Anda di halaman 1dari 95

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH DI PONDOK PESANTREN

NURUL ANWAR MALANGBONG KABUPATEN GARUT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian


Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.Pd)
Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

oleh:
ABDUL JABBAR KARIM
NIM : 1920210323

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAI) YAMISA SOREANG
BANDUNG
2023 M./1445 H.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul: Implementasi Pembelajaran Fiqh DI Pondok Pesantren Nurul


Anwar Malangbong Garut Telah dipertanggung jawabkan dalam sidang
munaqosah STAI Yamisa, tanggal Desember 2023, dan telah diterima sebagai
salah satu Syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Soreang, 11 Desember 2023


Sidang Munaqosah
Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,

…………………………………….. ……………………………………

Anggota:
Penguji I, Penguji II,

…………………………………….. ……………………………………

Menyetujui:

Ketetua Program Studi, Ketua STAI Yamisa,

Dr. H. Hery Saparudin, S.Pd.I, M.Pd.I Drs. K.H Yayan Hasuna Hudaya, M.M.Pd

HALAMAN PERNYATAAN

i
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Abdul Jabbar Karim
NIM : 1920210323
Program Studi : Pendidikan Agama Islam/ Tarbiyah
Dengan ini menyatakan sebagai berikut:
1. Karya tulis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik baik di Sekolah Tinggi Agama Islam Yamisa Soreang maupun
di Perguruan Tinggi lain.
2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri
tanpa bantuan pihak lain kecuali bimbingan dan arahan Dosen Pembimbing
serta maksud untuk penyempurnaan dari Tim Penguji.
3. Dalam karya ilmiah ini terdapat karya tulis atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain dan dijadikan acuan oleh peneliti dengan
disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar atau saksi lainnya
berdasarkan peraturan yang berlaku.

Soreang, 11 Desember 2023


Yang Menyatakan,

Abdul Jabbar Karim

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH DI PONDOK PESANTREN


NURUL ANWAR MALANGBONG KABUPATEN GARUT

Oleh:

Abdul Jabbar Karim

NIM : 1920210323

Soreang, 11 Desember 2023

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Hery Saparudin, S.Pd.I, M.Pd.I Abdul Malik, S.Ag., M.Si

iii
RIWAYAT HIDUP

Abdul Jabbar Karim lahir di Kp. Cipicung RT 02 RW 07

Ds. Girimukti Kec. Cibatu Kab. Garut, Provinsi Jawa

Barat pada tanggal 19 November 2000. Penulis lahir dari

pasangan Bapak Rendi Rohman dan Ibu Dede Mulyani

dan merupakan anak Tunggal.

Pada tahun 2007 penulis menempuh Pendidikan di SDN GIRIMUKTI 1 dan

lulus pada tahun 2013. Kemudian di lanjutkan menuntut ilmu di Pondok Pesantren

YPI ANNUR GARUT sekaligus melanjutkan sekolah tingkat pertama di Mts

Annur 1 Malangbong dan lulus tiga tahun kemudian pada tahun 2016. Selanjutnya

masuk pada sekolah menengah akhir di MA ANNUR MALANGBONG dan lulus

pada tahun 2019. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa

Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam YAMISA

Soreang Bandung Jawa Barat.

Penulis juga Alhamdulillah aktif dalam Organisasi seperti Pengurus OSIS MA

Annur, Pramuka Penegak Ambalan Fatahillah & Cut Nyakdien Pangkalan MA

Annur, Paskibra MA Annur, Paskibra Kec. Malangbong, Aktipitas Insan Pecinta

Alam Annur (ASIPA), dan Organisasi HIMA.

Karena sejatinya kesempurnaan hanya milik Allah Swt. Maka penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran mengenai skripsi ini, yang dapat di sampaikan

kepada penulis di alamat email @yusupmjaelani.com, atau pada Nomor.

WhastApp: 081287853630.

iv
MOTTO

" KUDU NGAJI"


sangkan
" HIRUP MASAGI "

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt atas Rahmat dan Hidayah-Nya skripsi
dengan judul “implementasi Pembelajaran Fiqh Di Pondok Pesantren Nurul
Anwar Malangbong Garut” dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw Sang suri tauladan umat,
yang telah membawa manusia ke dalam yang terang benderang dengan cahaya
iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai ujian dan
cobaan, namun semua itu patut kita syukuri, karena banyak sekali pengalaman dan
pelajaran yang penulis dapatkan dari penjelasan skripsi ini. Dukungan, dorongan
dan motifasi dari berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. H. yayan Hasuna Hudaya, M.M.Pd. Ketua STAI Yamisa
Soreang Bandung.
2. Bapak Drs. H. Mamat Saeful Qodir, M.Si. Pembantu Ketua I Bid. Akademik
STAI Yamisa Soreang Bandung.
3. Bapak Drs. H. Ade Wahidin, M.Si Pembantu Ketua II Bid. Keuangan STAI
Yamisa Soreang Bandung.
4. Bapak Drs. H. Deni Kurniadi Ad, M.M.Pd. Pembantu Ketua III Bid.
Kemahasiswaan STAI Yamisa Soreang Bandung.
5. Bapak Dr. H. Jamaludin, S.H., M.Si Pembantu Ketua IV Bid. Humas STAI
Yamisa Soreang Bandung.
6. Bapak Dr. H. Hery Saparudin, S.Pd.I., M.Pd.I. Ketua Jurusan
Tarbiyah/Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Yamisa Soreang
Bandung.
7. Bapak Dr. H. Hery Saparudin, S.Pd.I., M.Pd.I. Sebagai Pembimbing I dalam
penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak Abdul Malik, S.Ag.,M.Si Sebagai Pembimbing II dalam penyelesaian
skripsi ini.
9. Seluruh dosen Prodi Pendidikan Agama Islam, terima kasih banyak atas ilmu
yang telah diberikan, semoga dapat menjadi bekal bagi penulis untuk

vi
mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat.
10. K.H. Deden Muhammad Ilyas Badruddin, S.Pd.I.,M.Si. Ketua Yayasan
Pendidikan Islam Annur Garut.
11. Bpk. Selaku Kepala Sekolah Mts Annur 2 Malangbong yang telah
memberikan izin peneliti untuk melaksanakan penelitian.
12. Bpk. Ayi Selaku Wali Kelas Kelas VII Mts Annur 2 Malangbong yang telah
membantu peneliti untuk menyelesaikan penelitian.
13. Bapak dan ibu ku tercinta (Rendi Rohman dan Dede Mulyani) yang secara
tegas dan ikhlas melaksanakan tanggung jawabnya sebagai orangtua guna
memberikan pendidikan melalui sekolah dan perguruan tinggi sebagai
sarana penunjang keberhasilanku, serta senantiasa mencurahkan kasih
sayangnya dan selalu mendoakan untuk kesuksesan anak-anaknya.
14. Teman-teman prodi Pendidikan Agama Islam, teman-teman seperjuangan
dikampus tercinta dan terima kasih sedalam-dalamnya atas semangat dan
dukungan kalian, sehingga penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan
skripsi ini
Peneliti ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah Swt
melimpahkan ridho dan keberkahan-Nya dalam kehidupan kita
Soreang, 11 Desember 2023

Peneliti,

Abdul Jabbar Karim

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................iv
MOTTO..................................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
ABSTRAK.............................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................6
1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................7
1.6 Sistematika penulisan................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9
2.1 Kerangka Teori..........................................................................................9
A. Pengertian Peran dan Wali Kelas..............................................................9
B. Tugas Wali Kelas di Sekolah..................................................................12
C. Pendidikan Karakter................................................................................14
D. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik..............24
2.2 Penelitian Terdahulu................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................33
3.1 Jenis Penelitian........................................................................................33
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................33
3.3 Objek dan Subjek Penelitian...................................................................34
3.4 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data..............................................35
3.5 Teknik Pengorganisasian dan Analisis Data...........................................38

viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................40
4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian......................................40
A. Sejarah Singkat dan Profil MTsS Annur 2 Malangbong..........................40
B. Visi, Misi dan Tujuan MTs Annur 2 Malangbong...................................43
C. Struktur organisasi Mts Annur 2 Malangbong.........................................45
D. Data guru MTs Annur 2 Malangbong......................................................46
E. Tata Tertib MTs Annur 2 Malangbong....................................................47
4.2 Hasil Penelitian........................................................................................49
A. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII
MTs Annur 2 Malangbong..............................................................................49
B. Nilai-Nilai Karakter Implementasi Peran Wali Kelas dalam
Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong 53
C. Problematika yang dihadapi Wali Kelas dalam pembentukan karakter
Peserta Didik kelas kelas VII MTs Annur 2 Malangbong..............................56
4.3 Pembahasan.............................................................................................58
A. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII
MTs Annur 2 Malangbong..............................................................................58
B. Nilai-Nilai Karakter Implementasi Peran Wali Kelas dalam
Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong 64
C. Problematika yang dihadapi Wali Kelas dalam pembentukan karakter
Peserta Didik kelas VII MTs Annur 2 Malangbong.......................................66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................70
5.1 Kesimpulan..............................................................................................70
5.2 Saran bagi pengembangan Hasil Penelitian............................................71
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................xii
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu.............................................................................31


ghghghggh

Tabel 4. 1 Data Peserta Didik................................................................................41

Tabel 4. 2 Data Sarana dan Prasarana....................................................................42

Tabel 4. 3 Data Guru..............................................................................................46

x
ABSTRAK

Di Era globalisasi ini telah membawa pendidikan ke arah yang lebih maju yang terus
mengembangkan pembelajaran-pembelajaran yang lebih modern. Akan tetapi ada juga
lembaga pendidikan yang melestarikan warisan ulama-ulama terdahulu yang mempunyai
ciri khas dan keunikan dalm pembelajaran Fiqh yang menggunakan kitab kuning seperti
yang ada di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong Kabupaten Garut. Tetapi
pembelajaran Fiqh ini tidak akan berarti tanpa di dukung oleh sistem pembelajaran yang
baik dan cepat melalui berbagai macam pola pembelajaran yang diterapkan. Adapun
rumusan masalah yang diteliti: bagaimana pembelajaran Fiqh pada Pondok Pesantren
Nurul Anwar Malangbong Kabupaten Garut?

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif kualitatif. Sumber datanya adalah para
santri dan para ustadz di Pondok Pesantren Nurul Anwar. Teknik pengumpulan data dari
penelitian ini antara lain; observasi,wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data
yang digunakan langkah-langkahnya adalah reduksi data, penyajian data serta penarikan
kesimpulan data dan untuk keabsahan data digunakan triangulasi Sumber.

Hasil temuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bahwasannya Implementasi


pembelajaran Fiqh pada Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong Kabupaten Garut
dilihat dari sisi Perencanaan,sudah cukup baik hanya saja belum optimal seperti program
tahunan, smester, silabus dan RPP yang rumusan nya belum tertulis, Akan tetapi dari
Pelaksanaan Pembelajaran nya Para Ustadz di Pondok Pesantren Nurul Anwar dalam
praktik nya mereka juga melakukan beberapa kegiatan sebagaimana peraturan di lembaga
pendidikan formal contohnya ada kegiatan awal,kegiatan inti dan akhir. Jadi praktiknya
sudah ada, namun belum dirumuskan secara tertulis. Termasuk dalam hal evaluasi
pembelajaran Fiqh ini sudah dapat dikatakan baik, sebab sangat menekankan agar santri
benar-benar memahami materi yang diajarkan tidak hanya secara teori tetapi praktiknya
juga dan evaluasi yang digunakaan adalah secara Praktik Lisan seperti hafalan.

Kata kunci: Pembelajaran, Fiqh, Pondok Pesantren

xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia adalah makhluk yang sempurna, hal itu ditandai dengan adanya
akal fikiran pada kehidupan, sehingga perjalanan dari generasi ke generasi
berikutnya mengalami peningkatan dan perubahan. Bertitik tolak dari keberadaan
manusia sebagaimana yang disebut diatas maka manusia merupakan makhluk
Allah SWT yang dapat atau selalu membutuhkan pendidikan dalam pertumbuhan
dan perkembangannya.

‫ٱْدُع ِإَلٰى َس ِبيِل َر ِّبَك ِبٱْلِح ْك َم ِة َو ٱْلَم ْو ِع َظِة ٱْلَح َس َنِة‬


Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik. (An-nahl: 125)

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu atau


kelompok tertentu melalui kegiatan pengajaran dan pelatihan, yang berlangsung
sepanjang hidup di berbagai lingkungan belajar dalam rangka mempersiapkan
manusia agar dapat memainkan peran secara tepat. Unsur- unsur yang harus ada di
dalan pendidikan yaitu: peserta didik, pendidik, ada interaktif edukatif, tujuan
pendidikan, materi pendidikan, metode pendidikan, dan lingkungan pendidikan.
Berdasarkan konsepsi-konsepsi pendidikan pada dasarnya upaya-upaya proses di
dalam pendidikan pada akhirnya menampakkan diri dalam terwujudnya pribadi
yang sesuai dengan kenyataan diri dan lingkungan seseorang. Pada hakikat nya
pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia dan membudayakan manusia,
sehingga mampu menciptakan, berkarya, berbudi baik diri bagi kehidupan nya.

Sesungguhnya kodrat manusia dilahirkan di dunia ini dengan membawa


fitrah. Hal inilah yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan
lainnya. Fitrah merupakan faktor kemampuan dasar perkembangan manusia yang
dibawa sejak lahir yang merupakan potensi dasar untuk berkembng. Misalnya,
kemampuan dasar untuk beragama, manusia diberi kelebihan berupa akal yang

1
2

tidak dimiliki oleh makhluk yang lain. Dengan akal itu manusia dapat
mengembangkan potensinya untuk berfikir, berkembang dan beragama serta dapat
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Potensi-potensi tersebut harus
diaktualisasikan dan ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini
melalui proses pendidikan sepanjang hayat yang kelak akan di pertanggung
jawabkan dihadapan Allah SWT di akhirat.

Seiring perkembangan zaman dan semakin meningkatnya kebutuhan


manusia akan pendidikan maka ada beberapa jenis pendidikan yang dapat
ditempuh guna memenuhi kebutuhan individu akan pendidikan. Jenis-jenis
pendidikan tersebut antara lain: 1). Lembaga pendidikan formal, pendidikan
formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, yaitu pendidikan yang
dilaksanakan disekolah, 2) Lembaga pendidikan non formal yaitu pendidikan
yang dilaksanakan secara teratur dan sadar akan tetapi tidak terlalu mengikuti
peraturan yang ketat., dan 3). Lembaga pendidikan informal adalah pendidikan
yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak
sadar sepanjang hayat, pendidikan ini dapat berlangsung dikeluarga, dalam
pergaulan sehari-hari maupun dalam pekerjaan keluarga, organisasi.

Dalam dunia pendidikan tertunya tidak lepas dari istilah kegiatan


pembelajaran. Duffy dan Roehler (1989) berpendapat bahwa pembelajaran adalah
salah satu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Pembelajaran
pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara guru dengan siswa, baik
interaksi secara langsung maupun tidak langsung.

Otonomi dibidang pendidikan telah memberikan kesempatan dan


wewenang, kepada setiap lembaga pendidikan untuk melakukan berbagai inovasi
dalam mengembangkan dan implementasikan, kurikulum dan pembelajar. Dengan
begitu setiap lembaga pendidikan memiliki suatu keunikan atau kelebihan yang
ditonjolkan dalam mengembangkan lembaganya. Keunikan dan kelebihan bisa
3

ditonjolkan dengan program- program pembelajaran-pembelajaran ataupun yang


lainnya.

