Anda di halaman 1dari 111

PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI

AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP NEGERI 1 BAGOR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

ASMAUL KHUSNA

9321.162.18

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022
PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI NILAI

AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP NEGERI 1 BAGOR

SKRIPSI

Diajukan kepada

Institut Agama Islam Negeri Kediri

Untuk memenuhi salah persyaratan

dalam menyelesaikan progam sarjana

Oleh

ASMAUL KHUSNA

9321.162.18

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2022

i
ii
NOTA PEMBIMBING

Kediri, 28 Juni 2022

Nomor :
Lampiran : 4 (empat) Berkas
Hal : Bimbingan
Skripsi

Kepada
Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri
di Jl. Sunan Ampel 07 – Ngronggo, Kediri

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Bersama ini saya kirimkan berkas skripsi mahasiswa :
Nama : ASMAUL KHUSNA
NIM : 9321.162.18
Judul : PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENANAMKAN
NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP
NEGERI 1 BAGOR
Setelah diperbaiki materi dan susunannya, sesuai dengan beberapa petunjuk dan
tuntunan yang telah diberikan dalam sidang munaqasah yang dilaksanakan
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing 1 Pembimbing II

Dr. Wahidul Anam, M.Ag Nila Lukmatus Syahida, M.Pd.I


NIP. 19740206 200312 1 003 NIP. 19900201 201903 2 011

iii
iv
HALAMAN PENGESAHAN

PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI


AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP NEGERI 1 BAGOR

ASMAUL KHUSNA
NIM : 9321.162.18

Telah diujikan di depan Sidang Munaqasah Institut Agama Islam Negeri Kediri
Pada tanggal 13 Juli 2022

Tim Penguji,
1. Penguji Utama
Dr. Ahmad Taufiq, S.Ag, M.Si. (...........................................)
NIP.197108202006041002

2. Penguji I
Dr. Wahidul Anam, M. Ag. (…........................................)
NIP. 196806041998032001

3. Penguji II
Nila Lukmatus Syahida, M.Pd.I. (…........................................)
NIP. 19902012019032011

Kediri, 13 Juli 2022


Dekan Fakultas Tarbiyah

Prof.Dr. Hj. Munifah, M.Pd.


NIP. 197004121994032006

v
MOTTO

Jangan Pernah Putus Asa Atas Harapan Yang Pernah Dibuat

Setidaknya Telah Berusaha Dan Bersungguh-sungguh

Atas Hasil Yang Telah Diperolah Di Akhir.

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil Alamin, Kebahagiaanku hari ini telah mewakili

impian yang aku harapkan selama ini untuk sekalu berjuang mewujudkan

keinginan menjadi kenyataan. Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT,

saya persembahkan skripsi ini untuk :

1. Teruntuk Kedua Orang Tuaku, khususnya Ayahku dan Ibuku yang telah

memberikan kasih sayang, doa dan dorongan semangat, serta biaya yang tak

terhingga nilainya. Semoga Allah SWT memberikan umur yang panjang,

rezeki yang barokah, meridhai kehidupan Ayah dan Ibuku sehingga bahagia

dunia dan akhirat.

2. Teruntuk Adekku yang selalu sabar dan selalu siap membantu dimanapun dan

kapanpun. Maaf masih menjadi kakak yang selalu merepotkan.

3. Teruntuk segenap keluarga besarku yang selalu mendoakanku dan memberi

motivasi serta mendukung perjuanganku selama menuntu ilmu.

4. Teruntuk Keluarga besar kampus IAIN Kediri khususnya Bapak Ibu dosen

yang telah sabar dan tulus membimbing dan mengarahkan serta memberi

masukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Teruntuk keluarga besar SMP Negeri 1 Bagor khususnya Bapak Kepala

Sekolah yang sudah memberikan izin untuk tempat penelitian dan juga Bapak

Ibu guru yang sudah membantu serta memberi pengarahan, mendoakan dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

vii
6. Teruntuk Teman-teman seperjuangan PAI 2018 IAIN Kediri serta teman-

teman ku yang lain yang sudah turut mendoakan, membantu dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa menyertai setiap langkah kita dengan

ridho, rahmat, serta inayah-Nya Aamiin.

viii
ABSTRAK

ASMAUL KHUSNA, Dosen Pembimbing Dr. Wahidul Anam, M.Ag dan


Nila Lukmatus Syahida, M.Pd.I , PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM
MENANAMKAN NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI SMP
NEGERI 1 BAGOR, Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, IAIN KEDIRI 2022.

Kata kunci : Problematika, Penanaman Akhlak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh bahwa masih banyak siswa yang
memiliki akhlak yang kurang baik dilihat dari banyaknya minat siswa dalam
mapel PAI, kebiasaan dalam hal membaca al-qur‟an , berperilaku sopan santun,
dan juga penerapan dalam 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun ). Dari
beberapa persoalan yang muncul di SMP Negeri 1 Bagor, maka masalah yang
diangkat problematika dan solusi yang dihadapi guru PAI dalam menanamkan
nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 1 Bagor dan bagaimana metode
penanaman nilai-nilai akhlakul karimah di SMP Negeri 1 Bagor. Tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai akhlakul
karimah di SMP Negeri 1 Bagor.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriftif. Metode
pengumpulan data menunggunakan Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi.
Kemudian untuk mengecek keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu
membandingkan data yang didapati dengan sumber yang ada. Analisis dan
pengolahan data diambil dari ketika peneliti di lapangan dan setelah dikumpulkan
data dari lapangan.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : Problematika yang sering terjadi
seperti kurangnya pertemuan yang minim, siswa banyak kena pengaruh dari luar
sekolah, serta pengaruh dari media sosial. Penanaman nilai-nilai akhlakul karimah
siswa di SMP Negeri 1 Bagor sudah berjalan dengan baik yaitu penanaman akhlak
siswa dengan cara pemberian nasehat yang diberikan oleh guru kepada siswa pada
saat pembelajaran berlangsung, dan juga pada saat siswa melanggar peraturan,
pembiasaan dalam budaya penerapan 5S yang dilaksanakan setiap hari, berjabat
tangan dengan guru serta berdoa sebelum belajar, menuntun kendaraan saat
sampai digerbang. Akhlak siswa sudah tergolong cukup baik disekolah tersebut.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam senantiasa

terhaturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Sehingga

penelitian yang berjudul “Problematika Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai-

Nilai Akhlakul Karimah Siswa Di SMP Negeri 1 Bagor” dapat terselesaikan

sebagai sebuah pemenuhan persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan

agama Islam tingkat strata satu (S-1).

Penulis juga mengucapkan kepada berbagai pihak yang telah memberikan

dukungan, tenaga, waktu, maupun pikiran hingga penelitian ini dapat

terselesaikan. Oleh sebab itu penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Wahidul Anam, M. Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Kediri.

2. Prof. Dr. Hj. Munifah. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam (IAIN) Kediri.

3. Prof. Dr. Hj. Munifah, M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam (IAIN) Kediri.

4. Dr.Wahidul Anam, M.Ag dan Nila Lukmatus Syahida, M. Pd.I selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan masukan dan motivasi hingga

terselesainya penelitian ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam (IAIN)

Kediri.

6. Seluruh staff perpustakaan Institut Agama Islam (IAIN) Kediri.

x
7. Ayah, Ibu, Adek dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan kasih

sayang, doa, dukungan dan memberikan motivasi hingga terselesainya skripsi

ini.

8. Kepada segenap dewan guru dan tenaga pendidikan SMP Negeri 1 Bagor

9. Kepada semua teman dan pihak lain yang tidak semua disebutkan oleh

penulis.

Semoga dengan keridhaan dari semua pihak atas penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan menjadi sebab tercapainya pendidikan yang akan

membawa semua orang pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Nganjuk, 28 Mei 2022

Asmaul Khusna
NIM. 932116218

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
NOTA DINAS.........................................................................................................ii
NOTA BIMBINGAN.............................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................iiv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v
MOTTO..................................................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................viii
ABSTRAK..............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR..............................................................................................x
DAFTAR ISI..........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Konteks Penelitian.........................................................................1
B. Fokus Penelitian.............................................................................8
C. Tujuan penelitian............................................................................8
D. Manfaat Penelitian.........................................................................9
E. Penelitian Terdahulu......................................................................9
F. Definisi Istilah..............................................................................11
1. Problematika.........................................................................11
2. Guru PAI...............................................................................12
3. Akhlakul Karimah................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................14
A. Tinjauan Problematika.................................................................14
B. Tinjauan Guru PAI.......................................................................14
1. Pengertian Guru PAI..............................................................14
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI..................................15
3. Problematika Guru Dalam Pembelajaran
4. Problematika Guru Dalam Menanamkan Nilai
C. Tinjauan Menanamkan Nilai........................................................19
1. Pengertian Menanamkan
xii
Nilai..............................................19
2. Macam-macam Nilai.............................................................21
D. Akhlakul Karimah........................................................................22
1. Pengertian Akhlakul Karimah...............................................22
2. Pengertian Nilai Akhlakul Karimah......................................23
3. Dasar Hukum Akhlakul Karimah.........................................24
4. Indikator Akhlakul Karimah.................................................24
5. Macam-Macam Akhlakul Karimah......................................27
6. Tujuan Menanaman Akhlakul Karimah................................29
7. Manfaat akhlakul karimah....................................................31
8. Metode Menanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah.............31
9. Tahap-tahap Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah......33
E. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Menanaman Nilai-
Nilai Akhlakul Karimah Siswa....................................................35
F. Solusi yang dilakukan Guru dalam mengatasi hambatan
Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa.......................36
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................38
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................38
B. Kehadiran Peneliti........................................................................38
C. Lokasi Penelitian..........................................................................39
D. Data dan Sumber Data.................................................................39
1. Data.........................................................................................39
2. Sumber Data............................................................................40
E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................41
1. Wawancara..............................................................................41
2. Observasi.................................................................................42
3. Dokumentasi............................................................................42
F. Instrumen Pengumpulan Data......................................................42
1. Observasi.................................................................................43

2. Wawancara..............................................................................43
3. Dokumentasi............................................................................44
G. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................44
H. Teknik Analisis Data....................................................................45
1. Reduksi Data...........................................................................46
2. Penyajian Data.........................................................................46
xiii
3. Pengambilan Kesimpulan atau Verivikasi...............................47
I. Tahap-tahap Penelitian.................................................................47
1. Tahap Persiapan.......................................................................47
2. Tahap Pelaksanaan..................................................................47
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...........................49
A. Paparan Data................................................................................49
1. Problematika dan Solusi yang dihadapi guru PAI
2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah
B. Temuan Penelitian........................................................................61
1. Problematika dan Solusi yang dihadapi Guru PAI

2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

BAB V
PEMBAHASAN.....................................................................66

A. Problematika dan Solusi yang dihadapi Guru PAI

B. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

BAB VI PENUTUP...........................................................................................72
A. Kesimpulan....................................................................................74
B. Saran...............................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................75
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................79

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Pedoman Wawancara..................................................................I
Lampiran 2. Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Bagor..............................III
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari IAIN Kediri......................................IV
Lampiran 4. Surat Keterangan Penelitian dari SMP Negeri 1 Bagor............V
Lampiran 5. Daftar Konsultasi Pembimbing...............................................VII
Lampiran 6. Dokumentasi.............................................................................IX
Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup..............................................................XII

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Wawancara Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bagor..........79
Gambar 2. Wawancara Langsung Oleh Guru PAI di Rumah Beliau............79
Gambar 3. Wawancara Langsung Oleh Guru PAI di Sekolah......................80
Gambar 4. Wawancara Siswi Kelas IX SMP Negeri 1 Bagor......................80
Gambar 5. Wawancara Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Bagor.....................81
Gambar 6. Lokasi Penelitian dan Lingkungan Sekolah SMPN 1 Bagor......81

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Secara umum pendidikan agama islam bertujuan untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman peserta didik tentang

agama islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah dalam kehidupan pribadi,

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Menanamkan pendidikan agama pada

anak akan memberikan nilai positif bagi perkembangan anak, sekiranya dengan

pendidikan agama tersebut, pola perilaku anak akan terkontrol oleh aturan-

aturan yang telah ditetapkan oleh agama dan dapat menyelamatkan anak agar

tidak terjerumus kedalam jurang kenistaan dan pergaulan bebas yang pada

akhirnya akan merusak masa depan anak.1

Pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia. Atau

membudayakan manusia. Pendidikan adalah proses sosiali menuju kedewasaan

internal, sosial, moral, sesuai dengan kemampuan dan martabat sebagai

manusia.

Al-Absyari, memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah

mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,

mencintai tanah air, tanggap jasmaninya, sempurna budi perkertinya

(akhlaknya), teratur pemikiranya, halus perasaan nya, mahir dalam

pekerjaannya, manis tutur katanya dengan lisan maupun tulisan.

1
Nuraida Zahara, Psikologi Pendidikan untuk Guru PAI, Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011, hal 21
1
1

Ahmad D. Mariba, memberikan pengertian bahwa pendidikan adalah

bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidikan terhadap perkembangan

jasmani dan rohani kepada peserta didik menuju terbentuknya kepribadian

utama.

Hasan Langgulung meninjau pendidikan dari dua segi pertama dari segi

pandangan masyarakat dan kedua dari segi pandangan individu. Dari segi

pandangan masyarakat pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi

tua ke generasi muda, agar hidup masyarakat tetap berlanjut atau dengan kata

lain, masyarakat mempunyai mempunyai nilai-nilai budaya yang ingin

disalurkan dari generasi ke generasi agar identitas masyarakat tersebut tetap

terpelihara.

Dari segi individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi

yang terpendam dan tersembunyi. Manusia mempunyai bakat dan kemampuan

dan kemampuan yang kalau pandai kita mempergunakannya bisa berubah

menjadi emas dan intan, bisa menjadi kekayaan berlimpah-limpah. Dengan

demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan

dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi jasmani dan

rohaninya kearah kesempurnaan. 2

Menurut buku yang dikutip marzuki, Pendidikan merupakan faktor

utama dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan

penting dalam membentuk kepribadian siswa yaitu kepribadian baik maupun

yang buruk. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

pembibingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi

2
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Kalam
Mulia, 2015), hal 16-17.
2

manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan beraklak

(berkarakter) mulia.3

Uraian di atas menunjukan bahwa pendidikan yang dilakukan di

Indonesia semua mempunyai titik tekan pada pembentukan akhlak mulia,

pembentukan kepribadian atau waktak bagi peserta didik. Akhlak mulia,

kepribadian yang penuh tanggung jawab menjadi bagian yang penting dalam

dunia pendidikan.

Namun tidak semua peserta didik memiliki akhlak dan kepribadian yang

baik dalam proses pendidikan, hal ini terlihat dari munculnya berbagi gejala

prilaku buruk yang sering kali terjadi pada peserta didik yang disebut dengan

istilah kenakalan remaja. Dalam dunia pendidikan sendiri yang menjadi salah

satu permasalahan yang dihadapi ialah kenakalan remaja. Pada satu sisi mereka

sedang berupaya untuk menemukan jati dirinya, semestera di sisi lain pengaruh

lingkungan dan pergaulaan cenderung menjauh dari tertanamnnya nilai-nilai

akhlak.

