Oleh :
SOPAN SOPIAN
NIM. 71512A0016
2019/2020
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH
Jl. KH.Ahmad Dahlan No.1 Mataram Telp. (0370) 630775
PERSETUJUAN
Di bawah bimbingan :
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Mengetahui
Kaprodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah
Fakultas Agama Islam
Aqodiah, M.Pd.I
NIDN : 0815027401
Kepada
Yth. Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram
di -
Mataram
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Skripsi ini atas Nama Sopan Sopian telah di pertahankan didepan Dosen Penguji
program Studi Pendidikan Guru Madrasah IbtidaiyahFakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Mataram
Tanggal..............................2020
Dewan Penguji terdiri dari :
Mengesahkan
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
Dekan FAI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
NIM : 71512A0016
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Peran Guru Kelas
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Kelas V SD Negeri 27 Woja Kabupaten
Dompu Tahun Ajaran 2019/2020” ini secara keseluruhan adalah hasil peneliti atau
karya saya sendiri, kecuali pembagian-bagian yang dirujuk sumbernya.
Apabila di belakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap
dilepas gelar keserjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Universitas Muhammadiyah Mataram
Sopan Sopian
NIM. 71512A0016
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini terlaksana dengan
baik.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah dengan segala
kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua saya yang saya cintai,papa dan mama yang selama ini telah
berjuang, memberikan dukungan, doa dan penyemangat sehingga skripsi ini
bisa terselesaikan. Semoga bapak dan ibu diberi kesehatan, keberkahan, dan
rezeki dari Allah SWT. Untuk kakak dan ke lima adik saya terima kasih atas
doa dan dukungannya. Dan keluarga besar saya yamg selalu memberi do’a
dan dukungan selama ini.
2. Drs. Abdul Wahab, MA selaku pembimbing I yang tidak pernah henti-
hentinya memberikan bimbingan, nasehat, arahan dan mengoreksi demi
terselesainya skripsi ini dengan penuh kesungguhan, ketulusan dan keikhlasan.
3. Aqodiah,M.pd.i selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan
waktunya ditengah-tengah kesibukanya untuk membimbing dan mengarahkan
dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
4. Dr.H. Arsyad Abd Gani., M.Pd Prof.selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Mataram atas kesempatan dan fasilitas yang di berikan
selama mengikuti pendidikan.
5. Drs.Abdul Wahab, MA., selaku Dekan FAI Universitas Muhammadiyah
Mataram yang telah memberikan izin penyusunan penelitian.
6. Bapak dan Ibu Dosen S-1 PGMI, yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan pengalaman berharga selama kami menempuh studi.
7. Staf Administrasi Program S-1 PGMI FAI-UMMAT yang telah memberikan
banyak kemudahan.
8. Kepada seluruh keluarga besar SDN 27 Woja, Kepala Sekolah SDN 27 Woja
yang telah memberikan izin penelitian, semua guru SDN 27 Woja yang sangat
membantu peneliti untuk melakukan penelitian, tata usaha, serta peserta didik
yang telah meluangkan waktunya. Terima kasih karena bersedia bekerja sama
dan membantu dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Rekan-rekan Mahasiswa Program S-1 PGMI FAI-UMMAT angkatan 2015,
Teman-teman PPL, Teman-teman KKN, teman-teman seperjuangan sesama
bimbingan yang setia menunggu setiap hari tanpa lelah serta semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima Kasih atas do’a dan
dukungan kalian.
Akhir kata, penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam menyusun skripsi ini dari awal sampai akhir, semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kemudahan bagi setiap usaha kita.
Aamiin
vi
MOTTO
vii
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan,bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
Muhammadiyah Mataram
2. Bapak Drs. Abdul wahab MA, Selaku Dekan Fakultas Agama Islam
4. Bapak dan Ibu dosen serta staf Pegawai di Fakultas Agama Islam Universitas
viii
5. Kedua orang tuaku papa tercinta Lukman dan mamaku Fitrah yang senantiasa
Asti Bilhak yang setiap hari selalu mendorong dan memberikan motivasi
7. Serta semua pihak dan teman-teman yang telah membantu dalam memberikan
skripsi ini.
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN NOTA DINAS........................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ v
MOTTO........................................................................................................... vi
PERSEMBHAN.............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
ABSTRAK....................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian....................................... 9
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian............................................ 10
E. Telaah Pustaka................................................................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................ 14
A. Guru Kelas....................................................................................... 14
1. Pengertian guru kelas ................................................................ 14
B. Peran guru mnurut para ahli............................................................. 16
C. Peran guru kelas dalam membentuk kedisiplinan siswa.................. 17
a. Guru sebagai pembimbing........................................................ 18
b. Guru sebagai contoh tauladan .................................................. 20
c. Guru sebagai motivator............................................................. 21
d. Guru sebagai inspiratory........................................................... 22
D. Peran guru dalam meningkatkan akhlak siswa................................ 22
E. Akhlak ............................................................................................. 29
F. Disiplin............................................................................................. 31
xi
a. Pengertian disiplin...................................................................... 31
b. Pembentukan kedisiplinan siswa................................................ 32
c. Strategi peningkatan kedisiplinan siswa.................................... 34
d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembetukan ahklak mulia
peserta didik............................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 41
A. Kehadiran Peneliti Di Lapangan...................................................... 41
B. Sumber Dan Jenis Data.................................................................... 41
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................... 42
D. Teknik Analisis Data........................................................................ 56
E. Pengujian Keabsahan Data............................................................... 58
F. Sistematika Penelitian.............................................................................. 60
G. Jadwal Penelitian.............................................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................. 62
A. Deskripsi Hasil Penelitian................................................................ 62
a. Gambar umum lokasi penelitian ............................................... 62
b. Ruang menurut jenis kondisi dan luas...................................... 67
c. Perlengkapan sekolah................................................................. 68
B. Temuan Penelitian Dan Pembahasan............................................... 70
BAB V PENUTUP.......................................................................................... 84
A. Kesimpulan...................................................................................... 84
B. Saran................................................................................................. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kontek Penelitian
tingkah laku. Perubahan itu meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
sekolah.1
pelajaran, tidak mengerjakan PR, dan lain-lain. Oleh karena itu, perlu adanya
akhlak pada peserta didik. Dalam hal ini diperlukan peran guru dalam
1
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo,
2004), hlm. 1
1
membimbing karakter siswa. Sekolah menjadi wahana yang sangat dominan
prestasi belajar siswa adalah peran guru. Guru mempunyai peran yang sangat
jika kinerja guru dalam hal pengajarannya sesuai dengan standar yang berlaku
tertib dan teratur yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada
keseluruhan”.2 Jadi setiap SDM harus mampu menyiapkan diri dalam hal
Hal ini didukung dengan pendapat Doyle dalam Danim, mengemukan dua
2
Keteraturan di sini mencakup hal-hal yang terkait langsung atau tidak langsung
dengan proses pembelajaran, seperti : tata letak tempat duduk, disiplin peserta
didik di kelas, interaksi peserta didik dengan sesamanya, interaksi peserta didik
dengan guru, jam masuk dan keluar untuk setiap sesi mata pelajaran,
mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru harus
Djamarah sebagai berikut: Banyak peran yang diperlukan dari guru sebagai
pendidik, atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru, yaitu (1)
korektor; (2) inspirator; (3) informator; (4) organisator; (5) motivator; (6)
3
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali Pers, 2014),
hlm, 144.
4
Djamarah Syaiful Bahri, Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm, 43.
3
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai peran guru, dapat
disimpulkan bahwa peran guru yang dominan dalam pembelajaran adalah yang
tersebut, maka siswa dapat belajar secara efektif dan mencapai prestasi belajar
yang optimal. Prestasi belajar dan potensi siswa dapat pula mengalami
menjalani sanksi disiplin, atau karena kegiatan yang dapat dilakukan siswa
prestasinya.
Berbeda jika seorang siswa yang berusaha menata dirinya terbiasa dengan
hidup tertib, teratur, menaati peraturan, dan norma yang berlaku di sekolah.
Apalagi bila menambahnya dengan kegigihan dan kerja keras dalam belajar,
para siswa bersaing meraih prestasi. Definisi disiplin banyak dikemukakan oleh
5
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta:Grasindo,
2004), hlm, 14-15.
