Oleh :
i
ii
SKRIPSI
Oleh:
SULTHON ARIS NURROHMAD WAHID
ii
iii
SKRIPSI
Oleh:
iii
iv
PERNYATAAN ORIGINALITAS
iv
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi pada
tanggal 10 Agustus 2020
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Karyo, S.Kep., Ns., MM., M.Kep. Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM.
NIDN. 0702018002 NIDN. 0722048005
v
vi
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji skripsi
Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Nahdlatul Ulama Tuban
pada tanggal : 10 Agustus 2020
Panitia Penguji,
Tanda Tangan
Mengetahui,
Ketua STIKES NU Tuban
vi
vii
RIWAYAT HIDUP
vii
viii
Dibuat di : Tuban
Tanggal : 10 Agustus 2020
Yang menyatakan
viii
ix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadiran Allah SWT, yang
senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Sikap Lansia dengan Keaktifan
Lansia Memanfaatkan Posyandu Sehat II Di Desa Tahulu Kecamatan Merakurak
Kabupaten Tuban”
Skripsi ini terselesaikan karena bantuan dari berbagai pihak sehingga
selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir, SKM., M.Kes., DIE selaku Ketua STIKES
NU Tuban.
2. Bapak Kusno Ferianto, S.Kep., Ns., M.Kep., MM selaku Ketua Program
Studi Ners STIKES NU Tuban.
3. Bapak Karyo, S.Kep., Ns., MM., M.Kep selaku pembimbing 1 yang telah
berkenan memberikan waktu dan arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Mokhamad Nurhadi, S.Kep., Ns., M.Kep., MM. selaku
pembimbing 2 yang telah berkenan memberikan waktu dan arahan kepada
penulis guna kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Suhartono, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penguji, yang telah
memberikan masukan guna kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Moh Thohiron S.Kep., Ns., selaku penanggung jawab Posyandu
Lansia Sehat II Desa Tahulu Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban
7. Responden yang sudah mau memberikan waktu dalam pengambilan data
untuk penelitian.
8. Seluruh Dosen Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Nadhlatul Ulama Tuban yang turut memberikan saran dan
kritik dalam pembuatan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan sepenuhnya,
baik moral, materil maupun spiritual kepada peneliti dalam penyelesaian
skripsi ini.
10. Keluarga besar yang senantiasa memberikan dukungan dalam pembuatan
skripsi ini.
11. Seluruh teman-teman Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama
Tuban, khususnya angkatan 9 Program Studi S1 Keperawatan yang telah
memberikan saran dan kritik dalam pembuatan skripsi ini.
12. Serta semua pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, berbagai saran, tanggapan dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Halaman Judul..................................................................................................i
Lembar Persyaratan Gelar................................................................................ii
Lembar Pernyataan Orsinalitas.........................................................................iii
Lembar Persetujuan..........................................................................................iv
Lembar Pengesahan Skripsi..............................................................................v
Lembar Riwayat Hidup.....................................................................................vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi........................................................vii
Kata Pengantar..................................................................................................viii
Daftar Isi...........................................................................................................ix
Daftar Tabel......................................................................................................xii
Daftar Gambar..................................................................................................xiii
Daftar Singkatan...............................................................................................xiv
Daftar Lambang................................................................................................xvi
Lampiran...........................................................................................................xvii
Abstrak..............................................................................................................xviii
Abstrack............................................................................................................xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................5
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................6
1.4 Tujuan................................................................................................6
1.4.1 Tujuan Umum.........................................................................6
1.4.2 Tujuan Khusus........................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................7
1.5.1 Manfaat Teoritis......................................................................7
1.5.2 Manfaat Praktis.......................................................................7
1.6 Ruang Lingkup Masalah...................................................................7
1.7 Riset Pendukung................................................................................8
x
xi
xi
xii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................80
LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Judul
Halaman
Tabel 1.1 Riset Pendukung Hubungan antara Sikap
Lansia dengan Keaktifan Lansia
Memanfaatkan Posyandu Sehat II Di Desa
Tahulu Kecamatan Merakurak Kabupaten 8
Tuban..
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Judul
Halaman
Gambar 2.1 Precede Proceed Modal (Green LW. & Kreuter
MW, 1991) 42
xiv
xv
Daftar Singkatan
xv
xvi
xvi
xvii
Daftar Lambang
N : Besar Populasi
n : Besar Sampel
% : Prosentase
. : Titik
, : Koma
? : Tanda Tanya
< : Kurang Dari
> : Lebih Dari
≥ : Lebih Dari atau Sama Dengan
≤ : Kurang Dari atau Sama Dengan
= : Sama Dengan
- : Tanda Hubung
( : Kurung Buka
) : Kurung Tutup
: : Titik Dua
; : Titik Koma
: Mempengaruhi
: Diteliti
: Tidak Diteliti
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
xix
ABSTRAK
Sikap sebagai kesiapan seseoarang untuk bertindak tertentu pada situasi tertentu,
dalam sikap positif ataupun sikap negatif (Notoatmodjo, 2007). Perilaku aktif dalam
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia dapat meminimalkan permasalahan kesehatan
Lansia yang muncul akibat proses penuaan, karena penyakit dapat dideteksi secara dini.
Selain itu aktif mengikuti Posyandu Lansia juga dapat meningkatkan derajat kesehatan
serta Usia Harapan Hidup (Mamik, 2013). Tujuan Penelitian untuk Mengetahui
Hubungan Sikap Lansia dengan Keaktifan Lansia Memanfaatkan Posyandu Sehat II di
Desa Tahulu Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
Penelitian ini menggunakan desain “ analitic observasional” dengan pendekatan
waktu cross sectional yang melibatkan 56 lansia di Posyandu Sehat II Desa Tahulu
Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Teknik pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling dan data diambil menggunakan kuesioner dan observasi,
sedangkan uji statistik yang digunakan adalah uji chi square.
