Makalah
Diajukan Oleh:
A B I D A H / 4002163028
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUMATERA UTARA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, yang telah memberi kesehatan dan kemudahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah hadits tematik. Shalawat
beserta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
merubah peradaban jahiliyah ke peradaban Islamiyah.
Tulisan ini membahas peserta didik sebagai salah satu komponen penting
dalam pendidikan, sehingga perlu dilakukan banyak kajian dalam perspektif dan
dengan banyak pendekatan, sehingga pendidik akan dapat memahami siapa
peserta didik, termasuk melakukan kajian peserta didik dalam perspektif hadits.
Di dalam penulisan makalah ini, penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran
melalui indeks pada software hadits, lalu pemilahan hadits yang berkaitan dengan
tema, selanjutnya dilakukan pembahasan. Terdapat empat hal yang menjadi
pembahasan penulisan makalah ini yakni, siapa yang tergolong sebagai peserta
didik, apa keutamaan, bagaimana tipologi atau karakteristik serta adab peserta
didik.
Terakhir, penulis mohon kritik konstruktif dan saran agar tulisan ini
menjadi lebih baik dalam memenuhi standart penulisan dan dapat berguna untuk
sebuah rujukan. Selanjutnya terima kasih atas bimbingan dan arahan Prof. Dr.
Nawir Yuslem, MA selaku dosen pengampu mata kuliah dan semua pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas ini.
Penulis,
Abidah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ……………………………………………………….............................. 1
B. Pembahasan ...……………………………………………………............................... 2
1. Peserta Didik …………………………………………………….......................... 3
a. Anak ………………………………………………………….......................... 3
b. Keluarga ……………………………………………………............................ 8
c. Budak Wanita ……………………………………………............................... 12
d. Anggota Masyarakat/Tetangga ……………………………............................. 15
e. Teman/Lingkungan …………………………………………........................... 17
f. Kaum/Umat …………………………………………………........................... 20
2. Keutamaan Peserta Didik ……………………………………............................... 22
a. Dunia Terlaknat terkecuali, Dzikir, Mualim, Muta’ali ……….......................... 22
b. Mendapatkan Kemudahan Menuju Surga…………………….......................... 24
c. Orang yang paling baik ……………………………………….......................... 29
d. Pembenaran Hasad Terhadap Penuntut Ilmu ………………........................... 31
e. Kehancuran jika urusan diserahkan bukan pada ahlinya …….......................... 34
3. Tipologi Peserta Didik …………………………………………........................... 36
a. Karakteristik Peserta Didik …………………………………........................... 36
b. Perbedaan Kemampuan ……………………………………............................ 40
c. Perbedaan Emosional ……………………………………............................... 43
4. Etika Peserta Didik …………………………………………................................ 47
a. Sikap Duduk dalam Majlis …………………………………........................... 47
b. Tawadhu, Antusiasme, tidak Sombong, Sabar ………………......................... 51
c. Perhatian terhadap Ilmu ………………………………………........................ 65
d. Diam/Tenang …………………………………………………......................... 66
e. Larangan meninggalkan Ilmu ………………………………........................... 68
f. Tuntas dan Spesifikasi ………………………………………........................... 70
g. Tunduk pada nasehat Guru …………………………………........................... 73
h. Ilmu Tidak untuk berdebat, memperolok-olok, mencari perhatian...................... 75
i. Tidak Bosan Berlatih…………………………………………......................... 77
C. Penutup ……………………………………………………………............................. 80
D. Daftar Kepustakaan ……………………………………………….............................. 81
HADITS-HADITS TENTANG ANAK (PESERTA DIDIK)
(Makalah Hadits Tematik Pendidikan (Hadits Tarbawi))
abidah_aceh@yahoo.co.id
A. Pendahuluan
Kedudukan peserta didik dalam pendidikan Islam sebagai subjek
sekaligus objek pendidikan, yang memerlukan bimbingan dari orang lain untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya serta membimbingnya menuju
kedewasaan. Peserta didik adalah salah satu komponen penting dalam sistem
pendidikan. Tidak disebut pendidikan jika tidak ada interaksi edukasi antara
pendidik dan peserta didik. ,”Guru dan anak didik adalah dua sosok manusia
yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Boleh Jadi, dimana guru disitu
ada anak didik yang ingin belajar dari guru. Sebaliknya dimana ada anak didik
disana ada guru yang ingin memberikan binaan dan bimbingan kepada anak
didik”.1
Kutipan di atas menjelaskan tidak disebut pendidikan jika tidak ada
peserta didik, demikian posisi peserta didik dalam komponen sistem pendidikan
menjadi sangat utama. Untuk itu melakukan kajian tentang peserta didik dengan
berbagai pendekatan dan perspektif merupakan keharusan. Begitu juga halnya
melakukan penyelusuran terhadap hadits-hadits yang membahas tentang peserta
didik sangat perlu dilakukan, mengingat hadits merupakan salah satu sumber
ajaran Islam, hadits merupakan penjelasan dan praktik dari ajaran Al-Quran.