Era Globalisasi telah membawa pendidikan ke arah yang telah maju dan
modern dan terus mengembangkan pembelajaran-pembelajaran yang modern.
Akan tetapi ada juga lembaga pendidikan yang melestarikan warisan ulama-ulama
terdahulu yaitu dengan pembelajaran fiqih yang menggunakan kitab kuning
seperti yang ada di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong.

Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal, yang berusaha
memberikan wahana bagi generasi muda Islam dalam menghadapi situasi
kehidupan yang semakin sulit dan rumit. Lembaga pendidikan yang bernaungan
pada sebuah yayasan islam berbasis pesantren itu mengusung pembelajaran kitab
kuning kedalam materi pembelajaran yang dipelajari.Pondok pesantren Nurul
Anwar merupakan lembaga pendidikan non-formal yang mengembangkan
pendidikan keagamaan Islam yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan


peserta didik (santri) yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai, sikap,
pengetahuan, kecerdasan, keterampilan, kemampuan berkomunikasi dengan
masyarakat serta meningkatkan kesadaran terhadap alam lingkungan. Asas
pembinaan seperti inilah yang ditawarkan oleh pondok pesantren lembaga
pendidikan islam tertua di Indonesia.

Kegiatan Pembelajaran di madrasah atau pondok pesantren akan


berlangsung dengan baik manakala guru memahami berbagai metode atau cara
bagaimana materi harus disampaikan pada sasaran anak didik atau murid.
Sedemikian metode pembelajaran atau tidak cermat memilih dan menetapkan
metode apa yang sekiranya tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik.

Begitu pula pembelajaran yang berlangsung di pesantren, seorang ustadz


dituntut untuk menguasai metode-metode pembelajaran yang tepat untuk para
santrinya. Termasuk juga metode yang dipakai dalam pembelajaran fiqih
4

menggunakan kitab yang dikenal tanpa harakat (kitab gundul). Metode


pembelajaran kitab yang dipakai yang lazim dipakai di pesantren (baik pesantren
salaf maupun pesantren modern) dari dulu hingga sekarang diantaranya adalah
metode sorogan dan bandongan.

Pada umumnya, pembelajaran fiqih dilaksanakan biasanya menggunakan


metode ceramah yang cenderung mengakibatkan peserta didik pasif, sedangkan
yang pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa
di dalam pembelajaran demikian, peserta didik tidak lagi di tempatkan dalam
posisi pasif sebagai penerima bahan ajaran yang diberikan guru, tetapi sebagai
subyek yang aktif melakukan berproses berfikir, mencari, mengolah, mengurai,
menggabungkan, dan menyimpulkan menyelesaikan masalah.

Oleh karena itu, adanya inovasi baru lagi pembelajran fiqih perlu dilakukan.
Inovasi tidak selalu berkenaan dengan sesuatu yang asing, hal yang sangat
kompleks dan luas, serta baru bagi setiap pelaksana pendidikan.

Inovasi juga berkenaan dengan hal-hal yang sederhana, ada kaitannya


dengan topik atau mata pelajaran, cara menilai perkembangan siswa, dengan
menggunakan media dan sumber belajar. Hal ini dikarenakan sebagai upaya
peningkatan dan penyempurnaan mutu kurikulum.

Salah satu inovasi tersebut adalah pembelajaran fiqih yang menggunakan


kitab kuning terlihat menarik dan berbeda dengan umum nya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui pertemuan dengan Ustadz


atau pengurus pondok pesanren Nurul Anwar malangbong kabupaten garut bahwa
Pembelajaran fiqih di pondok pesanren Nurul Anwar malangbong kabupaten
garut masih bersifat Treadisional atau menggunakan kitab kuning. Pembelajaran
Fiqh yang menggunakan kitab kuning di Pondok Pesantren Nurul Anwar. Dengan
mengambil judul “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH DI PONDOK
PESANTREN NURUL ANWAR MALANGBONG KABUPATEN GARUT”.
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya


oleh peneliti ini adalah:

1. Bagaimana Pembelajaran Fiqh di Pondok Pesantren Nurul Anwar


Malangbong Kabupaten Garut

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana implementasi pembelajaran fiqh di Pondok Pesantren Nurul


Anwar Malangbong Kabupaten Garut dari sudut pandang peserta didik?
2. Apa saja metode pembelajaran fiqh yang diterapkan di Pondok Pesantren
Nurul Anwar Malangbong dan bagaimana dampaknya terhadap pemahaman
peserta didik?
3. Bagaimana peran guru dalam implementasi pembelajaran fiqh di Pondok
Pesantren Nurul Anwar Malangbong dan bagaimana upaya peningkatan
kualitas pengajaran mereka?
4. Sejauh mana kurikulum fiqh di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong
mencakup aspek praktik dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik?
5. Bagaimana partisipasi dan dukungan orang tua terhadap implementasi
pembelajaran fiqh di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong?
6. Apakah ada tantangan atau hambatan dalam implementasi pembelajaran fiqh
di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong dan bagaimana upaya
mengatasinya?
7. Bagaimana evaluasi dan pengukuran efektivitas pembelajaran fiqh di Pondok
Pesantren Nurul Anwar Malangbong dilakukan oleh pihak lembaga
pendidikan tersebut?
8. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial dan budaya sekitar Pondok Pesantren
Nurul Anwar Malangbong terhadap implementasi pembelajaran fiqh?
6

9. Apakah terdapat adaptasi atau inovasi dalam metode pembelajaran fiqh di


Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong untuk mengatasi perubahan
zaman dan tuntutan peserta didik?
10. Bagaimana pengalaman peserta didik dalam mengaplikasikan nilai-nilai fiqh
yang dipelajari di Pondok Pesantren Nurul Anwar Malangbong dalam
kehidupan sehari-hari mereka?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Pembelajaran Fiqh di Nurul Anwar


Malangbong Kabupaten Garut

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada pihak Pondok Pesantren khususnya


ustadz atau pengurus pondok pesantren agar lebih fokus dan optomal dalam
menyampaikan pembelajaran nya.
2. Sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Tarbiyah .

1.6 Sistematika penulisan

BAB I membahas tentang pendahuluan, latar belakang, rumusan, tujuan penelitian

BAB II membahas tentang Landasan teori serta penelitian terdahulu

BAB III membahas tentang Metodologi Penelitian dan lainnya

BAB IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian

BAB V membahas kesimpulan dan saran


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.7 Kerangka Teori

A. Pengertian Peran dan Wali Kelas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diterangkan bahwa “peran

adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa.”

(Jakarta: Balai Pustaka, 2005; 854) Sedangkan menurut Hamalik yang

dimaksud dengan peranan adalah “pola tingkah laku tertentu yang merupakan

ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu”. (Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2004 hal. 33) Adapun peran yang dimaksud penulis

adalah tindakan atau keterlibatan yang dilakukan oleh seorang wali kelas

dalam membentuk karakter yang dimiliki peserta didik MTs.

Wali kelas adalah personil sekolah yang ditugasi untuk menangani

masalah-masalah yang dialami oleh siswa-siswa yang menjadi binaannya”.

(Jakarta: Rineka Cipta, 2007 hal. 102) wali kelas adalah seorang guru yang

bertugas mengatur, mengayomi, membimbing, mengasuh dan bertanggung

jawab menyelesaikan masalah-masalah yang timbul antar peserta didik yang

berada di bawah bimbingannya. Nasihat yang diberikan akan berhasil apabila

wali kelas melaksanakannya dengan benar, penuh tanggung jawab, dan

sungguh-sungguh.Oleh karena itu, seorang wali kelas tetap harus dapat

mengetahui peserta didik yang dibimbingnya, baik dari segi biodata (nama,

alamat, orang tua), watak dan karakter peserta didik serta permasalahan yang

dihadapi peserta didik yang dibimbingnya.

7
8

Apabila hal ini terlaksana maka tujuan pembelajaran dan pendidikan akan

tercapai secara efektif. Proses pembelajaran akan berjalan lancar dan terjalin

keharmonisan antara wali kelas dan peserta didik. Wali kelas juga akan lebih

mudah menyelesaikan permasalahan yang timbul antar peserta didik yang

dibinanya. Keberhasilan seorang peserta didik tidak hanya diukur dari seberapa

sering ia dapat mengulang pelajaran yang telah dipelajarinya, namun juga

apakah ia mendapat arahan dan bimbingan yang mendalam dari wali kelasnya.

Dalam dunia pendidikan yang tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa, itu tidak terlepas dari peran seorang guru atau wali kelas. Bila kita

pahami, dalam proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan pokok yang

harus ada di dalam sekolah atau dunia pendidikan formal, terjadi sebuah

interaksi dengan berbagai komponen pendidik. Komponen-komponen itu dapat

dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu : (Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 2010 hal. 4)

a. Guru

Guru merupakan sebuah profesi atau pekerjaan yang memerlukan keahlian

khusus atau profesionalisme seorang guru. (Jurnal Iqra, Vol. 3, NO 2,

2018, hal. 374) Artinya, menjadi guru merupakan pekerjaan yang tidak

semua orang bisa melakukannya. Guru merupakan salah satu unsur yang

bertanggung jawab dalam mendidik generasi penerus bangsa agar

mempunyai etika yang baik.


9

b. Isi atau materi pelajaran

Isi atau materi pembelajaran adalah seperangkat bahan ajar yang disusun

secara rinci dan sistematis untuk membantu guru dalam proses

pembelajaran. Tanpa adanya materi pelajaran proses belajar mengajar

tidak akan berjalan dengan baik. (Jurnal Fitrah Kajian Ilmu-Ilmu

Keislaman, Vol. 2, NO 3, 2017, hal. 343)

c. Peserta didik atau siswa

Peserta didik atau Siswa adalah anggota masyarakat yang menempuh

pendidikan untuk mengembangkan potensi dirinya pada berbagai jenjang

pendidikan, baik formal maupun informal.

Interaksi yang terjadi antara ketiga komponen ini saling berkaitan satu

sama lain. Guru tidak akan bisa mengajar tanpa peserta didik dan tanpa bahan

ajar. peserta didik juga tidak akan mampu menyerap ilmu pengetahuan tanpa

ada guru yang menyampaikannya. Demikian pula materi pelajaran tidak akan

dibagikan tanpa kehadiran guru atau peserta didik. Interaksi ketiga komponen

tersebut kemudian melibatkan media pembelajaran, fasilitas pengajaran dan

kondisi lingkungan belajar, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang

nyaman dan efektif.

Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan zaman menjadikan peran guru

dalam mendidik peserta didik menjadi sangat penting, karena guru merupakan

orang tua kedua setelah orang tua di rumah. Dengan berkembangnya teknologi

saat ini, guru juga berperan sebagai pengontrol peserta didik agar tidak
10

terjerumus dalam kesulitan akibat teknologi baru, termasuk tugas sebagai wali

kelas.

B. Tugas Wali Kelas di Sekolah

Guru adalah suatu profesi atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus

dari seseorang untuk dapat melakukan suatu pengajaran. Termasuk menjadi

seorang wali kelas yang memiliki tugas ganda, selain untuk mengajar wali

kelas juga bertugas untuk membimbing peserta didik binaannya. Jadi, pada

hakekatnya memiliki tugas menjadi seorang guru atau wali kelas itu tidak

semudah yang dibayangkan. Adapun tugas wali kelas adalah sebagai berikut:

(Soetjipto dan Kosasi, … hal. 103)

a) Dalam melakukan pendataan tentang peserta didik, terutama dalam

menjalankan tugas wali kelas, mengetahui nama peserta didik saja tidak

cukup, wali kelas juga harus melakukan pendataan tentang peserta didikya.

Data yang dapat dikumpulkan adalah data tentang data pribadi peserta

didik, seperti data tentang biodata peserta didik (nama, jenis kelamin,

lokasi dan tanggal lahir, alamat), data tentang keluarga dan latar belakang

sosial, data tentang kesehatan peserta didik, data tentang alasan. dan

khusus untuk pelajar adalah data tentang karir akademik dan kegiatan

ekstrakurikuler peserta didik.

b) Menyelenggarakan supervisi kelompok, salah satu tugas wali kelas adalah

membimbing siswa agar dapat memahami pelajaran yang diberikan guru.

Jika siswa kesulitan memahami materi, maka wali kelas juga memiliki
11

tanggung jawab untuk mengadakan bimbingan kelompok dengan tujuan

agar materi dapat dipahami dan memberikan pengetahuan baru.

c) Memeriksa kemajuan dan pembentukan peserta didik (akademik, sosial,

fisik dan pribadi), khususnya wali kelas dalam tugasnya dituntut untuk

meneliti karakter peserta didik, baik yang berkaitan dengan perkembangan

akademik atau mengukur pemahaman peserta didik terhadap akademik dan

sosial. Bahan perkembangannya, termasuk bagaimana peserta didik

bersosialisasi dan berkembang secara fisik, terutama dalam hal

penampilan.

d) Mengawasi kegiatan peserta didik sehari-hari, yaitu wali kelas dalam

kesehariannya tentu harus memikirkan peserta didiknya. Tugas

mengawasi ini bisa dilakukan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

e) Mengadakan kegiatan orientasi, yaitu wali kelas bertugas untuk

mengajarkan peserta didik siapa dirinya, apa tugasnya sebagai peserta

didik, dan bagaimana seharunya menjadi peserta didik.

f) Memberikan penerangan, yaitu wali kelas memberikan motivasi terhadap

peserta didiknya agar peserta didik mengerti arah dan tujuan selanjutnya.

g) Mengatur dan menempatkan peserta didik, yaitu wali kelas betugas untuk

menata ruang kelas dengan sebaik mungkin. Tipe pengaturan tempat

duduk bisa dilakukan dengan cara peserta didik duduk dalam deretan yang

lurus dengan posisi peserta didik yang tinggi duduk dipaling belakang dan

peserta didik yang pendek didepan. Papan tulis terletak didepan semua
12

peserta didik dan guru dapat mengambil posisi yang tidak jauh dari papan

tulis. (Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2011 hal. 86)

h) Memantau hubungan sosial peserta didik dengan individu lainnya dari

berbagai segi pergaulan, yaitu wali kelas dapat melihat dan mengawasi

pergaulan peserta didik nya dengan teman-temannya maupun dengan

lingkungan sekolah dan masyarakat baik di dalam sekolah maupun di luar

sekolah.

i) Mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan bantuan, yaitu wali kelas

memiliki tugas untuk mampu mendata peserta didiknya yang memerlukan

bantuan terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Wali kelas juga harus

mampu untuk memberikan bantuan pada peserta didik nya baik yang

bersifat materil maupun moril.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tugas wali kelas di

sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mengenal peserta didik

2. Membuat kelompok belajar.

3. Memberikan bimbingan dan pembinaan kepada peserta didik.

4. Memberikan motivasi.

5. Melakukan penataan dan pengelolaan lingkungan kelas.

6. Sebagai teladan bagi peserta didik.

7. Mengisi raport siswa.


13

C. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah salah satu hal terpenting yang harus dijalankan oleh

seseorang. Dalam al-Quran telah dijelaskan betapa pentingnya sebuah

pendidikan, Allah swt. berfirman dalam QS. al-Alaq ayat 1 sampai 5 :

- ‫ اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬٣ - ‫ ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬٢ - ‫ َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬١ - ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬

٤ ٥ - ‫َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬

Artinya : (1) Bacalah dengan (menyebut) nama nama Tuhanmu yang

meciptakan, (2) dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3)

bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia, (4) yang mengajar (manusia)

dengan pena, (5) apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Alaq, [96]: 1-5)

ayat ini menjelaskan bahwa pendidikan merupakan kegiatan dasar

manusia. Allah SWT.mengajarkan umat manusia untuk terus berusaha

dalam hidup, sebagaimana diperintahkan Allah kepada Nabi Muhammad

SAW. untuk terus membaca ayat-ayat Al-Quran. Tujuannya agar seseorang

bisa mengubah potensi dirinya menjadi lebih baik lagi.

