Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN KASUS

KEMATIAN

DEHIDRASI BERAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN UTARA
PERIODE DOKTER INTERSHIP SEPTEMBER 2017 - 201
8
Pendahuluan

• Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan


mortalitas anak di negara berkembang

• Sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut


intesitinum yg disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, tp
bisa juga krn poor oral intake karena stomatitis, insensible
water losses karena demam, atau diuresis osmotik dari
penyakit DM yang tidak terkontrol.

• Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit


dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena
kehilangan basa.
Diare dengan Dehidrasi Berat
Diare merupakan mekanisme pertahanan tubuh, mengeliminasi organisme
infeksius dengan cepat, namun dapat menimbulkan komplikasi yang serius
seperti dehidrasi, khususnya pada anak malnutrisi atau keadaan imunosupresi.

Diare pada anak didefinisikan sebagai perubahan kebiasaan buang air besar
yang normal, yakni peningkatan volume (> 10 mL/kgbb/ hari pada bayi dan
anak dan/ atau penurunan konsistensi feses (>3 kali dalam sehari). Diare akut
pada umumnya terjadi kurang dari 7 hari dan tidak lebih dari 14 hari.

Penyebab diare akut umumnya infeksi gastrointestinal, dengan infeksi virus


yang tersering. Penyebab lainnya adalah obat-obatan, alergi makanan,
gangguan absorbsi dan pencernaan, defisiensi vitamin, atau tertelan logam
berat.

Tingkat keparahannya dapat berhubungan dengan usia anak, status nutrisi,


dan penyebab yang mendasari terjadinya diare. Menurut Guandalini, terdapat
tiga tanda prediksi derajat dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu
waktu pengisian kapiler, pola pernafasan, dan turgor kulit yang abnormal.
Diare dengan Dehidrasi Berat
Dehidrasi adalah istilah yang digunakan ketika tubuh kehilangan terlalu
banyak cairan. Hal ini dapat terjadi akibat gastroenteritis dengan tanda
muntah dan diare. Namun bisa dengan penyebab lain akibat rendahnya
asupan makanan karena penyakit seperti stomatitis, insensible water losses
karena demam, atau diuresis osmotik dari penyakit DM yang tidak terkontrol.

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi >10% untuk bayi dan lebih
dari 9% untuk anak yang lebih besar, serta menunjukkan gangguan organ
vital tubuh (somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, dan gangguan dinamika
sirkulasi) memerlukan pemberian cairan serta elektrolit secara parenteral.

Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam


mencukupi kebutuhan nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan maupun
utilisasinya untuk metabolisme seluler jaringan tubuh, sehingga terjadi
defisiensi akut oksigen di tingkat seluler. Untuk mempertahankan sirkulasi
normal, dibutuhkan volume intravaskular yang adekuat serta fungsi pompa
jantung dan sistem vaskular yang normal.
Quick Review
01 Definisi Diare

02 Epidemiologi Diare

03 Diagnosis Diare

04 Terapi Cairan pada Diare (dengan dehidrasi)

05 Presentasi Kasus + Diskusi


Apa itu diare ?
Insert the title of your subtitle Here
Insert Your Image Insert Your Image Insert Your Image

Diare Akut
Diare pada anak adalah perubahan
kebiasaan buang air besar normal, yakni
peningkatan volume (> 10 mL/kgbb/ hari
pada bayi dan anak dan/atau penurunan
konsistensi feses (>3 kali sehari) < 1
minggu

Pada bayi yg minum ASI, diare adalah meningkatnya


frekuensi BAB atau konsistensi cair yg menurut
Ibunya abnormal atau tidak spt biasanya. Misalnya
frekuensinya normal (<3 x sehari) namun
konsistensinya cair  diare
Selama BB bayi meningkat normal, frekuensi BAB >
3-4 kali sehari tidak disebut diare, tp merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum
sempurnanya perkembangan saluran cerna
Your Picture Here Masih menjadi masalah di
negara berkembang
termasuk Indonesia dan mjd
penyebab tinggginya
morbiditas dan mortalitas
anak < 5 tahun