Selain hadits sebagai sumber utama setelah Al-Quran, Allah SWT menjadikan
Muhammad SAW sebagai teladan bagi umatnya. Sehingga bukan pendidikan
Islam apabila sumber inspirasinya bukan dari nilai-nilai Al-Qur’an dan hadits dan
meneladani Rasullah SAW.
Mengingat begitu signifikannya kajian terhadap peserta didik dalam
perspektif hadits seperti yang telah diuraikan diatas, maka untuk memperjelas
pembahasan, perlu dirumuskan permasalahan. Adapun rumusan masalah sebagai
1
Syaful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukakatif: Suatu Pendekatan
Teorits Psikologis, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2
berikut: pertama, siapakah peserta didik?, Kedua, Apa keutamaan bagi penuntut
ilmu?, Ketiga, bagaimana tipologi peserta didik?, Keempat, Bagaimana etika
peserta didik dalam menuntut ilmu?.
B. Pembahasan
َعْن َأيِب َس َلَم َة ْبِن َعْب ِد ال َّرَمْحِن، َعِن الُّزْه ِرِّي، َح َّد َثَنا اْبُن َأيِب ِذْئٍب، َح َّد َثَنا آَدُم
َق اَل الَّنُّيِب ص لى اهلل علي ه وسلم ُك ُّل: َق اَل، َرِض َي الَّل ُه َعْن ُه، َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة،
َأ َمُيِّج اِنِه َك َث ِل اْل ِه ي ِة، َأ َنِّص اِنِه، ُلوٍد وَلُد َلى اْلِف ْط ِة َفَأ ا ِّو اِنِه
ْو َس َم َب َم ْو ُي َر َر َبَو ُه ُيَه َد َمْو ُي َع
ِف ِه
ُتْنَتُج اْلَب يَم َة َه ْل َتَرى يَه ا َج ْد َعاَء
Terjemahan
,”Hadits Adam, Hadits Ibnu Abi Zi’bin, dari Zuhriy, dari Abi Salamah bin
Abdirrahman, Dari Abi Hurairah ra. berkata,” telah bersabda Nabi SAW”,” setiap
Anak dilahirkan dalam keadaan Fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya beragama yahudi atau nasrani atau majusi, seperti binatang yang
melahirkan seekor anak. Bagaimana pendapatmu, apakah terdapat kekurangan?”.
(HR. Bukhari)2
Takhrij Al Hadits
Hadits di atas terdapat pada Shahih Bukhari, Bab Bad’u al-Wahyi, Juz 2,
Hal 125. Muslim, Shahih Muslim, Bab Ma’na Kullu Mauludin Yuladu ‘ala
Fithrah, Juz 8, Hal 52, 6926 Abu Daud, Sunan Abu Daud, Bab Fi Dzirarial-
Musyrikin, Juz 4, Hal 366, Hadis nomor 4718.
2
file hadis Lidwa Pusaka i-Software - Kitab 9 Imam Hadist Program Kubro
Multimedia.
Adam bin Abu Iyas, dari kalangan Tabi’ut Tabi’in kalangan biasa, kuniyah
Abu Al Hasan hidup di Baghdad wafat 220 H. Abu Daud, Al ‘Ajli, Ibnu Hibban
menyebutnya Tsiqah, An-Nasa’i la ba sa bih, Abu Hatim "tsiqah terpercaya ahli
ibadah, termasuk hamba-hamba Allah yang terbaik" Ibnu Hajar al 'Asqalani:
tsiqah ahli ibadah. Muhammad bin 'Abdur Rahman bin Al Mughirah bin Al Harits
bin Abi Dzi`b kalangan Tabi'in kalangan biasa dari kalangan Abu Al Harits, hidup
di Madinah, wafat 158 H. Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma’in, An Nasa’i, Adz
Dzahabi menyebutnya Tsiqah, Ibnu Hajar al’Asqalani menyebutnya Tsiqah Faqih.