4
berbagai ahli. Gie dalam Imron menjelaskan bahwa disiplin adalah suatu
tunduk pada peraturan- peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati.6
Istilah disiplin sering dikaitkan dan menyatu dengan istilah tata tertib dan
mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh
sesuatu yang datang dari luar dirinya. Berdeda dengan istilah ketertiban, istilah
disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan muncul karena adanya kesadaran dan
dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan
merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Disiplin itu sesuatu
yang menjadi bagian dalam hidup seseorang yang muncul dalam pola tingkah
lakunya sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak
proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan
Djojonegoro dalam Tu’u, sebagai berikut: (1) motivasi berpikir dan berkarya
bakat dan potensi diri untuk mencapai keunggulan; (3) daya saing sekaligus
kerjasama yang tinggi, daya nalar yang tinggi serta matang dan
6
Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
hlm. 172.
7
Tu’u, Tulus, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo,
2004), hlm. 31.
\
5
berkeseimbangan; dan (4) kemampuan untuk berprakarsa, kemampuan untuk
akhlak siswa.
Akhlak merupakan salah satu bagian yang sangat urgen dari terbentuknya
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini harus lahir dalam diri semua
individu muslim dari berbagai sektor pendidikan baik formal, informal dan
yang bertaqwa dan menjadi seorang muslim yang sejati. Dengan pelaksanaan
menjadi semakin mengerti akan kedudukan dan tugasnya sebagai hamba dan
akhlak merupakan penyakit yang dapat dengan cepat menjalar secara luas
merambat ke segala bidang kehidupan umat manusia jika tidak segera di atasi.
6
Penanganan melalui pendidikan diharapkan agar anak memiliki kepribadian
bagi nilai-nilai budaya asing yang tidak sesuai dengan ajaran islam, serta
akhlak siswa contohnya dalam membentuk akhlak siswa untuk selalu tidak
berkata bohong dan untuk selalu mentaati peraturan sekolah yang telah dibuat
Kabupaten Dompu.
7
kurang disiplin dalam menaati peraturan sekolah. Permasalahan yang sering
sekolah, dan terlambat masuk ke dalam kelas saat jam istirahat selesai.
Permasalahan lain yang muncul selain kedisiplinan siswa yaitu peran guru
akhlak siswa dengan judul “Peran Guru Dalam Meningkatkan Kedisiplinan dan
B. Rumusan Masalah
8
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
ajaran 2019/2020.
2019/2020.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
b. Bagi Siswa
c. Bagi Guru
d. Bagi Sekolah
9
Hasil penelitian ini dapat memperkaya dan melengkapi hasil-
ruang lingkup penelitian ini menfokuskan kajian tentang peran guru kelas
b. Setting penelitian
pada bulan April-Mei 2020 dari tahap pra survey hingga dilaksanakan
tindakan.
E. Telaah Pustaka
10
prestasi belajar sedangkan peneliti melakukan penelitian pada tingkat
penelitian pada Sekolah Dasar sedangkan Juwita Ahmad pada siswa kelas
sedangkan peneliti hanya pada kedisiplinan dan akhlak siswa dari peranan
pendekatan kualitatif.10
c. Peran guru akidah akhlak dalam pembinaan akhlakul karimah siswa MTs
kepada siswa yang tercermin dari rukun iman yang enam, yakni: Iman
kepada Allah Swt, iman kepada para Malaikat, Iman kepada Kitab-kitab
9
. Juwita Muhammad “implikasi tingkat kedisiplinan siswa dalam prestasi belajar bidang
studi aqidah akhlak kelas X SMA Muhamadyah Mataram” ( skripsi Institut Agama Islam Negeri
Mataram tahun 2007)
10
. Azmi “Urgensi pendidikan akhlak dalam membentuk kepribadian siswa dalam mata
pelajaran pendidikan akidah akhlak di MI Al- Madaniyyah” ( skripsi Institut Agama Islam Negeri
Mataram 2009)
11
Allah, Iman kepada Rasul, Iman kepada Hari kiamat, Iman kepada Qadar
dan Qadr-Nya.
seperti cara melakukan shalat, puasa, zakat, shadaqoh berdoa dan lain
dengan cara menanamkan perasaan cinta kepada Allah Swt dalam hati
siswa, menanamkan tujuan dan kepercayaan yang benar dalam diri siswa,
yang mendalam kepada Allah swt. Kedua, dari aspek penanaman nilai-
nilai ibadah Allah swt yang merupakan pondasi kedua setelah keimanan
siswa kepada Allah swt. Ketiga, dari aspek keteladanan yang baik oleh
12
Hablun min Allah (Hubungan dengan Allah) Hablun min An Nas
disamping kedua aspek tersebut, juga mem fokuskan kepada Hablum min
Al. alamin (Hubungan dengan alam sekitar), seperti menjaga dan merawat
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Guru Kelas
dan mengevaluasi. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki
mutu atau norma etik tertentu. 11 Menurut Moh. Uzer Usman guru
guru. Pekerjaan ini bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki
yang lebih baik, untuk mencapai harkat kemanusiaan yang lebih tinggi
11
Sudarwan, Danim, Profesional dan Etika Profesi Guru, (Bandung: Alfabeta, 2010),
hlm. 17
14
dari keadaan dan statusnya dibuktikan oleh sejarah, hanya dapat
menengah.15
12
Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru, (Malang: UIN-Maliki Press, 2011), hlm. 34
13
Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
hlm.529
14
Doni Koesoema A., Pendidikan Karakter (Utuh dan Menyeluruh), (Yogyakarta: PT
Kanisius, 2012),hlm.105.
15
Undang-Undang Guru dan Dosen UU RI No.14 Th.2005, (Jakarta: Sinar Grafika,
2010), hal. 3
15
sekedar menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi tugas guru yang
16
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2012), hlm. 119
17
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2006), hlm.187
18
Ibid, hlm. 188.
16
Menurut Pidarta, peranan guru antara lain: 1) Sebagai manajer
tua siswa dan masyarakat 11) Sebagai pengajar untuk meningkatkan profesi
berikut:
b. Pelajar dan ilmuan, yaitu seorang yang harus senantiasa belajar secara
c. Orang tua, artinya guru wakil orang tua di sekolah bagi siswa.
d. Model teladan, guru adalah model tingkah laku yang harus di contoh
17
sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk untuk membantu proses
watak siswa terutama dalam hal disiplin maka, Semua guru perlu
memperlihatkan perilaku berbudi luhur agar ada kesan bagi peserta didik
mengandung makna bahwa guru memiliki daya pengikat yang kuat bagi
peserta didiknya. Apa yang dikatakan guru akan di ingat dan ditiru oleh
peserta didik karena yang dikatakan guru adalah kebaikan demikian juga
apa yang dikatakan oleh guru akan dicontohkan oleh peserta didiknya.
Pepatah juga mengatakan guru kencing berdiri murid kencing berlari. Dari
dikemukakan disini adalah peran guru yang dianggap paling dominan dan
21
Ibid, hlm. 161 .
18
memberikan petunjuk kepada orang yang tidak atau belum tahu. 22
ayat: 151.
151) 18.
22
Balnadi Sutadiputra, Aneka Problema Keguruan, (Bandung: Angkasa, 1982), hlm. 87.
23
Hamka Abdul Aziz, Karakter Guru Profesional, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2012),
hlm. 31
19
metode, menggunakan petunjuk dan menilai kelancarannya sesuai
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan
menjadi teladan24
dan gerak gerik guru selalu selalu diperhatikan oleh siswa dan akan
sulit dihilangkan dalam ingatan setiap siswa. Begitu pula dengan guru
dalam pikiran siswa dan dalam batas waktu tertentu akan diikuti
mereka. Oleh karena itu, peran guru sebagai contoh atau tauladan
24
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2011), hlm.
