SKRIPSI
Oleh
MASLIHATUL UMAMI
NIM 11108093
JURUSAN TARBIYAH
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2013
MOTTO
“Utamakan Sholawat”
PERSEMBAHAN
Segala Puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah serta Karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Sholawat
dan salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sebagai tauladan kita
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan karya tulis sederhana ini berkat
motivasi, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih
1. Yang terhormat Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi
2. Yang terhormat Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si., selaku Ketua Program Studi
3. Yang terhormat Bapak Dr. M. Zulfa, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang
bimbingan.
4. Yang terhormat Bapak Adib Maesur, selaku pengasuh Pondok Pesantren Al huda
7. Suamiku (Muhamad Irsyadi) dan anakku (Ahmad Hakam Alfaqih Arsyad) tercinta
8. Keluarga besar dan teman-temanku terhebat yang telah memberikan motivasi dan
Maslihatul Umami
ABSTRAK
Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalah pendekatan
korelasional kuantitatif. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis persentase dan hipotesis. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan
prodoct moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan hukuman (ta’zir) di
Pondok Pesantren Al Huda Petak tahun 2012 berada pada kategori baik/tinggi, hal ini dapat
dilihat dari data 21 responden dengan persentase 42%. Sedangkan kedisiplinan belajar
santri putri Pondok Pesantren Al Huda Petak tahun 2012 berada pada kategori sedang,
yakni mencapai angka frekuensi 29 responden dengan persentase 58%. Uji hipotesis
menunjukkan adanya hubungan antara penerapan ta’zir dengan kedisiplinan belajar santri
putri Pondok Pesantren Al Huda Petak tahun 2012, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi (rhitung ) sebesar 0,718 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 1% yaitu
(0,361).
Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan yang
positif antara penerapan hukuman (ta’zir) dengan kedisiplinan belajar santri putri Pondok
Pesantren Al Huda Petak tahun 2012.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….......... ii
HALAMANPERNYATAAN ………………………………………………………. iv
HALAMAN MOTTO………………………………………………………………... v
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………… vi
ABSTRAK…………………………………………………………………………… ix
DAFTAR ISI……………………………………………………………………......... x
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 5
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………... 5
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………….. 5
E. Hipotesis…………………………………………………………………. 6
F. Penegasan Istilah………………………………………………………… 7
G. Metodologi Penelitian…………………………………………………… 9
I. Sistematika Penulisan……………………………………………………. 13
2. Bentuk Hukuman………………………………………………….… 15
B. Kedisiplinan Belajar……………………………………………..………. 23
1. Pengertian Kedisiplinan……………………………………………... 23
2. Pengertian Belajar…………………………………………………... 25
4. Susunan Kepengurusan……………………………………………… 46
C. Pembahasan……………………………………………………………… 80
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………… 81
A. Kesimpulan……………………………………………………................. 81
B. Saran…........……………………………………………………………... 82
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagaimana agar menjadi manusia yang bermoral baik, mandiri, tanggung jawab
Menengah Pertama), SMA (Sekoah Menengah Atas) dan Perguruan Tinggi atau
mempunyai sebuah lembaga pendidikan yang usianya sudah cukup tua yakni
nonformal yang eksistensinya masih diakui masyarakat Indonesia sampai saat ini.
Istilah pondok sendiri berasal dari bahasa arab, “fundug” yang berarti hotel atau
asrama. Sedangkan pesantren berasal dari kata santri yang diberi awalan pe- dan
akhiran –an, yang berarti tempat tinggal santri (Dhofir, 1983:18). Menurut Profesor
Haidar (2004:27), pesantren berarti tempat orang berkumpul untuk menimba ilmu
agama Islam. Dari uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pondok
pesantren adalah asrama atau tempat yang dijadikan tempat tinggal santri atau orang
Jawa dan Madura, tetapi pondok pesantren diidentifikasikan oleh para ahli dengan
proses berdirinya tidak terlepas dari seorang sesepuh (kyai/Ajengan) dengan ilmu
yang dimilikinya serta dengan keikhlasan dalam beramal, prilakunya sesuai dengan
apa yang disampaikan kepada masyarakat sebagai suri tauladan bagi para santri
kehidupan masyarakat yang mandiri dan ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk
merupakan sebuah sarana pendidikan Islam tradisional yang para santrinya tinggal
dalam lingkungan pondok bersama-sama dan belajar dibawah lindungan maha guru
(kyai).Asrama tersebut berada dalam lingkungan Pondok Pesantren dan khusus bagi
ibadah bersama (masjid) serta tempat ngaji yang disebut Madrasah Pondok
kedudukannya relatif lebih kuat dari masyarakat sekitarnya. Ini bisa dilihat dari
identitas dirinya.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, pesantren mempunyai tujuan yang
hikmah atau kebijaksanaan berdasarkan pada ajaran islam yang dimaksudkan untuk
tanggung jawab sosial (Dian, 2007:50). Pesantren mempunyai peranan penting bagi
dengan perkembangan yang ada dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.
islam yang ideal dan disiplin dapat terlaksana. Setiap peraturan di Pondok Pesantren
yang islami, sehingga Pondok Pesantren sanggup tampil sebagai sebuah lembaga
Sistem penegasan atau hukuman (ta’zir) yang diberikan di Pondok Pesantren untuk
mencapai keberhasilan mempunyai bentuk dan corak yang berbeda-beda antara pondok
yang satu dengan yang lainnya, ini disebabkan karena kondisi pesantren yang berbeda, serta
dari kebijakan-kebijakan yang disepakati oleh para pengurus Pondok Pesantren.Oleh karena
itu kebijaksanaan Kyai sangat menentukan, karena beliau adalah pemegang otoritas
Pesantren.
