Anda di halaman 1dari 112

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA


DI MA DAARUL ‘ULUUM LIDO BOGOR

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:
Ade Darmawan
106011000051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011M
ABSTRAK

Nama : Ade Darmawan


NIM : 106011000051
Fak/Jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : “Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor”

Madrasah Aliyah Daarul ‘Uluum Lido salah satu dari sekian Madrasah Aliyah
yang ada di Kabupaten Bogor yang aktif dan menonjol dalam kegiatan
ekstrakurikuler dan salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Hal
tersebut dapat dilihat dari prestasi-prestasi yang telah diperoleh pihak MA Daarul
‘Uluum Lido dari event-event perlombaan yang pernah diikutinya baik di wilayah
Kabupaten Bogor maupun diluar daerah tersebut. Melihat hal tersebut, penulis
tertarik untuk meneliti terkait kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA Daarul
‘Uluum Lido serta peranannya dalam prestasi belajar siswa di kelas. Karena sejatinya
kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar dapat membantu siswa untuk
mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman yang
kemungkinan besar tidak mereka dapatkan dari kegiatan intrakurikuler, sehingga
dapat dicapai prestasi seoptimal mungkin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan
kepramukaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di Ma Daarul ‘Uluum Lido
Bogor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa kelas IX MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor tahun
pelajaran 2010/2011. Teknik sampel yang digunakan adalah Stratified Random
Sampling, teknik ini digunakan karena populasi yang menjadi objek penelitian terdiri
atas tingkatan-tingkatan kelas.
Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, angket, dan
studi dokumentasi. Metode analisis data digunakan analisis statistik, karena data yang
diperoleh berupa angka-angka dan bersifat kuantitatif. Teknik analisis yang
digunakan adalah korelasi product moment.
Uji analisis data dengan korelasi product moment menghasilkan “r” hitung sebesar
0,84. Harga “r” hitung lebih besar dari pada “r” tabel pada taraf signifikan 5 %
sebesar 0,325 maupun pada taraf signifikansi 1% yaitu sebesar 0,418. Sehingga
pengajuan hipotesis diterima. Berdasarkan uji analisis data di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa ada hubungan yang bersifat positif antara peranan pendidikan
kepramukaan dengan prestasi belajar siswa MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor. Karena
kegiatan ekstrakurikuler khususnya pada pendidikan kepramukaan mempunyai
peranan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT (Tuhan semesta alam) atas segala limpahan
karunia, nikmat, taufik, hidayah serta inayahNya, sehingga pada akhirnya penulis
mampu menyelesaikan skripsi.
Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kedamaian dan rahmat untuk
semesta alam. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamat nanti,
amiin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, banyak
sekali motivasi, bantuan serta bimbingan yang penulis dapatkan. Sehingga pada
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu, sudah
sepatutnyalah penulis meyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Kedua Orang Tua penulis tercinta Drs. H. Mochamad Darman dan Hj. Siti
Fatmah atas cinta dan kasih sayangnya yang dicurahkan hanya untuk penulis
baik dalam bentuk moril ataupun materil.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M. A, beserta seluruh staffnya.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan
sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Drs. Sapiuddin Shidiq, MA
beserta seluruh staffnya.
4. Bapak Dr. Abdul Haris, M.Ag. yang telah sabar dan meluangkan waktunya
untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullaha
khairan katsiran, Amiin.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis, semoga bapak dan ibu dosen selalu
dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan
dapat bermanfaat dikemudian hari.
6. Bapak pimpinan Perpustakaan Utama beserta staff, Perpustakaan Fakulatas
Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada

ii
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi
ini.
7. Tunanganku tercinta Ita Rosita, Am.Keb terima kasih untuk kasih sayang dan
cinta yang dicurahkan untuk penulis.
8. Ukm Pramuka Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari, khususnya angkatan
Gigil 2007 (Ahyani, Arif, Epul, Herman, Iskandar, Slamet, Mi’roji, Ilyas,
Ricky, Yuli, Lela, Evi, Eti, Iik,Khuzaimah, Didih, Lulu dan Alm. Nenden
Rosamawati semoga Allah SWT menempatkan kamu di tempat yang terbaik,
amiin). Kehadiran mereka bagi penulis adalah sebuah anugerah tak ternilai
harganya. I Love U Full Gigil and Gigil is Never Die.
9. Sahabat-sahabat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mengajarkan penulis banyak hal dalam dunia organisasi.
Khususnya untuk Kismayeni (Kiss), Dimas Nur Zaman, Bangkit (Baban),
Iman Hamdani (Warsun), Syauki Nawawi yang so Cool, Irek yang gayanya
slow tapi pasti. Makasih buat ceng-cengannya. Semua itu kenangan terindah
yang tak mudah untuk dilupakan.
10. Teman-temanku Mahasiswa UIN Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2006 khususnya kelas “B” yang selalu memberikan support dan semangat
kepada penulis. Khususnya kepada Arif Mahmudi, S.Pd.I, Abdul Ghoni,
S.Pd.I, Abdul Aziz, S.Pd.I, dan Ahmad Syahroni, S.Pd.I.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala
dari rahmat Allah swt. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbal alamin.
Jakarta, 16 Juni 2011
Penulis,

Ade Darmawan

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK .....……………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR ..…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI ..…………………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………........ x

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………............ 1
A. Latar Belakang ……………………………………………….... 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………….... 5
C. Pembatasan Masalah …………………………………………... 5
D. Perumusan Masalah ………………………………………….... 5
E. Tujuan Penelitian …………………………………………….... 6
F. Manfaat Penelitian …………………………………………….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………….... 8


A. PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN ….……………………….... 8
1. Sejarah Gerakan Pramuka ………………………………...... 8
2. Pengertian Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka .. 11
3. Landasan Dasar Gerakan Pramuka ………………………… 13
4. Hakikat dan Sifat Gerakan Pramuka ……………………..... 14
5. Tugas Pokok Gerakan Pramuka …………………………... 16

iv
6. Tujuan dan Fungsi Gerakan Pramuka …………………….. 17
7. Prinsip Dasar Metode Kepramukaan …………………….... 19
B. PRESTASI BELAJAR ……………………………………....... 27
1. Hakikat Prestasi Belajar …………………………………... 27
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ……... 28
a. Faktor Intern …………………………………………... 29
b. Faktor Ekstern ……………………………………….... 33
3. Kerangka Berfikir ………………………………………… 39
4. Pengajuan Hipotesis ………………………………………. 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………... 41


A. Tempat Penelitian …………………………………………….. 41
B. Metode Penelitian …………………………………………….. 41
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………..... 41
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………..... 42
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data …………………... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ………………………………………....... 50


A. Gambaran Umum MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ………….. 50
1. Sejarah Bedirinya MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ............. 50
2. Visi dan Misi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor .................... 50
3. Keadaan Karyawan dan Siswa MA Daarul ‘Uluum Lido
Bogor ..................................................................................... 52
4. Sarana dan Prasarana MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ….. 53
B. Deskripsi Data …………………………………………........... 55
C. Prestasi Belajar Siswa ……………………………………….... 76
D. Analisis Korelasional…………………….................................. 78
E. Interpretasi Data ......................................................................... 80

v
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 83
A. Kesimpulan.................................................................................. 83
B. Saran …………………………………………………………… 84

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Angket …………………………………………………..... 43


Tabel 2 Kriteria Perhitungan ……………………………………………....... 46
Tabel 3 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ………..... 47
Tabel 4 Keadaan Guru MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor …………………… 51
Tabel 5 Keadaan Karyawan MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ……………… 53
Tabel 6 Keadaan Siswa MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ………………….. 53
Tabel 7 Sarana dan Prasarana MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor ……………. 54
Tabel 8 Pendidikan Kepramukaan Merupakan Wadah Pembentukan
Kepribadian ………………………………………………………… 55
Tabel 9 Kegiatan Kepramukaan Dapat Meningkatkan Keterampilan
Siswa ………………………………………………………………. 56
Tabel 10 Pendidikan Kepramukaan Dapat Membantu Prestasi Belajar
Siswa ………………………………………………………………. 56
Tabel 11 Kegiatan Ekskul Pramuka Merupakan Kegiatan Yang Menarik dan
Mengandung Nilai Pendidikan .......................................................... 57
Tabel 12 Ekskul Pramuka Mengganggu Aktivitas Belajar Siswa …………… 58
Tabel 13 Kegiatan Pramuka Diwajibkan Dari Pihak Sekolah ………………. 58
Tabel 14 Mengikuti Kegiatan Ekskul Pramuka Atas Kemauan Sendiri …… .. 59
Tabel 15 Mengikuti Kegiatan Ekskul Pramuka Atas Motivasi Dari
Orang Lain …………………………………………………….…. . 59
Tabel 16 Tri Satya dan Dasa Darma Dapat Mempengaruhi Perilaku Siswa
Dalam Kehidupan Sehari-hari …………………………………….. 60
Tabel 17 Mengikuti Kegiatan Kepramukaan Dari Tingkat Kecamatan sampai
dengan Internasional ……………………………………………… 60
Tabel 18 Pendidikan Kepramukaan Meningkatkan Sikap Nasionalisme
Siswa ……………………………………………………………… 61

vii
Tabel 19 Orang Tua Menganjurkan Kepada Anaknya Untuk Ikut aktif Dalam
Kegiatan Pramuka …………………………………………………. 62
Tabel 20 Kegiatan Pramuka Meningkatkan Kedisiplinan Siswa …………… 62
Tabel 21 Kegiatan Pramuka Membebani Siswa Disekolah …………………. 63
Tabel 22 Masyarakat Kurang Merasakan Manfaat Dari Kegiatan Pramuka
Disekolah….. ………………………………………………………. 63
Tabel 23 Kegiatan Pramuka Dapat Meningkatkan Kualitas Ibadah Siswa …. 64
Tabel 24 Kegiatan Pramuka Membentuk Jiwa Patriotisme Siswa ………...... 64
Tabel 25 Kegiatan Pramuka Menumbuhkan Rasa Cinta Terhadap
Tanah air …………………………………………………………… 65
Tabel 26 Pengetahuan Siswa Bertambah Setelah Mengikuti Kegiatan
Pramuka ……..................................................................................... 66
Tabel 27 Kegiatan Pramuka Menjauhkan Siswa Dari Mata Pelajaran
Tertentu …………………………………………………………..… 66
Tabel 28 Mengikuti Kegiatan Eksul Pramuka Karena Terpaksa ……………. 67
Tabel 29 Kegiatan Pramuka Melatih Kecerdasan Emosional Siswa…………. 67
Tabel 30 Kegiatan Pramuka Tidak Memiliki Pengaruh Disekolah…………... 68
Tabel 31 Siswa Mengamalkan Kegiatan Pramuka Dimasyarakat …………… 68
Tabel 32 Materi Kegiatan Pramuka Tidak Menarik Bagi Siswa ………......... 69
Tabel 33 Kegiatan Pramuka Disekolah Membuat Siswa Malas Belajar …..... 69
Tabel 34 Siswa Selalu Aktif Dalam Kegiatan Pramuka Disekolah ………….. 70
Tabel 35 Siswa Tidak Bersemangat Mengikuti Kegiatan Pramuka
Disekolah …………………………………………………….......... 70
Tabel 36 Kegiatan Pramuka Mengajarkan Siswa Untuk Berbakti Kepada
Orang Tua…………………………………………………………... 71
Tabel 37 Kegiatan Pramuka Dapat Menjadikan Anggotanya Mempunyai
Akhlak Yang Mulia ……………………………………………….. 71
Tabel 38 Analisa Item Skor Untuk Peranan Pendidikan Kepramukaan ……. 73

viii
Tabel 39 Distribusi Frekuensi Tentang Peranan Pendidikan Kepramukaan
(Variabel X) Dari Sejumlah 40 Orang Siswa ……………………… 75
Tabel 40 Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar Siswa Yang Dicapai Oleh
40 Orang Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama……….. 77
Tabel 41 Analisis Korelasi Antara Variabel X (Peranan Pendidikan
Kepramukaan) Dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)………. 78

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi dari Fakultas

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian dari MA Daarul ‘Uluum Lido

Bogor

Lampiran 4 Surat Keterangan Wawancara dari Gugusdepan 37.113-37.114

MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor

Lampiran 5 Panduan Wawancara dengan Pembina Gugusdepan 37.113-


37.114 MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor

Lampiran 6 Berita Wawancara dengan Pembina Gugusdepan 37.113-


37.114 MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor

Lampiran 7 Pedoman Angket Penelitian

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak bisa
terpisahkan dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, pendidikan juga dipandang
sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam mempersiapkan
sekaligus membentuk generasi muda dimasa yang akan datang. Maka dari itu,
dengan dilaksanakannya proses pendidikan, manusia akan mampu
mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Dalam Undang-undang
Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pada Pasal 3 disebutkan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta betanggung jawab.1

Sedangkan dalam konsep Islam, pendidikan memiliki kedudukan yang


sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Hal ini dapat dilihat,
baik dari Alquran maupun Hadits yang memerintahkan manusia untuk belajar
atau berpendidikan. Dalam Alquran, konsep pendidikan terdapat pada Surat
Al-Mujaadilah ayat 11:

1
UU Sisdiknas, Undang-undang No.20 tahun 2003, (Bandung: Fokusmedia, 2003), h. 6

1
2

( ‫ ﺍﺍ‬: ‫ﺎ ﺩﻟﺔ‬‫ )ﺍ‬‫ﺟﺎﹶﺕ‬‫ﺭ‬‫ ﺩ‬‫ﻠﹾﻢ‬‫ ﺍﹾﻟﻌ‬‫ﻮ‬‫ﺗ‬‫ ﺃﹸﻭ‬‫ﻦ‬‫ﻳ‬‫ ﺍﱠﻟﺬ‬‫ ﻭ‬‫ﻜﹸﻢ‬‫ﻨ‬‫ﺍ ﻣ‬‫ﻮ‬‫ﻨ‬‫ ﺍﻣ‬‫ﻦ‬‫ ﻳ‬‫ ﻓﹶﻊﹺ ﺍﷲُ ﺍﻟﱠﺬ‬‫ﺮ‬‫ﻳ‬
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang diberi ilmu beberapa derajat.” (Q.S. Al-
Mujaadilah:11).2

Sementara itu dalam hadits Nabi dijelaskan :

‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ ﻣ‬‫ﻦ‬‫ﲑﹴ ﻋ‬‫ﻈ‬‫ﻨ‬‫ ﺷ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﲑ‬‫ﺎ ﻛﹶﺜ‬‫ﺛﹶﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺎﻥﹶ ﺣ‬‫ﻤ‬‫ﻠﹶﻴ‬‫ ﺳ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﻔﹾﺺ‬‫ﺎ ﺣ‬‫ﺛﹶﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺎﺭﹴ ﺣ‬‫ﻤ‬‫ ﻋ‬‫ﻦ‬‫ ﺑ‬‫ﺎﻡ‬‫ﺸ‬‫ﺎ ﻫ‬‫ﺛﹶﻨ‬‫ﺪ‬‫ﺣ‬
» -‫ﺻﻠﻰ ﺍﷲ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ‬- ‫ﻮﻝﹸ ﺍﻟﻠﱠﻪ‬‫ﺳ‬‫ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﻗﹶﺎﻝﹶ ﺭ‬‫ﻚ‬‫ﺎﻟ‬‫ﻦﹺ ﻣ‬‫ﺲﹺ ﺑ‬‫ ﺃﹶﻧ‬‫ﻦ‬‫ ﻋ‬‫ﲑﹺﻳﻦ‬‫ﻦﹺ ﺳ‬‫ﺑ‬
(‫ )ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ‬.....‫ﻢﹴ‬‫ﻠ‬‫ﺴ‬‫ﻠﹶﻰ ﻛﹸﻞﱢ ﻣ‬‫ﺔﹲ ﻋ‬‫ﻠﹾﻢﹺ ﻓﹶﺮﹺﻳﻀ‬‫ ﺍﻟﹾﻌ‬‫ﻃﹶﻠﹶﺐ‬
“Telah bercerita kepada kami Hisyam bin Ammar, telah bercerita
kepada kami Hafs bin sulaiman, telah bercerita kepada kami Katsir bin
Syindzir dari Muhammad bin Sirin. Dari Anas bin Malik ia berkata,
Rasulullah Saw. bersabda: menuntut ilmu itu wajib bagi setiap
muslim…..” (H.R. Ibnu Majah)3

Dalil-dalil yang telah dituliskan di atas, merupakan sebagian kecil dari ayat
Alquran dan Hadits Nabi yang memerintahkan kepada manusia untuk belajar
dan berpendidikan serta berpengetahuan luas. Terlepas dari itu semua, maka di
dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang penting dan
kedudukan yang strategis untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan
bangsa.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka tidak hanya dapat
bertumpu kepada program persekolahan yang semata-mata hanya
mengandalkan pada kegiatan intrakurikuler saja atau proses belajar mengajar
yang berlangsung di dalam kelas. Akan tetapi lebih dari itu, yakni program
kegiatan persekolahan yang diperkaya dengan adanya pembinaan kesiswaan,
melalui kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk memperdalam dan
memperluas pengetahuan siswa, memperkenalkan hubungan antar mata
pelajaran, mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, menyalurkan minat
dan bakat siswa serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Karena itu, Pendidikan di sekolah berlangsung secara formal dan non formal.

