2019
Oleh:
C11116816
Dosen Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN MAKASSAR
2019
i
HALAMANPENGESAHAN
Telah disetujui untuk dibacakan pada semester akhir di bagian Departemen Kulit
Hasanuddin
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
Kedokteran Universitas Hasanuddin” adalah salah satu tahap yang kemudian akan
Universitas Hasanuddin.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan
kepada semua pihak yang telah berperan baik dalam bentuk motivasi, doa,
bantuan, saran, kritik dan bimbingan sehingga proposal ini dapat terselesaikan,
2. Prof. Dr. dr. Anis Irawan Anwar, Sp.KK(K), FINSDV, dan dr. Joko
Hendarto, Ph.D, selaku penguji pada seminar skripsi atas waktu dalam
3. dr. Idrianti Idrus Paturusi, Sp.KK., M.Kes selaku KPM departemen Kulit
Kelamin, atas waktu dan arahan yang diberikan serta sebagai penghubung
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
Penulis
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................iii
KATA PENGANTAR.........................................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................x
ABSTRAK.........................................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................3
2.1 Ketombe........................................................................................................................6
2.1.1 Defenisi......................................................................................................................6
2.1.2 Epidemiologi..............................................................................................................6
2.1.3 Patofisiologi...............................................................................................................7
2.1.4 Etiologi.......................................................................................................................9
3.3 Hipotesis.......................................................................................................................14
4.3.1 Populasi.....................................................................................................................15
4.3.1 Sampel.......................................................................................................................16
Analisis Deskriktif..............................................................................................................21
5.1.2 Analisis Bivariate......................................................................................................28
BAB 6 PEMBAHASAN....................................................................................................30
BAB 7 KESIMPULAN&SARAN......................................................................................35
7.1 Kesimpulan..................................................................................................................35
7.2 Saran............................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................37
LAMPIRAN.......................................................................................................................41
DAFTAR TABEL
Ketombe adalah suatu gangguan kulit kepala yang ditandai dengan adanya
skuama atau sisik berwarna putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang
bervariasi. Ketombe dapat menyebabkan rasa tertekan secara psikis, gangguan estetika
atau kosmetik, dan keluhan rasa gatal yang menyertainya.Ketombe dapat menyebabkan
rasa malu , khawatir, tidak nyaman bahkan tidak jarang mengganggu kualitas hidup dan
mempengaruhi kehidupan sosial penderitanya. Tingkat stres biasanya tertinggi terjadi
pada usia remaja hingga dewasa muda dikarenakan terjadinya perubahan fase hidup yang
cepat dari anak-anak menuju dewasa. Angka kejadian stres juga berbeda antara pria dan
wanita dimana pria lebih tinggi angka kejadian stresnya dibandingkan dengan wanita
yaitu 36% pada pria dan 28% pada wanita.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penyebab & bagamaina perilaku
kejadian pada penderita ketombe di Fakultas Kedokteran. Hasil penelitian diharapkan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan untuk penelitian selanjutnya dalam
melakukan pengembangan penelitian tentang ketombe. Populasi target dalam penelitian
ini adalah remaja usia 17 tahun dan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah
remaja berjenis kelamin laki-laki & perempuan usia 17 tahun keatas.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
adanya skuama atau sisik berwarna putih atau abu-abu pada rambut kepala
stratum korneum yang berlebihan dari kulit kepala, tanpa disertai suatu
klinis. Etiologi pasti dari ketombe sampai saat ini belum diketahui. Tapi
rambut yang tidak tepat, populasi jamur Malassezia sp. di kulit kepala
1
yang berlebih, dan proliferasi sel kulit kepala yang terlalu cepat.(Bae et al.,
2012)
dan sosial seseorang. Tingkat stres biasanya tertinggi terjadi pada usia
yang cepat dari anak-anak menuju dewasa. Angka kejadian stres juga
berbeda antara pria dan wanita dimana pria lebih tinggi angka kejadian
stresnya dibandingkan dengan wanita yaitu 36% pada pria dan 28% pada
Kedokteran
Kedokteran
Kedokteran
mengalami ketombe
tepat
kejadian ketombe
masyarakat
1.4.5 Bagi peneliti lain
baik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ketombe
2.1.1 Definisi
dari “tan” yang berarti “tetter” (penyakit kulit yang menyebabkan gatal)
dan “drof” yang berarti “dirty” (kotor). Ketombe adalah suatu gangguan
kulit kepala yang ditandai dengan adanya skuama atau sisik berwarna
putih atau abu-abu pada rambut kepala dengan jumlah yang bervariasi.
