TATALAKSANA HIPOKALEMIA
Oleh :
Hurait Hernando Hurairo, S.Ked
71 2019 007
Pembimbing :
dr. H. Ahmad Restu Iman, MKR, Sp.PD
TATALAKSANA HIPOKALEMIA
Disusun Oleh
Telah diterima sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Palembang Bari Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pembimbing,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Tatalaksana
Hipokalemia” sebagai salah satu tugas di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS
Palembang Bari. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
pertimbangan perbaikan dimasa mendatang.
Dalam penyelesaian laporan kasus ini, penulis banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan saran dari berbagai pihak, baik yang diberikan secara lisan maupun
tulisan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih terutama kepada:
1. dr. H. Ahmad Restu Iman, MKR, Sp.PD. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan banyak ilmu, saran, dan bimbingan selama penyusunan laporan kasus
ini.
2. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah banyak membantu dengan doa yang
tulus dan memberikan bantuan moral maupun spiritual.
3. Rekan sejawat seperjuangan serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran. Semoga selalu dalam lindungan
Allah Subhanahu Wata ‘ala. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sedikit kalium dari cairan ekstrasel dapat menyebabkan hipokalemia (konsentrasi
kalium plasma yang rendah) yang berat bila tidak ada respon kompensasi yang
cepat dan tepat.1,4 Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium plasma
kurang dari 3,5 meq/L dan dikatakan hyperkalemia ketika kadar kalium plasma
lebih dari 5 meq/L. Kedua keadaan ini dapat menyebabkan kelainan fatal listrik
jantung yaitu disebut aritmia.1,3
Hipokalemia merupakan kejadian yang sering ditemukan dalam klinik dan
merupakan gangguan elekrolit yang paling sering terjadi pasien yang dirawat
dirumah sakit sekitar 20% mengalami hipokalemia . Penyebab hipokalemia dapat
dibagi atas tiga yaitu asupan kalium yang kurang, pengeluaran kalium yang
berlebih, kalium masuk kedalam sel. Berdasarkan konsentrasi kalium plasma
hipokalemi diklasifikasikan menjadi hipokalemia ringan (3-3.5 mEq/L) yang
biasanya tidak bergejala, hipokalemia sedang (2.5-3 mEq/L) yang sering tandai
keram, mialgia, malaise, lemas, serta hipokalemia berat (< 2.5 mEq/L) yang dapat
ditemui kelainan pada elektrokardiogram. 1,3,5
2
1.3. Manfaat
1.3.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi institusi, diharapkan laporan kasus ini dapat menambah bahan
referensi dan studi kepustakaan dalam bidang ilmu penyakit dalam
terutama tentang kasus Hipokalemi.
b. Bagi penulis selanjutnya, diharapkan laporan kasus ini dapat dijadikan
landasan untuk penulisan laporan kasus selanjutnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gambar1. Proses sekresi ion kalium di tubulus distal dan koligentes ginjal.8
5
2.2 ETIOPATOGENESIS
HIPOKALEMIA
Penyebab dan patomekanisme terjadinya hipokalemia antara lain adalah:
Asupan Kalium Kurang. Orang tua yang hanya makan roti panggang dan
teh, peminum alkohol yang berat sehingga jarang makan dan tidak makan dengan
baik, atau pada pasien sakit berat yang tidak dapat makan dan minum dengan baik
melalui mulut atau disertai oleh masalah lain misalnya pada pemberian diuretik
atau pemberian diet rendah kalori pada program menurunkan berat badan dapat
menyebabkan hypokalemia, namun hipokalemia jarang terjadi karena kurangnya
intake karena ekskresi kalium dapat secara efektif dikurangi akibat reabsorbsi
oleh nefron distal. 3,5,7,9
Pengeluaran Kalium Berlebihan. Pengeluaran kalium yang berlebihan
dapat terjadi melalui keringan berlebih, saluran cerna maupun melalui ginjal.