Ketika ada santri yang dita’zir, pengurus Pondok Pesantren bermaksud
menghentikan tingkah laku yang salah, supaya tidak diulangi lagi dan santri mempunyai
koreksi bagi dirinya sendiri.Serta bertujuan untuk mendidik supaya bertingkah laku atau
berakhlak yang baik sesuai dengan yang diinginkan. Tetapi terkadang persepsi santri
terhadap ta’zir berbeda dengan pena’zir, santri merasa dihukum, merasa tidak diperlakukan
secara adil, dan yang lebih ekstrim lagi, santri merasa apa yang dilakukannya adalah benar
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, perlu kiranya dikaji secara mendalam untuk
ilmiah.Untuk itu penulis mencoba mengkaji persoalan diatas secara sistematis, dengan
B. Rumusan Masalah
berikut:
2. Bagaimana kedisiplinan santri putri di Pondok Pesantren al-Huda Petak Tahun 2012?
1. Untuk mengetahui penerapan ta’zir di Pondok Pesantren al-Huda Petak Tahun 2012.
2. Untuk mengetahui kedisiplinan santri putri di Pondok Pesantren al-Huda Petak Tahun
2012.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi santri tentang penerapanta’zir
dengan kedisiplinan belajar santri putri di Pondok Pesantren Al-Huda Petak Tahun
2012.
D. Manfaat Penelitian
tentang ada tidaknya hubungan antara persepsi santri tentang penerapan ta’zir
1. Secara teoritik
Pesantren.
2. Secara praktis
Dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengurus pondok pesantren
E. Hipotesis
sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau untuk menguatkan pendapat
asumsi bahwa ada hubungan positif antara persepsi santri tentang penerapan ta’zir
dengan kedisiplinan belajar santri putri di Pondok Pesantren Al-Huda Petak Tahun
2012.
F. Penegasan Istilah
1. Ta’zir
Dalam pembahasan ini perlu kiranya diberikan penjelasan dari judul diatas,
sebagai berikut:
a) Ta’zir adalah cara menghukum yang menyimpang dari sesuatu yang telah
(Poerwadarminta, 2005:1186).
Adapun indikator- indikator tingkat persepsi santri tentang penerapan
1) Peringatan (1x)
1) Peringatan
penjabarannya.
a) Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti tata tertib, ketaatan
a. Baik
b. Cukup/ sedang
c. Kurang
b) Penyelesaian tugas
c) Santri
1. Santri mukim adalah para santri yang menetap dan tinggal di Pondok
Pesantren.
2. Santri kalong adalah para santri yang tidak tinggal atau menetap di
Salim, 2010:8-9).
Selanjutnya santri sebagai subjek yang diteliti.
G. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 1995: 326).
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah santri putri
4. Instrument Penelitian
a. Observasi
b. Angket
Untuk memperoleh hasil dari penelitian agar bisa digeneralisasikan setiap data
1. Analisis Persentase
Yaitu teknik analisis data dengan menggunakan rumus:
P=F/Nx100%
Keterangan:
P: Persentase Perolehan
F: Frekuensi
N: Jumlah Sampel
variabel yaitu ta’zir terhadap kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren
Al-Huda.
2. Analisis Hipotesis
Sesuai dengan jenis data penelitian, maka sebagai tindak lanjut dari data yang
telah dikumpulkan dari kedua variable yaitu ta’zir (variable x) dan kedisiplinan
∑𝑥 ∑𝑦
∑𝑥𝑦 −
𝑁
rxy =
(∑𝑥 )2 (∑𝑦 )2
∑𝑥 2 − 𝑁
∑𝑦 2 − 𝑁
Keterangan:
rxy : nilai koefisien korelasi antara x dan y
x : nilai variabel 1
y : nilai variabel 2
∑ : sigma
I. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini penulis membagi dalam lima bab dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I : dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
BAB II : dikemukakan tentang kajian pustaka, yang berisi tentang ta’zir (pengertian
santri.
Pada bab ini penulis akan menyajikan mengenai gambaran umum Pondok
Pada bab ini berisi tentang analisi data yang telah terkumpul, untuk
BAB V : Penutup
Pada bab ini memuat tentang penutup, kesimpulan, saran, dan lampiran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Ta’zir
1. Pengertian Ta’zir
Istilah ta’zir juga dinamakan hukuman. Istilah nama ta’zir biasanya dipakai
dalam lingkup Pondok Pesantren. Akan tetapi pada dasarnya ta’zir berarti juga
terhukum.
sengaja oleh seseorang ( guru, orang tua dan sebagainya) sesudah terjadi suatu
pelanggaran.
Hukuman adalah suatu perbuatan, dimana kita secara sadar, dan sengaja
menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian
merubah santri kepada kebaikan, menjadi manusia yang lebih baik lagi dan
Hukuman secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu hukuman fisik
tujuannya lebih mengarah kepada psikis atau agar santri menyadari kesalahan
yang telah diperbuat bukan karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh hukuman.
a. Bentuk Hukuman
Menurut Abu Ahmadi (1978: 50) bentuk hukuman dibagi menjadi 4 yaitu:
mata.
melakukan pelanggaran.
4) Hukuman badan
b. Macam-macam Hukuman
yaitu:
1) Hukuman Preventif
2) Hukuman Represif
1) Hukuman Asosiatif
atau anak menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang.
2) Hukuman Logis
3) Hukuman Normatif
c. Teori Hukuman
yaitu:
1) Teori Pembalasan
Menurut teori ini, hukuman diadakan sebagai pembalasan dendam
sekolah.