Pendidikan di artikan sebagai upaya membantu peserta didik untuk

mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, kecakapan, niali, sikap

dan pola tingkah laku yang berguna bagi hidupnya. (Malang: UMM Pers,

2004 hal. 28) Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 pemerintah sudah menetapkan

tentang tujuan pendidikan Nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi


14

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU, NO. 20, thn. 2003)

Berdasarkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan tersebut, dapat

dipahami bahwa, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memberikan ilmu

dan pengalaman kepada siswa, melainkan juga pendidikan bertujuan untuk

membentuk karakter siswa. Pada era globalisasi ini, pendidikan hanya

menekankan pada aspek akademik saja, namun tidak menyertakan pada

aspek pengembangkan karakter siswa. Akibatnya siswa hanya dipersiapkan

untuk mendapatkan nilai yang bagus dan tidak di latih untuk belajar

menjalankan kehidupan yang lebih baik. Thomas Lickona, seorang profesor

pendidikan dari Cortland University mengungkapkan bahwa ada sepuluh

tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah

ada, berarti sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda

yang dimaksud adalah (1) meningkatnya prilaku kekerasan dikalangan

remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh

peer-group yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya prilaku

merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, dll, (5)

semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos

kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8)
15

rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara, (9)

membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan

kebencian diantara sesama. (Jakarta: Bumi Aksara, 2018 hal. 35-36)

Jika kita perhatikan secara jelas, kesepuluh tanda-tanda tersebut telah

banyak terjadi di negera kita Indonesia ini. Oleh sebab itu, semua unsur

termasuk sistem pendidikan kita harus berperan dalam mengatasi persoalan

atau tanda-tanda kerusakan yang telah terjadi.

Berikut ini beberapa atribut karakter yang dapat diterapkan kepada

anak di sekolah, antara lain: (Jakarta: Bumi Aksara, 2016 hal. 27-36)

a) Kedisiplinan

Aspek disiplin sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk membentuk

pribadinya agar dapat bekerja lebih giat dan bersemangat. Seseorang yang

memiliki kedisiplinan yang kuat akan membentuk karakter seseorang untuk

bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, ia juga akan bekerja

dengan sungguh- sungguh agar tujuan yang diinginkannya dapat tercapai.

b) Membantu orang lain

Dalam kehidupan sosial tentunya manusia tidak dapat hidup sendiri.

Kesehariannya tentu akan membutuhkan orang lain untuk membantu

dirinya. Untuk itu, siswa perlu diberikan pedidikan karakter salah satunya

dengan membantu orang lain dengan ikhlas. Sekolah perlu mengadakan

kegiatan-kegiatan yang dapat membina kepribadian siswa agar ia mampu

saling membantu.
16

c) Kecerdasan

Setiap manusia tentunya telah diberikan akal dan pikiran yang baik.

Maka, manusia dituntut untuk cerdas, dan dengan kecerdasannya seseorang

dapat bertindak. Dengan demikian, guru dapat memberikan pendidikan agar

siswa dapat menggunakan kecerdasannya dengan baik. Cerdas juga salah

satu sifat Rasulullah Saw. Hal tersebut dapat diketahui dengan

kemampuan Rasulullah Saw. dalam mengingat semua ayat yang

disampaikan Allah melalui malaikat Jibril tanpa kesalahan sedikitpun.

Rasulullah Saw. menggunakan kecerdasannya semata-mata hanya untuk

kepentingan umat manusia agar tetap pada koridor islam.

d) Kejujuran

Salah satu karakter yang paling penting ialah karakter jujur. Dengan

jujur kita dapat menjalankan hidup dengan mudah dan damai. Maka dari itu,

sekolah perlu melatih kejujuran siswa. Jujur adalah salah satu sifat yang

dimiliki Rasulullah Saw.

e) Tanggung Jawab

Sifat bertanggung jawab ini sejatinya harus dimiliki oleh setiap orang.

Semua karakter yang telah dijabarkan tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya

tanggung jawab. Jika siswa telah memiliki rasa tanggung jawab, maka ia akan

mampu untuk membentuk karakter baik yang ada dalam dirinya.


17

Kementerian pendidikan Nasional juga merumuskan 18 nilai-nilai

karakter yang bisa ditanamkan pada siswa, yaitu: (Pusat Kurikulum

Departemen Pendidikan Nasional, Thn 2010)

1. Religius, yaitu sikap atau prilaku siswa dalam melaksanakan ajaran- ajaran

agama yang dianutnya, toleransi serta hidup rukun dengan agama lain.

2. Jujur, yaitu sikap yang dasarkan pada siswa untuk berusaha menjadi orang

yang dapat dipercayai oleh orang lain.

3. Toleransi, yaitu sikap untuk menghargai perbedaan agama, suku, ras,

budaya yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin, yaitu sikap untuk melakukan prilaku patuh, tertib paa peraturan

yang telah ditentukan.

5. Kerja Keras, yaitu sikap untuk menunjukkan upaya kerja keras,

bersungguh-sunggu dan tidak putus asa dalam setiap permasalahan yang

dihadapinya.

6. Kreatif, yaitu sikap yang mencerminkan upaya untuk berinovasi dalam

permasalahan yang dihadapi sehingga muncul ide-ide baru.

7. Mandiri, yaitu sikap yang mencerminkan upaya untuk tidak bergantung

pada orang lain.

8. Demokratis, yaitu sikap yang mencerminkan upaya untuk menyamakan

hak dan kewajiban secara adil antara dirinya dengan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu, yaitu sikap yang mengupayakan rasa penasaran dan

keingin tahuan dirinya tentang sesuatu hal, baik yang dilihat mapun yang

di dengarnya.
18

10. Semangat Kebangsaan, yaitu sikap untuk menanamkan bahwa

11. Cinta Tanah Air, yaitu sikap untuk menanamkan bahwa kepentingan

bangsa dan negara harus diutamakan daripada kepentingan pribadi

atau golongan.

12. Menghargai Prestasi, yaitu sikap yang mendorong untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi dirinya dan orang lain, serta mengakui

keberhasilan yang diraih oleh orang lain.

13. Bersahabat/ Berkomunikatif, yaitu sikap terbuka terhadap orang lain

dengan berkomunikasi yang baik sehingga terjalinnya sebuah kerjasama.

14. Cinta Damai, yaitu sikap yang menunjukkan untuk mengutamakan rasa

persatuan dan persaudaraan dalam lingkungannya.

15. Senang Membaca, yaitu sikap untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan

pemahamannya melalui kegiatan membaca.

16. Peduli Sosial, yaitu sikap yang selalu ingin memberi bantuan terhadap

orang lain atau masyarakat yang membutuhkannya.

17. Peduli Lingkungan, yaitu sikap untuk mencegah terjadinya kerusakan

lingkungan atau alam sekitarnya dan mengupayakan untuk

memperbaikinya.

18. Tanggung Jawab, yaitu sikap yang ditunjukkan untuk melaksanakan tugas

dan kewajiban terhadap dirinya, agama, masyarakat, lingkungan dan

lainnya.

Karakter yaitu suatu kualitas positif yang dimiliki seseorang sehingga

membuatnya menarik dan atraktif. Karakter berasal dari bahasa latin


19

Kharakter, kharasseindan kharax, yang bermakna tool for making,

toengrave. Dalam pengertian lain karakter diartikan sebagai tabiat, watak,

sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dengan orang lainnya. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013 hal. 2)

Menurut Parwez (2012), Mengemukakan bahwa karakter adalah

mengadopsi kebaikan, dan kebaikan adalah gerakan menuju suatu tempat

kediaman. Sedangkan menurut Thomas Lickona, character as “knowing the

good, desiring the good, and doing the good. (Karakter adalah mengetahui

kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan segala sesuatu yang baik.

(Jakarta: Kencana, 2014 hal. 5)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter

adalah sifat atau watak seseorang yang menggambarkan kualitas dirinya dan

mempengaruhi hati perilaku serta pikiran seseorang untuk melakukan

sesuatu. Jadi, pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan untuk

membentuk dan mengembangkan watak pribadi seseorang untuk menjadi

lebih baik lagi.

b. Fugsi Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu : (Zubaedi,

Desain ..., hal. 18)

1) Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi

Pendidikan karakter berfungsi membentuk dan mengembangkan

potensi seseorang agar ia dapat memiliki prilaku dan cara berpikir baik

sesuai dengan ajaran agama dan pancasila


20

2) Fungsi perbaikan dan penguatan

Pendidikan karakter sebagai perbaikan dan penguatan ini tujuannya

agar peserta didik dapat memperbaiki peranannya baik dilingkungan

keluaraga, sekolah, masyarakat dan lainnya. Kemudian peserta didik

mampu menguatkan dirinya untuk senantiasa membantu untuk

pembangunan bangsa dan negara.

3) Fungsi penyaring

Dengan adanya pendidikan karakter, peserta didik dapat memilih dan

menyaring budaya-budaya luar negeri yang masuk ke Indonesia,

sehingga peserta didik mengetahui mana yang baik dan tidak baik untuk

dirinya dan untuk lingkungannya

c. Langkah-Langkah Penerapan Pendidikan Karakter

Karakter adalah sifat yang tercermin dalam diri seseorang. Dalam

mengembangkan karakter seseorang tentu tidak mudah, karakter

dikembangkan melalui tahapan-tahapan seperti tahap pengetahuan,

pelaksanaan, dan kebiasaan. Banyak usaha yang dilakukan orang dalam

membentuk karakter yang baik. Lahirnya lembaga-lembaga pendidikan

dalam rangka pembinaan akan semakin memperkuat bahwa karakter

memang perlu untuk dibina dan dilatih. Dalam dunia pendidikan cara untuk

membina karakter dapat dilakukan dengan menggunakan metode-metode

pembelajaram seperti: (Jurnal Mahasiswa Program Doktor UIN Kalijaga

Yogyakarta”. Vol. 11 No. 2 thn 2014. hal. 210-2013)


21

1. Metode Keteladanan

Metode keteladana ini yaitu dengan cara memberikan contoh kepada

peserta didik baik dari segi penampilan, perbuatan ataupun ucapan.

Keteladanan juga merupakan metode yang dilakukan oleh Rasulullah

saw. dan pengaruh keberhasilan yang berikan sangat baik. Hal ini

disebabkan karena psikologi peserta didik cenderung mengikuti guru atau

wali kelasnya.

2. Metode Pembiasaan

Metode ini dapat dilakukan dengan membiasakan peserta didik

untuk memiliki tingkah laku yang baik, memiliki keterampilan,

kecakapan dan pola berpikir yang baik pula. Jika peserta didik telah

dibiasakan melakukan hal tersebut sejak dini maka sulit untuk dirubah

sampai hari tua.

3. Metode Kisah

Metode ini merupakan salah satu upaya untuk mendidik peserta

didik agar dapat mengambil pelajaran dimasa lampau. Apabila kejadian

itu merupakan kejadian yang baik maka peserta didik boleh

mengikutinya dan sebaliknya jika kejadian tersebut tidak baik atau

bertentangan dengan agama maka peserta didik harus menjauhinya.

4. Metode Motivasi dan Nasihat

Metode ini salah satu metode yang efektif dalam mengembangkan

karakter peserta didik. Dengan metode motivasi wali kelas dapat

memberikan seamangat dan dorongan untuk memiliki karakter yang


22

baik. Kemudian dengan metode nasihat pendidik mempunyai

kesempatan yang luas untuk mengarahkan peserta didik kepada

kebaikan atau kemaslahatan dirinya.

D. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

Seorang pendidik dituntut untuk menjadi teladan bagi peserta didiknya.

Segala bentuk perilaku yang dilakukan guru akan menjadi sorotan peserta

didiknya. Maka dari itu, wali kelas harus memberikan contoh yang baik dalam

kesehariannya. Seorang wali kelas memiliki peranan penting untuk

memgembangkan karakter peserta didik. Menurut Gede Raka, prestasi

pendidik dilihat dari keberhasilannya dalam membantu para peserta didik

mentransformasikan diri ketingkat kualitas pribadi yang lebih tinggi atau lebih

baik. (Ibid., hal. 165)

Wali kelas ialah orang tua kedua setelah orang tua aslinya yang ada

dirumah. Oleh sebab itu, sepatutnyalah seorang wali kelas mengetahui karakter

peserta didiknya. Orang tua telah membebankan karakter anaknya kepada wali

kelas agar nantinya mampu menjadi anak yang cerdas dan memiliki

kepribadian yang bagus. Dalam lingkungan sekolah wali kelas dituntut untuk

menjalankan enam peran, yaitu :

a. Harus terlibat dalam proses belajar dan mengajar, yaitu wali kelas harus

melakukan interaksi dengan siswa dalam mendiskusikan materi

pembelajaran, karena keterlibatan wali kelas dapat meningkatkan karakter

siswanya. Mengajar adalah salah tugas yang paling indah karena

berkontribusi mentransfer ilmu yang sangat dibutuhkan oleh para generasi


23

penerus bangsa. Oleh karenanya sebagai wali kelas harus mempunyai

keterampilan dalam mengajar agar tercapainya tujuan pendidikan yang

diharapkan. Salah satunya wali kelas harus mengambil bagian untuk

terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar. Contohnya adalah

ketika siswa mengalami kesulitan dalam materi pembelajarannya, wali

kelas dapat membantu menyelesaikan kesulitan belajarnya. Wali kelas

juga dapat membuat kelompok belajar bagi siswa binaannya agar

mempermudah untuk memahami materi pembelajaran.

b. Harus menjadi contoh teladan kepada siswa dalam berprilaku sehari- hari

dan bercakap. Menjadi seorang teladan bagi siswa tidak mudah untuk

dilakukan. Sebagai pengganti orang tua dalam lingkungan sekolah,

seorang wali kelas akan menjadi sorotan terhadap siswanya dan akan

menjadi contoh yang ditiru oleh siswanya. Wali kelas juga dapat

mengajarkan kepada siswanya untuk mencontoh perilaku Rasulullah saw.

sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Ahzab ayat 21 yang berbunyi:

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِف ي َر ُس و ِل ال َّل ِه ُأ ْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِل َم ْن َك اَن َي ْر ُج و ال َّل َه َو ا ْل َي ْو َم ا آْل ِخ َر َو َذ َك َر ال َّل َه‬

‫َك ِث يًر ا‬

Artinya : Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (QS. Al-

Ahzab, [33]: 21)


24

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah saw. adalah sebagai

tauladan kita sebagai umat manusia didunia, karena semua yang diajarkan

oleh-Nya adalah perilaku yang baik. Disamping itu wali kelas juga

harus meniri perilaku Rasulullah saw. dalam kehidupannya baik disekolah

maupun di luar sekolah. Sehingga nantinya wali kelas dapat menjadi

seorang guru yang bisa diteladani. Namun tidak terlepas dari itu seorang

wali kelas adalah manusia biasa yang memiliki kelemahan tertentu. Maka

siswa harus mengembangkan dirinya agar tidak mencontoh perilaku-

perilaku yang tidak seharusnya.

c. Harus mampu mendorong siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

melalui penggunaan metode pembelajaran yang variatif. Hasil belajar

siswa merupakan suatu tujuan yang dicapai dari proses belajar mengajar

disekolah, untuk itu seorang wali kelas harus mampu menciptakan dan

mengembangkan banyak metode-metode agar siswa tidak jenuh saat

belajar. Tayar Yusuf dan Saiful mengatakan bahwa ada beberapa faktor

yang harus diperhatikan dalam memilih untuk mengaplikasikan sebuahb

metode pengajaran, yaitu: (1) tujuan yang hendak dicapai, (2) Kemampuan

guru, (3) anak didik, (4) situasi dan kondisi pengajaran dimana

berlangsung, (5) fasilitas yang tersedia, (6) waktu yang tersedia, (7) dan

kebaikan dan kekurangan sebuah metode38. Faktor-faktor tersebut sangat

membantu wali kelas dalam memilih metode yang tepat untuk diterapkan.

