Anda di halaman 1dari 144

PENGARUH AKHLAK GURU PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA


DIDIK KELAS VIII 1 DI SMP AL MULTAZAM
TANAH MERAH KECAMATAN SEPATAN
KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Menempuh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

SITI HAMIDAH
NIM: 18190017
NIRM: 5471010118018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
YA’MAL TANGERANG
2022 M/1443 H

1
PENGARUH AKHLAK GURU PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS VIII 1 DI SMP AL MULTAZAM
TANAH MERAH KECAMATAN SEPATAN
KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Menempuh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

SITI HAMIDAH
NIM: 18190017
NIRM: 5471010118018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
YA’MAL TANGERANG
2022 M/1443 H
LEMBAR PENYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan


untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Strata-1 di
STIT Ya’mal Tangerang.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
di STIT Ya’mal Tangerang.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya
asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di STIT
Ya’mal Tangerang.

Tangerang, 1 Juni 2022


Mahasiswa,

HAFID FADILLAH
NIM: 18190029
NIRM: 5471010118030

i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH AKHLAK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS
VIII 1 DI SMP AL MULTAZAM
TANAH MERAH KECAMATAN SEPATAN
KABUPATEN TANGERANG

Dipertahankan di Depan Majelis Sidang Munaqasyah


dan Dinyatakan Lulus pada Ujian Skripsi
Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Ya’mal Tangerang
Tanggal: 27 Juni 2022

Majelis Munaqasyah Tanda Tangan Tanggal

Dody Riyadi HS, S.Ag., M.Si


(Ketua) ………………… …………….

H. Rizal Ardiansyah, S.Ag., M.M


(Sekretaris) ………………… …………….

Dody Riyadi HS, S.Ag., M.Si


(Penguji I) ………………… …………….

H. Rizal Ardiansyah, S.Ag., M.M


(Penguji II) ………………… …………….

Tangerang, 27 Juni 2022


Mengesahkan,
Ketua STIT Ya’mal Tangerang

Maddais, S.Pd.I., MA

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulilláhirobbil’alamin


kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Karena atas rahmat, berkah dan hidayah-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini. Selawat serta salam semoga
Allah SWT limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan kerabatnya serta kepada seluruh
pengikutnya.
Peneliti menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi
ini banyak sekali kesulitan dan hambatan. Namun, berkat
pertolongan Allah SWT, kesungguhan serta bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Maddais, S.Pd.I., MA, Ketua STIT Ya’mal Tangerang.
2. Bapak Ahmad Gunawan, S.Ag., MM, Pembantu Ketua I
Bidang Akademik STIT Ya’mal Tangerang dan selaku Dosen
Pembimbing I yang telah membantu dan membimbing
peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Ade Suryana, S.Pd, Pembantu Ketua II Bidang
Administrasi dan keuangan STIT Ya’mal Tangerang.
4. Ibu Neneng Hasanah, S.Pd.I., M.Pd.I, Pembantu Ketua III
Bidang Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni STIT
Ya’mal Tangerang.
5. Ibu Aam Aminah, S.Ag., MM.Pd, Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) STIT Ya’mal Tangerang.

iii
6. Ibu Dr. Hj. Kamiri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan ilmu dengan penuh kesabaran dan
membimbing peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
7. Dosen Penguji I
8. Dosen Penguji II
9. Bapak Muallim Mukhtar, M.Pd., MM, Dosen Pembimbing
skripsi.
10. Bapak Dody Riyadi HS, S.Ag., M.Si, Dosen Pembimbing
skripsi.
11. Bapak H.Muhidin Solihin, S,HI., MA, Dosen Pembimbing
skripsi.
12. Bapak Syarifudin Sadelih, S.Pd., MM.Pd, Dosen Pembimbing
skripsi.
13. Bapak H.Marimun, S.Pd., M.Pd, Pembimbing skripsi.
14. Bapak Ismat, S.Pd.I., M.Pd, Dosen Pembimbing skripsi.
15. Bapak Fauzy Ayatullah, S.Pd.I., M.Pd, Dosen Pembimbing
skripsi.
16. Bapak Feri Fahruroji, S.Kom., MM, Dosen Pembimbing
skripsi.
17. Segenap Staf STIT Ya’mal Tangerang.
18. Bapak Drs. Sugiyanta, MM, Kepala Sekolah SMP Negeri 4
Pasarkemis Kabupaten Tangerang.
19. Ibu Dra. Chatarina Jati Wuryaningtyas Wakil Kepala Sekolah
Bidang Kurikulum SMP Negeri 4 Pasarkemis Kabupaten
Tangerang.

iv
20. Bapak Achmad Haerullah, S.Pd.I, Guru Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam (PAI) SMP Negeri 4 Pasarkemis
Kabupaten Tangerang.
21. Segenap Dewan Guru di SMP Negeri 4 Pasarkemis
Kabupaten Tangerang.
22. Mahasiswa STIT Ya’mal Tangerang Semester VIII, VI, IV,
dan II Tahun Akademik 2021/2022.
23. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa/Dewan Eksekutif
Mahasiswa (BEM/DEMA) STIT Ya’mal Tangerang masa
bakti 2020-2022.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas segala kebaikan
dan bantuan yang telah diberikan saudara kepada peneliti,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, peneliti
mengharapkan kritik dan saran yang membangun atas skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca sekalian.
Aamiin.
Tangerang, 1 Juni 2022
Peneliti

HAFID FADILLAH

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................


LEMBAR LOGO ......................................................................
HALAMAN JUDUL .................................................................
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA .............................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................
KATA PENGANTAR ...............................................................
DAFTAR ISI .............................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................
DAFTAR GRAFIK ...................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................
MOTTO .....................................................................................
TRANSLITERASI ARAB LATIN ...........................................
ABSTRAK ................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................
B. Identifikasi Masalah ..........................................
C. Rumusan Masalah .............................................
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................
E. Sistematika Penulisan ........................................

vi
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis ...............................................
B. Kerangka Berpikir .............................................
C. Hipotesis ............................................................
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................
B. Jenis Penelitian ..................................................
C. Variabel Penelitian ............................................
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .......
E. Teknik Pengumpulan Data ................................
F. Teknik Analisis Data .........................................
G. Hipotesis Statistika ............................................
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ...................................................
B. Pengujian Persyaratan Analisis .........................
C. Pengujian Hipotesis ...........................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................
BAB V : PENUTUP
A. KESIMPULAN .................................................
B. SARAN-SARAN ...............................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Penelitian


Tabel 3.2 Tabel Identitas Sekolah SMP Negeri 4 Pasarkemis
Tabel 3.3 Tabel Daftar Jumlah Siswa SMP Negeri 4
Pasarkemis
Tabel 3.4 Tabel Guru dan Tenaga Pendidikan
Tabel 3.5 Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri 4
Pasarkemis
Tabel 3.6 Tabel Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 3.7 Tabel Waktu Penelitian
Tabel 3.8 Tabel Populasi Kelas VII
Tabel 3.9 Tabel Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.10 Tabel Ketentuan Skala Likert
Tabel 3.11 Tabel

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Letak Geografis SMP Negeri 4 Pasarkemis


Gambar

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1:

x
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

xi
TRANSLITERASI ARAB LATIN

a. Huruf Konsonan

Q = ‫ ق‬Z = ‫( ز‬tidak ada) = ‫ا‬

K = ‫ ك‬S = ‫ س‬B = ‫ب‬

L = ‫ ل‬Sh = ‫ ش‬T = ‫ت‬

M = ‫ م‬ṣ = ‫ ص‬Th = ‫ث‬

N = ‫ ن‬ḍ = ‫ ض‬J = ‫ج‬

W = ‫ و‬ṭ = ‫ ط‬ḥ = ‫ح‬

H = ‫ ه‬ẓ = ‫ ظ‬Kh = ‫خ‬

‘ = ‫‘ ء‬ = ‫ ع‬D = ‫د‬

Y = ‫ ي‬Gh = ‫ غ‬Dh = ‫ذ‬

F = ‫ ف‬R = ‫ر‬

b. Huruf Vokal
Vokal Pendek: ---------- = a ---------- = i ---------- = u
Contoh:

‫خرج‬ = kharaja

‫إبل‬
ٌ = ibilun

xii
‫كتب‬ = kutubun

Vokal Panjang: ‫ = …… ا‬a ‫ = …… ي‬i ‫ = …… و‬u

Contoh:

‫معامالت‬ = mu’āmalāt

‫رجوع‬ = rujū’

‫حفيظ‬ = ḥafiẓ

Vokal Rangkap: ‫ = …… و‬au ‫ = …… ي‬ai


Contoh:

‫زوجة‬ = zaujah

‫ليس‬ = laisa

c. Kata Sandang “al”


Alif lam Qamariah tetap ditulis “al”
Contoh:

‫اجلاللني‬ = al-jālain

‫احلديث‬ = al-ḥadīth

Alif lam Syamsiah lebur kedalam huruf berikutnya.


Contoh:

xiii
‫الذي‬ = al-ladhī

‫الشمس‬ = Ash-shams

d. Ta’ Marbutah
Bila sesudahnya ada kata sandang “al”, maka ta’marbutah
ditulis “t”
Contoh:

‫علةاحلكم‬ = ‘illat al-ḥukm

‫شدةاحب‬ = shiddat al-ḥubb

Bila sesudahnya tidak ada kata sandang “al” atau terletak di


ujung kalimat, maka ta’marbutah ditulis “h”
Contoh:

‫مودةورمحة‬ = mawaddah waraḥmah

‫صالةالوسطى‬ = ṣalat al-wusṭā

xiv
ABSTRAK

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis multidimensional yang terjadi di Indonesia yang
dimulai dengan krisis finansial dan ekonomi pada tahun 1997
telah melahirkan suatu krisis total dari sebuah kehidupan
masyarakat. Krisis ini menunjukkan betapa tidak berdayanya
pendidikan. Upaya pendidikan seolah olah tidak membuahkan
hasil sebagaimana yang diharapkan para founding fathers
(pendiri) kita ketika menyusun UUD 1945, yaitu manusia
susila yang cakap di dalam masyarakat Indonesia yang
demokratis, adil, dan makmur. Pengalaman pahit semasa krisis
ini meminta kepada kita untuk mencari dan mengembangkan
sendi sendi baru pendidikan nasional. Sendi-Sendi
perkembangan anak perlu dikaji ulang.
Dalam era global kita tidak bisa lagi berpangku tangan
sebagai penonton, tetapi harus menjadi pemain. Peran pemain
menuntut kemampuan untuk menghadapi tantangan dalam
perkembangan global. Hal ini perlu disadari karena dalam era
seperti ini tantangan untuk bersaing semakin kuat. Persaingan
pada tingkat global berkembang seiring dengan pengaruh kuat
seluruh inovasi teknologi dan komunikasi yang dapat
menembus dan mengubah sifat hidup dan pekerjaan.1

1
Asep Yudi Permana,” Guru sebagai Tenaga Kependidikan dalam
Mempersiapkan Lulusan Yang Profesional; Sudah Siapkah?”, Jurnal
Pendidikan UPI (2006), 1.

1
2

Pada dasarnya, terdapat berbagai faktor yang


mempengaruhi berhasil atau tidaknya lembaga pendidikan.
Faktor-faktor tersebut antara lain guru, peserta didik, sarana
prasarana, lingkungan pendidikan, serta kurikulum. Faktor
guru dalam pembelajaran di sekolah menempati kedudukan
yang penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang
lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan
keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah usaha membina dan
mengembangkan kepribadian manusia baik rohani maupun
jasmani. Ada juga beberapa orang ahli mengartikan pendidikan
adalah suatu proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau sekelompok orang dalam mendewasakan
melalui pengajaran dan latihan. Dengan pendidikan kita bisa
lebih dewasa karena pendidikan tersebut memberikan dampak
yang sangat positif bagi kita, dan juga pendidikan bisa
memberantas buta huruf dan akan memberikan keterampilan,
kemampuan mental, dan lain sebagainya, seperti yang tertera
di dalam UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha
dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
3

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan


dirinya, masyarakat, dan negara.2
Mengenai pentingnya akhlak guru, akhlak itulah yang
akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina
yang baik bagi anak didiknya ataukah akan menjadi perusak
atau penghancur bagi hari depan anak didiknya terutama bagi
anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan
mereka yang sedang menjalani kegoncangan jiwa (tingkat
menengah).3
Kepribadian guru merupakan faktor yang menentukan
terhadap keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik, Menurut Meicel Jhon, tidak seorang pun yang dapat
menjadi seorang guru yang sejati kecuali ia menjadikan dirinya
sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk
memahami seluruh anak didik dan kata-katanya. Tampilan
kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan
antusias anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi
guru yang santun, simpatik respek terhadap peserta didik,
jujur, ikhlas, dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan dalam pembelajaran yang
mempengaruhi langsung kecerdasan emosional mereka.
Menurut Susanto, kepribadian terdekat anak seperti guru dan
orang tua akan mempengaruhi perkembangan baik sosial
2
Haryanto, 2012: “Pengertian Pendidikan menurut para ahli,” diakes
pada tanggal 9 april 2017.
3
Zakiah Darajat, 2005, “Kepribadian Guru,” (Jakarta: Bulan Bintang),
11.
4

maupun emosional anak. bahwasannya kompetensi


kepribadian guru berpengaruh terhadap kecerdasan emosional
terbukti dengan adanya perubahan emosional positif dalam diri
peserta didik yang dilihat dari hasil prestasi, etika pergaulan,
budi pekerti, motivasi dan kemampuan mereka bersosialisasi
dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.4
Di masyarakat, guru masih menempati kedudukan
terhormat dengan kewibawaan yang melekat pada diri guru,
sehingga masyarakat memberikan keyakinana dan
kepercayaan bahwa guru masih dipandang sebagai sosok
manusia yang patut digugu dan ditiru. Selain itu juga
masyarakat menilai guru sebagai figur yang dapat memberikan
pendidikan, pembelajaran dan pelatihan peserta didik sehingga
menjadi orang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan akhlak mulia.
Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat, maka
pundak guru dibebani tugas dan tanggug jawab yang berat.
Tanggung jawab guru tidak hanya dibatasi oleh tempat dinding
sekolah, tetapi juga di luar sekolah. pembimbingan yang
diberikan guru tidak hanya dilakukan secara klasikal, tetapi
juga secara individual. Hal ini menuntut guru senantiasa
memperhatikan perkembangan sikap dan tingkah laku peserta
didiknya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah

4
Susanto Ahmad, “Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam
Berbagai Aspek,” (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2011), 68.
5

sebagai institusi pendidikan yang memiliki wewenang untuk


mengadakan proses kegiatan belajar mengajar, bertanggung
jawab dalam mencetak lulusan yang berkualitas dengan
prestasi belajar yang tinggi. Guru digugu dan ditiru ini
memiliki makna yang dalam bagi kehidupan seorang guru.
Landasan falsafah di balik slogan ini adalah bahwa sosok
seorang guru dapat dipercaya dan ditiru. Dalam falsafah
Minang disebut “kalau guru buang air berdiri, maka murid
akan buang air sambil berlari” yang dalam bahasa agamanya
disebut “qudwah dan uswah yang artinya ikutan dan
suritauladan’’ Berbicara tentang guru ditiru dan digugu serta
guru ikutan dan tauladan maka rujukan pertama adalah Nabi
Muhammad SAW.
Kehadiran guru dalam proses pembelajaran masih tetap
memegang peran penting. Peran guru dalam proses
pembelajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio,
perekam suara, komputer, internet, teknologi komunikasi dan
informasi yang sudah canggih sekalipun. Masih terlalu banyak
unsur-unsur manusiawi seperti sikap, motivasi, emosi, sistem
nilai, kebiasaan atau karakter yang diharapkan merupakan
hasil pembelajaran yang tidak dapat dicapai dengan
menggunakan alat-alat atau media pembelajaran tersebut. Di
sinilah letak kelebihan manusia, dalam hal ini guru,
dibandingkan dengan alat-alat atau teknologi yang dihasilkan
6

manusiawi untuk membantu dan mempermudah


kehidupannya.5
Banyak faktor yang mempengaruhi upaya tersebut.
Semua faktor ini merupakan suatu sistem sebagai satu
kesatuan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Faktor
faktor tersebut meliputi pendidik (guru), peserta didik,
kurikulum, metode, media/alat bantu, evaluasi, dan
lingkungan. Dalam pendidikan, pendidik (guru) punya
tanggung jawab mengantarkan manusia ke arah tujuan
tersebut. Keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan sangat
krusial, sebab kewajibannya tidak hanya mentransformasikan
pengetahuan tetapi juga dituntut menginternalisasikan nilai-
nilai (value/qimah) pada peserta didik. Guru yang memiliki
kualifikasi profesional adalah guru yang mengetahui secara
mendalam tentang apa yang diajarkannya, cakap dalam
mengajarkannya secara efisien dan efektif serta memiliki
kepribadian yang baik. Posisi serta peranan guru dalam
membimbing belajar peserta didik akan berdampak luas
terhadap kehidupan serta perkembangan terhadap masyarakat
pada umumnya.6
guru adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
yang khusus dipersiapkan atau di didik untuk melaksanakan

5
Sholeh Hidayat, “Pengembangan Guru Professional,” (Bandung: CV.
Remaja Rosdakarya, 2017), 1.
6
Siti Suwaibatul Aslamiyah, “Profesionalisme Guru dalam Perspektif
Islam,” Jurnal UNISLA (2016), 174.
7

pekerjaan tersebut dengan rasa tanggung jawab seperti yang


dinyatakan dalam al Quran Surat Al-Ahzab ayat 21.