Hasil penelitian diketahui bahwa dari 49 Orang (100%) responden didapatkan
keaktifan yang aktif memanfaatkan posyandu sehat II dengan sikap lansia yang positif 19
(95%) responden dan lansia yang tidak aktif 1 (5%) responden. Sedangkan lansia yang
tidak aktif dengan sikap lansia yang Negatif 29 (100%) responden. Hasil uji statistik uji
Chi square tingkat kemaknaan α=0.05 didapatkan nilai p=0,00 dimana p= 0,00 < α = 0.05
maka di simpulkan H1 diterima berarti ada hubungan yang signifikan, dengan hubungan
antara sikap lansia dengan keaktifan lansia memanfaatkan posyandu sehat II di Desa
Tahulu Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban.
Berdasarkan penelitian ini disarankan lansia lebih aktif memanfaatkan posyandu
lansia untuk menghindari keluhan fisik yang memburuk, keaktifan lansia memanfaatkan
posyandu berasal dari kesadaran sikap lansia yang baik (positif) tentang posyandu lansia
bahwa penting mengontrol kesehatan setiap bulan untuk menjaga agar tetap hidup sehat
dan produktif tanpa perlu menunggu keluhan fisik/sakit saja dalam memanfaatkan
posyandu lansia, diharapkan lansia secara rutin setiap bulannya menghadiri posyandu
lansia agar kondisi kesehatan lansia terpantau dengan baik
xix
xx
ABSTRACT
Keywords: attitude of the elderly, the active use of the elderly Posyandu
xx
BAB 1
PENDAHULUAN
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia agar tetap dapat hidup sehat,
mandiri, serta produktif. Hal ini diperkuat dengan adanya peraturan Undang-
Undang No. 36 Tahun 2009 Pasal 138 bahwa upaya pemeliharaan kesehatan bagi
lanjut usia harus ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada pasal 19 disebut bahwa kesehatan
usia lanjut hingga 2,6 %. Pertambahan jumlah ini melebihi pertambahan populasi
keseluruhan yaitu (1,2%). Jumlah usia lanjut tersebut meningkat menjadi 700 Juta
di tahun 2009 dan diproyeksikan di tahun 2050 mencapai 2 milyar, 3 kali lebih
tinggi dibandingkan yang terjadi di tahun 2009. Pertumbuhan ini terjadi lebih
sejak tahun 1999 komite Aging melaporkan bahwa penduduk usia lanjut
2
diprediksikan mencapai 400 juta atau sekitar 30 % dari total jumlah penduduk
lansia usia pertengahan yaitu rentang 45-59 tahun, lansia elderly rentang 60-74
tahun, lansia tua rentang 75-90 tahun, dan usia sangat tua yaitu usia diatas 90
tahun.
Indonesia yaitu 18,1 juta jiwa (7,6% dari total penduduk). Pada tahun 2014,
jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa dan
diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mancapai 36 juta jiwa. (Depkes
RI, 2015). Data Badan Statistic (BPS) jawa timur jumlah lansia tahun 2017
12,25% sebanyak 4,8 juta jiwa (Badan Statistik Jawa Timur, 2017), sedangkan
kabupaten tuban jumlah lasia 2017 umur 60 tahun keatas diperkirakan sebanyak
diperkirakan sebanyak 4.852 Lansia, dan jumlah lansia di Desa Tahulu sebanyak
562 lansia. Di Desa Tahulu terdapat Posyandu Sehat II yang mengikuti posyandu
lansia tahun 2019, 69 orang yang masuk kriteria diteliti 56 lansia yang di
laksanakan setiap satu bulan sekali pada tanggal 20, dari data kunjungan
posyandu lansia bulan juni 2019 sebanyak 22 lansia atau 61,1%, pada bulan juli
2019 sebanyak 8 lansia atau 14,2%, pada bulan agustus 2019 sebanyak 9 lansia
atau 16% Data tersebut mempunyai arti bahwa 3 bulan terakhir kunjungan lansia
Posyandu Lansia jika ada keluhan fisik/sakit saja. Jika tidak ada keluhan
fisik/sakit para lansia lebih memilih dirumah dan beraktivitas lainnya, 1 orang
kesejahteraan bagi lansia ini (Martono, 2009). Kegiatan posyandu lansia yang
sehingga kualitas hidup masyarakat lanjut usia tetap terjaga dengan baik dan
optimal. Berbagai kegiatan dan program posyandu lansia tersebut sangat baik dan
Posyandu Lansia, maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan
baik, sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi
4
tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam
jiwa mereka. Penyuluhan dan sosialisasi tentang manfaat Posyandu Lansia perlu
terus ditingkatkan dan perlu mendapat dukungan berbagai pihak, baik keluarga,
tertentu, dalam sikap positif ataupun sikap negatif (Notoatmodjo, 2007). Perilaku
penyakit dapat dideteksi secara dini. Selain itu aktif mengikuti Posyandu Lansia
juga dapat meningkatkan derajat kesehatan serta Usia Harapan Hidup (Mamik,
2013).
lansia masih belum sesuai harapan target yang ditetapkan. Dari rendahnya
kunjungan lansia sangat berdampak dengan status kesehatan.. Lansia yang tidak
kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik dan dikhawatirkan dapat
posyandu berasal dari kesadaran sikap lansia yang baik tentang posyandu lansia
bahwa penting mengontrol kesehatan setiap bulan untuk menjaga agar tetap hidup
sehat dan produktif tanpa perlu menunggu keluhan fisik/sakit saja dalam
memanfaatkan posyandu.