2) Teori Perbaikan
berbuat kesalahan semacam itu lagi. Teori inilah yang lebih bersifat
maupun batiniyahnya.
3) Teori Perlindungan
pemerintahan.
Dalam proses pendidikan, teori ini masih belum cukup. Sebab, dengan
5) Teori Menakut-nakuti
meninggalkannya.
d. Akibat Hukuman
pelanggaran. Ini juga akibat yang tidak baik, bukan yang diharapkan
oleh pendidik.
telah dideritanya.
a. Tujuan Hukuman
dengan cara yang halus dan ringan, sampai dengan cara yang keras dan
berat. Menurut DR. Abdullah Nashih Ulwan bahwa : “sanksi ini bertahap
seseorang. Diantaranya ada yang cukup dengan nasehat, ada yang jera
sebagai berikut:
1) Prinsip Psikologis
mungkin suatu hukuman cocok untuk seorang santri tetapi tidak cocok
2) Prinsip Keadilan
kepada anak harus disesuaikan dengan macam dan besar kecilnya, serta
berbeda.
B. Kedisiplinan Belajar
1. Pengertian Kedisiplinan
Disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple” (artinya: murid)
yakni seorang yang belajar dari atau secara suka rela mengikuti seorang
pemimpin. Dalam hal ini, orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak
merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup sehingga mampu
ia akan mulai disiplin atau sudah mulai teratur dengan sendirinya ia tinggal
berlatih mematuhi rencana itu sendiri, seperti ketaatan atau kepatuhan pada
peraturan, tata tertib, dan sebagainya (depdikbud, 1997: 237). Disiplin juga
berarti rentetan peraturan atau latihan yang terencana dianggap perlu dan
penting untuk mencapai tujuan tertentu (Dewa Ketut Sukardjo, 1988: 27).
manusia dalam mengikuti peraturan atau tata tertib, karena didorong oleh
tuntutan (yang mengandung imbalan dan atau sanksi) yang datang dari luar diri.
Dalam konteks ini, ada dua prinsip yang menjadi dasar pendorong kedisiplinan,
yaitu:
b. Sikap istiqomah, yakni sikap lurus, jujur serta konsisten dalam membela dan
2. Pengertian belajar
a. Pengertian
33) adalah:
Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang merupakan
1) Asosiasi
2) Motivasi
Belajar akan terjadi bila manusia atau binatang terdorong beberapa hal.
3) Variabilitas
Dalam peristiwa belajar, ada bermacam tingkah laku yang dapat
belajar.
4) Kebiasaan
5) Kepekaan
6) Pencetakan
7) Hambatan
c. Teori-teori belajar
Belajar baru akan terjadi dan mendatangkan hasil bila anak telah
c. Teori Apersepsi
a. Teori Behavioristik
b. Teori Kognitif
1) Teori Gestalt
Ada prinsip yang penting pula, yaitu “inti” belajar adalah pada
c. Teori Humanistik
Teori ini proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu
sendiri. Teori ini yang paling abstrak, yang paling mendekati dunia
mementingkan “isi” dari pada proses belajar, dalam kenyataan teori ini
lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam
Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik padaide belajar dalam
bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa yang biasa
kita amati dalam dunia keseharian. Wajar bila teori ini sangat bersifat
dalam bentuk Taksonomi Bloom. Selain itu empat pakar lain yang juga
termasuk kedalam kubu teori ini adalah Kolb, Honey dan Mumford
d. Teori Sibernetik
Teori ini mungkin yang paling baru di atara teori beajar yang dikenal,
dari teori ini adaah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal
untuk segala situasi, yang cocok untuk semua siswa. Oleh karena itu,
dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan
oleh siswa, baik dalam hal belajar maupun yang berkaitan dengan kewajiban
a. Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri santri meliputi dua aspek, yakni aspek
1) Aspek fisiologis
2) Aspek Psikologis
b. Faktor eksternal
1) Faktor keluarga
“kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan orang orang yang ada
santri yang rajin, serius dan ulet dalam belajar, maka santri akan
3) Faktor masyarakat
Belajar
perbedaan ini bisa dilihat dari usia, perbedaan latar belakang pendidikan, keluarga,
di pondok pesantren. Karena masih terbawa oleh cara pandang sebelum masuk
pondok pesantren.
Kehidupan pondok pesantren yang jauh dari keluarga, disiplin dan penuh
dengan kegiatan baik kegiatan mengaji maupun kegiatan exstra atau tambahan
termotivasi untuk belajar dan ada pula yang mengesampingkan bahkan tidak
dilakukan oleh santri yang menyebabkan hukuman atau ta’zir yang dikenakan atau
dibebankan bagi santri yang melanggar aturan tersebut. Banyak sekali model
hukuman atau ta,zir yang diberikan kepada santri yang melanggar aturan, seperti
santri tersebut.
Dari berbagai macam hukuman yang diberikan oleh pengurus atau dewan
menjadikan santri lebih disiplin dalam segala hal, melatih santri berperilaku baik
dan terpuji, melatih santri bermasyarakat, dan yang paling penting memberikan
atau ta’zir itu berfungsi juga memberi efek jera kepada santri agar tidak
penanaman rasa tanggung jawab santri dan melatih kedisiplinan santri. Rasa
tanggung jawab santri bisa diihat dari berbagai kegiatan yang mereka lakukan
sebagainya. Hal tersebut sangatlah berpengaruh bagi masa depan santri itu sendiri.
santri sukses dalam belajar. Dalam hal ini kedisiplinan santri dapat dilihat dari
kegiatan –kegiatan belajar yang telah diatur dan dijadwalkan oleh pengurus,
seperti kegiatan pengajian Bandongan, setoran dan kegiatan belajar yang lain.
