Helmi, et.al,2007).
terjadi di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi
basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan yang hangat dan
11
lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Pada pasien diabetes melitus, pH
telinga menjadi lebih tinggi sehingga kondisi ini menyebabkan pasien lebih
eksterna. Disamping air kolam renang bisa menyebabkan iritasi kulit yang
melaporkan bahwa sakit telinga terjadi 2,4 kali lebih sering pada perenang
dari pada yang bukan perenang. Faktor penyebab tersering dari otitis eksterna
terjadi pada lingkungan panas dan lembab jarang dijumpai pada iklim sejuk
dan kering (Senturia HB, 1980; Shambaugh GE, 1990). Predisposisi otitis
terhadap bakteri. Bentuk trauma seperti ini terjadi bila memasukan benda-
benda asing kedalam liang telinga didalam usaha untuk mengurangi rasa gatal
pada liang telinga, terlebih pada lingkungan yang panas dan lembab
2.1.6 Patogenesis
tersebut, sehingga sel-sel kulit mati menumpuk. Masalah ini juga diperberat
12
oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga (Oghalai,
serumen membentuk lapisan asam yang mengandung lisozim dan zat lain
atau telalu kental dapat menyebabkan penyumbatan, retensi air dan kotoran,
serta infeksi (Murtaza, et.al,2015). Kulit yang basah, lembab, hangat, dan
gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan
melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu
perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan
Gejala pada otitis eksterna sirkumskripta ialah rasa tersumbat dan nyeri
telinga. Hal ini disebabkan oleh adanya kulit liang telinga yang tidak
13
saat penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat timbul secara spontan pada
Sedangkan pada otitis eksterna difus gejalanya ialah nyeri tekan tragus,
edema liang telinga, kadang kelenjar getah bening regional membesar disertai
Gejala otomikosis biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang
telinga, tetapi sering tanpa keluhan. Pada herpes zoster otikus akan tampak
lesi kulit yang vesikuler pada kulit di daerah muka sekitar liang telinga,
otalgia dan terkadang disertai paralisis otot wajah. Pada infeksi kronis liang
epidermis di liang telinga yang disebabkan oleh terbentuknya sel epitel secara
berlebihan yang tidak bermigrasi ke arah telinga luar. Terdapat tuli konduktif,
nyeri hebat, liang telinga yang lebih lebar, membran timpani utuh tapi
mukosanya lebih tebal dan jarang ditemukan sekresi telinga. Erosi tulang
pada liang telinga terjadi pada keratosis obturans serta koleastoma eksterna.
Hanya saja, pada keratosis obturans, erosi tulang yang terjadi sifatnya
inferior. Pada koleastoma sering ditemukan otore dan nyeri menahun serta
Gejala otitis eksterna maligna timbul rasa gatal di liang telinga yang
dengan cepat diikuti nyeri, telinga dengan sekret yang banyak serta terjadi
14
pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri itu akan semakin hebat,
liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi. Saraf fasial dapat terkena,
2.1.8 Diagnosis
A. Anamnesis
dan/atau purulen, tinnitus, nyeri tekan pada daun telinga, rasa nyeri
B. Pemeriksaan Fisik
2.1.9 Penatalaksanaan
15
(Waitzman, AA.,2017).
bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol). Jika dinding
ke liang telinga agar terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit
et.al,2007).
c. Otomikosis
et.al,2007).
