SKRIPSI
Oleh:
ANDI RAHMAWATI
NIM: 10519221914
19 Ramadhan 1439 H
Makass
04 juni 2017 M
Dewan penguji :
Disahkan Oleh
Dekan
Agama Islam
MEMUTUSKAN
Bahwa saudara (i)
Nama : ANDI RAHMAWATI
Nim : 10519221914
Judul Skripsi :"KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MENGONTROL PERILAKU SISWA DI SMA
NEGERI 1 BENTENG KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR ”
Dinyatakan : LULUS
Ketua Sekretaris
Dewan Penguji :
Disahkan Oleh
s Agama .stam
awardi PewanM.Pd.I
M : 554 612
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disetujui Oleh:
Pembimbing I, Pembimbing ll
NtM 10519221914
Kelas :E
96AFF079246
Andi Rahmawatl
NIM : 10519221914
vii
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT.
proposal. Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak
1. Kedua orang tua tercinta Radjamuda dan Rosdiana, yang tiada henti-
Muhammadiyah Makassar.
Islam.
viii
4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan
Agama Islam.
5. Ibu Dr. Sumiati, S.Ag., MA. Dan Bapak Abdul Fattah, S. Th.I., M. Th.I.
Muhammadiyah Makassar .
Penulis
ANDI RAHMAWATI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................. i
HALAMAN JUDUL................................................................................ ii
ABSTRAK............................................................................................. vii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. …… 1
A. LatarBelakang ........................................................................ 1
B. RumusanMasalah .................................................................. 5
C. TujuanPenelitian .................................................................... 5
D. ManfaatPenelitian .................................................................. 5
viii
1. Pengertian Perilaku keagamaan Siswa............................. 19
2. Karakteristik Perilaku Siswa.............................................. 22
A. JenisPenelitian ....................................................................... 24
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................... 24
C. Fokus Penelitian .................................................................... 25
D. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................... 25
E. Sumber Data .......................................................................... 26
F. Instrument Penelitian ............................................................. 27
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28
H. Teknik Analisis Data............................................................... 30
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 46
B. Saran ........................................................................................ 47
ix
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 49
LAMPIRAN ........................................................................................... 51
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. 52
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 39
1
2
Islam yang demikian tinggi dalam Islam dan merupakan realisasi dari
ajaran Islam itu sendiri, maka pekerjaan atau profesi sebagai guru agama
umum.3
kemampuan individu.
bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada
dibalas dengan surga dan perbuatan buruk dan terlarang akan dibalas
bisa dipungkiri, bahkan semua itu merupakan hak semua warga negara.
4
Republik Indonesia, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SIstem
Pendidikan Nasional
5
Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1999), h.1
4
jenjang, dan jenis pendidikan. Jadi Pendidikan Agama Islam adalah upaya
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-
penggunaan pengalaman.
tersebut, pola perilaku anak akan terkontrol oleh aturan-aturan yang telah
peserta didik, hal ini merupakan salah satu cara untuk membentuk
ditentukan oleh agama. Perilaku keagamaan ini tidak timbul tanpa adanya
sesama dan yang lebih tua, kurang kedisiplinan dalam proses belajar
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Secara spesifik kegunaan penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek,
yaitu:
1. Teoretis
2. Praktis
Kepulauan Selayar.
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan oleh peneliti lain untuk mengkaji
TINJAUAN TEORITIS
yang mendidik”. Dari pengertian ini menjrlaskan bahwa guru adalah orang
guru diartikan secara luas, yaitu “ semua orang yang pernah memberikan
orang”. Jadi, jika dilihat dari segi tempat tugas seorang guru bukan hanya
1
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Cet. IV, Jakarta: Kalam
Mulia, 2005), h. 60
2
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional.
7
8
bidang studi saja, tetapi guru juga orang yang mendidik dan membantu
yang sebenarnya, seperti yang telah disebutkan dalam Alquran Surat Al-
Terjemahnya :
efektif pada anak didik agar tumbuh dan terbina secara utuh sebagai
3
Departemen Agama R.I., Alquran dan Terjemahnya, (revisi, Surabaya: Karya
Agung Surabaya, 2006), h. 904
9
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah
life).5
4
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, h. 6
5
Zakiah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Cet. VIII; Jakarta: Bumi Aksara.
2009), h.86
6
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Cet. IV; Jakarta: Kalam
Mulia, 2005), h. 21
1
Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mencapai tujuan, pendidikan agama perlu
penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai, antara lain
akhlak dan keagamaan. Oleh karena itu, pendidikan agama juga menjadi
anak didik;
syarat;
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah
dasarnya bertitik tolak dari panggilan jiwa, tanggung jawab social dan
7
Zakiah Darajat, op. cit., h.87-88
1
seorang pendidik agama Islam dalam mencapai suatu tujuan atau hasil
telah ditetapkan.
akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar.8
8
Zakiyah darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah (Cet. I;
Jakarta: CV. Ruhama, 1994), h.95.
1
a. Kompetensi Pedagogik
9
Ramayulis, op cit., h. 37
10
Republik Indonesia, Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, h. 9.
11
Kementerian Agama RI, Peraturan Pemerintah RI No. 55 tahun 2007
tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Jakarta: Direktorat Pendidikan
Agama Islam, 2011), h. 60.
1
meliputi:
3) Pengembangan kurikulum/silabus;
4) Rancangan pembelajaran;
b. Kompetensi Kepribadian
mantap, stabil, dewasa, arif dan beribawa, menjadi teladan bagi peserta
c. Kompetensi Sosial
kompetensi untuk:
12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Beorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Cet. II, Jakarta: Kencana, 2007) h. 19.
1
fungsional,
tenaga
d. Kompetensi Profesional
dan efisien.
13
Ibid, h. 21
1
umat beragama.
a. Standar kompetensi
b. Kompetensi Dasar
Atas.14
kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai dengan ajaran
Islam. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak
Dengan kata lain, fungsi guru dalam membina siswa tidak terbatas pada
edukatif) senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dari pada itu guru pun
balik).
dalam karir sebagian besar guru, sehingga dua tugas lainnya menjadi
dari mengajar itu sendiri. Ketiga tugas itu dilaksanakan sejalan secara
1
seimbang dan serasi. Tidak boleh ada satu pun yang terabaikan,
terpisahkan.16
B. Perilaku Keagamaan
atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme tidak timbul dengan
16
Ibid, h.265-267
17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 859.
18
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Ofset, 2010),
h. 11.
2
و ََل سوا و ََل bْثbك من 'ن ن ض 'ن ِإ وا جتَ ِنبُواbُيَا أَ ُّي ها ن آمن
جسbَت ع ال م ۖ ظbَِثيرا ال ِإ ب ا ِذيbَّال
ظ
َوات
ا ك هتbًضا ۚ ب حدك ْم ن ل ح َم أ م ْيت ضك ْم َي ْغ َت ب
ُّقواbوه ْ أَيُح أ
ُ ف ِر ُم ِهbأ يَأُك ل ِخي بَع عbَب
َ
ا
ن ل ََّال َت
َ
ّواب رحي م
Terjemahnya :
tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan dan sikap
yang muncul dalam perbuatan yang nyata atau ucapan baik. Sedangkan
objektif-objektif.
b. Motivasi itu bersifat dari dalam yang muncul dari diri manusia itu
20
WJS. Poerdaminta, Pengantar Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:
Balai Pustaka, edisi 3, 2001), h.7.
2
keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang
dilakukan dan ada pula yang berupa larangan. Ajaran-ajaran yang berupa
haji, menolong orang lain yang kesusahan dan masih banyak lagi.
21
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-
Husna, 2008), h.268
22
Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1990), h.11
2
Sedangkan yang ada kaitannya dengan larangan itu lagi banyak seperti,
Oleh sebab itu secara tidak langsung aktivitas yang telah kita lakukan
yakni berpotensi taukhid dan berpotensi untuk berbuat baik, tidak ada
anak yang memiliki bakat jelek. Apabila diberi kesempatan dan diberi
kreatifitas dan keberanian yang keduanya bukan potensi dari lahir, tetapi
berasal dari keluarga yang tidak harmonis, orang tua yang acuh tak acuh
23
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996),
h.204.
2
mendidik anak dengan cara yang keras dan otoriter, kebiasaan hidup
yang tidak baik, ketidak mampuan orang tua untuk mengendalikan anak
menjadi 2 golongan :
a. Faktor lingkungan :
1) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana
alam, dan lain-lain).
2) Migrasi (urbanisasi, pengungsian karena perang, dan lain lain)
3) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum, dan lain-
lain)
4) Keluarga yang bercerai berai (perceraian, perpisahan yang
terlalu lama, dan lain-lain)
b. Faktor pribadi :
1) Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi
pemarah, hiperaktif, dan lain-lain)
2) Cacat tubuh
3) Ketidak mampuan untuk menyesuaikan diri.25
24
Thoha, Chabib, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), h. 116
25
Sarwono, Wirawan Sarlito, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 1997), h. 199
2
BAB III
METODE
PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
sudut pandang orang yang “bertingkah laku” itu sendiri. Sehingga seakan-
akan peneliti merasakan secara langsung apa yang dilakukan oleh orang
1. Lokasi
2. Objek
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung,
Alfabeta, 2017), h. 9
24
2
1. Fokus Penelitian
sekolah.
2. Suatu hal yang dilakukan atau cara yang dilakukan guru untuk
E. Sumber Data
sumber sekunder.
1. Sumber primer
data kepada pengumpul data.2 Sumber primer ini berupa catatan hasil
2
Ibid., h. 225
2
2. Sumber sekunder
data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data
primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain. 3 Data ini
juga menggunakan data sekunder hasil dari studi pustaka. Dalam studi
penelitian ini.