Dalam hal belajar, santri harus selalu disiplin didalam menggunakan waktu
belajar, bermuthola’ah, dan segala hal yang mendukung kegiatan belajar santri.
Kedisiplinan santri dalam belajar sangatlah berbeda-beda dan dipengaruhi
ta’zir yang diberlakukan oleh dewan asatidz atau pengurus.Ta’zir atau hukuman
dengan adanya ta’zir atau hukuman dapat menyebabkan santri takut untuk tidak
melanggar peraturan yang ada dan menyebababkan santri selalu mengikuti dan
patuh terhadap aturan yang ada.Sedangkan bagi santri yang telah melanggar
peraturan, ta’zir atau hukuman dapat menyebabkan mereka jera untuk tidak
melakukan kesalahan lagi, dan memberi semangat baru untuk lebih berdisiplin
LAPORAN PENELITIAN
Kecamatan Tengaran.
Sebagai sebuah pondok pesantren, lembaga ini memiliki sejarah, visi, misi
dan tujuan yang tidak jauh berbeda dengan pondok pesantren yang lain. Dalam
pondok pesantren Al-Huda memiliki pedoman ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Muhammad Rozi.Beliau adalah putra Kiai Imam Rozi perintis dan pendiri
Pesantren Tempursari, Klaten.Kiai Imam Rozi merupakan salah satu pengawal setia
menikahkan putranya dengan wanita salihah dari dusun Petak, desa Sidoharjo,
itulah yang menjadi awal mula perintisan Pondok Pesantren Al-Huda Petak.Beliau
mengawali rintisannya dengan pembangunan masjid pada tahun 1806 M. Masjid ini
direnovasi yang kedua oleh Syaikh Abdul Djalil.Beliau merupakan pendiri dan
beliau dipanggil oleh Sang Pemilik-Nya. Tepatnya pada tanggal 1 Muharram 1320
H/1901 M. Beliau memimpin pesantren selama 34 tahun, yaitu mulai tahun 1867
sampai 1901 M. Beliau meninggalkan seorang istri dan delapan putra. Syaikh Abdul
Petak, dalam usia 79 tahun. Setelah beliau wafat maka digantikan oleh putranya
yaitu KH. Djufri Abdul Djalil. Beliau dilahirkan pada tahun 1877 M/1296 H. Sejak
kecil beliau sudah digembleng oleh sang ayah dalam berbagai hal. Mulai
pengetahuan dasar agama, fiqh, sampai pada tasawuf serta thariqah. Dalam keluarga
syaikh Abdul Djalil, ketika itu berlaku tradisi bahwa ketika anak sudah cukup
dewasa dan cukup pengetahuan agamanya, maka ia akan di baiat (menjadi pengikut
thariqoh). Ditambah memang beliau sejak kecil sudah senantiasa tirakat dan senang
adalah putra Syaikh Abdul Djalil, melainkan karena beliau memang mampu dan
KH. Djufri memiliki 7 orang istri,salah satu diantaranya ada yang berasal dari Bani
Anugrah lain yang diberikan oleh KH. Djufri adalah dari keturunan beliau banyak
yang menjadi ulama atau kiai.Termasuk para murid beliau.Juga banyak dari anak
pondok pesantren selama kurang lebih 60 tahun KH.Djufri dipanggil oleh Yang
Maha Kuasa tepatnya pada tanggal 25 Jumadil Awal 1383 H/1962 M. Beliau
KH.Maesur.Beliau adalah purta ketiga dari pasangan KH.Djufri dan Nyai Hj.
Sufinah (istri kedua).Selain sebagai pengasuh pondok pesantren, beliau juga sebagai
ketiga, beliau memang telah dipersiapkan sejak dini.Beliau sejak kecil sudah dididik
oleh ayahnya.Selain itu juga oleh para paman beliau, yaitu KH.Hawari dan
dibawah asuhan Syaikh Ihsan bin Muhammad Dahlan. Setelah beberapa tahun
dibawah asuhan Syaikh Ihsan, beliau pulang dan belajar kembali dibawah asuhan
sang ayah, KH. Djufri.Selain sebagai Mursyid dan pengasuh Pondok Pesantren,
beliau juga sebagai Mubaligh.Beliau juga aktif di organisasi NU, Persis, PPP, dan
Kealiman beliau telah diakui oeh para kiai dan teman-temannya.Beliau juga seorang
yang tegas bila ada orang yang melakukan kesalahan, baik dalam hal thariqah dan
sebelah barat Masjid Petak. Setelah itu digantikan oleh KH. Adib Maesur, putra
tertuadari istri pertama, Nyai Hj. Sunniyati. Riwayat pendidikan beliau dimulai dari
ayahanda sendiri kemudian setelah tamat sekolah tingkat pertama, beliau mondok di
Pesantren Jenengan, Solo.Di pesantren ini, beliau dibawah asuhan KH. Muhammad
Pesantren Gontor, namun hanya satu tahun.Karena waktu itu Gontor rusuh dan tidak
diasuh oleh KH. Yusuf Hasyim Asy’ari. Setelah itu beliau mengembara ke banyak
Madrasah Diniyyah, mulai tingkat tamhidi (awaliyyah) sampai tingkat Aliyah, juga
Ta’mirotul Birroh dengan dibantu oleh Gus Fathan Adib.Nyai Ta’miratul Birroh
adalah santri dari KH. Ahmad Umar, Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan
Solo. Sedangkan Gus Fathan Adib adalah santri dari KH. Mufid Mas’ud, Pondok
umurnya.|Dengan sarana dan prasarana yang bisa dikatakan terbatas dan seadanya,
namun para santri maupun ustadz/ustadzah tidak merasa kekurangan dan tetap
melaksanakan pendidikan dan pengajaran sebagai suatu keharusan dan misi utama
pesantren. Adapun sarana dan prasarana pondok pesantren Al Huda antara lain:
b. Masjid
c. Kantor Pusat
d. Aula
e. Ruang Kelas
f. Ruang Tamu
g. Mading
3. Program Pendidikan dan Pengajaran
a. Metode
diterapkan efektif dan terarah dengan baik. Untuk itu pelaksanaan pendidikan dan
1) Metode sorogan
metode ini dipakai ketika mengaji al-Qur’an, para santri secara bergilir satu
2) Metode bandongan
bandongan dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok santri
untuk mendengarkan dan menyimak apa yang dibacanya dari sebuah kitab
mengaji kitab kuning, Kyai atau Nyai duduk di depan untuk membacakan dan
menjelaskan isi dari kitab yang dipelajari, sedangkan para santri duduk di depan
3) Metode hafalan
Metode hafalan ialah kegiatan belajar santri dengan cara menghafal
suatu teks tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang kyai atau
digunakan ketika belajar tajwid, hadits dan nahwu. Santri diharuskan untuk
menghafal, setelah hafal kemudian dihafalkan di hadapan para santri dan kyai
atau ustadz.