16
Pengobatan harus cepat diberikan, sesuai dengan hasil kultur dan resistensi
d. Kondroitis
BAB 3
Lapisan protektif
berkurang
Edema
Maserasi &
ekfoliasi tidak
terjadi
Iritasi
Cairan/nanah Perubahan rasa
menumpuk dalam nyaman pada
liang telinga Infeksi telinga
17
18
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dan ditelaah dari berbagai sumber,
Jenis Kelamin
Keluhan Utama
Keterangan gambar :
: Variabel Dependen
: Variabel Indipenden
medik. Cara ukur dengan cara mencatat variabel jenis kelamin sesuai
a) Laki-laki
b) Perempuan
19
3.4.2 Umur
medik. Cara ukur dengan cara mencatat variabel usia sesuai yang
a) Balita : ≤ 5 tahun
c) Remaja : 12 – 17 tahun
d) Dewasa : 18 – 40 tahun
e) Lansia : 41 – 65 tahun
rekam medik. Cara ukur dengan cara mencatat keluhan utama sesuai
yang tercantum pada rekam medik dan hasil ukur dari pasien otitis
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
berdasarkan jenis kelamin, umur, dan keluhan utama melalui data dari rekam
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
20
21
1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
melalui rekam medik pasien otitis eksterna yang datang berobat di poliklinik
2. Instrumen Penelitian
22
1. Pengumpulan Data
rekam medik pasien otitis eksterna di rumah sakit Mitra Husada Makassar,
1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak rumah sakit Mitra
2. Setiap subjek akan dijamin kerahasiannya atas data yang diperoleh dari
rekam medik dengan tidak menuliskan nama pasien, hanya berupa inisial.
BAB 5
HASIL PENELITIAAN
Makassar Periode Juni 2015 – Juni 2016 dilaksanakan selama dua minggu yang di
mulai sejak tanggal 11 - 19 Oktober 2017. Yang menjadi sampel pada penelitian ini
adalah seluruh data rekam medik pasien dengan diagnosis Otitis Eksterna yang
datang berobat di Instalasi Rawat Jalan THT RS Mitra Husada Makassar Periode
Excel dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel yang disertai dengan penjelasan.
Tabel 5.1
Insiden Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan Jenis Kelamin di Instalasi Rawat Jalan
Laki-Laki 80 54.05%
Perempuan 68 45.94%
23
24
Grafik 5.1
56.00%
54.00%
52.00%
50.00%
48.00%
46.00%
44.00%
42.00%
40.00%
Laki-Laki Perempuan
Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel 5.1 dan grafik 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin dari
pasien otitis eksterna di RS Mitra Husada Makassar tertinggi didapatkan pada laki-
laki yaitu sebanyak 80 kasus (54.05%) dibandingkan pasien otitis eksterna pada
Tabel 5.2
Umur n (%)
≤ 5 tahun 20 13.51%
6-11 tahun 10 6.75%
12-17 tahun 4 2.70%
18-40 tahun 64 43.24%
41-65 tahun 41 27.70%
> 65 tahun 9 6.08%
Total 148 100%
Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder
25
Grafik 5.2
40.00%
27.70%
30.00%
20.00% 13.51%
6.75% 6.08%
10.00% 2.70%
0.00%
≤ 5 tahun 6-11 tahun 12-17 tahun 18-40 tahun 41-65 tahun > 65 tahun
UMUR (TAHUN)
Berdasarkan tabel 5.2 dan grafik 5.2 dapat dilihat bahwa umur dari pasien
umur 18-40 tahun yaitu sebanyak 64 kasus (43.24%), terbanyak kedua ditemukan
pada kelompok umur 41-64 tahun yaitu sebanyak 41 kasus (27.70%), lalu
kelompok umur ≤5 tahun sebanyak 20 kasus (13.51%), kelompok umur 6-11 tahun
sebanyak 10 kasus (6.75%), kelompok umur >65 tahun sebanyak 9 kasus (6.08%),
dan paling sedikit ditemukan pada kelompok umur 12-17 tahun sebanyak 4 kasus
(2.70%).