Dalam kebiasaan sehari-hari seorang guru atau wali kelas

biasanya hanya menggunakan metode yang biasa seperti ceramah,


25

diskusi, demonstrasi, tanya jawab dan lain sebagainya, padahal banyak

metode yang ditawarkan kepada seoarng wali kelas untuk proses

pembelajaran. Misalnya menurut Al-Ghazali salah satu metode yang bisa

diterapkan adalah metode Mujahadah dan Riyadlah Nafiyah (kekuatan

dan latihan jiwa), metode ini mendidik anak dengan cara mengulang-

ngulang pengalaman sehingga akan meninggalkan kesan yang baik yang

tidak bisa dilupakan oleh siswa dan siswa akan benar- benar

menekuninya sehingga terbentuk akhlak dan watak didalam dirinya.

Kemudian M. Arifin juga mengemukakan metdoe pembelajaran salah

satunya ialah metode tarhib dan targhib yang fungsinya untuk

mendorong minat belajar siswa agar terlepas dari paksaan atau tekanan.

(Ibid., hal. 107-108) Selain kedua metode tersebut masih banyak lagi

metode-metode yang dapat digunakan agar siswa dapat berperan aktif

saat proses belajar mengajar.

d. Harus mampu mendorong dan membuat perubahan pada siswa, wali kelas

dalam kesehariannya dituntut untuk mengenal lebih dalam siswa

binaannya, termasuk mengenal psikologis pribadi siswa. Tujuannya ketika

siswa mengalami permasalahan baik dalam materi pembelajaran maupun

diluar wali kelas mampu untuk memberikan semangat atau motivasi dan

mendorong siswa untuk terus berusaha agar permasalahan yang

dihadapinya bisa terselesaikan. Sebagai wali kelas, ia harus berperan aktif

untuk tetap memotivasi siswanya karena memotivasi siswa sebagai

pendorong, penggerak dan pengarah perbuatan siswanya. Menurut


26

Djamrah mendefinisikan fungsi motivasi dalam belajar, yaitu:

1) Memotivasi sebagai pendorong perbuatan, yaitu sebagai pendorong

dalam mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil,

dalam rangka belajar.

2) Memotivasi sebagai penggerak perbuatan, dorongan psikologis yang

melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan

yang tak terbendung yang kemudian menjelma dalam suatu tindakan

belajar.

3) Sebagai motivasi pengarah perbuatan, yaitu anak didik memiliki

motivasi dapat menyelesaikann mana perbuatan yang harus dilakukan

dan mana yang diabaikan. (Jurnal Dosen Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Ar-Raniry, Vol. 3 No. 1 thn 2015, hal. 70)

Tentunya untuk menjalankan ketiga fungsi motivasi tersebut wali kelas

harus mampu memiliki pendekatan lebih dalam lagi dengan siswanya agar

mampu mendorong dan membuat perubahan bagi siswanya dan untuk

menciptakan hubungan yang harmonis, saling menghormati dan

bersahabat dengan siswanya.

e. Harus mampu membantu dan mengembangkan emosi dan kepekaan sosial

siswa agar menjadi lebih bertakwa, menghargai ciptaan Tuhan,

mengembangkan keindahan dan belajar soft skill yang berguna bagi

kehidupan siswa selanjutnya. Pada dasarnya masing-masing siswa

memikiki emosi dan kepekaan sosial yang berbeda-beda. Dalam hal ini

wali kelas dituntut untuk berperan membantu mengembangkan emosi dan


27

kepekaan sosial siswa. Dalam islam telah diberikan beberapa contoh

bagaimana didalam Al-Quran telah membimbing manusia untuk

meningkatkan emosinya, yaitu dengan (1) kesadaran menghadapi musibah,

tidak sombong, yang dijelaskan dalam QS. Al- Hadid (57) ayat 22-23,

(2) mengatasi ketakutan pada QS al-Falaq (113) ayat 1-5, (3) tidak

putus asa pada QS. Yusuf (12) ayat 87. Selain ketiga cara tersebut telah

dicontohkan juga oleh Rasulullah saw. dalam melatih emosional dan

kepekaan sosial anak yaitu dengan bersikap tenang, memperlakukan orang

lain dengan kasih sayang, melatih keberanian, melatih kesabaran ketika

sakit, bersabar menghadapi musibah, mengajari menyikapi kesulitan

hidup, membina persaudaraan. (jurnal PGRA UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta Vol. 18 No. 3 thn. 2013, hal. 435) Dari berbagai cara yang

telah disebutkan tersebut wali kelas dapat membantu siswanya agar

siswanya dapat mengembangkan emosi dan kepekaan sosial siswa,

sehingga ia tahu apa yang baik untuk ia lakukan didalam kehidupannya.

f. Harus menunjukkan rasa kecintaannya kepada siswa sehingga wali kelas

dalam membimbing siswa yang sulit tidak mudah putus asa. (Ibid., hal.

165) Peran wali kelas yang paling menonjol adalah semacam menjadi

kepala keluarga dalam kelas tertentu. Wali kelas adalah orang tua

disekolah dan orang yang paling dekat dengan siswa. (Jurnal Atthulab

Ponpes Al Mardiyyah Al Islamiyyah Bandung, Vol. 4 No. 1 thn 2019, hal.

74) Oleh karena itu, wali kelas harus benar-benar mengetahui dan

memahami kepribadian setiap peserta didik di kelasnya. Untuk membantu


28

peserta didik memecahkan masalah, wali kelas harus bisa dekat dengan

peserta didiknya dan penuh perhatian. Hal ini bertujuan agar wali kelas

dapat membantu peserta didik yang diajar memecahkan masalah tanpa

kesulitan.

Dari uraian keenam peran tersebut tentu terlihat jelas bahwa wali kelas

perlu lebih aktif dalam membentuk dan mengembangkan karakter peserta

didiknya. Selanjutnya peserta didik diharapkan mampu mengubah

kepribadiannya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

1.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan

dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk peneltiain selanjutnya di

samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dapat memposisikan penelitian

serta menujukkan orsinalitas dari penelitian. Pada bagaian ini peneliti

mencamtumkan berbagai hasil penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang

hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah

terpublikasikan atau belum terpublikasikan. Berikut merupakan penelitian

terdahulu yang masih terkait dengan tema yang penulis kaji.


29

Tabel 2. 1 Penelitian Terhulu

Penelitian
No Kesimpulan Persamaan Perbedaan
Terdahulu
Skripsi yang ditulis Dalam penelitian ini Persamaan Perbedaannya yaitu
oleh Syahrina Ulya menyimpulkan bahwa penelitian ini fokus Penelitian kedua
Ramdhani dengan peranan wali kelas dalam dengan yang membahas
judul “Peranan pengembangan karakter penelitian lain tentang karakter
Wali Kelas dalam siswa sudah dilaksanakan yaitu pada salah Pada umumnya. Pada
Pengembangan dengan baik. Wali kelas satu fokus penelitian lain
Karakter Siswa mengimplementasikan penelitian yang membahas tentang
MTsN 2 enam nilai karakter sama membahas salah satu karakter
Mataram”. pada siswa yiatu, nilai tentang wali khusus siswa.
karakter religius, jujur, kelas dan
1.
mandiri, disiplin, kerja menggunakan
keras dan bertanggung metode
jawab. Dalam kualitatif.
melaksanakan peranannya
wali kelas menghadapi
problematika seperti
siswa yang bandel,
minat belajar kurang, dan
jam mengajar yang tidak
efektif.
2. Skripsi yang ditulis kesimpulannya,penelitian Persamaan Adapun perbedaannya
oleh Ruslan denganpenelitian ialah fokus
mahasiswa inimenjelaskan yang saya pembahasan
program studi bahwa lakukan ialah yangditulis oleh
manajemen peran variabel yang Ruslan lebih spesifik,
pendidikan,fakultas wali sama-sama yaitu hanya
ilmu tarbiyah dan kelas dalam mendampi- membahas Membahas tentang
keguruan ngi siswa belum berjalan tentang wali kedisiplinan.Penelitian
Universitas Islam dengan optimal. Hal kelas dan yang saya lakukan
Negeri Syarif tersebut dikarenakan karakter siswa lebih pada karakter
Hidayatullah siswa belum Kemudian sama- siswa.Objek penelitian
Jakarta dengan merasa nyaman dalam sama di MA sedangkan
Judul “Peran Wali berinteraksi dengan wali menggunakan yang peneliti lakukan
Kelas Dalam kelasnya.Wali kelas metode kualitatif di MTs.
Membina hanya bisa memantau dalam penelitian
Kedisiplinan Siswa siswanya saat proses
MA-Al Islamiyah pembelajaran yang berada
PUI Jakarta. di dalam kelas.
30

Skripsi yang ditulis Penelitian ini Kesamaan Perbedaan yang


oleh Yusup menyimpulkan bahwa penelitian ini menjadi fokus
Muhamad Jaelani peran wali kelas dalam dengan penelitian kedua
pembentuakn karakter
dengan judul penelitian menyangkut
peserta didik telah
“Peranan Wali terlaksana dengan baik. lainnya terletak karakteristik secara
Kelas dalam Wali kelas pada salah satu umum.
Pembentukan mengimplementasikan poros penelitian Dalam penelitian
Karakter Peserta enam nilai karakter pada serupa yang lainnya, membahas
Didik kelas VII peserta didik, yaitu nilai fokus pada wali tentang salah satu ciri
3.
MTs Annur 2 karakter religius, jujur, kelas dan karakter khusus
mandiri, disiplin, kerja
Malagbong menggunakan peserta didik.
keras, dan tanggung
jawab. metode
Dalam menjalankan kualitatif.
perannya, wali kelas
menghadapi problematika
seperti siswa yang bandel,
kurang minat belajar, dan
jam mengajar
yang tidak efektif.
BAB III
METODE PENELITIAN
1.9 Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis,

objektif, dan logis dan mengandalkan atau tanpa mengendalikan berbagai

aspek/variabel yang terdapat dalam fenomena, kejadian, maupun fakta yang

diteliti untuk dapat menjawab pertanyaan atau masalah yang diselidiki. (Jakarta:

Kencana, 2016 hal. 26) Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan meneliti pada kondisi

obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan

secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitin kualitatif

lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Bandung: Alfabeta, 2018 hal

15)

1.10 Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini lokasi yang dipilih peneliti adalah di MTs Annur 2

Malangbong. Madrasah ini merupakan salah satu sekolah resmi di Kec.

Malangbong yang sangat cocok untuk tujuan tersebut. Berdasarkan hal tersebut,

MTs Annur 2 Malangbong tentunya mempunyai cara dan metode untuk

membentuk karakter Peserta didik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai.

31
32

Adapun Waktu Penelitian yang digunakan peneliti untuk penelitian ini

dilaksanakan sejak tanggal 12 November sampai dengan selesai. Untuk

mendapatkan data yang akurat peneliti akan sesekali berkunjung/menelepon untuk

mendapatkan data yang akurat dan alamiah sesuai permasalahan yang diteliti.

1.11 Objek dan Subjek Penelitian

Menurut Nasution menyatakan bahwa, definisi objek penelitian adalah

merupakan Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan

yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari

dan kemudian ditarik. Dipahami bahwa pada penelitian ini yang menjadi objek

penelitiannya adalah Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta

Didik Kleas VII MTs Annur 2 Malangbong.

Suyanto menjelaskan bahwa subjek penelitian akan menjadi informan

yang akan memberikan berbagai macam informasi yang diperlukan selama

proses penelitian. Informan penelitian ini meliputi dua macam, yaitu informan

kunci (subjek penelitian), dan informan tambahan. Informan kunci adalah

mereka yang mengetahui, memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan

dalam penelitian serta terlibat secara langsung dalam interaksi sosial yang

diteliti. Sedangkan informan tambahan adalah mereka yang dapat memberikan

informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.

(Suyanto, 2005 : 171)


33

Sesuai dengan rumusan penelitian maka yang akan menjadi subjek adalah:

1. Wali Kelas MTs An Nur 2 Malangbong kelas VII

2. Peserta Didik MTs An Nur 2 Malangbong kelas VII

1.12 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian, metode pengumpulan data merupakan salah satu bagian

yang sangat penting. Sebenarnya metode pengumpulan data diperlukan dalam

penelitian agar data yang diperoleh lebih akurat. Untuk mengumpulkan data

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006 hal. 180) Ada dua cara membedakan tipe wawancara

dalam tatanan yang luas, yaitu wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.

(Jakarta: Bumi Aksara, 2005 hal. 162) Wawancara terstruktur adalah suatu

bentuk wawancara yang dimana pewawancara dalam hal ini peneliti menyusun

secara terperinci dan secara sistematis rencana atau pedoman pertanyaan

menurut pola tertentu dengan menggunakan format yang baku. Dalam hal ini

pewawancara hanya membacakan pertanyaan yang telah disusunnya dan

kemudian mencatat jawaban dari sumber informasi secara tepat. Sedangkan

wawancara tidak terstruktur adalah apabila peneliti/pewawancara menyusun

rencana (schedule) pertanyaannya wawancara yang dengan mantap.


34

Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini, tekhnik wawancara yang

akan digunakan adalah wawancara tidak terstruktur. Adapun alasannya adalah

peneliti belum mengetahui jawaban yang akan diberikan oleh informan

terhadap pertanyaan yang diberikan. Kemudian peneliti menginginkan

keterbukaan dan kebebasan jawaban informan atas pertanyaan yang diberikan.

Tujuan wawancara tidak terstruktur ini adalah untuk mendapatkan informasi

yang lebih dalam tentang responden. (Sugiyono, Metode..., hal. 320) Yang

menjadi tujuan wawancara sesuai dengan rumusan masalah maka peneliti

bermaksud mewawancarai:

1. Wali Kelas MTs An Nur 2 Malangbong kelas VII

2. Peserta Didik MTs An Nur 2 Malangbong kelas VII

Dalam penelitian ini data wawancara yang akan dicari adalah :

1. Data tentang peran apa saja yang dilakukan oleh wali kelas dalam

pembentukan karakter peserta didik.

2. Data tentang nilai-nilai karakter dalam pengimplementasian peran wali

kelas dalam pembentukan karakter peserta didik.

3. Data tentang problematika yang di hadapi wali kelas dalam upaya

pembentukan karakter peserta didik.

b. Observasi

Menurut Kartono, observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis

tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamatan dan

pencatatan. (Imam Gunawan, Metode..., hal. 143) Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi non partisipatif, yaitu peneliti tidak menjadi bagian


35

dari kelompok subjek yang diteliti. Dalam hal ini peneliti hanya berperan

sebagai pengamat untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang

diperoleh dari informasi atau kondisi lingkungan yang diteliti.

Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk menunjukkan

keaslian informasi yang diperoleh selama proses wawancara dan melihat

langsung data tentang wali kelas dalam pembentukan karakter peserta didik

MTs Annur 2 Malangbong.Yang diamati observasi dalam penelitian ini adalah

aktivitas belajar mengajar peserta didik, aktivitas peserta didik saat istirahat,

saat berinteraksi dengan teman, dan aktivitas ekstrakurikuler peserta didik, data

yang dicari adalah:

1. Data tentang peran wali kelas dalam pembentukan karakter peserta didik.

2. Data tentang nilai-nilai karakter dalam pengimplementasian peran wali

kelas dalam pembentukan karakter peserta didik.

3. Data tentang problematika yang dihadapi wali kelas dalam pembentukan

karakter peserta didik.

c. Dokumentasi

Dokumentasi salah satu tekhnik terpenting dengan cara mengumpulkan

data-data dari subjek yang akan diteliti. Dokumen merupakan catatan atau

karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dalam penelitian kualitatif

ini, dokumen berupa teks tertulis, artefacts, gambar maupun foto. Dokumen

tertulis dapat berupa sejarah kehidupan (life histories), biografi, karya tulis, dan

cerita. (Muri Yusuf, Metode..., hal. 391) Jadi, metode dokumentasi adalah suatu
36

teknik pengumpulan data tentang lokasi-lokasi yang relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan.Dalam pencarian ini, dokumen yang akan dicari adalah:

1) Dokumen sejarah berdirinya MTs Annur 2 Malangbong

2) Data guru

3) Data siswa

4) Data sarana dan prasarana

5) Dokumen visi dan misi sekolah

6) Struktur Organisasi

1.13 Teknik Pengorganisasian dan Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2010) hal. 248) Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa

analisis data adalah suatu proses meneliti dan mengorganisasikan data secara

terstruktur yang diperoleh dari wawancara, observasi dan dokumentasi data.

Jadi proses analisis data yang digunakan penulis adalah (1) analisis data

sebelum lapangan. Proses analisis ini dilakukan terhadap data hasil studi

pendahuluan, atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus

penelitian. Namun, fokus penelitian ini hanya bersifat sementara sampai peneliti

masuk dan selama dilapangan. (Sugiyoni, Metode..., hal. 336) (2) Analisis selama

di lapangan. Proses analisis ini dilakukan dilakukan pada saat pengumpulan data
37

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada

saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan sampai jawaban yang diberikan kredibel. (Ibid., hal. 337)

Dalam analisis lapangan ini penulis menggunakan model Miles dan Huberman.

Model ini memiliki tiga kegiatan, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data menunjuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data mentah yang terlihat

dalam catatan tertulis lapangan (Muri Yusuf, Metode..., hal. 391) Tugas peneliti

dalam reduksi data ini adalah memberikan kode dan mengorganisasikan jawaban

yang diberikan oleh narasumber.

b. Data Disply

Pendispleyan data ini dilakukan dengan menarik kesimpulan dan

pengambilan tindakan dalam bentuk menguraikan secara singkat dengan teks

naratif, bagan atau grafik. Dengan displey data ini akan memudakan peneliti

dalam menguasai data dan akan membantu peneliti dalam melakukan analisis

lebih lanjut berdasarkan apa yang telah difahaminya.

c. Verifikasi

Langkah ketiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman

adalah verifikasi. Verifikasi ini adalah penngambilan kesimpulan dari data

yang telah didapatkan. Dengan penarikan kesimpulan ini diharapkan akan

mampu menjawab rumusan masalah yang telah ada.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.14 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

A. Sejarah Singkat dan Profil MTsS Annur 2 Malangbong

MTs ANNUR 2 bermula dari salah satu Lembaga yang di dirikan sebelum
tahun 84, di karenakan para siswa dan para orang tua siswa yang berada di
sekitaran malangbong merasa terlalu jauh untuk ke MTs ANNUR 1, Sehingga
sesepuh I.H.A. Sarifudin berinisiatif untuk mendirikan MTs ANNUR 2, namun
pada masa itu MTs ANNUR 2 belum mempunyai tempat pembelajaran yang
menentu, terkadang ada yang di rumah I.H.A Sarifudin yang sekarang menjadi
Toko Batik, ada juga yang di KUA dekat kaum malangbong, pada tahun 1984
MTs ANNUR 2 di dirikan secara khusus di belakang kaum yang tepatnya di
Kp. Panyingkiran, dengan kepengurusan para guru yang sudah di kepalai oleh
Bapak I.H.A Sarifudin dari tahun 1984 – 1997.
Setelah masa jabatan bapak I.H.A Sarifudin, di ambil alih oleh Bapak
Abdul Kodir dari tahun 1997 – 2003, Sehubungan kepemilikan tanah pada
masa yang berada di daerah Kp. Panyingkiran itu masih tanah dari Al – Ilyas,
maka pada tahun itu juga tepatnya tahun 2003, MTs ANNUR 2, berpindah
lokasi, yang awal nya di Kp. Panyingkiran, dan sekarang di Kp. Cidungus,
tanah yang sekarang di tempati adalah tanah Wakaf dari Dr. Dedeng Tamrin
dan Ibu Hj. Edah Jubaedah. Setelah masa jabatan Bapak Abdul Kodir berakhir,
dilanjutkan oleh Ibu Hj. Halimah dari tahun 2003 – 2017, pada awal masa
jabatan Ibu Hj. Halimah, ruangan kelas masih memakai bambu, dalam artian
Semi Permanen, pada tahun 2006 baru membeli tanah di lanjutkan dengan
membangun ruangan kelas di lantai 2. Setelah Masa Jabatan Ibu Hj. Halimah
berakhir, dilanjutkan oleh Bapak A. Rohman dari tahun 2017, dalam masa
jabatannya beliau melanjutkan Pembangunan yang dulu belum selesai, pada
tahun 2022 adanya bantuan Pembangunan Mushola dari Human Initiative dan
Bantuan Swadaya dan Wali Murid, setelah Pembangunan mushola selesai,
mushola tersebut diberi nama Hudan Nurr.

38
39

Profil Madrasah

1. Nama Sekolah : MTs ANNUR 2 Malangbong


2. Alamat : Jl. Raya Wado ( Cidungus ) RT. 01
RW. 04
Desa / Kecamatan : Malangbong / Malangbong

Kabupaten : Garut

No. Tlp. :

3. NSM / NIS : 121232050153


4. Kategori Sekolah :B
5. Jenjang Akreditasi : B (Baik )
6. Tahun Sekolah didirikan : 1984
7. Tahun Sekolah Beroprasi : 1984
8. Kepemilikan Tanah :
a. Status tanah : Milik MTs ANNUR 2
b. Luas Tanah : 1682 m²
9. Status Bangunan : Milik Sendiri
a. Surat Ijin Bangunan :
b. Luas seluruh Bangunan : 695 m²
10. Nomor Rekening Sekolah (Rutin) :
11. Data Siswa dalam 4 ( empat ) tahun terakhir :

Tabel 4. 1 Data Peserta Didik

Jumlah (Kls.
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
VII+VIII+IX
Jml
Tahun Ajaran Pendaftar Jml. Jml. Jml. Jml Jml. Jml.
(calon Siswa Jml.
Siswa Siswa
Baru ) Siswa
Siswa Rombel Rombel Rombel Rombel

Th. 2021/2022 orang 21 1 rbl 23 1 rbl 28 1 rbl 73 3 rbl

Th. 2022/2023 orang 31 1 rbl 21 1 rbl 23 1 rbl 75 3 rbl

Th. 2023/2024 Orang 26 1 rbl 17 1 rbl 21 1 rbl 64 3 rbl

12. a). Data Ruang Kelas b ). Data Kondisi Ruang


40

Tabel 4. 2 Data Sarana dan Prasarana


Jml Ruang
Jumla Jml.Ruang
Nama Jumlah Yg Kategori
Nama Ruangan h Yg.Kondisinya
Ruangan Ruang Kondisinya Kerusakan
Ruang Rusak
Baik

(a) Ruang Kelas 6 Ruang Kelas 6 4 1 Ringan


asli

R. Lab. Fisika -

R. Lab Kimia

R. Lab
Biologi

R. Lab Komp 1 1

R. Lab
Bahasa

(b) Ruang lainnya


R. Perpust 1 1
yang
digunakan
R.Kantor TU 1 1
untuk/sbg
Ruang Kelas
2 R. Guru 1 1
yaitu ruang
Lab Fisika,
R. Kpl Mdrs 1 1
ruang Guru
R. Wk
Kamad

R. Kesiswaan

R.
Keterampil

R. Ibadah 1 1

R. Gudang 1

KM/WC 1 1 Berat

Jml. Ruang Kelas


8 Jumlah 12 10 1
Seluruhnya ( a + b )
41

B. Visi, Misi dan Tujuan MTs Annur 2 Malangbong

a. Visi Madrasah

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan baik tujuan pendidikan nasional

maupun kelembagaan maka Madrasah Tsanawiyah An Nur 2 Malangbong

telah menetapkan visi madrasah dengan rumusan visi yaitu; “Terwujudnya

MTs Annur 2 Malangbong Yang Bermutu Sehingga Menghasilkan Siswa

Yang Cerdas, Terampil Berdasarkan IMTAQ Dan IPTEK “.

Untuk memudahkan pencapaian visi tersebut maka dirumuskan

indikator visi sebagai berikut :

a) Peserta didik memiliki kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual

b) Peserta didik memiliki prestasi dalam bidang akademik dan non

akademik

c) Peserta didik memilki akhlakul karimah

d) Peserta didik dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah sesuai

harapan masing-masing

e) Peserta memiliki bekal kemampuan untuk hidup bermasyarakat

b. Misi Madrasah

Dalam rangka mewujudkan visi di atas, maka sejumlah langkah akan

dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah An Nur 2 Malangbong yang

dinyatakan dalam rumusan misi Madrasah Tsanawiyah An Nur 2

Malangbong sebagai berikut:


42

a) Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang dilandasi Iman dan

taqwa;

b) Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang sesuai dengan

perkembangan zaman;

c) Meningkatkan mutu tenaga pendidik sesuai perkembangan dengan

menambah wawasan ilmu pengetahuan

d) Meningkatkan kedisiplinan, keteladanan, kekeluargaan dan

kebersamaan

e) Memberikan pelayanan terbaik bagi semua lapisan masyarakat

f) Mendorong peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

menengah

c. Tujuan Madrasah.

Sejalan dengan visi dan misi sebagaimana dinyatakan di atas maka

tujuan yang ingin dicapai oleh Madrasah Tsanawiyah An Nur 2

Malangbong adalah sebagai berikut:

a) Menumbuhkembangkan kecerdasan intelektual, emosional, dan

spiritual peserta didik.

b) Melahirkan peserta didik yang memiliki keunggulan prestasi dalam

bidang akademik dan non akademik.

c) Mewujudkan peserta peserta didik yang memilki akhlakul karimah.

d) Mendorong dan memfasilitasi peserta didik untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang menengah sesuai harapan masing-masing.


43

C. Struktur organisasi Mts Annur 2 Malangbong

Dalam mengatur kegiatan proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan

pengurus atau pengelola yang berfungsi untuk penyelenggara atau penggerak

jalannya pendidikan di MTs An Nur 2 Malangbong agar tujuan pendidikan

yang diharapkan dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu MTs An Nur 2

Malangbong juga memiliki struktur organisasi dari yang teratas sampai bawah.

Adapun gambar struktur organisasi MTs An Nur 2 Malangbong adalah sebagai

berikut:67

Struktur Organisasi MTs An Nur 2 Malangbong

KEPALA MADRASAH KOMITE MADRASAH


A.ROHMAN, S.Pd.I ASEP M K

BENDAHARA KEPALA TU
WIDA SITI MUWAHIDAH, S.Pd.I HARIS SUTRISNA

D. Data guru MTs Annur 2


WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA HUMAS WAKA SARANA
WAHIDAH R, S.Pd.I M. AYI A. M, S.Pd. M. TAUFIQ R, S.Pd. ETI N, S.Pd.I

WALI KELAS 7 WALI KELAS 8 WALI KELAS 9


N. IDA SONDARI, S.Ag. R. WIDA NURUL UW, S.Ag. R. NURLAELA NH, S.Pd.I

Malangbong

No Nama Tempat Tanggal M.P Jabatan Pendidikan Terakhir


OSIS
Lahir
Garut, 08-05-
1 A.Rohman, S.Pd.I SISWA PKN Kepala Sekolah S1 PAI
1976
Garut, 01-01-
2 Abdul Kodir, A.Md Qurdist?KDK Pembina D3
1942
3 N. Ida Sondari, S.Ag. Garut, 26-11-1969 Aqidah/IPS Guru/Wali Kelas S1 PAI
44

4 R. Wida Nurul Uw, S.Ag. Garut, 24-04-1977 SKI/PKN Guru/Wali Kelas S1 SKI

5 R. Nurlaela Nh, S.Pd.I Garut, 03-10-1974 SBK/Prakarya Guru/Wali Kelas S1 PAI

6 H. Ahmad Satibi S.Pd.I Garut, 22-01-1980 Fikih Guru S1 PAI

7 Eti Nurhayati, S.Pd.I Sukabumi, 06-06- Guru S1 PAI


IPA
1969
8 Wahidah R, S.Pd.I Garut, 06-07-1985 B.Indonesia Guru/Wali Kelas S1 PAI
Garut, 03-
9 Cecep Aripin S.Pd.I, M.Pd 12-1991 B. Arab Guru S1 PAI

10 Wida Siti Muwahidah, Garut, 20-11-1994


IPS Guru/Bendahara S1 PAI
S.Pd.I
11 Haris Sutrisna Garut,12-05-1983 TIK Kepala TU SMK
12 H Aa Aman A, S.Pd.M.Pd Garut, B. Sunda Guru/Pem.Keagamaan S2 PAI
Garut, 21-
13 M. Ayi Abdul. M, S.Pd. B. Ingris Guru/Wali Kelas S1 PAI
05-1999
14 Sobirin Garut, PJOK Guru -

15 Undang Saepudin S.Pd.I Garut, - Pembina Pramuka S1 PAI

16 Ibrohim Munadi S.Pd.I Garut, IPA Guru S1 PAI


Al-Qur’an
17 M. Taufiq R, S.Pd. Garut, Guru S1 PAI
Hadis
a. Adapun daftar nama-nama tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di

MTs Annur 2 Malangbong adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Data Guru MTs Annur 2 Malangbong

E. Tata Tertib MTs Annur 2 Malangbong

TATA TERTIB GURU

1. Guru hadir 15 menit sebelum bel berbunyi

2. Guru harus mengisi daftar hadir


45

3. Guru harus membimbing siswa berbaris sebelum masuk ruangan kelas

4. Guru yang terlambat harus melapor pada petugas piket / Kepala Madrasah

5. Guru yang berhalangan hadir harus memberitahu ke sekolah melalui surat /

telepon

6. Guru yang keluar sekolah pada jam belajar harus lapor pada petugas piket /

Kepala Madrasah

7. Guru harus memakai pakaian seragam sesuai ketentuan :

 Senin – Selasa pakaian putih hitam

 Rabu – Kamis pakaian batik

 Jum’at pakaian muslim

 Sabtu pakaian pramuka

8. Guru harus membimbing siswa berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan

pembelajaran.

TATA TERTIB PESERTA DIDIK

1. Kegiatan belajar-mengajar dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 14.00

WIB (pada hari Jumat dan berakhir pukul 11.30 WIB, pada hari Sabtu,

dimulai pukul 07.15 dan berakhir pukul 14.00 WIB.

2. Siswa wajib hadir ke sekolah pada pukul 07.00, bagi peserta didik yang
46

mendapat jadwal piket hadir pada pukul 06.50.