2
Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Semarang: CV. Thoha Putra, 1988), h.910-911
3
Muhammad bin Yazid Abu Abdullah Al-Qozwaini, Sunan Ibnu Majah, (Daarul Fikr
Beirut), h.269
3

Pendidikan formal di sekolah terbagi ke dalam dua bagian yaitu kegiatan


intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler
dilaksanakan pada jam sekolah sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan di luar jam sekolah. Kedua kegiatan tersebut sama pentingnya
dan saling melengkapi di antara keduanya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kegiatan ekstrakurikuler artinya kegiatan yang ada di luar program
yang tertentu dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan
siswa.4 Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam kurikulum Madrasah
Tsanawiyah dijelaskan, bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan madrasah.5 Kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah banyak sekali ragamnya, antara lain adalah :
Pramuka, PMR, Rohis, Kesenian dan lain-lain. Dan dari salah satu kegiatan
ekstrakulikuler tersebut, pramuka adalah salah satu kegiatan ekstrakulikuler
yang memiliki peranan besar di sekolah pada umumnya dan bagi siswa pada
khususnya.
Pendidikan kepramukaan merupakan subsistem Pendidikan Nasional yang
mempunyai peranan penting bagi terwujudnya tujuan Pendidikan Nasional
sebagaimana yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 tentang sistem
Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.6 Gerakan Pramuka selain
melengkapi tujuan Pendidikan Nasional. Gerakan Pramuka juga merupakan
wadah pembinaan generasi muda yang sangat potensial dengan prinsip dasar

4
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet. VII, h.225
5
Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: Proyek Peningkatan Kualitas Guru
Madrasah, 1994-1995), h.15
6
UU Sisdiknas, Undang-undang No.20 tahun 2003…., h.6
4

metodik kepramukaan yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara


(GBHN) yang merupakan ketetapan Majelis Permusyawaratn Rakyat (MPR).
Pada hakikatnya, pendidikan kepramukaan adalah proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan
yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan dilakukan di alam
terbuka.7
Lord Robert Baden Powell selaku bapak pandu Pramuka sedunia
mengatakan bahwa:
Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun,
bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran atau naskah buku. Bukan!
Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam
terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik, membina kesehatan
dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan
bagi yang membutuhkannya.8

Selain itu juga, melalui organisasi Gerakan Pramuka, siswa dapat belajar
untuk selalu bersikap disiplin, baik itu dalam mengikuti latihan kepramukaan
yang dilaksanakan disekolah maupun dalam melaksanakan segala aktifitas
dalam kehidupan sehari-hari. Maksud dari pada disiplin di sini adalah bahwa
dalam melakukan segala itu selalu tepat waktu dan sesuai dengan aturan yang
ada atau berlaku. Sebagai contoh, siswa yang mau pergi ke sekolah. Siswa
dapat dikatakan disiplin, apabila ia datang ke sekolah selalu tepat waktu, tidak
pernah terlambat dan mengikuti peratuan atau tata tertib yang berlaku di
sekolah. Begitu pula sama halnya dengan belajar, dalam belajar pun diperlukan
yang namanya sikap disiplin, yang berarti bahwa dalam belajar selalu teratur
dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh dirinya sendiri.
Maka dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa ia akan
mendapatkan hasil prestasi yang baik sesuai dengan kerja kerasnya dalam hal
displin waktu dalam belajar.

7
Atmasulistya, Endy R dkk, Kwarda Gerakan Pramuka, Panduan Praktis Membina
Pramuka Penggalang,(Jakarta:2000), h.15
8
Andri Bob Sunardi, Boyman, Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda, 2010),
cet.ke-6, h.3
5

Maka dari itu, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti
“Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa Di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah yang diambil
oleh penulis adalah sebagai beikut:
1. Penyelenggaraan Kursus orientasi bagi Kepala Sekolah atau Yayasan yang
belum maksimal baik dari pihak kwartir ranting, Cabang, Daerah dan
bahkan Nasional. Sehingga segala sesuatu yang diharapkan dari tingkat
nasional sampai dengan ke tingkat Gugusdepan tidaklah sejalan atau searah
sesuai yang diharapkan.
2. Masih banyaknya pembina dari yayasan yang belum mengikuti Kursus
Mahir Dasar (KMD). Karena maksud dari pada diselenggarakannya Kursus
Mahir Dasar (KMD) adalah sebagai syarat awal bagi pembina untuk
meningkatkan kemampuan serta keterampilan dalam membina peserta didik.
3. Rasionalisasi antara Pembina dan Peserta didik tidak seimbang. Karena
sesuai dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan,
bahwa idealnya 1 (satu) orang Pembina itu minimal membina 10 (sepuluh)
Peserta Didik. Namun, pada kenyataannya tidaklah demikian.

C. Pembatasan Masalah
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki cakupan yang cukup luas, oleh karena itu
agar penilitian ini terfokus pada satu masalah, maka penulis membatasi
permasalahan sebagai berikut: kegiatan ekstrakurikuler khusus Pramuka
tingkat Penegak dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MA Daarul
‘Uluum Lido Bogor.

D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan
masalahnya. Adapun perumusan masalahnya adalah: Bagaimanakah Peranan
6

Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MA


Daarul ‘Uluum Lido Bogor?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis dalam mengadakan
penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana peranan pendidikan kepramukaan tehadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor.
2. Mengetahui pola pembinaan latihan kepramukaan di MA Daarul ‘Uluum
Lido Bogor.
3. Mengetahui persepsi siswa terhadap peranan pendidikan kepramukaan di
MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Pihak Sekolah, hasil karya skripsi ini dapat dijadikan sebagai
bentuk masukan atau motivasi dalam rangka meningkatkan usaha
pembinaan kesiswaan di sekolah dan mengaktifkan kegiatan latihan
kepramukaan di lingkungan sekolah, sehingga apa yang diharapkan oleh
pihak sekolah dapat tercapai dengan baik.
2. Bagi siswa, hasil dari karya skripsi ini dapat memotivasi semangat para
siswa untuk tetap terus aktif dalam mengikuti latihan kegiatan
kepramukaan, sehingga apa yang telah didapat dari latihan tersebut dapat
membantu para siswa untuk meningkatkan hasil prestasi belajarnya pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3. Bagi orang tua atau wali murid dan masyarakat pada umumnya, hasil dari
karya skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu alat atau
sarana komunikasi dan sumber infomasi dalam memberikan pengenalan,
pengertian dan pemahaman terhadap perananan pendidikan
kepramukaan. Sehingga pada akhinya nanti dapat memberikan partisipasi
7

dan kontribusi yang jelas dalam memupuk dan mengembangkan


Organisasi Gerakan Pramuka sebagai salah satu wadah untuk pembinaan
kesiswaan yang ada di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kepramukaan
1. Sejarah Gerakan Pramuka
Berbicara tentang Gerakan Pramuka, maka tidak akan terlepas dari pada sejarah
pendiri dari Gerakan Kepanduan itu sendiri. Adalah Lord Robert Stephenson
Smyth Baden Powell Of Gilwell yang pertama kali memperkenalkan Gerakan
Kepanduan. Dia adalah seorang tentara Inggris, lahir di London tanggal 22
Februari tahun 1857. Sejak dibentuknya organisasi kepanduan oleh Baden Powell
di Inggris, banyak sekali Negara-negara lain yang mendirikan organisasi
kepanduan di negaranya masing-masing seperti di negara Netherland, Amerika
Serikat pada tahun 1910, dll. Dan sampai saat ini organisasi kepanduan sudah
berkembang dilebih dari 140 negara di seluruh Dunia, termasuk salah satunya
adalah Indonesia.
Kemudian gagasan yang dicetuskan oleh Boden Powell itu dibawa oleh orang
Belanda dan diajarkan juga di negeri jajahannya, Indonesia. Nama organisasinya
adalah Netherland Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) yang artinya
Persatuan Pandu-Pandu Hindia belanda.1

1
Andri Bob Sunardi, Boyman, Ragam Latih Pramuka, (Bandung: Nuansa Muda, 2010), cet.ke-
6, h. 3.

8
9

Setelah didirikan organisasi yang bernama Netherland Indische Padvinders


Vereeniging (NIPV), maka oleh pemimpin-pemimpin di dalam pergerakan
nasional Indonesia gagasan Boden Powell itu diambil alih dan disesuaikan dengan
sistem pembinaan pemuda Indonesia yang bertujuan untuk membentuk manusia
Indonesia yang baik untuk menjadi kader-kader pergerakan nasional.
Maka dibentuklah bermacam-macam organisasi kepanduan yang ada di
Indonesia. Ketika itu organisasi kepanduan yang ada antara lain JPO (Javaanse
Padvinders Organizatie), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP
(Sarekat Islam Afdeling Padvindery), HW (Hisbul Wathon), dan masih banyak
lagi organisasi lainnya. Kemudian dengan adanya sumpah pemuda yang
dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, ternyata benar-
benar menjiwai gerakan kepanduan nasional Indonesia untuk lebih bergerak maju
lagi.2
Pemerintah Hindia Belanda melarang adanya organisasi kepanduan di luar
NIPV yang menggunakan istilah Padvinder dan Padvindery, maka K.H. Agus
Salim menggunakan istilah Pandu dan Kepanduan untuk menggantikan istilah
asing tersebut, yang pada hakikatnya merupakan gambaran sikap dan tindakan
nasionalistik.3
Dengan meningkatnya kesadaran nasional bangsa Indonesia, maka timbulah
niat untuk mempererat persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan. Maka
pada tahun 1930 berdiri gerakan-gerakan kepanduan yang diberi nama INPO
(Indonesische Padvinders Organizitie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu
Pemuda Sumatra), berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa
Indonesia). Kemudian pada tahun 1931, terbentuklah suatu federasi yang
dinamakan Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia (PAPI), dan kemudian

2
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar,
(Jakarta: 1983), h. 31
3
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka, (Jakarta: Pustaka Tunasmedia,
2009), cet ke-1, h. 2
10

berubah lagi menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI)


pada tahun 1938.4
Pada masa pendudukan Jepang, semua organisasi kepanduan yang ada di
Indonesia dilarang adanya. Tapi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan. Pada tanggal 28
Desember 1945 dibentuklah PRI (Pandu Rakyat Indonesia) sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ada di wilayah Negara Republik Indonesia.5
Setelah Indonesia merdeka, maka terbukalah bagi siapa pun untuk membentuk
kembali organisasi kepanduan. Dengan demikian, berdirilah kembali organisasi
kepanduan seperti HW (Hisbul Wathon), SIAP (Sarekat Islam Angkatan Pandu),
PII (Pandu Islam Indonesia), pandu Kristen, pandu Katholik, KBI dan lain-lain.6
Akan tetapi menjelang 1961 organisasi kepanduan Indonesia telah terpecah-
pecah menjadi lebih dari 100 organisasi kepanduan, keadaan ini terasa sangat
lemah meskipun sebagian daripada organisasi itu terhimpun di dalam tiga federasi
organisasi kepanduan yaitu satu federasi kepanduan putra dan dua federasi
kepanduan putri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia), POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Putri Indonesia), dan PKPI (Persrikatan Kepanduan Putri
Indonesia).7
Lemahnya gerakan kepanduan Indonesia itu disebabkan karena pendidikan
yang diselenggarakan oleh gerakan kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu
gerakan kepanduan kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat
Indonesia. Akhirnya dalam situasi yang demikian dipergunakan oleh pihak

4
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar…., h.32
5
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka,…. h.3-4
6
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka…., h.4
7
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka…., h.7
11

komunis untuk menjadikan gerakan kepanduan di Indonesia menjadi gerakan


Pioner Muda Komunis.8
Akan tetapi usaha PKI tersebut tidak berhasil, karena adanya amanat dari Bung
Karno, selaku Presiden Republik Indonesia pada tanggal 6 Maret 1961 yang
kemudian ditindak lanjuti dengan Surat Keputusan Presiden Republlik Indonesia
tanggal 20 Mei 1961 Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka yang
menyatakan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan di wilayah
Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggrakan pendidikan
kepramukaaan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, organisasi lain yang
menyerupai yang sama sifatnya dengan gerakan pramuka dilarang adanya.9
Pada perkembangan selanjutnya, gerakan pramuka telah diterima dan
memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, baik masyrakat kota maupun
masyarakat desa. Selain itu gerakan pramuka juga berkembang di lembaga-
lembaga pendidikan seperti di sekolah umum atau agama dari tingkat dasar sampai
perguruan tinggi, baik negri maupun swasta.

2. Pengertian Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka


Sebelum penulis menguraikan tentang Gerakan Pramuka, maka alangkah
baiknya penulis menjelaskan sekilas tentang beberapa istilah dalam Gerakan
Pramuka yang harus diketahui, yaitu Pramuka, Kepramukaan dan Gerakan
Pramuka. Pramuka adalah sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang berusia
antara 7-25 tahun dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Siaga,
Penggalang, Penegak dan Pandega. Disamping itu pula, bahwa pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang memiliki arti rakyat muda
yang suka berkarya. Kata ini diambil dari bahasa sansekerta.10

8
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka…., h. 8
9
Setyawan, Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka…., h. 9
10
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Buku Pedoman Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar, (Jakarta: Penerbit Kwartir Nasional, 1983), h. 27
12

Sedangkan pengertian Kepramukaan adalah sebagaimana yang dikatakan oleh


Lord Robert Baden Powell of Gilwell selaku Bapak Pandu Pamuka Dunia,
didalam bukunya dikatakan: “Scouting is not science to be solemnly studied, not is
it a collection of doctrine and texts. No! it is joly game in the out of doors, where
boy-men and boy can go adventuring together as leader and younger brothes
picking up health and happiness, handicraft and helpfulness.”11(Kepramukaan
bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan
suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan! Kepramukaan
adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam terbuka, tempat orang dewasa
dan anak-anak pergi bersama-sama mengadakan pengembaraan seperti kakak
beradik, membina kesehatan dan kebahagiaan, keterampilan dan kesediaan
member pertolongan.)
Dari pengertian tentang pendidikan kepramukaan tersebut, dapat disimpulkan,
bahwa pendidikan kepramukaan merupakan suatu proses pendidikan yang
dilaksanakan di luar lingkungan sekolah dan keluarga dalam bentuk kegiatan yang
meyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan, dimana sasaran akhirnya adalah pembentukan watak peserta didik.
Dan yang terakhir ialah pengertian dari Gerakan Pramuka itu sendiri. Adapun
pengertian Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah
proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia.12
Dari beberapa pengertian di atas tentang pengertian Pramuka, Pendidikan
Kepramukaan dan Gerakan Pramuka itu sendiri, penulis menyimpulkan bahwa
Gerakan Pramuka adalah suatu wadah atau tempat dilaksanakannya proses
pendidikan bagi anak-anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa
yang dilakukan di luar sekolah serta lingkungan keluarga dalam membentuk
11
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Buku Pedoman Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar…., h. 27
12
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Buku Pedoman Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar…., h. 27
13

kegiatan yang menantang dan menarik minat kaum muda yang disesuaikan dengan
usia, perkembangan usia, jasmani dan rohani dengan tetap berpedoman atau
berpegang teguh pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepamukaan
sebagai cirri khas yang membedakan pendidikan kepramukaan dengan pendidikan
lainnya.