5
diperkirakan sebanyak 4.852 Lansia, dan jumlah lansia di desa tahulu sebanyak
562 lansia. Di desa tahulu terdapat Posyandu Sehat II yang mengikuti posyandu
lansia tahun 2019, 69 orang yang masuk kriteria diteliti 56 lansia yang di
laksanakan setiap satu bulan sekali pada tanggal 20, dari data kunjungan
posyandu lansia bulan juni 2019 sebanyak 22 lansia atau 61,1%, pada bulan juli
2019 sebanyak 8 lansia atau 14,2%, pada bulan agustus 2019 sebanyak 9 lansia
atau 16% Data tersebut mempunyai arti bahwa 3 bulan terakhir kunjungan lansia
Posyandu Lansia jika ada keluhan fisik/sakit saja. Jika tidak ada keluhan
fisik/sakit para lansia lebih memilih dirumah dan beraktivitas lainnya. 1 orang
6
Kabupaten Tuban.
Kabupaten Tuban.
Kabupaten Tuban.
7
keperawatan.
pada lansia.
3. Bagi Responden
kesehatan lansia.
Kabupaten Tuban. Yang peneliti ambi, terdapat penelitian yang hampir serupa
Pendekatan/
No Judul Penulis Instrumen Tahun metode
penelitian
1. Analisis faktor Aplonia Kuisoner 2017 Deskriptif
kehadiran lansia Amaral,
dalam mengikuti Joko
posyandu di desa Wiyono,
pagersari kecamatan Erlisa
ngantang kabupaten Candawati
malang
2. Faktor yang Novy Kuisoner 2019 Cross
berhubungan Ramini Sectional
dengan pemanfaatan Harahap
posyandu lansia di
wilayah kerja
pueskesmas
kambesko tahun
2018
3. Faktor-faktor yang Mindianata Kuisoner 2018 Analitik
berpengaruh Putri Observisional
terhadap niat
keaktifan lansia
dalam mengikuti
posyandu lansia
4. Pemanfaatan Viena Kuisoner 2015 Cross
Posyandu Lansia di Vicktoria Sectional
Wilayah Kerja Mengko,
Puskesmas Teling G. D.
Atas Kota Manado Kandou,
R. G. A.
Massie
9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(secara positih dan negatif) terhadap orang, obyek, dan situasi tertentu. Dengan
menetap dibanding emosi dan fikiran. Menurut Saifudin Azwar (2010) sikap
diartikan sebagai reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap
1. Kognitif, yaitu
sikap
9
10
2. Afektif, yaitu
3. Konatif, yaitu
dihadapinya.
2014)
objek tertentu.
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan buka dibentuk atau dipelajari
2. Sikap dapat berubah-rubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
4. Objek sikap itu merupaka suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
dimiliki orang.
1. Menerima (receiving)
diberikan (obyek).
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
merespon.
harus berani ambil resiko bila ada orang lain yang tau adanya resiko
lain.
1. Pengetahuan
13
sesuatu tersebut.
2. Kepercayaan
mengenai sesuatu objek sikap, yaitu kalimat bersifat mendukung atau memihak
pada pobjek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favorable.
Sebaiknya pernytaan sikap mungkin pula berisi hal- hal negatif menganai suatu
onjek sikap yang bersikap tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap.
Suatu skala sikap dapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan
favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikia
14
pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua gegatif yang
seolah-olah memihak atau tidak memihak sama sekali objek sikap (Azwar, 2005).
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-
(Notoadmojo, 2003).
1971).
2. Situasi pengukuran
4. Penyelenggaraan pengukuran
1. Skala Thurstone
paling kritis dalam penyusunan alat ini seleksi awal terhadap pernyataan
skala.
skala harus membuat sample pernyataan sikap sekitar 100 buah atau lebih.
Median atau rerata perbedaan penilaian antar penilai terhadap sistem ini
skala kemudian menyusun aitem mulai dari aitem yang memiliki nilai
Dalam penelitian, skala yang telah dibuat ini diberikan kepada responden.
sikpa seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala yang sama.
pula dalam sikapnya. Asumsi kedua adalah nilai skala yang berasal dari
16
ranting para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap penilai terhadap isu.
2. Skala likert
masing aitem dalam skala yang terdiri 5 poin (sangat setuju, setuju, ragu-
ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju). Semua aitem favorable kemudian
diubah nilainya dalam angka yaitu untuk sangat setuju nilainya 5, sangat
skala sangat setuju adalah 1 sedangkan untuk yang sangat tidak setuju
nilainya 5. Seperti halnya skala thurstone, skala rikert disusun diberi skor
3. Unobstrusive Measure
Metode ini berakat dari suatu situasi dimana seseorang dapat mencatat
pertanyaan.
4. Multidimensional Scaling
17
kerelaan responden
yang bersangkutan
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya.
Kelompok yang di kategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang
yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat
menjadi :
2. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa
1. Teori Biologi
waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka akan
Radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur menurut teori ini
2) Teori Error
3) Teori Autoimun
pada lanjut usia. Dalam hal lain sistem imun tubuh sendiri daya
protein dan asam lemak tak jenuh. Makin tua umur makin banyak
5) Teori Kolagen
jaringan.
2. Teori Psikososial
1) Activity theory
langsung
21
2) Continitis theory
3) Dissaggement theory
penuaan.
6) Jung Theory
perkembangan kehidupan.
maksimum.
dengan usianya.
3. Teori Sosiologis
mengeluarkan biaya.
lanjut usia.
23
lanjut usia.
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia.
ini ia menjadi lanjut usai. Hal ini dapat dilihat dari gaya hidup,
Teori ini pertama diajukan oleh Cumming dan Henry (1961). Teori
relationship)
and values).
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari
menunutut.
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
lansia meliputi :
1. Masalah Fisik
mulai melambat dan postur tubuh yang tidak proposional, sebagai akibat
mampu, serta hilang aktivitas dan vitalitas diri. Kondisi ini dalam keadaan
27
2. Masalah Kesehatan
dirasakan oleh lanjut usia. Pada lanjut usia terjadi kemunduran sel-sel
2009)
3. Masalah Psikologis
Menurut Siti Partini (2011), masalah psikologis yang dihadapi lansia pada
4. Masalah Ekonomi
1) Kelompok lanjut usia yang sudah uzur, pikun, yakni meraka yang
lain.
3) Kelompok lanjut usia yang miskin, yang termasuk mereka yang secara
5. Masalah Sosial
Pada umumnya, setelah memasuki masa tua atau lanjut usia, seseorang
kantornya yang terputus hubungan kerja karena pension. Dan apabila dia
Kurangnya kontak sosial ini menimbulkan kesepian, murung, dan hal ini
tentu tidak sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang
dialaminya.
tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah teknologi yang
mengacu pada masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya
geriatric service)
lansianya.
ceramah.
Service)
31
sederhana (poliklinik lansia) sampai pada yang maju (bangsal akut, klinik
siang terpadu “nursing hospital”, bangsal kronis dana tau panti werdha
“nursing home”.
lain:
agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,
lain adalah :
kesehatan lainnya.
seimbang.
kelompok sosial.
dengan kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
3. Upaya kuratif, yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa
kegiatan :
lain agar usia lanjut dapat memberikan karya dan tetap merasa
penderita.
ditujukan kepada:
swasta)
emosiolnal. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia sebagai alat pencatat dan
digunakan di Puskesmas
sederhana)
posyandu secara rutin setiap bulan dan merupakan salah satu bentuk
lansia menurut Suddart dan brunner (2002) seperti dikutip di Ghana Syakira
adalah :
(Purnama, 2010).
2. Sikap
36
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
stimulus sosial. Sikap ini masih meruapakn reaksi yang tertutup, bukan
2003)
3. Motivasi lansia
Mengingat kondisin fisik yang lemah sehingga mereka tidak dapat leluasa
menggunakan berbagai sarana dan fasilitas khusus bagi lansia. Hal ini
5. Dukungan keluarga
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
6. Peran kader
dari sebuah sistem kesehatan. Kader bertanggung jawab kepada desa dan
posyandu lansia, serta kader memberi tahu kepada lansia tentang jadwal
akan kesehatan, dan nilai-nilai sosial budaya, pola relasi gander yang ada
2012)
38
dengan mengunjungi posyandu lansia secara rutin 3 dalam 3 bualn terakhir tanpa
derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Sebaliknya, semakin tinggi angka
2012)
meliputi :
dan akan diperoleh dari perilaku sehat. Manfaat yang dirasakan diusulkan
aksi yang terlihat dalam perilaku dari manfaat yang diharapkan akan
berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar ataun kecil dan
sebagainya.
pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh
(IMT).
cuprisulfat
6) Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
7) Pemeriksaan adanya zal putih telur (protein) dalam air seni sebagai
9) Penyuluhan kesehatan
40
11) Kegiatan olah raga seperti senam lansia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
12) Program kunjungan lansia ini minimal dapat dilakukan 1 (satu) bulan
2. Persepsi Hambatan
malas, malu, takut, rasa sakit. Kesadaran akan hambatan diantisipasi telah
yang terlibat dalam perilaku tertentu dan pelaksanaan actual dari perilaku.
1) Ketidaktersediaan
injak, alat tes gula darah, asam urat, kolesterol dan tempat yang
2) Ketidaknyamanan
seperti ruangan yang panas tidak ada kipas angina atau AC, tempatnya
sangat sempit, tidak ada kursi atau tempat duduk untuk lansia, dan
3) Biaya
pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor luar lingkungan
Gambar 6.1 Precede proceed model (Green LW. & Kreuter MW, 1991)
tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan.
semakin tinggi.
3. Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang
4. Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena
Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup
Health
Gambar 6.2 Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan (Green lw dan Kreuter
Mw, 1991)
45
perilaku masyarakat.
BAB 3
Pengetahuan
Promosi
Kesehatan Komponen
Keaktifan lansia
Pendidikan sikap
memanfaatkan
Kesehatan
1. Kognitif posyandu lansia
↓↑ Kepercayaan
Peraturan 2. Afektif 1. Aktif
kebijakan 3. Konatif 2. Tidak aktif
organisasi
Kebudayaan
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap. Dan untuk menunjang
suatu objek melalui proses melihat, mendengar dan merasakan. Kepercayaan dan
dihadapinya.
individu dapat dilihat sebagai cerminan dari kepercayaan terhadap sesuatu hal.
mempengaruhi sikap keluarga untuk memilih berobat kerumah sakit yang sudah
yaitu: Aktif jika mengikuti posyandu ≥ 8 kali/ tahun, tidak aktif jika mengikuti
antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan
dalam penelitian (Nursalam, 2016). Dari kerangka konsep penelitian diatas dapat
Tuban.
49
BAB 4
METODE PENELITIAN
keaktifan lansia memanfaatkan posyandu sehat II, tanpa adanya intervensi dari
4.2.2 Sampel
pakai pada penelitian ini adalah Lansia di Desa Tahulu Kecamatan Merakurak
Kriteria yang akan dijadikan sampel penelitian terdiri dari dua kriteria,
1. Kriteria Inklusi
50
2. Kriteris Eksklusi
Nursalam (2016) menyatakan besar sampel penelitian ini dihitung dengan rumus :
N
n=
1+ N ( d 2)
Keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
d : Tingkat signifikan
N
n= 2
1+ N ( d )
52
56
n=
1+56 (0,052 )
56
n=
1+56 ¿ ¿
56
n=
0,1425
n=49,12
n = 49,1 = 49 (dibulatkan)
Populasi:
Seluruh lansia di Desa Tahulu Kecamatan Merakurak Kabupaten
Tuban yang mengikuti Posyandu 56 Lansia
Teknik Sampling
Simple random sampling
Sampel Penelitian:
Sebagian lansia yang terdaftar di Posyandu Sehat II Desa Tahulu
Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban berjumlah 49 Lansia
Desain Penelitian:
Korelasional dengan pendekatan waktu Cross Sectional
Variabel Dependen:
Variabel Independen
Keaktifan Lansia
Sikap Lansia
Memanfaatkan Posyandu
Pengumpulan Data:
Menggunakan lembar kuisoner dan lembar observasi
Pengolahan Data:
Editing, Coding, Skoring, dan Tabulasi
Analisa Data:
Menggunakan uji Chi Square
Kesimpulan:
Ada Hubungan atau tidak
54
independen.
tertentu sesuai
dengan sikap
yang dimiliki
oleh seseorang
1. Mengikuti
posyandu
lansia
setiap
bulan
secara rutin
2. Mengikuti
kegiatan
cek
kesehatan
rutin
3. Mengikuti
kegiatan
penyuluha
n
kesehatan
4. Melibatkan
keluarga
setiap
kegiatan
posyandu
lansia
Dependen : Keikutsertaa 1. Presentasi Lembar Nominal Skor: Aktif
Keaktifan n lansia lansia aktif Observasi : Minimal
Lansia dalam menfaatkan ≥70% hadir
Memanfaatk memanfaatka posyandu lansi atau ≥8x
an Posyandu n posyandu 2. Presentasi dalam satu
Lansia lansia yang lansia tidak tahun
dilakukan aktif Tidak aktif:
setiap bulan memanfaatkan jika
pada bulan posyandu presentase
Maret 2019- lansia <70% hadir
Februari atau <8x
2020 dalam 1
tahun
Kode:
Aktif: 2
Tidak
Aktif: 1
57
Instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti
dan lebih mudah (Nursalam, 2016). Instrumen yang akan digunakan dalam
yang positif atau negatif), Konaktif Bertindak atau berperilaku dan lembar
,dan mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
apabila alat itu dapat mengukur suatu gejala dalam berlainan senantiasa
jika nilai cronbach’s alpha ≥ r tabel. Berdasarkan hasil uji coba dengan 8
respoden (dari rumus N-2 yaitu 10-2 = 8 dengan r tabel yaitu 0,707) di
sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti. Waktu penelitian akan
1. Persiapan
59
Tuban.
2) Meminta izin kepada pihak-pihak terkait yang telah mendapat izin dari
2. Pelaksanaan Penelitian
tujuan serta menunujukian surat izin dari pihak yang terkait yang
hak-haknya.
lengkap.
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia. Data sekunder dalam
lansia.
∑F
P= X 100%
N
61
Keterangan :
P : Presentase
∑F : Jumlah frekuensi
N : Jumlah responden
a. 100% : Seluruhnya
d. 50% : Setengahnya
1. Editing
kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner sudah terisi apa
belum.
2. Scoring
Menentukan skor atau nilai untuk item pertanyaan dan menentukan nilai
1) Penilaian alat ukur sikap lansia, peneliti menetapkan untuk alat ukur
setuju diberi skor 3, apabila jawaban sangat tidak setuju diberi skor 4.
3. Coding
Coding yakni mengubah data terbentuk kalimat atau huruf menjadi angka
atau bilang.
1) Sikap lansia
Dari hasil skor yang diperoleh dikategorikan menjadi sikap positif dan
(1) Kode 2: aktif bila mengikuti kegiatan minimal 8x atau 70% dalam
satu tahun
63
(2) Kode 1: tidak aktif bila mengikuti kegiatan kurang dari 8x atau
4. Tabulating
5. Uji statistik
Uji Korelasional untuk mengetahui ada hubungan atau tidak dari kedua
dan nominal sehingga uji statistik yang digunakan adalah UjiChi Square.
6) Terakhir klik Ok, maka akan muncul Output SPSS yang akan kita
interprestasikan.
7) Hasil output.
data meliputi:
1) Jika p value > 0,05 maka H0 ditolak, artinya tidak ada hubungan
variabel-variabel tersebut.
kode tertentu.
peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang hanya bisa disajikan
1. Data Demografi
Tahulu.
68
Kabupaten Tuban
kesehatan.
Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
Dari tabel 5.2 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berjenis
Dari tabel 5.3 di atas diketahui sebagian besar bahwa sikap lansia di
Dari tabel 5.4 di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar keaktifan lansia
Tahun 2020
Keaktifan Lansia
No. Sikap Lansia Aktif Tidak Aktif Total
(%) (%)
1. Positif 19 (95%) 1 (5%) 20 (100%)
2 Negatif 0 (0%) 29 (100%) 29 (100%)
Jumlah 19 (38.7%) 30 ((61.2%) 49 (100%)
Sumber : Data Primer Peneliti Tahun 2020
71
Dari tabel 5.5 di atas diketahui bahwa dari 49 Orang (100%) responden
sikap lansia yang positif 19 (95%) responden dan lansia yang tidak aktif 1
(5%) responden. Sedangkan lansia yang tidak aktif dengan sikap lansia
melalui kuesioner dan memastikan tidak ada kuisoner yang tidak terisi.
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan, maka dalam bagian
ini akan membahas mengenai hasil penelitian, yaitu sikap lansia, keaktifan lansia
memanfaatkan posyandu sehat II, hubungan anatara sikap lansia dengan keaktifan
Sikap merupakan perasaan untuk merespon suatu objek atau situasi baik
positif maupun negatif dengan cara mendukung atau memihak pada suatu kodisi
tertentu (Saifuddin Azwar, 2015). Oskup dan Schult (2005) menyatakan bahwa
sikap sesorang dalam menentukan reaksi atau respon yang muncul dari seorang
kebudayaan.
Selain itu dipengaruhi emosional perasaan terhadap suatu objek tertentu. Lansia
yang mempunyai sikap negatif cenderung mengatakan bahwa tidak tahu tentang
Berdasarkan usia, responden yang usia 75-90 (usia tua) tahun juga
dikaitkan dengan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi cara pandang dan
sikap seseorang. Responden yang usia 75-90 (usia tua) tahun dapat di artikan
mereka yang masih merasa tubuhnya sehat tidak ada keluhan pada tubuhnya
mencari kesibukan lain. Sedangkan responden yang umur 60-74 (usia lanjut)
dengan orang lain dalam menyelesaikan keluhan fisik yang di alami. Sehingga
pola fikir mereka akan berbeda dengan responden yang berusia 75-90 (usia tua)
tahun.
berjenis kelamin perempuan dari responden diketahui bahwa banyak lansia yang
tidak tahu adanya posyandu setiap bulannya dan lebih senang di rumah, dari
faktor kader yang kurang memberi penyuluhan terhadap lansia yang ada di Desa
tempat posyandu cukup jauh. Lansia yang berjenis kelamin perempuan menjadi
jumlah terbanyak yang terdaftar di posyandu sehat II tetapi tidak semuanya aktif
karena faktor fisik, dukungan keluarga, jarak posyandu, sikap kader, sikap petugas
besar lansia yang tidak mengetahui tentang posyandu lansia, dan tidak mengetahui
fungsi dari posyandu lansia, kader, petugas kesehatan, serta peran keluarga
lansia bagi kesehatan para lansia agar lansia mau untuk dating mengikuti
posyandu lansia.
lansia mengatakan ragu dan tidak setuju terhadap diadakannya posyandu lansia
setiap bulannya karena sebagian kondisi fisik lansia lemah untuk datang ke
lansia karena menurut sebagian lansia sama saja tidak ada perubahan terhadap
bulannya, dan sebagian besar lansia mengatakan ragu dan tidak setuju untuk
mengajak keluarga dalam kegiatan posyandu lansia karena banyak lansia yang
tidak satu rumah dengan keluarganya. Sehingga lansia lebih suka untuk di rumah
karena motivasi serta dukungan keluarga kurang untuk para lansia agar datang ke
karena ditunjang oleh faktor pendukung yang baik, memadai dan informasi yang
menghabiskan waktu untuk di rumah, selain itu lansia juga memilih kesibukan
secara rutin setiap bulan dan merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan
optimal. Lansia yang dikatakan aktif apabila minimal mengikuti kegiatan 8 kali
faktor yaitu pengetahuan lansia tentang posyandu, sikap lansia, motivasi lansia,
kondisi fisik lansia untuk datang ke posyandu, ketersediaan sarana dan prasarana,
antara lain faktor kesibukan dan lansia lebih memilih berdiam diri di rumah.
Selain itu sikap dari lansia juga sangat berpengaruh terhadap kegiatan poyandu
lansia. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunujukan konotasi adanya
merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial sikap ini masih
merupakan reaksi terhadap stimulus sosial. Sikap ini masih merupakan raksi
tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka (Notoatmidjo, 2003)
Letak posyandu lansia yang tidak terlalu jauh membuat lansia tidak
mengalami kendala dalam letak geografi. Sarana dan prsarana yang terdapat di
lengkap, dimana peralatan seperti alat pengukuran tekanan darah, alat timbangan
BB sudah ada dan obat-obatan. Namun untuk luas posyandu lansia tidak terlalu
Pembantu) yang mengakibatkan lansia merasa tidak nyaman sehingga lansia tidak
lansia merasa senang karena keramahan dari petugas posyandu lansia, semangat
dari petugas lansia untuk mengajak lansia dating ke posyandu dan dapat bertukar
kesehatannya.
buku kunjungan lansia, dari 49 lansia sebagian besar tidak aktif memanfaatkan
Hasil analisis menggunakan Program SPSS for windows dengan uji Chi
penelitian ini ada hubungan yang bermakna ketidakaktifan lansia dikatakan sedikit
atau berkurang itu di karenakan sikap lansia yang lebih memilih mementingkan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunujukan konotasi adanya kesesuaian
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial sikap ini masih merupakan
reaksi terhadap stimulus sosial. Sikap ini masih merupakan raksi tertutup, bukan
secara rutin setiap bulan dan merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan
optimal.
sikap positif namun hanya 1 lansia yang tidak aktif dalam memanfaatkan
posyandu, sikap lansia, motivasi lansia, kondisi fisik lansia untuk dating ke
dukungan keluarga, sikap petugas kesehatan, sikap lansia dan kesibukan lansia.
menghindar, membenci dan tidak sama dengan menyukai objek tertentu. Hal ini
memanfaatkan posyandu lansia antara lain pengetahuan lansia, sikap lansia, peran
kesehatan dirinya sendiri, mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi
dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi yang meliputi pemeriksaan
Pada penelitian ini dapat kita ketahui bahwa ada hubungan anatara sikap
hasil penelitian ini menunjukkan sikap negatif Lansia maka semakin jarang Lansia
tindakan untuk tidak memanfaatkan Posyandu. Hal ini dikarenakan Lansia belum
lansia tersebut.
mengumpulkan lansia dalam suatu tempat atau posyandu lansia. Jadi peneliti
melakukan penelitian dengan kunjungan dari pintu rumah satu ke pintu rumah
berikutnya.
