SKRIPSI
Oleh :
2022 M / 1443 H
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa STAI Nida El Adabi,
Bogor :
NIM : 18.01.01.0017
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Strategi Guru
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di TPA
Tarbiyatul Atfal” adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan oleh saya sendiri, berdasarkan data yang saya
peroleh dari hasil penelitian saya.
2. Bukan merupakan duplikasi yang pernah dibuat oleh orang lain atau
jiplakan karya tulis orang lain.
3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya tidak
benar.
Tangerang, 05 Juli 2022
Yang membuat pernyataan
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Bahwa Skripsi yang berjudul :
Oleh :
NIM : 18.01.01.0017
Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi, Siti Samrotul Puadah, NIM : 18.01.01.0017 yang berjudul “Strategi
Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di TPA
Tarbiyatul Atfal Desa Rancaiyuh,” telah diuji dalam siding Munaqosyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Nida El Adabi Bogor, Pada Tanggal ……..
2022
Skirpsi tersebut telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Nida El Adabi
Bogor.
Bogor, 2022
Sidang Munaqosyah
Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris
……………………….. ………………….
Penguji I, Penguji II,
………………………. ………………………
iii
ABSTRAK
Siti Samrotul Puadah (2022), Strategi Guru Dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di TPA Tarbiyatul Atfal Desa
Rancaiyuh”
Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama
Islam (STAI) Nida El-Adabi Bogor,
Pembimbing : (1)Suprihatin Ghozali M.Pd (2) Puput Ratna Julaeha S.S,
M.Pd
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang terjadi pada peserta
didik, diantaranya : Al-Qur'an merupakan hal yang sangat penting bagi umat
Islam karna dalam beribadah kepada Allah Subhanallahu Wata’ala (SWT)
tidak lepas dari bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, tanpa mengetahui cara
membacanya seorang akan mengalami kesulitan karna harus menghafal dari
ucapan orang yang lebih tahu cara pembacaannya. Minimnya pengetahuan
dan kemampuan anak dalam membaca Al- Qur'an maka dari itu diperlukan
suatu pembelajaran yang di dalamnya memuat kajian tentang tentang
membaca Al-Qur'an secara baik dan benar yang salah satunya bisa di
lakukan di pendidikan non formal yaitu TPA.
Rumusan Masalah : 1) Apa staregi guru dalam meningkatkan kemampuan
membaca Al- Qur’an di TPA Tarbiyatul Atfal.? 2) Bagaimana menerapkan
strategi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an di TPA
Tarbiyatul Atfal.? 3) Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca Al-
Qur’an di TPATarbiyatul Atfal.?
Tujuan Penelitian : 1) Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan TPA
Tarbiyatul Atfal Ds. Ranca Iyuh Kec. Panongan Kab.Tangerang. 2) Untuk
mengetahui bagaimana strategi TPA Tarbiyatul Atfal dalam meningkatkan
kedisiplinan santri dalam pembelajaaran. 3) Untuk mengetahui faktor
pendukung dan faktor penghambat TPA dalam meningkatkan kedisiplia
murid.
Temuan : terdapat hubungan antara pembelajaran Al-Qur’an dengan metode
tartil dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi santri TPA
Tarbiyatul Atfal. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dan observasi bahwa
pembelajaran Al-Qur’an menggunakan metode tartil efektif dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an bagi santri.
Kesimpulan : Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an santri cukup
baik. Dimana para ustadz/ustadzah sebelum diperkenalkan untuk mengajar
Al-Qur’an metode tartil, terlebih dulu para calon pengajar harus mengikuti
pelatihan tentang metode tartil. Sedangkan untuk para santri, untuk
mendapatkan bacaan Al-Qur’an yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu
tajwid.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang
yang telah memberikan kesehatan lahir maupun batin sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa umat manusia dari zaman gelap gulita menuju zaman yang terang
menderang seperti sekarang ini.
Penyususunan skripsi merupakan bagian dari persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana. Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di
STAI Nida El-Adabi Parungpanjang, Bogor. Selesainya skripsi ini tidak
terlepas dari bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dengan penuh ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Drs. H. Ramlan Rosyad, M. Si. Sebagai Ketua STAI Nida El-Adabi.