َ‫ان لَ ُك ْم فِي َرس ُْو ُل هللاِ اُس َْوةٌ َح َسنَةٌ لِ َم ْن َك َن يَرْ جُواهللا‬َ ‫لَقَ ْد َك‬
‫َو ْاليَ ْو َم اَأْل ِخ َر َو َذ َك َرهللاَ َك ِش ْيرًا‬
Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.(QS. Al-
Ahzab [33]: 21).

Kepribadian guru merupakan satu sisi yang selalu


menjadi sorotan karena guru menjadi teladan baik bagi anak
didik atau bagi masyarakat. Untuk itu guru harus bisa menjaga
diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan
penuh amanah, arif, dan bijaksana sehingga masyarakat dan
peserta didik lebih mudah meneladani guru yang memiliki
kepribadian utuh, bukan kepribadian yang terbelah (splite
personality).7
Kecenderungan tugas guru hanya mentransfer ilmu
pengetahuan yang sudah ada pada buku penunjang, tanpa
memperhatikan nilai-nilai akhlak atau moral yang terkandung
dalam ilmu pengetahuan tersebut. Apalagi saat ini keberhasilan
peserta didik hanya dilihat dari perolehan nilai atau angka

7
Moh. Roqib dan Nurfuadi, “Kepribadian Guru (Upaya
Mengembangkan Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan),”
(Yogyakarta: STAIN Purwokerto Press, Cet.II, 2011), 13.
8

sebagai standarisasi kualitas pendidikan. Sehingga guru harus


menjadi contoh atau panutan setiap proses pembelajaran
pendidikan moral peserta didik. Berbagai kasus sudah terjadi
kepada guru yang melakukan kekerasan fisik seperti mencubit,
memukul, dan tindakan kekerasan lainnya. maupun kekerasan
non fisik, seperti mencaci dan memaki. Tindakan guru yang
seperti ini akan dicontoh oleh peserta didik. Seorang guru yang
seharusnya dapat mendidik peserta didik memiliki perilaku
yang baik.
Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang aktif
diperlukan oleh beberapa faktor pendukung, yaitu motivasi
belajar dalam diri peserta didik dan peran aktif guru dalam
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif.
Motivasi belajar peserta didik akan timbul apabila tercipta
keaadaan yang nyaman dalam proses pembelajaran. Nyaman
atau tidaknya suatu proses pembelajaran tergantung pada
karakteristik masing-masing guru dalam
menciptakan proses pembelajaran.
Guru akan berusaha menimbulkan, memelihara dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Dalam
hubungan ini, guru memiliki fungsi sebagai motivator dalam
keseluruhan kegiatan belajar mengajar.
Empat hal yang dapat dikerjakan guru dalam
memberikan motivasi adalah sebagai berikut.
a. Membangkitkan dorongan peserta didik untuk belajar.
9

b. Menjelaskan secara konkret, apa yang dapat dilakukan pada


akhir pengajaran.
c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai hingga
merangsang pencapaian prestasi yang lebih baik
dikemudian hari.
d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.8
Para ulama berpendapat bahwa ada beberapa
kompetensi dan perilaku yang perlu dimiliki guru yang
sekaligus merupakan profil guru terutama guru Pendidikan
Agama Islam yang diharapkan agar dapat menjalankan tugas-
tugas kependidikannya dapat berhasil secara optimal. Profil
guru tersebut pada intinya terkait dengan aspek personal
(kepribadian) dan aspek profesional guru. Aspek personal
menyangkut kepribadian guru itu sendiri yang menurut
pendapat para ulama selalu menempatkan pada posisi yang
utama. Aspek personal ini diharapkan dapat memancar dalam
dimensi sosialnya dalam hubungan guru dan peserta didiknya,
dengan teman sejawat (sesama guru) dan dengan lingkungan
masyarakatnya karena tugas mendidik dan membelajarkan
adalah tugas kemanusiaan. sedangkan aspek profesional
menyangkut peran profesi dari guru dalam arti ia memiliki
kualifikasi propesional seorang guru.9

8
Dewa Ketut Sukardi dan Nila Kusmawanti, “Proses Bimbingan dan
Konseling di Sekolah,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 26.
9
Sholeh Hidayat, “Pengembangan Guru,” (Bandung: 2017), 26.
10

Dari observasi yang penulis laksanakan, kemudian


wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Al Multazam, bahwa peserta didik di kelas VIII
1 masih perlu di perbaiki, dan hasil observasi langsung di
sekolah yaitu kurangnya perhatian guru dan akhlak personal
guru terhadap peserta didik. Sehingga masih ditemukan peserta
didik yang bolos saat sekolah, tidur saat KBM (kegiatan
belajar mengajar) berlangsung, dan tidak semangat, kemudian
guru di dalam kelas hanya memberikan materi untuk di catat
dan guru tersebut tidak berada didalam kelas. Hal ini membuat
peserta didik menjadi tidak termotivasi pada karakter personal
guru dan membuat peserta didik malas dan tidak semangat saat
belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Ini pula
yang menjadi dorongan kepada penulis untuk melakukan
penelitian di SMP Al Multazam kelas VIII 1 Tanah Merah,
dengan tujuan agar masalah-masalah yang dihadapi saat ini
bisa teratasi, dan menjadikan tolak ukur pendidik dalam
memprioritaskan dirinya sebagai guru yang memiliki karakter
yang dapat memotivasi peserta didik dilingkungan sekolah.10
Adapun penelitian yang penulis tuangkan dalam sebuah
karya ilmiah (skripsi) ini dengan judul “Pengaruh Akhlak
Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Belajar
Peserta didik Kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Tanah
Merah kecamatan. Sepatan kabupaten. Tangerang”

10
Wawancara dengan Guru Pendidikan agama Islam di SMP Al
Multazam Tanah Merah.
11

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang sudah dibahas,
maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang
berkaitan dengan pengaruh akhlak guru pendidikan agama
Islam terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII 1 di
SMP Al Multazam Tanah Merah Kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya akhlak peserta didik kepada guru mata pelajaran
pendidikan agama Islam kelas VIII 1 di SMP Al Multazam
Tanah Merah kecamatan. Sepatan Kabupaten. Tangerang.
2. Kurangnya motivasi belajar peserta didik kelas VIII 1 di
SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang yang rendah dan perlu ditingkatkan.
3. Kurangnya perhatian guru kepada peserta didik kelas VIII 1
di SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang
sudah dijelaskan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
12

1. Bagaimana akhlak guru pendidikan agama Islam kelas VIII


1 di SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang?
2. Bagaimana motivasi belajar peserta didik kelas VIII 1 di
SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang?
3. Adakah pengaruh akhlak guru pendidikan agama Islam
terhadap motivasi belajar peserta didik VIII 1 di SMP Al
Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan Kabupaten.
Tangerang?

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.


1. Tujuan penelitian
a. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengungkap pengaruh akhlak guru pendidikan agama
Islam terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII
1 di SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan.
Sepatan Kabupaten. Tangerang.
b. Tujuan khusus
Secara khusus tujuan penelitian ialah:
1) Untuk mengetahui akhlak guru pendidikan agama
Islam kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Tanah
Merah kecamatan. Sepatan Kabupaten. Tangerang.
13

2) Untuk mengetahui sejauh mana motivasi belajar


peserta didik kelas VIII 1 di SMP Al Multazam
Tanah Merah kecamatan. Sepatan Kabupaten.
Tangerang.
3) Untuk mengetahui pengaruh akhlak guru pendidikan
agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik
kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Tanah Merah
kecamatan. Sepatan Kabupaten. Tangerang.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dan tujuan dari penelitian ini ialah sebagai
berikut:
a) Bagi peserta didik, agar mendapatkan motivasi untuk
terus bersemangat dalam belajar serta memiliki prestasi
belajar yang lebih baik.
b) Bagi pendidik, menjadi bahan pertimbangan dalam
pembelajaran.
c) Sebagai khazanah keilmuan dan bahan rujukan bagi para
peneliti selanjutnya.
d) Bagi peneliti, sebagai bahan pengembangan ilmu dan
menambah wawasan serta pemahaman mengenai akhlak
seorang guru yang menjadi motivasi belajar peserta didik
di SMP Al Multazam Tanah Merah kecamatan. Sepatan
Kabupaten. Tangerang.

E. Sistematika Penulisan
14

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima BAB,


diantaranya ialah:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II : Landasan Teori
A. Tinjauan Teoritis
B. Kerangka berpikir
C. Hipotesis
BAB III : Metode Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
B. Jenis Penelitian
C. Variabel Penelitian
D. Populasi dan Tekhnik Pengambilan Sampel
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Hipotesis Statistik
BAB IV : Hasil Penelitian
A. Deskripsi Data
B. Pengujian Persyaratan Analisis
C. Pengujuan Hipotesis
D. Interpretasi Data/Pembahasan Hasil Penelitian
15

BAB V : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis
Untuk memudahkan pemahaman atas judul skripsi ini,
terlebih dahulu peneliti akan menguraikan istilah-istilah serta
pengertian dari skripsi yang Berjudul Pengaruh Akhlak Guru
Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Belajar Peserta
didik Kelas VIII 1 Di SMP Al Multazam Tanah Merah
Kecamatan. Sepatan Kabupaten. Tangerang. Hal ini peneliti
lakukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan apa
yang tertera pada judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang
perlu dijelaskan antara lain sebagai berikut:
1. Pengaruh Akhlak
a. Pengertian Pengaruh
Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia yaitu daya yang ada atau timbul dari sesuatu,
orang, benda dan sebagainya yang berkuasa atau yang
berkekuatan gaib dan sebagainya.11
Dapat disimpulkan pengaruh merupakan
kekuatan yang berasal baik dari orang, benda serta segala
sesuatu yang berasal dari alam yang dapat mempengaruhi
lingkungan sekitarnya.
Pengaruh merupakan sebuah hal abstrak yang
tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan keberadaan dan
11
Suharso dan Ana Retnoningsih, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
(Semarang: Widya Karya, 201).

16
17

kegunaannya dalam kehidupan dan aktivitas manusia


sebagai makhluk sosial.12
b. Pengertian Akhlak
Pengertian akhlak dari segi Bahasa berasal dari
Bahasa arab, yang berarti tabiat, watak dasar kebiasaan,
sopan dan santun agama. Secara kebahasaan kata akhlak
merupakan isim jamid atau ghair mustaq, yaitu isim yang
tidak mempunyai akar kata, melainkan kata tersebut
begitu adanya. Kata akhlaq adalah jama’ dan kata
khuluqun atau khuluq yang artinya sama dengan arti
akhlak sebagaimana telah disebutkan diatas. Baik kata
akhlaq atau khuluq kedua-duanya dijumpai
pemakaiannya di dalam al Quran maupun al-Hadits.13
Akhlak suatu hal yang sangat mahal dan sulit
namun sebenarnya semua itu akan terasa mudah jika
dibiasakan dan ditanamkan sejak dini dan akhlak juga
dapat diartikan memberikan sesuatu sesuai dengan
kenyataan dan tidak memberikan sesuatu yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak adalah al-
khuluq (jamaknya al-akhlak) ialah ibarat (sifat atau
keadaan) dari perilaku yang konstan (tetap) dan meresap
dalam jiwa, darinya timbul perbuatan perbuatan dengan

12
Afiatin Nisa, “Pengertian Pengaruh Menurut para Ahli,” Jurnal
Ilmiah Kependidikan, Vol.II No. 1 (2015).
13
Moh Ardani, “akhlak tasawuf” (Jakarta: Karya Mulia, 2005), 25.
18

wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan


pertimbangan. Akhlak sebagai sifat yang tertanam dalam
jiwa seseorang, akhlak meliputi jangkauan yang sangat
luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi
hubungan hamba dengan Tuhannya (vertikal) dalam
bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan
sesama manusia (horizontal) dan juga sifat serta sikap
yang terpantul terhadap semua makhluk (alam
semesta).14
Dari dua pengertian diatas tentang definisi akhlak
dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak adalah
perbuatan perbuatan itu dilakukan berulang kali dalam
bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan.
Perbuatan itu dilakukan karena dorongan emosi-emosi
jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang
datang dari luar seperti paksaan dari orang lain sehingga
menimbulkan ketakutan. Dan perbuatan tersebut
dilakukan dengan spontan tanpa adanya pertimbangan
dan pemikiran.
Para ahli Bahasa mengartikan akhlak dengan
istilah watak, tabi’at, kebiasaan, peragai, dan aturan.
Sedangkan menurut ahli ilmu akhlak adalah sesuatu
keadaan jiwa seseorang yang menimbulkan terjadinya
perbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah. Dengan
14
Zainudin, “pendidikan dari al-Ghazali,” (jakarta: Kalam Mulia,
2005), 104.
19

demikian, bila mana perbuatan, sikap, dan pemikiran


seseorang itu baik, niscaya jiwanya baik.15
Berikut macam-macam akhlak ada 2 yaitu:
1. Akhlak Mahmudah dan Madzmulah Seorang Pendidik
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan
secara sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap
peserta didik dalam mengembangkan jasmani dan
ruhaninya, menuju terbentuknya kepribadian yang
utama.16
Seorang guru adalah pemberi petunjuk bagi
seorang murid tentang berbagai ilmu dan
pengetahuan. Hendaknya, ia mempunyai semua sifat
yang terpuji. Karena, rohani atau jiwa seorang murid
sangat lemah jika dibandingkan jiwa seorang guru.
Jika seorang guru mempunyai segala sifat yang mulia,
maka sang murid akan menirunya pula.
Karena itu seorang guru hendaknya bertakwa,
rendah hati dan ramah tamah, agar dapat menarik
simpati orang lain, agar ia dapat menuai kebaikan dari
padanya. Selain itu seorang guru hendaknya bersifat
sabar dan rendah diri agar jejaknya diikuti muridnya.
Seorang guru hendaknya memiliki sifat kasih sayang
15
Ali Mustofa dan Fitria Ika Kurniasari, “Konsep Akhlak Mahmudah
dan Madzmumah Perspektif Hafidz Hasan Al-Mas’udi,” Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 2, No.1 (2020), 54.
16
Ali Mustofa dan Fitria Ika Kurniasari, “Konsep Akhlak Mahmudah
dan Madzmumah Perspektif Hafidz Hasan Al-Mas’udi,” 58.
20

dan lemah lembut kepada muridnya, agar mereka


menerima petunjuknya seorang guru hendaknya selalu
menasihati dan mendidik muridnya dengan baik,
janganlah ia membebani mereka segala sesuatu yang
mereka belum mengerti.
Seorang guru juga harus membersihkan
jiwanya dan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat
terpuji dan meninggalkan sifat-sifat tercela, agar
menjadi panutan yang baik untuk muridnya. Contoh
misalnya menjauhi sifat Takabbur.
Seorang guru yang baik adalah guru yang
berpegang teguh kepada prinsif yang diucapkan, serta
berupaya untuk merealisasikannya sedemikian rupa,
seorang guru hendaknya menerima keterangan atau
nasehat yang baik walaupun dari orang yang lebih
muda atau orang yang lebih rendah dari guru
tersebut.17
2. Akhlak Mahmudah dan Madzmulah Seorang Peserta
Didik
Akhlak peserta didik meliputi: Tawadhu
(rendah hati) dan jujur yang pada ujungnya akan
mendapatkan rasa kasih sayang dan kepercayaan dari
orang lain, wiqor (berwibawa) dalam setiap

17
Ali Mustofa dan Fitria Ika Kurniasari, “Konsep Akhlak Mahmudah
dan Madzmumah Perspektif Hafidz Hasan Al-Mas’udi,” 59.
21

langkahnya, menjaga pandangan dari segala hal yang


tidak patut untuk dilihat, berusaha menjadi orang yang
bisa dipercaya, apalagi dengan ilmu yang telah
didapatkannya, tidak asal menjawab pertanyaan yang
memang tidak bisa dijawab.
Seorang peserta didik alangkah baiknya
jangan pernah meremehkan kepada guru, karena
rasulullah pernah bersabda:
“barang siapa yang meremehkan kepada seorang
guru, maka allah akan mencobanya dengan tiga
perkara: akan hilang apa yang telah dihafalkan,
tumpul lisannya, dan akhirnya akan fakir".