26
Tabel 5.3
Grafik 5.3
60.00% 51.35%
50.00%
40.00% 29.05%
30.00%
20.00% 12.83%
5.40%
10.00% 1.35%
0.00%
Otalgia Otore Pruritus Tinnitus Penurunan
Pendengaran
Keluhan Utama
Berdasarkan tabel 5.3 dan grafik 5.3 dapat dilihat bahwa keluhan utama dari
27
otalgia sebanyak 76 kasus (51.35%), terbanyak kedua pada keluhan otore yaitu
(12.83%), diikuti tinnitus sebanyak 8 kasus (5.40%), dan paling sedikit keluhan
BAB 6
PEMBAHASAN
Mitra Husada Makassar yang telah dilaksanakan pada rumah sakit tersebut.
otitis eksterna berdasarkan jenis kelamin, umur, dan keluhan utama. Dari hasil
penelitian ditemukan bahwa jumlah kasus otitis eksterna pada RS Mitra Husada
Persentasi kasus otitis eksterna berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel 5.1 yang menunjukkan bahwa angka dari kriteria jenis kelamin pada otitis
eksterna rawat jalan di RS Mitra Husada periode Juni 2015 – Juni 2016 yaitu laki-
(45.94%).
ini tidak dapat membuktikan apakah jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian
otitis eksterna karena penelitian ini menerapkan kriteria inklusi dan ekslusi dalam
penelitian sampel subjek penelitian. Namun, jika dilihat dari penelitian yang telah
28
29
Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sedjati et
(31.8%). Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Rupawan pada periode Juni
– Juli 2010 yang memperoleh data bahwa pasien otitis eksterna terbanyak adalah
12 orang perempuan (60%) dan sisanya 8 orang laki-laki (40%). (Sedjati, et al,
2013)
bermakna antara jenis kelamin dengan otitis eksterna. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap insiden otitis eksterna karena
patofisologi otitis eksterna tidak dipengaruhi oleh hormon (Ibiam F, et al, 2013).
6.2 Umur
Persentasi kasus otitis eksterna berdasarkan jenis umur dapat dilihat pada
tabel 5.2 yang menunjukkan bahwa angka terbesar dari kriteria umur pada otitis
eksterna rawat jalan di RS Mitra Husada periode Juni 2015 – Juni 2016 yaitu pada
umur 12-17 tahun merupakan kelompok umur dengan angka kejadian otitis
30
terbanyak pada kelompok umur dewasa 15-49 tahun sebanyak 13 orang (59%). Hal
ini tidak jauh berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan pada bulan Juni
– Juli 2010 di Poliklinik THT-KL-KL BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
menunjukkan dari 20 sampel pasien otitis eksterna terbanyak dari kelompok umur
tentang otitis eksterna akut di rumah sakit pendidikan Universitas Nigeria (2012),
menunjukkan dari 127 pasien yang terdiagnosa pasien terbanyak adalah kelompok
usia 23-32 tahun (23,6%). Umumnya, tidak ada hubungan perkembangan otitis
pada tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa angka terbesar dari kriteria keluhan utama
pada otitis eksterna rawat jalan di RS Mitra Husada periode Juni 2015 – Juni 2016
yaitu otalgia sebanyak 76 kasus (51.35%), terbanyak kedua pada keluhan otore
(12.83%), keluhan tinnitus sebanyak 8 kasus (5.40%), dan paling sedikit keluhan
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di desa Penebel
dari keseluruhan pasien otitis eksterna secara umum datang dengan keluhan nyeri
pada liang telinga luar. Penelitian tersebut sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa otalgia atau rasa nyeri pada telinga merupakan keluhan yang
paling sering dirasakan, tetapi rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang
31
umum pada tahap awal dari otitis eksterna difus dan sering menadahului terjadinya
rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan
derajat peradangan yang ada, ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari
sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang
hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang telinga bersambung dengan
kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun
telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan
mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh pasien otitis eksterna (Abdullah
F, 2003).
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Husada Makassar Periode Juni 2015 – Juni 2016 dilaksanakan selama dua minggu
umur dengan angka kejadian otitis eksterna yang paling rendah yaitu
(1.35%)
7.2 Saran
32
33
2. Bagi Rumah Sakit agar meningkatkan kualitas dan kelengkapan data rekam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah F, 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring Dengan
Sumatera Utara.