2. Akhmad Kharis Kurniawan, M. Pd. Sebagai ketua Program studi
Pendidikan Agama Islam,
3. Suprihatin Ghozali. M.Pd. sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi dapat
terselesaikan.
4. Puput Ratna Julaeha S.S,M.Pd. Sebagai dosen pembembing II yang
telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi dapat
terselesaikan.
5. Segenap Dosen STAI Nida El-Adabi, yang telah mendidik dan
memberikan ilmu pengetahuan selama peneliti mengikuti
perkuliahan.
v
6. Ibu Ustadzah Siti Mariyam yang telah memberikan izin sehingga
penulis dapat melaksanakan penelitian di TPA Tarbiyatul Atfal.
7. Segenap guru TPA Tarbiyatul Atfal yang telah membantu penulis
dalam melaksanakan penelitian.
8. Ayahanda dan Ibunda serta suami tercinta yang selalu mendoakan,
memberi motivasi dan bantuan sehingga peneliti dapat menempuh
pendidikan tinggi dan skripsi dapat terselesaikan.
9. Saudari-saudariku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
10. Seluruh teman-teman STAI Nida EL-Adabi yang telah sama-sama
berjuang dan saling memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.
11. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam
penyusunan skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung
vi
DAFTAR ISI
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan membaca Al-Qur'an merupakan hal yang penting
dalam proses pembelajaran anak, karena ini adalah kemampuan dasar
yang harus dimiliki oleh anak.
Pentingnya Al-Qur'an bagi umat islam terlebih lagi bagi mereka
yang masih di usia sekolah keengganan sebagian para anak untuk belajar
membaca, kurangnya dukungan, perhatian dari orang tua, dan kurangnya
penguasaan orang tua terhadap ilmu dalam membaca Al-Qur'an yang
baik dan benar membuat tidak sedikit dari anak belum memiliki
kemampuan bacaan yang baik, karna membaca ini adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan tindakan yang jelas maka dari itu sudah
menjadi kewajiban seorang guru untuk memberikan suatu pengajaran
ilmu terkait dengan kemampuan membaca Al-Qur'an yang baik.
Kedudukan Al-Qur’an sebagai sumber pokok Pendidikan islam
dapat dipahami dari ayat-ayat Al-Qur’an itu sendiri. Firman Allah :
ي لَ ُه ُٓم َ ِاَّلى ا ْخ َتلَ ُف ْوا ِف ْي ِٓه َوهُدً ى َو َر ْ َْح ًٓة ِلّقَ ْومٓ ي ُّ ْؤ ِمنُ ْو َٓن َٓ ك الْ ِك ٰت
َٓ ّ ِ ب ِا َّٓل ِل ُت َب َٓ َو َمآ َا ْن َزلْ َنا عَلَ ْي
1
membacanya seorang akan mengalami kesulitan karna harus menghafal
dari ucapan orang yang lebih tahu cara pembacaannya.
Minimnya pengetahuan dan kemampuan anak dalam membaca Al-
Qur'an maka dari itu diperlukan suatu pembelajaran yang di dalamnya
memuat kajian tentang tentang membaca Al-Qur'an secara baik dan
benar yang salah satunya bisa di lakukan di pendidikan non formal yaitu
TPA.
Firman Allah SWT dalam surat Al-alaq dari ayat 1-5 bahwasanya
kita di perintahkan untuk membaca Al-Qur'an. Sebagaimana yang
telah di lakukan oleh Rasulullah ketika menerima Wahyu pertama
tersebut sehingga beliau mengulanginya berkali-kali agar bisa
membacanya dengan bantuan malaikat Jibril. Dengan membaca
seseorang dapat memperoleh informasi yang luas. Oleh karena itu,
membaca merupakan keterampilan dan kemampuan dasar yang
pertama yang harus di ajarkan melalui proses pendidikan dan
pelajaran.