3. Sebelum bel berbunyi, piket-piket kelas sudah selesai membersihkan dan

mengatur kelasnya serta menyiapkan perlengkapan belajar seperti spidol,

penghapus papan, daftar hadir dan agenda kelas (batas pelajaran).

4. Siswa berbaris di depan kelas/apel pagi setelah bel berbunyi pada jam

07.15 untuk pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian atribut.

5. Siswa terlambat datang lebih dari 15 menit (setelah pukul 07.15) harus

lapor pada guru piket dan tidak diperkenankan masuk kelas pada jam

pelajaran pertama.

6. Selama jam pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran,

siswa dilarang berada di luar kelas atau keluar dari pekarangan sekolah.

7. Pada waktu jam istirahat, siswa dilarang berada di dalam kelas kecuali piket

kelas.

8. Selama istirahat, para siswa tidak dibenarkan bermain-main di depan atau

di dalam ruang kantor guru, dan di atas sepeda motor yang sedang parkir.

9. Setelah jam pelajaran berakhir, siswa harus berdo’a terlebih dahulu

sebelum pulang dipimpin oleh Ketua Kelas.

Sesuai dengan rumusan penelitian maka yang akan menjadi Gambaran

Umum Subjek Penelitian adalah:

1. Peran Wali Kelas Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong


47

2. Nilai-nilai Karakter dalam Implementasi Peran Wali Kelas dalam

Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

3. Problematika yang di hadapi Wali Kelas Dalam Pembentukan Karakter

Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

1.15 Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini bermaksud untuk menyampaikan penjelasan yang

peneliti lakukan dalam penelitian yang terus menerus berupaya dalam

pembentukan karakter peserta didik dengan berusaha semaksimal mungkin untuk

menghasilkan peserta didik yang berkualitas untuk generasinya. Di antaranya:

A. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong

Posisi Wali kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong sangatlah

strategis sehingga keberadaannya sangat penting di madrasah. Adapun enam

peranan yang dapat dilakukan oleh Wali Kelas yaitu:

a. Mengumpulkan data tentang siswa

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Sebagai seorang Wali Kelas, tentu tidak hanya mengetahui nama peserta

didik saja, melainkan juga data seperti biodata peserta didik, tujuannya agar

dengan mudah mengetahui tentang peserta didik jika terjadi permasalahan.

Selain itu data tersebut menjadi bahan untuk mengisi rapot peserta didik

Menurut Sipa Noviyatul Zanah salah satu Peserta didik kelas VII MTs
48

Annur 2 Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Kami pernah ditanya tentang biodata dikelas oleh wali kelas kami, seperti

alamat, nama orang tua, cita-cita dan lain sebagainya.

b. Menyelenggarakan Bimbingan Kelompok

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Sebagai wali kelas, salah satu tugas kita adalah memberikan dukungan

pembelajaran kepada peserta didik baik secara individu maupun kelompok.

Tujuannya agar siswa dapat memahami apa yang belum mampu mereka

pahami selama proses pembelajaran.

Menurut Yusup Abdurohman salah satu Peserta didik kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Jika kita tidak memahami materi atau ingin meminta solusi suatu masalah,

kita selalu temui wali kelas untuk bertanya pada saat ada waktu luang.

c. Mengawasi Kegiatan peserta didik

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Sebagai Wali Kelas saya juga tetap mengawasi peserta didik saya, baik itu

secara langsung maupun tidak langsung. Biasanya kalo mengawasi di luar

lingkungan sekolah juga saya tetap mengawasi walau dari media sosial.

Menurut Aulia Cucu Fauziyah salah satu Peserta didik kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Kami sering diawasi setiap kegiatan kami oleh wali kelas. Selain diawasi
49

dalam kegiatan disekolah, kami juga diawasi diluar sekolah seperti di

media sosial.

d. Meneliti Kemajuan peserta didik

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Selain berperan untuk mengawasi kegiatan peserta didik, kami juga tetap

memantau perkembangan peserta didik. baik saat di lingkungan sekolah

maupun di luar lingkungan sekolah. Dari sejauh mana siswa dalam

menerima masukan-masukan atau pengajaran yang telah berikan selama ini.

Menurut Isnaeni salah satu Peserta didik kelas VII MTs Annur 2

Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Saya termasuk siswa yang sulit dalam memahami pembelajaran, tetapi oleh

Wali Kelas saya tetap selalu ada ngebimbing dan diingatkan dalam hal

kebaikan.

e. Memberikan Penerangan atau Motivasi

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Dalam membimbing dan mengembangkan karakter siswa mereka banyak

berperan sebagai orang tidak hanya mengajar dan mentransfer ilmu semata,

melainkan juga menjadi seorang pembimbing dan motivator. Karena Wali

Kelas tempat mereka mengadu dan meminta solusi atas permasalahan yang

dihadapinya.

Menurut Rina Agustina salah satu Peserta didik kelas VII MTs Annur
50

2 Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Wali kelas kami seperti motivator yang tidak pernah bosan untuk

memotivasi walau selalu ada yang menghiraukan perkataan wali kelas.

f. Efektivitas pemahaman Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK)

Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan Wali

Kelas. Bpk M. Ayi Abdul. M, S.Pd. mengatakan bahwa:

Pada dasarnya peserta didik sekarang kurang pemahaman dasar keagamaan

nya bahkan di suruh hafalan pun seorang anak malah takut dan susah untuk

di arahkan, oleh karena itu wali kelas ingin mengefektivitas kan pemahaman

Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK) sesuai dari perogram sekolah.

Peserta didik di setiap pagi sebelum pelaksanaan pembelajaran di biasakan

untuk membaca/tadarus KDK. Tujuannya semakin di baca terus menerus

peserta didik setiap paginya akan semakin hafal apa yang mereka bacakan.

Menurut Sahira Juwita salah satu Peserta didik kelas VII MTs Annur 2

Malangbong juga menjelaskan bahwa:

Wali kelas kami selalu mengingatkan atau mengajak untuk pembiasaan

bertadarus KDK setiap pagi nya.

B. Nilai-Nilai Karakter Implementasi Peran Wali Kelas dalam Pembentukan

Karakter Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

Dalam menanamkan dan mengimplementasikan nilai-nilai karakter Wali

Kelas, kelas VII MTs Annur 2 Malangbong memiliki banyak cara dan strategi

untuk membentuk karakter peserta didik binaannya. Adapun startegi yang


51

diterapkan menurut hasil observasi dan wawancara peneliti dengan wali kelas

adalah sebagai berikut:

a. Nilai karakter religius

Wali kelas melakukan berbagai macam strategi baik pada saat proses

belajar mengajar. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas

yaitu:

Dalam strategi pembiasaan ini yang dilakukan yaitu mebiasakan peserta

didik untuk bertadarus Al-Quran, melakukan ibadah solat sunnah duha di

Mushola kemudian dilanjutkan dengan membaca Kompetensi Dasar

Keagamaan (KDK) secara bersamaan di kelas setiap pagi dan berdoa.

Kemudian peserta didik juga kami biasakan dengan solat zuhur berjamaah

di Mushola. Kegiatan ini dimaksudkan peserta didik agar terbiasa

melakukan hal-hal positif.

Sipa Noviyatul Zanah peserta didik kelas VII juga mengungkapkan bahwa :

Untuk melatih diri dalam sifat religius biasanya kami di sekolah dibiasakan

untuk sholat tepat waktu dan berjamaah. Selain itu kami dibiasakan

bertadarus Al-Quran dan membaca Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK)

di setiap pagi.

b. Penanaman nilai karakter jujur

Menurut hasil observasi dan wawancara dengan Wali Kelas, menjelaskan

bahwa:
52

Untuk mengimplementasikan nilai karakter jujur pada peserta didik dapat

dilakukan dengan cara seperti membiasakan peserta didik untuk meminta

izin jika ingin keluar masuk kelas pada jam pelajaran, meminta izin ketika

akan meminjam barang kepada temannya, mengerjakan ujian dengan tidak

melihat kepada temannya.

Pendapat tersebut diperjelas kembali oleh Yusup Abdurohman peserta didik

kelas VII yang mengatakan bahwa:

Nilai kejujuran benar-benar ditanamkan oleh wali kelas kepada kami dari

hal-hal kecil hingga hal besar. Contohnya ketika kami sedang ujian, kami

harus mengerjakan soal dengan tidak mencontek diteman kami.

c. Nilai karakter disiplin

Menurut observasi dan wawancara yang peneliti lakukan pada wali kelas

yaitu:

Untuk mendisiplinkan siswa-siswi kami kelas VII MTs Annur 2

Malangbong biasanya yang sering terlambat atau sering tidak masuk sekolah

biasanya kami panggil dan kemudian kami berikan nasihat dan motivasi

agar mereka tidak mengulangi perbuatan mereka lagi.

Hal senada juga dijelaskan oleh Cucu Fauziyah peserta didik di kelas VII

yang mengatakan bahwa:

Untuk belajar disiplin, kami biasanya dibiasakan untuk masuk jam pelajaran

tepat waktu, tidak terlambat sekolah dan mengumpulkan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan.

d. Nilai karakter mandiri


53

Untuk membiasakan peserta didik dalam menjalankan nilai kemandirian

mereka, Wali Kelas memiliki cara atau strategi yang menjelaskan bahwa:

Peserta didik di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong ini kami latih untuk

kemandiriannya dengan memberikan tugas dirumah maupun di sekolah dan

membiasakan dirinya untuk mengerjakan tugas secara mandiri atau tidak

melihat tugas temannya.

e. Nilai kaakter kerja keras

Menuru hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, dalam

pengimplementasian nilai karakter kerja keras ini wali kelas memberikan

cara bahwa:

Dalam mengimplementasikan karakter kerja keras kami berikan motivasi

terhadap siswa agar belajar dengan giat dan rajin untuk mencapai nilai

tertinggi baik dikelas maupun di luar kelas.

Rina Agustina peserta didik kelas VII juga menjelaskan bahwa:

Untuk melatih kerja keras, kami dibiasakan oleh wali kelas untuk

mengerjakan dan menyelesaikan tugas baik disekolah maupun diluar

sekolah.

f. Penanaman nilai karakter bertanggung jawab

Dalam menanamkan nilai karakter bertanggung jawab, Menurut hasil

wawancara dan observasi yang peneliti lakukan, wali kelas menjelaskan

bahwa :

Untuk memberikan nilai-nilai karakter bertanggung jawab terhadap peserta

didik kami, biasanya kami membiasakan mereka untuk menjaga


54

perlengkapan atau fasilitas belajar yang telah disediakan seperti bangku,

meja, papan tulis.

C. Problematika yang dihadapi Wali Kelas dalam pembentukan karakter

Peserta Didik kelas kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

Dalam membentuk karakter peserta didik di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong ini pada umumnya bersumber dari diri peserta didik yaitu dari

lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial peserta didik itu sendiri. Selain

bersumber dari peserta didik tersebut problematika yang dihadapi juga

bersumber dari Wali Kelas. Dari penjelasan wali kelas problematika terbesar

yang dihadapi dalam pembentukan karakter ini adalah sumber daya manusia

(SDM). Adapun problematika sumber daya manusia tersebut wali kelas

menjelaskan diantaranya adalah :

a. Sebagian anak nakal atau bandel

Permasalahan yang dihadapi Wali Kelas dalam pembelajaran untuk

membentuk karakter peserta didik seperti yang diungkapkan oleh wali kelas:

Siswa yang bandel biasanya saat jam pelajaran sudah dimulai mereka masih

berkeliaran diluar kelas. Kalaupun mereka sudah masuk di dalam kelas

mereka tetap selalu ada yang tidak memperhatikan penjelasan gurunya.

Sipa Noviyatul Zanah peserta didik kelas VII juga mengungkapkan

bahwa :

Permasalahan kami juga terkadang kurang mendengarkan penjelasan guru

atau wali kelas, karena metode mengajar yang digunakan tidak pernah

berubah.
55

b. Minat Belajar Peserta Didik Kurang

Tingkah laku Peserta didik saat proses pembelajaran dapat menjadi

acuan akan ketertarikan mereka terhadap suatu pembelajaran atau pun

sebaliknya. Sebagaimana dijelaskan oleh wali kelas bahwa :

Salah satu problem saat kita menghadapi anak yaitu tingkat minat belajar

anak yang bermacam-macam. Ada anak yang senang belajar dan banyak

anak yang tidak senang belajar.

Yusup Abdurohman peserta didik kelas VII juga menjelaskan bahwa:

Minat belajar kami disekolah tergantung pada kondisi fisik yang kami

alami, jika sedang lapar maka minat belajar kami sangat rendah. Selain itu

juga terkadang permasalahan diluar lingkungan sekolah yang membuat

minat belajar kami rendah.

c. Pengaruh Lingkungan

Apabila lingkungan mereka mendukung maka tujuan pembelajaran akan

tercapai dengan baik. Adapun pengaruh lingkungan yang hadapi Wali

Kelas dalam pembentukan karakter peserta didik kelas VII MTs Annur 2

Malangbong yaitu pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah faktor pertama yang mempengaruhi karakter anak,

karena keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Sebagaimana

dijelaskan oleh wali kelas pada hasil penelitian bahwa:

Faktor keluarga sangat mempengaruhi kami dalam mengembangkan


56

karakter anak. Ada anak yang keluarganya broken home, pendidikannya

kurang, menyebabkan peserta didik susah untuk merubah dirinya.

2. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial anak juga sangat mempengaruhi Wali Kelas

dalam upaya mengembangkan karakter peserta didik. Lingkungan sosial

ini adalah tempat dimana anak-anak melakukan aktivitas setiap harinya.

Jika lingkungan sosial anak baik maka baik pula prilaku mereka,

begitupun sebaliknya anak akan terpengaruh dan memiliki prilaku tidak

baik jika lingkungan sosial mereka tidak baik. Seperti yang diungkapkan

oleh wali kelas yang mengatakan bahwa:

Anak sangat cepat terpengaruh oleh lingkungan mereka, termasuk oleh

teman-teman mereka yang terkadang mengajak anak untuk melakukan

hal-hal yang tidak baik.

1.16 Pembahasan

A. Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong

Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan benar dan salah, namun yang

lebih penting lagi, melatih kebiasaan baik agar peserta didik memahami,

merasakan dan mau melakukan hal yang sama. Dalam dunia pendidikan, guru

atau wali kelas merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan

menentukan tercapainya program pendidikan yang diharapkan.

Wali Kelas perlu memberikan perhatian lebih kepada peserta didik. Peran

Wali Kelas dalam pembentukan karakter peserta didik di Kelas VII MTs Annur
57

2 Malangbong dapat dikatakan berjalan dengan baik, sesuai dengan teori

Soetjipto dan Kosasi dalam bukunya tentang profesi keguruan seperti yang

telah dijelaskan pada bab sebelumnya, kemudian banyak pula peserta didik

yang memiliki karakter positif, dan banyak juga peserta didik yang dapat

mengubah dan membentuk karakternya menjadi pribadi yang lebih baik.

Memang benar, Wali Kelas di Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong ini

memiliki kinerja yang baik dalam kemajuan peserta didiknya. Oleh karena itu,

berdasarkan temuan, Wali Kelas melaksanakan tugasnya dengan mengacu pada

perencanaan. Adapun peranan Wali Kelas yang dapat diterapkan atau

dilakukan oleh Wali Kelas di Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong yaitu:

a. Mengumpulkan data tentang siswa

Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong mengumpulkan data

tentang peserta didiknya dengan menggunakan metode langsung maupun

tidak langsung.

Wali Kelas dapat langsung menanyakan kepada peserta didik tentang

informasi biodatanya. Sedangkan Wali Kelas secara tidak langsung dapat

mengumpulkan atau memperoleh data melalui arsip-arsip yang ada di

sekolah. Pengumpulan data tidak hanya berfokus pada biodata peserta didik

seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir serta nama orang tua, namun juga

fokus pada data-data tentang permasalahan yang dihadapi peserta didik.

Selain mengumpulkan biodata tentang peserta didik, wali kelas juga

berperan mengumpulkan data tentang fakata-fakta dan informan peserta

didik, seperti nilai peserta didik dan laporan hasil observasi.


58

Pengumpulan data yang dilakukan oleh Wali Kelas di kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong bertujuan agar membantu Wali Kelas lebih mudah

mengamati peserta didiknya. Selain itu, data-data tersebut akan dijadikan

sebagai dokumen pengisian raport sekolah, mulai dari biodata peserta didik

hingga permasalahan-permasalahan yang menyebabkan kesulitan peserta

didik dalam proses pembelajaran.

b. Menyelenggarakan bimbingan kelompok

Penyelenggaraan bimbingan kelompok merupakan salah satu hal yang

sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik di kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong. Bimbingan kelompok diadakan oleh Wali Kelas jika

peserta didik kurang memahami materi pembelajaran yang telah

disampaikan atau memerlukan solusi terhadap permasalahan yang

dialaminya. Bimbingan oleh Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong ini tidak hanya diberikan secara berkelompok saja, namun

peserta didik juga dapat memperoleh bimbingan secara individu dengan

menemui wali kelasnya di luar jam pelajaran.

Dengan bimbingan kelompok diharapkan siswa kelas VII MTs Annur 2

Malangbong akan dapat memahami lebih dalam materi pembelajaran, dan

dapat berinteraksi dengan teman-temannya dalam hal yang baik. Selain itu

dengan bimbingan kelompok anggota kelompok dapat berinteraksi satu

sama lain untuk mengeluarkan pendapat atau tanggapan mereka, sikap-

sikap negatif siswa yang pemalu, suka memotong pembicaraan, tidak


59

menghargai akan membantu Wali Kelas untuk mengembangkan karakter

siswa. Hal ini sejalan dengan teori Nurdjana Alamri dalam jurnalnya.144

c. Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari

Dalam proses pembelajaran, Wali Kelas memegang peranan penting

terutama dalam membentuk karakter peserta didik. Wali kelas di kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong tidak hanya berperan sebagai pengajar yang

bertanggung jawab dalam menyampaikan ilmu, namun wali kelas juga

menjadi pengawas peserta didik. Segala bentuk kegiatan peserta didik, baik

di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, harus diawasi

oleh kepala sekolah.

Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong dapat mengawasi

peserta didiknya secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung

Wali Kelas dapat melakukan pengawasan dengan melihat tingkah laku

langsung dengan mengamati yang di lakukan peserta didik selama berada di

lingkungan sekolah. Sedangkan secara tidak langsung Wali Kelas di kelas

VII MTs Annur 2 Malangbong dapat melakukannya dengan melihat sosial

media. Hal ini sejalan dengan teori yang telah dijelaskan oleh Soetjipto dan

Kosasi dalam buku Profesi Keguruannya seperti yang telah dijelaskan pada

bab sebelumnya.

d. Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa

Sebagai Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong, selain

memantau kegiatan yang dilakukan peserta didik, Wali Kelas di kelas VII
60

MTs Annur 2 Malangbong juga terus memantau atau meninjau kemajuan

peserta didik baik dari segi bahan ajar belajar mengajar maupun nasihat dari

wali kelas ketika peserta didik menemui kesulitan. Hal ini dilakukan agar

wali kelas dapat dengan mudah menilai kemampuan peserta didiknya.

peserta didik di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong mempunyai tingkat

karakter yang berbeda-beda. Keadaan ini terjadi karena perbedaan tingkat

pemahaman dan kemauan peserta didik untuk meningkatkan pembentukan

karakter. Temuan ini sesuai dengan teori yang dijelaskan Soetjipto dan

Kosasi dalam bukunya Profesi Pengajar yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya.

e. Memberikan penerangan atau motivsi

Motivasi merupakan semangat atau dorongan yang diberikan oleh Wali

Kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong kepada peserta didiknya agar

tetap dapat berprestasi dalam belajarnya. Motivasi merupakan salah satu hal

terpenting yang harus dilakukan Wali Kelas di VII MTs Annur 2

Malangbong untuk mengembangkan karakter peserta didiknya.

Keberhasilan proses belajar mengajar juga dapat dipengaruhi oleh motivasi

belajar peserta didik. Untuk memotivasi peserta didik, Wali Kelas di kelas

VII MTs Annur 2 Malangbong sering memberikannya pada jam pelajaran,

karena dengan begitu wali kelas dan peserta didik yang didukungnya akan

berinteraksi secara efektif. Motivasi ini juga diberikan kepada seluruh

mahasiswa saat ini. Karena peserta didik menganggap Wali Kelas kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong sebagai orang tua kedua, tempat mengadu atas
61

permasalahan yang ditemuinya. Oleh karena itu Wali Kelas kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan

semangat, bimbingan, semangat dan semangat kepada para peserta didikya.

Temuan ini sesuai dengan teori yang dijelaskan Soetjipto dan Kosasi dalam

bukunya Profesi Pengajar yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

f. Efektivitas pemahaman Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK)

Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK) meupakan salah satu program

dari Yayasan, yang di dalamnya berisi tentang bacaan/hafalan harian santri,

surat-surat pendek, hadis, fikih dan bermacam-macam pemahaman agama

islam secara mendasar yang nantinya di aplikasikan sehari-hari dalam

kehidupan. Juga senantiasa menjadi tanda ciri Khas Yayasan Pendidikan

Islam Annur,

pada dasarnya peserta didik sekarang kurang pemahaman dalam dasar

keagamaan nya bahkan di suruh hafalan pun seorang anak malah takut dan

susah untuk di arahkan, oleh karena itu wali kelas ingin mengefektivitas kan

pemahaman Kompetensi Dasar Keagamaan (KDK) sesuai dari perogram

yayasan. Peserta didik di setiap pagi sebelum pelaksanaan pembelajaran di

biasakan untuk membaca/tadarus KDK. Tujuannya semakin di baca terus

menerus peserta didik setiap paginya akan semakin hafal apa yang mereka

bacakan.
62

B. Nilai-Nilai Karakter Implementasi Peran Wali Kelas dalam Pembentukan

Karakter Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

Dapat dikatakan Wali Kelas telah berhasil dan mengalami kemajuan yang

baik dalam mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam pembentukan

karakter peserta didik di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong. Hal ini terlihat

dari beberapa nilai karakter yang diterapkan Wali Kelas pada peserta didiknya

yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Kemudian wali kelas pun

memberikan contoh kepada peserta didiknya. Hasil tersebut sejalan dengan

teori Kementerian Pendidikan Nasional yang merumuskan 18 nilai karakter

yang harus dimiliki guru dan diajarkan kepada peserta didiknya, sebagaimana

telah dijelaskan pada teori pada bab sebelumnya. Nilai-nilai kepribadian yang

dimaksud adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,

menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, senang membaca,

peduli sosial, peduli lingkungan, tanggung jawab.145 Adapun nili-nilai karakter

yang dapat diaplikasikan atau di implementasikan pada siswa di kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong berjumlah enam nilai karakter, yaitu:

a. Nilai karakter religius

Religius merupakan sifat atau prilaku seseorang yang melaksanakan dan

patuh terhadap perintah atau ajaran yang di anutnya. Dalam

mengimplementasikan nilai karakter religius kepada siswa, Wali Kelas di

kelas VII MTs Annur 2 Malangbong melakukannya dengan meningkatkan

keimanan siswa melalui mata pelajaran keagamaan seperti fikih, qur’an


63

hadis, SKI, dan akidah akhlak. Selain itu siswa di biasakan dalam

menjalankan solat duha dan solat berjamaah.

b. Penanaman nilai karakter jujur

Sifat jujur adalah watak atau sikap seseorang yang akan menjadikan dirinya

menjadi orang yang selalu dapat dipercaya. Dalam mengimplementasikan

nilai kejujuran, Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

membiasakan siswa untuk meminta izin saat keluar masuk kelas atau, Selain

itu siswa juga di ajarkan untuk meminta izin saat meminjam barang milik

temannya dan mengembalikannya langsung.

c. Nilai karakter disiplin

Karakter disiplin merupakan perbuatan atau sikap yang berupaya untuk

patuh terhadap kebijakan yang telah dibebankan kepada dirinya. Dalam

mengimplementasikan nilai disiplin Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong melakukan strategi dengan membiasakan siswa datang

sebelum waktu yang sudah ditentukan oleh sekolah.

d. Nilai karakter mandiri

Mandiri merupakan sikap atau perilaku seseorang yang tidak mudah

bergantung pada orang lain dalam melakukan sesuatu hal. Untuk

membiasakan siswa hidup mandiri, Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong memiliki strategi yaitu dengan mengerjakan tugas-tugas

mereka disekolah dengan sendiri, tidak mencontek tugas dari temannya

ataupun dibantu oleh orang lain. Begitupun juga saat siswa mengerjakan

PR, mereka dituntut untuk mengerjakannya sendiri.


64

e. Nilai karakter kerja keras

Kerja keras merupakan sikap menunjukkan upaya sungguh-sungguh dan

tidak putus asa dalam setiap permasalahan yang dihadapinya. Wali Kelas di

kelas VII MTs Annur 2 Malangbong dalam mengimplementasikan karakter

kerja keras ini melakukan strategi dengan memberikan tugas kepada siswa

dan menentukan batas pengumpulan tugas. Tujuannya agar siswa bisa

mengerjakan tugas dengan batas waktu yang sudah ditentukan.

f. Penanaman nilai karakter bertanggung jawab

Bertanggung jawab merupakan suatu sifat atau perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan atau

amanatkan pada seseorang. Wali Kelas di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong mengimplementasikan nilai bertanggung jawab dalam

penanaman nilai karakter bertanggung jawab ini dengan membiasakan siswa

untuk menjaga fasilitas yang ada disekolah. Selain itu mereka harus

menjaga fasilitas tersebut agar tetap rapi dan tidak rusak.

C. Problematika yang dihadapi Wali Kelas dalam pembentukan karakter

Peserta Didik kelas VII MTs Annur 2 Malangbong

Secara umum masalah dapat mempunyai arti yang berbeda-beda. Banyak

ahli yang telah mendefinisikan tentang pengertian masalah. Masalah

merupakan suatu hal yang dapat menghambat atau mempersulit upaya

seseorang dalam mencapai sesuatu. Sedangkan menurut Natawijaya masalah

adalah sesuatu yang diragukan, dipertanyakan, dibingungkan, dicemaskan atau

diresahkan tentang berbagai hal atau keadaan seseorang. Di kelas VII MTs
65

Annur 2 Malangbong baik peserta didik maupun wali kelas pasti mempunyai

berbagai permasalahan dalam kehidupannya. Pada saat proses pembelajaran

banyak permasalahan-permasalahan yang dialaminya baik dari diri siswa

maupun Wali Kelas. Adapun permasalahan atau problematika yang dihadapi

Wali Kelas dalam pelaksanaan pembentukan karakter peserta didik kelas VII

MTs Annur 2 Malangbong yaitu :

a. Sebagian anak nakal atau bandel

Salah satu permasalahan yang dihadapi Wali Kelas di kelas VII MTs

Annur 2 Malangbong adalah menghadapi anak yang bandel atau nakal.

Pada fase tersebut merupakan suatu kewajaran yang akan dilakukan oleh

setiap anak. Anak berbuat seenaknya tanpa tahu apakah perbuatannya itu

baik atau tidak. Hal ini terlihat ketika mereka mengganggu temanya,

mengeluarkan baju saat disekolah atu bolos sekolah. Seperti yang telah di

jelaskan pada bab sebelumnya, contoh kejahatan yang dilakukan peserta

didik antara lain peserta didik yang keluyuran di awal pelajaran, peserta

didik yang kurang disiplin, peserta didik yang sering bertengkar dengan

temannya, dan peserta didik yang sering menimbulkan masalah pada

temannya.

Siswa yang bandel seperti yang telah dijelaskan oleh Wali Kelas diatas

tentunya adalah sifat yang biasa dilakukan oleh anak seumuran mereka.

Tentu saja pada tahap ini peserta didik melakukan berbagai tindakan sesuai

dengan keinginan dan pikirannya, tanpa mengetahui baik atau buruknya.


66

b. Minat Belajar Siswa Kurang

Minat belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peserta

didik khususnya di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong. Jika seorang

peserta didik mempunyai minat belajar yang kuat, seperti memotivasi

dirinya untuk menjadi anak sukses, maka dengan sendirinya minat itu akan

tetap melekat pada dirinya. Anak-anak tidak peduli jika guru mengajar

dengan cara yang menarik. Sebab, segala sesuatu yang tidak dilakukan

dengan sesuatu yang tidak diminati akan mengakibatkan rendahnya kualitas

prestasi yang akan ditimbulkan. peserta didik kelas VII MTs Annur 2

Malangbong memiliki tingkat minat belajar yang berbeda-beda. Ada peserta

didik yang sangat berminat belajar, ada pula yang kurang berminat belajar

atau tidak berminat belajar sama sekali. Hal ini memungkinkan wali kelas

dan guru lainnya untuk terus memberikan motivasi dan perubahan bagi

peserta didik yang kurang terlibat atau kurang berminat dalam belajar.

c. Pengaruh Lingkungan

Faktor lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

pembentukan karakter seorang peserta didik. Semakin baik lingkungan

tempat tinggal seseorang maka semakin baik pula karakter yang

dihasilkannya, begitu pula sebaliknya. Di kelas VII MTs Annur 2

Malangbong terdapat tiga faktor yang menjadi problematika bagi wali kelas

dalam pembentukan karakter peserta didik, yaitu faktor lingkungan

keluarga, faktor lingkungan sosial, dan faktor yang berasal dari wali kelas

itu sendiri.
67

Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor utama yang dihadapi wali

kelas di kelas VII MTs Annur 2 Malangbong karena bagi keluargalah yang

memberikan karakter utama bagi anak-anaknya. Faktor keluarga meliputi

status keuangan dan perceraian orang tua. Untuk itu orang tua di rumah

diharapkan dapat menanamkan karakter yang baik pada anak agar tidak

merasakan tekanan dalam proses belajar. Dan faktor lingkungan sosial juga

dapat mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik. Faktor sosial

yang terpapar pada seseorang meliputi status pertemanan peserta didik,

permainan dan llingkungan bermain atau pergaulan dan pengaruh

Smartphone. Lingkungan sosial merupakan tempat anak menghabiskan

waktunya setiap hari. Jika anak berada di lingkungan sosial yang tidak baik

dan dan anak terpengaruh maka akan mengakibatkan karakter anak tidak

baik pula. Apabila seorang anak mempunyai lingkungan pergaulan yang

baik maka tidak akan mempengaruhi karakter anak tersebut sedikitpun.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.17 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dan analisis yang penulis paparkan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa peranan wali kelas dalam

pembentukan karakter peserta didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong sudah

dilaksanakan dengan baik yaitu mengumpulkan data-data tentang siswa,

menyelenggarakan bimbingan kelompok, mengawasi kegiatan siswa, meneliti

kemajuan dan perkembangan siswa, dan memberikan penerangan atau motivasi.

Terdapat enam nilai kepribadian yang diterapkan oleh wali kelas VII MTs

Annur 2 malangbong dalam proses pembentukan karakter peserta didik, yaitu nilai

karakter religius, kejujuran, kemandirian, disiplin, kerja keras dan tanggung

jawab. Nilai-nilai jujur ditunjukkan melalui peserta didik melakukan kegiatan

keagamaan dan ditunjukkan oleh wali kelas. Nilai kejujuran terdapat pada

kebiasaan peserta didik untuk berkata yang sebenarnya. Nilai kemandirian juga

dicapai melalui kebiasaan melaksanakan tugas yang diberikan sendiri atau tidak

meniru. Nilai kedisiplinan kemudian muncul dari Wali Kelas yang memberikan

contoh datang tepat waktu. Nilai kerja keras juga terlihat ketika peserta didik tetap

semangat belajar untuk mencapai tujuannya, dan nilai bertanggung jawab terlihat

pada upaya peserta didik untuk tetap percaya terhadap pesan yang disampaikan.

Problematika yang dihadapi wali kelas dalam pembentukan karakter peserta

didik kelas VII MTs Annur 2 Malangbong seringkali bersumber dari sumber daya

manusia sekolah, khususnya dari peserta didik itu sendiri, khususnya beberapa

68
69

anak yang bandel, dari kurangnya minat belajar anak yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan. lingkungan dan keluarga dan faktor lingkungan. Lalu ada

permasalahan yang datang dari wali kelas, seperti tidak adanya waktu tatap muka

dengan peserta didik didik yang dibinanya.

1.18 Saran bagi pengembangan Hasil Penelitian

Saran yang peneliti rekomendasikan kepada lembaga, orang tua, dan peneliti

selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Kepada Lembaga

Hasil peneliti dapat menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga, dalam hal ini

adalah kepala madrasah dan wali kelas MTs Annur 2 Malangbong agar dapat

lebih meningkatkan etos kerjanya dalam mendidik dan membentuk karakter

peserta didik MTs Annur 2 Malangbong dengan menggunakan cara atau

metode yang bervariasi.

2. Kepada Orang Tua

Hal ini dapat mendorong orang tua untuk lebih memperhatikan anak dalam

interaksi sehari-hari. Selain itu, kami berharap para orang tua terus memantau

perkembangan anaknya baik di dalam maupun di luar sekolah untuk

membantu mengembangkan kepribadian yang baik pada anaknya.

3. Kepada Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya khususnya yang ingin memecahkan permasalahan

serupa diharapkan dapat mengkaji permasalahan tersebut lebih lanjut dengan

cakupan yang lebih luas dengan cara memperluas atau menambah variabel-

variabel yang belum ditemukan dalam penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Amna Emda, Kedudukan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran, Jurnal


Lantanida Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Ar-Raniry Banda Aceh.Vol.
5 No. 2 Tahun 2017.

Aprida Pane, Muhammad Darwis Dasopang, ”Belajar dan Pembelajaran”. Jurnal


Fitrah Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, Vol. 2, Nomor 3, Desember 2017.

Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai


Budaya untuk Membentuk daya Saing dan Karakter Bangsa, oleh Pusat
Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Tahun 2010.

Baiq Sari Nanda, Upaya Wali Kelas Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Kelas VIII/B SMPN 2 Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah Tahun
Pelajaran 2014/2015, (IAIN Mataram, 2015).

Daryanto, Belajar dan Mengajar, (Bandung: Yrama Widya, 2010).

Dasmaniar, “Survey Tentang Masalah-Masalah yang dihadapi oleh Siswa Kelas


VIII SMP Negeri 1 Inuman”. Jurnal Pajar (Pendidikan dan Pengajaran)
Program Studi Pendidikan Guru Sekoilah Dasar FKIP Universitas Riau.
Vol. 1 No. 1 2018.

Datik Wisnuntika, dkk, “Peran Guru Kelas dalam Meminimalisasi Tindakan


Bullying Siswa Kelas IV di SD Muhammadiyah Banyu Raden”, Jurnal
PGSD Universitas PGRI Yogyakarta, Vol. 3 No. 2 Tahun 2017.

Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2006).

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Jakarta: Balai Pustaka,


2005).

Edi Rohedi, Pendidikan Karakter di Sekolah, Jurnal Pendidikan Dasar


Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 3 No. 1.

Elvira Petriani, Azwar Ananda, Peran dan Fungsi Wali Kelas dalam Pembinaan
Perilaku Siswa di SMP Negeri 33 Padang, Jurnal of Civic Education,

xii
Vol. 1 No. 3 2018.

Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian untuk Publik Relations Kuantitatif dan


Kualitatif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2011).

Ely Suryani, Peran Wali Kelas Dalam Mengatasi Masalah Kesulitan Belajar
Siswa di MIN Glugur Darat II Kecamatan Medan Timur Tahun Ajaran
2017/2018, (UIN Sumatera Utara, 2008).

Erna Noviani, ”Peran Wali Kelas dalam Menghadapi Pengaruh Negatif


Smartphone Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMPN
15 Yogyakarta”. (Skripsi, FITK UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2015).

Erwin Erlangga, Bimbingan Kelompok Meningkatkan Keterampilan


Berkomunikasi Siswa, Jurnal Ilmiah Psikologi Universitas
Semarang.Vol.4 No. 1 2018.

Hamzah B. Uno, Tugas Guru dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2016). Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik, (Jakarta: Bumi


Aksara, 2005).

Kak Hendri, Pendidikan Karakter Berbasis Donegn, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013).

Kamsinah, “Metode dalam Proses Pembelajaran (Studi tentang Ragam dan


Implementasinya)”. Jurnal Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar, Vo. 11 No. 1 tahun 2008

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,


2010).

Masnur Muslich, Penidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis


Multidimensi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2018).

Mudasir, Manajemen Kelas, (Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2011).

Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengaja. (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2010).

xiii
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter (Landasan, Pilar dan
Implementasi),

(Jakarta: Kencana, 2014).

Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan (dengan pendekatan baru), (Bandung: Pt


Remaja Rosdakarya, 2010).

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan,

(Jakarta: Kencana, 2016).

Novi Mulyani, “Perkembangan Emosi dan Sosial Pada Anak Usia


Dini”, Jurnal
PGRA UIN Sunan KalijagaYogyakarta, Vol. 18 No. 3 Tahun 2013

Nur Rahmat, ”Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Inovasi


Pembelajaran”.
Jurnal Iqra, Vol. 3, Nomor 2, Desember 2018.

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. (Bandung: Sinar Baru Algensindo,


2004).

Ridwan Abdullah Sani, Muhammad Kadri, Pendidikan Karakter


(Mengembangkan Karakter yang Islami), (Jakarta: Bumi Aksara, 2016).

Rizqi Rahayu, “Peran Guru PAI, Wali Kelas, dan Konselor BK dalam Pembinaan
Perilaku Keberagamaan dan Dampaknya Terhadap Akhlak Siswa SMP
Darul Hikam Bandung”, Jurnal Atthulab Ponpes Al Mardiyyah Al
Islamiyyah Bandung, Vol. 4 No. 1 Tahun 2019

Romlah, Psikologi Pendidikan. (Malang: UMM Pers, 2004).

Ruslan, Peran Wali Kelas Dalam Membina Kedisiplinan Siswa MA-Al Islamiyah
PUI Jakarta, (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016).

xiv
Samiudin, “Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk Menyesuaikan
Cara Mengajar Yang diberikan”, Jurnal Studi IslamSekolah Tinggi
Agama Islam Pancawahana Bangil, Vol.12, No. 1, Tahun 2017.

Soetjipto dan Kosasi, Profesi Keguruan.(Jakarta: Rineka Cipta, 2007).

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D), (Bandung: Alfabeta, 2018).

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996).

Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konselin, (Jakarta:


Rineka Cipta, 2003).

Toni Nasution,” Membangun Kemandirian Siswa Melalui Pendidikann Karakter”,


Jurnal Pendidikan IPS, fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Vol. 2 No. 1 Januari 2018.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional.

Zahara Mustika, Pentingnya Peranan Wali Kelas dalam Pembelajaran”, Jurnal


Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,UIN Ar-Raniry. Vol. 3, No. 1
2015.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter (Konsep dan Aplikasinya dalam Lembaga


Pendidikan), (Jakarta: kencana, 2011).

xv
PEDOMAN WAWANCARA
Informan
No Data Kepala Wali
Siswa
Madrasah Kelas
1 Peranan wali kelas dalam √ √ √
mengembangkan karakter
siswa.
2 Mengumpulkan data tentang √
siswa.
3 Menyelenggarakan √ √
bimbingan kelompok
4 Meneliti kemajuan dan √
perkembangan siswa.
5 Mengawasi kegiatan siswa √ √
6 Mengadakan kegiatan √
orientasi
7 Memberikan penerangan √ √ √
8 Mengatur dan menempatkan √
siswa.
9 Memantau hubungan sosial √
siswa dengan individu lainnya.

10 Bekerjasama dengan √
konselor
11 Mengidentifikasi siswa yang √
memerlukan bantuan.
12 Implementasi nilai-nilai karakter √ √
dalam peranan wali kelas untuk
pengembangan
karakter siswa.
13 Problematika yang dihadapi dalam √ √
pengembangan
karakter siswa.
PEDOMAN DOKUMENTASI

1. Data sejarah berdirinya MTs Annur 2 Malangbong.

2. Data sarana dan prasarana di MTs Annur 2 Malangbong.

3. Data Visi dan Misi MTs Annur 2 Malangbong.

4. Data struktur organisasi MTs Annur 2 Malangbong.

5. Data guru dan siswa MTs Annur 2 Malangbong.

6. Data tentang tata tertib MTs Annur 2 Malangbong.

7. Foto-foto kegiatan proses pembelajaran di MTs Annur 2 Malangbong.

8. Serta data-data lainnya yang menunjang


KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM YAMISA

NOMOR : 1.xv /SKRIPSI-1/05/2023 TENTANG

PENGESAHAN JUDUL DAN PENETAPAN PEMBIMBING SKRIPSI

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA KETUA


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya penyusunan skripsi
SEKOLAH mahasiswa
TINGGI sebagaimana
AGAMA ISLAM YAMISA, tersebut dalam keputusan ini memerlukan arahan dan bimbingan yang merujuk
pada norma akademik dan persyaratan ilmiah, maka dipandang perlu mengangkat Pembimbing Skripsi;
Bahwa pokok masalah yang diajukan mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas telah diseminarkan pada tanggal 16 April 2023, dan telah
b. memenuhi persyaratan ilmiah dalam penyusunan skripsi;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Ketua Sekolah Tinggi Agama
c. Islam Yamisa tentang Pengesahan Judul dan Penetapan Pembimbing Skripsi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tenang Standar Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen;
4. Peraturan Pemerintah 4 Tahun 2014 tenang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 36 Tahun 2009 tentang Penetapan Pembidangan Ilmu dan Gelar Akademik di Lingkungan Perguruan Tinggi Agama
Islam
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat;
7. Keputusan Menteri Agama Nomor 156 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengawasan, Pengendalian, dan Pembinaan Program Diploma, Sarjana dan
Pascasarjana pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
8. Keputusan Menteri Agama Nomor 353 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi Agama Islam;
9. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor Dj.I/201 Tahun 2008 tentang Perpanjangan Izin
Penyelenggaraan Program Studi Pada Perguruan Tinggi Agama Islam;
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 7142 Tahun 2017 tentang Pencegahan Plagiarism di Perguruan
Tinggi Kegamaan Islam;
11. Keputusan Ketua STAI Yamisa Nomor 35 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Ketua STAI Yamisa Nomor
51 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Skripsi STAI Yamisa Soreang Bandung;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA STAI YAMISA TENTANG PENGESAHAN JUDUL DAN PENETAPAN PEMBIMBING SKRIPSI.

KESATU : Mengesahkan Judul Penelitian Skripsi Saudara:

Nama : YUSUP MUHAMAD JAELANI

NIM : 1920210344

Program Studi : Pendidikan Agama Islam


Judul Skripsi : Peran Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik (Penelitian di kelas VII Mts Annur 2
Malangbong)

KEDUA : Menunjuk Dosen Pembimbing sebagai berikut:


Dr. H. HERY SAPARUDIN, S.Pd.I., M.Pd.I. sebagai Pembimbing I
ABDUL MALIK, S.Ag., M.Si sebagai Pembimbing II
KETIGA : Pembimbing bertugas :

a. Melaksanakan bimbingan, arahan, masukan dan perbaikan skripsi mahasiswa agar sesuai dengan kaidah ilmiah dan peraturan
yang berlaku sampai dengan selesainya skripsi mahasiswa yang bersangkutan;
b. Melakukan komunikasi dan pembagian substansi bimbingan skripsi antar pembimbing;
c. Dalam melaksanakan tugas bimbingan agar merujuk pada Keputusan Ketua STAI Yamisa Nomor 35 Tahun 2022 tentang
Perubahan Atas Keputusan Ketua STAI Yamisa Nomor 51 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyusunan Skripsi STAI Yamisa
Soreang Bandung.
KEEMPAT : Kepada Pembimbing diberikan honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KELIMA : Segala sesuatu akan diperbaiki sebagaimana mestinya, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini.

Ditetapkan di Soreang
pada tanggal 25 April 2023

KETUA STAI YAMISA

Tembusan :
1. Koordinator Kopertais Wil. II Jawa Barat;
2. Ketua Yayasan Miftahussalam.
Drs. K. H. YAYAN HASUNA HUDAYA, M.M.Pd.

LPM doc.05.2023.jdnstaiyamisa
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM ANNUR GARUT
MADRASAH TSANAWIYAH ANNUR 2 MALANGBONG
STATUS TERAKREDITASI B
NSM. 121232050153 NPSN. 20278332
Alamat : Jl. Raya Wado Kp. Cidungus Rt. 01 Rw. 04 Ds. Malangbong
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut – Kode pos : 44188
E – Mail : mtsannur02@yahoo.com ((0262)

SURAT KETERANGAN
Nomor: B. 024/MTs.10.05.153/PP.005/11/2023

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : A. Rohman, S.Pd. I
Jabatan : Kepala Madrasah
Alamat : Jl raya wado (Cidungus) RT 04 RW 04
Malangbong-Garut

Menerangkan bahwa
Nama : Yusup Muhamad Jaelani
Tempat Tanggal lahir : Garut, 19 November 2000
NIM : 1920210344
Mahasiswa : STAI YAMISA Soreang Bandung

Telah mengadakan kegiatan penelitian di MTs ANNUR 2 Malangbong – Garut dengan


Judul skripsi “Peranan Wali Kelas dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Kelas VII
MTs Annur 2 Malangbong” Pada tanggal 17-18 November 2023 sampai dengan selesai.

Demikian surat keterangan ini dibuat dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Malangbong,
2023
Kepala madrasah

A. ROHMAN, S.Pd.I

LAMPIRAN
Foto/Dokumentasi MTs Annur 2 Malangbong

Gerbang Masuk MTs Annur 2 Malangbong

Lapang Upacara MTs Annur 2 Malangbong


Ruangan Lab Komputer MTs Annur 2 Malangbong

Mushola MTs Annur 2 Malangbong


Foto saat wawancara bersama Wali Kelas,

Foto Bersama Wali Kelas, Kelas VII MTs Annur 2 Malanbong


Suasana Pembelajaran Kelas VII MTs Annur 2 Malanbong

Foto Bersama Peserta Didik Kelas VII MTs Annur 2 Malangbong


Foto saat wawancara salah satu Siswi Kelas VII Halaman depan kampus MTs Annur 2

Data siswa dan Guru

Anda mungkin juga menyukai