OLEH
NAMA : FIQIH FADILAH
NIM : 1110011000133
Oleh:
Fiqih Fadilah
NI]VI:11100110000133
Dr.DimvatiNI Ag
194709021967121001
」
akarta,18 0ktober 2017
Dekan Fakultas
NIP.195504
/
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pemyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Yang menvatakan^
Fiqih Fy'ila
NIM/4110011000133
i
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kemampuannya bagi penulis
untuk menyusun skripsi ini. Serta berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaika
penelitian dengan lancer. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW. Yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya dalam hal mendidik.
Dalam menyusun dan menyelesaikan peneliti ini tentunya, penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil' Untuk itu,
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag.
4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Marhamah Saleh, Lc, MA.
5. Pembimbing Akademik, Dr. Zaimudin, M.Ag yang selalu meluangkan waktu dan
memberikan bimbingan akademik serta memberikan arahan selama menempuh studi S1
dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
7. Kepala MTs Annajah Petukangan Selatan Drs. Sam'unal Ghauzi yang telah memberikan
tziwryakepada penulis untuk melakukan penelitian di madrasah yang beliau pimpin.
8. Kedua Orang tua tercinta, Ayahanda Rosmali dan ibunda Syamsiah, yang tiada henti
memberikan doa, motivasi, serta curahan kasih sayang yang tiada tata. Begitu juga
dengan dukungan moril dan materil yang tiada temilai harganya untuk keberhasilan dan
kesuksesan penulis. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian.
9. Rasa terimakasih dan cinta penulis persembahkan kepada Istri tercinta Bd. Suluh
Cendekia Dyah Patriandini yang turut memberikan dukungan baik moril maupun materil
- sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
10. Terimakasih kepada adinda Lila Nur Baiti yang turut mendoakan dan membantu penulis
dalam menyelesaikan Skipsi ini.
11. Terimakasih pula penulis ucapkan kepada Ayah dan ibu Mertua Bpk. Sjamsudin dan Ibu
H.ariningsih yang selalu mendoakan agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan strata
satu (S1)
12. Terimakasih kepada Keluarga besar Irmada yang selalu membuat penulis tersenyum dan
13. Bapak Dias Apriyadi Manager Network Service Banten dan Bapak Kauko Fitra
14. Terimakasih kepada bibi Sumiati, S.Pd yang tak henti memberikan semangat dan
Jakarta, Juni2017
Penulis
DAFTAR ISI
Abstaksi ……………………………………………………………… i
Kata Pengantar ……………………………………………………….. ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................ 4
C. Batasan Masalah ................................................................. 4
D. Rumusan Masalah ............................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 5
v
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 38
E. Teknik Analisi Data ................................................................. 41
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian ............................................. 43
B. Deskripsi Penyajian Data Penelitian ........................................ 50
C. Analisis Data ........................................................................... 55
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 74
B. Saran ....................................................................................... 75
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hasbullah, Dasar – Dasar Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 4.
2
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 6
3
Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam: Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta:
Darul Falah, 1999), hal. 204
1
2
4
Harun Nasution, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikirannya, (Bandung: Mizan, 1999),
hal. 87
3
5
Mariel dan AV. Kelli, Moral Education Theori and Practice, (New York: A Wheaton &
Co.Ltd, 1978), hal 38-39.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas, dapat di identifikasi beberapa
masalah, diantaranya:
1. Kurang tercapainya tujuan pendidikan yang terdapat dalam Undang –
Undang Nomor 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 tentang tujuan pendidikan
nasional.
2. Kurangnya peran keluarga dalam pendidikan akhlak terhadap anak.
3. Kurang maksimalnya pendidikan dan pembelajaran akhlak yang di
terapkan dalam lingkungan sekolah
4. Kurangnya pemahaman akan pentingnya pendidikan akhlak terhadap
tingkah laku siswa
C. Batasan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah yang ada, agar penelitian ini tidak
terlalu meluas, maka penulis akan membatasi pembahasan pada:
1. Pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap siswa dalam ruang lingkup
sekolah
2. Pengaruh pendidikan akhlak terhadap tingkah laku terhadap siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap siswa di
MTs. An-Najah Jakarta Selatan?
