oleh:
RIRIN H H WORUMI
C11114703
Pembimbing :
Dr. dr. Saidah syamsuddin,Sp.KJ
Gambaran Derajat Cemas pada Mahasiswa Pre klinik Pendidikan Dokter Tingkat
Awal 2016 dan Tingkat Akhir 2014 Universitas Hasanuddin
Latar belakang : Atkinson, (2008) mengatakan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti khawatir, keprihatinan, dan rasa
takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkatan yang berbeda-beda.tujuan : Untuk
mengetahui bagaimana Gambaran Derajat Cemas pada Mahasiswa Pre klinik Angkatan 2014
yang mana pengukuran variabel dilakukan untuk mengetahui Gambaran Derajat Cemas
pada Mahasiswa Pre klinik Angkatan 2014 dan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas
memenuhi kriteria inklusi yaitu Mahasiswa pre klinik Prodi Pendidikan Dokter angkatan
2014 dan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Hasil Penelitian: Jika
digabungkan data pada mahasiswa Angkatan 2014 dan 2016, maka secara umum gambaran
kejadian cemas jika melihat angka tertinggi pada setiap karakteristik yaitu jenis kelamin
memiliki organisasi (83,4%), dan jalur masuk PTN melalui SBMPTN (84,9%).
picture of anxiety levels in pre-clinical in students batch 2014 and 2016 Faculty of
Medicine , University of Hasanuddin
background :Atkinson, (2008) says that anxiety is an unpleasant emotion marked by terms
like worries, concerns, and fears that we sometimes experience at different levels Objectives:
To find out how the Picture of Anxiety levels in Pre-clinical in Students batch 2014 and
which the measurement of variables is done to know the picture of anxiety levels in pre-
clinical in students batch 2014 and 2016 Faculty of Medicine, University of Hasanuddin
through questionnaires as research data sample : the entire population that meets the
inclusion criteria of pre clinic student batch of 2014 and 2016 Faculty of Medicine University
research : If combined with data on students batch 2014 and 2016 Generals, the general
picture of anxiety event if the highest score on each characteristic of female gender (83%),
Less Achievement Index (100%), living with parents (82.6% ), has no organization (83.4%),
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telahmelimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul
“Gambaran Derajat Cemas Pada Mahasiswa Pre Klinik Pendidikan Dokter Tingkat Awal
2016 Dan Tingkat Akhir 2014 Universitas Hasanuddin” ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.
Penulis skripsi ini tidak semata-mata karena hasil kerja dari penulis sendiri
melainkan juga adanya bantuan dari berbagai pihak .oleh karena itu pada kesempatan
ini,penulis ingin mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuannya .Ucapan terima kasih serta penghargaan setinggi-
tingginya dan penulis di berikan kepada Dr. dr. Saidah Syamsuddin,Sp.KJ selaku
Tidak hanya itu,penulis juga ingin menyampaikan terima kasiyh kepada semua
2. Dr.sonny Teddy Lisal,Sp.KJ dan Dr.dr.H.M.Faisal Idrus,Sp.KJ (K) selaku penguji atas
3. Seluruh staf dosen FK Unhas ,yang telah banyak memberikanilmu pengetahuan serta
4. seluruh staf pegawai FK Unhas ,yang telah memberikan bantuan selama penulis
6. Sahabat saya Nindy Agista kasim ,Ave Winny Pravita Paisey,Nur Aulia Misiro ,Rani
fiobetau dan Sitti Irianti musliha,atas motifasi dukungan ,dan doa demi kelancaran skripsi
ini
7. saudara saya Mutiara Sarmila Harianto dan adik-adik atas dukungan,doa,yang telah di
8. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah terlibat memberikan bantuan kepada
penulis baik langsung mau pun tidak langsung walau pun tidak dapat di tuliskan satu per
Secara khusus ucapan terimakasih serta hormat yang teramat tinggi penulis
sampaikan kepada kedua orang tua yang tercinta ayahanda Alm. Harianto dukungan serta
pengorbanan yang telah di berikan kepada anakda sejak kecil sampai saat ini , dan
terimakasih yang teramat tinggi kepada ibunda Fatimah worumi atas dukungan,doa
,kesabaran yang di berikan selama ini mohon maaf anakda belum dapat membalas semua
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari yang di harapkan
,untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan demi perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang .akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat
penulis
Daftar isi
HALAMAN
PENGESAHAN……………………………………………………………………………………………………………….iv
ABSTRAK…………………………………………………………………………………………………………………..……v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………….…..vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………..…..ix
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................................x
DAFTAR TABEL....................................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang....................................................................................................1
1.3Tujuan Penelitian................................................................................................4
2.1Kecemasan.........................................................................................................6
OPERASIONAL
5.1 GambaranSubyekPenelitian..........................................................................22
5.2 HasilPenelitian.............................................................................................23
BAB 6 PEMBAHASAN
Dan 2016..............................................................................................................41
6.5.DerajatCemasBerdasarkanKeikutsertaanOrganisasipadaangkatan 2014
dan 2016.................................................................................................................42
Kesimpulan...........................................................................................................45
Saran.....................................................................................................................46
DAFTARPUSTAKA..........................................................................................47
Lampiran............................................................................................................50
Daftar grafik
2014 ...................................................................................................30
.............................................................................................................32
............................................................................................................33
5.2.1.1 Tabel Derajat Cemas Secara Umum Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada zaman modern seperti saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk beradaptasi mengikuti
perkembangan. Daya saing untuk mendapatkan pekerjaan juga semakin ketat, sehingga
individu memang harus memiliki kualitas yang baik agar mampu bertahan. Salah satu untuk
adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan di tingkat perguruan tinggi
atau sebuah universitas. Sistem pendidikan di Perguruan Tinggi ini sangatlah berbeda
dibanding dengan sistem pendidikan sebelumnya. Di perguruan tinggi mahasiswa harus bisa
beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dengan cara mengajar dosen yang berbeda-beda
dan dituntut untuk lebih mandiri. Masa perguruan tinggi akan ditempuh minimal selama
empat tahun atau delapan semester. Dalam kesehariannya, ada banyak pekerjaan,
tantangan dan tuntutan yang harus dijalankan oleh mahasiswa. Tantangan dan tuntutan
tersebut antara lain pembuatan bermacam tugas, laporan, makalah maupun ujian yang
merupakan salah satu bentuk evaluasi bagi mahasiswa yang dilakukan secara rutin.