3. Landasan Dasar Pendidikan Kepramukaan


Berdasarkan Resolusi Konferensi Kepramukaan sedunia yang diselenggarakan
di Konpenhagen, Denmark pada bulan Agustus tahun 1924 dinyatakan bahwa
kepramukaan itu bersifat Nasional.13 Hal ini menandakan bahwa Gerakan Pramuka
dan kegiatannya di Indonesia harus ditujukan demi kepentingan Bangsa
Indonesia, sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Pancasila dan UUD 1945
maupun yang dimaksud GBHN sebagai hasil ketetapan MPR. Untuk itu yang
menjadi landasan dasar dari Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut:
a. Landasan Idiil
Landasan Idiil dari pendidikan kepramukaan adalah Pancasila. Hal ini
sesuai dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pada Bab II pasal 3 yang
berbunyi: “Gerakan Pramuka berasaskan Pancasila.”14 Dengan demikian,
jelaslah bahwa pendidikan kepramukaan mendasarkan diri pada Pancasila
sebagai Dasar Negara dan falsafah bangsa Indonesia.
b. Landasan Konstitusional
Landasan Konstitusional dari Gerakan Pramuka adalah :
1) Undang undang Dasar 1945, khususnya pasal 31 ayat 1 yang berbunyi
“Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.”15 Dari sini
dapat diambil sebuah pengertian bahwa semua warga Negara

13
Andri Bob Sunardi, Boyman, Ragam Latih Pramuka.…, cet.ke-6, h. 4
14
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka, (Jakarta: Penerbit Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1999), h. 5
15
Amandemen UUD 1945, Perubahan Pertama UUD Negara RI tahun 1945, (Jakarta: Penerbit
Sinar Grafika, 1999), h. 16
14

Respublik Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan,


baik itu pendidikan formal, informal ataupun non formal. Dan juga
pendidikan yang lainnya termasuk salah satunya adalah pendidikan
kepramukaan.
2) Keputusan Presiden Republik Indonesia No.238 Tahun 1961 tentang
Pramuka, yang memutuskan bahwa:
Pertama, penyelenggaraan Pendidikan Kepanduan kepada anak-anak
dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan Gerakan
Pramuka.
Kedua, diseluruh wilayah Republik Indonesia, perkumpulan Gerakan
Pramuka dengan Anggaran Dasar sebagaimana tertera dalam lampiran
keputusan ini adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan
meyelenggarakan pendidikan kepanduan itu.
Ketiga, badan-badan lain yang sama sifatnya atau yang meyerupai
perkumpulan Gerakan Pramuka dilarang adanya.16
c. Landasan Operasional
Landasan operasional dari pendidikan kepramukaan adalah :
1) Peraturan perundang-undangan tentang pendidikan
2) Keputusan Musyawarah Nasional (MUNAS) Gerakan Pramuka
3) Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

4. Hakikat dan Sifat Gerakan Pramuka


a. Hakikat Pendidikan Kepramukaan
Hakekat Pendidikan Kepramukaan adalah:
1) Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan
bagi anak dan pemuda dibawah tanggung jawab orang dewasa

16
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka…., h. vi
15

2) Suatu proses pendidikan yang dilaksanakan di luar lingkungan


pendidikan sekolah dan lingkungan pendidikan keluarga
3) Dengan menggunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan. Jadi, kepramukaan sebagai suatu proses pendidikan,
harus merupakan kegiatan yang dapat dipertanggung jawabkan dan
bernilai pendidikan. Sehingga kegiatannya harus terencana,
dipersiapkan, dilaksanakan dan dapat bernilai dai segi pendidikan dan
kejiwaan.
b. Sifat Pendidikan Kepramukaan
Sifat pendidikan kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas,
yaitu17:
1) Nasional
Memiliki arti, bahwa suatu organisasi yang meyelenggarakan
pendidikan kepramukaan disuatu Negara haruslah menyesuaikan
pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan, kepentingan
masyarakat, bangsa dan Negara. Hal inilah yang membedakan
pelaksanaan pendidikan kepramukaan di Indonesia dengan Negara-
negara lain.
2) Internasional
Yang berarti, bahwa organisasi kepramukaan di Negara manapun di
dunia ini harus mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan
antara sesama anggota pramuka dan sesama manusia tanpa
membedakan kepercayaan, agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
3) Universal
Yang berarti, bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja
untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja,. Dimana dalam
pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan prinsip dasar

17
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DKI Jakarta, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar, (Jakarta: Kwartir Daerah DKI Jakarta, 2004), h. 8-9
16

kepramukaan dan metode kepramukaan.18 Selain itu juga, dalam


Anggaran Dasar Gerakan Pamuka Bab III Pasal 7 ayat 2 dijelaskan
bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang
keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras,
golongan dan agama.19
Atas dasar ini, kaum muda dan orang dewasa berhak dan bebas
memilih untuk menjadi atau tidak sebagai anggota Gerakan Pramuka.
Bagi mereka tidak ada paksaan atau tekanan dari orang lain yang
menuntut mereka harus masuk menjadi anggota Gerakan Pramuka.
Akan tetapi mereka menjadi anggota pramuka atas dasar kehendak dan
kemauan mereka sendiri. Jadi, sifat kesukarelaan ini merupakan
ketentuan konstitusional keanggotaan oganisasi Gerakan Pramuka
yang ada diseluruh dunia. Gerakan Pramuka yang keanggotaannya
tidak berdasarkan atas kesukarelaan, bukanlah termasuk organisasi
kepramukaan dan tidak bisa menjadi anggota atau bagian dari World
Organization Of Scout Movement (WOSM).20

5. Tugas Pokok Gerakan Pramuka


Dalam melaksanakan kegiatannya, Gerakan Pramuka selalu memperhatikan
keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat perserta didiknya. Untuk itu, tugas
pokok Gerakan Pramuka yang termaktub dalam Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka Pasal 5 adalah: Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas

18
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar,
(Jakarta: Penerbit Kwartir Nasional, 1983), h. 26 – 27
19
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka…., h. 7
20
Andri Bob Sunardi, Boyman, Ragam Latih Pramuka…., cet.ke-6, h. 4
17

bangsa, agar menjadi generasi yang lebih baik yang sanggup bertanggung
jawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan.21
Jadi, dengan demikian Gerakan Pramuka dalam melaksanakan kegiatannya
harus selalu mengacu pada Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode
Kepramukaan yang meupakan ciri khas untuk memberdakan kepramukaan
dengan pendidikan lainnya.

6. Tujuan dan Fungsi Gerakan Pramuka


a. Tujuan Gerakan Pramuka
Sesuai dengan Keputusan Presiden No. 238 tahu 1961 yang
menetapkan bahwa gerakan pramuka sebagai satu-satunya badan yang
diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan
kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan
kepramukaan ini dilaksankan di luar lingkungan sekolah dan di luar
lingkungan keluarga, yang tujuannya sebagaimana dijelaskan dalam
Anggran Dasar dan Anggran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, bahwa:
“Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia
dengan menggunakan prinsip-prinsip Dasar Metodik Pendidikan
Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia”.22
Pembinaan dan pendidikan yang diselenggarakan dalam kegiatan
Pramuka yang bertujuan untuk mendidik anak-anak dan pemuda
Indonesia agar mereka menjadi:
1) Manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental
dan tinggi moral, tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya,
serta kuat dan sehat jasmaninya.

21
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka…., h. 6
22
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 43
18

2) Warga negara republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan


patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi
anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun
dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa dan negara.23

Dengan demikian Gerakan Pramuka merupakan wadah pembinaan


bagi anak-anak dan pemuda Indonesia agar menjadi manusia yang
berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi
pekerti, dan kuat keyakinan beraggamanya, sehat jasmani dan rohaninya
serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Fungsi Gerakan Pramuka


Dari uraian di atas tentang hakekat dan sifat pendidikan kepramukaan
tersebut di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai beikut:
1) Kegiatan yang menarik bagi anak dan pemuda
Kegiatan menarik (game) yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan
yang menyenangkan dan mengandung pendidikan serta mempunyai
tujuan dan aturan permainan yang jelas dan bukan sekedar permainan
yang hanya bersifat hiburan saja. Kegiatan yang menarik ini harus
ditujukan dari pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan. Dengan
model pendidikan yang seperti ini, diharapkan akan lebih mudah
dalam mencapai tujuan. Karena anak didik diberikan keleluasaan
bergerak dengan menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri dan
masyarakat dengan tetap ada pengawasan dari pihak Pembina atau
Orang Dewasa.
2) Pengabdian bagi Orang Dewasa
Bagi Orang Dewasa, kepramukaan bukan lagi permainan (game),
melainkan suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan dan

23
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 6
19

pengabdian. Orang Dewasa mempunyai kewajiban untuk secara


sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan
organisasi Gerakan Pramuka.
3) Alat bagi Masyarakat dan Organisasi
Pendidikan kepramukaan berfungsi sebagai alat bagi masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat dan sebagai alat bagi
oganisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi, kegiatan
pramuka yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan Gerakan
Pramuka itu sekedar alat saja dan bukan tujuan. Dengan demikian,
kepramukaan sebagai proses pendidikan harus merupakan kegiatan
yang dapat dipertanggungjawabkan dan bernilai pendidikan.
Sedangkan menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 6,
dinyatakan bahwa:
Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan di luar
sekolah dan di luar keluarga serta sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda, menerapkan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta Sistem Among,
yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.”24

7. Prinsip-prinsip Dasar Metode Pendidikan Kepramukaan


Prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan merupakan prinsip
yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan
gerakan pendidikan lainnya. Boden Powell telah meyusun prinsip-prinsip dasar
metodik pendidikan kepramukaan dan menggunakannya untuk membina
generasi muda melalui pendidikan kepramukaan.
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa prinsip-prinsip
yang ada dalam PDMPK adalah:
a. Prinsip Kesukarelaan

24
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka…., h. 6
20

Prinsip kesukarelaan merupakan sikap atau perbuatan yang bukan


karena paksaan atau tekanan, melainkan karena kesenangan yang
kemudian menumbuhkan kerelaan dalam hati mereka. Sikap laku itu
dilandaskan pada sifat-sifat ketulusan hati, tanpa pamrih, mengutamakan
kewajiban dari pada hak, pengabdian dan tanggung jawab.

b. Prinsip Kode Kehormatan


Kode kehormatan adalah suatu norma atau ukuran kesadaran mengenai
akhlak (perbuatan baik) yang tersimpan di dalam hati orang sebagai
akibat karena orang tersebut tahu akan harga dirinya.25 Kode kehormatan
Gerakan Pramuka merupakan suatu norma dalam kehidupan dan
penghidupan para anggota Gerakan Pramuka yang merupakan ukuran,
norma atau standar tingkah laku kepramukaan Indonesia.
Gerakan Pramuka sebagai oraganisasi pendidikan nonformal,
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan yang sasaran utamanya
adalah pembinaan watak. Dalam melaksanakan pendidikan kepada
peserta didik hanya digunakan suatu norma yang diperlukan dan praktis
berguna untuk kehidupan dan penghidupannya.
Kode kehormatan sebagai cara untuk pendidikan dan pembinaan budi
yang luhur. Setiap anggota Gerakan Pramuka adalah anggota masyarakat,
oleh karena itu, sebagai anggota masyarakat maka seorang pramuka harus
merupakan anggota masyarakat yang berharga dan dihargai masyarakat.
Pandangan masyarakat itu negatif atau positif tergantung pada sikap,
perbuatan dan tingkah laku pramuka itu.
Dengan adanya kode kehormatan, maka diharapkan seorang pramuka
memiliki pegangan yang baik dalam kehidupannya di tengah masyarakat,
sehingga memperoleh pandangan yang positif dari masyarakat. Bagi

25
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 56
21

masyarakat kode kehormatan pramuka merupakan standar ukuran tingkah


laku seorang pramuka. Maka dengan kode kehormatan itu masyarakat
melakukan kontrol sosial terhadap pramuka dan Gerakan Pramuka.
Kode kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka disesuaikan dengan
golongan atau tingkatannya serta perkembangan jasmani dan rohaninya,
yaitu:
1) Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga (usia 7 s/d 10 Tahun) yaitu
Dwi Satya yang berarti dua Janji dan Dwi Darma. Adapun bunyi dari
pada isi dari Dwi Satya adalah sebagai berikut :
a) Dwi Satya :
(1) Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Menurut aturan keluarga;
(2) Setiap hari berbuat kebaikan.
b) Dwi Darma
(1) Siaga itu menurut ayah ibundanya;
(2) Siaga itu berani dan tidak putus asa.
2) Kode Kehormatan bagi Pramuka Penggalang (usia 11 s/d 15 tahun)
yaitu Tri Satya dan Dasa Darma.
a) Tri Satya
(1) Demi Kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan pancasila;
(2) Menolong sesama hidup dan mempesiapkan diri membangun
masyarakat;
(3) Menepati Dasa Darma.
b) Dasa Darma
Pramuka itu :
(1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
22

(2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia;


(3) Patriot yang sopan dan ksatria;
(4) Patuh dan suka bermusyawarah;
(5) Rela Menolong dan Tabah;
(6) Rajin, Trampil dan Gembira;
(7) Hemat, cermat dan bersahaja;
(8) Didplin, berani dan setia;
(9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya;
(10) Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan.
3) Kode Kehormatan bagi Pramuka Penegak (usia 16 s/d 20 tahun) dan
Pramuka Pandega (usia 21 s/d 25 tahun) yaitu sama dengan kode
kehormatan pada pramuka penggalang, namun ada sedikit perbedaan
dalam Tri Satya butir ke-1, yakni jika kode kehormatan pramuka
penggalang masih dalam tahap mengamalkan Pancasila dan
mempersiapkan diri membangun masyarakat. Maka pada kode
kehormatan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega sudah dalam
tahap menjalankan Pancasila dan sudah dalam tahap ikut serta
membangun masyarakat.
4) Kode Kehormatan bagi anggota Pramuka Dewasa (usia diatas 25
tahun) itu juga sama yaitu terdiri atas Tri Satya dan Dasa darma.26

Penerapan dari prinsip Kode kehormatan ini haruslah dirasakan oleh


setiap anggota pramuka. Bahwa ia menerima Kode Kehormatan bukan
sebagai tanggung jawab yang berat akan tetapi terhormat. Karena itu,
proses kegiatan penerimaan kode kehormatan ini haruslah dinyatakan
dihadapan para saksi dalam suasana yang penuh kehormatan sebagai
landasan gerak dan tingkah lakunya di tengah-tengah masyarakat.

26
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka…., h. 34 – 36
23

c. Sistem beregu
Gerakan Pramuka adalah gerakan anak-anak dan pemuda-pemuda,
dipimpin oleh anak dan pemuda itu sendiri, dengan bimbingan dan
tanggung jawab orang dewasa. Salah satu sifat anak atau pemuda adalah
kesenangan untuk mencari teman dan kelompok, kemudian bersama
melakukan kegiatan sesuai dengan aspirasi dan keinginan mereka.
Kegiatan-kegiatan itu dapat berbentuk kegiatan yang negatif atau positif.
Penerapan sistem beregu ini merupakan usaha untuk mengarahkan
sifat anak atau pemuda tersebut kearah kegiatan positif dan sebagai alat
proses pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka.
Sistem beregu harus dilaksanakan dalam gerakan pramuka dengan
tujuan agar peserta didik memperoleh kesempatan untuk belajar
memimpin dan belajar dipimpin, belajar berorganisasi, belajar memikul
tanggung jawab, belajar mengatur diri, belajar menyesuaikan dan
menempatkan diri, belajar bekerja dan bekerjasama serta belajar
kerukunan.27

d. Sistem Satuan Terpisah


Prinsip-prinsip satuan terpisah adalah memisahkan satuan-satuan untuk
anggota putra dan anggota putri. Pelaksanaan sistem satuan ini
disesuaikan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga gerakan
pramuka, yakni: satuan pramuka putri dibina oleh pembina putri, satuan
pramuka putra dibina oleh pembina putra, tidak dibenarkan jika satuan
pramuka putri dibina oleh pembina putra, dan begitu pula sebaliknya,
kecuali perindukan siaga putra dapat dibina oleh pembina putri.28

27
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 41
28
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka…., h. 41
24

Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan bagi anak remaja,


pemuda baik putra maupun putri, oleh karena itu semua kegiatan harus
dilaksanakan sesuai dengan jenis peserta didik. Dengan satuan terpisah
antara satuan putra dan satuan putri, maka proses pendidikan bagi
masing-masing jenis peserta didik menjadi lebih intensif dan efektif. Jika
kegiatan itu diselenggarakan dalam bentuk perkemahan maka harus
dijaga agar tempat perkemahan putra dan perkemahan putri terpisah dan
berjauhan letaknya.

e. Sistem Tanda Kecakapan


Tanda kecakapan merupakan tanda yang menunjukkan keterampilan
dan kecakapan tertentu yang dimiliki seorang peserta didik anggota
Gerakan Pramuka. Dalam Gerakan Pramuka keinginan atau kesukaan
yang wajar itu dimanfaatkan untuk mendorong peserta didik, supaya ia
berinisiatif mengembangkan dirinya dalam berbagai macam kecakapan
dan kepandaian baik dibidang teknis maupun mental spiritual.
Setiap pramuka harus berusaha untuk memperoleh kecakapan yang
berguna bagi kehidupannya dan bagi kebaktiannya kepada masyarakat.
Tanda kecakapan adalah alat untuk mendorong dan merangsang para
pramuka supaya berusaha memperoleh kecakapan itu.
Tanda-tanda kecakapan diberikan kepada peserta didik setelah yang
bersangkutan melakukan suatu usaha untuk memperoleh tanda kecakapan
itu. Usaha tersebut harus timbul dari swakarsa peserta didik itu sendiri,
tidak diatur oleh pembina pramuka. Tanda kecakapan yang dimiliki
peserta didik karena suatu kecakapan sesuai dengan situasi dan kondisi
peserta didik yang bersangkutan haruslah terjamin bahwa kecakapan itu
cukup dapat dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu perlu adanya
proses penilaian dalam bentuk ujian, namun demikian harus diperhatikan
25

bahwa ujian itu sangat informal dan dirasakan menarik dan


menyenangkan bagi peserta didik.