Hasanuddin.
Aryanugraha PT, Setiawan EP, 2012. Kejadian Otitis Eksterna Pada Masyarakat
Bailey BJ,1993. Head and Neck Surgery Otolaryngology. Vol 11, Philadephia ; J.B.
Balen FA, Smit WM, Zuithoff NP ,2003. Clinical Efficacy of Three Common
Balenger JJ,1997. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan Leber, Jilid
II, Edisi 13. Alih Bahasa : Staf Ahli THT RSCM, FKUI, Jakarta ; Bina Rupa
34
35
2017,<http://emedicine.medscape.com/article/84923-overview>
Helmi, Hafil AF, Sosialisman, 2007. Kelainan Telinga Luar. Dalam : Soepardi EA,
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-6. Jakarta : Balai
Ibiam AF, Godwin O, Ezeanolue B, Okoroafor IJ, 2013. Acute Otitis Externa as
Lee, K.J., 2008. Anatomy of the Ear. In: Lee, K.J. Essential Otolaryngology Head
Loh KS, Tan KK, Kumarasinghe G, Leong HK, Yeok KH, 1998. Otitis externa—
Singapore;27:215-8.
Mustaza M, Patawari P, Sien MM, Muniady RK, Zinatara P, 2015. Acute Otitis
Journal of Dental and Medical Sciences. Volume 14, Issue 7 Ver. I (July.
2015), PP 73-78
36
2017, <http://www.medscape.com/viewarticle/743429>
2017, <http://www.aafp.org/afp/2012/1201/p1055.html>
Sedjati ML, Palandeng OI, Peleali OCP, 2013. Pola Kuman Penyebab Otitis
Ratulangi Manado.
Surbakti, R,2003. Uji Coba Banding Klinik Pemakaian Larutan Burrowi Saring
Waitzman AA, 2017. Otitis Externa Treatment and Management. United States,
treatment#d>
No.
No Jenis Penurunan
Rekam Umur Otalgia Otore Pruritus Tinnitus
. kelamin Pendengaran
Medis
1 01435XX L 42 1
2 0275XX P 25 1
3 0275XX L 33 1
4 0168XX L 24 1
5 0175XX L 77 1
6 0275XX L 4 1
7 0275XX L 19 1
8 0275XX L 26 1
9 0270XX L 50 1
10 0263XX P 18 1
11 0271XX P 42 1
12 0272XX P 54 1
13 0272XX L 1 1
14 0272XX L 31 1
15 0269XX P 19 1
16 0113XX L 40 1
17 0264XX L 43 1
18 0275XX P 5 1
19 0780XX L 25 1
20 0222XX P 25 1
21 0281XX P 1 1
22 0281XX P 29 1
23 0269XX P 18 1
24 0281XX P 46 1
25 0209XX P 18 1
26 0288XX L 6 1
27 0288XX L 8 1
28 0284XX P 52 1
29 0284XX L 60 1
30 0281XX L 31 1
31 0243XX L 60 1
32 0284XX P 55 1
33 0284XX L 45 1
34 0283XX P 18 1
35 0283XX L 20 1
36 0285XX P 90 1
37 0283XX L 43 1
38 0282XX L 20 1
39 0280XX P 15 1
40 0051XX P 41 1
41 0281XX P 19 1
42 0281XX P 66 1
43 0277XX L 38 1
44 0277XX P 1 1
45 0277XX L 28 1
46 0204XX P 46 1
47 0250XX L 11 1
48 0276XX P 4 1
49 0280XX P 44 1
50 0279XX L 21 1
51 0280XX P 20 1
52 0272XX P 30 1
53 0276XX L 66 1
54 0264XX L 74 1
55 0275XX P 27 1
56 0249XX L 28 1
57 0275XX L 44 1
58 0273XX L 12 1
59 0273XX L 28 1