Seorang dapat dikatakan baik dalam membaca Al-Qur'an apabila
fasih dalam membacanya telah sesuai dengan ilmu tajwid mewaqofkan
dan mewashalkan dalam tempatnya. Membaca Al-Qur'an secara baik
penting di miliki oleh setiap anak karena setiap lafadz di dalam Al
Qur'an Memiliki makna tersendiri, jika dalam membacanya tidak
sesuai dengan tata caranya maka akan mengubah maknanya. Untuk
membaca secara baik seorang anak tidak bisa belajar sendiri, anak
dalam belajar harus ada Pendidikan nya dapat di arahkan oleh pendidik
tentang cara membaca Al-Qur'an secara baik agar membutuhkan
seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan tentang membaca Al-
Qur'an yang benar bedasarkan tata caranya.
2
3
generasi muda umat islam yang harus terus diberi motivasi agar
tertarik untuk terus mempelajari al-Qur‟an dan menjadikan al-Qur‟an
sebagai petunjuk bagi umat islam. Dan hal utama yang harus
dilakukan dalam mempelajari al-Qur‟an adalah belajar membaca al-
Qur‟an dan menuliskannya.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan didapatkan data
bahwa pelaksanaan pendidikan dalam proses belajar mengajar
mengalami kesulitan-kesulitan itu timbul dari anak itu sendiri. Ada dua
faktor penghambat yang mempengaruhi keberhasilan anak. Faktor dari
dalam diri anak adalah karena kurangnya keinginan anak untuk belajar,
kurangnya dorongan atau motivasi belajar, kurangnya ketekunan dan
waktu, sedangkan faktor dari luar diri anak adalah kurangnya tenaga
guru, kurangnya sarana dan prasana, kurangnya perhatian Serda
dukungan orangtua dan lingkungan.
Berdasarkan hasil observasi di TPA 10 anak yang belum memiliki
kemampuan dalam membaca Al-Qur'an dari total 50 anak kelas Al-
Qur'an ada yg belum memahami tentang ilmu tajwid, susahnya
melafalkan makhlijul huruf yang benar dan tingkat kefasihan dalam
membaca masih kurang, sedangkan sudah berbagai upaya dilakukan
oleh guru TPA. Seperti mengajarkan pelajaran ilmu tajwid dan
menjelaskan dengan menggunakan berbagai metode agar lebih mudah
di pahami oleh anak. Membimbing anak yang memang belum begitu
memahami kaidah-kaidah dalam membaca Al- Qur'an dengan metode
iqro diadakannya semacam Al Qur'an setiap hari Minggu dan bahkan
ada sebagian anak yang di anjurkan untuk mengaji privat dirumah guru
tersebut.
Melihat kondisi di atas maka dibutuhkan pranan seorang guru yang
cerdas dan guru yang mempunyai kemampuan. Guru yang memiliki
5
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang di atas, maka dapat diidetifikasikan
masalah seperti di bawah ini :
1. Kopetensi anak tidak tercapai
2. Kopetensi membaca tidak sesuai
3. Sulitnya anak cepat bisa membaca Al-Qur’an
6
C. Pembahasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah strategi Guru Dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Di TPA Tarbiyatul
Atfal, penulis membatasi penelitian ini pada strategi guru dan
kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah stategi guru dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an di TPA Tarbiyatul Atfal antara lain:
1. Apa staregi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-
Qur’an di TPA Tarbiyatul Atfal.?
2. Bagaimana penerapkan strategi guru dalam meningkatkan
kemampuan membaca Al-Qur’an di TPA Tarbiyatul Atfal.?
3. Bagaimana kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an di TPA
Tarbiyatul Atfal.?
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu menjadi
acuan penelitian. Selanjutnya yang berhubungan dengan kemampuan
guru TPA dan anak dalam sebagao bahan masukan untuk
mengingatkan kemampuan membaca Al-Qur’an anak penelitian ini
sebagai bahan dalam meningkatkan kinerja TPA Tarbiyatul Atfal.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan
membaca bagi anak, penelitian ini sebagai bahan dalam
meningkatkan kinrja TPA Tarbiyatul Atfal bagi pendidik.
7
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk mempermudah pemahaman
dan penelahan penelitian, dalam laporan penelitian ini sistematika
penulisan terdiri atas 5 (lima) bab masing-masing berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini merupakan pendahuluan yang materinya sebagai
besar menyempurnakan usulan penelitian yang berisikan latar belakang
masalah,identifikasi masalah, pembatasaan masalah, perumusan
masalah,manfaat penelitian, dan sistematika.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan Pustaka Strategi guru dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisikan tentang metode penelitian, tujuan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, latar penelitian, metode
penelitian kualitatif, pokus penelitian, pertanyaan penelitian, prosedur
pengumpulan dan perekaman data, analisa data pemeriksaan data yang
dilakukan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menguraikan teori-teori tentang deskripsi data
pengujian persyaratan analisis (uji klasik), pengujian hipotesis,
pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
Dalam bab ini menguraikan akhir dari penulisan yang
berisikan tentang kesimpulan dan hasil penelitian penulis, implikasi
dan saran.
BAB ll
TINJAUAN PUSTAKA
A. Strategi Guru
1. Pengertian Strategi
Stategi berasal dari konsepsi kemilititeran yang dipergunakan
dalam suatu aksi untuk mencapai suatu tujuan. Kata strategi berasal
dalam bahasa yunani yakni strategos yang brarti jendral. Dalam hal
ini,strategi dimaknai sebagai suatu perencanaan angkatan perang yang
teliti atau suatu siasat yang cocok untuk menjamin bagi tercapai tujuan.
Secara umum, strategi diartikan sebagai pedoman bertindak untuk
mecapai sasaran yang telah ditetapkan. Karena menunjukan
efektifitasnya dalam mencapai tujuan, kemudian dalam
perkembangannya, strategi digunakan dalam banyak bidang, termasuk
bidang pendidikan dan pembelajaran. Strategi dalam bidng pendidikan
digunakan dalam perencanaan dan pelaksanaan suatu kebijakan bagi
tercapainya tujuan pendidikan.
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukandihubungkan dengan belajar mengajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan. Dengan demikian strategi pada intinya
adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam
berdasarkan pada teori dan pengalaman tertentu.
Direktorat pembinaan sekolah menengah atas, direktorat jendral
menejemen pendidikan dasar dean menengah,depdiknas menjelaskan
strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi diartikan sebagai a plan,
8
9
1. Macam-Macam Strategi
Strategi merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai
hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi berbeda.
Macam-macam strategi diklasivikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Berorientasi
Pada Tujuan Dalam strategi pembelajaran tujuan
merupakan komponen yang utama. Segala aktifitas guru
dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan
13
B. Guru
1. Pengertian Guru
Guru dari bahasa sansekerta secara harfiahnya mempunyai arti
“berat”, yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pada pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.
Guru adalah suatu sebutan bagi jabatan, posisi, dan profesi
bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam bidang
pendidikan melalui interaksi edukatif secara terpola, formal dan
sistematis. Dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
(pasal1) dinyatakan bahwa “guru adalah pendidikan profesional
16
2. Peran guru
Para pakar pendidikan di barat telah melakukan penelitian
tentang peran guru yang harus dilakono. Adapun peran-peran tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Guru sebagai pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan
identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, guru harus memiliki standar kualitas tertentu, guru
harus memiliki wibawa, harus bertanggung jawab, mandiri dan
harus disiplin.
b) Guru sebagai pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam
kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan
guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan
keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika semua faktor sudah
terpenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar
dengan baik.
c) Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab
atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan
tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental,
emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam
kompleks.
d) Guru sebagai pemimpin
Guru diharapkan mempunyai kepribadian dan ilmu
18
5. Karakteristik Guru
Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap
perbuatan guru baik disekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Seorang guru profesional harus memiliki karakteristik guru
profesional. Karakteristik guru profesional adalah ciri-ciri orang yang
memiliki pendidikan formal dan menguasai berbagai teknik dalam
kegiatan belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan
kependidikan. Karakteristik guru yang profesional sedikitnya ada
lima karakteristik dan kemampuan profesional guru yang harus
dikembangkan, yaitu:
1) Menguasai kurikulum
2) Menguasai materi semua mata pelajaran
3) Terampil menggunakan multi metode pembelajaran
4) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya
5) Memiliki kedisiplinan dalam arti yang seluas-luasnya
6. Tugas Guru
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa
untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk
melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan siswa. Secara lebih terperinci guru berpusat
pada:
7. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi
pencapaian tujuanbaik jangka pendek maupun jangka panjang.
8. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman
belajar yangmemadai.
9. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti sikap,
nilai-nilai, danpenyesuaian diri.
21
1. Kemampuan
Kemampuan adalah skill (keterampilan). keterampilan
merupakan salah satu unsur kemampuan yang dapat dipelajari
pada unsur penerapannya. Suatu keterampilan merupakan
keahlian yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan
kita berusaha dengan diri sendiri. Kemampuan juga sebagai suatu
dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Jadi,
kemampuan ini merupakan suatu keterampilan atau kecakapan
yang di muculkan dalam diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan
atau keberhasilan.
2. Membaca
a. Pengertian membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang
berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat
dalam tulisan. Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir
untuk memahami isi teks yang dibaca. Oleh sebab itu, membaca
bukan hanya sekedar melihat kumpulan huruf yang telah
membentuk kata, kelompok kata, kalimat, paragraph dan wacana
saja, tetapi lebih dari itu bahwa membaca merupakan kegiatan
memahami dan menginterpretasikan lambing/tanda/tulisan yang
bermakna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat
diterima oleh pembaca.
Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau
lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan
memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian, membaca pada
22
D. Al-Qur’an
1. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologi Al-Qur‟an berasal dari kata qara‟a-yaqra‟u-
qira‟atun, atau qyr‟anun, yang berarti mengumpulkan (al-jam‟u)
dan menghimpun (adh- dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari
satu bagian kebagian yang lain secara teratur. Al-Qur‟an ialah
firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan dinukil/diriwayatkan
kepada kita dengan jalan mutawatir dan membacanya dipandang
ibadah serta sebagai penentang (bagi yang tidak percaya)
walaupun surah terpendek. Al-Qur‟an ialah kalam mulia yang
23
k. Al-Maw‟izah (petunjuk )
l. Al-Karim ( yang mulia)
m. Al-„ali (yang tinggi)
n. Al-Hakim (yang bijaksana )
o. Al-Hikmah (kebijaksanaan )
E. Metode Tartil
1. Pengertian Metode Tartil
Tartil adalah disusun dari kata Ratala yang berarti serasi dan
indah ucapan atau kalimat yang disusun secara rapih dan diucapkan
dengan baik dan benar. Membacanya secara perlahan sambil
memperjelas hurufhuruf berhenti dan memulai, sehingga pembaca
dan pendengarnya dapat memahami dan menghayati kandungan
pesannya.
a. Lubang tenggorokan
b. Tenggorokan
c. Lidah
d. Kedua bibir
e. Pangkal hidung
1) Bagi anak yang daya fikir nya agak lemah, maka ia akan
sering merasa kesulitan.
A. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan TPA Tarbiyatul Atfal Ds.
Ranca Iyuh Kec. Panongan Kab.Tangerang.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi TPA Tarbiyatul Atfal dalam
meningkatkan kedisiplinan santri dalam pembelajaaran.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat TPA
dalam meningkatkan kedisiplinan murid.
29
30
Seminar
3 Proposal
Penyusunan
4 Instrument
Penyaringan
5 Data
Pengolahan
6 Data
7 Analisis Data
8 Ujian Skripsi
c. Pengamatan Terfokus
33
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories),cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya karya seni, yang dapat
berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. (Sugiyono, 2019:314).
G. Analisi Data
Analisis data menurut (Moleong, 2012:243) adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dana pa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, poto, dan sebagainya, (Moleong, 2012:247).
