Disusun oleh :
Audria Sukmana Putri P23139013006
Aulia Fitria Sari P23139013007
Laelatul Fitriani P23139013073
Mia Suratiwi P23139013024
Rahmayanti Dewi P23139013085
Ria Ros Annisa P23139013039
Sutera Apriani P23139013091
Jurusan Farmasi
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II
2016
Lembar Pengesahan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini telah disetujui dan disahkan oleh:
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang, Jakarta yang berlangsung 14 - 25 Maret 2016. Laporan PKL ini
merupakan salah satu persyaratan setelah melakukan kegiatan PKL untuk
menyelesaikan studi program D-III Farmasi Politeknik Kesehatan Jakarta II.
Laporan PKL ini berisikan tentang segala kegiatan yang dilakukan peserta
PKL dalam pengaplikasian teori yang didapat selama di perkuliahan serta
praktiknya di lapangan. Laporan ini dapat terwujud berkat bantuan dari berbagai
pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih:
1. Bapak Junaedi, S.Si, M.Pharm, Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Jakarta II.
2. Ibu Dra. Gloria Murtini T, M.Si, Apt, selaku pembimbing PKL di Poltekkes
Jakarta II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis.
3. Ibu, sebagai Kepala Puskesmas.
Penulis
ii
Daftar Isi
BAB I ...................................................................................................................... 1
Pendahuluan ............................................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
iii
2.9 Konsep Puskesmas .......................................................................................... 11
3.1.2 Misi..................................................................................................... 16
3.1.3 Tujuan................................................................................................. 16
iv
3.6 Sumber Dana ................................................................................................... 26
Bab IV ................................................................................................................... 27
BAB V................................................................................................................... 32
Pembahasan ........................................................................................................... 32
BAB VI ................................................................................................................. 36
Penutup.................................................................................................................. 36
Lampiran ............................................................................................................... 38
v
Daftar Tabel
Tabel 3. 1 Rekapitulasi jumlah pelayanan kefarmasian Puskesmas Kec.Tn.Abang
Tahun 2015 ......................................................................................... 19
vi
Daftar Lampiran
vii
BAB I
Pendahuluan
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya.
Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas merupakan
pelayanan yang menyeluruh yang meliputi promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif. Puskesmas menyelenggarakan. Pelayanan Kesehatan yang dapat
diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
Menurut Depkes RI puskesmas merupakan unit pelaksanaan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerja.
1. Unit Pelaksana Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD),
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
5
8) Puskesmas
d. Peningkatan Surveillance dan Epidemiologi
1) Surveillance KLB
2) Surveillance AFP
3) Surveillance Kematian
e. Kesehatan Lingkungan
1) Penyehatan TTU
2) Pengawasan Kualiatas Air dan Industri
3) Penyeharan Makanan dan Minuman
4) Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
a. Peningkatan dan Pengembangan SDM Puskesmas
b. Operasional Belanja Barang dan Jasa Puskesmas
c. Operasional Buka 24 Jam
d. Peningkatan Diklat SDM Puskesmas
e. Survei Kepuasan Pelanggan
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
6
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
7
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
8
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
9
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
10
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
11
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
12
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
13
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
14
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
15
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB III
Tinjauan Khusus BLUD Puskesmas Kecamatan Tanah Abang
3.1.1 Visi
Terwujudnya Puskesmas Kecamatan Tanah Abang menjadi pusat
pelayanan yang bermutu dengan tenaga profesional tahun 2017.
3.1.2 Misi
Adapun misi untuk tercapainya visi dari BLUD Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang yaitu dengan:
1. Mengembangkan profesionalisme SDM.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai standar pelayanan untuk
memuaskan pelanggan.
3. Menggalang kemitraan dengan masyarakat dan lintor yang berhubungan
dengan bidang kesehatan.
3.1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh BLUD
Puskesmas Kecamatan Tanah Abang adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan cakupan kesehatan masyarakat.
2. Menurunkan angka kesakitan penyakit.
3. Meningkatkan angka kesembuhan penyakit.
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan medis.
5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan medis.
3.1.5 Fungsi
Adapun fungsi dari BLUD Puskesmas Kecamatan Tanah Abang adalah
sebagai berikut:
1. Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Kelurahan, meliputi program KIA, Perbaikan Gizi, Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Imunisasi, Pembinaan Kesehatan Lingkungan,
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, UKS dan R/R.
2. Melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian terhadap pengelolaan dan
pelayanan Puskesmas Kelurahan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan klinis yang meliputi : Rekam Medik, KB,
Gigi, Spesialis, Konsultasi Remaja, Gizi, Geriatrik, Klinik 24 Jam,
Persalinan, Rawat Inap, Laboratorium, Farmasi Komunitas, Radiologi, Optik.
4. Mengkoodinasikan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan yang
meliputi : Kader Kesehatan, Posyandu, Karang Werda dan lain-lain.
5. Mengkoordinasikan temu Lintas Batas, Lintas Sektoral dalam
penanggulangan masalah kesehatan.
6. Menilai dan melaporkan kinerja Puskesmas.
3.1.6 Sasaran
Adapun sasaran dari BLUD Puskesmas Kecamatan Tanah Abang dalam
melaksanakan kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan cakupan pelayanan Rumah Bersalin Puskesmas.