40
20
sangat diperlukan dalam pembentukan disiplin belajar siswa. Sebagai
21
menganalisis motif-motif yang melatar belakangi siswa malas belajar,
dalam interakdi edukatif tidak mustahil ada yang malas belajar dam
prilaku disiplin dan belajar yang baik. Karena siswa akan dapat
yang mengerti dan faham betul tentang profesi keguruan. Bila dihubungkan
26
Jamal Ma‟mur Asmani, Tips Menjadi Guru Insfiratif, Kreatif, dan Inovatif,
(Yogyakarta: Diva Press, 2010), hlm. 39
22
dengan pembinaan akhlak mulia atau pendidikan karakter, peran guru
sangatlah besar dan penting sebab guru adalah tulang punggung pembinaan
akhlak mulia (karakter) di sekolah. Karena peran yang sangat besar dan
samping itu, guru harus memperlengkapi diri dengan akhlak mulia atau
(karakter) tersebut dalam kehidupannya. Hal ini penting sebab guru adalah
Seorang guru yang tidak memahami akhlak mulia, pasti tidak akan
Padahal guru seyogyanya mampu menjiwai proses pembinaan itu, bila tak
semangat atau aktiftas tanpa “ruh”. Aktifitas tanpa “ruh” pasti terasa
Jadi, seorang guru harus menyiapkan diri dengan paradigm akhlak mulia
23
Menurut Abdul Rahman Al-Nahlawi, untuk menjalankan fungsinya
sebagai manusia yang akan mendidik manusia lainnya, guru harus memiliki
mewujudkan kebenaran.
karena itu guru dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru tahu
24
d) Ketika menyampaikan ilmunya kepada anak didik, seorang guru harus
anak didiknya.
pengajaran yang variatif serta sesuai dengan situasi dan kondisi materi
yang diajarkan.
dan akibatnya terhadap anak didik, terutama dampak pada akidah dan
pola pikirnya.
25
j) Seorang guru dituntut memiliki sikap adil terhadap seluruh anak
seseorang atau kelompok tertentu. Juga dalam hal ini guru harus
profesi lainnya begitu amat sulit dicapai saat ini, satu-satunya profesi yang
menuntut dedikasi dan keikhlasan ini, tetapi tidak sedikit juga mereka
merambah dunia guru hanya karena berpikir daripada tidak menjadi apa-
apa lebih menjadi guru saja. Barangkali inilah salah satu faktor yang
menghambat mutu pendidikan nasional untuk dicapai saat ini. Jadi, syarat-
guru bisa dijadikan acuan untuk membenahi diri, sebab ke depan tantangan
27
Abdurrahman Al-Nahlawi, Ushulut Tarbiyah wa asalibiha fil baiti wal madrasati wal
mujtama. Terj. Shihabuddin, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat (Jakarta:
Gema Insani Press, Cet. II. 1996), hlm. 170-176.
26
semakin berat dan kompleks, dibutuhkan kesadaran dan kemampuan dalam
bahkan bisa jadi tergilas oleh besarnya kaki-kaki zaman atau tingginya
belajar. Perlu diperhatikan bahwa nilai yang buruk, sikap dan perilaku
dalam terhadap peserta didik tersebut, sebab boleh jadi guru tidak
28
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm. 60.
27
b) Fasilitator, berarti guru berupaya untuk memberikan fasilitas dan
peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mendapatkan hal-
manusia.
E. Pembentukan Akhlak
a. Pengertian Akhlak
28
Salah satu esensi pendidikan adalah pembentukan dan pembinaan
atau guru, tujuan utamanya adalah akhlak mulia. Akhlak adalah tahap
ketiga sebagai buah dari keimanan dan ibadah adalah akhlak. Akhlak
atau sia-sia.29
sia-sia dan tidak benar. Ibadah memiliki tujuan untuk mencapai derajat
29
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
2001), hlm. 39.
29
perbuatan-perbuatan tidak baik atau buruk (amar ma‘ruf nahimunkar),
itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong member
makan orang miskin, maka celakalah orang yang shalat, (yaitu) orang-
orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan
memberi bantuan.
miskin, berbuat riya dan enggan membantu orang lain) dianggap sebagai
pendusta agama dan salatnya akan sia-sia. Jadi amal ibadah tidak akan
diterima oleh Allah swt, bila ibadahnya itu tidak mampu mengarahkan
dirinya untuk memiliki akhlak yang baik. Menurut Harun Nasution dalam
30
Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran (Bandung: Mizan, Cet. V
1998), hlm. 59.
30
Oleh karena itu akhlak menjadi sangat penting untuk ditanamkan,
kehidupan, sebab akhlak inilah yang menjadi tanda bahwa manusia benar-
sebagai khalifah Allah swt. di muka bumi ini. Islam sendiri menganjurkan
Salah satu aspek kegiatan hidup manusia dalam rangka membina akhlak
dalam etika menuntut ilmu yang menafikan aspek keimanan dan adab.
b. Dasar Akhlak
31
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah: Suatu Pengantar (Cet. 6; Bandung:
CV Diponegoro, 1993), h. 49.
31
hukama dan filosof.32 Kedua dasar itulah yang menjadi landasan dan
merupakan sumber akhlak dalam Islam. firman Allah dan sunnah Nabi
adala ajaran yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil
Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk kriteria mana
dengan membawa kebenaran dari Allah SWT dan dengan tujuan ingin
32
Barnawie Umary, Materi Akhlak (Cet.12; Solo: Ramadhani, 1995), h. 1.
32
kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan
dahulu harus kita ketahui mangenai tujuan pendidikan islam dan tujuan
pendidikan
Islam adalah :
Allah.34
perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, cita-cita yang benar
33
Sedangkan tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah
dalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai,
berakhlakul karimah.
akhlak ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal
1) Faktor internal
Yaitu keadaaan peserta didik itu sendiri, yang meliputi latar belakang
36
Muhamad Al-Athiyah Al-Abrasy, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustomi A.
Ghoni dan Jauhar Bahri, h. 109
37
Muntholi'ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI (Cet. 1; Semarang: Gunungjati, 2002),
h. 8.
34
diartikan gambaran mental seorang terhadap dirinya sendiri,
diri yang baik, anak tidak akan mudah terpengaruh dengan pergaulan
bebas, mampu membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan
salah.
2) Faktor eksternal
38
Muntholi'ah, Konsep Diri Positif Penunjang Prestasi PAI, h. 27.
39
Abdul Mujib, et.al., Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana, 2006), h. 117
35
yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.40Merupakan
sikap dan cara hidup yang diberikan orang tua yang secara tidak
perhatian yang cukup dan kasih sayang dari orang tua tidak dapat
40
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam (Cet. 2; Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2001), h. 21.
36
proses pendidikan dan pembinaan moralitas siswa yang sedang
berlangsung.
anak yang tinggal dalam lingkungan yang baik, maka ia juga akan
dan terhadap orang lain adalah orang tua. Tetapi lingkungan sekolah
F. Disiplin
a. Pengertian Disiplin
Ditinjau dari asal kata, kata disiplin berasal dari bahasa Latin
41
6Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Cet. 3; Jakarta: CV. Misika Anak
Galiza, 2003), h. 73-74
37
perkembangan waktu, kata disiplina juga mengalami perkembangan
Salah satu cara yang paling kuat dalam mencintai anak adalah
konsisten dalam disiplin diri. Ini merupakan sesuatu yang tidak mudah,
tersebut, yakni, dari, oleh dan untuk peserta didik, sedangkan guru tut
38
dengan sabar. Disiplin banyak bergantung kepada pribadi guru.
menegakkan disiplin.
Materi dan disiplin harus dikaitkan dengan pemahaman umum dari apa
disiplin diri.44
39
mengikuti dengan mencurahkan segala potensi yang mereka miliki,
oleh gurunya sehingga peserta didik akan lebih faham terhadap suatu
pelajaran.45
tertentu. Pada saat guru berdiri di depan kelas, semua mata menuju
perhatian peserta didiknya. Oleh karena itu selama guru berada di kelas
pusat perhatian pada dasarnya adalah pada pelajaran dan pada guru.
didik.46
tepat agar proses internalisasi dapat berjalan dengan baik, lebih penting
40
strategi memungkinkan seorang guru untuk mengaplikasikannya dalam
anak. Hal ini bertujuan supaya anak tidak merasa tertekan dan
psikologinya.
41
bagaimanapun keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar
pemeliharan
Peserta Didik
yang sangat penting dan urgen. Oleh karena itu, persoalan akhlak
faktor ekstern.
1) Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri manusia, yang
42
Muchtar Yahya mengemukakan bahwa naluri ialah sifat
43
mudah untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini memegang
Kemauan
kehendak itulah terwujud suatu niat yang baik dan buruk, dan
44
dan tidak ada pengaruhnya dalam kehidupan. Kemauanlah
Suara Hati
Keturunan
45
kebudayaan moral, berasal dari struktur biologinya. 48 Sifat
keturunan ini secara garis besarnya ada dua macam, yaitu sifat
Lingkungan
antara satu dengan yang lain, serta alam sekitar. Dengan begitu
48
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012),
hlm. 34
49
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998),
hlm. 28
46
BAB III
METODE PENELITIAN
instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu
tidak langsung melibatkan diri dengan subyek yang sedang diteliti. Penelitian
ini nantinya akan diadakan selama kurang lebih satu bulan sesuai dengan
penelitian. Kalaupun waktu yang diperkirakan tidak cukup maka peneliti akan
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.51 Untuk mendapat
data yang valid dan objektif terhadap hal yang diteliti, maka dipandang perlu
47
Sumber data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah subjek yang
1) Data primer
Data primer adalah data yang di dapat secara langsung dari objek
kepala sekolah, guru Aqidah Akhlak dan siswa di SDN 27 Woja Dompu.
2) Data sekunder
yang tidak di peroleh melalui secara tidak langsung. Data sekunder dalam
koran dan lain-lain, yang berkaitan dengan masalah yang di teliti, untuk
data dan keterampilan secara langsung dari lokasi penelitian atau tepatnya di
48
a. Metode observasi
Oleh karena itu, salah satu teknik yang dapat digunakan penulis
belajar mengajar yang terdiri dari beberapa aspek. Kisi-kisi tersebut dapat
52
Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah, ed.
VI (Bandung: Tarsito, 1978). Hlm. 155.
49
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Observasi terhadap Kepala Sekolah, Guru
50
berlangsung tanpa ijin.
Larangan siswa Mengganggu siswa lain.
Membaca materi lain saat
pelajaran
Mencontek pada saat test
pelajaran
Menggunakan seragam
sekolah lengkap
Pakaian olahraga sesuai
Pakaian dengan
ketentuan.
Panjang rok dibawah
lutut.
Mengikuti pelajaran
selama tidak melanggar
peraturan.
Hak siswa Meminjam buku di
perpustakaan.
Mendapat perlakuan yang
sama.
Ibadah shalat dzuhur
tepat waktu
Ibadah shalat dhuha tepat
Disiplin ibadah waktu
Ikut serta membaca
asma’ul husna setiap hari
51
bahan pelajaran secara
teratur
Menggunakan waktu
Kewajiban guru tatap muka (minimal 5
menit) untuk pembinaan
akhlak.
Mengkondisikan siswa
saat akan belajar.
Memberikan sanksi
kepada siswa yang
melanggar peraturan.
Menghindari hukuman
fisik.
Tidak boleh mengurangi
jam pelajaran
Tidak boleh
memulangkan siswa
Larangan guru tanpa ijin guru piket
Tidak boleh
menggunakan waktu
istirahat untuk ulangan
atau kegiatan lain.
Berseragam rapi.
Pakaian Menggunakan seragam
lengkap.
Akhlak
Sumber Keteladanan Bertutur bahasa dan
data : berbuat baik kepada
Kepala orang lain
Sekolah, Mengucapkan salam
Guru Pembiasaan Melaksanakan shalat
Kelas, secara berjamaah
dan Membaca Al-Qur’an
Peserta Membaca do’a dan
didik. berdzikir
Nasihat Menanamkan nilai-nilai
agama
Menganjurkan kepada
siswa untuk menjalankan
perintah Allah dan
menjauhi segala
larangan-Nys
Hukuman atau Menunjukkan kesalahan
peringatan dengan pengarahan
Menunjukkan kesalahan
52
dengan memberikan
isyarat
Menunjukkan kesalaahn
dengan kecaman
Nilai ibadah Menjalankan shalat
secara berjamaah
Membaca Al-qur’an
Membaca do’a dan
berdzikir
Berbuat baik dan saling
menyayangi
Berlaku sopan dalam
ucapan maupun
perbuatan
Saling tolong menolong
Saling mema’afkan
Pembinaan Pembinaan sikap disiplin
Akhlak Pembinaan sikap jujur
Pembinaan sikap terampil
upaya memperoleh data melalui tanya jawab atau wawancara. Hal ini
53
Jadi tentunya melalui wawancara penulis dapat memperoleh
Sumber Jawaban
Pertanyaan
Narasumber narasumber
Kepala Kurikulum apa saja yang
Sekolah SD diterapkan di SD Negeri 27
Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu ini?
Woja
Kabupaten Bagaimana pandangan Bapak
Dompu mengenai penanaman
kedisiplinan dan akhlak siswa
di SD Negeri 27 Woja
Kabupaten Dompu?
Mengapa karakter disiplinn
dan akhlak siswa perlu
dibentuk ?
Apa saja program-program
implementasi penanaman
kedisiplinan dan akhlak siswa
dalam upaya meningkatkan
kedisiplinan dan akhlak siswa
di SD Negeri 27 Woja
Kabupaten Dompu?
Bagaimana metode yang
54
digunakan di SD Negeri 27
Woja Kabupaten Dompu
dalam meningkatkan
kedisiplinan dan akhlak siswa?
Apa saja faktor yang
mempengaruhi akhlak siswa di
SD Negeri 27 Woja Kabupaten
Dompu serta solusi yang
diterapkan dalam
meningkatkan kedisiplinan dan
akhlak siswa?
Apa saja problem yang
dihadapi oleh pihak sekolah
dalam penanaman kedisiplinan
dan akhlak siswa SD Negeri 27
Woja Kabupaten Dompu?
Bagaimana kedisiplinan siswa
kelas V sekolah SD Negeri 27
Woja Kabupaten Dompu
Jika ada siswa yang melanggar
peraturan sekolah, konsekuensi
apa yang diterima siswa kelas
V SD Negeri 27 Woja
Kabupaten Dompu
Faktor apa saja yang
mempengaruhi penanaman
kedisiplinan siswa kelas V SD
Negeri 27 Woja Kabupaten
Dompu?
Bagaimana solusi yang
dilakukan oleh pihak sekolah
terhadap problematika yang
dihadapi?
Bagaimana cara upaya sekolah
untuk meningkatkan
kedisiplinan siswa kelas V di
SD Negeri 27 Woja Kabupaten
Dompu?
Bagaimana komunikasi antara
orang tua dengan pihak sekolah
dalam kedisiplinan siswa di
sekolah?
55
Guru Bagaimana pembelajaran yang
anda lakukan di kelas? apakah
anda sudah mengajar sesuai
standar yang di tetapkan
pemerintah? bagaimana
pendekatan dan metode
pembelajaran yang anda
gunakan?
Apakah dengan pendekatan dan
metode yang anda gunakan
mendapatkan respon yang
positif dari siswa?
Bagaimana cara yang anda
gunakan untuk mengembalikan
semangat belajar dan situasi
yang kondusif ketika ada siswa
yang memberikan respon
negatif terhadap pembelajaran?
Apakah anda selalu
memberikan tugas kepada siswa
untuk mengetahui kedisiplinan
siswa tersebut? Bagaimana jika
ada siswa anda tidak
mengerjakan tugas yang anda
berikan? apa yang anda
lakukan?
Apakah anda selalu
memberikan teladan yang baik
kepada siswa anda? mengapa
demikian?
Apakah anda selalu mengawasi
dan mengontrol kedisiplinan
siswa anda terutama dalam hal
disiplin waktu? mengapa
demikian?
Apa yang anda lakukan jika
siswa anda tidak disiplin waktu?
Apakah sekolah memiliki
aturan dalam hal melaksanakan
salat disekolah?
56
Apakah anda selalu salat lima
waktu secara tepat waktu?
Apakah anda memberikan
contoh kepada siswa untuk
selalu taat beribadah? mengapa
demikian?
Bagaimana jika siswa anda
tidak menaati peraturan dalam
melaksanakan salat secara tepat
waktu?
Bagaimana anda menanamkan
kedisiplinan siswa dalam
bersikap? mengapa demikian?
Apa yang anda lakukan jika ada
siswa yang bersikap tidak sopan
kepada guru?
Bagaimana problematika yang
dihadapi oleh guru dalam
penanaman kedisiplinan dan
akhlak siswa kelas V?
Bagaimana cara meningkatkan
kedisiplinan siswa dan akhlak
dikelas?
Bagaimana penanaman karakter
disiplin dan akhlak yang
diterapkan didalam kelas
maupun di lingkungan sekolah?
Nilai-nilai karakter religius apa
saja yang di tanamkan untuk
pendidikan akhlak siswa?