1) Takhasussiyah
b) shorof
c) hadits
d) fiqh
e) akhlak
f) tauhid
g) Tafsir
h) Tajwid
i) Bahasa Arab
2) Tsanawiyah
Pada tingkat tsanawiyah, materi yang diajarkan sama dengan pada tingkat
3) Aliyah
Pada tingkat aliyah, materi yang diajarkan juga sama dengan pada tingkat
tingkatannya lebih tinggi dan materinya lebih banyak, karena pada tingkatan
ini yang mengikuti hanya santri yang menuntut ilmu di pesantren saja.
4. Susunan Kepengurusan
pengasuh dan penasehat yang membawahi secara langsung pengurus harian. Pengurus
harian ini bertugas melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pengasuh. Adapun
Penasehat
KH. Maghfur
Ketua
Siti Nur
Hibatun Hidayah
Wafiroh M. Ag
Sekretaris Bendahara
Tutik Kustari Nur Khasanah
Tata tertib santri di Pondok Pesantren Al Huda dibagi menjadi dua, yaitu:
6) Para santri wajib membayar iuran lain yang telah diputuskan oleh pengasuh/
7) Para santri wajib mendaftarkan diri serta membayar uang pangka paling
9) Para santri wajib izin kepada pengasuh dan pengurus bila bepergian sampai
malam.
10) Para santri wajib menjaga kebersihan lingkungan pesantren dan masjid.
11) Para santri wajib berbusana muslim bila keluar dari pesantren.
13) Para santri wajib tolong menolong kepada sesama berdasarkan Al Qur’an
1) Para santri dilarang mencuri, bertengkar, dan bergaul bebas dengan lain
jenis.
3) Para santri dilarang menggunakan milik orang lain tanpa seizin pemiliknya
(ghosob).
4) Para santri dilarang keluar dari pondok setelah sholat maghrib kecuali izin
pengurus.
1) Peringatan
1) Peringatan
santri, yaitu SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan santri yang hanya menuntut ilmu di
pesantren saja.Untuk jenjang SMP ada 22 santri, SMA 10 santri, dan yang hanya
Daftar nama santri yang dijadikan responden dapat dilihat dalam tabel dibawah
ini:
18 Emma Mts
19 Muallimatun Mts
20 Endah Mts
29 Istiqomariyah SMA
30 Istiqomah SMA
31 Sakinah SMA
38 Karmilatus S. Santri
46 UmiCholisoh Santri
B. Penyajian Data
1. Data jawaban angket tentang penerapan hukuman (ta’zir)dan kedisiplinan belajar santri
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D
1 C B C C B C B D C D - 3 5 2
2 C B C D B C B D C D - 3 4 3
3 C C B C B C B D C D - 3 5 2
4 C B C C D C B B C D - 3 5 2
5 C B C D C C C D D C - 1 6 3
6 D B D C B D C C D C - 2 4 4
7 D C C C B C B D C B - 3 5 2
8 C B C D B C B C C D - 3 5 2
9 B B D C B D C D C B - 4 3 3
10 C B B C D C B C C D - 3 5 2
11 C A C C C C B D C D 1 1 6 2
12 D B C C A C B D D D 1 2 3 4
13 D C B C B C C D C D - 2 5 3
14 D B C C B C B D C C - 3 5 2
15 C C D C A D C D C D 1 - 5 4
16 D C C C B D C D C D - 1 5 4
17 D C C B A C B D D C 1 2 4 3
18 D B D D B C D D C D - 2 2 6
19 C B C C C D B D C D - 2 5 3
20 C B C B A C B D C B 1 4 4 1
21 D B C A B C B D C A 2 3 3 2
22 C C D C B C D C C D - 1 6 3
23 D B D C D C B D C D - 2 3 5
24 D C C D B C D D D D - 1 3 6
25 D C D C A C B D C B 1 2 4 3
26 C B C C B C B D C D - 3 5 2
27 D B D C B C D B C D - 3 3 4
28 C B C B B D C D C D - 3 4 3
29 C B C C B C B D C A 1 3 5 1
30 D B C B B C B D C B - 5 3 2
31 C B C C B C B C C D - 3 6 1
32 D B C C A C B D C D 1 2 4 3
33 C B C B B C B D C D - 4 4 2
34 D B C C B C B D C D - 3 4 3
35 C C C C B C C D D C - 1 7 2
36 D C C C B C B C C D - 2 6 2
37 D B C C C C D D C D - 1 5 4
38 D C C C B C B D D C - 2 5 3
39 D B C C B C D D C A 1 2 4 3
40 D B C B B C B D D C - 4 3 3
41 C B C C B C B D C D - 3 5 2
42 C C C D B D C D C D - 1 5 4
43 D C C C C C B C D D - 1 6 3
44 D B C D B D C D C D - 2 3 5
45 D B C D C D B D C D - 2 3 5
46 D D B D C C C D D D - 1 3 6
47 D B C C B C C D D C - 2 5 3
48 D B C D B C B D C B - 4 3 3
49 C C C C B C B C C D - 2 7 1
50 D C C C B C C D C D - 1 6 3
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A B C D