Muliakanlah guru seperti memuliakan kedua


orang tua, apabila duduk didepan guru duduklah
dengan sopan, jika seorang guru masih berbicara
hendaknya sebagai peserta didik jangan memotong
pembicaraan. Seorang peserta didik harus menjaga
pandangan dari segala hal yang tidak patut untuk
dilihat, hendaknya rendah hati, tidak sombong dan
jujur.18

2. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam


a. Pengertian Guru
18
Ali Mustofa dan Fitria Ika Kurniasari, “Konsep Akhlak Mahmudah
dan Madzmumah Perspektif Hafidz Hasan Al-Mas’udi,” 61.
22

Kata guru berasal dari Bahasa Indonesia yang


berarti orang yang mengajar. Dalam Bahasa Inggris,
dijumpai kata teacher yang berarti pengajar. Selain itu
terdapat kata tutor yang berarti guru pribadi yang
mengajar di rumah, mengajar ekstra, memberi les
tambahan pelajaran, educator, pendidik, ahli didik,
lecturer, pemberi kuliah, penceramah.19
Dalam Bahasa Arab istilah yang mengacu
kepada pengertian guru, yaitu al-alim (jamaknya ulama)
atau al-muallim, yang berarti orang yang mengetahui
dan banyak digunakan para ulama/ahli pendidikan untuk
menunjuk pada arti guru menggambarkan sosok seorang
yang mempunyai kompetensi keilmuan yang sangat
luas, sehingga ia layak menjadi seorang yang membuat
orang lain (dalam hal ini muridnya) berilmu sesuai
dengan makna ‘allama seperti yang telah dibahas.
Dengan demikian, guru sebagai muallim
menggambarkan kompetensi professional yang
menguasai ilmu pengetahuan yang akan diajarkan
kepada peserta didik.20
Kata murabbi, yang sering diartikan kepada
pendidik, berasal dari kata rabbaya. Kata dasarnya
raba, yarbu, yang berarti “bertanbah dan tumbuh”. Kata
19
Abuddin Nata, “persfektif Islam tentang Pola Hubungan Guru-
Murid,” (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 41.
20
Kadar M Yusuf, “Tafsir Tarbawi pesan-pesan Al Quran tentang
Pendidikan,” (Jakarta: Amzah, 2017), 62.
23

tarbiyah, yang diartikan kepada pendidikan, juga


terbentuk dari kata ini. Dari kata raba ini terbentuk pula
kata rabwah yang berarti dataran tinggi. Berangkat dari
makna kata dasarnya ini dapat ditegaskan bahwa
rabbaya sebagai pekerjaan mendidik dapat dimaknai
dengan aktivitas membuat pertumbuhan dan
pertambahan serta penyuburan.21
Kata mudarris, yang juga diartikan kepada guru,
merupakan isim fa’il dari darrasa. Dan kata darrasa itu
berasal dari darasa, yang berarti “meninggalkan bekas”
sebagaimana yang telah dibahas. Berdasarkan makna
harfia ini, dapat ditegaskan bahwa guru sebagai
mudarris mempunyai tugas dan kewajiban membuat
bekas dalam jiwa peserta didik. Bekas itu merupakan
hasil pembelajaran yang berwujud perubahan perilaku,
sikap, dan penambahan atau pengembangan ilmu
pengetahuan mereka.22
Kata mu’addib merupakan isim fa’il dari kata
addaba yang berasal dari kata adaba yang berarti sopan.
Dan addaba membuat orang menjadi sopan. Maka guru
sebagai mu’addib mempunyai tugas membuat anak

21
Kadar M Yusuf, “Tafsir Tarbawi pesan pesan Al Quran tentang
Pendidikan,” 63.
22
Kadar M Yusuf, “Tafsir Tarbawi pesan pesan Al Quran tentang
Pendidikan,” 63.
24

didiknya menjadi insan yang berakhlak mulia sehingga


mereka berperilaku terpuji.23
Dengan demikian, penyebutan guru sebagai
mu’allim, murabbi, mudarris, dan al-mu’addib adalah
sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru
tersebut, yaitu kompetensi profesional, pedagogik,
kepribadian, dan sosial. Maka hal inilah yang mesti
ditanam dan dikembangkan, dalam pembelajaran, oleh
perguruan tinggi yang mencetak guru.
Dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen (UUGD) dan Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan dinyatakan bahwa kompetensi
guru sebagai agen pembelajaran, meliputi kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial.
1) Kompetensi Profesional
Penguasaan materi pembelajaran secara luas
dan mendalam yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi
keilmuan yang menaungi materinya serta penguasaan
terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
2) Kompetensi Pedagogik

23
Kadar M Yusuf, “Tafsir Tarbawi pesan pesan Al Quran tentang
Pendidikan,” 63.
25

Meliputi pemahaman terhadap peserta didik,


perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
3) Kompetensi kepribadian
Kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhlak mulia.
4) Kompetensi sosial
Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar.24
Guru harus memiliki kepribadian yang dapat
dijadikan model dan idola. Seluruh kehidupannya
adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru
sebagai sosok manusia ideal. Guru yang baik, peserta
didik pun akan menjadi baik. Karena guru adalah
pahlawan bukan tanpa tanda jasa, tetapi mestinya
pahlawan yang harus diberi jasa sebagai makhluk
serbabisa, pembangun manusia, agen perubahan dan

24
Soleh. Hidayat, Pengembangan Guru, 14.
26

julukan-julukan lainnya. Itulah atribut yang diberikan


oleh mereka pengagum figur dan sosok guru.25
Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai
tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi
fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat
segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu
proses perkembangan anak. Guru yang baik adalah guru
yang melalui kegiatan mengajarnya mampu mengilhami
murid-muridnya. Melalui kegiatan mengajar yang
memberikan ilham, guru yang baik memberikan
gagasan-gagasan yang besar, keinginan yang besar pada
murid-muridnya.
Dengan pentingnya kreativitas guru, sehingga
melalui kegiatan kreativitas diharapkan akan membantu
tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang pendidik
sudah selayaknya memiliki kreativitas yang tinggi, guna
menciptakan proses pembelajaran yang tepat sehingga
mencapai hasil yang optimal dari semua tujuan yang
telah ditetapkan dalam pengajaran. Dengan kreativitas
yang tinggi, guru dapat menciptakan suasana belajar
yang efektif.26

25
Soleh. Hidayat, Pengembangan Guru, 23.
26
Marwati Ulfah, Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar, Jurnal
Bimbingan dan Konseling Keluarga, vol. 3, No. 1, (2021), 86-87.
27

Dalam mengajar anak-anak memang tidak


mudah, guru harus mengenal gaya belajar anak agar
dapat menemukan apa yang terjadi dalam masalah
belajar setiap anak didiknya. Apabila guru tidak kreatif
dalam mengajar, maka yang terjadi adalah anak akan
merasa bosan, jenuh, malas dan tidak suka belajar.
Padahal banyak diantara anak-anak yang senang dengan
keadaan gurunya yang baik, kreatif, menarik, terampil
dan tidak monoton. Namun rata-rata guru sekolah tidak
mengenal anaknya baik dari segi rohaniyah maupun dari
segi jasmaniyah.
Kenyataan dilapangan banyak dijumpai siswa
sering merasa bosan dan cenderung pasif mendengarkan
uraian dari guru karena penyampaian materi pelajaran
yang kurang menarik dan kurangnya komunikasi antara
guru dan siswa dalam pembelajaran, sehingga
mengakibatkan rendahnya motivasi belajar peserta
didik.

b. Pengertian Pendidikan
Pendidikan memiliki banyak definisi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) misalnya,
28

pendidikan didefinisikan sebagai proses pengubahan


sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Menurut KBBI, pendidikan dapat
dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok orang
dengan tujuan mengubah atau membentuk karakter,
perilaku, atau akhlak peserta didik.27
Dalam cakupan yang lebih luas, pendidikan
diartikan sebagai sebuah proses dengan menggunakan
cara tertentu, sehingga seseorang memperoleh
pemahaman, pengetahuan, serta kemampuan bertingkah
laku sesuai dengan kebutuhan tertentu.28
Pendidikan berdasarkan pengertian di atas adalah
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan tidak
terbatas waktu, melalui sebuah proses, baik bimbingan,
pengajaran, maupun pengalaman untuk memperoleh
pengetahuan yang luas agar potensi yang ada pada diri
manusia bisa berkembang.

c. Pengertian Agama Islam


Harun Nasution mendefinisikan agama
berdasarkan asal katanya, yaitu al-Din dalam bahasa

27

28
29

semit,29 yang berarti undang-undang atau hukum.


Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti
menundukkan, patuh, utang, balasan, dan kebiasaan. Lalu
disimpulkan bahwa agama mengandung arti suatu
keyakinan yang harus dipegang dan dipatuhi oleh
manusia.30 Selanjutnya pengertian Islam. Islam menurut
hadis ialah:
Dari segi bahasa, Islam berasal dari bahasa Arab
yaitu dari kata salama yang artinya selamat, sentosa, dan
damai. Kata ini diubah menjadi bentuk aslama yang
artinya berserah diri masuk dalam kedamaian.31 Dari segi
istilah, Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya
diwahyukan Allah sebagai wahyu terakhir penyempurna
wahyu sebelumnya. Wakyu terakhir ini disampaikan
untuk manusia melalui Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rasul dengan tugas menyampaikan ajaran
Allah SWT.
Dengan demikian pendidikan agama Islam ialah
suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan dengan
cara tertentu, guna mencapai tujuan tertentu. Hal itu agar
memperoleh pemahaman dan pengetahuan kepada wahyu
Allah SWT, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Kemudian hal itu dijadikan sebagai bukti

29

30

31
30

ketundukan, ketaatan, dan kepatuhan seorang hamba


kepada Tuhannya yaitu Allah SWT. Pendidikan Agama
Islam sendiri menurut Abuddin Nata adalah pendidikan
yang materi ajarnya terdiri dari Fikih, Ilmu Kalam,
Akidah Akhlak, Al-Qur‟an dan Hadis serta Sejarah
Kebudayaan Islam.32
3. Pengertian Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif, yang dapat
diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan kamus besar
Bahasa Indonesia motif adalah sebab-sebab yang
mendorong seseorang untuk berbuat, dasar pikiran atau
pendapat, sesuatu yang menjadi pokok (cerita atau
gambaran).33
Melakukan perbuatan mengajar secara relatif
tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin
dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu yang
mendorong kegiatan belajar mengajar agar semua tujuan
yang diinginkan dapat tercapai. Hal tersebut adalah
adanya motivasi. Ada beberapa definisi tentang motivasi,
diantaranya sebagai berikut.
1. Menurut Syamsu, motivasi berasal dari kata motif
yang berarti keadaan dalam diri seseorang yang
32

33
Marwati Ulfah, Kreativitas Guru terhadap Motivasi Belajar, 87.
31

mendorongnya untuk bertindak melakukan sesuatu


kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan.34
2. Menurut Whittaker, motivasi adalah istilah dalam
psikologi yang meliputi kondisi-kondisi atau keadaan
internal yang mengaktifkan atau memberi kekuatan
pada organisme dan mengarahkan tingkah laku
organisme mencapai tujuan.
3. Menurut Winkel, motivasi adalah motif yang menjadi
aktif saat melakukan percobaan. Motif ini sudah ada
dalam diri seseorang jauh sebelum orang itu
melakukan suatu perbuatan.
4. Menurut Nasution, motivasi adalah segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
5. Menurut Abu Ahmadi, motivasi sebagai faktor inner
(batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
mengarahkan perbuatan belajar. Dalam kegiatan
belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan kegiatan belajar yang memberikan arah
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu tercapai.
6. Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
34
Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, (Lingkar
Selatan: 2012), 290.
32

munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan


terhadap adanya tujuan.35
Sesuai dengan uraian pengertian motivasi bahwa
tidak perlu dipertanyakan lagi pentingnya motivasi bagi
peserta didik dalam belajar. Dalam kenyataan, motivasi
belajar tidak selalu timbul dalam diri peserta didik. Ada
sebagian peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi,
ada juga yang rendah. Oleh karena itu, guru harus bisa
membangkitkan motivasi yang terdapat dalam peserta
didik untuk mencapai tujuan belajar. Bagi peserta didik
yang sudah mempunyai motivasi, guru bertugas untuk
meningkatkan motivasinya. Jika guru dapat membangun
motivasi peserta didik terhadap pelajaran yang diajarkan
peserta didik akan meminati pelajaran tersebut.
Ciri ciri motivasi belajar
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus
dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti
sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam
masalah (minat untuk sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.

35
Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, 291.
33

6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang


bersifat mekanis, berulang-ulang sehingga kurang
kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah
yakin akan sesuatu).
8. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.36
Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik,
kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara
mandiri. Selain itu, siswa juga peka terhadap responsif
terhadap masalah umum dan memikirkan pemecahannya.
Peserta didik yang telah termotivasi memiliki keinginan
dan harapan untuk berhasil. Apabila mengalami
kegagalan, mereka akan berusaha keras untuk mencapai
keberhasilan itu yang ditunjukan dalam prestasi
belajarnya. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun didasari adanya motivasi, seseorang yang belajar
akan melahirkan prestasi belajar yang baik.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
dengan menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung
adanya keinginan, harapan, tujuan, sasaran, dan insentif.
Keadaan inilah yang mengaktifkan, menggerakan,

36
Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, 293.
34

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku


individu belajar.
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong
manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencapai
tujuan. Hal tersebut terlaksana karena dirangsang dari
berbagai macam kebutuhan atau keinginan yang hendak
dipenuhi. Kompenen utama motivasi yaitu:
a) Kebutuhan,
b) Perilaku atau dorongan, dan
c) Tujuan
Untuk mewujudkan terjadinya belajar, motivasi
mempunyai kedudukan yang sangat penting artinya bagi
peserta didik, diantaranya adalah memperbesar semangat
belajar.37
b. Pengertian Belajar
Belajar adalah semua upaya manusia atau individu
memobilisasikan (menggerakan, mengerahkan dan
mengarahkan semua sumber daya manusia yang dimikinya
(fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial) untuk
memberikan jawaban yang tepat terhadap problem yang
dihadapinya. Dalam proses belajar harus lah diperhatikan
prinsip belajar. Karena proses belajar memang kompleks
tetapi dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip
atau asas-asas belajar. Hal ini perlu diketahui agar kita
37
Ahmad Idzhar, Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa, Jurnal office, Vol. 2, No. 2 (2017), 223.
35

memiliki pedoman dalam belajar secara efisien. Prinsip-


prinsip tersebut antara lain:
1. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi
hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara
siswa dengan lingkungan.
2. Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah dan jelas bagi
peserta didik. Tujuan akan menuntunnya dalam belajar
untuk mencapai harapan-harapannya.
3. Belajar paling efektif apabila didasari oleh dorongan
motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri
sendiri.
Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan sehingga tanpa belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu
proses belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
pendidikan. Belajar diarahkan untuk tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses
perubahan manusia itu.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah
merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam
belajar. Karena manusia dapat belajar sesuatu kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehisupan manusia. Kegiatan
belajar dapat berlangsung dimana saja, misalnya di
lingkungan keluarga, di sekolah dan di masyarakat, baik
36

sendiri maupun bersama, disengaja atau tidak. Belajar


adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan adalah hasil dari proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu yang belajar.38
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan
salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi
peserta didik yang kurang berprestasi bukan disebabkan
oleh kemampuannya yang kurang, tetapi karena tidak
adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha
untuk menyerahkan segala kemampuannya. Tingkah laku
belajar dapat terjadi bila siswa memiliki tujuan untuk apa ia
belajar. Sehubungnya dengan itu guru sejak awal
pengajaran sebaiknya memberikan wawasan/informasi
mengenai tujuan pencapaian tingkah laku belajar yang lebih
spesifik atas ilmu yang sedang dipelajarinya saat itu serta
bagaimana manfaat dan aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari maupun manfaat atas pengembangan ilmu
tersebut pada masa datang.39
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
38
Ahmad Idzhar, Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa, 224.
39
Ahmad Idzhar, Peran Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa, 226.
37

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya


sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.40
Dalam Islam belajar adalah ibadah dalam
kehidupan. Hal tersebut sebagaimana ditandaskan dalam
Islam, bahwa belajar hukumnya wajib bagi bagi kaum
muslimin dan muslimat. Sebagaimana Nabi Muhammad
SAW bersabda:

Artinya: “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”


(HR. Ibnu Adi dan Baihaqi).41

4. Pengertian Peserta Didik


Pada hakikatnya, proses pembelajaran merupakan
interaksi antara guru dan peserta didik. Guru sebagai
penyampai materi pembelajaran dan peserta didik sebagai
pencari ilmu pengetahuan sekaligus sebagai penerimanya.
Dalam melakukan interaksi tersebut terdapat rambu yang

40
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2013), 2.
41
Siti Maesaroh, Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat Dan
Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam, Jurnal Kependidikan, (November
2018), 150.
38

perlu dihargai dan dituruti oleh kedua belah pihak, agar


pembelajaran berjalan dengan baik dan menyenangkan.
Demikian pula dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran mereka harus selalu aktif. Mereka dituntut
tidak hanya menerima penyampaian guru, tetapi juga harus
aktif dalam mencari dan merumuskan sendiri pengetahuan
yang dicarinya. Oleh karena itu, siswa sebagai peserta didik
tidak hanya objek pendidikan tetapi juga sebagai subjek.42
Peserta didik adalah orang atau individu yang
mendapatkan pelayanan atau pendidikan sesuai dengan
bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan berkembang
dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.43
B. Kerangka Berpikir
Sebagai unsur yang pokok dalam lembaga pendidikan,
guru sebagai pengajar diharapkan memiliki kompetensi sesuai
dengan bidang ajarnya. Hal ini setidaknya berimplikasi pada
kemudahan dalam mentransfer pengetahuan kepada peserta
didik yang berindikasi pada adanya kesenangan dan “sikap
penasaran” dalam belajar. Dengan demikian, secara internal
motivasi peserta didik akan timbul kegemaran untuk belajar
dan senantiasa melatih dirinya untuk bersikap problem solving
(penyelesaian masalah) pada masalah-masalah yang dihadapi.
42
Kadar M Yusuf, Tafsir Tarbawi pesan pesan Al Quran tentang
Pendidikan, 71.
43
Askhabul Kirom, Peran Guru dan Peserta Didik Dalam Proses
Pembelajaran, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 3, No. 1, (2019): 75.
39

Guru harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya.


