Oleh:
Nurul Kusumawardani (1707045014)
Tekanan Darah (mm Hg) < 140/90 mmHg 119/84 112/98 144/93 ↑ 143/90 ↑
Nadi (kali per menit) 60-100x/menit 123 ↑ 136 ↑ 158 ↑ 130↑
Suhu Badan (oC) 36,5 - 37,5ºC 37,4 38,0 ↑ 36, 0 ↓ 38,5 ↑
Respirasi (kali per menit) 16-22x/menit 23 ↑ 32 ↑ 20 (N) 24 ↑
SpO2 95-100% 98% 98% 98% 99%
GCS 15 15 15 E3M6V5 14
Sepsis (SIRS+Bukti infeksi)/Shock Sepsis - -/- √/- √/- √/-
Sesak nafas - ++++ +++ ++ +++
KELUHAN
Perut kembung/ - √ √ √ √
Mual/Muntah - ++++/√ ++++/√ +++/- +++/-
Lingkar perut/distensi abdomen 80 cm/- 100/√ 100/√ 97/√ 94/√
ILO (Infeksi luka operasi) - - - - -
DC diuresis - √ √ √
Urine tampung/Balance cairan 825/-1000 825/-1000 525/-1700 -
Kriteria SIRS : >2 kriteria (GCS<15, RR ≥ 20, Sistolik BP ≤ 100, T >38/<36, HR > 90, Leukosit >12.000/mm3
atau < 4000/mm3 atau > 10% immature bands
Laboratorium Rutin / Tanggal Nilai Normal 27/06 28/06 29/06 30/06
Albumin 3,4-5,0 g/dL 1,55 ↓ - 1,47 ↓ -
Laboratorium Rutin
O2 binasal 3lpm √ √ √ √
Rectal Tube - √ √ √ √
NGT - √ √ √ √
Hasil Laborat BNO (+)
BB : Berat Badan; TB : Tinggi Badan; RPM : Riwayat Penyakit saat MRS; RPD : Riwayat Penyakit Dahulu
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO RM
PURWOKERTO
Nama : Ny. IKB Nomor RM :
Tanggal lahir/Umur : 01/06/1979 (39th) Berat Badan : 50 kg Tinggi Badan : 155 cm
Tgl MRS : 27 Juni 2018 Tanggal KRS : -
Alergi Obat/Makanan: Tidak ada
REKONSILIASI OBAT
Obat sudah diserahkan kepada perawat/farmasi tanggal (tidak ada obat) Paraf.......................
Obat sudah diserahkan kepada pasien tanggal (tidak ada obat) Paraf ......................
Petugas
Rekonsiliasi
(Nurul Kusumawardani)
RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
RM
PURWOKERTO
INSTALASI FARMASI
Nama : Ny. IKB Nomor RM : 02058152
Tanggal lahir/Umur : 01/06/1979 (39th) Berat Badan : 50 kg Tinggi Badan : 155 cm
Assesment:
1. Pemberian dosis ranitide pada pasien dengan
nilai ClCr 42 mL/menit 3x1 ampul (75mg/hari)
tergolong highdose
2. Hipoalbuminemia belum teratasi
30/06 Subyektif: 1. Monitoring infeksi luka Nurul
Sesak nafas masih dirasakan, ILO pada bekas operasi (ILO)
operasi tidak ada, nyeri lambung, BAB susah, BAK 2. Monitoring TTV (TD,
lancar, demam, kesadaran menurun Nadi, Suhu, RR)
3. Monitoring tanda dan
Obyektif: gejala sepsis hingga
- Diagnosa DPJP P2AO Post SCTP IUAR Hari shock sepsis
ke 10 dengan Distensi Abdomen, Suspek 4. Monitoring hasil
Cholelitiasis. pemeriksaan kultur
- Hasil pemeriksaan TTV: TD 143/90mmHg, darah
Nadi 130x/menit, Suhu 38,5 derajat celcius, 5. Merekomendasikan
pemberian ranitidine
RR 24x/menit, SpO2 99% pada pasien dengan
- Hasil pemeriksaan darah lengkap:Albumin ClCr 42 mL/menit
1,47g/dL post koreksi albumin 2x1Ampul (50mg/hari).
- Terapi sesuai DPJP (Ceftriaxone 2gram/hari
diganti dengan meropenem 1gram/8jam)
Assesment:
1. Pemberian dosis ranitide pada pasien dengan
nilai ClCr 42 mL/menit 3x1 ampul (75mg/hari)
tergolong highdose
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien atas nama Ny IKB usia 39 tahun masuk RSMS dengan keluhan sesak
nafas, mual, perut kembung post caesarean pada tanggal 17/06/2018 di RSUD
Bumiayu atas induksi ketuban pecah dini, partus tidak maju (sesuai HPL). Tanggal
19 pasien pulang dari RSUD dan tanggal 20 pasien mengeluh perut membesar,
kembung, tidak bisa BAB, BAK, dan flatus. Diagnosis pasien ketika masuk RSMS
adalah P2 A0 SCTP (Sectio Caesarean Transperitoneal Profunda) IUGR
(Intrauterine growth retardation) H-10, Distensi Abdomen, dan Susp. Cholelitiasis.
Pasien post caesarean dengan IUGR dimana janin lahir dengan berat badan kurang
dari persentil ke-10 pada usia kehamilannya. IUGR terjadi ketika pertukaran gas dan
pengiriman nutrisi ke janin tidak cukup untuk berkembang di dalam rahim. Proses ini
dapat terjadi karena penurunan kapasitas pembawa oksigen (misalnya, penyakit
jantung cyanotic, merokok, hemoglobinopati), penyakit vaskular (misalnya, diabetes
dengan atau tanpa hipertensi, penyakit autoimun yang mempengaruhi pembuluh
menuju ke plasenta), atau kerusakan plasenta akibat penyakit ibu (misalnya merokok,
trombofilia (Ross, 2015).
Wanita yang menjalani sectio caesarean memiliki kemungkinan lima sampai 20
kali lebih besar untuk mengalami infeksi dibandingkan dengan wanita yang
melahirkan secara normal. Infeksi ini terjadi di organ di dalam panggul, di sekitar
sayatan bedah dan terkadang infeksi saluran kencing (bakteri tinggi di urin). Post
caesarean pasien mengalami distensi abdomen, distensi dapat terjadi pada pasien
yang mengalami perdarahan internal, mengalami ileus paralitik akibat operasi pada
bagian usus, ataupun efek pemberian obat-obatan antikolinergik. Kondisi pasien
ketika masuk RSMS pada tanggal 27 Juni 2018 tekanan darah cenderung normal,
takikardi, suhu normal, pasien sesak. Kondisi pasien mulai pada tanggal 28 Juni 2018
mengalami penurunan, muncul tanda-tanda sepsis (SIRS : >2 kriteria (GCS<15, RR ≥
20, Sistolik BP ≤ 100, T >38/<36, HR > 90, Leukosit >12.000/mm3 atau <
4000/mm3 atau > 10% immature bands). Infeksi yang terjadi pada pasien dapat
disebabkan karena infeksi post operasi caesarean yang telah dilakukan di RSUD
Bumiayu. Luka bekas operasi caesarean pasien tidak terdapat pus, luka bekas operasi
kering, hanya saja pasien mengalami distensi abdomen ditandai dengan kondisi perut
yang membesar, dan pasien suspek Cholelitiasis (hasil USG -). Pada (Gambar 1)
akan dipaparkan bakteri yang ditemukan pada pasien post caesarean surgical site
infections
Ceftriaxone
Meropenem
Gur, Duggal, Rongpharpi, Srivastava, Kumar, Gupta, Chawla, and Pundhir, 2018,
Post Caesarean Surgical Site Infections, Archives of Clinical Microbiology,
http://www.acmicrob.com/microbiology/post-caesarean-surgical-site-infections.
php?aid=3810, diakses pada tanggal 06 Juli 2018, pukul 01.56 WIB.
Njoku, 2010, Double Anaerobic Coverage: What is the role in clinical practice?,
https://www.nebraskamed.com/sites/default/files/documents/for-providers/asp/
doubleanaerobiccoverage.pdf., diakses pada tanggal 05 Juli 2018, pukul 21.00
WIB.
Szymanski, P., 2009, Diagnosis and management of pregnancy with severe fetal
growth factor restriction – a case report, Perinatal Medicine, 15(3), pp. 170-
175.
Zhao, Jian Gu, Jie Lyu, Dan Liu, Yi-Tong Wang, Fang Liu, and Feng-Xue Zhu,
2017, Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Efficacies of Continuous
versus Intermittent Administration of Meropenem in Patients with Severe
Sepsis and Septic Shock: A Prospective Randomized Pilot Study, Chin Med J,
130 (10), 1139-1145.