5
E. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep pelaksanaan pendidikan akhlak terhadap siswa
di MTs. An-Najah Jakarta Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan akhlak terhadap tingkah laku
siswa di MTs. An-Najah Jakarta Selatan.
F. Manfaat Penulisan
Adapun setelah penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di
antaranya:
1. Melengkapi dan memperluas teori yang sudah diperoleh melalui penelitian
lain sebelumnya.
2. Menyajikan wawasan khusus kepada orang tua dan tenaga pendidik
tentang konsep serta pengaruh pendidikan akhlak terhadap anak.
3. Memberikan sumbangsih karya ilmiah yang bermanfaat untuk
dipersembahkan pada masyarakat umumnya dan bagi pribadi penulis
khususnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
1
Tiswarni, “Akhlak Tasawuf”. (Jakarta: Bina Pratama, 2007), hal. 1
2
M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), hal. 1
3
Mahjuddin, “Akhlak Tasawuf”. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hal. 7
6
7
moral. Etika berasal dari bahasa Latin, etos yang berarti kebiasaan. Moral
berasal dari bahasa Latin juga, mores yang juga berarti kebiasaan.
Sedangkan menurut terminolog, kata budi pekerti terdiri dari kata “budi”
dan “pekerti”. Budi adalah yang ada pada manusia, yang berhubungan
dengan kesadaran, yang didorong oleh pemikiran, rasio yang disebut
karakter. Pekerti adalah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong
oleh perasaan hati yang disebut dengan behaviour. Jadi, budi pekerti
merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada
karsa dan tingkah laku manusia. 4
Menurut Abuddin Nata, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan
dengan mendalam dan tanpa pemikiran, namun perbuatan itu telah
mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan
perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran.5
Menurut Elizabeth B. Hurlock, behaviour which may be called
“true morality” not only conforms to social standarts but also is carried
out voluntarily, it comes with the transition from external to internal
authority and consist of conduct regulated from within. 6 Artinya, bahwa
tingkah laku boleh dikatakan sebagai moralitas yang sebenarnya itu bukan
hanya sesuai dengan standar masyarakat, tetapi juga dilaksanakan dengan
suka rela, tingkah laku it terjadi melalui transisi dari kekuatan yang ada di
luar (diri) dan ke dalam (diri) dan ada ketetapan hati dalam melakukan
(bertindak) yang diatur dalam diri.
Imam Al-Ghazali mengemukakan definisi akhlak sebagai suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran
(terlebih dahulu).7
4
Rahmat Djatnika, Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia), (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hal.
26
5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 5
6
Elizabeth B. Hurlock, Child Development,Edisi IV, (Kugllehisa, Mc. Grow Hill, 1978), hal.
386
7
Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin Juz III, (Beirut : Dar Ihya al-Kutub al-Ilmiyah, t.th.),
hal. 58.
8
8
Muhammad Abul Quasem, Kamil, , Etika Al-Ghazali, “Etika Majemuk Di Dalam Islam,
terj. J. Muhyidin, (Bandung : Pustaka, 1975), hal. 81-82.
9
9
Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta ; PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hal. 51
10
Zuhairini, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, (Bandung : Ramadhani, 1993), hal. 9
11
Frederic J. Mc. Donald, Educational Psychology, (San Francisco, Wadsworth Publishing
Company Inc., 1959), hlm. 4
12
Nelson B. Henry, Philosophies of Education, (The United States of America : The
University, 1962), hlm. 205.
10
13
Raharjo, dkk., Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer,
(Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hal. 63
11
14
Departemen Agama Republiik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : PT.
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hal. 670.
15
Departemen Agama Republiik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : PT.
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hal. 960.
16
Al Imam Ahmad bin Hambal, Musnad Juz II, (Beirut : Darul Kutub al Ilmiyah, t.th.), hal.
504
12
b. Tujuan Akhlak
Tujuan pokok dari pendidikan Islam adalah mendidik budi
pekerti dan pembentukan jiwa. Pendidikan yang diberikan kepada
anak didik haruslah mengandung pelajaran-pelajaran akhlak. Setiap
pendidik haruslah memikirkan akhlak dan memikirkan akhlak
keagamaan sebelum yang lain-lainnya karena akhlak keagamaan
adalah akhlak yang tertinggi, sedangkan akhlak yang mulia itu adalah
tiang dari pendidikan Islam.