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
18
Luas wilayah Kecamatan Tanah Abang adalah 819,785 ha, terdiri dari 7
kelurahan, 67 RW, 727 RT. Kelurahan tersebut adalah :
1. Kampung Bali 73,40 ha
2. Kebon Kacang 71 ha
3. Kebon Melati 125,43 ha
4. Petamburan 90,10 ha
5. Bendungan Hilir 158,16 ha
6. Karet Tengsin 153,43 ha
7. Gelora 259,13 ha
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
19
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
20
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
21
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
22
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
23
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
24
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
25
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
26
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Bab IV
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
29
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
30
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
31
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB V
Pembahasan
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
34
di rak paling atas. Kemungkinan hal ini terjadi karena perbekalan farmasi yang
terlalu banyak sehingga tidak sebanding dengan kondisi gudang serta kurangnya
pengetahuan petugas mengenai penyimpanan obat yang baik.
Pelayanan resep terdiri dari penerimaan resep, penyiapan obat,
pemeriksaan obat, penyerahan obat, penyimpanan resep dan pemusnahan
resep.Produksi farmasi yang dilakukan di Kecamatan Tanah Abang yaitu produk
non steril dalam bentuk sediaan puyer.
Alur pelayanan di Apotek Puskesmas Kecamatan Tanah Abang berjalan
dengan baik mulai dari penerimaan resep sampai penyerahan obat. Pasien datang
melakukan registrasi di loket. Setelah itu pasien menuju poli yang dituju dan
dilakukan pemeriksaan. Setelah dilakukan pemeriksaan dokter, jika memerlukan
obat dokter akan menuliskan resep sesuai dengan penyakit yang diderita namun
jika keadaan pasien mengkhawatirkan maka dokter akan memberikan surat
rujukan ke rumah sakit.
Selanjutnya pasien akan menuju apotek untuk mengambil obat. Pasien
harus mengambil nomor urut terlebih dahulu kemudian petugas apotek
menuliskan nomor pada resepnya. Nomor urut dipegang oleh pasien dan diberikan
kembali saat obat diserahkan oleh petugas apotek. Resep tersebut kemudian dicek
kelengkapannya dan dibuat etiket, setelah itu petugas apotek menyiapkan dan
mengemas obat yang diberikan untuk 3 hari. Jika terdapat resep racikan maka
petugas apotek akan melakukan peracikan, kecuali untuk puyer ISPA yang
biasanya sudah dibuat sebelumnya. Jika resep hanya terdiri dari obat jadi maka
obat langsung dikemas dalam plastik. Obat yang sudah jadi langsung diserahkan
ke bagian penyerahan untuk dilakukan pengecekan (identitas pasien, jenis dan
jumlah obat), setelah itu diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor urut yang
disertai dengan melakukan pertanyaan terbuka (nama, tanggal lahir dan alamat
pasien) dan pemberian informasi obat. Jumlah rata-rata resep yang masuk setiap
harinya sebanyak 150 lembar resep. Resep tersebut dicatat dan dikelompokkan
berdasarkan poli yang mengeluarkan resep.
Pencatatan yang dilakukan ada tiga yaitu buku pemasukan ke gudang obat,
buku pengeluaran dari gudang obat dan kartu stok obat yang ada di apotek.
Pelaporan surat-surat yang dilakukan di puskesmas meliputi, Laporan Pemakaian
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
35
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) serta laporan penggunaan obat jadi
narkotika dan psikotropika.
Evaluasi dilakukan untuk semua kegiatan pelayanan yang ada di
Puskesmas, termasuk pelayanan farmasi mulai dari perencanaan perbekalan
farmasi sampai obat tersebut diterima oleh pasien. Evaluasi ini bertujuan untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan yang ada di BLUD Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang.
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
BAB VI
Penutup
6.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas meliputi perencanaan
perbekalan farmasi, pengadaan perbekalan farmasi, penerimaan,
penyimpanan, hingga pendistribusian.
2. Pelayanan farmasi di Puskesmas meliputi penerimaan resep dengan
memeriksa kelengkapan resep, penyiapan obat, pemeriksaan kembali obat
yang telah disiapkan, penyerahan obat kepada pasien dengan memberikan
informasi obat, penyimpanan resep, dan pemusnahan resep sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pencatatan pemakaian perbekalan farmasi di Puskesmas meliputi
pencatatan pada kartu stok, pembuatan berita acara, pencatatan persediaan
barang, pencatatan di buku penyaluran barang, pembuatan form 16 dan
form 17, pemasukan serta pengeluaran barang. Sedangkan pelaporan yang
dilakukan yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO) dan laporan penggunaan obat narkotik dan psikotropik.
6.2 Saran
1. Perlu adanya penyusunan yang baik dan rapih dalam penyimpanan
perbekalan farmasi, khususnya di gudang besar.
2. Penambahan Apoteker/Asisten Apoteker yang bertanggungjawab terhadap
penyimpanan obat di gudang besar.
3. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dalam hal perencanaan perbekalan
farmasi, sehingga tidak terdapat stok obat yang kosong ketika
pendistribusian dan pelayanan perbekalan farmasi.
4. Perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut dalam hal sarana dan prasarana yang
dapat menunjang peningkatan kualitas pelayanan farmasi yang lebih baik.
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
DAFTAR PUSTAKA
EGC; 2002
RI; 2014
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 Tahun 2004 Tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas.
7. Indonesia. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 3. Pemantauan Suhu Kulkas Gudang Kecil
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 4. Tabel Keterangan Expired Date
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 5. Kartu Persediaan Barang Gudang Besar
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 6. Contoh Lembar Resep
DEPAN BELAKANG
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 7. Contoh Bungkus Puyer dan Etiket Obat
DEPAN BELAKANG
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 8. Alur Penerimaan dan Penyimpanan Barang di
Gudang Besar
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II
Lampiran 9. Kartu Stok di Apotik
46
Poltekkes Kemenkes Jakarta II