Anda di halaman 1dari 147

PENERAPAN PENGGUNAAN GOOGLE CLASSROOM

DALAM PROSES PEMBELAJARAN DARING PADA


MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MI NU BANAT
KUDUS TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI)

Oleh :

ALISA ALIYATUL MUNA


1710310083

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
TAHUN 2021
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
FAKULTAS TARBIYAH
Jl.Conge Ngembalrejo PO Box 51, Kudus 59322,
Telp (0291) 432677

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa


Skripsi saudara/i:
Nama : Alisa Aliyatul Muna
NIM : 1710310083
Fakultas : Tarbiyah
Program : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Studi : Penerapan Penggunaan Google Classroom
Judul dalam Pembelajaran Daring Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di MI NU Banat
Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021
Benar-benar telah melalui proses pembimbingan dengan
pembimbing sejak 8 Desember 2020 sampai dengan 11 Mei 2021
dan disetujui untuk dapat dilanjutkan ke proses munaqosyah.

Kudus, 11 Mei 2021


Hormat Kami,
Dosen Pembimbing

Novita Pancaningrum, M.Pd


NIP. 198111162015032001

ii
iii
iv
ABSTRAK
Alisa Aliyatul Muna, NIM: 1710310083, “Penerapan Penggunaan Google
Classroom dalam Proses Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MI NU Banat Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021” Skripsi:
Fakultas Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah,
Institut Agama Islam Negeri Kudus 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) penerapan pembelajaran
Akidah Akhlak dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VB MI NU Banat Kudus, 2) penerapan penggunaan Google Classroom
dalam mata pelajaran Akidah Akhlak VB MI NU Banat Kudus, 3) kelebihan dan
kekurangan penerapan penggunaan Google Classroom pada mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field reserch).
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara kepada
kepala sekolah, guru kelas VB, dan guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB
dan melalui dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, penerapan pembelajaran
Akidah Akhlak dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VB MI NU Banat Kudus yaitu dengan menerapkan beberapa tahapan.
Tahapan pertama yaitu guru membuat RPP yang dibuat acuan untuk
melaksanakan proses pembelajaran daring yang berisi tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator, media, metode, sumber, materi
pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Tahapan kedua yaitu proses
pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak dilakukan secara daring menggunakan
Google classroom. Tahapan ketiga yaitu evaluasi dengan guru memberikan dua
tugas kepada siswa. Kedua, penerapan penggunaan Google Classroom dalam
mata pelajaran Akidah Akhlak VB yaitu dengan guru memberikan salam dan
sapaan kepada siswa, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
selanjutnya guru memberikan video menarik mengenai materi dalam
pembelajaran, setelah itu guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk
dikerjakan serta dikumpulkan pada grup google classroom sebelum batas akhir
penugasan selesai. Ketiga, kelebihan penggunaan Google classrom pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak yaitu siswa semakin aktif, tenaga pendidik yang
profesional, tugas dapat terdeteksi, dan akses internet yang baik. Sedangkan
kekurangan penggunaan Google classrom pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
yaitu kurangnya akses internet, tidak diizinkan orang tua mempunyai Handphone,
dan siswa sering bermain Handphone dan Game.

Kata Kunci : Pembelajaran Daring, Google Classroom, Pembelajaran Akidah


Akhlak

v
MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,


Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”1

1
Al Qur’an Surat Al Insyirah Ayat 5-6

vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah atas rahmat dan
hidayah-Nya maka tersusunlah skripsi ini. Untuk itu dengan tulus
skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku Bapak Moh. Syai’in dan Ibu Kusyati yang
selalu ada untukku setiap saat, selalu mendo’akanku untuk
kebaikan dan kesuksesanku.
2. Bapak dan Ibu dosen IAIN Kudus, yang senantiasa
memberikan ilmu bagiku, terkhusus Ibu Novita
Pancaningrum, M.Pd terima kasih atas arahan yang diberikan
untuk pengerjaan skripsi.
3. Sahabatku Fiki Fia, Wus’atul Muna, dan Sindi Ariyanti yang
telah memotivasi dan memberi warna-warna indah dalam
kehidupan melalui kebersamaan kita serta selalu memberikan
semangat untuk kebaikan.
4. Orang tersayang Mas Joe yang selalu memberi suport aku dan
selalu menyemangati aku agar tidak patah semangat dalam
mengerjakan tugas akhir ini.
5. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas PGMI-C
angkatan 2017 yang selalu bersama dalam mencari ilmu.
6. Semua pihak yang telah banyak membantuku yang tidak bisa
disebutkan namanya satu persatu, baik moril maupun spiritual
yang selalu mewarnai hidupku.
Semoga semua bantuan, motivasi, dan pengorbanan yang
diberikan akan mendapat balasan dari Allah SWT, Amin.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan dengan mengucapkan


Alhamdulillah berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya peneliti
mampu menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul
“Penerapan Penggunaan Google Classroom dalam Proses
Pembelajaran Daring pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MI
NU Banat Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021” dengan lancar.
Disusun guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana Strata 1 (S1) di IAIN Kudus.
Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang selalu merahmati seluruh alam dan
memperjuangkan umat-Nya delak mendapatkan kehidupan yang
sempurna dengan harapan semoga kelak mendapatkan syafaatNya
kelak di hari akhir nanti. Penelitian ini mungkin tidak selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak, baik dalam penelitian maupun
penulisan skripsi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
perkenankan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Mundakir, M.Ag. Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Kudus yang telah memberikan izin
melakukan penelitian, sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
2. Dr. H. Abdul Karim, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus.
3. Ibu Retno Susilowati, M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Ibu Novita Pancaningrum M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
yang telah membimbing dan mengarahkan penyusunan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak, Ibu Guru dan Staf Pengajar di lingkungan MI NU
Banat Kudus tempat melakukan penelitian.
6. Kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya memberi
semangat serta mendoakan kesuksesanku dan selalu
memberikan bantuan baik moral maupun material.
7. Keluarga besar PGMI-C angkatan 2017 yang selalu
mendukung dan memotivasi.
8. Sahabatku Fiki Fia, Wus’atul Muna, dan Sindi Ariyanti
yang selalu mendukung dan memberi motivasi untuk tetap
semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

viii
9. Orang terkasih Mas Joe yang juga selalu memberikan
semangat di balik mengerjakan skripsiku ini.
10. Serta semua pihak yang terkait secara langsung dan tidak
langsung yang telah memberikan bantuan baik secara fisik
maupun psikis agar peneliti menyusun skripsi ini hingga
selesai yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu
persatu.
Semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada mereka yang memberikan jasa baik materiil dalam
penyusunan skripsi ini. Akhirnya peneliti menyadari bahwa
penyusunan skripsi ini masih jauh mencapai kesempurnaan dalam
arti sebenarnya, namun peneliti berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Kudus, 10 Mei 2021


Penulis

Alisa Aliyatul Muna


1710310083

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................ i


PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................. iv
ABSTRAK ............................................................................ v
MOTTO ................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................ vii
KATA PENGANTAR.......................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR............................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................. 6
D. Tujuan Penelitian .................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................. 7
F. Sistematika Penulisan ............................................. 7

BAB II KERANGKA TEORI


A. Teori-Teori Yang Terkait Dengan Judul ................. 9
1. Pembelajaran Akidah Akhlak ............................ 9
2. Konsep Google classroom ................................. 19
3. Penerapan Google classroom Pada
Pembelajaran Akidah Akhlak ............................ 28
B. Penelitian Terdahulu ............................................... 30
C. Kerangka Berfikir ................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................ 35
B. Setting Penelitian .................................................... 36
C. Subyek Penelitian ................................................... 36
D. Sumber Data ........................................................... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................... 37
F. Pengujian Keabsahan Data ..................................... 39
G. Teknik Analisis Data .............................................. 41

x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................ 44
1. Sejarah Berdirinya, Letak Geografis dan
Identitas MI NU Banat Kudus ........................... 44
2. Visi, Misi dan Tujuan MI NU Banat Kudus ...... 47
3. Struktur Organisasi MI NU Banat Kudus .......... 49
B. Deskripsi Data Penelitian ....................................... 53
1. Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Kelas VB MI NU Banat Kudus 53
2. Penerapan Penggunaan Google classroom
Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak VB MI
NU Banat Kudus................................................ 61
3. Kelebihan Dan Kekurangan Penerapan
Penggunaan Google classroom Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VB MI NU
Banat Kudus ...................................................... 69
C. Analisis Data Penelitian .......................................... 71
1. Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak Kelas VB MI NU Banat Kudus 72
2. Penerapan Penggunaan Google classroom
Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak V MI
NU Banat Kudus................................................ 76
3. Kelebihan Dan Kekurangan Penerapan
Penggunaan Google classroom Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak Kelas V MI NU
Banat Kudus ...................................................... 81

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................. 85
B. Saran ...................................................................... 86

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Susunan Organasi MI NU Banat Kudus ........... 49


Tabel 4.2 Data Guru MI NU Banat Kudus Tahun
2020/2021 .............................................................................. 50
Tabel 4.3 Data Pegawai MI NU Banat Kudus ................... 51
Tabel 4.4 Data Peserta didik MI NU Banat Kudus ........... 52
Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana MI NU Banat
Kudus.................................................................................... 52

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Menu Google classroom .................................. 23


Gambar 2.2 Kerangka Berfikir Penelitian ......................... 34

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran ialah suatu proses interaksi antara guru
dengan peserta didik dengan tujuan untuk tingkatkan
pertumbuhan mental sehingga jadi individu yang mandiri serta
utuh..1 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 memaparkan
bahwa pembelajaran berperan meningkatkan kamampuan serta
membentuk sifat dan peradaban bangsa yang bermartabat
dakam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya kemampuan peserta didik supaya
sebagai manusia yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta sebagai masyarakat negeri yang
demokratis dan bertanggungjawab.2 Pembelajaran pula dapat
dimaksud selaku usaha menggapai pemahaman yang dicoba
oleh pendidik terhadap peserta didik, untuk bisa mewujudkan
tercapainya transformasi emosional, tingkah laku, kepiawaian
serta kepintaran secara intelektual, budi pekerti, serta spiritual
untuk meningkatkan kemampuan manusiawi serta proses
pewarisan kebudayaan.3
Pendidikan dapat diterapkan dengan memberikan sebuah
pembelajaran yang mengarah kepada perkembangan
kepribadian yang lebih baik. Pembelajaran merupakan suatu
kombinasi yang terstruktur, meliputi unsur material,
manusiawi, perlengkapan, fasilitas, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran.4
Melihat kondisi Indonesia saat ini sedang marak adanya virus
Covid-19, maka pembelajaran saat ini memang belum
sepenuhnya dilaksanakan secara tatap muka dan bertemu
langsung antara guru dan peserta didik. Oleh karena itu, guru

1
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka
Cipta, 2009), 7.
2
"Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sitem Pendidikan Nasional", 1.
3
Dwi Prasetia Danarjadi, Murtiadi, dan Ari Ratna Ekawati, Psikologi
Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), 3.
4
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran (Surabaya:
Insan Cendekia, 2010), 41.

1
mengubah sistem pendidikan dilaksanakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi saat ini yaitu dengan
pembelajaran daring.
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
sebagai hasil dari kecerdasan manusia yang telah berlangsung
begitu pesat hingga ke batas negara. Arus komunikasi yang
mengalir dari berbagai negara tidak mungkin dibendung
dengan adanya aturan. Strategi yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak negatif teknologi komunikasi dan
informasi dengan memperkuat ketahanan masyarakat melalui
pendidikan dan memanfaatkan teknologi dengan sebaik
mungkin.5
Tidak hanya itu, dikala ini dunia sudah merambah dalam
masa revolusi industri 4. 0 yang mana teknologi sudah jadi
basis dalam kehidupan manusia. Seluruh suatu sebagai tidak
terbatas akibat pertumbuhan teknologi digital serta internet
yang sudah pengaruhi aspek kehidupan baik di bidang seni,
bidang politik, bidang ekonomi, sampai bidang pembelajaran.
Maraknya perkembangan teknologi yang terjalin dikala ini
diisyarati dengan seringnya pemakaian teknologi dalam
kehidupan ataupun pendidikan.
Ada pula ikatan pembelajaran dengan revolusi industri
4.0 ialah pembelajaran wajib dituntut untuk menjajaki
perkembangan teknologi yang tengah tumbuh pesat dan tidak
kurang ingat pula wajib menggunakan teknologi data serta
komunikasi selaku sarana untuk memudahkan proses
pendidikan. Tidak hanya itu, diharapkan bisa mengganti pola
pikir pendidikan dari pendidikan berpusat pada guru jadi
pendidikan berpusat kepada peserta didik. Salah satu teknologi
pendidikan yang bisa digunakan merupakan pendidikan
berbasis dalam jaringan ataupun pendidikan berbasis android.
Guru bisa membagikan layanan pembelajaran tanpa wajib
berhadapan langsung dengan peserta didik, namun bisa lewat
dari bermacam sumber dengan media ruang maya dengan
memakai internet.6 Selain dengan penggunaan teknologi,

5
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2004), 44.
6
Ariseto Hadi Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam
Pendidikan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), 17.

2
beberapa macam model pembelajaran juga merupakan salah
satu strategi yang alternatif dari beberapa dalam strategi
pembelajaran yang akan disampaikan untuk menarik minat
peserta didik terhadap pembelajaran.
Pembelajaran daring ialah suatu pendidikan yang
menggunakan jalinan jaringan internet dengan fleksibilitas,
aksesbilitas, konektivitas, serta keahlian untuk menimbulkan
bermacam kategori interaksi pendidikan. Pada tataran
penerapannya pendidikan daring sangat membutuhkan
dorongan perangkat- perangkat mobile semacam smartphone
ataupun telepon android, laptop, pc, tablet, serta iphone yang
bisa digunakan untuk mengakses data kapan saja serta dimana
saja.7 Dalam pembelajaran daring ini guru mempraktikkan
pembelajaran yang dicoba secara online ataupun jarak jauh
yang membutuhkan akses internet. Pembelajaran daring ini
secara interaktif bisa menggunakan media- media menarik
yang bisa membangkitkan semangat peserta didik untuk belajar
meski dilakukan secara daring. Media yang bisa digunakan
dalam proses pembelajaran daring ialah semacam media visual
berbentuk gambar- gambar, animasi, video, suara, serta
internet. Kemudahan media ini bisa diperoleh guru serta
peserta didik dengan menggunakan media teknologi data.
Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyyah ialah salah satu
pelajaran yang berbasis pembelajaran agama Islam yang
menekuni tentang rukun iman yang berkaitan dengan
pengenalan serta penghayatan terhadap al asmaul husna, dan
penciptaan suasana keteladanan serta pembiasaan dalam
mengamalkan akhlak terpuji serta adab islami lewat pemberian
contoh sikap terpuji serta mengamalkannya dalam kehidupan
tiap hari.8 Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak
mempunyai kontribusi dalam membagikan motivasi kepada
peserta didik untuk mempraktikkan Akhlakul karimah serta
adab islami dalam kehidupan tiap hari. Oleh sebab itu, guru
dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan menggunakan

7
Meda Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan (Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020), 14.
8
“Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Islam dan Bahasa Arab”
(2013), 38.

3
Google classroom, yang mana dalam aplikasi tersebut bisa
memakai video dalam pembelajaran selaku pengganti
pembelajaran tatap muka di sekolah serta memakai video
selaku media yang lebih memahamkan peserta didik dalam
proses pembelajaran..
Pertumbuhan teknologi data serta komunikasi sudah
membagikan pengaruh besar terhadap dunia pendidik. Dengan
pertumbuhan teknologi data serta komunikasi ada 5
perpindahan pembelajaran ialah:( 1) dari pelatihan ke
penampilan.( 2) dari ruang kelas ke di mana saja serta kapan
saja,( 3) dari kertas ke online,( 4) sarana raga ke jaringan, serta(
5) dari waktu siklus ke waktu nyata9. Pemanfaatan media
teknologi dalam pendidikan daring yang dilakukan oleh
sekolah ataupun madrasah dikala ini masih belum optimal. Di
masa dikala ini Google classroom memanglah dijadikan
kebutuhan mendasar untuk guru dalam melakukan
pembelajaran daring. Pendidikan yang tadinya dilakukan secara
tatap muka, dikala ini guru wajib bisa menggunakan media
daring selaku media pendidikan jarak jauh. Pembelajaran yang
awal mulanya dilakukan dengan metode tatap muka, dikala ini
pula banyak dilakukan dengan memakai Google classroom.
Dalam pendidikan Akidah Akhlak memanglah butuh diadakan
aplikasi yang dicoba guru supaya peserta didik nantinya lebih
mengerti dengan modul yang diajarkan oleh guru..
Google classroom ialah salah satu sistem e- learning
layanan pembelajaran berbasis internet yang disediakan oleh
google. Guru bisa menggunakan service ini selaku media untuk
membagi serta mengumpulkan tugas secara paperless. Pemakai
service ini yakni seorang yang sudah mempunyai akun individu
di google. Langkah awal yang bisa dilakukan ialah guru
membuat akun pada google, sesudah itu guru bisa membagikan
kode kelasnya kepada peserta didik untuk masuk ke dalam
kelas daring secara mandiri maupun guru yang
mendaftarkannya. Guru bisa mengupload file ataupun dokumen
yang lain yang berbentuk modul pembelajaran untuk tiap
pertemuan cocok dengan agenda mengajar guru sendiri. Guru
bisa membuat forum dialog yang bersama ditangapi oleh forum
yang sudah terdaftar. Fitur lain ialah guru bisa mengirim

9
Sutopo, Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan, 17.

4
bermacam tugas yang bisa dikerjakan oleh peserta didik dengan
tenggang waktu yang didetetapkan guru..10
MI NU Banat Kudus sudah mempraktikkan Google
classroom selaku media dalam pendidikan daring dalam
seluruh mata pelajaran. Guru membagikan modul baik
berbentuk file ataupun video yang dikirim lewat Google
classroom. Setelah itu menguasai modul yang diberikan dengan
tutorial oleh guru serta peserta didik bisa menyakan modul
yang belum dimengerti kepada guru lewat Google classroom.
Guru bisa membuka dialog yang bertujuan supaya peserta didik
sanggup menghasilkan pendapatnya tiap- tiap yang dibimbing
oleh guru. Setelah itu guru bisa membagikan tugas kepada
peserta didik, kemudian peserta didik bisa memberikan tugas
buat dikerjakan peserta didik dengan batasan waktu yang sudah
didetetapkan oleh guru.11
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin
meneliti dengan topik Penerapan Penggunaan Google
classroom Dalam Proses Pembelajaran Daring Pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak di MI NU Banat Kudus Tahun
Pelajaran 2020/2021.

B. Fokus Penelitian
Salah satu pemikiran tentang indikasi yang terdapat di
dalam riset kualitatif merupakan indikasi dari obyek yang
bertabiat parsial serta tunggal. Melalui pemikiran kualitatif,
indikasi tersebut bertabiat merata serta tidak bisa dipisahkan,
sehingga periset kualitatif tidak menetapkan penelitiannya
bersumber pada variabel riset saja, namun seluruh suasana
sosial yang meliputi aspek tempat (place), pelakon (actor) serta
kegiatan (activity) yang berhubungan secara sinergis.12
Sebagian tatapan dari periset yang menjadikan aspek
tersebut merupakan:

10
Siti Qomariah dan Siti Lailiyah Nursobah, “Implementasi Pemanfaatan
Google classroom untuk pembelajaran di Era Revolusi 4.0,” SINDIMAS 1, no. 1
(2019): 227.
11
Hasil wawancara dengan Kepala MI NU Banat Kudus, Sabtu 24
Oktober 2020 jam 10.00.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2014), 285.

5
1. Tempat (place)
Target tempat dalam riset ini merupakan di kelas VB MI
NU Banat Kudus.
2. Pelaku (actor)
Pelaksana yang nantinya hendak diteliti merupakan kepala
sekolah, guru mata pelajaran Akidah Akhlak serta peserta
didik kelas VB MI NU Banat Kudus.
3. Aktivitas (activity)
Riset ini terfokus pada pelaksanaan penggunaan Google
classroom dalam pendidikan daring pada mata pelajaran
Akidah Akhlak.

C. Rumusan Masalah
Bersumber pada latar belakang di atas, sehingga periset
merumuskan permasalahan riset sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan pembelajaran Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VB MI NU Banat Kudus?
2. Bagaimana penerapan penggunaan Google classroom dalam
mata pelajaran Akidah Akhlak VB MI NU Banat Kudus?
3. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan penggunaan
Google classroom pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VB MI NU Banat Kudus?

D. Tujuan Penelitian
Bersumber pada rumusan permasalahan di atas, hingga
periset mempunyai tujuan untuk:
1. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran Akidah Akhlak
dalam pembelajaran daring pada mata pelajaran Akidah
Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus
2. Untuk mengetahui penerapan penggunaan Google
classroom dalam mata pelajaran Akidah Akhlak VB MI NU
Banat Kudus
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan
penggunaan Google classroom pada mata pelajaran Akidah
Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus

6
E. Manfaat Penelitian
Riset ini diharapkan bisa membagikan manfaat, baik
manfaat akademis yang bertabiat teoritis ataupun manfaat
secara instan.
1. Manfaat Akademik
Riset ini diharapkan sanggup membagikan arti secara
teoritis, yang mana bisa berguna selaku sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan, serta
bisa membagikan pemecahan dalam pelaksanaan
pendidikan daring melalui bermacam layanan pendidikan
daring eksklusifnya pada Google classroom.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Riset ini diharapkan sanggup selaku masukan yang
membangun untuk pihak lembaga MI NU Banat Kudus
dikala memakai pendidikan daring serta tingkatkan
kulitas untuk guru serta sekolah dan berikan pemecahan
alternatif dalam pelaksanaan pemakaian Google
classroom dalam pendidikan daring.
b. Bagi Guru
Riset ini diharapkan bisa selaku sumbangan
pemikiran selaku dalam pengembangan ilmu
pengetahuan, serta bisa membagikan pemecahan dalam
pelaksanaan pendidikan daring lewat bermacam layanan
pendidikan daring spesialnya pada Google classroom.
c. Bagi Peneliti
Riset ini diharapkan bisa menaikkan pengetahuan
periset untuk lebih aktif meningkatkan pendidikan
pembelajaran secara daring khusunya pada mata
pelajaran Akidah Akhlak, untuk selanjutkan bisa
dijadikan selaku acuan dalam bertabiat serta berperilaku.
d. Bagi Peserta didik
Riset ini diharapkan bisa membagikan uraian serta
meningkatkan prestasi dan kemampuan peserta didik
dalam belajar, spesialnya pada mata pelajaran Akidah
Akhlak.

F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah periset, hingga penyusunan riset
dalam riset ini dipisah jadi (5) bab serta tiap bab terdiri dari

7
sub- sub yang mengurai isi bab, yang mana antara bab satu (1)
hingga terakhir ialah penjelasan yang silih berkesinambungan,
ada pula sistematikanya merupakan selaku berikut::
BAB I Pendahuluan, dalam bab I ini periset
memaparkan tentang latar belakang masalah, perumusan
permasalahan, tujuan riset, manfaat riset serta sistematika
penyusunan yang dipakai dalam membuat laporan riset
tersebut.
BAB II Kerangka Teori, pada bab ini periset
memaparkan tentang kerangka teori pelaksanaan pemakaian
Google classroom dalam pembelajaran daring pada mata
pelajaran Akidah Akhlak di kelas VB MI NU Banat Kudus,
riset terdahulu yang isinya sama serupa yang periset jalani,
serta kerangka berfikir yang berbentuk inti dari riset.
BAB III Metode Penelitian, dalam bab ini memaparkan
tentang tata cara penelitian yang muat; jenis serta pendekatan
riset, setting riset, subyek riset, sumber data, metode
pengumpulan data, pengujian keabsahan data, serta metode
analisis data.
BAB IV Pembahasan, bab keempat ini berisi tentang
pelaksanaan Akidah Akhlak dalam pendidikan daring,
pelaksanaan Google classroom dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak, kekurangan serta kelebihan pelaksanaan Google
classrom dalam mata pelajaran Akidah Akhlak dan
dokumentasi untuk meyakinkan hasil riset di MI NU Banat
Kudus.
BAB V Penutup, bagian ini ialah bab paling akhir
ataupun penutup. Di bab ini memaparkan tentang kesimpulan
serta saran- saran sesudah melaksanakan riset dalam skripsi ini.

8
BAB II
KERANGKA TEORI

A. Teori-Teori Yang Terkait Dengan Judul


1. Pembelajaran Akidah Akhlak
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dimaksud selaku proses hasil dari
metakognisi, kognisi, serta memori yang memiliki
pengaruh terhadap penjelasan seorang. Pembelajaran
ialah suatu kejadian ataupun aktivitas yang di
informasikan secara terstruktur serta terencana yang
memantau orang belajar serta berhubungan dengan
sumber belajar serta kawasan melalui sebagian kategori
media yang bertujuan supaya apa yang hendak diajarkan
mudah tersampaikan.1
Menurut Undang- undang Republik Indonesia No
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional jika
pembelajaran ialah proses interaksi antara guru dengan
peserta didik serta sumber belajar yang berlangsung
didalam area belajar. Pembelajaran pada pokoknya ialah
tahapan- tahapan aktivitas antara guru serta peserta didik
dalam melakukan pembelajaran ialah rencana aktivitas
yang menjabarkan keahlian dasar serta teori pokok yang
secara rinci meliputi alokasi waktu, penunjuk pencapaian
hasil belajar, serta langkah- langkan aktivitas
pembelajaran untuk tiap modul pokok pada mata
pelajaran secara sistematis melalui sesi rancangan,
penerapan, serta penilaian.2 Dengan kata lain
pembelajaran ialah proses belajar mengajar yang diiringi
dengan komponen pendidikan yang menunjang serta bisa
bersumber pada pengalaman peserta didik sendiri yang
senantiasa membutuhkan guru supaya proses
pembelajaran bisa berjalan dengan mudah serta dapat
cocok dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

1
Chandra Ertikanto, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta:
Media Akademi, 2016), 1.
2
Maskun dan Valensy Rachmedita, Teori Belajar dan Pembelajaran
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018), 8.

9
serta supaya peserta didik bisa meraih kompetensi yang
diharapkan.
Seseorang ahli dari Amerika Serikat yang
bernama Benjamin S. Bloom dalam buku Maskun serta
Valensy Rachmedita mengatakan 3 ranah aspek yang
digunakan selaku ranah dasar dalam merumuskan tujuan
pembelajaran, ialah:
1) Ranah afektif. Afektif ini sangat terpaut dengan
perilaku, penghayatan, penghargaan serta emosional
terhadap nilai, norma, serta seluruh suatu yang tengah
dipelajari. Aspek yang meliputih dalam ranah afektif
ini ialah merespon, menerima, mengorganisasi,
memberi nilai, memberi kepribadian terhadap sesuatu
nilai.
2) Ranah kognitif. Dalam ranah kognitif ini biasa
dituturkan dengan ranah pengetahuan. Ranah ini
memiliki tujuan untuk melatih intelektual peserta
didik yang membuat peserta didik sanggup
menuntaskan tugas secara tepat.
3) Ranah psikomotorik. Ranah ini biasa dituturkan
dengan ranah kepiawaian yang memiliki kaitan erat
dengan keahlian dalam melaksanakan suatu kegiatan-
kegiatan kreatifitas yang memiliki watak raga dalam
bermacam mata pelajaran.3
Seperti dalam pembelajaran juga memiliki tujuan
akhir dalam prosesnya yang mana peserta didik
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
intelektualnya yang termasuk dalam ranah kognitif
sehingga intelektual peserta didik dapat meningkat,
kemudian dalam ranah afektif juga diharapkan peserta
didik memiliki tingkat emosional yang baik serta ranah
psikomotorik yang berkaitan keterampilan kemampuan
fisik dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu
pembelajaran bukanlah hal yang dilakukan oleh satu
orang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana
saja pada tempat yang berbeda, kolektif ataupun sosial. 4

3
Maskun dan Valensy Rachmedita, Teori Belajar dan Pembelajaran, 8.
4
Sugeng Widodo dan Dian Utami, Belajar dan Pembelajaran
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018), 1.

