Anda di halaman 1dari 74

TINJAUAN PUSTAKA

DIARE + DEHIDRASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINAU
KABUPATEN MALINAU, KALIMANTAN UTARA
PERIODE DOKTER INTERSHIP SEPTEMBER 2017 - 2018
Pendahuluan

• Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan


mortalitas anak di negara berkembang

• Sebagian besar kasus penyebabnya adalah infeksi akut


intesitinum yg disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit, tp
bisa juga krn poor oral intake karena stomatitis, insensible
water losses karena demam, atau diuresis osmotik dari
penyakit DM yang tidak terkontrol.

• Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit


dan sering disertai dengan asidosis metabolik karena
kehilangan basa.
Pendahuluan (to be continued)
Diare merupakan mekanisme pertahanan tubuh, mengeliminasi organisme
infeksius dengan cepat, namun dapat menimbulkan komplikasi yang serius
seperti dehidrasi, khususnya pada anak malnutrisi atau keadaan imunosupresi.

Diare pada anak didefinisikan sebagai perubahan kebiasaan buang air besar
yang normal, yakni peningkatan volume (> 10 mL/kgbb/ hari) pada bayi dan
anak dan/ atau penurunan konsistensi feses (>3 kali dalam sehari). Diare akut
pada umumnya terjadi kurang dari 7 hari dan tidak lebih dari 14 hari.

Penyebab diare akut umumnya infeksi gastrointestinal, dengan infeksi virus


yang tersering. Penyebab lainnya adalah obat-obatan, alergi makanan,
gangguan absorbsi dan pencernaan, defisiensi vitamin, atau tertelan logam
berat.

Tingkat keparahannya dapat berhubungan dengan usia anak, status nutrisi,


dan penyebab yang mendasari terjadinya diare. Menurut Guandalini, terdapat
tiga tanda prediksi derajat dehidrasi pada anak yang mengalami diare, yaitu
waktu pengisian kapiler, pola pernafasan, dan turgor kulit yang abnormal.
Pendahuluan (to be continued)
Dehidrasi adalah istilah yang digunakan ketika tubuh kehilangan terlalu
banyak cairan. Hal ini dapat terjadi akibat gastroenteritis dengan tanda
muntah dan diare. Namun bisa dengan penyebab lain akibat rendahnya
asupan makanan karena penyakit seperti stomatitis, insensible water losses
karena demam, atau diuresis osmotik dari penyakit DM yang tidak terkontrol.

Penderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi >10% untuk bayi dan lebih
dari 9% untuk anak yang lebih besar, serta menunjukkan gangguan organ
vital tubuh (somnolen-koma, pernafasan Kussmaul, dan gangguan dinamika
sirkulasi) memerlukan pemberian cairan serta elektrolit secara parenteral.

Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam


mencukupi kebutuhan nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan maupun
utilisasinya untuk metabolisme seluler jaringan tubuh, sehingga terjadi
defisiensi akut oksigen di tingkat seluler. Untuk mempertahankan sirkulasi
normal, dibutuhkan volume intravaskular yang adekuat serta fungsi pompa
jantung dan sistem vaskular yang normal.
Quick Review
01 Definisi Diare

02 Epidemiologi Diare

03 Diagnosis Diare

04 Klasifikasi Dehidrasi sebagai Komplikasi Diare

05 Terapi Diare (dengan Dehidrasi)


Apa itu diare ?
Insert Your Image Insert Your Image Insert Your Image

Diare Akut
Diare pada anak adalah perubahan
kebiasaan buang air besar normal, yakni
peningkatan volume (> 10 mL/kgbb/ hari
pada bayi dan anak dan/atau penurunan
konsistensi feses (>3 kali sehari) < 1
minggu. Diare  pengeluaran tinja
> 10gr/kgB/24 jam

Pada bayi yg minum ASI, pengeluaran tinja 5-10


gr/kgBB/24 jam, diare adalah meningkatnya
frekuensi BAB atau konsistensi cair yg menurut
Ibunya abnormal atau tidak spt biasanya. Misalnya
frekuensinya normal (<3 x sehari) namun
konsistensinya cair  diare
Selama BB bayi meningkat normal, frekuensi BAB >
3-4 kali sehari tidak disebut diare, tp merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum
sempurnanya perkembangan saluran cerna
Klasifikasi Diare

Paparan berbagai faktor


Diare Akut
predisposisi , baik infeksi
maupun non infeksi
Merupakan kejadian diare dengan onset mendadak menyebabkan rangkaian
dan mengalami resolusi < 14 hari, dan kebanyakan proses shg memicu
disebabkan karena infeksi kerusakan mukosa usus
dan menyebabkan diare
kronis

Diare Berkepanjangan (Kronis dan/atau Persisten)


Diare kronis (episode diare >2 minggu)-Ghishan + BB
Di Indonesia menurun atau sukar naik = diare persisten–Walker Smith.
Ada 2 jenis diare yg Bhutta-diare kronis = diare > 2minggu sebagian besar
berlangsung ≥ 14 hari, yaitu disebabkan diare akut berkepanjangan akibat infeksi. The
diare persisten dgn etiologi American Gastroenterological Association-diare >4 minggu
infeksi dan diare kronis dgn dgn etiologi non infeksi, memerlukan pemeriksaan lanjutan
etiologi non infeksi.
Al
u rP
er
ja
lan
an
Di
ar
eA
ku
t 
Di
ar
eP
er
sis
te
n
Your Picture Here Masih menjadi masalah di
negara berkembang
termasuk Indonesia dan mjd
penyebab tinggginya
morbiditas dan mortalitas
anak < 5 tahun