Dalam tujuan pendidikan akhlak dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1) Tujuan Umum.
Menurut Ali Hasan bahwa tujuan pokok akhlak adalah agar
setiap orang berbudi (berakhlak), bertingkah laku (tabiat)
berperangai atau beradat istiadat yang baik atau yang sesuai
dengan ajaran Islam. 17
Menurut Barnawy Umari, bahwa tujuan pendidikan akhlak
secara umum meliputi :
a) Supaya dapat terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia,
terpuji serta menghindari yang buruk, jelek, hina dan tercela.
17
M. Ali Hasan, Tuntunan Akhlak, (Jakarta : Bulan Bintang, 1988), hal. 11
13
2) Tujuan Khusus
Adapun tujuan spesifik dari pendidikan akhlak diantaranya
adalah:
a) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlak mulia da
beradat kebiasaan yang baik
b) Memantapkan rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri
berpegang pada akhlak mulia dan membenci akhlak yang
rendah.
c) Membiasakan siswa bersikap rela, optimis, percaya diri,
emosi, tahan menderita dan sabar.
d) Membimbing anak ke arah dikap yang sehat dan dapat
membantu mereka berinteraksi sosial yang baik, mencintai
kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang kepada
yang lemah, dan menghargai orang lain.
e) Membiasakan siswa bersopan santun dalam berbicara dan
bergaul baik di sekolah maupun di luar sekolah.
f) Selalu tekun beribaah dan mendekatkan diri kepada Allah dan
bermuamalah yang baik. 19
18
Barnawy Umari, Materi Akhlak, (Salatiga : Ramadhani, 1984), hal. 2
19
Chabib Thoha, Saifudin Zuhri, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Fakultas
Tarbiyah,Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hal. 136
14
20
Muhammad ‘Athiyyah Al-Abrasyi, Prinsip-Prinsip Dasar Pendidikan, (Bandung : Pustaka
Setia, 2003), hal. 114.
21
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), terj. K.H. Farid Ma’ruf, (Jakarta : Bulan Bintang,
1975), hal. 6-7.
22
M. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hal.
352.
15
23
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 148.
16
27
Departemen Agama Republiik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : PT.
Kumudasmoro Grafindo, 1994), hal. 912.
28
Khatib Ahmad Santhut, Daur al-Bait fi Tarbiyah ath-Thifl al-Muslim, terj. Ibnu Burdah,
“Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak dalam Keluarga Muslim, (Yogyakarta :
Mitra Pustaka, 1998), hal. 85-95
20
29
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma’arif, 1989),
hal. 76-81
22
30
Tadjab, Muhaimin, Mujib, Abd., Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Suraba ya: Karya
Abditama, 1994), hal. 245.
23
31
Tadjab, Muhaimin, Mujib, Abd., Dimensi-Dimensi Studi Islam, (Suraba ya: Karya
Abditama, 1994), hal. 245.
32
Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern (Jakarta: Pustaka Amani)
Hlm. 210.
33
Mahfudh Shalahuddin, Pengantar Psikologi Umum (Surabaya: Sinar Wijaya, 1986),
hal. 49
34
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1986),
hal. 24
24
35
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988)
Hlm. 274-275
25
36
Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988)
Hlm. 275
37
R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), hal. 55.
26
38
Kusmiati, Sri. Dasar – Dasar Perilaku dan Perubahan Manusia. (Jakarta: DepKes RI,
1999), hal. 27
28
4) Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang
terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari
dalam dirinya maupun dari lingkungannya. Sehingga corak dan
kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas
untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang
jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya
5) Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk
berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak
dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi
oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia
adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak
secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil
keputusan.
6) Bakat
Bakat adalah suatu kondisi atau keadaan pada seseorang yang
memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
39
Purwanto, Heri. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Pendidikan. (Jakarta: EGC Press,
1999), hal 65.
29
b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil
dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan
perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya
terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi
akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan
rendah.
2) Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan
norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya
sepenuh hati.
3) Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau
peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan
tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan
lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku
orang Papua.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena
lingkungan itu merupakan lawan atau tantangan bagi individu
untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan
lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
5) Sosial Ekonomi
30
40
Purwanto, Heri. Pengantar Perilaku Manusia Untuk Pendidikan. (Jakarta: EGC Press,
1999), hal 66-67.
