Anda di halaman 1dari 163

MANAJEMEN PEMBINAAN GURU PEMULA DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


MTs NEGERI 1 KEDIRI
TAHUN AJARAN 2023/2024

SKRIPSI

Oleh :

SAYIDAH ILMA HANIFAH


NIM: 2131384520154

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI KEDIRI

2023
MANAJEMEN PEMBINAAN GURU PEMULA DALAM
MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
MTs NEGERI 1 KEDIRI
TAHUN AJARAN 2023/2024

SKRIPSI
Diajukan Kepada

Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari Kediri

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

SAYIDAH ILMA HANIFAH


NIM: 2131384520154

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARI KEDIRI

2023
NOTA DINAS

Kediri, 20 Agustus 2023

Hal : Persetujuan Skripsi


Kepada : Yth. Rektor IAIFA Kediri
Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Setelah membaca secara seksama skripsi secara cermat dan teliti, dan telah
diadakan perbaikan serta penyempurnaan sesuai dengan petunjuk dan pengarahan
kami, maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara :

Nama : Sayidah Ilma Hanifah


NIM : 2131384520154
Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam
Judul : Manajemen Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqosah skripsi.
Atas perhatianya, kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Miksan Ansori, M.Pd


NIDN : 2114118601
Mengetahui,
Kepala Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam

Mustajib, M.Pd
NIDN : 2106128602

i
LEMBAR PERSETUJUAN
MANAJEMEN PEMBINAAN GURU PEMULA DALAM
MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
MTs NEGERI 1 KEDIRI
Disusun Oleh:
Sayidah Ilma Hanifah
NIM: 2131384520154
Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujui untuk
dipertahankan di depan siding tim penguji Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari
Kediri pada tanggal 20 Agustus 2023

Dosen Pembimbing

Miksan Ansori, M.Pd


NIDN: 2114118601

Mengetahui,
Kepala Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Mustajib, M.Pd
NIDN: 2106128602

ii
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN PEMBINAAN GURU PEMULA DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU
MTsN 1 KEDIRI
Disusun Oleh:
Sayidah Ilma Hanifah
NIM: 2131384520154
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Faqih Asy‟ari Kediri dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu sarjana pendidikan (S.Pd) pada
tanggal 27 Agustus 2023

Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan


Ketua Penguji :
Khoirotul Izzah, M.Pd.I ………………
NIDN: 2111039101

Penguji I :
Subakir, M.Pd ………………
NIDN: 2101147804

Penguji II :
Miksan Ansori, M.Pd ………………
NIDN: 2114118601

Disahkan Oleh :
Rektor IAIFA Kediri Dekan Fakultas Tarbiyah Kepala Program Studi
Manajemen Pendidikan
Islam (MPI)

Suwarno, S.Ag, M.Si Fadlil Akbar, M.Pd Mustajib, M.Pd


NIDN : 2108086201 NIDN : 2128108702 NIDN : 2206128602

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sayidah Ilma Hanifah

Tempat/ tanggal lahir : Kediri, 01 maret 2000

Nim : 2131384520154

Fakultas/ jurusan : Tarbiyah/ Manajemen Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar


merupakan karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Jika,
dikemudian hari terbukti skripsi ini merupakan duplikasi, tiruan, plagiat, atau
dibuat oleh orang lain secara keseluruhan atau sebagian besar. Maka, skripsi dan
gelar yang diperoleh akan batal dimata hukum.

Kediri, 20 Agustus 2023

Yang membuat pernyataan

Sayidah Ilma Hanifah

NIM : 2131384520154

iv
MOTTO

ْ‫ َبل‬،‫س َأ َه ُّم م َن ْال َّطر ْي َق ُة‬ َ ‫الطر ْي َق ُة َأ َه ُّم م َن ْا‬


ُ ‫ َو َلك َّن ْال ُم َد ِّر‬،‫لم َّاد ُة‬ َّ
ِ ِ ِ ِ ِ
ْ َ ُ ِّ َ ُ ْ َ ُّ َ َ ُ ِّ َ ُ ْ ُ ْ ُ
‫روح المدرس أهم ِمن المدرس نف ِس ِه‬

Cara atau metode itu lebih penting daripada materi (teori

pengajaran), dan guru lebih penting dari metode dan ruh

(jiwa) seorang guru itu lebih penting lagi dari gurunya

sendiri.

(K.H. HASAN ABDULLOH SAHAL)

v
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil ‘Alamin terucap kepada dzat Yang Maha Esa, Allah

Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan Rahmat, inayah-Nya kepada

peneliti. Sehingga, peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dalam memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan baik serta sesuai dengan harapan.

Selanjutnya Karya tulis tugas akhir ini dalam memperoleh gelar sarjana

peneliti persembahkan dengan kasih tulus peneliti ingin menyampaikan untaian

teri makasih kepada:

1. kedua orang tua saya, Bapak Surahmad dan Ibu Alaihimul Mashanah

yang yang dengan hebat telah berjuang dalam perjalanan dari awal

memasuki jenjang perkuliahan, hingga pada detik dimana peneliti telah

sampai pada titik yang telah mendapatkan gelar S.Pd. Doa yang selalu

terpanjat tanpa putus, keringat yang tidak pernah kering, serta tangan

yang selalu menggenggam disaat keputusasaan menghinggap di hati

peneliti. Terimakasih telah mengajarkan arti penting tentang kehidupan

serta mengajarkan kuat bahwa tidak semua hal akan selalu baik- baik

saja. Akan tetapi, kita harus tetap berdiri dengan kokoh dan menerjang

semua dengan senyum ikhlas serta keyakinan akan Allah yang selalu

melihat ummatNya

2. Masyayikh, kususnya kepada Romo Yai Najmuddin Jamha dan Ibu

almh. Nikmatil Abidah, yang senantiasa peneliti harap ridho dan

barokahnya. Terimakasih dan doa tulus peneliti sampaikan karena

vi
telah bersabar membimbing peneliti dalam hal urusan agama dan

akhlak

3. Bapak yayasan Daarul Maarif An-Nahdliyyah SDI NU Badas serta

kepala sekolah SDI NU Badas, Bapak Khoirul Basyar, S.Pd.,M.Pd,

Bapak Moh. Arifin, M.Ag, Ibu Evi Zuniarning Fitria Ulfa, S.E.I, yang

selalu memberikan semangat kepada peneliti sehingga, peneliti tidak

pernah merasa sendiri dalam perjuangan menyelesaikan tugas akhir

kuliah ini

4. Kepada kedua adikku, Moh. Abid Al-Hakim yang juga akan

merasakan bagaimana luar biasanya menghadapi tugas akhir ini.

Semoga sukses dan semoga cepat lulus ilmunya juga bermanfaat.

Adikku yang satu lagi Untsa Alfi Darojatin, selamat adikku karena

telah diterima di kampus yang kamu harapkan semoga ilmu yang kamu

cari dapat bermanfaat bagi orang banyak

5. Muh. Ilham R. Kurniawan, M.Ag, terimakasih telah menjadi partner

yang selalu sabar dan menjadi pendengar yang baik. Semoga buah dari

kesabaran yang telah menemani anak skripsian dan proses dalam

hidupnya ini menjadi barokah untukmu suatu saat nanti. Semoga

impianmu untuk S3 segera terlaksana dan dimudahkan apa yang

menjadi niat baikmu ya ustadz

6. Teman sekaligus partner mengajar Irma Wulandari, S.Pd, Kamalia

Zulaikha, Nabila Qotrun Nada,S.Pd, Umdatul Khoirot, S.Pd,

Mufidatul Afifah, Ainindia Rofi‟ Ana, S.H, Muh. Ilham R.

vii
Kurniawan, M.Ag, Adi Prasetyo, S.H, Achmad Latif Syarifuddin,

S.Pd, Moh. Arif, terimakasih ustadz- ustadzah, yang sudah

memberikan semangatnya sehingga peneliti yang sedikit bandel ini

menjadi lebih semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini

7. Teman seperjuanganku Nur Zaidatul Izza, Putri Mei Wulandari,

Lailatul Qomariyah, Siti Nur Janah, semangat untuk kalian.

Perjuangan kalian tidak akan sia-sia

8. Teman-teman seangkatan MPI (Manajemen Pendidikan Islam) tahun

2019, jangan pernah lupakan apa yang sudah kita toreh selama 4 tahun

ini ya. Kalau sudah sukses ingat satu sama lain

9. Teman jajaran PH DEMA Periode 2021- 2022 yang kita tidak pernah

absen untuk ngopi sekedar berbagi cerita, Lia Roihanatus Sa‟adah,

S.Pd, Nur Zaidatul Izza, Binti, dan Zuhan Nafikhah. Semangat semua

sayangku dengan segala kesibukanya masing-masing

10. Teman- teman Organisasiku di DEMA Putri IAIFA Kediri Periode

2021- 2022 dan 2022- 2023, terimakasih atas pengalaman yang tidak

akan terlupakan

11. Ikatanku IPNU-IPPNU, yang telah menjadi salah satu wadah tempatku

berproses mengasah kemampuanku

Untuk pihak yang percaya, bahwa peneliti pasti bisa. Terimakasih dan

Maaf, semoga apa yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan

kebaikan yang berlipat ganda serta diridhoi oleh Allah SWT sebagai

amalan yang baik

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’ Alamin, Allahumma Sholli ‘Ala Muhammad

Allohumma Sholli ’Allaihi Wassalam, syukur terucap kepada Allah Subhanahu

Wata’ala karena atas rahmat, ridho, dan inayah-Nya sehingga peneliti mampu

menyelasaikan penyusun skripsi yang berjudul “MANAJEMEN PEMBINAAN

GURU PEMULA DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

GURU MTsN 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2023/2024” Skripsi ini dibuat

untuk memenuhi syarat diajukan memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas

Tarbiyah, Program Manajemen Pendidikan Islam (MPI) di Institut Agama Islam

Faqih Asy‟ari (IAIFA) Kediri.

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati penulis sanjungkan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan penghargaan yang setingi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. K.H. Ahmad Zainuri Faqih selaku Ketua Yayasan Salimiyah dan

Pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Sumbersari, yang telah

memberikan ilmu serta do‟a bagi peneliti, semoga peneliti terus

mendapatkan keberkahan beliau

2. Bapak H. Suwarno, S.Ag.,M.Si., selaku Rektor IAFA Kediri yang

telah memberikan kesempatan untut menuntut ilmu yang bermanfaat di

Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari Kediri

3. Bapak Fadhil Akbar., M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut

Agama Islam Faqih Asy‟ari Kediri

ix
4. Bapak Mustajib, M.Pd. selaku Ka. Prodi Manajemen Pendidikan Islam

Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari

5. Bapak Miksan Ansori, M.Pd., selaku dosen pembimbing dalam

penyusunan skripsi ini, yang telah meluangkan waktunya untuk

membimbing dan mengarahkan serta memberikan masukan dengan

ikhlas dan tulus hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terimakasih sekali lagi Bapak

6. Dosen Prodi Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama peneliti menuntut ilmu di

kampus IAIFA Kediri

7. Segenap Karyawan dan staff Tata Usaha serta badan administrasi

akademik Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari Kediri atas bantuan

yang telah diberikan kepada peneliti yaitu dengan administrasi yang

harus dipenuhi

8. Bapak Muhammad Zainuddin,S.Pd., M.Pd. selaku kepala MTsN 1

Kediri yang telah mengizinkan penelitian dan telah bersedia

memberikan informasi serta data-data terkait penelitian

9. Bapak dan ibu narasumber MTsN 1 Kediri yang telah bersedia

membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian di lembaga

10. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah

membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat dan balasan kepada seluruh

pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

x
menyadari bahwa skripsi ini sangat jauh dari kata sempurna, tentunya masih

banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun penyajian. Akhir

kata semoga segala bimbingan dan dukungan yang berbentuk apapun semoga

menjadi barokah manfaat atas ridho dari Allah. Sehingga semoga skripsi ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis, dan bagi semua yang membaca.

Kediri, 20 Agustus 2023

Penulis

Sayidah Ilma Hanifah


NIM: 2131384520154

xi
DAFTAR ISI

COVER LUAR ..................................................................................................

COVER DALAM ..............................................................................................

NOTA DINAS ....................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ..................................................iv

MOTTO .............................................................................................................v

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................xii

ABSTRAK .........................................................................................................xix

ABSTRACT ........................................................................................................xx

BAB I : PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................5

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................5

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................6

xii
1. Manfaat Teoritis ...............................................................................6

2. Manfaat Praktis ................................................................................7

a. Bagi Peneliti .................................................................................7

b.Bagi Lembaga Pendidikan ............................................................7

E. Definisi Operasional................................................................................8

1. Manajemen .......................................................................................8

2. Pembinaan ........................................................................................9

3. Guru ..................................................................................................9

4. Formula ............................................................................................10

5. Profesionalisme ................................................................................10

6. Sumber Daya Manusia (SDM) .........................................................11

F. Penelitian Terdahulu ...............................................................................12

G. Sistematika Penulisan..............................................................................15

BAB II : KAJIAN TEORI ................................................................................18

A. Manajemen Pengembangan SDM ...........................................................18

1. Definisi Manajemen Pengembangan SDM ......................................20

2. Proses Pembinaan Guru Pemula ......................................................24

a. Definisi Pembinaan ....................................................................24

b. Proses Pembinaan Guru Pemula ................................................26

B. Profesionalisme Guru ..............................................................................32

1. Definisi Profesionalisme Guru .........................................................32

2. Aspek-Aspek Profesional .................................................................33

3. Mutu Pembelajaran ..........................................................................35

xiii
a. Konsep Mutu Pembelajaran .......................................................35

b. Karakteristik Peningkatan Mutu Pembelajaran ..........................39

c. Indikator Peningkatan Mutu Pembelajaran ................................40

d. Indikator Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran ..................41

e. Komponen-Komponen Strategi Peningkatan Mutu

Pembelajaran ..............................................................................44

f. Jenis-Jenis Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran ................46

C. Bentuk-Bentuk Pembinaan Profesionalisme Guru..................................52

1. Pendidikan dan Pelatihan .................................................................53

2. Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan .......................................55

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................58

A. Jenis Penelitian ........................................................................................58

B. Kehadiran Peneliti ...................................................................................59

C. Lokasi Penelitian .....................................................................................60

D. Sumber Data ............................................................................................60

1. Data Primer (Data Utama) ...............................................................60

2. Data Sekunder (Data Tambahan) .....................................................61

E. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................62

1. Observasi ..........................................................................................62

2. Wawancara .......................................................................................63

3. Dokumentasi ....................................................................................64

xiv
F. Pengecekan Keabsahan Data...................................................................65

1. Perpanjang Pengamatan ...................................................................65

2. Meningkatkan Ketekunan Pengamatan ............................................66

3. Triangulasi ........................................................................................66

4. Mengadakan Membercheck ..............................................................68

G. Tahap- tahap Penelitian ...........................................................................68

1. Tahap Persiapan ...............................................................................68

2. Tahap Pelaksanaan ...........................................................................68

3. Tahap Analisis Data .........................................................................69

4. Tahap Pelaporan ...............................................................................69

H. Teknik analisis Data ................................................................................69

1. Reduksi Data ....................................................................................70

2. Penyajian Data .................................................................................70

3. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi ............................................70

BAB IV : HASIL PENELITIAN .....................................................................71

A. Setting Penelitian ....................................................................................71

1. Sejarah dan Letak Geografis MTsN 1 Kediri ..................................71

2. Profil Madrasah MTsN 1 Kediri ......................................................77

3. Visi Misi dan Tujuan MTsN 1 Kediri ..............................................79

4. Struktur Organisasi MTsN 1 Kediri .................................................80

5. Data Pegawai MTsN 1 Kediri ..........................................................82

xv
B. Temuan Penelitian...................................................................................87

A. Paparan Data ....................................................................................87

a. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .......................................87

b. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri ........................................96

c. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri ...............101

B. Hasil Penelitian ................................................................................109

a. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .......................................109

b. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .......................................111

c. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri ...............112

C. Analisis Data ...........................................................................................113

1. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .............................................113

2. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .............................................117

3. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri .....................118

xvi
BAB V : PENUTUP ..........................................................................................122

A. Kesimpulan .............................................................................................122

B. Saran........................................................................................................124

1. Bagi Guru Pemula ............................................................................124

2. Bagi Lembaga Pendidikan MTsN 1 Kediri ......................................124

3. Bagi Peneliti Yang Mengkaji Pembinaan Guru ...............................125

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................126

PEDOMAN WAWANCARA ...........................................................................131

PEDOMAN WAWANCARA GURU PEMULA


DI MTsN 1 KEDIRI .........................................................................................132

PEDOMAN WAWANCARA GURU LAMA/SENIOR


DI MTsN 1 KEDIRI .........................................................................................133

PEDOMAN DOKUMENTASI MTsN 1 KEDIRI .........................................134

PEDOMAN OBSERVASI DI MTsN 1 KEDIRI ...........................................135

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

 SURAT IZIN PENELITIAN ...............................................................

 SURAT BALASAN PENELITIAN .....................................................135

 KARTU BIMBINGAN SKRIPSI ........................................................136

 CEK PLAGIASI ....................................................................................137

xvii
 CATATAN SIDANG ............................................................................140

 FOTO PENELITIAN............................................................................141

 CURRICULUM VITAE .........................................................................143

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

Bagan Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri ...........81

Tabel Data Pegawai MTsN 1 Kediri................................................................82

xviii
ABSTRAK

Sayidah Ilma Hanifah, 2023, Skripsi, “Manajemen Pembinaan Guru


Pemula untuk Meningkatkan Profesionalisme Guru di MTsN 1 Kediri
Tahun Ajaran 2023/2024”. Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI)
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Faqih Asy’ari Kediri

Dosen Pembimbing: Miksan Ansori,M.Pd

Kata kunci: SDM, Guru Pemula, Pembinaan

Institusi pendidikan tidak lepas dari salah satu peran yang menjadi aspek
penting dalam sebuah pembelajaran, lembaga pendidikan berjalan dengan
baik salah satunya yaitu karena adanya sumber daya manusianya (SDM).
Guru merupakan aspek penting karena dengan adanya guru tujuan dari
sebuah lembaga pendidikan dapat tercapai dengan mudah dan baik.
Lembaga pendidikan harus mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang
memadai serta mumpuni untuk memberikan sebuah progres yang
signifikan kepada lembaga agar kompetensi dari sebuah lembaga
pendidikan tersebut terus berkembang. Lembaga pendidikan yang berjalan
secara sistematis dan mengikuti alur pembelajaran serta pola pendidikan
yang baik. Maka, lembaga pendidikan tersebut harus mampu terus
mengembangkan kompetensi sumber daya yang mereka miliki sehingga
standar yang terus berkembang dalam dunia pendidikan dapat terus
mereka ikuti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk
manajemen pembinaan guru pemula dalam meningkatkan profesionalisme
guru MTsN 1 Kediri, untuk mengetahui proses manajemen pembinaan
guru pemula dalam meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri.
Serta untuk mengetahui evaluasi manajemen pembinaan guru pemula
dalam meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
etnografi atau bisa disebut dengan deskriptif. Lembaga pendidikan MTsN
1 Kediri mempunyai proses pembinaan yang baik, mempunyai bentuk
pembinaan berupa internal yaitu pengarahan oleh kepala madrasah yang
dibantu oleh guru senior dalam membina dan mengarahkan guru pemula
terhadap tugasnya dan ada juga bentuk pembinaan eksternal yaitu guru
pemula berusaha meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik dengan
mengikuti adanya pelatihan atau workshop secara sistematis, evaluasi di
lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri sudah dilakukan akan tetapi masih
kurang maksimal.

xix
ABSTRACT

Sayidah Ilma Hanifah, 2023, Thesis, "Management of Beginner Teacher


Development to Improve Teacher Professionalism at MTsN 1 Kediri". Islamic
Education Management (MPI) Study Program, Faculty of Tarbiyah, Faqih
Asy'ari Islamic Institute, Kediri

Advisor: Miksan Ansori, M.Pd

Keywords: HR, Novice Teacher, Coaching

Educational institutions cannot be separated from one of the roles that is an


important aspect of learning, one of which is that educational institutions run well
because of their human resources (HR). Teachers are an important aspect
because with teachers the goals of an educational institution can be achieved
easily and well. Educational institutions must have adequate and qualified human
resources (HR) to provide significant progress to the institution so that the
competence of an educational institution continues to develop. Educational
institutions that run systematically and follow good learning paths and
educational patterns. Therefore, educational institutions must be able to continue
to develop the competency of the resources they have so that they can continue to
follow standards that continue to develop in the world of education. The aim of
this research is to find out the form of management for coaching beginner
teachers in increasing the professionalism of MTsN 1 Kediri teachers, to find out
the management process for coaching beginner teachers in increasing the
professionalism of MTsN 1 Kediri teachers. As well as to find out the evaluation
of novice teacher development management in increasing the professionalism of
MTsN 1 Kediri teachers. The method used in this research is qualitative with an
ethnographic approach or what could be called descriptive. The MTsN 1 Kediri
educational institution has a good coaching process, in the form of internal
coaching, namely direction by the head of the madrasah who is assisted by senior
teachers in coaching and directing novice teachers towards their duties and then
is also a form of external coaching, namely novice teachers try to increase their
professionalism as educators by following there is systematic training or
workshops, evaluations at the MTsN 1 Kediri educational institution have been
carried out but are still not optimal.

xx
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Institusi pendidikan tidak lepas dari salah satu peran yang menjadi aspek

penting dalam sebuah pembelajaran, lembaga pendidikan berjalan dengan baik

salah satunya yaitu karena adanya sumber daya manusianya (SDM). Guru

merupakan aspek penting karena dengan adanya guru tujuan dari sebuah lembaga

pendidikan dapat tercapai dengan mudah dan baik. Lembaga pendidikan harus

mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang memadai serta mumpuni untuk

memberikan sebuah progres yang signifikan kepada lembaga agar kompetensi dari

sebuah lembaga pendidikan tersebut terus berkembang.

Lembaga pendidikan yang berjalan secara sistematis dan mengikuti alur

pembelajaran serta pola pendidikan yang baik. Maka, lembaga pendidikan

tersebut harus mampu terus mengembangkan kompetensi sumber daya yang

mereka miliki sehingga standar yang terus berkembang dalam dunia pendidikan

dapat terus mereka ikuti.

T. Hani Handoko, mengutip Peter Drucker, menyatakan bahwa sebuah

efisiensi ditekankan melalui cara kerja yang benar (doing things right).

Sedangkan, efektif adalah melakukan suatu pekerjaan yang benar (doing the right

things). Dan yang paling penting adalah bagaimana menemukan pekerjaan yang

1
2

benar untuk dilakukan dan memusatkan sumber daya dan usaha pada pekerjaan

tersebut.1

Tidak mudah untuk memenuhi tugas seorang sebagai guru atau pendidik,

terutama bagi mereka yang baru memasuki kehidupan profesional, apalagi bagi

mereka yang tidak terlalu memahami bidang yang ditugaskan kepadanya. Oleh

karena itu, lembaga pendidikan harus siap memberikan bimbingan atau penjelasan

tentang job description kepada guru yang mengemban tugas, sehingga guru

tersebut dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan menjadi guru yang

profesional.

Terkadang, dalam sebuah lembaga pendidikan tidak terlalu

memperhatikan adanya sebuah pembinaan. Dimana, pembinaan tersebut sebagai

wadah guru untuk terus meningkatkan kompetensi keprofesionalan mereka

sebagai pendidik. Khususnya guru pemula yang bergabung dalam lembaga

pendidikan yang kurang dari 2 tahun, guru pemula tersebut jarang mendapatkan

lebih pembinaan dari lembaga untuk meningkatkan kompetensi di bidangnya.

Guru pemula yang bergabung dalam lembaga pendidikan baik yang sudah

memenuhi kompetensi keprofesionalan guru maupun belum. Guru pemula tetap

memerlukan pembinaan dari lingkungan lembaga sehingga dapat menunjang serta

meningkatkan profesionalisme guru pemula tersebut. karena guru pemula tidak

dapat bergerak ataupun mengasah sendiri kemampuanya dengan mandiri. Mereka

tetap memerlukan orang lain untuk membantu mencapai kompetensi guru

profesional tersebut.

1
Muhammad Priyatna, “Manajemen Pengembangan SDM Pada Lembaga Pendidikan
Islam”, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 05,(Januari, 2016), 1232.
3

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 27 Tahun 2010 pasal 1 ayat 1 dan 2

tentang Program Induksi Guru Pemula, yang berbunyi: 2

“Program induksi guru pemula yang selanjutnya disebut program induksi


adalah kegiatan orientasi, pelatihan ditempat kerja,pengembangan dan
praktik pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran/
bimbingan dan konseling bagi guru pemula pada sekolah/ madrasah di
tempat tugasnya. ”
“Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan
melaksanakan proses pembelajaran/ bimbingan dan konseling pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
atau masyarakat.”
Selanjutnya lembaga pendidikan tidak hanya memberikan petunjuk,

bimbingan dan penugasan kepada guru yang belum berpengalaman tersebut.

Namun juga menawarkan sebuah platform untuk memperluas dan meningkatkan

keterampilan profesional mereka di bidangnya.. Dalam arti lain, suatu lembaga

pendidikan harus siap membina dan melakukan sebuah pembinaan terhadap guru

pemula yang bergabung dilembaga pendidikan tersebut. pembinaan yang

diperuntukkan oleh guru pemula bukan hanya didapat dari kepala sekolah/

madrasah, guru senior lainya.