1 D B C C C D C C B D - 2 5 3
2 C B C D C D C C A D 1 1 5 3
3 C B C C C D C C A D 1 1 6 2
4 C B C D C D D C B D - 2 4 4
5 C C C D C D C D C D - - 6 4
6 C C D D C D C C B D - 1 5 4
7 C B C C C D C C B D - 2 6 2
8 C B C D C D C C B B - 3 5 2
9 C C B D C C C C B D - 2 6 2
10 C B C C C D B C C B - 3 6 1
11 B B C D B C C B B D - 5 3 2
12 C B C D C D C C B C - 2 6 2
13 C B B D C D C C B B - 4 4 2
14 C B C B D D B C A A 2 3 3 2
15 C B C D C C C C B B - 3 6 1
16 D C C D C D C D B C - 1 5 4
17 C C C D C D C C B D - 1 6 3
18 D B D D C D C C C D - 1 4 5
19 C B C D C D C C B D - 2 5 3
20 B B C B B B C A B A 2 6 2 -
21 B A B B C D B C A A 3 4 2 1
22 C B C D C C C C B D - 2 6 2
23 C B C C D D C D B D - 2 4 4
24 C C C D C D C C C D - - 7 3
25 C B C D C D C D B D - 2 4 4
26 B B C D B D C C B D - 4 3 3
27 C B D D C D B C B C - 3 4 3
28 C B C D C D C C C D - 1 6 3
29 C C C D C D C C B A 1 1 6 2
30 D B C C C B C C B D - 3 5 2
31 C B C C C D C C B D - 2 6 2
32 C B C D C D C B B B - 4 4 2
33 C B C D B D C C B D - 3 4 3
34 C D C D C C C C C B - 1 7 2
35 C B C D C D D C B D - 2 4 4
36 D C C B C D C C B D - 2 5 3
37 C B C D C D C C C B - 2 6 2
38 D C C D C D C C B A 1 1 5 3
39 C B C D C D C C B B - 3 5 2
40 C B C D C D C D B D - 2 4 4
41 C D C C C D C C B A 1 1 6 2
42 D C D D D D C C B D - 1 3 6
43 D C C D D C D C D B 1 2 3 4
44 C B C D C D C D C C - 1 6 3
45 D C D C D C C D B D - 1 4 5
46 D C C D C D C C C D - - 6 4
47 C C C D C D B C C C - 1 7 2
48 D B C D B D B C B D - 4 2 4
49 D B C D C C B C B D - 3 4 3
50 C B C D C D C C B D - 2 5 3
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
menganalisa data tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir dari penelitian.
1. Analisis Persentase
𝐹
P= 𝑁 x100%
Keterangan:
P : Persentase Perolehan
F : Frekuensi
N : Jumlah Sampel
yaituta’zir dengan kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren Al Huda Petak.
masing pertanyaan tersedia empat opsi jawaban, dengan bobot nilai sebagai
berikut:
1) Santri yang menjawab A memiliki bobot nilai 1;
Tabel4.1
Resp
A B C D 4 3 2 1
1 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
2 - 3 4 3 - 9 8 3 20 C
3 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
4 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
5 - 1 6 3 - 3 12 3 18 C
6 - 2 4 4 - 6 8 4 17 D
7 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
8 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
9 - 4 3 3 - 12 6 3 21 B
10 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
11 1 1 6 2 4 3 12 2 21 B
12 1 2 3 4 4 6 6 4 20 C
13 - 2 5 3 - 6 10 3 19 C
14 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
15 1 - 5 4 4 - 10 4 18 C
16 - 1 5 4 - 3 10 4 17 D
17 1 2 4 3 4 6 8 3 21 B
18 - 2 2 6 - 6 4 6 16 D
19 - 2 5 3 - 6 10 3 19 C
20 1 4 4 1 4 12 8 1 25 A
21 2 3 3 2 8 9 6 2 25 A
22 - 1 6 3 - 3 12 3 18 C
23 - 2 3 5 - 6 6 5 17 D
24 - 1 3 6 - 3 6 6 15 D
25 1 2 4 3 4 6 8 3 21 B
26 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
27 - 3 3 4 - 9 6 4 19 C
28 - 3 4 3 - 9 8 3 20 C
29 1 3 5 1 4 9 10 1 24 A
30 - 5 3 2 - 15 6 2 23 B
31 - 3 6 1 - 9 12 1 22 B
32 1 2 4 3 4 6 8 3 21 B
33 - 4 4 2 - 12 8 2 22 B
34 - 3 4 3 - 9 8 3 20 C
35 - 1 7 2 - 3 14 2 19 C
36 - 2 6 2 - 6 12 2 20 C
37 - 1 5 4 - 3 10 4 17 D
38 - 2 5 3 - 6 10 3 19 C
39 1 2 4 3 4 6 8 3 21 B
40 - 4 3 3 - 12 6 3 21 B
41 - 3 5 2 - 9 10 2 21 B
42 - 1 5 4 - 3 10 4 17 D
43 - 1 6 3 - 3 12 3 18 C
44 - 2 3 5 - 6 6 5 17 D
45 - 2 3 5 - 6 6 5 17 D
46 - 1 3 6 - 3 6 6 15 D
47 - 2 5 3 - 6 10 3 19 C
48 - 4 3 3 - 12 6 3 21 B
49 - 2 7 1 - 6 14 1 21 B
50 - 1 6 3 - 3 12 3 18 C
Dari data diatas, dapat ditentukan lebar interval untuk membuat tingkat kategori
penerapan hukuman (ta’zir) dengan memperoleh nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 15.
Memberikan lebar interval(I) untuk membuat tingkat kategori penerapan hukuman (ta’zir),
dengan rumus :
xt − xr + 1
𝐼=
ki
Keterangan:
I : interval
xt : nilai tertinggi
xr : nilai terendah
ki : kelas interval
xt − xr + 1
𝐼=
ki
25 − 15 + 1
𝐼=
4
11
𝐼=
4
I =2,75=3
Tabel 4.2
21-23 B Baik
18-20 C Cukup
15-17 D Kurang
Setelah diketahui masing-masing kategori, maka langkah selanjutnya
berikut:
F
𝑃= x100%
N
Diketahui:
Maka:
F
𝑃= x100%
N
3
𝑃= x100%
50
𝑃 = 6%
Maka,
F
𝑃= x100%
N
21
𝑃= x100%
50
𝑃 = 42%
Maka,
F
𝑃= x100%
N
16
𝑃= x100%
50
𝑃 = 32%
santri.
Maka,
F
𝑃= x100%
N
10
𝑃= x100%
50
𝑃 = 20%
Tabel 4.3
(Ta’zir)
(A)
Jumlah 50 100%
sebanyak 6%.
42%.
32%.
pertanyaan terdiri dari empat opsi jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut:
Tabel4.4
Data Tentang Kedisiplinan Belajar Santri Pondok Pesantren Al Huda Petak, Kec.
Resp
A B C D 4 3 2 1
1 - 2 5 3 - 6 10 3 19 C
1 1 5 3 4 3 10 3 20 C
2
1 1 6 2 4 3 12 2 20 C
3
- 2 4 4 - 6 8 4 18 D
4
- - 6 4 - - 12 4 16 D
5
- 1 5 4 - 3 10 4 17 D
6
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
7
- 3 5 2 - 9 10 2 21 C
8
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
9
- 3 6 1 - 9 12 1 22 C
10
- 5 3 2 - 15 6 2 23 B
11
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
12
- 4 4 2 - 12 8 2 22 C
13
2 3 3 2 8 9 6 2 25 B
14
- 3 6 1 - 9 12 1 22 C
15
- 1 5 4 - 3 10 4 17 D
16
- 1 6 3 - 3 12 3 18 D
17
- 1 4 5 - 3 8 5 16 D
18
- 2 5 3 - 6 10 3 19 C
19
2 6 2 - 8 18 4 - 30 A
20
3 4 2 1 12 12 4 1 29 A
21
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
22
- 2 4 4 - 6 8 4 18 D
23
- - 7 3 - - 14 3 17 D
24
- 2 4 4 - 6 8 4 18 D
25
- 4 3 3 - 12 6 3 21 C
26
- 3 4 3 - 9 8 3 20 C
27
- 1 6 3 - 3 12 3 18 D
28
1 1 6 2 4 3 12 2 21 C
29
- 3 5 2 - 9 10 2 21 C
30
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
31
- 4 4 2 - 12 8 2 22 C
32
- 3 4 3 - 9 8 3 20 C
33
- 1 7 2 - 3 14 2 19 C
34
- 2 4 4 - 6 8 4 18 D
35
- 2 5 3 - 6 10 3 19 C
36
- 2 6 2 - 6 12 2 20 C
37
1 1 5 3 4 3 10 3 20 C
38
- 3 5 2 - 9 10 2 21 C
39
- 2 4 4 - 6 8 4 18 D
40
1 1 6 2 4 3 12 2 21 C
41
- 1 3 6 - 3 6 6 15 D
42
1 2 3 4 - 3 8 3 16 D
43
- 1 6 3 - 3 12 3 18 D
44
- 1 4 5 - 3 8 5 16 D
45
- - 6 4 - - 12 4 16 D
46
- 1 7 2 - 3 14 2 19 C
47
- 4 2 4 - 12 4 4 20 C
48
- 3 4 3 - 9 8 3 20 C
49
- 2 5 3 - 6 10 3 19 C
50
Dari data diatas, dapat ditentukan lebar interval untuk membuat tingkat kedisiplinan belajar
Dengan rumus :
xt − xr + 1
𝐼=
ki
Keterangan:
I : interval
xt : nilai tertinggi
xr : nilai terendah
ki : kelas interval
xt − xr + 1
𝐼=
ki
30 − 15 + 1
𝐼=
4
16
𝐼=
4
I =4
Tabel 4. 5
23-26 B Baik
19-22 C Cukup
15-18 D Kurang
berikut:
F
𝑃= x100%
N
Diketahui:
Maka,
F
𝑃= x100%
N
2
𝑃= x100%
50
𝑃 = 4%
2) F : santri (responden) yang memperoleh nilai B pada jawaban angket
Maka,
F
𝑃= x100%
N
2
𝑃= x100%
50
𝑃 = 4%
Maka,
F
𝑃= x100%
N
29
𝑃= x100%
50
𝑃 = 58%
Maka,
F
𝑃= x100%
N
17
𝑃= x100%
50
𝑃 = 34%
Tabel 4.6
Kedisiplinan
No. Interval Frekuensi Persentase
Belajar
(A)
Jumlah 50 100%
B. Analisis Lanjut
1. Analisis Hipotesis
Pada bagian ini, penulis melakukan analisis data untuk membuktikan diterima
atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan, yaitu ada hubungan antara penerapanta’zir
dengan kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren Al Huda Petak Tahun 2012.
tabel. Nilai r tabel untuk sampel 50 dengan taraf signifikansi 1% yaitu 0,361. Jika r
hitung > r tabel maka ada hubungan yang positif antara varibel x dan y. Jika r hitung =
0, maka tidak ada hubungan sama sekali antara variabel x dan y. Jika r hitung < r tabel
∑𝑥 ∑𝑦
∑𝑥𝑦 −
𝑁
rxy = (∑𝑥 )2 (∑𝑦 )2
∑𝑥 2 − ∑𝑦 2 −
𝑁 𝑁
Keterangan:
x : nilai variabel 1
y : nilai variabel 2
N : banyaknya subjek pemilik nilai
∑ : sigma
1. Membuat tabel untuk mencari hubungan antara ta’zir dengan kedisiplinan belajar
3. Memasukkan nilai x dan y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product
momentangka kasar
Tabel 4.7
Koefisien Hubungan Ta’zir Dengan Kedisiplinan Belajar Santri Putri Pondok Pesantren Al
Nomor
Responden X Y x2 y2 Xy
∑x : 988
∑y : 985
∑x2: 19776
∑y2: 19807
∑x.y: 19693
N : 50
moment:
∑𝑥 ∑𝑦
∑𝑥𝑦 −
𝑁
rxy = (∑𝑥 )2 (∑𝑦 )2
∑𝑥 2 − ∑𝑦 2 −
𝑁 𝑁
988 985
19693 −
50
rxy = (988 )2 (985 )2
19776 − 19807 −
50 50
973180
19693 −
50
rxy = (976144 ) (970225 )
19776 − 19807 −
50 50
19693−19463 ,6
rxy=
19776 −19522 ,88 19807 −19404 ,5
229,4
rxy=
253,12 402,5
229,4
rxy= 101880 ,8
229,4
rxy=319,19
rxy=0,718
C. Pembahasan
dengan jumlah responden 50 santri dengan taraf signifikansi 1% diperoleh nilai sebesar
0,361 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai sebesar 0,279.Untuk lebih jelasnya
Taraf Signifikansi
N Ro 1% 5%
Maka jika dibandingkan dengan nilai rxy hitung (0,718) lebih besar dari nilai r
tabel pada taraf signifikasi 1% yaitu 0,361dan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,279
atau dapat dikatakan 0,718>0,361, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
ta’zir dengan kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren Al Huda Petak Tahun
2012, atau hipotesis yang berbunyi “ada hubunganantara penerapan hukuman (ta’zir)
dengan kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren Al Huda Petak Tahun 2012”
dapat diterima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengolahan data serta analisis data maka penulis selanjutnya dapat menarik kesimpulan
Kedisiplinan Belajar Santri Putri Pondok Pesantren Al Huda Petak Tahun 2012, sebagai
berikut :
1. Pada variabel x yaitu ta’zir atau penerapan hukuman Pondok Pesantren Al Huda
Petak tahun 2012, dapat dikatakan bahwa penerapan hukuman (ta’zir) di Pondok
tersebut cukup baik, hal tersebut ditunjukkan dengan data yang diperoleh, yaitu
pada jawaban angket dengan kategori sangat tinggi (sangat baik) dengan frekuensi
paling rendah yakni 3 responden dengan persentase 6%, dan kategori tinggi
42% dan kategori sedang (cukup) mencapai angka frekuensi sedang yakni 16
2. Pada variabel y yaitu kedisiplinan belajar santri putri Pondok Pesantren Al Huda
Petak Tahun 2012 dapat dikatakan bahwa mereka mempunyai kedisiplinan belajar
yang cukup baik, hal tesebut ditunjukkan dengan data yang diperoleh, yaitu santri
yang menjawab angket dengan kategori sangat tinggi mencapai angka frekuensi 2
34%.
3. Hasil perhitungan analisis data membuktikan bahwa hipotesis yang penulis ajukan
2012 diterima atau tidak ditolak. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi
(rhitung ) sebesar 0,718 lebih besar dari rtabel pada taraf signifikan 1 % (0,361) atau
dapat dikatakan 0,718>0,361. Dengan demikian ada hubungan yang positif antara
persepsi santri tentang penerapan ta’zir dengan kedisiplinan belajar santri putri
B. Saran
1. Sebagai lembaga pendidikan Islam diPetak, kec. Susukan, Kab. Semarang, Pondok
mempunyai akhlak yang baik. Mengacu pada hal tersebut, penulis mengharap
2. Sebagai seorang santri yang mempunyai beberapa kewajiban, maka taatilah semua
Arikunto, Suharsimi,
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktekEdisiRevisi,RinekaCipta,
Jakarta, 1999.
2008.
Yogyakarta, 2007.
2009.
Orang Tua :
Pekerjaan : PNS
Pekerjaan : PNS
Riwayat Pendidikan
Penulis
Maslihatul Umami