Di dunia, sebanyak 6 juta


anak meninggal tiap
tahunnya karena diare, dan
sebagian besar terjadi di
negara berkembang

Epidemiologi
Data Riskesdas 2007, diare
masih menjadi penyebab
kematian terbanyak pada
bayi yaitu 42% dibanding
pneumonia (24%).
.
Worldmap Infographic
55%
25%
10%

35%
Diagnosis
Insert Your Image
Dehidrasi Berat
Insert Your Image

Dehidrasi > 10% pada bayi dan >9% pada anak yang lebih
besar serta menunjukkan gangguan organ vital tubuh
(somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, gangguan dinamika
sirkulasi) yang memerlukan pemberian cairan dan elektrolit
secara parenteral
Terapi Rehidrasi

1
Terapi Awal  memperbaiki dinamika sirkulasi dan fungsi ginjal
dengan cara re-ekspansi dengan cepat volume cairan ekstraseluler

2 Terapi lanjutan  mengganti defisit air dan elektrolit pada


kecepatan yang lebih rendah dengan mengganti Na + mendahului K+

3 Terapi akhir  menjaga / memulihkan status gizi penderita


Pemaparan Kasus
Insert the title of your subtitle Here
Identitas Pasien

By. MA 10 bulan Long Loreh RT 07 31-07-2018 (10.54)

Nama Usia Alamat Tanggal MRS


Pemeriksaan Tanda Vital

Nadi Laju Nafas Temperatur Saturasi


142 x/ menit 32 x/ menit 39,7 0C 86 %

Your Picture Here

Berat Badan 7,3 kg


Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Subjective Objective
Demam tinggi sejak tgl 31/7 pagi Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
SMRS. Riwayat kejang saat demam UUB cekung (-), mata cowong
(-). Riwayat mencret sebelumnya (+) (-/-)
sejak tgl 30/7 malam. Tgl 31/7, Thorax : Suara napas vesikuler, rh (-/-),
frekuensi mencret 6x/hari, wh (-/-)
konsistensi cair > ampas, lendir (-) BJ I, II normal, reguler, gallop
dan darah (-). Muntah (+) dialami (-)
tiap kali makan / minum. OS masih murmur (-)
mau makan / minum. Batuk (+) Abdomen : Soepel, BU (+) normal, turgor
kulit
Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Assessment Plan
Hiperpireksia Paracetamol Drop 1,1 mL / 4 jam (k/p)
+ DCA Tanpa Dehidrasi Berat Domperidon syrup 3 x 1/2 cth a.c.
+ Observasi Vomitus Zinc tab 1 x 20 mg
L Bio 2 x 1 sachet
Oralit 50 - 100 cc tiap muntah/ mencret
Salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg : 3 x 1 pulv
Hasil Laboratorium

01/8
31/7 06.00
( Mawar)
16.38
( IGD)

Hb: 12,2
Ht: 35
Leukosit: 23.100
Hb: 12,0 Trombosit: 283.000
Ht: 33 Diftel: 0/1/53/42/4
Leukosit : 18.000
Trombosit: 290.000
Diftel : 0/2/66/26/6
Your Picture Here Your Picture Here
10.54 16.00
Mengukur suhu tubuh
Menerima PB + Anamnesis
Temperatur : 39,4 0C
Mengukur TTV
Lapor dokter jaga

Your Picture Here Your Picture Here

11.55 16.30
Memberikan obat oral
Ibu OS mengatakan OS
PCT drop 1,1 mL BAB cair 3 x di IGD
Zinc 20 mg 1 tab
L Bio 1 Sachet Memasang venflon +
Domperidon syrup 1/2 cth Mengambil sampel darah IV
pro cek lab
Oralit 100 cc
Memberikan PCT drop 1,1 mL
TimeLine Layout

Memberikan obat oral Pasien MRS Ruang Mengukur Temperatur : 40 0C


L Bio 1 sachet Mawar
Mengukur TTV ulang: Memberikan Paracetamol drip
Salbutamol + GG 1 pulv Nadi : 128 x/ menit 110 mg IV
RR : 36 x/ menit Oralit 100 cc
Temperatur: 40,0 0C