Akan tetapi, juga bisa didapatkan dari sebuah seminar, workshop, ataupun

pelatihan yang diadakan oleh kementerian pendidikan yang dilaksanakan di

daerah masing-masing lembaga atau sekumpulan lembaga pendidikan di wilayah

tersebut. Pelatihan dan pembinaan ini mempunyai dampak positif bagi lembaga

dan guru dimana ada peningkatan profesionalitas dari seorang guru dan Sumber

Daya Manusia (SDM) lembaga pendidikan menjadi lebih baik dalam menjalankan

2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 tentang Program Induksi
Guru Pemula, Jakarta: 2010
4

tugas yang nantinya akan berdampak pada perkembangan lembaga pendidikan

yang menaungi guru tersebut.

Setiap tahun, guru harus dinilai kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru

(PK Guru), dan wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(PKB). PKB harus dilaksanakan sejak guru memiliki golongan kepangkatan III/a

dengan melakukan pengembangan diri setiap pendidik, dan sejak golongan

kepangkatan III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif.

Untuk naik dari golongan kepangkatan IV/c ke IV/d guru wajib melakukan

presentasi ilmiah.3

Guru pemula menghadapi tantangan untuk mempelajari tugas-tugas pada

departemen mereka di lembaga lembaga pendidikan tersebut, dalam penelitian ini

peneliti memfokuskan pada lembaga MTsN 1 Kediri.

Guru pemula diarahkan sesuai dengan tugas dan uraian tugasnya serta

diinstruksikan terlebih dahulu oleh kepala madrasah. Kemudian kepala madrasah

menginstruksikan kepada guru lainnya untuk memberikan penjelasan secara detail

tentang SOP (Standard Operating Procedure) yang digunakan di lembaga

pendidikan tersebut.

Guru pemula di MTsN 1 Kediri selain mendapatkan arahan dari kepala

madrasah dan guru lain yang mendapatkan instruksi kepala madrasah untuk

mengarahkan. Mengikuti pelatihan memberikan kesempatan kepada mereka untuk

menerapkan dan mengembangkan profesinya sehingga profesionalitasnya diakui.


3
Zuhri, "Keberhasilan Implementasi Program Pmebinaan Profesionalisme Guru", Jurnal
Indratech, Vol. 3, No. 2, (Oktober 2022), 82.
5

MGMP, PIGP atau pelatihan lain adalah contoh bahwa pelatihan dan sosialisasi

semacam itu benar-benar bermanfaat bagi pengembangan keterampilan guru

pemula.

Berawal dari permasalahan yang telah dijabarkan diatas. Maka, peneliti

melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Manajemen Pembinaan Guru dalam

Meningkatkan Profesionalisme Guru MTsN I Kediri Tahun Ajaran 2023/2024”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk manajemen pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTsN 1 Kediri?

2. Bagaimana proses manajemen pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTsN 1 Kediri?

3. Bagaimana evaluasi manajemen pembinaan guru pemula dalam

meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk manajemen pembinaan guru pemula dalam

meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri.

2. Untuk mengetahui proses manajemen pembinaan guru pemula dalam

meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri.

3. Untuk mengetahui evaluasi manajemen pembinaan guru pemula dalam

meningkatkan profesionalisme guru MTsN 1 Kediri.


6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini berharap dapat berkontribusi pada dua sisi,

yakni sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Secara teori penelitian yang telah peneliti selesaikan dapat memberikan

kontribusi secara teoritis dalam rangka memperkuat tradisi penelitian

pendidikan Islam secara umum. Hasil dari penelitian yang telah diselesaikan

oleh peneliti diharapkan dapat memberikan tambahan literatur dalam program

studi Manajemen Pendidikan Islam khususnya pada literasi yang terkait

dengan adanya manajemen pengembangan SDM dan profesionalisme guru.

Selain itu, peneliti berharap dapat mendorong semangat sehingga muncul

penelitian yang sama di masa mendatang terutama di dalam Institut Agama

Islam Faqih Asy‟ari Kediri.

Dalam sebuah permasalahan di dalam dunia pendidikan yang semakin

komplek dan dinamis dimana dalam pembinaan dan pengembangan SDM di

lembaga pendidikan masih terdapat beberapa kekurangan dikarenakan

kurangnya literasi. Maka, besar harapan peneliti agar seyogyanya banyak

penelitian yang serupa yang secara garis besar semakin banyak literatur maka

semakin banyak juga masalah yang dapat diselesaikan dalam dunia

pendidikan.
7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan manfaat dalam penelitian yang telah dilakukan

yaitu sebagai pengembangan potensi diri dalam mengembangkan

keilmuan di bidang pendidikan khususnya pada manajemen

pengembangan dan pembinaan SDM serta profesionalisme guru.

b. Bagi Lembaga Pendidikan

Pertama sebagai referensi, informasi dan acuan yang dapat

digunakan sebagai peningkatan profesionalisme guru pemula di MTsN 1

Kediri.

Kedua sebagai kontribusi pemikiran untuk peningkatan mutu atau

keterampilan pendidik dan tenaga pendidik untuk meningkatkan

profesionalisme guru khususnya kepada guru pemula yang berada pada

tahap pembelajaran dalam menjalankan tugasnya.

Ketiga sebagai input untuk institusi pendidikan serta institusi

pendidikan yang terkait pada umumnya, digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan studi banding dalam pengembangan SDM dan

pembinaan guru pemula dalam suatu lembaga pendidikan.


8

E. Definisi Operasional

1. Manajemen

Manajemen mempunyai definisi secara bahasa yakni berarti aturan

yang telah dikelompokan menurut tempat serta berarti suatu penataan

pimpinan.4 Secara etimologis, manajemen berarti ketatalaksanaan dan tata

pimpinan, bisa juga manajemen berarti kepemimpinan terhadap suatu

kelompok guna mencapai tujuan. Sedangkan, secara terminologis manajemen

berarti ilmu atau seni mengatur pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM)

dan sumber daya lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

tertentu.

Pada makna yang lebih umum, Hasibuan dengan mengutip pendapat

Terry, mengatakan bahwa:5

management is a distance process consisting of planning,


organizing, actuating, and controlling performed to determined and
accountilish stated objectives by the use of human beings and other
resources.
Dapat diartikan sebagai berikut : manajemen adalah jarak proses

yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengendalian yang dilakukan untuk menentukan dan

mempertanggungjawabkan tujuan yang telah ditetapkan dengan

menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen berarti ilmu

atau seni mengatur pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber

4
Shulhan Muwahid and Soim, “Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Dasar Menuju
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal Intelektualita 1 (2013), 101.
5
Mohammad Thoha, Manajemen Pendidikan Islam Konseptual Dan Operasional, ed.
Abdul Aziz, Pustaka Radja (Surabaya: Buku Pustaka Radja, 2016). 56.
9

daya lain secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu merupakan

makna teoritisnya.6

2. Pembinaan

Pengertian pembinaan menurut Alex S Nitisemito bahwa pembinaan

adalah “suatu kegiatan dari organisasi yang bermaksud untuk dapat

memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan

pengetahuan dari para pegawainya sesuai dengan keinginan dari organisasi

yang bersangkutan”.7 Keith Davis terjemahan Agus Dharma mengungkapkan

bahwa “Tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada

pelaksanaan standar organisasi, ini merupakan suatu pelatihan yang mengarah

pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan, sikap dan perilaku

pegawai sehingga ada kemauan pada diri karyawan untuk menuju pada kerja

dan prestasi yang lebih baik lagi”.8

3. Guru

Musriandi berpendapat bahwa guru mempunyai peranan yang sangat

strategis dan perlu dalam upaya pendidikan, pekerjaan seorang guru tidak bisa

dilakukan tanpa mempunyai keahlian sebagai guru artinya suatu pekerjaan

atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang,

6
Ibid., 2.
7
Renny Karbon, “Terhadap Semangat Kerja Guru Dan Pegawai Pada Sma Negeri 3
Sibolga,” Jurnal Ilmiah Manajemen, Bisnis Dan Kewirausahaan, Vol. 3, No. 2 (2023), 12.
8
Ibid., 186.
10

tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara

khusus.9

4. Pemula

Pemula berarti keadaan sesuatu yang baru atau belum pernah

dilakukan, dilihat atau dipelajari. Pemula berarti seseorang tidak memiliki

pengalaman dan baru memulai. Baik dalam bentuk bekerja, belajar atau yang

lainnya. Itu sebabnya pemula membutuhkan bimbingan untuk tetap fokus dan

meningkatkan kompetensi yang sedang didalami.

5. Profesionalisme

Profesional dalam berbagai literatur diartikan juga sebagai perilaku

kerja yang mengutamakan kesempurnaan hasil dengan menjalankan

mekanisme kerja yang benar, berorientasi pada klien, dan menunjukkan sikap

tanggung jawab pada pekerjaan yang ditekuni.

Susanto berpendapat bahwa sikap profesional tersebut dalam

praktisinya sering disebut profesionalisme. Secara leksikal, kata profesional

mengarah pada profesionalisme. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

profesionalisme mempunyai definisi: mutu, kualitas dan tindak tanduk yang

merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional. Profesionalisme

merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah rumus yang

9
M Aditya Ramadhan, “Profesionalisme Guru Untuk Mewujudkan Guru Yang
Bermutu,” osf.io, (2022), 7.
11

menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang

yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya. 10

Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan

kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan

pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki

kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan

pengajaran.

Helmi mengatakan bahwa dengan kata lain, maka dapat disimpulkan

bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal .11

6. Sumber Daya Manusia (SDM)

Manusia merupakan komponen penting dalam organisasi yang akan

bergerak dan melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu

organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya.

SDM akan bekerja secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan

karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka.

Pengembangan SDM berbasis kompetensi akan mempertinggi

produktivitas karyawan sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan

berujung pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Sumber

10
P G Amirahlilis, “Kompetensi Profesionalisme Guru Di Indonesia Dan Tantangan
Dalam Pembelajaran Pada Abad 21,” Jurnal Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, Vol. 2, No. 6,
(2022), 1–6.
11
Ibid, 6-7.
12

Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua manusia yang terlibat di

dalam suatu organisasi dalam mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi

tersebut.12

Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, yaitu pengertian

secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua

manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas

wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah

maupun belum memperoleh pekerjaan (lapangan kerja). Pengertian SDM

dalam arti mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja

atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai,

karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.13

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dipakai sebagai bahan pertimbangan dan acuan

peneliti dalam menjalankan penelitian ini, dengan harapan penelitian yang sedang

diselesaikan menjadi media pelengkap dari sudut pandang yang berbeda dan

menghasilkan uraian yang lebih spesifik.

1. Elfi Yanti,14 “Upaya Meningkatkan Profesional Guru Kelas dalam

Menggunakan Model Pembelajaran Take and Give pada Pembelajaran IPA

Melalui Pembinaan KKG”. Hasil dari penelitian yang didapatkan adalah

mengemukakan adanya pembinaan guru melalui model Take and Give untuk

12
Sayuti Hasibuan, „Manajemen Sumber Daya Manusia : Pendekatan Non Sekuler‟,
Muhammadiyah University Press, (2022), 12.
13
Ibid, 12.
14
Elfi Yanti, “Upaya Meningkatkan Profesional Guru Kelas Dalam Menggunakan Model
Pembelajaran Take and Give Pada Pembelajaran IPA Melalui Pembinaan KKG,” COMSERVA
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 3, No. 1 (2023), 214–132.
13

meningkatkan profesional guru. Persamaan dari penelitian yang dilakukan

oleh Elfi Yanti dengan peneliti kerjakan adalah membahas terkait adanya

pembinaan guru untuk meningkatkan profesional guru. Sedangkan, perbedaan

dari penelitian yang dilakukan Elfi Yanti dengan peneliti kerjakan adalah

peneliti mengemukakan adanya pembinaan guru pemula untuk meningkatkan

guru yang profesional suatu lembaga pendidikan, selain dari hasil yang

berbeda. Perbedaan terletak pada tempat yang diteliti serta metode yang

digunakan, karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

sedangkan Elfi Yanti menggunakan metode kuantitatif.

2. Lusia Sumenda, dkk15, ”Pembinaan Kepala Sekolah Dalam Rangka

Meningkatkan Kemampuan Guru Mengaplikasikan Teknologi Informasi Dan

Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar Sd Negeri 64 Lubuklinggau”.

Hasil penelitian yang dihasilkan adalah mengenai prosentase keberhasilan

dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi di SD Negeri 64

Lubuklinggau, secara klasikal. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah

pembinaan dalam meningkatkan kemampuan guru dalam bidang yang

dikerjakan sesuai dengan job deskripsinya di lembaga. Sedangkan, perbedaan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Lusia Sumenda dkk. dengan peneliti

kerjakan adalah terkait tentang pembinaan SDM atau guru pemula pada suatu

lembaga pendidikan untuk meningkatkan profesionalisme dalam bidangnya,

serta terletak pada metode penelitian yang digunakan serta lokasi penelitian.

15
Lusia Sumenda et al., “Pembinaan Kepala Sekolah Dan Guru Dalam Melaksanakan
Tugas Sekolah,” Jurnal Pendidikan Dan Konseling, Vol. 4, No. 5 (2022), 50.
14

3. Jusuf Irianto dkk16.“Pengembangan Manajemen Pelatihan Sumber Daya

Manusia Berdasar Sistem Addie Pada Aparatur Di Badan Pengembangan

Sdm Provinsi Jawa Timur: Digitalisasi Training Needs ”.Hasil dari penelitian

yang dihasilkan adalah membahas terkait pengembangan SDM melalui

digitalisasi sehingga menghasilkan tata kelola yang lebih baik dari

sebelumnya. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Jusuf Irianto,

dkk. dengan peneliti kerjakan adalah membahas terkait adanya

pengembangan SDM dan pembinaan dalam meningkatkan kemampuan dalam

bidang yang dijalankan. Sedangkan, perbedaan dalam dalam penelitian adalah

dari metode yang digunakan oleh penelitian Jusuf Irianto adalah FGD (Focus

Discussion Group), peneliti menggunakan metode kualitatif serta lokasi

penelitian yang berbeda.

4. Muharram, dkk.17 “Peningkatan Profesionalisme Guru Kabupaten Majene

Provinsi Sulawesi Barat Melalui Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas”.

Hasil dari pembahasan penelitian ini adalah membahas terkait pelaksanaan

PTK sesuai dengan guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, Pembina,

serta penilai prestasi nilai siswa. Persamaan penelitian ini dengan peneliti

kerjakan adalah terletak pada pembahasan tentang pembinaan atau pelatihan

untuk meningkatkan profesionalisme guru. Perbedaan dari penelitian ini

adalah metode yang digunakan oleh peneliti kerjakan adalah menggunakan

16
Jusuf Irianto, Sulikah Asmorowati, and Yuniawan Heru Santoso, “Pengembangan
Manajemen Pelatihan Sumber Daya Manusia Berdasar Sistem Addie Pada Aparatur Di Badan
Pengembangan Sdm Provinsi Jawa Timur: Digitalisasi Training Needs,” Jurnal Layanan
Masyarakat, Vol. 6, No. 2 (2022), 20.
17
Muharram, dkk., “Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan
Kelas,” IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat, Vol. 2, No. 3 (2022), 74.
15

metode kualitatif, sedangkan metode yang digunakan oleh Muharram dkk,

adalah metode penelitian PKM ( Pekan Kreativitas Mahasiswa). Serta,

terletak pada lembaga pendidikan yang menjadi objek penelitian.

5. Al Rasyid,18 “Pembinaan Kepala Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan

Kemampuan Guru Mengaplikasikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Dalam Proses Belajar Mengajar Sd Negeri 64 Lubuklinggau”. Hasil dari

penelitian ini adalah membahas tentang pembinanan kepala sekolah dalam

meningkatkan kemampuan guru TIK khsusunya pada pengamplikasian

Microsoft Power Point yang sudah memiliki prosentase memahami dan

pengaplikasian kurang lebih 65 %. Persamaan dari penelitian yang dilakukan

oleh Al Rasyid dengan peneliti kerjakan adalah membahas terkait pembinaan

dalam meningkatkan sebuah kemampuan dalam bidang yang ditekuni serta

metode penelitian yang digunakan sama- sama menggunakan metode

penelitian kualitatif. Perbedaan dari penelitian yang ditulis oleh peneliti

adalah peneliti membahas terkait adanya pembinaan guru pemula untuk

meningkatkan profesionalisme sebagai guru di bidangnya, serta lokasi

penelitian yang digunakan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I Adalah pendahuluan, yang didalamnya terdapat latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional, penelitian terdahulu, serta sistematika pembahasan.


18
Al Rasyid, “Meningkatkan Kemampuan Guru Mengaplikasikan Teknologi Informasi
Dan Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar Sd Negeri 64 Lubuklinggau”, Linggau Journal
Science Education, Vol. 3, No. 1 (2023), 9.
16

BAB II Yakni kajian teori, didalam bab ini terdapat teori yang dikaji untuk

menjelaskan dan memaparkan judul skripsi yang dikembangkan

oleh peneliti, antara lain:

Pertama, bentuk pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTsN 1 Kedir.

Kedua, proses pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTsN 1 Kediri

Ketiga, evaluasi pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTsN 1 Kediri

BAB III Adalah metode penelitian, dalam bab ini akan membahas dan

mengkaji metode yang sesuai dengan judul seperti jenis penelitian,

lokasi penelitian, sumber data dan informasi penelitian, metode

pengumpulan data, teknik analisis data, serta yang terakhir adalah

keabsahan data.

BAB IV Adalah mendeskripsikan serta memaparkan pembahasan dan hasil

penelitian, yang dalam hal ini akan banyak mengupas lebih

mendalam dan spesifik terkait dengan fokus penelitian. Beberapa

hal akan dikupas terkait penelitian adalah sebagai berikut :

Pertama, akan menjelaskan dan mendeskripsikan suatu hal yang

berkaitan dengan lembaga pendidikan sekolah yang diteliti yakni

MTsN 1 Kediri.
17

Kedua, adalah menjelaskan secara terperinci hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti di lembaga yang ditempati sebagai

objek penelitian.

Ketiga, menjelaskan tentang pemaparan keseluruhan hasil

penelitian yang telah dilakukan dalam lembaga pendidikan yang

menjadi objek penelitian.

BAB V Adalah Pertama yang berisikan tentang ringkasan ataupun

rangkuman yang memaparkan semua hal yang berkaitan dengan

penelitian agar dengan adanya kesimpulan kita dapat melihat dan

memahami apa inti yang sebenarnya ingin disampaikan oleh

peneliti kepada pembaca khususnya lembaga pendidikan MTsN 1

Kediri yang menjadi lokasi utama dari penelitian. Kedua, yakni

saran peneliti kepada lembaga MTsN 1 Kediri, guru pemula dan

peneliti lain yang mengkaji hal yang sama dengan peneliti lakukan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Manajemen Pengembangan SDM

Sumber daya manusia (SDM) bagian elemen penting di dalam sebuah

organisasi/lembaga, sebab salah satu tolak ukur dari suatu organisasi/lembaga

adalah bagaimana sumber daya manusia (SDM) yang menjadi tonggak pengatur

dalam setiap program yang dijalankan, organisasi/lembaga yang dikatakan

profesional adalah lembaga yang berhasil menjalankan program yang

direncanakan sesuai dengan sasaran seperti program jangka pendek, menengah,

atau program jangka panjang.

Sebelum organisasi atau lembaga mencetak sumber daya manusia (SDM)

yang unggul atau profesional maka ada ekosistem manajemen yang baik dan sehat

di dalamnya.

Maka, langkah awal yang akan peneliti sampaikan adalah mengenai

adanya definisi manajemen. Kata manajemen tidak asing di lingkup dunia

pendidikan. Karena, manajemen sendiri adalah salah satu aspek penting agar

semua rencana atau program yang disusun dapat berjalan dengan terstruktur.

Lembaga pendidikan pasti mempunyai sumber daya manusia yang selalu

membutuhkan proses dan tempat agar kemampuan yang dimiliki dapat terus

berkembang seiring dengan semakin kompleks pendidikan yang berkembang pada

masa sekarang ini. Lembaga pendidikan harus merencanakan sebuah strategi

pengembangan SDM yang dimiliki oleh lembaga pendidikan. SDM mempunyai

18
19

definisi yang mempermudah agar pelaku penggerak pembelajaran di lembaga

pendidikan mudah memahami apa yang dimaksud dengan pengembangan sumber

daya manusia.

Secara etimologi, kata manajemen berasal dari kata to manage yang

artinya mengatur. Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan

perspektif yang berbeda, misalnya administrasi, pengurusan, ketatalaksanaan,

pengelolaan, pembinaan, kepemimpinan, pemimpin, ketata pengurusan, dan

sebagainya. Dalam Webster’s New Coolagiate Dictionary, kata manage dijelaskan

dari “manusia” atau tangan (hand). Kata manage dalam kamus bermakna

membimbing dan mengawasi, mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai

tujuan tertentu.19

Sedangkan, secara terminologi, manajemen merupakan sebuah istilah

yang digunakan untuk menerjemahkan kata management. Istilah yang digunakan

sebelumnya adalah pengelolaan, namun belakangan ini istilah tersebut sudah

jarang digunakan. Sejalan dengan berkembangnya bidang ilmu pengetahuan dan

ilmu manajemen secara khusus, definisi manajemen juga mengalami

perkembangan menjadi suatu uraian yang lebih spesifik dengan penyebutan

fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan oleh seorang manajer dalam menjalankan

tugasnya.20

Dari pemaparan definisi manajemen diatas, dapat disimpulkan bahwa

manajemen mempunyai makna beberapa usaha yang dilakukan oleh seorang

pemimpin dalam melaksanakan serta menjalankan program yang telah


19
Muhammad Priyatna, “Manajemen Pengembangan SDM pada lembaga Pendidikan
Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, (Januari, 2016), 1231.
20
Ibid, 1231-1233.
20

direncanakan dengan baik. Sehingga, tujuan bersama juga dapat terselesaikan

dengan efektif dan efisien.

1. Definisi Manajemen Pengembangan SDM

Manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktek

yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau sumber

daya manusia dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan,

penyaringan, pelatihan, pengambilan, dan penilaian.21

Berikut adalah definisi dari manajemen SDM menurut beberapa ahli,

sebagai berikut:22

a. Sondang P. Siagian, manajemen sumber daya manusia adalah

merupakan unsur yang terpenting dalam semua organisasi,

keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai

sasarannya serta kemampuannya menghadapi berbagai

tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal, sangat

ditentukan oleh kemampuan mengelola sumber daya manusia

dengan setepat-tepatnya.

b. Jhon T. Seyfarth dalam bukunya yang berjudul Human Resource

Management For Effective Schools,

“human resources management is an essential function for


creating and maintaining the conditions necessary for
effective learning to occur. However, the key to effective
instruction is the teacher.” (manajemen sumber daya
manusia adalah fungsi penting dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang diperlukan untuk

21
Ibid, 1233.
22
Ibid.
21

pembelajaran yang efektif. Akan tetapi kunci bagi instruksi


yang efektif adalah guru)

c. H. A. Malik Fajar pernah menyatakan sebuah statement bahwa:

”Pada saat ini di dunia pendidikan kita masih kekurangan


guru, kalau tenaga pengajar banyak, tetapi tenaga guru
masih sangat langka.”

Hal ini, mengandung makna bahwa seorang guru dituntut untuk

komitmen terhadap profesionalisme dalam mengemban

tugasnya. Seseorang dikatakan profesional, bilamana pada

dirinya melekat sikap dedikasi yang tinggi terhadap tugasnya,

sikap komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta

sikap continuous improvement, yakni selalu berusaha

memperbaiki dan memperbaharui model-model atau cara

kerjanya yang sesuai dengan tuntutan zamannya, yang

dilandasi oleh kesadaran yang tinggi bahwa tugas mendidik

adalah tugas menyiapkan generasi penerus yang akan hidup

pada zamannya di masa depan.

d. Medley mengemukakan asumsi tentang guru dalam

pengembangannya yaitu: pertama, asumsi sukses guru

tergantung pada kepribadianya; kedua, asumsi sukses guru

tergantung pada penguasaan metode; ketiga, asumsi sukses guru

tergantung pada frekuensi dan intensitas aktivitas interaktif guru

dengan siswa; dan keempat, asumsi bahwa apapun dasar dan

alasannya penampilan gurulah yang terpenting sebagai tanda


22

memiliki wawasan, ada indikator menguasai materi, indikator

menguasai strategi belajar mengajar, dan lainnya

Jadi, pada inti Manajemen SDM adalah bagaimana peran seorang

berperan penting dalam suatu proses berjalanya sebuah lembaga pendidikan

dalam mencapai sebuah tujuan dan kerangka rencana yang telah tersistematis

serta lembaga pendidikan dapat terus berkembang menuju lembaga

pendidikan yang berkualitas.

Setelah kita mengenal dan memahami apa yang dimaksud dengan

manajemen pengembangan SDM, sesuai dengan apa yang telah dipaparkan

oleh peneliti diatas. Maka, diperlukan juga mengetahui posisi dari sebuah

manajemen SDM. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) mempunyai

dua posisi penting, yaitu: Pertama Merupakan bagian penting dari organisasi

yang berkaitan dengan dimensi manusia. Kedua Merupakan fungsi staff atau

pendukung dalam organisasi. Kegunaan MSDM adalah untuk selalu

ditingkatkan keterampilannya, motivasi untuk berprestasi lebih baik,

diusahakan untuk tetap tinggi komitmenya dan tetap konsisten dalam

melakukan pekerjaanya.23

Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai beberapa

fungsi, Adapun empat fungsi MSDM adalah : Pertama, Penerimaan

karyawan secara selektif dengan perencanaan yang matang. Kedua, Training

dan pengembangan untuk mempersiapkan SDM bekerja, mereka perlu

mengetahui aturan-aturan organisasi, kebiasaan, dan tujuan organisasi.