BAB 7
7.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang berjudul “Hubungan antara Sikap Lansia dengan
3. Ada hubungan yang signifikan antara sikap lansia dengan keaktifan lansia
7.2 Saran
3. Bagi Responden
Aplonia Amaral, Joko Wiyono, Erlisa Candawati. 2017. Analisis faktor kehadiran
Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Di Desa Pagersari Kecamatan Ngantang
Kabupaten Malang. Jurnal ilmiah keperawatan. Vol 2. No 2
Arikunto, Suharsimi. 2006 Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi VII. Jakarta. PT.Rineka Cipta
Azwar, S., 2012. Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
pelajar
Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur . Diakses 20 September 2019.
https://jatim.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab3
Badan Pusat Statistik Kabupaten tuban. Diakses 20 September 2019
https://tubankab.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekViewTab
BBPPKS Yogyakarta. (2009). Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU),
Model Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia Dalam Perspektif Pekerjaan
Sosial. Yogyakarta: Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan
Sosial Yogyakarta
Depkes, 2003, Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Petugas
Kesehatan. Jakarta: Direktorat kesehatan keluarga
Depkes RI. 2010. Pedoman Pembinaan Kesehatan lanjut usia bagi Petugas
Kesehatan. Jakarta
Depkes RI 2013. Data dan informasi: Kesehatan : Gambaran Kesehatan lanjut
usia di indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Depkes 2016. Data dan informasi Kesehatan : Situasi Lanjut Usia Usia (Lansia)
Di Indonesia. Jakarata
Dewi, S.R. 2014.Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:Deepublish
Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Family nursing:
Theory and Practice). Edisi 3. Jakarta: EGC
Isnawati, S.Cahyo.2010. Posyandu dan Desa Siaga. Bantul : Nuha Medika.
Kemenkes RI.2012. Menuju Tua Sehat. Mandiri dan produktif. Jakarta
Kresnawati & Kartinah.2010. Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu di Desa Gonilan Kecamatan
Kartasura. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
83
Lilik ma’rifatul, Azizah. 2011, Keperawatan lanjut usia, Graha ilmu. Jogjakarta
Maryam, R.S., Ekasari,M.T., Rosidawati, Jubeidi,A., & Batubara,I. (2008),
Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta : Salemba medika
Mindianata Putri. 2018. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap niat keaktifan
lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Jurnal Promkes. Vol 6. No 2
Nasrullah, Dede. Buku ajar keperawatan gerontik jilid 1. Jakarata: Trans info
media
Notoatmodjo. 2003. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku
manusia. Yogyakarta : Nuha medika
Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan masyarakat : Ilmu dan seni. Jakarta : Rineka
Cipta
Notoatmodjo.S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo.S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Novy Ramini Harahap. 2019. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan
posyandu lansia di wilayah kerja pueskesmas kambesko tahun 2018..
Gentle Birth. Vol 2. No 1
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Pedoman Skripsi, Texis, Dan Instrument Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2016. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan . salemba Medika. Jakarta
Oskup, S., Schult, P.w.(2005). Attitude and Opinions 3rd Ed .London:Lowrence
Erlbaum associates Inc
Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika
Partini, S. 2011. Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Pender, N. J,. Murdaugh, C. L, & Parsons, M. A. 2001. Health Promotion in
Nursing Practice. New Jersey: Pearson Education Inc
Purnama. 2010. Posyandu lansia. Diakses 18 september 2019
Http://purnama.wodpress.com.2010/12/23/posyandu-lansia/.
Ramirez, R. 2005. Participatory Learning and Communication Approaches For
Managing Prularism. London, Earthscan
Santoso, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok, Edisi Revisi cetakan ke III. Jakarta:
Bumi Aksara
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu
84
2019
Jadwal
No Agustus September Oktober November
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi
1.
Masalah
Survey
2.
Awal
Penyusunan
3.
BAB 1
Penyusunan
4.
BAB 2
Penyusunan
5.
BAB 3
2020
Jadwal
No Desember Januari Februari Maret April
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
6
BAB 4
Penyusunan
7.
Lampiran
Ujian
8.
Proposal
Revisi
9.
Proposal
2020
Jadwal
No Mei Juni Juli Juli Agustus
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengurusan
10 Surat Ijin
Penelitian
Pelaksanaan
11
penelitian
Tabulasi
12
Hasil
No Jadwal 2020
Kegiatan Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
13 Penyusunan
. BAB 5
14 Penyusunan
. BAB 6
15 Penyusunan
. BAB 7
16 Penyusunan
. Lampiran
17
Abstrak
.
18 Seminar
. Hasil
19 Ujian
. Skripsi
Lampiran 2
PERMOHONAN MEJADI RESPONDEN PENELTIAN
Lampiran 3
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Persetujuan ini saya buat dengan sadar tanpa paksaan dari siapapun. Demikian
Responden
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9 : Sertifikat Uji Etik
Lampiran 10 :
Lampiran 11
NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN :
2. Berilah tanda (√) pada jawaban yang dipilih sesuai diri anda sebenarnya.
pendapat anda sendri dan berdasarkan kenyataan yang anda alami. Setiap individu
ini.
Jawaban
No. Pernyataan Sangat
Sangat Ragu- Tidak
Setuju Tidak
Setuju Ragu Setuju
Setuju
Aspek Kognitif (Pengetahuan/keyakinan/pemikiran)
1. Posyandu lansia adalah
tempat pelayanan kesehatan
warga lanjut usia
2. Fungsi dari Posyandu lansia
adalah tempat untuk
mengontrol kesehatan lansia
3. Tujuan dari posyandu lansia
adalah meningkatkan derajat
kesehatan lansia
Aspek Afektif (Emosional/perasaan atau persepsi)
4. Saya merasa senang saat di
posyandu lansia
5. Saya merasa senang adanya
pemeriksaan kesehatan
setiap bulan
6. Saya merasa senang dengan
kegiatan yang diadakan
posyandu lansia
Aspek Konatif (Tindakan/perilaku)
7. Saya bersedia untuk
menghadiri posyandu lansia
setiap bulannya secara rutin
8. Saya mengikuti kegiatan
posyandu berupa cek
kesehatan
9. Saya mengikuti kegiatan
posyandu berupa
penyuluhan kesehatan
10. Saya mengajak keluarga
ikut serta dalam kegiatan
posyandu lansia
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU SEHAT II
DI DESA TAHULU KECAMATAN MERAKURAK KABUPATEN TUBAN
BULAN
NO NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
Lampiran 13
HASIL TABULASI DATA UMUM
No.
Responde Nama Jenis Kelamin Umur (Tahun)
n
1. Tn. S L 78 th
2. Tn. S L 77 th
3. Ny. S P 63 th
4. Tn. J L 67 th
5. Ny. A P 64 th
6. Ny. S P 87 th
7. Ny. L P 63 th
8. Ny. M P 71 th
9. Ny. W P 68 th
10. Ny. K P 61 th
11. Tn. T L 62 th
12. Ny. W P 69 th
13. Ny. R P 89 th
14. Ny. K P 75 th
15. Tn. S L 79 th
16. Ny. K P 64 th
17. Ny. K P 68 th
18. Ny. S P 68 th
19. Ny. D P 83 th
20. Ny. W P 69 th
21. Ny. K P 85 th
22. Tn. R L 64 th
23. Ny. L P 75 th
24. Ny. M P 74 th
25. Ny. S P 72 th
26. Tn. N L 73 th
27. Ny. W P 68 th
28. Tn. R L 68 th
29. Tn. P L 68 th
30. Ny. J P 64 th
31. Tn. T L 61 th
32. Ny. L P 61 th
33. Ny. M P 71 th
34. Ny. K P 71 th
35. Tn. W L 76 th
36. Ny. K P 68 th
37. Ny. R P 63 th
38. Ny. L P 65 th
39. Tn. S L 71 th
40. Ny. M P 83 th
41. Ny. M P 65 th
42. Tn. H L 76 th
43. Ny. S P 72 th
44. Ny. S P 68 th
45. Ny. D P 65 th
46. Ny. S P 70 th
47. Ny. S P 71 th
48. Ny. W P 62 th
49. Ny. S L 66 th
Lampiran 14
HASIL TABULASI LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU SEHAT II
DI DESA TAHULU KECAMATAN MERAKURAK KABUPATEN TUBAN
TAHUN 2020
No Nama Bulan Skor Lansia Mengikuti Kode
Resp Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 Aktif Tidak Aktif
0
1. Tn. S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10 √ 2
2. Tn. S √ √ √ √ √ √ √ √ 7 √ 1
3. Ny. S √ √ √ √ √ 5 √ 1
4. Tn. J √ √ 2 √ 1
5. Ny. A √ √ √ √ 4 √ 1
6. Ny. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
7. Ny. L √ √ √ √ √ 5 √ 1
8. Ny. M √ √ 2 √ 1
9. Ny. W √ √ √ √ √ 5 √ 1
10. Ny. K √ √ √ √ √ 5 √ 1
11. Tn. T √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 √ 2
12. Ny. W √ √ √ 3 √ 1
13. Ny. R √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 √ 2
14. Ny. K √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
15. Tn. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
16. Ny. K √ √ √ √ √ √ √ 7 √ 1
17. Ny. K √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
18. Ny. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
19 Ny. D √ √ √ √ √ 5 √ 1
20. Ny. W √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
21. Ny. K √ √ √ √ √ √ 6 √ 1
22. Tn. R √ √ √ √ √ 5 √ 1
23. Ny. L √ √ √ √ 4 √ 1
24. Ny. M √ √ 2 √ 1
25. Ny. S √ √ √ √ 4 √ 1
26. Tn. N √ √ √ √ √ √ √ √ √ 9 √ 2
27. Ny. W √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
28. Tn. R √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
29. Tn. P √ 1 √ 1
30. Ny. J √ √ √ √ 4 √ 1
31. Tn. T √ √ √ 3 √ 1
32. Ny. L √ √ √ √ 4 √ 1
33. Ny. M √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
34. Ny. K √ √ √ 3 √ 1
35. Tn. W √ √ 2 √ 1
36. Ny. K √ √ 2 √ 1
37. Ny. R √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
38. Ny. L √ 1 √ 1
39. Tn. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
40. Ny. M √ √ √ 3 √ 1
41. Ny. M √ √ √ 3 √ 1
42. Tn. H √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
43. Ny. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
44. Ny. S √ √ √ 3 √ 1
45. Ny. D √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
46. Ny. S √ √ 2 √ 1
47. Ny. S √ √ √ √ √ √ √ √ 8 √ 2
48. Ny. W √ √ √ 3 √ 1
49. Ny. S √ √ 2 √ 1
Keterangan Bulan :
DATA UMUM
usia
jenis_kelamin
sikap_lansia
Total 49
keaktifan_lansia
Total 49
Test Statistics
sikap_lansia keaktifan_lansia
df 1 1
Cases
sikap_lansia *
49 100.0% 0 0.0% 49 100.0%
keaktifan_lansia
Count
keaktifan_lansia Total
Negatif 29 0 29
sikap_lansia
Positif 1 19 20
Total 30 19 49
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
N of Valid Cases 49
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.76.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Lampiran 18
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lampiran 19
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.