10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebuah
pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru
dan peserta didik dengan sumber belajar dan media
belajar yang sesuai agar mencapai tujuan dan hasil yang
telah ditetapkan.
b. Pengertian Akidah Akhlak
1) Akidah
Akidah secara universal merupakan suatu
keyakinan, kepercayaan, keimanan yang bertabiat
secara mendalam serta benar kamudian direalisasikan
dalam tingkah laku. Akidah dalam Islam memiliki
makna yakin seluruhnya kepada Allah, yang mana
Allah merupakan pemegang kekuasaan paling tinggi
serta pengatur segalanya yang terdapat di dunia ini.5
Akidah bisa diibaratkan selaku pondasi pada
bangunan. Sehingga akidah wajib disusun terlebih
dulu. Akidah juga wajib didirikan dengan kuat serta
kokoh supaya tidak gampang goyah yang hendak
menjadikan bangunan gampang roboh. Bangunan ini
yang diartikan merupakan Islam yang benar,
sempurna, serta merata. Akidah ini ialah misi yang
ditugaskan oleh Allah kepada seluruh rasulnya, dari
mulai awal sampai terakhir. Dengan demikian Akidah
ialah kepercayaan serta yakin kepada Allah, bahwa
Akidah wajib dibangun dengan baik supaya jadi
Islam yang sempurna.
2) Akhlak
(a) Pengertian Akhlak
Terdapat dua pendekatan dalam
mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan
terminologi (peristilahan) dan pendekatan
linguistik (kebahasaan). Kata Akhlak berasal
dari bahasa arab yaitu Khuluqun yang
maksudnya budi pekerti, tabiat, perangai,
ataupun tingkah laku. Kata tersebut memiliki
persamaan dengan kata Khalqun yang
mempunyai makna peristiwa, yang erat

5
Dedi Wahyudi, Pegantar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya
(Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017), 2.

11
kaitannya dengan Khaliq si pencipta, begitu pula
dengan Makhluqun yang maksudnya diciptakan.6
Profesor. Dokter. Ahmad Amin dalam
novel Zulkifli serta perbuatan kehendak yang
dibiasakan.7 Arti perbuatan serta kata kerutinan
ini mempunyai makna jika perbuatan ialah
ketentuan dari sebagian kemauan manusia
sesudah merasa ragu, sebaliknya kerutinan ialah
perbuatan yang dilakukan secara berulang- ulang
sehingga mudah hendak melaksanakannya..
(b) Macam-macam Akhlak
Beberapa macam akhlak yang sudah
menjadi kewajiban bagi makhluk kepada khaliq-
Nya,8 diantaranya:
(1) Akhlak kepada Allah
 Beribadah kepada Allah, ialah dengan
melakukan seluruh kewajibannya serta
menghindari seluruh yang dilarang
Allah. Seseorang muslim beribadah buat
menampilkan ketaatan serta
ketundukkannya terhadap perintah Allah.
 Berzikir kepada Allah, ialah dengan
mengingat Allah dalam bermacam
keadaan, baik diucapkan dengan mulut
ataupun dengan hati. Berzikir kepada
Allah bisa menghasilkan ketenangan
serta ketentraman hati.
 Berdo’a kepada Allah, ialah meminta
apa saja kepada Allah, sebab Allah ialah
tempat buat memohon serta meminta.
Do’a ialah inti dari ibadah, sebab ialah
pengakuan hendak keterbatasan serta
pelaksanaan Akhlak dalam kehidupan.
 Tawakkal kepada Allah, ialah pasrah diri
terhadap kehendak Allah atas apa yang

6
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf (Yogyakarta: Kalimedia,
2018), 3.
7
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf, 4.
8
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf, 7-10.

12
dilakukan dengan usaha manusiawi
terlebih dulu setelah itu menyerahkan
seluruh urusan kepada Allah..9
 Thawadu’ kepada Allah, ialah rendah
hati di hadapan Allah, mengakui bahwa
diri merasa hina di hadapan Allah, oleh
sebab itu janganlah merasa sombong,
serta pamrih dalam melakukan ibadah
kepada Allah.
Seseorang muslim wajib melindungi
akhlaknya terhadap Allah serta tidak
mengotori dengan perbuatan syirik supaya
dihadapan Allah senantiasa jadi makhluk
yang baik.
(2) Akhlak kepada diri sendiri
Ada pula kewajiban kita terhadap diri
sendiri dari segi akhlak, ialah:
 Sabar, ialah sikap seorang terhadap
dirinya sendiri selaku hasil dari
pengendalian nafsu serta penerimaan
terhadap apa yang menimpanya. Sabar
diungkapkan pada saat melakukan
perintah, menghindari larangan serta
senantiasa sabar dikala tengah ditimpa
bencana.
 Syukur, ialah perkataan, perilaku, serta
perbuatan terima kasih kepada Allah
serta pengakuan yang tulus atas nikmat
serta karunia Allah yang diberikan
kepada kita.10 yukur bisa diungkapkan
dalam wujud perkataan ataupun
perbuatan. Syukur ialah menyanjung
Allah dengan mengucapkan
Alhamdulillah, sebaliknya syukur dalam

9
Arifka, “Konsep Tawakal dalam Perspektif M. Quraush Shihab,” Jurnal
Penelitian, 2017, 14.
10
Akmal Masyhuri, “Konsep Syukur (Gratefulnes)(Kajian Empiris
Makna Syukur bagi Guru Pon-Pes Daarunnahdhah Thawalib Bangkinang
Seberang, Kampar, Riau),” Journal Al-Manar 7, no. 2 (2018): 7.

13
perbuatan dilakukan dengan memakai
serta menggunakan nikmat Allah dengan
cocok aturannya serta dengan sebaik
mungkin.
 Thawadu’, ialah rendah hati serta tidak
sombong. Perilaku ini melahirkan
ketenangan jiwa serta hati, menjauhkan
dari sifat- sifat iri serta dengki yang
menyiksa diri sendiri serta tidak
mengasyikkan orang lain.11
(3) Akhlak kepada keluarga
Akhlak dalam keluarga bisa
dibesarkan dalam wujud kasih sayang
antara anggota keluarga dalam wujud
komunikasi. Akhlak kepada ayah serta ibu
merupakan berbuat baik kepada keduanya
baik dalam perkataan ataupun perbuatan.
Berbuat baik kepada ayah serta ibu bisa
dibuktikan dalam wujud perbuatan yang
bisa membuatnya senang, antara lain:
mengatakan sopan dikala berdialog
dengannya, menaati perintah, meringankan
bebannya, dan mencintai serta menyayangi
orang tu.12
Komunikasi yang didorong oleh rasa
kasih sayang tulus hendak dialami oleh
seluruh anggota keluarga. Apabila kasih
sayang sudah mendasari komunikasi orang
tua dengan anak, sehingga hendak lahir
wibawa kepada orang tua. Oleh sebab itu,
kasih sayang wajib jadi bagian muatan
utama dalam komunikasi seluruh pihak
dalam keluarga. Dari komunikasi tersebut
sehingga hendak muncul bersama
keterkaitan batin, keterbukaan, keakraban,

11
Toni Mochtar, “Proses Pembentukan Sikap Tawadhu’ Anak di
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Adh Dhuha Sukoharjo,” Jurnal Penelitian
IAIN Surakarta, 2019, 24.
12
Zulkifli dan Jamaluddin, Akhlak Tasawuf, 15.

14
serta menghapus kesenjangan antara
mereka. Dengan komunikasi ini pula
dilakukan pendidikan dalam keluarga, ialah
menanamkan nilai moral kepada anak
selaku yang hendak mereka terima pada
masa berikutnya.
(4) Akhlak kepada sesama manusia
Berakhlak baik kepada sesama
manusia pada hakikatnya ialah bentuk dari
rasa kasih sayang serta hasil dari keimanan.
Diantara akhlak tersebut ialah:
 Husnuzon, ialah berprasangkan baik
kepada Allah serta orang lain yang
berasal dari hati dan menerima seluruh
ketetapan Allah.13
 Tasamuh ialah bertabiat menerima serta
damai terhadap kondisi yang dialami,
misalnya tasamuh dalam agama, artinya
antar agama wajib bersama menghormati
serta tidak bersama mengusik.14
 Ta’awun ialah saling tolong membantu,
gotong royong, bantu menolong sesama
makhluk Allah. Oleh sebab itu, orang
yang mempunyai perilaku Ta’ awun
bakal mempunyai jiwa sosial yang besar,
menjauhi permusuhan serta
mengutamakan persaudaraan. 15
(c) Faktor-faktor yang mempengaruhi Akhlak
Akhlak yang sempurna merupakan akhlak
yang muncul dari nilai- nilai Ilahiyyah dengan
pemahaman individu yang menuju kepada ilham
taqwa. Ditinjau dari segi Akhlak kejiwaan,

13
Nadilah Anwar, “Husnudzon dan Penerimaan Diri Pada Orang Dengan
HIV/AIDS,” Jurnal Penelitian Universitas Islam Indonesia, 2020.
14
Ade Jamarudin, “Membangun Tasamuh Keberagamaan Dalam
Perspektif Al-Qur’an,” TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama
8, no. 2 (2017): 171.
15
Nabilah Amalia Balad, “Prinsip Ta’awun dalam Konsep Wakaf dengan
Perjanjian Sewa Menyewa Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf,” Jurnal Hukum Magnum Opus 2, no. 1 (2019): 19.

15
seorang berperan serta berbuat atas dasar berikut
ini:16
(1) Insting, ialah seperangkat tabi’at yang
dibawa manusia semenjak lahir. Insting
selaku motivator penggerak yang mendesak
lahirnya tingkah laku, misalkan naluri
makan, naluri mempertahankan diri,
bahagia dengan lawan tipe, serta
pemahaman dalam ber- Tuhan.
(2) Adat kebiasaan, ialah perbuatan seorang
ataupun kelompok yang dilakukan secara
berulang- ulang. Misalnya berpakaian,
kerutinan dalam sesuatu kelompok, serta
sebagainya.
(3) Lingkungan. Lingkungan ini meliputi
lingkungan alam serta lingkungan
pergaulan. Lingkungan tersebut sangat
pengaruhi akhlak seorang, sebab aspek
tersebut memberi akibat yang sangat besar
serta nyata dalam kehidupan.
(4) Pendidikan. Dunia pendidikan sangat
berfungsi berarti pada jiwa peserta didik
dalam membentuk akhlak yang baik. Oleh
sebab itu, pendidik wajib bertabiat
profesional dalam proses pendidikan supaya
karakter peserta didik bisa terdidik sesuai
dengan tujuan pendidikan.
(5) Takdir. Takdir ialah ketentuan Allah yang
tentu terdapat untuk seluruh yang terdapat
di alam semesta.17 Misalnya seorang
ditakdirkan memiliki watak pelupa,
berwatak keras, halus, serta sebagainya.
Sehingga perihal tersebut pengaruhi akhlak
serta karakter seorang.

16
Bahrudin, Akhlak Tasawuf (Serang: IAIB Press, 2015), 45–47.
17
Arnesih, “Konsep Takdir dalam Al Qur’an (Studi Tafsir Tematik),”
Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-Hadis 4, no. 01 (2016): 118.

16
c. Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyyah ialah
salah satu pelajaran pendidikan agama Islam yang
pelajari tentang rukun iman yang berkaitan dengan
pengenalan serta penghayatan terhadap Al asmaul husna,
serta pula dan penciptaan sesuatu suasana keteladanan
serta pembiasaan dalam mengamalkan suatu akhlak
terpuji serta adab islami lewat pemberian contoh sikap
terpuji serta mengamalkannya dalam kehidupan tiap
hari.18 Secara substansial mata pelajaran Akidah Akhlak
mempunyai pengaruh dalam membagikan motivasi
kepada peserta didik untuk sanggup menyesuikan
Akhlakul karimah serta adab islami dalam kehidupan
tiap hari. Akhlakul karimah ini sangat berarti buat
dibiasakan semenjak dini oleh peserta didik dalam
kehidupan tiap hari paling utama dalam mengestimasi
akibat negatif di masa globalisasi dalam negeri ini.
Mata pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah
Ibtidaiyyah bertujuan untuk:
1) Menumbuhkembangkan Akidah lewat pemupukan,
pemberian, serta pengembangan pengetahuan,
pembiasaan, pengamalan, penghayatan, dan
pengalaman peserta didik tentang Akidah Islam
sehingga jadi manusia muslim yang beriman serta
bertakwa kepada Allah SWT.
2) Menjadikan manusia yang berakhlak mulia serta
menjauhi akhlak tercela dalam kehidupan tiap hari
baik dalam kehidupan orang ataupun kelompok
sosial.19
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Lingkup Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak berisi pelajaran
yang memusatkan peserta didik kepada pencapaian dasar
buat menguasai rukun iman dengan simpel dan
pengamalan serta pembiasaan akhlak islami secara

18
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Islam dan Bahasa Arab, 38.
19
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Islam dan Bahasa Arab, 38.

17
simpel pula, yang mana nanti hendak dijadikan sikap
dalam kehidupan tiap hari.20
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah Akhlak di
Madrasah Ibtidaiyyah ialah:
1) Aspek akidah (keimanan) meliputi:
a) Kalimat Thayyibah selaku modul pembiasaan,
meliputi Laa Ilaaha Illallaah, Basmalah,
Alhamdulillaah, Allahu Akbar, Ta’awudz, Masya
Allah, Assalamu’alaikum, Salawat, Tarji’, Laa
Haula Walaa Quwwata Illa Billah dan Istighfar.
b) Al Asma’ul Husna sebagai materi pembiasaan,
meliputi Al Ahad, Al Hamiid, Ar Rahman, Ar
Rahiim, As Sami, Ar Razzaq, Al Mughni, Asy
Syakuur, Al Quddus, Ash Shamad, Al Azhiim, Al
Kariim, Al Kabiir, Al Malik, Al Haadi, As Salaam,
Al Mu’min, Al Latiif, Al Baqi’, Al Bashiir, Al
Muhyi, Al Mumiit, Al Qawi,
Al Hakiim, Al Jabbar, Al Mushawwir, Al Qadiir,
Al Ghafuur, Al Afuqq, Ash Shabuur dan Al Haliim.
c) Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhan
lewat kalimat Thayyibah, Al Asma’ ul Husna serta
pengenalan terhadap salat 5 waktu selaku
menifestasi iman kepada Allah.
d) Menyakini rukun iman (iman kepada Allah,
Malaikat, Kitab, Rasul serta Hari Akhir dan Qada
serta Qodar).
2) Aspek Akhlak, meliputi:
a) Pembiasaan dalam ahlak karimah secara
berentetan dipaparkan pada tiap semester serta
tingkatan kelas, ialah dengan menyesuikan anak
didik secara teratur untuk mempunyai akhlak yang
baik sehingga sebagai kerutinan yang tidak mudah
ditinggalkan serta hendak terus terbawa hingga
hari tua.21

20
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Islam dan Bahasa Arab, 39.
21
Muzayinul Fikriyah, “Metode Pembiasaan Dalam Pembinaan Akhlakul
Karimah Peserta Didik,” Jurnal Penelitian IAIN Tukungagung, 2019, 19.

18
b) Menjauhi akhlak tercela secara berentetan
disajikan pada tiap semester serta tingkatan kelas,
ialah: hidup kotor, berdialog kotor, sombong,
malas, durhaka, bohong, dengki, iri, munafik,
kikir, pesimis, serakah, putus asa, marah, serta
murtad.
3) Aspek Adab Islami, meliputi:
a) Adab terhadap diri sendiri, ialah adab tidur,
mandi, berpakaian, meludah, buang air besar
ataupun kecil, minum, makan, bersin, bermain,
serta belajar.
b) Adab terhadap Allah, ialah: adab dikala beribadah,
adab dikala di masjid, serta adab dikala mengaji.
c) Adab kepasa sesama, ialah: kepada orang tua,
guru, kerabat, serta sahabat.
4) Aspek cerita teladan, meliputi: cerita Nabi Ibrahim,
Nabi Sulaiman, masa kecil Nabi Muhammad SAW,
masa anak muda Nabi Muhammad SAW, Nabi
Ismail, Kan’ an, Tsa’ labah, Masithah, Abu Lahab,
Qarun. Modul cerita teladan ini disajikan selaku
penguat terhadap isi modul, ialah akidah serta
akhlak.22
2. Konsep Google classroom
a. Pengertian Pembelajaran Daring
Pembelajaran dilakukan antara guru serta peserta
didik dalam melaksanakan interaksi proses belajar
mengajar. Pembelajaran ialah suatu keahlian dalam
mengatur secara operasional serta efektif terhadap
totalitas komponen yang berkaitan dengan pendidikan
sehingga menciptakan nilai tambah terhadap totalitas
komponen tersebut bagi norma ataupun standar yang
berlaku.23 Menurut Miftahul Huda, pengertian
pembelajaran ialah proses interaksi antara orang dengan
lingkungan sekitarnya, yang maksudnya proses- proses
psikologis tidak sangat banyak tersentuh disini.24
22
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun 2013
Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Islam dan Bahasa Arab, 41.
23
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 13.
24
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu
Metodis dan Paradigmatis (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), 6.

19
Interaksi ini dilakukan supaya pembelajaran yang
hendak dicoba nantinya dilakukan lebih gampang serta
terencana. Dalam suasana dikala ini pembelajaran tidak
kerap dilakukan dengan tatap muka, namun
pembelajaran dilakukan secara daring ataupun online,
oleh sebab itu guru belum seluruhnya mendampingi
peserta didik dalam proses pendidikan.
Pembelajaran daring ialah suatu pendidikan yang
mamnfaatkan jaringan internet dengan konektivitas,
fleksibilitas, aksesbilitas, serta keahlian buat
menimbulkan bermacam tipe interaksi pendidikan. Pada
tempat penerapannya pendidikan daring sangat
membutuhkan dorongan perangkat- perangkat mobile
semacam smartphone ataupun telepon android, laptop,
pc, tablet, serta iphone yang bisa digunakan buat
mengakses data kapan saja serta dimana saja.25 Dalam
pembelajaran daring ini guru mempraktikkan pendidikan
yang dilakukan secara online ataupun jarak jauh yang
membutuhkan akses internet.
b. Pengertian Google classroom
Google classroom ialah salah satu learning
management system (LMS) yang dibesarkan oleh Google
Corp semenjak tahun 2014. Walaupun Google clasrroom
ialah platform gratisan, aplikasi ini membagikan layanan
yang terbaik. Google classroom membagikan serta
memanjakan penggunan sebab terintegrasi dengan akun
Gmail, Google drive, Google Form, Google Slide,
Google doc, apalagi pula Google scholar.26 Sehingga
bermacam layanan yang disediakan oleh Google ini bisa
dimanfaatkan secara bertepatan guna memfasilitasi
dalam pembelajaran daring dikala ini. Google classroom
ini memudahakan pengajar dengan peserta didik dalam
proses pembelajaran jarak jauh.
Menurut Stefani dalam jurnalnya Google
classroom merupakan suatu serambi pembelajaran yang
diperuntukan kepada masing- masing daerah
pembelajaran yang bermanfaat untuk menolong

25
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 14.
26
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 78.

20
menciptakan pemecahan atas kesusahan yang dirasakan
dalam mengalami suasana yang tidak terduga dan dalam
membuat penugasan tanpa memanfaatkan kertas
(paperless).27 Dalam aplikasi ini mempermudah guru
serta peserta didik dalam melakukan proses
pembelajaran daring yang lebih mendalam. Perihal ini
disebabkan, guru bisa membagikan tugas, memberikan
tugas serta memperhitungkan tugas peserta didik tanpa
terikat batasan waktu pelajaran.
Jadi, yang diartikan dengan Google classroom
ialah pembelajaran yang dilakukan jarak jauh dengan
berbasis internet yang bisa dilaksanakan oleh guru
dengan peserta didik kapanpun serta dimana juga.
c. Menu Google classroom
Google classroom memiliki beberapa menu yang
dapat digunakan untuk akun guru, meliputi:
1) Forum (Stream)
Forum (stream) merupakan menu yang digunakan
untuk memberikan informasi tentang pembelajaran
yang disampaikan oleh guru kepada semua peserta
didik. Aktivitas dalam Forum ini memungkinkan
seluruh anggotanya mengikuti semua proses
pembelajaran dan dapat saling berdiskusi sesuai
materi yang telah disampaikan oleh guru. 28 Dalam
Forum ini peserta didik dan guru dapat menjadi satu
forum untuk melakukan pembelajaran, agar
pembelajaran lebih mudah serta terarah sesuai tujuan
pembelajaran yang ditentukan.
2) Tugas Kelas (Class work)
Tugas kelas (class work) ialah menu yang
digunakan untuk membagikan, mengumpulkan, serta
mengoreksi tugas, kuis, ataupun tes. Penugasan bisa

27
Fransiskus Ivan Gunawan dan Stefani Geima Sunarman,
“Pengembangan kelas virtual dengan Google classroom dalam keterampilan
pemecahan masalah (problem solving) topik vektor pada siswa SMK untuk
mendukung pembelajaran,” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika Etnomatnesia, 2018, 341–42.
28
Soraya Fatmawati, “Efektivitas forum diskusi pada e-learning berbasis
Moodle untuk meningkatkan partisipasi belajar,” Refleksi Edukatika: Jurnal
Ilmiah Kependidikan 9, no. 2 (2019): 212.

21
tersimpan serta bisa dinilai oleh guru pada rangkaian
aplikasi Google yang mengizinkan jalinan antara guru
dengan peserta didik. Guru bisa memilah file yang
setelah itu bisa diperlakukan template sehingga tiap
peserta didik bisa mengedit salinannya sendiri.
Peserta didik pula bisa memilah buat melampirkan
dokumen catatan dari Google drive mereka.29 Dalam
menu tugas kelas ini guru bisa mengenali siapa saja
yang mengumpulkan tugas tepat waktu serta
mengumpulkan tugas terlambat.
3) Anggota (People)
Anggota (people) merupakan menu yang
digunakan untuk memantau atau menambah peserta
didik. Dalam menu anggota ini, guru dapat
menambahkan peserta didik untuk bergabung. Atau
guru bisa menyebarkan kode kelas kepada peserta
didik, kemudian peserta didik dapat bergabung
dengan menggunakan kode kelas tersebut.
4) Nilai (Score)
Nilai (score) merupakan menu yang digunakan
untuk menilai dan melihat nilai dari masing-masing
tugas yang telah diserahkan oleh peserta didik. 30 Guru
memiliki pilihan untuk dapat memantau kemajuan
pemahaman setiap peserta didik, guru dapat memberi
komentar dan edit terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Setelah guru memberikan nilai dari hasil
yang telah dikerjakan peserta didik, peserta didik pun
bisa memberikan umpan balik mengenai nilai yang
telah diberikan guru tersebut supaya peserta didik
dapat memeriksa kembali tugas. Setelah guru
memberikan penilaian, tugas hanya dapat diedit oleh

29
Durahman, “Pemanfaatan Google classroom Sebagai Multimedia
Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat di Wilayah Kerja Kemenag
Kabupaten Cianjur,” Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan 12, no. 34
(2018): 217.
30
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 78.

22
guru dan kecuali jika guru mengembalikan hail tugas
kepada peserta didik.31

Gambar 2.1
Menu Google classroom
d. Fitur Penggunaan Google classroom
Google classroom mempunyai banyak kemudahan
dalam pembelajaran daring saat ini. Aplikasi ini sangat
membantu memudahkan lembaga pendidikan dalam
kegiatan proses pembelajaran tanpa pertemuan fisik.
Berikut beberapa fitur-fitur yang terdapat dalam Google
classroom:32
1) Memberikan Pengumuman
Sebelum guru memberikan pengumuman, guru
menyiapkan kelas dan mengundang peserta didik
untuk masuk ke grup kelas, kemudian guru dapat
memberikan dan menyebarkan pengumuman dengan
mudah pada Google classroom33. Pemberian ini dapat
diberikan dengan mudah melalui smartphone¸ tidak
harus menggunakan laptop maupun komputer.
2) Menyajikan Materi
Penyajian atau pemberian materi dalam Google
classroom sangat mudah dilakukan pada menu tugas
kelas (class work) lalu pilih unggah materi. Materi
yang akan disajikan dapat berupa file yang diunggah

31
Durahman, “Pemanfaatan Google classroom Sebagai Multimedia
Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat di Wilayah Kerja Kemenag
Kabupaten Cianjur,” 217.
32
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 79–80.
33
Muhammad Denny Wicaksono, “Pemanfaatan Google classroom
dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran Ips Kelas Viii,”
Inspirasi (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial) 17, no. 1 (2020): 236.

23
dari laptop atau smartphone, diambil dari Google,
Drive atau dari tautan sumber lainnya.
3) Melakukan Absensi
Absensi kehadiran dalam pembelajaran daring
pada Google classroom dapat dilakukan dengan
mudah melalui menu tugas kelas (class work). Selain
itu menggunakan absensi tidak hanya melalui Google
classroom saja, tetapi bisa melalui Google formulir,
menggunakan menu pertanyaan, atau menggunakan
aplikasi pihak ketiga di luar Google classroom
seperti, Zoho atau Sistem Informasi Akademik.
4) Memberikan Tugas
Pemberian tugas pada peserta didik dapat melalui
menu tugas kelas (class work) lalu pilih menu tugas.
Melalui tugas ini, para peserta didik nantinya akan
diminta untuk mengunggah dan mengirimkan tugas,
baik berupa file, dokumen, portofolio, foto, proyek,
atau tautan produk karya peserta didik. Guru dapat
dengan mudah membatasi waktu pengumpulan tugas
untuk melatih sikap kedisplinan peserta didik. Peserta
didik yang mengirimkan tugas terlambat akan mudah
terekam oleh Google classroom.
5) Membuat Kuis dan Ujian
Pemberian kuis dapat dilakukan dengan
menggunakan menu tugas kelas (class work) lalu
pilih menu tugas kuis. Manu tugas kuis ini digunakan
untuk membuat kuis yang berupa pertanyaan, baik
yang berbentu pilihan ganda, uraian singkat, uraian
paragraf, benar salah, atau menjodohkan. Ujian pada
Google classroom dapat dilakukan melalui tugas
kelas (class work) lalu pilih menu tugas. Tugas ini
seperti halnya dalam kuis, tugas dapat berupa
pertanyaan, baik yang berbentu pilihan ganda, uraian
singkat, uraian paragraf, benar salah, atau
menjodohkan.34
6) Memberikan Penilaian
Penilaian terhadap tugas yang telah diberikan
dapat dilakukan melalui tugas kelas. Jawaban tugas

34
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 79–80.