f. Kegiatan Menarik Yang Mengandung Pendidikan


Setiap orang, baik muda ataupun tua suka dan tertarik akan kegiatan
yang menggembirakan dan mengasyikkan. Kegiatan itu dapat dalam
bentuk permainan, pekerjaan atau perlombaan.
Kegiatan yang menarik itu mempunyai tujuan yang bermacam-macam.
Ada yang dapat digunakan untuk mengisi waktu, untuk rekreasi, untuk
menyalurkan tekanan-tekanan jiwa, dan dapat juga digunakan untuk
melatih persiapan hidup seperti berkemah.29
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa pelajaran atau pendidikan
akan lebih berhasil dan cepat dimasukkan dalam diri anak didik jika
diselenggrakan dalam bentuk permainan. Oleh karena itu permainan-
permainan yang diberikan harus mengandung pendidikan yang mudah
dipahami dan mudah meresap dalam jiwa anak didik.

g. Penyesuaian Dengan Perkembangan Rohani dan Jasmani


Kegiatan yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka disesuaikan
dengan usia dan perkembangan jasmani peserta didik, karena tiap orang
tentu berbeda-beda dengan yang lain. Perbedaan itu dapat dalam hal
berpikir, tingkah laku, bentuk tubuh dan sebagainya.
Dalam usaha pendidikannya, Gerakan Pramuka menggunakan prinsip
penyesuaian dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik. Hal
ini dimaksudkan agar pendidikan kepramukaan dapat diterima dengan
mudah dan pasti oleh peserta didik.
Penyesuaian ini dilakukan dengan menyesuaikan umur peserta didik.
Dalam Gerakan Pramuka peserta didik digolongkan ke dalam empat

29
D. Boenakin, Kepramukaan, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981), h. 39
26

golongan, yaitu: golongan siaga, golongan penggalang, golongan penegak


dan golongan pandega.

h. Keprasahajaan Hidup
Dengan adanya prinsip keprasahajaan hidup, maka para pemuda harus
dididik untuk sederhana baik dalam hal kesederhanaan sikap maupun
kesederhanaan hidup. Hal ini dimaksudkan agar mereka sanggup dan
mampu menghadapi segala macam keadaan hidup.
Kesederhanaan hidup atau hidup sederhana ini dilaksanakan berdasar
metodik pendidikan kepramukaan, yaitu cara-cara hidup yang
berunsurkan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungannya, tidak
boros, tidak berlebih-lebihan serta tinggi rasa kesetiaan.30 Keprasahajaan
hidup atau kesederhanaan hidup ini harus dititik beratkan kepada moral,
akhlak atau sikap mental seseorang.

i. Swadaya
Gerakan Pramuka menyelenggrakan pendidikan kepramukaan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan rasa percaya diri
sendiri, rasa berkewajiban, rasa tanggung jawab dan rasa disiplin. Rasa
percaya pada diri sendiri itu berkembang kalau praamuka itu bisa dan
berhasil melaksanakan berbagai kegiatan dengan berdiri di atas kaki
sendiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Prinsip swadaya
yang diterapkan dalam berbagai kegiatan baik perorangan maupun
kelompok merupakan cara membina dan mengembangkan rasa percaya
diri sendiri.
Pendidikan kepramukaan anak atau pemuda adalah untuk menyiapkan
mereka hidup dalam dunia yang penuh tantangan dan memerlukan
keuletan serta ketabahan mental dan fisik. Dengan adanya prinsip

30
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 76
27

swadaya ini diharapkan setiap anggota pramuka agar tidak hidup


menggantungkan diri pada orang lain yang dengan sendirinya akan
tumbuh rasa kepercayaan pada diri sendiri.31

B. Prestasi Belajar
1. Hakikat Prestasi Belajar
Proses belajar mengajar pada dasarnya diarahkan agar terjadinya perubahan
pada siswa, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun dalam
sikapnya. Indikator dari perubahan tersebut biasanya akan tampak atau bisa
dilihat dari prestasi belajarnya.
Istilah prestasi belajar sering kali digunakan dalam pendidikan untuk
mengungkapkan kondisi hasil belajar peserta didik yang telah melalui proses
pembelajaran dalam suatu masa tertentu. Berikut ini akan dijelaskan makna dari
prestasi belajar.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata prestasi diartikan dengan “hasil
yang telah dicapai dari yang dilakukan, dikerjakan dan sebagainya”. Sedangkan
dalam kamus populer, prestasi diartikan dengan yang telah diciptakan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan keuletan bekerja.32
Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengertian
dari pada prestasi adalah suatu hasil yang dicapai dari adanya suatu usaha yang
telah dilakukan oleh seseorang, baik itu dalam bekerja atau juga bisa dikatakan
hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dari keuletan bekerja. Adapun
kaitannya dengan prestasi belajar, beberapa ahli mendefenisikan tentang
prestasi belajar sebagai berikut:
Menurut W.S. Winkel, “Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha
belajar yang dapat dicapai oleh individu yang belajar.”33

31
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat
Dasar...., h. 80
32
S.F. Hebey, Kamus Populer, (Jakarta: Nurani, 1983), cet. ke-3, h. 296
33
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1991), h. 302-303
28

Menurut Nana Sudjana, “prestasi belajar atau hasil belajar adalah


kemampua-kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima pendalaman
belajar.”34
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa
pengertian prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru.
Dari beberapa pengertian tentang prestasi belajar di atas, penulis
menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh
siswa yang belajar sebagai bukti dari keberhasilan usaha belajar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Belajar merupakan suatu proses yang komplek atau bisa juga dikatakan unik.
Artinya bahwa peserta didik memiliki cara tersendiri dengan orang lain dalam
masalah belajar. Belajar juga bisa dikatakan sebagai suatu proses yang aktif
yang memerlukan dorongan ataupun bimbingan oleh orang dewasa (pendidik)
kepada peserta didik agar tercapainya suatu tujuan yang dikehendaki oleh
peserta didik yakni prsetasi belajar.
Sebagaimana diketahui, bahwa prestasi belajar yang dicapai antar peserta
didik tidaklah sama hasilnya. Hal ini bisa dilihat dari cara masing-masing
peserta didik dalam hal belajar. Di samping itu, hal ini bisa disebabkan karena
prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Menurut Drs. Slameto, bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
belajar siswa itu dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Faktor Intern dan
Faktor Ekstern. Adapun yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor
yang berasal dari dalam diri individu yang belajar. sedangkan yang dimaksud

34
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1992), h.22
29

dengan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang
belajar.35 Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah :
a. Faktor Intern, yang terdiri dari:
1) Faktor Jasmaniah
Yang termasuk dari pada faktor Jasmaniah, adalah sebagai berikut:
a) Faktor Kesehatan
Aktivitas belajar seorang peserta didik akan terganggu jika kondisi
fisiknya kurang sehat. Dan pada nantinya akan berpengaruh pada
prestasi belajarnya. Untuk itu, agar seorang siswa dapat belajar dengan
baik, maka hendaklah ia bisa menjaga kondisi fisiknya itu tetap sehat
dan segar, sehingga ia bisa melaksanakan aktifitas belajarnya dengan
baik dan penuh konsentrasi.
b) Faktor Cacat Tubuh
Cacat tubuh ialah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai anggota tubuh pada seseorang.
Keadaan ini dapat mempengaruhi siswa dalam belajar, sehingga ia
tidak bisa maksimal dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Untuk
itu, agar siswa yang mengalami cacat tubuh ini tetap bisa
melaksanakan aktifitas belajar dengan baik, maka hendaklah ia belajar
pada lembaga-lembaga pendidikan khusus dan diberi alat bantu supaya
siswa tersebut dapat mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
2) Faktor Psikologis
Dalam faktor psikologis, tedapat 6 (enam) faktor yang tergolong dalam
kategori Psikologis :
a) Intelegensi

35
Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Penerbit Rineka Cipta,
1991), h. 54
30

Intelegensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada


kebutuhan baru dengan menggunakan alat berfikir yang sesuai
dengan tujuannya.36 Dalam Proses belajar mengajar, kecerdasan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar siswa.
Namun tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu dapat dijadikan
standar mutlak akan keberhasilan belajar siswa. Sebab siswa yang
mempunyai tingkat intelegensi yang rendahpun juga bisa
mendapatkan prestasi belajar yang baik, asalkan ia mau belajar
dengan sungguh-sungguh.
b) Perhatian
Perhatian yang utuh dari seorang siswa pada bahan pelajaran
yang dipelajari akan dapat membantu siswa memperoleh hasil
belajar yang baik, sebab jika bahan pelajaran tidak lagi menjadi
perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi
suka untuk belajar. Untuk itu, agar siswa dapat belajar dengan baik,
hendaklah diusahakan bahan pelajaran yang diberikan dapat
menarik perhatian siswa, yaitu dengan cara menyesuaikan bahan
pelajaran dengan kebutuhan siswa.
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan. Menurut Wayan Nurkancana
dan PPN. Sumartono, dijelaskan bahwa : Minat yang timbul dari
kebutuhan anak-anak akan merupakan factor pendorong bagi anak
dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat diketahui bahwa minat
adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab minat merupakan
sumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari

36
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 52
31

luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik


minatnya.37
Kegiatan yang diminati seseorang akan selalu diperhatikan
secara terus menerus dengan disertai rasa senang. Bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak bisa belajar dengan baik, karena pelajaran tersebut tidak
ada daya tarik baginya. Dan untuk mengatasinya, bisa dengan cara
memberikan materi pelajaran yang menarik dan berguna bagi siswa
yang ada kaitannya dengan kebutuhannya.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini akan
baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih. Menurut Crow and Crow dalam bukunya “General
Psychology”, yang disitir oleh Wayan Nurkancana dan PPN.
Sumartana, dinyatakan bahwa, bakat atau atitude adalah suatu
kualitas yang nampak pada tingkah laku manusia pada suatu
lapangan keahlian tertentu seperti musik, seni mengarang,
kecakapan dalam matematika, keahlian dalam bidang mesin dan
keahlian-keahlian lainnya.38
Dari pengertian ini, jelaslah bahwa bakat itu mempengaruhi
belajar siswa. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai
dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik, karena ia
senang belajar dan selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya
itu.
e) Motivasi

37
Wayan Nurkancana, dan PPN. Sumartono, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya, Penerbit Usaha
Nasional, 1986), h. 230
38
Wayan Nurkancana, dan PPN. Sumartono, Evaluasi Pendidikan…., h. 205
32

Menurut Frederick J. Mc. Donald, yang disitir oleh Wasty


Soemanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan, dinyatakan bahwa
Motivasi adalah sutau perubahan tenaga di dalam diri atau pribadi
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
dalam usaha mencapai tujuan.39
Motivasi ini erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan
dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan perlu berbuat. Sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motivasi itu sendiri sebagai
daya penggerak atau pendorongnya. Motivasi bisa diberikan atau
ditanamkan pada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan
yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya.
f) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang,
dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Tanpa adanya kematangan, belum tentu anak dapat
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara terus
menerus, tetapi masih diperlukan latihan-latihan belajar, agar ia bisa
berhasil jika sudah siap nanti. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan oleh Drs. Tadjab dalam bukunya Pengantar Psikologi
Pendidikan, yang dijelaskan bahwa: Tidak ada gunanya memaksa
seseorang anak atau siswa untuk melakukan usaha belajar. Akan
tetapi anak atau siswa yang bersangkutan itu belum matang untuk
melakukan usaha.40
3) Faktor Kelelahan

39
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan…., h. 194
40
Tadjab, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Malang: Biro Ilmiah Fak.Tar.IAIN S.A., 1980), h.
19
33

Kelelahan manusia dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu


kelelahan Jasmani dan kelelahan Rohani. Dan uraian tentang kedua
kelelahan tersebut adalah sebagaimana berikut :
a) Kelelahan Jasmani
Kelelahan ini disebabkan oleh kekacauan substansi sisa
pembakaran didalam tubuh, sehingga darah yang mengalir kurang
lancar pada bagian-bagian tubuh tertentu. Kelelahan jasmani dapat
terlihat dengan lemasnya tubuh dan timbul kecenderungan untuk
membaringkan tubuh atau istirahat.
b) Kelelahan Rohani
Kelelahan ini terjadi karena terus menerus memikirkan masalah
yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi masalah yang
selalu sama tanpa ada variasi, mengerjakan sesutau karena terpaksa
dan tidak sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Kelelahan ini terlihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga dorongan untuk melakukan sesuatu hilang.
Jadi, agar siswa dapat belajar dengan baik, maka ia harus
menghindari jangan sampai mengalami kelelahan dalam belajarnya.
Tapi, kalau sampai terjadi, maka ia harus segera menghilangkan
kelelahannya itu dengan cara istirahat, mengusahakan variasi dalam
belajarnya, menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan
peredaran darah, rekreasi, olahraga secara teratur, mengimbangi
makan dengan makanan yang memenuhi syarat kesehatan, dan jika
merasa kelelahan yang sangat serius, segera menghubungi
seseorang ahli, seperti dokter, psikiater, konselor dan lain
sebagainya.

b. Faktor Ekstern, yang terdiri dari :


1) Faktor Keluarga
34

Keluarga merupakan masyarakat dalam bentuk kecil yang terdiri dari


bapak, ibu dan anak. Seiring dengan pertumbuhannya, maka anak akan
menerima pengaruh dari keluarganya, baik itu positif maupun negatif.
Menurut Dewa Ketut Sukardi, dijelaskan bahwa: Faktor lingkungan
keluarga meliputi faktor orang tua, suasana rumah dan keadaan sosial
ekonomi keluarga.41
Pengaruh keluarga bagi siswa yang belajar bisa berupa :
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap
belajar anak. Hal ini ditegaskan oleh Drs. Slameto yang mengutip
pernyataan Drs. Sutjipto Wirowidjojo yang menyatakan bahwa
“Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”.42
Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya
dapat menyebabkan kurang berhasilnya anak dalam belajar. Untuk
itu, yang perlu diperhatikan, terutama oleh kedua orang tua adalah
bagaimana menciptakan situasi dan kondisi belajar yang baik.
b) Hubungan antar anggota keluarga
Serasi tidaknya hubungan antar anggota keluarga akan
berpengaruh pada aktifitas belajar anak. Hubungan yang baik akan
berpengaruh pada diri anak, tidak hanya sukses dalam belajar, tetapi
juga berpengaruh dalam perkembangan jiwanya. Sebaliknya,
hubungan yang tidak baik akan menyebabkan perkembangan anak
terhambat dan belajarnya pun terganggu, bahkan dapat
menyebabkan juga masalah-masalah psikologis yang lain.
c) Suasana Rumah

41
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Penerbit PT. Bina Aksara, 1988), h.
59
42
Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya…., h. 62
35

Suasana yang terjadi dalam keluarga akan berpengaruh terhadap


prestasi belajar anak. Suasana rumah yang gaduh dan semrawut
tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Situasi
rumah yang ribut dan sering terjadi cekcok atau pertengkaran antar
anggota keluarga, akan menyebabkan anak menjadi bosan tinggal di
rumah dan lebih suka keluar rumah, sehingga akibatnya belajar
anak menjadi kacau. Sebaliknya, suasana rumah yang tentram dan
harmonis, selain anak menjadi kerasan tinggal di rumah, juga anak
dapat belajar dengan baik dan tenang.
d) Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan
pemenuhan kebutuhan keluarga. Keadaan ekonomi ini bukanlah
sesuatu yang mutlak dalam menentukan keberhasilan anak dalam
belajar, sebab banyak anak dari keluarga yang miskin justru lebih
berhasil dalam belajarnya ketimbang anak-anak dari keluarga yang
berada. Namun, semuanya itu tidak lepas dari masing-masing
individu dalam memanfaatkan ekonomi keluarga.
e) Pengertian Orang Tua
Di sini anak perlu mendapat dorongan dan pengertian dari orang
tua, agar bila anak sedang belajar tidak diganggu dengan tugas-
tugas di rumah, sehingga diharapkan anak lebih dapat
berkonsentrasi dalam belajarnya. Atau juga, bila memang tenaga si
anak sangat dibutuhkan dalam keluarga, maka ia bisa membuat
jadwal kegiatan guna mengatur mana waktu untuk belajar dan mana
waktu untuk membantu orang tua.

2) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, bisa
berupa:
36

a) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui
dalam proses belajar mengajar. Dalam menggunakan metode
mengajar, seorang guru harus dapat menyesuaikannya dengan
keadaan dan kondisi siswa yang diajar, agar proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang ada.
b) Hubungan Guru dan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dan siswa. Hubungan
yang baik antar keduanya akan membuat siswa menyukai gurunya
sekaligus mata pelajarannya, sehingga siswa akan berusaha untuk
belajar dengan sebaik-baiknya. Tapi, jika dalam interaksi antara
guru dan siswa kurang akrab, maka siswa akan merasa asing dan
segan dalam berpartisipasi secara aktif dalam belajar. Kiranya tepat
apa yang dikatakan Djumhur dan Drs. Moh. Surya dalam bukunya
Bimbingan Penyuluhan dalam Sekolah, bahwa : Guru merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil tidaknya
proses belajar. Oleh karena itu, guru harus menguasai prinsip-
prinsip belajar atau dengan kata lain guru harus mampu
menciptakan suatu situasi dan kondisi belajar yang sebaik-
baiknya.43
c) Alat Pengajaran
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar
penerimaan materi pelajaran yang diberikan guru kepada siswa. Jika
siswa mudah dan senangn dalam menerima materi pelajaran, maka
ia akan lebih giat dalam belajarnya. Mengusahakan alat bantu
pelajaran yang baik dan tepat itu perlu, agar guru bisa mengajar

43
Moh. Surya, dan I. Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance and
Counseling), (Bandung: Penerbit C.V. Ilmu, 1989), h. 14
37

dengan baik dan efisien, sehingga siswa bisa menerima pelajaran


dengan baik.

3) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap
belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa itu sendiri
yang hidup di tengah masyarakat. Faktor masyarakat yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa ini meliputi:
a) Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
Kegiatan siwa dalam masyarakat bisa menguntungkan bagi
perkembangan pribadinya, tetapi juga dapat merugikan, yaitu
mengganggu belajarnya. Kegiatan siswa dalam masyarakat
dikatakan menguntungkan bila siswa dapat memilih kegiatan mana
yang mendukung belajarnya dan ia sendiri bijaksana dalam
mengatur waktunya. Tetapi jika siswa tersebut mengikuti kegiatan
masyarakat terlalu banyak, maka belajarnya bisa tergganggu, lebih-
lebih jika ia tidak bisa membagi waktunya untuk memilah mana
kegiatan yang menguntungkan dan mana yang tidak.
b) Media Massa
Media Massa yang ada dan beredar dalam masyarakat, seperti
bioskop, video, televisi, surat kabar, buku-buku dan lain
sebagainya, dapat memberikan pengaruh yang positif maupun
negatif terhadap prestasi belajar siswa. Namun, itu semua
tergantung dari siswa itu sendiri dalam memanfaatkan media massa.
Kalau ia bisa memanfaatkan dengan baik, maka ia akan
memperoleh keuntungan dari media massa tersebut, yaitu dengan
meningkatnya prestasi belajarnya. Tetapi, jika ia salah dalam
memanfaatkan media massa tersebut, maka ia akan mengalami
38

kerugian, yaitu menurunnya prestasi belajar dan menjadikan ia


malas belajar.
c) Teman Bergaul
Pergaulan sangat diperlukan dalam pembentukan kepribadian
dan watak seorang anak. Khususnya untuk orang tua, ia harus selalu
memperhatikan pergaulan anaknya dan memberi bimbingan agar
dalam memilih teman bergaul si anak memilih teman yang jujur,
tekun, betabi’at baik dan mudah untuk memahami masalah. Kiranya
tepat sekali apa yang dikatakan dalam syair yang disitir oleh Drs.
Ali As’ad dalam bukunya Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu
Pengetahuan, yang menyatakan bahwa : Jangan bertanya “Siapa
dia”, cukup kau tahu “oh itu temannya”. Karena siapa pun dia,
mesti berwatak seperti temannya. Bila kawannya durhaka,
singkirkanlah “dia” serta merta, bila bagus budinya, rangkullah
“dia”, berbahagia.44
Dalam syair di atas, dijelaskan bahwa apabila kita ingin
mengetahui seseorang, maka pertama kali lihatlah teman dekatnya.
Jika temannya durhaka, maka suruhlah ia menghindarinya. Akan
tetapi jika sebaliknya, teman dekatnya itu bagus budi pekertinya,
maka temanilah dia.
d) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat yang ada disekitar siswa, juga sangat
berpengaruh terhadap belajar siswa. Jika seorang siswa tinggal di
lingkungan masyarakat yang mempunyai kebiasaan tidak baik,
maka hal itu akan berpengaruh jelek kepada anak (peserta didik)
yang berada disitu, sehingga anak tertarik untuk ikut berbuat seperti
apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya, dan

44
Aliy As’ad, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan, (Kudus: Penerbit Menara Kudus,
1978), h.20
39

konsentrasinya pada belajar menjadi kurang. Dan sebaliknya, jika


lingkungan masyarakat si anak adalah orang-orang yang terpelajar,
maka si anak tersebut akan terpengaruh dan berbuat seperti apa
yang dilakukan oleh orang-orang yang ada di lingkungannya,
sehingga ia terdorong semangatnya untuk belajar dengan giat.45

C. Kerangka Berpikir
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung dan membina
peserta didik agar menjadi manusia seutuhnya. Melalui pendidikan di sekolah,
siswa diharapkan mengalami perubahan-perubahan yang positif dalam tingkah
laku, dan sikap pada diri mereka. Selain bertujuan menciptakan manusia-manusia
berpendidikan dalam bidang teori dan praktek, pendidikan di sekolah juga
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, bermoral, dan peka terhadap lingkungannya, sehingga
menjadikan mereka manusia yang seutuhnya.
Untuk mengoptimalisasikan kegiatan belajar-mengajar, sekolah tidak hanya
bertumpu pada kegiatan kurikuler dan intrakurikuler, tetapi sekolah memfasilitasi
siswa-siswinya dengan kegiatan-kegiatan di luar kelas yang mengedepankan.
pengembangan-pengembangan kepribadian siswa yang matang, berkaitan dengan
aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, dan emosi dalam dirinya. Karena kegiatan
tersebut diselenggarakan di luar program kurikuler maka dinamakan
ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu kegiatan penunjang proses
pendidikan yang berada di luar kurikulum pelajaran sekolah. Dengan mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi yang
mereka miliki, baik dalam mengembangkan potensi dan bakat yang ada dalam diri
mereka, maupun yang berkaitan dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang

45
Slameto, Belajar Dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya…., h. 54-72
40

didapatkannya di dalam kelas, sehingga diharapkan dapat membantu siswa untuk


mencapai prestasi belajar yang maksimal.
Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di sekolah, banyaklah sekali
ragamnya dan salah satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Kegiatan
ekstrakurikuler pramuka dalam jalur pendidikan merupakan subsistem dari
Pendidikan Nasional yang ada di Indonesia. Di mana Kegiatan ekstrakurikuler
pramuka diharapkan dapat membantu dari pada terwujudnya tujuan pendidikan
nasional, yaitu sebagaimana yang termaktub dalam UU Sistem Pendidikan Nasinal
No.20 Tahun 2003 yang berbunyi :
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis
dan bertanggung jawab.46

Dengan demikian diduga terdapat hubungan (korelasi) antara peranan


pendidikan kepramukaan terhadap prestasi belajar siswa di MA Daarul ‘Uluum
Lido Bogor.

D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.47
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai
berikut : Ha : Ada hubungan antara peranan pendidikan kepramukaan dengan
prestasi belajar siswa di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor.

46
UU Sisdiknas, Undang-undang No.20 tahun 2003,…. h. 6
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), Ed. Revisi Cet. XIII, h. 65.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Sekolah yang dijadikan tempat untuk melakukan kegiatan penelitian adalah
MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor. Penulis memilih sekolah tersebut dengan
pertimbangan:
1. Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam
observasi.
2. Penulis dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pramuka di
sekolah tersbut.

B. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti maka metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu untuk
memberikan gambaran tentang peranan pendidikan kepramukaan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor.
Sedangkan penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi
adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan meneliti secara langsung objek penelitian yang ditentukan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1) Populasi

41
42

Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan objek


penelitian.1 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Siswa kelas XI
MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor. Adapun siswanya terbagi dalam 4
rombongan belajar, yang keseluruhannya berjumlah 137 siswa.

2) Sampel
Menurut Sukardi, sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang
dipilih untuk sumber data.2 Dalam penelitian ini yang menjadi sampel
yaitu sebanyak 40 siswa. Adapun teknik yang digunakan adalah
Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan apabila
populasi yang menjadi anggota atau unsur terdiri atas tingkatan-tingkatan
atau strata. Jumlah sampel yang diambil harus mewakili seluruh strata
secara proporsional.3 Yang menjadi sampel disini adalah kelas XI yang
berjumlah 40 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data skripsi ini menggunakan metode penelitian berikut:
1. Penelitian pustaka (library research), yaitu menelaah buku-buku yang
relevan dengan pembahasan untuk memperoleh informasi dan data
mengenai peranan pendidikan kepramukaan dan pestasi belajar siswa.
2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di
MA Daarul ‘Uluum Lido, dengan teknik sebagai berikut:
a) Observasi
Penulis melakukan penelitian ke lokasi penelitian untuk melakukan
pengamatan secara langsung terhadap subjek (pembina dan peserta
didik) yang sedang dalam melakukan kegiatan ekstrakulikuler
pramuka.
b) Wawancara

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), Cet. 1, h. 115.
2
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya(Jakarta: PT
BumiAksara, 2003), Cet.-I, h. 54.
3
Consuelo G. Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian. Penerjemah AlimuddinTuwu
(Jakarta: UI-Press, 1993), h. 166
43

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan pewawancara


untuk memperoleh informasi atau data dari terwawancara.4
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pembina
pramuka di sekolah tersebut untuk memperoleh informasi tentang
intensitas siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka.
c) Angket
Menurut Suharsimi Arikunto angket atau kuesioner adalah daftar
pertanyaan untuk mendapat keterangan dari sampel dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal yang diketahui. Dengan menggunakan
angket ini penulis ingin mendapatkan data yang objektif dari
responden melalui sejumlah pertanyaan yang telah diberikan alternatif
jawabannya.

Tabel 1
Kisi-kisi angket
Peranan Pendidikan Kepramukaan Dalam Meningkatkan Prestasi
Belajar Siswa

No Variabel Indikator Item


1 Peranan Pendidikan  Siswa 1, 28
Kepramukaa berkepribadian,
berwatak dan berbudi
luhur
 Siswa menunjukan 16
tanda keimanan dan
ketakwaan terhadap
Tuhan Yang Maha
Esa
 Siswa Kuat Mental, 2, 4, 30
tinggi moral, tinggi
kecerdasan dan mutu

4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek …., h. 128
44

keterampilan
 Siswa mampu
meningkatkan 13, 14
kedisiplinan dalam
belajar
 Siswa dapat
mengamalkan nilai- 9, 11, 15, 23, 24
nilai kepramukaan
 Mampu membina 17, 18
dan mengisi
kemerdekaan

2 Prestasi Belajar Siswa  Dukungan orang tua 6, 7, 8, 10, 20, 21,


terhadap siswa dalam 27, 12, 29, 22
kegiatan pramuka
 Nilai mata pelajaran 3, 5, 19, 25, 26
meningkat setelah
mengikuti kegiatan
pramuka

d) Dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau data-data berupa catatan,
transkip, agenda dan sebagainya. Teknik ini penulis pergunakan untuk
memperoleh data-data guru, pegawai dan siswa MA Daarul ‘Uluum
Lido Bogor, yang berhubungan dengan penelitian ini.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, penulis menempuh beberapa cara sebagai
berikut:
a) Editing
45

Editing atau Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang


telah diserahkan responden, setelah angket diisi oleh responden dan
diserahkan kepada penulis, lalu penulis memeriksa satu persatu angket
tersebut.
Tujuan dari editing adalah untuk mengurangi kesalahan atau
kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.
b) Tabulating
Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban
yang terdapat di dalam angket dan telah dikelompokan kedalam
bentuk tabel frekuensi yang tujuannya memudahkan penulis dalam
mengolah data yang telah diedit. Tujuan dari tabulasi untuk
mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis
kemukakan.5 Untuk itu dibuatlah tebel yang mempunyai kolom setiap
bagian angket sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain.

2. Teknik Analisis Data


a. Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis
menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

P= x 100%

Keterangan:
P = Angka prosentase untuk setiap jawaban
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap (konstanta)

Sebelum membuat tabel frekuensi, maka terlebih dahulu nilai pada


tiap-tiap alternatif jawaban angket yang dipilih responden, penulis
memberikan skor setiap pilihan sebagai berikut:

5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Penelitian, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), cet.
VII, h. 178.
46

Apabila pernyataan dalam angket bersifat positif, maka skornya


sebagai berikut:
a. Pilihan Sangat Setuju dengan skor = 4
b. Pilihan Setuju dengan skor = 3
c. Pilihan Tidak Setuju dengan skor = 2
d. Pilihan Sangat Tidak Setuju dengan skor = 1
Sedangkan untuk pernyataan dalam angket bersifat negatif, maka
skornya adalah kebalikan dari skor yang positif yaitu:
a. Pilihan Sangat Setuju dengan skor = 1
b. Pilihan Setuju dengan skor = 2
c. Pilihan Tidak Setuju dengan skor = 3
d. Pilihan Sangat Tidak Setuju dengan skor = 4
Sedangkan jumlah pertanyaan dalam bentuk angket adalah 30
pertanyaan, dengan skor tertinggi adalah 120 dan skor terendah adalah
30. Lalu data yang diperoleh dari hasil wawancara, angket dianalisa
dengan deskriptif analisis yaitu menggambarkan apa adanya, kemudian
dianalisis dengan membuat tabel frekuensi dan dilengkapi dengan
prosentase.
Setelah didapatkan hasil prosentase dari angket yang disebarkan
kepada responden, maka untuk menentukan kategori penelitian dari hasil
penelitian tersebut peneliti merumuskan sebagai berikut:
Tabel 2
Kriteria Perhitungan
No Prosentase Penafsiran
1 100% Seluruhnya
2 90% - 99% Hampir seluruhnya
3 60% - 89 % Sebagian besar
4 51% - 59% Lebih dari setengahnya
5 50% Setengahnya
6 40% - 49% Hampir setengahnya
7 20% - 39% Sebagian kecil
8 10% - 19% Sedikit
47

9 1% - 9% Sedikit sekali
10 0% Tidak ada sama sekali

b. Mencari angka korelasi


Dalam menguji peranan pendidikan kepramukaan dengan prestasi
belajar siswa, digunakan statistik “r” korelasi product momen. Berikut
rumus yang akan digunakan :

rxy= N∑ XY – (∑X)(∑Y)
√ (N∑X² - (∑X)²) (N∑Y² - (∑Y)²)

Keterangan:

rxy : angka indeks “r” product moment (antara variabel X dan Y)

N : Jumlah responden

∑XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

∑X : Jumlah seluruh skor X

∑Y : Jumlah seluruh skor Y

Setelah diperoleh “r”, kemudian diinterprestasikan dengan dua cara,


yaitu :
1) Interpetasi sederhana dengan cara mencocokan hasil perhitungan dengan
angka indeks korelasi “r” product moment seperti tabel dibawah ini:
Tabel 3
Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment6
Besarnya “r” product moment Interpetasi
(rxy)

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y


terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu

6
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Penelitian…., h. 193
48

diabaikan (dianggap tidak ada


korelasi antara variabel X dan
variabel Y)
0,20 – 0,40
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang lemah atau
rendah
0,40 – 0,70
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau
cukup
0,70 – 0,90
Antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau
tinggi

Antara variabel X dan variabel Y


0,90 – 1,00
terdapat korelasi yang sangat kuat
atau sangat tinggi

2) Interpetasi nilai “r” dengan rumus :


Df = N – nr
Keterangan:
Df = Derajat bebas
N = Banyaknya responden yang diteliti
Nr = benyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah itu hasilnya dicocokkan dengan tabel koefisiensi korelasi
“r” product moment dari pearson untuk berbagai df, baik pada taraf
signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5%.
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel x terhadap variabel y, dipergunakan rumus sebagai
berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap
49

variabel y)
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor


1. Sejarah Berdirinya MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
Madrasah Aliyah Daarul ‘Uluum Llido, didirikan oleh (alm) Drs. KH.
Ahmad Dimyati, pada 24 Juni 1996 M/7 Rabiul Awwal 1417 H yang berada
di bawah naungan Yayasan Salsabila. Sekolah ini didirikan sebagai suatu
wujud turut serta dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam
meningkatkan mutu pendidikan, baik dibidang IPTEK maupun IMTAQ,
serta membekali siswa dengan keterampilan melalui penyaluran minat dan
pengembangan bakat, sebagai bekal masa depan siswa. Untuk itu, sejalan
dengan penerapan Kurikulum Terpadu Satuan Pendidikan (KTSP), Yayasan
Salsabila Madrasah Aliyah Daarul “Uluum Lido telah menyediakan serana
dan prasarana untuk menyelenggarakan pendidikan yang senantiasa
membina prestasi siswa dan syarat dengan aktivitas. 1

2. Visi dan Misi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor


Untuk mencapai tujuan didirikannya MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor,
maka sekolah tersebut memiliki Visi dan Misi. Visi MA Daarul ‘Uluum
Lido adalah Membangun pribadi unggul Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan mampu
hidup mandiri. Dan untuk mewujudkan visi tersebut maka MA Daarul
‘Uluum Lido memiliki misi sebagai berikut:

1
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor

50
51

a. Mendidik pribadi muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, dan


berwawasan keilmuan, berbadan sehat, mandiri, aktif, kreatif dan
inovatif.
b. Membentuk pribadi unggul dan terampil serta cakap berbahasa Arab
dan Inggris baik secara lisan maupun tulisan.
c. Menyelenggarakan pendidikan berbasis kompetensi.
d. Membangun mental pendidik dan entrepreneurship2

Untuk mewujudkan misi tersebut MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor telah


mempersiapkan tenaga pengajar sebanyak 40 orang. Dengan mayoritas latar
belakang pendidikan S1 dan S2 baik dari dalam maupun luar negeri, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4
Keadaan Guru MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor Tahun 2010-20113

No. Nama Guru Lulusan/Jurusan Jabatan/Bidang Studi

1. Deden Friatna, M.Pd.I S2 Kepala Sekolah


2. Drs. Ahmad Yani, M.Pd.I S2 Tarbiyah Wa Ta’lim
3. Yazid M. Saqof, S.Th.I, Lc S1 Tafsir / Hadits
4. Drs. Syarif Hidayat S1 Sosiologi / PKN
5. Drs. M. Hasbi Rajab S1 Nahwu
6. Kasman Kurip, S.Pd.I S1 Ekonomi
7. H. Badru Kamal, Lc S1 Ushul Fiqh
8. Mustholah Maufur, MA S2 English
9. H. Yalet Nurjalaludin, S.Ag S1 Faro’id
10. Azhari Muchtar, S.Ag S1 Mustholahul Hadits
11. Kakan Sukandi, S.Ag S1 Ushul Fiqh
12. H. Muhammad Atmaja, Lc S1 ‘Uluumul Qur’an /
Tafsir

2
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
3
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
52

13. Asmawi, S.Pd.I S1 English


14. Ujang Musa Tauhid, S.Ag S1 Balaghoh
15. Yayat Hidayatullah, S.Ag S1 Mahfudzat / Jurumiyah
16. Abdul Syakur, S.Pd.I S1 English / Muthola’ah
17. Muhammad Syuhud, S.Pd.I S1 English
18. R. Lu’lu’ul awwabin, S.P S1 Fisika / Kimia
19. Yusup ST, S.Ag S1 Fiqh
20. Titih Nurlatifah, S.Ag S1 Sejarah
21. Iim Rohmawati, S.E S1 Ekonomi / Matematika
22. Imas Mustika, S.Pd S1 B.Indonesia
23. Ratih, S.Ag S1 Sosiologi / Geografi
24. Ahmad Yunani, S.Pd.I S1 PKN
25. Asep Rahman, S.Pd.I S1 TIK
26. H. Tatu Mubayyinah, S.Ag S1 B.Indonesia
27 Andi Sopyan, S.Pd.I S1 Tafsir / TIK
28 Ahmad Ade Mubarok, MA S2 Balaghoh / Nahwu
29 Ahmad Rifai, S.Pd.I S1 Imriti
30 Uun Unariyah, S.Pd.I S1 B. Indonesia
31 Widiastuti, Amd D3 Biologi
32 Hasanah, S.Ag S1 Muthola’ah
33 Hj Siti Maryam, M.Pd.I S2 Fathul Mu’in / Tarbiyah
34 Hindun S1 Matematika / Biologi
35 Affan Afifi, S.pd.I S1 Fathul Qorib

3. Keadaan Karyawan dan Siswa MA Daarul ‘Uluum Lido


Lancarnya kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak terlepas dari peran
karyawan yang membantu terlaksananya kegiatan tersebut. Yang dimaksud
dengan karyawan di MA Daarul ‘Uluum Llido Bogor adalah orang-orang
yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membantu terlaksananya
pendidikan di sekolah dengan baik, di antaranya staf tata usaha, staf
53

kebersihan, dan satpam. Selanjutnya untuk mengetahui keadaan karyawan


dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 5
Keadaan karyawan MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor Tahun 2010-2011 4
No. Nama Jabatan/Lulusan L/P
1. Wawan Irawan Staff MA Daarul ‘Uluum Lido L
2. Asep Noval TU MA Daarul ‘Uluum Lido L
3. Ahmad Royani Satpam/STM L
4. Johan Satpam/SMA L
5. Rosyid Petugas Kebersihan L
6. Syamsu Petugas Kebersihan L

Tabel 6
Keadaan Siswa MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor Tahun 2010-20115
No. Kelas L P Jumlah
1. Kelas X 64 80 144
2. Kelas XI 73 64 137
3. Kelas XII 82 44 126
Jumlah 219 188 407

4. Keadaan Sarana dan Prasarana MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor


MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor didirikan sebagai suatu wujud turut serta
dalam pembangunan generasi muda dan kepedulian dalam meningkatkan
mutu pendidikan baik dibidang IPTEK maupun IMTAQ. Untuk mencapai
tujuan tersebut sekolah ini telah menyediakan sarana dan fasilitas yang
memadai. Adapun sarana dan prasarana yang disediakan antara lain dapat
dilihat pada table dibawah ini:

4
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
5
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
54

Tabel 7
Sarana dan prasarana MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor Tahun 2010-20116
Kondisi (Unit)
No. Sarana Rusak Rusak
Baik *) Jumlah
Ringan *) Berat *)
1 Ruang Kelas Belajar 5 5 10 *)
2 Ruang Kepala Sekolah 1 1
3 Ruang Guru 1 1
4 Lab. Komputer 1 1
5 TV 1 1
6 Radio 1 1
7 VCD/DVD 1 1
8 Komputer 1 1
9 Printer 1 1
10 Faksimil 1 1
11 Kursi dan Meja Siswa 407 407
12 Kursi dan Meja Guru 20 6 26
13 Ruang Keterampilan 1 1
14 Perpustakaan 1 1
15 Lapangan Futsal 1 1
16 Lapangan Basket 1 1
17 Masjid Jami’ 1 1
18 Mushola 1 1
19 Sanggar Bakti Pramuka 2 - - 2
20 Kantor Hisada 2 - - 2

Berdasarkan tabel di atas maka sarana dan prasarana di MA Daarul


‘Uluum Lido Bogor bisa dikatakan cukup memadai dan berkondisi baik
untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

6
Sumber: Dokumentasi MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor
55

B. Deskripsi Data
Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penyusunan ini adalah dengan angket dan
wawancara, yaitu untuk memperoleh data informasi tentang peranan
pendidikan kepramukaan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di MA
Daarul ‘Uluum Lido Bogor.
Angket yang disusun berdasarkan pokok penelitian yang diteliti, angket
yang dibuat terdiri dari 30 pernyataan, 15 item pernyataan mengenai peranan
pendidikan kepramukaan dan 15 item pernyataan mengenai prestasi belajar
siswa.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan pembina pramuka MA Daarul
‘Uluum Lido Bogor, sekaligus guru disekolah tersebut sehingga dapat
memungkinkan peneliti dapat mendapat informasi yang dibutuhkan.
Setelah didapat hasil persentase dari angket yang disebarkan kepada 40
siswa yang menjadi responden, dan hasil wawancara dengan guru di MA
Daarul ‘Uluum Lido Bogor sekaligus sebagai pembina pramuka, kemudian
data yang telah diolah dinyatakan dengan persen, kemudian dianalisis dan
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 8
Pendidikan Kepramukaan Wadah Pembentukan Kepribadian

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 13 32,5%


Setuju 23 57,5 %
Tidak Setuju 4 10 %
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang sangat setuju bahwa
pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan kepribadian sebesar
32,5% dan yang menjawab setuju bahwa pendidikan kepramukaan merupakan
56

wadah pembentukan kepribadian sebesar 57,5%, dan yang menjawab tidak


setuju bahwa pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan
kepribadian sebesar 10%, sangat tidak setuju bahwa pendidikan kepramukaan
merupakan wadah pembentukan kepribadian sebesar 0%.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa mersakan bahw
pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan kepribadian, ini
menjadi perhatian guru untuk meningkatkan minat siwa di dalam kegiatan
ekstra kurikuler pramuka.
Tabel 9
Kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan keterampilan siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 20 50%


Setuju 17 42,5%
Tidak Setuju 3 7,5%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang sangat setuju bahwa
kegiatan pramuka dapat meningkatkan keterampilan siswa sebesar 50%, yang
setuju sebesar 42,5%, dan yang menjawab tidak setuju bahwa kegiatan
pramuka dapat meningkatkan keterampilan siswa sebesar 7,5%, sedangkan
yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 0%.
Hal ini menunjukan bahwa setengahnya sangat setuju bahwa kegiatan
pramuka dapat meningkatkan keterampilan siswa.

Tabel 10
Pendidikan kepramukaan dapat membantu dalam meningkatkan
pestasi belajar siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase


57

Sangat Setuju 3 7,5%


Setuju 25 62,5%
Tidak Setuju 12 30%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa sangat setuju bahwa kegiatan
pendidikan kepramukaan dapat membantu siswa dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa sebesar 7,5%, adapun yang menjawab setuju sebesar 62,5%, dan
yang menjawab tidak setuju sebesar 30%, kemudian yang menjawab sangat
tidak setuju bahwa pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa sebesar 0%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa
berpendapat setuju bahwa pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.

Tabel 11
Kegiatan ekskul pramuka merupakan kegiatan yang menarik dan
mengandung nilai pendidikan

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 15 37,5


Setuju 22 55%
Tidak Setuju 2 5%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwa kegiatan
pramuka merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung nilai pendidikan
sebesar 37,5%, adapun yang menjawab setuju sebesar 55%, dan yang
menjawab tidak setuju sebesar 5%, sedangkan yang menjawab sangat tidak
setuju sebesar 2,5%.
58

Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya bahwa siswa setuju
dengan pernyataan bahwa kegiatan pramuka merupakan kegiatan yang menarik
yang mengandung nilai pendidikan.
Tabel 12
Ekskul pramuka mengganggu aktivitas belajar siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju - -
Setuju 5 12,5%
Tidak Setuju 29 72,5%
Sangat Tidak Setuju 6 15%

N 40 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa sangat tidak setuju bahwasanya
ekskul pramuka dapat menggangu aktivitas belajar siswa sebesar 15%, dan
tidak setuju sebesar 72,5%, setuju 12,5% dan yang sangat setuju sebesar 0%.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwa ekskul
pramuka dapat mengganggu aktivitas belajar siswa. Dan ini sangat baik karena
antusias siswa terhadap ekskul pramuka begitu besar.

Tabel 13
Kegiatan pramuka diwajibkan dari pihak sekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 6 15%


Setuju 23 57,5%
Tidak Setuju 7 17,5%
Sangat Tidak Setuju 4 10%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwasanya
kegiatan pramuka diwajibkan dari pihak sekolah sebesar 15%, adapaun yang
59

menjawab setuju sebesar 57,5%, tidak setuju sebesar 17,5%, sedangkan yang
menjawab sangat tidak setuju sebesar 10%. Hal ini menunjukan bahwa lebih
dari setengahnya siswa setuju bahwasanya kegiatan pramuka diwajibkan dari
pihak sekolah.

Tabel 14
Mengikuti kegiatan ekskul pramuka atas kemauan siswa sendiri

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 2 5%
Setuju 28 70%
Tidak Setuju 5 12,5%
Sangat Tidak Setuju 5 12,5%
N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang sangat setuju bahwa siswa
mengikuti kegiatan ekskul pramuka atas kemauannya sendiri sebesar 5%, yang
menjawab setuju sebesar 70%, tidak setuju 12,5% dan sangat tidak setuju
sebesar 12,5%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa setuju
bahwasanya mereka mengikuti ekskul pramuka atas inisiatif mereka sendiri
dan tanpa ada paksaan dari orang lain.
Tabel 15
Mengikuti kegiatan ekskul pramuka atas motivasi dari orang lain

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 1 2,5%


Setuju 8 20%
Tidak Setuju 29 72,5%
Sangat Tidak Setuju 2 5%

N 40 100%
60

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwasanya
mereka aktif dalam kegiatan ekskul pramuka atas dorongan atau motivasi dari
orang lain. Adapun yang menjawab setuju sebesar 20%, yang menjawab tidak
setuju bahwasanya mereka mengikuti kegiatan pramuka atas dorongan dari
orang lain sebesar 72,5% dan yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 5%.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa tidak setuju bahwasanya
mereka mengikuti ekskul pramuka atas dorongan dari orang lain.

Tabel 16
Tri Satya dan Dasa Darma mempengaruhi perilaku siswa dalam
kehidupan sehari-hari

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 12 30%


Setuju 20 50%
Tidak Setuju 7 17,5%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwa Tri Satya
dan Dasa Darma dapat mempengaruhi kehidupan siswa sehari-hari sebesar
30%, adapun yang setuju dengan hal tersebut sebesar 50%, ytidak setuju 17,5%
dan yang sangat tidak setuju sebesar 2,5%. Hal ini menunjukan bahwa
setengahnya dari seluruh siswa setuju bahwasanya Tri Satya dan Dasa Darma
dapat mempengaruhi mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 17
Mengikuti kegiatan pramuka dari tingkat ranting/kecamatan s/d
tingkat internasional

Pernyataan Frekuensi Persentase


61

Sangat Setuju 10 25%


Setuju 22 55%
Tidak Setuju 7 17,5%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwsanya mereka
mempunyai keinginan untuk mengikuti kegiatan atau event pramuka dari
tingkat ranting sampai dengan kegiatan pramuka internasional sebesar 25%,
dan yang setuju sebesar 55%, tidak setuju 17,5% dan yang sangat tidak setuju
sebesar 2,5%.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa setuju bahwasanya
mereka mempunyai keinginan untuk mengikuti kegiatan pramuka dari tingkat
ranting/kecamatan sampai dengan kegiatan pramuka internasional.

Tabel 18
Pendidikan kepramukaan meningkatkan sikap nasionalisme siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 15 37,5%


Setuju 25 62,5%
Tidak Setuju - -
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang berpendapat sangat setuju
bahwasanya pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan sikap nasionalisme
siswa sebesar 37,5%, dan yang berpendapat setuju dengan hal tersebut sebesar
62,5%, adapun yang bependapat tidak setuju dan sangat tidak setuju sebesar
0%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa merasakan dari pada
pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan sikap nasionalisme nmereka.
62

Tabel 19
Orang tua menganjurkan kepada anaknya untuk ikut aktif dalam
kegiatan pramuka

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 3 7,5%


Setuju 13 32,5%
Tidak Setuju 23 57,5%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwasanya orang
tua mereka menganjurkan mereka untuk ikut aktif dalam kegiatan pramuka
sebesar 7,5%, sebesar 32,5% siswa setuju dengan hal tersebut, adapun yang
berpendapat tidak setuju sebesar 57,5% dan yang sangat tidak setuju sebesar
2,5%. Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya orang tua siswa
menganjurkan mereka untuk ikut aktif dalam kegiatan pramuka.

Tabel 20
Kegiatan pramuka meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 4 10%


Setuju 25 62,5%
Tidak Setuju 10 25%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang sangat setuju bahwa
kegiatan pramuka dapat meningkatkan kedisiplinan mereka dalam belajar
sebesar 10%, siswa yang bependapat setuju sebesar 62,5%, adapun yang tidak
63

setuju sebesar 25% dan yang sangat tidak setuju sebesar 2,5%. Hal ini
menunjukan bahwa sebagin besar siswa setuju bahwasanya kegiatan pramuka
dapat meningkatkan kedisiplinan mereka dalam belajar.

Tabel 21
Kegiatan pramuka membebani siswa di sekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju - -
Setuju 7 17,5%
Tidak Setuju 22 55%
Sangat Tidak Setuju 11 27,5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tidak ada yang berpendapat sangat
setuju bahwa kegiatan pramuka membebani siswa di sekolah ditunjukan
dengan sebesar 0%, adapun yang menjawab setuju sebesar 17,5%, siswa yang
berpendapat tidak setuju sebesar 55% dan yang sanat tidak setuju sebesar
27,5%.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa berpendapat tidak
setuju bahwasanya kegiatan pramuka membebani mereka di sekolah.
Tabel 22
Masyarakat kurang merasakan manfaat dari kegiatan pramuka di
sekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 3 7,5%


Setuju 16 40%
Tidak Setuju 13 32,5%
Sangat Tidak Setuju 8 20%

N 40 100%
64

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat setuju bahwasanya
masyarakat kurang merasakan manfaat dari kegiatan pramuka di sekolah
sebesar 7,5%, adapun yang berpendapat setuju sebesar 40%, yang tidak setuju
sebesar 32,5% dan yang sangat tidak setuju sebesar 20%.
Hal ini menunjukan bahwa hampir setengahnya bahwasanya masyarakat
masih kurang merasakan manfaat dari kegiatan pramuka di sekolah. Oleh
karena itu setidaknya dari pihak sekolah untuk lebih meningkatkan lagi
peranan dari pendidikan pramuka di sekolah agar masyarakat dapat merasakan
manfaat dari pada diselenggarakannya kegiatan pramuka di sekolah.

Tabel 23
Kegiatan pramuka dapat meningkatkan kualitas ibadah siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 3 7,5%


Setuju 22 55%
Tidak Setuju 13 32,5%
Sangat Tidak Setuju 2 5%

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengahnya (55%) siswa
setuju bahwasanya kegiatan pramuka dapat meningkatkan kulaitas ibadah
siswa. Adapun yang berpendapat sangat setuju sebesar 7,5%, tidak setuju
32,5% dan yang sangat tidak setuju sebesar 5%.

Tabel 24
Kegiatan pramuka membentuk jiwa patriotisme siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase


65

Sangat Setuju 10 25%


Setuju 23 57,5%
Tidak Setuju 7 17,5%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Ketika ditanya apakah kegiatan pramuka dapat membentuk jiwa patriot


siswa, 57,5% menjawab setuju, 25% menjawab sangat setuju, 17,5% menjawab
tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa setuju bahwasanya
kegiatan pramuka dapat membentuk jiwa patriotisme siswa.

Tabel 25
Kegiatan pramuka menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 16 40%


Setuju 23 57,5%
Tidak Setuju 1 2,5%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat 40% siswa menjawab sangat setuju
bahwasanya kegiatan pramuka dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah
air, 57,5% menjawab setuju, kemudian sisanya 2,5% menjawab tidak setuju,
dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa setuju dengan hal
tersebut.
66

Tabel 26
Pengetahuan siswa bertambah setelah mengikuti kegiatan pramuka

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 16 40%


Setuju 22 55%
Tidak Setuju 2 5%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa menjawab sangat setuju bahwa
pengetahuan siswa bertambah setelah mengikuti kegiatan pramuka yaitu
sebesar 40%, siswa yang menjawab setuju sebesar 55%, siswa yang tidak
setuju sebesar 5%, lalu tidak ada siswa yang menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa merasakan bahwa
setelah mengikuti kegiatan pramuka, pengetahuan mereka menjadi bertambah.
Tabel 27
Kegiatan pramuka menjauhkan siswa dari mata pelajaran tertentu

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju - -
Setuju 4 10%
Tidak Setuju 28 70%
Sangat Tidak Setuju 8 20%

N 40 100%

Ketika ditanya apakah kegiatan pramuka menjauhkan siswa dari mata


pelajaran tertentu, siswa yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 20%,
sebesar 70% tidak setuju, sebesar 10% setuju dan tidak ada yang menjawab
sangat setuju.
67

Hal ini berarti sebagian besar siswa tidak setuju bahwasanya kegiatan
pramuka dapat menjauhkan siswa dari mata pelajaran tertentu.

Tabel 28
Mengikuti kegiatan ekskul pramuka karena terpaksa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 1 2,5%


Setuju 6 15%
Tidak Setuju 23 57,5%
Sangat Tidak Setuju 10 25%

N 40 100%

Dari tabel di atas menunjukan bahwa siswa yang menjawab tidak setuju
bahwasanya mereka mengikuti ekskul pramuka karena terpaksa sebsera 57,5%,
sebesar 25% siswa menjawab sangat tidak setuju, sebesar 15% siswa
menjawab setuju dan sebesar 2,5% siswa menjawab sangat setuju.
Hal ini menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa menjawab tidak
setuju apabila mereka dinyatakan mengikuti kegiatan pramuka karena terpaksa.

Tabel 29
Kegiatan pramuka melatih kecerdasan emosional siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 7 17,5%


Setuju 26 65%
Tidak Setuju 7 17,5%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%
68

Ketika ditanya apakah kegiatan pramuka dapat melatih kecerdasan


emosional siswa, 17,5% siswa menjawab sangat setuju, dan 65% menjawab
setuju, sisanya sebesar 17,5% menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang
menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa
dapat melatih kecerdasan emosional mereka melalui kegiatan pramuka.

Tabel 30
Kegiatan pramuka tidak memiliki pengaruh disekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 1 2,5%


Setuju 5 12,5%
Tidak Setuju 21 52,5%
Sangat Tidak Setuju 13 32,5%

N 40 100%

Dari table di atas dapat dilihat bahwa siswa sangat tidak setuju bahwasanya
kegiatan pramuka tidak memiliki pengaruh di sekolah sebesar 32,5%, sebesar
52,5% menjawab tidak setuju, sebesar 12,5% menjawab setuju dan sebesar
2,5% menajwab sangat setuju. Hal ini menunjukan bahwa lebih dari
setengahnya siswa menyatakan bahwa kgiatan pramuka mempunyai pengaruh
di sekolah.

Tabel 31
Siswa mengamalkan kegiatan pramuka dimasyarakat

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju - -
Setuju 28 70%
Tidak Setuju 12 30%
Sangat Tidak Setuju - -

N 40 100%
69

Ketika ditanya apakah siswa mengamalkan kegiatan pramuka di


masyarakat, 70% siswa menjawab setuju, dan 30% siswa menjawab tidak
setuju. Tidak ada siswa yang menjawab sngat setuju ataupun sangat tidak
setuju.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa mengamalkan dari apa
yang sudah didapat dari kegiatan pramuka di sekolah kepada masyarakat.

Tabel 32
Materi kegiatan pramuka tidak menarik bagi siswa

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju - -
Setuju 5 12,5%
Tidak Setuju 22 55%
Sangat Tidak Setuju 13 32,5%

N 40 100%

Tabel di atas menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa tidak setuju
bahwasanya materi kegiatan pramuka tidak menarik bagi siswa yaitu sekitar
55%,sangat tidak setuju sekitar 32,5%, dan hanya 12,5% yang menjawab
setuju, serta tidak ada yang menjawab sangat setuju.

Tabel 33
Kegiatan pramuka di sekolah membuat siswa malas belajar

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 1 2,5%


Setuju 3 7,5%
Tidak Setuju 22 55%
Sangat Tidak Setuju 14 35%

N 40 100%
70

Ketika ditanya apakah kegiatan pramuka di sekolah dapat mebmbuat siswa


malas belajar, yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 35% , tidak setuju
sebesar 55%, adapun yang menjawab setuju sebesar 7,5%.dan hanya sedikit
siswa menjawab sangat setuju yaitu sebesar 2,5%. Hal ini menunjukkan lebih
dari setengahnya siswa tidak setuju apabila kegiatan pramuka di sekolah
menjadi suatu alasan bagi mereka untuk malas belajar.

Tabel 34
Siswa selalu aktif dalam kegiatan pramuka di sekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 3 7,5%


Setuju 20 50%
Tidak Setuju 15 37,5%
Sangat Tidak Setuju 2 5%

N 40 100%

Tabel di atas menunjukan bahwas siswa sangat setuju bahwasanya mereka


selalu aktif dalam kegiatan pramuka disekolah sebesar 7,5%, sebesar 50%
siswa menjawab setuju, sebesar 37,5% siswa menjawab tidak setuju dan
sebesar 5% siswa menjawab sangat tidak setuju. Berarti data tabel di atas
menunjukan bahwa lebih dari setengahnya siswa selalu aktif dalam kegiatan
pramuka di sekolah.
Tabel 35
Siswa tidak bersemangat mengikuti kegiatan pramuka di sekolah

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 2 5%
Setuju 9 22,5%
Tidak Setuju 25 62,5%
Sangat Tidak Setuju 4 10%
71

N 40 100%

Ketika ditanya apakah siswa tidak bersemangat ketika mengikuti kegiatan


pramuka disekolah sebesar 62,5% siswa menjawab tidak setuju, yang
menjawab setuju sebesar 22,5%, sebesar 10% siswa menjawab sangat tidak
setuju dan hanya sedikit dari siswa yang menjawab sangat setuju yaitu sebesar
5%.
Hal ini menunjukkan sebagian besar siswa tidak setuju dengan hal tersebut
yaitu bahwasanya mereka tidan semangat dalam mengikuti kegiatan pramuka
di sekolah.
Tabel 36
Kegiatan pramuka mengajarkan siswa untuk selalu berbakti kepada
orang tua

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 7 17,5%


Setuju 27 67,5
Tidak Setuju 5 12,5%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Ketika ditanya apakah kegiatan pramuka mengajarkan siswa untuk selalu


berbakti kepada orang tua, mayoritas menjawab setuju 77%, sangat setuju
17,5%, dan sedikit dari siswa yang menjawab tidak setuju yaitu sebesar12,5%,
serta yang menjawab sangat tidak setuju sebesar 2,5%. Hal ini menunjukan
bahwa siswa selalu berbati kepada orang tua dan hal ini merupakan perilaku
yang sangat terpuji.
Tabel 37
Kegiatan pramuka dapat menjadikan anggotanya mempunyai akhlak
yang mulia
72

Pernyataan Frekuensi Persentase

Sangat Setuju 9 22,5%


Setuju 26 65%
Tidak Setuju 4 10%
Sangat Tidak Setuju 1 2,5%

N 40 100%

Tabel di atas menunjukkan sebagian besar siswa setuju bahwasanya


kegiatan pramuka dapat menjadikan anggotanya mempunyai akhlak yang
mulia, yaitu sebesar 65%, 22,5% menjawab sangat setuju, 10% memilih tidak
setuju, dan 2,5% yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini menunjukan
bahwa siswa siswa setuju dengan hal tersebut yaitu bahwasanya kegiatan
pramuka dapat menjadikan anggotanya mempunyai akhlak yang mulia.
73

Tabel 38

Analisa Item Untuk Skor Angket Peranan Pendidikan Kepramukaan

Nomor Angket
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 78
2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 3 2 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 2 3 78
3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92
4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 75
5 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 4 2 3 1 3 2 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 2 1 2 3 74
6 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 101
7 3 4 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 1 1 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 4 91
8 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 88
9 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 95
10 3 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 2 3 89
11 3 2 2 1 3 2 3 4 1 2 3 3 2 2 1 3 3 3 1 4 1 2 2 2 2 3 3 2 3 1 69
12 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 4 4 3 101
13 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3 1 4 3 3 4 3 3 2 3 88
14 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 4 3 2 3 4 3 2 3 85
15 3 4 3 2 3 3 2 2 2 2 3 4 2 2 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 81
16 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 94
17 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 77
18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 87
19 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 2 82
20 4 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 85
21 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 94
74

22 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 91
23 4 2 1 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 2 3 88
24 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 105
25 4 4 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 99
26 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 96
27 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 92
28 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 81
29 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 88
30 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 109
31 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 2 3 4 98
32 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 101
33 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 3 1 2 67
34 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 78
35 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 103
36 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 3 79
37 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 101
38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 105
39 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 101
40 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 105
75

Dengan melakukan penjumlahan skor jawaban terhadap beberapa


pertanyaan yang diajukan kepada siswa kelas dua tersebut, maka diperoleh
nilai yang paling rendah adalah 67 dan nilai yang paling tinggi adalah 109.
Tabulasi distribusi frekuensi tentang skor kegiatan ekstrakurikuler dengan cara
membuat tabel distribusi data tunggal. Hal ini dilakukan karena penyebaran
skor atau nilai yang akan penulis sajikan tidak terlalu luas. Untuk membuat
tabel distribusi frekuensi, penulis menggunakan tabel distribusi frekuensi data
tunggal yang sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu.
Adapun langkah yang perlu ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Mencari nilai tertinggi (Highest Score=H) dan nilai terendah (Lowest
Score=L) dari nilai yang diperoleh dapat dilihat bahwa H=109 dan L=67.
Setelah diketahui H dan L, maka kita dapat menyusun nilai atau skor
tentang kegiatan ekstrakurikuler tersebut dari atas ke bawah, mulai dari
nilai yang tertinggi 109 berturut-turut ke bawah sampai nilai yang
terendah 67 pada kolom 1 dari tabel distribusi frekuensi.
2. Menghitung frekuensi masing-masing nilai atau skor yang diperoleh,
kemudian hasilnya dimasukkan dalam kolom 2 dari tabel distribusi
frekuensi yang telah kita persiapkan, kemudian nilai yang diperoleh
dijumlahkan, sehingga diperoleh jumlah frekuensi ( ΣF) atau (N). Untuk
lebih jelasnya penyebaran data kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat
dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 39
Distribusi Frekuensi Tentang Peranan Pendidikan Kepramukaan
(Variabel X) dari Sejumlah 40 Orang Siswa
No Skor Frekuensi Pesentase
1 109 1 2,5%
2 105 3 7,5%
3 103 1 2,5%
4 101 5 12,5%
5 99 1 2,5%
6 98 1 2,5%
76

7 96 1 2,5%
8 95 1 2,5%
9 94 2 5%
10 92 2 5%
11 91 2 5%
12 89 1 2,5%
13 88 4 8%
14 87 1 2,5%
15 85 2 5%
16 82 1 2,5%
17 81 2 5%
18 79 1 2,5%
19 78 3 7,5%
20 77 1 2,5%
21 75 1 2,5%
22 74 1 2,5%
23 69 1 2,5%
24 67 1 2,5%
N 2114 40 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa yang memperoleh nilai


tertinggi 109 hanya 1 orang atau 2,5% dan yang memperoleh nilai terendah 67
juga sama yaitu hanya 1 orang atau 2,5%. Sedangkan selebihnya yang
memperoleh nilai 103, 99, 98, 96, 95, 89, 87, 82, 79, 77, 75, 74, dan 69
berjumlah 1 orang atau 2,5%, yang mendapat nilai 94, 92, 91, 85, dan 81
berjumlah 2 orang atau 5%, yang mendapat nilai 105 dan 78 berjumlah 3 orang
atau 7,5%, yang mendapat nilai 88 berjumlah 4 orang atau 8%, dan yang
mendapat nilai 101 berjumlah 5 orang atau 12,5%.

C. Prestasi Belajar Siswa


77

Sedangkan untuk mengetahui data mengenai prestasi belajar siswa, penulis


mengambil dari nilai mid semester pertama tahun pelajaran 2010/2011.
Adapun nilai mid semester yang dicapai responden pada mid semester pertama
tahun pelajaran 2010/2011 berada antara nilai 40-87. Berikut ini adalah tabel
distribusi frekuensinya.
Tabel 40
Distribusi Frekuensi Tentang Hasil Belajar yang Dicapai Oleh 40 Orang
Siswa (Responden) Pada Mid Semester Pertama

No Nilai Prestasi Frekuensi Pesentase


Belajar
1 87 1 2,5%
2 86 1 2,5%
3 84 3 7,5%
4 82 1 2,5%
5 81 4 8%
6 79 2 5%
7 77 3 7,5%
8 75 2 5%
9 74 2 5%
10 73 2 5%
11 71 3 7,5%
12 69 3 7,5%
13 67 1 2,5%
14 66 1 2,5%
15 65 1 2,5%
16 63 1 2,5%
17 60 2 5%
18 58 1 2,5%
19 55 1 2,5%
20 48 1 2,5%
21 45 1 2,5%
78

22 44 1 2,5%
23 42 1 2,5%
24 40 1 2,5%
N 40 100%

Dari tabel di atas kita lihat nilai mid semester pertama tahun pelajaran
2010/2011 dengan nilai tertinggi adalah 87 dan nilai terendah 40 masing-
masing sebanyak 1 orang atau sekitar 2,5%, sedangkan nilai yang paling
banyak adalah nilai 81 sebanyak 4 orang atau sekitar 8%, siswa yang
memperoleh nilai 84,77, 71 dan 69 sebanyak 3 orang atau sekitar 7,5%, siswa
yang memeproleh nilai 79, 75, 74, 73 dan 60 sebanyak 2 orang atau sekitar 5%,
dan siswa yang memperoleh nilai 86, 82, 67, 66, 65, 63, 58, 55, 48, 45, 44, 42
dan 40 sebanyak 1 orang atau sekitar 2,5%.