17% kematian anak di dunia


disebabkan oleh diare. Di
dunia, sebanyak 6 juta anak
meninggal tiap tahunnya
karena diare, dan sebagian

Epidemiologi
besar terjadi di negara
berkembang

Data Riskesdas 2007, diare


masih menjadi penyebab
kematian terbanyak pada
bayi yaitu 42% dan 25,2%
pada anak usia 1-4 tahun
.
Masalah pada Diare

1 Diare menjadi penyebab kematian anak, sekitar 4-6 juta per tahun di seluruh dunia

2 Sekitar 1,87 juta anak < 5 tahun meninggal karena diare (pada tahun 2003)

3 8 dari 10 kasus kematian terjadi pada usia 2 tahun pertama kehidupan

4 Rata2 anak usia < 3 tahun di negara berkembang mengalami 3 episode diare/ tahun

5 90% kasus dehidrasi (kec berat) dapat diterapi dengan ORS (Oral Rehydration
Salts)
Worldmap Infographic
55%
25%
10%

35%
Faktor Resiko

Faktor Umur Infeksi Asimtomatik Faktor Musiman

Insiden tertinggi pada Meningkat karena tjd Terjadi menurut letak


kelompok umur 6-11 bulan pembentukan imunitas geografis
saat diberi MP ASI aktif
pada usia 2 tahun

Cara penularan diare pada umumnya melalui fekal oral, yaitu makanan dan minuman yang
tercemar oleh enteropatogen, atau kontak langsung tangan dgn penderita atau barang yang
telah tercemar tinja penderita atau tidak langsung melalui lalat
Cara Penularan
Finger
01 Kontak langsung dengan tangan penderita.

Flies
02 Tidak langsung melalui lalat.

Fluid
03 Makanan/ minuman yang tercemar oleh
enteropatogen.

Field
04 Barang yang telah tercemar oleh tinja penderita.
Etiologi Diare
Diare karena Infeksi Diare Non Infeksi
 Non Inflammatory • Kesulitan makan
• Defek anatomis spt Hirchsprung
• Produksi enterotoksin oleh bakteri disease, atrofi mikrovili
• Destruksi sel permukaan vili usus • Malabsorpsi, spt celiac disease
halus karena virus cystic fibrosis, def disakaridase
• Perlekatan oleh parasit • Endokrinopati, spt tirotoksikosis
• Perlekatan dan/atau translokasi addison disease
dari bakteri • Keracunan makanan spt logam
berat, dan jamur
 Inflammatory • Neoplasma, spt Zollinger Ellison,
• Bakteri yang menginvasi usus scr neuroblastoma
langsung atau memproduksi • Lain-lain, spt alergi susu sapi,
sitotoksin chron disease, def imun, collitis
ulseratif
Diare ec Infeksi
Diare krn Infeksi Virus
Virus scr selektif menginfeksi epitel usus halus  menghancurkan sel ujung
villus  virus mengalami atrofi  sel epitel yg rusak diganti dengan
enterosit baru kuboid imatur  fgs absorbsi usus halus terganggu  cairan
dan makanan yg tdk tercerna dpt meningkatkan tekanan koloid osmotik
usus + hiperperistaltik usus  cairan dan makanan yg tdk terserap
terdorong melalui anus  diare osmotik

Enterosit vilus sblh atas terdiferensiasi berfungsi dlm pencernaan (spt


hidrolisis disakarida) dan fungsi penyerapan. Sedangkan enterosit kripta
merupakan sel yg tidak terdiferensiasi, tdk memiliki enzim pencernaan tp
sbg sekretor air dan elektrolit.
VIRUS selektif merusak sel-sel ujung vilus  fungsi pencernaan dan
penyerapan terganggu tp air dan elektrolit ttp disekresikan 
ketidakseimbangan penyerapan dan sekresi + malabsorpsi karbohidrat
kompleks
Diare ec Infeksi con’t
Diare krn Infeksi Bakteri
Bakteri spt Salmonella, Shigella, E. coli, memiliki mekanisme berbeda
daripada virus, namun secara prinsip hampir sama.

Perbedaannya, bakteri dapat menembus (invasi) sel mukosa usus halus


sehingga terjadi reaksi sistemik. Toksin Shigella sendiri dapat menembus
ke serabut saraf otak  kejang. Diare oleh karena kedua bakteri ini dapat
menyebabkan adanya darah dalam tinja yg disebut dengan disentri.
Pembagian Diare

03
02
01 Pembagian Diare
Pembagian Diare
Menurut Lamanya
Diare
Menurut Mekanisme
Pembagian Diare
Menurut Etiologi
Terbagi atas :
Terbagi atas : • Akut: < 14 hari
• Kronik: >14 hari dgn etiologi
Terbagi atas : • Gangguan Absorbsi non infeksi
• Gangguan Sekresi • Persisten: >14 hari dgn
• Infeksi
• Non Infeksi etiologi infeksi
Gangguan Absorpsi

Mengkonsumsi Defisiensi laktase Adanya bahan yg tdk dpt diserap


Magnesium Hidroksida sehingga terjadi defisiensi shg bahan intraluminal pd usus halus prox
sukrase-isomaltase pd bersifat hipertonis dan menyebabkan
anak yg lbh besar hiperosmolaritas. Adanya perbedaan tekn
osmotik lumen usus halus dgn darah 

Your Picture Here


Maka pada segmen jejenum yg permeabel  air terkumpul dlm lumen usus. Sebag kecil cairan diabsorpsi, namun bahan (spt Mg,
glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa) tertinggal dlm lumen ileum krn tidak dapat diserap dan melebihi kemampuan absorpsi kolon
 diare. Bahan spt karbohidrat dari jus buah atau bahan yang mengandung sorbitol dlm jumlah berlebihan jg berdampak yg
sama.