24
dari peserta didik dapat dengan mudah dilihat oleh
guru, lengkap dengan keterangan apakah dikirim
secara tepat waktu atau terlambat. Setelah melakukan
penilaian, guru dapat segera mengirimkan nilai
tersebut kepada peserta didik, lalu peserta didik dapat
memberikan umpan balik pada tugas yang telah
dinilai oleh guru. Penilaian ini yang langsung dapat
dilakukan dalam pemberian tugas atau ujian. 35
7) Melihat dan Mengunduh Rekapitulasi Nilai
Aplikasi ini mendukung guru dalam melakukan
administrasi nilai. Rekapitulasi nilai peserta didik
pada masing-masing tugas atau kuis tersaji dalam
menu nilai (score). Nilai tersebut juga dapat diunduh
dengan mudah dalam bentuk Excel. Sedangkan
apabila tugas dan ujian dilakukan menggunakan
Adcite, maka rekapitulasi nilai bisa dilihat dan
diunduh dari aplikasi Adcite.
Semua fitur berbais internet tersebut dapat
dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Guru dapat dengan mudah
untuk mempelajari penerapan dengan belajar secara
mandiri dengan melihat Google support pada layanan di
Google classroom.
e. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Sumber Belajar
dalam Pembelajaran Daring
Sumber belajar dengan memanfaatan sumber
belajar ini peserta didik dituntun harus lebih berhati-hati
dalam menggunakan serta memanfaatkan sumber belajar
dengan kondisi seperti sekarang ini. Pembelajaran daring
ini dapat memenuhi tujuan pendidikan dengan
memanfaatkan teknologi informasi dengan
menggunakan perangkat komputer, laptop, atau gadget
yang terhubung dengan akses internet. Beberapa
teknologi informasi yang dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran yaitu:36

35
Sri Gusty dkk., Belajar Mandiri Pembelajaran Daring di Tengah
Pandemi COVID-19 (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), 34.
36
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 17–18.

25
1) Zoom
Zoom merupakan media pembelajaran yang
memakai video. Zoom didirikan oleh Eric Yuan pada
tahun 2011. Aplikasi ini tidak cuma digunakan dalam
suatu proses pendidikan saja, namun bisa digunakan
dalam urusan perkantoran ataupun urusan yang lain.
Media ini gratis digunakan oleh siapapun dengan
batas waktu empat puluh menit serta tidak terdapat
batas waktu bila kita berbayar.37
2) Google classroom
Google classroom ialah aplikasi ruang kelas yang
sudah disediakan oleh Google, dalam aplikasi ini
guru lebih mudah memberikan modul ataupun tugas
yang sudah disusun pada Google classroom serta
guru juga bisa mengendalikan batasan waktu dari
pengumpulan tugas tersebut sehingga peserta didik
senantiasa diajarkan perilaku disiplin dalam
mengendalikan waktu.
3) Whatsapp
Whatsapp ialah aplikasi yang sudah terkenal
digolongan seluruh warga. Aplikasi ini ialah aplikasi
gratis yang mudah didapatkan serta digunakan oleh
seluruh orang dan sudah disediakan fitur enkripsi
yang membuat komunikasi jadi lebih nyaman.
Whatsapp merupakan aplikasi buat melaksanakan
obrolan baik dengan mengirim bacaan, foto, suara,
ataupun video. Aplikasi ini mempunyai fitur Gallery
untuk meningkatkan gambar, Contact untuk
menyisipkan kontak, Camera untuk mengambil foto,
Document untuk menyisipkan file berbentuk
dokumen.38

37
Danin Haqien dan Aqiilah Afiifadiyah Rahman, “Pemanfaatan Zoom
Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada Masa Pandemi Covid-19,” SAP
(Susunan Artikel Pendidikan) 5, no. 1 (2020): 52.
38
LIPI Rahartri, “Whatsapp Media Komunikasi Efektif Masa Kini Studi:
Kasus Pada Layanan Jasa Informasi Ilmiah di Kawasan Puspiptek,” VISI
PUSTAKA: Buletin Jaringan Informasi Antar Perpustakaan 21, no. 2 (2019):
148.

26
4) Youtube
Youtube ialah aplikasi buat mengunggah video
yang lagi terkenal di warga. Youtube sangat
menolong dalam proses pendidikan sebab bisa
menvisualisasikan metode serta modul pendidikan
yang baik berbentuk video yang bisa dengan mudah
ditonton serta dinikmati oleh peserta didik ataupun
segala orang di dunia..39
Pengunaan media teknologi berbentuk Whatsapp
serta Google classroom tersebut sangat baik serta
berguna dikala guru mengantarkan materi ataupun
penugasan. Zoom pula sangat berguna digunakan buat
mengantarkan modul secara virtual yang berbentuk
video.
Guru serta peserta didik bisa berhubungan dengan
baik dan terdapatnya reaksi dari guru ataupun peserta
didik, sehingga pembelajaran lebih mengasyikkan serta
modul pula bisa tersampaikan dengan baik kepada
peserta didik.
f. Kelebihan dan Kelemahan Google classroom
Menurut Meda Yuliana, dkk kelebihan dan
kelemahan Google classroom sebagai berikut40:
1) Kelebihan Google classroom
a) Tidak memerlukan server
b) Aplikasi gratis/tidak berbayar
c) Tampilan sederhana dan mudah digunakan
d) Terintegrasi langsung dengan berbagai layanan
Google
e) Kapasitas kelas cukup besar
f) Fleksibel, dapat dibuka menggunakan browser
atau aplikasi android
2) Kelemahan Google classroom
a) Fitur yang tersedia tidak sebanyak Moodle
b) Tidak mudah mengontrol peserta didik terhadap
tanggapan yang diberikan oleh guru

39
Fransiska Timoria Samosir, Dwi Nurina Pitasari, dan Purwakadan
Purwadi Eka Tjahjono, “Efektifitas Youtube sebagai Media Pembelajaran
Mahasiswa,” Record and Library Journal 4, no. 2 (2018): 83.
40
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 77.

27
c) Hasil pengerjaan tugas mudah dijiplak
d) Kecepatan jaringan menjadi kendala saat
menggunakan Google classroom
e) Tidak semua peserta didik dapat menggunakan
Google classroom karena keterbatasan biaya untuk
membeli gadget
f) Tidak mudah bagi pengguna pedesaan yang
kurang memahami teknologi.41
3. Penerapan Google classroom Pada Pembelajaran Akidah
Akhlak
a. Pengertian Penerapan Google classroom pada
Pembelajaran Akidah Akhlak
Pelaksanaan Google classroom pada pendidikan
Akidah Akhlak ialah sesuatu perbuatan dalam
mempraktikkan serta mempraktikkan pembelajaran jarak
jauh ataupun dituturkan pula pembelajaran daring dalam
pembelajaran Akidah Akhlak.
b. Contoh Penerapan Google classroom pada Pembelajaran
Akidah Akhlak Pelaksanaan Google
classroom dalam pembelajaran Akidah Akhlak bisa
dilihat pada dikala proses aktivitas belajar mengajar.
Dalam mempraktikkan Google classroom bisa
mencermati langkah- langkah berikut:
1) Buka web google setelah itu masuk dalam Google
classroom ataupun bisa mengunduh aplikasi Google
classroom dalam play store android.
2) Yakinkan telah mempunyai akun serta masuk. Setelah
itu seleksi apakah seseorang guru ataupun peserta
didik, setelah itu buat kelas bila seseorang guru
ataupun gabung ke kelas bila seseorang peserta didik.
3) Bila seseorang administrator Google Apps, hingga
bisa mendapatkan teknik mengenai mengaktifkan
ataupun mengnonaktifkan layanan di akses ke kelas.

41
Suhery Suhery, Trimardi Jaya Putra, dan Jasmalinda Jasmalinda,
“Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting dan Google classroom pada
Guru di Sdn 17 Mata Air Padang Selatan,” Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3
(2020): 130.

28
4) Guru bisa meningkatkan peserta didik secara
langsung ataupun guru bisa berbagi kode kepada
peserta didik buat bergabung ke kelasnya.
5) Guru bisa membagikan tugas secara mandiri ataupun
bisa melampirkan forum dialog lewat halaman dialog
setelah itu modul bisa ditaruh otomatis ke dalam
google drive.
6) Tidak hanya membagikan tugas, guru bisa
mengantarkan modul yang terpaut modul mata
pelajaran kepada peserta didik. Peserta didik bisa
bertanya kepada guru ataupun peserta didik bisa
bertanya kepada peserta didik lain terpaut dengan
modul yang sudah disampaikan oleh guru.
7) Peserta didik bisa memandang tugas yang hampir
berakhir batasan waktu pengumpulan tugas, serta bisa
mulai mengerjakan dengan sekali klik.
8) Guru bisa memperhitungkan siapa saja yang belum
mengerjakan tugas serta guru bisa membagikan
masukan serta nilai langsung di kelas.42
c. Hal-hal Yang Diperlukan dalam Menerapkan Google
classroom pada Pembelajaran Akidah Akhlak
Ada sebagian perihal yang wajib dicermati dalam
mempraktikkan Google classroom dalam pendidikan
Akidah Akhlak, ialah sebagai berikut:
1) Analisis kebutuhan yang berbentuk konsumsi Google
classroom ialah semacam kelayakan baik teknis
ataupun hemat serta sosial. Kala seluruhnya telah
terpenuhi, makan pendidikan dalam Google
classroom lebih baik buat digunakan.
2) Cerminan universal menimpa instruksional
pendidikan yang meliputi memastikan rencana
penerapan pembelajaran( RPP), isi pelajaran, modul
yang hendak di informasikan, bahan ajar.
3) Penilaian, ialah sesuatu pengujian modul yang sudah
di informasikan, setelah itu diberikan evaluasi yang
bertujuan buat mengenali sepanjang mana peserta
didik menguasai modul yang sudah di informasikan.

42
Zedha Hammi, “Implementasi Google classroom Pada Kelas XI IPA
MAN 2 Kudus,” Jurnal Penelitian Universitas Negeri Semarang, 2017, 28.

29
Tidak hanya perihal tersebut, ada 4 perihal yang
butuh dipersiapkan kala menggunakan internet dalam
pendidikan lewat Google classroom, antara lain:
a) Kurikulum disesuaikan dulu. Kurikulum yang
memiliki ciri berbentuk perilaku, pengetahuan, serta
keahlian wajib disesuaikan pada kebutuhan
pendidikan dikala ini.
b) Media yang cocok. Terdapatnya bermacam wujud
media untuk guru, maka guru wajib mempraktikkan
media yang cocok dalam pendidikan agar proses
pendidikan bisa berlangung mengasyikkan.
c) Penilaian pendidikan. Penilaian ialah pengukuran
untuk memastikan hingga berapa jauh suatu itu
bernilai. Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik
memiliki evaluasi terhadap hasil belajar dalam proses
pendidikan.43 Terlaksananya penilaian pembelajaran
tidak memerlukan banyak waktu ialah bisa
menggunakan teknologi, semacam memakai menu
tugas kelas pada Google classroom.
d) Modul pendidikan yang mencukupi. Seluruh modul
pendidikan baik berbentuk buku, jurnal, dan yang lain
yang berupa elektronik bisa tersimpan pada komputer
serta bisa mudah di akses oleh guru serta peserta
didik.44

B. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, penulis akan menjelaskan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul peneliti yang
pernah dilakukan antara lain:
Pertama, riset skripsi yang disusun oleh Anita Ningrum,
Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program
Riset Tadris Ilmu Pengetahuan Alam IAIN Salatiga dengan
judul Analisis Penerapan Pendidikan Google classroom
Masa Pandemic Covid- 19 Modul Tata Surya Pada Peserta

43
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012), 37.
44
Himyatul Muyasaroh, “Penerapan Google classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK
Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2019/2020,” Jurnal Penelitian IAIN
Purwokerto, 2020, 38–39.

30
didik Kelas VII MTs Negeri Salatiga Tahun Pelajaran
2019/ 2020. Hasil riset menampilkan jika aktivitas pendidikan
dengan memakai Google classroom bisa tingkatkan motivasi
serta uraian peserta didik sebab dalam pelaksanaan Google
classroom guru memakai media video, sehingga peserta didik
lebih gampang dalam menguasai modul yang diberikan guru.45
Keterkaitan dengan judul periset ialah bersama mangulas
mengenai pelaksanaan pemanfaatan Google classroom dalam
pendidikan daring. Sebaliknya perbedaannya ialah periset
tersebut mangulas penerapan pendidikan Google classroom
dalam mata pelajaran IPA di MTs, namun dalam judul periset
mangulas tentang pelaksanaan pemakaian Google classroom
dalam mata pelajaran Akidah Akhlak di MI.
Kedua, riset skripsi yang dilakukan oleh Himyatul
Muyasaroh, Mahasiswa Jurusan Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Riset Pendidikan Agama Islam IAIN Purwokerto
dengan judul Pelaksanaan Google classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring
Pemasaran (BDP) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2019/ 2020. Hasil
riset menampilkan jika aktivitas pendidikan dalam penerapkan
Google classroom yang dilaksanakan guru lewat metode
pemberian tugas. Dalam perihal ini guru membagikan suatu
tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan kemudian
dikumpulkan pada grup Google classroom saat sebelum
batasan akhir penugasan berakhir. Penilaian pendidikan yang
dilakukan dengan memakai 3 aspek, ialah aspek pengetahuan,
aspek perilaku, serta aspek keterampilan. Pada aspek
pengetahuan, guru membagikan evaluasi berbentuk Ulangan
Harian, Evaluasi Tengah Semester. Pada aspek perilaku
evaluasi diambil dari sholat 5 waktu, amaliyyah Ramadhan,
serta setoran hafalan Al Qur’ an juz 30. Untuk aspek
keterampilan guru mengambil nilai dari tugas yang diberikan
guru ialah berbentuk video.46 Keterkaitan dengan judul

45
Ani Ningrum, “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Google classroom
Era Pandemic Covid-19 Materi Tata Surya Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri
Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020,” Jurnal Skripsi IAIN Salatiga, 2020.
46
Muyasaroh, “Penerapan Google classroom Pada Pembelajaran PAI
Kelas XI Jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK Negeri 1 Purwokerto
Tahun Pelajaran 2019/2020.”

31
periset ialah bersama mangulas mengenai pelaksanaan
pemakaian Google classroom dalam pembelajaran daring.
Sebaliknya perbedannya ialah periset tersebut mangulas
penerapan pendidikan Google classroom dalam mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam( PAI) di Sekolah Menengah
Kejuruan(SMK), namun dalam judul periset mangulas tentang
pelaksanaan pemakaian Google classroom dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak di MI..
Ketiga, riset skripsi yang disusun oleh Yuda Darmawan,
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program
Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah
Surakarta dengan judul Pemanfaatan Google classroom
Dalam Upaya Tingkatkan Hasil Belajar Matematika Pada
Peserta didik Kelas X SMA Jurusan IPS. Hasil riset
menampilkan jika pemakaian aplikasi Google classroom bisa
tingkatkan hasil belajar peserta didik kelas X IPS 3 SMA Batik
2 Surakarta.47 Keterkaitan dengan judul periset ialah bersama
mangulas mengenai pemakaian Google classroom pada
pendidikan daring. Sebaliknya perbedaannya ialah periset
tersebut membahas penerapan pendidikan Google classroom
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA, namun
dalam judul periset mangulas tentang pelaksanaan pemakaian
Google classroom dalam mata pelajaran Akidah Akhlak di MI.
Keempat, riset skripsi yang dilakukan oleh Zedha
Hammi, Mahapeserta didik Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negara Semarang dengan judul Implementasi
Google classroom Pada Kelas XI IPA MAN 2 Kudus. Hasil
riset menampilkan jika proses implementasi Google classroom
dalam pendidikan telah terlaksana dengan baik serta mudah
dimengerti oleh peserta didik sebab tampilan yang sederhana
serta menarik.48 Keterkaitan dengan judul periset ialah bersama
mangulas mengenai pemakaian Google classroom pada proses
pendidikan. Sebaliknya perbedaannya ialah periset tersebut
mangulas penerapan pendidikan di kelas IPA MAN 2 Kudus,
namun dalam judul periset mangulas tentang pelaksanaan
47
Yuda Darmawan, “Penggunaan Google classroom Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas X SMA Jurusan IPS,”
Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019.
48
Hammi, “Implementasi Google classroom Pada Kelas XI IPA MAN 2
Kudus.”

32
pemakaian Google classroom dalam mata pelajaran Akidah
Akhlak di MI.
Kelima, riset skripsi yang disusun oleh Nanda Denilasari,
Mahapeserta didik Fakultas Ilmu Pendidikan Program Riset
Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan judul Pengaruh
Pemanfaatan Google classroom Terhadap Reaksi Peserta
didik Selaku Media Pembelajaran. Hasil riset menampilkan
jika proses implementasi Google classroom dalam pendidikan
jika ada hubungan yang bertambah serta positif antara
pemakaian Google classroom terhadap reaksi peserta didik
selaku media pembelajaran.49 Keterkaitan dengan judul periset
ialah mangulas mengenai Google classroom pada proses
pendidikan. Sebaliknya perbedaannya ialah periset tersebut
mangulas pengaruh penerapan pendidikan memakai Google
classroom, sebaliknya periset mangulas mengenai pelaksanaan
Google classroom dalam pendidikan daring di MI.

C. Kerangka Berfikir
Guru ataupun pendidik merupakan suatu profesi. Oleh
sebab itu penerapan tugas pendidik haruslah handal. Langkah
awal yang dicoba pendidik merupakan menetapkan tujuan
pendidikan yang hendak diajarkan nantinya. Proses pendidikan
dalam mengahadapi masa pandemi Covid-19 haruslah
direncanakan dengan tepat, supaya pendidikan bisa mudah
tersampaikan kepada peserta didik. Pemakaian suatu media
dalam pendidikan daring dikala ini haruslah diseleksi secara
pas guna kurangi kejenuhan dalam pendidikan daring dikala
ini. Salah satu triknya ialah dengan memakai aplikasi
pendidikan yang bisa meningkatkan motivasi dan penjelasan
peserta didik terhadap modul yang di informasikan oleh guru.
Peran pemakaian aplikasi dalam pendidikan daring
sangatlah berarti dalam proses interaksi edukatif, sebab media
dalam mengantarkan pendidikan daring tidak cuma satu
metode, akan tetapi ialah metode di dalam proses pendidikan
daring. Oleh sebab itu, keberhasilan dalam pendidikan

49
Nanda Denilasari, “Pengaruh Penggunaan Google classroom Terhadap
Respon Siswa Sebagai Media Pembelajaran,” Jurnal Penelitian Universitas
Muhammadiyah Jakarta, 2018.

33
sangatlah tergantung kepada metode pendidik mengantarkan
modul dikala pendidikan daring.
Pelaksanaan pemanfaatan Google classroom ini
digunakan untuk menekan peserta didik untuk tingkatkan
keahlian pemahamannya terhadap modul yang di informasikan
oleh guru. Dalam aplikasi tersebut bisa membagikan peserta
didik buat lebih aktif dalam mengantarkan inspirasi ataupun
pendapatnya, yang mana dalam pendidikan tatap muka masih
banyak peserta didik yang tidak berani buat mengantarkan
inspirasi ataupun pendapatnya. Pelaksanaan Google classroom
ini bisa memicu dialog peserta didik serta menemukan uraian
lebih mendalam tentang modul yang hendak di informasikan
kepada peserta didik, yang mana guru bisa memakai video
supaya peserta lebih mengerti menimpa modul apa yang di
informasikan oleh guru.

Pandemi Covid-19

Teori Pembelajaran Akidah Praktik


Akhlak

Pemanfaatan teknologi
dalam era revolusi 4.0

Pemanfaatan teknologi
dengan menerapkan
penggunaan Google
classroom
Gambar 2.2
Kerangka Berfikir Penelitian

34
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini ialah penelitian lapangan( field research)
yang seluruh data- data terkumpul diperoleh dari lapangan,
sehingga periset betul- betul terjun ke posisi lapangan.1 Tempat
penelitian tersebut ialah kelas VB MI NU Banat Kudus, dan
responden yang dituju merupakan guru mata pelajaran Akidah
Akhlak serta Kepala Madrasah.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ialah tata
cara penelitian yang digunakan untuk mempelajari sesuatu
obyek secara natural, dimana peneliti merupakan selaku
instrumen kunci, sebaliknya metode pengumpulan informasi
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis informasi
bertabiat induktif, serta hasil dari penelitian kualitatif ini lebih
menekankan arti daripada generalisasi.2 enelitian ini
membutuhkan informasi yang watak kenyataan serta valid
supaya bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Bersumber pada urain di atas, hingga tata cara penelitian
dengan pendekatan kualitatif deskriptif yang digunakan dalam
riset ini, biar mendapatkan informasi sebanyak- banyaknya
melalui mendeskripsikan persiapan guru saat sebelum
mengawali proses pendidikan dengan penerapkan pemakaian
Google classroom pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VB, mendeskripsikan bagaimana guru dalam mempraktikkan
proses pembelajaran Akidah Akhlak melalui Google
classroom, waktu terbentuknya proses pendidikan diamati
secara ilmiah, dan mendeskripsikan hasil pelaksanaan Google
classroom yang dilakukan oleh guru dalam wujud narasi
sesudah terkumpulnya informasi tersebut, hingga peneliti
hendak mengenali secara merata mengenai pelaksanaan
pemakaian Google classroom pada mata pelajaran Akidah
Akhlak di kelas VB di MI NU Banat Kudus.

1
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
174.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 15.

35
B. Setting Penelitian
Adapun lokasi penelitian dalam penerapan penggunaan
Google classroom pada mata pelajaran Akidah Akhlak yaitu di
MI NU Banat Kudus yang beralamatkan di Jalan HM. Subchan
ZE, Desa Purwosari, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus,
Kode Pos 59316, Propinsi Jawa Tengah, No. Telepon 085.
Status madrasah ini adalah madrasah swasta yang terakreditasi
A. Beberapa hal yang dipandang peneliti untuk menunjang
penelitian adalah:
1. Tempat Kegiatan
Kegiatan pembelajaran ini dilaksanakan dalam jaringan atau
pembelajaran online, dimana para peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dirumah masing-
masing dan guru berada di sekolah.
2. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan oleh peserta didik
kelas VB dengan pendampingan guru mata pelajaran
Akidah Akhlak.
3. Sarana Prasarana
Perlengkapan atau alat yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan ini telah tersedia seperti, alat komunikasi yang
berupa handphone, aplikasi Google classroom dan alat-alat
tulis.
Tidak hanya itu pula atas pertimbangan ketersediannya
sumber energi yang meliputi waktu serta jarak yang ditempuh.
Perihal itu hendak lebih memudahkan peneliti untuk
melaksanakan proses riset.

C. Subyek Penelitian
Sumber data ialah sumber utama informasi penelitian
mengenai variabel- variabel yang hendak diteliti. Ada 3 yang
jadi sumber informasi penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Kepala MI NU Banat Kudus, untuk memperoleh informasi
mengenai penerapan pembelajaran daring pada mata
pelajaran Akidah Akhlak serta kebijakan sekolah tentang
penggunaan Google classroom.
2. Guru Kelas VB MI NU Banat Kudus, untuk memperoleh
informasi mengenai penerapan Aqidah Aklah selama
pembelajaran daring.

36
3. Guru Akidah Akhlak, untuk memperoleh informasi
mengenai persiapan dan penerapan yang dilakukan ketika
akan menggunakan pembelajaran dengan sistem Google
classroom pada mata pelajaran Akidah Akhlak.

D. Sumber Data
Jenis data yang terdapat dalam penelitian kualitatif ini
meliputi dua hal, yakni data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Sumber Primer merupakan sumber data yang
langsung membagikan informasi kepada pengumpul data.3
Data primer pula ialah perkata serta sikap orang yang
diamati ataupun diwawancarai. Dalam perihal ini, periset
bisa mengambil data- data yang tentu dari kepala sekolah,
guru kelas VB, serta guru mata pelajaran Fikih menimpa
pelaksanaan pemakaian Google classroom dalam
pendidikan daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VB di MI NU Banat Kudus. Dalam mendapatkan informasi
ini, riset melaksanakan wawancara serta pengamatan
langsung di posisi riset.
2. Data Sekunder
Data sekunder ialah sumber yang secara tidak
langsung membagikan informasi kepada periset, misalnya
memperoleh informasi lewat observasi ataupun lewat
dokumen.4 Dalam perihal ini periset mengambil ataupun
memperoleh informasi dari hasil dokumentasi, observasi
serta dokumen formal mengenai sejarah madrasahnya, visi
misi serta lain sebagainya ialah tentang pelaksanaan
pemakaian Google classroom dalam pembelajaran daring
pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB di MI NU
Banat Kudus.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah utama
dalam riset, sebab memiliki tujuan dari riset ialah memperoleh
informasi riset.5

3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 308.
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 309.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 308.

37
Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan
adalah sebagai berikut:
1. Observasi (pengamatan)
Metode observasi ialah metode pengumpulan
informasi yang dilaksanakan lewat sesuatu objek target.
Pengamatan ialah dasar seluruh ilmu pengetahuan yang
memiliki guna bisa mengenali dunia nyata yang bisa
diperoleh lewat pengamatan.6 Sebab riset yang dicoba ialah
tipe penelitian kualitatif, hingga pengamatan yang dicoba
dalam proses riset merupakan pengamatan terus terang serta
pengamatan pastisipasi pasif.
a. Observasi Terus Terang
Observasi terus terang yang diartikan merupakan
periset melakukan pengumpulan data secara terus terang
kepada sumber data, jika periset tengah melakukan riset.7
Jadi, sumber data mengenali seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh periset dalam proses pelaksanaan
penggunaan Google classroom dalam pembelajaran
daring.
b. Observasi Partisipasif
Periset ikut serta dalam aktivitas yang diamati
ialah salah satu upaya yang digunakan di dalam
pengumpulan informasi. Observasi partisipasi pasif yang
diartikan merupakan periset tiba di tempat aktivitas
orang yang diamati, namun tidak turut ikut serta dalam
aktivitas tersebut.8 Pastisipasi pasif ini periset bisa
mengamati proses pembelajaran Akidah Akhlak dengan
pelaksanaan penggunaan Google classroom yang
dilakukan oleh guru serta peserta didik di MI NU Banat
Kudus.
2. Wawancara
Wawancara ialah pertemuan oleh dua orang untuk
bersama bertukar data lewat tanya jawab, sehingga bisa
dikenal arti dalam sesuatu topik tertentu.9 Metode ini
dilakukan lewat wawancara langsung kepada kepala

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 310.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 312.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 312.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 317.

38
sekolah, guru kelas VB, serta guru Akidah Akhlak, yang
bertujuan buat mendapatkan data serta informasi yang
terikat dengan pelaksanaan penggunaan Google classroom.
Adapun yang akan menjadi narasumber dalam
wawancara ini adalah:
a. Kepala Sekolah MI NU Banat Kudus untuk
mendapatkan informasi tentang kebijakan penggunaan
Google classroom dalam pembelajaran daring.
b. Guru kelas VB untuk mendapatkan informasi tentang
penerapan Akidah Akhlak dalam pembelajaran daring di
MI NU Banat Kudus.
c. Guru mata pelajaran Akidah Akhlak untuk mendapatkan
data tentang pelaksanaan Google classroom pada mata
pelajaran Akidah Akhlak.
3. Dokumen
Dokumen ialah catatan peristiwa yang sudah
terlewati. Dokumen bisa berupa foto, tulisan, ataupun karya
monumental dari seorang.10 Metode dokumentasi dalam
riset ini memiliki tujuan untuk menguatkan hasil riset dari
hasil wawancara serta observasi. Dokumen ini bisa
berbentuk data- data yang berhubungan dengan proses
pengajaran guru di kelas antara lain; rencana penerapan
pembelajaran( RPP), serta rekap nilai tugas pada mata
pelajaran Akidah Akhlak.

F. Pengujian Keabsahan Data


ji keabsahan data terhadap informasi hasil riset kualitatif
dilakukan dengan metode selaku berikut:
1. Triangulasi
Triangulasi dimaksud selaku pengecekan data dari
bermacam sumber dengan bermacam berbagai metode, dan
bermacam waktu.11 Triangulasi ini mempunyai dua berbagai
tipe ialah:
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas
informasi dilakukan dengan metode mengecek informasi

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 329..
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 372.

39
yang sudah didapatkan melalui sebagian sumber.12
Periset dalam mempraktikkan tringulasi sumber ini
melaksanakan wawancara kepada kepala sekolah MI NU
Banat Kudus, guru kelas VB, serta guru mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi metode untuk menguji kredibilitas
informasi yang dilakukan dengan metode mengecek
informasi kepada sumber yang sama dengan metode
yang berbeda.13 Dimana dalam trianguali teknik ini
meliputi observasi aktivitas pembelajaran Akidah
Akhlak secara daring, wawancara menimpa pelaksanaan
penggunaan Google classroom dalam pendidikan daring
serta dokumentasi yang berbentuk data- data yang
berhubungan dengan proses pengajaran guru di kelas.
c. Triangulasi Waktu
Waktu sangat pengaruhi kredibilitas data.14
Triangulasi waktu ini bisa dilakukan dengan metode
mengoreksi dengan wawancara, observasi ataupun
metode lain dalam jangka waktu yang berbeda. Bila hasil
uji menciptakan informasi yang berbeda, hingga wajib
dilakukan riset kesekian hingga ditemui kepastian
informasinya.
2. Peningkatan Ketekunan
Menaikkan kesungguhan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat serta berkepanjangan,
dengan melaksanakan metode tersebut sehingga, kepastian
informasi serta rangkaian kejadian bisa secara tentu nyata
serta berentetan.15 Selaku modal periset untuk tingkatkan
kesungguhan ialah melaksanakan metode dengan membaca
sebagian buku yang dijadikan referensi ataupun hasil dari
riset ataupun dokumentai, baik dari hasil riset terdahulu,
dokumen pembelajaran Akidah Akhlak serta selalu
melaksanakan kunjungan di MI NU Banat Kudus untuk
memperoleh hasil yang meksimal dalam riset ini.

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 373.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 373.
14
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 374.
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 370.

40
Data tersebut meliputi lembar pembelajaran daring
mata pelajaran Akidah Akhlak, hasil wawancara dengan
pihak yang ikut serta dalam pelaksanaan penggunaan
Google classroom dalam pendidikan daring, dan
dokumentasi supaya informasi tersebut betul- betul nyata.

G. Teknik Analisis Data


Informasi yang sudah sukses diperoleh serta diklasifikasi
wajib membutuhkan proses yang lebih lanjut yang berbentuk
analisis informasi. Analisis data merupakan suatu proses
mencari serta menyusun secara urut informasi yang sudah
diperolah dari hasil wawancara, catatan lapangan, serta
dokumentasi, yang dilakukan dengan metode
mengorganisasikan informasi ke dalam jenis, melaksanakan
sintesa menyusun pola ke dalam pola dan membuuat
kesimpulan yang mudah dimengerti diri sendiri ataupun orang
lain.
Analisis data dalam riset kualitatif ini dilakukaan secara
langsung serta sesudah berakhir pengumpulan informasi pada
waktu tertentu. Dikala wawancara, periset telah melaksanakan
analisis terhadap jawaban atas yang diwawancarai. Apabila
periset masih belum puas terhadap jawaban narasumber, hingga
periset hendak melanjutkan pertanyaan lagi. Menurut Miles
serta Huberman yang dilansir oleh Sugiyono, mengemukakan
jika aktivitas dalam analisis data kualitatif dilaksanakan secara
interaktif serta berlangsung secara selalu hingga tuntas
informasinya. 16 Ada pula analisisdatai, selaku berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilah hal- hal
pokok, fokus pada perihal berarti, dicari tema serta polanya
dan meninggalkan yang tidak butuh.17 Proses analisis
informasi ini diawali dengan menguasai lebih lanjut segala
informasi yang sudah didapat dari bermacam sumber ialah
pengamatan observasi, wawancara, dokumen formal,
dokumentasi individu, serta sebagainya. Informasi tersebut
kemudian dibaca, dipelajari serta ditelaah oleh periset.

16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 337.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantn itatif, Kualitatif, dan R&D, 338.

41
Sehabis penelaahan dicoba, hingga hingga ke reduksi
informasi. Dalam sesi ini peniliti memilah informasi dengan
metode memilah informasi yang menarik, berarti, serta
bermanfaat dan berkaitan dengan pelaksanaan pemakaian
Google classroom pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
Dimana nanti yang hendak didapatkan periset ialah aktivitas
pendidikan daring lewat Google classroom, dialog silih
ubah komentar, kasus dari peserta didik, serta penilaian
hasil dari uraian peserta didik.
2. Data Display (Penyajian Data)
Sehabis data direduksi, setelah itu informasi tersebut
di displaykan. Riset ini, penyajian informasi biasa dilakukan
dalam wujud phie card, tabel, pictogram, grafik serta
sejenisnya. Miles serta Huberman yang dilansir oleh
Sugiyono, mengemukakan kalau penyajian informasi yang
kerap digunakan dalam riset kualitatif merupakan bacaan
yang bersifat narasi.18 Melalui penyajian informasi ini
hingga informasi hendak mudah terorganisasi, tersusun
dalam pola ikatan yang sistematis, sehingga informasi
hendak mudah dimengerti.
3. Conclution Drawing/Verification (Verifikasi)
Kesimpulan dalam riset kualitatif ialah proses
penarikan keimpulan serta verifikasi. Kesimpulan dalam
riset ini bisa menanggapi rumusan permasalahan yang sudah
diresmikan. Namun pula bisa jadi tidak, bergantung apa
yang sudah diformulasikan semenjak dini, dengan didukung
oleh fakta yang valid serta tidak berubah- ubah yang
menghasilan kesimpulan secara credibel ataupun bisa jadi
kesimpulan dini yang memiliki watak sedangkan datau pula
dapat hadapi pergantian bila tidak dibuktikan dengan fakta
yang kokoh serta menunjang yang hendak tumbuh sehabis
riset di lapangan. 19 Kesimpulan ini dilaksanakan dengan
memilah perihal yang berarti yang tercantum pada
pelaksanaan penggunaan Google classroom dalam
pembelajaran daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak.
Tiga tahapan analisis tersebut harus saling berhubungan
satu sama lain, baik sebelum maupun setelah pelaksanaan

18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 341.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 345.

42
pengumpulan data selesai dilakukan. Kesimpulan yang ditarik
dapat ditinjau kembali dengan melihat kembali catatan-catatan
hasil penelitian lapangan, seperti hasil wawancara, hasil
observasi dan hasil dokumentasi mengenai penerapan
penggunaan Google classroom dalam pembelajaran daring
pada mata pelajaran Akidah Akhlak di MI NU Banat Kudus,
hal tersebut bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih cepat.

43
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Berdirinya, Letak Geografis dan Identitas MI NU
Banat Kudus
a. Sejarah Berdirinya MI NU Banat Kudus
Pada waktu itu warga di Kudus berbeda komentar,
antara lain ada kyai sepuh yang menghawatirkan apabila
kalangan perempuan telah pandai menulis hendak
memunculkan fitnah. Tidak hanya itu banyak Ulama
Kudus yang berikan izin untuk mendirikan Madrasah
eksklusif perempuan. Mas Dain Amin ialah salah satu
Ulama besar berumur muda dengan dibantu oleh kawan-
kawan pengurus senantiasa mendirikan Madrasah
eksklusif perempuan dengan nama Roudlatul Athfal/
Banat. Madrasah tersebut awal kali ditempatkan di
rumah bunda Haji Maimunah ialah bunda mertua kerabat
Ahdlori yang terletak di desa Janggalan Kudus.
Sebaliknya untuk guru perempuan mendatangkan dari
Ponorogo lulusan Pondok Modern Gontor, dari
Yogyakarta lulusan Walfajri, serta berasal dari
Jombang.1
ikala pendirian Madrasah tersebut keadaan
Pemerintahan Negeri hadapi transformasi ialah dari
Pemerintah Kolonial Belanda ubah Pemerintahan Jepang
yang setelah itu direbut kembali oleh Republik Indonesia
yang sukses merdeka. Oleh karena itu kemajuan
Madrasah Banat tidak begitu pesat, banyaknya peserta
didik ada 80 peserta didik yang dibagi atas kelas I, II, III.
Sesudah Mas Dain Amin wafat dunia rumah yang dihuni
oleh Madrasah tersebut dimohon kembali oleh
pemiliknya dengan penyebabnya rumah tersebut hendak
dijual, yang kesimpulannya Madrasah Banat dengan
seluruh peralatannya beserta pertanggung jawabannya
diserahkan kepada Ayah Rodli Suhari serta Bunda
Alfiyah yang tiap- tiap sebagai Pengurus serta Kepala
Guru Perempuan untuk dipelihara demi berlangsungnya

1
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021.

44
Madrasah Banat dengan penuh bijaksana serta tanggung
jawab.2
Setelah tuntas serah terima Madrasah Banat pada
tahun 1952 oleh Ayah Rodli Suhari dan Bunda Alfiyah,
Madrasah beserta peralatannya dipindah ke Kerjasan
untuk ditempatkan di gedung Madrasah Muawanatul
Muslimin. Pada waktu itu yang jadi Pimpinan Pengurus
Madrasah Muawanatul Muslimin merupakan Ayah Rodli
Suhari sehingga pindahnya Madrasah Banat ke gedung
Muawanatul Muslimin tanpa terdapat sedikit kesukaran.
Aktivitas belajar mengajar di Madrasah Muawanatul
Muslimin dilaksanakan siang hari, sehingga waktu pagi
gedung dalam kondisi kosong yang digunakan oleh
Madrasah Banat untuk belajar mengaja.3
Pada tahun 1952 jabatan Pimpinan Pengurus
Madrasah Banat diubah oleh bunda mertua Ayah Rodli
Suhari ialah Bunda Anifah sebagai Pimpinan Muslimat
NU cabang Kudus. Semenjak itu nama Raudlatul Athfal/
Banat berubah nama jadi Madrasah Banat NU Kudus.
Pada tahun 1957 Keluarga Mbah Kyai Kamal Damaran
menyerahkan sebidang tanah waqaf kepada Ayah Haji
Ali Shofi serta Ayah Haji Sajad di Jalan Kyai Asnawi
Desa Damaran Kudus yang hendak dibentuk Madrasah
Banat NU Kudus. Dikala itu pula dibentuklah panitia
pembangunan Madrasah Banat NU Kudus.4
Panitia pembangunan ini diketuai oleh Ayah Noor
Badri Syahid dengan dibantu oleh 10 orang anggota.
Untuk memesatkan pembangunan tanah tersebut dikelola
oleh 3 orang ialah Ayah Haji Sajad, Ayah Haji Ali Shofi,
Ayah Haji Hasan AE. Pada tahun 1958 Panitia
Pembangunan menyerahkan Madrasah Banat kepada 3
orang keluarga ialah Bunda Anifah, Ayah Rodli Suhari,
Bunda Alfiyah. Kesimpulannya kemajuan Madrasah
sangat pesat yang mempunyai Madrasah tingkatan anak-
anak, Ibtidaiyyah dan Tsanawiyyah. 5

2
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021.
3
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021
4
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021
5
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021

45
Kondisi peserta didik tiap tahun terus meningkat,
sehingga atas usaha Ayah Haji Sajad serta Ayah Haji Ali
Shofi Madrasah Banat menemukan pinjaman satu buah
gedung dari Bunda Munihah binti Haji Badri yang
terletak di sebelah Utara gedung Madrasah Banat. Tahun
1970 dibentuklah pengurus baru Madrasah Banat yang
diketuai oleh Ayah Noor Badri Syahid dengan lapisan
pengurus baru selaku berikut:
Ketua I : Bapak Noor Badri Syahid
Ketua II : Ibu Anifah
PenulisI : Bapak Ridwan
Penulis II : Bapak Rodli Suhari
Bendahara I : Bapak Haji Hasan AE
Bendahara II : Bapak Haji Mas’ud Irsyad
Pada tahun 1975 gedung pinjaman dari Bunda
Munihah binti Haji Badri wajib dibeli yang setelah itu
akan dibentuk jadi gedung yang layak untuk dijadikan
tempat pendidikan Banat. Sesudah gedung tersebut dibeli
dengan harga Rp. 1. 100. 000,-( satu juta seratus rupiah)
setelah itu pengurus membuat rapat untuk mendirikan
bangunan gedung yang diketuai langsung oleh Ayah
Noor Badri Syahid. Sesudah gedung berakhir dibentuk
dengan bayaran Rp. 4. 000. 000,-( 4 juta rupiah) tidak
lama setelah itu gedung telah penuh serta tidak bisa
menampung datangnya peserta didik baru. Oleh sebab
itu pada tahun 1980 Madrasah Banat menyewa gedung
yang berdinding bambu serta pula berlantai bambu
sepanjang 5 tahun yang bisa menampung peserta didik
sebanyak 5 lokal.6
Seluruh perihal yang sudah dilalui tidak butuh
berkecil hati, sebab wajib senantiasa bersyukur serta
tabah untuk selang waktu. Peluang untuk membangun
gedung yang layak serta pantas masih bisa dilaksanakan,
asalkan para pengurus berikhlas hati serta serius dalam
berjuang.7

6
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021
7
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021

46
b. Letak Geografis MI NU Banat Kudus
MI NU Banat Kudus terletak sekitar + 1,5 dari
Barat Alun-alun Kota Kudus. Lebih tepatnya terletak di
Jalan KH. Subchan ZE yang terletak 100 meter keselatan
dari traffic light perempatan Jember Kudus. Lokasi baru
MI NU Banat Kudus terletak di desa Janggalan
Kecamatan Kota Kudus bagian Barat. Sebelumnya MI
NU Banat Kudus terletak di desa Damaran yang
sekarang digunakan sebagai RA NU Banat Kudus.
Pindahnya lokasi MI NU Banat Kudus adalah untuk
memperluas bangunan Madrasah karena tiap tahun siswi
yang belajar terus bertambah. 8
c. Identitas MI NU Banat Kudus
MI NU Banat Kudus merupakan salah satu
lembaga pendidikan dibawah BPPMNU (SK No.PC.11-
07/362/SK/XII/2002). BPPMNU (Badan Pelaksana
Pendidikan Ma’arif Nahdlatu Ulama) ini berdasarkan
Pancasila berazaskan Islam dan berhaluan Ahlusunnah
Wal Jama’ah yang bertujuan untuk memajukan putri-
putrinya dalam bidang pendidikan agar menjadi warga
negara yang sopan, terampil dan dapat
bertanggungjawab bagi bangsa dan negara.
Lembaga Pendidikan yang dikelola oleh
BPPMNU Banat Kudus meliputi : Raudlatul Athfal (RA)
NU Banat, Madrasah Ibtidaiyyah (MI) NU Banat,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) NU Banat, Madrasah
Aliyah (MA) NU Banat, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) NU Banat, dan Akademi Komunitas NU Banat
yang disingkat dengan AKNUBA.
2. Visi, Misi dan Tujuan MI NU Banat Kudus
Dalam melaksanakan pembelajarannya MI NU Banat
Kudus mempunyai Visi, Misi, serta Tujuan yang sudah
diresmikan. MI NU Banat Kudus selaku lembaga
pembelajaran dasar yang memiliki karakteristik khas Islami
butuh memikirkan harapan peserta didik, orangtua peserta
didik, lembaga pengguna Madrasah serta warga. Berikut
Visi, Misi serta Tujuan MI NU Banat Kudus:

8
Dokumentasi MI NU Banat Kudus, 2021 dikutip pada 29 Maret 2021

47
a. Visi
Terwujudnya Madrasah putri selaku pusat
keunggulan yang sanggup mempersiapkan serta
meningkatkan Sumber Energi Manusia bermutu di
bidang Imtaq serta Iptek, serta berkarakter yang Islami
serta Sunni.
Indikator visi :
1) Taat menjalankan ibadah sesuai Ahlu Sunnah Wal
Jama’ah
2) Berakhlaqul karimah
3) Hafal surat An Nas sampai hingga surat Adh Dhuha
4) Fasih dalam membaca Al Qur’an
5) Mampu membaca Al Quran dengan tilawah serta
tartil
6) Unggul dalam lomba mata pelajaran
7) Hasil tes meningkat
8) Unggul pidato empat bahasa ( bahasa Jawa, Inggris,
Indonesia serta Arab)
9) Unggul ekstrakurikuler
10) Mampu membaca serta memimpin tahlil
11) Berkarakter ( religius, disiplin dan peduli
lingkungan)
b. Misi
1) Menyelenggarakan pembelajaran bernuansa Islami
serta Sunni dengan menghasilkan area yang agamis
di Madrasah
2) Melakukan aktivitas pendidikan yang efisien serta
bermutu dengan pendekatan PAKEM guna
mewujudkan peserta didik yang berkualitas
3) Menyelenggarakan aktivitas ekstrakurikuler yang
islami secara maksimal guna meningkatkan
kemampuan peserta didik cocok bakat serta atensi
yang dimiliki
4) Meningkatkan perilaku peduli kawasan, religius,
jujur serta disiplin
c. Tujuan Madrasah
MI NU Banat Kudus mempunyai tujuan untuk
membekali peserta didik supaya:
1) Sanggup menguasai ilmu agama serta umum

48
2) Sanggup mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dalam kehidupan sehari- hari
3) Mempunyai ilmu ketrampilan selaku bekal hidup di
masyarakat
4) Sanggup berbicara sosial dengan moral bahasa asing
instan (Bahasa Arab serta Bahasa Inggris)
5) Sanggup menguasai ilmu- ilmu yang diperlukan
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang
lebih besar
3. Struktur Organisasi MI NU Banat Kudus
Struktur organisasi dalam suatu lembaga mempunyai
kedudukan bernilai supaya bisa mempermudah lapisan tugas
yang jelas serta koordinasi sesuatu lembaga. Berikut lapisan
organisasi di MI NU Banat Kudus:
Tabel 4.1
Susunan Organasi MI NU Banat Kudus

No. Nama Jabatan


1 Khamim, S.Pd.I., M.Pd Kepala Madrasah
2 Fauchatul Y.F.S.Ag,M.Pd.I Waka Kurikulum
3 Faukhil Wardati, S.Pd.I Waka Sarpras
4 Elok Noor F., S.Pd.I, M.Pd.I Waka Kepesertadidikan
5 Nailir Rosyidah, S.Pd Waka Humas
Fiqhiyah Ustadziyah
6. Tata Usaha
A.,S.Kom
7. Fera Nazilatur R., S.Pd.I Tata Usaha
8. Noor Rohmah Bendahara
9. Hanik Khikmawati, A.Md Bendahara

4. Keadaan Guru, Pegawai, Peserta didik dan Sarana Prasarana


Madrasah
a. Keadaan Guru MI NU Banat Kudus
Kondisi guru MI NU Banat Kudus mempunyai
kualifikasi yang baik, sebab rata- rata guru lulusan
sarjana apalagi hingga lulusan S2. Berikut tabel
kualifikasi guru MI NU Banat Kudus:

49
Tabel 4.2
Data Guru MI NU Banat Kudus Tahun 2020/2021
No. Nama Jabatan
1 Khamim, S.Pd.I., M.Pd Kepala Madrasah
2 Fauchatul Y.F.S.Ag,M.Pd.I Waka Kurikulum & Guru
3 Faukhil Wardati, S.Pd.I Waka Sarpras & Guru
Elok Noor Farida, S.Pd.I, Waka Kepeserta didikan
4
M.Pd.I & Guru
5 Nailir Rosyidah, S.Pd Waka Humas & Guru
6 Hj. Uswah, S.Pd.I Guru
7 Hj. Noor Fauziyati, S.Pd.I Guru
8 Mahmudatun, S.Ag Guru
9 Evi Chusnut Tahari, S.Pd.I Guru
10 Dra. Hj. Zuriyah Guru
11 Sri Mulyani, S.Pd Guru
12 Hj. Evi S.H, S.Pd, M.Pd Guru
13 Noor Asyiq Rohman, S.Pd.I Guru
14 Nilla Tijanil Jannah, S.Pd.I Guru
15 Hj. Nujumun Ni’mah, S.Ag Guru
16 Khoerun Nisa’, S.Pd.I, S.Pd Guru
17 Nina Nailufar, M.Pd Guru
18 Noor Any R., S.Pd, M.Pd Guru
19 Shofiyatul Labibah, S.Pd Guru
20 Munfaridah, S.Pd.I Guru
21 Munal Hani’ah, S.Pd.I Guru
22 Wardatun Nida, S.Pd.I Guru
23 Afdholun N., S.Pd.I, M.Pd Guru
24 Yayuk Puji Rahayu, SE Guru
25 Dewi Umi Hanik, S.Pd Guru
26 Nurul Ida Rochmana, S.Pd Guru
27 Khoirinnidha, S.Pd Guru
28 Ainus Sa’diyah, S.Hum Guru
29 Nisfah Mursidah, S.Pd Guru
30 Muhimmatul Husna, S.Pd Guru
31 Noor Kholifah Sa’idah, S.Pd Guru
32 Dewi Rohil Ikhlima Y., S.Pd Guru
33 Nur Khamidah, S.Pd Guru
34 Nur Ishmah Maulida, S.H Guru
35 Nusrotuz Zulfa, SE Guru
36 Noor Rohmah Bendahara
37 Fiqhiyah U.A.,S.Kom Tata Usaha

50
No. Nama Jabatan
38 Fera Nazilatur R., S.Pd.I Tata Usaha
39 Hanik Khikmawati, A.Md Perpustakaan
40 Sudariyanto Cleaning Service
41 M. Choiruddin Penjaga Malam
41 Mahmudi Cleaning Service
43 Heri Hermawan Satpam

b. Keadaan Pegawai MI NU Banat Kudus


Kondisi pegawai di MI NU Banat Kudus pula
cukup bagus untuk melayani administrasi Madrasah.
Informasi kepegawaian MI NU Banat Kudus meliputi
Staff Tata Usaha, bagian perpustakaan, cleaning service,
penjaga malam, serta satpam. Berikut informasi pegawai
MI NU Banat Kudus:
Tabel 4.3
Data Pegawai MI NU Banat Kudus
No. Nama Jabatan
1. Fiqhiyah U. A.,S.Kom Tata Usaha
2. Fera Nazilatur R., S.Pd.I Tata Usaha
3. Hanik Khikmawati, A.Md Bag. Perpustakaan
4. Sudariyanto Cleaning Service
5. Mahmudi Cleaning Service
6. M. Choiruddin Penjaga Malam
7. Heri Hermawan Satpam

c. Keadaan Peserta didik MI NU Banat Kudus


Jumlah Peserta didik MI NU Banat adalah 632
peserta didik dengan ruangan kelas sebanyak 21. Dalam
tiap kelas terdapat 3 atau 4 rombel belajar. Berikut data
peserta didik MI NU Banat Kudus:

51
Tabel 4.4
Data Peserta didik MI NU Banat Kudus

Kelas A B C D Jumlah

I 28 28 28 28 112
II 28 28 28 28 112
III 28 28 27 28 111
IV 29 37 36 102
V 33 37 38 108
VI 31 29 27 87
Jumlah seluruh peserta didik 632

d. Keadaan Sarana dan Prasarana MI NU Banat Kudus


MI NU Banat Kudus mempunyai fasilitas serta
prasarana untuk mendukung keberhasilan pendidikan.
Salah satu faktornya merupakan tercukupinya fasilitas
serta prasarana yang layak serta mencukupi, dengan
harapan bisa berperan selaku penunjang untuk
tercapainya tujuan pendidikan yang direncanakan.
Berikut informasi fasilitas serta prasarana:
Tabel 4.5
Data Sarana dan Prasarana MI NU Banat Kudus

No. Jenis Ruangan Luas Kondisi Bangunan


(m²) Baik
1. Ruang Kelas 56x14 √
2. Ruang Perpustakaan 56 √
3. Ruang Serbaguna 56 √
4. KM/WC Guru 4 √
5. Ruang Kepsek 12 √
6. Ruang Guru 56 √

52
7. Ruang TU 44 √
8. Gudang 28 √
9. KM/WC Murid 4x12 √
10. Ruang BK 28 √
11. Ruang UKS 28 √
12. Toko/Kantin 56 √
13. Ruang Ibadah 56 √
14. Ruang Penjaga 4 √

B. Deskripsi Data Penelitian


1. Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas VB MI NU Banat Kudus
Untuk mengenali pelaksanaan pendidikan Akidah
Akhlak dalam pendidikan daring kelas VB MI NU Banat
Kudus, periset melaksanakan wawancara kepada bunda
Fauchatul Yumna Fitriana sebagai guru mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus. Beliau
menarangkan dalam proses pendidikan daring Akidah
Akhlak dilaksanakan lewat 3 tahapan, ialah: membuat
perencanaan pelaksanaan pembelajaran( RPP), penerapan
pendidikan serta penilaian pendidikan.9 Dari ketiga tahapan
tersebut berikut hasil wawancara dengan ibu Fauchatul
Yumna Fitriana.
a. Perencanaan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
Perencanaan Pendidikan ialah salah satu kesiapan
dalam mengawali sesuatu pendidikan. Menurut Ibu
Fauchatul Yumna“ RPP Akidah Akhlak dalam
pendidikan daring ialah RPP sedangkan yang digunakan
buat konsep pendidikan yang hendak dilaksanakan
dalam pendidikan daring. RPP dijadikan acuan oleh
seluruh guru dalam proses pendidikan daring. supaya
guru dalam mengajar tidak keluar dari koridor, sebab

9
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

53
telah mempunyai acuan dalam pendidikan daring
ataupun proses urutan dengan memakai RPP. Jadi, RPP
itu mempermudah guru dalam proses belajar mengajar,
guru telah merancang ke arah mana peserta didik hendak
di membawa, titik poin apa yang hendak guru bagikan
hari ini serta sasaran apa yang wajib didapat oleh peserta
didiknya”.10 Tidak hanya itu pula Ibu Faukhil Wardati
sebagai guru kelas VB MI NU Banat berkata jika“
Madrasah siap tidak siap wajib siap dalam melakukan
pendidikan daring ini guru wajib senantiasa membuat
RPP, tetapi RPP cocok dengan RPP pandemi. Sebab
RPP dijadikan acuan buat melakukan suatu
pendidikan.”11 Perencanaan pendidikan pula ialah salah
satu kesiapan sekolah dalam mengalami pendidikan
daring, perihal ini pula dikuatkan dengan wawancara
periset dengan kepala MI NU Banat Kudus ialah Bapak
Khamim jika“ RPP dijadikan oleh pedoman seluruh guru
sebab di kelas VB telah memakai kurikulum 2013, dari
kurikulum tersebut dijabarkan di dalam silabus serta
silabus dijabarkan dalam RPP. Selaku madrasah yang
telah dibekali dengan Agama Islam yang kokoh, hingga
dari itu sepanjang masa pandemi ini dalam membuat
RPP tiap mata pendidikan wajib berhubungan
pendidikan dalam jaringan ataupun pendidikan daring.
Sebab di MI NU Banat ini tidak mempraktikkan
pendidikan secara tatap muka sepanjang masa pandemi
ini. Dalam pendidikan daring ini MI NU Banat Kudus
menggunakan sebagian media sosial untuk mendukung
pendidikan daring, semacam Youtube, Zoom, Google
Form, serta Google classroom.12
RPP yang merupakan Rencana Pelaksana
Pembelajaran di MI NU Banat ini menggunakan RPP
daring. Seperti halnya yang sampaikan oleh Bapak
Khamim selaku Kepala MI NU Banat bahwa “RPP

10
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
11
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip.
12
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.

54
daring merupakan Rencana Pelaksana Pembelajaran
yang dilakukan secara daring, guru tetap harus membuat
Rencana Pelaksana Pembelajaran berbasis Daring
sebagai proses belajar mengajar yang dilakukan jarak
jauh atau secara daring dengan peserta didik mengikut
pembelajaran dirumah. Yang membedakan RPP daring
dan RPP biasa yaitu penerapan pembelajaran, metode,
serta media yang digunakan. Metode pembelajaran yang
digunakan yaitu dengan metode daring serta media yang
digunakan yaitu Google classroom dan Youtube.”
Ibu Faukhil Wardati selaku guru kelas VB
menyampaikan pula terkait RPP daring bahwa “RPP
yang dimaksud yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran
yang digunakan untuk merencanakan proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Tetapi RPP ini
digunakan berbasic daring dengan beberapa perbedaan
didalamnya. Yang membedakan yaitu di metode, media,
dan langkah-langkah pembelajaran. Di langkah
pembelajaran yang biasanya guru dapat melihat kondisi
peserta didik secara langsung, tetapi dalam pembelajaran
daring ini guru tidak bisa melihat kondisi peserta didik
secara langsung. Kemudian metode yang digunakan
yaitu media yang digunakan yaitu Youtube dan Google
classroom.”13
Selain itu guru mata pelajaran Akidah Akhlak
kelas VB juga menyampaikan “RPP daring merupakan
rencana pembelajaran daring yang dimaksud sebagai
rencana awal dalam proses pembelajaran yang nantinya
guru saat pembelajaran dapat menerapkan sesuai yang
telah direncakan. RPP ini dijadikan acuan dalam
menerapkan proses pembelajaran. Perbedaanya yaitu di
media, metode, dan langkah pembelajaran. Media yang
digunakan saat pembelajaran daring ini adalam media
Handphone atau Laptop, metode yang digunakan yaitu
metode daring dengan memanfaatkan Google classroom
dan Youtube. Dalam langkah-langkah pembelajaranpun
agak sedikit berbeda yaitu guru menjelaskan materi

13
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip.

55
melalui video yang nanti akan dilihat oleh peserta
didik.”14
Jadi penerapan Akidah Akhlak kelas VB MI NU
Banat Kudus selama masa pendemi ini dilaksanakan
secara daring dengan memanfaatkan beberapa media
sosial. Tidak hanya mata pelajaran Akidah Akhlak saja,
tetapi semua mata pelajaran di MI NU Banat Kudus
memanfaatkan media sosial selama masa pandemi.
Dalam pembelajaran daring ini, guru juga harus
membuat RPP sementara yaitu RPP pembelajaran
selama masa pandemi, untuk memudahkan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
Uraian di atas pula dikuatkan dengan dokumentasi
RPP yang terbuat oleh guru Akidah Akhlak kelas VB
ialah Ibu Fauchatul Yumna serta pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran( RPP) bersumber pada isi
silabus.15 Guru Akidah Akhlak menyusun Rencana
Penerapan Pembelajaran buat tiap kali pertemuan, jadi
tiap pendidikan Akidah Akhlak guru menyusun RPP
tersebut terlebih dulu supaya dalam proses pendidikan
guru mempraktikkan proses pendidikan cocok dengan
RPP yang dibuat.
Dalam membuat RPP memang harus ada
persiapan agar RPP dapat sesuai dijadikan acuan dalam
pembelajaran. Menurut Bapak Khamim kesiapan dalam
membuat RPP yaitu “dengan mengetahui kondisi peserta
didik dulu dengan cara menanyakan kepada orang tua.
Setelah mengetahui kondisi peserta didik, guru dapat
menetapkan model pembelajaran yang seperti apa yang
cocok digunakan.”16 Selain itu Ibu Faukhil sebagai guru
kelas VB juga mengatakan bahwa “Persiapan saat
membuat rencana pembelajaran ini yaitu dengan melihat
materi yang akan disampaikan, kemudian menentukan

14
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
15
Observasi pelaksanaan pembelajaran di Madrasah, pada 24 Februari
2021.
16
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip

56
metode dalam penyampaian materi yang cocok agar
peserta didik mudah dalam memahami materi yang
disampaikan.”17 Ibu Fauchatul Yumna juga
menambahkan bahwa “Persiapannya yaitu dengan
menentukan metode yang cocok digunakan dalam
menyampaikan materi agar mudah dipahami oleh peserta
didik. Dan guru membuat materi yang disajikan dalam
bentuk video yang nanti akan dibagikan kepada peserta
didik.”18
Jadi dalam persiapan membuat RPP harus mengetahui
kondisi peserta didik, kemudian guru baru menentukan
metode apa yang cocok digunakan saat menyampaikan
meteri secara daring ini.
Kemudian isi dari RPP pun sama seperti RPP
biasa. Bapak Khamim selaku Kepala MI NU Banat
mengatakan bahwa “Dalam isi RPP yang dipersiapkan
yaitu memilih model pembelajaran yang cocok agar
suasana kelas dapat hidup seperti halnya pembelajaran
tatap muka. Disini guru dapat menggunakan video
pembelajaran yang di upload di Youtube.”19 Guru kelas
VB Ibu Faukhil Wardati juga mengatakan bahwa “ Isi
dalam RPP yang dipersiapkan yaitu tujuan dari
pembelajaran, indikator pencapaian peserta didik yang
dimaksud yaitu setelah guru menyampaikan materi guru
dapat mengetahui sejauh mana pencapapaian
pemahaman peserta didik.”20 Dan penjelasan isi RPP dari
Ibu Fauchatul Yumna bahwa “Isi RPP yang harus
dipersiapkan yaitu menetapkan indikator yang harus
dicapai peserta didik dalam proses pembelajaran, muatan
karakter yang harus diterapkan peserta didik,
menetapkan tujuan pembelajaran, menetapkan metode
pembelajaran yang sesuai, menetapkan sumber belajar,

17
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip.
18
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
19
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip
20
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip.

57
kemudian membuat langkah pembelajaran daring dan
yang terakhir yaitu evaluasi yang berupa guru
memberikan tugas kepada peserta didik.”21
Isi dari RPP pembelajaran daring selama masa
pandemi ini meliputi: identitas mata pelajaran,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, sumber belajar, alokasi waktu, materi ajar,
metode pembelajaran, media pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu Fauchatul
Yumna beliau menyampaikan bahwa “Mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VB di MI NU Banat Kudus
dilakukan pada setiap hari Rabu pada pukul 07.30 WIB
sampai 08.40 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran x 35
menit”.22 Jadi pada mata pelajaran Akidah Akhlak
terdapat 1 kali pertemuan selama satu minggu. Dalam
penelitian ini peneliti mengambil materi Akhlak Terpuji
yang dilaksanakan selama 2x pertemuan dalam 2
minggu.
Konten yang digunakan dalam proses
pembelajaran daring ini menurut Ibu Fauchatul Yumna
yaitu “berupa video pembelajaran yang nantinya akan
dibagikan melalui Youtube, karena usia anak-anak
senang jika menonton video.”23 Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran
mata pelajaran Akidah Akhlak dilakukan secara daring
yaitu dengan memanfaatkan Google classroom sebagai
media belajar dan sebelum guru memulai pembelajaran
daring, RPP harus sudah disiapkan oleh guru Akidah
Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus dengan
mengaitkan pembelajaran daring. Dalam pembelajaran
daring melalui video dan Google classroom ini
diharapkan peserta didik tambah lebih semangat dan
dapat menarik perhatian peserta didik, karena usia

21
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
22
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
23
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

58
peserta didik merupakan usia yang senang dalam hal
teknologi.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran harus terjadi
kesesuaian antara perencanaan pembelajaran dengan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Akidah
Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus, peneliti
melakukan obervasi di lapangan. 24
Menurut Ibu Faukhil Wardati bahwa “Pelaksanaan
semua pelajaran tidak hanya Akidah Akhlak saja
dilakukan secara daring yaitu dengan mamanfaatkan
media sosial, di MI NU Banat ini media sosial yang di
gunakan yaitu Google classroom, google formulir, dan
Youtube.”25 Penerapan Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring juga dikuatkan oleh Bapak Khamim
selaku kepala MI NU Banat Kudus bahwa “Pelaksanaan
Akidah Akhlak dilakukan secara daring dengan
memanfaatkan Google classroom, dalam memanfaatkan
media sosial tersebut guru bebas berinovasi dan
berkreasi dalam mengelola pembelajaran agar
pembelajaran dapat tersampaikan kepada peserta didik
dengan baik. Di MI NU Banat ini semua pembelajaran
mulai kelas 1-6 dilaksanakan melalui Google
classroom.”26 Jadi, penerapan Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring ini dilakukan dengan menggunakan
Google classroom, dalam menerapkan Google classroom
ini guru diminta untuk tetap kreatif dan inovatif dalam
mengelola pembelajaran daring yang bertujuan agar
peserta didik tidak merasa bosan selama pembelajaran
daring berlangsung. Dalam pembelajaran daring ini guru
harus tetap melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah dibuat atau direncanakan.

24
Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan Google classroom di
Madrasah, pada 24 Februari 2021.
25
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip.
26
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.

59
Penerapan Akidah Akhlak dalam pembelajaran
daring yang dilakukan oleh Ibu Fauchatul Yumna
Fitriana selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak yaitu
“Sebelum pembelajaran daring dimulai, guru menyapa
peserta didik di dalam platfrom kelas yang bertujuan
untuk mengecek kesiapan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Kemudian guru membagikan link video
Youtube yang mana link tersebut nantinya akan dibuka
peserta didik, lalu peserta didik dapat memperhatikan
materi yang telah disampaikan guru dalam bentuk video
di Youtube.27 Setelah peserta didik menyimak materi
yang disajikan dalam bentuk video di Youtube kemudian
dalam pertemua pertama tersebut guru memberikan
tugas dengan tujuan agar guru mengetahui sejauh mana
peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan
oleh guru melalui video. Kemudian pada pertemuan
kedua guru memberikan tugas harian yang mana
tujuannya agar peserta didik ingat dengan materi yang
telah lalu disampaikan.28 Jadi, semua materi dan
penugasan dilaksanakan secara daring yaitu melalui
aplikasi pembelajaran Google classroom.
c. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Pada sesi penilaian serta tindak lanjut dalam
aktivitas pendidikan daringadalah supaya guru bisa
mengenali tingkatan keberhasilan serta pendidikan yang
telah dicoba. Menurut Bapak Khamim sebagai kepala MI
NU Banat berkata jika “Penilaian pendidikan dilakukan
dengan guru membagikan tugas yang wajib dikerjakan
peserta didik. Pemberian tugas untuk mengukur keahlian
peserta didik terhadap modul yang sudah di informasikan
oleh guru. Tugas ini bisa berbentuk evaluasi produk, soal
opsi ganda, soal isian serta tipe soal yang lain cocok
dengan apa yang dikehendaki guru.”29 Jadi, dalam

27
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
28
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak kelas VB
di Madrasah, pada 24 Februari 2021
29
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.

60
penilaian ini bertujuan untuk mengukur uraian modul
yang sudah di informasikan guru.
Evaluasi dalam pembelajaran menurut Ibu Faukhil
Wardati selaku guru kelas VB MI NU Banat Kudus
mengatakan bahwa “Evaluasi atau penilaian
pembelajaran dilakukan untuk mengukur pemahaman
peserta didik. Penilaian ini biasanya guru memberikan
berupa tugas yang kemudia peserta didik mengerjakan
lalu mengirimkan jawabannya melalui Google classroom
atau Google formulir, atau sesuai dengan media yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran.”30 Dalam
evaluasi ini juga dikuatkan oleh Ibu Fauchatul Yumna
selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB
bahwa “Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB yaitu sikap
yang didapat saat peserta didik memberikan contoh sikap
Akhlak Terpuji yang dilakukannya dalam kehidupan
sehari-hari, pengetahuan didapat melalui dua penugasan
sesuai materi yang disampaikan guru melalui Google
classroom.”31 Jadi evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak
ini juga dilakukan secara daring, yaitu dapat melalui
Google classroom maupun Google formulir.
Evaluasi dalam pembelajaran daring ini memang
sulit dilakukan khususnya dalam penilaian sikap dan
keterampilan, karena guru memang tidak bisa bertatap
muka secara langsung dengan peserta didik. Oleh karena
itu, diperlukan kerja sama yang baik antara guru dan
orang tua peserta didik, agar guru mengetahui
perkembangan peserta didik saat pembelajaran secara
daring.
2. Penerapan Penggunaan Google classroom Dalam Mata
Pelajaran Akidah Akhlak VB MI NU Banat Kudus
Perkembangan zaman serta teknologi dari tahun ke
tahun memang selalu mengalami perubahan menuju ke arah
yang lebih modern. Dalam keadaan masa pandemi ini,

30
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip
31
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

61
sekolah tidak dizinkan mengadakan pembelajaran tatap
muka secara langsung, oleh sebab itu guru pun harus
mengubah proses pembelajaran yang awalnya tatap muka
berubah menjadi pembelajaran daring.
Penerapan Google classroom pada mata pelajaran
Akidah Akhlak ini merupakan trobosan baru dalam dunia
pendidikan saat masa pandemi ini. Google classroom
dijadikan solusi guru dan peserta didik untuk belajar secara
daring atau jarak jauh selama masa pandemi ini. Dalam hal
ini seorang guru saat pembelajaran dituntut kreatif serta
inovatif. Salah satu keinovatifan tersebut dapat dilaksanakan
oleh guru dengan mengubah pembelajaran tatap muka
menjadi pembelajaran daring. Sebagai contohnya yang
diterapkannya Google classroom pada pembelajaran Akidah
Akhlak.
Menurut Bapak Khamim selaku kepala MI NU Banat
mengatakan bahwa “Penerapan Google classroom dalam
pembelajaran daring yaitu dengan cara semua materi dan
tugas disampaikan melalui Google classroom. Penilaian
tugas pun dapat dilakukan juga di Google classroom. Guru
memberikan materi melalui Google classroom kemudian
peserta didik dapat mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang telah disampaikan oleh guru.” 32 Hal itu juga
disampaikan oleh Ibu Faukhil Wardati selaku guru kelas VB
bahwa “Penerapan Google classroom biasanya guru
menyapa peserta didik dengan menanyakan kabar peserta
didik, kemudian guru memberikan materi yang akan
disampaikan, setelah peserta didik memahami materi
tersebut kemudian peserta didik diminta untuk bertanya
mengenai hal yang belum dipahami. Lalu guru memberikan
tugas guna mengetahui pemahaman peserta didik dalam
materi yang disampaikan guru.”33 Jadi, penerapan Google
classroom harus dilakukan sesuai apa yang telah
direncanakan di dalam RPP. Penyampaian materi,

32
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.
33
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip

62
penugasan dan juga penilaian juga dapat dilakukan pada
Google classroom.
Penerapan Goole classroom juga dikuatkan oleh Ibu
Fauchatul Yumna Fitriana selaku guru mata pelajaran
Akidah Akhlak kelas VB bahwa” Penerapan Google
classroom pada mapel Akidah Akhlak dapat berjalan sesuai
dengan target baik dan berjalan lancar. Penerapannya
dengan cara guru memberikan materi berupa video yang di
upload pada Google classroom yang kemudian nanti peserta
didik akan memahami materi. Setelah memahami materi,
guru memberikan penugasan yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi yang
disampaikan.”34
Alur dalam pelaksanaan Google classroom ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh Bapak Khamim yaitu “Alur
yang digunakan yaitu sesuai langkah-langkah yang ada di
RPP dan waktu saat menggunakan Google classroom sesuai
seperti saat pembelajaran tatap muka.” 35 Ibu Faukhil
Wardati juga menambahkan bahwa alur dalam proses
pembelajaran yaitu “Alur dalam pembelajaran daring ini
memang hampir sama dengan alur pembelajaran tatap
muka, yang membedakan yaitu pembelajaran ini dilakukan
secara daring. Alurnya yaitu pertama guru memulai
pembelajaran dengan membuka pembelajaran, kemudian
guru menyampaikan materi yang diupload di Youtube,
setelah peserta didik memahami video tersebut kemudian
guru memberikan tugas untuk mengetahui pemahaman
peserta didik.”36
Penjelasan Alur yang lebih jelas menurut Ibu
Fauchatul Yumna selaku guru mata pelajaran Akidah
Akhlak yaitu “Alur yang digunakan yaitu sama seperti
pembelajaran tatap muka dan waktupun yaitu 2x jam
pembelajaran, yang tiap jam permbelajaran 35 menit.
Alurnya ada 3 yaitu kegiatan awal untuk mengetahui

34
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
35
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.
36
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip

63
kesiapan peserta didik, kedua yaitu kegiatan inti merupakan
kegitan pembelajaran dan kegiatan penutup yaitu kegiatan
akhir yang biasanya guru memberikan peserta didik tugas
yang tujuaanya untuk mengetahuipemahaman peserta didik.
Kegiatan awal yaitu guru menyapa peserta didik dengan
mengucapkan salam, kemudian guru mengajakn peserta
didik berdo’a, lalu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran. Kegiatan inti, guru membagikan link youtube,
yang mana peserta didik nanti akan mengakses video
tersebut lalu peserta didik dapat mendengarkan penjelasan
dari guru. Setelah itu peserta didik dipersilakan untuk
bertanya mengenai hal yang belum dipahami, dan dalam
kegiatan penutup, guru memberikan tugas berupa soal yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik.”37
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam
penerapan Google classroom pada pembelajaran Akidah
Akhlak kelas VB dilaksanakan sesuai RPP dengan cara 38 :
a. Pertemuan pertama materi Akidah Akhlak Kelas VB
1) Guru pengampu Akidah Akhlak dan peserta didik
kelas VB mengunduh aplikasi Google classroom di
play store android atau laptop masing-masing.
2) Pastikan guru dan tiap peserta didik memiliki akun
dan masuk dalam Google classroom.
3) Guru membuat grup kelas dengan judul Akidah
Akhlak kelas V, yang mana dalam grup tersebut
terdapat beberapa kelas yaitu kelas VA, VB, dan
VC.
4) Setelah guru membuat grup, guru memberikan kode
kelas tersebut kepada seluruh peserta didik yang
diampunya untuk masuk ke dalam grup Akidah
Akhlak kelas VB. Atau guru dapat menambahkan
langsung peserta didik tersebut.
5) Sebelum pembelajaran daring dimulai, guru
memberikan salam dan menyapa peserta didik untuk

37
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
38
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak kelas VB
di Madrasah, pada 24 Februari 2021

64
mengecek kesiapan peserta didik saat pembelajaran
daring.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Peserta didik diminta untuk menyimak materi
melalui youtube yang dibuat oleh guru
8) Guru menyampaikan materi melalui video
pembelajaran youtube
https://youtu.be/kYphrBvZNmM
9) Setelah video tersebut disimak oleh peserta didik,
kemudia guru memberikan penugasan mandiri
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
10) Tugas mandiri disajikan di dalam Google classroom
yang kemudian peserta didik dapat menjawabnya
dibuku tugas kemudian dikirim melalui Google
classroom.
11) Guru dapat memberikan penilaian kepada peserta
didik yang telah mengirimkan jawaban dari tugas
yang telah diberikan oleh guru.
12) Guru memberikan evaluasi dan ringkasan materi
dalam bentuk Google form peserta didik
mengerjakan secara mandiri dan jujur
13) Kegiatan kelas diakhiri dengan berdoa atau
membaca hamdalah
14) Guru mengucapkan salam sebagai penutup
pembelajaran
15)
b. Pertemua Kedua
1) Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
untuk mengecek kesiapan peserta didik saat
pembelajaran daring.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan penugasan harian di buku terkait
materi Akhlak Terpuji untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik masih paham terkait materi yang
telah disampaikan pada minggu kemarin.
4) Tugas harian disajikan terdapat pada buku paket dan
tetap ditulis di dalam Google classroom yang
kemudian peserta didik dapat menjawabnya dibuku
tugas kemudian dikirim melalui Google classroom.

65
5) Guru dapat memberikan penilaian kepada peserta
didik yang telah mengirimkan jawaban dari tugas
yang telah diberikan oleh guru.
6) Guru memberikan evaluasi dan ringkasan materi
dalam bentuk Google form peserta didik
mengerjakan secara mandiri dan jujur
7) Kegiatan kelas diakhiri dengan berdoa atau
membaca hamdalah
8) Guru mengucapkan salam sebagai penutup
pembelajaran
Dalam melaksanakan pembelajaran daring Akidah
Akhlak Kelas VB dengan media Google classroom guru
mengacu pada indikator pencapaian pembelajaran yang
telah dibuat. Adapun indikator tersebut yaitu:
a. Membiasakan sifat disiplin dan mandiri sebagai perintah
Allah SWT.
b. Menjelaskan pengertian sifat disiplin dan mandiri
c. Menerapkan sikap sifat disiplin dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari
d. Mengkomunikasikan pengalaman dalam menerapkan
sifat disiplin dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari
Mencermati kompetensi yang dijadikan acuan dalam
penerapan pembelajaran dengan menggunakan Google
classroom, guru bisa menyadari jika pelaksanaan
pembelajaran daring sangat mudah bila dilakukan dengan
strategi pendidikan yang sangat pas. Perihal tesebut
disebabkan masing- masing modul pokok memiliki
kompetensi dasar yang haru dituntaskan dengan aspek
perilaku, pengetahuan serta keterampilan.
Tata cara yang digunakan dalam pembelajaran daring
Akidah Akhlak dengan media Google classroom di MI NU
Banat Kudus ialah tata cara penugasan. Tata cara
pembelajaran yang diterapkan oleh guru pada pembelajaran
Akidah Akhlak dengan Google classroom ialah dengan
memakai tata cara penugasan. Penerapan tata cara
penugasan tersebut dicoba dengan membagikan tugas
kepada peserta didik.
Tata cara pemberian tugas dilaksanakan cocok
dengan manajemen waktu yang didetetapkan. Penerapan
pembelajaran Akidah Akhlak dengan Google classroom

66
bisa dilakukan dengan pemberian tugas secara online,
komunikasi antar guru dengan peserta didik secara virtual,
dsb. Berikut hasil observasi yang dicoba oleh periset pada
pelaksanaan Google classroom pada pendidikan Akidah
Akhlak kelas VB A di MI NU Banat Kudus:
a. Tugas pertama
Setelah peserta didik mengamati materi yang telah
disampaikan guru dalam bentuk video, guru memberikan
tugas kepada peserta didik diakhir video tersebut, yang
nanti dikirim melalui Google classroom sebelum batas
tenggang waktu yang telah ditetapkan oleh guru. Pada
tanggal 24 Februari 2021 pada jam 08.30 WIB guru
memberikan tugas membuat contoh menerapakan sikap
disiplin dan mandiri dalam kehidupan sehari – hari
dengan masing-masing 4 contoh dengan batas akhir
pengumpulan pada tanggal 10 Maret 2021 pada jam
23.59 WIB.39
Metode pemberian tugas pada pembelajaran
daring Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus
diterapkan pada sub pembelajaran materi pokok Akhlak
Terpuji diawali dengan peserta didik masuk pada
aplikasi Google classroom, yang kedua guru
memberikan materi berbentuk video di ateri berbentuk
video di Youtube. Setelah peserta didik menerima materi
tersebut lalu peserta didik Akhlak Terpuji pada
kehidupan sehari-hari.
b. Tugas kedua
Bertepatan pada 3 Maret 2021 guru membagikan
tugas cocok yang ada pada buku modul peserta didik
mengenai Akhlak Terpuji yang bertujuan buat mengenali
sepanjang mana peserta didik masih menguasai modul
yang sudah di informasikan pada pertemuan tadinya.
Bersumber pada pemaparan terpaut sesi penerapan
Google classroom pada pendidikan Akidah Akhlak ada
kesesuaian antara sesi penerapan dengan RPP yang

39
Observasi di grup Google classroom kelas VB MI NU Banat Kudus, 24
Februari 2021 pada jam 08.30

67
sudah terbuat oleh guru. Perihal tersebut membuktikan
proses penerapan sudah terlaksana dengan baik.40
Suasana dalam proses pembelajaran ini menurut
Bapak Khamim yaitu “Suasana saat pembelajaran yaitu
peserta didik aktif dalam menanggapi materi atau hal
lain yang disampaikan guru, karena peserta didik usia
mereka lebih suka bermain Handphone, sehingga peserta
didik dapat merespon hal yang disampaikan guru.” 41 Ibu
Faukhil Wardati juga menyampaikan bahwa “Suasana
dalam Google classrom memang peserta didik sangat
aktif diawal pembelajaran daring, tetapi setelah hampir
satu tahun melaksanakan pembelajaran secara daring
peserta didik kurang dalam keaktifannya, dikarenakan
mungkin peserta didik merasa bosan.” Ibu Fauchatul
Yumna selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VB juga mengatakan bahwa “Suasana saat pembelajaran
memang peserta didik agak lama dalam merespon materi
yang disampaikan guru, hal ini dikarenakan memang
berbeda saat proses pembelajaran tatap muka. Selain itu
faktor orangtua tidak memperbolehkan anaknya dalam
memegang Handphone menjadi kendala. Dengan ini
guru dapat mengantisipasi tidak aktifnya peserta didik
dengan memberikan pemahaman bahwa masa pandemi
ini memang pemerintah tidak membolehkan untuk
pembelajaran bertatap muka sedangkan pembelajaran
harus tetap berlangsung, maka kita harus mengikuti
aturan pemerintah dengan menjalankan pembelajaran
daring dengan memanfaatkan Google classroom.”42 Jadi,
suasana dalam proses pembelajaran ini, pada awal
pembelajaran peserta didik aktif dalam menanggapi
materi yang disampaikan guru, tetapi setalah satu satu
menggunakan pembelajaran daring peserta didik menjadi
kurang aktif dalam menanggapi, kemudian guru

40
Observasi di grup Google classroom kelas VB MI NU Banat Kudus, 24
Februari 2021 pada jam 08.30
41
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.
42
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

68
memberikan pemahaman kepada peserta didik dengan
tujuan agar peserta didik dapat lebih aktif kembali.
3. Kelebihan Dan Kekurangan Penerapan Penggunaan
Google classroom Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas VB MI NU Banat Kudus
Dalam menerapkan penggunaan Google classroom
pada mata pelajaran Akidah Akhlak terdapat kelebihan yang
menunjang proses pembelajaran daring dapat berjalan
dengan baik, selain kelebihan terdapat juga kekurangan
dalam penerapan Google classroom. Kelebihan dan
kekurangan penggunaan Google classrom diantaranya
sebagai berikut:
a. Kelebihan penggunaan Google classrom pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak
Kelebihan diterapkannya Google classroom kelas VA di
MI NU Banat Kudus yaitu:
1) Tenaga pendidik yang profesional
Menurut Bapak Khamim sebagai Kepala MI
NU Banat melaporkan jika “Terdapatnya tenaga
pendidik yang handal dalam bidang teknologi data,
sehingga apabila terdapat guru yang masih
kesusahan dalam bidang teknologi data bisa
bertukar data kepada guru teknologi data. Serta
dengan terdapatnya pendidikan daring ini guru bisa
lebih kreatif serta inovatif dalam mencerna
pendidikan secara daring.”43
2) Akses internet yang baik
Yang jadi salah satu aspek pendukung
tercapainya pendidikan daring dengan Google
classroom dengan baik ialah terdapatnya akses
internet yang mencukupi. Bapak Khamim berkata
jika “Akses internet yang baik, mempermudah guru
buat melakukan pendidikan dengan Google
classroom. Tidak hanya bagi guru saja, sekarang
dari pemerintah pun juga ada kuota internet

43
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.

69
pendidikan yang ditujukan kepada peserta didik
untuk melakukan pembelajaran secara daring.”44
3) Peserta didik semakin aktif
Ibu Fauchatul Yumna mengatakan bahwa
“Peserta didik semakin aktif dalam mengikuti
pembelajaran Akidah Akhlak dilihat dari cara
mereka menanggapi tugas sebagai evaluasi
tercapainya tujuan pembelajaran daring Akidah
Akhlak tersebut.”45 Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai penugasan peserta didik yang semakin baik
dan tepat waktu dalam mengirimkan hasil tugas di
Google classroom.
4) Semua tugas dapat terdeteksi
Ibu Faukhil Wardati juga menyampaikan
bahwa “Dalam hal ini semua tugas terdeteksi
memiliki arti bahwa peserta didik yang telah
mengerjakan tugas tepat waktu dan yang
mengerjakan tugas terlambat akan terdeteksi di
dalam Google classroom.”46
b. Kekurangan penggunaan Google classrom pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak
Kekurangan diterapkannya Google classroom
kelas VB di MI NU Banat Kudus yaitu:
1) Kurangnya akses internet
Ibu Fauchatul Yumna mengatakan bahwa
“Latar belakang peserta didik MI NU Banat Kudus
berasal dari daerah yang berbeda, tetapi lebih
banyak peserta didik yang berasal dari perkotaan
sehingga memiliki akses internet yang bagus,
berbeda dengan peserta didik yang berasal dari
pedesaan yang kondisi sinyal tidak stabil.” 47 Oleh

44
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.
45
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
46
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip
47
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip

70
karena itu, peserta didik yang berasal dari pedesaan
akan menerima informasi dari guru terlambat.
2) Tidak diizinkan orang tua mempunyai Handphone
Menurut guru kelas VB Ibu Faukhil Wardati
menyampaikan bahwa “Untuk peserta didik yang
tidak dapat melakukan pembelajaran secara daring
alasannya adalah tidak memiliki Handphone sendiri
dan harus menunggu orang tua pulang dari kerja,
ketika orang tua pulang kerja peserta didik yang
bersangkutan sudah tidur. Solusinya peserta didik
dengan bantuan orang tua membuat list tugas dan
materi, setelah itu peserta didik diminta untuk
mengatur waktu belajar bersama orang tua.”48
Bapak Khamim juga menyampaikan bahwa “Masih
ada peserta didik yang tidak diperbolehkan
menggunakan Handphone, jadi jika ada
pembelajaran, peserta didik harus menunggu orang
tua pulang dari kerja, sehingga peserta didik saat
membuka materi yang diberikan oleh guru harus
menunggu sore hari hingga orang tua sudah berada
di rumah.”49
3) Peserta didik sering bermain Handphone dan Game
Ibu Fauchatul Yumna mengatakan bahwa
“Peserta didik yang diberikan oleh orang tua berupa
Handphone tanpa pengawasan orang tua karena
orang tua sibuk bekerja yang berakibat anak akan
lebih mudah untuk memanfaatkan Handphone
untuk bermain game.”50

C. Analisis Data Penelitian


Sesudah periset melaksanakan riset tentang pelaksanaan
Google classroom dalam proses pembelajaran daring pada
mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus,
kesimpulannya periset mendapatkan data- data yang

48
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
49
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip
50
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip

71
dikumpulkan. Dari data yang terkumpul tersebut setelah itu
termuat dalam laporan hasil riset. Hasil riset ini yang sudah
dipaparkan di dalam ulasan di atas, berikutnya hendak di
analisis sehingga bisa diinterpretasikan serta berikutnya bisa
disimpulkan.
1. Penerapan Pembelajaran Akidah Akhlak Dalam
Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas VB MI NU Banat Kudus
Pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak dalam
pendidikan daring pada kelas VB MI NU Banat Kudus ialah
suatu pergantian pendidikan yang awal mulanya pendidikan
dilakukan secara tetap muka langsung serta sepanjang masa
pandemi ini pendidikan dilakukan secara daring ataupun
jarak jauh. Dalam pendidikan Akidah Akhlak ini
dilaksanakan lewat sebagian tahapan ialah perencanaan,
penerapan, serta penilaian pendidikan.51 Seluruh tahapan
tersebut sudah dilaksanakan oleh guru mata pelajaran
Akidah Akhlak cocok dengan apa yang sudah dirancang
dalam tahapan perencanaan.
Sebagaimana sudah dipaparkan pada bab sebelumnya
jika dalam proses pendidikan daring Akidah Akhlak guru
wajib kreatif serta inovatif dalam mengelola pendidikan
daring sepanjang masa pandemi ini yan bertujuan supaya
peserta didik tidak jenuh dalam menjajaki proses pendidikan
daring. Jadi pada dasarnya dalam tiap proses pendidikan
guru senantiasa lewat 3 tahapan ialah perencanaan,
penerapan, serta penilaian pendidikan. Sebagaimana
tahapan- tahapan tersebut meliputii:
a. Tahap Perencanaan
Pada perencanaan gambaran umum mengenai
instruksional pembelajaran yang meliputi menentukan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), isi pelajaran,
materi yang akan disampaikan, bahan ajar dan media
yang sesuai.52 Adanya berbagai bentuk media bagi guru,

51
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
52
Himyatul Muyasaroh, “Penerapan Google classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK
Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2019/2020,” Jurnal Penelitian IAIN
Purwokerto, 2020, 38–39.

72
maka guru harus menerapkan media yang sesuai dalam
pembelajaran agar dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan tidak membosankan.53 Pada tahapan
perencanaan yang dilakukan guru adalah menyusun
rencana pembelajaran berserta langkah-langkah
pembelajaran, menentukan model model pembelajaran
yang dipakai dalam proses pembelajaran,
mempersiapkan materi yang alam disampaikan, serta
memilih media yang cocok saat pembelajaran Akidah
Akhlak kelas VB di MI NU Banat Kudus.
MI NU Banat dalam perencanaanya menggunakan
RPP yang berbasis daring. RPP daring merupakan
rencana pembelajaran daring yang dimaksud sebagai
rencana awal dalam proses pembelajaran yang nantinya
guru saat pembelajaran dapat menerapkan sesuai yang
telah direncakan. RPP berbasis Daring sebagai proses
belajar mengajar yang dilakukan jarak jauh atau secara
daring dengan peserta didik mengikut pembelajaran
dirumah. RPP ini dijadikan acuan dalam menerapkan
proses pembelajaran. Perbedaanya yaitu di media,
metode, dan langkah pembelajaran. Media yang
digunakan saat pembelajaran daring ini adalam media
Handphone atau Laptop, metode yang digunakan yaitu
metode daring dengan memanfaatkan Google classroom
dan Youtube. Yang membedakan yaitu di metode, media,
dan langkah-langkah pembelajaran. Di langkah
pembelajaran yang biasanya guru dapat melihat kondisi
peserta didik secara langsung, tetapi dalam pembelajaran
daring ini guru tidak bisa melihat kondisi peserta didik
secara langsung. Kemudian media yang digunakan yaitu
Youtube dan Google classroom. Dalam langkah-langkah
pembelajaranpun agak sedikit berbeda yaitu guru
menjelaskan materi melalui video yang nanti akan dilihat
oleh peserta didik.54

53
Himyatul Muyasaroh, “Penerapan Google classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK
Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2019/2020,” Jurnal Penelitian IAIN
Purwokerto, 2020, 38–39.
54
Bapak Khamim, Ibu Fauchatul, Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh
penulis, wawancara 1-3, transkip.

73
Perencanaan penerapan Akidah Akhlak kelas VB
MI NU Banat Kudus selama masa pendemi ini
dilaksanakan secara daring dengan memanfaatkan
beberapa media sosial. Tidak hanya mata pelajaran
Akidah Akhlak saja, tetapi semua mata pelajaran di MI
NU Banat Kudus memanfaatkan media sosial selama
masa pandemi. Dalam pembelajaran daring ini, guru juga
harus membuat RPP sementara yaitu RPP daring yang
digunakan dalam proses pembelajaran selama masa
pandemi, untuk memudahkan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Isi dari RPP pembelajaran daring
selama masa pandemi ini meliputi: identitas mata
pelajaran, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, sumber belajar,
alokasi waktu, materi ajar, metode pembelajaran, media
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil
belajar.55
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti
ketika pembelajaran daring Akidah Akhlak kelas VB
dengan menggunakan Google classroom sudah berjalan
dengan baik, yaitu berjalan sesuai dengan RPP yang
telah dibuat oleh guru. Persiapan yang dilakukan oleh
guru secara maksimal akan menghasilkan tujuan
pembelajaran yang efektif dan efisienn, hal ini
tergantung bagaimana konsep yang disajikan guru dalam
pembelajaran daring. 56
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran harus
memperhatikan berbagai hal, dianataranya:
1) Media yang sesuai. Adanya berbagai bentuk media
bagi guru, makan guru harus menerapkan media yang
sesuai dalam pembelajaran agar dapat menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
membosankan

55
Dokumentasi Rencana Pelaksana Pembelajaran Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas VB
56
Observasi di grup Google classroom kelas VB MI NU Banat Kudus, 24
Februari 2021 pada jam 08.30

74
2) Materi pembelajaran yang memadai. Semua materi
pembelajaran yang berbentuk elektronik dapat
tersimpan pada komputer dan dapat mudah di akses
oleh guru dan peserta didik.57
Pada tahapan pelaksanaan ini alokasi waktu pada
mata pelajaran Akidah Akhlak yaitu 2 jam pelajaran
setiap hari Rabu (2x35 menit) yang dimulai pada pukul
07.30 WIB - 08.40 WIB. Berdasarkan pengamatan
peneliti, dalam pelaksanaan pembelajaran daring Akidah
Akhlak dengan menerapkan Google classroom sudah
dilaksanakan sesuai dengan yang tertulis di dalam RPP,
hal ini terlihat dari pelaksanan pembelajarannya hingga
guru memberikan evaluasi kepada peserta didik.
Penerapan Akidah Akhlak dalam proses pembelajaran
daring dengan menggunakan Google classroom sudah
terlaksana sesuai dengan konsep langkah-langkah dalam
penerapan pembelajaran daring, hal ini terlihat dalam:
1) Guru memberikan materi berupa video yang sangat
menarik, sehingga peserta didik menjadi semangat
dan mudah memahami materi yang diberikan oleh
guru dalam proses pembelajaran. 58
2) Peserta didik menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran, karena dengan memanfaatkan media
sosial peserta didik lebih aktif dan semangat dalam
mengikuti dan melaksanakan tugas yang diberikan
oleh guru.59
c. Tahap Penilaian
Evaluasi merupakan suatu pengujian materi yang
telah disampaikan, kemudian diberikan penilaian yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
memahami materi yang telah disampaikan. Evaluasi
terhadap hasil belajar peserta didik mengandung

57
Himyatul Muyasaroh, “Penerapan Google classroom Pada
Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring Pemasaran (BDP) di SMK
Negeri 1 Purwokerto Tahun Pelajaran 2019/2020,” Jurnal Penelitian IAIN
Purwokerto, 2020, 38–39.
58
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip
59
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

75
penilaian terhadap hasil belajar dalam proses
pembelajaran. 60
Penilaian terhadap tugas yang telah diberikan, dari
hasil materi yang disampaikan oleh guru berupa video
yang menarik melalui Google classroom adalah
bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara proses
yang direncanakan dengan pelaksanaannya. Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat di
analisis bahwa pelaksanaan pembelajaran dari Akidah
Akhlak dengan menggunakan Google classroom sudah
berjalan dengan maksimal. Dalam penilaian ini peserta
didik diberikan 2 tugas yaitu untuk mengukur sikap
peserta didik dalam menerapkan Akhlak Terpuji dan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai materi
yang disampaikan. 61 Evaluasi pembelajaran dilakukan
dengan guru memberikan tugas yang harus dikerjakan
peserta didik. Tugas ini dapat berupa penilaian produk,
soal pilihan ganda, soal isian dan jenis soal lainnya
sesuai dengan apa yang dikehendaki guru. Pada
pembelajaran Akidah Akhlak kelas VB guru
memberikan evaluasi berupa 2 tugas. Pertama, peserta
didik menyebutkan contoh penerapan sikap mandiri dan
disiplin yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, peserta didik mengerjakan tugas soal yang
kemudian peserta didik menjawabnya lalu dikirimkan
melalui Google classroom.62
2. Penerapan Penggunaan Google classroom Dalam Mata
Pelajaran Akidah Akhlak V MI NU Banat Kudus
Pelaksanaan Google classroom dalam pembelajaran
Akidah Akhlak bisa dilihat pada dikala proses aktivitas
belajar mengajar. Dalam mempraktikkan Google classroom
bisa mencermati langkah- langkah berikut:
a. Buka web google setelah itu masuk dalam Google
classroom ataupun bisa mengunduh aplikasi Google
classroom dalam play store android.
60
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, 37.
61
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak dengan
Google classroom di Madrasah, pada 24 Februari 2021.
62
Bapak Khamim, Ibu Fauchatul, Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh
penulis, wawancara 1-3, transkip.

76
b. Yakinkan telah mempunyai akun serta masuk. Setelah
itu seleksi apakah seseorang guru ataupun peserta didik,
setelah itu buat kelas bila seseorang guru ataupun
gabung ke kelas bila seseorang peserta didik.
c. Bila seseorang administrator Google Apps, hingga bisa
mendapatkan teknik mengenai mengaktifkan ataupun
mengnonaktifkan layanan di akses ke kelas.
d. Guru bisa meningkatkan peserta didik secara langsung
ataupun guru bisa berbagi kode kepada peserta didik
buat bergabung ke kelasnya.
e. Guru bisa membagikan tugas secara mandiri ataupun
bisa melampirkan forum dialog lewat halaman dialog
setelah itu modul bisa ditaruh otomatis ke dalam google
drive.
f. Tidak hanya membagikan tugas, guru bisa mengantarkan
modul yang terpaut modul mata pelajaran kepada peserta
didik. Peserta didik bisa bertanya kepada guru ataupun
peserta didik bisa bertanya kepada peserta didik lain
terpaut dengan modul yang sudah disampaikan oleh
guru.
g. Peserta didik bisa memandang tugas yang hampir
berakhir batasan waktu pengumpulan tugas, serta bisa
mulai mengerjakan dengan sekali klik.
h. Guru bisa memperhitungkan siapa saja yang belum
mengerjakan tugas serta guru bisa membagikan masukan
serta nilai langsung di kelas.63
Penerapan Google classroom pada mata pelajaran
Akidah Akhlak ini merupakan cara sementara yang
digunakan dalam dunia pendidikan saat masa pandemi ini.
Google classroom dijadikan solusi guru dan peserta didik
untuk belajar secara daring atau jarak jauh selama masa
pandemi ini. Dalam perihal ini seseorang guru dikala
pendidikan dituntut kreatif dan inovatif. Salah satu wujud
inovatif yang dicoba oleh guru ialah dengan mengganti
pendidikan secara tatap muka dengan pendidikan daring.
Selaku contohnya yang diterapkannya Google classroom
pada pendidikan Akidah Akhlak.

63
Zedha Hammi, “Implementasi Google classroom Pada Kelas XI IPA
MAN 2 Kudus,” Jurnal Penelitian Universitas Negeri Semarang, 2017, 28..

77
Penerapan Google classroom pada mapel Akidah
Akhlak dapat berjalan sesuai dengan target baik dan
berjalan lancar. Penerapan Akidah Akhlak ini dilakukan
dengan cara semua materi dan tugas disampaikan melalui
Google classroom. Penilaian tugas pun dapat dilakukan juga
di Google classroom. Guru memberikan materi dalam
bentuk video yang dibagikan melalui Youtube dan melalui
Google classroom, setelah peserta didik memahami materi
tersebut kemudian peserta didik diminta untuk bertanya
mengenai hal yang belum dipahami. Lalu guru memberikan
tugas guna mengetahui pemahaman peserta didik dalam
materi yang disampaikan guru. 64 Jadi, penerapan Google
classroom harus dilakukan sesuai apa yang telah
direncanakan di dalam RPP. Penyampaian materi,
penugasan dan juga penilaian juga dapat dilakukan pada
Google classroom.
Alur dalam pelaksanaan Google classroom ini yaitu
sesuai langkah-langkah yang ada di RPP dan waktu saat
menggunakan Google classroom sesuai seperti saat
pembelajaran tatap muka. Alur dalam pembelajaran daring
ini hampir sama dengan alur pembelajaran tatap muka. Alur
yang digunakan yaitu sama seperti pembelajaran tatap muka
dan waktupun yaitu 2x jam pembelajaran, yang tiap jam
permbelajaran 35 menit. Alurnya ada 3 yaitu kegiatan awal
untuk mengetahui kesiapan peserta didik, kedua yaitu
kegiatan inti merupakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan
penutup yaitu kegiatan akhir yang biasanya guru
memberikan peserta didik tugas yang tujuaanya untuk
mengetahuipemahaman peserta didik. Kegiatan awal yaitu
guru menyapa peserta didik dengan mengucapkan salam,
kemudian guru mengajak peserta didik berdo’a, lalu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti, guru
membagikan link youtube, yang mana peserta didik nanti
akan mengakses video tersebut. Setelah itu peserta didik
dipersilakan untuk bertanya mengenai hal yang belum
dipahami, dan dalam kegiatan penutup, guru memberikan

64
Bapak Khamim, Ibu Fauchatul, Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh
penulis, wawancara 1-3, transkip.

78
tugas berupa soal yang bertujuan untuk mengetahui
pemahaman peserta didik.65
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dalam
penerapan Google classroom pada pembelajaran Akidah
Akhlak kelas VB dilaksanakan sesuai RPP dengan cara 66 :
a) Pertemuan pertama materi Akidah Akhlak Kelas VB
1) Guru pengampu Akidah Akhlak dan peserta didik
kelas VB mengunduh aplikasi Google classroom di
play store android atau laptop masing-masing.67
2) Pastikan guru dan tiap peserta didik memiliki akun
dan masuk dalam Google classroom.68
3) Guru membuat grup kelas dengan judul Akidah
Akhlak kelas V, yang mana dalam grup tersebut
terdapat beberapa kelas yaitu kelas VA, VB, dan
VC.69
4) Setelah guru membuat grup, guru memberikan kode
kelas tersebut kepada seluruh peserta didik yang
diampunya untuk masuk ke dalam grup Akidah
Akhlak kelas VB. Atau guru dapat menambahkan
langsung peserta didik tersebut.70
5) Sebelum pembelajaran daring dimulai, guru
memberikan salam dan menyapa peserta didik untuk
mengecek kesiapan peserta didik saat pembelajaran
daring.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Peserta didik diminta untuk menyimak materi
melalui youtube yang dibuat oleh guru

65
Bapak Khamim, Ibu Fauchatul, Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh
penulis, wawancara 1-3, transkip.
66
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak kelas VB
di Madrasah, pada 24 Februari 2021
67
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
68
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
69
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
70
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

79
8) Guru menyampaikan materi melalui video
pembelajaran youtube
https://youtu.be/kYphrBvZNmM
9) Setelah video tersebut disimak oleh peserta didik,
kemudian guru memberikan penugasan mandiri
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta
didik terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
10) Tugas mandiri disajikan di dalam Google classroom
yang kemudian peserta didik dapat menjawabnya
dibuku tugas kemudian dikirim melalui Google
classroom.
11) Guru dapat memberikan penilaian kepada peserta
didik yang telah mengirimkan jawaban dari tugas
yang telah diberikan oleh guru.
12) Guru memberikan evaluasi dan ringkasan materi
dalam bentuk Google form peserta didik
mengerjakan secara mandiri dan jujur
13) Kegiatan kelas diakhiri dengan berdoa atau
membaca hamdalah
14) Guru mengucapkan salam sebagai penutup
pembelajaran
b. Pertemua Kedua
1) Guru memberikan salam dan menyapa peserta didik
untuk mengecek kesiapan peserta didik saat
pembelajaran daring.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan penugasan harian di buku terkait
materi Akhlak Terpuji untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik masih paham terkait materi yang
telah disampaikan pada minggu kemarin.
4) Tugas harian disajikan terdapat pada buku paket dan
tetap ditulis di dalam Google classroom yang
kemudian peserta didik dapat menjawabnya dibuku
tugas kemudian dikirim melalui Google classroom.
5) Guru dapat memberikan penilaian kepada peserta
didik yang telah mengirimkan jawaban dari tugas
yang telah diberikan oleh guru.
6) Guru memberikan evaluasi dan ringkasan materi
dalam bentuk Google form peserta didik
mengerjakan secara mandiri dan jujur

80
7) Kegiatan kelas diakhiri dengan berdoa atau
membaca hamdalah
8) Guru mengucapkan salam sebagai penutup
pembelajaran71
Suasana dalam proses pembelajaran ini peserta didik
sangat aktif diawal pembelajaran daring, tetapi setelah
hampir satu tahun melaksanakan pembelajaran secara daring
peserta didik kurang dalam keaktifannya, dikarenakan
mungkin peserta didik merasa bosan. Kemudian guru
memberikan pemahaman bahwa masa pandemi ini memang
pemerintah tidak membolehkan untuk pembelajaran
bertatap muka sedangkan pembelajaran harus tetap
berlangsung, maka kita harus mengikuti aturan pemerintah
dengan menjalankan pembelajaran daring dengan
memanfaatkan Google classroom. Dengan sering
memberikan pemahaman tersebut kemudian lambat laun
peserta didik menjadi aktif kembali. 72
3. Kelebihan Dan Kekurangan Penerapan Penggunaan
Google classroom Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas V MI NU Banat Kudus
Setiap kegiatan tentunya terdapat hal-hal yang dapat
memperlancar maupun menghambat tercapainya kegiatan.
Seperti halnya dalam proses pembelajaran daring pun
terdapat kekurangan yang menjadikan proses pembelajaran
berjalan kurang maksimal dan terdapat pula kelebihan yang
menjadikan proses pembelajaran berjalan dengan maksimal.
Sesuatu pendidikan supaya menggapai tujuan yang
cocok dengan apa yang diharapkan. Banyak dipengaruhi
oleh sebagian perihal antara lain, strategi pendidikan yang
diberikan guru, modul yang di informasikan guru, serta
fasilitas prasarana yang digunakan untuk mendukung
keberhasilan pendidikan daring.
Menurut Meda Yuliana, dkk kelebihan dan
kelemahan Google classroom sebagai berikut73:
1) Kelebihan Google classroom
71
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak kelas VB
di Madrasah, pada 24 Februari 2021
72
Bapak Khamim, Ibu Fauchatul, Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh
penulis, wawancara 1-3, transkip
73
Yuliani dkk., Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan, 77.

81
a) Tidak memerlukan server
b) Aplikasi gratis/tidak berbayar
c) Tampilan sederhana dan mudah digunakan
d) Terintegrasi langsung dengan berbagai layanan
Google
e) Kapasitas kelas cukup besar
f) Fleksibel, dapat dibuka menggunakan browser atau
aplikasi android
2) Kelemahan Google classroom
a) Fitur yang tersedia tidak sebanyak Moodle
b) Tidak mudah mengontrol peserta didik terhadap
tanggapan yang diberikan oleh guru
c) Hasil pengerjaan tugas mudah dijiplak
d) Kecepatan jaringan menjadi kendala saat
menggunakan Google classroom
e) Tidak semua peserta didik dapat menggunakan
Google classroom karena keterbatasan biaya untuk
membeli gadget
f) Tidak mudah bagi pengguna pedesaan yang kurang
memahami teknologi74
Keberhasilan dalam proses pembelajaran daring
dengan menggunakan Google classroom kelas VB di MI
NU Banat ini terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan,
yaitu :
a. Kelebihan penggunaan Google classrom pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak
1) Tenaga pendidik yang profesional
Terdapatnya tenaga pendidik yang handal
dalam bidang IT (teknologi data), sehingga apabila
terdapat guru yang masih kesusahan dalam bidang
IT bisa bertukar data kepada guru IT. Serta dengan
terdapatnya pendidikan daring ini guru bisa lebih
kreatif serta inovatif dalam mencerna pendidikan
secara daring.75

74
Suhery, dkk., ”Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom dan Google
classroom pada Guru di SDN 17 Mata Air Padang Selatan”, Jurnal Ilmu
Pendidikan, Volume 1 Nomor 3, (Padang: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Perdagangan, 2020), 130.
75
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.

82
2) Tugas dapat terdeteksi
Dalam perihal ini seluruh tugas ditemukan
mempunyai makna kalau peserta didik yang sudah
mengerjakan tugas tepat waktu serta yang
mengerjakan tugas terlambat hendak ditemukan di
dalam Google classroom.76
3) Akses internet yang baik
Akses internet yang baik ialah salah satu
pendukung dalam proses pendidikan daring. Akses
internet yang baik mempermudah guru dalam
melakukan pendidikan daring. Tidak hanya untuk
guru saja, saat ini dari pemerintah juga pula terdapat
kuota internet pembelajaran yang diperuntukan
kepada peserta didik buat melaksanakan pendidikan
secara daring.77
4) Peserta didik semakin aktif
Peserta didik semakin aktif dalam mengikuti
pembelajaran Akidah Akhlak dilihat dari cara
mereka menanggapi tugas-tugas sebagai evaluasi
tercapainya tujuan pembelajaran daring Akidah
Akhlak tersebut. 78 Hal tersebut dibuktikan dengan
nilai penugasan peserta didik yang semakin baik
dan tepat waktu dalam mengirimkan hasil tugas di
Google classroom.79
b. Kekurangan penggunaan Google classrom pada Mata
Pelajaran Akidah Akhlak
1) Kurangnya akses internet
Latar belakang peserta didik MI NU Banat
Kudus berasal dari daerah yang berbeda, tetapi lebih
banyak peserta didik yang berasal dari perkotaan
sehingga memiliki akses internet yang bagus,

76
Ibu Faukhil Wardati, wawancara oleh penulis, 17 April 2021,
wawancara 2, transkip
77
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 1,
transkip.
78
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.
79
Observasi pelaksanaan pembelajaran daring Akidah Akhlak dengan
Google classroom di Madrasah, pada 24 Februari 2021.

83
berbeda dengan peserta didik yang berasal dari
pedesaan yang kondisi sinyal tidak stabil.80
2) Tidak diizinkan orang tua mempunyai Handphone
Untuk peserta didik yang tidak dapat
melakukan pembelajaran secara daring alasannya
adalah tidak memiliki HP dan harus menunggu
orang tua pulang dari kerja, ketika orang tua pulang
kerja peserta didik yang bersangkutan sudah tidur.
Solusinya peserta didik dengan bantuan orang tua
membuat list tugas dan materi, setelah itu peserta
didik diminta untuk mengatur waktu belajar
bersama orang tua.81
3) Peserta didik sering bermain Handphone dan Game
Peserta didik yang diberikan oleh orang tua
berupa Handphone tanpa pengawasan orang tua
karena orang tua sibuk berkerja yang berakibat anak
akan lebih mudah untuk memanfaatkan Handphone
untuk bermain game.82
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Akidah
Akhlak dengan menggunakan Google classroom tidak
terlepas dari adanya kelebihan dan kekurangan. Dengan
adanya kelebihan dan kekurangan membuat guru Akidah
Akhlak akan lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola
pembelajaran secara daring. Selain itu, guru Akidah Akhlak
harus mempunyai pemahaman dalam mengontrol peserta
didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.

80
Bapak Khamim, wawancara oleh penulis, 1 April 2021, wawancara 2,
transkip
81
Bapak Khamim dan Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh
penulis, , wawancara 1 dan 3, transkip.
82
Ibu Fauchatul Yumna Fitriana, wawancara oleh penulis, 3 Maret 2021,
wawancara 3, transkip.

84
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bersumber pada hasil riset serta ulasan yang sudah
dilakukan, bisa ditarik sebagian kesimpulan dari riset
pelaksanaan pemakaian Google classroom dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak kelas VB MI NU Banat Kudus
merupakan selaku berikut:
1. Pelaksanaan pendidikan Akidah Akhlak dalam pendidikan
daring pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas VB MI
NU Banat Kudus ialah dengan mempraktikkan sebagian
tahapan. Tahapan awal ialah guru membuat RPP berbasis
daring yang terbuat acuan buat melakukan proses
pendidikan daring yang berisi tentang kompetensi inti,
kompetensi dasar, tujuan pendidikan, penanda, media, tata
cara, sumber, modul pendidikan serta evaluasi pendidikan.
Tahapan kedua ialah proses penerapan pendidikan Akidah
Akhlak dicoba secara daring dengan memakai Google
classroom. Tahapan ketiga ialah penilaian dengan guru
membagikan 2 tugas kepada peserta didik.
2. Pelaksanaan pemakaian Google classroom dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak VB MI NU Banat Kudus ialah
dengan guru membagikan salam serta sapaan kepada peserta
didik, setelah itu guru mengantarkan tujuan pendidikan,
berikutnya guru membagikan video menarik menimpa
modul dalam pendidikan, sesudah itu guru membagikan
tugas kepada peserta didik buat dikerjakan dan dikumpulkan
pada grup Google classroom saat sebelum batasan akhir
penugasan berakhir.
3. Kelebihan pemakaian Google classrom pada Mata Pelajaran
Akidah Akhlak ialah peserta didik terus menjadi aktif,
tenaga pendidik yang handal, tugas bisa ditemukan, serta
akses internet yang baik. Sebaliknya kekurangan pemakaian
Google classrom pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak ialah
minimnya akses internet, tidak diizinkan orang tua memiliki
hp, serta peserta didik kerap bermain Handphone.

85
B. Saran
Bersumber pada kesimpulan dari riset dan dalam
meningkatkan serta memajukan proses pendidikan di
Madrasah, hingga penulis mengajukan sebagian saran sebagai
berikut:
1. Untuk guru Akidah Akhlak
Selaku guru, kala anak mulai jenuh dalam proses
pendidikan daring, guru wajib kreatif serta inovatif agar
guru bisa mengelola pendidikan yang lebih menarik,
sehingga anak tidak dikala pendidikan daring. Serta guru
pula bisa membagikan reward kepada peserta didik yang
aktif dalam pendidikan daring.
2. Untuk peserta didik
Selaku peserta didik, peserta didik wajib bisa
menggunakan Handphone dengan sebaik- baiknya, sehingga
peserta didik tidak kerap bermain permainan yang tidak
berguna sehingga hendak boros terhadap kuota internet.
3. Untuk Madrasah
Membagikan pengetahuan kepada guru buat bisa
mempraktikkan Google classroom dalam pendidikan daring
dengan kreatif serta menarik, akan peserta didik senantiasa
betah serta tidak bosan dengan pendidikan daring.

86
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Nadilah. “Husnudzon dan Penerimaan Diri Pada Orang


Dengan HIV/AIDS.” Jurnal Penelitian Universitas Islam
Indonesia, 2020.

Aqib, Zainal. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran.


Surabaya: Insan Cendekia, 2010.

Arifka. “Konsep Tawakal dalam Perspektif M. Quraush Shihab.”


Jurnal Penelitian, 2017.

Arnesih. “Konsep Takdir dalam Al Qur’an (Studi Tafsir


Tematik).” Diya Al-Afkar: Jurnal Studi al-Quran dan al-
Hadis 4, no. 01 (2016).

Bahrudin. Akhlak Tasawuf. Serang: IAIB Press, 2015.

Balad, Nabilah Amalia. “Prinsip Ta’awun dalam Konsep Wakaf


dengan Perjanjian Sewa Menyewa Berdasarkan Undang-
undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.” Jurnal
Hukum Magnum Opus 2, no. 1 (2019): 276600.

Danarjadi, Dwi Prasetia, Murtiadi, dan Ari Ratna Ekawati.


Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.

Darmawan, Yuda. “Penggunaan Google classroom Dalam Upaya


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Peserta didik
Kelas X SMA Jurusan IPS.” Jurnal Penelitian Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2019.

Denilasari, Nanda. “Pengaruh Penggunaan Google classroom


Terhadap Respon Peserta didik Sebagai Media
Pembelajaran.” Jurnal Penelitian Universitas
Muhammadiyah Jakarta, 2018.

Dimyati, dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Rineka Cipta, 2009.

Durahman. “Pemanfaatan Google classroom Sebagai Multimedia


Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat di Wilayah
Kerja Kemenag Kabupaten Cianjur.” Tatar Pasundan:
Jurnal Diklat Keagamaan 12, no. 34 (2018): 215–21.

Ertikanto, Chandra. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Media Akademi, 2016.

Fatmawati, Soraya. “Efektivitas forum diskusi pada e-learning


berbasis Moodle untuk meningkatkan partisipasi belajar.”
Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan 9, no. 2
(2019).

Fikriyah, Muzayinul. “Metode Pembiasaan Dalam Pembinaan


Akhlakul Karimah Peserta Didik.” Jurnal Penelitian IAIN
Tukungagung, 2019.

Gunawan, Fransiskus Ivan, dan Stefani Geima Sunarman.


“Pengembangan kelas virtual dengan Google classroom
dalam keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
topik vektor pada peserta didik SMK untuk mendukung
pembelajaran.” In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Matematika Etnomatnesia, 340–48, 2018.

Gusty, Sri, Nurmiati, Muliana, Oris Krianto Sulaiman, Ni Luh


Wiwik Sri Rahayu Ginantra, Melda Agnes Manuhutu,
Andriasan Sudarso, dkk. Belajar Mandiri Pembelajaran
Daring di Tengah Pandemi COVID-19. Medan: Yayasan
Kita Menulis, 2020.

Hammi, Zedha. “Implementasi Google classroom Pada Kelas XI


IPA MAN 2 Kudus.” Jurnal Penelitian Universitas Negeri
Semarang, 2017.

Haqien, Danin, dan Aqiilah Afiifadiyah Rahman. “Pemanfaatan


Zoom Meeting Untuk Proses Pembelajaran Pada Masa
Pandemi Covid-19.” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 5,
no. 1 (2020).

Huda, Miftahul. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-


Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2014.

Jamarudin, Ade. “Membangun Tasamuh Keberagamaan Dalam


Perspektif Al-Qur’an.” TOLERANSI: Media Ilmiah
Komunikasi Umat Beragama 8, no. 2 (2017): 170–87.

Maskun, dan Valensy Rachmedita. Teori Belajar dan


Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018.

Masyhuri, Akmal. “Konsep Syukur (Gratefulnes)(Kajian Empiris


Makna Syukur bagi Guru Pon-Pes Daarunnahdhah Thawalib
Bangkinang Seberang, Kampar, Riau).” Journal Al-Manar 7,
no. 2 (2018): 1–22.

Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.


Jakarta: Prenadamedia Group, 2004.

Mochtar, Toni. “Proses Pembentukan Sikap Tawadhu’ Anak di


Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Adh Dhuha
Sukoharjo.” Jurnal Penelitian IAIN Surakarta, 2019.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma


Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002.

Muyasaroh, Himyatul. “Penerapan Google classroom Pada


Pembelajaran PAI Kelas XI Jurusan Bisnis Daring
Pemasaran (BDP) di SMK Negeri 1 Purwokerto Tahun
Pelajaran 2019/2020.” Jurnal Penelitian IAIN Purwokerto,
2020.

Ningrum, Ani. “Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Google


classroom Era Pandemic Covid-19 Materi Tata Surya Pada
Peserta didik Kelas VII MTs Negeri Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020.” Jurnal Skripsi IAIN Salatiga, 2020.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 912 Tahun


2013 Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran
Islam dan Bahasa Arab (2013).

Qomariah, Siti, dan Siti Lailiyah Nursobah. “Implementasi


Pemanfaatan Google classroom untuk pembelajaran di Era
Revolusi 4.0.” SINDIMAS 1, no. 1 (2019): 227–31.

Rahartri, LIPI. “Whatsapp Media Komunikasi Efektif Masa Kini


Studi: Kasus Pada Layanan Jasa Informasi Ilmiah di
Kawasan Puspiptek.” VISI PUSTAKA: Buletin Jaringan
Informasi Antar Perpustakaan 21, no. 2 (2019): 147–56.

Samosir, Fransiska Timoria, Dwi Nurina Pitasari, dan Purwakadan


Purwadi Eka Tjahjono. “Efektifitas Youtube sebagai Media
Pembelajaran Mahapeserta didik.” Record and Library
Journal 4, no. 2 (2018).

Sudaryono. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:


Graha Ilmu, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta, 2014.

Suhery, Suhery, Trimardi Jaya Putra, dan Jasmalinda Jasmalinda.


“Sosialisasi Penggunaan Aplikasi Zoom Meeting dan Google
classroom pada Guru di Sdn 17 Mata Air Padang Selatan.”
Jurnal Inovasi Penelitian 1, no. 3 (2020): 129–32.

Sutopo, Ariseto Hadi. Teknologi Informasi dan Komunikasi


Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Wahyudi, Dedi. Pegantar Aqidah Akhlak dan Pembelajarannya.


Yogyakarta: Lintang Rasi Aksara Books, 2017.

Wicaksono, Muhammad Denny. “Pemanfaatan Google classroom


dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran
Ips Kelas Viii.” Inspirasi (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial) 17, no. 1
(2020).

Widodo, Sugeng, dan Dian Utami. Belajar dan Pembelajaran.


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2018.

Yuliani, Meda, Janner Simarmata, Siti Saodah Susanti, Eni


Mahawati, Rano Indradi Sudra, Heri Dwiyanto, Edi Irawan,
Dewa Putu Yudhi Ardiana, Muttaqin, dan Ika Yuniwati.
Pembelajaran Daring Untuk Pendidikan. Medan: Yayasan
Kita Menulis, 2020.

Zulkifli, dan Jamaluddin. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta:


Kalimedia, 2018.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Diri
Nama Lengkap : Alisa Aliyatul Muna
TTL : Kudus, 13 September 1999
Agama : Islam
Alamat : Prambatan Kidul 6/1 Kaliwungu Kudus

Jenjang Pendidikan
1. MI NU Nurul Haq Prambatan Kidul Kudus
2. MTs NU Mu’allimat Kudus
3. SMK N 1 Kudus
4. IAIN Kudus

Demikian riwayat hidup pendidikan ini dibuat dengan sebenar-


benarnya untuk diketahui dan digunakan sebagaimana mestinya.

Kudus, 21 Juni 2021


Penulis

Alisa Aliyatul Muna


Lampiran 1
Pedoman Observasi
1. Mengamati letak geografis MI NU Banat Kudus
2. Mengamati proses pembelajaran daring mata pelajaran
Akidah Akhlak Kelas VB di MI NU Banat Kudus
3. Mengamati penerapan Google classroom pada saat proses
pembelajaran Akidah Akhlak
4. Mengamati aktifitas peserta didik saat proses pembelajaran
Akidah Akhlak menggunakan Google classroom di MI NU
Banat Kudus
Lampiran 2
Pedoman Dokumentasi

1. Sejarah berdirinya MI NU Banat Kudus


2. Identitas MI NU Banat Kudus
3. Visi, Misi, dan Tujuan MI NU Banat Kudus
4. Struktur Organisasi MI NU Banat Kudus
5. Keadaan Guru, Staff dan Peserta didik MI NU Banat Kudus
6. Keadaan sarana dan prasarana MI NU Banat Kudus
7. Suasana proses pembelajaran dengan menerapkan Google
classroom
8. Dokumen transkip nilai penugasan materi Akhlak Terpuji
pada mata pelajaran Akidah Akhlak
9. Dokumentasi wawancara dengan Kepala Sekolah
10. Dokumentasi wawancara dengan Guru Kelas 5B
11. Dokumentasi wawancara dengan Guru Pengampu Akidah
Akhlak
Lampiran 3
Pedoman Wawancara dengan Kepala MI NU Banat Kudus

1. Bagaimana pendapatnya mengenai pembelajaran daring di MI


NU Banat Kudus?
2. Bagaimana kesiapan dalam menghadapi pembelajaran daring
selama mas pandemi?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak selama
masa pan dalam pembelajaran daring?
4. Bagaimana evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring?
5. Bagaimana penerapan Google classroom pada pembelajaran
Akidah Akhlak?
6. Apakah proses pembelajaran daring menggunakan Google
classroom sudah berjalan dengan baik?
7. Apakah Google classroom sudah efektif digunakan dalam
pembelajaran daring?
8. Apa sajakah fasilitas yang menunjang saat proses
pembelajaran daring menggunakan Google classroom?
9. Apa saja faktor pendukung dalam proses pembelajaran daring
dengan menerapkan Google classroom?
10. Apa saja faktor penghambat dalam proses pembelajaran
daring dengan menerapkan Google classroom?
Pedoman Wawancara dengan Wali Kelas 5B

1. Bagaimana pendapatnya mengenai pembelajaran daring di MI


NU Banat Kudus?
2. Bagaimana kesiapan dalam menghadapi pembelajaran daring
selama masa pandemi?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak selama
masa pan dalam pembelajaran daring?
4. Bagaimana evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring?
5. Bagaimana penerapan Google classroom pada pembelajaran
Akidah Akhlak?
6. Apakah proses pembelajaran daring menggunakan Google
classroom sudah berjalan dengan baik?
7. Apakah Google classroom sudah efektif digunakan dalam
pembelajaran daring?
8. Apa sajakah fasilitas yang menunjang saat proses
pembelajaran daring menggunakan Google classroom?
9. Apa saja faktor pendukung dalam proses pembelajaran daring
dengan menerapkan Google classroom?
10. Apa saja faktor penghambat dalam proses pembelajaran
daring dengan menerapkan Google classroom
Pedoman Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akidah
Akhlak

1. Bagaimana pendapatnya mengenai pembelajaran daring di MI


NU Banat Kudus?
2. Bagaimana kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran
daring selama mas pandemi?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Akidah Akhlak selama
masa pan dalam pembelajaran daring?
4. Bagaimana evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak dalam
pembelajaran daring?
5. Bagaimana penerapan Google classroom pada pembelajaran
Akidah Akhlak?
6. Apakah proses pelaksanaan pembelajaran Google classroom
sudah berjalan dengan baik?
7. Bagaimana strateginya dalam menerapkan Google classroom
pada pembelajaran Akidah Akhlak agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik?
8. Bagaimana strateginya dalam menerapkan Google classroom
pada pembelajaran Akidah Akhlak agar peserta didik tidak
merasa bosan dengan pembelajaran?
9. Berapa alokasi waktu yang digunakan dalam menerapkan
Google classroom pada pembelajaran Akidah Akhlak?
10. Apa sajakah media yang digunakan dalam menerapkan
Google classroom pada pembelajaran Akidah Akhlak?
11. Bagaimana usahanya agar semua peserta didik dapat
mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak dalam Google
classroom?
12. Apa yang dapat dilakukan jika terdapat peserta didik yang
tidak dapat mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak dalam
Google classroom?
13. Apakah dalam pembelajaran Google classroom ini peserta
didik menjadi lebih aktif?
14. Sejauh mana hasil belajar peserta didik dengan Google
classroom pada mata peajaran Akidah Akhlak?
15. Bagaimana kedisiplinan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran Google classroom ini?
16. Apakah penggunaan Google classroom ini sudah efektif
digunakan dalam pembelajaran era Covid-19?
17. Apa faktor pendukung dalam proses pembelajaran Google
classroom di era Covid-19 ini?
18. Apa faktor penghambat dalam proses pembelajaran Google
classroom di era Covid-19 ini?
19. Apa kekurangan dalam proses pembelajaran Google
classroom ini?
20. Apa kelebihan dalam proses pembelajaran Google classroom
ini?
Lampiran 4
Profil MI NU Banat Kudus

1. Nama Madrasah : MI NU Banat Kudus


2. Alamat : Jl. HM. Subchan ZE Janggalan Kota
Kudus
3. Status Madrasah : Swasta
4. Tahun Beroperasi : 1938
5. Tahun Didirikan : 1938
6. Luas Tanah : + 1.292 m²
7. Kepala Madrasah : Khamim, S.Pd.I., M.Pd
Lampiran 6
Data Guru dan Pegawai MI NU Banat Kudus 2020/2021

No. Nama Jabatan


1 Khamim, S.Pd.I., M.Pd Kepala Madrasah
Waka Kurikulum
2 Fauchatul Y. F.S.Ag,M.Pd.I
& Guru
Waka Sarpras &
3 Faukhil Wardati, S.Pd.I
Guru
Waka Kepeserta
4 Elok N.F., S.Pd.I, M.Pd.I
didikan & Guru
Waka Humas &
5 Nailir Rosyidah, S.Pd
Guru
6 Hj. Uswah, S.Pd.I Guru
7 Hj. Noor Fauziyati, S.Pd.I Guru
8 Mahmudatun, S.Ag Guru
9 Evi Chusnut Tahari, S.Pd.I Guru
10 Dra. Hj. Zuriyah Guru
11 Sri Mulyani, S.Pd Guru
12 Hj. Evi S.H, S.Pd, M.Pd Guru
13 Noor Asyiq Rohman, S.Pd.I Guru
14 Nilla Tijanil Jannah, S.Pd.I Guru
15 Hj. Nujumun Ni’mah, S.Ag Guru
16 Khoerun Nisa’, S.Pd.I, S.Pd Guru
17 Nina Nailufar, M.Pd Guru
18 Noor Any R., S.Pd, M.Pd Guru
19 Shofiyatul Labibah, S.Pd Guru
20 Munfaridah, S.Pd.I Guru
21 Munal Hani’ah, S.Pd.I Guru
22 Wardatun Nida, S.Pd.I Guru
23 Afdholun N., S.Pd.I, M.Pd Guru
24 Yayuk Puji Rahayu, SE Guru
25 Dewi Umi Hanik, S.Pd Guru
26 Nurul Ida R.a, S.Pd Guru
27 Khoirinnidha, S.Pd Guru
28 Ainus Sa’diyah, S.Hum Guru
29 Nisfah Mursidah, S.Pd Guru
30 Muhimmatul Husna, S.Pd Guru
No. Nama Jabatan
31 Noor Kholifah Sa’idah, S.Pd Guru
32 Dewi Rohil I.Y, S.Pd Guru
33 Nur Khamidah, S.Pd Guru
34 Nur Ishmah Maulida, S.H Guru
35 Nusrotuz Zulfa, SE Guru
36 Noor Rohmah Bendahara
37 Fiqhiyah U.A.,S.Kom Tata Usaha
38 Fera Nazilatur R., S.Pd.I Tata Usaha
Bag.
39 Hanik K., A.Md
Perpustakaan
40 Sudariyanto Cleaning Service
41 M. Choiruddin Penjaga Malam
41 Mahmudi Cleaning Service
43 Heri Hermawan Satpam
Lampiran 7
Data Peserta didik MI NU Banat Kudus 2020/2021

Kelas A B C D Jumlah

I 28 28 28 28 112
II 28 28 28 28 112
III 28 28 27 28 111
IV 29 37 36 - 102
V 33 37 38 - 108
VI 31 29 27 - 87
Jumlah seluruh peserta didik 632
Lampiran 8
Data Sarana dan Prasarana MI NU Banat Kudus

No. Jenis Ruangan Luas Kondisi Bangunan


(m²) Baik
1. Ruang Kelas 56x14 √
2. Ruang Perpustakaan 56 √
3. Ruang Serbaguna 56 √
4. KM/WC Guru 4 √
5. Ruang Kepsek 12 √
6. Ruang Guru 56 √
7. Ruang TU 44 √
8. Gudang 28 √
9. KM/WC Murid 4x12 √
10. Ruang BK 28 √
11. Ruang UKS 28 √
12. Toko/Kantin 56 √
13. Ruang Ibadah 56 √
14. Ruang Penjaga 4 √
Lampiran 9
Transkip Wawancara
Wawancara dengan Kepala MI NU Banat Kudus

Informan : Khamim, S.Pd.I., M.Pd


Jabatan : Kepala MI NU Banat Kudus
Hari/Tanggal : Kamis, 01 April 2021
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Ruang Kepala MI NU Banat Kudus

Wawancara 1
Pewawancara : “Bagaimana pendapatnya mengenai
pembelajaran daring di MI NU Banat
Kudus?”
Narasumber : “Dalam masa pandemi, Madrasah harus
mengikuti regulasi dan kebijakan yang
ada yaitu pelaksanaan pembelajaran harus
dilakukan secara daring. Pembelajaran
daring di MI NU Banat sudah satu tahun
berjalan dan telah berjalan sesuai apa
yang ditargetkan.”
Pewawancara : “Bagaimana kesiapan dalam
melaksanakan pembelajaran daring
selama masa pandemi?”
Narasumber : “Kesiapannya yaitu harus menyiapkan
RPP, RPP dijadikan oleh pedoman semua
guru. Tetapi RPP yang digunakan yaitu
berbasis Pandemi Sebagai madrasah yang
sudah dibekali dengan Agama Islam yang
kuat, maka dari itu selama masa pandemi
ini dalam membuat RPP setiap mata
pembelajaran harus dikaitkan
pembelajaran daring. Karena di MI NU
Banat ini tidak menerapkan pembelajaran
secara tatap muka selama masa pandemi
ini. Dalam pembelajaran daring ini MI
NU Banat Kudus memanfaatkan beberapa
media sosial untuk menunjang
pembelajaran daring, seperti Youtube,
Zoom, Google Form, dan Google
Classroom.”
Pewawancara : “RPP yang digunakan MI NU Banat yaitu
RPP daring, apa maksud dari RPP daring
tersebut?”
Narasumber : “RPP daring merupakan Rencana
Pelaksana Pembelajaran yang dilakukan
secara daring, guru tetap harus membuat
RPP Daring sebagai proses belajar
mengajar yang dilakukan jarak jauh atau
secara daring dengan peserta didik
dirumah.”
Pewawancara : “Apa yang membedakan RPP daring
dengan RPP biasa?”
Narasumber : “Yang membedakan RPP daring dan RPP
biasa yaitu penerapan pembelajaran,
metode, serta media yang digunakan.
Metode pembelajaran yang digunakan
yaitu dengan metode daring serta media
yang digunakan yaitu Google classroom
dan Youtube.”
Pewawancara : “Bagaimana persiapan dalam membuat
perencanaan pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Persiapannya yaitu dengan mengetahui
kondisi peserta didik dulu dengan cara
menanyakan kepada orang tua. Setelah
mengetahui kondisi peserta didik, guru
dapat menetapkan model pembelajaran
yang seperti apa yang cocok digunakan”
Pewawancara : “Kemudian didalam isi RPP, apa saja
yang harus dipersiapkan?”
Narasumber : “Dalam isi RPP yang dipersiapkan yaitu
memilih model pembelajaran yang cocok
agar suasana kelas dapat hidup seperti
halnya pembelajaran tatap muka. Disini
guru dapat menggunakan video
pembelajaran yang di upload di Youtube.”
Pewawancara : “Bagaimana evaluasi pembelajaran
Akidah Akhlak dalam pembelajaran
daring?”
Narasumber : “Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan
guru memberikan tugas yang harus
dikerjakan peserta didik. Pemberian tugas
untuk mengukur kemampuan peserta
didik terhadap materi yang telah
disampaikan oleh guru. Tugas ini dapat
berupa penilaian produk, soal pilihan
ganda, soal isian dan jenis soal lainnya
sesuai dengan apa yang dikehendaki
guru.”
Pewawancara : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Akidah Akhlak?”
Narasumber : “Pelaksanaan Akidah Akhlak dilakukan
secara daring dengan memanfaatkan
Google classroom”
Pewawancara : “Bagaimana penerapan Google
classroom pada pembelajaran Akidah
Akhlak?”
Narasumber : “Penerapan Google classroom dalam
pembelajaran daring yaitu dengan cara
semua materi pembelajaran yang
berbentuk elektronik dapat tersimpan
pada komputer dan dapat mudah di akses
oleh guru dan peserta didik dan tugas
disampaikan melalui Google classroom.
Penilaian tugas pun dapat dilakukan juga
di Google classroom. Guru memberikan
materi melalui Google classroom
kemudian peserta didik dapat mengajukan
pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan oleh guru.”
Pewawancara : “Bagaimana suasana dalam Google
classroom saat pembelajaran?”
Narasumber : “Suasana saat pembelajaran yaitu peserta
didik aktif dalam menanggapi materi atau
hal lain yang disampaikan guru, karena
peserta didik usia mereka lebih suka
bermain Handphone, sehingga peserta
didik dapat merespon hal yang
disampaikan guru.”
Pewawancara : “Bagaimana alur yang digunakan saat
pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Alur yang digunakan yaitu sesuai
langkah-langkah yang ada di RPP dan
waktu saat menggunakan Google
classroom sesuai seperti saat
pembelajaran tatap muka”
Pewawancara : “Apakah proses pembelajaran daring
menggunakan Google classroom sudah
berjalan dengan baik?”
Narasumber : “Sudah, karena hampir semua peserta
didik mulai kelas 1-6 sudah diizinkan
orangtua menggunakan Handphone.”
Pewawancara : “Apakah Google classroom sudah efektif
digunakan dalam pembelajaran daring?”
Narasumber : “Dari 632 peserta didik di MI NU Banat,
95% peserta didik sudah berjalan dengan
baik saat menggunakan Google
classroom, 5% nya belum berjalan
dengan baik, karena masih ada peserta
didik yang belum diizinkan orang tua
untuk memiliki Handphone, sehingga
peserta didik harus menunggu orang tua
pulang dari kerja untuk mendapatkan
informasi mengenai pembelajaran.”
Pewawancara : “Apa sajakah fasilitas yang menunjang
saat proses pembelajaran daring
menggunakan Google classroom?”
Narasumber : “Fasilitas yang menunjang pembelajaran
yang digunakan yaitu Handphone/Laptop
dan sinyal yang cukup, dengan adanya
media tersebut proses pelaksanaan
pembelajaran daring akan berjalan dengan
baik.”
Pewawancara : “Apa saja faktor pendukung dalam proses
pembelajaran daring dengan menerapkan
Google classroom?”
Narasumber : “Faktor pendukungnya yaitu: pertama,
pembelajaran dengan memanfaatkan
aplikasi pembelajaran membuat anak
lebih antusias dalam pembelajaran.
Kedua, Handphone, dengan
memanfaatkan gadget dengan baik,
peserta didik pun akan lebih semangat,
karena usia peserta didik tersebut
merupakan usia senang-senangnya dalam
menggunakan gadget. Ketiga yaitu
subsidi kuota dari Kemenag, dengan
subsidi kuota ini juga dapat menghemat
pengeluaran untuk membeli kuota
internet. Ke empat yaitu guru membuat
konten pembelajaran di Youtube, dengan
guru membuat konten materi di Youtube
juga memudahkan peserta didik untuk
mengakses materi. Ke empat, terdapat
guru yang sudah mahir dalam bidang
teknologi. Guru yang memang belum
mahir bisa belajar kepada guru yang
sudah mahir dalam hal teknologi.”
Pewawancara : “Apa saja faktor penghambat dalam
proses pembelajaran daring dengan
Narasumber : menerapkan Google classroom?”
“Faktor penghambat dalam proses
pembelajaran daring yaitu pertama, sinyal
internet yang buruk. Kondisi sinyal
internet yang buruk ini sebagian kecil
dialami oleh peserta didik di MI NU
Banat yang berasal dari pedesaan. Kedua,
masih ada peserta didik yang tidak
diperbolehkan menggunakan Handphone,
jadi jika ada pembelajaran, peserta didik
harus menunggu orang tua pulang dari
kerja, sehingga peserta didik saat
membuka materi yang diberikan oleh guru
harus menunggu sore hari hingga orang
tua sudah berada di rumah.”
Mengetahui Peneliti
Kepala MI NU Banat Kudus

Alisa Aliyatul Muna


Khamim, S.Pd.I., M.Pd NIM. 1710310083

Transkip Wawancara
Wawancara dengan Guru Kelas VB MI NU Banat Kudus

Informan : Faukhil Wardati, S.Pd.I


Jabatan : Guru Kelas VB MI NU Banat Kudus
Hari/Tanggal : Sabtu, 17 April 2021
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Guru MI NU Banat Kudus

WAWANCARA II
Pewawancara : “Bagaimana pendapatnya mengenai
pembelajaran daring di MI NU Banat
Kudus?”
Narasumber : “Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan mendadak
karena adanya covid-19, pembelajaran ini
dengan memanfaatkan beberapa media
sosial.”
Pewawancara : “Bagaimana kesiapan dalam melaksanakan
pembelajaran daring selama masa
pandemi?”
Narasumber : “Siap tidak siap harus siap, pembelajaran
daring ini guru harus tetap membuat RPP,
tapi RPP sesuai dengan RPP pandemi.
Karena RPP dijadikan acuan untuk
melaksanakan sebuah pembelajaran.”
Pewawancara : “RPP yang digunakan MI NU Banat yaitu
RPP daring, apa maksud dari RPP daring
tersebut?”
Narasumber : “RPP yang dimaksud yaitu rencana
pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
untuk merencanakan proses pembelajaran
yang akan dilakukan. Tetapi RPP ini
digunakan berbasic daring dengan beberapa
perbedaan didalamnya”
Pewawancara : “Apa yang membedakan antara RPP biasa
dengan RPP daring?”
Narasumber : “Yang membedakan yaitu di metode, media,
dan langkah-langkah pembelajaran. Di
langkah pembelajaran yang biasanya guru
dapat melihat kondisi peserta didik secara
langsung, tetapi dalam pembelajaran daring
ini guru tidak bisa melihat kondisi peserta
didik secara langsung. Kemudian metode
yang digunakan yaitu media yang digunakan
yaitu Youtube dan Google classroom.
Pewawancara : ”Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Akidah Akhlak selama masa pandemi dalam
pembelajaran daring?”
Narasumber : “Pelaksanaan semua pelajaran dilakukan
secara daring yaitu dengan mamanfaatkan
media sosial, di MI NU Banat ini media
sosial yang di gunakan yaitu Google
classroom, google formulir, dan Youtube.”
Pewawancara : “Bagaimana persiapan dalam membuat
perencanaan pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Persiapan saat membuat rencana
pembelajaran ini yaitu dengan melihat
materi yang akan disampaikan, kemudian
menentukan metode dalam penyampaian
materi yang cocok agar peserta didik mudah
dalam memahami materi yang disampaikan”
Pewawancara : “Kemudian didalam isi RPP, apa saja yang
harus dipersiapkan?”
Narasumber : “Isi dalam RPP yang dipersiapkan yaitu
tujuan dari pembelajaran, indikator
pencapaian peserta didik yang dimaksud
yaitu setelah guru menyampaikan materi
guru dapat mengetahui sejauh mana
pencapapaian pemahaman peserta didik.”
Pewawancara : “Bagaimana evaluasi pembelajaran Akidah
Akhlak dalam pembelajaran daring?”
Narasumber : “Evaluasi atau penilaian pembelajaran
dilakukan untuk mengukur pemahaman
peserta didik. Penilaian ini biasanya guru
memberikan berupa tugas yang kemudia
peserta didik mengerjakan lalu mengirimkan
jawabannya melalui Google classroom atau
Google formulir, atau sesuai dengan media
yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran.”
Pewawancara : “Bagaimana penerapan Google classroom
pada pembelajaran Akidah Akhlak?”
Narasumber : “Penerapan Google classroom biasanya
guru menyapa peserta didik dengan
menanyakan kabar peserta didik, kemudian
guru memberikan materi yang akan
disampaikan, setelah peserta didik
memahami materi tersebut kemudian
peserta didik diminta untuk bertanya
mengenai hal yang belum dipahami. Lalu
guru memberikan tugas guna mengetahui
pemahaman peserta didik dalam materi yang
disampaikan guru.”
Pewawancara : “Bagaimana suasana dalam Google
classroom saat pembelajaran?”
Narasumber : “Suasana dalam Google classrom memang
peserta didik sangat aktif diawal
pembelajaran daring, tetapi setelah hampir
satu tahun melaksanakan pembelajaran
secara daring peserta didik kurang dalam
keaktifannya, dikarenakan mungkin peserta
didik merasa bosan”
Pewawancara : “Bagaimana alur yang digunakan saat
pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Alur dalam pembelajaran daring ini
memang hampir sama dengan alur
pembelajaran tatap muka, yang
membedakan yaitu pembelajaran ini
dilakukan secara daring. Alurnya yaitu
pertama guru memulai pembelajaran dengan
membuka pembelajaran, kemudian guru
menyampaikan materi yang diupload di
Youtube, setelah peserta didik memahami
video tersebut kemudian guru memberikan
tugas untuk mengetahui pemahaman peserta
didik.”
Pewawancara : “Apakah Google classroom sudah baik dan
efektif digunakan dalam pembelajaran
daring?”
Narasumber : “Sudah berjalan dengan baik dan efektif
dibuktikannya saat peserta didik
mengumpulkan tugas dengan baik dan tepat
waktu”
Pewawancara : “Apa sajakah fasilitas yang menunjang saat
proses pembelajaran daring menggunakan
Google classroom?”
Narasumber : “Fasilitas yang menunjang yaitu media yang
digunakan berupa Handphone dan bantuan
kuota pendidikan dari Kemenag.”
: “Apa saja faktor pendukung dalam proses
Pewawancara pembelajaran daring dengan menerapkan
Google classroom?”
: “Faktor pendukungnya yaitu pertama, tugas
Narasumber terdeteksi maksudnya peserta didik yang
telah mengerjakan tugas ataupun terlambat
mengerjakan tugaspun akan terdeteksi.
Kedua, dapat diakses kapanpun dan
dimanapun, materi yang disampaikan guru
dapat diakses peserta didik kapanpun, dan
guru mpun dapat memantau tugas tugas
peserta didik dimanapun dan kapanpun.”
: “Apa saja faktor penghambat dalam proses
Pewawancara pembelajaran daring dengan menerapkan
Google classroom”
: “Faktor penghambatnya yaitu pertama,
Narasumber masih ada peserta didik yang tidak diizinkan
menggunakan Handphone sehingga harus
menunggu orang tua pulang dari kerja.
Kedua, kecenderungan main Handphone,
peserta didik jika telah diizinkan orang tua
menggunakan Handphone, orang tua yang
kerja diluar tidak bisa memantau anaknya..”

Mengetahui Peneliti
Guru Kelas VB

Alisa Aliyatul Muna


Faukhil Wardati, S.Pd.I NIM. 1710310083
Transkip Wawancara
Wawancara dengan Guru Pengampu Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas VB MI NU Banat Kudus

Informan : Fauchatul Yumna F..S.Ag., M.Pd.I


Jabatan : Guru Pengampu Mata Pelajaran Akidah
Akhlak Kelas V
Hari/Tanggal : Rabu, 03 Maret 2021
Pukul : 08.00 WIB
Tempat : Ruang Guru MI NU Banat Kudus

Wawancara
III
Pewawancara : “Bagaimana pendapatnya mengenai
pembelajaran daring di MI NU Banat
Kudus?”
Narasumber : “Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran jarak jauh yang diterapkan saat
masa pandemi ini. Pembelajaran jarak jauh
ini bisa memanfaatkan sosial media, karena
media sosial dapat mudah diakses oleh
siapapun, dan peserta didik akan lebih
semangat jika pembelajaran dilakukan
dengan memanfaatkan media sosial.”
Pewawancara : “Bagaimana kesiapan dalam melaksanakan
pembelajaran daring selama masa pandemi?”
Narasaumber : “Terkait dengan kesiapan. Sebelum
pembelajaran, guru harus menyiapkan RPP
yang dijadikan acuan saat proses
pembelajaran berlangsung. RPP yang
digunakan sekarang dalam pembelajaran
daring menerapkan RPP sementara selama
pembelajaran daring.”
Pewawancara : “RPP yang digunakan MI NU Banat yaitu
RPP daring, apa maksud dari RPP daring
tersebut?”
Narasumber : “RPP daring merupakan rencana
pembelajaran daring yang dimaksud sebagai
rencana awal dalam proses pembelajaran
yang nantinya guru saat pembelajaran dapat
menerapkan sesuai yang telah direncakan.
RPP ini dijadikan acuan dalam menerapkan
proses pembelajaran.”
Pewawancara : “Apa yang membedakan antara RPP biasa
dengan RPP daring?”
Narasumber : “Perbedaanya yaitu di media, metode, dan
langkah pembelajaran. Media yang
digunakan saat pembelajaran daring ini
adalam media Handphone atau Laptop,
metode yang digunakan yaitu metode daring
dengan memanfaatkan Google classroom
dan Youtube. Dalam langkah-langkah
pembelajaranpun agak sedikit berbeda yaitu
guru menjelaskan materi melalui video yang
nanti akan dilihat oleh peserta didik.”
Pewawancara : “Apakah proses pelaksanaan pembelajaran
Google classroom sudah berjalan dengan
baik?”
Narasumber : “Alhamdulillah, dapat berjalan lancar
meskipun diawal banyak kendala karena
peserta didik dan wali peserta didik belum
terbiasa dengan Google classroom.”
Pewawancara : “Bagaimana pelaksanaan pembelajaran
Akidah Akhlak selama masa pandemi dalam
pembelajaran daring?”
Narasaumber : “Pelaksanaan pelajaran Akidah Akhlak
dilaksanakan dengan menggunakan Google
classroom, tidak hanya Akidah Akhlak saja,
tetapi semua mata pelajaran.”
Pewawancara : “Bagaimana persiapan dalam membuat
perencanaan pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Persiapannya yaitu dengan menentukan
metode yang cocok digunakan dalam
menyampaikan materi agar mudah dipahami
oleh peserta didik. Dan guru membuat materi
yang disajikan dalam bentuk video yang
nanti akan dibagikan kepada peserta didik”
Pewawancara : “Kemudian didalam isi RPP, apa saja yang
harus dipersiapkan?”
Narasumber : “Isi RPP yang harus dipersiapkan yaitu
menetapkan indikator yang harus dicapai
peserta didik dalam proses pembelajaran,
muatan karakter yang harus diterapkan
peserta didik, menetapkan tujuan
pembelajaran, menetapkan metode
pembelajaran yang sesuai, menetapkan
sumber belajar, kemudian membuat langkah
pembelajaran daring dan yang terakhir yaitu
evaluasi yang berupa guru memberikan tugas
kepada peserta didik.”
Pewawancara : “Bagaimana evaluasi pembelajaran Akidah
Akhlak dalam pembelajaran daring?”
Narasumber : “Evaluasi pembelajaran Akidah Akhlak
dengan guru memberikan tugas, tugas
terdapat 2 jenis. Pertama, peserta didik
menyebutkan contoh penerapan sikap
mandiri dan disiplin yang dilakukannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, peserta
didik mengerjakan tugas soal yang kemudian
peserta didik menjawabnya lalu dikirimkan
melalui Google classroom.”
Pewawancara : “Bagaimana proses menerapkan Google
classroom pada pembelajaran Akidah
Akhlak?”
Narasumber : “Penerapan Google Classroom pada mapel
Akidah Akhlak dapat berjalan sesuai dengan
target baik dan berjalan lancar. Penerapannya
dengan cara guru memberikan materi berupa
video yang di upload pada Google classroom
yang kemudian nanti peserta didik akan
memahami materi. Setelah memahami
materi, guru memberikan penugasan yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman
peserta didik terhadap materi yang
disampaikan.”
Pewawancara : “Bagaimana suasana dalam Google
classroom saat pembelajaran?”
Narasumber : “Suasana saat pembelajaran memang peserta
didik agak lama dalam merespon materi yang
disampaikan guru, hal ini dikarenakan
memang berbeda saat proses pembelajaran
tatap muka. Selain itu faktor orangtua tidak
memperbolehkan anaknya dalam memegang
Handphone menjadi kendala.”
Pewawancara : “Bagaimana alur yang digunakan saat
pembelajaran daring ini?”
Narasumber : “Alur yang digunakan yaitu sama seperti
pembelajaran tatap muka dan waktupun yaitu
2x jam pembelajaran, yang tiap jam
permbelajaran 35 menit. Alurnya ada 3 yaitu
kegiatan awal untuk mengetahui kesiapan
peserta didik, kedua yaitu kegiatan inti
merupakan kegitan pembelajaran dan
kegiatan penutup yaitu kegiatan akhir yang
biasanya guru memberikan peserta didik
tugas yang tujuaanya untuk
mengetahuipemahaman peserta didik.
Kegiatan awal yaitu guru menyapa peserta
didik dengan mengucapkan salam, kemudian
guru mengajakn peserta didik berdo’a, lalu
guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti, guru membagikan link
youtube, yang mana peserta didik nanti akan
mengakses video tersebut lalu peserta didik
dapat mendengarkan penjelasan dari guru.
Setelah itu peserta didik dipersilakan untuk
bertanya mengenai hal yang belum
dipahami, dan dalam kegiatan penutup, guru
memberikan tugas berupa soal yang
bertujuan untuk mengetahui pemahaman
peserta didik.
Pewawancara : “Konten apa saja yang digunakan dalam
menunjang proses pembelajaran?”
Narasumber : “Kontennya yaitu berupa video pembelajaran
yang nantinya akan dibagikan melalui
Youtube, karena usia anak-anak senang jika
menonton video.”
Pewawancara : “Bagaimana strateginya dalam menerapkan
Google classroom pada pembelajaran
Akidah Akhlak agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik?”
Narasumber : “Strategi penerapan Google classroom dalam
mapel Akidah Akhlak, jika penyampaian
materi biasa membuat media video yang
menarik agar peserta didik tidak bosen saat
pembelajaran dengan kine master, bandy
cam atau camtasia. Kemudian dibagikan
melalui link youtube, setelah itu baru
dimasukkan atau dibagikan lagi melalui
Google classroom supaya dapat menjadi satu
ketika anak-anak akan membuka materi
Akidah Akhlak, jadi seolah-olah Google
classroom adalah buku mereka selama
daring berlangsung.”
Pewawancara : “Bagaimana strateginya dalam menerapkan
Google classroom pada pembelajaran
Akidah Akhlak agar peserta didik tidak
merasa bosan dengan pembelajaran?”
Narasumber : “Strategi supaya peserta didik tidak bosan,
dengan cara setelah menyampaikan materi
diselingi dengan penugasan yang tidak
memberatkan peserta didik, seperti membuat
produk yang ditulis di buku tulis kemudian
difotokan dan dikirim melalui Google
classroom, selain itu penugasan melalui
Google classroom peserta didik tinggal
membaca soal dengan membuka link.”
Pewawancara : “Berapa alokasi waktu yang digunakan
dalam menerapkan Google classroom pada
pembelajaran Akidah Akhlak?”
Narasumber : “Alokasi waktu yang digunakan dalam
menerapkan Google classroom pada
pembelajaran Akidah Akhlak di MI NU
Banat adalah 2x35 menit setiap hari Rabu
jam 07.30-08.40. Jadi anak-anak melakukan
pembelajaran dirumah masing-masing.”
Pewawancara : “Apa sajakah media yang digunakan dalam
menerapkan Google classroom pada
pembelajaran Akidah Akhlak?”
Narasumber : “Media video pembelajaran, buku peserta
didik, LKS, media elektronik seperti HP atau
komputer”
Pewawancara : “Bagaimana usahanya agar semua peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran Akidah
Akhlak dalam Google classroom?”
Narasumber : “Usahanya yaitu dengan memberikan
pengertian bahwa masa pandemi ini memang
pemerintah tidak membolehkan untuk
pembelajaran bertatap muka sedangkan
pembelajaran harus tetap berlangsung, maka
kita harus mengikuti aturan pemerintah
dengan menjalankan pembelajaran daring
dengan memanfaatkan Google classroom.”
Pewawancara : “Apakah dalam pembelajaran Google
classroom ini peserta didik menjadi lebih
aktif?”
Narasumber : “Peserta didik semakin aktif dalam
mengikuti pembelajaran Akidah Akhlak
dilihat mereka menanggapi tugas-tugas
sebagai evaluasi tercapainya tujuan
pembelajaran daring”
Pewawancara : “Sejauh mana hasil belajar peserta didik
dengan Google classroom pada mata
peajaran Akidah Akhlak?”
Narasumber : “Alhamdulillah bisa sesuai tujuan
pembelajaran Aqidah Akhlak dilihat dari
hasil tugas-tugas yang diterimanya dan
peserta didik mendapat nilai yang maksimal
yang artinya peserta didik dapat dengan
mudah memahami materi yang
disampaikan.”
Pewawancara : “Bagaimana kedisiplinan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran Google classroom
ini?”
Narasumber : “Memang ada beberapa anak yang mengikuti
pembelajaran Akidah Akhlak dengan tidak
disiplin artinya ketika mengerjakan tugas
melampui batast waktu yang telah
ditentukan, namun mereka tetap bertanggung
jawab atas kewajiban mereka.”
Pewawancara : “Apakah penggunaan Google classroom ini
sudah efektif digunakan dalam pembelajaran
era Covid-19?”
Narasumber : “Sudah efektif sebagai guru mata pelajaran,
karena anak-anak dapat mengulang-ulang
kembali materi yang telah disampaikan yang
masih tersimpan di Google classrom.”
Pewawancara : “Apa faktor pendukung dalam proses
pembelajaran Google classroom di era
Covid-19 ini?”
Narasumber : “Faktor pendukungnya adalah motivasi dari
orangtua di rumah karena daring memang
anak-anak belajar bersama orangtua di
rumah. Selain itu dengan memanfaatkan
media sosial, peserta didik akan lebih
semangat dalam belajarnya.”
Pewawancara : “Apa faktor penghambat dalam proses
pembelajaran Google classroom di era
Covid-19 ini?”
Narasumber : “Terdapat peserta didik yang berasal dari
pedesaan sehingga peserta didik
mendapatkan susah sinyal yang berakibat
peserta didik akan terhambat mengikuti
proses pembelajaran.”
Pewawancara : “Apa kekurangan dalam proses pembelajaran
Google classroom ini?”
Narasumber : “Dengan memanfaatkan Handphone anak-
anak lebih asyik bermain game di HP dari
pada melihat atau menyimak materi video
pembelajaran.”
Pewawancara : “Apa kelebihan dalam proses pembelajaran
Google classroom ini?”
Narasumber : “Kelebihan proses pembelajaran daring ini
peserta didik menjadi lebih pandai dalam
memanfaatkan teknologi. Materi dapat
tersampaikan dengan mudah dan dapat
menyingkat waktu. Peserta didik menjadi
lebih aktif, karena peserta didik merasa
senang jika pembelajaran dilakukan dengan
memanfaatkan media sosial atau internet.”
Mengetahui
Guru Mapel Akidah Akhlak Kelas Peneliti

Fauchatul Y.F., S.Ag.,M.Pd.I Alisa Aliyatul Muna


NIM. 1710310083

Lampiran 10

Rekap Nilai Peserta didik Kelas VB MI NU Banat Kudus

Nilai
Tugas
No Nama Peserta didik Tugas
Kedua
Pertama
03-03-
24-02-2021
2021
1. Aisyah Mayzamala 80 100
2. Amira Mariasha N 80 100
3. Aqila Danish Ara 95 100
4. Arfita Zulfa Aulia 80 100
5. Arinalhaq 80 100
6. Asna Auliya 80 80
7. Elok Abidah Alawiyah 80 80
8. Eni Farida Susanti 80 100
9. Farah Agustina H 90 100
10. Fidela Faalikha Alwyna 80 85
11. Fiona Nuria Elysia 85 100
12. Hanun Nail Fikriyah 80 80
13. Hidayatuth Thoyyibah 93 80
14. Kayla Nisa Aurelia 95 100
15. Khanza Huwaida 80 80
16. Khoirin Nida Nilasari 95 100
17. Laily Zuhaida 85 95
18. Maritza Athifa Putri 90 95
19. Naafa Inayatul Asna 80 80
20. Nabila Rizqi Aulia H 80 80
21. Nadzwa Syerra Morena 80 85
22. Naffa Devina S 93 100
23. Najwa Alfa N 95 95
24. Najwal Hija 90 80
25. Nayla Tazkiyatul A 80 95
26. Nazazka Syaula Y 80 80
27. Nazila Khoirun Nisa 80 80
28. Nurysma Salwaa Az Z 80 80
29. Putri Aura Hayati 80 85
30. Qonita Zanjabila Al Q 90 100
31. Queensa Arfa T 80 80
32. Raisa Mahira Karima 93 90
33. Rani Falisa K 95 100
34. Rayya Soraya Noora 80 80
35. Sayyidati Kholila P.B 90 80
36. Syarifah 80 100
37. Zaida Nur Faizah 85 100
Lampiran 11
Dokumentasi Penelitian MI NU Banat Kudus

1. Gedung Pembelajaran MI NU Banat Kudus

2. Proses Penerapan Google classrom Pada Mata Pelajaran


Akidah Akhlak
Tampilan Google Classroom

Proses Penyampaian Materi Pembelajaran Akidah Akhlak


Materi Akhlak Terpuji

Tugas Pertama Pada Materi Akhlak Terpuji


Tugas Kedua Pada Materi Akhlak Terpuji

Penilaian Tugas Peserta didik


3. Wawancara dengan Kepala Madrasah

Wawancara kepada Bapak Khamim, S.Pd.I., M.Pd selaku


Kepala MI NU Banat terkait penerapan Gooogle classroom

4. Wawancara dengan Guru Kelas VB

Wawancara kepada Ibu Faukhil Wardati, S.Pd.I selaku Guru


Kelas VB MI NU Banat terkait penerapan Gooogle classroom
5. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas VB

Wawancara kepada Ibu Fauchatul Yumna Fitriana,


S.Ag.,M.Pd.I selaku Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Kelas VB MI NU Banat terkait penerapan Gooogle classroom
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MI NU Banat Kudus


Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas : VB ( lima )
Semester : 2 ( dua )
Alokasi Waktu : 2 X 35 menit

A. Kompetensi Dasar
1.9 Mengamalkan sifat disiplin dan mandiri sebagai perintah
Allah Swt.
2.9 Menjalankan sifat sifat disiplin dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari
3.9 Menerapkan sifat disiplin dan mandiri dalam kehidupan
sehari-hari
4.9 Menyajikan contoh cara menerapkan sifat disiplin dan
mandiri dalam kehidupan sehari-hari
B. Indikator
1. Membiasakan sifat disiplin dan mandiri sebagai perintah
Allah SWT.
2. Menjelaskan pengertian sifat disiplin dan mandiri
3. Menerapkan sikap sifat disiplin dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari
4. Mengkomunikasikan pengalaman dalam menerapkan sifat
disiplin dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari
Muatan Karakter peserta didik yang diharapkan
1. Pendekatan Saintifik
Mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi,mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan
2. Penguatan Pendidikan Karakter
Mandiri, demokratis, nasionalisme/kebangsaan, rasa ingin
tahu, menghargai, bersahabat atau komunikastif, cinta
damai , gemar membaca, peduli lingkungna, peduli sosial
dan tanggungjawab
3. Ketrampilan Abad 21 ( 5 C)
Creative, Critical thinking, Communicative,Collaborative,
dan Confidence
4. HOTS : Higher Order Thunk Skill
5. Pendidikan anti korupsi
Jujur, disiplin, tanggung jawab, kerjasama,sederhana,
mandiri,adil , berani dan peduli
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi tersebut diharapkan peserta didik
dapat :
1. Memahami pengertian sikap disiplin dan mandiri
2. Mempraktikkan sikap disiplin dan mandiri dalam
kehidupan sehari-hari
D. Materi Pembelajaran
AKHLAK TERPUJI
1. Mari Bersikap Disiplin
Disiplin adalah patuh dan ta’at. Pengertian secara
luas disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan
melaksanakan suatu aturan yang mengharuskan orang
tunduk kepada keputusan, perintah dan peraturan yang
berlaku.
Ciri-ciri orang yang memiliki sifat disiplin antara
lain selalu menaati peraturan, tepat waktu,hidup teratur
dan terjadwal, dan melaksanakan tugas dengan baik.
Hikmah memiliki sifat disiplin adalah bentuk
ketaatan kepada Allah Swt. terhindar dari sifat lalai,
mudah mencari rezeki, menjadi orang yang ahli dalam
bidangnya, hidup lebih teratur, menumbuhkan rasa
percaya diri, dan memupuk rasa kepedulian.
2. Mari Bersikap Mandiri
Mandiri adalah berdiri sendiri, atau mampu
menjalani kehidupan dengan kemampuan sendiri, tidak
tergantung kepada orang lain.
Ciri-ciri orang mandiri adalah dapat melayani diri
sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, membuat
pertimbangan sendiri dalam bertindak, mencukupi
kebutuhan sendiri, bertanggung jawab atas tindakannya,
tidak menggantungkan orang lain, berani mengambil
keputusan, bebas berkreasi dalam menyelesaikan tugas,
jujur dan optimis, dan berwawasan luas.
Hikmah memiliki sifat mandiri di antaranya hidup
akan menjadikan kita lebih percaya diri, dapat
memanfaatkan kemampuan sendiri sebaik mungkin,
percaya bahwa Allah Swt telah menganugerahkan
kemampuan kepada diri kita untuk menjalani hidup ini,
hidup mandiri salah satu tanda untuk meraih kesuksesan,
berpikir dengan bijaksana, mampu menyelsaikan masalah
secara mandiri, mampu memanfaatkan situasi untuk hasil
yang lebih baik, dan menggunakan waktu sebaik mungkin.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Media : Handphone atau Laptop, Google
classroom, Video Pembelajaran dan Penugasan
F. Alat dan Sumber Belajar
Buku Aqidah Akhlak kelas 3
G. Langkah-langkah
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
 Guru memberi salam dan mengajak semua
Kegiatan peserta didik berdoa (membaca basmalah)
Awal bersama Religius
 Menyampaikan tujuan pembelajaran
 Peserta didik diminta untuk menyimak materi
melalui Youtube yang dibuat oleh guru,
https://youtu.be/kYphrBvZNmM
Kegiatan
 Guru memberikan contoh disiplin melalui
Inti
gambar-gambar kegiatan sehari-hari atau
pembiasaan yang dilakukan oleh peserta
didik yang disampaikan melalui Youtube
 Peserta didik mengerjakan tugas yaitu
mencari contoh cara menerapkan sikap
disiplin dan mandiri dalam kehidupan sehari
– hari ( KMTT )
Kegiatan
 Guru memberikan evaluasi dalam bentuk
Penutup
Google form peserta didik mengerjakan
secara mandiri dan jujur
 Kegiatan kelas diakhiri dengan berdoa atau
membaca hamdalah. Religius

H. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian
a. KMTT
Peserta didik memberi contoh sikap disiplin dan mandiri
dalam kehidupan sehari – hari.
Keterangan Nilai
Menyebutkan contoh 4 100
Menyebutkan contoh 3 75
Menyebutkan contoh 2 50
Menyebutkan contoh 1 25

b. Tugas Tertulis
Mengerjakan tugas tertulis pada buku Al Farobi halaman
31, dengan soal sebagai berikut:
1) Bagaimana menerapkan sikap disiplin dalam
kehidupan sehari-hari?
2) Apa keuntungan sikap disiplin pada seorang peserta
didik?
3) Bagaimana cara membiasakan diri dengan sikap
mandiri?
4) Apa pendapatmu tentang pengaruh disiplin dan
mandiri dalam meraih cita-cita?
5) Apa saran kepada temanmu yang tidak disiplin?
Penilaian
Keterangan Nilai
Benar 5 100
Benar 4 80
Benar 3 60
Benar 2 40
Benar 1 20

Mengetahui, Kudus, Februari 2021


Kepala MI NU Banat Guru Mapel Akidah Akhlak

Khamim, S.Pd.I. M.Pd. Fauchatul Y.F., S. Ag., M.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai