Anda di halaman 1dari 80

GAMBARAN PEMAHAMAN MAHASISWA

STIKES MALUKU HUSADA TENTENG


PEMBELAJARAN TRIASE

SKRIPSI

Oleh :
RAMADAN HELUTH
NPM : 1420116002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020
GAMBARAN PEMAHAMAN MAHASISWA
STIKES MALUKU HUSADA TENTENG
PEMBELAJARAN TRIASE

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana


Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada

Oleh :
RAMADAN HELUTH
NPM : 1420116002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2020

i
LEMBARAN PENGESAHAN HASIL PENELITIAN

Data mahasiswa
Nama lengkap : Ramadan Heluth
Npm : 1420116002
Tahun masuk : 2016
Peminatan : Keperawatan Gawat Darurat
Nama pembimbing akademik : Ns.Ratna Sari Rumakey.S.Kep.,M.Kep
Nama pembimbing I : Ns.Endah Fitriasari.S,Kep.,M.Kep
Nama pembimbing II : Ns.Syahfitrah Umamitity.,S.Kep.,M.Kep

Judul penelitian:
Gambaran Pemamahaman Mahasiswa STIKes Maluku Husada Tentang
Pembelajaran Triase

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan akademik dan


Administrasi untuk menyelesaikan studi pada Program Studi ilmu keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada

Kaeratu, 04 Desember 2020

Mengetahui Mengesahkan
Ketua STIKes Maluku Husada Kepala LPPM Maluku Husada

(Dr. Sahrir Sillehu, S.KM.,M.,Kes) (Epi Dusra, S.KM.,M.Kes)


NIDIN:1222067402 NIDIN:1209058501

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN PEMAMAHAMAN MAHASISWA STIKES


MALUKU HUSADA TENTANG PEMBELAJARAN TRIASE

SKRIPSI

Disusun Oleh:

RAMADAN HELUTH
NPM: 1420116002

Di Ujikan,

Pada Tanggal, 04 Desember 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Ns.Endah Fitriasari.S,Kep,M.Kep) (Ns.Syahfitrah Umamitity S.Kep.,M.Kes)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ira Sandi Tunny,S.Si.,M.Kes)


NIDN : 1208098501

iii
LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN PEMAMAHAMAN MAHASISWA STIKES


MALUKU HUSADA TENTANG PEMBELAJARAN TRIASE

SKRIPSI

Disusun Oleh:

RAMADAN HELUTH
NPM: 1420116002

Di Ujikan Pada Tanggal, 04 Desember 2020

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Ns.Endah Fitriasari.S,Kep,M.Kep (Ns.Syahfitrah Umamitity S.Kep.,M.Kes)

Penguji I, Penguji II,

(Risman Tunny, S.Farm.,M.Farm.,Apt) (Ns.M Taufan Umasugi S.Kep.,M.Kep)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

(Ira Sandi Tunny,S.Si.,M.Kes)


NIDN : 1208098501

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ramadan heluth

NPM : 1420116002

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Gambaran Pemamahaman Mahasiswa Stikes Maluku


Husada Tentang Pembelajaran Triase

Menyatakan dengan sesunggunya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kairatu, November 2020


Yang membuat pernyataan

Ramadan Heluth
NPM: 14820116002

v
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama Lengkap : Ramadan Heluth

Tempat/Tanggal Lahir : Luhu, 15 Januari 1998

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Mahasiswa

Anak Ke : 3 Dari 5 Bersaudara

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Husen Heluth

Nama Ibu : Hartati Baguna

Alamat : Luhu

Pendidikan Formal :

Tahun 2010 : Lulus SD Negri 2 Luhu

Tahun 2013 : Lulus SMP Negri Luhu

Tahun 2016 : Lulus SMA Muhammadiyah Luhu

Tahun 2020 : Lulus Dari STIKes Maluku Husada

Judul Sripsi : Gambaran Pemahaman Mahasiswa


Stikes Maluku Husada Tentang
Pembelajaran Triase

vi
MOTTO

Bila kau tak mau merasakan lelahnya belajar, maka kau akan

menanggung pahitnya kebodohan

(imam syafi”i)

vii
PERSEMBAHAN

Dengan tulus skripsi ini ku persembahkan kepada :

Ayah dan Ibuku tercinta

Kakak-kakakku,serta keluarga yang kusayangi.

Almamater yang tercinta

STIKes Maluku Husada

KATA PENGANTAR

viii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Robb semesta alam,

berkat rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “GAMBARAN PEMAHAMAN MAHASISWA STIKES MALUKU

HUSADA TENTANG PEMBELAJARAN TRIASE TAHUN 2020”

Skripsi ini peneliti buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu

persyaratan mencapai gelar S.1 Keperawatan. Selain itu juga sebagai salah satu

wujud dari penerapan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah selama peneliti

mengikuti pendidikan di Program Studi Keperawatan (STIKes) Maluku Husada

Peneliti menyadari bahwa dalam penyelesaian Skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak. Karena itu, ucapan terima kasih peneliti sampaikan

atas segala bantuannya baik moral maupun materi yang tak akan terbalas dengan

apapun hanya doa yang dapat peneliti panjatkan agar segala cintanya di ridhoi

oleh Tuhan, Amin. Untuk itu izinkan peneliti menyampaikan rasa terima kasih

kepada:

1. Hamdan Tunny, S.Kep.M.,Kes, selaku Pembina Yayasan Maluku Husada

yang telah memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi penulis selama

menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku

Husada.

2. Rasma Tunny, S, Sos, Ketua Yayasan Maluku Husada yang telah

memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi penulis selama menjalani

pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.

ix
3. Dr. Sahrir Sillehu, S.Km., M.Kes, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan ( STIKes) Maluku Husada.

4. Ira Sandi Tunny,S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKes Maluku Husada beserta seluruh staf pengajar/Dosen ilmu

keperawatan STIKes Maluku Husada yang telah memberikan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu keperawatan selama penulis menjalani proses

pendidikan ini

5. Ns. Endah Fitriasari, S.Kep. M.Kep, selaku pembimbing I, yang telah

meluangkan waktu, fikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan

dan masukan bagi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Ns. Syahfitrah Umamity S.Kep.M.Kep pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, fikiran dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan

dan masukan bagi kesempurnaan usulan skripsi ini.

7. Risman Tunny, S.Farm., M.Farm., Apt, selaku penguji I. dan Ns.M.Taufan

Umasugi S.Kep., M.Kes, selaku penguji II, yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan saran dan masukan bagi kesempurnaan penyusunan

skripsi ini.

8. Kedua Orang Tua (Husen Heluth dan Hartaty Baguana) dan adik - adik dan

kaka - kaka tercinta yang keikhlasan memberikan dukungan moral, motivasi

serta bantuan material maupun non material kepada penulis selama proses

perkuliahan hingga saat ini.

9. Kepada kampus Stikes Maluku Husada yang telah memberikan izin kapada

penulis untuk melaksanakan penelitian di kampus Stikes Maluku Husada

x
serta responden yang telah bersedia membantu kelancaran penelitian selama

proses penelitian.

10. Teman-teman seperjuangan khususnya angkatan pertama keperawatan kelas

Ambon STIKes Maluku Husada yang telah membantu dan memberikan

dorongan baik moral maupun spiritual kepada peneliti.

11. Keluarga besar racong squat (Idham, La Sahlan, Jusman, Gonzales, Iqbal,

Marini, Filda, Mawar, Yusni Armiyanti, Cendra, Feby, dan Nova) yang telah

memberikan semangat, dukungan dan doa serta dorongan baik material

maupun spiritual.

Penulis menyadari, skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu

penulis berharap adanya kritikan dan saran yang membangun, sehingga

susunan skripsi ini bisa menjadi lebih baik ke depannya.

Kairatu, 2020

Penulis

xi
GAMBARAN PEMAHAMAN MAHASISWA STIKes MALUKU HUSADA
TENTANG PEMBELAJARAN TRIAgE TAHUN 2020

Ramadan Heluth1 Endah Fitriasari2 Syahfitrah Umamity3


Ramaheluth5@gmail.com

ABSTRAK

Triage yaitu proses skrining secara cepat terhadap semua mahasiswa sakit
segera setelah tiba di rumah sakit untuk mengidentifikasi kedalam salah satu
kategori. Kegawatan triage adalah suatu keadaan yang membutuhkan tindakan
serius, yang harus membutuhkan pertolongan yang cepat, tepat dan benar,
penggolongan atau sistem klasifikasi triage dibagi menjadi beberapa level
perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemahaman
mahasiswa Stikes Maluku Husada tentang pembelajaran triage tahun 2020.
Metode dalam penelitian ini menggunakan desain deskritif dengan pendekatan
cross sectional, dengan analisa univariat. Instrument dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuisioner. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 81 responden
hasil penelitian menggambarkan pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa Stikes
Maluku Husada tentang triage sebanyak 42 responden memiliki pengetahuan
kurang. Sedangkan ketrampilan mahasiswa Stikes Maluku Husada digambarkan
dengan sejumlah 47 responden memiliki ketrampilan yang cukup dan 7
responden memiliki ketrampilan kurang. Kesimpulan berdasarkan hasil dapat
disumpulkan bahwa rata-rata pengetahuan dan ketrampilan mahasiswa Stikes
Maluku Husada adalah kategori cukup, sehingga perlu adanya penyebaran
pembelajaran tentang triage baik metode pembelajaran merupakan media yang
digunakan.
Kata kunci : Pemahaman, Pengetahuan, Keterampilan, Pembelajaran Triase

xii
OVERVIEW OF STUDENT’s STIKes MALUKU HUSADA
‘UNDERSTANDING ABOUT TRIAGE LEARNING IN 2020

Ramadan Heluth1 Endah Fitriasari2 Syahfitrah Umamity3


Ramaheluth5@gmail.com
ABSTRACT

Triage is to identify patients based on priority, triage in French is called trier


which means selecting. Triage emergency is a condition that requires serious action,
which must require prompt, precise and correct help. The triage classification system is
divided into several levels of care. This study aims to determine the understanding of
STIKes Maluku Husada students about triage learning 2020. The method in this study
used a descriptive design with a cross sectional approach, with univariate analysis. The
instrument in this study used questionnaire. The sample in this study amounted to 81
respondents from the results of the study found that the description of the knowledge of
STIKes Maluku Husada students regarding triage was mostly students who had sufficient
knowledge, namely 42 respondents and less knowledge, namely 13 respondents, while
the description of triage in STIKes Maluku Husada students was found a lot Students
with sufficient skills were 47 respondents and those with less skills were 7 respondents.
So the conclusion is drawn that the description of the understanding of STIKes Maluku
Husada students about triage is still minimal and should be further improved.

Key words: Triage Learning Understanding

xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBARAN PERSETUJUAN.....................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................iii
LEMBARAN PENGESAHAN ASLI PENELITIAN..................................iv
LEMBAR PERSYARATAN KEASLIAN PENELITIAN..........................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................vi
MOTTO...........................................................................................................vii
PERSEMBAHAN...........................................................................................viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................viii
ABSTRAK.......................................................................................................x
DAFTAR ISI...................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................3
1.3 Tujuan Penelitia.........................................................................4
3.1.1 Tujuan Umum....................................................................4
3.1.2 Tujuan Khusus...................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................4
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................4
1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep pembelajaran................................................................6
2.2 Konsep Triase...........................................................................10
2.2.1 Prinsip Triase...............................................................11
2.2.2 Klasifikasi Triase.........................................................12
2.2.3 Proses Triase................................................................17
2.2.4 Faktor – Factor Yang Mempegaruhi Triase................19
2.2.5 Triase Time..................................................................20
2.2.6 Cara Pengukuran Triase Time.....................................20
2.2.7 Klasifikasi Lokasi Kejadian........................................21
2.3 Keaslian Penelitian.....................................................................26
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Teori...........................................................................28
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian...............................................................................29
4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian..........................................................29
4.2.1 Tempat Penelitian.................................................................29
4.2.2 Waktu Penelitian...................................................................29
4.3 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel.......................29
4.3.1 Populasi.................................................................................29
4.3.2 Sampel..................................................................................30

xiv
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................31
4.4 Variabel Penelitian............................................................................31
4.4.1 Variabel Dependen...............................................................31
4.4.1 Variabel Independen.............................................................31
4.5 Defenisi Operasional.........................................................................32
4.6 Instrumen Penelitian..........................................................................32
4.7 Prosedur Pengumpulan Data.............................................................33
4.7.1 Data Primer.............................................................................33
4.7.2 Data Sekunder.........................................................................33
4.8 Pengolahan Data................................................................................33
4.9 Etika Penelitian.................................................................................34
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................36
5.2 Hasil ..............................................................................................37
5.3 Pembahasan.......................................................................................39
5.3.1 Pemahaman Pembelajaran Triaqe...........................................39
5.4 Keterbatasan Penelitian.....................................................................44
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan........................................................................................45
6.2 Saran..................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xv
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Warna------------------------------------------------17

Table 2.3 Keaslian Penelitian--------------------------------------------------------26

Tabel 4.4 Defenisi Operasional------------------------------------------------------32

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi umur dan jenis kelamin---------------------------37

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan----------------------------------------38

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi ketrampilan-----------------------------------------39

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Kuesioner
Lampiran 3 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 4 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5 Master Tabel
Lampiran 6 Hasil SPSS
Lampiran 7 Dokumentasi

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Triase adalah proses penentuan prioritas perawatan pasien

berdasarkan tingkat keparahan kondisinya, melalui proses yang

berkesinambungan sepanjang pengelolaan masalah kesehatan penderita

dengan tujuan untuk merawat pasien secara efisien ketika sumber daya tidak

mencukupi bagi semua untuk segera diobati (Setyawan & Supriyanto,

2019). Kemampuan triase yang optimal dapat diterapkan dengan baik oleh

perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang adekuat

(Khairina et al., 2020).

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Maluku Husada adalah

salah satu wahana pendidikan berupa perguruan tinggi yang

menyelenggarakan pendidikan keperawatan dengan jenjang pendidikan

akademik (Strata 1) dan pendidikan profesi (Ners). Sesuai dengan UU

Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 Pasal 11, penyelenggaraan pendidikan

tinggi keperawatan di STIKes Maluku Husada telah memenuhi Standar

Nasional Pendidikan Keperawatan.

Profesi keperawatan tidak hanya membutuhkan pengetahuan ilmiah,

tetapi juga kemampuan dan keterampilan teknis yang akan di ukur dengan

UKNI (Ujian Kompetensi Ners Indonesia) untuk mengukur pengetahuan,

keterampilan dan sikap sebagai upaya standarnisasi registrasi bagi tenaga

1
2

kesehatan, yang menjadi salah satu indikator keberhasilan sebuah proses

pembelajaran di kampus (Oktavia & Kusumawati, 2019).

Seluruh rangkaian proses pendidikan pada program pendidikan tinggi

keperawatan harus ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga

memungkinkan peserta didik memahami dan menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam melaksanakan pelayanan/

asuhan keperawatan sesuai tuntutan profesi keperawatan (standar

professional) dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan (Nursalam & Efendi, 2008). Oleh sebab itu, peserta didik harus

menguasai body of knowledge yang diperlukan oleh seorang perawat

professional dan menguasai berbagai metode dan teknik keperawatan yang

diperlukan untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan keperawatan (Nursalam

& Efendi, 2008).

Studi sebelumnya yang dilakukan oleh (Khairina et al., 2020) tentang

pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pengambilan keputusan klinis

triase menyatakan bahwa aspek pengetahuan yang paling kurang dilakukan

oleh perawat adalah asspek pemilihan kategori triase dengan presentase

96,3%, dan aspek keterampilan triase perawat dalam mengalokasikan pasien

berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 83,3%.

Oleh sebab itu, memilih metode pengajaran yang tepat dan terbaik

merupakan tahap paling penting dalam proses pendidikan, serta

pembelajaran yang efektif merupakan hasil dari proses belajar mengajar

yang baik (Oktavia & Kusumawati, 2019). Berdasarkan hasil wawancara


3

dengan tim pengajar departemen keperawatan gawat darurat di STIKes

Maluku Husada menyatakan bahwa pembelajaran triase pada STIKes

Maluku Husada semester 6 yang berjumlah 95 mahasiswa, dilakukan

melalui pendekatan teoritis dan praktik laboratorium serta simulasi

lapangan. Selanjutnya evaluasi hasil pembelajaran diambil berdasarkan

evaluasi pengetahuan dan keterampilan dengan Ujian Tengah Semester

maupun Ujian Akhir Semester serta untuk melihat capaian keterampilan

dinilai dengan metode Objective Structure Clinical Assesment (OSCA).

Selain hasil wawancara dengan tim pengajar, selanjutnya data awal

yang didapatkan dari hasil wawancara dengan mahasiswa semester 6

sebanyak 8 mahasiswa tentang pengalaman pembelajaran triase sebagian

besar mahasiswa mengatakan bahwa hampir semua mahasiswa mengatakan

lebih memahami konsep triase dengan metode praktik langsung daripada

hanya teori.

Ketrampilan pengetahuan Ketrampilan mahasiswa cukup bagus tetapi

dalam pengetahuan mahasiswa kurang memahami tentang triase tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan data awal pada latar belakang, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian Gambaran Pemahaman Mahasiswa Stikes

Maluku Husada Tentang Pembelajaran Triase Tahun 2020.


4

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Pemahaman Mahasiswa Stikes Maluku

Husada Tenteng Pembelajaran Triase Tahun 2020

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pengetahuan triase pada mahasiswa STIKes

Maluku Husada

2. Mengetahui gambaran keterampilan mahasiswa STIKes Maluku

Husada tentang triase

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Mahasiswa

Penelitian memberikan gambaran pengetahuan dan keterampilan

untuk mahasiswa STIKes Maluku Husada tentang triase, sehingga

mahasiswa dapat mengevaluasi pengetahuan dan ketrampilan dari

pembelajaran triage

b. Bagi Prodi Keperawatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

pemahaman mahasiswa dan menjadi base data evaluasi pada Prodi

Keperawatan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan base

data peneliti selanjutnya untuk mempertimbangkan kembali


5

metode penelitian atau metode pembelajaran lainnya untuk

dijadikan variabel penelitian kedepannya.

1.4.2 Manfaat Praktisi

a. Bagi Mahasiswa

Mendapatkan pemahaman tentang triase melalui metode

pembelajaran yang tepat.

b. Bagi Prodi Keperawatan

Menjadi tolak ukur dan bahan pertimbangan dalam pemilihan

metode pembelajaran triase yang lebih tepat dan mudah dipahami

oleh mahasiswa sehingga capaian kompetensi bisa terpenuhi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pembelajaran Keperawatan

Sebagai pendidikan profesi, pendidikan keperawatan memiliki

landasan profesi yang kokoh, yang selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi keperawatan dan ilmu penunjang serta

menumbuhkembangkan keterampilan dasar dan kemampuan sebagai tenaga

keperawatan (Nursalam & Efendi, 2008). Memiliki landasan profesi yang

kokoh, bermakna menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku, dan

kemampuan professional keperawatan untuk melakukan praktik keperawatan

ilmiah(Nursalam & Efendi, 2008). Pada pendidikan tinggi keperawatan,

pelaksanaan sosialisasi professional dilaksanakan secara simultan dan/ atau

terpisah serta terintegrasi dengan pembinaan kemampuan akademik

(Nursalam & Efendi, 2008).

Metode pembelajaran merupakan suatu metode untuk mendidik

peserta didik di klinik yang memungkinkan pendidik memilih dan

menerapkan cara mendidik yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik

individu peserta didik berdasarkan kerangka konsep pembelajaran(Nursalam

& Efendi, 2008). Jenis metode pembelajaran klinik atau lapangan yang

biasanya adalah eksperensil, konferensi, observasi, ronde keperawatan dan

bed side teaching (Nursalam & Efendi, 2008).

6
7

a. Teori Belajar

Pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbuhkan potensi

sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.Terdapat dua

konsep pendidikan yang saling berkaitan, yaitu belajar (learning) dan

pembelajaran (instruction).Konsep belajar berakar dari peserta didik dan

konsep pembelejaran berakar dari pendidik. Dalam proses belajar

mengajar (PBM) terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik

(Simamora, 2009).

Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang positif dari

peserta didik, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam

tingkah laku yang dapat diamati melalui alatindra oleh orang lain baik

tutur kata, motoric dan gaya hidupnya (Simamora, 2009).

Dengan demikian, jika setelah belajar tidak ada perubahan

tingkah laku yang positis pada peserta didik, yakni peserta didik tidak

memiliki kecakapan dan wawasan pengetahuan yang bertambah lebh

difokuskan pada aktivitas peserta didik yang menjadi dasar proses

pembelajaran baik di jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama

(SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Perguruan Tinggi

(Simamora, 2009).
8

b. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi belajar antara

lain (Simamora, 2009):

1) Faktor internal (faktor di dalam diri peserta didik), yaitu kondisi

jasmani dan rohani peserta didik

2) Faktor eksternal (faktor di luar peserta didik), yaitu kondisi

lingkungan di sekitar peserta didik.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya

belajar peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang

digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran

materi ajar.

c. Tipe- Tipe Belajar

Dengan mengetahui tipe belajar peserta didik, pendidik dapat

melakukan pendekatan pada peserta didik dengan menyampaikan

informasi dengan gaya yang berbeda- beda dan disesuaikan dengan tipe

belajar peserta didik . beberapa tipe belajar peserta didik adalah

(Simamora, 2009):

1) Visual

Bagi peserta didik yang memiliki tipe belajar visual, penglihatan

(visual) memegang peranan penting.Dalam hal ini, metode pengajaran

yang digunakan pendidik sebaiknya lebih banyak berfokus pada

peragaan/media, dengan menunjukkan objek atau alat peraga dengan


9

materi yang diajarkan langsung kepada peserta didik atau dengan

menggambarkannya di papan tulis.

Ciri- ciri tipe belajar visual adalah:

(a) Bicara agak cepat

(b) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/ presentasi

(c) Tidak mudah terganggu oleh keributan

(d) Lebih mengingat yang dilihat daripada yang didengar

(e) Lebih suka membaca daripada dibacakan

(f) Pembaca cepat dan tekun

(g) Sering kali mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi tidak

pandai memilih kata- kata

(h) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada pidato

(i) Menyukai music

(j) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika

ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya

(k) Mengingat dengan asosiasi visual

2) Audio

Peserta didik yang memiliki tipe belajar audio mengandalkan

kesuksesan belajarnya melalui indra pendengaran. Oleh karena itu,

pendidik sebaiknya harus memerhatikan kemampuan pendengaran

peserta didik.
10

2.2 Konsep Triase

Triase yaitu untuk mengidentifikasi pasien yang berdasarkan prioritas.

Triase di dalam bahasa prancis disebut trier yang artinya menyeleksi.

Istilah triase pada zaman dahulu digunakan untuk menyeleksi anggur

yang baik buruknya sebelum di olah menjadi minuman anggur yang

berkualitas. Seiring waktu berjalan , istilah triase kemudian digunakan

dalam bidang medis (Mardalena, 2016).

Menurut wijaya (2010) triase adalah proses pemilihan korban

sebelum ditangani, pemilihan tersebut dilandasikan pada proses

khusus pasien berdasarkan berat tidaknya penyakit pasien.

Ziamermann dan Her dalam bukunya yang berjudul Triage Nursing

Scret (2006) mendefinisikan bahwa triase digolongkan berdasarkan

tipe dan tingkat kegawatan, keterbatasan alat, keterbatasan fasilitas

(Mardalena , 2016).

Triase memiliki tujuan utama menimalkan terjadinya cedera dan

kegagalan selama proses kesalamatan pasien. Perawat yang berhak

melakukan triase adalah perawat yang telah bersertifikat pelatihan

Penanggulangan Pasien Gawat Darurat (PPGD) dan Basic

TraumaCardiac Life Support (BTCLS).perawat yang melakukan

triase diutamakan yang memiliki pengatahuan yang memadai dan

memiliki pengalaman ( Mardalena, 2016)


11

2.2.1 Prinsip Triase

Prinsip dalam triase adalah penanganan pasien secara cepat

dan tepat, menurut making the right decision a triage curriculum,

prinsip triase adalah respon time, diusahakan sesingkat mungkin

untuk menyelamatkan pasien (time saving is life saving), pasien

yang benar (the right patient), tempat yang benar (to the right

place) waktu yang benar (at the right time), dan tersedianya

perawatan yang benar (with the right care provider) bertujuan

untuk menyelamatkan pasien dan menghindari pasien dari resiko

kematian dan kecacatan.

Prinsip triase adalah tindakan yang terbaik untuk

menyelamatkan banyak orang, meskipun SDM dan alat

terbatas.Perawat melakukan seleksi pasien terlebih dahulu

sebelumditindak lanjuti berdasarkan ancaman yang mematikan

dalam hitungan menit, tingkat kematian dalam hitungan jam,

trauma ringan, dan pasien yang sudah meninggal dunia.

Menurut Kartikawati (2014) menuliskan setidaknya ada

beberapa prinsip triase. Prinsip – prinsip tersebut meliputi

(mardalena, 2016 ) 

1. Tindakan dilakukan cepat, singkat, akurat.

2. Memiliki kemampuan merespons, menilai kondisi pasien

yang sakit, cedera atau yang sekarat.

3. Melakukan pengkajiansecara adekuat dan akurat.


12

4. Membuat keputusan berdasarkan dengan kajian.

5. Memberi kepuasan pada pasien, bisaberupa perawatan secara

simultan, cepat, dan pasien tidak ada yang dikeluhkan.

6. Perawatan memberikan dukungan emosional, baik kepada

warga maupun kepada pasien

7. Menentukan pasienberdasarkan tempat, waktu, pelayanan

yang tepat.

2.2.2 Klasifikasi Triase

1. Klasifikasi Kegawatan Triase

Kegawatan triase adalah suatu keadaan yang

membutuhkan tindakan serius, yang harus membutuhkan

pertolongan yang cepat, tepat dan benar.Pengolongan atau

sistem klsifikasi triase dibagi menjadi beberapa level

perawatan. Level keperawatan didasarkan pada tingkat

prioritas, tingkat keakutan, dan klasifikasi triage, ada tiga

klasifikasi yaitu emergency, urgent dan nonurgent. Menurut

Comprehensive Speciality Standard, ENA ada beberapa hal

yang mungkin perlu dipertimbangkan pada saat melakukan

triase. Pertimbangan tersebut didasarkan pada keadaan fisik,

psiokososial, dan tubuh kembang.Dalam mencakup segala

bentuk gejala ringan, gejala terulang atau gejala peningkatan.

Berikut klasifikasi pasien dalam system triage:


13

a. Gawat Darurat (Prioritas 1:P1

Menurut wijaya (2010), di dalam bukunya berjudul

konsep dasar keperawatan gawat darurat, gawat darurat

merupakan keadaan yang mengancam nyawa, dimana

pasien membutuhkan tindakan segera. Jika tidak segera

diberi tindakan, pasien akan mengalami kecacatan.

Kemungkinan paling fatal dapat menyebabkan kematian.

Kondisi gawat darurat dapat disebabkan adanya

ganggun ABC dan megalami beberapa gangguan

lainnya.Gangguan ABC meliputi gangguan jalan nafas,

pernafasan, dan sirkulasi.Adapun gawat darurat yang dapat

berdampak fatal, seperti gangguan cariacarrest, trauma

mayor dengan pendarahan, dan mengalami penurunan

kesadaran.

b. Gawat Tidak Darurat (Prioritas 2;P2)

Pasien yang memiliki penyakit mengancam nyawa,

namun keadaan tidak memerlukan tindakan gawat darurat

dikategorikan pada prioritas 2.Penanganan bisadilakukan

dengan tindakan resusitasi.Selanjutnya, tindakan dapat

diteruskan dengan memberikan rekomendasi ke dokter

spesialis sesuai penyakitnya.

Pasien yang termasuk dikategori P2 antara lainpenderita

kanker tahap lanjut.Misalnya kanker serviks, sickle cell dan


14

banyak penyakit yang sifatnya mengancam nyawa namun

masih ada waktu untuk penanganan.

c. Darurat Tidak Gawat (Prioritas 3:P3)

Ada situasi dimanapasien mengalami kondisi seperti P1

dan P2.Namun ada juga kondisi pasien yang darurat tidak

gawat. Pasien P3 memiliki penyakit yang tidak mengancam

nyawa, namun memerlukan tindakan darurat.Jika pasienP3

dalam kondisi sadar dan tidak mengalami gangguan ABC,

maka pasien dapat ditindak lanjuti ke poli klinik.Pasien

dapat diberi terapi definitif, laserasi, otitis media, fraktur

minor, atau tertutup.

d. Tidak Gawat Tidak Darurat (Prioritas 4:4P)

Klasifikasi triase ini adalah yang paling ringan diantara

triase lainya.Pasien yang masuk dikategori P4 tidak

memerlukan tindakan gawat darurat.Penyakit P4 adalah

penyakit ringan.Misalnya penyakit panu, flu, batuk pilek,

dan demam ringan.

2. Klasifikasi Tingkat Prioritas

Tingkat prioritas adalahpemberian warna juga dilakukan

untuk memberikan penilaian dan intervensi penyelamatan

nyawa.Intervensi bisa digunakan untuk mengidentifikasi

injury.Mengetahui tindakan yang dilakukan dengan cepat dan


15

tepat memberikan dampak yang signifikan keselamatan

pasien.Hal ini disebut dengan intervensi live saving.

Intervensi live saving bisa dilakukan sebelum menetepkan

kategori triase. Intervensi live savingumumya digunakan

dalam praktik lingkup responden dan harus disertai persiapan

alat-alat yang dibutuhkan. Sebelum ketahap intervensi, berikut

ada beberapa warna yang sering digunakan untuk triase:

a. Merah

Warna merah merupakan penanda untuk pasien yang

harus segera ditangani atau tingakat prioritas

pertama.Warna merah menandakan bahwa pasien dalam

keadaan mengancam jiwa yang menyerang bagian

vital.Pasien dengan triase merah memerlukan tindakan

bedah dan resusitasi sebagai langkah awal sebelum

dilakukantindakan lanjut seperti operasi atau

pembedahan.Pasien bertanda merah,jika tidak segera

ditangani bisa menyebabkan pasien hilang nyawanya.

Berikut yang termasuk ke prioritas pertama (warna merah)

diantaranya henti jantung, pendarahan besar, henti

nafas,dan tidak sadarkan diri.

b. Kuning

Pasien yang diberikan tanda kuning juga berbahaya dan

harus segera ditangani. Hanya saja, tanda kuning menjadi


16

tingkat prioritas kedua setelah tanda merah. Dampak jika

tidak segera ditangani, akan mengancam fungsi vital organ

tubuh bahkan mengancam nyawa. Misalnya pasien yang

mengalami luka bakar tingkat II dan III kurang dari 25%

mengalami trauma thorak, trauma bola mata, dan laserasi

luas.

c. Hijau

Warna hijau merupakan tingkat prioritas ketiga. Warna

hijau mengisyaratkan bahwa pasien hanya perlu

penanganan dan pelayanan biasa. Dalam arti pasien tidak

dalam kondisi gawat darurat dan tidak dalam kondisi

terancam nyawa. Pasien yang diberikan prioritas warna

hijau menandakan bahwa pasien hanya mengalami luka

ringan atau sakit ringan. Misalnya luka superfisial.

d. Hitam

Warna hitam digunakan untuk pasien yang memiliki

kemungkinan hidup sangat kecil. Biasanya, pasien yang

mengalami luka atau penyakit parah akan diberikan tanda

hitam. Tanda hitam juga digunakan untuk pasien yang

belumditemukan cara yang belum ditemukan cara

menyembuhkannya.Warna hitam juga diberikan kepada

pasien yang tidak nafas setelah dilakukan intervensi live

saving. Adapun yang termasuk kategori prioritas warna


17

hitam antara lain. pasien yang mengalami trauma kepala

dengan otak keluar, spinal injury, dan pasien multiple

injury.

Dari empat klasifikasi berdasarkan prioritas diatas,

berikut adalah kriteria pemberian warna berdasarkan

tingkat kegawatdaruratan pasien.

HITAM MERAH KUNING HIJAU

(PRIORITAS 0) (PRIORITAS 1) (PRIORITAS 2) (PRIORITAS

3)

- KORBA - Respirasi > - Respirasi < - Tidak

N 30 kali 30 kali memiliki

MENIN permenit permenit kegawat

GAL - Tidak ada - Nadi teraba an yang

nadi raditasi - Status serius

- Tidak sadar/ mental

penurunan normal

kesadaran

Tabel 2.1 Kriteria Pemberian Warna

2.2.3 Proses Triase

Prinsip triase adalah pengumpulan data dan keterangan yang

sesuai dengan kondisi pasien dengan cepat, tepat waktu dan jelas.

Upaya tersebut untuk mengelompokkan pasien berdasarkan tingkat


18

kegawatan pasien agar segera ditangani. Ada dua hal penting untuk

memahami proses triase, yaitu:

1. Undertriage

Undertriage merupakan proses yang meremehkan tingkat

keparahan penyakit atau cedera, pasien yang diprioritaskan

berdasarkan tingkatan. Misalnya, pasien harus segera ditangani

dan diobati masuk prioritas utama.Pasien yang berprioritas ke

dua dikategorikan sebagai pasien yang masih mampu untuk

bertahan, sehingga perawat boleh menunda dan mengutamakan

manakah yang paling parah.

2. Uptriage

Menurut Kartiwati (2014), Uptriage merupakan proses

overtimating tingkat individu yang mengalami sakit dan cedera.

Uptrigeini dilakukan oleh perawat yang mengalami keraguan

ketika melakukan triase. Misalnya, perawat merasa ragu untuk

menentukan pasien yang berprioritas 3 atau 2. Selain itu uptriage

juga dilakukan oleh perawat yang ragu untuk menentukan pasien

masuk ke prioritas 1 atau 2. Oleh karena itu, perawat bisa saja

mengganti prioritas yang awalnya ditetapkan prioritas 2 menjadi

prioritas 3 atau sebaliknya. Uptriageini dilakukan untuk

menghindari penurunan kondisi penderita.

Dari dua hal diatas penting dipahami oleh perawat gawat

darurat. Dari dua hal tersebut, perawat mampu memutuskan


19

tindakan untuk pasien dengan cepat. Misalnya, apakah segera

dibawa keruangan perawatan atau menunggu.Apabila pasien

stabil, proses triase dapat dilanjutkan dengan melakukan

pengkajian (pandangan sekilas) pada pasien yang datang.

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Triage

Penempatan prioritas kegawatdaruratan pada pasien gawat

darurat tentunya dilakukan oleh perawat profesional yang sudah

paham betul bagaimana cara memilih dan memilah pasien atau yang

biasa di sebut dengan proses triage. Pelaksanaan triage dipengaruhi

oleh beberapa faktor antara lain faktor kinerja (performance), faktor

pasien, faktor perlengkapan triage, faktor ketenagaan dan faktor

model of caring yang digunakan di instalasi tersebut (Australian

Triage Process Review, 2011).

Faktor yang mempengaruhi triage decision making dibagi

menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

mencerminkan keterampilan perawat dan kapasitas pribadi,

sedangkan faktor eksternal mencerminkan lingkungan kerja,

termasuk beban kerja tinggi, pengaturan shift, kondisi klinis pasien,

dan riwayat klinis pasien (Andersson, dkk. 2007). Jumlah peralatan

yang kurang memenuhi kapasitas, jumlah perawat yang terbatas di

setiap shift padahal jumlah pasien pada shift tersebut sering melebihi

kapasitas brankart yang ada, sehingga ruangan IGD menjadi sangat

penuh (overcrowded). Kesesakan di ruang IGD mempengaruhi


20

proses triage yang mengarah ke waktu tunggu yang lebih lama untuk

melakukan triage (Linden dkk, 2016).

2.2.5 Triage Time

Triase Time merupakan kecepatan tindakan triase dihitung sejak

dumulai primary surve sampai ditentukan level triase P1, P2, P3,P0.

Standar waktu yang lazim disebutkan adalah kira-kira 2 hingga 5

menit per pasien (Kahleen, 2008) akan tetapi hanya 22% dari standar

waktu tersebut yang dipenuhi dan akan semakin lama seiring dengan

pertumbuhan usia pasien serta berkurang secara nyata jika dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital. Waktu rata-rata yang digunakan

untuk pasien pediatric adalah 7 menit. Untuk membantu

memecahkan masalah ini beberapa IGD tidak melakukan pengkajian

rutin terhadap tanda-tanda vital pada pelaksanaan triase untuk

populasi tertentu, seperti pasien yang kondisinya sangat stabil tanpa

keluhan sistematik atau pada pasien dengan aktivitas paling tinggi.

2.2.6 Cara Pengukuran Triage Time

Pengukuran triage time dapat dilakukan dengan beberapa

instrument yang digunakan sebagai alat ukur, yaitu lembar observasi

yang di dalamnya berisi Kode Nakes, Kode Pasien, Tanggal, Waktu

Triage, Lama Triase, Kategori triage. Kemudian cara pengukuran

triagetime menggunakan stopwatch mulai dari waktu pasien datang

sampai ditentukan pasien tersebut diruang triage P1, P2, P3, P0.
21

2.2.7 Klasifikasi Lokasi Kejadian

Berbagai macam Triage mulai dikembangkan pada tahun 1950-

an dengan jumlah kunjungan IGD yang telah melampaui

kemampuan sumber daya yang ada untuk melakukan penanganan

segera (Kathleen et al., (2008).

1. Triage Pre-Hospital

Triage Pre-Hospital merupakan tindakan penyelamatan

pasien yang tengah mengalami gangguan medikal atau trauma.

Triage pre-hospital juga mampu meminimalisir resiko terhadap

cedera atau luka yang lebih serius. Triage prehospital digunakan

sebagai upaya awal perawat untuk menggali data pasien. Terdapat

perbedaan yang cukup signifikan antara triage prehospital dengan

triage in-hospital. Triage pre-hospital memiliki keterbatasan staf

medis. Misalnya dalam satu ambulans hanya terdapat dua perawat

dan kondisi pasien yang membutuhkan banyak alat dan obat-

obatan yang lebih lengkap. Tindakan cepat tanggap perawat

dengan keterbatasan alat dan obat selama di ambulans inilah yang

disebut dengan istilah pre-hospital care. Dimana tenaga kesehatan

memilih dan memproritaskan pasien yang mana dievakuasi

terlebih dahulu.
22

a. START (Simple Triage And Rapid Treatment)

Dalam (Radiation Emergency Medical Management,

2015) dinyatakan bahwa sistem ini ideal untuk korban

massal.Prinsip dari Triage ini adalah untuk mengatasi

ancaman nyawa, jalan nafas yang tersumbat dan perdarahan

masif arteri. Triage ini dapat dengan cepat dan akurat tidak

boleh lebih dari 60detik perpasien dalam mengklasifikasikan

pasien ke dalam pengelompokan tentang kondisi klinis.

Tenaga kesehatan akan mengikuti algoritma klinis untuk

mengevaluasi setiap pasien dan menetapkan kategori Triage

dan warna berdasarkan parameter klinis dari START.

Informasi tersebut akan dicatat pada tag Triage yang

melekat/menempel pada tubuh korban-korban massal.

Keempat kategori Triage konvensional adalah:

1. Triage Hijau.

Korban dengan luka yang relatif kecil, Status tidak

akan memburuk selama berhari-hari, Mungkin dapat

membantu dalam perawatan sendiri: juga dikenal sebagai

"berjalan terluka".

2. Triage Kuning (Tertunda).

Transportasi korban dapat ditunda Termasuk cedera

serius dan berpotensi mengancam nyawa, tetapi status


23

tidak diharapkan memburuk secara signifikan selama

beberapa jam.

3. Triage Merah ( Segera ).

Korban dapat dibantu dengan intervensi dan

transportasi segera. Membutuhkan perhatian medis

dalam beberapa menit untuk bertahan hidup (hingga 60

menit). Termasuk kompromi terhadap napas,

pernapasan, dan sirkulasi pasien (ABC resusitasi awal).

4. Triage Hitam ( Meninggal ).

Korban tidak mungkin bertahan hidup karena tingkat

keparahan cedera, tingkat perawatan yang tersedia, atau

keduanya.Perawatan paliatif dan penghilang nyeri harus

disediakan.

b. SAVE (Secondary Assessment of Victim Endpoint).

Sistem ini dapat menTriage dan menstratifikasi korban

bencana.Ini sangat membantu bila dilakukan dilapangan

dimana jumlah pasien banyak, sarana minimum dan jauh dari

fasilitas rumah sakit. Kategori Triage dalam SAVE dibagi

menjadi tiga kategori sebagai berikut:

 Korban yang akan mati tanpa melihat jumlah perawatan

yang diterimanya.

 Korban yang akan selamat tanpa melihat langkah

perawatan apa yang diberikan.


24

 Korban yang akan sangat beruntung dari intervensi di

lapangan yang sangat terbatas.

Triage yang digunakan dalam rumah sakit meliputi beberapa

poin sebagai berikut (Mardalena, 2016):

2. Triage In-Hospital

Menurut Thomson dan Dians dalam Mardalena (2016),

perawat bertanggungjawab menentukan prioritas perawatan

pasien. Ada tiga tipe umum dalam sistem triage in-hospital,

sebagai berikut:

1. Traffic Director/Triage Non-Nurse

Traffic Directordisebut juga dengan triage non-nurse.

Perawat bukanlah bagian staf berlisesnis. Selama di lapangan

perawat bertugas melakukan kajian visual secara cepat

dantepat.Hal tersebut dilakukan dengan menanyakan keluhan

utamapasien. Tipe ini dilakukan tidak berdasarkan standar dan

tidak memakai dokumentasi

2. Spot Check Triage/Advance Triage

Spot Check Triage atau disebut dengan advance triage

merupakan kebalikan dari tipe pertama.Perawat dan dokter

harus sudah memiliki lisensi untuk melakukan

pengkajian.Pengkajian dilakukan dengancepat, meliputi

pengkajian latar belakang dan evaluasi, baik evaluasi yang

bersifat subjektif ataupun objektif.


25

3. Comprehensive Triage

Comprehensive Triage merupakan tipe yang menggunakan

sistem advanced namun diterapkan bagi perawat yang tidak

memiliki lisensi. Perawat nantinya akan diberikan pelatihan

dan pengalaman triage dalam pelatihan tersebut, perawat juga

diberi bekal tentang tes diagnostik, dokumentasi, evaluasi

ulang dari pasien, dan penatalaksanaan spesifik.


26

2.1 Keaslian Peneliitian/ Penelitian Terdahulu

No Judul, Pengarang Desain Sampel Variabel Analisis Hasil


dan Tahun Penelitian

1 Metode Sistematika 3 data base Variabel dalam Analisis Univariat 9 artikel termasuk yang
Pembelajaran review yaitu Pub penelitian ini adalah dalam ulasan ini. Metode
dengan Bermain Med, peran dalam pembelajaran role playing
Peran dalam Proquest dan pendidikan mempengaruhi komunikasi,
Pendidikan Ebsco kognitif, psikomotorik,
Triase untuk refleksi diri, berpikir kritis
Mahasiswa dan self-efficacy mahasiswa
Keperawatan keperawatan dalam
melakukan proses triase.
(Oktavia &
Kusumawati,
2019)

2 Penguatan Desa Pendekatan Semua Variabel dalam Analisis Univariat Adanya peningkatan
Tangguh andragogy pemuda Penelitian ini dan Bivariat kemampuan pemuda
Bencana melalui pra bencana Desa adalah penangana memahami permasalahan
Optimalisasi Kahuman triase dan metode yang dihadapi berkairan
Pemuda pada Andragogi Pra resiko bencana.
Penanganan Bencana
Triase Kuning
27

Menggunakan
Metode
Andragogi Pra
Bencana

(Efendi et al.,
2020)

3 Hubungan Deskriptif 12 perawat Variabel dalam Analisis Univariat Terdapat hubungan yang
Pengetahuan Korelasi di IGD Penelitian ini dan Bivariat sangat erat antara
Perawat tentang dengan Petrokimia adalah pengetahuan pengetahuan tentang
Pemberian Label pendekatan Gresik dan pemberian label pelabelan triase dengan
Triase dengan cross triage. tindakan berdasarkan
Tindakan sectional pelabelan IGD (p= 0,002;
Perawat r= 0,802).
Berdasarkan
Label Triase Di
IGD Rumah
Sakit Petrokimia
Gresik

(Santosa et al.,
2015)

4 Pengetahuan dan Kuantitatif 54 Variabel dalam Analisis Univariat Aspek pengetahuan yang
Keterampilan dengan responden Penelitian ini paling kurang dilakukan
28

Perawat dalam desain cross- dari total 61 adalah pengetahuan dan Bivariat oleh perawat adalah asspek
Pengambilan sectional perawat dan pengambilan pemilihan kategori triase
Keputusan Klinis keputusan. dengan presentase 96,3%,
Triase dan aspek keterampilan
triase perawat dalam
(Khairina et al., mengalokasikan pasien
2020) berada dalam kategori
cukup yaitu sebanyak
83,3%.

5 Gambaran Kuantitatif 81 Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian


pemahaman dengan responden yang dilakukan oleh
mahasiswa desain cross- peneliti didapatkan
STIKes Maluku sectional pengetahuan dengan
Husada tentang kategori baik 26 responden
pembelajaran (32.1%).kategori cukup
triase sebanyak 42 responden
(51.9%), dan yang kurang
(Ramadan sebanyak 13 responden
Heluth 2020) (16.0%). Sedangkan pada
keterampilan didapatkan
responden dengan kategori
29

keterampilan baik
berjumlah 27 responden
(33,3%), dan yang
berketerampilan cukup
berjumlah 47 responden
(58,0%), dan yang
berketerampilan kurang
berjumlah 7 responden
(8,6%). Dari hasil diatas
ditemukan pengetahuan
dengan kategori cukup
lebih banyak dari pada
kategori baik dan kurang,
sedangkan pada
keterampilan
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 KERANGKA TEORI

Kerangka teori suatu hubugan atau ikatan antara teori yang satu dengan teori

lainnya dari masalah yang ingin diteliti melalui penelitian-penelitian yang akan

dilakukan.

Kesiapan Pembelajaran Triase

Pengetahuan Keterampilan

Teori Belajar Klasifikasi teori

 Faktor-faktor yang Tingkat prioritas


mempengaruhi belajar Merah
 Faktor interna Kuning
 Faktor eksterna Hijau
 Faktor pendekatan belajar Hitam

 Tipe belajar Klafikasi triase


Visual
Audio
Kegiatan Triase
Kegiatan Triase
Gawat Darurat
Gawat Tidak Darurat
Darurat Tidak Gawat
Tidak Gawat

29
BAB IV

METOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan desain deskriptif dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang

dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan mengenai suatu fenomena

yang ditemukan. Metode cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan

hanya pada satu waktu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui Gambaran

Pemahaman Mahasiswa STIKes Maluku Husada Tentang Pembelajaran Triase.

1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2. Informan Penelitian

4.3. Tempat Dan Waktu Penelitian

4.1.1 Tempat penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Kampus Stikes Maluku Husada

Kairatu.

30
4.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 06 - 26 November 2020.

4.4. Populasi , Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

4.4.1. Populsi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

31
31

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester 6 Keperawatan

Kairatu dimana laki-laki berjumlah 17 orang kemudian untuk perempuan

85 orang yang ada di Stikes Maluku Husada yang berjumlah 102 orang.

4.4.2. Sampel

Sampel adalah objek yang di teliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi. Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitian adalah

Mahasiswa Stikes Maluku Husada Keperawatan Kairatu yang berjumlah

81 orang.

Dengan menggunakan rumus slovin :

N
n=
1+ N ( 0,05 ) ²

Keterangan :

n : besar sampel
N : besar populasi
e : standar deviasi
N
n=
1+ N ( e ) ²
102
n=
1+ 102 ( 0,05 ) ²
102
n=
1,255
n = 81 responden
4.4.3. Teknik Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

stratified Random Sampling. Stratified Random Sampling adalah cara


32

pengambilan sampel dengan memperhatikan strata (tingkatan) di dalam

populasi. Teknik sampling ini dipilih karena mahasiswa semester 6 pada

Stikes Maluku Husada terbagi menjadi 2 kelas pagi dan siang. Adapun

rincian 81 responden dibagi menjadi 41 responden untuk kelas pagi dan

40 responden untuk kelas siang.

4.5. Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai berbeda terhadap

suatu variable karakteristik sebagai derajat, jumblah dan perbedaan. Variable

juga merupakaan konsep dari berbagai level abstrak yang didefenisikan sebagai

suatu fasilitas atau pengukuran dan manipulasi suatu penelitian. Konsep yang

dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara langsung diukur

(Nursalam,2018).

4.5.1. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi penyebab

atau variabel yang mempengaruhi adanya atau timbulnya perubahan

variabel dependen.Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Pemahaman yakni Pengetahuan dan Ketrampilan.


33

4.6. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi operasional alat ukur Hasil ukur Skala ukur

1. Pembelajaran Proses pembelajaran Pengetahuan


Triase dimana mahasiswa dan
diharapkan mampu keterampilan
memahami konsep
dalam pemilihan
mengidentifikasi
pasien berdasarkan
prioritas.

2. Pengetahuan Pengetahuan yang Kuisioner Baik Ordinal


dimiliki responden
mengenai triase Cukup
yang ada di stikes Kurang
Maluku husada

3 Keterampilan Ketetapan Lembaran Baik Ordinal


mahasiswa checklist
kesehatan dalam Cukup
menentukan triage Kurang
pada pasien

Tabel 4.1 Defenisi Operasional

4.7. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner dan lembaran checklist yang dibuat sendiri oleh peneliti. “instrument

penelitian ini adalah suatu alat pengumpulan data yang digunakan untuk

mengukur fenimena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiono, 2014).

Instrument penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa

kuisioner untuk pengetahuan dan lembar ceklis untuk menilai keterampilan yang
34

terdiri dari 20 pertanyaan jika jawab benar dikasih skor 1, jika salah dikasih

skor 0, instrument ini telah di lakukan uji validitas dan reliabitas dengan nilai-

nilai SOP di lembar ceklis

4.8. Prosedur Pengumpulan Data

4.8.1. Data Primer

Data primer adalah data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri

(bukan oleh orang lain) dari sumber utama melalui wawancara, kuesioner,

dokumentasi dan observasi guna kepentingan peneliti (Juliandi 2014).

Data primer dari penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung

terkait Gambaran Pemahaman Mahasiswa STIKes Maluku Husada

Tentang Pembelajaran Triase.

4.8.2. Data Sekunder

Data sekunder data yang sudah tersedia yang dikutip oleh peneliti

guna kepentingan penelitian (Juliandi, 2014). Data sekunder dalam

penelitian ini meliputi terkait jumlah mahasiswa tentang gambaran

pemahaman mahasiswa STIKes Maluku Husad tentang pembelajaran

triase tahun 2020.

4.9. Pengolahan Data

Pengolahan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul pada

kuesioner.
35

2. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukan data ke program computer.

3. Entry, yaitu memasukkan data dalam program computer untuk dilakukan

analisis selanjutnya

4. Tabulating, yaitu setelah data tersebut masuk kemudian direkap dan disusun

dalam bentuk table agar dapat dibaca dengan mudah

5. Analisa data, yaitu data yang telah terkumpul di analisis dengan

mengunakanprogram komputerisasi. Analisa data meliputi :

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mengambarkan distribusi

frekuensi masing-masing variabel hasil penelitian, penyajian dalam

bentuk distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

4.10. Etika Penelitian

Penelitian ini di rancang sesuai dengan petunjuk dan peraturan yang

ditetapkan,peneliti mengajukan permohonan izin kepada instansi ditempat

penelitian untuk mendapatkan persetujuan sebelum penelitian dilaksanakan.

Lembar kode angka responden yang akan digunakan dalam penelitian meliputi

a. Informed consent

Lembar persetujuan penelitian di berikan kepada responden tujuannya

adalah subjek mengetahui maksud dan tujuan penelitian.Jika subjek bersedia

menjadi responden maka harus menandatagani lembar persetujuan. Jika


36

subjek menolak untuk menjadi responden maka penelitian tidak akan

memaksa dan tetap menghormati haknya.

b. Anonimity

Anonimity digunakan untuk menjaga kerahasian identitas subjek, peneliti

tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data.

Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu.

c. Confidentialy

Kerahasian informasi yang diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dikampus STIKes Maluku Husada. STIKes

Maluku Husada merupakan kampus kesehatan yang didirikan pada tanggal 1

oktober 2009 dan telah terakreditasi oleh BAN-PT Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia. STIKes Maluku Husada terletak di Desa

Kairatu Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat. Kampus Stikes

Maluku husada di bangun dilahan atau tanah seluas ± 3.000 M 2 yang terdiri dari

bangunan kantor, ruang kuliah, laboraturium, lapangan, asrama, kantin, dll.

STIKes Maluku Husada memiliki 5 program studi yaitu, S1 Farmasi, S1

Keperawatan, Program Profesi Ners, S1 Kesehatan Masyrakat, dan D3

Kebidanan. Pada tahun ajaran pada tahun 2018/2019 tercatat jumlah dosen tetap

dan mahasiswa Stikes Maluku Husada yaitu sebanyak 29 dosen tetap dan 2.283

mahasiswa (PDDIKTI dan Profil STIKes Maluku Husada).

37
38

5. 2 Hasil

5.2.1 Karakteristik Responden

1. Umur, dan Jenis Kelamin

Table 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Umur dan Jenis Kelamin Responden
Tahun 2020
Karakteristik Frekuensi Presentasi
Responden (n) (%)
Umur
21-22 Tahun 60 74.1
23-25 Tahun 21 25.9
JK
Laki-laki 18 22.2
Perempuan 63 77.8
N 81 100.0
Sumber : data penelitian 2020
Berdasarkan table 5.1 di atas menunjukan dari 81 responden yang

diteliti yang memilih umur yang berbeda-beda, Responden dengan usia 20-22

adalah sebanyak tahun 60 reponden (74.1%), dan usia 23-25 tahun sebanyak

21 responden (21%). Dan jenis kelamin perempuan sebanyak 63 responden

(77.8%), dan laki-laki 18 responden (22.2%).


39

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gambaran Pemahaman
Mahasiswa Stikes Maluku Husada Tenteng Pembelajaran
Triase Tahun 2020

Pengetahuan Frekuensi Presentasi


Responden (n) (%)
Baik 26 32.1
Cukup 42 51.9
Kurang 13 16.o
N 81 100.0
Sumber : data penelitian 2020
Berdasarkan tabel 5.3 di atas dari 81 responden yang diteliti di

dapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 26

responden (32.1%), pengetahuan cukup sebanyak 42 responden (51.9%),

dan memiliki pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (16.0%).

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Keterampilan Gambaran Pemahaman
Mahasiswa Stikes Maluku Husada Tenteng Pembelajaran
Triase Tahun 2020

Keterampilan Frekuensi Presentasi


Responden
(n) (%)

Baik 27 33.3

Cukup 47 58,0

Kurang 7 8.6

N 81 100,0

Sumber : data penelitian 2020


40

Berdasarkan tabel 5.4 diatas dari 81 responden yang diteliti di

dapatkan responden dengan keterampilan baik berjumlah 27 responden

(33,3%), berketerampilan cukup sebanyak 47 responden (58,0%), dan yang

berketerampilan kurang sebanyak 7 responden (8,6%)

5.3 Pembahasan

5.3.1 Pemahaman Pembelajaran Triage

Pendidikan adalah upaya sadar untuk menumbukan potensi

sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Terdapat

dua konsep pendidikan yang saling berkaitan, yaitu belajar (Learning)

dan pembelajaran (Instruction). Konsep belajar berakar dari peserta

didik dan konsep pembelajaran berakar dari pendidik. Dalam proses

belajar mengajar (PBM) terjadi interaksi antara peserta didik dan

pendidik (Simamora, 2009).

Menurut Notoatmodjo 2012, pengetahuan adalah hasil dari tahu

dan ini terjadi merupakan seseorang peninderaan cenderum terhadap

sebuah objek. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

indera pendengaran, penglihatan, penciuman, perasaan dan perabaan.

Sebagian – bagian manusia didapat melalui mata dan telingan.

Ketrampilan berasal dari kata “ trampil” yang artinya mampu dan

cekatan, menurut invenson (2011) ketrampilan membutuhkan


41

pelatihan dan kemampuan dasar yang dimiliki setiap orang agar dapat

lebih membantu menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai dengan

lebih cepat. Skill atau ketrampilan adalah kemampuan untuk

menggunakan akal, pikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan,

mengubah maupun untuk membuat sesuatu lebih bermakna sehingga

menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Selain itu Skill

juga dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menterjemahkan

pengetahuan kedalam praktik sehingga tercipta kinerja yang

diinginkan.

Triase yaitu untuk mengidentifikasi pasien yang berdasarkan

prioritas. Triase di dalam bahasa prancis disebut trier yang artinya

menyeleksi. Istilah triase pada zaman dahulu digunakan untuk

menyeleksi anggur yang baik buruknya sebelum di olah menjadi

minuman anggur yang berkualitas. Seiring waktu berjalan , istilah

triase kemudian digunakan dalam bidang medis (Mardalena, 2016).

Prinsip dalam triase adalah penanganan pasien secara cepat dan tepat,

menurut making the right decision a triage curriculum, prinsip triase

adalah respon time, diusahakan sesingkat mungkin untuk

menyelamatkan pasien (time saving is life saving), pasien yang benar

(the right patient), tempat yang benar (to the right place) waktu yang

benar (at the right time), dan tersedianya perawatan yang benar (with
42

the right care provider) bertujuan untuk menyelamatkan pasien dan

menghindari pasien dari resiko kematian dan kecacatan.

Prinsip dalam triase adalah penanganan pasien secara cepat dan

tepat, menurut making the right decision a triage curriculum, prinsip

triase adalah respon time, diusahakan sesingkat mungkin untuk

menyelamatkan pasien (time saving is life saving), pasien yang benar

(the right patient), tempat yang benar (to the right place) waktu yang

benar (at the right time), dan tersedianya perawatan yang benar (with

the right care provider) bertujuan untuk menyelamatkan pasien dan

menghindari pasien dari resiko kematian dan kecacatan.

Triase memiliki tujuan utama menimalkan terjadinya cedera dan

kegagalan selama proses kesalamatan pasien. Perawat yang berhak

melakukan triase adalah perawat yang telah bersertifikat pelatihan

Penanggulangan Pasien Gawat Darurat (PPGD) dan Basic

TraumaCardiac Life Support (BTCLS).perawat yang melakukan triase

diutamakan yang memiliki pengatahuan yang memadai dan memiliki

pengalaman ( Mardalena, 2016).

Dari hasil pembahasan diatas maka peneliti beransumsi bahwa

pemahaman triase adalah salah satu pengetahuan seseorang tentang

bagaimana cara mengidentifikasi korban bencana atau kecelakaan

secara cepat dan tepat, dengan tujuan untuk memberikan pertolongan


43

pertama pada saat situasi dalam keadaan gawat darurat sehingga

nyawa pasien bisa dengan cepat dapat terselamatkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakuakn oleh peneliti

didapatkan pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 26 responden

19 (32.1%), kategori pengetahuan cukup sebanyak 42 responden 19

(51.9%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 13 responden

(16.0%), hal ini dikarenakan pembelajaran triage hanya menurunkan

sub pokok bahasan dimana sub pokok bahasan triage hanya dilakukan

dengan sekali pertemuan atau satu kali tatap muka, yang dimana pada

semester ini pembelajaran tatap muka (Offline) dilakukan secara

daring atau (Online) sehingga banyak responden yang mengatakan

kurang paham atau mengerti ketika pembelajaran triage dilakukan

secara online.

Sedangkan hasil penelitian ketrampilan didapatkan responden

dengan kategori ketrampilan baik berjumlah 27 responden (33,3%),

dan yang berketrampilan cukup berjumlah 47 responden (58,0%), dan

yang berketrampilan kurang berjumlah 7 responden (8,6%).

Berdasarkan hasil peneitian dan wawancara mendalam kepada

responden mengenai masih adanya pengetahuan dan ketrampilan yang

kurang, hal ini dikarenakan baik mahasiswa maupun dosen tim mata
44

ajar keperawatan gawat darurat dimana pembelajaran triage diajarkan

sama – sama tidak memiliki kesiapan dalam pelaksanan proses

pembelajaran secara daring (Online) yang suka maupun tidak suka

harus beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring. Selain itu, masa

pandemi menyebabkan beberapa mahasiswa harus mengalami situasi

dimana terlockdown pada daerah tempat tinggal masing – masing,

sehingga proses pembelajaran dari tidak maksimal diikuti dikarenakan

keterbatasan jaringan atau koneksi internet di daerah- daerah terpencil.

Oleh karena itu, masih adanya lamaran dari beberapa mahasiswa yang

menjadi responden bahkan mereka tidak mengikuti proses baik proses

perkuliahan baik praktikum maupun pembelajaran triage.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti di STIKes Maluku

Husada dan di dapatkan hasil gambaran pemahaman mahasiswa stikes

maluku husada tentang pembelajaran triase, dengan hasil rata-rata

mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan cukup lebih banyak

di bandingkan dengan pengetahuan dan ketrampilan baik dan kurang,

dengan hasil jumlah kategori cukup pada pengetahuan sebanyak

(51,9%) dan ketrampilan sebanyak (58,0%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa gambaran pemahaman mahasiswa STIkes Maluku

Husada tentang Triage masih minim, oleh sesab itu perlu adanya

perbaikan dalam proses pembelajaran baik dosen pengajar dengan


45

menyesuaikan tekhnik atau metode pembelajaran yang tepat dan bagi

mahasiswa perlu ditingkatkan metode ini belajar dengan lebih aktif

membaca dan berlatih.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nur Holilah dkk

(2018). Penelitian yang tidak bertujuan untuk mengetahui gambaran

pembelajaran laboratorium mahasiswa keperawatan di Universitas

Muhammadiyah Semarang. Deskriptif dengan total sampling sebanyak

73 responden. Menunjukkan bahwa karakteristik responden mayoritas

perempuan 55 (75,3%) dengan usia responden sebagian besar 21 tahun

(67,1%). Manajemen sumber daya manusia (man) sebagian besar

masuk dalam kategori baik, manajemen sarana dan pra sarana

(material) sebagian besar masuk dalam kategori baik, manajemen

metode pembelajaran (method) sebagian besar masuk dalam kategori

baik, manajemen pendanaan (money) sebagian besar masuk dalam

kategori baik. Kesimpulannya bahwa manajemen sumber daya

manusia, manajemen sarana dan pra sarana, manajemen metode

pembelajaran, dan manajemen pendanaan sebagian besar masuk dalam

kategori baik..

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masa pandemic covid -19

sehinga penilaian proses pembelajaran tentang triase yang seharusnya


46

dilaksanakan secara offline / tatap muka di kelas menjadi online,

sehingga dapat mempengaruhi hasil dikarenakan perubahan sistem

pembelajaran tanpa persiapan baik dosen maupun mahasiswa.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian dapat disimpulkan bahwa gambaran

pemahaman mahasiswa STIKes Maluku Husada ditarik kesimpulan sebai

berikut:

1. Berdasarkan pengetahuan mahasiswa rata-rata cukup lebih banyak dari

pada kategori baik, dan kurang sehingga gambaran pengetahuan triase

pada mahasiswa stikes Maluku Husada masih sangatlah minim.

2. Berdasarkan keterampilan mahasiswa rata-rata cukup lebih tinggi dari

pada kategori baik dan kurang sehingga gambaran keterampilan

mahasiswa Stikes Maluku Husada tentang triase masih sangatlah

minim.

6.2 Saran

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

Diharapkan bagi mahasiswa keperawatan lebih banyak membaca tentang

konsep pembelajaran triase dan lakukan secara bertahap untuk praktik

triase.

2. Manfaa Bagi Prodi Keperawatan

Khususnya dosen keperawatan yang mengajar tentang triase lebih

mempelajari teknik pengajaran supaya lebih interaktif atau menarik.


3. Manfaat Bagi Penulis Selanjutnya

Dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai data hasil untuk penelitian

lebih lanjut / selanjutnya bagi peneliti lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson.(2007) Triage In The Emergenty Departemen A Qualitative Study Of


The Factors Which Nurse Consider When Making Decisions.

Arifin,D.(2007 & 2011). Evaluasi pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Efendi, F., Kamaruddin, (N., Keperawatan, J., Kesehatan, P., Surakarta, K.,
Keperawatan, F., … Padjadjaran, U. (2020). Penguatan Desa Tangguh
Bencana melalui Optimalisasi Pemuda pada Penanganan Triase Kuning
Menggunakan Metode Andragogi Pra Bencana Media Karya Kesehatan :
Volume 3 No 1 Mei 2020 Pendahuluan Hidup bermasyarakat tidak lepas
dari kejadian bencana . Bencana al. Media Karya Kesehatan, 3(1), 70–81.

Hear,Z.(2006).Triage Nurseing Scret.Jakarta:Egc.

Juliandi,Azuar dan Irfan.2014. Metode penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-ilmu


Bisnis.Bandung:Citapustaka Media Perintis.

Kartikawati.(2014).Buku Dasar-dasar Keperawatan Gawat


Darurat.Jakarta:Salemba Medika.

Khairina, I., Malini, H., Huriani, E., Keperawatan, F., Andalas, U., Barat, S., …
Triase, P. (2020). Pengetahuan dan keterampilan perawat dalam pengambilan
keputusan klinis triase. L I N K, 16(1), 1–5.

Lazaroitz.Tamir,A.(2019).Metode Praktikum:Praktikum,Tujuan,Kelebihan Dan


Kekurangan serta langkah-langkah.Https./Ww.Wawasan Pendidikan.Com

Mardalena.(2016).Asuhan keperawatan Gawat Darurat.Jakarta.PT Pusaka Baru


Maria Anita,Y.Y.N.D.(2013) Evaluasi Penerapan Pembelajaran Klinik
Keperawatan Metode Bedside Teaching dan penugasan klinik berdasarkan
evaluasi CIPP.JURNAL ADMINISTRASI KEBIJAKAN
KESEHATAN,11(2).pp80-83

Notoadmodjo.(2003).Pendidikan dan perilaku kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta

Notoadmodjo.(2012).Metode Pendidikan Kesehatan.Jakarta:Pt Asdi Mahasatya.

Nursalam, & Efendi, F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Oktavia, L. R. D., & Kusumawati, W. (2019). Metode Pembelajaran Dengan


Bermain Peran Dalam Pendidikan Triase Untuk Mahasiswa Keperawatan:
Kajian Literatur. Citra Delima : Jurnal Ilmiah STIKes Citra Delima Bangka
Belitung, 49–59. https://doi.org/DOI Artikel: 10.33862/citradelima.v3i1.51.

Sadjanah.(2009).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja


Rosda-Karya.

Santosa, W., Bakar, A., Wahyuni, E. D., Program, M., Pendidikan, S.,
Keperawatan, F., … Airlangga, U. (2015). Hubungan Pengetahuan Perawat
tentang Pemberian Label Triase dengan Tindakan Perawat Berdasarkan
Label Triase Di IGD Rumah Sakit Petrokimia Gresik. Critical, Medical, and
Surgical Nursing Journal, 33–37.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.20473/cmsnj.v4i1.12816

Setyawan, F. E. B., & Supriyanto, S. (2019). Manajemen Rumah Sakit. Surabaya:


Zifatama.

Simamora, R. H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:


EGC.

Sugiono.(2014).Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif.Bandung:Alfabeta.


Wijaya.(2010).Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat:Jakarta
Salemba Medika.
L

N
KUESIONER

GAMABARAN PEMAHAMAN MAHASISWA STIKES MALUKU


HUSADA TENTANG PEMBELAJARAN TRIASE
TAHUN 2020.

A. Identitas Responden

Nama :

Umur :

Alamat :

Tanggal Pengisian Kuisioner :

Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban dibawah ini sesuai dengan saudara

ketahui.

Pengertian

1. Usaha pemilahan korban seblum di tangani, berdaskan tingkat

kegawatdaruratan trauma atau penyakit tersebut .

a. pengkategorian korban

b. triage

c. prioritas utama penanganan

2. Usaha pemilahan korban mempertimbankan prioritas penanganan


sumber daya yang ada di sebut.

a. penyortiran pasien

b. triage

c. pemilahan korban

Prinsip-prinsip triage
3. Triage pada umumnya di lakukan pada pasien dengan
a. semua pasien
b. pasien korban kecelakaan
c. pasien dalam kondisi kritis
4. Waktu untuk triage perorang adalah
a. lebih dari 30 detik
b. kurang dari 30 detik
c. 15 detik
5. Prinsip utama triage adalah melaksanakan prioritas dengan urutan
nyawa,fungsi dan..
a. penampilan
b. penampakan
c. poster tubuh
6. Untuk memastikan urutan prioritas, pada korban akan di pasangkan
a. kartu triage
b. kartu pengenal
c. kartu antrian

Kategori triage

7. Korban yang nyawanya dalam keadaan kritis dan memerlukan prioritas


utama dalam pengobatan medis diberi kartu warna
a. merah
b.hijau
c. kuning
8. Korban yang dapat menunggu untuk beberapa jam diberi kartu dengan
warna
a.merah
b.hijau
c. kuning
9. Korban yang dapt berjalan sendiri diberi kartu dengan warna
a. merah
b. hijau
c. kuning
10. Korban yang telah melampaui kondisi kritis dan kecil kemunkinanya
untuk di selamatkan atau telah meninggal diberi kartu
a. merah
b. hijau
c, kuning

Klasifikasi dan penentuan prioritas

11.Beberapa hal mendasari klasifikasi pasien dalam sistem triage adalah


kondisi klaen salah satunya
a. gawat
b. perlu perawatan
c. perlu penanganan segera

12. Keadaan yang mengacam nyawa dan kecacatan yang memerlukan


penanganan dengan cepat dan tepat merupakan pengertian

a. gawat
b. darurat
c. gawat darurat
13. Suatu keadaan yang tidak mengacam nyawa tapi memerlukan penanganan
cepat dan tepat seperti kegawatan merupakan pengertian
a. gawat
b. darurat
c. gawat darurat

14. suatu keadaan yang mengancam jiwa di sebabkan oleh gangguan ABC
(Airway / jalan nafas,breathing / pernafasan,circulation / sirkulasi) , jika
tidak di tolong segera maka dapat meninggal / cacat merupakan
pengertian
a.gawat
b. darurat
c. gawat darurat

Kartu triage

15. Triage di tempat korban di temukan atau pada tempat penampungan yang
dilakukan oleh tim pertolongan pertama atau tenaga medis gawat darurat
dinamakan
a. triage di tempat
b. triage medic
c. triage evaluasi
16. Triage yang di lakukan saat korban memasuki pos medis lanjutan disebut
a. triage di tempat
b. triage medic
c. triage evaluasi
17. Triage yang tujukan kepada korban yang dapat di pindahkan kerumah
sakit yang telah siap menerima korban bencana masal disebut
a. triage di tempat
b. triage medic
c. triage evaluasi

Fungsi triage

18. Berikut merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan kegiatan


pembedaan kegawatan yaitu

a. memberikan pasien label warna sesuai dengan skala prioritas

b. menentukan kebutuhan media


c. pemindahan pasien keruang operasi

19. Berikut merupakan triage yang berkaitan dengan kegiatan anamnesa dan
pemeriksaan

a. menilai tanda-tanda dan kondisi vital dari korban

b. mengenai kemungkinan kecacatan pada pasien

c. menilai kemungkinan tindakan operasi pada pasien

20. Berikutnya merupakan fungsi triage yang berkaitan dengan kegiatan


penentuan derajat kegawatan

a. menentukan prioritas penanganan korban

b. menentukan kebutuhan oksigenasi

c. menentukan kebutahan pasien

CEKLIS PENILAIAN KETERAMPILAN TRIASE

No Pernyataan Dilakukan tidak

dilakukan

1. Menggunakan APD : sarung tangan, masker

perlengkapan medis

2. Memangil korban untuk dapat berjalan

kearah perkumpulan dan di beri label hijau

3. Mengidentifikasi pernapasan korban

4. Bila korban tidak korban tidak bernapas


maka buka jalan napas

5. Bila korban terlihat tidak bernapas maka di

beri lebel hitam

6. Bila korban bernapas maka di beri lebel

merah

7. Bila saat identifikasi pernapasan klien

bernafas maka hitung frekuensi napas

8. Bila frekuensi napas > 30 kali /menit pada

orang dewasa dan > 40 kali /menit pada

anak – anak maka berikan lebel merah

9. Bila frekuesi napas < 30 kali / menit pada

orang dewasa dan < 40 kali /menit pada nak

–anak maka lanjutkan pemeriksaan nadi

10. Bila nadi > 100 kali /menit pada orang

dewasa atau 120 pada anak – anak maka beri

lebel merah

11. Bila nadi < 100 kali /menit pada orang

dewasa atau <120 pada anak – anak maka

lakukan pemerikasaan CRT dan lanjutkan

mental status
12. Bila korban bisa mengikuti perintah dengan

sederhana mis: di suruh angkat tangan maka

di beri lebel kuning namun tidak di bagian

yang cedera

13. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu

perintah sederhana maka di beri lebel merah

Anda mungkin juga menyukai