60 0274XX L 4 1
61 0274XX L 19 1
62 0274XX P 35 1
63 0273XX L 21 1
64 0125XX L 73 1
65 0271XX L 20 1
66 0253XX L 3 1
67 0272XX L 27 1
68 0271XX P 38 1
69 0139XX L 57 1
70 0276XX P 5 1
71 0287XX L 7 1
72 0286XX L 51 1
73 0286XX P 47 1
74 0262XX P 49 1
75 0276XX L 51 1
76 0279XX L 43 1
77 0276XX L 55 1
78 0273XX P 37 1
79 0277XX L 41 1
80 0120XX P 46 1
81 0277XX P 2 1
82 0277XX P 4 1
83 0277XX L 23 1
84 0285XX L 1 1
85 0286XX P 4 1
86 0190XX P 43 1
87 0285XX L 35 1
88 0158XX P 45 1
89 0286XX P 30 1
90 0286XX L 1 1
91 0288XX L 51 1
92 0270XX L 52 1
93 0287XX P 7 1
94 0286XX L 26 1
95 0286XX L 70 1
96 0285XX L 40 1
97 02776XX P 30 1
98 0284XX L 24 1
99 0274XX P 24 1
100 0236XX P 10 1
101 0236XX L 9 1
102 0236XX P 20 1
103 0236XX L 64 1
104 0236XX P 31 1
105 0236XX L 9 1
106 0236XX P 19 1
107 0236XX L 70 1
108 0247XX L 20 1
109 0247XX L 35 1
110 0247XX L 47 1
111 0247XX L 41 1
112 0246XX L 5 1
113 0246XX P 1 1
114 0244XX P 18 1
115 0246XX P 27 1
116 0011XX P 12 1
117 0246XX P 8 1
118 0246XX L 27 1
119 0240XX P 20 1
120 0241XX L 1 1
121 0242XX P 22 1
122 0243XX P 24 1
123 0243XX L 49 1
124 0243XX P 33 1
125 0243XX L 54 1
126 0243XX L 45 1
127 0243XX P 49 1
128 0243XX L 47 1
129 0129XX L 44 1
130 0147XX P 29 1
131 0239XX L 30 1
132 0122XX P 12 1
133 0232XX L 18 1
134 0232XX P 60 1
135 0232XX L 40 1
136 0232XX L 31 1
137 0232XX L 1 1
138 0233XX L 54 1
139 0233XX P 21 1
140 0233XX P 44 1
141 0233XX L 6 1
142 0233XX P 71 1
143 0233XX P 27 1
144 0233XX L 1 1
145 0233XX P 4 1
146 0233XX P 38 1
147 0233XX P 21 1
148 0233XX P 28 1
Laki – laki = 80 76 43 19 2 8
Perempuan = 68
Data Pribadi :
Nama Lengkap : Andi Nurkamila Putri Rahman
Nama Panggilan : Putri
Tempat/ Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 23 Februari 1997
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Gol. Darah :O
Nama Orang Tua
• Ayah : Prof. DR. Ir. A. Rahman Mappangaja MS
• Ibu : Ir. Yusnidar Yusuf
Pekerjaan Orang Tua
• Ayah : Dosen
• Ibu : IRT
Anak ke : 7 dari 7 bersaudara
Alamat saat ini : Jln. Sunu Kompleks UNHAS Baraya blok AX15
No.Telp : 085299994049
Email : kamilaputri7@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
Institution : Faculty of Medicine, Hasanuddin University
Completed : 2014 - present
Completed : 2014
Riwayat Organisasi :
1. Member of TBM Calcaneus Hasanuddin University (2015- present)
2. Member of AMSA-Unhas (2015-present)
3. Member of Rontgen Photography Hasanuddin University (2015-present)
4. Member of M2F-Unhas (2015-present)