18.00 18.45 19.05 21.30 2019


22.00

Mengukur TTV ulang Melapor hasil lab kpd


Temperatur : 40,3 0C dokter jaga
Nadi : 155 x/ menit Advice dokter
Saturasi : 98% jaga : Terapi lanjut
Memberikan PCT drip 11 cc/ IV
Timeline Style
Ass : Pre shock ec
Hipovolemia + Hipertermia

02.10 04.00 04.10 04.30

Mengukur Temperatur Pasien sesak Dokter jaga datang Pasien sesak


: 39,1 0C dan demam ke ruangan dan kejang
Memberikan Paracetamol Mengukur Mengukur TTV : Dokter jaga konsul dgn dr.
drip 110 mg IV Temperatur 39,0 0C, Nadi: 217 x/ menit, spesialis, adv:
Menganjurkan kompres Nadi : 210 x/ menit RR: 60 x/ menit O2 5-8 lpm via NRM
Pasang O2 Temperatur: 39,1 0C Bolus Asering 73 cc
Inj Diazepam 3,6 mg IV
IVFD Asering 10 tpm makro
Ass: Hiperpireksia + DCA Ass: Prolong Shock ec
dengan dehidrasi tidak berat Dehidrasi Berat
Your Picture Here Your Picture Here
05.16 07.00
OS tidur, Nadi : 190 x/ menit, OS apnoe dan
RR: 70 x/ menit, Temp: 39 0C nadi karotis tidak teraba
UUB tidak cekung, mata tidak
cowong, turgor kulit normal Melakukan RJP 1 siklus +
bagging  evaluasi: OS
Mengambil sampel darah
apnoe dan nadi karotis tidak
pro cek lab post resusitasi
teraba
Lapor dr. spesialis
YourRencana
Picture Here
Plan B : Your Picture Here
IVFD Asering 45 tpm mikro
+ Oralit 45 cc via NGT
06.00 07.03
Memasang NGT
OS apnoe dan
Memberikan PCT drip 110 mg IV nadi karotis tidak teraba
Memberikan oralit 45 cc via NGT
Mengukur TTV : Melakukan RJP 1 siklus + Inj
Nadi: 205 x/ menit Epinefrin 1 ampul IV bolus 
RR: 72 x/ menit evaluasi: nadi: 167 x/ menit,
Temperatur: 39,4 0C RR: (-), SpO2 : 54%
Konsul dr spesialis  adv
Bolus 20cc/kgBB : 146 cc
( yang masuk masih 50 cc)
TimeLine Layout

OS apnoe dan Os apnea dan


nadi karotis tidak teraba nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus + Pasien dinyatakan meninggal di
bagging  evaluasi: RR: (-), depan keluarga dan perawat
HR: 90 x/ menit, SpO2 : 52%

07.06 07.10 2019


07.15

OS apnoe dan
nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus +
bagging + Inj. Epinefrin 1
ampul bolus IV  evaluasi:
HR (-), RR (-), SpO2 36%

Ayah OS menolak dilakukan resusitasi lagi


Tabel Diskusi

Teori Kasus
Dehidrasi tidak berat ditandai Awal masuk IGD : Haus ingin minum
dengan adanya 2 atau lebih dari banyak
tanda berikut. Diagnosis : Diare tanpa dehidrasi
1. Gelisah atau rewel berat
2. Haus dan minum lahap Seharusnya diagnosisnya diare tanpa
3. Mata cekung dehidrasi
4. Cubitan perut kembali lambat

Anamnesis, pemeriksaan fisik, Pada pasien ini, ditemukan keluhan


diagnosis dan terapi harus ada batuk (+) dan diberikan terapi
kesesuaian. salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg 
3x1 pulv. Namun, kondisi ini tidak
terbaca dlm diagnosis pasien
Tabel Diskusi

Teori Kasus
SpO2 normal 95-100%  normal  Saturasi oksigen saat pasien masuk
intervensi: O2 1-4 lpm via nasal IGD 86%. Namun, tidak ada advice
kanul (k/p) pemasangan O2
SpO2 90-95%  hipoksia ringan-
sedang  intervensi: face mask 6-
10 lpm
SpO2 85-90%  hipoksia sedang-
berat  face mask dengan
reservoir 10-15 lpm
SpO2 < 85%  hipoksia berat-
mengancam nyawa  intervensi:
ventilasi mekanik
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Peningkatan leukosit darah pada pasien Leukosit pd pasien ini 18.000. Jumlah
diare menandakan adanya infeksi leukosit setelah resusitasi
bakteri. 10cc/ kgbb, leukosit meningkat mjd
23.000.