terjadi akibat lepasnya lapisan stratum korneum yang berlebihan dari kulit
2.1.2 Epidemiologi
India, dan US.12 Ketombe jarang dijumpai pada anak-anak usia 2-10
tahun, tetapi insidennya mulai meningkat pada masa pubertas. Dari masa
tahun dan cenderung menurun setelah usia 50 tahun. Ketombe juga lebih
2.1.3 Patofisiologi
asam lemak yang tersaturasi spesifik dan asam lemak yang tidak
Pada tahap ini , akan timbul gejala berupa eritema, gatal, panas, rasa
terbakar, teranggunya kualitas dari rambut. Pada proses ini, gejala yang
timbul tergantung dari tingkatan keparahan dari dermatitis seboroik.
lebih dominan pada gejala ketombe adalah sisik tipis dan gatal. (Aria
terjadi proliferasi dan diferensiasi serta kerusakan yang lebih parah dari
dengan jumlah nukleus yang lebih banyak. Nukleus yang jumlahnya lebih
dari epidermis menyebabkan adanya gambaran sisik pada kulit kepala atau
Utami, 2018)
4. Kerusakan barrier epidermis secara fungsional dan struktural
water loss yang dapat menimbulkan rasa kering pada kulit kepala.
bahwa ketombe dapat terjadi pada kulit kepala yang kering maupun
berminyak. Selain itu pada proses ini juga terjadi perubahan dari struktur
2.1.4 Etiologi
sampai kaki. Daerah yang paling banyak terdapat kelenjar sebasea adalah
memproduksi sebum lebih banyak. Produksi sebum yang lebih banyak ini
banyak sehingga menimbulkan iritasi dan skuama pada kulit kepala. Hal
ini menjelaskan kejadian ketombe pada bayi baru lahir, yang dikaitkan
menurun hingga meningkat sampai masa pubertas dan usia dewasa muda
mengiritasi dan memicu sekresi sel kulit kepala yang abnormal, sehingga
bakteri kokus aerob. Pada kulit kepala normal P. ovale merupakan 45%
yang paling banyak dijumpai adalah asam oleat, dan metabolit inilah yang
merupakan salah satu komponen utama dari fatty acid yang diketahui
3) Kerentanan individual
munculnya skuama. Toksin yang dihasilkan oleh jamur Malassezia sp. (P.
ovale) ini dapat menembus barrier stratum korneum karena memiliki berat
molekul rendah dan larut dalam lemak. Faktor yang juga dapat
(Malassezia tumbuh secara baik pada media lembab dan lingkungan kaya
pada penderita HIV), iritasi mekanis dan kimiawi, faktor stress yang
bahwa ketombe dapat dipicu oleh kebersihan yang buruk dan jarang
kulit kepala. Secara klinis ketombe ditandai oleh warna kemerahan pada
kulit dengan batas tidak jelas disertai skuama halus sampai agak kasar,
dimulai pada salah satu bagian kulit kepala, kemudian dapat meluas
asimtomatik, tapi bisa juga menimbulkan rasa gatal yang hebat. Pada
kasus yang kronis dapat disertai sedikit kerontokan rambut yang reversibel
-Sebum Berlebihan
-Malassezia Furfur
Lipid hormon -Peningkatan Aktivitas Kelenjar
3.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk menentukan terjadi atau
tidaknya efek (Alatas H, 2014). Rancangan penelitian ini adalah studi kohort
prospektif .