23
Muhammad Priyatna, “Manajemen Pengembangan SDM pada lembaga Pendidikan
Islam”, Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 09 (Januari, 2016), 1234.
23

Ketiga, Motivation, yaitu merangsang SDM untuk berkarya. Hal ini

berhubungan dengan aspek kemanusiaan yang kompleks. Keempat,

Maintenance, untuk membangun komitmen karyawan sehingga mereka betah

dan bertahan dalam sebuah organisasi. Fungsi pokok manajemen SDM

dilaksanakan dalam bingkai atau sangat dipengaruhi oleh dinamika

lingkungan, peraturan-peraturan pemerintah, teori manajemen dan lingkungan

global.24

Secara umum tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah

untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai orang-orang yang

berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan

pertumbuhan.25

Tujuan yang telah dijelaskan bertujuan agar dapat dicapai dengan

memastikan bahwa setiap orang dalam organisasi mempunyai pengetahuan

dan keahlian dalam mencapai tingkatan kemampuan yang akan diperlukan

untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Selain itu, diperlukan

juga diperhatikan bahwa dalam upaya pengembangan sumber daya manusia

ini, kinerja individual dan kelompok adalah subjek untuk peningkatan yang

berkelanjutan dan bahwa orang-orang dalam organisasi dikembangkan dalam

cara yang sesuai untuk mengoptimalkan potensi serta promosi mereka.

Beberapa tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah

sebagai berikut:26 Pertama, Meningkatkan produktivitas kerja. Kedua,

Mencapai efisiensi. Ketiga, Meminimalisir kerusakan. Keempat, Mengurangi


24
Ibid, 1234-1235.
25
Ibid, 1235.
26
Ibid.
24

kecelakaan. Kelima, Meningkatkan pelayanan. Keenam, Memelihara moral

pegawai. Ketujuh, Meningkatan peluang karir. Kedelapan, Meningkatkan

kemampuan konseptual. Kesembilan, Meningkatkan kepemimpinan.

Kesepuluh, Peningkatan balas jasa. Kesebelas, Peningkatan pelayanan kepada

konsumen

2. Proses Pembinaan Guru Pemula

Pada dasarnya lembaga pendidikan memerlukan adanya seorang

pendidik yang berkompeten di bidangnya. Hal ini, mengartikan bahwa

seorang pendidik haruslah mampu menguasai bidang ahlinya atau pelajaran

yang diampu. Kompetensi yang dicapai tidak serta-merta didapatkan secara

instan.

Akan tetapi, melalui beberapa proses. Khususnya guru pemula.

Mereka harus memenuhi beberapa kompetensi tersebut agar mereka menjadi

seorang pendidik yang profesional. Guru pemula akan mampu meningkatkan

profesionalismenya jika mereka mendapatkan sebuah pembinaan yang

berkelanjutan sebagai proses peningkatan profesional mereka.

a. Definisi Pembinaan

Menurut beberapa ahli “pembinaan” berasal dari kata “bina” dan

“membina” yang berarti mendirikan, membangun, memelihara. Pembinaan

berkaitan dengan hal cara, atau hasil membina. Sementara kata “bina dan

membina”, merupakan sinonim dari bahasa Inggris yaitu to build up yang

berarti memperkuat, to develop yang artinya mengembangkan dan to

cultivate yang bermakna memelihara.


25

Kata pembinaan dianggap memiliki arti yang hampir sama dengan

kata bimbing/bimbingan (guidance), yang berarti menuntun (to lead) atau

mengarahkan (to guide) Jackson mengartikan pembinaan sebagai suatu

proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk tujuan

organisasi.

Pembinaan bagi guru dibutuhkan dalam pembentukan karakter dan

sikap siswa, karena siswa membutuhkan contoh di samping pengetahuan

tentang nilai baik maupun buruk, benar-salah, dan indah maupun tidak

indah. Dibutuhkan kegiatan pembinaan bagi guru kearah pencapaian yang

bermutu dan religius karena perannya dalam pengembangan intelektual,

emosional dan spiritual siswa. “Kualitas guru merupakan komponen

penting bagi pendidikan yang sukses. 27

Langkah sistematis dalam pembinaan terdiri atas rangkaian input,

process, output dan outcome. Input mengemukakan dari semua potensi

yang diperlukan sebagai modal awal untuk terwujudnya pembinaan.

Dalam hal ini input yang menjadi perhatian adalah seluruh SDM guru serta

tenaga kependidikan. Proses merupakan serangkaian kegiatan pembinaan

yang dirancang secara sadar dalam usaha meningkatkan kompetensi input

demi menghasilkan output dan outcome bermutu.

Dalam hal ini, process terdiri dari basic management (pondasi

manajemen secara umum dalam institusi pendidikan yang bersangkutan),

curriculum (kurikulum pembinaan), training design (rancangan pembinaan


27
Umi Salamah, dkk., "Manajemen Pembinaan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah
Swasta Assa'adah Gunung Sugih Lampung Tengah", UNISAN Jurnal: Jurnal Manajemen dan
Pendidikan, Vol. 01, No. 01, (2022), 129.
26

yang dinilai efektif), dan learning method (pendekatan cara belajar yang

diberlakukan dalam proses pembinaan). Output mengetengahkan hasil

langsung dari aktivitas pembinaan.28

Diantaranya adalah, tercapainya character building (sumber daya

manusia yang terbangun karakternya), skill teaching (kemampuan

mengajar). Outcome merupakan efek jangka panjang dari proses

pembinaan ini. Outcome berupa learning ability (kemampuan belajar yang

menjadikan SDM guru menjadi guru pembelajar sepanjang hayat) dan

spiritual orientasi (terbangunnya orientasi spiritual sebagai guru

profesional).29

b. Proses Pembinaan Guru Pemula

Pengembangan profesional guru didasarkan pada kepemimpinan

yang baik dari pemimpin. Salah satu tugas dan tanggung jawab kepala

sekolah adalah mengelola sumber daya manusia sekolah. Pelatihan adalah

cara untuk meningkatkan keterampilan pribadi baik dari segi pengetahuan

dan keterampilan maupun sesuai dengan visi dan pengalaman staf itu

sendiri. Pelatihan ini sangat ditentukan oleh model pelatihan yang

dilakukan oleh manajemen. Pelaksanaan pelatihan profesional

memerlukan upaya yang harus dilakukan oleh manajer sebagai pemimpin

28
Ahmad Zain Sarnoto, dkk, “Pembinaan Guru Profesional Berbasis Al- Qur'an”,
Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11 No. 01 (Januari, 2022), 678-679.
29
Ibid, 679.
27

dalam organisasi, dalam hal ini lembaga pendidikan, yang sangat

penting. 30

Pelatihan dapat diartikan sebagai sistem pendukung profesional yang

meningkatkan kualitas seseorang sehingga dapat merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi. Lebih lanjut, pelatihan diartikan sebagai

upaya yang terdiri dari pemberian bantuan, dorongan, dan kesempatan

kepada karyawan untuk meningkatkan keterampilan kerjanya sehingga

dapat melaksanakan tugas pokoknya dengan baik, yaitu melaksanakan

tugas pokoknya dengan baik untuk meningkatkan aktivitas kerja dan

meningkatkan kualitas hasil kerja.31

Sementara itu, menurut Siagian, kebutuhan pengembangan lebih

lanjut individu terlihat ketika. Pertama, karyawan pada awalnya

cenderung mengurangi produktivitas. Kedua, peningkatan kesalahan

dalam penyelesaian tugas. Ketiga, agar kita dapat menghadapi tantangan

baru dalam menjalankan tugas. Keempat, tercapainya kedudukan yang

lebih tinggi. Kelima, kemajuan ilmu pengetahuan.32

Kartasasmita menjelaskan proses pelatihan menggunakan empat

pedoman, yaitu:33 Pertama, Kualitas hidup yang lebih baik. Kedua,

Pertumbuhan produktivitas dan upaya penyebarannya. Ketiga,

30
A.F Tangyong, Sistem Pembinaan Profesional Bagaimana Struktur dan Mekanismenya
(Jakarta: Depdikbud, 1989), 45.
31
D. Satori, Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar (Penelitian Terhadap
Efektivitas Sistem Pelayanan/Bantuan Profesional Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar di Cianjur
Jawa Barat). (Disertasi: FPS IKIP Bandung: 1989), 98.
32
Sondang Siangan, Filsafat Administrasi (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1997), 74.
33
G. Kartasasmita, Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan (Jakarta: Cides, 1996), 47.
28

Peningkatan dan kemampuan memanfaatkan, mengembangkan dan

mengelola ilmu pengetahuan dan teknologi. Keempat, Mengembangkan

kelembagaan kelembagaan untuk mendukung peningkatan kualitas SDM.

Pengembangan keprofesian merupakan pilihan peningkatan

mutu/kualitas yang dipilih yang meliputi keterampilan, pengetahuan, visi,

kreativitas, komitmen dan disiplin guru. Mantja menyatakan bahwa

pembinaan guru adalah upaya yang dilakukan oleh kepala

sekolah/madrasah, instruktur dan pelatih lainnya untuk membantu guru,

terutama dalam bentuk dukungan layanan profesional, untuk

meningkatkan proses dan hasil belajar mengajar.

Menurut B. Joye Hoyle, pengembangan profesional yang efektif

harus memenuhi tiga persyaratan.34 Pertama, Kebutuhan sosial akan

sistem pendidikan yang dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan

lingkungan. Kedua, Kebutuhan untuk mencari kriteria untuk tugas sehari-

hari. Ketiga, Kebutuhan untuk mengembangkan dan memupuk semangat

hidup, sehingga diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Menurut Ibrahim Bafadel, peningkatan kemampuan profesional guru

sekolah dasar dikelompokan menjadi tiga jenis pelatihan, yaitu sebagai

berikut:35 Pertama, Mengembangkan kemampuan tenaga pendidik sekolah

dasar melalui kepemimpinan pendidikan, program sertifikasi dan

pelaksanaan tugas kependidikan. Kedua, Meningkatkan komitmen

34
E. Hoyle, World Year Book of Education, Professional Development of Teachers (New
York: Nicholas Publishing Company, 1980), 109.
35
I. Bapadel, Supervisi Pengajar Teori dan Aplikasinya Dalam Membina
Profesionalisme Guru (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 85.
29

terhadap pengembangan kesejahteraan staf sekolah dasar. Ketiga,

Meningkatkan komitmen pejabat melalui motivasi atau pengajaran.

Pendapat ini konsisten dengan interpretasi Timpe tentang kriteria

pengembangan karir, pendapat, dan pendekatan proses inklusif, yaitu:36

Pertama, Menerapkan kebutuhan akan pengakuan dan dukungan rekan.

Kedua, Mendorong perilaku tertentu yang diinginkan. Ketiga,

Memungkinkan karyawan mempelajari nilai-nilai program melalui

pendidikan yang sistematis. Keempat, Fokus pada hasil yang diharapkan.

Kelima, Fokus pada individu.

Nasir Usman menyatakan bahwa, pengembangan guru dalam

lembaga pendidikan secara efektif dapat dilaksanakan melalui strategi

berikut:37 Pertama, Membuat desain perencanaan terhadap kebutuhan

pengembangan guru. Kedua, Membuat program pengembangan guru.

Ketiga, Mengimplementasikan program pengembangan. Keempat,

Mengadakan evaluasi terhadap pengembangan guru.

Strategi yang harus dilakukan dalam proses pengembangan sumber

daya manusia pada suatu organisasi akan memberikan panduan kepada

pemegang jabatan (pimpinan) dalam melakukan pengembangan sumber

daya manusia (SDM) yang efektif, dan dapat ditempuh melalui empat fase

penting, yaitu:

36
D. Timpe, “The Art and Science of Business Management Productivity”. Terj. Imam
Sarjono (Jakarta: Elex Media Komputindi, 1993), 91.
37
Muhammad Priyatna, "Manajemen Pengembangan SDM Pada Lembaga Pendidikan
Islam", Edukasi Islam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, (Januari, 2016), 1237.
30

Pertama, Fase diagnostik adalah mendiagnosis fase kebutuhan

pengembangan berkaitan dengan kebutuhan individu kebutuhan kelompok,

dan kebutuhan organisasi. Rencana pengembangan tersebut harus

menjawab kebutuhan organisasi secara komprehensif yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan khusus ditandai dengan pengetahuan spesifik

dan keahlian tertentu bagi individu yang memegang jabatan. Potensi yang

dimiliki menjadi bekal untuk dikembangkan dan semuanya harus diawali

dengan diagnosis untuk kepentingan rencana pengembangan sumber daya

manusia. 38

Kedua, Fase desain adalah merancang rencana pengembangan

berdasarkan kepada:

Pertama, masalah-masalah organisasi dan kebutuhan program


pengembangan sebagai pendahuluan. Kedua, mendeskripsi tujuan
khusus dan seleksi tujuan khusus dan seleksi tujuan berdasarkan
dampak. Ketiga, menentukan pihak-pihak yang ikut berpartisipasi.
Keempat, merencanakan pengganti dengan melakukan identifikasi
dan pengembangan sebagai bagian penting. Kelima, menetapkan
kalender untuk mencapai tujuan. Keenam, merancang kebutuhan
individu dan kebutuhan kelompok dalam berbagai kegiatan. Ketujuh,
merekrut peserta. Kedelapan, menyusun deskripsi waktu, prosedur
dan evaluasi menetapkan jadwal monitoring.

a. Fase implementasi atau operasi adalah melaksanakan program

pengembangan sesuai dengan rencana yang membutuhkan dukungan

berbagai pihak untuk menilai relevansi program yang dipilih dan

dilaksanakan pada kesempatan tersebut, dan melakukan koordinasi

terutama dalam rangka mewujudkan tenaga profesional.39

38
Muhammad Priyatna, "Manajemen Pengembangan.., 1238-1239.
39
Ibid, 1239.
31

b. Fase evaluasi adalah mengarahkan kegiatan evaluasi untuk melihat

kinerja administrasi dan rasional metode atau teknik yang digunakan

selama program pengembangan diimplementasikan. Pada dasarnya

untuk mengetahui bagaimana implementasi pengembangan dilihat

dari jalur yang tidak menyimpang, dari yang direncanakan. Jadi,

keempat fase tersebut hendaknya diimplementasikan oleh pemegang

jabatan (pimpinan) dengan menentukan posisi jabatan yang

ditetapkan sebagai lokasi pengembangan. Setelah posisi jabatan

disetujui menjadi kebutuhan yang diprioritas untuk dijadikan

kebijakan dalam rangka mengisi formasi sekaligus memperoleh

tenaga-tenaga terampil dan cakap dalam melaksanakan tugas, maka

diperlukan adanya kegiatan dianalisis kebutuhan.

Beberapa tujuan pengembangan sumber daya manusia adalah

sebagai berikut:40

1) Meningkatkan produktivitas kerja

2) Mencapai efisiensi.

3) Meminimalisir kerusakan

4) Mengurangi kecelakaan.

5) Meningkatkan pelayanan.

6) Memelihara moral pegawai.

7) Meningkatkan peluang karir.

8) Meningkatkan kemampuan konseptual.

40
Ibid, 1237.
32

9) Meningkatkan kepemimpinan

10) Peningkatan balas jasa

11) Peningkatan pelayanan kepada konsumen

B. Profesionalisme Guru

Guru yang mempunyai kompeten dibidangnya mereka adalah pendidik

yang profesional. Begitu juga dengan guru pemula yang harus terus meningkatkan

kemampuannya di bidang yang ditekuni. Seorang guru pemula selain,

mendapatkan pembinaan baik yang didapatkan secara mandiri atau pembinaan

dari lembaga pendidikan yang mereka naungi, mereka perlu mengetahui sebuah

makna penting tentang keprofesionalan guru itu apa saja dan bagaimana. Maka

dari itu, berikut adalah pemaparan apa saja yang berkaitan langsung dari

profesionalisme guru:

1. Definisi Profesionalisme Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi dengan keterampilan pendidikan sesuai bidang

keahlian tertentu.41

Sedangkan, kata profesional adalah biasa diartikan pertama

bersangkutan dengan profesi, kedua memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya, ketiga mengharuskan adanya pembayaran untuk

melakukannya.

Profesionalisme, secara etimologi istilah profesio berasal dari bahasa

Inggris ”profession”, berakar dari bahasa Latin ”profesius” yang berarti

41
Zuhri, "Keberhasilan Implementasi Program Pembinaan Profesionalisme Guru",
Jurnal Indratech, Vol. 3, No.2, (Oktober, 2022), 77.
33

mampu atau ahli dalam satu bentuk pekerjaan. Profesi merupakan pekerjaan,

dapat juga sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menurut

keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta

pelayanan buku terhadap masyarakat.42

Seorang profesional menjalankan sesuai dengan tuntutan profesi atau

dengan kata lain memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan tuntutan

profesinya. Antonim dari kata profesionalisme adalah amatirisme. Seseorang

yang profesional secara terus menerus akan meningkatkan mutu kualitas

dalam dirinya melalui pengalaman pendidikan dan pelatihan.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang

dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.

Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional,

baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis. Dengan kata lain, yang

dimaksud dengan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal yang

dimiliki.43

2. Aspek-Aspek Profesional

Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang

berkualitas,berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan

prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar mengajar siswa

42
Ibid, 77.
43
Elfi Yanti, “Upaya Meningkatkan Profesional Guru Kelas Dalam Menggunakan Model
Pembelajaran Take and Give Pada Pembelajaran IPA Melalui Pembinaan KKG,” COMSERVA:
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 3, No. 1 (Mei, 2023), 215.
34

yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik. Guru atau

pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana,

pencetak para tokoh dan pemimpin umat.

Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar yang harus

dimiliki oleh guru. Ada beberapa pandangan ahli tentang kompetensi

profesional guru. Menurut Cooper terbagi kedalam 4 komponen kompetensi

dasar, yakni:44

a. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia.

b. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.

c. Mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat

dan bidang studi yang dibinanya.

d. Mempunyai keterampilan dalam tekhnik mengajar.

Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan

demikian kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan

kualitas guru yang sebenarnya. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik

kompetensi sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Kompetensi sertifikasi guru yang

dimaksud adalah meliputi kompetensi pedagogig, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan sosial yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi yang dimiliki oleh guru akan diwujudkan dalam bentuk

penguasaan pengetahuan dari perbuatan secara profesional dalam

44
Susanto, " Profesi Keguruan", FKIP Universitas Lambung Mangkurat, (2022), 63.
35

menjalankan fungsi sebagai guru. Dengan demikian standar kompetensi guru

adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau di persyaratkan dalam bentuk

penguasaan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan

untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas kualifikasi dan

jenjang pendidikan.45

3. Mutu Pembelajaran

a. Konsep Mutu Pembelajaran

Menurut Garvin dan Davis yang dikutip oleh Abdul Hadis dan

Nurhayat, mutu adalah keadaan dinamis yang terkait dengan produk,

pekerjaan, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau

melebihi kebutuhan pelanggan. 46 Dalam konteks pendidikan, konsep

mutu dalam hal ini mengacu pada proses pendidikan dan hasil

pendidikan.

Suatu “proses pendidikan” yang berkualitas mencakup berbagai

input seperti bahan pembelajaran (kognitif, afektif atau psikomotorik),

metodologi (bervariasi sesuai dengan kemampuan guru), fasilitas,

sekolah, dukungan administrasi dan infrastruktur dan sumber daya

lainnya, serta penciptaan suasana yang kondusif. 47 Dalam pengertian ini,

mutu mengacu pada peningkatan kualitas secara terus menerus untuk

mencapai keunggulan dalam proses pendidikan.

45
Noreta, "Upaya Pembinaan Melalui CLCK pada Program Penyusunan RPP Untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas oleh Kepala Sekolah di SDN Mabuan", Jurnal Mitra
Pendidikan (JMP), Vol. 6, No. 3, (Maret, 2022) 131.
46
Abdul Hadis & Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan (Bandung : Alfabeta
2010), 86.
47
Fathul Mujib, Diktat Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (STAIN Tulungagung
: 2008), 67.
36

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan guru dengan

siswa sedemikian rupa sehingga pembelajaran terus berlangsung sampai

terjadi perubahan tingkah laku pada individu siswa tersebut. Perubahan

yang diakibatkan oleh belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk,

seperti keterampilan, kebiasaan, sikap, penerimaan atau penghargaan. 48

Belajar pada hakikatnya adalah usaha untuk membawa perubahan,

dari yang tidak tahu, dari yang tidak mengerti apa yang dilakukan guru,

kepada siswa, dengan tujuan membantu siswa tumbuh dan berkembang

menjadi lebih baik. Seorang guru harus melakukan banyak hal untuk

mewujudkan perubahan tersebut. Guru tidak cukup hanya menyampaikan

materi pembelajaran dan membuat penilaian. Akan tetapi, pembelajaran

juga memiliki tujuan yang harus dicapai, sehingga pembelajaran

berkaitan dengan perencanaan dan tujuan yang dapat dicapai.

Proses pembelajaran terdiri dari semua bagian materi pembelajaran

dan kegiatan pembelajaran yang diajarkan guru kepada siswa untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

semua komponen pembelajaran harus bekerja sama. Selain itu, guru

hendaknya tidak hanya memperbaiki komponen tertentu seperti strategi,

metode dan evaluasi, tetapi juga melihat komponen tersebut secara

keseluruhan. Komponen pembelajaran meliputi tujuan, materi

48
Ngalimun, Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Penerbit Perama Ilmu, 2017), 44-
45.
37

pembelajaran, metode pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan

penilaian pembelajaran.49

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan mutu

pembelajaran adalah seperangkat proses kegiatan pembelajaran yang

dilakukan guru dan siswa melalui pembelajaran dengan tujuan untuk

meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran agar terjadi secara efektif

dan efisien, sehingga kualitas pembelajaran dapat ditambah dengan

kualitas lembaga.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan bagian dari paradigma

baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Untuk meningkatkan mutu

pendidikan di Indonesia, perhatian yang besar harus selalu diberikan

kepada angka mutu pendidik. Guru diakui sebagai kualifikasi untuk

profesi jika, guru sudah memiliki ijazah universitas dalam program

sarjana atau gelar keempat, kualifikasi mengajar diperoleh setelah

pelatihan profesional, kualifikasi mengajar terdiri dari kualifikasi

pedagogik, kualifikasi pribadi, kualifikasi sosial dan kualifikasi

profesional.50

Pengelolaan pembelajaran oleh guru meliputi memahami keadaan

siswa, merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi

pembelajaran dan mengembangkan siswa untuk mewujudkan kompetensi

yang berbeda. Secara pribadi, guru harus memiliki kepribadian yang baik

49
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : Prenadamedia, 2016), 59.
50
Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), 231.
38

yang dapat menjadi teladan bagi siswanya dan juga berakhlak mulia.

Dalam mengajarkan materi pembelajaran, guru harus menguasai materi

pembelajaran dengan baik dan memiliki pengetahuan yang luas. Di sisi

lain, tidak kalah pentingnya guru harus luwes agar terjalin komunikasi

yang baik dengan siswa, antara guru, tenaga pengajar, orang tua siswa

dan masyarakat sekitar.51

Beberapa persoalan tersebut merupakan prasyarat terpenting untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran sebagai bagian dari pembelajaran

berkelanjutan. Selain itu, materi pembelajaran merupakan prasyarat

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bahan ajar harus dapat

merangsang siswa untuk belajar. Lingkungan belajar yang berkualitas

tinggi dan kesempatan belajar juga dapat mempengaruhi kualitas

pembelajaran. Media dan kesempatan belajar memberikan dampak

positif jika suasana belajar berjalan efektif dan menyenangkan. Aspek

lainnya adalah materi pembelajaran. Materi pembelajaran berkualitas

tinggi dapat diakui penerapannya pada tujuan dan keterampilan yang

dipelajari oleh siswa.

Kunci terpenting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah

komitmen untuk berubah. Ketika semua guru dan staf sekolah

berkomitmen untuk berubah, pemimpin dapat dengan mudah memotivasi

mereka untuk menemukan cara baru guna meningkatkan efisiensi,

produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan. Guru menggunakan

51
Ibid., 232.
39

metode dan model pembelajaran baru untuk mengajar dan mendukung

perkembangan siswa.

b. Karakteristik Peningkatan Mutu Pembelajaran

Ciri peningkatan mutu pembelajaran tercermin dari bagaimana

sekolah memperbaiki manajemen organisasi sekolah, proses

pembelajaran, manajemen sumber daya manusia dan administrasi. Ciri-

ciri peningkatan mutu pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:

1) Organisasi sekolah, yaitu menyediakan organisasi, kepemimpinan dan

manajemen perubahan untuk mencapai tujuan sekolah,

mengembangkan rencana dan kebijakan sekolah untuk sekolah,

mengelola kegiatan operasional sekolah, memastikan komunikasi

yang efektif antara madrasah dan masyarakat, dan memastikan

pemeliharaan madrasah secara bertanggung jawab.

2) Proses belajar mengajar, yaitu meningkatkan kualitas pembelajaran

siswa, mengembangkan kurikulum yang memenuhi kebutuhan siswa

dan warga sekolah, melaksanakan pengajaran yang efektif,

menyediakan program perkembangan yang dibutuhkan siswa dan

program perkembangan yang dibutuhkan siswa.

3) Sumber daya manusia, khususnya memperkuat staf dan mengerahkan

staf yang mampu memenuhi kebutuhan semua siswa, memilih staf

dengan perspektif manajemen berbasis madrasah, menyediakan

kegiatan pengembangan profesional untuk semua staf, dan

memastikan kesejahteraan staf dan siswa.


40

4) Manajemen administrasi, yaitu mengidentifikasi sumber daya yang

diperlukan dan mengalokasikan sumber daya tersebut sesuai

kebutuhan, mengelola aset sekolah, memberikan dukungan kepada

sekolah, memberikan dukungan administrasi, mengelola dan

memelihara gedung dan prasarana, serta memelihara gedung dan

fasilitas lainnya.52

Menurut Edmon, dalam Prim Masrokan Mutohar, peningkatan

mutu sekolah merupakan pilihan baru dalam manajemen pendidikan

yang lebih mengedepankan kemandirian dan kreativitas sekolah. Konsep

ini diperkenalkan oleh teori sekolah efektif yang lebih menitikberatkan

pada perbaikan proses pendidikan.53 Dengan demikian, peningkatan

mutu pendidikan membuat sekolah menjadi lebih kreatif dalam

pembelajaran dan berdampak kuat pada kualitas pembelajaran.

c. Indikator Peningkatan Mutu Pembelajaran

Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Pertama, adalah hasil akhir pendidikan.

Kedua, hasil langsung digunakan sebagai titik awal untuk mengukur

kualitas pendidikan. Ketiga, proses pelatihan. Keempat, alat masukan

merupakan alat yang interaktif dengan masukan mentah (siswa). Kelima,

raw input and environment.54 Pendidikan dan proses pembelajaran yang

52
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutu dan
Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam (Ar-Ruzz Media: Jogjakarta, 2013), 129-130.
53
Ibid., 131.
54
Sri Minarti, Manajemen Sekolah : Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri (Ar-Ruzz Media: Jogjakarta, 2011), 335-336.
41

berkualitas melibatkan berbagai input seperti bahan ajar, metode, sarana

dan prasarana serta dapat menciptakan suasana yang positif.

Indikator atau kriteria yang dapat dijadikan sebagai ukuran mutu

pendidikan adalah hasil akhir pendidikan, hasil langsung pendidikan,

yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur mutu pendidikan lembaga

pendidikan, proses pendidikan, alat input yaitu alat untuk berinteraksi

dengan raw input (siswa) dan dengan raw input dan lingkungan.55

Proses pendidikan yang bermutu mencakup berbagai masukan

seperti bahan ajar yang ditinjau dari segi kognitif, afektif dan

psikomotorik, metodologi yang digunakan sesuai dengan keterampilan

guru, keterampilan penunjang administrasi sekolah, sarana prasarana dan

penciptaan suasana yang kondusif. Semua input ini berhubungan dengan

semua komponen interaktif dari pengajaran dan pembelajaran. Proses

dan kualitas pelatihan berjalan beriringan.

d. Konsep Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran

Menurut J.R. David, strategi adalah mengejar keberhasilan dalam

mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan, strategi dapat diartikan

sebagai suatu rencana, cara atau urutan tindakan yang ditujukan untuk

mencapai suatu tujuan pendidikan tertentu. Strategi dapat diartikan

sebagai suatu rencana yang mencakup seperangkat kegiatan yang

ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.56

55
Ibid., 335-336.
56
Surya Dharma, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2008), 3.
42

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, di dalamnya berisi tentang

bagaimana berproses untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Strategi belajar mengajar dalam konteks strategi belajar mengajar

diartikan sebagai pola umum kegiatan yang dilakukan oleh guru dan

siswa untuk mencapai tujuan yang diartikan sebagai ungkapan dari

kegiatan belajar mengajar.57 Strategi dipahami sebagai pola umum

tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

dapat dicapai.

Guru adalah pendidik profesional yang peran utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, melatih dan mengevaluasi peserta didik dalam

rangka pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.58 Secara sederhana, guru diartikan sebagai orang yang

memberikan informasi kepada siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu

dan dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Guru memiliki pengaruh

yang sangat besar terhadap proses belajar mengajar. Guru memikul

tanggung jawab yang besar untuk keberhasilan belajar mengajar.

Dalam pembelajaran, strategi guru adalah cara dari rangkaian

kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh guru dengan pendekatan,

metode dan evaluasi yang berbeda-beda dan diterapkan dalam

pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan baik dan peserta didik

memahaminya. bahannya lebih bagus

57
Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka
cipta. 2013), 5.
58
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), 54.
43

Strategi pendidikan dasar mencakup empat masalah, yaitu:

1) Identifikasi dan tentukan spesifikasi dan persyaratan untuk perubahan

perilaku dan kepribadian siswa yang diharapkan.

2) Memilih pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan visi

hidup masyarakat.

3) Memilih dan menentukan metode, cara dan teknik belajar mengajar

yang dianggap paling tepat dan efektif, sehingga guru dapat

menggunakannya sebagai pedoman dalam kegiatan mengajarnya.

4) Standar dan ambang minimal pencapaian, atau kriteria dan standar

pencapaian, ditetapkan agar guru dapat menggunakannya sebagai

pedoman dalam mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar, yang

mengevaluasi hasil kegiatan belajar mengajar dan kemudian

menggunakannya. masing-masing sistem pengajaran secara

keseluruhan sebagai umpan balik untuk perbaikan.59

Dari keempat strategi dasar tersebut, langkah pertama adalah

menetapkan tujuan yang ingin dicapai dengan mengidentifikasi dan

mendefinisikan tujuan dan persyaratan yang ingin dicapai. Kedua,

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan siswa dan

lingkungan sekolah. Ketiga, menentukan langkah-langkah dengan memilih

prosedur pembelajaran, metode dan teknik untuk memandu belajar mengajar

untuk mencapai tujuan. Keempat, tinjau dan pilih alat untuk mengevaluasi

59
Djamaroh, Zain. Strategi Belajar …, 5
44

proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dapat

dicapai.

e. Komponen-Komponen Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu sistem pengajaran yang mengacu pada

sekumpulan komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk

mencapai tujuan. Suatu sistem pembelajaran terdiri dari beberapa bagian

yang harus saling bekerja sama. Oleh karena itu, guru hendaknya tidak

hanya memperhatikan beberapa komponen saja. Komponen strategi

pembelajaran adalah.

1) Guru

Guru adalah agen pembelajaran, jadi dalam hal ini ia adalah faktor

yang paling penting. Komponen guru tidak dapat direkayasa dengan

komponen lain. Guru dapat memvariasikan komponen lain. Tapi

komponen yang lain sebagai pendukung tidak boleh lebih penting dari

posisi guru itu sendiri.

2) Peserta Didik/Siswa

Peserta didik adalah bagian yang melakukan kegiatan pembelajaran

untuk mengembangkan potensi keterampilan sehingga mencapai

tujuan pembelajaran.

3) Tujuan

Tujuan memberikan dasar untuk menetapkan strategi, materi, media

dan penilaian pembelajaran Dalam strategi pembelajaran, tujuan


45

merupakan komponen pertama yang harus dipilih oleh guru, karena

merupakan tujuan pembelajaran.

4) Materi Pelajaran

Materi pembelajaran adalah alat untuk mencapai tujuan pembelajaran

berupa bahan pembelajaran yang disusun secara sistematis sesuai

dengan arah tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran sebagai bagian

sentral dari kegiatan pembelajaran.

5) Pembelajaran

Dalam menentukan strategi pembelajaran, bagian-bagian

pembelajaran yang sesuai dengan standar proses pembelajaran harus

dirumuskan sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai

secara optimal.

6) Metode

Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang

digunakan guru sangat menentukan berhasil atau tidaknya

pembelajaran yang berlangsung.

7) Alat

Alat yang digunakan dalam pembelajaran adalah segala sesuatu yang

dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam

pembelajaran, alat berfungsi sebagai pelengkap untuk mencapai

tujuan.
46

8) Sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan tempat

atau acuan untuk mendapatkan bahan pelajaran.

9) Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen yang tugasnya untuk mengetahui

apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum.

Evaluasi juga dapat berfungsi sebagai umpan balik untuk

meningkatkan strategi yang ditetapkan 60

f. Jenis-Jenis Strategi Peningkatan Mutu Pembelajaran

1) Strategi pembelajaran ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi

pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi

secara lisan oleh seorang guru kepada sekelompok siswa untuk

mencapai penguasaan mata pelajaran yang optimal. Strategi

pembelajaran pengantar merupakan salah satu jenis pembelajaran

yang berpusat pada guru (teacher-centered approach).

Menurut Roy Killen yang dikutip Wina Sanjaya, strategi

penyajian merupakan strategi pengajaran langsung karena guru

memberikan materi langsung kepada siswa dan siswa tidak perlu

mencari materi.

Tahapan penerapan strategi presentasi. Pertama, adalah

persiapan. Tujuan tahap persiapan strategi presentasi adalah

60
Ngalimun, Strategi Pembelajaran…, 17-20
47

mengajak siswa dari state of mind yang diberikan, merangsang

motivasi dan minat belajar, membangkitkan rasa ingin tahu dan

menciptakan suasana belajar yang terbuka. Kedua, Penyajian

(presentasi) merupakan langkah penyampaian materi pembelajaran

sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.

Ketiga, korelasi adalah langkah menghubungkan mata

pelajaran dengan pengalaman siswa dengan hal-hal yang

memungkinkan siswa memahami hubungannya dengan struktur

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Keempat, penalaran

(generalisasi) adalah tahap memahami inti dari topik yang disajikan.

Kelima, penerapan (application) adalah langkah untuk

mendemonstrasikan kemampuan siswa setelah mendengarkan

penjelasan guru.61

2) Strategi Pembelajaran Inkuiri

Strategi pembelajaran berbasis inkuiri merupakan

rangkaian pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir

kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan jawaban atas

masalah yang dihadapi.

Langkah-langkah strategi pembelajaran berbasis. Pertama,

adalah orientasi, langkah untuk mempromosikan iklim belajar atau

iklim belajar yang responsif. Pada tahap ini, guru menuntut siswa

61
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Prenada media Group, 2016), 177-190.
48

untuk siap menyelesaikan apa yang telah dipelajarinya. Kedua,

perumusan masalah adalah langkah yang melibatkan siswa dalam

suatu masalah yang berupa teka-teki. Masalah yang disajikan

merupakan masalah yang menantang siswa untuk memikirkan cara

memecahkan teka-teki tersebut.

Ketiga, perumusan hipotesis, yaitu rumusan jawaban

pendahuluan terhadap masalah yang sedang diselidiki dan sebagai

jawaban pendahuluan kebenaran hipotesis harus dibuktikan

kebenarannya. Keempat, pengumpulan data adalah kegiatan

pengumpulan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis yang

diuji. Kelima, pengujian hipotesis, yaitu proses penentuan respon

yang dapat diterima berdasarkan informasi atau informasi dari

pengumpulan data. Keenam, inferensi adalah proses

mendeskripsikan temuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. 62

3) Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

pemecahan masalah secara ilmiah. Strategi pembelajaran berbasis

masalah dapat digunakan ketika guru menginginkan siswa tidak

hanya menghafal materi, tetapi juga menguasai dan memahaminya

secara utuh. Strategi pembelajaran berbasis masalah juga dapat

62
Ibid., 193-205.
49

mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam

pembelajarannya.

Menurut David Jhonson dan Jhonson yang dikutip oleh

Wina Sanjaya, strategi pembelajaran berbasis masalah terdiri dari

lima langkah, yaitu pendefinisian masalah, diagnosis masalah dan

perumusan. Menentukan alternatif strategi, mendefinisikan,

menerapkan dan mengevaluasi strategi yang dipilih. 63

4) Strategi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir

Strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan

berpikir adalah model pembelajaran yang berbasis pada

pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui penelaahan fakta

atau pengalaman anak untuk memecahkan masalah yang disajikan

sebagai materi. Strategi pembelajaran untuk mengembangkan

keterampilan berpikir didasarkan, pertama, pada model pembelajaran

yang ditujukan untuk mengembangkan keterampilan berpikir, dan

kedua, pengalaman sosial sebagai dasar untuk mengembangkan

keterampilan berpikir. Ketiga, tujuan akhir strategi pembelajaran

yang meningkatkan kemampuan berpikir adalah kemampuan anak

dalam memecahkan masalah sosial sesuai dengan tingkat

perkembangannya.

Strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

berpikir terdiri dari enam fase yaitu, fase pertama yakni orientasi.

63
Ibid., 215-218.
50

Guru mempersiapkan siswa untuk belajar. Kedua, tahap penelusuran,

yaitu tahap penelitian, di mana pengalaman dan keterampilan dasar

siswa dipahami sesuai dengan pokok bahasan atau topik yang dituju.

Ketiga, konfrontasi, yaitu fase di mana masalah disajikan

yang harus dipecahkan tergantung pada keterampilan dan tingkat

pengalaman siswa. Keempat, fase penelitian merupakan fase dimana

siswa belajar berpikir nyata. Kelima, adaptasi fase pembentukan

pengetahuan baru melalui proses penalaran. Keenam, fase transfer

adalah fase menyajikan masalah baru yang sesuai dengan masalah

yang disajikan.64

5) Strategi Pembelajaran Kooperatif

Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan

pembelajaran yang dilakukan siswa dalam kelompok tertentu untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengklasifikasian didasarkan

pada minat dan kemampuan siswa, latar belakang kemampuan dan

tujuan pembelajaran.

Menurut Slavin yang dikutip Wina Sanjaya, ada dua alasan

untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif, yaitu pertama,

dapat meningkatkan pembelajaran, meningkatkan keterampilan

hubungan sosial dan menumbuhkan sikap penerimaan terhadap

kekurangan diri sendiri dan orang lain. Kedua, strategi pembelajaran

kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa saat mereka belajar

64
Ibid., 226-236.
51

berpikir, memecahkan masalah dan memadukan pengetahuan

dengan keterampilan.65

6) Strategi Pembelajaran Kontekstual

Strategi pembelajaran kontekstual adalah strategi

pembelajaran yang menekankan pada suatu proses dimana siswa

terlibat penuh dalam menemukan materi yang dipelajari dan kaitanya

dengan situasi nyata untuk mendorong siswa menerapkannya dalam

kehidupan mereka.

Dalam proses pembelajaran kontekstual, setiap guru harus

memahami cara belajar siswa, artinya guru harus menyesuaikan gaya

mengajarnya dengan gaya belajar siswa. Guru pembelajaran

kontekstual harus memperhatikan fakta bahwa anak belajar mencari

kaitan atau kaitan antara hal-hal yang baru dan yang sudah diketahui.

Selanjutnya menurut anak, belajar adalah proses menyelesaikan

rencana yang sudah ada (asimilasi) atau membentuk sistem baru

(akomodasi). Jadi, tugas guru adalah memfasilitasi proses asimilasi

dan adaptasi pada anak.66

Upaya Kepala madrasah Dalam Meningkatkan Mutu

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah sebagai berikut: 67

a. Selalu mengupayakan guru sesuai kompetensinya masing-

masing

65
Ibid., 241-242.
66
Ibid., 255-263.
67
Umi Farida, dkk., "Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Kegiatan
Belajar Mengajar di MA Matla'ul Anwar Lanbaw Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus",
UNISAN Jurnal: Jurnal Manajemen dan Pendidikan, Vol. 02, No. 04 (2023), 422.
52

b. Selalu mengadakan atau mengikuti training kemampuan

mengelola KBM

c. Selalu memberikan pembinaan/motivasi kepada siswa

d. Selalu Mengupayakan sarana prasarana pembelajaran yang

memadai

e. Selalu mengawasi jalannya KBM

C. Bentuk- bentuk Pembinaan Profesionalisme Guru

Nasir Usman menyatakan, bahwa Sumber daya manusia yang berkualitas

dikembangkan melalui banyak cara antara lain:68

1. Melalui pendidikan dasar sampai dengan perguruan tinggi

2. Melalui program pendidikan dan pelatihan yang sistematik maupun informal

di tempat kerja.

3. Pengembangan diri sendiri, atas inisiatif sendiri berupaya memperoleh

pengetahuan dan keterampilan

Lembaga pendidikan dalam mengembangan potensi setiap pendidiknya

mempunyai cara yang berbeda-beda. Ada banyak berbagai pelatihan ataupun yang

akan meningkatkan serta menunjang adanya profesionalisme sumber daya

manusia (SDM) yang berada pada lembaga pendidikan. Pembinaan yang beragam

tersebut bias dilaksanakan secara pribadi, dinas kemenag maupun pelatihan yang

diadakan oleh lembaga lain.

68
Muhammad Priyatna, "Manajemen Pengembangan SDM Pada Lembaga Pendidikan
Islam", Edukasi Islam Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, (Januari, 2016), 1236.
53

Berikut adalah beberapa bentuk pelatihan yang berada pada lingkup

lembaga pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

(SDM) dilembaga pendidikan, yaitu:

1 Pendidikan dan Pelatihan69

a. Inhouse training (IHT). Pelatihan dalam bentuk IHT adalah pelatihan

yang dilaksanakan secara internal di KKG/MGMP, Sekolah/Madrasah

atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.

Strategi pembinaan melalui IHT dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa

sebagian kemampuan dalam meningkatkan kompetensi dan karir guru

tidak harus dilakukan secara eksternal, tetapi dapat dilakukan oleh guru

yang memiliki kompetensi kepada guru lain yang belum memiliki

kompetensi, dan ini menghemat waktu dan biaya.

b. Program magang. Program magang adalah pelatihan yang dilaksanakan

di institusi/industri yang relevan dalam rangka meningkatkan kompetensi

profesional guru. Program magang ini terutama diperuntukkan bagi guru

kejuruan dan dapat dilakukan selama periode tertentu, misalnya, magang

di industri otomotif dan yang sejenisnya. Program magang dipilih

sebagai alternatif pembinaan dengan alasan bahwa keterampilan tertentu

khususnya bagi guru-guru Madrasah kejuruan memerlukan pengalaman

nyata.

c. Kemitraan Madrasah. Pelatihan melalui kemitraan Madrasah

dilaksanakan bekerjasama dengan institusi pemerintah atau swasta dalam

69
Zuhri, "Keberhasilan Implementasi Program Pembinaan Profesionalisme Guru",
Jurnal Indratech, Vol. 3, No. 2, (Oktober,2022), 81.
54

keahlian tertentu. Pelaksanaannya dapat dilakukan di Madrasah atau di

tempat mitra Madrasah. Pembinaan melalui mitra Madrasah diperlukan

dengan alasan bahwa beberapa keunikan atau kelebihan yang dimiliki

mitra dapat dimanfaatkan oleh guru yang mengikuti pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi profesionalnya.

d. Belajar jarak jauh. Pelatihan melalui belajar jarak jauh dapat

dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan peserta pelatihan dalam

satu tempat tertentu, melainkan dengan sistem pelatihan melalui internet

dan sejenisnya. Pembinaan melalui belajar jarak jauh dilakukan dengan

pertimbangan bahwa tidak semua guru terutama di daerah terpencil dapat

mengikuti pelatihan di tempat-tempat pembinaan yang ditunjuk seperti di

ibu kota kabupaten atau di propinsi.

e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus. Pelatihan jenis ini

dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan dan atau Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Dinas Pendidikan atau Kementerian

Agama, P4TK dan atau LPMP dan lembaga lain yang diberi wewenang,

di mana program pelatihan disusun secara berjenjang mulai dari jenjang

dasar, menengah, lanjut dan tinggi. Kursus singkat di LPTK atau

f. lembaga pendidikan lainnya. Kursus singkat di LPTK atau lembaga

pendidikan lainnya dimaksudkan untuk melatih meningkatkan

kompetensi guru dalam beberapa kemampuan seperti melakukan

penelitian tindakan kelas, menyusun karya ilmiah, merencanakan,

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran, dan lain sebagainya.


55

g. Pembinaan internal oleh Madrasah. Pembinaan internal ini dilaksanakan

oleh Kepala Madrasah dan guru-guru yang memiliki kewenangan

membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-

tugas internal tambahan, diskusi dengan rekan sejawat dan sejenisnya.

h. Pendidikan lanjut. Pembinaan profesi guru melalui pendidikan lanjut

juga merupakan alternatif bagi pembinaan profesi guru di masa

mendatang. Pengikutsertaan guru dalam pendidikan lanjut ini dapat

dilaksanakan dengan memberikan tugas belajar, baik di dalam maupun di

luar negeri, bagi guru yang berprestasi. Pelaksanaan pendidikan lanjut ini

akan menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru

lain dalam upaya pengembangan profesi.

2 Kegiatan Selain Pendidikan dan Pelatihan70

a. Diskusi

Masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan

topik sesuai dengan masalah yang di alami di Madrasah. Melalui diskusi

berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi

berkaitan dengan proses pembelajaran di Madrasah ataupun masalah

peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya.

b. Seminar

Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi

ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan profesi guru

dalam meningkatkan kompetensi guru. Melalui kegiatan ini memberikan

70
Ibid, 81-82.
56

peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega

seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan

kualitas pendidikan.

c. Workshop.

Workshop dilakukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi

pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karirnya.

Workshop dapat dilakukan misalnya dalam kegiatan menyusun KTSP,

analisis kurikulum, pengembangan silabus, penulisan RPP, dan

sebagainya.

d. Penelitian.

Penelitian dapat dilakukan guru dalam bentuk penelitian tindakan kelas,

penelitian eksperimen ataupun jenis yang lain dalam rangka peningkatan

mutu pembelajaran.

e. Penulisan buku/bahan ajar.

Bahan ajar yang ditulis guru dapat berbentuk diktat, buku pelajaran

ataupun buku dalam bidang pendidikan.

f. Pembuatan media pembelajaran.

Media pembelajaran yang dibuat guru dapat berbentuk alat peraga, alat

lainya.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis data yang digunakan oleh peneliti berdasarkan

bidang penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah, menggunakan motode

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses

penelitian yang menggunakan metode mengamati yang digunakan untuk

mendapatkan data yang valid pada objek alamiah, bertujuan penelitian yang

diteliti dapat dikemukakan sehingga menghasilkan data deskiriptif tergambar dari

kalimat tertulis atau hasil komunikasi dua arah antara objek yang diteliti dengan

peneliti serta perilaku yang sedang diteliti.71

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa peneliti menggunakan

pendekatan deskriptif. penilitian deskriptif yaitu pendekatan penilitian yang

ditujukan untuk menggambarkan sebuah data tentang keadaan subjek dan objek

penilitian, kemudian dirangkai dan dibandingkan berdasarkan kenyataan yang

berjalan sampai saat ini. Dimana hal tersebut, dapat memberikan penyelesaian

masalah serta informasi terbaru yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan sehingga dapat diaplikasikan pada suatu permasalan lain.72

71
Sudarwan Danim, “Menjadi Peneliti Kualitatif Rancangan Metodologi, Presentasi,
Dan Publikasi Hasil Penelitian Untuk Mahasiswa Dan Penelitian Pemula Bidang Ilmu Sosial,
Pendidikan, Dan Humaniora”, Cet 1 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 51.
72
Supardi, “Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis”, (Yogyakarta: UII Press, 2005),
28.

58
59

Setelah memaparkan pendekatan deskriptif selanjutnya peneliti akan

memaparkan pendekatan sistem sosial.

Pada pendekatan yang telah diambil oleh peneliti. Maka, peneliti dalam

melakukan sebuah kajian harus benar- benar siap dalam menjalankan

penelitianya. Seperti berinteraksi dengan lingkungan serta orang yang akan

berhubungan langsung dalam penelitian tersebut. serta, peneliti harus

mengindentifikasi semua hal yang mengenai objek dan subjek yang diteliti, baik

itu terkait SDM nya, sistem yang ada dilembaga pendidikan, serta lingkungan

lembaga pendidikan yang menjadi lokasi penelitian.

B. Kehadiran Peneliti

Searah dengan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian

yang diteliti oleh peneliti untuk mendapatkan suatu data yang diinginkan peneliti.

Kehadiran peneliti dalam lapangan yang menjadi lokasi penelitian mempunyai

perananan penting sebagai pengumpul data utama untuk mengetahui lebih

mendetail terkait sesuatu yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek

penelitian.73

Peneliti melakukan penelitian ini, dilakukan dengan observasi secara

intens dilembaga pendidikan MTsN 1 Kediri yang menjadi tempat penelitian yang

dipilih oleh peneliti sendiri. Observasi ini dilakukan sendiri oleh peneliti, agar

data yang diinginkan serta yang menjadi penunjang adanya penelitian ini dapat

sesuai apa yang diharpak oleh peneliti serta dapat menghasilkan penelitian yang

valid.

73
Lexy j. Moeleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif ” , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), 4.
60

C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri,

yang berada di wilayah kecamatan Pare. MTsN 1 Kediri dipilih oleh peneliti

karena lembaga pendidikan tersebut, sesuai dengan apa yang direncanakan oleh

peneliti yaitu, terkait pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme. Lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri mempunyai usaha- usaha

dalam membina dan meningkatkan profesionalisme SDM yang mereka punya

khususnya pada guru pemula yang berada pada lembaga pendidikan MTsN 1

Kediri.

D. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian penting saat melakukan penelitian karena

sumber data merupakan subyek dari mana data itu didapatkan.74 Data merupakan

komponen penting yang berguna untuk melengkapi dan mengiringi suatu masalah

berkaitan dengan objek penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata yang kemudian dijadikan kalimat dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan yang berupa dokumen dan lain-lain.75 Sumber data dibagi menjadi dua

yaitu:

1. Data Primer (Data Utama)

Data yang diperoleh secara langsung atau dikumpulkan langsung yang

didapatkan dari sumber informan yang berada dilapangan.76 Informan

merupakan seseorang yang ditunjuk untuk memberikan informasi terkait

74
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), 129.
75
Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif .., 157.
76
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format 2 Kuantitatif Dan Kualitatif ,
(Surabaya: Airlangga University Press, 2005), 128.
61

dengan objek yang akan diteliti. Dalam hal ini, data akan diperoleh langsung

dari objek penelitian yang berasal dari observasi dan wawancara. Observasi

dilakukan peneliti dengan cara peneliti mendatangi madrasah yang menjadi

tempat penelitian untuk mengetahui bagaimana situasi dan kondisi madrasah

yang sebenarnya terkait dengan penelitian.

Sedangkan, dari sumber wawancara peneliti melibatkan kepala sekolah,

dan tenaga pendidik atau kependidikan yang baru bergabung di madrasah

tempat penelitian atau kata lain adalah guru pemula madrasah tersebut, serta

agar peneliti mendapatkan data yang benar- benar valid makan peneliti juga

akan melakukan wawancara kepada guru lama atau guru pembina yang

bertugas membantu guru pemula dalam menjalankan tugasnya dengan baik.

Wawancara dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang akan

diteliti oleh peneliti, tentunya yang berhubungan secara langsung dengan

judul yang peneliti bahas, sepeti terkait bagaimana pembinaan kepala sekolah

kepada guru pemula atau tenaga pendidik yang baru bergabung dengan

madrasah, kapan guru tersebut mulai gabung dengan madrasah, serta apa

yang dilakukan guru atau tenaga pendidik agar menjadi guru yang

profesional.

2. Data Sekunder (Data Tambahan)

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh seseorang yang

melakukan penelitian untuk mendukung sumber utama dari data yang telah

diteliti.77 Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi yang

77
Sumayadi Suryabrata, Metode Penelitian (Jakarta: Rajawali, 1987), 94.
62

berupa sebuah catatan-catatan, foto, dan persepsi seseorang yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan serta literatur lainnya yang

sesuai dengan pembahasan yang dikaji oleh peneliti.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah strategis yang dilakukan

dalam sebuah penelitian. Karena tujuan utama dalam sebuah penelitian adalah

mendapatkan data yang akurat, tanpa adanya pengetahuan terkait dengan adanya

teknik pengumpulan data, penelitian ini tidak akan mendapatkan hasil yang

memenuhi standar data yang telah ditetapkan.78

Metode pengumpulan data adalah suatu teknik atau metode yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Alat pengumpulan data

merupakan alat yang dipilih peneliti untuk digunakan dalam kegiatan

pengumpulan data sehingga kegiatan penelitian yang dilakukan menjadi lebih

sistematis dan mudah diselesaikan.79

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sehingga

menghasilkan data yang valid dan dapat diuji kebenaranya yaitu observasi,

wawancara, serta dokumentasi.

1. Observasi

Yang dimaksud dengan observasi adalah proses pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan

cara berpastisipasi, dimana seorang peneliti akan terlibat secara langsung

78
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), 224.
79
Ridwan, Statistika Untuk Lembaga Dan Instansi Pemerintah/Swasta (Bandung:
Alfabeta, 2004), 137.
63

dalam kegiatan yang dilakukan untuk mengamati keadaan yang akan diteliti

atau yang akan digunakan sebagai sumber data penelitian.80

Dalam sebuah observasi pengamatan dilakukan terhadap seseorang

yang berkaitan dengan kepala madrasah dan guru pemula dilembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri. Subyek pada saat melakukan observasi adalah

diambil pada waktu melakukan kegiatan, kejadian, sikap, atau tata krama

seorang individu atau kelompok tersebut. Dalam hal ini hasil dari observasi

akan berupa bentuk catatan lapangan atau rekam jejak selama melakukan

observasi.

2. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan oleh

dua orang, untuk mencari informasi yang dibutuhkan dalam penelitian,

dengan cara berinteraksi dan berdialog secara bertatap muka untuk meminta

informasi yang diinginkan. 81 Metode wawancara yang dipilih oleh peneliti

yaitu menggunakan wawancara terstruktur yang diawali dengan

mengumpulkan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada orang yang

diwawancarai.

Hal ini, dilakukan karena membantu meningkatkan percakapan pada

saat melakukan wawancara, agar fokus terhadap tujuan yang dimaksudkan

dan agar percakapan tidak meluber kemana-mana. Selain itu juga dijadikan

80
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2015). 310.
81
Emzir, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2004). 50.
64

sebagai tolak ukur peneliti yang akan dikembangkan melalui pertanyaan-

pertanyaan yang muncul pada saat kegiatan wawancara berlangsung. 82

Dalam hal ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur dimana

pewawancara mencari sendiri masalah dan pertanyaan untuk ditanyakan yang

akan mendapatkan jawaban atas hipotesis yang disusun dengan baik.

Wawancara tersruktur yang dilakukan peneliti akan mewawancarai antara

lain satu kepala madrasah, satu guru senior, dua guru pemula MTsN 1 Kediri.

Wawancara ini dilakukan untuk mencari tahu data tentang pembinaan guru

pemula untuk meningkatkan profesionalisme guru di MTsN 1 Kediri.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyelesaikan sekaligus

meningkatkan keakuratan, kebenaran data atau informasi yang diperoleh dari

dokumen langsung dari lapangan yang dapat digunakan sebagai dokumen

untuk memeriksa keabsahan data. Teknik ini dilakukan untuk pengumpulan

data dari arsip dokumen yang berada dilokasi penelitian atau diluar wilayah

penelitiaan yang bersangkutan dengan penelitian. Pada saat menerapkan

metode dokumentasi, peneliti mempelajari benda-benda tertulis, seperti buku,

jurnal, hasil rapat, dan dokumen lain yang mendudukung penguatan

penelitian.83

Dengan metode ini, peneliti dapat mengumpulkan data dari catatan-

catatan yang berhubungan dengan penelitian seperti, gambaran umum profil

sekolah, keadaan guru dan peserta didik, dan dokumentasi foto yang terkait

82
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik..., 203.
83
Ibid, 149.
65

dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Fungsinya untuk mendukung dan

menyempurnakan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data diperlukan oleh peneliti sebagai penelitian karena untuk

memperoleh data yang akurat dan valid, pada saat pengujian data sehingga dapat

dipertanggungjawabkan valid atau tidaknya data yang diteliti oleh peneliti.

Sugiyono menyatakan bahwa teknik pemeriksaan keabsahan data adalah

derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bias dipertanggung

jawabkan kebenarannya. Sugiyono menjelaskan bahwa untuk pemeriksaan

keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas (credibility), uji

transferabilitas (transferability), uji dependabilitas (dependability) dan terakhir uji

obyektivitas (confirmability).84

Adapun langkah-langkah dalam proses pengecekan keabsahan data yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian uji kredibilitas yang meliputi sebagai

berikut:

1. Perpanjangan Pengamatan

Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan pemegang kendali dalam

semua hal yang berkaitan dengan penelitian. Kehadiran peneliti dan

keikutsertaan mereka pada saat pengumpulan data, hendaklah tidak hanya

dilakukan pada waktu yang singkat, karena semakin lama kita

memperpanjang keikutsertaan kita pada saat mengumpulkan data, maka

semakin meningkat pula derajat kepercayaan atas data yang dikumpulkan.

84
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif dan R&D (tk: Alfabeta, 2017), 269-
270.
66

Sehingga data yang diperoleh dapat terjamin keabsahannya dan memperoleh

data yang lengkap.

2. Meningkatkan Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan sehingga dapat menemukan ciri-ciri dan faktor-faktor

dalam keadaan yang berkaitan dengan masalah atau pertanyaan yang

dipelajari, dan memfokuskan perhatian pada hal-hal tersebut secara rinci.85

Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi

data yang akurat dan sistematis dengan apa yang diamati.

3. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksanaan keabsahan data yang

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang ada, triangulasi ini memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data

penelitian, dengan tujuan untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data penelitian yang diperoleh. Triangulasi merupakan

teknik pembuktian atau pengecekan keabsahan data yang berasal dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian

triangulasi dibagi menjadi tiga bagian yaitu triangulasi sumber, triangulasi

pengumpulan data, dan triangulasi waktu.86

a. Triangulasi sumber

Teknik sumber adalah teknik pembuktian data yang digunakan untuk

melakukan pengecekan data yang lebih akurat yang diperoleh dari

85
Ibid, 272.
86
Ibid, 273.
67

berbagai sumber informan yang berbeda-beda.87 Dalam penelitian ini

yang menjadi informan yaitu satu kepala madrasah, satu guru senior, dan

dua guru pemula.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik adalah teknik pengujian keabsahan data yang

dilangsungkan dengan cara membuktikan data dari sumber yang sama

dengan menetapkan teknik yang berbeda. Penelitian ini, penilti

mengambil data dari wawancara, kemudian diperiksa pada saat

melakukan penelitian lapangan, dan yang terakhir dibuktikan melalui

dokumen.

c. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu adalah teknik pengecekan data yang yang dilakukan

melalui wawancara, observasi atau teknik lain yang dilakukan dengan

cara mengumpulkan data pada waktu yang berbeda sehingga dapat

digunakan sebagai pengujian kevalidan data. Dengan begitu dapat

diketahui apakah data yang diberikan oleh narasumber bisa dikatakan

valid atau tidak. Berdasarkan uraian diatas, untuk memperoleh data yang

valid peneliti menggunakan triangulasi waktu yang mana peneliti dalam

melakukan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan

observasi.

87
Djam‟an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2009). 330.
68

4. Mengadakan Membercheck

Member check adalah suatu proses pengecekan data yang telah didapatkan

oleh peneliti kepada pemberi datau atau informan. Tujuan dari proses ini

adalah agar peneliti dalam mencantumkan sumber data sesuia dengan apa

yang telah disampaikan pemberi data atau informan. Setelah data yang telah

melalui pengecekan disepakati. Maka, pemberi data dimintai tanda tangan

sebagai bukti otentik bahwa peneliti telah melakukan member check.88

G. Tahap- Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahapan persiapan ini peneliti melakukan kegiatan mencari

permasalahan penelitian melalui bahan-bahan tertulis (kajian pustaka),

menentukan fokus penelitian, meminta izin ke lokasi penelitian, menyusun

usulan penelitian tentang pembinaan guru pemula dalam meningkatkan

profesionalisme guru MTs N 1 Kediri.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan

dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian. Dalam proses penelitian ini

peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara kemudian

mengumpulkan data-data yang berasal dari dokumentasi tentang kegiatan

shalat dhuha berjamaah.

88
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif,Kuantitatif..., 276.
69

3. Tahap Analisis Data

Tahapan ini dilakukan peneliti dengan menyusun semua data yang telah

diperoleh dan terkumpul secara sistematis dan terperinci sehingga data dapat

dipahami dengan mudah. Dan juga melakukan penafsiran data, pengecekan

keabsahan data dan memberi makna.

4. Tahap Pelaporan

Tahap pelaporan merupakan tahap akhir yang dilakukan selama tahapan

penelitian diatas. Tahap ini dilakukan dengan cara membuat laporan tertulis

dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan diakhiri dengan menyusun

hasil penelitian dan perbaikan hasil penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses sistematis meniliti dan menyusun data

yang diperoleh melalui catatan lapangan, wawancara dan dokumen lain agar

mudah dipahami dan hasilnya saat dibagikan kepada orang lain. Analisis data

melibatkan pemeriksaan data yang diperoleh pada saat terjun kelapangan

penelitian dengan membagi data kedalam kategori, menggambarkannya dalam

unit-unit, memilih data mana yang lebih penting dan akan dipelajari, dan menarik

kesimpulan yang mudah dipahami oleh peneliti sendiri atau orang lain.89

Proses analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman

menggunakan tiga langkah kegiatan, diantaranya sebagai berikut:

Proses analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman

menggunakan tiga langkah kegiatan, diantaranya sebagai berikut:

89
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 152.
70

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis yang mengarahkan,

menyederhanakan transformasi, menggolongkan, dan mengkhususkan data

mentah yang didapatkan dari catatan-catatan tertulis yang ada di tempat

penelitian. Reduksi data dilakukan dengan demikian sehingga akan

memperoleh kesimpulan akhir dan diversifikasi

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah proses mengumpulkan informasi secara sistematis

untuk mencapai kesimpulan yang akan dijadikan hasil penelitian. Dalam

suatu penelitian, data yang diperoleh berupa kalimat, kata-kata yang berkaitan

dengan fokus penelitian, sehingga penyajian data merupakan kumpulan

informasi yang disusun secara sistematis dan digunakan untuk menarik

kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir yang dilakukan pada saat

analisis data yang digunakan untuk menemukan data yang komperhensif, dari

semua data yang telah dikumpulkan oleh peneliti selama penelitian di

lapangan. Berikutnya yaitu menarik kesimpulan yang memerlukan tinjauan

terhadap catatan lapangan untuk mendapatkan hasil yang berdasarkan analisis

data, yang diambil dari catatan observasi lapangan atau dokumen. Dari

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa apa data tersebut dapat dikatakan

valid atau reliabel.90

90
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), 152.
BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga pendidikan yang berada

pada naungan Kemenag (Kementerian Agama) yaitu MTsN 1 Kediri, yang berada

pada wilayah kecamatan Pare. Berikut adalah penjelasan mengenai sejarah MtsN

1 Kediri:

1. Sejarah dan Letak Geografis MTsN 1 Kediri91

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri Kabupaten Kediri sebagai Iembaga

pendidikan, memiliki sistem mobilitas yang sejalan dengan keseluruhan program

Pendidikan Nasional. Hal ini memberikan kesadaran bahwa Madrasah Tsanawiyah

Negeri I Kediri Kabupaten Kediri dalam seluruh kegiatannya hams selalu berusaha

melakukan perbaikan dan penyempurnaan, baik dalam program maupun dalam

pelaksanaanya. Upaya tersebut dimaksudkan agar tujuan institusional maupun tujuan

Nasional dapat tercapai dengan sebaik-baiknya.

Dengan demikian maka perbaikan, penyempurnaan dan pengembagan system

pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri Kabupaten Kediri perlu selalu

mendapat perhatian. Secara garis besar tujuan yang akan dicapai Madrasah

Tsanawiyah Negeri 1 Kediri Kabupaten Kediri adalah :

a. Agar kegiatan Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri Kabupaten Kediri dapat

dilakukan secara dinamis, artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan Madrasah

91
Sejarah pendirian lembaga dan letak geografis lembaga yang peneliti paparkan bukan
hasil wawancara akan tetapi data tersebut bersifat digital yang dimiliki oleh lembaga sebagai arsip
lembaga secara pribadi, jika penulis melaksanakan wawancara untuk menggali sejarah dari
lembaga tersebut kepada kepala Madrasah, maka dapat dipastikan penulis tidak akan mendapatkan
data yang valid disebabkan kepala Madrasah yang sekarang belum genap 1 tahun memimpin
lembaga tersebut, data yang penulis paparkan didapatkan dari Staff TU MtsN 1 Kediri Ibu Husnia
Alawiyah pada hari Rabu, 03 Agustus 2023 di ruang PTSP MTsN 1 Kediri pada jam 11.00 WIB.

71
72

Tsanawiyah Negeri 1 Kediri Kabupaten Kediri tidak hanya sekedar sebagai

pekerjaan rutin dari hari ke hari atau dari tahun ke tahun tapi dilaksanakan

dengan program-program yang sesuai dengan tuntutan dan harapan baik intern

madrasah maupun masyarakat yang semakin maju.

b. Agar proses belajar mengajar pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri

Kabupaten Kediri dapat dilaksanakan secara optimal dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

c. Agar pengelolaan pendidikan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri

Kabupaten Kediri mencapai standar sebagai lembaga pendidikan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip Pendidikan Nasional.

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri adalah salah satu dari sembilan

Madrasah yang berada di Kabupaten Kediri, berdiri sejak tahun 1969 dengan

Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 164 tahun 1969, pada mulanya bernama

Madrasah Tsanawiyah JPI Pondok Modern Pare Kabupaten Kediri yang dulunya

terletak di Jl. Pasar lama tepatnya di bekas gedung bioskop, tanah dan gedung itu

dibeli oleh M. Sabarudin (Kepala KUA Pare).

Dengan penegerian tersebut maka mengalami perubahan nama menjadi

Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTs AIN) di Pare Kabupaten Kediri

Provinsi Jawa Timur dengan awalnya jumlah guru hanya antara lain: Bapak

Shomadun (Kamad MTs. AIN) , Moh. Aliuddin, Syarwani, Bahri Mahfud, Imam

Sanusi (PNS pertama), A. Kohar Mustafa (PNS kedua), Harus Ku Saijin (PNS

ketiga).
73

Pada tahun 1971 Bapak Shomadun selaku kepala MTs AIN mengundurkan

diri dan kembali menjabat sebagai penilik PAI Kab. Nganjuk selanjutnya Jabatan

diserahkan kepada Harus Ku Saijin, BA.

Pada tahun 1974 Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri ( MTs AIN)

lokasinya pindah ke Jl. Masjid Pare di Sekolah Dasar BPPI Cokroaminoto sebelah

utara Masjid Taqwa Pare dengan jumlah siswa 19 anak. Pada tahun 1977

Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTs AIN), Bapak Drs. H. Usri

Sastra direja selaku Bupati KDH Tingkat II Kediri dan juga menjabat sebagai

Ketua Yayasan Dwikora Pare seluas 1.400 m2 terletak di sebelah barat Stadion

Canda Bhirawa Pare dan berbatasan dengan SMPN 2 Pare sebelah selatan, TK

Tauladan sebelah barat dan Parkir daerah (Stadion) di sebelah utara sejak tahun

1978 bagunan gedung sudah sempurna maka lokasi MTs AIN pindah ke Jl.

Stadion Canda Bhirawa 01 Tulungrejo Pare sampai sekarang.

Selanjutnya pada tahun 1978 Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri

(MTs AIN) berubah nama menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Pare (MTsN

Pare 1). Madrasah Tsanawiyah Negeri Pare mengalami perubahan nama lagi

menjadi MTsN 1 Pare dikarenakan pemerintah menutup lembaga PGAN 4 tahun

(MTsN Pare 2) maka saat itu Kec. Pare ada 2 MTsN Pare 1 di Jl. Stadion Canda

Bhirawa 1 Tulungrejo pare dan MTsN Pare 2 ada di Jl. Gede 3 Pare dan akhirnya

MTsN Pare oleh pemerintah dipindahkan ke Kabupaten Gresik.

Tahun 1982 Bapak Harus Ku Saijin Kepala MTsN Pare dipindah tugaskan ke

SMAN 2 Pare (SMA Pembagunan) yang terletak di sebelah utara RSUD Pare.

Selanjutnya di gantikan.
74

Bapak Ismudji mulai tahun 1982-1990. MTsN Pare mengalami perkembangan

semakin hari semakin baik dan berkembang antara lain : Perluasan tanah untuk

pembangunan gedung dan dan membuka Filial di Desa Sidomulyo Kec. Puncu

sekarang MTsN 6 Kediri.

Pada tahun 1990 Kepala MTsN Pare dijabat oleh Bapak H. Murdani ( 1990-

1993) tahun ke tahun kualitas pendidikan dan bagunan gedung kampus utara lima

local berdiri dan banyak sedikit bagunan lainya di renovasi dan mengalami

perkembangan semakin hari semakin baik dan berkembang.

Pada tahun 1993 Jabatan Kepala MTsN Pare dari Bapak H. Murdani ke

Bapak Drs. H. Maksum ( 1993-1998 ) jumlah siswa dari tahun 1993 sampai tahun

1998 mengalami perkembangan pesat serta pembangunan gedung kampus sisi

utara dan mulai Lab. IPA dan perpustakaan juga berdiri walaupun di bangun di

atas tanah waqaf.

Berkat kerja keras secara terus menerus dari seluruh komponen yang ada,

prestasi demi prestasi telah ditorehkan oleh madrasah ini sehingga semakin

banyak masyarakat yang berminat menyekolahkan putra putrinya di Madrasah ini.

Akhirnya pada tanggal 14 Maret tahun 1998 Madrasah ini ditetapkan dan ditunjuk

oleh Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam atas nama Menteri

Agama Republik Indonesia sebagai Madrasah Model di Kabupaten Kediri. Pada

saat ini Madrasah ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang

menggembirakan dan mempunyai segudang prestasi yang sangat

menggembirakan dan membanggakan baik prestasi akademik maupun non

akademik.
75

Pada tahun 1998 jabatan kepala MTsN Model Pare berpindah ke Bapak Drs.

H. Zainal Fanani (1998-2001) juga banyak peningkatan serta mengalami

perkembangan pesat baik dari jumlah Guru PNS, jumlah murid serta mutu

pendidikan semakin baik dan banyak prestasi yang terukir selama kepemimpinan

beliau Bapak Drs. H. Zainal Fanani.

Pada tahun 2001 jabatan Kepala MTsN Model Pare dijabat oleh Bapak Drs. H.

Masykur dari tahun 2001 – 2005 banyak peningkatan mulai jumlah Guru PNS

yang mengajar dan jumlah murid serta mutu pendidikan semakin baik dan banyak

prestasi yang terukir selama kepemimpinan beliau maka dengan banyaknya murid

serta kebutuhan akan hadirnya MTsN Model Pare makan juga dibagun 3 ruang

kelas baru juga diatas tanah wakaf dari swadaya masyarakat serta APBN lokasi

berada di belakang 5 Ruang kelas yang dibangun pada tahun 1991.

Pada tahun 2005 jabatan kepala MTsN Model Pare di jabat oleh Drs. H. Ali

Irham, M.Ag mulai tahun 2005-2009. Berkat kerja keras secara terus menerus dari

seluruh komponen yang ada, prestasi demi prestasi telah ditorehkan oleh

madrasah ini sehingga semakin banyak masyarakat yang berminat menyekolahkan

putra putrinya di Madrasah ini. sebagai Madrasah Model di Kabupaten Kediri.

Pada saat ini Madrasah ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang

menggembirakan dan mempunyai segudang prestasi yang sangat

menggembirakan dan membanggakan baik prestasi akademik maupun non

akademik.

Pada akhir tahun 2009 Jabatan Kepala MTsN Model Pare dijabat oleh Drs.

Siti Umi Hanik,M.Pd.I beliau sosok perempuan pertama yang menjabat kepala
76

MTsN Model Pare. Kepemimpinan beliau mulai tahun 2009-2015, prestasi demi

prestasi telah ditorehkan oleh madrasah ini sehingga semakin banyak masyarakat

yang berminat menyekolahkan putra putrinya di Madrasah ini sehingga mau tidak

mau jumlah gedung untuk sarana pendidikan terus berkembang antara lain

Pembangunan 4 Ruang Kelas Baru di Lantai 2 lokasi di kampus utara belakang

barat serta pembangunan 2 Ruang Kelas Baru di lantai 2 lokasi di sisi Utara

sendiri serta Rehab 2 Ruang Kelas tepat di bawahnya. Pepat tanggal 13 Juni 2011

MTsN Model Pare mendapat wakaf tanah dari Komite seluas 295 m2 digunakan

untuk Aula dan 2 Ruang kelas keterampilan.

Tahun berganti tahun kebutuhan sarana dan prasarana semakin meningkat dan

MTsN Model Pare menjawab tantangan tersebut pada tahun 2015 akhir jabatan

Kepala MTsN Pare dipimpin oleh Bapak Drs. H. Jamiludin,M.Pd.I mulai tahun

2015-2018. Pada tahun 2016 sesuai Keputusan Menteri Agama RI Nomor 673

Tahun 2016 MTsN Pare berubah nama menjadi MTsN 1 Kediri yang ditetapkan

oleh Menteri Agama RI pada tanggal 17 November 2016. Sejak saat itu sesuai

Lampiran 2 nomor 152 nama MTsN Pare 1 menjadi MTsN 1 Kediri.

Prestasi demi prestasi telah ditorehkan oleh MTsN 1 Kediri mulai dari

Akademik maupun non akademik ta lupa juga Sarana dan prasaran baik Olahraga

dan Kurikulum dikebangkan terus. Untuk mempercantik MTsN 1 Kediri maka

Taman dan Gapura MTsN Pare yang dulu dibongkar dan dibangun pada awal

tahun 2016 serta pembangunan sarana Olahraga baik siswa dan guru maka

dibangunlah GOR MTsN 1 Kediri yang dulunya Ruang kelas ketrampilan sekitar

akhir tahun 2016. Pada akhir tahun 2017 kepemimpinan beliau melakukan
77

pengadaan Tanah bekerjasama dengan Komite MTsN 1 Kediri yaitu sebidang

Tanah dengan luas 899 m2 untuk dibagun Masjid dan parkir siswa sampai

sekarang masih berjalan proses pembangunanya.

Tahun 2018 tepatnya bulan Maret Jabatan kepala MTsN 1 Kediri berpindah

ke Bapak H. Moh. Maksun,M.Pd.I, prestasi demi prestasi telah ditorehkan oleh

MTsN 1 Kediri mulai dari Akademik maupun non akademik tidak lupa juga

Sarana dan Prasarana untuk UNBK juga terus berkembang dengan dibangunya

dua Ruang CBT dari dana APBN yang terletak di sebelah utara lantai 2 serta

Renovasi (mengkeramik) Ruang Transit, Ruang Bendahara dan ruang tamu serta

perbaikan-perbaikan Ruang kelas mulai dari pengecatan serta pembangunan

Gapura Kampus utara. Pada tahun 2019 mendapat bantuan Rehab berat dari

kementerian PUPR 5 Ruang kelas yang dibangun tahun 1991 dengan rencana

dijadikan 2 Lantai Bangunan.

2. Profil Madrasah MTsN 1 Kediri

Nama Madrasah : MTs Negeri 1 Kediri

NSM : 121135060006

NPSN : 20581165

Propinsi : Jawa Timur

Kabupaten : Kediri

Kecamatan : Pare

Desa/Kelurahan : Tulungrejo

Jalan Dan Nomor : Jl Stadion Canda Bhirawa 01

Kode Pos : 64212


78

Telepon : (0354) 391351

Daerah : Perkotaan

Status : Negeri

Kelompok : Model

Akreditasi : Peringkat A

No Sertifikat Akreditasi : Dp. 003484

Penerbit Sertifikat Akreditasi : Ban-S/M Berlaku Sampai Dengan 2024

Tahun Berdiri : 1969

Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

Lokasi Sekolah : Perkotaan

Jarak Ke Pusat Kecamatan : 1 Km

Jarak Ke Pusat Otoda : 25 Km

Terletak Pada Lintasan : Kecamatan

Jumlah Keanggotaan Rayon : 4 Madrasah Organisasi

Penyelenggara : Pemerintah

Dasar Pendirian : Sk Menteri Agama No. 164 Tahun 1969

Tentang Penegerian Madrasah Tsanawiyah Ypi Pondok Modern Pare

Kabupaten Kediri Menjadi Madrasah tsanawiyah Agama Islam Negeri

(Mtsain) Di Pare Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur

Nama Ketua Komite : Drs. H. Masykur Lukman, SH., M.Si.,

M.Pd.I

Jumlah Rombongan Belajar : 33


79

Alamat Madrasah : Jl. Stadion Canda Bhirawa No. 01 Pare No.

Telp. : (0354) 391351

3. Visi Misi dan Tujuan MTsN 1 Kediri

Visi Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kediri tahun 2020-2024 adalah

“Menjadi Madrasah Terbaik Nasional yang Menghasilkan Generasi

Muda Berkepribadian Mandiri dan Moderasi Beragama , Berprestasi,

Cinta Tanah Air”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang diemban MTsN 1 Kediri

adalah “Menyelenggarakan Proses Pendidikan dan Pengajaran yang

Inovatif Berbasis Keimanan, Ketaqwaan, Ilmu Pengetahuan,

Kepemimpinan Dan Kewirausahaan”

Melalui tujuan madrsah yaitu,:

a. Menciptakan budaya pendidikan yang ahlakul karimah, disiplin,

kerjasama yang erat antar pemangku kepentingan dan sejalan dengan

kultur budaya.

b. Meningkatkan lingkungan madrasah ramah lingkungan, edukatif, tentram

danmenyenangkan.

c. Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan sesuai

dengan standar tata kelola MTsN 1 Kediri sebagai madrasah rujukan

nasional.

d. Melaksanakan proses belajar mengajar yang inovatif, komunikatif dan

kompetitifsesuai tuntutan zaman.


80

e. Membangun sarana prasarana madrasah yang lengkap, optimal, terawat

dan berfungsi dengan baik.

f. Meningkatkan tata kelola madrasah yang transparan dan akuntabel

(good madrasah governance).

4. Struktur Organisasi MTsN 1 Kediri

Setiap lembaga pendidikan pasti akan mempunyai struktur organisasi

yang telah disusun dengan rapi dan sesuai dengan kemampuan SDM yang

dimiliki serta kebutuhan lembaga tersebut. Struktur organisasi yang berada

pada lembaga pendidikan ini diharapakan agar semua aktifitas atau keperluan

yang ada di lembaga dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tugas masing-

masing dari keanggotaan struktur organisasi tersebut.

Dengan adanya struktur organisasi juga pelaksanaan lembaga

pendidikan yang akan mewujudkan cita- citanya dalam sebuah visi,misi dan

tujuan dapat tercapai dengan mudah dan tersistematis dengan rapi. Adapun

struktur organisasi yang ada di MTsN 1 Kediri adalah sebagai berikut:


81

STRUKTUR ORGANISASI

MADRASAH TSANAWIYAH

NEGERI 1 KEDIRI

KOMITE KEPALA MADRASAH

KEPALA TATA USAHA

BENDAHARA

STAF TATA USAHA

WAKAMAD WAKAMAD WAKAMAD SARANA WAKAMAD


KURIKULUM KESISWAAN DAN PRASARANA HUMAS

WALI KELAS VII WALI KELAS VIII WALI KELAS IX

OSIS PRAMUKA UKS PMR OLAH RAGA KEAGAMAA


N

DEWAN GURU

SATPAM
SISWA
Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Konsultasi
82

5. Data Pegawai MTsN 1 Kediri

NO NAMA NIP/NUPTK/PEGID PANGKAT,GOL/RUANG


1 MUHAMMAD ZAINUDDIN, S.Pd.,M.Pd.I 197005181997031003 Pembina / IVa Kepala Madrasah
2 Dra. MUTMAINNAH, M.Pd 196604191994032001 Pembina / IVa Guru Bahasa Inggris
3 RAHAYU JUWARINI, S.Pd 197206231997032004 Pembina / IVa Guru PKn
4 ANA SUSANA, M.Pd 197208271998032003 Pembina / IVa Guru Bahasa Indonesia
5 KHOLIS FARIDA, M.Pd.I 197101081999032002 Pembina / IVa Guru IPS
6 Dra. HASANAH 196711061999032001 Pembina / IVa Guru Qur'an Hadits
7 HANIK ISTIANAH, S.Pd 196811171994122005 Pembina / IVa Guru Matematika
8 ASISUL ULUM, S.Ag 197309251998032001 Pembina / IVa Guru Akidah Akhlak
9 AHMAD FARID HUDA, S,Pd. 197011132000121001 Pembina / IVa Guru IPA
10 ARIEF SAMSUL HUDA, S,Pd 197203232005011003 Pembina / IVa Guru Penjaskes
11 MOH. MISBAHUDDIN, S.Ag., M.Pd.I. 197207292005011003 Pembina / IVa Guru Fiqih
12 Dra. ELY SUSANA 196704062005012002 Pembina / IVa Guru Matematika
13 MUHAMMAD SUBCHAN SODIQ, S.Pd. 197406172005011005 Pembina / IVa Guru Bahasa Indonesia
14 YON TRIONO HERNAWAN, S.Pd 196903181999031001 Pembina / IVa Guru Penjaskes
15 YUSUF HARIAWAN, S.Pd., M.Pd 197902022005011003 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Indonesia
16 SUGIARTI, M.Pd.I 197801282007102001 Penata Tingkat 1 / IIId Guru SKI
17 CHOTIMAH, M.Pd.I 196912212007012025 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Qur'an Hadits
83

18 ISTIQOMAH, S.Pd 197508102006042010 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA


19 MUAWANAH, S.Pd 198204152009012007 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA
20 WIWIK ANDAYANI, S.Pd 196503212006042006 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA
21 ELVI SAYYIDAH FAIQAH, M.Pd.I 197312252007012017 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Akidah Akhlak
22 YUNIARTI SHOLICHAH, S.Pd. 198002102007102001 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA
23 INDOMI JUS PRABOWO, SE 196905112007011030 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPS
24 HANIK MAHMUDAH, S.Pd 197905202007102005 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Inggris
25 ANDIK AKHMAD DHOFIR, S.Si 197704282007101004 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Matematika
26 AMAR MA'RUF ACHFAS, S.Pd.I., M.Pd 197806122007101003 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Arab
27 LAILY MAR'ATUL KHOTIMAH, S.Pd. 198003062007102002 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Inggris
28 AL MAYUN PUJI ASTUTI, S.Ag. 197506202007102003 Penata Tingkat 1 / IIId Guru SKI
29 SADINAH, S.Pd. 197903012007102006 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Matematika
30 SLAMET FAUZI, S.Pd. 198006022007101002 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA
31 SITI NURFAIDA, S.Pd.I, M.Pd 198204172009012012 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Arab
32 ELIS DEWI HAJAR MASTRIN, S.Pd., M.Pd 198112242009012005 Penata Tingkat 1 / IIId Guru Bahasa Indonesia
33 AHMAT KANAN, S.Pd 196906092007011035 Penata / IIIc Guru Penjaskes
34 YUANA EKO WIDODO, S.Kom. 197407072007101002 Penata Muda Tingkat 1 / IIIb Guru TIK
35 AGUNG WIBOWO, S.Kom 197909112007101002 Penata Muda Tingkat 1 / IIIb Guru TIK
36 ACHMAD KHAURI ZAMZAMI, S.Ag 197011262014111003 Penata Muda / IIIa Guru Fiqih
37 SUSMIATI, S.Pd 196911252014112003 Penata Muda Tingkat 1 / IIIb Guru PKn
38 MUJIATI, S.Pd 196308152014112002 Penata Muda / IIIa Guru IPS
84

39 MIFTAKHUL ULUM, S.Kom 198909082019031011 Penata Muda / IIIa Guru TIK


40 MOH. KAMIM, S.Pd 199005252019031011 Penata Muda / IIIa Guru BK
41 Dra. SITI PUSPITA ANDAJANI 196802121997032005 Pembina / IVa Guru IPA
42 Drs. SUTRISNO 196610211997031003 Penata Tingkat 1 / IIId Guru IPA
43 IIN PUSPITORINI, S.Pd 198205082022212030 Ahli Pertama/IX Guru IPA
44 HENDRIK BUDI SETIAWAN., S.Pd 198201292022211013 Ahli Pertama/IX Guru Bahasa Inggris
45 KASIADI, S.Pd 197008182022211007 Ahli Pertama/IX Guru BK
46 ENY SRI PURWANTI, S.Pd 197001302022212006 Guru Seni Budaya
47 MASRURO'IN NURKHOTIMAH, S.Ag 6761758661300002 - Guru Bahasa Jawa
48 A. TURYANTO, M.Pd. I 3437754657200013 - Guru Fiqih
49 AGUS SALIM, S.Pd. I 8445756658110022 - Guru Fiqih
50 AGUS MARIYONO, S.Pd 8540758660200022 - Guru Bahasa Inggris
51 DEVI SEPTIA ROSSIANI, S.Pd 1344765666300043 - Guru Matematika
52 FIMA RIZANIA PUTRI, S.Pd 20512216189001 - Guru Seni Budaya
53 LAILATUL FITRIYAH, S.Pd - Guru Bahasa Indonesia
54 RUNNING FITRIANA, S.Pd 1850766668210022 - Guru Bahasa Indonesia
55 SITI ISNA ISROATIN, S.Pd. I 6534766667210122 - Guru Akidah Akhlak
56 EMILDA RATNA RAHAYU, S.Pd.I - Guru PKn
57 EVIN SYAM BACHTIAR, S.Pd - Guru Penjaskes
58 AHMAD SEPTIYAN NUGROHO, M.Pd - Guru Seni Budaya
59 AHMAD AWALUDIN ROIS, S.Pd. - Guru Bahas Arab
60 GANDHI YOUGA PRAKOSO, S.Pd - Guru BK
61 MAKSALMINA FARHA, M.S.i - Guru Prakarya
85

62 PRAYINDA ELSA NURMALITA, S.Pd - Guru BK


63 NILA CATUR WUNI, S.Pd Guru IPS
64 AULIA DINI AFIFATUSHOLIHAH, S.Pd Guru IPS
65 AMA FARIDATUL HUSNA JAMIL, S.Pd Guru Qur'an Hadits
66 ALMAR'ATUL MUTTAQIYYAH, S.Pd Guru Seni Budaya
67 SYIFAUL MAHDYYANSYAH Guru Bahasa Jawa
68 LAILATUL FITRIYAH, SE, MM 198202122009102001 Kepala Tata Usaha
69 SITI CHOIRIYATI, S.E.,M.M. 197008042007012031 Bendahara Madrasah
70 MOH. UMAR SYAIFUL 196609202007011027 Staf TU
71 MOYA 1755759660200042 Staf TU
72 HUSNIA ALAWIYAH 20512216182001 Staf TU
73 MAHMUDI 20512216181001 Staf TU
74 SUNARSIH, SE 20512216179001 Petugas UKS
75 MARIANA TRININGTYAS, SE - Staf TU
76 SHINTIA NESTI PRAWESWARI - Petugas Kopsis
77 SEPTIANA NURFADLILAH, S.Pd - Petugas Perpustakaan
78 CATUR PUSPITASARI - Staf TU
79 LAILA KHOIROTUN NEISYA Petugas Kopsis
80 MOHAMMAD IQBAL FIRDAUSY 20512216189002 Satpam
81 AHMAD FAUZIN - Satpam
82 NUR SAID RIFAN 8239729632200013 Keamanan
83 MUHAMMAD ANNAS - Penjaga Malam
86

84 ILHANSYAH MALIK MUHAMMAD Penjaga Malam


85 MOHAMMAD DJUBAIDI - Kebersihan
86 SUTOPO SETIONO - Kebersihan
87 SAMSUDIN - Kebersihan
87

B. Temuan Penelitian

1. Paparan Data

Dengan hasil yang diperoleh peneliti berdasarkan dengan observasi dan

wawancara beberapa pihak yang ada di lembaga pendidikan yang menjadi

objek penelitian. Maka, peneliti dapat menjadikan hasil observasi dan

wawancara tersebut diolah menjadi sebuah pemaparan penelitian lapangan

yang mudah untuk dibaca dan dipahami.

Berikut akan peneliti jelaskan uraian data tentang “Manajemen

Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru

MTsN 1 Kediri” yang telah peneliti dapatkan berdasarkan lapangan.

a. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Terdapat beberapa hal yang akan dilakukan lembaga pendidikan

dalam meningkatkan profesionalisme guru pemula yang baru bergabung

dengan lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri.92 Guru pemula akan

mendapatkan arahan dan pembinaan dari kepala madrasah dan guru senior

atau pembimbing yang ditunjuk oleh kepala madrasah untuk intensif

memberikan pembinaan kepada guru pemula MTsN 1 Kediri.

Dimana lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri mempunyai proses

ataupun tahapan yang harus dilalui guru pemula agar dapat memenuhi

92
Guru pemula masuk dikarenakan adanya sebuah perekrutan dari lembaga pendidikan
dan kemudian calon guru tersebut melaksanakan wawancara dan tes yang diadakan lembaga
MTsN 1 Kediri. Kemudian guru tersebut bergabung setelah di nyatakan lulus dari tes dan
wawancara.
88

standar profesional yang ada di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. Hal

ini, sejalan dengan apa yang telah disampaikan oleh kepala MTsN 1 Kediri

Bapak Muhammad Zainuddin,S.Pd.,M.Pd.I. dalam wawancara dengan

peneliti. Beliau mengungkapkan bahwa:

“Sebenarnya guru pemula itu ada sesuai dengan kebutuhan yang


ada di lembaga, jika lembaga membutuhkan tenaga pendidik. Maka
kami merekrut guru baru. Kita kumpulkan berkas atau surat
lamaran dari beberapa pihak kemudian kita seleksi dan ada proses
wawancara, tes pengetahuan agama yang dalam hal ini dilakukan
oleh waka kurikulum. Kemudian jika sudah melakukan seleksi dan
wawancara maka, menghadap ke saya untuk tindak lanjut terkait
bagaimana pembelajaran yang akan dilakukan, keadaan lembaga,
dan lain- lain”93
Dengan adanya pernyataan dari bapak Muhammad Zainuddin,

S.Pd., M.Pd.I bahwasanya dilembaga pendidikan MTsN 1 Kediri

mempunyai beberapa tahapan sebelum guru bergabung di lembaga yaitu

melalui proses adanya wawancara dan tes yang diadakan lembaga MTsN

1 Kediri. Kemudian, guru tersebut diterima di lembaga MTsN 1 Kediri

mereka baru bisa dikatakan dengan sebutan guru pemula.

Karena, guru pemula merupakan guru yang belum lebih dari 2

tahun bergabung di lembaga. Kemudian, guru pemula yang telah

bergabung tersebut akan melalui proses kembali untuk meningkatkan

profesionalisme mereka dalam sebuah proses pembinaan kepada guru

senior di lembaga maupun pelatihan, Workshop, yang diadakan diluar

lembaga MTsN 1 Kediri. Dalam hal ini, peneliti melakukan sebuah

observasi dimana apakah benar kepala sekolah benar adanya melakukan

93
Wawancara dengan Bapak Kepala MTsN 1 Kediri Muh. Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I di
Ruang Kepala Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08.00- 08.15.
89

wawancara dan tes terkait keagamaan seperti yang dinyatakan oleh bapak

kepala madrasah bapak Muhammad Zainuddin,S.Pd., M.Pd.I. maka,

peneliti menindaklanjuti hal tersebut dengan langsung bertanya kepada 2

narasumber yaitu guru pemula pengampu mata pelajaran Bahasa Arab di

lembaga Pendidikan MTsN 1 Kediri. 94

Sejalan dengan itu, Bapak Muhammad Zainuddin,S.Pd., M.Pd.I

menambahkan pernyataan beliau dengan: “ Melihat supervisi dan dibantu

oleh guru senior”95

Selaras dengan apa yang disampaikan oleh bapak Muhammad

Zainuddin,S.Pd., M.Pd.I terkait dengan adanya supervisi kepala madrasah

yang nantinya akan dibantu oleh guru senior dalam membina guru

pemula, peneliti menguatkan pernyataan tersebut dengan membuktikan

apakah supervisi serta standar tersebut benar-benar terlaksana atau hanya

sekedar pernyataan manis agar terlihat bahwa lembaga pendidikan MTsN

1 Kediri begitu rapi dan terstruktur dengan masalah proses pembinaan

guru pemula yang masuk kedalam lembaga pendidikan.

Supervisi yang dimaksud memanglah ada yaitu dengan berkas

administrasi yang ada dan disesuaikan dengan peneliti menanyakan

terkait supervisi kepada waka kurikulum MTsN 1 Kediri Ibu

Sugiarti,M.Pd.I. Hal ini kemudian membenarkan serta menguatkan

94
Hasil Observasi di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri, pada Jumat, 28 Juli 2023.
95
Wawancara dengan Bapak Kepala MTsN 1 Kediri Muh. Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I di
Ruang Kepala Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08.00- 08.15.
90

pernyataan dari bapak kepala madrasah jika adanya setelah perekrutan

guru tidak serta merta langsung diberi jam pelajaran. Akan tetapi, adanya

sebuah proses supervisi agar kepala sekolah dan guru pemula tersebut

sama- sama mengetahui profesionalisme guru pemula yang nantinya akan

adanya sebuah tindak lanjut jika terdapat beberapa aspek keprofesionalan

dapat dipenuhi dengan berjalanya waktu pada saat guru pemula menjadi

bagian dari lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. 96

Diharapkan dengan adanya supervisi ini, guru pemula dapat

meningkatkan kemampuan dan kompetensinya sebagai guru. Bukan,

hanya setelah supervisi sudah merasa cukup untuk menjadi guru

profesional tanpa adanya asah kemampuan lanjutan.

Guru pemula Bahasa Arab Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah,S.Pd

“Mengirimkan lamaran kerja kepada lembaga kemudian ada


panggilan untuk wawancara dan tes, khususnya tes di ruangan
kepala madrasah dan di tes langsung oleh kepala madrasah untuk
mapel bahasa arab karena saya guru bahasa arab”97

Selaras dengan apa yang telah sebelumnya disampaikan oleh bapak

kepala madrasah Bapak Muhammad Zainuddin,S.Pd., M.Pd.I, bahwasanya

setiap guru yang masuk ke lembaga akan melalui proses wawancara dan

tes baru setelah itu jika skill yang dimiliki maka madrasah akan

mengangkat menjadi guru di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. Begitu

96
Hasil Observasi peneliti di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri pada Jumat, 28 Juli
2023.
97
Wawancara dengan guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di Ruang guru pada
Rabu, 03 Agustus 2023 .
91

juga dengan apa yang telah disampaikan ibu Alma sebagai guru pemula

yang berada d ilembaga menyampaikan hal yang sama terkait pengarahan,

tes dan wawancara yang telah dilaksanakan sebelum diterima di lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri. .

a.1 Foto Rapat Dinas MTsN 1 kediri

Foto rapat dinas yang dilakukan di lembaga pendidikan MtsN 1

Kediri dalam proses pembinaan guru di MTsN 1 Kediri oleh Kepala

Madrasah.98

Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah, S.Pd juga menambahkan: “Kepala

sekolah memberikan sebuah pembinaan berupa pengarahan UKBM guru

mapel bahasa arab, rapat evaluasi”99

Selaras dengan apa yang disampaikan oleh ibu Alma. Maka

peneliti juga mencari data terkait pembinaan serta evaluasi yang dimaksud.

98
Foto didapatkan dari Ibu Husnia Staff Tu lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri pada,
Rabu, 03 Agustus 2023.
99
Wawancara dengan guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di Ruang guru pada
Rabu, 03 Agustus 2023.
92

Yang pada akhirnya peneliti mendapatkan bukti yang valid yaitu, dengan

adanya dokumentasi berupa rapat dinas yang membahas adanya

pembinaan kepada guru yang ada di lembaga MTsN 1 Kediri dimana

secara otomatis juga guru pemula mengikuti kegiatan rapat dinas tersebut.

Dokumentasi yang dimaksud oleh peneliti adalah foto notulensi rapat

dinas dan foto kegiatan rapat dinas berlangsung di lembaga pendidikan

MTsN 1 Kediri.100

a.2

100
Dokumentasi Rapat Dinas dilembaga pendidikan MTsN 1 Kediri yang didapatkan dari
staff TU Ibu Husnia Alawiyah diruang PTSP pada Rabu, 03 Agustus 2023 pukul 09.16.
93

Guru Pemula Ibu Maulidia Cahya,S.Pd memberikan pernyataan


bahwa: “Saya mengikuti adanya wawancara dan tes dari kepala sekolah,
baru kemudian saya ditugaskan menjadi guru mapel bahasa arab ini”101

Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Almar‟atul

Muttaqiyyah,S.Pd bahwasanya ememang sebelum bergabung serta benar-

benar diterima di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri harus melalui tes

dan wawancara terlebih dahulu. Hal, itu dimaksudkan agar guru yang

akan direkrut menjadi guru di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri sesuai

dengan kriteria yang diinginkan oleh lembaga.

Sesuai dengan pernyataan kepala madrasah, sebagai guru senior

Bapak Amar Makruf Al-Hafidz guru senior yang mengampu guru Bahasa

Arab yang ditugaskan untuk membimbing guru pemula yang mengampu

bahasa Arab juga menyatakan bahwasanya: “Kepala madrasah

memberikan sebuah pengarahan, terkadang juga memberikan wawancara

kepada guru senior dan juga guru pemula terkait dengan pelaksanaan

pembelajaran yang telah dilaksanakan”102

Guru yang ditugaskan menjadi guru pembimbing guru pemula

merupakan guru yang ditugaskan kepala madrasah untuk membantu

membimbing guru pemula dalam hal pengenalan budaya, iklim organisasi

madrasah, serta pola pembelajaran yang diterapkan dalam lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri. Adanya guru senior atau guru pembimbing

101
Wawancara dengan Bu Maulidia Cahya, S.Pd guru pemula Bahasa Arab MTsN 1
Kediri di Ruang guru pada Rabu, 03 Agustus 2023.
102
Wawancara dengan Guru senior Bahasa Arab MTsN 1 Kediri Amar Makruf Al-
Hafidz di Ruang Wakil Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08. 30.
94

ini berpengaruh terhadap proses adaptasi guru pemula di dalam lembaga.

Guru pemula juga merasakan adanya manfaat dimana mereka merasa

terbantu sehingga proses dan perjalanan mereka menjadi guru yang

profesional di lembaga menjadi mudah dan terarah.103

a.3 Proses pengarahan dan pembinaan guru senior terhadap


guru pemula Bahasa Arab

Penugasan guru senior untuk menjadi pembimbing ini, tidak serta

merta mereka yang telah lama mengabdi dan bergabung di lembaga.

103
Hasil observasi peneliti mengenai pengarahan guru senior Bapak Amar Makruf Al-
Hafidz yang dapat membantu adanya guru pemula beradaptasi dengan lingkungan serta
menyangkut dengan kompetensi yang akan dicapai pada mata pelajaran yang diampu yaitu Bahasa
Arab pada Rabu, 03 Agustus 2023 pukul 08.00.
95

Akan tetapi, guru yang sudah melalui proses pengujian dari kepala

madrasah tentang kompetensi yang mereka punya. Selaras dengan itu

bapak amar Makruf Al- Hafidz juga menegaskan kembali bahwa:

“Kami ditugaskan memberikan pengarahan terhadap adanya


standar kompetensi mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran, sistem yang digunakan di madrasah serta terkait
dengan metode pembelajarannya, juga terkait kurikulum yang
dipakai di madrasah. Karena saya membina guru pemula bahasa
arab. Saya memberikan arahan terkait dengan adanya standar
pembelajaran yang telah ditentukan oleh kemenag yaitu yang
pertama istima‟, kedua yaitu kalam, qiroat, yang terakahir adalah
kitabah. Sebenarnya dalam semua mata pelajaran sama standarnya
yang membedakan hanya dibahasanya saja”104
Guru senior yang telah ditugaskan menjadi guru senior ataupun

menjadi guru pembimbing guru pemula yang ada di lembaga pendidikan

MTsN 1 Kediri sudah menjalankan tugasnya dengan baik, dapat dilihat

oleh peneliti ketika melakukan observasi langsung dilapangan. Bukti yang

dapat dilihat adalah salah satunya adalah bukti dokumentasi guru senior

melakukan kegiatan pengarahan kepada salah satu guru pemula untuk

mengarahkan kurikulum merdeka yang digunakan di lembaga pendidikan

MTsN 1 Kediri. Hal tersebut, membantu adanya adaptasi serta

pemahaman terlebih kepada guru pemula yang belum mengikuti adanya

Workshop implementasi kurikulum merdeka.105

104
Wawancara dengan Guru senior Bahasa Arab MTsN 1 Kediri Amar Makruf Al-
Hafidz di Ruang Wakil Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08. 30.
105
Hasil dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti pada waktu pelaksanaan pengarahan
dan pembinaan guru senior kepada guru pemula di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri pada rabu,
03 Agustus 2023.
96

a.4 Proses pengarahan Guru Senior kepada gurupemula didalam


pembelajaran kelas dan impelemntasi kurikulum merdeka

b. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Bentuk-bentuk dari sebuah pembinaan guru pemula bisa beragam

jenisnya, baik yang dilaksanakan didalam lingkungan madrasah sendiri

ataupun bisa mengikuti pelatihan atau pembinaan di luar lembaga.