31
elektronik.
c. Faktor Lingkungan
Faktor keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam
mempengaruhi tingkah laku siswa. Apabila faktor negatif yang datang
dari keluarga, misalnya orang tua tidak rukun, sering bertengkar
dihadapan anak, akibatnya remaja mengalami keterbelakangan
kecerdasan, kegoncangan emosi akibat tekanan perasaan, kehilangan
rasa kasih saying dan sebagainya.
Maka usaha keluarga adalah mencari jalan preventif
(pencegahan), kuratif (penyembuhan), dan konstruktif (pembinaan).
Sehingga para remaja menjadi manusia yang teguh imannya, kokoh
pendiriannya, terpuji akhlaknya dan tinggi semangatnya untuk
membangun bangsa dan masyarakatnya kepada kehidupan bahagia
yang diridhai oleh Allah SWT.41
Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut di atas, dapat
penulis ambil kesimpulan bahwa pembentukan dan perubahan tingkah
laku yang dialami siswa dipengaruhi oleh ketiga faktor yaitu faktor
yang diperoleh dari dalam diri siswa itu sendiri, faktor yang diperoleh
dari luar siswa dan faktor yang diperoleh dari lingkungan siswa
tersebut. Maka hubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang
lain sangatlah mempengaruhi
41
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan Dan Tantangan, (Jakarta: Ruhama, 1995), hal. 46-60
32
42
Al-Abrasyi, Mohd. Athiyah, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Ja ka r t a : Bulan
Bintang, 1984), hal. 11.
33
43
Zakiah Daradjat. Islam Untuk Disiplin Ilmu Pendidikan. (Jakarta: Bulan Bintang, 1987),
hal. 137
34
44
Marzuki. , Metodologi Riset (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, 1983, hal. 35.
36
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi masalah yang bersumber pada latar belakang
masalah yang di ungkap, rumusan masalah, tujuan penelitian dan
manfaat penelitian.
2. Bab Kedua, merupakan kajian teori yang meliputi pengertian pendidikan
akhlak, dasar dan tujuan pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan
akhlak, dan metode pendidikan akhlak. Selain itu pada bab ini juga akan
dibahas tentang pengertian tingkah laku siswa, macam-macam tingkah
laku siswa, faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku siswa, serta
pengaruh pendidikan dan pembinaan akhlak terhadap tingkah laku peserta
didik.
3. Bab Ketiga, merupakan gambaran dari metodologi penelitian yang
meliputi tempat dan waktu penelitian, metode dan pendekatan dalam
penelitian, teknik pengumpulan data dan penjelasannya, serta teknis
analisis data.
4. Bab Keempat, merupakan gambaran dari objek penelitian yang penulis
lakukan, mulai dari latar belakang berdirinya sekolah, lokasi penelitian,
visi dan misi, keadaan sekolah dan sebagainya guna menunjang
pembahasan selanjutnya dalam bab ini. Selain itu terdapat pembahasan
dan analisis dari peneltian yang telah penulis lakukan.
5. Bab Kelima, merupakan bab akhir dalam penulisan ini yang terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh
bersifat empiris dengan kriterianya yaitu, valid, reliabel dan obyektif. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pebelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 1
Dalam metode penelitian kualitatif, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif analisis yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
keadaan nyata yang terjadi. Adapun tujuan utama dalam menggunakan
metode dan pendekatan ini adalah untuk menggambarkan suatu keadaan yang
sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), hal. 9.
36
37
2
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif dan
Kualitatif), (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 166
3
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan – Sebuah Pendekatan (Edisi
Revisi), (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal 112.
38
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan:
N : Jumlah Populasi
e : Prosen kelonggaran ketidaktelitian atau tingkat kesalahan
(Peneliti menggunakan 15% )
n = 44,38
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
308.
39
5
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 111.
6
Muhammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 112.
40
2. Observasi
Menurut Burhan Bungin metode observasi adalah kegiatan
keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat
bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,
mulut, dan kulit.8
Metode ini penulis gunakan untuk mengamati kondisi fisik dan
non fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang dalam
berjalanannya proses pendidikan dan pembinaan akhlak terhadap peserta
didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri An-Najah.