2019
4.3.1 Populasi
2. Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah remaja berjenis kelamin laki-
suatu populasi (Wasitaadmadja, 2008). Sampel penelitian ini adalah laki laki &
perempuan yang termasuk dalam golongan remaja usia (17 tahun ke atas) yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling pada penelitian ini
1. Sedang menderita penyakit kulit kepala dan atau sedang menderita penyakit
sampling. Untuk mengetahui besar sampel digunakan rumus sampel minimal yang
diperlukan.
Estimasi besarnya sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin
n = (𝑁(𝑑2𝑁))1+
317
n = 1+(100(0,052))
n = 177 sampel
capitis, Seborrhea sicca, Pityriasis sicca, Sicca capitis, atau dermatitis seboroik
ringan pada bagian kepala. Ketombe merupakan suatu kelainan yang ditandai oleh
adanya skuama yang berlebihan pada kulit kepala yang menunjukkan proses
yang berasal dari luar dan atau dari dalam dirinya (Ali,2010). Menurut skiner
Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dengan cara pengisian
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari subjek
responden dan data dari kuisioner yang digunakan untuk mengukur kejadian gatal
Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah:
2. menjaga kerahasiaan identitas pasien sehingga diharapkan tidak ada pihak yang
dan menginput data yang telah dihitung lalu ditampilkan dalam table.
4.12 Alur penelitian
Persetujuan menjadi
responden penelitian dengan
menandatangani Informed
Consent.
Pemilahan responden
berdasarkan kriteria inklusi
dan ekslusi
HASIL PENELITIAN
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan
dengan menggunakan aplikasi SPSS for Windows Versi 23. Analisis Statistik yang
digunakan terdiri atas analisis deskpriptif dan uji Chi Square. Analisis Deskriptif
hubungan variabel kondisi kulit kepala, penyebab dan perilaku terhadap kejadian
ketombe.
Laki-laki 55 31%
dari jenis kelamin. Terdapat 55 orang (31%) berjenis kelamin laki-laki. Terdapat
122 orang (69%) berjenis kelamin perempuan. Sehingga dapat kita ketahui bahwa
17 3 2%
18 26 15%
19 112 63%
20 35 20%
21 1 1%
dari usianya. Terdapat 3 orang (2%) yang berusia 17 tahun. Terdapat 26 orang
(15%) yang berusia 18 tahun. Terdapat 112 orang (63%) yang berusia 19 tahun.
Terdapat 35 orang (20%) yang berusia 20 tahun. Dan terdapat 1 orang (1%) yang
berusia 21 tahun Sehingga dapat kita ketahui bahwa responden mayoritas berusia
19 tahun.
Tabel 5. 6. Karakteristik berdasarkan status pernah ketombe
Ya 157 89%
Tidak 20 11%
dari pernah ketombe. Terdapat 157 orang (89%) pernah ketombean. Terdapat 20
orang (11%) tidak pernah ketombe. Sehingga dapat kita ketahui bahwa responden
Pernah ketombe
Usia
Frekuensi Persentase
17 3 2%
18 19 12%
19 99 64%
20 33 21%
21 1 1%
Total 155 100%
Sumber: data diolah (2019)
tahun. Terdapat 19 orang (12%) yang berusia 18 tahun. Terdapat 99 orang (64%)
yang berusia 19 tahun. Terdapat 33 orang (20%) yang berusia 20 tahun. Dan
terdapat 1 orang (1%) yang berusia 21 tahun Sehingga dapat kita ketahui bahwa
pernah ketombe
Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
Laki-laki 44 28%
Terdapat 111 orang (72%) berjenis kelamin perempuan. Sehingga dapat kita
Ya Tidak
Tingkat Pengetahuan
N % N %
ketombe berjumlah 172 orang (97%) dan 5 orang (3%) tidak mengetahui tentang
157 orang (89%) dan 20 orang (11%) tidak pernah mengalami ketombe, lalu
terdapat 170 orang (96%) memakai shampo saat terkena ketombe dan 7 orang
(4%) tidak memakai shampo saat terkena ketombe, serta terdapat 94 orang (53%)
yang sering merasakan gatal di kepala dan 83 orang (47%) yang tidak pernah
Ya Tidak
Kejadian Gatal
N % N %
Timbul gatal pada kepala saat rambut terasa 116 66% 61 34%
basah dan berminyak
saat beraktifitas berjumlah 104 orang (59%) dan 73 orang (41%) merasakan gatal
saat tidak beraktifitas, didapatkan pula responden yang merasakan gatal saat stress
melakukan pekerjaan sebanyak 102 orang (58%) dan 75 orang (42%) tidak
mengalami gatal saat stress melakukan pekerjaan, lalu terdapat 116 orang (66%)
mengalami gatal pada kepala saat rambut terasa basah & berminyak dan 61 orang
(34%) tidak mengalami gatal pada kepala saat rambut terasa basah & berminyak ,
serta 123 orang (69%) merasakan gatal pada kulit kepala saat cuaca panas dan 54
orang (31%) yang tidak merasakan gatal pada kulit kepala saat cuaca panas.
Ya Tidak
Perilaku
N % N %
46 54
Rutin memakai shampo setiap hari 82 95
% %
shampo setiap hari berjumlah 82 orang (46%) dan 95 orang (54%) tidak rutin
memakai shampo setiap hari, didapatkan pula responden yang memakai shampo
kurang dari 2 kali sehari sebanyak 68 orang (38%) dan 109 orang (62%) tidak
memakai shampoo kurang dari 2 kali sehari, lalu terdapat 16 orang (9%) yang saat
bepergian dan memakai baju warna gelap , bagian bajunya kotor dan 161 orang
(91%) ketika bepergian dan memakai baju warna gelap , bagian bajunya kotor
tidak kotor, selanjutnya 105 orang (59%) sering memakai topi atau jilbab dan 72
orang (41%) yang tidak Sering memakai topi atau jilbab, serta 81 orang (46%)
memakai shampoo khusus anti ketombe setiap hari dan 96 orang (54%) yang tidak
yang baik dan terdapat 39 orang (22,03%) dengan tingkat pengetahuan yang
Jarang 61 65,5
kejadian gatal yakni, terdapat 116 orang (34,5%) sering mengalami kejadian gatal
dan terdapat 61 orang (65,5%) yang jarang mengalami kejadian gatal. Sehingga
didapatkan bahwa mayoritas responden sering merasa gatal saat mengalami
ketombe.
perilaku individu yakni, terdapat 121 orang (68,3%) dengan perilaku/ gaya hidup
individu yang baik dan terdapat 56 orang (31,7%) dengan perilaku/ gaya hidup
perilaku / gaya hidup individu bersih dan sehat yang baik dalam kehidupan sehari
- hari.
Ketombe
Variabel Ya Tidak Nilai P
n % n %
Pengetahuan
Baik 44 25% 94 53% *0,000
Kurang 29 16% 10 6%
Kejadian Gatal
Sering 63 36% 53 30% *0,044
Jarang 10 6% 51 29%
Perilaku
Baik 50 28% 71 40% 0,746
Kurang 23 13% 23 13%
*Uji chi square: Nilai p < 0,05(signifikan)
Dari tabel 5.14 dapat kita ketahui hubungan variabel independen terhadap
ketombe menunjukan terdapat hubungan yang tidak signifikan (tidak nyata) hal
PEMBAHASAN
tahun. Terdapat 19 orang (12%) yang berusia 18 tahun. Terdapat 99 orang (64%)
yang berusia 19 tahun. Terdapat 33 orang (20%) yang berusia 20 tahun. Dan
terdapat 1 orang (1%) yang berusia 21 tahun Sehingga dapat kita ketahui bahwa
mayoritas umur 19 tahun pernah ketombe. Hal ini berhubungan dengan penelitian
Fadhila, 2016 yang menunjukkan bahwa angka kejadian wanita berjilbab yang
menderita ketombe pada umur 18-23 tahun yaitu 71,8%, sedangkan untuk umur
≥30 tahun yaitu 25,6%, dengan alasan faktor penyebab ketombe yang
berhubungan dengan umur adalah produksi sebum. Glandula sebasea matur dan
mulai memproduksi sebum dalam jumlah yang besar mulai saat masa pubertas
baik pada pria maupun wanita. Pada umur diatas 12 tahun atau sekitar 15-50 tahun
kadar sekresi sebasea sangat tinggi, sehingga pertumbuhan Malassezia juga dapat
meningkat seiring dengan kadar lipid yang tinggi yang menjadi sumber makanan
Terdapat 111 orang (72%) berjenis kelamin perempuan. Namun, hasil ini
responden laki – laki . Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Widodo, 2016 pada
masa pubertas, mencapai keparahan pada usia 20 tahun dan lebih banyak
mengenai laki-laki daripada perempuan karena laki laki lebih sering beraktifitas
memiliki kelenjar sebasea yang lebih besar dan hormon androgen (5-α-
(Adiguna, 2016). Namun, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rundramurthy, 2014 dengan judul Malassezia Spp and Dandruff angka kejadian
ketombe lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria dengan presentase 61 %
mahasiswa (66,91%) menjawab penyebabnya yaitu infeksi bakteri atau jamur, dan
yaitu sering terpapar dengan sinar matahari dan terkena debu, dan 42 (31,57%)
bakteri atau jamur. Secara garis besar ketombe dapat disebabkan perubahan
biokimia pada lapisan epidermis kulit kepala, peningkatan jumlah dan kerja jamur
dan bakteri, serta reaksi kulit terhadap penggunaan obat-obatan dan kosmetik
yang tinggi dan panas. Kelembapan merupakan salah satu faktor penting dalam
mana terdapat penderita ketombe yang secara genetik cenderung memiliki kadar
(Malassezia tumbuh secara baik pada media lembab dan lingkungan kaya
keringat), variasi cuaca dan musim, makanan berlemak, faktor nutrisi (defisiensi
HIV), iritasi mekanis dan kimiawi. Dari tabel 5.4 dan 5.5 terdapat 107 orang yang
merasakan gatal pada saat beraktifitas dan 73 orang yang gatal pada saat tidak
beraktifitas, hal ini berhubungan denan penilitian Kalolo dkk, 2019 menunjukkan
tersebut dikarenakan lebih sering mengalami rambut yang lembab akibat aktivitas
Dari tabel 5.4 dan 5.5 menunjukkan bahwa sekitar 102 orang yang
menjawab “ya” pada stress dia merasakan gatal dan 75 orang yang menjawab
“tidak” dan pada rambut nya basah dan berminyak timbul gatal pada kepala 116
orang yang menjawab “ya” dan 61 orang yang menjawab ‘tidak’ dan 123 orang
yang menjawab ‘ya’ pada saat cuaca panas merasakan gatal dan 54 orang
beberapa faktor terjadinya kejadian gatal saat ketombe yaitu Infiltrasi Malassezia
sp., dapat menginfiltrasi stratum korneum dari epidermis. Malassezia sp. akan
memecah komponen sebum akan menimbulkan gejala inflamasi dan sisik, lalu
Inisiasi dan perkembangan dari proses inflamasi. Timbul gejala berupa eritema,
gatal, panas, rasa terbakar, terganggunya kualitas dari rambut. Proses kerusakan,
kerusakan yang lebih parah pada kulit kepala. Hiperproliferasi dari epidermis
menyebabkan adanya sisik pada kulit kepala. Kerusakan barrier secara fungsional
aktivitas jamur Malassezia sp., produksi sebum dan kerentanan individu. Interaksi
dandruff.
Namun masih terdapat berbagai faktor lain yang memicu perubahan status
menjadi lebih rentan untuk menderita dandruff. Faktor tersebut antara lain kualitas
Malassezia sp. Pengaruh lingkungan seperti iklim dan musim, paparan matahari
berlebihan, kotoran dan debu, terlalu sering menyisir rambut, kelainan neurologis
2016).
BAB 7
7.1. Kesimpulan
0,746.
selain faktor perilaku/ gaya hidup masih ada faktor penting seperti
stres psikologis, iritasi akibat shampo berlebihan, kotoran dan debu, terlalu
51(1):46–49.
http://www.esquire.co.id/article/2014/9/848-Cara-Pemakaian-Pomade-yang-Baik-
Epidemiologi Indonesia.
Furue, M. et al.2011. Prevalence of dermatological disorders in Japan: a
Dermatol. 38(4):310–20.
Ruderman.
Muhammadiyah Semarang.
Mitha Ismi Istiqomah, Prasetyowati Subchan. In Aryoko Widodo S. JKD (Vol. 5).
in adults presenting to atertiary referral care centre.Int J Biol Med Res 5(4):4434-
4439.
Diffusion Utilization.2–3.
Langley, R. G. B. 2005. Psoriasis: epidemiology, clinicalfeatures, and
Luis J., B. and Tongyu C., W. 2016. Seborrheic Dermatitis and Dandruff:
A Comprehensive Review.3(2).
Misery, L., Rahhali, N., Duhamel, A., Taieb, C., 2013. Epidemiology of
dandruff, scalp pruritus and associated symptoms. Acta Derm. Venereol. 93, 80–
81.
dermatitis. 1–27.
Prevalence of common skin diseases and their associated factors among military
Group.Yuan, S., Zhang, H. and Chen, Q. 2008. The Prevalence and Risk Factors
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
21,00 1 ,6 ,6 100,0
Total 177 100,0 100,0
Pernah_keteombean
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 20 11,3 11,3 11,3
Ya 157 88,7 88,7 100,0
Total 177 100,0 100,0
A3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <15 tahun 71 40,1 40,1 40,1
>15 tahun 106 59,9 59,9 100,0
Total 177 100,0 100,0
B6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 170 96,0 96,0 96,0
Ya 7 4,0 4,0 100,0
Total 177 100,0 100,0
B7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
C10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 95 53,7 53,7 53,7
Ya 82 46,3 46,3 100,0
Total 177 100,0 100,0
C11
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
C12
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
C13
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 72 40,7 40,7 40,7
Ya 105 59,3 59,3 100,0
Total 177 100,0 100,0
C14
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
A2 * Tingkat_Pengetahuan_Mahasiswa
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2- sided)
Pearson Chi-Square 74,819a 4 ,000
Likelihood Ratio 52,443 4 ,000
Linear-by-Linear Association 33,884 1 ,000
N of Valid Cases 177
A2 * Kejadian Gatal
Kejadian_Gatal Jarang 51 10 61
Sering 53 63 116
Total 104 73 177
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2- sided)
a
Pearson Chi-Square 9,798 4 ,044
Likelihood Ratio 8,994 4 ,061
Linear-by-Linear Association 3,126 1 ,077
N of Valid Cases 177
A2 * Perilaku
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2- sided)
Pearson Chi-Square 2,699a 5 ,746
Likelihood Ratio 3,199 5 ,669
Linear-by-Linear Association ,398 1 ,528
N of Valid Cases 177
Nama :
NIM :
Umur :
Alamat :
Nomor :
A.Tingkat Pengetahuan
1) Apa anda mengetahui tentang Ketombe ? (A1)
A) Ya
B) Tidak
2) Apakah anda pernah mengalami ketombe pada kulit kepala ?(A2)
a) Ya
b) Tidak
3) Jika ada terkena ketombe, apakah anda memakai shampo ?(A4)
a) Ya
b) Tidak
4) Apakah anda sering merasakan gatal pada kepala anda ?(A5)
a) Ya
b) Tidak
Kejadian Gatal
5) Apakah anda merasakan gatal saat beraktifitas ? B6
a) Ya
b) Tidak
6) Apakah anda merasakan gatal saat tidak melakukan apa-apa? B6
a) Ya
b) Tidak
7) Jika anda stress melakukan pekerjaan anda apakah anda merasakan gatal pada
rambut ? B7
a) Ya
b) Tidak
8) Apakah pada saat rambut anda terasa basah atau berminyak timbul gatal
pada kepala anda ? B8
a) Ya
b) Tidak
9) Apakah ketika cuaca panas anda merasakan gatal pada kulit kepala ? B9
a) Ya
b) Tidak