Menurut buku yang dikutip Alfauzan Amin, melaksanakan pendidikan

Agama Islam adalah merupakan perintah dari Allah dan ibadah kepada-Nya.4

Adapun nilai-nilai keagamaan ialah hal yang mendasar untuk ditanamkan pada

anak dan dalam kegiatan menanamkan nilai-nilai inilah yang sesungguhnya

menjadi inti dari pendidikan keagamaan. Di antara nilai-nilai yang sangat

mendasar itu ialah: Nilai Akidah, Nilai Syari‟ah dan Nilai Akhlak.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan

membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina

3
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2017), hal 43
4
Alfauzan Amin, Metode Pembelajaran Agama Islam, (IAIN Bengkulu Press, 2015), hal 2
3

suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan disekolah merupakan bagian

integral dan program pengajaran pada setiap jenjang lembaga pendidikan serta

merupakan usaha bimbingan dan pembinaan ajaran Islam sehingga menjadi

manusia yang bertakwa dan juga warga Negara yang baik. Pendidikan agama

islam bukan sekedar transfer of knowledge (pengetahuan) ataupun transfer of

training (pelatihan), tetapi lebih merupakan suatu system yang ditata diatas

fondasi keimanan dan kesalehan.5

Dengan demikian pendidikan Agama Islam berperan membentuk

manusia yang berkualitas dan bertakwa kepada Allah SWT. Serta menghayati

dan mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Guru

sangat memegang peranan dan menepatkan posisi yang sangat penting dalam

pendidikan. Disekolah, Guru merupakan orang tua kedua bagi peserta didik dan

guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia dalam hal ini yaitu

peserta didik.

Sebenarnya tugas dari seorang guru tidak hanya untuk mengajar di

depan kelas, tetapi juga memperbaiki pendidikan akhlak yang telah di terima

oleh peserta didik, dalam lingkungan keluarga maupun dilingkungan

masyarakat sekitarnya. Tugas tersebut merupakan kewajiban dari seorang guru,

karena ajaran Agama Islam membimbing manusia agar memperbaiki akhlak

diri pribadi dan masyarakatnya. Lingkungan masyarakat yang rusak agar segera

diubah akhlaknya, sehingga perbuatan dan prilakunya baik.

5
AlFauzan Amin, Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembelajaran
Inquiry Training Untuk Karakter Kejujuran Siswa Sekolah Menengah Pertama, Jurnal At- Ta‟lim,
Vol 17 No 1, 2018, hal 2
4

Disisi lain, munculnya fenomena tentang menurunnya kualitas akhlak

yang dihadapi guru seperti kurang displin, kurang rapi, kurang teliti dan lain

sebagainya. Hal lain, Seiring berkembangnya Ilmu Pengetahuan Teknologi,

Banyak dampak yang telah dihasilkan dari perkembangan tersebut, baik itu

berupa dampak positif maupun dampak negatif. Sedangkan dalam ruang

lingkup pembelajaran masih adanya kesalahan yang terjadi yakni siswa kurang

disiplin dalam peraturan, menyontek saat ujian, melalaikan tugas sekolah,

melawan guru, kurang minat belajar dan lain sebagainnya. Untuk membentengi

diri siswa dari dampak negatif yang ditimbulkan perlu adanya penanaman

akhlak.

Sedangkan dalam ruang lingkup pembelajaran masih adanya kesalahan

yang terjadi yakni siswa kurang disiplin dalam peraturan, menyontek saat ujian,

melalaikan tugas sekolah, melawan guru, kurang minat belajar dan lain

sebagainnya. Untuk membentengi diri siswa dari dampak negatif yang

ditimbulkan perlu adanya penanaman akhlak.

Oleh karena itu sangat penting untuk memahami dan menyempurnakan

akhlak orang Islam, yaitu dengan mempelajari dan mengamalkan akhlak yang

Islami. Istilah akhlak sebenarnya merupakan istilah yang netral belum merujuk

pada baik dan buruk, tetapi pada umumnya apabila disebut sedirian, tidak

dirangkai dengan sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak mulia

(akhlakul karimah). Namun biasanya dalam percakapan sehari-hari, kata “ia

berakhlak” cenderung diartikan positif yaitu “ia berakhlak mulia” padahal

makna akhlak sendiri ada dua seperti yang tersebut di atas.6

6
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2014), hal 3
5

Akhlak adalah istilah yang berasal dari bahasa arab yang diartikan sama

atau mirip dengan “budi perkerti” yang berasal dari bahasa sangsekerta, yang

memiliki kedekatan dengan istilah tata krama. Akhlak pada dasarnya

mengajarkan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan Allah

penciptanya. Sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama

manusia. Inti ajaran akhlak adalah niat kuat untuk berbuat baik atau tidak

berbuat sesuatu dengan ridha Allah atau tuhan.7

Pendapat lain tentang akhlak adalah suatu keadaan jiwa yang

meyebabkan timbulnya perbuatan tanpa melalui pertimbangan dan pikiran

secara mendalam soegarda poerbakawatja juga mengatakan bahwa akhlak ialah

budi pekerti, watak, kesusilaan, dan kelakuan yang baik merupakan akibat dari

sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan terhadap sesama manusia.

Berdasarkan pengertian akhlak baik dari segi bahasa maupun istilah di

atas tampak erat kaitannya dengan pendidikan, yang pada intinya

menginternalisasikan nilai-nilai akhlakul karimah, ajaran, pengalaman, sikap

dan sistem kehidupan secara holistik, sehingga menjadi sifat, karakter dan

kepribadian peserta didik. Hal ini menyatakan bahwa pentingnya menanamkan

nilai-nilai akhlakul karimah melalui pendidikan pada diri peserta didik yang

bertujuan untuk menjadikan peserta didik berakhlak mulia atau berakhlak yang

baik, baik itu kepada Tuhan, sesama manusia, alam dan segenap makhluk

Tuhan lainnya. 8

Al-muttaqi Al-hidi dalam kanz Al-„Ummal buku ilmu akhlak,

menjelaskan secara rinci mengenai akhlak terpuji berdasarkan abjad. Hampir

7
Sutarjo Susilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali press, 2012), hal 55
8
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta:kencana, 2012), hal 69
6

semua akhlak terpuji disebut dalam kitabnya. Diantara contoh akhlak terpuji,

yaitu amanat (jujur), al-adl (adil), al-afuru (pemaaf), alifah (disenangi), al-

wafa (menepati janji), al-ifah (memelihara diri), as-saj‟ah (berani), al-

qana‟ah (menerima), al-ihklas (ikhlas), ash-shabru (sabar), asy-sykuru

(syukur), at-ta‟awan (tolong menolong), al-haya (malu), al-ihsan (berbuat

baik), ar-rahman (kasih sayang), silaturahim (menyambung tali persaudaraan),

memuliakan tetangga dan memuliakan tamu. Dari contoh akhlak terpuji di atas

tentunya sangat perlu ditanamkan pada diri peserta didik yang salah satunya

tidak lain melalui pendidikan.

Dalam mengemban profesinya sebagai pendidik, seorang guru memiliki

tugas dan tanggung jawab yaitu memberikan sejumlah norma kepada peserta

didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang

bermoral dan amoral. Semua norma harus diberikan oleh guru ketika berada

didalam kelas, tidak hanya di dalam kelas saja, diluar kelas sebaiknya guru

mencontohkan melalui sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Pendidikan

dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah

laku dan perbuatan.

Usaha-usaha dalam penanaman nilai-nilai akhlakul karimah bagi peserta

didik tersebut dilakukan sekolah melalui kegiatan-kegiatan yang dapat

menunjang. Seperti halnya yang dilakukan di SMP Negeri 1 Bagor, dengan

adanya kegiatan yang menunjang diharapakan dapat membantu dalam

penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa serta mampu memperdalam

kualitas keagamaan siswa dan memperkecil angka kenakalan peserta didik.9

9
Roshidin Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), hal 182
7

Berdasarkan latar belakang diatas, hal ini membuat penulis mengangkat

judul ini karena setelah adanya wabah covid-19 para siswa di SMP Negeri 1

Bagor ini akhlak nya sangat memudar, pemudaran akhlakul karimah siswa

terlihat dari banyaknya minat siswa dalam pembelajaran pai, pembiasaan siswa

dalam membaca al-qur‟an, dan juga penerapan dalam 5S ( senyum, sapa, salam,

sopan, santun ), karena di SMP Negeri 1 Bagor ini sebelum adanya wabah

covid itu akhlaknya dan sopan santunnya terkenal sangat bagus di masyarakat

dan juga sekolah. Berdasarkan uraian diataas maka penelitian tertarik untuk

mengambil judul ini “PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM

MENANAMKAN NILAI-NILAI AKHLAKUL KARIMAH SISWA DI

SMP NEGERI 1 BAGOR”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka fokus penelitian yang

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Problematika dan solusi yang dihadapi guru PAI dalam menanamkan

nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 1 Bagor ?

2. Bagaimana metode guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul

karimah siswa di SMPN 1 Bagor ?

3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui problematika dan solusi yang dihadapi guru PAI dalam

menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 1 Bagor.


8

b. Untuk mengetahui metode guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai

akhlakul karimah siswa di SMPN 1 Bagor.

C. Manfaat Penelitian

Berdasrkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan maka manfaat dari

penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritik

Penetitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan terutama mengenai

problematika guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru PAI

Dapat menambah referensi guru PAI dalam menanamkan dan juga

mengembangkan nilai-nilai akhlakul karimah pada siswa.

b. Bagi siswa

Dapat menjadikan siswa yang berakhlakul karimah

c. Bagi peneliti

Mampu mengembangkan serta meningkatkan pengetahuan dan

wawasan peneliti mengenai problematika yang dihadapi guru PAI dalam

menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah kepada siswa.

D. Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Perbeda


an
1. Farari Upaya “G Perbedaan jurnal tersebut dengan
da uru PAI penelitian ini adalah penelitian
Herri tersebut menjelaskan tentang
n Dalam Upaya “Guru PAI Dalam
Membentuk Membentuk Akhlak Siswa” Di
Akhlak SMP Negeri 3
Siswa” Di Purwoharjo, dimana upaya
SMP Negeri yang
9

3 Purwoharjo dilakukan oleh guru PAI salah


satunya adalah dengan
membentuk tim rohani untuk
memonitoring pembiasaan baik
yang harus dilakukan para siswa
seperti pembiasaan sholat dhuha.
Sedangkan dalam penelitian ini
peneliti ingin menjelaskan
tentang problematika guru PAI
dalam menanamkan nilai-nilai
akhlakul karimah siswa di SMPN
1 Bagor.10
2. Fitria Peran Perbedaan jurnal tersebut dengan
Irawa penelitian ini adalah penelitian
rni Guru tersebut menjelaskan tentang
Mbag PAI Peran Guru PAI Dalam
hu Pembentukan Akhlak Siswa di
Dalam SMP Negeri 2 Diwek Jombang,
Pembentuka dimana peran guru PAI dalam
n Akhlak membentuk akhlak siswa
berfokus pada empat peran yaitu
Siswa di yang pertama guru sebagai
SMP Negeri pendidik, guru
2 sebagai
pembimbing, guru sebagai
Diwek motivator dan guru sebagai
Jombang evaluator. Sedangkan di dalam
penelian ini peneliti akan
membahas mengenai
problematika guru PAI dalam
menanamkan nilai- nilai akhlakul
karimah siswa di SMPN 1 Bagor,
di mana peneliti menjelaskan
bagaimana cara guru PAI dalam
menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah siswa di SMPN 1 Bagor
selain itu juga membahas
mengenai kendala serta solusi
yang dihadapi guru PAI dalam
menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah siswa di SMPN 1
Bagor.11
3. Fasiha Strategi Perbedaan skripsi tersebut dengan
tul penelitian ini adalah bahwa
Lisani guru skripsi tersebut fokus terhadap
PAI strategi
guru PAI dalam
dalam meningkatkan
meningkatka
n akhlakul
10

10
Fararida Herrin, Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Islam, 2020, vol 04
11
Abdul Ali, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani), 2020, hal 3
11

karimah sisa akhlakul karimah siswa di SMP


di SMP sunan kalijogo malang.
Negeri Sedangkan dalam penelitian ini
Sunan memebahas mengenai
Kalijaga problematika guru PAI dalam
Malang menanamkan nilai-nilai akhlakul
karimah siswa di SMP Negeri 1
Bagor serta kendala dan solusi
guru PAI dalam menanamkan
nilai-nilai akhlakul karimah pada
siswa.
4 Ayu Penanaman Perbedaan skripsi diatas dengan
. Safi nilai-nilai penelitian ini adalah bahwa
tri akhlakul skripsi diatas menjelaskan
karimah tentang penanaman nilai-nilai
siswa di Akhlakul Karimah siswa di SMP
SMP Negeri 22 Bengkulu dan dalam skripsi
22 Bengkulu tersebut menjelaskan faktor
penghambat dan pendukung
dalam menanamkan nilai-nilai
akahlakul karima pada siswa.
Sedangkan dalam penelitian ini
menjelaskan problematika guru
PAI dalam menanamkan akhlakul
karimah di SMPN 1 Bagor, yang
mana peneliti memaparkan terkait
cara guru PAI dalam
menanamkan akhlakul karima
siswa dan juga menjelaskan
tentang kendala yang dihadapi
guru PAI dalam menanamkan
nilai-nilai akhlakul karimah serta
solusi untuk menyelesaikan
kendala tersebut.12

E. Definisi Istilah

1. Problematika

Pengertian Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic”

yang berarti masalah atau persoalan. Problematika berasal dari kata problem

yang dapat diartikan permasalahan atau masalah. Adapun masalah itu


12
Lendiansyah, Keteladanan Guru Akidah Akhlak, Bengkulu, 2019, hal 63
12

sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan

kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu

yang diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Terdapat

juga di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Problematika berarti

masih menimbulkan masalah; hal-hal yang masih menimbulkan suatu

masalah yang masih belum dapat dipecahkan. Jadi, yang dimaksud dengan

problematika adalah kendala atau permasalahan yang masih belum dapat

dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan

tidak maksimal.13

2. Guru PAI

Pengertian guru pendidikan agama Islam adalah seorang

pendidik yang mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik

ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang

berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Pada dasarnya, tugas pendidik adalah mendidik dengan mengupayakan

pengembangan seluruh potensi peserta didik, baik aspek kognitif, afektif

maupun psikomotoriknya. Potensi peserta didik ini harus dikembangkan

secara seimbang sampai ketingkat keilmuan tertinggi dan mengintegrasi

dalamdiri peserta didik.

3. Akhlakul Karimah

Sebelum membahas tentang akhlakul karimah terlebih dahulu

dijelaskan pengertian akhlak. Akhlak yang Islam adalah akhlak yang

bersumber dari al-qur‟an. Akhlak adalah buah dari akidah dan syari‟ah
13
Roqib, Moh, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Lkis, 2010) hal 50
13

yang benar. Secara mendasar akhlak erat kaitannya dengan Sang pencipta

manusia (khaliq) dan yang diciptakan (makhluk). Rasulullah di utus untuk

menyempurnakan akhlak memperbaiki hubungan antara khaliq (pencipta)

dengan makhluk (yang diciptakan), serta hubungan antara makhluk dengan

makhluk Secara istilah menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan gampang untuk dilaksanakan

tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang matang.14

14
Alfauzan Amin, Model Pembelajaraan Agama Islam Di Sekolah, (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hal 7
14
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Problematika

Pengertian Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic”

yang berarti masalah atau persoalan. Problematika berasal dari kata problem

yang dapat diartikan permasalahan atau masalah. Adapun masalah itu sendiri

adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain

masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang

diharapkan dengan baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Terdapat juga di

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih

menimbulkan masalah, hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang

masih belum dapat dipecahkan. Jadi, yang dimaksud dengan problematika

adalah kendala atau permasalahan yang masih belum dapat dipecahkan

sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi terhambat dan tidak

maksimal.15

Menurut Istilah problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu

problematic yang artinya masalah atau persoalan. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia problem berarti hal yang belum dapat dipecahkan yang

menimbulkan permasalahan.

Menurut bahasa istilah problem dapat diartikan dalam beberapa arti,

bisa soal masalah, atau permasalahan, sedangkan problematical merupakan

kata sifat yang artinya suatu persoalan. 1

Menurut KBBI Problematika dapat diartikan sebagai “hal-hal yang

masih belum dipecahkan”. Sedangkan masalah sendiri berdasarkan KBBI

merupakan “sesuatu yang harus diselesaikan”. Jadi yang dimaksud

problematika atau masalah adalah sesuatu yang dibutuhkan penyelesaian

karena terdapat ketidaksesuaian antara teori yang ada dengan kenyataan yang
1
Suryosubroto, proses belajar mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta 2009), hal 288
15
terjadi.