Volume cairan yg berada di kolon lebih besar daripada kapasitas absorpsi. Bila diare tjd karena kelainan
di usus halus  absorpsi berkurang atau sekresinya meningkat. Jika fungsi usus halus normal, maka
diare terjadi karena absorpsi di kolon berkurang atau sekresi di kolon meningkat.
Malabsorpsi Umum

Normalnya sel berfungsi menyerap natrium dan air. Namun, virus, kuman
spt Salmonella, Shigella dan Campylobacter ataupun penyebab lain spt
inflammatory bowel disease idiopatik, toksin atau obat tertentu dapat
menyebabkan kerusakan pada sel. Infeksi virus menyebabkan kerusakan
mukosa shg sekresi enzim laktase terganggu  absorpsi nurisi laktosa
terganggu. Lebih lanjut lg, virus ataupun kuman tsb dapat merubah faal
membran brush border tanpa merusak susunan anatomi mukosa 
sel rusak  malabsorpsi nutrien.

Gangguan atau kegagalan eksresi pankreas  insufisiensi eksokrin


pankreas  kegagalan pemecahan kompleks karbohidrat, protein,
trigliserida shg terjadi maldigesti  malabsorpsi  diare osmotik.

Mendapat cairan hipertonis dalam jumlah besar dan cepat, pemberian


makanan dan minuman yg tinggi karbohidrat dapat menyebabkan diare
kambuh.
Your Picture Here

Luminal Secretagogues
Enterotoksin bakteri atau bahan kimia yang dapat menstimulasi
(spt laksansia, garam empedu dalam bentuk dihydroxy serta
asam lemak rantai panjang) dapat menstimulasi sekresi lumen.
Toksin  meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP, cGMP, dan
Ca++  mengaktifkan protein kinase  fosforilasi membran
protein  perubahan saluran ion  Cl di kripta keluar, dan
peningkatan pompa Na  Na masuk ke dalam lumen usus
bersama Cl  kerusakan sel mukosa. Penyakit malabsorpsi
spt reseksi ileum dan chron disease  peningkatan
konsentrasi garam empedu dan lemak  kelainan sekresi

Gangguan Your Picture Here

Hiperplasia Kripta
Sekresi Blood-borne Secretagogues
(Diare Hiperplasia kripta yg terjadi
Di neg berkembang, diare sekretorik pd anak disebabkan
enterotoksin E. coli atau Cholera. Di neg maju diare sekretorik
akibat penyakit apapun dapat pd anak disebabkan tumor spt ganglioneuroma atau
Sekretorik) menyebabkan atrofi vili neuroblastoma yang menghasilkan hormon VIP. Pd orang
sehingga sekresi usus halus dewasa, diare sekretorik disebabkan krn neoplasma pankreas,
meningkat  diare sel non β yang menghasilkan hormon VIP, polipeptida
pankreas, hormon sekretorik lainnya (sindrom Watery
Diarrhoea Hypokalemia Achlorhydria (WDHA)). Semua
kelainan mukosa usus  sekresi air dan mineral meningkat pd
Your Picture Here

Penurunan motilitas menyebabkan bakteri lampau


Diare akibat Ganggu dpt tumbuh  diare. Kegagalan motilitas usus 
stasis intestinal  inflamasi, dekonjugasi asam
an Peristaltik empedu dan malabsorpsi. Keadaan tirotoksikosis,
malabsorpsi asam empedu  ggn motilitas  diare
Diare Inflamasi
Insert Your Image Insert Your Image

Proses inflamasi 
kehilangan sel epitel, kerusakan tight
junction, tekn hidrostatik dalam pembuluh
darah dan limfatik  air, elektrolit, mukus,
protein, RBC dan WBC menumpuk dlm
lumen

Bakteri enteral patogen dpt mempengaruhi struktur dan fungsi tight junction (merubah susunan anatomis
dan fungsi absorpsi yaitu citoskeleton dan perubahan susunan protein), menginduksi sekresi cairan dan
elektrolit (hipersekresi klorida diikuti Natrium dan air), mengaktifkan kaskade inflamasi.

Contoh: C. Ddfficile menginduksi kerusakan citoskeleton maupun protein


Bacteroides fragilis mendegradasi proteolitik protein tight junction
V. cholera mempengaruhi distribusi protein tight junction
EPEC menyebabkan akumulasi protein citoskeleton
Diare karena Kelainan Imunologi
Terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I, III dan IV
Insert Your Image Insert Your Image Insert Your Image

Reaksi Tipe III


Reaksi Tipe I Reaksi Tipe IV
Reaksi kompleks antigen-
Reaksi sel mast Terjadi respon imun seluler
antibodi dalam jaringan
dengan IgE dan tanpa peran antibodi. Pada
atau PD  komplemen
alergen makanan celiac disease dan protein
aktif.
Pd peny gastrienteropati loss enteropathies
Alergen  respon imun dgn membentuk IgE  diikat Komplemen yg aktif melepaskan macrophage Antigen dari luar dipresentasikan oleh APC ke
oleh reseptor spesifik pd permukaan sel mast dan chemotactic factor yg akan merangsang sel mast sel Th1 yang MHC II dependen shg dilepaskan
basofil. Pajanan ulang dgn Ab spesifik  aktivasi sel dan basofil  mediator  luas permukaan sitokin spt MIF, MAF dan IFN ϒ oleh Th1.
mast  terlepas mediator spt histamin, ECF-A, PAF, mujkosa berkurang karena kerusakan jaringan, sitokin ini akan mengaktivasi makrofag dan
SRA-A, dan PG merangsang sekresi Cl diikuti Na dan air menimbulkan kerusakan jaringan
Insert Your Image

Infeksi ekstraintestinal yang berkaitan dengan


Manifestasi Klinis
bakteri enterik patogen yaitu vulvovaginitis, ISK, This text can be replaced with your own text
endokarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia,
hepatitis, peritonitis, dan septik tromboflebitis

Diare cair  keluar tinja yg mengandung sejumlah


ion Na, Cl dan bikarbonat. Kehilangan air dan Gejala
elektrolit bertambah bila ada muntah dan demam  Gejala GI Imunologik
dehidrasi, asidosis metabolik dan hipokalemia. Parestesia (mkn ikan,
Diare, kram perut kerang, MSG), hipotoni
Dehidrasi ini berbahaya krn bisa menyebabkan dan muntah dan kelemahan otot ( C.
hipovolemia, kolaps kardiovaskular dan kematian. botulinum)

Dehidrasi menurut gejalanya, terbagi atas:


• Tanpa dehidrasi Gejala sistemik
• Dehidrasi ringan-sedang Dehidrasi 
• Dehidrasi berat hipovolemik 
syok
Manifestasi Immune Mediated Ekstraintestinal berda
sarkan penyebab (setelah diare sembuh)

Guillan Barre Syndrome


akibat Campylobacter.
IgA Nephropathy
akibat Campylobacter.

Glomerulonephritis
akibat Shigella, Campylobacter,
Salmonela. Eritema nodusum
akibat Yersinia, Campylobacter,
Salmonella.
Reactive Arthritis
akibat Salmonella, Shigella, Yersinia,
Campylobacter, C. difficile. Anemia Hemolitik
akibat Campylobacter, Yersinia.
WATER DEHYDRATION
ELEKTROLYTES Na+
ELEKTROLIT Na+ ==>
or   atau 
K+ 
  ==> TETANY
K+ ==>Ca2+
D Ca2+ ==>   ==> TETANY
Mg2+
I Zn ==>ACRODERMATITIS ENTEROPATHICA
Mg2+ ==>
A BASE ASIDOSIS METABOLIC
R
R NUTRIENTS - HYPOGLYCEMIA
H - STARVATION
- PCM
O
E MUCOSAL - MALABSORPTION
INJURY - PROTEIN LOSING ENTEROPATHY
A - SENSITIZATION
- NECROTIZING ENTEROCOLITIS
Diagnosis Diare
Anamnesis Pemeriksaan FIsik

Tanya lama diare, frekuensi, volume, Periksa BB, suhu tubuh, frekuensi denyut
konsistensi tinja, warna, bau, ada jantung, napas dan TD. Carilah tanda
tidaknya lendir/darah. Bila disertai dehidrasi: nilai kesadaran, rasa haus,
muntah, tanyakan volume dan turgorkulit abdomen dan tanda tambahan
frekuensinya. Kencing biasa atau lainnya : UUB cekung/ tidak, mata
berkurang, jarang atau tidak kending cowong/ tidak, ada tidaknya air mata, bibir
dlm 6-8 jam terakhir. Makanan dan mukosa mulut dan lidah kering atau
minuman yg diberikan selama diare. basah. Napas yg cepat dan dalam
Adakah penyakit lain spt panas, batuk menandakan asidosis metabolik. Jika
pilek, otitis media, atau campak. terdapat hipokalemia, periksa bising usus
yg lemah/ tidak ada. Periksa ekstremitas
utk melihat perfusi dan capillary refill utk
menentukan derajat dehidrasi, bs secara
objektif dgn membandingkan BB sebelum
dan selama diare; subjektif dgn kriteria
WHO, skor Maurice King, atau kriteria
MMWR.
Diagnosis Diare
Insert Your Image
Pemeriksaan Lab
Darah
Darah lengkap, serum elektrolit, glukosa darah, AGDA, kultur
darah, test kepekaan antibiotik.

Urine
Urine lengkap, kultur urine dan test kepekaan terhadap
antibiotik.

Makroskopis Tinja
Perlu pd semua kasus diare. Watery krn virus, protozoa. Disentri krn
sitotoksin bakteri atau parasit usus spt E. histolytica (darah di
permukaan), B. coli, dan T. trichiura (darah bercampur). Bau busuk pd
Salmonella, Giardia, Cryptosporidium dan Strongyloides.

Mikroskopis Tinja
Leukosit (+) menunjukkan kuman invasif atau kuman yg memproduksi
sitotoksin. Umumnya ditemukan leukosit PMN kec pada S. typhi
leukosit MN. E. histolytica diperiksa dgn tinja segar (tropozoit pd tinja
cair dan kista pd tinja berbentuk). Pemeriksaan serial krn eksresi kista
intermiten. Kultur tinja pd HUS, diare berdarah, bila terdapat leukosit
dlm tinja, KLB diare, dan immunocompromised
5 Pilar Penatalaksanaan Diare
Insert Your Image

 Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru


 Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
 ASI dan makanan tetap diteruskan
 Antibiotik diberikan secara selektif
 Nasihat kepada orangtua/ pengasuh
Terapi Rehidrasi

1
Terapi Awal  memperbaiki dinamika sirkulasi dan fungsi ginjal
dengan cara re-ekspansi dengan cepat volume cairan ekstraseluler

2 Terapi lanjutan  mengganti defisit air dan elektrolit pada


kecepatan yang lebih rendah dengan mengganti Na + mendahului K+

3 Terapi akhir  menjaga / memulihkan status gizi penderita


Insert Your Image

1 Rehidrasi dengan Oralit Baru


Dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit formula lama
dikembangkan dari KLB disentri di Asia Selatan dimana elektrolit
terutama NA lbh banyak berkurang. Namun, saat ini tingkat sanitasi
lebih baik, paling byk krn virus dgn kehilangan elektrolit lbh sedikit shg
dibentuk formula baru dgn osmolaritas lbh rendah spt plasma sehingga
resiko hipernatremia lbh rendah. Efektivitasnya lbh baik, menurunkan
kebutuhan suplementasi intravena dan menurunkan pengeluaran tinja
hingga 20%, menurunkan kejadian muntah sampai 30%
Your Picture Here

Natrium Kalium
75 mmol/L 20 mmol/L

Komposisi
Klorida Sitrat
65 mmol/L Oralit Baru 10 mmol/L

Glucose, anhydrous Total Osmolaritas


75 mmol/L 245 mmol/L
Insert Your Image
Zinc diberikan dalam 10 hari berturut-turut
2 01
Your Picture Here
03
Efek Zinc
Your Picture Here

Pd Sistematic Review dari 10 RCT Memperbaiki epitel sal cerna,


Pemberian /2 dosis RDA AS
1 meningkatkan absorpsi air dan
elektrolit oleh usus halus,
untuk Zinc menurunkan meningkatkan kec regenerasi epitel
insiden diare 15% dari usus, meningkatkan jumlah brush
prevalensi diare 25% border apical, mempercepat
pembersihan patogen dari usus (imun)
Your Picture Here Your Picture Here

02 04
Menurunkan morbiditas & mortalitas Dosis ZInc
Menurunkan durasi dan jumlah • anak < 6 bln: 10 mg (1/2 tab)
tinja yg keluar  mengurangi / hari selama 10-14 hari
resiko dehidrasi, mengembalikan • anak ≥ 6 bln: 20 mg (1 tab) /
nafsu makan, berperan dlm hari selama 10-14 hari
pertumbuhan sel, antioksidan, Pd bayi, dpt dilarutkan dgn air
perkembangan seksual, matang, ASI atau oralit. Pd
kekebalan seluler, mediator anak lbh besar, dpt dikunyah
potensial pertahanan tubuh thdp atau dilarutkan dlm air matang
infeksi atau oralit
3 ASI dan Makanan tetap diteruskan sesuai umur anak

Diberikan dengan menu yg sama


pada waktu anak sehat untuk mencegah kehilangan BB serta mengganti
nutrisi yang hilang. Pada diare berdarah, nafsu makan akan menurun. Jika
nafsu makan membaik  menandakan kesembuhan

Bayi yg bisa minum ASI, ASI hrs diberikan sesering mungkin dan selama
anak mau. Jika byi tidak mau minum ASI, beri susu yg biasa diminum per 3
jam. Pemberian susu yg rendah atau bebeas laktosa dapat diberikan bila
dengan pemberian susu yang biasa menyebabkan diare kembali, atau
pada pemeriksaan feses lengkap ditemukan pH < 6 dan terdapat bahan yg
dapat mereduksi dalam tinja > 0,5%. Setelah diare berhenti, pemberian
tetap dilanjutkan selama 2 hari, kemudian coba kembali dengan susu
formula yang biasa diminum secara bertahap selama 2-3 hari.
5 Pilar Penatalaksanaan Diare con’t

4 Antibiotik diberikan secara selektif Resistensi antibiotik tjd melalui


Inaktivasi obat melalui degradasi
Antibiotik diberikan bila terdapat indikasi spt diare berdarah atau enzimatik oleh bakteri, perubahan
kolera. Pemberian antibiotik yg tidak rasional dpt memperpanjang struktur bakteri yg mjd target
lamanya diare krn mengganggu keseimbangan flora usus, diare antibiotik, perubahan
sukar sembuh krn C. difficile, mempercepat resistensi dan
permeabilitas membran thdp
menambah biaya pengobatan yg tidak perlu.
antibiotik

Edukasi ibu/ pengasuh


5 Nasihat pada Ibu atau pengasuh

Anak hrs kembali segera jika demam, tinja berdarah


Tanda dehidrasi. Segera berulang, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare
bawa anak ke fasilitas makin sering atau belum membaik dalam 3 hari
kesehatan jika terdapat
tanda dehidrasi
Umumnya tidak perlu antibiotik karena sebagian besar disebabkan oleh rotavirus (self limited).
Hanya sebagian kecil (10-20%) disebabkan oleh bakteri patogen seperti E. coli, Salmonella,
Campylobacter, dsb
Diare Tanpa Dehidrasi
Segera berikan anak cairan rumah tangga seperti air tajin, larutan gula-garam, kuah sayur, dsb. Jumlah cairan yg
diberikan 10 ml/ kgBB atau
• anak usia < 1 tahun : 50-100 ml tiap BAB
• anak usia 1-5 tahun : 100-200 ml tiap BAB
• anak usia 5-12 tahun : 200-300 ml tiap BAB
• dewasa : 300-400 ml tiap BAB

• Untuk anak usia < 2 tahun, berikan cairan dengan sendok, caranya 1 sendok tiap 1-2 menit, jangan dgn botol
• Untuk anak yg lebih besar, dpt minum langsung dgn cangkir atau gelas, dan harus lebih sering

Jika muntah, maka hentikan dulu seama 10 menit, lalu mulai lagi perlahan 1 sendok tiap 2-3 menit.
ASI dan makanan biasa tetap diberikan dengan porsi sedikit tapi sering ± 6 kali sehari. Makanan harus rendah serat.
Berikan buah terutama pisang. Hindari makanan yg merangsang (spt pedas, asam, terlalu banyak lemak) yg dapat
memperberat diare.
Diare dengan Dehidrasi Ringan-Sedang
Anak harus dirawat di sarana kesehatan, jumlah oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama sebanyak 75 cc/kgBB
Bila tidak tahu BB anak, maka berikan sesuai umur:
• umur < 1 tahun : 300 mL
• umur 1-5 tahun : 600 mL
• umur > 5 tahun : 1.200 mL
• dewasa : 2.400 mL
Bila menggunakan cairan diatas, kelopak amata anak menjadi bengkak maka oralit harus dihentikan, berikan anak air
putih / air tawar. Bila kelopak mata sudah tidak bengkak  maka oralit dapat diberikan kembali.

Apabila anak tidak kuat oral, maka pasang NGTdgn volume yg sama dgn kecepatan 20 mL/kgBB/jam
Setelah 3 jam dievaluasi  lihat apakah membaik atau tidak membaik
• Bila membaik  bisa dilanjutkan di rumah, beri oralit dan makanan sesuai terapi diare tanpa dehidrasi
• Bila tidak membaik  dirawat di sarana kesehatan dan diberi cairan parenteral
Diare dengan Dehidrasi Berat
Meskipun anak bisa minum sedikit, tetap berikan oralit 5 mL/kgBB/jam selama pemberian IV dalam 3-4 jam (untuk bayi)
atau 1-2 jam (untuk anak yg lebih besar) untuk menambah basa dan kalium yang tidak bisa disuplai dengan cukup dengan
cairan IV.

Rehidrasi parenteral  RL 100 mL/kgBB


• bayi < 1 tahun: 1 jam pertama  30 cc/kgBB, 5 jam berikutnya  70 cc/kgBB
• anak ≥ 1 tahun: 1/2 jam pertama  30 cc/kgBB, 2 1/2 jam berikutnya  70 cc/kgBB
dievaluasi per jam:
• Bila tidak membaik : tetesan IV dipercepat
• Bila membaik : lanjut dengan terapi tanpa dehidrasi atau dehidrasi ringan-sedang
Section Break
• Terjadi jika kadar K <3,5 mEq/L
• Jika kadar K2,5-3,5  beri oral 75 mcg/kgBb/hari dibagi 3 dosis. Jika K <2,5  beri IV drip jangan bolus
dalam 4 jam. Rumusnya: (3,5-kadar K serum) x BB x 0,4 + 2mEq/kgBB/24 jam  diberikan dalam 4
jam. Kemudian 20 jam berikutnya  (3,5-kadar K) x BB x 0,4 + (1/6 x 2 mEq x kgBB)

Hipokalemia
• Hipokalemia menyebabkan kelemahan otot, paralitik ileus, ggn fungsi ginjal dan aritmia jantung. Dapat
dikoreksi dengan oralit atau beri makanan yg kaya K selama dan sesudah diare.
• Terjadi jika kadar K > 5mEq/L
• Berikan Ca glukonas 10% 0,5-1 mL/kgBB/IV pelan-pelan dalam 5-10 menit sambil monitor jantung
Hiperkalemia
• Tjd jika kadar Na < 130 mmol/L. Bila anak hanya minum air putih atau cairan yg sedikit kadar garamnya
• Beri oralit yg aman dan efektif utk terapi hiponatremia. Bila tdk berhasil koreksi dgn RL atau normal
saline
• Kadar Na koreksi : (125-Na serum) x 0,6 x BB. 1/2 diberikan dlm 8 jam. 1/2 lagi diberikan dalam 16 jam

Hiponatremia
selanjutnya. Peningkatan serum Na tidak boleh melebihi 2mEq/L/jam
• Terjadi jika kadar Na > 150 mmol/L
• Dilakukan rehidrasi IV dgn Saline 0,45%-D5% selama 8 jam dgn rumus kebutuhan cairan tanpa koreksi
• Periksa Na setelah 8 jam. Bila N  lanjut rumatan dgn saline 0,18%-D5% kebutuhan cairan dlm 24 jam.
Bila masih rendah  lanjutkan 8 jam lg dan periksa kembali 8 jam kemudian

Hipernatremia
• Setelah pasien bisa kencing  beri 10 mmol KCl dalam 500 cc cairan infus. Lanjut beri oralit 10
mL/kgBB tiap BAB
Komplikasi Diare
Tambahan

Probiotik Prebiotik Bukan mikroba tp bahan


Mikroorganisme yg hidup
makanan (umumnya
dalam makanan yg
kompleks karbohidrat) yg
difermentasi shg tjd
jk dikonsumsi dpt
keseimbangan mikro
merangsang
flora intestinal yg lebih
pertumbuhan flora
baik
intestinal yg baik

Oligosakarida pada ASI


S. thermofilus
merupakan prototipe
mengurangi angka
prebiotik krn dapat
kejadian diare dari 31%
merangsang
 7% dan infeksi
Lactobacilus dan
rotavirus dari 39% 
Bifidobacteria dalam
10%
kolon
Insert Your Image

Terima Kasih
Pemaparan Kasus
Insert the title of your subtitle Here
Identitas Pasien

By. MA 10 bulan Long Loreh RT 07 31-07-2018 (10.54)

Nama Usia Alamat Tanggal MRS


Pemeriksaan Tanda Vital

Nadi Laju Nafas Temperatur Saturasi


142 x/ menit 32 x/ menit 39,7 0C 86 %

Your Picture Here

Berat Badan 7,3 kg


Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Subjective Objective
Demam tinggi sejak tgl 31/7 pagi Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
SMRS. Riwayat kejang saat demam UUB cekung (-), mata cowong
(-). Riwayat mencret sebelumnya (+) (-/-)
sejak tgl 30/7 malam. Tgl 31/7, Thorax : Suara napas vesikuler, rh (-/-),
frekuensi mencret 6x/hari, wh (-/-)
konsistensi cair > ampas, lendir (-) BJ I, II normal, reguler, gallop
dan darah (-). Muntah (+) dialami (-)
tiap kali makan / minum. OS masih murmur (-)
mau makan / minum. Batuk (+) Abdomen : Soepel, BU (+) normal, turgor
kulit
Saat di UGD
Insert Your Image Insert Your Image

Assessment Plan
Hiperpireksia Paracetamol Drop 1,1 mL / 4 jam (k/p)
+ DCA Tanpa Dehidrasi Berat Domperidon syrup 3 x 1/2 cth a.c.
+ Observasi Vomitus Zinc tab 1 x 20 mg
L Bio 2 x 1 sachet
Oralit 50 - 100 cc tiap muntah/ mencret
Salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg : 3 x 1 pulv
Hasil Laboratorium

01/8
31/7 06.00
( Mawar)
16.38
( IGD)

Hb: 12,2
Ht: 35
Leukosit: 23.100
Hb: 12,0 Trombosit: 283.000
Ht: 33 Diftel: 0/1/53/42/4
Leukosit : 18.000
Trombosit: 290.000
Diftel : 0/2/66/26/6
Your Picture Here Your Picture Here
10.54 16.00
Mengukur suhu tubuh
Menerima PB + Anamnesis
Temperatur : 39,4 0C
Mengukur TTV
Lapor dokter jaga

Your Picture Here Your Picture Here

11.55 16.30
Memberikan obat oral
Ibu OS mengatakan OS
PCT drop 1,1 mL BAB cair 3 x di IGD
Zinc 20 mg 1 tab
L Bio 1 Sachet Memasang venflon +
Domperidon syrup 1/2 cth Mengambil sampel darah IV
pro cek lab
Oralit 100 cc
Memberikan PCT drop 1,1 mL
TimeLine Layout

Memberikan obat oral Pasien MRS Ruang Mengukur Temperatur : 40 0C


L Bio 1 sachet Mawar
Mengukur TTV ulang: Memberikan Paracetamol drip
Salbutamol + GG 1 pulv Nadi : 128 x/ menit 110 mg IV
RR : 36 x/ menit Oralit 100 cc
Temperatur: 40,0 0C

18.00 18.45 19.05 21.30 2019


22.00

Mengukur TTV ulang Melapor hasil lab kpd


Temperatur : 40,3 0C dokter jaga
Nadi : 155 x/ menit Advice dokter
Saturasi : 98% jaga : Terapi lanjut
Memberikan PCT drip 11 cc/ IV
Timeline Style
Ass : Pre shock ec
Hipovolemia + Hipertermia

02.10 04.00 04.10 04.30

Mengukur Temperatur Pasien sesak Dokter jaga datang Pasien sesak


: 39,1 0C dan demam ke ruangan dan kejang
Memberikan Paracetamol Mengukur Mengukur TTV : Dokter jaga konsul dgn dr.
drip 110 mg IV Temperatur 39,0 0C, Nadi: 217 x/ menit, spesialis, adv:
Menganjurkan kompres Nadi : 210 x/ menit RR: 60 x/ menit O2 5-8 lpm via NRM
Pasang O2 Temperatur: 39,1 0C Bolus Asering 73 cc
Inj Diazepam 3,6 mg IV
IVFD Asering 10 tpm makro
Ass: Hiperpireksia + DCA Ass: Prolong Shock ec
dengan dehidrasi tidak berat Dehidrasi Berat
Your Picture Here Your Picture Here
05.16 07.00
OS tidur, Nadi : 190 x/ menit, OS apnoe dan
RR: 70 x/ menit, Temp: 39 0C nadi karotis tidak teraba
UUB tidak cekung, mata tidak
cowong, turgor kulit normal Melakukan RJP 1 siklus +
bagging  evaluasi: OS
Mengambil sampel darah
apnoe dan nadi karotis tidak
pro cek lab post resusitasi
teraba
Lapor dr. spesialis
YourRencana
Picture Here
Plan B : Your Picture Here
IVFD Asering 45 tpm mikro
+ Oralit 45 cc via NGT
06.00 07.03
Memasang NGT
OS apnoe dan
Memberikan PCT drip 110 mg IV nadi karotis tidak teraba
Memberikan oralit 45 cc via NGT
Mengukur TTV : Melakukan RJP 1 siklus + Inj
Nadi: 205 x/ menit Epinefrin 1 ampul IV bolus 
RR: 72 x/ menit evaluasi: nadi: 167 x/ menit,
Temperatur: 39,4 0C RR: (-), SpO2 : 54%
Konsul dr spesialis  adv
Bolus 20cc/kgBB : 146 cc
( yang masuk masih 50 cc)
TimeLine Layout

OS apnoe dan Os apnea dan


nadi karotis tidak teraba nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus + Pasien dinyatakan meninggal di
bagging  evaluasi: RR: (-), depan keluarga dan perawat
HR: 90 x/ menit, SpO2 : 52%

07.06 07.10 2019


07.15

OS apnoe dan
nadi karotis tidak teraba
Melakukan RJP 1 siklus +
bagging + Inj. Epinefrin 1
ampul bolus IV  evaluasi:
HR (-), RR (-), SpO2 36%

Ayah OS menolak dilakukan resusitasi lagi


Tabel Diskusi

Teori Kasus
Dehidrasi tidak berat ditandai Awal masuk IGD : Haus ingin minum
dengan adanya 2 atau lebih dari banyak
tanda berikut. Diagnosis : Diare tanpa dehidrasi
1. Gelisah atau rewel berat
2. Haus dan minum lahap Seharusnya diagnosisnya diare tanpa
3. Mata cekung dehidrasi
4. Cubitan perut kembali lambat

Anamnesis, pemeriksaan fisik, Pada pasien ini, ditemukan keluhan


diagnosis dan terapi harus ada batuk (+) dan diberikan terapi
kesesuaian. salbutamol 0,7 mg + GG 29 mg 
3x1 pulv. Namun, kondisi ini tidak
terbaca dlm diagnosis pasien
Tabel Diskusi

Teori Kasus
SpO2 normal 95-100%  normal  Saturasi oksigen saat pasien masuk
intervensi: O2 1-4 lpm via nasal IGD 86%. Namun, tidak ada advice
kanul (k/p) pemasangan O2
SpO2 90-95%  hipoksia ringan-
sedang  intervensi: face mask 6-
10 lpm
SpO2 85-90%  hipoksia sedang-
berat  face mask dengan
reservoir 10-15 lpm
SpO2 < 85%  hipoksia berat-
mengancam nyawa  intervensi:
ventilasi mekanik
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Peningkatan leukosit darah pada pasien Leukosit pd pasien ini 18.000. Jumlah
diare menandakan adanya infeksi leukosit setelah resusitasi
bakteri. 10cc/ kgbb, leukosit meningkat mjd
23.000.

Dehidrasi dapat memperparah kondisi Pada kasus ini, temperatur pasien


demam karena tubuh telah kehilangan tinggi terus menerus (39-400 C)
cairan. dengan pemberian Paracetamol drips
dan resusitasi cairan oral. Perlu
dipikirkan intervensi IV line pada
pasien ini.

Pemberian oralit sbg pengganti OGL: Berdasarkan catatan status IGD, OS


< 2 tahun : 50-100 mL setiap kali diare 3 kali di IGD/ ruang rawat inap
BAB/muntah tidak ada . Apakah OGL nya
≥ 2 tahun : 100-200 mL setiap kali tergantikan? Tidak terbaca dalam
BAB/muntah status.
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Asidosis metabolik secara klinis dapat Pasien tiba-tiba sesak jam 04.00. Perlu
diketahui dengan memperhatikan dipikirkan suatu asidosis metabolik.
pernapasan. Pernapasan biasanya
bersifat cepat, teratur dan dalam
(pernapasan Kussmaul).

Setiap pasien yang diberikan resusitas Pada pasien ini tidak dilakukan
cairan harus dpasang kateter urin spy pemasangan kateter untuk evaluasi
bisa dievaluasi urine output
Tabel Diskusi
Teori Kasus
Penentuan derajat dehidrasi menurut Pada pasien ini jam 04.30, pasien
MMWR 2003 dalam kondisi penurunan kesadaran,
Penanganan pada pasien ini seharusnya kejang, takikardi, napas dalam,
diberikan bolus cairan loading kristaloid demam tinggi tetapi ekstremitas
20 cc/ kgbb kemudian dievaluasi. Jika teraba dingin. Diagnosis : Pre Syok ec
syok teratasi, lanjut plan C. hipovolemia +hipertermia. Seharusnya
diagnosis : Syok Hipovolemik ec
dehidrasi berat.
Pada pasien ini, chalenge kristaloid
10 cc/kgbb  belum adekuat  lanjut
plan B

Anda mungkin juga menyukai