Penelitian kualitatif berdasarkan tahapan dalam penelitian
kualitatif. Jadi proses penelitian berangkat dari yang luas kemudian
memfokuskan, dan meluas lagi. Terdapat tahapan analisis data yang
dilakukan dalam penelitian kualitatif, yaitu :
1. Analisis Domain
Analisis domain dalam penjelasan (Sugiyono, 2012:256)
35
A. Deskripsi Data
1. Profil Lokasi Penelitian
38
a. Jumlah Murid TPA Tarbiyatul Atfal
NO Nama Alamat
1 Nanditia Mikaila Putri Kp. Kebon
2 Suhartini Korelet
3 Lia Khoirunnisa Kp. Kebon
4 Devi Ramadani Kp. Kebon
5 Ria Junianti Kp. Kebon
6 Siti Nur Kamilah Kp. Kebon
7 Putri Amelia Kp. Kebon
8 Silviana Kp. Kebon
9 Fika Adelia Kp. Kebon
10 Siti Wardatul Ajijah Kp. Kebon
11 Fani Novianti Kp. Kebon
12 Khesya Shafa Syahadati Kp. Kebon
13 Siti Khodijah Kp. Kebon
14 Hilyatul Mukaromah Kp. Kebon
15 Diana Kp. Kebon
16 Kayla Khalila Salsabila Kp. Kebon
17 Gendis Aulia Winata Kp. Kebon
18 Jeani Rarasati Yusnita Kp. Kebon
19 Siti Afriza Kp. Kebon
39
40
40
41
B. Hasil Penelitian
1. Strategi guru TPA Tarbiyatul Atfal
JAM KEGIATAN
Guru membariskan santri di dalam majlis TPA
Tarbiyatul Atfal untuk membaca doa bersama dan
13.4.14. OO
asma’ul husna.
Guru memulai kegiatan belajar mengajar sesuai
jadwal dan tempatnya masing-masing
14.OO.14.45
C. Pembahasan
1. Hasil Penelitian di TPA Tarbiyatul Atfal
Peningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an yang baik dan
benar adalah benar bacaannya, baik dan lancar dalam melafadzkannya,
tepat dan sesuai dari segi makhraj dan ilmu tajwidnya. Sedangkan
ilmu tajwid itu sendiri bertujuan agar umat Islam bisa membaca Al-
Qur’an sesuai dengan bacaan yang diajarkan Rasulullah saw.
Pembelajaran Al-Qur’an adalah suatu proses belajar Al-Qur’an yang
disampaikan oleh pendidik ke peserta didik, dengan tujuan agar
peserta didik dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai
kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Pembelajaran Al-Qur’an dengan
menggunakan metode 87 tartil merupakan sebuah cara pembelajaran
Al-Qur’an dengan pendekatan fungsi huruf atau pendekatan bunyi (at-
thariqah al-shauthyyah), yaitu pembelajaran membaca huruf arab
langsung. Serta menggunakan metode penyusunan (al-tariqah al-
tarkibiyyah), yaitu dimulai dari pembelajaran membaca huruf menuju
kata, kalimat sampai pembelajaran membaca ayat.
Terampil dalam membaca Al-Qur’an menjadi kemampuan dasar
yang harus dikuasai oleh umat islam. Langkah awal untuk mendalami
AlQur’an yaitu membacanya dengan baik dan benar. Karna ibadah
yang terpenting dalam islam yakni shalat membutuhkan keterampilan
membaca Al-Qur’an yang baik. Dengan demikian bagi kaum muslim
yang membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar mempunyai peran
sentral dalam kehidupan kaum muslim. Sejalan dengan proses
pelembagaan pengajaran Al-Qur’an, berkembang ilmu spesifik
pembacaan Al-Qur’an yang dikenal sebagai “Tajwid” yang berarti
membuat sesuatu menjadi lebih baik. Ada beberapa istilah yang
dipergunakan untuk menunjukkan ilmu pembacaan Al-Qur’an. Dalam
45
optimal begitu pula dengan metode yang baik tanpa ditunjang oleh
kualitas dan kemampuan pendidik yang baik jangan berharap hasilnya
akan baik dan berkualitas.
Karena metode merupakan salah satu hal yang sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran. Dengan demikian, seorang pendidik harus
bisa memilih metode yang sesuai dengan kondisi kelas dan karakter
santrinya. Dengan metode tersebut diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang positif terhadap santri khususnya membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar sesuai kaidah yang ada. Sehingga nantinya
santri-santri dapat 7 membaca dan memahami dan mengamalkan Al-
Qur’an dengan baik dan benar.
Metode tartil merupakan suatu metode pembelajaran membaca Al-
Qur’an yang digunakan di TPA Tarbiyatul Atfal Desa Ranca Iyuh.
dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan metode tersebut
belum maksimal dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
sesuai dengan ilmu tajwid. Kesalahan yang banyak dalam bacaan
adalah seputar bacaan panjang dan pendek, kemudian pengucapan
makhrojul huruf serta bacaan tajwid yang masih kurang fasih dan
kurang jelas.