Guru perlu memiliki standar kompetensi untuk menunjang
dalam proses pembelajaran. Undang-undang No.14 tahun 2005
tentang guru dan dosen mengemukakan kompetensi pedagogik
adalah “Kemampuan untuk mengelolah pembelajaran peserta
didik”. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis
kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru karena
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman
terhadap peserta didik. Perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk menguaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
Untuk menjadi guru yang bisa memotivasikan peserta
didikn harus memiliki beberapa kompetensi. Berdasarkan
peraturan menteri pendidikan nasional no. 16 tahun 2007,
kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.
Kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran tentu
sangat penting karena guru merupakan sosok vital yang
terlihat langsung dalam proses pembelajaran dikelas. Guru
akan berinteraksi langsung dengan peserta didik, oleh karena
itu guru harus memiliki kompetensi yang baik untuk
meningkatkan kualitas output pendidikan yang baik.
40

C. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya.44
Menurut Prof. Dr. Sugiono hipotesis dapat diartikan sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di
mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Penelitian yang merumuskan
hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif.45
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas, dapat diambil
kesimpulan hipotesis tentang Pengaruh Akhlak Guru
Pendidikan Agama Islam Terhadap Motivasi Belajar Peserta
Didik Kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Tanah Merah
Kecamatan. Sepatan Kabupaten. Tangerang, yaitu:

-Ha Terdapat pengaruh yang signitifkan antara variabel


X (Pengaruh Akhlak Guru Pendidikan Agama
Islam) Terhadap variabel Y (Motivasi Belajar
Peserta Didik Kelas VIII 1 di SMP Al Multazam)
-Ho Tidak terdapat pengaruh yang signitifkan antara
variabel X (Pengaruh Akhlak Guru Pendidikan
Agama Islam) Terhadap variabel Y (Motivasi
Belajar Peserta Didik Kelas VIII 1 di SMP Al
44
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2018), 28.
45
Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif kualitatif, dan R&D
(Bandung: PT ALFABETA, 2017), 63.
41

Multazam)

Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis


mengajukan hipotesis Alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa:
“Terdapat Pengaruh Akhlak Guru Pendidikan Agama Islam
Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII 1 di SMP
Al Multazam Tanah Merah Kecamatan. Sepatan Kabupaten.
Tangerang.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Al Multazam,
sepatan, Kabupaten Tangerang yang bertempat di Kp.
Tanah Merah Rt. 004 Rw. 003, Kelurahan pondok jaya,
Kecamatan Sepatan, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.
Secara umum saya sebagai penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh akhlak guru Pendidikan
Agama Islam terhadap motivasi belajar peserta didik kelas
VIII 1 Sepatan, Kabupaten Tangerang. Peneliti merasa
tertarik untuk melakukan penelitian di SMP Al Multazam
ini.
a. Sejarah Singkat SMP Al Multazam, Sepatan,
Kabupaten Tangerang
Penulis akan menceritakan sedikit tentang
sejarah singkat SMP Al Multazam. Pondok pesantren Al
Multazam berlokasi di kampung tanah merah, desa
pondok jaya sepatan kabupaten tangerang propinsi
banten. Berdiri di tengah-tengah masyarakat yang
rendahnya ukhuwah Islamiyah, basyariyah, wathaniyah,
dan saling curiga mencurigai di antara masyarakat
sekitar. Maka dari itu salah satu sektor pendidikan

42
43

adalah pondok pesantren Al Multazam tanah merah


yaitu lembaga sosial keagamaan yang tumbuh dan
berkembang bersama-sama dengan masyarakat
pedesaan dan perkotaan kehadirannya senantiasa
menjadi pola panutan masyarakat sekitar.
Dari aspek tersebut dapat membentuk “pribadi
muslim yang hakiki” sebagai mana yang diharapkan
didalam tujuan pendidikan Islam dan tujuan pendidikan
nasional yaitu: meningkatkan ketaqwaan kepada Allah
SWT, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi
pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan agar
dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan
yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-
sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pondok pesantren Al Multazam berdiri pada
tanggal 17 oktober 1997 ikut serta berkiprah untuk
masyarakat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa
dan mengentaskan kebodohan dibidang ilmu
pengetahuan agama dan umum. Pembangunan pesantren
salah satu kriteria dasar dalam membangun satu sistem
pendidikan dengan mewujudkan keselarasan,
keseimbangan, dan keserasian antara pembangunan
kuantitatif serta antar aspek jahiriyah dan aspek
rohaniyah.
44

Pondok pesantren Al Multazam didirikan atas


kesadaran untuk membangun sumber daya manusia
yang beriman dan bertaqwa, berwawasan luas, berilmu,
berakhlakul karimah yang kelak menjadi generasi
penerus bangsa, negara dan agama dalam berbagai
sektor pendidikan.
b. Visi dan Misi SMP Al Multazam Sepatan Kabupaten
Tangerang
1) Visi
“Terwujudnya program terpadu imtaq dan ipteq
2) Misi
a. Mencetak (SDM) sumber daya manusia yang
berkualitas dan bermoral serta berakhlakul
karimah (karakter saleh dan salehah)
b. Mencetak (SDM) sumber daya manusia yang
berpotensi menjadi generasi penerus ulama yang
unggul dan andal, mujtahid, penuh kreatif,
inovatif, dan berprestasi untuk berjuang demi
agama bangsa dan negara.
c. Mencetak (SDM) sumber daya manusia yang
mampu bersaing di zaman globalisasi dengan
wawasan keilmuan, teknologi, dan amaliyah yang
bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
d. Melaksanakan pembelajaran secara optimal
dengan potensi yang dimiliki.
45

e. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada siswa,


guru, dan orang tua siswa.
f. Meningkatkan kualitas pelayanan siswa di masa
depan agar siswa dapat mengembangkan teknologi
baru.
g. Mengembangkan kegiatan ekstrakulikuler
terutama: komputer, Bahasa arab, Bahasa inggris,
olahraga, seni, paskibra, muhadhoroh, tahlil
marhabah.
h. Meningkatkan lingkungan sekolah yang penuh
kekeluargaan, bersih, indah, sehat, dan nyaman.
c. Identitas Sekolah Lokasi Penelitian
Tabel 3.1
Identitas Sekolah SMP Al Multazam Sepatan
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP AL MULTAZAM SEPATAN
NPSN : 20613842 46
Jenjang Pendidikan : SMP
d. Status Sekolah : Swasta
Alamat Sekolah : Jl. KEDAUNG BARU
RT / RW : 004 / 003
Kode Pos : 15560
Kelurahan : Pondok Jaya
Kecamatan : Sepatan
Kabupaten/Kota : Kabupaten Tangerang
Provinsi : Provinsi Banten
Negara : Indonesia
Posisi Geografis : -6,1443 Lintang
106,5428 Bujur
2. Data Pelengkap
SK Pendirian Sekolah : 2003-12-30
Tanggal SK Pendirian : 30-12
Status Kepemilikan : Yayasan
SK Izin Operasional : 2003
Tgl SK Izin Operasional : 30-12
Kebutuhan Khusus Dilayani :
Nomor Rekening :
Nama Bank : BJB
Cabang KCP/Unit : SEPATAN
Rekening Atas Nama : SMP AL MULTAZAM
MBS : Ya
Luas Tanah Milik (m2) : 3,330 M2
Luas Tanah Bukan Milik
:
(m2)
Nama Wajib Pajak : SMP AL MULTAZAM
NPWP :
3. Kontak Sekolah
Nomor Telepon : 082312234466
Nomor Fax :
Email : Ponpesalmultazamtng@gmail.com
https://youtobe.com/c/
Website :
ppalmultazamtng
4. Data Periodik
Waktu Penyelenggaraan : 6 hari
Bersedia Menerima Bos? : Ya
Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
Sumber Listrik : PLN
Daya Listrik (watt) : 6,500
Akses Internet : Lainnya (kabel)
Akses Internet Alternatif : Telkomsel
5. Data Lainnya
Kepala Sekolah : Drs. KH Badru Solihin M.Si
Operator Pendataan : Daud Fauzi
Akreditasi : B
Kurikulum : Kurikulum 2013
47

Data Peserta Didik


Berikut data peserta didik SMP Al Multazam
tanah merah kecamatan sepatan kabupaten Tangerang
pada tahun ajaran 2021/2022.

Tabel 3.2
Data Peserta Didik SMP Al Multazam

No Kelas Jumlah Siswa


1 Kelas VII 1 15
2 Kelas VII 2 33
3 Kelas VII 3 33
4 Kelas VII 4 29
5 Kelas VII 5 27
6 Kelas VII 6 50
7 Kelas VIII 1 27
8 Kelas VIII 2 19
9 Kelas VIII 3 47
10 Kelas VIII 4 35
11 Kelas VIII 5 31
12 Kelas VIII 6 37
13 Kelas IX 1 22
14 Kelas IX 2 24
15 Kelas IX 3 30
16 Kelas IX 4 42
17 Kelas IX 5 37
Jumlah 538
Sumber: Data diperoleh dari SMP Al Multazam
Tahun 2022

e. Nama nama pendidik dan tenaga kerja


kependidikan SMP Al Multazam
Tabel 3.3
48

Data Guru SMP Al Multazam


No Nama Guru Jabatan
1 Drs Kh Badru Solihin, M.Si Kepala sekolah
2 H M Syamsul Bahri, S.Th.i Wakil Kepala Sekolah
3 H Muhamad Nasroh, S.Pd., M.Si Guru Penjaskes
4 Hj Uun Usniawati, S.Pd.I Guru Seni Budaya
5 H Zaenal Arifin, S.Pd.I Guru Matematika
6 Hj Robiah Sumariyah, S.Ag Guru Bahasa Indonesia
7 Hj Irnik Khaeriyah, S.Ag Guru Matematika
8 Hj Hilmatussa’adah, S.Pd.I Guru Bahasa Arab
9 Toyibah, S.Pd.I Guru Bahasa Arab
10 Jayadi, S.Pd.I Guru IPA
11 Mushowir, S.Pd.I Guru PAI
12 Dede Kurnia Guru IPS
13 Yuliyanih, S.Sos.I Guru IPA
14 Tatang Sanjaya, S.Pd.I S.kom Guru IPS
15 Hasanudin, S.Pd.I Guru Bahasa Inggris
16 Wahdatu Rohmah S, S.Pd.I Guru PAI
17 Yeni Sumiarti, S.Pd Guru Prakarya
18 Tuti Lisnawati, S.Pd Guru SKI
19 Gian Lucas Guru TIK
20 Luthfi Zidan Ramadhan Guru Qur’an Hadis
21 Siska Rahmawati Guru Fikih
22 Siti Nani Rusnanih, S.Pd.I Guru Bahasa Indonesia
23 Danny Rahmawati, S.Pd Guru asa Inggris
49

24 Muhamad Nur Rijal, S.UD Guru IPS


Sumber: Data diperoleh dari SMP Al Multazam
Tahun 2022

f. Sarana dan Prasarana SMP Al Multazam Sepatan

Tabel 3.4
Keadaan Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Status


1 Ruang kepala sekolah 2 Layak
2 Ruang tata usaha 1 Layak
3 Ruang kelas 50 Layak
4 Lab 2 Layak
5 Perpustakaan 1 Layak
6 Mushola 1 Layak
7 Aula 1 Layak
8 Kantin 1 Layak
9 Toilet guru 2 Layak
10 Toilet siswa 5 Layak
11 Lapangan 1 Layak
12 Parkir kendaraan 2 Layak
13 Ruang BP/ BK 1 Layak
Sumber: Data diperoleh dari SMP Al Multazam
Tahun 2022
50

g. Struktur Organisasi dan Tugas Tenaga


Kependidikan SMP Al Multazam Sepatan
1. Struktur Organisasi

KEPALA SEKOLAH
KH BADRU SOLIHIN

KAUR TU
DAUD FAUZI

BIDANG BIDANG BIDANG


HUMAS
SARPRAS KESISWAAN KURIKULUM
H ABU BAKAR RAHMAT
JAYADI H SAMSUL BAHRI
SANUSI HIDAYATULAH

GURU

PESERTA DIDIK

2. Tugas Tenaga Kependidikan


a) Komite Sekolah
1. Menentukan visi dan misi dan kebijakan-
kebijakan dasar disekolah
51

2. Pengawas pengelolaan di sekolah


3. Pengendali pengelolaan di sekolah
b) Kepala Sekolah
1. Membimbing para dewan guru
2. Membimbing siswa
3. Mengamati pekerjaan para karyawan dan staf
4. Pengembangan staf melalui pendidikan
5. Mengikuti pengembangan iptek yang berlaku
6. Mengawasi jalannya kegiatan belajar mengajar
7. Memantau perkembangan
8. Mengelola atau administrasi yang kegiatan
belajar mengajar dan keuangan
9. Pengelola data administrasi kesiswaan
10. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan
secara rutin baik BOS maupun BOP
11. Melakukan evaluasi secara berkala baik
tahunan maupun bulanan ataupun per triwulan
12. Mengambil kebijaksanaan
13. Menentukan keputusan
14. Mengarahkan kegiatan
c) Tata Usaha
1. Menyiapkan absensi guru
2. Melaksanakan administrasi sekolah
3. Mengelolah laporan keuangan
52

d) Pembantu Kepala Sekolah Bidang Sarana Dan


Prasarana
1. Melakukan inventaris barang
2. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana
3. Membuat dan menyusun program RKA
4. Melakukan inventaris terhadap sarana dan
prasarana yang dilakukan secara berkala
5. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah
e) Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
1. Melakukan evaluasi terhadap kurikulum
pelajaran
2. Membentuk kepanitiaan tentang kegiatan
belajar ke depannya
3. Memantau kegiatan pembelajaran berbasis
kurikulum
4. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan kurikulum
f) Pembantu Kepala Sekolah Bidang Hubungan
Masyarakat
1. Mengatur hubungan sekolah dengan mitra
2. Menjembatani hubungan sekolah dengan
masyarakat maupun orang tua murid
3. Menampung saran-saran dari masyarakat
53

4. Menjadi mediator antara sekolah dan pihak-


pihak lain yang ingin berhubungan dengan
sekolah
5. Melakukan pengamatan kegiatan berkaitan
dengan hubungan masyarakat

g) Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan


1. Membantu perencanaan dan program kesiswaan
2. Memantau program pembinaan OSIS
3. Mengevaluasi kegiatan pembinaan kesiswaan
4. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan
tentang kesiswaan
h) Wali Kelas
1. Menjadi perwakilan kepala sekolah di
lingkungan kelas
2. Melakukan mediasi antara orang tua murid dan
sekolah
3. Memeriksa keadaan dan daftar hadir siswa di
kelasnya
4. Merekapitulasi absensi setiap bulan di kelasnya
5. Mengisi buku laporan hasil belajar siswa secara
berkala
6. Membagikan hasil laporan hasil belajar siswa
7. Memantau kegiatan siswa
i) Dewan Guru
54

1. Menyusun rancangan pelaksanaan


pembelajaran (RPP)
2. Melakukan interaksi kegiatan belajar mengajar
3. Melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran
4. Mengadakan analisis dari hasil belajar siswa
5. Menertibkan siswa selama kegiatan belajar
mengajar
6. Membantu memecahkan kesulitan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar
j) Peserta Didik
1. Memahami pembelajaran
2. Datang ke sekolah tepat waktu
3. Mengerjakan tugas yang diberikan
4. Menghargai para guru
5. Memakai seragam yang sesuai
6. Disiplin di area maupun di luar area sekolah
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Maret 2022 –
15 Juni 2022. Dalam bab ini, penulis akan menggambarkan
secara singkat sekolah yang menjadi tempat penelitian.
Tabel 3.5
Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Observasi ke Sekolah SMP √
55

Al Multazam Sepatan
2 Pembuatan Proposal √
3 Sidang Proposal √
4 Bimbingan Skripsi √ √ √
5 Pelaksanaan Penelitian √ √ √
6 Pengolahan Data √ √ √
7 Penulisan Skripsi √ √ √
8 Sidang Skripsi √
9 Seminar dan Perbaikan √
Sumber: Data Pribadi Rencana Penelitian
Penelitian dimulai dengan proses pra riset sejak
bulan Februari 2022. Berikut langkah-langkah
penelitiannya:
1. Pra Riset
Kegiatan ini dilakukan sejak Februari 2022,
sebelum penyerahan proposal skripsi. Kegiatan ini
dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni survei ke
lokasi dengan melihat keadaan sekitar lingkungan
sekolah, meminta izin untuk melakukan penelitian, serta
mewawancarai langsung salah satu guru di SMP Al
Multazam Sepatan, yaitu bapak Mushowir, S.Pd.I
sebagai guru bidang studi pendidikan agama Islam.
2. Penulisan Proposal Skripsi
Penetapan judul serta penulisan proposal skripsi
sudah dimulai sejak bulan Januari, tepatnya sejak
56

kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan,


kemudian menentukan lokasi penelitian, yaitu SMP Al
Multazam Sepatan.