Dehidrasi dapat memperparah kondisi Pada kasus ini, temperatur pasien


demam karena tubuh telah kehilangan tinggi terus menerus (39-400 C)
cairan. dengan pemberian Paracetamol drips
dan resusitasi cairan oral. Perlu
dipikirkan intervensi IV line pada
pasien ini.

Pemberian oralit sbg pengganti OGL: Berdasarkan catatan status IGD, OS


< 2 tahun : 50-100 mL setiap kali diare 3 kali di IGD/ ruang rawat inap
BAB/muntah tidak ada . Apakah OGL nya
≥ 2 tahun : 100-200 mL setiap kali tergantikan? Tidak terbaca dalam
BAB/muntah status.
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Asidosis metabolik secara klinis dapat Pasien tiba-tiba sesak jam 04.00. Perlu
diketahui dengan memperhatikan dipikirkan suatu asidosis metabolik.
pernapasan. Pernapasan biasanya
bersifat cepat, teratur dan dalam
(pernapasan Kussmaul).

Setiap pasien yang diberikan resusitas Pada pasien ini tidak dilakukan
cairan harus dpasang kateter urin spy pemasangan kateter untuk evaluasi
bisa dievaluasi urine output
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Penentuan derajat dehidrasi menurut Pada pasien ini jam 04.30, pasien
MMWR 2003 dalam kondisi penurunan kesadaran,
Penanganan pada pasien ini seharusnya kejang, takikardi, napas dalam,
diberikan bolus cairan loading kristaloid demam tinggi tetapi ekstremitas
20 cc/ kgbb kemudian dievaluasi. Jika teraba dingin. Diagnosis : Pre Syok ec
syok teratasi, lanjut plan C. hipovolemia +hipertermia. Seharusnya
diagnosis : Syok Hipovolemik ec
dehidrasi berat.
Pada pasien ini, chalenge kristaloid
10 cc/kgbb  belum adekuat  lanjut
plan B
Insert Your Image

Terima Kasih
Fully Editable Icon Sets : A
You can Resize without
losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : B
You can Resize without
losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : C
You can Resize without
losing quality

You can Change Fill Color &


Line Color

FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Pemaparan Kasus
Insert the title of your subtitle Here
Identitas Pasien

By. MA 10 bulan Long Loreh RT 07 31-07-2018 (10.54)

Nama Usia Alamat Tanggal MRS


Pemeriksaan Tanda Vital

Nadi Laju Nafas Temperatur Saturasi


142 x/ menit 32 x/ menit 39,7 0C 86 %

Your Picture Here

Berat Badan 7,3 kg


Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Subjective Objective
Demam tinggi sejak tgl 31/7 pagi Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
SMRS. Riwayat kejang saat demam UUB cekung (-), mata cowong
(-). Riwayat mencret sebelumnya (+) (-/-)
sejak tgl 30/7 malam. Tgl 31/7, Thorax : Suara napas vesikuler, rh (-/-),
frekuensi mencret 6x/hari, wh (-/-)
konsistensi cair > ampas, lendir (-) BJ I, II normal, reguler, gallop
dan darah (-). Muntah (+) dialami (-)
tiap kali makan / minum. OS masih murmur (-)
mau makan / minum. Batuk (+) Abdomen : Soepel, BU (+) normal, turgor
kulit
Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Assessment Plan
Hiperpireksia Paracetamol Drop 1,1 mL / 4 jam (k/p)
+ DCA Tanpa Dehidrasi Berat Domperidon syrup 3 x 1/2 cth a.c.
+ Observasi Vomitus Zinc tab 1 x 20 mg
L Bio 2 x 1 sachet
Oralit 50 - 100 cc tiap muntah/ mencret
Salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg : 3 x 1 pulv
Hasil Laboratorium