Gangguan cemas merupakan gangguan yang sering dijumpai pada anak maupun
remaja. Berupa kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang
berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak terhadap berbagai peristiwa
kehidupan sehari-hari. 2 Studi di Amerika mengatakan bahwa 6,8 juta remaja berusia 18
pada laki-laki 2% dan perempuan 4,3%.3,6 Wanita lebih banyak mengalami gangguan cemas
pada rentang usia 16-40 tahun Atkinson, (2008) mengatakan bahwa kecemasan adalah
kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkatan
yang berbeda-beda. Menurut Chaplin (2011) kecemasan adalah perasaan kegelisahan yang
berpangkal pada ketakutan terhadap sesuatu yang akan dihadapi dan bersifat individual.
Hal ini sejalan dengan pendapat Partosuwido (dalam Yesamine, 2000) bahwa mahasiswa
perkembangan pribadi dan tuntutan lingkungan sehingga mahasiswa lebih sering mengalami
frustrasi, mudah tersinggung, gelisah, cemas, dan tanda-tanda kurang stabil emosinya.
Berdasarkan penelitian pada mahasiswa tingkat awal terjadi perubahan yang drastis dari
Salah satu stresor penyebab depresi dikarenakan tidak semua mahasiswa dapat beradaptasi
dengan cepat . Selain itu .yang dihadapi adalah masalah adaptasi terhadap situasi dan
kondisi kampus, dan tugas yang menumpuk. Sedangkan pada mahasiswa tingkat akhir
yang dihadapi adalah tugas akhir berupa skripsi yang menyita banyak tenaga, pikiran, dan
menghadapi ujian skripsi. Penelitian yang dilakukan oleh Hurt (Meikasari, 2010)
mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dan mengikuti ujian
tiap semesternya, tetapi juga mengembangkan dirinya dengan mengikuti organisasi atau
mengikuti semacam pelatihan dan workshop yang diadakan di kampus. Tetapi banyak
juga mahasiswa yang lebih memilih untuk bersenang-senang di luar kampus dan tidak
aktif dalam perkuliahan. Pada tingkat akhir , kebanyakan mahasiswa mengalami masalah
mahasiswa. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan bagi mahasiswa dan untuk
mendapatkan gelar sarjana sesuai dengan bidang yang ditekuni. Tak jarang pula fase ini
menjadi stresor tersendiri bagi kalangan mahasiswa. Hal ini bukan hanya karena
banyaknya anggapan bahwa penyusunan skripsi itu sulit, namun juga karena proses
penyusunannya cukup lama dan melalui tahapan-tahapan yang cukup panjang. Pada
awalnya mahasiswa diminta untuk menentukan tema yang tepat dan sesuai dengan
kemampuan, kemudian tema tersebut diajukan kepada tim verifikasi sesuai bidang yang
referensi buku, kesulitan menemui dosen pembimbing, subjek penelitian yang susah ditemui,
judul yang belum disetujui, persyaratan ujian kurang lengkap, ataupun tiba-tiba merasa tidak
yakin dengan tema yang dipilih. Hambatan-hambatan seperti inilah yang biasanya
dirumuskan masalah yaitu bagaimana Gambaran Derajat Cemas Pada Mahasiswa Pre Klinik
1.4 Manfaat
Cemas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Tingkat Awal 2016
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Defenisi
Kecemasan adalah suatu perasaan atau keadaan khawatir yang mengeluh bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi .kecemasan adalah respon yang tepat terjadi ancaman
tetapi akan menjadi abnormal apabila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi
1. Simptom Fisik adalah gangguan yang terjadi pada fisik, seperti badan gemetar, keluar
banyak keringat, jantung berdetak kencang, sulit bernafas, pusing, tangan dingin, mual,
panas dingin, lebih sensitif, kegelisahan, kegugupan, pingsan, merasa lemas, sering
berbeda dan mengarah kepada hal yang kurang biasa, seperti perilaku menghindar,
3. Keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan yang
jelas, merasa terancam oleh orang atau peristiwa, kebingungan, dan khawatir akan
ditinggal sendiri.