Pengeluaran kalium melalui saluran cerna antara lain akibat diare, laksatif,
adenoma vilus. Pengeluaran kalium melalui muntah atau penghisapan melalui
nasogastric tube sangat jarang menyebabkan hipokalemia dikarenakan konsentrasi
K+ cairan lambung hanya sekitar 5-10 mmol/L, diperlukan muntah sebanyak 30-
80 liter untuk mencapai deficit K+ plasma. Sedangkan pengeluaran melalui ginjal
antara lain disebabkan oleh ketoasidosis diabetik dimana hiperglikemik yang
terjadi menyebabkan diuresis osmotik sehingga terjadi deplesi K +, diuretik,
hiperaldosteronemia, sindrom barter, sindroma gitelman’s. 3,5,7,9
Kalium masuk kedalam sel. Kalium masuk kedalam sel terjadi pada
alkalosis ekstrasel, pemberian insulin, peningkatan aktivitas beta-adrenergik
(pemakaian β2-agonis), paralisis periodik, dan hipotermia.3,7
6
Gambar2. Penyebab terjadinya hipokalemia.3
7
kematian. Keterlibatan otot-otot pencernaan, menyebabkan ileus paralitik dan
gejala-gejala yang diakibatkannya seperti distensi, anoreksia, nausea dan vomitus.
Kram, parestesia, tetani, nyeri otot dan atrofi. 5,10
Aritmia kardiak dan kelainan EKG,kelainan EKG yang dapat ditemukan
antara lain mendatarnya gelombang T, depresi segmen ST dan pemanjangan
interval QT, keadaan ini dijumpai ketika deplesi K+ plasma <2,7 mmol/L.5
Rhabdomiolisis otot selama olah raga. Penurunan pelepasan kalium oleh karena
hipokalemia berat dapat menurunkan aliran darah ke otot sebagai respons olah
raga. Kelainan ginjal, hipokalemia dapat menginduksi beberapa kelainan ginjal
yang kebanyakan dapat dipulihkan dengan perbaikan kadar kalium. Keadaan-
keadaan ini termasuk gangguan kemampuan konsentrasi urin (dapat timbul
sebagai nokturia, poliuria dan polidipsia), peningkatan produksi amonia renal oleh
karena asidosis intraselular, peningkatan reabsorpsi bikarbonat renal dan juga
nefropati hipokalemik. Hipokalemia dapat menyebabkan polidipsia yang
berkontribusi terhadap poliuria.2,5,10
2.4 DIAGNOSIS
HIPOKALEMIA
Anamnesis. Tanda dan gejala seperti keletihan, kelemahan otot, kram kaki otot
lembek atau kendur, mual, muntah, parestesi, peningkatan efek digitalis, poliuri
karena penurunan konsentrasi urin, gangguan irama jantung atau aritmia.
Pemeriksaan fisik. Penurunan bising usus, nadi lemah dan tak teratur, penurunan
reflex, penurunan tonus otot.
Pemeriksaan penunjang. Kalium serum: <3,5meq/L, Analisis gas darah :
alkalosis metabolik, EKG: depresi segmen ST gelombang T datar, adanya
gelombang U, disritmia ventrikuler.3
Menghitung transtubular potassium gradient (TTKG)
Penilaian ekskresi kalium dalam urin dapat juga dinilai dengan apa yang disebut
sebagai TTKG yang menunjukan estimasi kadar kalium dalam cairan tubulus
8
tepatnya pada akhir duktus koligentes bagian kortikal.
Jika kalium urin >30 meq/hari atau >15 mEq/L atau TTKG >7: kehilangan kalium
melalui ginjal, cek tekanan darah, cek klorida urin.
Jika kalium urin <25 meq/hari atau <15 mEq/L atau TTKG <3: kehilangan kalium
tidak melalui ginjal.3
9
Gambar4. Diagnosis gangguan kalium.3
2.5 TATALAKSANA
HIPOKALEMIA
Indikasi mutlak koreksi kalium: pasien sedang dalam pengobatan digitalis,
ketoasidosis diabetik, kelemahan otot pernapasan, hipokalemia berat (kalium <2
mEq/L). Indikasi kuat: kalium harus diberikan dalam waktu tidak terlalu lama
yaitu insufisiensi coroner atau iskemik otot jantung, ensefalopati hepatikum.
Indikasi sedang: pada hypokalemia ringan (kalium :3-3,5 mEq/L).2,3
Hipokalemia berat dapat menyebabkan aritmia fatal dan akhirnya kematian
terutama pada para pasien dengan penyakit jantung. Oleh karena itu saat
hipokalemia ditegakkan, harus segera dicari etiologinya dan diobati segera.
Tatalaksana hipokalemia oral lebih dipilih dibandingkan intravena karena risiko
hiperkalemia yang lebih rendah dibandingkan terapi parenteral. Terdapat juga tiga
jenis sediaan garam oral untuk terapi hypokalemia: KCL (kalium klorida), sediaan
yang paling sering digunakan pada hipokalemia. Tiap tablet KCL mengandung
10
ion kalium sebanyak 20 mEq. KPO (kalium fosfat), hanya digunakan pada
hipokalemia dengan kehilangan fosfat. KHCO3 (kalium bikarbonat), hanya
digunakan pada hypokalemia dengan asidosis metabolik.2,3,11
Pemberian 40-60 mEq KCL (2-3 tablet) meningkatkan kadar kalium sebesar
1-1,5 mEq/L. Pemberian 135-160 mEq dapat menaikkan kadar kalium sebesar
2,5-3,5 mEq/L. Penggantian kalium secara intravena dalam bentuk larutan KCI
(rapid correction) diberikan jika hipokalemia berat atau pasien tidak dapat
menggunakan kalium per oral. Pada pemberian intravena KCL sebaiknya
dilarutkan dalam larutan NaCl. KCI 20meq dilarutkan dalam 100cc NaCl
isotonik. Pemberian melalui vena besar dengan kecepatan maksimal10meq/jam
atau konsentrasi maksimal 30-40 meq/L. Jika melaui vena perifer, KCI maksimal
60meq dilarutkan dalam NaCl isotonik 1000cc dengan kecepatan dikurangi untuk
mencegah iritasi pembuluh darah. Dosis untuk berat badan:
2.6 KOMPLIKASI
2.7 PROGNOSIS
BAB III
11
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. SP
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
B. Anamnesis
Autoanamnesis dilakukan kepada pasien pada tanggal 13 Juni 2020 di Ruang
Penyakit Dalam Wanita.
1. Keluhan Utama :
Lemah pada anggota gerak tubuh
12
- Riwayat Asam Urat (-)
- Riwayat Alergi (-)
- Riwayat Jantung (-)
C. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : - Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 24 x/menit
- Suhu : 36.5 0C
- SpO2 : 86% tanpa O2
GCS : E4V5M6
Pemeriksaan Khusus
a. Kepala
- Bentuk : bulat, simetris
- Rambut : hitam, keriting, tebal, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis : (+/+)
13
sklera ikterik : (-/-)
eksoftalmus : (-/-)
refleks cahaya : (+/+)
- Hidung : sekret (-), pernapasan cuping hidung (+)
- Telinga : sekret (-), perdarahan (-)
- Mulut : oral candidiasis (-)
b. Leher
- KGB : tidak ada pembesaran
- Tiroid : tidak ada pembesaran
c. Thorax
1) Cor :
- Inspeksi : Iktus cordis tak tampak
- Palpasi : Iktus cordis tak teraba, thrill (-)
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi Jantung I – II murni reguler, suara
jantung tambahan (-), mur-mur (-), gallop (-).
2) Pulmo
- Inspeksi : Simetris, ikut gerak napas, retraksi (-)
- Palpasi : Vocal premitus kanan kiri normal
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
d. Abdomen
- Inspeksi : Datar, caput medusa (-),
- Auskultasi : bising usus (+), 2-3 kali/menit
- Perkusi : tympani
14
- Palpasi : supel, nyeri tekan abdomen (-)
H/L tidak teraba.
e. Ekstremitas
- Superior : akral hangat +/+, edema -/-, CRT<2”
- Inferior : akral hangat +/+, edema -/
- Refleks Patologis : babinsky ( - )
- Motorik kekuatan otot
4444 4444
2222 2222
f. Vegetatif
- Makan : Baik
- Minum : Kurang minum
- BAK / BAB : Baik
D. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Elektrolit
15
Kalium 1.6 3.5-5.3 mEq/L
Natrium 159 135-148 mEq/L
Clorida 132 98-106 mEq/L
Glukosa Darah
GDS 215 70-140 mg/dL
EKG
E. Diagnosis Kerja
- Hipokalemia berat
F. Tatalaksana
- IVFD Nacl 0,9% 3000 cc/ 24 jam + KCL 15 meq (target 60 meq/hari)
- Inj Omeprazole 1 vial
- Inj Ondancentron 1 amp
- Cek DL, DDR, GDS, Elektrolit, Ureum, creatinin
BAB IV
ANALISIS KASUS
16
Pasien datang dibawa keluarga dengan keluhan lemah pada ke-4 anggota
gerak tubuh yang dirasakan sejak 3 hari SMRS. Pasien mengaku secara tiba-tiba kaki
terasa lemas, hingga membuat pasien tidak kuat untuk berdiri. Mual (-), muntah (-),
rasa kepala berputar. Pasien mengaku pernah dirawat inap ± 6 bulan lalu di ruang
saraf. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. Riwayat
diabetes, jantung, alergi disangkal. Berdasarkan teori yang ada hipokalemi dapat
disebabkan karena pengeluaran kalium berlebihan dikarenakan oleh diabetes yang
mengakibatkan terjadinya penurunan kalium dalam tubuh.
Sebelum sakit, pasien bekerja di kebun yang digarap bersama keluarga,
namun 3 hari ini pasien sudah tidak bekerja lagi karena penyakitnya yang bertambah
berat. Sebelumnya pasien sering mengangkut hasil kebun untuk kemudian di jual ke
pasar pada siang hari, pasien juga jarang mengkonsumsi air mineral saat bekerja, dan
buah-buahan. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan hipokalemi juga dapat terjadi
dikarenakan intake dari makanan yang mengandung kalium kurang sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan kalium di dalam tubuh.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah: 130/80 mmHg, nadi: 80 kali/menit,
pernapasan: 24 kali/menit, suhu badan: 36,5ºC, SpO2 : 86% tanpa O2.
Pada pemeriksaan mata tidak ditemukan conjunctiva anemis, pada mulut juga
tidak ditemukan oral candidiasis (-). Pada pemeriksaan thorax: didapatkan vocal
fremitus dekstra = sinistra pada palpasi, dan pada auskultasi tidak didapatkan
kelainan.
Pada pemeriksaan elektrolit, didapatkan kadar Kalium 1,6 mEq/L, Natrium
159 mEq/L, Clorida 132 mEq/L dan pada pemeriksaan gula darah, Glukosa darah
sewaktu 215 gr/dL. Sehingga dari hasil tersebut dapat didiagnosa pada pasien
mengalami Hipokalemi berat.
BAB IV
17
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
19
9. Yaswir, Rismawati., Ferawati, Ira. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan
Natrium, Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan
Andalas. Padang: Universitas Andalas. Hal. 80-84
10. National Health Service. 2010. Guideline for the Management of Hypokalaemia
in Adults. England: Medicines Information. P. 1 and 2.
11. Tanto, Chris. et all. 2016. Gangguan Elektrolit dan Asam Basa. Dalam Kapita
Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta: Media Aesculapius. Hal. 620-624
20