Bagaimanapun bentuk maupun jenis pembinaan tersebut yang terpenting

adalah makna dan manfaat dari pembinaan tersebut atau bisa disebut

dengan output dari pembinaan yang telah diikuti tersebut.

Madrasah akan dengan mudah memberikan izin kepada guru

khususnya guru pemula agar dapat meningkatkan profesionalismenya


97

sebagai guru atau pendidik. Sependapat dengan itu bapak Muhammad

Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I juga menyatakan bahwa:

“Kami melakukan pembinaan intern dan ekstern. Untuk internal


biasanya kami mengadakan adanya rapat umum yang diikuti oleh
semua guru madrasah yang ada di lembaga yang diadakan 2 atau 3
bulan sekali setelah selesai upacara. Kemudian ada rapat dinas,
pembinaan tidak langsung, berdiskusi, memberikan kebebasan
kepada guru pemula untuk mengikuti diklat atau yang
semacamnya. Untuk eksternal, sebenarnya banyak seperti KKG,
MGMP atau diklat lainya. Tapi yang terjadi terkadang guru- guru
minatnya dalam mengikuti pelatihan atau diklat tersebut kurang.
Makanya, banyak diklat, pelatihan untuk guru sering tidak diikuti.
Jadi, saya buat untuk surat tugas agar mereka mau berangkat”106

Pernyataan yang disampaikan oleh bapak Muhammad

Zainuddin,S.Pd., M.Pd.I yang terkait dengan adanya pengarahan yang

melalui pertemuan secara langsung dengan guru terutama guru pemula,

serta pengikut sertaan guru pemula pada kegiatan pelatihan atau workshop

yang sesuai dengan kebutuhan guru pemula tersebut. Peneliti

membuktikan pernyataan tersebut dengan melakukan observasi di lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri didukung dengan adanya bukti foto dari salah

satu administrasi surat tugas guru pemula dalam keikutsertaan workshop

kurikulum merdeka.107

106
Wawancara dengan Bapak Kepala MTsN 1 Kediri Muhammad Zainuddin, S.Pd.,
M.Pd.I di Ruang Kepala Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08.00- 08.15.
107
Hasil observasi melalui bukti foto surat tugas guru pemula dalam mengikuti workshop
kurikulum merdeka yang peneliti dapatkan di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri di ruang PTSP
oleh staff TU Ibu Husnia Alawiyah pada Rabu, 03 Agustus 2023.
98

b.1 Surat Tugas Workshop Kurikulum Merdeka Guru MTsN 1 Kediri

Pernyataan dari bapak kepala madrasah dikuatkan oleh pernyataan

dari bapak Amar Makruf Al-Hafidz selaku guru senior yang membimbing

guru pemula bahasa arab bahwa:

“Memberikan pengarahan terhadap adanya standar kompetensi


mengenai target yang harus dicapai dalam pembelajaran, sistem
yang digunakan di madrasah serta terkait dengan metode
pembelajarannya, juga terkait kurikulum yang dipakai di madrasah
Karena saya membina guru pemula bahasa arab. Saya memberikan
99

arahan terkait dengan adanya standar pembelajaran yang telah


ditentukan oleh kemenag yaitu yang pertama istima‟, kedua yaitu
kalam, qiroat, yang terakhir adalah kitabah. Sebenarnya dalam
semua mata pelajaran sama standarnya yang membedakan hanya
dibahasanya saja”108

Guru senior Bapak Amar Makruf Al-Hafidz yang menyatakan

bahwa beliau memberikan pengarahan terhadap guru pemula terkait apa

saja yang menjadi standar pembelajaran di mata pelajaran Bahasa Arab.

Pernyataan tersebut dikuatkan dengan hasil observasi peneliti dengan

dikuatkan dengan foto pada saat guru senior melakukan pengarahan dan

pembinaan kepada guru pemula di ruang wakil madrasah.109

Peneliti selain melakukan wawancara dengan kepala madrasah dan

juga guru senior, peneliti juga melakukan wawancara kepada narasumber

yang merupakan guru pemula yang mengampu mata pelajaran Bahasa

Arab. Guru pemula Bahasa Arab Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah,S.Pd yang

menyatakan bahwa beliau: “Mengikuti workshop kurikulum merdeka

karena lembaga sekarang memakai kurikulum merdeka sehingga saya

mengikuti kegiatan tersebut yang diadakan oleh di lembaga sendiri,

kemudian saya mengikuti pelatihan penggunaan platform yang bernama

alef education untuk anak- anak sendiri yang prakteknya menggunakan

hp”110

108
Wawancara dengan Guru senior Bahasa Arab MTsN 1 Kediri Amar Makruf Al-
Hafidz di Ruang Wakil Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08. 30.
109
Hasil observasi dan dokumentasi yang didapatkan peneliti di lembaga pendidikan
MTsN 1 Kediri tepatnya di ruang wakil madrasah pada Rabu, 03 Agustus 2023.
110
Wawancara dengan guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di Ruang guru pada
Rabu, 23 Agustus 2023.
100

Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh ibu Almar‟atul

Muttaqiyah, S.Pd diatas. Maka, peneliti disamping itu juga melakukan

sebuah observasi dengan melihat kondisi kelas pada saat Ibu Alma

mempraktekkan kegiatan kelas Bahasa Arab dengan aplikasi Alef

education disalah satu kelas di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri.111

b.2 File Sertifikat pelatihan Platform Alef education oleh Ibu


Almar’atul Muttaqiyyah, S.Pd

Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah, S.Pd juga menambahkan:

“Mengikuti bimtek, pelatihan, melihat senior serta memotivasi diri sendiri

untuk terus berkembang”112 Sebagai usaha beliau untuk terus

meningkatkan profesionalisme sebagai pendidik. Maka Ibu Alma juga

berusaha dengan mengasah kemampuan yang belaiu muliki dengan

111
Hasil observasi dan bukti file sertifikat bahwa Ibu Alma telah pelatihan untuk
menerapkan aplikasi Alef education yang peneliti dapatkan dari Ibu Alma diruang guru MTsN 1
Kediri pada Rabu, 03 Agustus 2023.
112
Wawancara dengan guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di Ruang guru pada
Rabu, 23 Agustus 2023.
101

melanjutkan pendidikan S2, kemudian juga berusaha mengembangkan

pembelajaran beliau dengan menggunakan aplikasi yang beliau pelajari

dengan pelatihan yaitu Alef education.113

c. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Di dalam lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri, juga terdapat sebuah

evaluasi, dimana hal ini dimaksudkan agar. Madrasah maupun kepala

madrasah mampu mengetahui sisi lemah dari SDM yang dimiliki sehingga

dapat memberikan solusi nantinya.

Bapak muhammad zainudin ,S.Pd., M.Pd.I menyatakan bahwa:

“Yang paling utama adalah masalah biaya/finansial mereka pribadi


karena tidak sedikit diklat itu biayanya mahal, pernah diklat diluar
kota biayanya sekitar 3 juta, kemudian karena tidak mau diberatkan
dengan adanya tugas-tugas atau masalah administrasi setelah
mengadakan diklat. Seperti biasa kali diklat atau pelatihan pasti
setelahnya da penugasan atau administrasi lainya yang harus
diselesaikan sedangkan mereka sendiri sudah direpotkan dengan
adanya tugas di sekolah, kemudian juga masalah waktu”114

Hal ini, dibuktikan oleh peneliti dengan adanya, guru yang tidak

mendapatkan amanat atau surat tugas secara tertulis dengan nama guru

yang akan diikutkan pelatihan/ pembinaan mereka tidak akan mengikuti

adanya pelatihan yang ada.

113
Hasil observasi peneliti dari Ibu Almar‟atul Muttaqiya ,S.Pd di ruang guru MTsN 1
Kediri pada Rabu,03 Agustus 2023.
114
Wawancara dengan Bapak Kepala MTsN 1 Kediri Muh. Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I di
Ruang Kepala Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08.00- 08.15.
102

Bapak amar Makruf Al-Hafidz selaku guru senior menyatakan


bahwa:

“Mengadakan supervisi setiap semester dimana di dalam supervisi


tersebut memuat adanya 13 item, dan adanya evaluasi langsung
tidak langsung. Tapi, yang sering dilaksanakan adalah tidak
langsung yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada murid
terkait pembelajaran yang diberikan guru pemula tersebut, apakah
anak tersebut menyerap pelajaran yang diberikan atau tidak,
apakah guru pemula tersebut memberikan kenyamanan kepada
anak saat belajar atau tidak. Karena jika evaluasi langsung kita kan
tidak tahu yang sebenarnya seperti apa, dan jika diawasi secara
langsung akan menghadirkan rasa tidak nyaman kepada guru
tersebut”115

Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah,S.Pd guru pemula menyatakan

bahwa: “Saya bergabung di lembaga MTsN 1 Kediri bulan juli tahun

2022”116 Guru pemula yang menjadi narasumber dari peneliti yaitu juga

guru yang mengampu Bahasa Arab, guru pemula yang bergabung pada

tahun 2022. Dengan waktu yang masih baru bergabung di lembaga beliau

sendiri masih pada tahap adaptasi dan mengenal iklim yang ada di

lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. Baik dari segi organisasi yang ada

didalamnya, siswa yang mempunyai standar masing- masing disetiap

kelasnya karena terdapat kelas unggulan dan reguler serta dan juga kelas

akselerasi, juga pada sistem pembelajaran atau kurikulum yang digunakan

di lembaga pendidikan MTsN 1 kediri. Akan tetapi, sejuah ini bu Alma

yang merupakan salah satu guru pemula dilembaga pendidikan MTsN 1

kediri sudah cukup baik mengikuti alur pembelajaran serta berusaha

115
Wawancara dengan Guru senior Bahasa Arab MTsN 1 Kediri Amar Makruf Al-
Hafidz di Ruang Wakil Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08. 30.
116
Wawancara dengan guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di Ruang guru pada
Rabu, 23 Agustus 2023.
103

meningkatkan profesionalismenya sebagai guru. Hal itu, dapat dilihat

dengan peneliti membuktikan adanya pemebeljaran dikelas yang peneliti

lakukan dilapangan ketika bu Alma melakukan kegiatan praktek

pembelajaran Bahasa Arab menggunakan aplikasi digital platform alef

edication serta sudah mengikuti workshop implementasi kurikulum

merdeka yang dilakukan secara internal dilembaga MTsN 1 Kediri. Hal

ini, merupakan sebuah langkah awal yang baik menuju peningkatan

profesionalisme bagi guru pemula. Pengarahan dan pengawasan harus

tetap dilaksanakan agar guru pemula mampu untuk terus mengembangkan

kemampuanya dibidang keahlianya. 117

c.1 foto Guru senior melakukan evalusi terhadap pembelajarn dikelas dengan
aplikasi Alef education

117
Hasil observasi peneliti yang dilakukan di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri
diruang kelas VII a pada Rabu, 03 Agustus 2023.
104

Disamping itu terdapat juga salah satu guru pemula lain juga

pengampu pelajaran yang sama yaitu Bahasa Arab. Yang sedikit

membedakan disini yang dapat dilihat adalah tahun bergabung dengan

lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. Ibu Maulidia Cahya sebagai guru

pemula mengampu pelajaran bahasa arab menyampaikan bahwa: “Saya

baru gabung dengan lembaga tahun ini, tahun 2023, jadi saya masih belum

pernah mengikuti pelatihan atau yang lainya”118

Dari penjelasan salah satu guru pemula tersebut, dapat diketahui

bahwa guru pemula tersebut baru saja bergabung dengan lembaga. Dimana

belum genap satu tahun mengampu pelajaran Bahasa Arab. Pasti beliau

memerlukan adanya pembinaan atau keikutsertaan dalam sebuah

pelatihan. Akan tetapi, karena waktu dan masa dari sebuah diklat atau

pelatiahan tidak selalu diadakan setiap bulan maka guru pemula jarang

mendapatkan wadah untuk mengasah kemampuanya dalam proses belajar

yang dilaksanakan. Hal ini, dapat dibuktikan dengan adanya SK

pengangkatan guru dilembaga pendidikan MTsN 1 Kediri bahwasanya

beliau adalah guru pemula yang masih baru bergabung dengan lembaga

118
Wawancara dengan Bu Maulidia Cahya guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di
Ruang guru pada Rabu, 23 Agustus 2023.
105

c.2 SK Pengangkatan guru Pemula MTsN 1 Kediri

Dengan pernyataan tersebut peneliti validasi dengan adanya

beberapa riwayat yang memang menyatakan beliau guru pemula yang

masih belum mengikuti pelatihan baik didalam lembaga maupun diluar

lembaga MTsN 1 Kediri. Pada bulan dimana beliau masuk bergabung

dengan lembaga, MTsN 1 Kediri telah lebih dulu melaksanakan sebuah

Workshop implementasi Kurikulum Merdeka.119 Lalu, pengarahan dan

pembinaan lebih intensif kepada pelaksanaan kurikulum yang dipakai di

lembaga yaitu kurikulum merdeka.

Ibu Maulidia Cahya,S.Pd menambahkan: “Karena saya masih baru


saya belum mendapatkan pembinaan atau pelatihan, karena pada
saat saya masuk lembaga workshop kurmer dilembaga sudah
terlaksana, saya hanya mendapat pembinaan dari bapak amar
selaku guru senior dan kepala madrasah”120

119
Dokumentasi yang berwujud SK pengangkatan dari guru pemula yang didapatkan
peneliti dari staff TU lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri diruang PTSP pada Rabu, 03 Agustus
2023.
120
Wawancara dengan Bu Maulidia Cahya guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri di
Ruang guru pada Rabu, 03 Agustus 2023.
106

Dengan adanya pernyataan tersebut, diketahui bahwa guru pemula

tersebut masih belum mendapatkan pembinaan secara intensif karena

beliau memang benar-benar masih baru bergabung dilembaga pendidikan

MTsN 1 Kediri. Maka dari itu, perlu adanya pembinaan secara intensif

kepada guru pemula agar mereka dapat terus meningkatkan

keprofesionalanya sehingga kompetensi guru yang akan mereka miliki

juga kan bertambah seiring dengan berjalanya waktu. Salah satu guru

pemula ini yang emangmpu Bahasa Arab hanya mendapatkan pembinaan

serta pengarahan dari guru senior saja.

Namun, guru pemula haruslah juga terus berusah untuk terus

mengembangkan bidang yang diampu sekarang secara profesional. Jika,

belum didapat dari madrasah mereka perlu adanya pengasahan skill secara

pribadi dari diri guru pemula tersebut. Sembari menunggu adanya

pelatihan atau diklat yang secara resmi dibuka untuk meningkatkan

profesionalisme dalam menjalanakan aktivitas belajar mengajar.121

Bapak Muhammad Zainuddin, S.Pd., M.Pd,I menambahkan terkat

dengan adanya tindakan jika terdapat kelemahan dalam kinerja guru

bahwa:

“Untuk tindak lanjut biasanya kami kumpulkan terlebih dahulu.


Dimana kelemahanya kemudian kami beri teguran lalu setelah itu
kami delegasikan untuk mengikuti suatu pelatihan dan
semacamnya. Tapi terkadang tidak jarang juga kami masih sebatas
mengetahui kelemahanya tapi masih belum ditindak lanjuti karena

121
Hasil Observasi dengan Ibu Maulidia Cahya guru pemula Bahasa Arab di ruang guru
MtsN 1 Kediri pada Rabu, 03 Agustus 2023.
107

waktunya belum tepat atau kegiatan yang menunjang memperbaiki


kelemahan tersebut masih blm ada”122

Peneliti melihat lapangan tempat penelitian, dapat menyatakan

bahwa dilembaga pendidikan MTsN 1 Kediri belum ada tindakan secara

berkala atau penyelesaian masalah jika terdapat kinerja guru/ atau

kompetensi guru yang menurun. Hanya ada rapat dinas yang dilakukan

akan tetapi sebuah tindakan nyata untuk meningkatkan komptensi tersebut

belum ada.123

c.3 Rapat dinas evaluasi kinerja guru MTsN 1 Kediri

122
Wawancara dengan Bapak Kepala MTsN 1 Kediri Muh. Zainuddin, S.Pd., M.Pd.I di
Ruang Kepala Madrasah pada Jumat, 28 Juli 2023 Pukul 08.00- 08.15.
123
Hasil Observasi di lembaga pendidikan MtsN 1 Kediri pada Jumat, 23 Juli 2023.
108

2. Hasil Penelitian

Setelah pemaparan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan

dilapangan, peneliti dapat menemukan hasil penelitian terkait beberapa aspek

terkait dengan Manajemen Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri. Pemaparan hasil penelitian ini, akan

peneliti sampaikan sesuai dengan fokus penelitian yang berarti bahwa:

a. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Setiap guru yang ada di lembaga pendidikan khususnya pada saat

proses perekrutan guru lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri khususnya

kepala madrasah akan memberikan sebuah wawancara dan tes kepada

guru yang mengirimkan surat lamaran kepada lembaga. Setelah adanya

proses perekrutan itu selesai. Apabila, mereka yang diwawancarai dan di

tes sudah sesuai dengan standar madrasah. Maka, kemudian mereka akan

memasuki lembaga dan akan diberikan sebuah tugas sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh guru tersebut. Ada beberapa proses

pembinaan yang dilaksanakan di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri,

yaitu pembinaan secara internal dan eksternal.

Dengan hasil yang peneliti sampaikan sesuai dengan lapangan

tempat objek penelitian. Bahwa di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri

menerapkan pembinaan dengan kepala madrasah dan juga dibina oleh

guru senior atau pembimbing yang telah ditunjuk kepala madrasah

memperkenalkan pelajaran yang akan diampu. Karena guru pemula yang


109

ada pada lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri adalah guru pemula bahasa

arab. Maka, pembinaan yang dilakukan berhubungan erat dengan Bahasa

Arab. Standar yang ada pada mata pelajaran Bahasa Arab, mutu

pembelajaran serta kurikulum yang diaplikasikan di lembaga pendidikan

MTsN 1 Kediri.

Kegiatan guru pemula sendiri selain mendapatkan pembinaan dari

internal lembaga juga mendapatkan atau mengikuti program yang akan

meningkatkan profesionalismenya sebagai pendidik khususnya sebagai

guru Bahasa Arab. Seperti halnya mengikuti pelatihan digital platform

yang bernama Alef Education. Pelatihan ini dilakukan untuk membantu

guru pemula Bahasa Arab yang ada di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri

dalam memahamkan peserta didik dengan pelajaran Bahasa Arab secara

menyenangkan dengan menggunakan Handphone.

b. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri memiliki beberapa bentuk

pembinaan yang sudah berjalan dengan baik dan sistematis. Bentuk

pembinaan tersebut berupa pembinaan internal dan eksternal lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri.

Pembinaan internal berupa pembinaan pengarahan dan evaluasi di

dalam poin- poin supervisi yang telah ditetapkan madrasah. Dilaksanakan

rapat dinas didalamnya juga ada pembinaan untuk guru pemula dalam

proses adaptasi di lembaga serta program kerja yang ada di lembaga


110

pendidikan MTsN 1 Kediri. Sedangkan, bentuk pembinaan secara

eksternal adalah berupa guru pemula mengikuti KKG/MGMP sesuai

dengan bidang mata pelajaranya, pelatihan Implementasi Kurikulum

Merdeka, Pelatihan Alef education.

Dimana, pelatihan atau pembinaan tersebut sebagai bentuk

meningkatkan profesionalisme guru pemula Bahasa Arab dalam

menyampaikan materi kepada peserta didik,sehingga peserta didik mampu

memahami apa yang telah disampaikan guru dengan baik.

c. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Evaluasi pembinaan yang dilakukan adalah berupa pengawasan

serta penilaian kinerja yang dilakukan oleh kepala madrasah yang dibantu

guru senior untuk guru pemula yang ada di lermbaga pendidikan MTsN 1

Kediri. Ada beberapa hal yang harus lebih diperhatikan dalam hal

pembinaan guru pemula agar kompetensi dari semua guru khususnya guru

pemula yang berada di lembaga MTsN 1 Kediri mempunyai kompetensi

yang baik serta profesionalisme guru yang dapat diapresiasi dengan baik

nantinya seiring dengan berjalanya waktu proses belajar dan mengabdi di

lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri.

Seperti yang dinyatakan oleh beberapa narasumber bahwa memang

keikutsertaan guru dalam mengikuti sebuah pelatihan terkadang oleh

terkendala waktu, biaya, serta administrasi yang akan berhubungan dengan

pelatihan atau pembinaan yang berada pada luar lingkup lembaga


111

pendidikan MTsN 1 Kediri. Hal ini, disikapi oleh lembaga dengan baik

khususnya kepala madrasah yang tetap memberikan tugas kepada guru

agar tetap mengikuti pelatihan atau workshop yang tersedia. Karena hal

ini, adalah sebagai upaya kepala madrasah untuk meningkatkan

profesionalisme serta kompetensi dari guru yang dimiliki oleh lembaga itu

sendiri. Walaupun memang upaya yang dilakukan oleh kepala madrasah

seringkali tidak sesuai dengan rencana namun, sejauh ini yang dilihat

adalah guru yang ditugaskan tetap berangkat mengindahkan perintah dari

kepala madrasah.

C. Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini, merupakan

pemaparan yang disesuaikan oleh peneliti pada realita dilapangan yaitu lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri melalui teknik observasi, wawancara beberapa

narasumber serta dokumentasi yang telah peneliti dapatkan. Analasis data tersebut

berupa sebagai berikut:

1. Proses Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan Profesionalisme

Guru di MTsN 1 Kediri

Dalam sebuah proses pembinaan guru pemula kepala madrasah yang

mempunyai tugas sebagai pemberi pengarahan serta pengawasan kepada guru

pemula terhadap kinerjanya selama di lembaga pedidikan khususnya

terhadap tugas sebagai pendidik yang mengampu pelajaran Bahasa Arab.

Hal ini tidak lepas dari supervisi yang telah dilaksanakan oleh lembaga

sebagai tahapan proses peningkatan profesionalisme guru pemula dilembaga


112

pendidikan sebagai pendidik. Karena, guru pemula sendiri tidak dapat

melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa adanya pengarahan dan pembinaan

dari pihak lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri secara intensif.

`Dari hasil yang telah peneliti dapatkan bahwasanya proses pembinaan

dari lembaga pendidikan yang dilakukan oleh kepala madrasah yang dibantu

guru senior dalam membimbing dan mengarahkan guru pemula dapat

dikatakan sudah cukup baik dan prosesnya juga sistematis. Dimulai dari guru

pemula sebelum diterima di lembaga melalui tes dan wawancara sesuai

bidangnya, kemudian setelah melalui proses tes dan wawancara mereka akan

dibimbing mengenai tugas yang akan mereka laksanakan di lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri. Guru pemula kemudian akan mendapatkan

pengarahan serta bimbingan secara intensif dari guru senior.pengarahan serta

pembinaan tersebut mempunyai tujuan agar guru pemula dapat dengan mudah

untuk beradaptasi serta menjalankan tugasnya mengemban amanah sebagai

guru pengampu Bahasa Arab dengan baik dan profesional.

Strategi kepala madrasah mencakup semua metode yang digunakan untuk

mencapai tujuan yang direncanakannya. Menurut teori yang dikemukakan

oleh J. David, strategi adalah seperangkat keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja jangka panjang suatu perusahaan/organisasi.124

Suprihatiningrum mendefinisikan pengembangan keprofesionalan guru

sebagai suatu proses yang membantu guru melaksanakan pekerjaannya secara

efektif. Dan tujuan diri diadakannya pengembangan guru adalah menghasilkan


124
Imam Turmidzi, “Implementasi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Madrasah,” Tarbawi : Jurnal Pemikiran Dan Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 2 (2022),
90-100.
113

guru profesional yang memenuhi harapan madrasah. Pengembangan

keprofesionalan guru juga dapat diartikan sebagai upaya pimpinan madrasah

untuk meningkatkan kualitas kinerja guru. Strategi ini merupakan tindak lanjut

untuk meningkatkan profesionalisme guru.125

Kepala Madrasah MTsN 1 Kediri sangat memahami perannya sebagai

edukator, administrator, manager, supervisor, leader, inovator dan motivator

yang merupakan faktor kunci dalam meningkatkan profesionalisme guru yang

diwujudkan dalam bentuk upaya strategi meliputi:

a. Untuk rekrutmen madrasah melaksanakan standarisasi dengan

menjaring sesuai guru sesuai kebutuhan madrasah, dan merekrut

secara profesional tidak diperkenankan guru titipan atau guru yang

tidak sesuai bidang yang dibutuhkan oleh madrasah, hal tersebut

merupakan upaya dari kepala madrasah agar dapat menjaring guru

sesuatu kualifikasi, guru yang sesuai kualifikasi lebih mudah untuk

dibentuk menjadi pribadi yang profesional dibandingkan guru yang

tidak sesuai kualifikasi yang dibutuhkan oleh madrasah.

b. Kepala madrasah memberikan kesempatan kepada guru untuk

meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan mendelegasikan

guru untuk mengikuti Workshop di luar lingkungan MTsN 1 Kediri.

c. Kepala sekolah juga melaksanakan bimbingan langsung dibantu oleh

guru senior mengenai supervisi dan menjelaskan tentang kualifikasi

yang harus dicapai oleh calon guru tersebut, hal tersebut akan

125
Suprihatiningrum, Guru Profesional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), 78.
114

memantik gairah seorang guru pemula akan berani melakukan

beberapa perubahan yang nantinya akan membuatnya menjadi guru

yang profesional secara akademik dan emosi. Dalam sebuah proses

pembinaan guru pemula kepala madrasah yang mempunyai tugas

sebagai pemberi pengarahan serta pengawasan kepada guru pemula

terhadap kinerjanya selama di lembaga pendidikan.

Dalam merancang strategi langkah yang dilaksanakan oleh kepala

Madrasah MTsN 1 Kediri sesuai dengan teori J David Hunger yang terdiri

dari dua langkah dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Rumusan Strategi

Rumusan strategi adalah kombinasi dari kondisi eksternal dan

internal saat ini dan tujuan perusahaan/lembaga yang akan dicapai di

masa depan. Tujuan rumusan strategi adalah untuk menentukan tindakan

untuk mencapai tujuan dan sasaran dari institusi.

Kepala Madrasah MTsN 1 Kediri merumuskan strategi dengan

melakukan survey kebutuhan guru. Sesuai dengan peran kepala madrasah

yaitu sebagai leader, kepala madrasah harus memahami serta

mengupayakan kesejahteraan guru dan karyawan.126 Bahwa rumusan

strategi yang ditetapkan oleh kepala madrasah MTsN 1 Kediri adalah

bentuk upaya kepala madrasah untuk meningkatkan kesejahteraan guru

melalui penilaian kebutuhan.

126
Jim Hoy Yam, Manajemen Strategi: Konsep & Implementasi (Nas Media Pustaka,
2020), 65.
115

b. Implementasi Strategi

Menugaskan guru untuk mengikuti MGMP atau Workshop di luar

lingkungan MTsN 1 Kediri. Hal tersebut dilakukan oleh kepala MTsN 1

Kediri dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan

guru dalam proses belajar mengajar. Kemendikbud mengungkapkan

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan forum kegiatan

profesi guru yang satu jurusan yaitu forum di tingkat SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA.SMALB dan SMK/MAK di lingkungan sekolah tingkat

daerah/tingkat kota terdiri dari gabungan beberapa sekolah Tujuannya

adalah untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang pengelolaan materi

pembelajaran sebagai alat diskusi guru dan membuat guru lebih

profesional dalam pekerjaannya.127

Strategi pendelegasian guru MTsN 1 Kediri memang sangat tepat

untuk memungkinkan guru mengembangkan kompetensinya dalam

pendidikan dan menjadi lebih profesional dalam pendidikan.

2. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan Profesionalisme

Guru MTsN 1 Kediri

Terdapat berbagai bentuk dari sebuah pembinaan untuk meningkatkan

profesionalisme guru pemula di lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri. Setiap

lembaga pasti mempunyai program kerja ataupun usaha untuk terus

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru yang dimiliki. Bentuk

pembinaan atau pelatihan yang terdapat di lembaga pendidikan MTsN 1

127
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008). 42.
116

Kediri adalah bentuk pengarahan kepala madrasah dibantu guru senior atau

guru pembimbing untuk membantu guru pemula beradaptasi serta mampu

menjalankan tugasnya dengan baik di lembaga pendidikan yang menjadi

tempat mereka mengabdi.

Menurut Zuhri, bahwasanya bentuk pembinaan dalam meningkatkan

kompetensi guru ada banyak, yaitu bisa dengan workshop, pembinaan internal

madrasah, seminar, penelitian, pendidikan lanjutan, penulisan buku ajar,

pengembangan secara pribadi dari guru tersebut.128

Selaras dengan itu, bentuk dari pembinaan guru pemula yang ada di

lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri adalah pembinaan secara internal yaitu

pengarahan langsung dari kepala madrasah yang dibantu oleh guru senior.

Terdapat juga secara internal yaitu melalui rapat dinas , pertemuan semua guru

di MTsN 1 Kediri dalam sebuah rapat evaluasi kinerja, ada pengembangan

profesionalisme guru pemula dengan supervisi madrasah.

Bentuk pembinaan dari eksternal yang dapat menunjang profesionalisme

guru pemula juga ada pada pertemuan guru mata pelajaran atau bisa disebut

dengan MGMP, workshop kurikulum merdeka yang diadakan oleh pihak

madrasah sendiri untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka di MTsN 1

Kediri, ada pelatihan aplikasi Platform Alef education yang diikuti secara

mandiri oleh guru pemula pengampu mata pelajaran Bahasa Arab untuk

menunjang pembelajaran yang dilakukan di kelas.

128
Zuhri, “Keberhasilan Implementasi Program Pembinaan Profesionalisme Guru”,
Jurnal Indra Tech, Vol. 3, No. 2, (Oktober, 2022), 80.
117

3. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Dalam Meningkatkan Profesionalisme

Guru MTsN 1 Kediri

Implementasi dan evaluasi program Menurut Westra pelaksanaan

program tersebut adalah Rumusan yang memuat uraian tentang karya yang

akan dihasilkan, diimplementasikan dalam bentuk pernyataan atau metode

penerapan. Setelah program berakhir maka diperlukan untuk konfirmasi

seberapa baik program dilaksanakan. Evaluasi memainkan peran yang sangat

penting. Dapat juga digunakan untuk menilai keberhasilan program

memutuskan program selanjutnya.129

Dari bentuk manajemen pembinaan yang dilaksanakan oleh kepala

madrasah MTsN 1 Kediri tahapan yang paling penting yaitu evaluasi strategi.

Evaluasi strategi merupakan metode untuk mengetahui apakah strategi yang

dikembangkan berjalan dengan baik. Dalam hal ini, evaluasi strategi

merupakan tahap akhir. Kepala MTsN 1 Kediri mengadakan rapat koordinasi

sebulan sekali untuk melaksanakan evaluasi. Pertemuan ini berbentuk

pertemuan kelompok tatap muka untuk merencanakan program,

menyelesaikan masalah dan mencapai kesepakatan bersama.130

Pada sesi ini, semua guru akan memiliki kesempatan untuk menyuarakan

ide, saran dan kendala yang muncul dalam melaksanakan tugas mereka. Rapat

koordinasi antara pimpinan madrasah dengan seluruh sivitas akademika

129
Soni W. Ramadhan, Budiman Rusli dan Nina Karlina, “Pelaksanaan Program
Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Pada Lembaga Pendidikan Non Formal di Kota
Bandung (Studi Kasus LKP Karya Duta),” Aksara, Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, Vol. 08,
No. 1 (2022), 595-608.
130
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007), 251.
118

karenanya menjadi bagian penting yang tidak boleh diabaikan, karena solusi

dari permasalahan yang muncul dapat ditemukan di sini.

Evaluasi di dalam setiap apa yang telah dilakukan baik itu dalam

organisasi maupun dalam kehidupan dalam lembaga pendidikan. Evaluasi

yang dimaksud disini adalah bagaimana pengawasan serta penilaian yang

dilakukan oleh kepala madrasah yang dibantu dengan guru senior untuk

menilai kinerja dari guru pemula.

Dimulai dari supervisi, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan didalam

kelas, pemahaman terkait kurikulum dan lingkungan lembaga pendidikan

yang menjadi tempat kerjanya serta apa saja yang telah dicapai serta apa yang

menjadi titik lemah yang nantinya akan dievaluasi kemudian akan dicari

bagaimana kelemahan tersebut dapat diperbaiki dengan baik melalui

pembinaan yang lebih intensif lagi baik dari internal lembaga maupun

pelatihan yang akan ditugaskan kepada guru pemula untuk bertujuan terus

meningkatkan profesionalisme mereka sebagai pendidik di lembaga

pendidikan MTsN 1 Kediri.

Memang evaluasi yang dilakukan di lembaga pendidikan masih minim,

maksudnya hanya sebatas melakukan evaluasi kepala madrasah MTsN 1

Kediri mengetahui titik lemah dari SDM (Sumber Daya Manusia) yang

dimiliki kurangnya dimana butuh solusi apa. Namun, belum dapat

menemukan solusi dan penyelesaian atas kekurangan tersebut dikarenakan

masih kurangnya pelatihan/ workshop yang sesuai kebutuhan untuk

menyelesaikan masalah tersebut.


119

Terlebih juga terkadang jika ada pelatihan atau pembinaan dari luar

lembaga terkadang masih terkendala waktu, biaya, dan masalah administrasi

yang dihadapi setelah adanya pelatihan tersebut. Sumber Daya Manusia

(SDM) merupakan faktor terpenting dalam sebuah organisasi dan merupakan

faktor penggerak yang penting di dalam lembaga pendidikan peran sumber

daya manusia (SDM) adalah untuk mendukung pencapaian program yang

digalakkan. Menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas

mendukung kualitas siswa.131

131
Fitriyah Ekawati, ”Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di SMPIT,” Jurnal Islamic Education Manajemen Vol. 3, No. 2 (2018), 139.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dilapangan yaitu lembaga pendidikan MTsN 1

Kediri yang peneliti lakukan tentang adanya “Manajemen Pembinaan

Guru Pemula dalam meningkatkan Profesionalisme Guru MTsN 1

Kediri” sesuai dengan rumusan masalah yang disesuaikan dengan hasil

penelitian yang telah dilaksanakan. Bahwa, penelitian ini menyimpulkan:

1. Proses Pembinaan Guru Pemula Untuk Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri, mempunyai proses

pembinaan. Proses tersebut dimulai dari awal tes dan wawancara

dari guru pemula tersebut pada saat perekrutan oleh kepala

madrasah. Setelah adanya tes dan wawancara kemudian guru

pemula tersebut akan mendapatkan pengarahan serta pembinaan

dari pihak lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri yang diarahkan

oleh kepala madrasah dan guru senior yang diberi tugas kepala

madrasah

2. Bentuk Pembinaan Guru Pemula Untuk Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Dalam lingkup lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri

mempunyai 2 bentuk pembinaan yaitu, pembinaan internal

madrasah yang selanjutnya adalah pembinaan eksternal madrasah.

Pembinaan internal lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri terdapat

122
123

pembinaan dengan kepala madrasah yang dibantu dengan guru

senior atau guru pembimbing yang ditugaskan kepala madrasah

membina dan mengarahkan guru pemula secara lebih intens yang

berkaitan erat dengan madrasah serta pelajaran yang diampu oleh

guru pemula yang ada di lembaga.

Sedangkan bentuk pembinaan eksternal adalah pembinaan

atau pelatihan yang diikuti guru pemula untuk meningkatkan

profesionalisme serta skill yang guru pemula miliki. Bentuk dari

pelatihan tersebut berupa pengaplikasian platform alef education,

MGMP, workshop kurikulum merdeka

3. Evaluasi Pembinaan Guru Pemula Untuk Meningkatkan

Profesionalisme Guru MTsN 1 Kediri

Evaluasi dari lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri dalam

pembinaan guru pemula berupa rapat dinas yang nantinya akan

mendapatkan evaluasi kinerja dari kepala madrasah dan

pengawasan dari guru senior. Guru senior bertugas mengawasi

serta mengarahkan guru pemula terkait apa yang dilaksanakan di

lembaga. Guru pemula akan dinilai dengan supervisi yang sesuai

dengan standar kompetensi yang ada di lembaga pendidikan MTsN

1 Kediri.
124

B. Saran

1. Bagi Guru Pemula

Diharapkan bagi guru pemula yang berada pada lembaga

pendidikan agar terus berusaha meningkatkan profesionalismenya

sebagai pendidik. Agar, terus berkembang ke depanya sehingga profesi

guru yang cakap dan profesional dapat melekat dengan seiring

berjalanya waktu. Apapun pelatihan dan pembinaan yang nantinya

dapat meningkatkan soft skill dan hard skill dapat diikuti dan

dimanfaatkan dengan maksimal.

2. Bagi Lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan yang mempunyai banyak SDM (Sumber

Daya Manusia) terutama guru pemula yang mereka miliki. Lembaga

pendidikan harus lebih giat lagi dalam membina guru pemula agar

terus mendorong mereka menjadi guru yang profesional serta mampu

memenuhi standar kompetensi yang ada di lembaga pendidikan.

Terlebih kepada guru yang masih benar- benar baru di bidangnya

dimana dituntut untuk menguasai materi serta kondisi lembaga

pendidikan. Namun, terkait dengan adanya pembinaan serta program

yang terfokus dengan guru pemula masih belum ada. Hal ini, menjadi

PR bagi lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan

profesionalisme guru pemula yang mereka miliki.


125

3. Bagi Peneliti yang Mengkaji Pembinaan Guru

Kajian terkait dengan adanya pembinaan guru untuk meningkatkan

profesionalisme sudah cukup banyak menurut peneliti. Akan tetapi,

kajian yang membahas adanya guru pemula masih minim. Sehingga,

peneliti berharapkedepanya banyak kajian yang membahasa adanya

guru pemula serta mencari lembaga pendidikan yang mempunyai guru

pemula yang lebih banyak serta mempunyai program pembinaan untuk

guru pemula.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Zain Sarnoto, dkk, “Pembinaan Guru Profesional Berbasis Al- Qur'an”,
Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11 No. 01 (Januari,
2022)
Amirahlilis, P G, „Kompetensi Profesionalisme Guru Di Indonesia Dan Tantangan
Dalam Pembelajaran Pada Abad 21‟, Jurnal Keislaman Dan Ilmu
Pendidikan, 2 no. 6 (2022)
Bapadel, I., Supervisi Pengajar Teori dan Aplikasinya Dalam Membina
Profesionalisme Guru (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Carolus Borromeus Mulyatno, „Pembinaan Kepala Sekolah Dan Guru Dalam
Melaksanakan Tugas Sekolah‟, Jurnal Pendidikan Dan Konseling,
4.5 (2022)
Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013)
Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008)
Dharma, Surya, Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya, (Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2008)
Djamaroh , dkk., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka cipta. 2013)
Ekawati, Fitriyah ”Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan di SMPIT,” Jurnal Islamic Education
Manajemen, Vol. 3, No. 2 (2018)
Farida, Umi, dkk., "Upaya Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Mutu Kegiatan
Belajar Mengajar di MA Matla'ul Anwar Lanbaw Kecamatan
Gisting Kabupaten Tanggamus", UNISAN Jurnal: Jurnal
Manajemen dan Pendidikan, Vol. 02, No. 04 (2023)
Hadis, Abdul, & Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, (Bandung : Alfabeta
2010)
Hasibuan, Sayuti, „Manajemen Sumber Daya Manusia : Pendekatan Non
Sekuler‟, Muhammadiyah University Press, (2000)
Hoyle, E., World Year Book of Education, Professional Development of Teachers
, (New York: Nicholas Publishing Company, 1980)
Turmidzi, Imam “Implementasi Perencanaan Strategis Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Madrasah,” Tarbawi: Jurnal Pemikiran Dan
Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 2 (2022)

126
Irianto, Jusuf, Sulikah Asmorowati, and Yuniawan Heru Santoso, „Development
Of Human Resources Training Management Based On Addie
System On Apparatus In The Human Resources Development
Agency Of East Java Province : Digitalization Of Training Needs
Pengembangan Manajemen Pelatihan Sumber Daya Manusia
Berdasar Sistem A‟, Jurnal Layanan Masyarakat, 6.2 (2022)
Karbon, Renny, „Terhadap Semangat Kerja Guru Dan Pegawai Pada Sma Negeri
3 Sibolga‟, Jurnal Ilmiah Manajemen, Bisnis Dan Kewirausahaan,
3.2 (2023)
Kartasasmita, G., Pembangunan Untuk Rakyat Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan (Jakarta: Cides, 1996)
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2009)
Minarti, Sri, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri, (Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011)
Muharram, Ahmad Fudhail Majid, and Ryan Rayhana Sofyan, „Peningkatan
Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas‟, IPTEK:
Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat, 2.3 (2022)
Mujib, Fathul, Diktat Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (STAIN
Tulungagung : 2008)
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007)
Mutohar, Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah Strategi Peningkatan Mutu
dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, (Ar-Ruzz Media:
Jogjakarta, 2013)
Muwahid, Shulhan, and Soim, „Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Dasar
Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan Islam‟, Jurnal
Intelektualita, 1 (2013)
Noreta, "Upaya Pembinaan Melalui CLCK pada Program Penyusunan RPP Untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas oleh Kepala Sekolah di
SDN Mabuan", Jurnal Mitra Pendidikan (JMP), Vol. 6, No. 3,
(Maret, 2022)
Ngalimun, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Penerbit Perama Ilmu, 2017)

127
Priyatna, Muhammad, “Manajemen Pengembangan SDM pada lembaga
Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 5, (Januari,
2016)
Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) Nomor 27 Tahun 2010
tentang Program Induksi Bagi Guru Pemula. Jakarta: Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 2010
Ramadhan, M A, „Profesionalisme Guru Untuk Mewujudkan Guru Yang
Bermutu‟, Osf.Io, (2022)
Rasyid, Al, „Meningkatkan Kemampuan Guru Mengaplikasikan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Proses Belajar Mengajar Sd
Negeri 64 Lubuklinggau‟, 3 (2023)
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta : Prenadamedia, 2016)
Shulhan Muwahid and Soim, „Manajemen Pendidikan Islam, Strategi Dasar
Menuju Peningkatan Mutu Pendidikan Islam‟, Jurnal
Intelektualita, Vol.1, (2013)
Salamah, Umi, dkk., "Manajemen Pembinaan Kompetensi Guru Madrasah Aliyah
Swasta Assa'adah Gunung Sugih Lampung Tengah", UNISAN
Jurnal: Jurnal Manajemen dan Pendidikan, Vol. 01 No. 01, (2022)
Sarnoto, Ahmad Zain, dkk, “Pembinaan Guru Profesional Berbasis Al- Qur'an”,
Edukasi Islam: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 11 No. 01 (Januari,
2022)
Satori, D., Pengembangan Model Supervisi Sekolah Dasar (Penelitian Terhadap
Efektivitas System Pelayanan/Bantuan Profesional Bagi Guru-
Guru Sekolah Dasar di Cianjur Jawa Barat). (Disertasi: FPS IKIP
Bandung: 1989)
Siangan, Sondang, Filsafat Administrasi (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1997)
Suprihatiningrum, Guru Profesional (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013)
Susanto, " Profesi Keguruan", FKIP Universitas Lambung Mangkurat, (2022)
Tangyong, A.F, Sistem Pembinaan Profesional Bagaimana Struktur dan
Mekanismenya (Jakarta: Depdikbud, 1989)
Thoha, Muhammad, „Manajemen Pendidikan Islam Konseptual Dan Operasional‟,
Pustaka Radja, 2016
Timpe, D., The Art and Science of Business Management Productivity. Terj. Imam
Sarjono (Jakarta: Elex Media Komputindi, 1993)

128
Ramadhan, Soni W. dkk. “Pelaksanaan Program Pendidikan Kecakapan
Wirausaha (PKW) Pada Lembaga Pendidikan Non Formal di Kota
Bandung (Studi Kasus LKP Karya Duta),” Aksara, Jurnal Ilmu
Pendidikan Nonformal, Vol. 08, No. 1 (2022)
Yam, Jim Hoy , Manajemen Strategi: Konsep & Implementasi (Nas Media
Pustaka, 2020)
Yanti, Elfi, „Upaya Meningkatkan Profesional Guru Kelas Dalam Menggunakan
Model Pembelajaran Take and Give Pada Pembelajaran IPA
Melalui Pembinaan‟, COMSERVA JURNAL PENELITIAN DAN
PENGABDIAN MASYARAKAT, Vol. 03, No.01, (2023)
Zuhri, "Keberhasilan Implementasi Program Pembinaan Profesionalisme Guru",
Jurnal Indratech, Vol. 3, No.2, (Oktober, 2022)

129
PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara Kepala MTsN 1 Kediri

1. Mengenai guru pemula yang bergabung di madrasah yang bapak pimpin

berjumlah berapa dan kapan tahun bergabung dengan lembaga?

2. Bagaimana bapak dalam membina guru pemula tersebut sehingga menjadi

guru yang profesional dibidangnya?

3. Strategi apa yang bapak gunakan untuk guru pemula dapat mencapai

kompetensi yang bapak inginkan untuk lembaga yang lebih baik?

4. Adakah program lain yang akan menunjang profesionalisme dari guru

pemula tersebut?

130
Pedoman Wawancara Guru Pemula di MTsN 1 Kediri

1. Sudah berapa lama bapak/ibu bergabung di lembaga pendidikan ini ?

2. Jelaskan bagaimana proses anda bergabung sampai dengan saat ini sudah

bergabung menjadi pendidik di lembaga ini?

3. Program apa yang anda ikuti untuk meningkatkan profesional anda sebagai

pendidik di lembaga ini ?

4. Apa peran serta kepala sekolah dalam membina dan meningkatkan

professional anda sebagai pendidik di lembaga ini?

5. Apakah anda punya usaha sendiri dalam meningkatkan profesional anda

sebagai pendidik atau guru pemula yang baru bergabung di lembaga ini ?

131
Pedoman Wawancara Guru Lama / Senior di MTsN 1 Kediri

1. Apakah pendapat anda terkait guru pemula yang bergabung di lembaga

ini?

2. Apakah peran kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan

profesionalisme guru pemula di lembaga ini?

3. Adakah peran serta dari guru lama dalam membantu adanya pembinaan

dan peningkatan profesionalisme guru pemula? Jika ada, bentuk

pembinaan seperti apa yang dilakukan ?

4. Apakah pembinaan yang dilakukan di lembaga pendidikan ini kepada guru

pemula selalu sama di tahun- tahun sebelumnya?

132
Pedoman Dokumentasi MTsN 1 Kediri

1. Kegiatan Belajar Mengajar guru pemula di kelas

2. SK Pengangkatan Guru pemula yang membuktikan guru tersebut

bergabung di lembaga MTsN 1 Kediri tidak lebih dari 2 tahun

3. Surat tugas/ surat perjalanan dinas guru pemula mengikuti sebuah

pelatihan atau pembinaan diluar lembaga MTsN 1 Kediri

4. Rapat dewan guru dalam rangka evaluasi pembelajaran yang dilakukan

setiap guru khususnya MTsN 1 Kediri

5. Notulen hasil rapat evaluasi

6. Sertifikat sebagai bukti telah melakukan sebuah pembinaan/ pelatihan

133
Pedoman Observasi di MTsN 1 Kediri

1. Bentuk pembinaan guru pemula yang membantu dan meningkatkan

profesionalisme di bidang keahlian guru pemula

2. Proses pembinaan yang dilakukan di MTsN 1 Kediri untuk meningkatkan

profesionalisme dan kemampuan yang dimiliki

3. Evaluasi yang dilakukan lembaga pendidikan MTsN 1 Kediri dalam

mengevaluasi kinerja dan kompetensi yang dimiliki guru pemula

134
SURAT BALASAN PENELITIAN DARI LEMBAGA PENDIDIKAN MTsN
1 KEDIRI

135
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

136
CEK PLAGIASI

137
138
139
CATATAN SIDANG MUNAQOSYAH SKRIPSI

140
DOKUMENTASI PENELITIAN LAPANGAN MTsN 1 KEDIRI

Guru Pemula sedang melakukan aktivitas mengajar di kelas 7a MTsN 1 Kediri

Peneliti berfoto dengan Guru pemula Bahasa Arab MTsN 1 Kediri

141
Peneliti berfoto dengan Waka Kurikulum MTsN 1 Kediri diruang Wakamad

Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Almar‟atul Muttaqiyyah,S.Pd

Peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Maulidia Cahya, S.Pd

CURRICULUM VITAE

142
SAYIDAH ILMA HANIFAH

Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sayidah Ilma Hanifah


Tempat/ Tanggal Lahir : Kediri, 01 Maret 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1 (Strata 1)
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Dsn Balongrejo Ds Badas
Kecamatan Badas

Menerangkan dengan sebenarnya:

PENDIDIKAN

TK Dharma Wanita Badas : 2004-2006


MI tarbiyatul Athfal : 2006-2007
SDN Badas II : 2007-2013
MTs Al- Fatah Badas : 2013-2016
MA Al-Fatah Badas : 2016-2019
Institut Agama Islam Faqih Asy‟ari Kediri : 2019-2023

PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI

143
MAKESTA : 2017
LAKMUD Unggulan : 2018
LAKUT : 2019
Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah : 2021
Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka : 2023

ORGANISASI YANG PERNAH DIIKUTI


PRAMUKA : 2014- 2019
IPNU- IPPNU : 2017- Sekarang
REMAS MASJID AN-ANNUR : 2017- 2019
PK MA Al- Fatah : 2018- 2019
OSIS : 2014- 2015
DEMA IAIFA : 2021-2023

KARYA ILMIAH

1. Menjadi Generasi Milenial yang Unggul Intelektual dan Anggun dalam


Moral. Opini

Demikian curriculum Vitae ini saya buat dengan sebenarnya.

Kediri, 19 Agustus 2023

Sayidah Ilma Hanifah

144

Anda mungkin juga menyukai