3. Sidang Proposal Skripsi


Sidang proposal skripsi dilaksanakan pada
tanggal 20 Februari 2022, dengan mengajukan dua judul
proposal skripsi.
4. Penyusunan Instrumen
Penyusunan instrumen ini dilakukan untuk
mengumpulkan data dari satu variabel, berupa
pembuatan kisi-kisi instrumen yang akan digunakan
sebagai acuan untuk membuat instrumen penelitian yang
nantinya digunakan dalam proses penelitian.
5. Uji Instrumen
Setelah membuat kisi-kisi instrumen serta
instrumen yang akan digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data, selanjutnya dilakukan uji
instrumen. Hal ini bertujuan untuk mengetahui layak
atau tidaknya instrumen penelitian, serta valid atau
tidaknya suatu data yang sudah diperoleh.
6. Pengumpulan data
57

Proses ini dilakukan dengan cara menyebarkan


angket kepada peserta didik yang berjumlah 30
responden. Dalam proses penyebaran angket dilakukan
dengan mengisi soal yang dibuat oleh penulis untuk para
responden. Wawancara yang dilakukan dengan beberapa
narasumber, terdiri dari beberapa peserta didik dan
pendidik, sebagai tolak ukur dari hasil penelitian yang
dilakukan.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif,
yaitu suatu proses untuk menemukan pengetahuan dengan
menggunakan data berupa angka. Penelitian kuantitatif dapat
diartikan pula sebagai metode penelitian yang berlandasan
pada filsafat positifisme (pandangan positif), digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu. Pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.46 Sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan korelasional, pendekatan jenis
ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel
memiliki hubungan /korelasi atau tidak. Penelitian kuantitatif
ini digunakan untuk menemukan keterangan mengenai
pengaruh akhlak guru pendidikan agama Islam terhadap

46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D
(Bandung: Alfabeta, 2018),38.
58

motivasi belajar peserta didik kelas VIII 1 di SMP Al


Multazam Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang.

C. Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut.47 Sedangkan menurut Purwanto variabel
adalah gejala yang dipersoalkan dalam masalah penenlitian.
Gejala itu sifat /karakter yang membedakan (diskriminating).
Gejala itu nilainya bervariasi. Misalnya, sebuah benda
mempunyai sifat khas benda benda itu yang dapat dibedakan
dari benda lain dalam gejala tertentu seperti berat, panjang,
suhu, luas, volume dan sebagainya. Gejala-gejala itu adalah
variabel. Hatch dan Farhady mendefinisikan variabel sebagai
atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek lain. Sugiyono merumuskan bahwa variabel penelitian
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

47
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung:
Alfabeth,2010),96.
59

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


kesimpulannya. Terdapat dua macam variabel, yaitu:
1. Variabel Independent Variabel ini sering disebut juga
sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahaa Indonesia sering disebut juga sebagai variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependent (terikat). yang menjadi variabel
indivendent adalah Pengaruh akhlak guru pendidikan
agama Islam (x).
2. Variabel dependent Variabel ini sering disebut sebagai
variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut juga sebagai variabel terikat.
Variabel terkait merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.48
variabel dependent dalam penelitian ini adalah motivasi
belajar peserta didik (y).
Dengan demikian penulis dapat membagi jenis
variabel dari skripsi yang berjudul “pengaruh akhlak guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar
peserta didik di SMP Al Multazam Tanah Merah
Kecamatan Sepatan Kabupaten Tangerang” yaitu:
1. Pengaruh Akhlak Guru Pendidikan Agama Islam:
Variabel bebas atau variabel independen
(Variabel X)
48
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,39.
60

2. Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik:


Variabel terikat atau variabel dependen
(Variabel Y)

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian di tarik kesimpulannya.49
Table 3.6
Jumlah Populasi
N Kelas Jumlah
o
1 Kelas VII 187
2 Kelas VIII 196
3 Kelas IX 155
Jumlah 538

2. Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan
49
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,80.
61

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada


populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul respresentatif (mewakili).
Teknik pengambilan sampel yaitu suatu cara yang
digunakan dalam proses pengambilan sampel. Dalam
pengambilan sampel ada dua teknik sampling, yaitu:
probability sampling atau teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur populasi
yang dipilih menjadi sampel. Selanjutnya nonprobability
sampling atau teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang/kesempatan sama bagi populasi untuk
dipilih menjadi sampel.50
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel
menggunakan cara cluster sampling (area sampling), yaitu
dengan cara pengambilan sampel pada sebagian dari
populasi di SMP AL Multazam Tanah Merah yaitu kelas
VIII 1 dan VIII 2. Jumlah sampel yang diambil sebanyak
20% dari total populasi kelas VIII berjumlah 196 peserta
didik, terdiri dari 6 kelas. Penulis menggenapkan sampel
menjadi 30 peserta didik dari keseluruhan kelas VIII,
Sampel dapat dilihat pada table 3.7 Berikut.

50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,81-
84.
62

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.51
1. Observasi
Hasil dari observasi yang penulis lakukan di SMP
Al Multazam, penulis mendapati bahwa di sekolah tersebut
masih kurangnya motivasi belajar peserta didik. Berkaitan
dengan motivasi belajar, juga tidak terlepas dari seorang
guru, jika dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan
nampak jelas terlihat bahwa akhlak guru dalam hal ini guru
pendidikan agama Islam masih kurang terlihat, hal ini
dibuktikan ketika guru masuk tidak mengucapkan salam,
dan di dalam kelas ketika proses belajar mengajar guru
tersebut tidak ada di kelasnya, dan hanya memberikan tugas
untuk dicatat oleh peserta didik, sedangkan guru tersebut di
dalam kantor asyik mengobrol dengan guru yang lain.
2. Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data
dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada
narasumber yang akan digali informasinya dengan
menggunakan instrumen wawancara baik berupa kumpulan
pertanyaan, perekam suara, dan dokumentasi foto dalam
proses wawancara. Dalam penelitian ini, wawancara
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif dan R&D,137.
63

dilakukan dengan guru pendidikan agama Islam, dengan


mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber dan
menggunakan alat perekam (handphone) untuk merekam
wawancara tersebut.
3. Penyebaran Angket
Penyebaran angket merupakan alat pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
menjawabnya. Alasan penggunaan teknik pengumpulan
data berupa angket adalah selain efisien yakni bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang diukur dan tahu apa yang
bisa diharapkan responden.52
Dalam hal ini penulis telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa soal-soal yang berhubungan dengan
variabel (x) dan (y) yang berjumlah masing-masing 15 soal.
Penulis melakukan penyebaran angket secara online yang
dikirim berupa google form dengan menggunakan grup
WhatsApp. Penyebaran angket ini berupa butir-butir soal
yang nantinya akan dibagikan kepada peserta didik. Butir
soal ini terdiri dari 30 pertanyaan, di antaranya 15
pertanyaan untuk variabel X, dan 15 pertanyaan lainnya
untuk variabel Y, yang hasilnya berupa angka dan akan

52
Agus Zaenul Fitri, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitataif dan R&D (Malang Jatim, 2020) 115.
64

dijadikan data yang selanjutnya dianalisis menggunakan


rumus statistik.
Untuk mempermudah penelitian dalam
mendapatkan data yang diinginkan, maka penulis membuat
kisi-kisi Instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.8
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Variabel X
Akhlak Guru Pendidikan Agama Islam
No soal
Variabel Indikator Jumlah
+ -
1. Mengetahui pengaruh 1,2,3,5 4
Akhlak guru pendidikan
agama Islam
Akhlak
2.Mengetahui bagaimana 7,8,9 6,10
guru
sikap guru pendidikan
pendidikan
agama Islam saat
agama
mengajar
Islam
3. Mengetahui kompetensi 11,13, 12,
guru pendidikan agama 14
Islam

Tabel 3.9
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Variabel Y
Motivasi Belajar Peserta Didik
No soal
Variabel Indikator Jumlah
+ -
Motivasi 1. Mengetahui motivasi 1,5 2,3,4
belajar belajar peserta didik
peserta 2. Mengetahui sejauh 6,9,10 7,8
didik mana motivasi peserta
65

didik kepada guru


3. Mengetahui bagaimana 11,13,1 12,15
keinginan belajar 4
peserta didik
Sumber: Data pribadi rencana penelitian

Adapun sistem penilaian yang akan dilakukan dalam


setiap angket dapat dilihat dalam tabel 3.10 berikut:
Tabel 3.10
Skor Jawaban Angket Variabel X dan Y
Pilihan Skor soal
Jawaban Positif Negatif
Selalu 4 1
Sering 3 2
Kadang kadang 2 3
Tidak pernah 1 4
Sumber: Data Pribadi Rencana Penelitian
Data yang telah terkumpul, berdasarkan penyebaran
angket kepada 30 responden, kemudian diambil kesimpulan
dari jawaban-jawaban tersebut menggunakan kualifikasi
data. Data hasil penyebaran angket sebelum dianalisis,
terlebih dahulu dikualifikasikan sebagai berikut:
1. Skor untuk jawaban positif
a) Jawaban selalu = 4
b) Jawaban sering = 3
c) Jawaban kadang-kadang = 2
d) Jawaban tidak pernah = 1
66

2. Skor untuk jawaban negatif


a) Jawaban selalu = 1
b) Jawaban sering = 2
c) Jawaban kadang-kadang = 3
d) Jawaban tidak pernah = 4
F. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dengan cara mengorganisasikan data dalam
katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke pola, memilih mana yang penting dan akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.53
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah mendeskripsikan data atau statistik deskriptif.
Mendeskripsikan data atau menggunakan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku umum, tidak melakukan generalisasi.
Teknik analisis data statistik deskriptif meliputi antara lain:
penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, persentase,
frekuensi, perhitungan mean, median, modus.54

53
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara,
2019), 110.
54
Agus Zaenul Fitri, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitataif dan R&D, 119.
67

Kuesioner yang dipakai dalam penelitian, dilakukan


pengujian validitas, reliabilitas, normalitas dan regresi dalam
instrumen penelitian.

1. Validitas
Validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau
proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep
benar–benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Uji
validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu
item pertanyaan. Instrumen dikatakan valid jika dapat
mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap data
variabel yang diteliti secara tepat.
Dalam penelitian ini validitas yang digunakan
adalah validitas internal, validitas yang dicapai apabila
terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen secara
keseluruhan. Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan
memiliki misi instrumen secara keseluruhan, yaitu
mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Dalam
pengujian validitas instrumen pada penelitian ini digunakan
analisa butir. Cara pengukuran analisa butir tersebut adalah
mengkorelasikan skor butir dengan skor total dengan rumus
product moment, yaitu:
n. Σ xy (Σ x)(Σ y )
rxy=
√¿ ¿ ¿
Keterangan:
r = Angka koefisien
68

n = Jumlah Sampel
Σx y = Jumlah perkalian antara variabel x dan y
Σx = Jumlah seluruh nilai x
Σy = Jumlah seluruh nilai y
2
Σx = Jumlah dari kuadrat nilai x
Σy 2 = Jumlah dari kuadrat nilai y
2
( Σx) = Jumlah nilai x kemudian dikuadratkan
(Σy)2 = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan

Validitas data diukur dengan menggunakan rhitung


dengan tabel (r product moment). Apabila rhitung > rtabel, dan
nilai positif, maka butir atau pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid dan apabila sebaliknya maka tidak
valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpulan data, karena instrumen sudah baik.
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen
dapat memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang
sama dengan alat pengukuran yang sama.
Uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada data
yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas
digunakan teknik Croanbach Alpha>0,60. Berikut adalah
rumus uji reliabilitas dengan rumus, sebagai berikut:
69

[ ][ ]
b

r 11
k ∑ σb
1− 2
k−1 σ1

Keterangan:
r 11 = reliabilitas instrumen
K = Jumlah kuesioner

∑ σb
b
= jumlah varian butir
2
σ = Varian total
1
Untuk mencari varian butir dengan rumus:

∑ ( x )2
2
∑ (x ) −
2 n
σ =
n
Keterangan:
σ = varian tiap butir
x = jumlah skor butir
n = jumlah responden

Untuk menilai relibel tidaknya suatu instrumen


dilakukan dengan mengonsultasikan rhitung dengan rtabel.
Apabila rhitung< rtabel maka instrumen dinyatakan tidak reabil.
3. Normalitas
Menguji normalitas data kerap kali disertakan dalam
suatu analisis statistika inferensial untuk satu atau lebih dari
kelompok sampel. Normalitas ialah sebaran data menjadi
70

sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan jenis


statistika apa yang dipakai dalam menganalisis selanjutnya.
Tes normalitas dengan rumus kai kuadrat sebagai berikut:

1. Mengukur rata-rata (mean) dengan rumus


Mean adalah nilai rata-rata yang diambil dari
sejumlah data yang telah diperoleh, rumusnya sebagai
berikut.55

Σfi . xi
X̅ =
Σfi

Keterangan:
X̅ : Menyatakan Skor Rata-Rata
Σfi : Menyatakan Jumlah Skor
xi : Menyatakan Jumlah Frekuensi Untuk Skor

2. Menentukan median
Median adalah nilai tengah dari data yang telah
diperoleh. Rumus median sebagai berikut:56

[ ]
n
−F
Me=b+ p 2
f

55
Darwyan Syah, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta, Gaung
Persada Press, 2010), 34.
56
Darwyan Syah, Pengantar Statistika Pendidikan, 40.
71

Keterangan:
Me : median
b : batas bawah di mana median akan terletak
p : panjang kelas interval
n : banyak data/jumlah sampel
F : jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f : frekuensi kelas median

3. Menentukan modus
Modus adalah nilai yang sering muncul atau nilai
yang memiliki frekuensi yang paling banyak. Dengan
rumus sebagai berikut:57

b1
Me=b+ p
b 1+ b 2

Keterangan:
Me : median
b : batas bawah kelas modus yaitu interval dengan
frekuensi/terbanyak
p : panjang interval kelas modus
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas
sebelum kelas modus
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas

57
Darwyan Syah, Pengantar Statistik Pendidikan, 42.
72

sesudah kelas modus


4. Korelasi
Penelitian korelasi adalah penelitian yang
melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih.58 Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:59

nΣxy−( Σx ) ( Σy )
rxy= √ ¿¿
¿
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi yang dicari
Σxy : jumlah perkalian antara variabel x dan y
2
Σx : jumlah dari kuadrat nilai x
2
Σy : jumlah dari kuadrat nilai y
(∑ x ¿ ¿2 : jumlah nilai x kemudian dikuadratkan
¿2 : jumlah nilai y kemudian dikuadratkan
n : jumlah responden
4. Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui
apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau
tidak. Langkah-langkah menghitung uji homogenitas:

(Variabel X)

58
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, 166.
59
Darwyan Syah, Pengantar Statistik Pendidikan, 97.
73

2

Sx = n ∑ x −¿ ∑ x ¿
2 2

Keterangan:
n : jumlah responden
x : Rata-rata mean
2
x : Data/Nilai
(Variabel Y)