Berikutnya Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin 'Abdullah bin Syihab dari
kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan, kuniyah Abu Bakar, hidup di
Madinah, wafat 124 H Ibnu Hajar al 'Asqalani menyebutnya faqih hafidz mutqin,
Adz Dzahabi seorang tokoh. Abdullah bin 'Abdur Rahman bin 'Auf dari kalangan
Tabi'in kalangan pertengahan, kuniyah Abu Salamah, hidup di Madinah wafat 94
H. Abu Zur’ah menyebutnya Tsiqah Imam, Ibnu Hibban menyebutnya Tsiqah.
Abdur Rahman bin Shakhr, kalangan sahabat, kuniyah Abu Hurairah, hidup di
Madinah wafat 57 H. Ibnu Hajar ‘Asqalani menggolongkannya sahabat.
َٰٓأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ُقٓو ْا َأنُفَس ُك ۡم َو َأۡه ِليُك ۡم َناٗر ا َو ُقوُد َها ٱلَّن اُس َو ٱۡل ِحَج اَر ُة َع َلۡي َه ا َم َٰٓلِئَك ٌة
٦ د اَّل َيۡع ُصوَن ٱَهَّلل َم ٓا َأَم َر ُهۡم َو َيۡف َع ُلوَن َم ا ُيۡؤ َم ُروَنٞظ ِش َد اٞ ِغ اَل
Terjemahan:,”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan”. QS. At-Tahrim:6
َو ۡل َيۡخ َش ٱَّلِذ يَن َلۡو َتَر ُك وْا ِم ۡن َخ ۡل ِفِهۡم ُذ ِّر َّي ٗة ِض َٰع ًفا َخ اُفوْا َع َلۡي ِهۡم َفۡل َيَّتُق وْا ٱَهَّلل َو ۡل َيُقوُل وْا
٩ َقۡو اٗل َسِد يًدا
Terjemahan: ,”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
benar”. QS. An-Nisa’:9
Asbabul Wurud
ِب
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن اْلُم َثىَّن َقاَل َح َّد َثَنا َعْبُد اْلَوَّه ا َقاَل َح َّد َثَنا َأُّيوُب َعْن
َأيِب ِقاَل َبَة َقاَل َح َّد َثَنا َم اِلٌك َأَتْيَنا ِإىَل الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َوْحَنُن َش َبَبٌة
َّلِه َّل َّل ِه َّل ِع ِع ِر ِر
ُمَتَق ا ُبوَن َفَأَقْم َنا ْنَد ُه ْش يَن َيْوًم ا َو َلْيَلًة َوَك اَن َرُس وُل ال َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم
َرِح يًم ا َرِفيًق ا َفَلَّم ا َظَّن َأَّنا َقْد اْش َتَه ْيَنا َأْه َلَنا َأْو َقْد اْش َتْق َنا َس َأَلَنا َعَّم ْن َتَرْك َنا َبْع َدَنا
ِق ِف ِه ِج ِإ ِل
َفَأْخ َبْرَناُه َقاَل اْر ُعوا ىَل َأْه يُك ْم َفَأ يُم وا ي ْم َو َعِّلُم وُه ْم َو ُمُروُه ْم َو َذَك َر َأْش َياَء
َأْح َف ُظَه ا َأْو اَل َأْح َف ُظَه ا َو َص ُّلوا َك َم ا َرَأْيُتُم ويِن ُأَص ِّلي َفِإَذا َح َض َرْت الَّصاَل ُة َفْلُيَؤِّذْن
َلُك ْم َأَح ُدُك ْم َو ْلَيُؤَّم ُك ْم َأْك َبُرُك ْم
Terjemahan: ,”kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah
menceritakan kepada kami 'Abdul Wahhab berkata, telah menceritakan kepada
kami Ayyub dari Abu Qilabah berkata, telah menceritakan kepada kami Malik,
"Kami datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat itu kami adalah
para pemuda yang usianya sebaya. Maka kami tinggal bersama beliau selama dua
puluh hari dua puluh malam. Beliau adalah seorang yang sangat penuh kasih dan
lembut. Ketika beliau menganggap bahwa kami telah ingin, atau merindukan
keluarga kami, beliau bertanya kepada kami tentang orang yang kami tinggalkan.
Maka kami pun mengabarkannya kepada beliau. Kemudian beliau bersabda:
"Kembalilah kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah
mereka dan perintahkan (untuk shalat)." Beliau lantas menyebutkan sesuatu yang
aku pernah ingat lalu lupa. Beliau mengatakan: "Shalatlah kalian seperti kalian
melihat aku shalat. Maka jika waktu shalat sudah tiba, hendaklah salah seorang
dari kalian mengumandangkan adzan, dan hendaklah yang menjadi Imam adalah
yang paling tua di antara kalian”.