Menurut Dwinta problematika merupakan suatu keadaan yang

menimbulkan persoalan atau masalah dimana dalam persoalan tersebut perlu

adanya pemecahan.

B. Tinjauan Guru PAI

1. Pengertian Guru PAI

Pengertian guru pendidikan agama Islam adalah seorang

pendidik yang mengajarkan ajaran Islam dan membimbing anak didik

ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim

yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan

akhirat. Pada dasarnya, tugas pendidik adalah mendidik dengan

mengupayakan pengembangan seluruh potensi peserta didik, baik aspek

kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Potensi peserta didik ini harus

dikembangkan secara seimbang sampai ketingkat keilmuan tertinggi dan

mengintegrasi dalamdiri peserta didik. 16

2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI

Guru adalah pekerja professional yang secara khusus dipersiapkan

untuk mendidikbanak-anak yang telah diamanatkan orangtua untuk dapat

mendidik anaknya di sekolah. Guru atau pendidik sebagai orangtua kedua

dansekaligus penanggung jawab pendidikan anak didiknya setelah kedua

orang tua didalam keluarganya memiliki tanggungjawab pendidikan yang

baik kepada peserta didiknya.Dengan demikian apabila orangtua menjadi

penanggung jawab. Ketika anak-anak berada diluar sekolah,guru

merupakan penanggung jawab utama anak-anak melalui proses pendidikan

formal anak yang berlangsung di sekolah karena tanggung jawab

merupakan konsekuensi logis dari sebuah amanat yang dipikulkan di atas

pundak para guru. Dengan demikian bahwa tugas dan tanggung jawab
16
guru, terutama guru agama Islam adalah menyampaikan ajaran Allah dan

Sunnah. Bahwa tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh

orang yang mengetahui termasuk pendidik atau guru adalah

menyampaikan apa yang diketahuinya (ilmu) kepada orang yang tidak

mengetahui. Tanggung jawab guru ialah keyakinannya bahwa setiap

tindakannya dalambmelaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas

pertimbangan professional (professional judgement) secara tepat.

Pekerjaan guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal.

Karenanya, posisi dan persyaratanpara "pekerja pendidikan" atau orang

orang yang disebut pendidik karena pekerjaanini patut mendapat

pertimbangan dan perhatian yang sungguh-sungguh pula. Pertimbangan

tersebut dimasudkan agar usaha pendidikan tidak jatuh kepada Orang yang

bukan ahlinya, yang dapat mengakibatkan banyak kerugian. Tanggung

jawab guru Pendidikan Agama Islam terhadap amanatnya sebagai mana

dikemukakan diatas tegasnya diwujudkan dalam upaya mengembangkan

profesionalismenya, yaitu mengembangkan mutu, kualitas dan tindak

tanduknya.17

3. Problematika Guru Dalam Pembelajaran

Problematika adalah masalah yang ada pada diri setiap individu

yang dapat mengganggu, menghambat dan mendatangkan kesulitan pada

diri individu, sehingga seorang individu tidak dapat memenuhi

kebutuhannya, bahkan mengakibatkan kegagalan pada dirinya ataupun

orang lain. Sehingga ketika seseorang menghadapi problem atau masalah

akan menjadikan seseorang tersebut kesulitan mencapai sesuatu yang

diinginkannya. Misalnya seorang guru ketika menghadapi masalah dalam

mengajar tentu seorang guru tidak dapat mencapai apa yang diinginkan

secara maksimal dan bahkan tujuan pembelajaran yang diharapkan

terkadang tidak dapat tercapai dengan baik.


17
Dilihat dari definisinya macam-macam problematika ada dua,

yakni bedasarkan faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:

a. Problematika berdasarkan faktor internal, faktor interanal adalah faktor

yang mempengaruhi dari dalam yang dalam hal ini potensi fisik,

kemampuan, intelektual dan hati yang dibawa peserta didik sejak lahir.

1) Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di tengah

tengah masyarakat

2) Siswa banyak kena pengaruh dari luar sekolah

3) Tingkat pengetahuan peserta didik yang berdeda dalam satu

forum.

b. Problematika berdasarkan faktor eksternal, Faktor Eksternal adalah faktor

yang mempengaruhi dari luar yaitu didikan orang tua di rumah yang

kurang sesuai dengan kondisi anak, lingkungan di sekolah, serta

lingkungan masyarakat. Melalui kerjasama yang baik antara tiga

komponen ini, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif

(pengembangan) dan psikomotorik (pengalaman) pada peserta didik akan

terbentuk dengan baik, namun jika tidak maka akan menjadi sebuah

problematika.18

1) Pengaruh budaya asing baik melalui flim, vidio, maupun melalui

perantara orang asing itu sendiri.

2) Pengaruh Media sosial

3) Pertemuan yang sangat minim

Adapun menurut Aspek Kognitif, Aspek Psikomotorik, dan Aspek

Afektif yaitu :

a. Aspek Kognitif

1. Ingatan yakni mengacu kepada kemampuan atau mengingat

materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada

teori yang sukar. Yang penting adalah kemampuan mengingat


18
keterangan dengan benar.

2. Pemahaman yakni mengacu kemampuan memahami makna

materi, pengetahuan dan merupakan tingkat berfikir yang

rendah

3. Penerapan yakni kemampuan menggunakan atau menerapkan

materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan

menyangkut penggunaan aturan, prinsip, penerapan.

4. Analisis yakni kemampuan menguraikan materi ke dalam

komponen-komponen atau faktor penyebabnya dan mampu

memmahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang

lainnya.

5. Sintesis yakni mengacu kepada kemampuan memadukan

konsep atau komponen-komponen yang lain sehingga

membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Aspek ini

memerlukan tingkah laku yang kreatif.

6. Evaluasi yakni mengacu kepada kemampuan memberikan

pertimbangan nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

b. Aspek Afektif

1. Penerimaan yakni mengacu kepada kesukarelaan dan

kemampuan memperhatikan dan memberikan respon

terhadap stimulasi yang tepat.

2. Pemberian respon yakni dalam hal ini siswa menjadi

tersangka secara aktif, menjadi peserta, dan tertarik.

3. Penilaian yakni mengacu kepada nilai atau pentingnya kita

menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan

reaksi seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan.

4. Pengorganisasian yakni mengacu kepada pencapaian nilai,

sikap yang berbeda membuat lebih konsistem dapat


19
menimbulkan konflik internal

5. Karakterisasi yakni mengacu kepada karakter dan gaya

hidup seseorang

c. Aspek Psikomotorik

1. Peniruan terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan.

Mulai memberi respon serupa dengan yang diamati.

Mengurangi koordinasi dan control otot-otot syaraf.

2. Manipulasi menekankan perkembangan kemampuan

mengikuti perubahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan

yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan.

3. Ketetapan memerlukan kecermatan, proporsi, dan kepastian

yang lebih tinggi dalam penampilan.

4. Artikulasi menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan

dengan membuat urutan yang tepat dan mencapai yang

diharapkan atau konsitensi internal diantara gerakan yang

berbeda.

5. Pengalaman menuntut tingkah laku yang ditampilkan paling

sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis.

Jadi sehubungan dengan pendapat di atas kita pahami bahwa

sebagai seorang guru dalam menjalankan profesinya sebagai pengajar ia

harus berani dan siap mental menghadapi segala resiko yang akan

dihadapinya. Dapat dipahami bahwa kemajuan dan keberhasilan proses

belajar mengajar akan tercapai mana kala seorang telah menjalankan sebagai

peran dan fungsinya sebagai guru. Begitu juga siswa dalam mengikuti

pelajarannya akan mendapatkan hasil yang baik, manakala dilandasi dan

ditunjang oleh unsur-unsur tersebut sehingga dengan demikian tujuan

pendidikan dapat terwujud.


20

d. Problematika Dalam Menanamkan Nilai

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional,pendidik adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai guru,dosen,konselor,pamong belajar.Pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas: merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukanpembimbingan dan pelatihan, dan melakukan penelitian dan

pengabdian pada masyarakat. Sedangkan guru adalah pendidik profesional

yang tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi perserta didik pada anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, kompetensi guru adalah

seperangkat pengetahuan,keterampilan,dan perilaku yang harus

dimiliki,dihayati,dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.Pemerintah dalam kebijakan pendidikan nasional

merumuskan 4 kompetensi guru. Hal tersebut tercantum dalam penjelasan

peraturan pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar Nasional. Pendidikan

yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Adapun

definisi dari masing-masing yaitu:

1. Kompetensi pedagogik adalah sejumlah kemampuan guru yang

berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa.

2. Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan

perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai

luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.


21

3. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi

pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan.

4. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali

peserta didik dan masyarakat sekitar.19

c. Tinjauan Menanamkan Nilai

a. Pengetian Menanamkan Nilai

Menanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

proses, cara, perbuatan menanam, menanami, atau cara menanamkan.

Penanaman yang dimaksud merupakan suatu cara atau proses untuk

menanamkan suatu perbuatan sehingga apa yang diinginkan untuk

ditanamkan akan tumbuh dalam diri seseorang. Nilai berasal dari bahasa

latin vale‟re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku,

sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat

dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.

Nilai tersebut berarti sesuatu yang berguna dan dipandang baik, baik itu

menurut pandangan seseorang maupun berdasarkan sekelompok orang.

Menurut Linda dan Richard Eyre (dalam Buku Susilo) yang dimaksud

nilai adalah standar-standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa

kita, bagaimana hidup kita, dan bagaiman kita memperlakukan orang lain

19
Nurul Hidayah, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, (Yogyakarta : Taman Aksara, 2013),
hal 1
22

secara lebih baik. Nilai juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang memiliki

kegunaan atau manfaat apabila digunakan oleh manusia dimana nilai ini

terimplikasi dalam perilaku atau sikap seseorang yang mengarah kepada

kebaikan.20

Nilai merupakan suatu hal yang melekat pada suatu hal yang lain

yang menjadi bagian dari identitas sesuatu tersebut. Bentuk material dan

abstrak di alam ini tidak bisa lepas dari nilai. Nilai memberikan definisi,

identitas, dan indikasi dari setiap hal konkret ataupun abstrak. Pengertian

nilai menurut Sidi Ghazalba sebagaimana di kutip oleh Chabib Toha, nilai

adalah suatu yang bersifat abstrak, ideal. Nilai bukan benda konkrit bukan

fakta dan tidak hanya persoalan benar adalah yang menuntut pembuktian

empirik, melainkan soal penghayatan yang dikehendaki, disenangi

maupun tidak disenangi. Nilai ini dapat diartikan sebagai sebuah

pembuktian yang berdasarkan bukti-bukti yang nyata tentang sesuatu yang

memiliki nilai manfaat. Sedangkan menurut J.R Freankle nilai adalah "a

value is an idea a concept about what some on thinks is important in life".

Dari pengertian ini menunjukkan bahwa hubungan antara subjek dan objek

memiliki arti penting dalam kehidupan. Sebuah nilai merupakan sebuah

konsep tentang sesuatu yang dianggap penting dalam kehidupan manusia.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai

yaitu sebuah cara, proses atau perbuatan untuk menanamkan sesuatu yang

dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan yang

20
Sutarjo Susilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal 56-57
23

diyakini sebagai sesuatu identitas yang memberikan corak khusus kepada

pola pemikiran, perasaan, keterikatan, maupun perilaku seseorang.

b. Macam-macam Nilai

Notonegoro membagi nilai menjadi tiga macam yaitu nilai

material, nilai vital, dan nilai kerohanian.

a. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan

jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.

b. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk

dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas.

c. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani

manusia.

Nilai kerohanian ini meliputi:

- Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (cipta, budi, rasio) manusia

- Nilai keindahan atau nilai estetika yang bersumber pada unsur

perasaan manusia.

- Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak

(karsa) manusia.

- Nilai religious (agama) yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan

mutlak bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Dalam nilai Agama Islam, manusia diciptakan sebagai khalifah di

bumi, oleh karena itu manusia dituntut untuk memiliki akhlakul karimah

yaitu perilaku yang baik. Allah SWT telah menciptakan Rasulullah SAW

sebagai seorang teladan, sebagai panutan bagi umat Islam. Pembentukan

akhlakul karimah harus dimulai sejak dini, dalam hal ini pendidikan sangat
24

berperan penting dalam membentuk akhlak seorang peserta didik,

sehingga seorang peserta didik mempunyai akhlakul karimah.21

d. Akhlakul Karimah

a. Pengertian Akhlakul Karimah

Sebelum membahas tentang akhlakul karimah terlebih dahulu

dijelaskan pengertian akhlak. Akhlak yang Islam adalah akhlak yang

bersumber dari al-qur‟an. Akhlak adalah buah dari akidah dan syari‟ah

yang benar. Secara mendasar akhlak erat kaitannya dengan Sang pencipta

manusia (khaliq) dan yang diciptakan (makhluk). Rasulullah di utus untuk

menyempurnakan akhlak memperbaiki hubungan antara khaliq (pencipta)

dengan makhluk (yang diciptakan), serta hubungan antara makhluk

dengan makhluk Secara istilah menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah

sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong untuk

melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan gampang untuk

dilaksanakan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang

matang. Akhlak pada pokoknya terbagi menjadi dua yaitu: Akhlakul

mahmudah artinya akhlak yang baik, dan akhlakul madzmumah artinya

akhlak yang tidak baik.

a. Akhlakul mahmudah

Akhlakul mahmudah adalah akhlak yang terpuji dalam bahasa

arab disebut “Akhlak Al-karimah”, karimah yang berarti mulia atau

luhur. Akhlak mulia bertujuan menciptakan manusia sebagai makhluk

21
Dhea.Ma, “Macam-Macam Nilai Menurut Prof. Notonegoro Dan Waber G.Everet” Artikel
Diakses Pada 05 Maret 2020 Dari http://Blogdeee.Blogspot.Com/2011/03/Macam-Macam-Nilai-
Menurut-Prof.html
25

yang tinggi dan sempurna, mahkluk yang berbeda tingkatan derajatmya

dari makhluk yang lain.

b. Akhlak Madzmumah

Akhlak madzmumah adalah akhlak yang tidak baik. Akhlak

yang mengantar manusia menuju kehancuran karena Allah melarang

pribadi muslim memiliki akhlak ini. Termasuk akhlak madzmumah

adalah yang bertentangan dengan akhlak mahmudah antara lain: riya,

takabur, dendam, iri, dengki, hasud, bakhil, malas, khinat, kufur,rakus

terhadap makanan, berkata kotor, amarah, kikir dan cinta harta, ujub.

Agama Islam merupakan sebagai sumber nilai akhlak yang

dijadikan landasarn dalam membina akhlak remaja, karena Agama

merupakan pedoman hidup serta memberi landasan yang kuat bagi diri

setiap remaja, maka dari itu penting sekali untuk menanamankan nilai-

nilai akhlak yang terpuji yang bersumber pada ajaran Islam, serta

membiasakan berakhkul karimah dalam kehidupan sehari-hari.22

b. Pengertian Nilai Akhlakul Karimah

Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai,

diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan seseorang dapat menghayatinya

menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu

yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan

seseorang atau sekelompok orang. Nilai juga bisa diartikan sebagai sesuatu

yang memiliki kegunaan atau manfaat apabila digunakan oleh manusia

dimana nilai ini terimplikasi dalam perilaku atau sikap seseorang yang

22
Alfauzan Amin, Model Pembelajaraan Agama Islam Di Sekolah, (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hal 7
26

mengarah kepada kebaikan. Sedangkan akhlakul karimah merupakan budi

pekerti atau perangai yang dimiliki oleh manusia dimana dengan perangai

itu menjadi cerminan apa yang dilakukan oleh manusia sehari-hari.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai

akhlakul karimah adalah keyakinan yang dimiliki oleh seorang muslim

yang tercermin dalam tindakannya dalam bersikap, berbicara, maupun

bergaul atau bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dengan tujuan agar

setiap orang berbudi pekerti (berakhlak) bertingkah laku (tabiat)

berperangai atau beradat istiadat yang baik yang sesuai dengan ajaran

Islam.23

c. Dasar Hukum Akhlakul Karimah

Apabila diperhatikan dalam kehidupan umat manusia, maka akan

dijumpai tingkah laku manusia yang beraneka ragam. Bahkan dalam

penilaian tentang tingkah laku itu sendiri yang bergantung pada batasan

pengertian baik dan buruk dalam suatu masyarakat atau lebih dikenal

dengan sebutan norma. Sehingga normalah yang menjadi sumber hukum

akhlak seseorang. Namun yang dimaksud dengan sumber akhlak di sini,

yaitu berdasarkan pada norma-norma yang datangnya dari Allah SWT.

d. Indikator Akhlakul Karimah

Dalam Islam disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Akhlak

yang baik yang baik (Akhlakul Karimah) ialah pola perilaku yang

dilandaskan dan dimanifestasikan nilai-nilai Iman, Islam dan Ikhsan.

Untuk menciptakan peserta didik yang berakhlakul karimah, Islam

23
Sutarjo Susilo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hal 56
27

memberikan tolak ukur jelas. Dalam menentukan perbuatan yang baik,

Islam memperhatikan dari segi cara melakukan perbuatan tersebut.

Sesorang yang berniat baik tapi melakukannya dengan menempuh cara

yang salah maka perbuatan tersebut dipandang tercela.

Indikator akhlakul karimah merupakan penuntun bagi umat

manusia memiliki sifat dan mental serta kepribadian sebaik yang

ditunjukan oleh Al-Qur‟an dan hadist Nabi Muhammad SAW. Selain itu

perbuatan dianggap baik dalam Islam adalah perbuatan yang sesuai

dengan petunjuk Al-Qur‟an dan perbuatan Rasul-nya.

Beberapa indikator sikap dan perilaku akhlakul karimah dalam

kehidupan sehari-hari, indikator tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sifat hormat

Sifat hormat pada waktu anak bergaul dengan orang lain baik

yang sebaya usianya maupun dengan yang lebih tua. Bila anak

berbicara dengan orang lain yang lebih tua sikapnya lebih sopan dan

tutur bahasanya lebih baik bila dibandingkan pada waktu berbicara

dengan teman sebayanya.

b. Sifat kedisiplinan

Disiplin adalah rasa taat dan patuh terhadap nilai yang

dipercatat dan menjadi tanggung jawabnya, melakukan suatu

perbuatan yang baik secara benar, Dengan kata lain disiplin adalah

patuh terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan. Sedangkan

pendisiplinan adalah sebuah usaha yang dilaksanakan

untukmmenanamkan nilai atau pemaksaan supaya subjek mentaati

sebuah peraturan.
28
c. Sifat kejujuran

Kejujuran adalah sifat yang melekat dalam diri seseorang dan

merupakan hal penting untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

sedangkan jujur adalah perkataan dan perbuatan sesuai dengan

kebenaran. Jujur merupakan induk dari sifat-sifat terpuji

(mahmudah).24 Dapat disimpulkan bahwa kejujuran adalah suatu

pernyataan atau tindakan yang sesuai dengan faktanya sehingga dapat

dipercaya dan memberikan pengaruh bagi kesuksesan seseorang. Salah

satu tugas Guru menanamkan sifat kejujuran kepada anak supaya

selalu berkata jujur kepada guru, orang tua dan orang lain. Dan anak

terbiasa berkata jujur dan tidak berbohong.

d. Sifat adil

Sifat adil pada anak yang dilakukan dengan pembiasaan

perilaku sehari-hari yang dikaitkan dengan sekolah yaitu dengan cara

guru memberikan tugas piket kelas masing-masing. Contoh ketika ada

seorang anak yang tidak piket kelas dengan alasan malas atau alasan

lainnya maka ia dengan suka rela melaksanakan sanksi yang berlaku

dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

a. Sifat murah hati

Orang tua memberikan contoh kepada anaknya dalam sifat

murah hati misalnya selalu menyayangi saudara juga kedua orang

tuanya, Tidak bertengkar dengan saudara dan kedua orang tuanya,

Berkata benar/jujur terhadap orang tua dan saudara. Contoh lain lagi

orang tua mengajak anaknya untuk mengunjungi tetangganya yang

sakit, membantu tetangganya yang mengalami musibah dan

memberikan infak/sodakoh.25
29
Berdasarkan penjelasan diatas Terobosan yang dilakukan guru

pai dalam menanamkan sikap atau karakter yang baik setelah

pembelajaran jarak jauh yaitu hanya dapat dilakukan secara lisan tetapi

jika diterapkan dengan baik itu juga membawa akhlak yang baik kepada

semua orang, dan juga ada beberapa poin yang sudah dijelaskan diatas.

e. Macam-Macam Akhlakul Karimah

Akhlak yang Islami ialah akhlak yang berdasarkan ajaran Islam

atau atau akhlak yang bersifat Islami. Dalam menentukan akhlak terpuji,

para ulama merujuk pada ketentuan Al-Quran dan hadist, sesuai dengan

konsep baik dan buruk dalam pandangan Islam. Muhammad bin Abdillah

As-Sahim, menyebutkan bahwa diantara akhlak terpuji adalah bergaul

secara baik dan berbuat baik kepada sesama, adil, rendah hati, jujur,

dermawan, tawakal, ikhlas, bersyukur, sabar, dan takut kepada Allah.

Menambahkan definisi tersebut dengan sifat memberi nasihat kepada

sesama, zuhud, serta mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Berdasarkan objek yang di tinjau, akhlak terpuji dapat

dikategorikan sebagai berikut, akhlak kepada Allah, akhlak terhadap diri

sendiri, akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap masyarakat, dan akhlak

terhadap lingkungan.

a. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak Terhadap Allah yaitu dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,

kepada tuhan sebagai khalik, dan sebagai titik tolak akhlak kepada

allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan

allah.

b. Akhlak terhadap Rasulullah


30

Nabi muhammad adalah Nabi utusan Allah, yang harus

dimuliakan oleh seluruh umat Islam. Setiap orang beriman haruslah

meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi terakhir,

penutup semua Nabi dan Rasul, tidak ada lagi Nabi sesudah Nabi

Muhammad SAW. Beliau diutus oleh Allah untuk seluruh umat

manusia hingga hari kiamat. Kedatangan beliau sebagai utusan Allah

merupakan rahmat bagi seluruh alam atau rahmatan lil‟alamin.

c. Akhlak Terhadap Diri Sendiri

Akhlak Terhadap Diri Sendiri yaitu sikap seseorang terhadap

diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau rohani. Kita harus adil

dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita

untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan

jiwa.

d. Akhlak Terhadap Keluarga

Akhlak Terhadap Keluarga yaitu keluarga yang ditandai oleh

adanya keharmonisan hubungan dalam keluarga, dan adanya sikap

saling menghormati, mengasihi dan saling memberi tanpa harus

meminta.

e. Akhlak Terhadap Masyarakat

Akhlak Terhadap Masyarakat yaitu sifat yang tertanam dalam

jiwa manusia yang dilakukan secara spontan tanpa pertimbangan

terlebih dahulu dalam lingkungan atau kehidupan.

f. Akhlak Terhadap Lingkungan

Akhlak Terhadap Lingkungan yaitu perilaku atau perbuatan

kita terhadap lingkungan, manusia tidak boleh memanfaatkan sumber

daya alam dengan jalan mengeksploitasi secara besar-besaran sehingga

timbul ketidakseimbangan alam dan kerusakan bumi.

f. Tujuan Menanaman Akhlakul Karimah


31

Penanaman nilai-nilai akhlakul karimah mengacu pada Pasal 3

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,

bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung

jawab. 26

Dengan melihat tujuan dari pendidikan nasional yang telah

ditetapkan pemerintah sudah jelas bahwa perbaikan akhlaqul karimah

merupakan tujuan dari diadakannya pendidikan agar terjadi perubahan

sikap yang positif pada generasi muda yang akan datang agar memiliki

akhlaq atau tingkah laku yang lebih baik. Tujuan penanaman nilai-nilai

akhlakul karimah tidak lain adalah sebagai pelengkap ibadah. Melihat dari

segi tujuan akhir setiap ibadah adalah pembinaan taqwa. Ini berarti

menjauhi perbuatan-perbuatan jahat dan melakukan perbuatan-perbuatan

baik (akhlakul karimah).

Maka dari itu seseorang yang melaksanakan ibadah kepada Allah

dengan sungguh-sungguh niscaya akan memiliki akhlakul karimah atau

nilai-nilai perbuatan yang positif karena dengan mengingat Allah, maka

seseorang akan meyakini bahwa setiap perbuatan yang dilakukannya akan

dimintai pertanggungjawabannya sehingga ketika akan melakukan

perbuatan buruk, ia akan berpikir panjang apakah sudah siap untuk

menanggung akibat dari perbuatannya tersebut. Ridho

Allah Swt akan didapatkan bagi seseorang yang senantiasa dapat


32
menjaga perbuatannya dari yang dilarang oleh Allah agar mendapatkan

kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.

g. Manfaat akhlakul karimah

Islam menginginkan suatu masyarakat yang beraklak mulia, akhlak

mulia ini demikian ditekankan karena disamping akan membawa

kebahagian bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi

masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, bahwa akhlak utama yang

ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk orang yang

bersangkutan.

h. Metode Menanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

Metode penanaman nilai-nilai akhlaqul karimah atau yang sering

disebut metode mengajar akhlak adalah suatu cara menyampaikan materi

pendidikan akhlak dari seorang guru kepada siswa dengan memilih satu

atau beberapa metode mengajar sesuai dengan topik pokok bahasan.

penulis berkesimpulan bahwa untuk mengajarkan akhlak pada peserta

didik atau kepada anak, seorang pendidik atau orang tua membutuhkan

satu atau beberapa metode yang bisa digunakan agar peserta didik

memiliki watak atau berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkan atau

diharapkan oleh semua pendidik, yaitu memiliki akhlakul karimah

sehingga dimanapun mereka tinggal dapat memberikan manfaat kepada

dirinya sendiri maupun orang lain yang ada di sekitarnya.27

Bahawasanya Beberapa metode pendidikan menurut Abdurrahman

An-Nahlawi sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan yang dapat

dijadikan dalam penanaman nilai-nilai akhlakul karimah diantaranya yaitu:

27
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal 88.
33

i. Metode Uswah atau Keteladanan, keteladanan merupakan metode

yang lebih efektif dan efisien, karena siswa pada umumnya cenderung

meniru gurunya. Metode ini sangat efektif untuk menanamkan nilai-

nilai akhlak, disini guru menjadi panutan utama bagi murid-muridnya

dalam segala hal. Misalnya kasih sayang, senyum ceria, lemah lembut

dalam berbicara, disiplin beribadah, dan tentunya bertingkah laku yang

baik. Metode ini sangat efektif untuk diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai akhlaqul karimah pada diri peserta didik karena tanpa guru

yang memberi contoh, tujuan pengajaran akan sulit tercapai.

ii. Metode Hiwar atau Percakapan, adalah percakapan silih berganti

antara dua pihak atau lebih melalui Tanya jawab mengenai satu topik,

dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang di kehendaki.

iii. Metode Qishah atau Cerita, dalam penanaman nilai-nilai

akhlakulkarimah di sekolah, kisah sebagai metode pendukung

pelaksanaan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah yang sangat

penting, karena dalam kisah-kisah terdapat keteladanan atau edukasi.

iv. Metode Amtsal atau Perumpanaan, cara penggunaan metode ini yaitu

dengan ceramah atau membaca teks.

v. Metode Pembiasaan, adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara

berulan-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Metode

pembiasaan berintikan pengalaman karena yang dibiasakan itu adalah

sesuatu yang diamalkan.

vi. Metode Ibrah atau Mau‟idah, ibrah berarti suatu kondisi psikis yang

menyampaikan manusia kepada intisari sesuatu yang disaksikan,


34

dihadapi dengan nalar dan menyebabkan hati mengakuinya. Mau‟idah

adalah nasehat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara

menjelaskan pahala atau ancaman.

vii. Metode Targhib dan Tarhib atau Janji atau Ancaman, targhib adalah

janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai dengan

bujukan. Sedangkan Tarhib adalah ancaman karena dosa yang

dilakukan. Metode ini bertujuan agar orang mematuhi peraturan Allah.

Dalam mengemban profesinya sebagai pendidik, seorang guru

memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu memberikan sejumlah

norma kepada peserta didik agar tahu mana perbuatan yang susila

dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua

norma harus diberikan oleh guru ketika berada didalam kelas, tidak

hanya di dalam kelas saja, diluar kelas sebaiknya guru

mencontohkan melalui sikap, tingkah laku, dan perbuatan.

Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan,tetapi

dengan sikap, tingkah laku dan perbuatan.

Dengan demikian tugas seorang guru terutama guru pendidkan

Agama Islam disekolah yaitu membina dan mendidik siswanya melalui

pendidikan Islam yang dapat membina akhlak para siswa dan

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.28

i. Tahap-tahap Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

Akhlakul karimah dengan karakter memiliki makna yang sama

yaitu perbuatan atau tingkah laku yang baik. Proses penanaman nilai-nilai

29
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal 23
35
akhlakul karimah terdapat beberapa tahap. Dalam pandangan Islam,

28
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012), 88.
tahapan pananaman nilai-nilai akhlakul karimah dimulai sejak sedini

mungkin. Tahap-tahap penanaman nilai-nilai akhlakul karimah pada anak

dalam pandangan Islam adalah sebagai berikut:

a. Tauhid (0-2 tahun). Nabi memerintahkan untuk mengajarkan kalimat

la ilaha illallah kepada setiap anak yang baru bisa mengucapkan kata –

kata sebanyak tujuh kali, sehingga kalimat tauhid ini menjadi ucapan

mereka yang pertama kali dikenalnya.

b. Adab (5-6 tahun). Pada fase ini siswa diajarkan nilai-nilai akhlakul

karimah adab tentang: jujur, mengenal mana benar atau salah,

mengenal yang baik atau buruk,mengenal mana yang diperintah atau

yang dilarang.

c. Tanggung jawab (7-8 tahun). Perintah agar anak usia tujuh tahun

dimulai menjalankan shalat menunjukkan bahwa anak mulai dididik

untuk bertanggung jawab. Anak dimulai diminta untuk membina

dirinya sendiri, memenuhi kebutuhan, kewajiban diri sendiri.

d. Peduli (9-10 tahun). Pada fase ini anak diajarkan tentang nilai karakter

yang meliputi menghargai orang lain, menghormati orang lain,

bekerjasama, tolong menolong dan saling membantu.

e. Kemandirian (11-12 tahun). Mandiri ditandai dalam kesiapan

menerima resiko sebagai konsekuensi tidak menaati aturan. Anak telah

mampu menerapkan terhadap hal-hal yang menjadi perintah atau yang

menjadi larangan.

29
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal 23
36
f. Bermasyarakat (13 tahun ke atas). Anak telah siap bergaul di

masyarakat dengan berbekal pengalaman yang dilalui sebelumnya,

anak akan mampu melakukan beradaptasi dengan masyarakat.29

e. Faktor Penghambat Dan Pendukung Dalam Menanaman Nilai-

Nilai Akhlakul Karimah Siswa

Sebelum membahas faktor penghambat dan pendukung dalam

penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa, disini penulis akan

menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan faktor-faktor yang

mempengaruhi pembentukan akhlak terlebih dahulu yamg mana untuk

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak ada tiga

aliran yang sudah amat populer. Pertama aliran nativisme. Kedua, aliran

Empirisme. Dan ketiga aliran konvergensi. Menurut aliran nativisme bahwa

faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang adalah

faktor pembawaan dari dalam yang bentuknya dapat berupa kecenderungan,

bakat akal, dan lain-lain. Jika seseorang sudah memiliki pembawaan atau

kecenderungan kepada yang baik maka dengan sendirinya orang tersebut

menjadi baik.

Pada prinsipnya faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan

akhlak ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

a. Faktor internal

Yaitu keadaaan peserta didik itu sendiri, yang meliputi latar

belakang kognitif (pemahaman ajaran agama, kecerdasan), latar belakan

afektif (motivasi, minat, sikap, bakat, konsep diri dan kemandirian).

29
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta, 2012),
hal 23
37

Pengetahuan agama seseorang akan mempengaruhi pembentukan akhlak,

karena ia dalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari ajaran

agama. Selain kecerdasan yang dimiliki, peserta didik juga harus

mempunyai konsep diri yang matang.

b. Faktor eksternal

Yaitu yang berasal dari luar peserta didik, yang meliputi

pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan lingkungan

masyarakat. Salah satu aspek yang turut memberikan saham dalam

terbentuknya corak sikap dan tingkah laku seseorang adalah faktor

lingkungan. Selama ini dikenal adanya tiga lingkungan pendidikan, yaitu

lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.30

f. Solusi yang dilakukan Guru dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa

Guru merupakan orang yang di “digugu” (dipatuhi) dan ditiru. Banyak

istilah menyebut namakan guru menjadi tugas dan fungsi guru. Eksistensi

(keberadaan) dalam proses pembelajaran tidak dapat digantikan dengan

apapun.

Adapun solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan-

hambatan yang dihadapi dalam Penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa

yaitu:

a. Memberikan nasihat kepada siswa

Memberikan pesan yang baik atau nasihat kepada siswa merupakan

cara yang cukup efekif dalam menanaman akhlakul karimah siswa, oleh

30
Iwan, Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Berkarakter, Jurnal Al
Tarbawi Al Haditsah, 2020, Vol 1 No 1, hal 10-13
38

karenanya guru hendaknya konsistensi dalam memberikan nasihat kepada

siswa, baik ketika melakukan proses pembelajaran maupun berada di luar

jam pembelajaran.

b. Meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa/wali siswa

Keluarga adalah sekelompok sosial yang terkecil dalam

masyarakat, keluarga juga disebut sebagai pusat pendidikan kodrati.

Pendidikan dalam keluarga merupakan pendidikan yang pertama kali

diterima anak dalam pembentukan karakter anak, karena nilai yang

dilakukan atau diterapkan anak dalam di lingkungannya berawal dari apa

yang dilihat dan diajarkan oleh orang tua.

c. Meningkatkan kerjasama dengan guru lain

Kerjasama dengan sesama guru di sekolah akan meningkatkan rasa

hormat siswa terhadap guru, karena sudah seharusnya guru dijadikan apa

yang dilihat dan diajarkan oleh orang tua.

d. Meningkatkan kerjasama dengan guru lain

Kerjasama dengan sesama guru di sekolah akan meningkatkan rasa

hormat siswa terhadap guru, karena sudah seharusnya guru dijadikan

teladan atau contoh oleh siswanya di dalam lingkungan sekolah maupun

di luar sekolah, baik dari segi tingkah laku, berkata-kata dan berintraksi

dengan orang.31

31
Sekripsi, M.Rizal Rika Putra, Peran Guru Dalam Membina Akhlakul Karimah Pada Siswa
Kelas VIII Mts Nw Bagik Polak Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat, (Skripsi

S1Fakultas Tarbiyah, UIN Mataram, 2017), hal 81-83.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah kualitatif. Disebut

penelitian kualitatif karena sumber data utama yang digunakan itu berupa

kata-kata atau tindakan dari orang-orang yang diwawancarai,

pengamatan/observasi, dan pemanfaatan dokumentasi. Penelitian ini

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan

secara ilmiah sesuai dengan kondisi yang terjadi dilapangan tanpa adanya

rekayasa dan jenis data yang dikumpulkan berupa data deskriptif. Penelitian

kualitatif merupakan studi lapangan, penelitian mengumpulkan data dalam

rentang waktu yang cukup lama dalam satu lingkaran tertentu dari sejumlah

individu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

dengan metode deskriptif (descriptive research) yaitu ditujukan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan fenomena-fenomena apa adanya. Berdasarkan

penelitian di atas, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha

memaparkan suatu gejala ataupun keadaan secara sistematis sehingga obyek

peneliti menjadi jelas. 32

B. Kehadiran Peneliti

Peneliti adalah pengumpul data, orang yang ahli dan memiliki kesiapan

penuh untuk memahami situasi, ia peneliti sekaligus sebagai intruments.

Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif, maka kehadiran

32
Djama‟an Santori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alpabeta,
2014), hal 22.

38
1

peneliti di tempat penelitian mutlak diperlukan sebagai instrumen utama.

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa, menyelidiki suatu masalah dalam penelitian. Peneliti bertindak

sebagai instrumen utama yaitu peneliti bertindak sebagai pengumpul data,

penganalisis dan pelapor hasil. Sedangkan instrumen selain manusia bersifat

sebagai pendukung.

Di dalam penelitian yang dilakukan, peneliliti berperan dalam sebagai

pengamat dalam observasi, kemudian peneliti langsung menanyakan suatu

permasalahan yang hendak dipecahkan kepada narasumber secara langsung.

C. Lokasi Penelitian

Jika dikaji dari segi lokasi penelitian, penelitian ini adalah termasuk

dalam jenis field research atau penelitian lapangan yaitu penelitian yang

mengharuskan peneliti berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan

pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.

Penelitian tersebut dilakukan di SMP Negeri 1 BAGOR. Desa Banaran

Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data adalah catatan fakta-fakta atau keterangan-keterangan yang

akan diolah dalam kegiatan penelitian. Data penelitian ini berasal dari

wawancara, dokumentasi, dan hasil pengamatan (observasi) yang diolah

sedemikian rupa sehingga dapat diketahui bagaimana guru PAI dalam

menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMPN 1 BAGOR,


2

Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.33 Bisa

dikatakan data adalah materi mentah yang didapatkan peneliti untuk

mengembangkan penelitianya. Dalam penelitian ini data yang diperoleh

berasal dari dua sumber yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpulan data, dalam penelitian ini adalah guru dan

siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Penelitian ini

didapatkan dari wawancara.

b. Data sekunder

Data sekunder yang dapat menunjang keberhasilan penelitian,

diperoleh dari pihak sekolah dan yang ada hubungannya dengan

masalah penelitian. Adapun sumber data sekunder yaitu seluruh

komponen di SMP Negeri 1 Bagor. Sumber data sekunder ini didapat

dari hasil observasi dan dokumentasi.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Pada bagian ini dilaporkan jenis data dan sumber data. Uraian tersebut

meliputi data apa saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya,

siapa yang dijadikan subjek dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri

subjek dan informan itu, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin.

Dalam penelitian kualitatif, posisi narasumber sangat penting,

bukan hanya sekedar memberi respon melainkan juga sebagai pemilik


33
Zuhairi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), hal
40
3

informasi. Informasi atau orang yang memberi informasi dalam penelitian

kualitatif disebut sebagai sumber data, juga aktor yang ikut menentukan

berhasil tidaknya suatu penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.

Sumber data adalah tempat, benda, atau orang, dimana peneliti dapat

mengamati, bertanya, atau membaca tentang hal-hal yang berkaitan

dengan variabel yang diteliti. Sumber data dalam penelitian ini adalah

kepala sekolah dan guru PAI SMPN 1 BAGOR yang sekaligus sebagai

subjek penelitian. Pemilihan sumber data dalam penelitian ini ditentukan

berdasarkan proses kegiatan pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Untuk mendapatkan data yang lengkap dan tepat penulis menggunakan

teknik dan alat pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara ialah suatu teknik penumpulan data melalui

komunikasi langsung ( tatap muka ) antara pihak yang penanya dan pihak

yang ditanya atau penjawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif

sifatnya mendalam karen aingin mengeksplorasi informasi secara holistic

dan jelas dari informan. Wawancara ini penulis lakukan untuk

memperoleh informasi langsung dari Kepala Sekolah serta Guru PAI

sebagai pendukung wawancara di SMPN 1 Bagor.34

34
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Remaja Rosda Karya 2011) hal
103
4

2. Observasi

Observasi adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

sisteatis terhadap fenomena-fenomena yang sering dijadikan sasaran

pengamatan. 35

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah lalu,

dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari

orang lain. Teknik atau metode dokumentasi adalah metode yang

digunakan untuk memperoleh data-data yang terdapat didalam dokumen

yang diambil dari data tertulis. Dalam pengumpulan data peneliti

menggunakan metode ini untuk mendapatkan data-data yang berbentuk

tulisan seperti sejarah berdirinya sekolah.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif adalah peneliti

sendiri. Maksudnya, data sangat pada validitas peneliti dalam melakukan

pengamatan dan eksplorasi langsung kelokasi penelitian. Penelitian

merupakan pusat dan kunci data yang paling menentukan dalam penelitian

kualitatif. Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik, dalam artian lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

35
Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian.Yogyakarta: Center of Academic Publishing
Service, 2014, hal 77.
5

Instrumen Pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ialah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan kegiatan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Observasi biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik fenomena yang diselidiki. Metode observasi

merupakan cara yang baik untuk mengawasi perilaku subjek penelitian

seperti perilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu.

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk memperoleh data

lapangan dalam penanaman nilai-nilai akhlakul karimah di SMP Negeri 1

Bagor.

2. Wawancara

Wawancara adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang

dipersiapkan oleh peneliti dan diajukan kepada seseorang mengenai topik

penelitian secara tatap muka, dan peneliti merekam jawaban-jawabanya

sendiri. Wawancara dapat dirancang dan dilakukan secara berentang mulai

dari situasi yang formal sampai situasi yang tidak formal, atau dari

pertanyaan yang sangat terstruktur sampai dengan pertanyaan yang sangat

tidak terstruktur. Dalam penelitian ini penulis mengolah data yang berasal

dari hasil wawancara dengan menggunakan teknik analisis data

wawancara, artinya setiap data dari hasil wawancara dimasukkan dalam

tulisan ini menurut apa adanya. Wawancara adalah salah satu teknik

pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya

jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.


6

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis

(surat, buku, transkrip, arsip, jurnal, dan lainnya), gambar (phothograpic),

maupun elektronik (film). Dokumen-dokumen yang dihimpun dipilih yang

sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Dokumentasi ini digunakan

untuk memperoleh data lapangan tentang sejarah berdirinya struktur

organisasi, jumlah guru, siswa dan data lain yang dibutuhkan dalam

penelitian, serta mengetahui bagaimana proses guru pai dalam

menanamkan akhlakul karimah kepada siswanya. 36

G. Pengecekan Keabsahan Data

Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang

bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Pengujian keabsahan dengan memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data yang telah data untuk kepentingan pengecekan, sehingga yang

telah difilter kembali dan di uji kelayakan untuk mendapat hasil data yang

valid dan aktual terpercaya.

Dalam pengecekan keabsahan data maka digunakan trianggulasi

berikut:

36
Adhi Kusumastuti, Ahmad Mustamil Khoiron, Metode Penelitian Kualitatif, 2011, hal 114
7

1. Trianggulasi teknik, yaitu menggunakan teknik pengumpulan data yang

berbeda, untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, dengan

dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serentak.

2. Tringgulasi sumber, yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang

berbeda-beda dengan teknik yang sama.37

3. Tringgulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas untuk itu

dalam rangka pengujian kredilibitas data dapar dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau tehnik lain

dalam waktu atau situasi berbeda.

Penelitian kualitatif ditetapkan keabsahan data untuk menghindari data

yang tidak valid serta sebagai usaha meningkatkan derajat kepercayaan data

untuk menyangga balik apa yang ditidukan pada penelitian kualitatif yang

menyatakan tidak ilmiah. Teknik tringgulasi pengujian keabsahan data dengan

memanfaat kan sesuatu lain diluar yang telah ada diadakan penguji lagi untuk

mendapatkan data yang valid.

H. Teknik Analisis Data

Analisis adalah suatu usaha untuk mengurangi suatu masalah atau

fokus kajian menjadi bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tataan

bentuk suatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara

lebih terang dianggap maknanya atau lebih jernih dimengerti. Menurut

sugiyono, penelitian kualitatif adalah data yang diperoleh dari berbagai

sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-

macam dan dilakukan terus menerus sampai datanya jenuh, analisis data
37
Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho , Panduan Praktis Penelitian Kalitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu, 2014, hal 62 – 63
8

dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan

selama dilapangan dan setelah lapangan.

1. Reduksi Data

Reduksi Data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian, pada penyerderhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung terjadilah tahap reduksi data atau proses

transformasi yang berlanjut terus sesudah penelitian sampai laporan akhir

lengkap tersusun. Merekduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

penting, dicari tema dan polanya.

2. Penyajian Data

Setelah penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyejian yang sering digunakan adalah data

kualitatif. Dalam penyajian meliputi berbagai jenis Matrik, Grafik,

Jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menghubungkan informasi

yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu yang mudah diraih. Adapun

fungsi penyajian data adalah untuk memudahkan dan memahami apa yang

terjadi, juga untuk merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut.38

38
Ahmad Rijali, Analisis Data Kualitatif, Jurnal Alhadharah, Vol. 17 No. 33 Januari – Juni,
2018, hal 84.
9

3. Pengambilan Kesimpulan atau Verivikasi

Penelitian berusaha mencari pola, model, tema, hubungan,

persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan sebagainya.

Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi

data dan penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah diangkat

dalam penelitian. Verifikasi terhadap suatu teori yang berlaku atau

terhadap teori baru yang baru muncul dari data. Dalam hal ini peneliti

secara aktif memverifikasi teori baru yang muncul dari data. Penelitian

secara aktif dan sibuk menguji seperangkat proposisi yang muncul dari

data.

I. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

- Sebelum melakukan observasi di SMP Negeri 1 Bagor, meminta surat

permohonan izin penelitian kepada kampus IAIN Kediri.

- Menyerahkan surat perizinan penelitian dari kampus IAIN Kediri ke

kepala sekolah SMP Negeri 1 Bagor.

- Konsultasi dengan kepala sekolah

2. Tahap Pelaksanaan

- Menyusun proposal penelitian

- Pengamatan problematika guru pai dalam menanamkan nilai nilai

akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1 Bagor

- Menyusun instrumen penelitian berupa wawancara dalam bentuk

uraian yang berkaitan dengan problematika guru pai dalam


10

menanamkan nilai nilai akhlakul karimah siswa di SMP Negeri 1

Bagor

- Memperbaiki instrumen wawancara tersebut baik isi ataupun

bahasanya jika diperlukan.

- Menentukan subjek wawancara.

- Melakukan wawancara dengan subjek yang telah ditentukan.

- Mengumpulkan seluruh data dari lapangan berupa hasil wawancara,

dokumen maupun pengamatan langsung (observasi) pada waktu

penelitian berlangsung.

- Melakukan analisis terhadap seluruh data yang berhasil dikumpulkan

- Menafsirkan dan membahas hasil analisis data.

- Menarik kesimpulan dari hasil penelitian dan menuliskan laporannya.

- Meminta surat bukti telah melakukan penelitian dari kepala sekolah di

SMP NEGERI 1 BAGOR.39

39
Nurul Hidayah, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, (Yogyakarta: Taman Aksara, 2013),
hal 115
BAB IV

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

Sebelumnya penelitian ini dilaksanakan mulai dari mengadakan

pertemuan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1 Bagor dan menyerahkan

surat izin penelitian. Dengan pertemuan dengan kepala sekolah SMP Negeri 1

Bagor disini disamping mengajukan izin penelitian juga memohon izin secara

langsung dengan tujuan untuk melaksanakan penelitian yang berjudul

“PROBLEMATIKA GURU PAI DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI

AKHLAKUL KARIMAH SISWA SMP NEGERI 1 BAGOR”. Sehubungan

dengan tujuan tersebut, pihak dari sekolah yaitu pihak kepala sekolah

memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di SMP Negeri 1 Bagor.

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dilapangan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa Di SMP Negeri 1 Bagor

adalah sebagai berikut :

1. Problematika Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa Di

SMP Negeri 1 Bagor

a. Sikap siswa siswi kepada teman sebaya untuk mengetahui apakah

siswa siswi bersikap baik terhadap teman sebaya. Berdasarkan

wawancara hari bersama ibu Siti Rofiatin, S.Ag, beliau menyatakan

bahwa :

“sikap siswa baik-baik saja terhadap temannya saling


menghormati dan menghargai, kami juga sering mengingatkan
bahwasanya harus selalu bersikap baik terhadap teman dan orang lain,

49
1

tidak boleh saling bully. walaupun terkadang masih ada sebagian siswa
yang suka saling mengganggu antar teman biasanya yang siswa laki-
lakinya.” 40
Selanjutnya wawancara tanggal 23 Maret 2022 dengan

Mutiara siswi kelas IX C, dia menyatakan bahwa :

“kami selalu berteman baik sesama teman lain kak, tanpa


membeda-bedakan antar yang miskin dan kaya, kalau ketemu selalu
menyapa baik disekolah maupun diluar sekolah, kami juga saling
menghargai dan menghormati.”
“Hal ini dilihat dari keseharian mereka bahwa mereka memang
sudah saling menghargai dan menghormati sesama teman, hanya ada
sedikit siswa laki-laki yang sifatnya bercanda saja menggangu teman
lainnya”
Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dapat disimpulkan bahwa Siswa siswi bersikap baik terhadap teman

sebayanya tanpa membedakan yang kaya dan miskin, saling

menghargai dan menghormati, guru juga selalu mengingatkan untuk

selalu bersikap baik dan tidak boleh saling bully terhadap sesama dan

orang lain. Akhlak setiap orang memang berbeda-beda tidak akan

pernah ada yang sama. Anak kembar pun kadang akan berbeda satu

sama lain. Ketika seorang anak di lingkungan keluarganya sudah

ditanamkan dengan akhlak Islami. Maka sifatnya pun akan

mencerminkan akhlak Islami. Demikian juga dengan anak sama sekali

tidak pernah dikenalkan dengan akhlak Islami. Maka pebuatanya pun

juga akan jauh dari kata Islami.41

40
Wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 22 Februari 2022
41
Wawancara dengan Mutiara siswi SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 23 Maret 2022
2

b. Siswa Siswi saling tolong menolong antar sesama

Untuk mengetahui apakah siswa siswi saling tolong menolong

antar sesama.

Berdasarkan wawancara bersama ibu Siti Rofiatin, S.Ag.

beliau menyatakan bahwa :

“Iya siswa siswi saling membantu antar sesama, karena


Perilaku saling tolong menolong sangat penting di dalam kehidupan
kita dan Begitu juga dengan peserta didik harus memiliki sifat saling
tolong menolong antar sesama. Kami sebagai guru selalu mengarahkan
siswa siswi untuk selalu tolong menolong”.42
Selanjutnya wawancara tanggal 23 Maret 2022 dengan Qusnul

siswi kelas VIII dia menyatakan bahwa :

“Iya kak kita dibiasakan oleh bapak ibu guru untuk saling
tolong menolong yaitu seperti kegiatan sehari-hari setiap paginya kami
ada jadwal piket umum, piket disini juga membiasakan untuk saling
tolong menolong bertanggungjawab dalam kebersihan sekolah,
walaupun memang masih ada teman yang suka malas-malasan dalam
mengerjakan nya”.43
“Peneliti melihat bahwa disetiap pagi nya siswa melaksanakan
piket bersama dan ini merupakan cara guru membiasakan siswa
supaya mempunyai sifat saling tolong menolong antar sesama”.
Tolong menolong dalam kebaikan sangat penting dilakukan

terutama antara sesama muslim. Karena hubungan sesama muslim itu

sangat dekat, bahkan lebih dekat dari saudara sedarah. Mereka

42
Wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 22 Februari 2022.
43
Wawancara dengan Qusnul siswi SMP Negeri 1 Bagor pada tanggal 23 Maret 2022
3

dipersatukan oleh keyakinan yang sama terhadap Allah sehingga jika

yang satu mengalami kesulitan maka yang lain akan segera menolong.

Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dapat disimpulkan bahwa siswa siswi sudah memilki sifat saling

tolong menolong antar sesama. Contoh kecilnya seperti meminjamkan

bolpoin atau alat tulis lainnya saat temannya membutuhkan dan saling

membantu menyelesaikan tugas piket umum dalam membersihkan

ligkungan sekolah. Tolong menolong dalam kebaikan sangat penting

dilakukan terutama antara sesama muslim. Karena hubungan sesama

muslim itu sangat dekat, bahkan lebih dekat dari saudara sedarah.

Mereka dipersatukan oleh keyakinan yang sama terhadap Allah

sehingga jika yang satu mengalami kesulitan maka yang lain akan

segera menolong.

c. Siswa siswi berdoa sebelum dan sesudah melakukan pelajaran

Untuk mengetahui apakah siswa siswi berdoa sebelum dan

sesudah melakukan pelajaran. Berdasarkan wawancara bersama ibu

Siti Rofiatin, S.Ag, beliau menyatakan bahwa :

“iya, Siswa siswi berdoa sebelum dan sesudah melakukan


pelajaran, Kita menerapkan untuk selalu berdoa sebelum pelajaran,
kemudian agar anak terbiasa untuk selalu berdoa dahulu sebelum
melakukan kegiatan belajar.44
Selanjutnya wawancara bersama siswa kelas VII yang bernama

Fajar pada tanggal 23 Maret 2022 dia menyatakan bahwa :

44
Wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 22 Februari 2022.
4

“iya kak kita dibiasakan untuk selalu berdoa terebih dahulu


sebelum belajara ataupun dalam hal apapun agar terbiasa, bukan hanya
bapak ibu guru saja yang membiasakan orang tua kita juga
membiasakan berdoalah sebelum melakukan hal apapun45
“Peneliti juga melihat bahwa Siswa siswi selalu berdoa
sebelum dan sesudah melakukan pelajaran dan pada saat mata
pelajaran PAI biasanya ibu guru pai akan mengetes untuk bacaan AI-
Qur‟an nya”
Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dapat disimpulkan bahwa Siswa siswi selalu berdoa sebelum dan

sesudah melakukan pelajaran. pembiasaan membaca doa sebelum dan

sesudah kegiatan belajar mengajar merupakan pembiasaan utama dan

wajib dilakukan siswa siswi dikelas. Tujuannya untuk melatih agar

selalu berdoa ketika hendak melakukan kegiatan dan supaya mereka

selalu bersyukur atas apa yang dilakukannya dalam kegiatan sehari-

hari.

d. Cara Guru PAI mananamkan sikap disiplin kepada siswa

Untuk mengetahui bagaimana cara Guru PAI mananamkan

sifat disiplin kepada siswa. Berdasarkan wawancara pada tanggal 22

Februari 2022 dengan ibu Zaini selaku bidang kesiswaan, beliau

menyatakan bahwa:

“Untuk penanaman kedisplinan dengan cara memberikan

contoh terlebih dahulu kepada siswa seperti datang tepat waktu, rapi

dalam berpakaian, dan mentaati peraturan sekolah yang telah

ditentukan”.

45
Wawancara dengan Fajar siswa SMP Negeri 1 Bagor pada tanggal 17 April 2022.
5

Selanjutnya wawancara dengan Bapak Bayu Waseso selaku

Kepala Sekolah, beliau menyatakan bahwa :

“Untuk siswa siswi disiplinnya ada yang sudah baik dan ada
juga masih kurang karena latar belakang orang tua yang berbeda-beda,
jadi ada anak-anak kurang mendapat perhatian dan pendidikan disiplin.
Dari hal tersebut maka di SMP Negeri 1 Bagor ini mengajarkan dan
menanamkan nilai disiplin kepada siswanya agar menjadi siswa yang
baik, Untuk penanaman nilai disiplin di SMP Negeri 1 Bagor ini
dilakukan dengan cara pembiasaan yang di sesuaikan dengan aturan
yang ada. Setiap guru dan siswa melakukan pembiasaan yang ada di
sekolah ini. Contoh kecilnya seperti datang tepat waktu, berprilaku
sopan dan santun, bagi yang piket datang lebih awal dan lain
sebagainya”.
Selajutnya wawancara bersama ibu Siti Rofiatin, beliau

menyatakan bahwa:

“Sikap disiplin yang kami tanamkan kepada siswa yaitu patuh


pada guru atau yang lebih tua, sopan santun, masuk tepat waktu, serta
mentaati aturan yang telah dibuat sekolah. dalam hal ini guru
memberikan cotoh terlebih dahulu kepada siswa, karena biasanya apa
yang dilakukan guru pasti di contoh oleh siswanya. Jadi kita sebagai
bapak ibu gurunya memberikan efek jera untuk tidak melakukannya
lagi dikemudian hari. Itulah salah satu cara penanaman akhlak siswa”.
Selanjutnya wawancara bersama Anes siswa kelas VII dia

menyatakan bahwa :

“Guru selalu mengajarkan kami bersikap disiplin kak, contoh


nya seperti harus datang tepat waktu, baju harus rapi dan mentaati
peraturan sekolah, guru selalu mengingatkan ini supaya kami bisa
membiasakan nya dan memiliki sifat disiplin kak. Kalaupun kami
melanggar kami akan kena hukuman membersihkan WC, membuang
sampah dan yang lainnya.”
6

“Dalam hal ini peneliti melihat bahwa guru sudah


menanamkan sifat disiplin dengan cara membiasakan dan menjadi
contoh seperti halnya datang tepat waktu dan mentaati peraturan
sekolah, tetapi peneliti melihat masih saja ada siswa yang melanggar
peraturan sekolah”
Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dapat disimpulkan bahwa Cara Bapak Ibu menanamkan sikap dispilin

kepada siswa yaitu dilakukan dengan cara pembiasaan yang di

sesuaikan dengan aturan yang ada, memberikan contoh terlebih

dahulu kepada siswa, karena biasanya apa yang dilakukan guru pasti

di contoh oleh siswanya. Penanaman kedisiplinan harus diawasi oleh

para guru supaya berjalan dengan sesuai yang diharapankan.

e. Cara Guru PAI mananamkan sifat hormat kepada siswa

Untuk mengetahui bagaimana cara Guru PAI menanamkan

sifat hormat kepada siswa terhadap orang lain.

Berdasarkan wawancara pada tanggal 22 Februari 2022 dengan

Bapak Bayu Waseso selaku Kepala Sekolah, beliau menyatakan

bahwa:

“Menghormati merupakan upaya kami untuk mendidik siswa

agar mempunyai rasa hormat kepada guru atau orang yang lebih tua.

Saya selalu menghimbau kepada guru-guru untuk mengajarkan siswa

agar tidak mengajarkan mengenai teori saja tetapi bagaimana

mengajarkan siswa supaya mempunyai akhlak yang mulia. Salah satu


7

hal yang terpenting ialah bersalaman dengan guru dan menjaga sopan

santun kepada orang yang lebih tua”.46

Berdasarkan wawancara bersama Bapak Samsul,S.Ag. beliau

menyatakan bahwa :

“Disini saya pribadi menanamkan sikap hormat siswa dengan

cara menjelaskan langsung kepada siswa tentang cara menghormati,

sopan santun siswa kepada guru, kepada orang lain, teman sejawatnya.

Itu semua penting untuk bekal di masa depan siswa. Karena mereka

juga membutuhkan bagaimana caranya untuk berinteraksi secara baik

dengan orang lain. Tidak hanya hubungan dengan Allah saja yang

perlu diperbaiki secara terus menerus, hubungan dengan manusia juga

perlu diperbaiki. Kita hidup tidak sendiri, melainkan membutuhkan

bantuan orang lain juga. Kalau kita tidak menghargai orang lain,

kemungkinan besar orang tersebut juga tidak akan menghargai kita”.47

Berdasarkan Wawancara bersama Ibu Siti Rofiatin,S.Ag,

beliau menyatakan bahwa:

“Kami menanamankan sikap hormat siswa dengan cara

pembiasaan misalnya ketemu guru siswa jabat tangan dan mencium

tangan guru, kami menekankan siswa harus sopan, menghormati yang

lebih tua, harus berbuat baik kepada teman dan juga diterapkan 5S

(Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun). Sikap hormat ini sepatutnya

ditanamkan kepada setiap siswa sejak dini dan seharusnya bukan

46
Wawancara dengan Bapak Bayu Waseso selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bagor, pada
tanggal 22 Februari 2022.
47
Wawancara dengan Bapak Samsul,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 22 Februari 2022.
8

hanya instansi pendidikan saja yang berupaya dalam pembentukan

sikap anak tersebut, melainkan juga lingkungan keluarga dan

masyarakat yang ikut andil dalam pembentukan sikap hormat siswa

ini. Agar siswa tersebut dapat terlatih untuk hidup di tengah-tengah

masyarakat dengan damai dan tentram”

Selanjutnya wawancara dengan Fanda siswi kelas IX pada

tanggal 23 Maret 2022 dia menyatakan bahwa :

“Iya kak, guru selalu menjelaskan dan memberikan contoh

kepada kami kalau ketemu bapak ibu guru atau yang lebih tua itu harus

sopan dan mengormati misalnya kalau ketemu menemui dan mencium

tangannya, itu sudah hal biasa kami lakukan, apalagi saat di lokasi

sekolah”49

Berdasarkan hasil Observasi, Wawancara dan Dokumentasi

dapat disimpulkan bahwa Cara Bapak/Ibu menanamkan sikap hormat

kepada siswa terhadap orang lain yakni dengan cara menjelaskan

langsung kepada siswa Apa yang dimaksud dengan sikap hormat,

mencotohkan sikap hormat itu seperti apa kepada siswa dan

menekankan kepada siswa untuk membiasakan memliki sikap hormat

karena sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dan dimasa depan.

Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan

karakter terutama pada sikap hormat siswa. Guru harus mampu

menjadi tauladan atau contoh sekaligus menjadi pembimbing dalam


9
49
Wawancara dengan Fanda Siswi SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 23 Maret

2022.pembentukan sikap ini. Setiap perilaku guru akan diperhatikan

dan menjadi contoh untuk siswa dalam berperilaku.

Adapun Solusi yang di lakukan Guru dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa.

Untuk mengetahui Solusi yamg bapak/ibu lakukan dalam

mengatasi hambatan Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag beliau menyatakan

bahwa :

“Mungkin solusinya memberikan arahan atau penjelasan serta


nasihat tentang baik buruknya tindakan yang akan diambil oleh siswa,
misalnya ada siswa pergaulannya bebas, saya selalu memberikan
penjelasan, tentang pengaruh negatif atau efeknya ketika mereka bergaul
secara bebas. Apalagi mereka masih remaja itu kan masa depannya masih
panjang Kami pihak sekolah juga melakukan kerja sama dengan wali
murid dengan cara Mengadakan rapat, seperti rapat gabungan (siswa-orang
tua/wali-guru), Mengirimkan laporan mengenai kelakuan anak, prestasi
anak, kegiatan-kegiatan yang diikuti anak, Menjalin kontak dengan
orangtua melalui pembicaraan di telepon. karena orang tua turut
menentukan keberhasilan pendidikan anak, artinya si anak tidak hanya
membutuhkan dukungan guru namun dukungan orangtua sangat mereka
butuhkan. Serta kami selalu menjaga kekompakkan serta kerjasama
dengan guru demi terlaksananya penanaman nilai-nilai Akhlakul karimah
ini.”
Guna meyakinkan pernyataan di atas peneliti melakukan

wawancara dengan salah satu siswa SMP Negeri 1 Bagor wawancara

dengan Mayang siswa kelas IX dia menyatakan bahwa :

“ iya kak, Pihak sekolah sering mengundang orang tua untuk


mengadakan rapat. Pihak sekolah juga mengirimkan laporan mengenai
kelakuan kami disekolah, prestasi kami, kegiatan-kegiatan yang kami
ikuti.
10

Berdasarkan jawaban dari informan tersebut dapat disimpulkan


bahwa Solusi yang bapak/ibu lakukan dalam mengatasi hambatan
Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa yakni dengan cara
melakukan arahan atau memberikan pejelasan kepada siswa,
meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa/wali siswa,
Meningkatkan kerjasama dengan guru lain dan pemberian nasihat.
Nasihat suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan
kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang
dengan tujuan yang baik.51

2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

Adapun poin-poin dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah

siswa di smp negeri 1 bagor yaitu dengan :

a. Pembiasaan

Pembiasaan ini memiliki peran besar dalam penanaman nilai- nilai

agama Islam terhadap tingkah laku siswa karena dapat menumbuhkan

dan menggiring siswa dalam menghayati nilai-nilai agama Islam

sehingga dapat membentuk siswa memiliki akhlak yang mulia. Di

lembaga sekolah, usaha guru memberikan pembiasaan ini sangat erat

hubungannya dengan penerapan tata tertib sekolah, karena tata tertib

sekolah mengatur segala tingkah laku siswa, baik dalam tata cara

berpakain, bergaul, belajar sikap terhadap teman, guru dan lingkungan

disekitar mereka. Berfungsi atau tidaknya tata tertib sekolah ini sangat

memengaruhi usaha pendidikan akhlak siswa.53

50
Wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 10 Mei 2022
11

Dalam hal ini sesuai dengan pendapat bapak ibu guru beliau

menyatakan bahwa Kami menanamankan sikap hormat siswa dengan

cara pembiasaan misalnya ketemu guru siswa jabat tangan dan

mencium tangan guru, kami menekankan siswa harus sopan,

menghormati yang lebih tua, harus berbuat baik kepada teman. Itulah

yang bapak ibu cara membiasakan para siswa nya, dan juga

pembiasaan dalam menerapkan budaya 5S yang dilakukan setiap hari,

berdoa sebelum belajar, dan menuntun kendaraan saat sampai didepan

gerbang, jadi bapak ibu guru lah yang menjadi panutan para siwa siswi

nya.

b. Keteladanan

Metode keteladanan merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh

seseorang dalam proses pendidikan melalui perbuatan atau tingkah

laku yang patut ditiru (modeling). Keteladanan dijadikan sebagai alat

untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena hakekat pendidikan

Islām ialah mencapai keredhaan kepada Allāh dan mengangkat tahap

akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta

membimbing masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh

Allāh Swt. untuk manusia.

Guru merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, karena

segala tindakkannya, sopan santunnya, cara berpakaiannya,

kedisiplinannya dan tutur katanya akan selalu diperhatikan oleh peserta

didik. oleh karena itu dalam memberikan keteladanan kepada siswa

harus memberikan contoh secara langsung dari diri kita keteladanam

tidak hanya fokus kepada guru agama saja tetapi pada semua guru

mata pelajaran. karena dalam hal ini guru merupakan figure tauladan.
12
Berdasarkan uraian diatas untuk penanaman kedisiplinan

dengan cara memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa seperti

bapak ibu guru memberikan contoh yaitu seperti bertutur kata yang

halus, berperilaku sopan, datang tepat waktu, dan mentaati peraturan

sekolah yang telah ditentukan, jadi guru lah yang dijadikan contoh

dalam keteladanan. 54

c. Pemberian Nasihat

Pemberian nasehat di dalam penanaman akhlakul karimah

sangat penting, karena dengan nasehat juga akan memberi pengaruh

terhadap anak.

Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan

berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan

membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu

bersifat mendidik, dalam memberikan nasehat harus berdasarkan

kebenaran. Sebagaimana dengan bapak ibu guru beliau selalu

memberikan nasihat kepada siswa siswinya, beliau mengatakan bahwa

contoh menanamkan sifat jujur kepada siswa seperti ketika para siswa

hendak melaksanakan ujian, sebelum itu kami menasehati para siswa

untuk selalu berperilaku jujur dalam mengerjakan ujian, jangan sampai

saling contek dan kerjasama dalam keburukan, kami selalu berusaha

memberikan motivasi kepada mereka untuk mempunyai rasa percaya

diri dalam menegerjakan soal ujian. Walaupun nilai rendah , itu akan

lebih berharga karena hasil sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sekolah

merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting, dimana guru

terutama guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas cukup berat,

yaitu ikut menanamkan pribadi anak dan membawa peserta didik ke

akhlak yang baik, dan nasehat dapat diberika oleh guru kepada siswa
13
setiap pelajaran berlangsung.

B. Temuan Penelitian

1. Problematika Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa Di

SMP Negeri 1 Bagor

Problematika adalah masalah yang ada pada diri setiap individu

yang dapat mengganggu, menghambat dan mendatangkan kesulitan pada

diri individu, sehingga seorang individu tidak dapat memenuhi

kebutuhannya, bahkan mengakibatkan kegagalan pada dirinya ataupun

orang lain.

a. Problematika berdasarkan faktor internal, faktor interanal adalah faktor

yang mempengaruhi dari dalam yang dalam hal ini potensi fisik,

kemampuan, intelektual dan hati yang dibawa peserta didik sejak lahir.

1) Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di tengah

tengah masyarakat

2) Siswa banyak kena pengaruh dari luar sekolah

3) Tingkat pengetahuan peserta didik yang berdeda dalam satu

forum.

b. Problematika berdasarkan faktor eksternal, Faktor Eksternal adalah

faktor yang mempengaruhi dari luar yaitu didikan orang tua di rumah

yang kurang sesuai dengan kondisi anak, lingkungan di sekolah, serta

lingkungan masyarakat. Melalui kerjasama yang baik antara tiga

komponen ini, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif

(pengembangan) dan psikomotorik (pengalaman) pada peserta didik

akan terbentuk dengan baik, namun jika tidak maka akan menjadi

sebuah problematika.18

1) Pengaruh budaya asing baik melalui flim, vidio, maupun

melalui perantara orang asing itu sendiri.


14

2) Pengaruh Media sosial

3) Pertemuan yang sangat minim

Adapun Solusi yang di lakukan Guru dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa.

Berdasarkan jawaban dari informan tersebut dapat disimpulkan

bahwa Solusi yang bapak/ibu lakukan dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa yakni dengan cara

melakukan Pembiasaan, keteladanan dan juga memberikan nasihat kepada

siswa, meningkatkan hubungan dengan orang tua siswa/wali siswa,

Meningkatkan kerjasama dengan guru lain dan pemberian nasihat.

Nasihat suatu didikan dan peringatan yang diberikan berdasarkan

kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun seseorang

dengan tujuan yang baik.

2. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

Adapun poin-poin dalam menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah

siswa di smp negeri 1 bagor yaitu dengan :

a. Pembiasaan

Pembiasaan ini memiliki peran besar dalam penanaman nilai- nilai

agama Islam terhadap tingkah laku siswa karena dapat menumbuhkan

dan menggiring siswa dalam menghayati nilai-nilai agama Islam

sehingga dapat membentuk siswa memiliki akhlak yang mulia.


15
Di lembaga sekolah, usaha guru memberikan pembiasaan ini sangat

erat hubungannya dengan penerapan tata tertib sekolah, karena tata

tertib sekolah mengatur segala tingkah laku siswa, baik dalam tata cara

berpakain, bergaul, belajar sikap terhadap teman, guru dan lingkungan

disekitar mereka. Berfungsi atau tidaknya tata tertib sekolah ini sangat

memengaruhi usaha pendidikan akhlak siswa.53

Dalam hal ini sesuai dengan pendapat bapak ibu guru beliau

menyatakan bahwa Kami menanamankan sikap hormat siswa dengan

cara pembiasaan misalnya ketemu guru siswa jabat tangan dan

mencium tangan guru, kami menekankan siswa harus sopan,

menghormati yang lebih tua, harus berbuat baik kepada teman. Itulah

yang bapak ibu cara membiasakan para siswa nya, dan juga

pembiasaan dalam menerapkan budaya 5S yang dilakukan setiap hari,

berdoa sebelum belajar, dan menuntun kendaraan saat sampai didepan

gerbang, jadi bapak ibu guru lah yang menjadi panutan para siwa siswi

nya.

b. Keteladanan

Metode keteladanan merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh

seseorang dalam proses pendidikan melalui perbuatan atau tingkah

laku yang patut ditiru (modeling). Keteladanan dijadikan sebagai alat

untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena hakekat pendidikan

Islām ialah mencapai keredhaan kepada Allāh dan mengangkat tahap

akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta

membimbing masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh

Allāh Swt. untuk manusia.


16
Guru merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, karena

segala tindakkannya, sopan santunnya, cara berpakaiannya,

kedisiplinannya dan tutur katanya akan selalu diperhatikan oleh peserta

didik. oleh karena itu dalam memberikan keteladanan kepada siswa

harus memberikan contoh secara langsung dari diri kita keteladanam

tidak hanya fokus kepada guru agama saja tetapi pada semua guru

mata pelajaran. karena dalam hal ini guru merupakan figure tauladan.

Berdasarkan uraian diatas untuk penanaman kedisiplinan

dengan cara memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa seperti

bapak ibu guru memberikan contoh yaitu seperti bertutur kata yang

halus, berperilaku sopan, datang tepat waktu, dan mentaati peraturan

sekolah yang telah ditentukan, jadi guru lah yang dijadikan contoh

dalam keteladanan. 54

c. Pemberian Nasihat

Pemberian nasehat di dalam penanaman akhlakul karimah

sangat penting, karena dengan nasehat juga akan memberi pengaruh

terhadap anak.

Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan

berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan

membangun seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu

bersifat mendidik, dalam memberikan nasehat harus berdasarkan

kebenaran. Sebagaimana dengan bapak ibu guru beliau selalu

memberikan nasihat kepada siswa siswinya, beliau mengatakan bahwa

contoh menanamkan sifat jujur kepada siswa seperti ketika para siswa

hendak melaksanakan ujian, sebelum itu kami menasehati para siswa


17
untuk selalu berperilaku jujur dalam mengerjakan ujian, jangan sampai

saling contek dan kerjasama dalam keburukan, kami selalu berusaha

memberikan motivasi kepada mereka untuk mempunyai rasa percaya

diri dalam menegerjakan soal ujian. Walaupun nilai rendah , itu akan

lebih berharga karena hasil sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sekolah

merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting, dimana guru

terutama guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas cukup berat,

yaitu ikut menanamkan pribadi anak dan membawa peserta didik ke

akhlak yang baik, dan nasehat dapat diberika oleh guru kepada siswa

setiap pelajaran berlangsung.

51
Wawancara dengan ibu Siti Rofiatin,S.Ag. selaku guru dan pendidik mata pelajaran pendidikan
agama islam SMP Negeri 1 Bagor, pada tanggal 10 Mei 2022
5252
18

BAB V

PEMBAHASA

Berdasarkan hasil penelitan, maka pembahasan hasil penelitian penanaman

nilai-nilai akhlakul karimah siswa di Smp Negeri 1 Bagor adalah sebagai berikut :

A.Problematika Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa di SMP Negeri 1 Bagor

Problematika adalah masalah yang ada pada diri setiap individu

yang dapat mengganggu, menghambat dan mendatangkan kesulitan pada

diri individu, sehingga seorang individu tidak dapat memenuhi

kebutuhannya, bahkan mengakibatkan kegagalan pada dirinya ataupun

orang lain.

a. Problematika berdasarkan faktor internal, faktor interanal adalah faktor

yang mempengaruhi dari dalam yang dalam hal ini potensi fisik,

kemampuan, intelektual dan hati yang dibawa peserta didik sejak lahir.

1) Banyaknya paham atau aliran yang berkembang di

tengah tengah masyarakat

2) Siswa banyak kena pengaruh dari luar sekolah

3) Tingkat pengetahuan peserta didik yang berdeda dalam

satu forum.

b. Problematika berdasarkan faktor eksternal, Faktor Eksternal adalah

faktor yang mempengaruhi dari luar yaitu didikan orang tua di rumah

yang kurang sesuai dengan kondisi anak, lingkungan di sekolah, serta

lingkungan masyarakat. Melalui kerjasama yang baik antara tiga

komponen ini, maka aspek kognitif (pengetahuan), afektif

(pengembangan) dan psikomotorik (pengalaman) pada peserta didik

akan terbentuk dengan baik, namun jika tidak maka akan menjadi
19
sebuah problematika.18

1) Pengaruh budaya asing baik melalui flim, vidio,

maupun melalui perantara orang asing itu sendiri.

2) Pengaruh Media sosial

3) Pertemuan yang sangat minim

Adapun solusi dalam mengatasi hambatan Penanaman Nilai-

Nilai Akhlakul Karimah siswa di SMP Negeri 1 Bagor yakni mengingat

dalam kegiatan penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa tidaklah

mudah akan tetapi suatu kegiatan yang memerlukan usaha dalam

pelaksanaannya, Karena itu, guru harus memberikan arahan atau

penjelasan serta nasihat tentang baik buruknya tindakan yang akan

diambil oleh siswa. nasihat serta masukan yang baik secara

terusmenerus di sampaikan kepada siswa tentang hal-hal yang kurang

baik siswa yang sering melakukan pelanggaran selalu mendapat

nasihat dan teguran, sehingga dalam hal ini gurulah yang berperan

penting untuk memberikan nasihat kepada siswa-siwanya.

Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam

penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa. Oleh karena itu pihak

sekolah juga melakukan kerja sama dengan wali murid dengan cara

Mengadakan rapat, seperti rapat gabungan (siswa-orang tua/wali-guru),

Mengirimkan laporan mengenai kelakuan anak, prestasi anak, kegiatan-

kegiatan yang diikuti anak, Menjalin kontak dengan orangtua melalui

pembicaraan di telepon. karena orang tua turut menentukan

keberhasilan pendidikan anak, artinya si anak tidak hanya

membutuhkan dukungan guru namun dukungan orangtua sangat

mereka butuhkan. Peran guru dalam penanaman akhlakul karimah tidak

dapat dilakukan hanya berfokus pada satu guru saja, akan tetapi perlu

adanya kerjasama dengan guru yang lain, karena semua guru


20
bertanggungjawab dalam penanaman akhlakul karimah siswa, yaitu

guru bersama-sama memberikan bimbingan kepada siswa yang

ditemukan melanggar praturan sekolah. oleh karena itu guru-guru harus

menjaga kekompakkan serta kerjasamanya.

B. Metode Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah

Adapun penanaman nilai-nilai akhlakul karimah siswa di SMP Negeri

1 Bagor melalui metode :

1. Pembiasaan

Pembiasaan ini memiliki peran besar dalam penanaman nilai-nilai

agama Islam terhadap tingkah laku siswa karena dapat menumbuhkan dan

menggiring siswa dalam menghayati nilai-nilai agama Islam sehingga

dapat membentuk siswa memiliki akhlak yang mulia. Di lembaga sekolah,

usaha guru memberikan pembiasaan ini sangat erat hubungannya dengan

penerapan tata tertib sekolah, karena tata tertib sekolah mengatur segala

tingkah laku siswa, baik dalam tata cara berpakain, bergaul, belajar sikap

terhadap teman, guru dan lingkungan disekitar mereka. Berfungsi atau

tidaknya tata tertib sekolah ini sangat memengaruhi usaha pendidikan

akhlak siswa.55

Dalam hal ini sesuai dengan pendapat bapak ibu guru beliau

menyatakan bahwa Kami menanamankan sikap hormat siswa dengan cara

pembiasaan misalnya ketemu guru siswa jabat tangan dan mencium tangan

guru, kami menekankan siswa harus sopan, menghormati yang lebih tua,

harus berbuat baik kepada teman. Itulah yang bapak ibu cara membiasakan

para siswa nya, dan juga pembiasaan dalam menerapkan budaya 5S yang

dilakukan setiap hari, berdoa sebelum belajar, dan menuntun kendaraan

saat sampai didepan gerbang, jadi bapak ibu guru lah yang menjadi

panutan para siwa siswi nya.


21

2. Keteladanan

Metode keteladanan merupakan suatu cara atau jalan yang

ditempuh seseorang dalam proses pendidikan melalui perbuatan atau

tingkah laku yang patut ditiru (modeling). Keteladanan dijadikan sebagai

alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena hakekat pendidikan

Islām ialah mencapai keredhaan kepada Allāh dan mengangkat tahap

akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta membimbing

masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh Allāh Swt. untuk

manusia.

Guru merupakan contoh terbaik dalam pandangan anak, karena

segala tindakkannya, sopan santunnya, cara berpakaiannya,

kedisiplinannya dan tutur katanya akan selalu diperhatikan oleh peserta

didik. oleh karena itu dalam memberikan keteladanan kepada siswa harus

memberikan contoh secara langsung dari diri kita keteladanam tidak hanya

fokus kepada guru agama saja tetapi pada semua guru mata pelajaran.

karena dalam hal ini guru merupakan figure tauladan.

Berdasarkan uraian diatas untuk penanaman kedisiplinan dengan

cara memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa seperti bapak ibu

guru memberikan contoh yaitu seperti bertutur kata yang halus

berperilaku sopan, datang tepat waktu, dan mentaati peraturan sekolah

yang telah ditentukan, jadi guru lah yang dijadikan contoh dalam

keteladanan. 56

3. Pemberian Nasihat

Pemberian nasehat di dalam penanaman akhlakul karimah sangat

penting, karena dengan nasehat juga akan memberi pengaruh terhadap

anak.
22

Nasihat merupakan suatu didikan dan peringatan yang diberikan

berdasarkan kebenaran dengan maksud untuk menegur dan membangun

seseorang dengan tujuan yang baik. Nasehat selalu bersifat mendidik,

dalam memberikan nasehat harus berdasarkan kebenaran. Sebagaimana

dengan bapak ibu guru beliau selalu memberikan nasihat kepada siswa

siswinya, beliau mengatakan bahwa contoh menanamkan sifat jujur

kepada siswa seperti ketika para siswa hendak melaksanakan ujian,

sebelum itu kami menasehati para siswa untuk selalu berperilaku jujur

dalam mengerjakan ujian, jangan sampai saling contek dan kerjasama

dalam keburukan, kami selalu berusaha memberikan motivasi kepada

mereka untuk mempunyai rasa percaya diri dalam menegerjakan soal

ujian. Walaupun nilai rendah , itu akan lebih berharga karena hasil

sendiri.57

Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sekolah

merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting, dimana guru

terutama guru Pendidikan Agama Islam mempunyai tugas cukup berat,

yaitu ikut menanamkan pribadi anak dan membawa peserta didik ke

akhlak yang baik, dan nasehat dapat diberika oleh guru kepada siswa

setiap pelajaran berlangsung..59

56
Syaepul Manan, Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan Dan Pembiasaan, jurnal
23
Pendidikan Agama Islam -Ta‟lim Vol. 15 No. 1, 2017, hal 53
57
Wawancara bersama ibu Siti Rofiatin pada tanggal 10 mei 2022 di SMP Negeri 1 Bagor
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Problematika Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah di SMP Negeri 1 Bagor

Guru pendidikan agama Islam serta guru bidang studi lainnya

selalu memberi arahan, bimbingan serta nasehat pada siswa untuk

senantiasa melakukan kebaikan dan berakhlak terpuji. cara yang

digunakan guru pendidikan agama Islam serta guru bidang studi lainnya

dalam penanaman akhlakul karimah siswa yaitu menjadi teladan,

pemberian nasehat, pembiasaan. Mengenai akhlak siswa dari hasil

wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah penulis lakukan.

Penulis menyimpulkan bahwa akhlak siswa sudah tergolong cukup baik

disekolah tersebut. Siswa sudah hormat kepada kedua orang tua, guru dan

sesama teman. Siswa juga mencerminkan akhlak yang baik dengan

mengucap salam ketika berjumpa guru, menolong orang yang

membutuhkan, dispilin terhadap aturan yang telah ditetapkan pihak

sekolah, sopan satun dan hormat baik terhadap sesama siswa maupun

terhadap guru-guru. Namun demikian masih ada beberapa siswa yang

terkadang melakukan akhlak yang buruk seperti datang terlambat, ribut

saat belajar, bolos dan mengejek teman.

72
1

Adapun Solusi yang dilakukan Guru dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai- Nilai Akhlakul Karimah siswa

Solusi yang dilakukan Guru dalam Penanaman Nilai-Nilai

Akhlakul Karimah yaitu guru memberikan nasihat serta masukan yang

baik secara terus menerus kepada siswa tentang hal-hal yang kurang baik.

Orang tua juga memiliki peran yang sangat penting dalam penanaman

nilai-nilai akhlakul karimah siswa. Oleh karena itu pihak sekolah menjaga

hubungan yang baik serta melakukan kerja sama terhadap orang tua/wali

siswa secara aktif. Serta guru selalu menjaga kerjasama dan kekompakkan

dalam penanamn nilai-nilai Akhakul karimah siswa.

2. Adapun metode yang digunakan Guru PAI dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Akhlakul Karimah

a. Pembiasaan

Pembiasaan ini memiliki peran besar dalam penanaman nilai-nilai

agama Islam terhadap tingkah laku siswa karena dapat menumbuhkan

dan menggiring siswa dalam menghayati nilai-nilai agama Islam

sehingga dapat membentuk siswa memiliki akhlak yang mulia.

b. Keteladanan

Metode keteladanan merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh

seseorang dalam proses pendidikan melalui perbuatan atau tingkah

laku yang patut ditiru (modeling). Keteladanan dijadikan sebagai alat

untuk mencapai tujuan pendidikan Islām karena hakekat pendidikan

Islām ialah mencapai keredhaan kepada Allāh dan mengangkat tahap

akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta

membimbing masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh

Allāh Swt. untuk manusia.


2
c. Pemberian Nasihat

Pemberian nasehat di dalam penanaman akhlakul karimah sangat

penting, karena dengan nasehat juga akan memberi pengaruh terhadap

anak.
3

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan hal-hal berikut:

1. Bagi Siswa

Sebagai pemicu untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang

pentingnya memiliki akhlak yang mulia dan mempelajari pendidikan

agama islam sebagai pondasi untuk menjalankan kehidupan yang lebih

baik lagi.

2. Bagi Guru

Sebagai evaluasi atau masukan bagi guru Pendidikan Agama Islam

serta guru bidang studi lainnya dalam melaksanakan tugasnya untuk

membentuk peserta didik yang sesuai dengan ajaran agama Islam,

berprilaku baik dari segi moral, sifat maupun etika. Dan juga sebagai

bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran sesuai dengan

karekteristiknya.

3. Bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bagor

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan motivasi, yang

dijadikan objek penelitian untuk mengembangkan strategi guru dalam

meningkatkan kopetensi siswa baik dari segi keilmuan maupun moral.


4

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, Metodologi Studi Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2017), h. 200.
Ali Abdul, Akhlak Mulia, (Jakarta: Gema Insani), 2020, 3
Al-Qur‟an dan terjemah.(Jakarta: Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015).
Amin Suma, Ulumul Qur‟an, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), h. 104.
Amin, Alfauzan Metode Pembelajaran Agama Islam, (IAIN Bengkulu Press,
2015), 2
Amin, Alfauzan Model Pembelajaraan Agama Islam Di Sekolah, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), 7
Amin, Alfauzan, Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model
Pembelajaran Inquiry Training Untuk Karakter Kejujuran Siswa Sekolah
Menengah Pertama, Jurnal At- Ta‟lim, Vol 17 No 1, 2018, 2
Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 208.
Anwar, Roshidin Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), 208
Anwar, Roshidin Akidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), 182
Daradjat Zakiyah Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2016), 41-42.
Gunawan Heri Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung:
Alfabeta, 2012), 88.
Gunawan Heri, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi, (Bandung:
Alfabeta, 2012), 23.
Herrin Fararida, Jurnal Pendidikan dan Pendidikan Islam, 2020, vol 04.
Hidayah Nurul, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, (Yogyakarta : Taman
Aksara, 2013), 1.
Hidayah Nurul, Akhlak Bagi Muslim Panduan Berdakwah, (Yogyakarta: Taman
Aksara, 2013), 115.
Ilyas Yunahar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2014), 3.
Iwan, Pendidikan Akhlak Terpuji Mempersiapkan Generasi Muda Berkarakter,
Jurnal Al Tarbawi Al Haditsah,2020, Vol 1 No 1,10-13.
John M. Echols, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2011)
896.
Komariah Djama‟an Santori dan Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif,
(Bandung, Alpabeta, 2014), 22.
5
Kusumastuti Adhi, Metode Penelitian Kualitatif, 2011, 114.
Lendiansyah, Keteladanan Guru Akidah Akhlak,
Bengkulu, 2019, 63.
Ma Dhea, “Macam-Macam Nilai Menurut Prof. Notonegoro Dan Waber
G.Everet” Artikel Diakses Pada 05 Maret 2020 Dari
http://Blogdeee.Blogspot.Com/2011/03/Macam-Macam-Nilai-Menurut-
Prof.html

Manan Syaepul, Pembinaan Akhlak Mulia Melalui Keteladanan Dan


Pembiasaan, jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta‟lim Vol. 15 No. 1,
2017, 53.
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2017), 43.
Moh Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Lkis,
2010), 50.
Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Remaja Rosda
Karya 2011) 103.

Nugroho Anis Fuad dan Kandung Sapto , Panduan Praktis Penelitian Kalitatif.
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014, 62 – 63.
Ramayulis, Dasar-Dasar Kependidikan Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2015),16-17.
Santori Djamaan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alpabeta, 2014),
219.
Sc.Syekhnurjati, “Pembinaan Akhlakul Karimah Remaja Usia 13-15 Tahun “
Diakses Pada 05 Maret 2020 Dari
Http://Sc.Syekhnurjati.Ac.Id/Esscamp/Risetmhs/Bab259410320.Pdf.
Sekripsi, M.Rizal Rika Putra, Peran Guru Dalam Membina Akhlakul Karimah
Pada Siswa Kelas VIII Mts Nw Bagik Polak Kecamatan Labuapi
Kabupaten Lombok Barat, (Skripsi S1Fakultas Tarbiyah, UIN Mataram,
2017), 81-83.
Sumanto, Teori dan Aplikasi Metode Penelitian.Yogyakarta: Center of Academic
Publishing Service, 2014, 77.
Susilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali press,
2012), 55.
Susilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press,
2012), 56-57.
Susilo Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press,
2012), 56.
Sutarjo, Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.
6
Syarif Jamal, Penanaman Akhlakul Karimah Oleh Guru Kepada Siswa Sekolah
Dasar Negeri Murung Raya 1 Banjarmasin, Jurnal Uin-Antasari-Ac.Id,
2014, hal 14.
Wiyani Novan Ardi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta:Ar ruz media, 2012), 97
Yunahar , Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset, 2014),
h.89.
Zahara Nuraida, Psikologi Pendidikan untuk Guru PAI, Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011, hal 21.
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta:kencana, 2012), 69.
Zuhairi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2016), 40.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
i

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Adapun beberapa pedoman pertanyaan dalam wawancara itu adalah sebagai

berikut :

1. Penanaman

Nilai Nilai

Moral :

a. Apakah siswa siswi bersikap baik degan teman sebaya?

b. Apakah siswa siswi sering saling membantu antar sesama?

Nilai Agama

a. Apakah siswa siswi berdoa sebelum dan sesudah melakukan pelajaran?

b. Apakah siswa siswi memelihara hubungan baik dengan sesam aciptaan

tuhan yang maha esa?

2. Akhlakul Karimah

Sikap Hormat

a. Bagaimana cara Bapak/Ibu menanamkan sifat hormat siswa kepada orang

lain?

Kedisiplinan

a. Bagaimana cara Bapak/ibu mananamkan sifat disiplin kepada siswa?

b. Apakah ada siswa/i yang masih terlamabat masuk sekolah dan bolos saat

jam mata pelajaran?

Jujur

a. Bagaimana cara Bapak/ibu menanamkan sifat jujur kepada siswa?

Adil

a. Bagaimana cara Bapak/ibu menanamkan sifat adil kepada siswa?


ii

3. Faktor yang mempengaruhi penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa

a. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman Nilai-Nilai

Akhlakul Karimah siswa?

4. Solusi yang dilakukan Guru dalam mengatasi hambatan Penanaman Nilai-

Nilai Akhlakul Karimah siswa

a. Bagaimana solusi yamg bapak/ibu lakukan dalam mengatasi hambatan

Penanaman Nilai-Nilai Akhlakul Karimah siswa?


iii

Lampiran 2. Daftar Jumlah Peserta Didik di SMP Negeri 1 Bagor


JUMLAH PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 1 BAGOR

KELAS LAKI- PEREMPU JUMLA


LAKI AN H
I 172 116 288

II 146 166 312

III 152 131 283

JUML 470 413 833


AH
iv

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Sunan Ampel No. 7, Kec. Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur. Kode Pos 64127
Telepon (0354) 689282 | Website: www.iainkediri.ac.id

Nomor : B-2423/In.36/D2/PP.07.01.05/06/2022
Lamp. : - Kediri, 13 Juni 2022
Perihal : Permohonan Izin Riset / Penelitian

Kepada
Kepala SMP Negeri 1 Bagor di
Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan hormat kami beritahukan bahwa mahasiswa tersebut di


bawah ini :

Nama : ASMAUL KHUSNA


NIM : 932116218
Semester : 8
Prodi : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Dalam rangka menyelesaikan studi dan menyusun skripsinya yang perlu melakukan penelitian
lapangan. Untuk itu kami memohon agar mahasiswa yang bersangkutan diberi izin dan
kesempatan untuk melakukan penelitian di wilayah / lembaga yang menjadi wewenang Bapak /
Ibu, dalam bidang-bidang yang terkait dengan judul skripsinya, yaitu :

"Problematika Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Akhlakul Karimah Siswa


Di SMP Negeri 1 Bagor"

Mahasiswa yang melaksanakan riset/penelitian akan berkewajiban mentaati semua peraturan


yang berlaku di lembaga/instansi tempat penelitiannya.
Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/Ibu. kami sampaikan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

a.n. Dekan Fakultas Tarbiyah,


Kepala Bagian Tata Usaha

JULFIANA EVARINI, S.E


NIP. 19710702 199803 2 002
Sent To : asmaul30khusna@gmail.com
v
vi
vii
viii
1

Lampiran 6. Dokumentasi

Gambar
1.

Wawancara Bersama Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bagor.

Gambar 2. Wawancara dengan Ibu Siti Rofiati.S.Ag. Selaku Guru Pengampu


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah.
2

Gambar 3. Wawancara dengan Ibu Siti Rofiati.S.Ag. Selaku Guru Pengampu


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Gambar 4. Wawancara Bersama Siswi Kelas IX SMP Negeri 1 Bagor.


3

Gambar 5. Wawancara Bersama Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Bagor.

Gambar 6. Lokasi Penelitian dan Lingkungan Sekolah di SMP Negeri 1 Bagor.


xii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ASMAUL KHUSNA, Penulis bisa disapa dengan

panggilan Maul, Asma, Khusna, UUL. Lahir di

Nganjuk tanggal 30 November 1999 merupakan

anak pertama dari dua bersaudara. Penulis

berkebangsaan indonesia dan tinggal di Desa Banaran

Wetan Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. Penulis

memulai pendidikan formal di SD Negeri 1 Banaran Wetan terletak di desa

Banaran Wetan Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk pada tahun 2007- 2013.

Kemudian melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bagor pada

tahun 2013-2015. Setelah itu melanjutkan pendidikan tingkat atas di SMAN

1 Rejoso pada tahun 2015-2018. Setelah menyelesaikan pendidikan tingkat

menengah dan pendidikan tingkat akhir pada tahun 2018. Penulis diterima di

Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri melalui jalur UMPTKIN di Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Kediri.

Anda mungkin juga menyukai