3. Wawancara
Untuk teknik pengumpulan data selanjutnya peneliti menggunakan
wawancara dan dialog secara mendalam (indeph interview) kepada pihak
yang bersangkutan. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang
7
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi askara, 2009), cet.vi, hal.
78-80.
8
Burhan Bungin, MEtodologi Penelitian Sosial (Format-Format Kuantitatif dan
Kualitatif) (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 142
41
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.9
Sebagai sebuah data, informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara harus diubah menjadi laporan tertulis.Laporan tertulis hasil
wawancara berupa laporan tulisan jurnalistik (berita) atau data dalam
bentuk ringkasan.
Dalam hal ini penulis menggunakan jenis wawancara terstruktur.
Dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrument
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.10
Tujuan wawancara pada penelitian ini adalah untuk melengkapi
informasi yang telah diperoleh dari studi kepustakaan. Wawancara akan
dilakukan terhadap orang yang berkompeten dalam bidang agama Islam,
terutama yang memiliki pandangan luas terhadap konsep pendidikan dan
pembinaan akhlak terhadap anak, sesuai dengan judul dalam penelitian
ini.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
316
10
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
318.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011),
hal. 333.
42
43
44
dan tokoh lainnya. Yayasan Annajah yang terdiri dari Raudhatul Athfal/
TK, Madrasah Ibtidaiyah setara Sekolah Dasar Islam, Madrasah
Tsanawiyah setara SMP & Madrasah Aliyah setara SMA berkembang
pesat dan telah memiliki ribuan alumnus yang tersebar di pelosok tanah
air.
1
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/guru diakses pada tanggal 29 Maret 2017 jam
06.18
47
4. Gambaran Siswa
Adapun jumlah rombongan belajar dari MTs. An-Najah secara
garis besar adalah sebagai berikut:
Kelas VII : 5 kelas
Kelas VIII : 5 kelas
Kelas IX : 5 kelas
Data siswa tahun ajaran 2016/2017 adalah sebagai berikut:
Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
VII VIII IX
Laki-laki 81 80 83 344
Perempuan 87 82 73 397
Jumlah 168 162 156 741
Tabel 1.2. Gambaran Siswa
5. Ruang Laboratorium:
a. Komputer 1 62.4 m2
b. Fisika 1 62.4 m2
c. Bahasa 1 62.4 m2
8. Ruang UKS 1 6 m2
9. Ruang Musik 1 6 m2
49
15. Kantin 1
16. Asrama 1
Tabel 1.3.1. Bangunan dan Fasilitas Belajar
JUMLAH 50 100%
Tabel 1.5. Nilai Jawaban Soal 1 Point 2
ingat akan nikmat Allah, dan takut melakukan perbuatan jelek. Jadi
dapat diketahui bahwa manfaat siswa setelah mengikuti mata
pelajaran akhlak adalah keimanan yang bertambah, dapat
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, dan terbiasa
mengamalkan akhlak yang baik dan menjauhi akhlak yang buruk.
f. Jawab siswa tentang tingkah laku yang menonjol dalam diri setelah
belajar bidang studi akhlak
No. Item Jawaban N F P(%)
6. a. Lebih hormat kepada guru 50 7 14%
b. Membiasakan diri untuk 1 2%
peduli terhadap sesama
c. Menyayangi orang tua dan 1 2%
anggota keluarga lain
d. Semua 39 78%
e. Dan lain-lain 2 4%
JUMLAH 50 100%
Tabel 1.9. Nilai Jawaban Soal 1 Point 6
makanan
d. Semua 21 42%
e. Dan lain-lain 6 12%
JUMLAH 50 100%
Tabel 1.12. Nilai Jawaban Soal 2 Point 3
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 5 responden yang
menjawab mengerjakan tugas atau PR bersama-sama teman (10%), 17
responden yang menjawab menasehati teman yang melakukan
perbuatan yang tidak terpuji (34%), 1 responden yang menjawab
memberikan sebagian makanan kepada teman (2%), 21 responden
yang menjawab semua (42%) dan 6 responden yang menjawab dan
lain-lain (12%) yang mana jawabannya adalah membantu teman yang
sakit, meminjami uang, mengingatkan teman yang berbuat jelek,
bersama-sama pergi ke perpustakaan, membantunya apabila
mempunyai masalah, dan mendengarkan cerita suka dukanya. Jadi
dapat diketahui bahwa kebiasaan siswa yang dilakukan terhadap
temannya, yaitu mengerjakan tugas atau PR bersama-sama teman,
menasehati teman yang melakukan perbuatan yang tidak terpuji, dan
memberikan sebagian makanan kepada teman
mengunjunginya.
1 2 1 - 1 - 1 5
2 1 2 2 4 3 - 12
3 4 4 1 1 4 4 18
4 3 4 1 4 3 4 19
5 4 1 1 4 4 4 18
6 4 2 1 4 4 1 16
7 4 1 4 4 4 4 21
8 4 4 3 4 4 4 23
9 4 4 1 1 4 4 18
10 4 4 2 3 4 4 21
11 - 1 2 3 1 1 8
12 2 4 1 4 4 4 19
13 4 1 3 3 4 4 19
14 - 1 2 4 4 4 15
15 - 4 2 4 4 4 18
16 3 4 - 4 4 4 19
17 4 1 1 3 - 4 13
18 2 4 1 4 4 4 19
19 3 4 2 2 3 4 18
20 4 4 - 1 4 4 17
21 4 1 1 4 3 2 15
22 4 1 1 4 4 4 18
23 3 4 1 1 3 4 16
24 2 4 1 4 4 4 19
25 2 3 4 1 3 1 14
26 4 1 1 4 3 4 17
27 4 2 1 4 4 4 19
28 4 4 1 4 4 3 20
62
29 4 4 - 4 3 4 19
30 4 1 - 4 3 4 16
31 4 4 2 3 4 4 21
32 - 1 2 4 4 4 15
33 4 3 3 4 3 2 21
34 2 1 2 1 4 4 14
35 4 1 3 4 4 4 20
36 4 1 4 4 4 1 18
37 - 4 1 1 4 4 14
38 4 4 3 3 4 4 22
39 4 2 1 4 4 4 19
40 2 1 1 1 2 4 11
41 4 3 1 4 4 4 20
42 4 4 1 4 4 4 21
43 2 1 3 3 4 4 17
44 2 4 1 4 4 4 19
45 4 1 - 3 4 1 13
46 4 1 2 3 3 1 14
47 1 1 3 4 4 - 13
48 4 1 4 3 4 4 20
49 4 1 1 2 2 4 14
50 4 4 2 4 3 4 21
JUMLAH 866
Tabel 1.16 Skor Angket Pendidikan Akhlak
1 3 2 2 1 1 1 10
2 2 1 - 1 3 1 8
63
3 1 4 4 1 1 1 12
4 3 3 2 1 1 1 11
5 3 4 2 1 1 1 12
6 1 3 1 1 1 1 8
7 4 4 4 4 3 2 21
8 4 3 4 1 1 1 14
9 4 4 - 1 1 1 11
10 3 4 4 1 1 1 14
11 3 3 2 1 1 1 11
12 3 4 2 1 1 2 13
13 3 4 4 1 1 1 14
14 3 3 2 1 1 1 11
15 4 4 - 1 3 2 14
16 3 3 1 1 1 1 10
17 4 4 4 1 - - 13
18 4 4 4 1 - 4 17
19 3 3 2 1 2 3 14
20 3 2 4 1 1 1 12
21 2 1 4 1 3 1 12
22 3 4 2 1 1 2 13
23 3 3 2 4 1 1 14
24 4 4 - 1 3 2 14
25 3 4 1 1 1 2 12
26 3 4 4 1 1 1 14
27 4 4 4 1 3 3 19
28 3 4 3 1 1 2 14
29 3 4 4 1 1 1 14
30 3 3 4 1 1 1 13
31 3 4 4 1 1 1 14
32 3 3 2 1 1 1 11
64
33 3 4 2 1 1 1 12
34 3 3 4 1 1 1 13
35 4 2 4 1 4 2 17
36 1 4 4 1 1 1 12
37 4 4 - 1 1 1 11
38 3 2 4 1 1 4 15
39 3 4 4 1 1 1 14
40 3 3 - 1 - 1 8
41 3 3 4 1 - 1 12
42 3 4 2 1 1 1 12
43 3 4 2 1 1 3 14
44 1 4 2 1 1 2 11
45 3 3 2 1 1 1 11
46 3 2 1 1 1 - 8
47 1 3 2 1 1 1 9
48 3 3 2 1 1 4 14
49 3 3 1 1 1 1 10
50 1 4 4 1 1 1 12
JUMLAH 629
Tabel 1.17 Skor Angket Perubahan Tingkah Laku
No X Y x y xy x2 y2
1 5 10 -12,32 -2,58 31,7856 151,7824 6,6564
2 12 8 -5,32 -4,58 24,3656 28,3024 20,9764
3 18 12 0,68 -0,58 -0,3944 0,4624 0,3364
4 19 11 1,68 -1,58 -2,6544 2,8224 2,4964
5 18 12 0,68 -0,58 -0,3944 0,4624 0,3364
6 16 8 -1,32 -4,58 6,0456 1,7424 20,9764
7 21 21 3,68 8,42 30,9856 13,5424 70,8964
8 23 14 5,68 1,42 8,0656 32,2624 2,0164