01/8
31/7 06.00
( Mawar)
16.38
( IGD)

Hb: 12,2
Ht: 35
Leukosit: 23.100
Hb: 12,0 Trombosit: 283.000
Ht: 33 Diftel: 0/1/53/42/4
Leukosit : 18.000
Trombosit: 290.000
Diftel : 0/2/66/26/6
Your Picture Here Your Picture Here
10.54 16.00
Mengukur suhu tubuh
Menerima PB + Anamnesis
Temperatur : 39,4 0C
Mengukur TTV
Lapor dokter jaga

Your Picture Here Your Picture Here

11.55 16.30
Memberikan obat oral
Ibu OS mengatakan OS
PCT drop 1,1 mL BAB cair 3 x di IGD
Zinc 20 mg 1 tab
L Bio 1 Sachet Memasang venflon +
Domperidon syrup 1/2 cth Mengambil sampel darah IV
pro cek lab
Oralit 100 cc
Memberikan PCT drop 1,1 mL
TimeLine Layout

Memberikan obat oral Pasien MRS Ruang Mengukur Temperatur : 40 0C


L Bio 1 sachet Mawar
Mengukur TTV ulang: Memberikan Paracetamol drip
Salbutamol + GG 1 pulv Nadi : 128 x/ menit 110 mg IV
RR : 36 x/ menit Oralit 100 cc
Temperatur: 40,0 0C

18.00 18.45 19.05 21.30 2019


22.00

Mengukur TTV ulang Melapor hasil lab kpd


Temperatur : 40,3 0C dokter jaga
Nadi : 155 x/ menit Advice dokter
Saturasi : 98% jaga : Terapi lanjut
Memberikan PCT drip 11 cc/ IV
Timeline Style
Ass : Pre shock ec
Hipovolemia + Hipertermia

02.10 04.00 04.10 04.30

Mengukur Temperatur Pasien sesak Dokter jaga datang Pasien sesak


: 39,1 0C dan demam ke ruangan dan kejang
Memberikan Paracetamol Mengukur Mengukur TTV : Dokter jaga konsul dgn dr.
drip 110 mg IV Temperatur 39,0 0C, Nadi: 217 x/ menit, spesialis, adv:
Menganjurkan kompres Nadi : 210 x/ menit RR: 60 x/ menit O2 5-8 lpm via NRM
Pasang O2 Temperatur: 39,1 0C Bolus Asering 73 cc
Inj Diazepam 3,6 mg IV
IVFD Asering 10 tpm makro
Ass: Hiperpireksia + DCA Ass: Prolong Shock ec
dengan dehidrasi tidak berat Dehidrasi Berat
Your Picture Here Your Picture Here
05.16 07.00
OS tidur, Nadi : 190 x/ menit, OS apnoe dan
RR: 70 x/ menit, Temp: 39 0C nadi karotis tidak teraba
UUB tidak cekung, mata tidak
cowong, turgor kulit normal Melakukan RJP 1 siklus +
bagging  evaluasi: OS
Mengambil sampel darah
apnoe dan nadi karotis tidak
pro cek lab post resusitasi
teraba
Lapor dr. spesialis
YourRencana
Picture Here
Plan B : Your Picture Here
IVFD Asering 45 tpm mikro
+ Oralit 45 cc via NGT
06.00 07.03
Memasang NGT
OS apnoe dan
Memberikan PCT drip 110 mg IV nadi karotis tidak teraba
Memberikan oralit 45 cc via NGT
Mengukur TTV : Melakukan RJP 1 siklus + Inj
Nadi: 205 x/ menit Epinefrin 1 ampul IV bolus 
RR: 72 x/ menit evaluasi: nadi: 167 x/ menit,
Temperatur: 39,4 0C RR: (-), SpO2 : 54%
Konsul dr spesialis  adv
Bolus 20cc/kgBB : 146 cc
( yang masuk masih 50 cc)
TimeLine Layout