Tahrijul Hadits
Sumber Bukhari, Kitab Adzan, bab Adzan dan iqamah bagi musafir bila
shalat berjama'ah begitu juga di 'Arafah dan Mudzdalifah No. Hadist 595, terdapat
juga pada kitab Bukhari Kitab Khabar Ahad Bab Dibolehkan berita satu orang
sebagai hujjah (argumentasi) No. Hadist 6705, Ahmad Kitab Musnad penduduk
Makkah Bab Hadits Malik bin Huwairits Radliyallahu ta'ala 'anhu No. Hadist
15045.
Asbabul Wurud
Bukhari meriwayatkan dalam adabul Mufrid dari Abu Sulaiman Malik bin
Huwairts,” Kami datang kepada Rasulullah SAW, ketika itu kami adalah para
pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama Rasulullah Saw, selama 20 malam.
Kemudian beliau mengira kami ingin segera bertemu keluarga kami, dan bertanya
kepada kami tentang siapa yang kami tinggalkan dari keluarga kami, maka kami
kabarkan kepada beliau, dan beliau adalah sahabat yang penuh kasih
sayang.Peristiwa datangnya Malik bin al-Huwairits r.a. bersama rombongan dari
suku Laits disebutkan oleh sebahagian ahli sejarah terjadi pada tahun al-wufud
(tahun kedatangan utusan secara bergelombang dari berbagai negeri untuk
menyatakan keislamanan). Ibnu Sa’d rahimahullah menyatakan bahwa peristiwa
tersebut terjadi sebelum Perang Tabuk yang terjadi pada bulan Rajab tahun 9 H.
Hadits di atas juga dapat di lihat dari sisi lain yakni pembahasan tentang
mereka belajar selama 20 malam bersama Rasul. Dalam konteks dewasa ini,
model pendidikan yang seperti itu disebut model pendidikan yang berbasis
boarding school, yakni sekolah berasrama. Di sekolah boarding school anak didik
bisa belajar lebih maksimal, fokus, bisa berinteraksi langsung dengan guru, dan
selalu terkontrol aktivitas di asrama. Manfaat lain adalah anak didik bisa belajar
mandiri. Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan
sesama siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat.
c. Budak Wanita
َح َّد َثَنا َعِلُّي ْبُن َعْبِد الَّلِه َح َّد َثَنا ُس ْف َياُن ْبُن ُعَيْيَنَة َح َّد َثَنا َص اِلُح ْبُن َح ٍّي َأُبو
ِمَس ِمَس
َح َس ٍن َقاَل ْعُت الَّش ْع َّيِب َيُقوُل َح َّد َثيِن َأُبو ُبْرَدَة َأَّنُه َع َأَباُه
ِه
َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل َثاَل َثٌة ُيْؤ َتْو َن َأْج َرُه ْم َم َّرَتِنْي الَّرُج ُل َتُك وُن َلُه
ِت ِس ِس ِل
اَأْلَم ُة َفُيَعِّلُم َه ا َفُيْح ُن َتْع يَم َه ا َو ُيَؤِّدُبَه ا َفُيْح ُن َأَدَبَه ا َّمُث ُيْع ُقَه ا َفَيَتَزَّوُجَه ا َفَلُه
َّل َّل ِه َّل ِب ِم ِك ِب َّلِذ ِن ِم
َأْج َرا َو ُمْؤ ُن َأْه ِل اْل َتا ا ي َك اَن ُمْؤ ًنا َّمُث آَم َن الَّنِّيِب َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم
َل َأ اِن اْل ُد اَّلِذي ِّدي َّق الَّلِه ْن ِل ِّيِدِه
َو َي َص ُح َس ُيَؤ َح َف ُه ْج َر َو َعْب
َّمُث َقاَل الَّش ْع ُّيِب َوَأْع َطْيُتَك َه ا ِبَغِرْي َش ْي ٍء َو َقْد َك اَن الَّرُج ُل َيْرَح ُل يِف َأْه َوَن ِم ْنَه ا ِإىَل
اْل ِديَنِة
َم
Terjemahan:,” Telah bercerita kepada kami 'Ali bin 'Abdullah telah
bercerita kepada kami Sufyan bin 'Uyainah telah bercerita kepada kami Shalih bin
Hayyi Abu Hasan berkata aku mendengar Asy-Sya'biy berkata telah bercerita
kepadaku Abu Burdah bahwa dia mendengar bapaknya dari Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga kelompok manusia yang akan diberi pahala
dua kali. (Yang pertama) seorang laki-laki yang memiliki seorang budak wanita
dimana dia mengajarinya dengan pengajaran yang baik kemudian mendidik
dengan pendidikan yang baik lalu dia membebaskannya kemudian menikahinya.
Maka bagi orang ini mendapat dua pahala. (Yang kedua) mu'min dari kalangan
Ahlul Kitab dimana sebelumnya dia adalah orang yang beriman kemudian dia
beriman kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, maka baginya dua pahala. Dan
(yang ketiga) seorang budak yang menunaikan hak-hak Allah dan juga setia
kepada tuannya". Kemudian Asy-Sya'biy berkata: "Aku berikan dia kepadamu
tanpa imbalan sedikitpun". Orang yang diberikannya itu adalah seorang yang
sedang menempuh perjalanan menuju Madinah dalam keadaan sangat lemah.
Tahrij hadits:
َح َّد َثَنا َأُبو اْلَي اِن َأْخ َب َنا ُش َعْيٌب َعْن الُّزْه ِرِّي ح َقاَل َأُبو َعْبد الَّلِه َقاَل اْب ْه ٍب
َو ُن َو َر َم
ِد ِد ِه ِد ِه ِش
َأْخ َبَرَنا ُيوُنُس َعْن اْبِن َه اٍب َعْن ُعَبْي الَّل ْبِن َعْب الَّل ْبِن َأيِب َثْوٍر َعْن َعْب
َقاَل ُك ْن َأَنا ا يِل ِم اَأْلْن اِر يِف يِن ُأ َّيَة ِن ٍد ٍس اَّب ِن الَّلِه
َب َم ْب َزْي ُت َوَج ٌر ْن َص َمَرُع ْن َع َع ْب
ِه ِم ايِل اْل ِد يَنِة ُك َّنا َنا الُّن وَل َلى وِل الَّلِه َّلى الَّل َل ِه
َص ُه َع ْي َو َي ْن َعَو َم َو َنَت َو ُب ُز َع َرُس
ِرَب َذِل اْل ِم ِم اْل ِي َغِرْيِه َّل ْنِزُل ا َأْنِزُل ا َفِإَذا ْل ِج
ْح
َيْو ْن َو َو َك َخِب ُهْئُت َنَز ُت َو َس َم َي َيْوًم َو َيْوًم
َو ِإَذا َنَزَل َفَعَل ِم ْثَل َذِلَك َفَنَزَل َص اِح يِب اَأْلْنَص اِرُّي َيْو َم َنْوَبِتِه َفَض َرَب َبايِب َض ْرًبا
َش ِد يًد ا َفَق اَل َأَّمَث ُه َو َفَف ِزْع ُت َفَخ َرْجُت ِإَلْيِه َفَق اَل َقْد َح َدَث َأْم ٌر َعِظ يٌم َقاَل
َفَد ْل َلى ْف َة َفِإَذا ِه ِكي ُقْل َطَّلَق ُك َّن وُل الَّلِه َّلى الَّل َل ِه
َص ُه َع ْي َرُس َي َتْب َف ُت َخ ُت َع َح َص
ِئ ِه
َو َس َّلَم َقاَلْت اَل َأْد ِري َّمُث َدَخ ْلُت َعَلى الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َفُقْلُت َوَأَنا َقا ٌم
َّل َّل ِن
َأَط ْق َت َس اَءَك َقاَل اَل َفُقْلُت ال ُه َأْك َبُر
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri. Menurut jalur yang lainnya;
Abu Abdullah berkata; dan berkata Ibnu Wahb; telah mengabarkan kepada kami
Yunus dari Ibnu Syihab dari 'Ubaidullah bin Abdullah bin Abu Tsaur dari
Abdullah bin 'Abbas dari Umar berkata: Aku dan tetanggaku dari Anshar berada
di desa Banu Umayyah bin Zaid dia termasuk orang kepercayaan di Madinah,
kami saling bergantian menimba ilmu dari Rasul shallallahu 'alaihi wasallam,
sehari aku yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam dan hari lain dia
yang menemui Beliau shallallahu 'alaihi wasallam, Jika giliranku tiba, aku
menanyakan seputar wahyu yang turun hari itu dan perkara lainnya. Dan jika
giliran tetanggaku tiba, ia pun melakukan hal yang sama. Ketika hari giliran
tetanggaku tiba, dia datang kepadaku dengan mengetuk pintuku dengan sangat
keras, seraya berkata: "Apakah dia ada disana?" Maka aku kaget dan keluar
menemuinya. Dia berkata: "Telah terjadi persoalan yang gawat!". Umar berkata:
"Aku pergi menemui Hafshah, dan ternyata dia sedang menangis, aku bertanya
kepadanya: "Apakah Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menceraikanmu?"
Hafshah menjawab: "Aku tidak tahu". Maka aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, sambil berdiri aku tanyakan: "Apakah engkau menceraikan istri-istri
engkau?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Tidak". Maka aku
ucapkan: "Allah Maha Besar”.
Tahrijul Hadits
Al Hakam bin Nafi', Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua, Kuniyah : Abu
Al Yaman Negeri semasa hidup : Syam Wafat : 222 H. Yahya bin Ma'in Tsiqah,
Abu Hatim Ar Rozy Tsiqah Shaduuq, Al 'Ajli la ba`sa bih, Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat. Syu'aib bin Abi Hamzah Dinar Kalangan : Tabi'ut
Tabi'in kalangan tua Kuniyah : Abu Bisyir Negeri semasa hidup : Syam Wafat
162 H Ahmad bin Hambal tsabat shalih, Yahya bin Ma'in, Ya'kub bin Syaibah, Al
'Ajli, Abu Hatim, An Nasa'i Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat,
Ibnu Hajar Al Atsqalani tsiqah ahli ibadah, Ibnu Hajar Al Atsqalani tsiqah ahli
ibadah, Adz Dzahabi Hafizh. Muhammad bin Muslim bin 'Ubaidillah bin
'Abdullah bin Syihab Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan Kuniyah :
Abu Bakar Negeri semasa hidup : MadinahWafat : 124 H Ibnu Hajar al 'Asqalani
faqih hafidz mutqin Adz Dzahabi seorang tokoh. Abdullah bin Wahab bin Muslim,
Kalangan : Tabi'ut Tabi'in kalangan biasaKuniyah : Abu Muhammad hidup : Maru
Wafat : 197 H Yahya bin Ma'in dan Al 'Ajli Tsiqah An Nasa'i la ba`sa bih, Ibnu
Hajar tsiqoh hafidz, Adz Dzahabi salah satu ahli ilmu. Abdullah bin 'Abbas bin
'Abdul Muthallib bin Hasyim Kalangan : Shahabat, Kuniyah : Abu Al 'Abbas,
Negeri semasa hidup : Marur Rawdz, Wafat : 68 H Ibnu Hajar Al Atsqalani dan
Adz Dzahabi Shahabat. Umar bin Al Khaththab bin Nufail, Kalangan : Shahabat
Kuniyah : Abu Hafsh Negeri semasa hidup : Madinah, beliau sahabat. Dari sisi
matan hadits tidak ditemukan kejanggalan.
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن اْلَعاَل ِء َح َّد َثَنا َأُبو ُأَس اَم َة َعْن ُبَرْيٍد َعْن َأيِب ُبْرَدَة َعْن َأيِب
ُموَس ى َرِض الَّلُه َعْنُه َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َم َث اَجْلِليِس
ُل َي
الَّصاِلِح َوالَّس ْوِء َك َح اِم ِل اْلِم ْس ِك َو َناِفِخ اْلِكِري َفَح اِم ُل اْلِم ْس ِك ِإَّم ا َأْن
ْحُيِذ َيَك َو ِإَّم ا َأْن َتْبَتاَع ِم ْنُه َو ِإَّم ا َأْن ِجَت َد ِم ْنُه ِرًحيا َطِّيَبًة َو َناِفُخ اْلِكِري ِإَّم ا َأْن
ْحُيِرَق ِثَياَبَك َو ِإَّم ا َأْن ِجَت َد ِرًحيا َخ ِبيَثًة
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala`
telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari
Abu Musa radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau
bersabda: "Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan
penjual minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu
akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan
mendapatkan bau wanginya sedangkan pandai besi hanya akan membakar bajumu
atau kamu akan mendapatkan bau tidak sedapnya."
Tahrijul Hadits
11
Ibnu Hajar Al Asqalani, Fathul Baari syarah:Shahih Bukhari (Terj), Gazirah Abdi Ummah.
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.) Jilid 4. Hal 324
di atas mengandung faedah bahwa bergaul dengan teman yang baik akan
mendapatkan dua kemungkinan yang kedua-duanya baik. Kita akan menjadi baik
atau minimal kita akan memperoleh kebaikan dari yang dilakukan teman kita.
Bergaul bersama dengan teman yang shalih akan mendatangkan banyak
kebaikan, Dia akan mengajarkan kepadamu hal-hal yang bermanfaat bagi dunia
dan agama temannya. Dia juga akan memberi nasihat. Dia juga akan
mengingatkan dari hal-hal yang membuatmu celaka. Di juga senantiasa
memotivasi dirimu untuk mentaati Allah, berbakti kepada kedua orangtua,
menyambung silaturahmi, dan bersabar dengan kekurangan dirimu. Dia juga
mengajak untuk berakhlak mulia baik dalam perkataan, perbuatan, maupun
bersikap. Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman dekatnya
dalam tabiat dan perilakunya. Keduanya saling terikat satu sama lain, baik dalam
kebaikan maupun dalam kondisi sebaliknya.
Rasulullah SAW menjadikan teman sebagai patokan terhadap baik dan
buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah SAW memerintahkan
kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Hadits Rasulullah SAW yang
diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Silsilah Ash-Shahihah, No. 927:
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari sunan Tirmidzi, Kitab Zuhud, bab lain-lain
No. Hadist 2244, juga ditemukan pada sunan Ibnu Majah
Kitab Zuhud bab Permisalan dunia No. Hadist 4102.
١١... َيۡر َفِع ٱُهَّلل ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا ِم نُك ۡم َو ٱَّلِذ يَن ُأوُتوْا ٱۡل ِع ۡل َم َد َر َٰج ٖۚت
Terjemahan: ,”Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. QS. Al Mujadillah:11
Pembahasan Hadits
Tahrijul Hadits
Sumber Sunan Tirmidzi kitab ilmu bab keutamaan berilmu saat
menunaikan ibadah No. Hadist 2609, Sumber lain ditemukan pada Sunan Ad
Darimi kitab mukaddimah bab Ilmu adalah takut dan taqwa kepada Allah
No. Hadist 291.
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن َيِزيَد َأَنا َعاِص ُم ْبُن َرَج اِء ْبِن َح ْيَوَة َعْن َك ِثِري ْبِن َقْيٍس َقاَل
َقِد َم َرُج ٌل ِم ْن اْلَم ِد يَنِة ِإىَل َأيِب الَّد ْرَداِء َوُه َو ِبِد َم ْش َق َفَق اَل َم ا َأْقَد َم َك َأْي َأِخ ي
َقاَل َح ِد يٌث َبَلَغيِن َأَّنَك َحُتِّد ُث ِبِه َعْن َرُس وِل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َقاَل َأَم ا
َقِد ْمَت ِلِتَج ا ٍة َقاَل اَل َقاَل َأَم ا َقِدْمَت َحِلاَج ٍة َقاَل اَل َقاَل َم ا َقِد ْمَت ِإاَّل يِف َطَلِب
َر
َه َذ ا اَحْلِد يِث َقاَل َنَعْم َقاَل َفِإيِّن ِمَس ْعُت َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل
َمْن َس َلَك َطِريًق ا َيْطُلُب ِفيِه ِعْلًم ا َس َلَك الَّلُه ِبِه َطِريًق ا ِإىَل اَجْلَّنِة َو ِإَّن اْلَم اَل ِئَك َة
َلَتَض ُع َأْج ِنَح َتَه ا ِرًض ا ِلَطاِلِب اْلِعْلِم َو ِإَّنُه َلَيْس َتْغِف ُر ِلْلَعاِمِل َمْن يِف الَّس َمَواِت َواَأْلْر ِض
َح ىَّت اِحْليَتاُن يِف اْلَم اِء َو َفْض اْلَعاِمِل َعَلى اْلَعاِبِد َك َفْض ِل اْلَق َم ِر َعَلى َس اِئِر
ُل
ْل َثُة اَأْلْنِب اِء ِرُثوا ِد يَنا ا اَل ِد ا ِإَمَّنا ِرُثوا اْلِع ا َل ْلا َّناْلَك اِكِب ِإ
َم َو َو ًمَهْر َو ًر َي ْمَل َي َوَر ْم ُه َء َم ُع َو
ِف
َفَم ْن َأَخ َذ ُه َأَخ َذ َحِبٍّظ َوا ر َح َّد َثَنا اَحْلَك ُم ْبُن ُموَس ى َح َّد َثَنا اْبُن َعَّياٍش َعْن
ْق
َب َأ َل اَق َعْن َعاِص ِم ْبِن َرَج اِء ْبِن َح ْيَوَة َعْن َداُوَد ْبِن ِمَج يٍل َعْن َك ِثِري ْبِن َقْيٍس
َل
ِم ِد ِة
َرُج ٌل ْن اْلَم يَن َفَذَك َر َم ْع َناُه
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Yazid,
telah menceritakan kepada kami 'Ashim bin Raja` bin Haiwah dari Katsir bin Qais
ia berkata: 'Seseorang dari Madinah datang menemui Abu Darda`, ketika itu ia
berada di Damaskus. Abu Darda` bertanya kepada orang tersebut, 'Wahai
saudaraku, apa yang membawamu ke mari?. Orang tersebut menjawab; 'karena
suatu hadits yang telah sampai kepadaku bahwa anda meriwayatkan hadits
tersebut dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Abu Darda` berkata; 'apakah
kedatanganmu untuk berniaga?. Orang tersebut menjawab; 'Tidak'. Abu Darda`