9 18 11 0,68 -1,58 -1,0744 0,4624 2,4964
10 21 14 3,68 1,42 5,2256 13,5424 2,0164
11 8 11 -9,32 -1,58 14,7256 86,8624 2,4964
12 19 13 1,68 0,42 0,7056 2,8224 0,1764
13 19 14 1,68 1,42 2,3856 2,8224 2,0164
14 15 11 2,68 -1,58 -4,2344 7,1824 2,4964
15 18 14 5,68 1,42 8,0656 32,2624 2,0164
16 19 10 1,68 -2,58 -4,3344 2,8224 7,1824
17 13 13 -4,32 0,42 -1,8144 18,6624 0,1764
18 19 17 1,68 4,42 7,4256 2,8224 19,5364
67
Keterangan:
No = Nomor unit responden
X = Nilai angket pelaksanaan pendidikan akhlak
Y = Nilai angket tingkah laku siswa
x = Penyimpangan nilai x dari rata-rata (x = X - Mx)
y = pentimpangan nilai y dari rata-rata (y = Y - My)
x2 = x dikuadratkan
y2 = y dikuadratkan
Besarnya hasil dari “r” kerja adalah 0,892 yang letaknya antara
0,800 sampai 1,00, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh
2
Suharsimi Arikunto. Metodologi Penelitian Pendidikan (Edisi Revisi). (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hal, 245.
70
A. Kesimpulan
Secara umum pelaksanaan pendidikan akhlak di MTs. An-Najah Jakarta
Selatan sudah bagus dan efektif. Yang mana pelaksanaan pendidikan akhlak
di MTs. An-Najah Jakarta Selatan adalah untuk pokok bahasan mengenai
kisah-kisah, yang ditekankan adalah unsur tingkah laku keteladanan dari
tokoh dalam kisah tersebut, bukan unsur sejarahnya.
Selanjutnya dalam kegiatan belajar- mengajar, guru selalu
memperhatikan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, baik secara
keseluruhan maupun perseorangan, kemudian mencari cara yang tepat untuk
mengatasinya. Tidak hanya itu, guru juga dituntut aktif melakukan analisis
terhadap hasil tes formatif dalam rangka perbaikan proses belajar-
mengajar, baik yang berkaitan dengan metode, sarana, alat pelajaran, maupun
alat evaluasi itu sendiri.
Kemudian dalam pendidikan akhlak banyak terdapat dalil, baik berupa
ayat Al- Qur’an, maupun Hadits Nabi. Jika dipandang perlu ayat atau
hadits tersebut di hafal oleh siswa, terutama ayat atau hadits yang pendek dan
populer. Oleh karena itu, hasil belajar yang diharapkan dari siswa banyak
berbentuk sikap dan tingkah laku, maka perlu dikembangkan alat evaluasi
berupa skala sikap dan lembar pengamatan, disamping tes yang berbentuk
objektif dan uraian.
Dapat diketahui bahwa siswa-siswi MTs. An-Najah Jakarta Selatan
pada hakekatnya bertingkah laku baik. Dalam artian tingkah laku yang
ditonjolkan oleh siswa yaitu hubungan antara manusia dengan manusia. Hal
ini berdasarkan tingkah laku siswa sebelum berangkat ke sekolah yaitu
berpamitan terlebih dahulu kepada orang tua, ketika siswa menghadapi suatu
musibah berupa bencana alam mereka selalu tenang, menerimanya dengan
lapang dada, dan selalu meningkatkan keimanan dan memohon ampunan
kepada Allah. Kemudian kebiasaan siswa yang dilakukan terhadap temannya
74
75
B. Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian , maka di akhir penulisan ini
penulis ingin menyampaikan beberapa saran untuk Kapala Sekolah, guru
aqidah akhlak, dan untuk wali murid di MTs. Negeri Pandaan dan harapan
penulis mudah-mudahan penelitian ini dapat dijadikan acuan. Adapun saran-
saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Untuk Kepala Sekolah
Diharapkan kegiatan di MTs. An-Najah Jakarta Selatan ini selalu diawasi
dengan sebaik-baiknya, misalnya mengawasi kegiatan belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Di samping itu Kepala Sekolah
diharapkan melengkapi perpustakaan dengan buku-buku yang menunjang
berlangsungnya proses belajar-mengajar.
2. Untuk Guru Bidang Studi
Diharapkan setiap guru menyadari serta bertanggung jawab terhadap maju
dan tidaknya pendidikan yang dilaksanakan, juga memberi contoh yang
baik pada anak didiknya dan meningkatkan hubungan yang harmonis
antara wali murid sehingga ketika ada problem siswa dapat terselesaikan
dengan mudah.
76
A. Baron, Robert dan Donn Byrne. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga, 2005.
Agung, 1997.
Persada, 2004.
76
77
Husain Albari, Subhan. Agar Anak Rajin Shalat. Yogjakarta: Diva Press, 2011.
Jaya, Yahya. Keimanan dan Ketaqwaan Menurut Al-Ghazali dalam Ihya Ulum
1998.
Mariel dan AV. Kelli. Moral Education Theori and Practice. New York: A
Persada, 2001.
1999.
Noor, Mawardi. Pengalaman Iman dan Taqwa Menurut Al-Qur’an. Jakarta: Mala
Press, 1997.
78
Madjid, Nurcholish. Islam Doktrin dan Peradaban. Sebuah Telaah Kritis Tentang
Wakaf, 1995.
Tarbiyatul Aulad fil Islam oleh Drs. Jamaluddin Miri, Lc. Jakarta:
Alfabeta, 2012.
Rosdakarya, 1995.
2000.
Taqi Falsafi, Muhammad. Anak: Antara Kekuatan Gen dan Pendidikan, Bogor:
Cahaya, 2002.
PEDOMAN ANGKET
I. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu dengan teliti sebelum memberikan jawaban
dari setiap pertanyaan
2. Tulislah jawaban yang paling tepat sesuai dengan keadaan anda
sebenarnya (obyektif) dan berilah tanda silang (x) pada huruf yang telah
tersedia.
3. Jawaban yang anda berikan tidak akan berpengaruh pada nilai bidang
studi.
3. Kesulitan apa yang anda alami selama proses belajar mengajar bidang
studi akhlak?
a. Kurang mahir dalam membaca dan menulis ayat Al-Qur’an/Hadits
b. Kesulitan dalam memahami penjelasa yang disampaikan guru
c. Kesulitan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru
d. Jawaban a,b, dan c dipilih
e. …………………………………………………..… (jawaban lain)
5. Manfaat apa saja yang anda rasakan setelah mempelajari bidang studi
akhlak?
a. Bertambahnya keimanan dalam diri
b. Lebih memahami diri sendiri dan orang lain
c. Mampu membedakan sifat terpuji dan tercela
d. Jawaban a,b, dan c dipilih
e. ……………………………………………...…….. (jawaban lain)
6. Tingkah laku apa yang menonjol dalam kepribadian anda setelah
belajar bidang studi akhlak?
a. Lebih hormat kepada guru
b. Membiasakan diri untuk peduli dengan sesama
c. Menyayangi orang tua dan anggota keluarga yang lain
d. Jawaban a,b, dan c dipilih
e. ……………………………………………...…….. (jawaban lain
11. Tingkah laku apa yang anda lakukan ketika mendengar kabar bahwa
teman anda sakit?
a. Mengunjunginya
b. Membiarkan seolah-olah tidak mengetahuinya
c. Memberi tahu teman-teman yang lain
d. Jawaban a,b, dan c dipilih
e. ……………………………………………...…….. (jawaban lain)