Berdasarkan permasalahan yang Penulis kemukakan pada latar
belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti masalah “Strategi
Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Menggunakan Metode Tartil bagi Santri di TPA Tarbiyatul Atfal Desa
Ramca Iyuh.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Tartil Penyusunan buku At-
Tartil sangat sistematis sekali pada masingmasing jilidnya,
disamping itu pula juga sangat praktis karena disertakan petunjuk
pengajaran disetiap jilidnya. Dalam hal ini penulis mengutip tiaptiap
50
1. Pengajar
a. Mempersiapkan alat peraga tartil jilid 1-6.
b. Mengkondisikan santri.
c. Memberikan nasehat yang bersifat mendidik kepada
santri sebelum proses pembelajaran dimulai.
d. Membacakan pokok bahasan yang terdapat pada alat
56
peraga.
2. Santri
a. Menyiapkan alat-alat tulis
b. Menyiapkan buku tartil
d. Berdoa bersama.
2. Kegiatan inti
a. Guru memperkenalkan dan mempraktekkan cara melafalkan
huruf dzal ﻨdengan baik dan benar, selanjutnya murid
mengulanginya dengan baik dan benar.
b. Guru memperkenalkan dan mempraktekkan cara melafalkan
huruf kaf ﻙdengan baik dan benar, selanjutnya murid
mengulanginya dengan baik dan benar.
c. Guru membimbing murid melafadzkan huruf- huruf
Al-Qur’an yang sudah diajarkan seperti zal, dan kaf.
d. Guru menyediakan kertas kosong dan kemudian murid
menulis ulang huruf-huruf yang telah dijarkan agar
lebih mengerti sebagai evaluasi pelajaran kedua.
e. Berdo’a dan penutup dengan salam
Pelajaran ke 3
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
Pelajaran ke 5
2. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan inti
Pelajaran ke 8
1. Pembukaan
62
Pelajaran ke 9
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
Pelajaran ke 11
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a. Guru memperkenalkan dan mempraktekkan cara
64
Pelajaran ke 13
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a. Guru memperkenalkan dan mempraktekkan cara
melafalkan huruf Jim ﺢdengan baik dan benar,
selanjutnya murid mengulanginya dengan baik dan
benar.
b. Guru memperkenalkan dan mempraktekkan cara
melafalkan huruf Tsa/ Sa ﺚdengan baik dan benar,
selanjutnya murid mengulanginya dengan baik dan
benar
c. Guru menyediakan kertas kosong dan kemudian murid
menulis ulang huruf-huruf yang telah dijarkan agar lebih
mengerti sebagai evaluasi pelajaran ketiga belas.
d. Berdo’a dan penutup dengan salam.
Pelajaran ke 14
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
Pelajaran ke 16
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
Pelajaran ke 18
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
Pelajaran ke 19
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Guru menanyakan absensi
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti
a. Guru membaca ayat Al-Qur’an dengan system bacaan
Murrotal guru dapat memakai pedoman seperti kaset,
atau yang lainnya. Selanjutnya murid mengikuti apa
yang dibaca oleh guru.
b. Berdo’a dan penutup dengan salam.
. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di TPA Tarbiyatul Atfal adalah
sebagai berikut:
Akan tetapi, hal ini dapat diatasi oleh pengajar dengan memberikan
beberapa alternative tindakan seperti: guru hendaknya selalu mengawasi
keaktifan santri setiap proses belajar, guru hendaknya memberikan latihan
kepada santri, dan guru hendaknya mengajak orangtua santri yang
bersangkutan untuk melakukan pertemuan.
71
materi yang akan diujikan kepada santri, baik pada saat santri akan
mengahadapi tes pelajaran maupun tes khotam Al-Qur’an.
Sedangkan materi bagi santri yang kelas Al- Qur’an, sebenarnya tidak
jauh beda dengan kelas dasar. Hanya saja, santri yang sudah menempati
kelas Al- Qur’an memperoleh sedikit tambahan ilmu tentang Pendidikan
Agama Islam, diantaranya: materi fiqih, akidah akhlaq, dan sejarah
kebudayaan islam.
72
73
dengan tujuan agar peserta didik dapat membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar sesuai kaidah-kaidah yang telah ditentukan. Pembelajaran Al-Qur’an
dengan menggunakan metode 87 tartil merupakan sebuah cara pembelajaran
Al-Qur’an dengan pendekatan fungsi huruf atau pendekatan bunyi (at-
thariqah al-shauthyyah), yaitu pembelajaran membaca huruf arab langsung.
Serta menggunakan metode penyusunan (al-tariqah al-tarkibiyyah), yaitu
dimulai dari pembelajaran membaca huruf menuju kata, kalimat sampai
pembelajaran membaca ayat.
Terampil dalam membaca Al-Qur’an menjadi kemampuan dasar yang
harus dikuasai oleh umat islam. Langkah awal untuk mendalami AlQur’an
yaitu membacanya dengan baik dan benar. Karna ibadah yang terpenting
dalam islam yakni shalat membutuhkan keterampilan membaca Al-Qur’an
yang baik. Dengan demikian bagi kaum muslim yang membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar mempunyai peran sentral dalam kehidupan kaum
muslim. Sejalan dengan proses pelembagaan pengajaran Al-Qur’an,
berkembang ilmu spesifik pembacaan Al-Qur’an yang dikenal sebagai
“Tajwid” yang berarti membuat sesuatu menjadi lebih baik. Ada beberapa
istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan ilmu pembacaan Al-Qur’an.
TPA Tarbiyatul Atfal sudah menerapkan metode tartil dalam
pembelajaran Al-Qur’an. Langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
(1) Mempersiapkan pembelajaran yang akan dilaksanakan,(2) Kegiatan
belajar mengajar, (3) Melakukan evaluasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan,
maka penulis dapat memberikan saran atau masukan yang mungkin bisa
berguna bagi pihak TPA Tarbiyatul Atfal. Sehingga dapat dijadikan sebagai
acuan dalam peningkatan kemampuan membaca AlQur’an bagi santri. Terkait
dengan hal tersebut, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain :
1. Bagi Ustadz/Ustadzah
Selalu meningkatkan pemahaman mengenai metode pembelajaran ilmu
tajwid. Kiranya penelitian ini dapat dikembangkan sehingga tidak terpaku
kepada suatu metode, akan tetapi dapat memformulasikannya dengan
metode lain yang dianggap tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Perlu
diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik
diantara metode lainnya. Tiap metode memiliki karakteristik tertentu
dengan segala kelemahan dan kelebihan masingmasing. Suatu metode
mungkin baik untuk suatu tujuan, materi, situasi, maupun kondisi tertentu,
tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Dapat lebih memahami
keberagaman santri, baik dari segi kemampuan intelektual maupun pada
minat dan motivasi dalam belajar sehingga pendidik dapat menerapkan
metode pembelajaran yang tepat.
75
2. Bagi Santri
Perlu meningkatkan aktifitas yang bernilai positif dengan memaksimalkan
potensi yang ada baik dengan mengikuti pembelajaran dengan serius serta
berpartisipasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil kesimpulan penelitian
adalah :
a. Bagi pengelola TPA hendaknya dapat memberikan fasilitas yang
memadai dan memberikan terobosan baru dengan melakukan
pembelajaran dengan menggunakan media elektronik agar
meningkatnya minat belajar Al-Qur’an anak .
b. Bagi keluarga hendaknya lebih memperhatikan anak – anaknya agar
dapat mendukung kegiatan mengaji/ baca Al-Qur’an di rumah
melalui pemberian kesempatan dan waktu yang cukup dan seimbang
untuk semua pelajaran.
c. Bagi guru TPA hendaknya menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi dan dapat menguasai karakteristik para siswanya sehingga
menjadikan proses pembelajaran lebih diminati siswa.
76
DAFTAR PUTAKA
Ahmad Annuri. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an dan Pembahasan Ilmu
Tajwid. Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2014.
Abdul Aziz et.al. Pedoman Daurah Al-Qur’an Kajian Ilmu Tajwid Disusun
Secara Aplikatif. Jakarta Timur: Markaz Al Qur’an, 2011.
Abudin Nata. Al-Qur’an dan Hadist (Dirasah Islamiyah 1). Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1996.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
79