Bagaimana kepribadian guru
dalam menghadapi peserta didik
untuk penanaman nilai religius
siswa serta solusi yang
diterapkan sebagai upaya
meningkatkan kedisiplinan dan
akhlak siswa?
Siswa Saudara kalau di sekolah
berperilaku disiplin apa tidak?
Apa yang membuat saudara
tidak berperilaku disiplin di
sekolah?
57
Jika ada yang melanggar
peraturan/tidak berperilaku
disiplin, konsekuensi yang
saudara terima apa dari
guru/pihak sekolah? Kalau
saudara melanggar peraturan
biasanya diberi sanksi apa?
Bagaimana sikap seorang guru,
jika pelajaran berlangsung
dikelas ada siswa yang bermain
sendiri dan berbicara dengan
teman?
Bagaimana tanggapan seorang
guru, jika saudara telat masuk
kelas ataupun terlambat masuk
sekolah?
Bagaimana jika saudara tidak
ikut shalat berjamaah di masjid?
58
tata tertib sekolah?
Bagaimana cara saudara
mentaati peraturan?
Pernahkah saudara melanggar
tata tertib sekolah terkait
dengan kedisiplinan belajar di
kelas?
Apa alasan saudara melanggar
tata tertib tersebut?
Pernahkah saudara melanggar
tata tertib sekolah terkait
dengan kedisiplinan belajar di
kelas?
Apa alasan saudara melanggar
tata tertib tersebut?
Apa yang saudara lakukan jika
ada teman yang melanggar tata
tertib sekolah?
Apakah saudara tahu
kewajibanmu sebagai murid
ketika di sekolah selama
mengikuti pembelajaran?
Apa yang di lakukan Bapak/Ibu
guru apabila saudara tidak
memperhatikan saat dijelaskan
ketika pembelajaran?
59
Menurut saudara sudahkah guru
menjadi tauladan dalam
karakter disiplin dan akhlak di
sekolah saudara?
Apakah saudara merasa senang
atau terbebani dengan
arahan/ajakan guru melakukan
kegiatan keagamaan seperti
membaca asmaul husna, solat
dzuhur berjamaah dll ?
Apa yang dilakukan
pendidik/guru jika saudara tidak
melaksanakan kegiatan dalam
upaya meningkatkan
kedisiplinan dan akhlak di
sekolah?
Penanaman kedisiplinan dan
akhlak apa saja yang diberikan
sekolah pada siswa?
Menurut saudara sudahkah guru
menjadi tauladan dalam
karakter disiplin dan akhlak di
sekolah saudara?
c. Metode dokumentasi
jumlah guru serta hal-hal lain yang dianggap penting. Adapun data
55
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 31.
60
yang dapat dihimpun dengan menggunakan metode dokumentasi
Kabupaten Dompu.
3. Instrumen Penelitian
yang di gunakan oleh peneliti dalam sebuah penelitian dengan tujuan agar
data yang di peroleh lebih valid dan akurat.56 Adapun instrumen dalam
acuan dan untuk mengamati keadaan, kejadian, usaha dan upayah lisan
61
penelitian. Sedangkan format dokomentasi adalah tabel-tabel yang di
Reduksi data, yaitu mereduksi data sehingga dapat dijelaskan dalam satu
menjelaskan:
signifikan bagi peneliti ini seperti guarauan informan basa basi dan sejenisnya.
Alur penyajian data dalam penelitian ini yaitu menyajikan data yang
62
kesalahan penafsiran terhadap data tersebut. Matthew B. Miles dan A. Michel
Huberman Menjelaskan:
“Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Kami
melihat penyajian-penyajian, kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan
berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.” 58 Dalam alur
penyajian data untuk mendapatkan informasi dengan mengunakan beberapa hal yaitu;
menjelaskan:
Teknik verifikasi dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara yaitu:
1. Dedukatif, yaitu suatu analisis yang berangkat dari data yang bersifat
bersifat khusus.
58
Ibid, hlm. 17.
59
Ibid, hlm. 19.
63
2. Indukatif, yang suatu analisis yang beangkat dari data yang bersifat
bersifat umum.
beberapa hal yang diperoleh selama penelitian dan tidak dijabarkan dalam
kebenaran dari data yang didapatkan oleh peneliti. Adapun langkah- langkah
yang dilakukan oleh peneliti dalam mencari kebenaran data sebagai berikut:
ini dilakukan oleh peneliti agar data yang dikumpulkan tidak diragukan
lagi kebenarannya.
64
a. Dilakukan setiap akhir wawanvara
2. Cros Cek
oleh peneliti agar tidak terjadi kesalahan terhadap data yang telah
3. Tri Anggulasi
Tri anggulasi adalah proses mencari kebenaran dari data yang telah
dapat diambil dalam penelitian yang merupakan data yang telah dianggap
benar dan sudah teruji melalui beberapa tahap adalah sebagai berikut:
65
f. Perkataan informan di dapan umum dan perkataan pribadi
h. Kecukupan referensi.
F. Sistematika Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April 2020. Penelitian ini akan
data-data hasil wawancara, dan memilih data yang sesuai dengan tujuan
Bulan
No Kegiatan
9 10 11 12 1 2 3 4 5
1 Penentuan Judul Penelitian
2 Penyusunan Proposal
3 Penyusunan Instrumen
66
4 Pelaksanaan
4 Obsevasi
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
8 Revisi Laporan
BAB IV
67
2) Letak Geografis SDN 27 Woja Kabupaten Dompu
umumnya memiliki visi dan misi. Visi dan misi inilah yang akan
terkait dengan visi dan misi SDN 27 Woja Kabupaten Dompu, dapat
a. Visi
b. Misi
peserta didik
memuaskan
jum’at60
68
Guru adalah salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan,
Oleh karena itu, untuk dapat menjadi lembaga pendidikan yang maju
69
Gol
ng er
. t
gal ak Si
Ter a a
La hi ni
akh n
hir r
ir
ABDUL Do
SALAM, mp Pe I
1-
A.Ma. Pd u, mbi K s
D. 9-
31- na S l
19591231 II 19
12- IV/ D a
198412 1 90
19 a m
019
59
JAMALUDI Pe
Bi 15
N, S.Pd mbi I
ma, - U
na s
31- 12 m
19671231 TK. S1 l
12- - u
198911 1 I a
19 20 m
015 IV/ m
67 13
b
ZULKARN Pen
Do
AIN, S.Pd.I ata 15
mp I
Mu - G
u,0 s
da 12 a
19791203 3- S1 l
TK. - i
200903 1 12- a
I 20 s
003 19 m
III/ 13
79
b
SARWON, Wa Pen
S.Pd du ata 17
I
ko Mu - U
s
pa, da 05 m
S1 l
19830810 10- TK. - u
a
20110 1 003 08- I 20 m
m
19 III/ 15
83 b
LUKMAN, Do Pen S1 24 G I
S.Pd.I mp ata - a s
19701231 u, Mu 05 i l
200801 1 31- da - s a
127 12- TK. 20 m
19 I 09
70 III/
a
TAMRIN Pen
Do
ata
mp 1- I
Mu U
u, 04 s
19651231 da D. m
31- - l
200604 1 TK. I u
12- 20 a
215 I m
19 06 m
III/
65
a
IBRAHIM Do Pen S 6- U I
1970122720 mp ata P 01 m s
07011016 u, III/ G - u l
27- d 20 m a
70
12- 12 m
19
ISMAIL, Do
15
S.Pd mp I
Pen - U
u, s
ata 01 m
19830506 06- S1 l
III/ - u
201101 1 05- a
d 20 m
023 19 m
18
83
SITTI Bi Pen
1- I
SARAH ma, gat U
S 01 s
14- ur m
19610114 P - l
01- Mu u
201408 2 G 20 a
19 da m
001 05 m
61 II/a
RUSLIN, Do
Pen
S.Sos mp 1- I
gat U
u, 01 s
ur m
10 19780527 27- S1 - l
Mu u
201408 1 05- 20 a
da m
003 19 05 m
II/a
78
Do
mp I
u, 1- s
11 8- S1 01 U l
10 - m a
ROHANA, -19 20 u m
S.Pd 82 - 05 m
Do
mp I
u, 3- s
12 11- S1 01 U l
05- - m a
UMRAH, 19 20 u m
S.Pd 81 - 05 m
Ra
I
de, 3-
s
3- D. 01 U
13 l
12- II - m
a
NURMI, 19 20 u
m
A.Ma 80 - 05 m
Do
mp I
u, 5- s
D.