Sy =√ n ∑ y −¿ ∑ y ¿
2 2 2

Keterangan:
n : jumlah responden
y : Rata-rata mean
2
y : Data/Nilai
G. Hipotesis Statistik
Dari uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat diambil
kesimpulan hipotesis statistik tentang pengaruh akhlak guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar peserta
didik, yaitu:

H0 : rxy = 0 ---------- artinya: tidak terdapat hubungan


antara variabel (X) pengaruh akhlak guru pendidikan
agama Islam dengan variabel (Y) motivasi belajar
peserta didik.
H1 : rxy = 0 ---------- artinya: terdapat hubungan antara
variabel (X) ) pengaruh akhlak guru pendidikan
agama Islam dengan variabel (Y) motivasi belajar
74

peserta didik.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Pada penelitian ini, data yang dideskripsikan adalah
data hasil pengolahan kuesioner dari responden. Data tersebut
terdiri dari skor pengaruh akhlak guru pendidikan agama
Islam sebagai variabel (X) dan skor terehadap motivasi belajar
peserta didik sebagai (Y). Setiap kegiatan penelitian
memerlukan adanya alat untuk mendapatkan suatu data. Dari
hal tersebut, maka setiap penulis yang melakukan penelitian
harus mempersiapkan alat yang baik untuk dapat digunakan
dalam pengumpulan data-data yang diperlukan.
Setelah semua data yang dikumpulkan oleh penulis
lengkap, maka selanjutnya dijelaskan hasil penelitian yang
telah dilakukan, diolah dari data yang masih dalam tahap
proses lanjutan, dengan menggunakan statistik deskriptif
sebagai berikut:
1. Data Tentang Pengaruh Akhlak Guru Pendidikan
Agama Islam (Variabel X)
Untuk mengetahui nilai dari data tentang pengaruh
akhlak guru pendidikan agama Islam (Variabel X) dengan
menjumlah skor jawaban angket dari responden yang
berjumlah 30 orang. Penghitungan nilai yaitu dengan
menggunakan ketentuan skala likers pada masing-masing
jawaban, baik positif dan negatif. Setelah mendapatkan nilai

75
76

variabel X dari jawaban positif dan negatif, selanjutnya


akan dianalisis dengan mencari nilai validitas dan
reliabilitas.
a) Validitas dan Reabilitas (Variabel X)
Dengan menggunakan instrumen yang valid dan
reliabel dalam pengumpulan data, diharapkan hasil
penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Karena
instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat
untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan
reliabel pula dalam penelitian.60 Berikut adalah tabel
untuk menentukan validitas dari butir soal, yaitu:

Tabel 4.1
Validitas Butir Soal (Variabel X)
Responde
X X2 Y Y2 XY
n
1 3 9 44 1936 132
2 4 16 55 3025 220
3 2 4 53 2809 106
4 2 4 54 2916 108
5 4 16 44 1936 176
6 4 16 60 3600 240
7 2 4 51 2601 102
8 2 4 46 2116 92
9 2 4 45 2025 90
60
Sugiono, Statika untuk Penelitian, 348.
77

10 3 9 59 3481 177
11 2 4 34 1156 68
12 3 9 44 1936 132
13 4 16 46 2116 184
14 2 4 49 2401 98
15 3 9 53 2809 159
16 4 16 59 3481 236
17 2 4 46 2116 92
18 4 16 47 2209 188
19 2 4 47 2209 94
20 2 4 46 2116 92
21 2 4 36 1296 72
22 4 16 53 2809 212
23 2 4 43 1849 86
24 4 16 56 3136 224
25 2 4 49 2401 98
26 4 16 57 3249 228
27 4 16 54 2916 216
28 3 9 59 3481 177
29 4 16 56 3136 224
30 3 9 52 2704 156
Jumlah 88 282 1497 75971 4479
78

Keterangan:

Σx : 88 Σy 2 : 75971
Σx
2
: 282 Σxy : 4479
Σy : 1497 n : 30
Setelah dilakukan pengujian, maka di dapatkan
hasil dari variabel X. Dari jumlah responden sebanyak 30
orang. Maka sigma X mendapatkan total nilai 88, sigma
X2 mendapat nilai 282, sigma Y mendapatkan nilai 1497,
sigma Y2 mendapatkan nilai 75971, dan sigma XY
mendapatkan nilai 4479.
Mendapatkan hasil dari jumlah butir soal 1
(Variabel X), maka hasilnya akan dimasukkan ke dalam
rumus pearson product moment, untuk mencari korelasi
validitas butir soal, dengan rumus sebagai berikut:
n( Σxy)−(Σx)(Σy)
r xy=
√ n( Σ x2 )−¿ ¿ ¿
30 ( 4479 ) −( 88 )−(1497)
r xy=
√ {30 ( 282 )−( 88 ) } {30 ( 75,971 )− (1497 ) }
2 2

134.370−131.736
¿
√( 8460−7744 )( 2.279,13−2.241 .009)
2634
¿
√( 716 ) (27294636),
2634
¿
√27.294 .636
2634
¿
5224,427
79

= 0,504 dibulatkan 0,50


Dari perhitungan butir soal nomor 1, dapat
diketahui jumlah rhitung sebesar 0,50. selanjutnya untuk
butir soal nomor 2 dan seterusnya menggunakan rumus
sama, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf
signifikan 5% dengan keterangan df = n-2. Artinya,
jumlah responden 30-2 = 28, dari rtabel tersebut didapatkan
nilai berjumlah 0,361. selanjutnya dibandingkan hasil
perhitungan tersebut dengan nilai ketentuan yang ada
pada rtabel, dengan keterangan jika rhitung lebih besar dari
rtabel, maka hasilnya dikatakan valid. Begitu juga
sebaliknya, jika rhitung kurang dari rtabel maka hasilnya
dikatakan tidak valid, hasil tersebut telah peneliti
tuangkan dalam tabel 4.2
Berikut tabel hasil perhitungan korelasi validitas
butir soal variabel X.
Tabel 4.2
Validitas Variabel X
Butir Jumlah
rhitung rtabel Ket.Valid
Soal Valid
1. 0,504 0,361 Valid
2. 0,529 0,361 Valid
3. 0,566 0,361 Valid
4. 0,570 0,361 Valid
5. 0,570 0,361 Valid
6. 0,714 0,361 Valid
7. 0,381 0,361 Valid 15
8. 0,396 0,361 Valid
80

9. 0,537 0,361 Valid


10. 0,393 0,361 Valid
11. 0,533 0,361 Valid
12. 0,697 0,361 Valid
13. 0,595 0,361 Valid
14. 0,425 0,361 Valid
15. 0,371 0,361 Valid

Selanjutnya akan dianalisis reliabilitasnya untuk


menentukan tingkat reliabel pada reliabel X, dengan
mencari nilai varian dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Σx : 88 Σy 2 : 75971
Σx
2
: 282 Σxy : 4479
Σy : 1497 n : 30

2
∑( x)
2
∑ (x ) −
2 n
σ =
n
Dimana:
Σ = Varian tiap butir
x = Jumlah skor butir
n =Jumlah responden

∑ ( x )2
∑ ( x )2−
2 n
σ =
n
81

2 ( 88 )2
( 282 ) −
2 30
σ =
30
7744
282−
2 30
σ =
30
2 282−258
σ =
30
2 24
σ =
30
2
σ = 0,8
Dari perhitungan butir soal nomor 1, dapat
diketahui jumlah varian sebesar 0,8. Selanjutnya untuk
butir soal nomor 2 dan seterusnya menggunakan rumus
yang sama, kemudian hasil tersebut telah peneliti
tuangkan dalam tabel 4.4.
Setelah menentukan varian, selanjutnya mencari
varian butir yang sudah peneliti tuangkan dalam tabel 4.4
dengan rumus sebagai berikut:
2
σ =¿ var1+var2+var3…dst
2
σ =¿ 9,590
Mendapatkan jumlah varian butir variabel X
sebesar 9,590, hasil dari penjumlahan seluruh varian
yang sudah dihitung sebelumnya, selanjutnya mencari
varian total untuk mencari reliabilitas, yang sudah di
dalam tabel 4.4 dengan rumus sebagai berikut:
82

Keterangan:
n

∑ xi : 1497 (Total variabel x)


i=i

∑ x2 : 75971 (Total varibel x yang dikuadratkan)


i=i

n
( ∑ x i) : 113.728.587 (Hasil perkalian variabel x
2

i=i

dikalikan total variable x)


n : 30 (Responden)

n n
σ 2=n ∑ x 2−∑ x i
i=i i=i

2
2 30 ( 75.971 )−(1497)
σ =
30 (29)

2 ( 2.279,13 )−(2.241 .009)


σ =
870
2 38121
σ = =43,817
870
Mendapatkan hasil nilai varian total variabel X
berjumlah 43,817 selanjutnya dari hasil keseluruhan
varian yang sudah dihitung sebelumnya, maka dapat
dicari nilai reliabilitas, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
b
∑σ b : 9,590 (varian butir)
83

2
σ1 : 43,817 (varian total)
k : 15 (kuisioner)
n : 30 (responden)

[ ][ ]
b
k ∑σ
r 11 1− 2 b
k−1 σ1

r 11 [ ][
15
15−1
1−
9,590
43,817 ]
r 11 (1,071) (0,781)
r 11 0,836 dibulatkan 0,837

Dari perhitungan butir soal nomor 1, dapat


diketahui jumlah varian sebesar 0,837. Selanjutnya untuk
butir soal nomor 2 dan seterusnya menggunakan rumus
yang sama, kemudian mencari varian butir dengan
menjumlahkan hasil varian yang sudah dihitung
sebelumnya dan mendapatkan nilai hitung sebesar 9,590,
selanjutnya varian total mendapatkan nilai hitung sebesar
43,817, kemudian dari hasil tersebut dimasukkan ke
dalam rumus reliabilitas untuk menentukan apakah
reliabel atau tidak kuesioner variabel X tersebut,
selanjutnya dikonsultasikan dengan interval kriteria
tingkat reliabilitas, jika dilihat dari hasil reliabilitas
berjumlah 0,837 maka hasilnya akan reliabel dan
termasuk dalam kriteria tingkat reliabilitas tinggi.
84

Tabel 4.3
Kriteria Tingkat Reliabilitas
Interval Kriteria
0,800 – 1,00 Sangat tinggi
0,600 – 0, 799 Tinggi
0,400 – 0, 599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
< 0, 200 Sangat rendah

Berikut adalah tabel penyajian hasil perhitungan


untuk menentukan reliabilitas, yaitu:

Tabel 4.4
Reliabilitas (Variabel X)
Butir Varian Total
Varian Reliabilitas
Soal Butir Varian
1 0,796
2 0,556
3 0,982
4 0,573
5 1,133 9,590 43,817 0,837
6 0,760
7 0,432
8 0,246
9 0,707
85

10 0,610
11 0,299
12 0,929
13 0,646
14 0,646
15 0,277

b) Uji Normalitas (Variabel X)


Menguji normalitas data kerap kali disertakan
dalam suatu analisis statistika inferensial untuk satu atau
lebih kelompok sampel. Normalitas sebaran data menjadi
sebuah asumsi yang menjadi syarat untuk menentukan
jenis statistika apa yang akan dipakai dalam
penganalisaan selanjutnya.61 Berikut adalah tabel
pengujian normalitas variabel X.
1) Menentukan banyaknya interval kelas, dengan rumus
sebagai berikut:
k =1+3,3 logn
Keterangan:
n = banyaknya data
k = 1+3,3 log 30
= 1+3,3 (1,477)
= 4,3 (1,477)
=6,351 dibulatkan 6

61
Subana, Statistika pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2005),
123.
86

2) Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara


menentukan range, sebagai berikut:
R=H−L+1
Keterangan:
R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
R = 60 – 32 + 1
= 29
Sehingga dapat diketahui interval nilai, sebagai
berikut:
range
i=
jumlajinterval
29
= 6 = 4,82 dibulatkan 5

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi


dan interval nilai seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5
Frekuensi Kumulatif
Interva
BK Fi Xi xi2 fi*xi fi*xi2
l
1 31 35 1 32 1024 32 1024
2 36 40 1 38 1444 38 1444
3 41 45 5 43 1849 215 9245
4 46 50 8 48 2304 384 18432
5 51 55 8 53 2809 424 22472
87

6 56 60 7 58 3364 406 23548


Jumlah 30 272 12794 1499 76165

Langkah selanjutnya adalah mencari mean,


median, dan modus dari variabel X. Dalam
menentukan mean, median, dan modus dari variabel X,
peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Menentukan Nilai Mean
Σfi . xi
X̅ = Σfi

Keterangan:
X̅ : Menyatakan Skor Rata-Rata
Σfi : 30
Σfi . xi : 1499

1499
X̅ = 30 = 49,97

Dapat diketahui jumlah skor rata-rata (nilai


mean) sebesar 49,97

2) Menentukan Nilai Median

[ ]
1
n−F
2
Me=b+ p
f
88

Keterangan:
Me : median
b : 40,5 batas bawah di mana median akan terletak
p : 5 (Range)
n : 30 (Responden)
F : 7 (Jumlah semua frekuensi sebelum kelas
median)
f : 5 (Frekuensi kelas median)

[ ]
1
30−7
2
Md=40,5+5
5

Md=40,5+5
[ ]
15−7
5

Md=40,5+5
[]
8
5
Md=40,5+5 ( 1,6 )
Md=48,5

3) Menentukan Nilai Modus


b1
Mo=b+ p
b 1+b 2

Keterangan:
Mo : modus
b : 49 – 0,5 = 45,5 batas bawah kelas modus
89

yaitu interval dengan frekuesi/terbanyak.


p : 5 (Range)
b1 : 8-5 = 3 (Frekuensi kelas modus-frekuesi
kelas sebelum modus)
b2 : 8-8 = 0 (Frekuensi kelas modus-frekuesi
kelas sesudah modus)
3
Mo=45,5+ 5
3+0
3
Mo=45,5+ 5
3
Mo=45,5+ 5(0)
Mo=50,5
Berdasarkan uraian di atas, frekuensi yang
diperoleh dari variabel pengaruh akhlak guru
pendidikan agama Islam ialah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi dan Frekuensi Relatif
No Interval Fi fr %
1 31 35 1 3%
2 36 40 1 3%
3 41 45 5 17%
4 46 50 8 27%
5 51 55 8 27%
6 56 60 7 23%
Jumlah 30 100%

Tabel di atas adalah tabel frekuensi tentang


pengaruh akhlak guru pendidikan agama Islam, dari
90

tabel tersebut telah diperoleh nilai interval 31-35


dengan nilai 3%, interval 36-40 dengan nilai 3%,
interval 41-45 dengan nilai 17%, interval 46-50 dengan
nilai 27%, interval 51-55 dengan nilai 27%, interval
56-60 dengan nilai 23%.
Tabel 4.7
Penggolongan Data Pengujian Normalitas Chi Kuadrat
(f0- (f0-fh)2
Interval f0 fh f0-fh
fh)2 fh
31 35 1 1 0 0 0,00
36 40 1 4 -3 1 0,25
41 45 5 10 -5 16 1,78
46 50 8 10 -2 0 0,00
51 55 8 4 4 1 0,25
56 60 7 1 6 9 9,00
Jumlah 30 30 0   11,28

Keterangan:
fo : 30 (Frekuensi/jumlah responden)
fh : 30 Frekuensi yang diharapkan (persentase
luas tiap bidang dikalikan dengan n)
f0-fh : selisih data f0 dengan fh
Dari data tersebut dapat dilihat perhitungan dari
masing-masing kolom, pada kolom (f0) nilai frekuensi
yang dihasilkan dari perhitungan mencari interval kelas
dan interval nilai/range yang sudah dihitung
sebelumnya, kemudian pada kolom (fh) frekuensi yang
91

diharapkan, berdasarkan pada persentase luas tiap


bidang kurva normal dikalikan dengan jumlah data
observasi.62 Dengan perhitungan sebagai berikut:
1. 2,7 % x 30 (responden) = 0,81 dibulatkan 1
2. 13,53% x 30 = 4,05 dibulatkan 4
3. 34,53% x 30 = 10,35 dibulatkan 10
4. 34,53% x 30 = 10,35 dibulatkan 10
5. 13,53% x 30 = 4,05 dibulatkan 4
6. 2,7% x 30 = 0,70 dibulatkan 1
Hasil uji normalitas chi kuadrat sejumlah 11,28
kemudian dikonsultasikan pada tabel chi kuadrat
dengan keterangan dk n – 1 (30 – 1 = 29), dapat
diketahui bahwa dk 29 dan kesalahan yang ditetapkan
= 5%, maka harga chi kuadrat tabel = 42,557. Karena
chi kuadrat hitung (11,28) lebih kecil dari harga chi
kuadrat tabel (42,557), maka distribusi tersebut dapat
dinyatakan normal.
Grafik Pengaruh akhlak guru pendidikan agama
Islam (Variabel X)