E. Instrument Penelitian
1. Pedoman Observasi
Penggunaan cara ini sangat penting untuk dilakukan guna memberi hasil
yang obyektif dari sebuah penelitian kualitatif. Dengan teknik ini peneliti
subyek penelitian.
3
Ibid., h. 226
2
2. Pedoman Wawancara
responden.
3. Catatan Dokumentasi
mendapatkan data.5
1. Observasi
4
Ibid., h. 228
5
ibid
2
2. Wawancara
3. Dokumentasi
digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini
arsip sekolah. Arsip-arsip kegiatan pada masa lampau sangat perlu untuk
dihadirkan karena kegiatan ini sangat sulit untuk dapat diputar ulang.
6
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), h. 172.
3
observasi dengan memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.
itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
7
Sugiyono, op cit., h. 245
3
yang kredibel.8
8
Sugiyono, op cit., h. 253
3
BAB IV
1. Sejarah Berdirinya
berdirinya tahun 1961 masih merupakan kelas jauh dari SMA Negeri
Negeri 256 Selayar yang berarti SMA Negeri yang ke 256 di Indonesia.
mengajar di negeri ini maka SMA 256 Benteng Selayar berubah nama
32
3
b) Misi Sekolah
Sumber Data: Diambil dari Tata Usaha SMA Negeri 1 Benteng Selayar
Perilaku Siswa
peserta didik di luar jam pelajaran PAI. Selain itu, fasilitas yang
menurut wawancara dari para guru bahwa kemampuan yang dimiliki guru
Seperti yang dikatakan Bapak Andi Muhlis S.Pd selaku Kepala Sekolah
yang digunakan sudah bagus, karena cara tersebut menjadi jalan untuk
sehingga para siswa lebih suka bermain gadget daripada membaca buku
seperti yang dikatakan oleh Bapak Andi Muhlis S.Pd selaku Kepala
dikatakan dalam wawancara dengan Ibu Hj. Andi Kartini S.Ag M.Si selaku
1
Andi Muhlis, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang kepala sekolah, Rabu 10 Januari 2018
2
Andi Muhlis, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang kepala sekolah, Rabu 10 Januari 2018
3
3
Andi Kartini, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang guru, Senin 15 Januari 2018
4
Andi Marliah, Wali Kelas XII Mia I SMA Negeri 1 Benteng, wawancara di
ruang guru, Kamis 18 Januari 2018
4
Seperti yang dikatakan oleh Ibu Hj. Nur Ilham selaku Wali Kelas
XI Soc II bahwa :
namun setelah ditegur mereka akan diam dan kembali fokus, itu tandanya
5
Nur Ilham selaku Wali Kelas XI Soc II SMA Negeri 1 Benteng, wawancara di
ruang guru, senin 22 Januari 2018
6
Ratu Junita Amaliyah Hidayat, siswa kelas XII Mia, Siswa SMA Negeri 1
Benteng, wawancara di kelas, Rabu 24 Januari 2018
4
Islam.
Negeri 1 Benteng baik, hal itu dapat dilihat dari keinginan atau minat
berjamaah.
keagamaan.
7
Sri Samriana, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang guru, 29 Januari 2018
4
dengan baik. Menurut penuturan dari Hj. Andi Kartini S.Ag, M.Si bahwa
8
Andi Kartini, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang guru, Senin 15 Januari 2018
4
dengan Ibu Ibu Sri Samriana S.Ag M.Si selaku Guru Pendidikan Agama
Islam bahwa
9
Bau Te’ne, Wali Kelas X I SMA Negeri 1 Benteng, wawancara di ruang
guru, Rabu 31 Januari 2018
10
Sri Samriana, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang guru, 29 Januari 2018
4
4. Memberikan hukuman
hal ini ada panggilan untuk orang tua dalam rangka membahas mengenai
perilaku anaknya sehingga dengan begitu peserta didik akan memiliki rasa
11
Andi Muhlis, Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Benteng,
wawancara di ruang kepala sekolah, Rabu 10 Januari 2018
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
45
4
B. Saran
sekolah.
sehari-hari.
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Darajat, Zakiah dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara.
1996.
Darajat, Zakiah dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Darajat, Zakiah dkk. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 2005.
Darajat, Zakiah dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam . Cet. II;
Jakarta: Bumi Aksara, 2009
Departemen Agama R.I., Alquran dan Terjemahnya, (revisi, Surabaya:
Karya Agung Surabaya, 2006), h. 904
48
49
Thoules, Robert H. Pengantar Psiologi Agama. Cet. II; Jakarta: Raja Wali
Press, 1995.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pada tahun 2003. Pada tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 1 Benteng pada tahun 2008 dan tamat pada tahun 2011
pada tahun yang sama dan tamat pada tahun 2014. Kemudian studi
Atas ridho Allah SWT, dan dengan kerja keras, pengorbanan serta
51
L
A
M
P
I
R
A
N
5
PEDOMAN WAWANCARA
mengontrol siswa?
siswa?