14 21- 01 U l
II
DEDI 04- - m a
IRAWAN, 19 20 u m
A.Ma 88 - 08 m
15 SAIDAH, Do - D. 12 G I
A.Md mp III - a s
u, 10 i l
6- - s a
10- 20 m
71
19
84 08
Do
mp 12 I
U
u, - s
m
16 23- S1 10 l
u
05- - a
m
NURRIF'AH 19 20 m
, S.Pd 87 - 09
Do
mp 12 I
U
u, - s
m
17 5- S1 10 l
u
11- - a
m
JUNARI, 19 20 m
S.Pd 86 - 09
Sa
neo I
, 1- G s
18 15- S1 07 o l
SRI 11- - r a
ENDANG 19 20 m
K., S.Pd 89 - 12
Do
mp I
U
u, 1- s
m
19 31- S1 10 l
u
ENI 03- - a
m
MULYANI, 19 20 m
S.Pd 89 - 13
Do
mp I
U
u, 4- s
m
20 6- S1 08 l
u
12- - a
m
JURNALIS, 19 20 m
S.Pd 86 - 14
Do
mp I
U
u, 5- s
m
21 4- S1 01 l
u
07- - a
m
NANANG 19 20 m
F., S.Pd 90 - 14
Do
mp I
U
u, 7- s
m
22 12- S1 10 l
u
31- - a
m
JUHARI, 19 20 m
S.Pd 92 - 14
23 DEWI Ta - S1 11 U I
ANGGRIAN mb - m s
I, S.Pd e, 01 u l
21- - m a
72
08-
19 20 m
89 14
Do
mp 18 I
U
u, - s
m
24 7- S1 07 l
u
SRI 08- - a
m
HARDIANT 19 20 m
I, S.Pd 93 - 16
Do
mp 18 I
U
u, - s
m
25 27- S1 07 l
u
07- - a
m
BAMBANG, 19 20 m
S.Pd 94 - 16
Do
mp 18 I
U
u, - s
m
26 22- S1 07 l
u
02- - a
m
NADIAH, 19 20 m
S.Pd 94 - 16
Do
mp I
U
u, 3- s
m
27 18- S1 01 l
u
RATI 11- - a
m
MULIANI, 19 20 m
S.Pd 89 - 17
Do
mp I
u, 1- G s
28 22- S1 11 o l
WAHIDIN 05- - r a
PUTRA, 19 20 m
S.Pd 94 - 17
Do
mp 15 I
U
u, - s
m
29 3- S1 11 l
u
03- - a
m
NURMAH, 20 20 m
S.Pd 17 - 17
Do
mp I
U
u, S 1- s
m
30 28- M 01 l
u
11- A - a
m
MOH. 19 20 m
YUSUF 91 - 12
31 DAHLAN - S 1- U I
M 01 m s
K - u l
73
20 a
m
15 m
Tabel 4.2
No. Kelas L P Ju
m
ah
I 2 26 4
3 9
II 2 25 4
3 8
74
III 1 20 3
9 9
IV/A 1 15 2
4 9
IV/B 1 14 2
4 8
V 1 22 3
7 9
VI/A 1 12 2
6 8
VI/B 1 11 2
5 6
Jumlah 1 14 2
4 5 8
1 6
berikut:
Tabel 4.3
Luas Tanah
1. Luas Tanah
75
mil s
ik
T
a
n
a
h
1
.
4
HA 1 616
800 M2 -
K 6 M2
M
2
Tabel 4.4
m
Ruanga 1 7 1 - -
n
Kepsek x
76
8
m
Ruanga 1 6 1 - -
n
Perpust x
akaan
8
m
Kamar 1 2 1 - -
Mandi/
WC x
Guru
2
m
Kamar 2 2 2 - -
Mandi/
WC x
Murid
2
Tabel 4.5
Perlengkapan Sekolah
3. Perlengkapan Sekolah
77
Kursi 12 1 - 10
0 1
0
Bangku 12 1 - 10
0 1
0
Meja 15 1 - 1
Guru bu 4
ah
Kursi 20 1 - 5
Guru bu 5
ah
Papan 8 7 - 1
Tulis bu
ah
Lemari 15 1 - 1
bu 4
ah
Kompute 1 1 - -
r uni
t
Laptop 2 1 1 -
uni
t
10 Kursi 1 1 - -
Tamu ps
g
78
Kabupaten Dompu struktur organissi mutlak dibutuhkan agar
79
Gambar 4.6
STRUKTUR ORGANISASI SDN 27 WOJA KAB DOMPU
JABATAN
WALI WALI WALI WALI WALI WALI KELAS WALI
KELAS I KELAS II KELAS II KELAS II B KELAS IV VA KELAS V B
ROHANA, SITTI TAMRIAN LUKMAN, NURLAILA WALI
A. Ma A , S.Pd SARWON, S.Pd IBRAHIM
SARAH Ma.pd S.PdI KELAS VI
Ma.pd Ma.pd Ma.pd
NURMI, Ma.pd
JUNARI, SAI’DAH, Ma.pd JURNALI Dedi irawan.A.Ma JUFRIN, A.
A. Ma S. Pd S.PdI S, S. Pd SAI’DAH, RUASLIN,
Ma.PdS. Sos
DEWIANGGR S.PdI Ma.pd
JUHARI, ENI SARMANA, IWAN BUDIMAN,
IANI, S. Pd --
A. Ma MULIANI, S.PdI SETIAWAN, S.Pd
S. Pd S. Pd -- NANANG
FITRIANINGSIH,
SISWA S. Pd
80
MASYARAKAT
Berdasarkan sajian gambar 1 di atas, dapat disimpulkan bahwa
terdiri atas kepala madrasah, dewan komite, tata usaha, wali kelas,
Guru berperan untuk menjadi teladan bagi peserta didik dalam hal
siswa, maka siswa pun tidak akan menjadi disiplin. Sehingga guru sangat
guru bisa melalui guru yang selalu datang tepat waktu ke sekolah.
07.15 WIB.
81
Seperti berikut ini kutipan wawancara dengan bapak Sarwon, S.Pd.
SD bahwa :
jika Pak Sarwon terlambat maka meminta guru lain untuk masuk di
bahwa:
82
saya harus dan wajib memberikan contoh atau peran yang
baik, contohnya ya itu disiplin waktu alias tidak terlambat
istilahnya “ndak molor” mas. Saya mencontohkannya itu
langsung tindakan bukan hanya sekedar menyuruh-nyuruh
saja mas.”
menjumpai guru yang terlambat. Semua guru datang sebelum jam 07.15
WIB.
83
pembelajaran di kelas maupun dalam keseharian di lingkungan
selalu sopan dan selalu menggunakan bahasa yang baik, dan ramah
Felissa:
“pak guru kalau berbicara itu ramah sekali, baik dan juga
sopan mas. Senang kalau sama pak guru meskipun kadang
pak guru pakai dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa
Bima. Baik dalam menjelaskan pelajaran maupun dalam
keseharian.”
bahwa guru dalam bertutur kata selalu baik, ramah dan sopan.
siswa dan guru, bahwa seorang pendidik akan menjadi panutan bagi
kepala sekolah:
84
“ Begini mas, kita ini kan pendidik, seorang guru yang
menjadi panutan untuk siswanya. Jadi sebisa mungkin kita
dalam bertutur kata dan bertingkah laku juga harus
mencerminkan hal-hal yang baik. Karena siswa juga akan
meniru apa yang kita lakukan mas.”
dengan hal yang baik mulai dari bertutur kata dan bertingkah laku
berlaku
berpakaian yang baik, rapi dan sopan pada siswanya. Guru juga
oleh sekolah.
85
Hasil observasi yang dilakukan diketahui bahwa guru selalu
dikenakan oleh guru. Hal ini bisa saja terjadi karena guru tidak akan
siswa.
sopan. Dan berikut ini adalah kutipan wawancara dengan guru kelas
V Sarwon S.Pd:
86
“Ya seperti yang mas lihat, pak guru dan bu guru di SDN 27
Woja Kabupaten Dompu selalu mengenakan baju yang baik,
rapi dan sopan.”
berikut:
terlebih dahulu. Baru setelah itu siswa akan mengikuti apa yang
87
guru SDN 2 Woja Kabupaten Dompu benar-benar berseragam sesuai
Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu peranan penting dalam hal ini sebagai
88
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, mengisyaratkan
bahwa guru kelas V SD Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu
berperan dalam pembentukan akhlak dan disiplin peserta didik.