Konflik antara dorongan ego dan id pada diri individu tersebut yang tidak ia sadari. Pada
dari keberhasilan individu dalam menekan dorongan id. Dorongan tersebut menurutnya
dapat berupa dorongan seksual dan agresifitas. Menurut Freud (dalam Walgito, 2010),
munculnya suatu kecemasan adalah karena adanya konflik yang tidak disadari antara
dorongan id yang melawan ego atau superego. Banyak dorongan id yang mengancam
individu karena sering berlawanan dengan nilai-nilai yang dianut oleh individu atau
Munculnya kecemasan lebih dipicu oleh peristiwa eksternal spesifik daripada konflik
kehidupannya sehari-hari dan dengan demikian ia merasa takut dengan sebagian besar
waktunya. Untuk itu, perspektif teori ini lebih banyak digunakan dalam mengahadapi
baginya dan disisi lain ia tidak memiliki control yang seimbang dalam merespons
Individu yang menderita kecemasan cenderung melakukan penilaian yang tidak realistik
terhadap situasi tertentu. Menurut Borkovec (dalam Davidson, 2006) adanya gangguan
tersebut selalu berfikir bahwa apa yang terjadi pada dirinya dan apa yang ia lakukan, adalah
negatif dalam pandangan lingkungan sekitarnya, dan pemikiran tersebut menimbulkan
Grainger (Zulkifli, 2012) faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu faktor dari
lingkungan (eksternal), yaitu dimana faktor berasal dari luar diri sendiri, seperti tuntutan
terhadap diri dari rumah, sekolah atau masyarakat, misalnya birokrasi kampus yang rumit,
dosen pembimbing yang sulit ditemui, sulitnya mencari literature dan lain-lain. Faktor
dari individu (internal), yaitu faktor yang berkaitan dengan diri individu itu sendiri,
termasuk sikap dan ciri kepribadian. m isalnya kemampuan dasar mahasiswa yang rendah,
inteligensi yang rendah, kurang memahami dan menguasai materi yang ditulis,
mahasiswa dengan gangguan kecemasan umum atau mahasiswa yang pencemas, serta
mahasiswa yang memiliki pikiran-pikiran negatif atau penilaian yang tidak realistik.
2.1.2 Etiologi
Penyebab gangguan ini kurang jelas. Gejala muncul biasanya disebabkan interaksi dari
aspek-aspek biopsikososial termasuk genetik dengan beberapa situasi, stress atau trauma
yang merupakan stressor muneulnya gejala ini. Di sistem saraf pusat beberapa mediator
utama dari gejala ini adalah. norepinephrine dan serotonin. Sebenarnya anxietas di
perantarai oleh suatu system kompleks yang melibatkan system limbic, thalamus, korteks
frontal secara anatomis dan norepinefrin, serotonin dan GABA pada sistem neurokimia,
yang mana hingga saat ini belum diketahui jelas bagaimana kerja bagian-bagian tersebut
menimbulkan anxietas. Begitu pula pada depresi walaupun penyebabnya tidak dapat
dipastikan namun biasanya ditemukan defisensi relatif salah satu atau beberapa aminergic
neurotransmitter (noeadranaline, serotonin, dopamine) pada sinaps neuron di susunan saraf
Beban kuliah yang banyak mengharuskan mahasiswa untuk memahami dan menguasai
setiap materi perkuliahan. Materi kuliah merupakan bahan kuliah yang akan diujikan,
kesiapan dalam ujian dan dapat memperoleh hasil ujian yang maksimal (Dobson, 2012).