62
Sugiyono, Stastistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta,
2017), 81.
92

2. Data Tentang motivasi belajar peserta didik (Variabel


Y)
Untuk mengetahui nilai dari data tentang motivasi
belajar peserta didik (Variabel Y) dengan menjumlahkan
skor jawaban angket dari responden yang berjumlah 30
orang. Dengan memberikan nilai masing-masing pada
jawaban positif dan negatif dengan menggunakan ketentuan
skala likers.
Setelah mendapatkan nilai variabel Y, dari jawaban
positif dan negatif dengan menggunakan ketentuan skala
likers, selanjutnya akan di analisis dengan mencari nilai
validitas dan reliabilitas.
a) Validitas dan reliabilitas (Variabel Y)
Berikut adalah tabel untuk menentukan validitas
dari butir soal, yaitu:
93

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian (Variabel Y)

Responden X X2 Y Y2 XY
1 4 16 54 2916 216
2 4 16 57 3249 228
3 4 16 55 3025 220
4 2 4 55 3025 110
5 4 16 48 2304 192
6 4 16 60 3600 240
7 2 4 51 2601 102
8 2 4 51 2601 102
9 2 4 45 2025 90
10 3 9 59 3481 177
11 4 16 38 1444 152
12 3 9 45 2025 135
13 4 16 47 2209 188
14 2 4 49 2401 98
15 3 9 52 2704 156
16 4 16 58 3364 232
17 2 4 46 2116 92
18 4 16 48 2304 192
19 2 4 48 2304 96
20 2 4 49 2401 98
94

21 3 9 49 2401 147
22 4 16 50 2500 200
23 2 4 48 2304 96
24 4 16 57 3249 228
25 2 4 51 2601 102
26 3 9 58 3364 174
27 4 16 57 3249 228
28 4 16 57 3249 228
29 3 9 53 2809 159
30 4 16 52 2704 208
Jumlah 94 318 1547 80529 4886

Keterangan:
Σx : 94 Σy2 : 80529
Σx 2 : 318 Σxy : 4886
Σy : 1547 n : 30

Setelah dilakukan pengujian, maka di dapatkan


hasil dari variabel Y. Dari jumlah responden sebanyak 30
orang. Maka sigma X mendapatkan total nilai 94, sigma
X2 mendapat nilai 318, sigma Y mendapatkan nilai 1547,
sigma Y2 mendapatkan nilai 80529, dan sigma XY
mendapatkan nilai 4886.
Mendapatkan hasil dari jumlah butir soal 1
(Variabel Y), maka hasilnya akan dimasukkan ke dalam
95

rumus pearson product moment, untuk mencari korelasi


validitas butir soal, dengan rumus sebagai berikut:
n( Σxy)−(Σx)(Σy)
r xy=
√ n( Σ x2 )−¿ ¿ ¿
30 ( 4886 )−( 94 ) (1547)
r xy=
√ {30 ( 318 )−( 94 ) } {30 ( 80,529 )− (1547 ) }
2 2

146.580−145.418
¿
√( 9540−8836 )( 2.415.87−2.393 .209)
1162
¿
√( 704 ) (22.661)
1162
¿
√15.953,344
1162
¿
3.994 .664
= 0,290 dibulatkan 0,29

Butir Jumlah
rhitung rtabel Ket.Valid
Soal Valid
1. 0,291 0,361 Valid
2. 0,467 0,361 Valid
3. 0,431 0,361 Valid
4. 0,546 0,361 Valid
5. 0,671 0,361 Valid
6. 0,658 0,361 Valid
7. 0,344 0,361 Valid
8. 0,482 0,361 Valid
96

9. 0,633 0,361 Valid


10. 0,293 0,361 Valid
11. 0,231 0,361 Valid
12. 0,603 0,361 Valid
13. 0,262 0,361 Valid 15
14. 0,509 0,361 Valid
15. 0,149 0,361 Valid

Keterangan:
Σx : 94 Σy
2
: 80529
Σx 2 : 318 Σxy : 4886
Σy : 1547 n : 30

2
∑( x)
∑ ( x )2−
2 n
σ =
n

Dimana:

∑ = Varian tiap butir


X = Jumlah skor butir
N = Jumlah responden

∑ ( x )2
2
∑ (x ) −
2 n
σ =
n
97

2 ( 94 )2
( 318 ) −
2 30
σ =
30
8836
318−
2 30
σ =
30
2 318−294
σ =
30
2 24
σ =
30
2
σ = 0,8
Dari perhitungan butir soal nomor 1, dapat
diketahui jumlah varian sebesar 0,8. Selanjutnya untuk
butir soal nomor 2 dan seterusnya menggunakan rumus
yang sama, kemudian hasil tersebut telah peneliti
tuangkan dalam tabel 4.10.
Setelah menentukan varian, selanjutnya mencari
varian butir yang sudah peneliti tuangkan dalam tabel
4.11 dengan rumus sebagai berikut:
2
σ =¿ var1+var2+var3…dst
2
σ =¿ 9,997
Mendapatkan jumlah varian butir variabel
sebesar 9,997, hasil dari penjumlahan seluruh varian
yang sudah dihitung sebelumnya, selanjutnya mencari
varian total untuk mencari reliabilitas, yang sudah di
dalam tabel 4.3 dengan rumus sebagai berikut:
98

Keterangan:
n

∑ xi : 1547 (Total variabel y)


1=i

∑ x2 : 80529 (Total variabel y yang dikuadratkan)


1=i

n
( ∑ x i)
2
: 124.578.363 (Hasil perkalian total
1=i

variabel x dikalikan total variable x)


n : 30 (Responden)

2
σ =n ¿ ¿

30 ( 80529 ) −(1547)2
σ 2=
30(29)
( 2.415 .529 ) −(2.393 .209)
σ 2=
870
2 22320
σ = =25,655
870
Mendapatkan hasil nilai varian total variabel Y
berjumlah 25,655, selanjutnya dari hasil keseluruhan
varian yang sudah dihitung sebelumnya, maka dapat
dicari nilai reliabilitas, dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
∑σ bb : 9,997 (varian butir)
2
σ1 : 26,047 (varian total)
k : 15 (kuisioner)
99

n : 30 (responden)

[ ][ ]
b
k ∑σ
r 11 1− 2 b
k−1 σ1

r 11 [ ][
15
15−1
1−
9,997
26,047 ]
r 11 (1,071) (0,6162)
r 11 0,659 dibulatkan 0,660
Dari perhitungan butir soal nomor 1, dapat
diketahui jumlah varian sebesar 0,660, selanjutnya untuk
butir soal nomor 2 dan seterusnya menggunakan rumus
yang sama, kemudian mencari varian butir dengan
menjumlahkan hasil varian yang sudah dihitung
sebelumnya dan mendapatkan nilai hitung sebesar 9,997,
selanjutnya varian total mendapatkan nilai hitung sebesar
26,047, kemudian dari hasil tersebut dimasukkan ke
dalam rumus reliabilitas untuk menentukan apakah
reliabel atau tidak kuesioner variabel Y tersebut,
selanjutnya dikonsultasikan dengan interval kriteria
tingkat reliabilitas, jika dilihat dari hasil reliabilitas
berjumlah 0,660 maka hasilnya akan reliabel dan
termasuk dalam kriteria tingkat reliabilitas tinggi
Tabel 4.10
Kriteria Tingkat Reliabilitas
Interval Kriteria
100

0,800 – 1,00 Sangat tinggi


0,600 – 0, 799 Tinggi
0,400 – 0, 599 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
< 0, 200 Sangat rendah

Berikut adalah tabel penyajian hasil perhitungan


untuk menentukan reliabilitas, yaitu:

Tabel 4.11
Reliabilitas (Variabel X)
Butir Varian Total
Varian Reliabilitas
Soal Butir Varian
1 0,796 9,997 26,047 0,660
2 0,596
3 1,023
4 0,579
5 1,182
6 0,712
7 0,410
8 0,246
101

9 0,766
10 0,649
11 0,449
12 1,006
13 0,646
14 0,627
15 0,312

b) Uji Normalitas (Variabel Y)


Sama halnya dengan menguji normalitas variabel
X, berikut adalah tabel penguji normalitas variabel Y,
yaitu:
1. Menentukan banyaknya interval kelas, dengan rumus
sebagai berikut:
k =1+3,3 logn
Keterangan:
n = banyaknya data
k = 1+3,3 log 30
= 1+3,3 (1,477)
= 4,3 (1,477)
= 6,351 dibulatkan 6
2. Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara
menentukan range, sebagai berikut:
R=H−L+1
102

Keterangan:
R = range
H = nilai tertinggi
L = nilai terendah
R = 60 – 32 + 1
= 29
Sehingga dapat diketahui interval nilai, sebagai
berikut:
range
i=
jumlajinterval
29
= 6 = 4,82 dibulatkan 5

Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi


dan interval nilai seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.12
Frekuensi Kumulatif
BK interval fi xi xi2 fi*xi fi*xi2
1 31 35 0 33 1089 0 0
2 36 40 1 38 1444 38 1444
3 41 45 2 43 1849 86 3698
4 46 50 10 48 2304 480 23040
5 51 55 9 53 2809 477 25281
6 56 60 8 58 3364 464 26912
jumlah     30 273 12859 1545 80375
103

Langkah selanjutnya adalah mencari mean,


median, dan modus dari variabel X. Dalam
menentukan mean, median, dan modus dari variabel
X, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut:
1) Menentukan Nilai Mean
Σfi . xi
X̅ = Σfi

Keterangan:
X̅ : Menyatakan Skor Rata-Rata
Σfi : 30
Σfi . xi : 1545
1545
X̅ = 30 = 51,5

Dapat diketahui jumlah skor rata-rata (nilai


mean) sebesar 51,5
2) Menentukan Nilai Median

[ ]
1
n−F
2
Me=b+ p
f

Keterangan:
Me : median
b : 40,5 batas bawah di mana median akan
terletak
p : 4 (Range)
n : 30 (Responden)
104

F : 1 (Jumlah semua frekuensi sebelum kelas


median)
f : 5 (Frekuensi kelas median)

[ ]
1
30−1
2
Md=40,5+ 4
5

Md=40,5+ 4
[ ]
15−1
5

Md=40,5+ 4
[ ]
14
5
Md=40,5+ 4 ( 3,5 )
Md=54,5
3) Menentukan Nilai Modus
b1
Mo=b+ p
b 1+b 2

Keterangan:
Mo : modus
b : 45,5 batas bawah kelas modus
yaitu interval dengan frekuesi/terbanyak.
p : 4 (Range)
b1 : 1-0 = 1 (Frekuensi kelas modus-frekuesi
kelas sebelum modus)
b2 : 2-10 = -8 (Frekuensi kelas modus-frekuesi
kelas sesudah modus)
1
Mo=45,5+ 4
1± 8
105

1
Mo=45,5+ 4
−7
Mo=45,5+ 4 (0,142)=44,93
Berdasarkan uraian di atas, frekuensi yang
diperoleh dari variabel Y motivasi belajar peserta didik
ialah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi dan Frekuensi Relatif
Interval fi fr %
31 35 0 0%
36 40 1 3%
41 45 2 7%
46 50 10 33%
51 55 9 30%
56 60 8 27%
Jumlah 30 100%

Tabel di atas adalah tabel frekuensi tentang


motivasi belajar peserta didik, dari tabel tersebut telah
diperoleh nilai interval 31-35 dengan nilai 0%, interval 36-
40 dengan nilai 3%, interval 41-45 dengan nilai 7%,
interval 46-50 dengan nilai 303%, interval 51-55 dengan
nilai 30%, interval 56-60 dengan nilai 27%.
Tabel 4.7
Penggolongan Data Pengujian Normalitas Chi Kuadrat
(f0-
Interval Interval Interval fh)2
fh
106

31 35 0 1 -1 4 4,00
36 40 1 4 -3 1 0,25
41 45 6 10 -4 9 1,00
46 50 6 10 -4 25 2,78
51 55 9 4 5 1 0,25
56 60 7 1 6 25 25,00
Jumlah 29 30 -1 65 33,28

Keterangan:
fo : 30 (Frekuensi/jumlah responden)
fh : 30 Frekuensi yang diharapkan (persentase
luas tiap bidang dikalikan dengan n)
f0-fh : selisih data f0 dengan fh
Dari data tersebut dapat dilihat perhitungan dari
masing-masing kolom, pada kolom (f0) nilai frekuensi
yang dihasilkan dari perhitungan mencari interval kelas
dan interval nilai/range yang sudah dihitung sebelumnya,
kemudian pada kolom (fh) frekuensi yang diharapkan,
berdasarkan pada persentase luas tiap bidang kurva normal
dikalikan dengan jumlah data observasi.63 Dengan
perhitungan sebagai berikut:
1. 2,7 % x 30 (responden) = 0,81 dibulatkan 1
2. 13,53% x 30 = 4,05 dibulatkan 4
3. 34,53% x 30 = 10,35 dibulatkan 10
4. 34,53% x 30 = 10,35 dibulatkan 10
5. 13,53% x 30 = 4,05 dibulatkan 4
63
Sugiyono, Stastistika untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta,
2017), 81.
107

6. 2,7% x 30 = 0,70 dibulatkan 1


Hasil uji normalitas chi kuadrat sejumlah 33,28
kemudian dikonsultasikan pada tabel chi kuadrat dengan
keterangan dk n – 1 (30 – 1 = 29), dapat diketahui bahwa
dk 29 dan kesalahan yang ditetapkan = 5%, maka harga chi
kuadrat tabel = 42,557. karena chi kuadrat hitung (33,28)
lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (42,557), maka
distribusi tersebut dapat dinyatakan normal. Berikut ini
grafik motivasi peserta didik (Variabel Y).

B. Pengujian Persyaratan Analisis


Penguji persyaratan analisis yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode yang berhubungan dengan prosedur, alat, serta desain
penelitian. Dalam pengumpulan data, menggunakan daftar
108

pertanyaan (kuesioner) yang berfungsi untuk mengetahui


pengaruh akhlak guru pendidikan agama Islam sebagai
variabel (X) dan terhadap motivasi belajar peserta didik
sebagai variabel (Y).
Selanjutnya data tersebut dihitung dengan
menggunakan rumus statistik korelasi product moment yang
bertujuan untuk mengetahui positif atau negatifnya hipotesis
yang diajukan. Jumlah keseluruhan pertanyaan yang diajukan
kepada responden adalah 30 butir soal. Dari 30 butir soal
dibagi menjadi 2 kategori yaitu: 15 soal untuk pertanyaan
variabel X, dan 15 soal untuk pertanyaan variabel Y.
Kemudian pertanyaan tersebut diberikan kepada 30
peserta didik, yang dipilih menjadi responden. Responden
memberi jawaban ceklis pada salah satu jawaban yang dipilih
melalui 2 lembar yaitu satu lembar untuk variabel X dan satu
lembar untuk variabel Y pada 23 mei 2022.