Konsep pembinaan akhlak pada peserta didik yang dilakukan oleh
guru kelas V SD Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu sebagai
berikut:
“Dalam upaya pembentukan akhlak peserta didik kami harus
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. Kami berupaya
agar anak itu harus bersifat kreatif dan produktif, kami berupaya
meningkatkan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa
kepercayaan anak pada agama dan kepada Tuhan, dan kami
berupaya mengembangkan pemahaman pada anak secara efektif dan
pengertian tentang peran mereka di masa mendatang.”
89
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, menggambarkan
bahwa betapa pentingnya komunikasi dalam pembentukaan akhlak
peserta didik.
Kepala sekolah juga mengatakan bahwa “Dalam proses
pembentukan akhlak peserta didik di sekolah ini, kami selaku guru
berkomunikasi dengan baik kepada peserta didik, orang tua peserta
didik. Komunikasi yang kami gunakan adalah komunikasi melalui
kata-kata dan tertulis yakni kami membuka peluang kepada peserta
didik untuk berkonsultasi. Hal tersebut sangat diminati oleh peserta
didik dan Dalam komunikasi yang perlu diperhatikan adalah kosa
kata yang berkaitan dengan bahasa verbal, yaitu membaca,
mendengar, menulis dan mengucapakan. Sedangkan komunikasi non
verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, tidak
bisa didengar, dan juga tidak bisa dibaca dalam untaian kata-kata
tertulis. Komunikasi non verbal hanya bisa dipahami dari berbagai
isyarat gerakan anggota tubuh yang mengekspresikan sebuah pesan.
Dua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap akhlak peserta didik”.
90
Gambaran di atas menunjukkan bahwa guru kelas V di SD Negeri
27 Woja Kabupaten Dompu berupaya memotivasi peserta didik
dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik sebagai individu.
Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan kebutuha-
kebutuhan biologis, sosial, dan emosional, melainkan juga terdorong
untuk mencapai sesuatu yang lebih dari apa yang dimiliki saat ini.
Motivasi dapat timbul dari dalam individu dan akibat pengaruh dari
luar individu (motivasi intrinsik dan ekstrinsik).
c. Guru kelas sebagai Pendidik dan Pembimbing
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai
hidup. Ada beberapa cara atau pendekatan yang dilakukan guru
kelas dalam membimbing dan mendidik antara lain :
1. Pendekatan pembelajaran
Sebagaimana pendekatan pembelajaran yang meliputi
pendekatan yang berorientasi pada guru atau pendekatan yang
berorientasi pada siswa, masing masing memiliki kelebihan dan
kekurangan tergantung pada situasi proses pembelajaran.
Terkait masalah ini, Guru kelas V mengemukakan bahwa: “Saya
biasanya menggunakan kedua alternatif itu, yaitu guru aktif atau
siswa yang aktif, sering pula menggabungkan antara keduanya
akan tetapi tentu dengan mempertimbangkan materi yang akan
diajarkan. Karena biasanya ada siswa yang kurang merespon jika
hanya guru yang aktif, juga biasanya kalau siswa yang aktif mereka
banyak bergurau. Untuk keefektifan proses pembelajaran maka
saya menggabungkan pendekatan tersebut”
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran sebagaimana sifatnya yang masih dalam
ranah konseptual atau perencanaan, untuk menentukan strategi
yang digunakan selalu berlaku proses integrasi antara metode,
91
teknik, taktik, dan sebagainya. Tolak ukur dalam menentukan
strategi pembelajaran adalah kapasitas pendidik, kemampuan
peserta didik, dan kualitas materi ajar, berikut penjelasan guru
kelas bahwa:
“Ketika saya menentukan strategi maka yang saya pertimbangkan
adalah RPP, kemampuan saya, dan cocokkah untuk para siswa.
Selanjutnya adalah apakah ini sudah tepat sasaran? Ketika stretegi
tersebut diuji dan baik maka dipertahankan, sebaliknya jika tidak
baik maka saya lakukan identifikasi yang berhubungan dengan
letak kelemahannya kemudian dilakukan pembenahan”
3. Metode Pembelajaran
a) Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasai
Guru kelas V mengatakan bahwa : “Untuk menyajikan materi
pelajaran perlu pemilihan metode pembelajaran yang tepat.
Guru harus menggunakan metode yang bervariasi, dengan
melihat kondisi materi pelajaran disesuaikan dengan kondisi
kelas untuk menarik perhatian peserta didik, karena tidak ada
sebenarnya metode yang paling baik namun guru harus pandai
menyesuaikan materi dengan metode”
92
1) Metode Pembiasaan
Adat kebiasaan yang telah terbiasa dilakukan oleh peserta didik sangat
mempengaruhi perkembangan pribadinya. Pendidikan akhlak dan yang telah
dibiasakan dalam kehidupan keluarga, dimulai dari rumah, dari pegaulan,
yang dibimbing secara baik, berupa petunjuk-petunjuk dan bimbingan serta
contoh teladan.
Sebagaimana pemaparan guru kelas V sebagai berikut:
“Kami selalu membiasakan sesuatu amal dengan tingkah laku
seperti melatih peserta didik untuk mengerjakan ibadah,
mengucapkan assalamu‘alaikum ,basmalah, hamdalah,
mengucapkan terimah kasih, cara bertamu, dan ucapan serta
tingkah laku lainnya yang sesuai dengan tempatnya adalah suatu
kebiasan yang akan membentuk akhlak seorang anak dan disiplin
selalu membaca do,a setiap sebelum dan sesudah memulai pelajaran,
menjalankan piket yang sudah ditentukan, masuk sekolah tepat
waktu, menaati tata tertib sekolah dan berseragam sesuai ketentuan
sekolah”.
93
Hasil wawancara dengan guru kelas sebagai berikut: “Yang perlu
diperhatikan dalam pembentukan akhlak peserta didik melalui dengan metode
keteladanan di antaranya membiasakan untuk bersopan santun, menanamkan
sikap sederhana dan selaku guru kelas adalah merupakan keharusan bagi saya
memberikan contoh yang baik bagi peserta didik untuk diikuti”.
3) Metode Nasihat
Di antara metode dan cara mendidik anak yang efektif dalam upaya
pembetukan akhlak peserta didik tersebut diutarakan oleh guru kelas V di SD
Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu sebagai berikut:
“Alasan kami memilih metode nasihat dalam pembentukan akhlak peserta
didik sebab nasihat sangat berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang
segala hakikat, menghiasinya dengan akhlak mulia, dan mengajarinya tentang
prinsip-prinsip Islam.”
Hasil wawancara di atas, mengidentifikasikan bahwa upaya peran guru
pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak peserta didik sangat
diharapkan khususnya dalam menggunakan metode pemberian nasihat.
4) Metode Pengawasan
Maksud dari pembinaan atau pembentukan akhlak serta kedisplinan
peserta didik dengan pengawasan adalah mendampingi peserta didik dalam
rangka membentuk akhlak, dan mengawasinya dalam mempersiapkan secara
psikis dan sosial, dan menanyakan secara terus menerus tentang keadaannya,
baik dalam pendidikan jasmani maupun dalam hal belajarnya.
Guru kelas mengatakan bahwa: ”metode Pengawasan langsung kami
lakukan pada jam pelajaran. Adapun di luar jam pelajaran pengawasan yang
kami lakukan hanya bekerjasamaa dengan orang tua, karena kamipun masih
sangat terbatas. Kami menerapkan metode pengawasan karena pada dasarnya
bertujuan untuk mewujudkan manusia yang seimbang, yang dapat
menjalankan kewajiban-kewajiban, baik dalam kehidupan keluarga maupun
masyarakat. Dari situlah ia akan menjadi muslim, yang akan menjadi pondasi
dalam pembinaan peraturan Islam sebagai prasyarat terwujudnya kejayaan
94
Islam, sehingga anak akan loyal terhadap kebudayaan, kedudukan dan
perannya.”
Penulis berasumsi bahwa guru melakukan pengawasan, indikatornya
apabila ada peserta didik yang melakukan hal yang tidak diinginkan, guru
memberikan peringatan. Penerapan metode pengawasa dalam pembentukan
akhlak peserta didik sangat bermanfaat, karena Islam dengan prinsip-
prinsipnya yang universal dan dengan peraturan-peraturannya yang abadi,
mendorong para orang tua dan pendidik untuk selalu mengawasi dan
mengontrol peserta didik dalam setiap segi kehidupan agar kelak peserta
didik memiliki akhlak yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan berguna
bagi agama dan bangsa.
Pengawasan merupakan upaya mendampingi anak dalam rangka
pembentukan akidah dan peningkatan akhlak mulia secara intensif.
Pengawasan dan pengontrolan kegiatan dan pengalaman misalkan kegiatan
salat maupun dalam belajarnya. Dalam proses pengawasan dan pengontrolan
terhadap akhlak peserta didik guru dalam meningkatkan kedisiplinan dan
akhlak siswa kelas V SD Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu menjelaskan:
“Bentuk pengawasan yang kami lakukan, ada yang langsung dan secara
tidak langsung, pengawasan langsung itu dilakukan pada jam pelajaran, kerja
sama dengan wali kelas, dan guru BK. Sedangkan pengawasan tidak langsung
di luar jam pelajaran diupayakan bekerjasama dengan wali peserta didik.”
95
yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, saya bisa berganti-ganti teknik
meskipun dalam metode yang sama.”
Dari penjelasan di atas penulis dapat memahami bahwa teknik
adalah cara implementasi metode dengan mempertimbangkan
kesesuaian antara metode dan kapasitas ruang belajar dan situasi
kelas sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif
dan efisien serta terlaksananya proses pembelajaran yang
menyenangkan.
5. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi
mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya.
Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan
humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia
memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran
akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari
guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Terkait masalah ini, guru kelas memiliki taktik tersendiri
sebagaimana dijelaskan bahwa: “Sebelum memulai pembelajaran
saya bertanya kepada siswa-siswa saya apakah mereka siap
menerima pelajaran, ketika proses pembelajaran sementara
berlangsung dan terdapat siswa yang ngantuk atau bosan saya
selipkan cerita atau kisah atau hiburan untuk mengambil hati para
siswa sehingga mereka bisa fokus kembali dengan materi
pembelajaran yang saya bawakan”.
96
Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa taktik
pembelajaran lebih mengarah kepada gaya mengajar untuk
memfokuskan perhatian peserta didik baik itu dengan cara
menghibur, bercerita, dan lain-lain sebagainya.
6. Menggunakan berbagai media pembelajaran
Gambaran profesionalisme guru kelas V SD Negeri 27
Woja Kabupaten Dompu dengan indikator penggunaan media
pembelajaran. Guru kelas mengatakan bahwa :”Kami menggunakan
media sesuai dengan materi pembelajaran seperti yang biasa
digunakan berupa grafik, poster, dan CD Film serta menggunakan
media pembelajaran yang sangat sederhana yang ada di lingkungan
sekolah. Artinya apapun media yang kami gunakan disesuaikan
dengan materi dan kemampuan peserta didik dalam menerima
pelajaran”
Pernyataan di atas, bahwa guru kelas menggunakan media
pembelajaran secara bervariasi, meskipun medianya masih
dominan manual. Dengan demikian, bahwa penggunaan media
pembelajaran secara bervariasi sebagaimana yang digunakan guru
mata pelajaran umum, dan menggunakan media pembelajaran
dalam menjelaskan materi dengan keadaan alam yang ada di
lingkungan sekolah.
7. Mengevaluasi hasil pembelajaran
Gambaran profesionalitas guru dengan indikator pelaksanaan
evaluasi hasil pembelajaran. Hasil wawancara guru kelas
menjelaskan bahwa :”Kami sebagai guru mengevaluasi
keseluruhan proses pembelajaran ada evaluasi awal pelaksanaan
pengajaran, evaluasi akhir dan tindak lanjut. Kami menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran baik yang berkaitan dengan
kognitif, afektif maupun psikomotorik.”
Berdasarkan wawancara dan hasil observasi menunjukkan
bahwa guru kelas V SD Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu telah
melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan baik mulai dari
evaluasi awal, evaluasi pada saat proses pembelajaran, dan evaluasi
akhir semester guna mengukur kemampuan peserta didik. Guru kelas
V SD Negeri 27 Woja Kabupaten Dompu harus menguasai teknik
evaluasi dan menerapkannya, yaitu dasar psikologis (penilaian selalu
97
dibutuhkan terhadap setiap usaha yang dilakukan), dasar didaktis
(selain menilai hasil belajar peserta didik juga menilai hasil dari
usaha-usaha guru sebagai pendidik) dan dasar administratif (data
penilaian terangkum dalam rapor) agar mudah diidentifikasi.
cara, yaitu:
98
a) Dengan Terlibat Langsung
99
2) Adanya peran aktif dari bapak dan ibu guru
nilai-nilai kedisiplinan.
bahwa:
100
Salah satu Wali murid kelas V mengemukakan
bahwa:
guru
bahwa:
101
“Kekompakan itu sangat mendukung sekali dan
dibutuhkan iya antara kepala sekolah dan bapak ibu
guru. Nah sebelum guru menerapkan peran guru dalam
membentuk karakter melalui nilai- nilai kedisiplinan
kepada anak yang pasti kita musyawarahkan dulu,
setelah menemukan kesepakatan baru kita bersama-
sama melaksanakannya sehingga tidak ada yang
namanya tidak mendukung antar bapak ibu guru dan
hal ini juga kita sosialisasikan kepada orang tua siswa,
agar di rumah pun anak dididik dengan nilai-nilai
karakter seperti yang ada di sekolah”.
b. Faktor Penghambat
suatu program atau kegiatan, namun dalam hal ini faktor penghambat
dan sekolah, dan lain sebagainya itu yang sering menjadi faktor
102
“Anak-anak di sini itu mas tidak semuanya tinggal di desa woja
ini tapi di desa lain juga ada dan itu relatif jauh dari sini, nah
kadang-kadang juga bersama adiknya yang masih di TK dan ini
anak masih antar jemput. Ia datang terlambat karena masih
menunggu persiapan oran g tua yang mengantar. Hal-hal yang
seperti ini yang biasanya menjadi salah satu faktor
ketidakhadiran siswa.”
bahwa:
Justru waktu yang banyak dihabiskan oleh para siswa adalah waktu di
103
memberikan hambatan yang cukup besar dan bahkan menjadi ancaman
yang majemuk dan banyak yang tidak sesuai dengan etika dan norma
yang berlaku.
secara usia.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
berlaku
berikut:
105
1) Adanya kontrol dari Kepala Sekolah
B. Saran
tampa mengurangi rasa hormat (takdzim) kepada seua pihak dan demi
106
suksenya pembelajaran di SDN 27 woja agar lebih baik dan memperoleh hasil
1. Bagi lembaga
saat ini, hal ini akan memperkuat pengaruh kedisiplinan pada peserta
didik.
2. Bagi pendidik
baik pada peserta didik, sehingga peserta didik senag unutk mencotoh
ahklak.
107
Oleh karena itu pendidikan karakter kedisiplinan sejak dini akan
108
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com.Jenis-jenis+Lomba+Dalam_Menghafal_al-
Qur’an_diakses_Tanggal_06-05-2020
Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Implementasi Metode Takrir Dalam Pembelajaran
Menghafal al-Qur’an
M. Hosnan, Etika Profesi Pendidik Pembinaan dan Pemantapan Kinerja Guru,
Kepala Sekolah, Serta Pengawas Sekolah, Bogor : Galia Indonesia,
2016
109
Nurul Qorimah & Mohammad Irsyad, metode Cepat & Mudah Agar Anak Hafal
Al-Qur’an,cet ke 1, Yogyakarta : Semesta Hikmah, 2016
Pedoman Penulisan Skripsi UMMAT, 2019/2020
Prabowo, Metodelogi Penelitian, Surabaya: Unesa University Press, 2011
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutu
Dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media, 2013
Riadi, Profesionalisasi Guru Madrasah,Yogyakarta : Ombak Tiga, 2017
Sri Anitah W, DKK, Strategi Pembelajaran di Sekolah Dasar Cet Ke 21 Edisi I,
Tanggerang: Universitas Terbuka: 2014
Hamzah Ya’kub, Etika Islam Pembinaan Akhlaqul Karimah: Suatu Pengantar
Cet. 6; Bandung: CV Diponegoro: 2016
110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
111