b. Ujian
Ujian merupakan salah satu cara untuk menilai proses pembelajaran, namun tidak
sedikit mahasiswa merasa terbebani dengan adanya ujian. Bagi beberapa mahasiswa
ujian merupakan mimpi buruk yang menakutkan. Perut mereka akan terasa sakit apabila
memikirkan ujian. Walaupun mereka sudah banyak belajar dan mempersiapkan diri untuk
ujian tetapi ketika menempuh ujian itu tetap saja gelisah, berkeringat dan sering harus ke
kamar mandi. Mereka merasa begitu panik dan tidak bisa berkonsentrasi sehingga mereka
tidak pernah bisa menyelesaikan ujian dengan sempurna. Dampak negatif kecemasan
terhadap tes dapat dilihat melalui tingkat atensi yang diberikan oleh individu. Semakin
individu cemas terhadap tes, semakin ia mengurangi atensi yang diberikan pada ujiannya
menghafal buku teks dan materi ujian, belajar sepanjang malam sebelum ujian,
sehingga tidak merevisi dan meninjau kembali materi yang sudah dipelajari. Pemahaman
materi yang kurang membuat mahasiswa kesulitan untuk memahami perintah yang
disajikan pada soal ujian. Jika hal ini berlanjut dapat mempengaruhi kinerja akademik
students' depression at one medical school, bahwa faktor psikologis termasuk pikiran
irasional tentang ujian dan hasilnya berperan dalam kecemasan. Kecemasan dapat timbul
seperti berpikir negatif, merasa kurang terhadap capaiannya yang diperoleh dan perasaan
yang tidak terkontrol setelah ujian dilaksanankan. Hal ini berkisar antara 60-65 persen
seseorang bervariasi, tergantung dari beratnya atau tingkatan yang dirasakan oleh
individu tersebut (Hawari, 2004). Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang saat
mengalami kecemasan secara umum menurut Hawari (2004), antara lain adalah sebagai
berikut :
mudah terkejut
4) Gejala somatik rasa sakit pada otot dan tulang, berdebar-debar, sesak
dan tidak berdaya, yang sangat tidak menyenangkan , yang di tandai oleh rasa khawatir,
tidak menentu, kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Hamilton Anxiety Rating Scale
(HARS) digunakan untuk mengukur kecemasan pada seseorang. Pada tes ini terdapat 14
gejala yang diobservasi. Setiap item diberi skor antara 0 sampai dengan 4 berdasarkan berat
ringannya gejala. Penilaian kecemasan dengan HARS terdiri dari 14 item, meliputi:
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14 dengan
hasil :
Scale (HARS)
2.1.6.2 Diagnosis cemas
Diganosis cemas ditegakkan berdasarkan anamnesis yang luas, pemeriksaan fisik yang
teliti dan bila perlu didukung dengan pemeriksaan penunjang yang mendukung untuk
sebagaimana yang sering disinggung baik pada PPDGJ III, DSM IV dan ICD 10 meliputi,
gangguan panik (PD), gangguan fobik, gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan cemas
menyeluruh (GAD), dan gangguan stress paska trauma (PTSD) (Kaplan & Sadock, 1997).
BAB 3
OPERASIONAL
Jenis Kelamin
Gangguan
Faktor Biologi Gangguan
neurotransmitter
hormonal
CEMAS
Faktor
Psikososial KEPRIBADIAN
Pendidikan
KLINIK
Mahasiswa
ORGANISASI
PREKLINIK
INDEX
PRESTASI
Karakteristik : Mahasiswa
angkatan
1. Jenis kelamin
2014
2. Indeks Prestasi
3. Lingkungan tempat
cemas
tinggal
4. Organisasi
5. Jalur masuk PTN
Mahasiswa
angkatan
2016
Keterangan :
Variabel Dependen :
Variabel Independen :
3.3.1 Cemas
Dalam penelitian ini, digunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk
mengukur kecemasan pada responden dan tingkatan cemas. Adapun Score nya yaitu
METODE PENELITIAN
penelitian deskriptif, yang mana pengukuran variabel dilakukan untuk mengetahui gambaran
derajat cemas pada mahasiswa pre klinik angkatan 2014 dan 2016 Fakultas Kedokteran
4.3.1. Populasi
4.3.2. Sampel
yaitu Mahasiswa pre klinik Prodi Pendidikan Dokter angkatan 2014 dan 2016
sampling yaitu semua subyek yang merupakan Mahasiswa pre klinik Prodi
Pendidikan Dokter angkatan 2014 dan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas
diperlukan terpenuhi.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
penelitian ini terdiri dari lembar pengisian data berupa kuisioner dan lembaran untuk
scale (HARS).
Data yang telah diolah akan disajikan dalam bentuk tabel dan
Universitas Hasanuddin.
Tahap Persiapan
Pengisian kuisioner
Analisis data
diharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang
dilakukan
BAB 5
pada bulan November 2017. Sampel penelitian diambil dari Mahasiswa Angkatan
besar sampel sebanyak 600 mahasiswa dengan rincian 300 mahasiswa angkatan
2014 dan 300 mahasiswa angkatan 2016. Data yang diperoleh selanjutnya
dimasukkan kedalam aplikasi Microsoft Excel untuk dihitung dan diolah agar dapat
kelamin, tempat tinggal, jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri, Organisasi, dan
Indeks Prestasi.
5.2.1.1 Tabel Cemas Secara Umum Pada Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2014 dan
2016
NORMAL 86 15 28 18,6
diikuti normal dengan hasil 28,6% kemudian derajat sedang 21,6% dan cemas
berat 1.6% Hal tersebut menandakan bahwa reaksi untuk menjadi cemas masih
muncul di kalangan mahasiswa yang dalam hal ini usia dewasa muda.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa angkatan 2014 Fakultas
diikuti cemas ringan dengan hasil 26% kemudian derajat sedang 18.7% dan
cemas berat 5.7% . Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mahasiswa angkatan
5.2.1.2 Tabel Derajat Cemas Berdasarkan Jenis Kelamin pada 2014 dan 2016
Derajat cemas
Karakteristik
Normal Cemas Cemas Cemas TOTAL
Sedang Sedang Berat N %
Jenis
Kelamin 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016
Laki-Laki 29,5 15 36,4 46,7 29,4 28,5 3,5 5,1 85 77 28,3 25,6
Perempuan 29,3 40 48,8 46,8 25,3 28,1 1 8,1 215 220 71,6 73,3
60
48,8
50
36,4
40 29,4 29,3 29,4
30 21,3
20
10 3,5 1
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
L P
Sedangkan pada laki-laki yang mengalami cemas yaitu 69,3% cemas ringan
sebanyak 36,4% , cemas sedang sebanyak 29,4%, dan cemas berat sebanyak
3,5% .
40
28,5 28,1
30
19,4 18,1
20
8,1
10 5,1
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
L P
mengalami cemas adalah perempuan yaitu 83% yang terdiri dari cemas ringan
sebanyak 46,8% , cemas sedang sebanyak 28,1%, dan cemas berat sebanyak
8,1% . Sedangkan pada laki-laki yang mengalami cemas yaitu 80,3% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 46,7%, cemas sedang sebanyak 28,5%,
Derajat cemas
Indeks
Prestasi
2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016
Sangat baik 28,3 22 52,8 52,4 18,8 20,8 0 5 59 106 19,6 35,3
Baik 31,2 19,7 48,7 42,9 18,1 28,8 1,8 8,4 142 160 47,3 53,3
Cukup 25,8 66,6 51,6 55,5 16,1 23,4 66,4 6,1 81 31 27 10,3
5.2.1.2 Grafik Derajat Cemas Berdasarkan Indeks Prestasi Pada Angkatan 2014
120
100
100
80
60 52,8 48,7 51,6
( <2.00 ) yaitu 100% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 0%, cemas sedang
sebanyak 100%, dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian diikuti dengan Indeks
Prestasi cukup ( 2.00-3.00 ) yaitu 74,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
51,6%, cemas sedang sebanyak 16,1%, dan cemas berat sebanyak 6.4%.
Selanjutnya Indeks Prestasi sangat baik ( 3.50-4.00) yaitu 71,6% yang terdiri dari
cemas ringan sebanyak 52,8%, cemas sedang sebanyak 18,8%, dan cemas berat
sebanyak 0%. Selanjutnya Indeks Prestasi baik ( 3.00-3.50 ) yaitu 68,6% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 48,7%, cemas sedang sebanyak 18,1%, dan
100
77,7
80 66,6
52,4 55,5
60
42,9
40 28,8
22 19,7 20,3 23,4
20 11,1 11,1
5 8,4 6,1
0
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
yaitu 88,8% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 11,1%, cemas sedang
sebanyak 77,7%, dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian diikuti dengan Indeks
Prestasi cukup (3.00-3.50 ) yaitu 85% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
55,5%, cemas sedang sebanyak 23,4%, dan cemas berat sebanyak 6.1%. Selanjutnya
Indeks Prestasi baik (3.50-4.00) yaitu 80,1% yang terdiri dari cemas ringan
sebanyak 42,9%, cemas sedang sebanyak 28,8%, dan cemas berat sebanyak
8,4%. Selanjutnya Indeks Prestasi sangat baik (2.00-3.00) yaitu 77,7% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 52,4%, cemas sedang sebanyak 20,3%, dan
Tempat
2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016
tinggal
Bersama 21,8 17,2 50,3 51,7 26,3 25,8 1.5 5,1 133 116 44,3 38,6
ortu
Tidak 32,3 20,1 48,3 44,5 17,3 27,1 1,8 8,1 167 184 55,6 61,3
bersama ortu
5.2.1.3 Grafik Cemas Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal Pada Angkatan
2014
60 50,3 48,5
50
40 32,3
30 26,3
21,8
17,3
20
10 1,5 1,8
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua yaitu
78,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 50,3% , cemas sedang sebanyak
26,3% , dan cemas berat sebanyak 1.5%. Sedangkan mahasiswa yang tidak
tinggal bersama orang tua yaitu 67,6% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
48,5%, cemas sedang sebanyak 17,3% , dan cemas berat sebanyak 1,8%.
Angkatan 2016
60 50,3 51,7
50 44,5
40
27,1
30
17,2 20,1
20
5,1 8,1
10
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua yaitu
82,6% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 51,7%, cemas sedang sebanyak
25,8%, dan cemas berat sebanyak 5,1%. Sedangkan mahasiswa yang tidak
Derajat cemas
Karakteristik
Cemas Cemas Cemas TOTAL
Normal
Ringan Sedang Berat
N %
tinggal bersama orang tua yaitu 79,7% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
51,7%, cemas sedang sebanyak 27,1%, dan cemas berat sebanyak 8,1%.
2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016
Ada 22,7 16,3 49,2 49,1 21,3 26,8 2,83 7,5 272 238 90,6 79,3
2014
60 49,2 46,4
50
40
27,5 28,5 25
30 21,3
20
10 1,83 0
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang memiliki organisasi yaitu 72,3% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 49,2%, cemas sedang sebanyak 21,3%,
dan cemas berat sebanyak 1.83%. Sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki
organisasi yaitu 46,4% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 71,4%, cemas
Angkatan 2016
60 49,1
50 38,7
40 29
27,4 26,8
30
16,3
20
7,5 4,8
10
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang memiliki organisasi yaitu 83,4% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 49,1%, cemas sedang sebanyak 26,8%, dan
organisasi yaitu 72,5% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 38,7%,
5.2.1.6 Tabel Derajat Cemas Berdasarkan Jalur Masuk PTN Pada Angkatan 2014
Dan 2016
5.2.1.5 Derajat Cemas Berdasarkan Jalur Masuk PTN Pada Angktan 2014
Jalur Masuk 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016 2014 2016
PTN
SNMPTN 26,8 20,2 50,8 49,4 20,3 24,7 0 5,6 123 89 41 29,6
JNS 33,3 19,8 44,1 47,6 22,5 25,3 1,96 7,1 102 126 34 42
60
50,8
50 45,3 44,1
40 33,3
30 26,8 26,6 24 22,5
20,3
20
10 4 1,96
0
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SBMPTN yaitu
73,3% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 45,3%, cemas sedang sebanyak 24%,
dan cemas berat sebanyak 4%. Kemudian diikuti dengan mahasiswa yang jalur masuk
PTNnya melalui SNMPTN yaitu 73,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
52,8%,cemas sedang sebanyak 20,3%, dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian diikuti
dengan mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui JNS yaitu 66,5% yang terdiri
dari cemas ringan sebanyak 44,1%, cemas sedang sebanyak 20,5%, dan cemas berat
sebanyak 1,96%.
Angkatan 2016
60 53,7
49,4 47,6
50
40
30 24,7 22,5 25,3
20,2 19,8
20 15
10 5,6 8,7 7,1
0
NORMAL RINGAN SEDANG BERAT
mengalami cemas adalah mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SBMPTN yaitu
84,9% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 53,7%, cemas sedang sebanyak
22,5% , dan cemas berat sebanyak 8,7%. Kemudian diikuti dengan mahasiswa yang
jalur masuk PTNnya melalui JNS yaitu 80% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
47,6%, cemas sedang sebanyak 25,3% , dan cemas berat sebanyak 7,1% . Kemudian
diikuti dengan mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SNMPTN yaitu 79,7%
yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 49,4%, cemas sedang sebanyak 24,7% ,
PEMBAHASAN
hasanuddin yang mengalami kecemasan ringan pada penelitian ini sebanyak 144 orang,
kecemasan sedang 65 orang, kecemasan berat 5 orang , dan terdapat 86 yang tidak
mahasiswa yang masuk dalam kriteria eksklusi karena tidak bersedia mengisi kuesioner
hasanuddin yang mengalami kecemasan ringan pada penelitian ini sebanyak 140 orang ,
kecemasan sedang 83 orang, kecemasan berat 21 orang, dan terdapat 56 yang tidak
memiliki kecemasan, terdapat 21 mahasiswa yang masuk dalam kriteria eksklusi karena
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memaparkan gambaran derajat cemas pada
mahasiswa preklinik pendidikan dokter tingkat awal 2016 dan tingkat akhir 2014,
karakteristik yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah ,jenis kelamin, indeks
prestasi, lingkungan tempat tinggal, organisasi, jalur masuk PTN. Adapun karakteristik
6.1 Derajat Cemas Berdasarkan Jenis Kelamin pada angkatan 2014 dan 2016
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada angkatan 2014 jumlah tertinggi
mengalami cemas adalah perempuan yaitu 83% yang terdiri dari cemas ringan
sebanyak 46,8%, cemas sedang sebanyak 28,1%, dan cemas berat sebanyak 8,1%.
Sedangkan pada laki-laki yang mengalami cemas yaitu 80,3% yang terdiri dari cemas
ringan sebanyak 46,7%, cemas sedang sebanyak 28,5%, dan cemas berat sebanyak
5,1%.
adalah perempuan yaitu 83% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 46,8%, cemas
sedang sebanyak 28,1%, dan cemas berat sebanyak 8,1%. Sedangkan pada laki-laki
yang mengalami cemas yaitu 80,3% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 46,7%,
daripada laki-laki 2:1 Adapun faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan prevalensi
gangguan cemas dan perbedaan skor gangguan cemas antara mahasiswa adalah adanya
tuntutan untuk beradaptasi terhadap lingkungan baru pada tahun pertama perkuliahan
seperti misalnya untuk beradaptasi terhadap proses perkuliahan. Gangguan cemas pada
mahasiswa salah satunya akibat dari faktor psikososial. Mahasiswa merespon secara
tidak tepat dan akurat terhadap stressor dalam hal ini adalah situasi lingkungan
perkuliahan dan proses perkuliahan yang baru adanya hubungan antara jenis kelamin
kecemasan lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan pada penelitian mamuaya dkk, laki-laki
yang tidak memiliki kecemasan sebanyak 80% dan pada perempuan yang memiliki
adalah perempuan.
6.2 Derajat Cemas Berdasarkan Indeks Prestasi pada angkatan 2014 dan 2016
mengalami cemas adalah mahasiswa dengan Indeks Prestasi kurang (<2.00 ) yaitu
100% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 0%, cemas sedang sebanyak 100%,
dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian diikuti dengan Indeks Prestasi cukup
(2.00-3.00) yaitu 74,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 51,6%, cemas
sedang sebanyak 16,1%, dan cemas berat sebanyak 6.4%. Selanjutnya Indeks
Prestasi sangat bai k (3.50-4.00) yaitu 71,6% yang terdiri dari cemas ringan
sebanyak 52,8%, cemas sedang sebanyak 18,8%, dan cemas berat sebanyak 0%.
Selanjutnya Indeks Prestasi baik (3.00-3.50) yaitu 68,6% yang terdiri dari cemas
ringan sebanyak 48,7%, cemas sedang sebanyak 18,1%, dan cemas berat sebanyak
1,8%.
Dan pada hasil penelitian yang di dapat pada angkatan 2016, menunjukkan bahwa
jumlah tertinggi mengalami cemas adalah mahasiswa dengan Indeks Prestasi kurang
( <2.00 ) yaitu 88,8% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 11,1%, cemas sedang
sebanyak 77,7%, dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian diikuti dengan Indeks
Prestasi cukup (3.00-3.50 ) yaitu 85% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
55,5%, cemas sedang sebanyak 23,4%, dan cemas berat sebanyak 6.1%. Selanjutnya
Indeks Prestasi baik (3.50-4.00) yaitu 80,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
42,9%, cemas sedang sebanyak 28,8%, dan cemas berat sebanyak 8,4%. Selanjutnya
Indeks Prestasi sangat baik (2.00-3.00) yaitu 77,7% yang terdiri dari cemas ringan
sebanyak 52,4%, cemas sedang sebanyak 20,3%, dan cemas berat sebanyak 5%.
Dari hasil penelitian yang di dapat pada setiap angkatan indeks prestasi kurang
(<2.00) lebih banyak yang mengalami cemas. Pada penelitian yang dilakukan oleh
armyanti, dkk. Hasil penelitian yang di dapatkan pun sejalan , menyatakan bahwa
sebagian besar responden berada dikelompok IP 1,51 – 1,99 (31%) dan ≥ 2,00
(27,6%).
6.3. Derajat Cemas Berdasarkan Lingkungan Tempat Tinggal Pada Angkatan 2014
dan 2016
Dari hasil yang di dapat pada angkatan 2014, menunjukkan bahwa jumlah
tertinggi mengalami cemas adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua yaitu
78,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 50,3%, cemas sedang sebanyak
26,3%, dan cemas berat sebanyak 1.5%. Sedangkan mahasiswa yang tidak tinggal
bersama orang tua yaitu 67,6% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 48,5%, cemas
Dan hasil penelitian yang di dapatkan pada angkatan 2016 menunjukkan bahwa
jumlah tertinggi mengalami cemas adalah mahasiswa yang tinggal bersama orang tua
yaitu 82,6% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 51,7%, cemas sedang sebanyak
25,8%, dan cemas berat sebanyak 5,1%. Sedangkan mahasiswa yang tidak tinggal
bersama orang tua yaitu 79,7% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 51,7%, cemas
Cemas tertinggi yang di dapatkan pada angkatan 2016 ( 82,6% ) yang tinggal
Dan dari hasil penelitian yang di dapat oleh hasianna stella,dkk berbanding terbalik
24,64% cemas pada mahasiswa yang tinggal bersama orang tua di banding dengan
mahasiswa yang tinggal di kos 25,53% yang mengalami cemas lebih banyak, adapun
penelitian yang di lakukan oleh andreas haryono (2011) terhadap mahasiswa fakultas
tempat tinggal dengan tingkat gejala kecemasan (p=0,047) dimana 56,4% mahasiswa
bertempat tinggal di kos mengalami kecemasan, kepadatan kos, kurangnya privasi, serta
interaklsi sosial yang tidak disukai, merupakan sumber stress yang mempengaruhi
dan 2016
Hasil yang didapatkan pada angkatan 2014, menunjukkan bahwa jumlah tertinggi
mengalami cemas adalah mahasiswa yang memiliki organisasi yaitu 72,3% yang terdiri
dari cemas ringan sebanyak 49,2%, cemas sedang sebanyak 21,3%, dan cemas berat
sebanyak 1.83%. Sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki organisasi yaitu 46,4%
yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 71,4%, cemas sedang sebanyak 25%, dan
Dan pada penelitian yang di lakukan pada angkatan 2016, menunjukkan bahwa
jumlah tertinggi mengalami cemas adalah mahasiswa yang memiliki organisasi yaitu
83,4% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 49,1%, cemas sedang sebanyak 26,8%,
dan cemas berat sebanyak 7,5%. Sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki
organisasi yaitu 72,5% yang terdir i dari cemas ringan sebanyak 38,7%, cemas sedang
Pada penelitian ini didapatkan tingkat cemas pada angkatan 2016 yang memiliki
organisasi lebih tinggi yaitu (83,4%) di banding dengan tingkat kecemasan pada
angkatan 2014 (72,3%) tidak di dapatkan penelitian yang sama pada sebelumnya
6.6. Derajat cemas Berdasarkan Jalur Masuk PTN pada angkatan 2014 dan
2016
mengalami cemas adalah mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SBMPTN
yaitu 73,3% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 45,3%, cemas sedang sebanyak
24%, dan cemas berat sebanyak 4%. Kemudian diikuti dengan mahasiswa yang jalur
masuk PTNnya melalui SNMPTN yaitu 73,1% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak
52,8%, cemas sedang sebanyak 20,3%, dan cemas berat sebanyak 0%. Kemudian
diikuti dengan mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui JNS yaitu 66,5% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 44,1%, cemas sedang sebanyak 20,5%, dan cemas
cemas adalah mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SBMPTN yaitu 84,9% yang
terdiri dari cemas ringan sebanyak 53,7%, cemas sedang sebanyak 22,5%, dan
cemas berat sebanyak 8,7%. Kemudian diikuti dengan mahasiswa yang jalur masuk
PTNnya melalui JNS yaitu 80% yang terdiri dari cemas ringan sebanyak 47,6%, cemas
sedang sebanyak 25,3%, dan cemas berat sebanyak 7,1%. Kemudian diikuti dengan
mahasiswa yang jalur masuk PTNnya melalui SNMPTN yaitu 79,7% yang terdiri dari
cemas ringan sebanyak 49,4%, cemas sedang sebanyak 24,7%, dan cemas berat
sebanyak 5,6%.