Tabel 4.15
Persamaan Regresi dan Korelasi Sederhana

RES X Y X2 Y2 XY
109

1 44 54 1936 2916 2376


2 55 57 3025 3249 3135
3 53 55 2809 3025 2915
4 54 55 2916 3025 2970
5 44 48 1936 2304 2112
6 60 60 3600 3600 3600
7 51 51 2601 2601 2601
8 46 51 2116 2601 2346
9 45 45 2025 2025 2025
10 59 59 3481 3481 3481
11 34 38 1156 1444 1292
12 44 45 1936 2025 1980
13 46 47 2116 2209 2162
14 49 49 2401 2401 2401
15 53 52 2809 2704 2756
16 59 58 3481 3364 3422
17 46 46 2116 2116 2116
18 47 48 2209 2304 2256
19 47 48 2209 2304 2256
20 46 49 2116 2401 2254
21 36 49 1296 2401 1764
22 53 50 2809 2500 2650
23 43 48 1849 2304 2064
24 56 57 3136 3249 3192
25 49 51 2401 2601 2499
26 57 58 3249 3364 3306
27 54 57 2916 3249 3078
28 59 57 3481 3249 3363
29 56 53 3136 2809 2968
30 52 52 2704 2704 2704
110

Jumlah 1497 1547 75971 80529 78044

Keterangan:
Σx : 1497 Σy
2
: 80529
Σx 2 : 75971 Σxy : 78044
Σy : 1547 n : 30
1. Persamaan Garis Regresi
Nilai b dan nilai a dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

b=
∑ n (∑ xy )−(∑ x )(∑ y ) dan a = y – (bx)
n ( ∑ x ) −( ∑ y )
2 2

Di mana:
y = Nilai yang diprediksi/ variabel dependen
a = Konstanta atau bila harga
b = Koefisian regresi variabel X
x = Nilai variabel independen

a) Nilai b

b=
∑ n (∑ xy )−(∑ x )(∑ y )
n ( ∑ x ) −( ∑ y )
2 2

30 ( 78044 )−( 1497 ) (1547)


b=
30 ( 75971 )−¿ ¿
30 ( 78044 )−( 1497 ) (1547)
b=
30 ( 75971 )−(2241009)
111

(2341320)−( 2315859 )
b=
( 2279130 )− ( 2241009 )
( 25416 )
b=
( 38121 )
b=0,667 di bulatkan 0,67
b) Nilai a
a= y−( bx ) atau dengan rumus:
(∑ y ) ( ∑ x 2) −( ∑ x )( ∑ xy )
a=
n ( ∑ x ) −¿ ¿
2

(1547 )( 75971 )− (1497 )( 78044 )


a=
30 ( 75971 )−¿ ¿
(117527137)−( 116831868 )
a=
( 2279130 )−(2241009)
659269
a= a = 18,24 di bulatkan
38121
2. Koefisien Korelasi Product Moment (r)
Dengan rumus sebagai berikut:
n(Σxy)−(Σx)(Σy)
r xy =
√ n(Σ x2 )−¿ ¿ ¿
Keterangan:
Σx : 1497 Σy
2
: 80529
Σx 2 : 75971 Σxy : 78044
Σy : 1547 n : 30
30 ( 78044 )− (1497 ) (1547)
r xy =
√ {30 ( 75971 )−( 1497 ) } {30 ( 76975 )− (1547 ) }
2 2
112

2341320−2315859
r xy =
√ ( 2279130−2241009 ) ( 2.415.870−2.393 .209 )
25461
r xy =
√ ( 38121 )( 22661 )
25461
r xy =
√ 863859981
25461
r xy = = 0,8662 di bulatkan 0,87
2939149505
Dari hasil perhitungan di atas, maka koefisien
korelasi antara variabel X dan diperoleh nilai korelasi
sebesar 0,87 dari responden bejumlah 30. Hal ini jika
diinterprestasikan merupakan korelasi yang kuat, karena
berada pada interval 0,80-1,000. Berikut tabel klasifikasi
tinggi rendahnya variabel X dan variabel Y.
Tabel 4.16
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap
Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat

3. Koefisien Determinasi
Dengan rumus sebagai berikut:
113

KD = r2 x 100%
Dimana:
KD : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien korelasi product moment
KD = (0,866) (0,866) X 100
KD = 0,7504
75,04
KD =
100
KD = 0,7504
KD = 75%
Kesimpulan:
Dari perhitungan di atas terdapat hubungan dari
variabel X dengan variabel Y. Koefisien determinasi yang
didapat anatara variabel X dan variabel Y diperoleh nilai
sebesar 0,7504 (75%), dari hasil kuadrat koefisien korelasi
yang dikalikan dengan 100. Kemudian diketahui koefisien
korelasi 0,7504 artinya 75%, sedangkan sisanya 0,2496 atau
(25%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

C. Pengujian Hipotesis
Penguji hipotesis ini maksudnya untuk mengetahui
apakah hipotesis yang diajukan, diterima atau ditolak. Jika
nilai rhitung ≥ rtabel dan thitung ≥ ttabel maka hipotesis diterima.
Sebaliknya apabila rhitung ≤ rtabel dan thitung ≤ ttabel maka hipotesis
ditolak atau diterima.
114

1. Uji student`t/ t hitung


Untuk mengetahui nilai signifikan terhadap hasil dari
product moment, maka dilakukan uji thitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
r √ n−2
t=
√ 1−r 2
Di mana:
t : Nilai thitung
r : Korelasi yang ditemukan
n : Jumlah sampel (n-2=dk, derajat kebebasan)
1 : Nilai konstanta
0,866 √ 30−2
t=
√1−(0,866)2
0,866 √ 28
t=
√1−(0,74995)
( 0,866 ) (5,291)
t=
0,25005
4,5820
t= = 9.1755 di bulatkan 9.176
0,500
dari hasil peneliti diatas, maka nilai t hitung adalah
9.176. Selanjutnya yaitu nilai ttabel pada taraf signifikan 0,05
atau 5%, determasi korelasi (dk) = n-2, diketahui sampel
berjumlah 30 peserta didik/ responden. Jadi, 30-2 = 28,
maka nilai ttabel dari 28 adalah 2,048.
Dengan demikian hasil perhitungan tersebut dapat
diketahui nilai thitung ≥ ttabel (9.176 ≥ 2,048). Artinya hipotesis
115

yang diajukan (Ha) diterima. Berarti terhadap pengaruh


akhlak guru pendidikan pendidikan agama Islam (Variabel
X) terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII 1 di
SMP Al Multazam Sepatan (Variabel Y).

D. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau heterogen.
Dengan rumus sebagai berikut:
S besar
F=
S kecil
Sebelum masuk kepada rumus homogenitas, terlebih
dahulu mencari nilai S (standart deviasi), dengan rumus
sebagai berikut:

Keterangan:
Σx : 1497 Σy
2
: 80529
Σx 2 : 75971 Σxy : 78044
Σy : 1547 n : 30

1. (Variabel X)
Sx2 = √ n ∑ x 2−¿ ¿ ¿
Di mana:
X2 : Data/Nilai
X : Rata-rata (mean)
116

n : Jumlah responden
Sx2 = √ 30(75971)−¿ ¿ ¿

Sx2 =
√ 2279130−2241009
870

Sx2 =
√ 38121
870
Sx2 = √ 43,8172
Sx2 = 661945 dibulatkan 6,619
2. (Variabel Y)
Sx2 = √ n ∑ y 2−¿ ¿ ¿
Di mana:
X2 : Data/Nilai
X : Rata-rata (mean)
n : Jumlah responden
Sx2 = √ 30 ( 80529 )−¿ ¿ ¿

Sx2 =
√ 2415870−2393209
870

Sx2 =
√ 22661
870
Sx2 = √ 260471
Sx2 = 5.10364 dibulatkan 5.104

3. Uji homogenitas
S besar
F=
S kecil
117

6.619
F= = 1,29682
5.104
Dari perhitungan di atas mendapatkan hasil uji
homogenitas berjumlah 1,29. Kemudian dikonsultasikan
dengan ftabel. Dilihat dari hasil fhitung berjumlah 1,29 dan ffabel
1,85, maka uji homogenitas dikatakan homogen. Begitu
juga sebaliknya, jika fhitung > ffabel maka uji homogenitas
dikatakan heterogen.64
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah didapat, maka penulis
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh akhlak guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar peserta
didik kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Sepatan. Hal ini telah
dibuktikan dengan perhitungan korelasi product moment yang
hasilnya diperoleh 0,87 yang artinya, guru pendidikan agama
islam terhadap motivasi belajar peserta didik, kelas VIII 1 di
SMP Al Multazam Sepatan mempunyai akhlak yang termasuk
dalam kategori sangat kuat.
Selanjutnya nilai tersebut diinterprestasikan dengan
persentase menggunakan analisis koefisien determinasi dengan
hasil 75% jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh akhlak guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar peserta
didik, kelas VIII 1 di SMP Al Multazam sebesar 75% dan 25%
64
Dimaksud dengan homogen, berarti data dari kedua variabel itu
sama atau tidak jauh berbeda keragamannya dengan apa yang ada di lapangan
dan dapat diterima. Sebaiknya jika heterogen berarti data tersebut tidak valid
dan tidak diterima.
118

sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti,


diantaranya faktor keluarga, faktor lingkungan, dan lain-lain.
Untuk mengetahui tingkat signifikan dilakukan dengan
penguji hipotesis menggunakan uji thitung antara pengaruh
akhlak guru pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar
peserta didik, yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan
thitung dan ttabel distribusi nilai dengan taraf signifikan 5% tingkat
kepercayaan 87% (0,87). Jadi hasil yang didapat dari thitung
9.176 dan dari ttabel 2,048. Jadi, thitung > ttabel (9.176 > 2,048) yang
artinya terdapat pengaruh akhlak yang signifikan guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar peserta
didik kelas VIII 1 di SMP Al Multazam Sepatan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Akhlak guru pendidikan agama Islam dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik di SMP Al Multazam Sepatan
cukup baik. Hal ini dibuktikan oleh peserta didik kelas VIII
memiliki akhlak yang cukup baik, dan memiliki motivasi
untuk terus belajar, dengan jumlah skor yang diperoleh
1497.
2. Motivasi belajar peserta didik cukup baik dalam belajar
kesehariannya baik di sekolah maupun di rumah. Hal ini
dikarenakan terdapat pengaruh akhlak peserta didik dengan
jumlah skor dari angket sebesar 1547.
3. Akhlak guru pendidikan agama Islam di SMP Al Multazam
Sepatan memiliki pengaruh penting terhadap motivasi
belajar peserta didik. Hal ini ditunjukan dengan koefisien
korelasi product moment rhitung = 0,87, dikonsultasikan pada
ttabel taraf signifikan 5% = 0,361. Artinya, rhitung lebih besar
dari pada rtabel yang merupakan tingkat korelasi sangat kuat.
Hal itu menunjukkan adanya hubungan positif pengaruh
akhlak guru pendidikan agama Islam terhadap motivasi
belajar peserta didik dengan tingkat kontribusi dengan
koefisien determinasi sebesar 75% dan sisanya 25%

119
120

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Kemudian


dilihat dari hasil pengujian hipotesis dengan nilai thitung
adalah 9.176, selanjutnya yaitu nilai ttabel pada taraf
signifikan 0,05 atau 5% determinasi korelasi (dk) = n-2
diketahui berjumlah 30. Jadi, 30-2 = 28 dan diperoleh angka
2,048. Maka nilai ttabel dari 28 adalah 2,048. Dengan
demikian, hasil perhitungan tersebut dapat diketahui nilai
thitung > ttabel (9.176 > 2,048) yang artinya hipotesis yang
diajukan diterima, H1: rxy > 0 artinya terdapat pengaruh
akhlak guru pendidikan Agama Islam variabel (X) terhadap
motivasi belajar peserta didik variabel (Y).
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka
penulis menyarankan beberapa hal tentang pengaruh guru
pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar peserta
didik:
1. Bagi sekolah
Sebaiknya, sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal khususnya SMP Al Multazam Sepatan yang menjadi
tempat dilakukannya penelitian, lebih selektif lagi dalam
merekrut tenaga pendidik, bukan hanya dilihat dari kualitas
keilmuannya saja, tetapi juga harus mengedepankan tenaga
guru yang berakhlak dan memenuhi kriteria. Hal ini
dikarenakan untuk menjadi tenaga pendidik yang ideal
mensyaratkan tidak hanya kualitas keilmuan, tetapi juga
121

dibutuhkan mutu akhlak keteladan dan sikap yang bisa


dicontoh peserta didik.
2. Bagi Pendidik
Sebaiknya, seorang pendidik memberikan contoh
baik bagi peserta didik. Hal ini disebabkan seorang pendidik
merupakan figur sentral bagi peserta didik dalam
berperilaku di lingkungan sekolah. Selain itu, pendidik juga
harus bisa memahami setiap masing-masing peserta didik.
Pendidik mampu membimbing peserta didik menjadi lebih
baik sesuai dengan kemampuan. Pendidik juga harus
memberikan motivasi kepada peserta didik agar peserta
didik selalu semangat dalam belajar.
3. Peserta Didik
Sebaiknya, peserta didik mampu menerapkan
perilaku yang baik sesuai dengan yang sudah dicontohkan
pendidik, khususnya pendidik bidang studi pendidikan
agama Islam, agar nantinya bisa menerapkan perilaku dan
akhlak yang baik di dalam maupun di luar lingkungan
sekolah dalam kehidupan sehari-hari.
122

DAFTAR PUSTAKA

Suprijiono Agus, Cooperative Learning teori dan Aplikasi


PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2012).
Amos Neolaka dan Grace Amialia A. Neolaka, Landasan
Pendidikan: Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju
Perubahan Hidup (Depok: Kencana, 2017).
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2016)
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum
2013 (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2014).
Sinar, Metode Active Learning: Upaya Peningkatan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa (Yogyakarta, Deepublish, 2018).
Haji Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur Rusydiyah, Desain
Pembelajaran Inovatif: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada, 2017).
Deni Darmawan, Pengembangan E-Learning Teori dan Desain,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014).
I Kadek Suartama dan I Dewa Kade Tastra, E-Learning Berbasis
Moodle (Yogyakarta: Universitas Pendidikan Ganesha
Press, 2014).
Wawancara dengan Ari Setiawan dan Erwin Prayoga, Lulusan
Tahun 2017, Tangerang, 19 Februari 2022.
http://kkbi.web.id/pengaruh, diakses (pada hari Senin, 28 Maret
2022), pada pukul 22.10 WIB.
http://
definisi_dan_pengertian_pengaruh_menurut_para_ahli.ht
ml, diakses (pada hari Kamis, 21 April 2022), pukul 01.40
WIB.
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap
Perubahan Sosial Masyarakat Di Indonesia”, Jurnal
Publiciana, Vol. 9 No. 1, 2016): 142.
Cahyo Hasanudin, Media Pembelajaran: Kajian Teoritis dan
Kemanfaatan, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), 3.
https://mediaindonesia.com/humaniora/451206/pengertian-jenis-
jenis-serta-fungsi-media, (diakses pada hari senin, 28
Maret 2022), pada pukul 23.43 WIB.
123

Karwono dan Achmad Irfan Muzni, Strategi Pembelajaran


dalam Profesi Keguruan, (Depok, Rajawali Pers, 2020),
8.
Elihami, “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dalam Membentuk Karaktek Pribadi yang Islami,” Jurnal
Pendidikan, Vol. 2, No. 1, (2018): 79-96.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media/ diakses (pada Hari
Kamis, 21 April 2022) pukul 02.52 WIB.
https://www.zonareferensi.com/pengertian-media-pembelajaran/
diakses (pada Hari Kamis, 21 April 2022) pukul 02.52
WIB.
Rudi Haryadi dan Hanifa Nuraini Al Kansaa, “Pengaruh Media
Pembelajaran E-Learning terhadap Hasil Belajar Siswa,”
Jurnal Pendidikan, Vol. 7, No. 1, (2021): 68-73.
Ferdiansyah dan Ambiyar dan Maria Magdalena Zagoto dan
Irdhan Epria Darma Putra, “Pemanfaatan Media
Pembelajaran Berbasis E-Learning Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar,” Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, dan
Seni, Vol. 21, No. 1, (2020): 62-72.
Nyoman Parwati, I Putu Pasek Suryawan, Ratih Ayu Apsari,
Belajar dan Pembelajaran, (Depok: PT. RajaGrafindo
Persada, 2018), 109.
Poppy Anggraeni dan Aulia Akbar, “Kesesuaian Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran dan Proses Pembelajaran,”
Jurnal Pesona Dasar, Vol. 6, No. 2, (2018): 55-65.
Unang Wahidin, “Implementasi Literasi Media Dalam Proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti,” 229-244.
http://pusdiklat.perpusnas.go.id/UU20-2003Sisdiknas, diakses
pada Senin, 4 April 2022, pada pukul 00:30 WIB.
Wahyudin Nur Nasution, “Perencanaan Pembelajaran:
Pengertian, Tujuan, dan Prosedur,” Jurnal Pendidikan,
Vol. 1, No. 2, (2017): 185-195.
Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2016), 1.
124

Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses


Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2016), 1
Rijki Ramdani dan Munawar Rahmat, “Media Pembelajaran E-
Learning Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,”
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. 5, No. 1, (2018):
48-59.
Ade Kusmana, “E-Learning Dalam Pembelajaran,” Lentera
Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Vol.
14, No. 1, (2011): 35-51.
Daryanto, Media Pembelajaran: Peranannya Sangat Penting
Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran, (Yogyakarta,
Gava Media, 2016), 186.
Dian Wahyuningsih dan Rakhmat Makmur, E-Learning Teori
dan Aplikasi, (Bandung, Informatika, 2017), 4.
http://bergaul.com/pages/blog/showblog.php?blogid=16309,
diakses pada hari Kamis 8 April 2022, pada pukul 02.30
WIB
Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 88
http://kkbi.web.id/efektivitas, diakses (pada hari Senin, 28 Maret
2022), pada pukul 22.10 WIB.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Bumi
Aksara, 2019), 4.
Muhajir Nasir, Statistik Pendidikan, (Yogyakarta, Media
Akademi, 2016), 25.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,
117.
Saminan, Statistik Pendidikan, (Banda Aceh, Bina Karya
Akademika, 2016), 244.
Darwyan Syah, Pengantar Statistika Pendidikan, (Jakarta, Gaung
Persada Press, 2010)
SKRIPSI DAN KARYA TULIS ILMIAH
JUDUL SKRIPSI

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SKRIPSI DAN KARYA TULIS ILMIAH


STIT YA’MAL TANGERANG 2022 M/1443 H

125
126

LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai