Anda di halaman 1dari 5

Gangguan keseimbangan

magnesium
A. Gangguan keseimbangan magnesium

peningkatan atau penuruna kadar magnesium dalam darah berturutan akan


meningkatkan atau menurunkan ekskresi magnesium melalui ginjal. Penambahan volume
cairan ekstrasel yang akut dan kronik akan meningkatkan ekskresi magnesium melalui ginjal.

1. Hipomagnesemi
hipomagnesemi dapat terjadi oleh :
gangguan absorbsi didalam usus misalnya diare kronik maupun akut, malabsorbsi steatorea,
operasi pintas usus halus.
Terbuang melalui ginjal antara lain pada penggunaan dieuretik loop dan tiazid, ekspansi
volume cairan ekstrasel, alkoholik, dan hiperkalsemia

Gejala klinis
Gangguan neuromuskular seperti otot terasa lemas, fasikulasi otot, tremor, tetani, dan
trousseau positif.
Hipokalemia terjadi karena pada hipomagnesemia, jumlah dan aktifitas ATP akan berkurang
sehingga terjadi peningkatan saluran-kalium (K-channel) di loop dari henle dan di duktus
koligentes.
Hipokalsemia terjadi karena resisten terhadap hormon para tiroid akibat penurunan
pembentukan siklik-AMP.
Terjadi defisiensi vit-D yang sebabnya belum dapat dijelaskan.
Gangguan pada aktivitas listrik jantung berupa pelebaran komplek-QRS ; perpanjangan
interval-PR ; menghilangnya gelombang-T, sehingga menimbulkan aritmia ventrikel.
Diagnosis

untuk membedakan apakah hipomagnesemia diakibatkan oleh gangguang renal atau


non-renal dapat dilakukan dengan pengukuran kadar Mg urin 24 jam atau pengukuran
ekskresi fraksional magnesium dalam urin. Bila magnesium urin 24 jam lebih dari 10-30 mg
atau ekskresi fraksional lebih dari 2%, hal ini disebabkan oleh penggunaan dieuretik,
sisplatin, atau aminoglikosida. Pada gangguan non-renal, ekskresi fraksional antara 0,5%-
2,7% atau reratanya 1,4%. Pada pengeluaran renal berlebihan (renal wasting), ekskresi
fraksional 15% (antara 4%-48%).

Pengobatan

bila fungsi ginjal baik, tidak perlu khawatir akan pemberian magnesium berlebihan.
Bila ada gangguan fungsi ginjal, pemberian harus berhati-hati . Pemberian dapat diberikan
secara IV atau IM MgSO4. pada pasien tetani atau aritmia ventrikel dapat diberikan 50 mEq
(600mg) MgSO4 dalam 8-24 jam. Pemberian infus secara infus IV dilakukan pengenceran
dengan larutan glukosa. Pemberian peroral pada hipomagnesemia kronik dengan MgO 250-
500 mg empat kali sehari.
Hipermagnesemia
hipermagnesemia dapat terjadi pada keadaan gangguan fungsi ginjal. Pada pasien
ginjal terminal, kadar magnesium serum adalah 2-3 mEq/L (2,4-3,6 mg/dl). Pemberian
antasid yang mengandung magnesium pada pasien gangguan fungsi ginjal dapat
menimbulkan gejala hipermagnesemia. Pemberian magnesium melebihi kemampuan
ekskresi ginjal atau pemberian MgSO4 sebagai laksan dengan cara pemberian oral maupun
supppositoria dapat menimbulkan hipermagnesemi. Pemberian laksan ini pada pasien gagal
ginjal dapat bersifat fatal.

Gejala klinis
Gejala magnesium plasma sebesar 4,8-7,2 mg/dl, menimbulkan gejala nausea, flushing, sakit
kepala, letargi, ngantuk dan penurunan tendon.
Kadar magnesium plasma sebesar 7,2-12 mg/dl, menimbulkan gejala somnolen, hipokalsemi,
reflek tendon hilang, hipotensi, bradikardi, perubahan EKG
Kadar magnesium plasma sebesar lebih dari 12 mg/dl, menimbulkan gejala kelumpuhan otot,
kelumpuhan pernafasan, blok jantung komplit, henti jantung.
Pengobatan

langkah pertama adalah antisipasi akan terjadinya hipermagnesemia. Misalnya kehati-


hatian pemberian magnesium pada pasien gangguan fungsi ginjal. Bila timbul gejala yang
berat dapat diberikan 100mg-200mg elemental kalsium secara IV selama 5-10 menit.

Anda mungkin juga menyukai