Pada penelitian yang di dapat pada angkatan 2016 jalur PTN SBMPTN yaitu
84,9% sedangkan pada angkatan 2014 SBMPTN yaitu 73,3% dan jalur yang memiliki
tingkat kecemasan tertinggi adalah SBMPTN yang masuk dalam golongan swadana tes
antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan
tinggi negeri (SNMPTN) dan swadana Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa
kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN terdapat 14 orang yang mengalami
Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA terdapat 23 orang yang
mengalami kecemasan dan 7 orang yang tidak mengalami kecemasan. Biaya yang
sangat mahal menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa yang masuk lewat jalur
7.1. Kesimpulan
sebagai berikut:
orangtua (78,1%), memiliki organisasi (72,3%) dan jalur masuk PTN melalui
SBMPTN (73,3%).
orangtua (82,6%), memiliki organisasi (83,4%) dan jalur masuk PTN melalui
SBMPTN (84,9%).
4. Jika digabungkan data pada mahasiswa Angkatan 2014 dan 2016, maka secara
umum gambaran kejadian cemas jika melihat angka tertinggi pada setiap
Setelah melakukan penelitian mengenai gambaran derajat cemas pada mahasiswa preklinik
pendidikan dokter tingkat awal 2016 dan tingkat akhir 2014 universitas hasanuddin
sebagainya
c. Melakukan penelitian derajat cemas bukan pada satu waktu saja tetapi secara
berkala
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L.,Atkinson, R.C., Smith, E.E., Bem, D.J. 2008. Pengantar Psikologi. Edisi
Skripsi.Universitas Andalas.
Berbicara di Depan Umum Pada Mahasiswa FKIP PBSID UMS. Skripsi (Tidak
diterbitkan).UMS.
Davison, G.C., Neale, J.M., Kring, A.M., 2006. Psikologi Abnormal: (Terjemahan:
Luana NA, Sahala P, Joyce VML,Ika C. Kecemasan pada Penderita Penyakit Ginjal Kronik
http://www.sabda.org/c3i/kategori/karakter-kepribadian/isi/?id=123.
Stuart GW. 2007. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: Penerbit buku kedokteran
Sansgiry SS, Bhosle M, Sail K. 2006. Factors that affect academic performance
Kaplan & Sadock, 2005,text book of psychiatry eight edition,american psychiatric association
press,washington
Aksara,pp:1-8
kecemasan dengan pengukuran TMAS dan prestasi belajar siswa perempuan dan
armyanti ita,dkk gambaran tingkat kecemasan dengan indeks prestasi kumulatif rendah
yang masuk lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri
DATA PRIBADI
Nim :C11114703
Angkatan :2014
Agama :Islam
Email :ririnhardianti0930@gmail.com
Riwayat pendidikan
Pengalaman Penelitian
Nama :
NIM :
Jeniskelamin :
o Laki-laki
o Perempuan
IP (indeksprestasi) terakhir :
.
o 3.50-4.00
o 3.00-<3.50
o 2.00-<3.00
o <2.00
Organisasi :
o Tidakmengikutiorganisasi
o Mengikutiorganisasi
Jalurmasuk PTN :
o JNS
o SNMPTN
o SBMPTN
Tempat tinggal :
o Bersama orang tua
o Tidak bersama orang tua
Jenis Kelamin L P L P
kecemasan 3 2 3,5 1
berat
kecemasan 0 3 2 0 4 1,96
berat
IP I II III IV I II III IV
TEMPAT TINGGAL bersama ortu tdk bersama ortu bersama ortu tdk bersama ortu
2016
Jenis Kelamin L P L P
kecemasan 64 18 26,8 29
sedang
TEMPAT TINGGAL bersama ortu tdk bersama bersama ortu tdk bersama ortu
ortu