D. Analisis Korelasional
Data statistik yang akan dianalisa adalah nilai-nilai dari penyebaran angket
mengenai peranan pendidikan kepramukaan dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa. Untuk itu di bawah ini akan dijelaskan perhitungan untuk
memperoleh koefisien korelasi antara peranan pendidikan kepramukaan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga dapat diambil interpretasi data.
Tabel 41
Analisis Korelasi Anatar Variabel X (Peranan Pendidikan Kepramukaan)
dengan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)

Responden
X Y XY X2 Y2
1 40 38 1520 1600 1444
2 37 41 1517 1369 1681
3 46 46 2116 2116 2116
4 39 36 1404 1521 1296
5 36 38 1368 1296 1444
6 53 48 2544 2809 2304
7 48 43 2064 2304 1849
8 44 44 1936 1936 1936
9 50 45 2250 2500 2025
79

10 47 42 1974 2209 1764


11 34 35 1190 1156 1225
12 51 50 2550 2601 2500
13 44 44 1936 1936 1936
14 44 41 1804 1936 1681
15 41 40 1640 1681 1600
16 46 48 2208 2116 2304
17 38 39 1482 1444 1521
18 44 43 1892 1936 1849
19 39 43 1677 1521 1849
20 43 42 1806 1849 1764
21 49 45 2205 2401 2025
22 46 45 2070 2116 2025
23 45 43 1935 2025 1849
24 56 49 2744 3136 2401
25 50 49 2450 2500 2401
26 50 46 2300 2500 2116
27 45 47 2115 2025 2209
28 41 40 1640 1681 1600
29 45 43 1935 2025 1849
30 53 56 2968 2809 3136
31 49 49 2401 2401 2401
32 51 50 2550 2601 2500
33 32 35 1120 1024 1225
34 39 39 1521 1521 1521
35 51 52 2652 2601 2704
36 45 34 1530 2025 1156
37 53 48 2544 2809 2304
38 56 49 2744 3136 2401
39 53 48 2544 2809 2304
40 56 49 2744 3136 2401
N=40 ∑ 1829 ∑ 1762 ∑ 81590 ∑ 85117 ∑ 78616

Dari hasil diatas diperoleh :


N = 40
∑X = 1829

∑Y = 1762

∑XY = 81590
80

∑X2 = 85117

∑Y2 = 78616
Kemudian, hasil-hasil tersebut dimasukan kedalam rumus korelasi product
moment sebagai berikut ini :
rxy= N∑ XY – (∑X)(∑Y)

√ (N∑X² - (∑X)²) (N∑Y² - (∑Y)²)


rxy= 40 x 81590 – 1829 x 1762
√ (40 x 85117 – (1829)2) (40 x 78616 – (1762)2)
rxy= 3.263.600 – 3.222.698
√ (3.404.680 – 3.345.241) (3.144.640 – 3.104.644)

rxy= 40902
√ 59.439 . 39.996

rxy= 40.902
√ 23.773.222

rxy= 40902
48.757, 792
rxy= 0,84

E. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil dari data perhitungan dan analisia data yang telah
dilakukan, penulis menginterpretasikan hasil perhitungan di atas dengan
menggunakan:
1. Interpretasi Secara Kasar / Sederhana
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh nilai koefisien korelasi rxy yaitu
0,84. Jika diperhatikan maka angka indeks korelasi yang diperoleh tidak
bertanda negatif, ini berarti korelasi antara variabel X (peranan pendidikan
81

kepramukaan) dan variabel Y (prestasi belajar siswa) terdapat korelasi yang


kuat atau tinggi, dengan istilah lain terdapat korelasi yang positif. Kemudian
nilai tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana yaitu dengan
memberikan interpretasi terhadap angka koefisien Korelasi Product
Moment. Apabila diperhatikan besarnya rxy yang telah diperoleh (0,84)
ternyata terletak antara 0,70 – 0,90 berarti antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
2. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” Product Moment
Pertama: merumuskan hipotesa alternatif (Ha) yaitu; Ada atau terdapat
korelasi positif yang signifikan atau meyakinkan antara variabel X dan
variable Y.
Kedua : mencari degree of freedom (df) atau derajat bebas (db) adapun
rumusnya sebagai berikut:
df = N-nr
keterangan:
df : degree of freedom
N : Number of cases
nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Penelitian ini mengambil sampel 40 orang siswa yang diambil secara
acak dari kelas XI. Variabel yang dikorelasikan sebanyak dua buah yaitu
peranan pendidikan kepramukaan dengan pestasi belajar siswa, jadi nr = 2.
Dengan rumus di atas, maka diperoleh nilai df = 40 – 2 = 38.
Ketiga : berkonsultasi pada tabel r product moment. Apabila rxy sama
besar atau lebih besar dari pada r tabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha)
diterima, karena teruji kebenarannya. Namun apabila rxy lebih kecil dari
pada r tabel atau rt, maka hipotesa alternatif (Ha) ditolak karena tidak teruji
kebenarannya.
Dengan melihat tabel r Product Moment, maka dapat diketahui bahwa
dengan df sebesar 38 diperoleh “r tabel” pada taraf signifikansi 5% = 0,325
dan pada taraf signifikansi 1% = 0,418.
82

Keempat : membandingkan besarnya rxy dengan r tabel. Nilai rxy yang


diperoleh adalah 0,84 , sedangkan nilai r tabel masing-masing pada taraf
signifikansi 5%= 0,325 dan pada taraf signifikansi 1%= 0,418. Ternyata
nilai “r hitung” 0,84 lebih besar daripada nilai r tabel, baik pada taraf
signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Maka hipotesa alternatif
(Ha) diterima. Sehingga dapat disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler yang
diikuti oleh siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar mereka di dalam
kelas.
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi
variable x (peranan pendidikan kepramukaa) terhadap variabel y (prestasi
belajar siswa), maka dipergunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap
variabel y)
R = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
KD = r2 x 100%
KD = 0.842 x 100%
KD = 0.71 x 100%
KD = 71%
Dengan melakukan perhitungan di atas maka dapat di ketahui bahwa
variable X (peranan pendidikan kepramukaan) tersebut berpengaruh
terhadap variabel Y (prestasi belajar siswa) sebesar 71%.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Madrasah Aliyah Daarul ‘Uluum Lido Bogor tergolong aktif dalam
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, khususnya pada kegiatan ekstra
kurikuler pramuka. Kegiatan ini dibimbing oleh pembina yang ahli di
bidangnya, dan dilaksanakan di luar waktu belajar siswa. Sehingga kegiatan
ekstrakurikuler pramuka di sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik.
Perkembangan yang pesat pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA
Daarul ‘Uluum Lido Bogor, yaitu selain mendapat dukungan dari pihak
sekolah serta dibimbing oleh Pembina yang memang ahli dibidangnya, namun
keantusiasan dari siswa yang ikut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler tersebut
pun mempunyai peranan yang positif di dalam pekembangannya. Hal ini dapat
kita lihat dari lembar angket yang dijawab oleh para responden serta hasil dari
wawancara oleh Pembina ekskul pramuka.
Dan berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan
dalam bab IV mengenai peranan pendidikan kepramukaan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di MA Daarul ‘Uluum Lido Bogor, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwasanya peranan pendidikan kepramukaan
memiliki pengaruh yang kuat atau tinggi terhadap prestasi belajar siswa di MA
Daarul ‘Uluum Lido.

83
84

B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan kepada pihak sekolah MA
Daarul ‘Uluum Lido Bogor, tempat dimana penulis melakukan penelitian ini.
Dan semoga saran yang penulis sampaikan dapat berguna bagi pihak sekolah,
Pembina ekskul pramuka gugusdepan 37.113-37.114 PM Daarul ‘Uluum Lido
Bogor serta menjadi motivasi bagi siswa dan siswi disana. Dan saran tersebut
ialah :
1. Untuk pihak sekolah jangan pernah behenti untuk selalu mendukung setiap
kegiatan ekstra kurikuler yang berlangsung di MA Daarul ‘Uluum Lido
khususnya kegiatan ekstra kurikuler pramuka. Karena tidak ada satu pun
dari setiap kegiatan ekstrakurikuler yang diselanggarakan di sekolah yang
tidak mengandung unsur atau nilai pendidikan. Disamping itu pula kegiatan
ekstrakurikuler mempunyai peranan yang sangat signifikan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas.
2. Bagi pembina ekstrakurikuler pramuka, hendaknya untuk terus melakukan
inovasi dalam memberikan materi dalam melaksanakan latihan agar dapat
meningkatkan minat dan mengurangi kebosanan dalam berlatih siswa, yaitu
dengan cara memadukan materi-materi yang disampaikan oleh Pembina
kepada peseta didik memiliki kaitan yang kuat dengan materi-materi
pelajaran yang dipelajari oleh siswa di dalam kelas. Sehingga dapat
membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah.
3. Untuk siswa dan siswi MA Daarul ‘Uluum Lido agar selalu terus aktif
dalam setiap kegiatan ekstrakurikuler khususnya pada kegiatan
ekstrakurikuler pramuka. Karena tidak ada satu pun dari setiap kegiatan
ekstrakurikuler yang diselanggarakan di sekolah yang tidak mengandung
unsur atau nilai pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Amandemen UUD 1945, Perubahan Pertama UUD Negara RI tahun 1945,


Jakarta: Penerbit Sinar Grafika, 1999.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:


Rineka Cipta, 1998.

As’ad, Aliy, Bimbingan Bagi Penuntut Ilmu Pengetahuan, Kudus: Penerbit


Menara Kudus, 1978.

Atmasulistya, Endy R dkk, Panduan Praktis Membina Pramuka Penggalang,


Jakarta: Kwarda Gerakan Pramuka, 2000.

Boenakin, D, Kepramukaan, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981.

Depag RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, Semarang: CV. Thoha Putra, 1988.

Depag RI, Kurikulum Madrasah Tsanawiyah, Jakarta: Proyek Peningkatan


Kualitas Guru Madrasah, 1994-1995.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Hebey, S.F., Kamus Populer, (Jakarta: Nurani), cet. ke-3, 1983.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Bahan Kursus Pembina Pramuka Mahir


Tingkat Dasar, Jakarta : Penerbit Kwartir Nasional Greakan Pramuka,
1983.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga Gerakan Pramuka, Jakarta: Penerbit Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 1999.

Muhammad bin Yazid Abu Abdullah Al-Qozwaini, Sunan Ibnu Majah, Daarul
Fikr-Beirut

Nuraida, Diktat Metodologi Penelitian, Ciputat: Aulia Publishing House, 2008

Nurkancana, Wayan, dan PPN. Sumartono, Evaluasi Pendidikan, Surabaya :


Penerbit Usaha Nasional, 1986.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,


1992.

85
86

Setyawan, Drs., Dari Gerakan Kepanduan ke Gerakan Pramuka, Jakarta: Pustaka


Tunasmedia, 2009.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Penelitian, Jakarta : PT. Grafindo Persada,


1996.

Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Penerbit PT. Bina
Aksara, 1988.

Slameto, Belajar dan Faktor Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Penerbit


Rineka Cipta, 1991.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru,


1992.

Sunardi, Andri Bob, Boyman, Ragam Latih Pramuka, Bandung: Nuansa Muda,
2010.

Surya, Moh., dan I. Djumhur, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance


and Counseling), Bandung: Penerbit C.V. Ilmu, 1989.

Tadjab, Pengantar Psikologi Pendidikan, Malang: Biro Ilmiah Fak. Tarbiyah


IAIN S.A., 1980.

UU Sisdiknas, Undang-undang No.20 tahun 2003, Bandung: Fokusmedia

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1991.


PANDUAN WAWANCARA

DENGAN PEMBINA PRAMUKA MA DAARUL ‘ULUUM LIDO

Nama Interviewer :
Jabatan :
Tempat :
Hari / Tanggal :

Pertanyaan

1. Apa tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstra kurikuler pramuka?


2. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler pramuka dilakukan?
3. Berapa jumlah siswa kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
5. Bagaimana cara bapak membina peserta didik dalam kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
6. Apakah ketika kegiatan ekstra kulikelr pramuka dilaksanakan, peserta didik ikut berperan
aktif atau tidak?
7. Menurut bapak, apakah seorang Pembina pramuka harus menguasai seluruh materi
tentang kepramukaan agar tercapainya maksud dan tujuan dari pada dilaksanakannya
kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
8. Apakah bapak penah mengalami kesulitan selama kegiatan ekstra kulikuler pramuka
dilaksanakan?
9. Bagaimana cara bapak mengatasi kesuliatan yang terdapat pada kegiatan ekstra kulikuler
pramuka?
10. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstra kulikuler pramuka yang dilaksanakan
dengan prestasi belajar siswa?
11. Apakan ada kemajuan prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstra kulikuler
pramuka?
12. Apakah ada pebedaan prestasi belajar antara anak yang mengikuti kegiatan ekstra
kulikuler pramuka dengan yang tidak mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
13. Menurut bapak, bagaimana intensitas/keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti
kegiatan pamuka disekolah?
BERITA WAWANCARA

DENGAN PEMBINA PRAMUKA MA DAARUL ‘ULUUM LIDO

Nama Interviewer : Taufik Umar Prayoga


Jabatan : Pembina Gudep 37.113-37.114 MA Daaul ‘Uluum Lido
Tempat : Sanggar Bhakti Gudep
Hari / Tanggal : Senin, 30 Mei 2011

Pertanyaan

1. Apa tujuan dilaksanakannya kegiatan ekstra kurikuler pramuka?


Jawab: Dalam rangka mendukung pembentukan karakter & menanamkan jiwa
kebangsaan

2. Kapan waktu pelaksanaan kegiatan ekstra kulikuler pramuka dilakukan?


Jawab: Satu pekan sekali setiap hari kamis, pukul 13.00 WIB-15.00 WIB

3. Berapa jumlah siswa kelas XI yang mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
Jawab: 137 Siswa

4. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
Jawab: Pemberian materi, upacara dan bakti masyarakat

5. Bagaimana cara bapak membina peserta didik dalam kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
Jawab: Sistem sangga dan melibatkan dalam berbagai aspek kegiatan

6. Apakah ketika kegiatan ekstra kulikelr pramuka dilaksanakan, peserta didik ikut berperan
aktif atau tidak?
Jawab: Ya. Ikut aktif
7. Menurut bapak, apakah seorang Pembina pramuka harus menguasai seluruh materi
tentang kepramukaan agar tercapainya maksud dan tujuan dari pada dilaksanakannya
kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
Jawab: Tidak hanya harus menguasai materi, tapi yang paling penting adalah seorang
Pembina tahu bagaimana cara menyampaikan materi yang baik dan benar, kreatif agar
tidak menimbulkan kesan bahwa kegiatan pramuka menjemukan. Intinya seorang
Pembina pramuka harus inovatif dan up to date.

8. Apakah bapak penah mengalami kesulitan selama kegiatan ekstra kulikuler pramuka
dilaksanakan?
Jawab: Tentu saja pernah, karena kami pernah dibekali cara penanganan dalam
pembinaan dalam kursus Pembina. Maka hal itu bisa kami atasi.

9. Bagaimana cara bapak mengatasi kesuliatan yang terdapat pada kegiatan ekstra kulikuler
pramuka?
Jawab: Melalui pendekatan pada peserta didik yang berujung pada pembenahan sistem
latihan yang ada, mengubahnya lebih mengasikan.

10. Apakah ada hubungan antara kegiatan ekstra kulikuler pramuka yang dilaksanakan
dengan prestasi belajar siswa?
Jawab: Ada, siswa yang aktif dalam ekstrakurikuler kepramukaan lebih cekatan dalam
menerima materi dan lebih disiplin dalam mengikuti proses belajar. Sehingga, tidak
sedikit anggota pramuka yang menjadi bintang kelas dan teladan di sekolah maupun
lingkungan.

11. Apakan ada kemajuan prestasi belajar siswa setelah mengikuti kegiatan ekstra kulikuler
pramuka?
Jawab: Ada, bahkan signifikan

12. Apakah ada pebedaan prestasi belajar antara anak yang mengikuti kegiatan ekstra
kulikuler pramuka dengan yang tidak mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pramuka?
INSTRUMEN PENELITIAN

PEDOMAN ANGKET

PERANAN PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI


BELAJAR SISWA DI MA DAARUL ‘ULUUM LIDO BOGOR

A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah Basmalah sebelum membaca pertanyaan
2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai menurut anda
3. Jawablah petanyaan-petanyaan beikut dengan jujur dan benar
4. Jawaban anda dijamin kerahasiaanya
5. Sudahi dengan membaca Hamdallah

No Pernyataan SS S TS STS
1 Bagi saya pendidikan kepramukaan merupakan wadah pembentukan
kepribadian
2 Kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan keterampilan saya
3 Pendidikan kepramukaan dapat membantu saya dalam meningkatkan
prestasi belajar saya
4 Menurut saya kegiatan ekstra kulikuler pramuka merupakan kegiatan
yang menarik yang mengandung nilai pendidikan
5 Eksul pramuka dapat menggangu aktivitas belajar saya
6 kegiatan kepramukaan diwajibkan dari pihak sekolah
7 Saya mengikuti kegiatan kepramukaan atas kemauan saya sendiri
Saya mengikuti kegiatan kepramukaan karena motivasi atau dorongan
8 dari orang lain
9 Tri satya dan dasa darma pramuka dapat mempengaruhi perilaku saya
dalam kehidupan sehari-hari
10 Saya ingin mengikuti kegiatan pramuka dari tingkat
ranting/kecamatan, cabang/kabupaten/kota, daerah/provinsi, nasional
dan internasional
11 Pendidikan kepramukaan dapat meningkatkan sikap nasionalisme
12 Orang tua saya menganjurkan untuk mengikuti ekskul kepramukaan
13 Pendidikan kepramukaan meningkatkan disiplin saya dalam belajar
14 Kegiatan pramuka membebani saya disekolah
15 Masyarakat kurang merasakan manfaat dari kegiatan pramuka
disekolah
16 Kegiatan pramuka membantu saya meningkatkan kualitas ibadah saya
17 Pramuka membentuk jiwa patriotisme dalam diri saya

18 Kegiatan pramuka dapat menumbuhkan akan rasa cinta terhadap tanah


air
19 Pengetahuan saya bertambah setelah mengikuti kegiatan pramuka
20 Pramuka menjauhkan diri saya dari mata pelajaran tertentu
21 Saya terpaksa mengikuti kegiatan ekstra kulikuler pramuka
22 Kegiatan pramuka melatih kecerdasan emosional saya
23 Menurut saya pramuka tidak ada pengaruhnya disekolah
24 Saya mengamalkan kegiatan pramuka dilingkungan masyarakat
25 Menurut saya materi kepramukaan tidak menarik
26 Kegiatan kepramukaan disekolah membuat saya malas belajar
27 Saya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan kepramukaan disekolah
28 Saya tidak bersemangat mengikuti kegiatan kepramukaan
29 Kegiatan pramuka mengajarkan saya untuk selalu berbakti kepada
orang tua
30 Pramuka dapat menjadikan anggotanya berakhlak mulia

Anda mungkin juga menyukai