OS apnoe dan Os apnea dan


nadi karotis tidak teraba nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus + Pasien dinyatakan meninggal di
bagging  evaluasi: RR: (-), depan keluarga dan perawat
HR: 90 x/ menit, SpO2 : 52%

07.06 07.10 2019


07.15

OS apnoe dan
nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus +
bagging + Inj. Epinefrin 1
ampul bolus IV  evaluasi:
HR (-), RR (-), SpO2 36%

Ayah OS menolak dilakukan resusitasi lagi


Tabel Diskusi

Teori Kasus
Dehidrasi tidak berat ditandai Awal masuk IGD : Haus ingin minum
dengan adanya 2 atau lebih dari banyak
tanda berikut. Diagnosis : Diare tanpa dehidrasi
1. Gelisah atau rewel berat
2. Haus dan minum lahap Seharusnya diagnosisnya diare tanpa
3. Mata cekung dehidrasi
4. Cubitan perut kembali lambat

Anamnesis, pemeriksaan fisik, Pada pasien ini, ditemukan keluhan


diagnosis dan terapi harus ada batuk (+) dan diberikan terapi
kesesuaian. salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg 
3x1 pulv. Namun, kondisi ini tidak
terbaca dlm diagnosis pasien
Tabel Diskusi

Teori Kasus
SpO2 normal 95-100%  normal  Saturasi oksigen saat pasien masuk
intervensi: O2 1-4 lpm via nasal IGD 86%. Namun, tidak ada advice
kanul (k/p) pemasangan O2
SpO2 90-95%  hipoksia ringan-
sedang  intervensi: face mask 6-
10 lpm
SpO2 85-90%  hipoksia sedang-
berat  face mask dengan
reservoir 10-15 lpm
SpO2 < 85%  hipoksia berat-
mengancam nyawa  intervensi:
ventilasi mekanik
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Peningkatan leukosit darah pada pasien Leukosit pd pasien ini 18.000. Jumlah
diare menandakan adanya infeksi leukosit setelah resusitasi
bakteri. 10cc/ kgbb, leukosit meningkat mjd
23.000.

Dehidrasi dapat memperparah kondisi Pada kasus ini, temperatur pasien


demam karena tubuh telah kehilangan tinggi terus menerus (39-400 C)
cairan. dengan pemberian Paracetamol drips
dan resusitasi cairan oral. Perlu
dipikirkan intervensi IV line pada
pasien ini.

Pemberian oralit sbg pengganti OGL: Berdasarkan catatan status IGD, OS


< 2 tahun : 50-100 mL setiap kali diare 3 kali di IGD/ ruang rawat inap
BAB/muntah tidak ada . Apakah OGL nya
≥ 2 tahun : 100-200 mL setiap kali tergantikan? Tidak terbaca dalam
BAB/muntah status.
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Asidosis metabolik secara klinis dapat Pasien tiba-tiba sesak jam 04.00. Perlu
diketahui dengan memperhatikan dipikirkan suatu asidosis metabolik.
pernapasan. Pernapasan biasanya
bersifat cepat, teratur dan dalam
(pernapasan Kussmaul).

Setiap pasien yang diberikan resusitas Pada pasien ini tidak dilakukan
cairan harus dpasang kateter urin spy pemasangan kateter untuk evaluasi
bisa dievaluasi urine output
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Penentuan derajat dehidrasi menurut Pada pasien ini jam 04.30, pasien
MMWR 2003 dalam kondisi penurunan kesadaran,
Penanganan pada pasien ini seharusnya kejang, takikardi, napas dalam,
diberikan bolus cairan loading kristaloid demam tinggi tetapi ekstremitas
20 cc/ kgbb kemudian dievaluasi. Jika teraba dingin. Diagnosis : Pre Syok ec
syok teratasi, lanjut plan C. hipovolemia +hipertermia. Seharusnya
diagnosis : Syok Hipovolemik ec
dehidrasi berat.
Pada pasien ini, chalenge kristaloid
10 cc/kgbb  belum adekuat  lanjut
plan B

Anda mungkin juga menyukai