bertanya lagi; 'Atau kedatanganmu untuk suatu keperluan?. Orang itu menjawab;
'Tidak'. Abu Darda` berkata; 'Apakah kedatanganmu hanya karena hendak
mempelajari hadits ini?.' Orang itu menjawab, 'Ya'. Lalu Abu Darda` berkata;
'Ketahuilah bahwa aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Barangsiapa yang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan para malaikat akan
mengayominya dengan sayap-sayap mereka karena ridla kepada penuntut ilmu,
seluruh penduduk langit dan bumi bahkan ikan paus di lautpun akan memintakan
ampun bagi seorang 'alim, keutamaan seorang 'alim dengan ahli ibadah bagaikan
bulan dengan seluruh bintang-bintang, sesungguhnya para ulama' adalah pewaris
para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mereka
hanya mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambil ilmu tersebut, ia akan
mendapatkan keuntungan besar." Telah menceritakan kepada kami Hakam bin
Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ayyasy dari 'Ashim bin Raja' bin
Haiwah dari Dawud bin Jamil dari Katsir bin Qais ia berkata; 'Seseorang dari
Madinah datang....' Kemudian ia menyebutkan makna hadits di atas.
Tahrijul Hadits
Pembahasan:
Hadits di atas merupakan motivasi bagi peserta didik agar selalu berupaya
untuk memperoleh ilmu dan bersemangat dalam belajar, banyak sekali keutamaan
yang akan diberikan kepada orang-orang yang menempuh jalan mencari ilmu,
diantara keutamaannya adalah dimudahkan jalannya menuju surga. Surga dalam
konteks hadits ini adalah surga diakhirat, akan tetapi dengan ilmu surga duniapun,
menjadi mungkin untuk diperoleh, hal ini sudah terlihat dalam konteks kekinian
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin kualified di
bidangnya. Di masyarakat terlihat bahwa, seseorang yang memiliki ilmu dan
tingkat pendidikan yang tinggi, posisi dan derajatnya di tengah-tengah masyarakat
secara umum juga diperhitungkan, sehingga pada gilirannya surga duniapun
berkemungkinan dapat diperolehnya.
Keutamaan lain, para malaikat ridha apa yang dikerjakannya, ada dua
pengertian maksud malaikat meletakan sayapnya sebagai berikut: Pertama, makna
majas, malaikat hormat dan merendah terhadap penuntut ilmu sebagaimana kata
Zayn Al-‘Arab sesuai dengan QS. Al Isra:24, atau juga dapat bermakna
mengepung atau mengerumuni para penuntut ilmu, agar para penuntut ilmu
membawa rahmat dan ketenangan, (lih. Hadits At Turmudzi). Kedua, makna
hakikat: para malaikat menghaparkan sayapnya untuk diinjak atau diduduki para
penuntut ilmu, karena ridha terhadapnya, ini bermakna bahwa malaikat memberi
tempat istimewa bagi penuntut ilmu sehingga membiarkan sayapnya untuk diinjak
dan diduduki. Keutamaan lainnya, para penghuni langit, bumi dan air (ikan) turut
memohon ampunan kepada Allah untuk menghapuskan dosa-dosa para penuntut
ilmu, karena dengan ilmu manusia bisa menjadi khalifah bagi makhluk lainnya,
tidak justru menjadi perusak alam, sehingga penghuni alam memuliakan penuntut
ilmu. 12
Bangsa apa dan dimanapun akan menjadi besar diukur dari SDM-nya, dan
SDM tidak terlepas dari sektor pendidikan bangsanya. Semakin tinggi peradaban
suatu bangsa, maka akan berdampak pula terhadap kualitas SDM-nya 13 Guru
besar Universitas Wasedo Prof. Tashiko Kinoshita menasehati bangsa ini agar
mendudukan dan meletakan pendidikan sebagai prioritas utama dalam berbangsa
dan bernegara.14
S. Nasution memaknai Motivasi adalah menciptakan kondisi sedemikian
rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya. Beberapa
eksperimen membuktikan adanya peranan motivasi (dorongan) yang sangat besar
untuk membangkitkan aktivitas dan gairah belajar. Richard A. Vear (1958, 1973,
1978) mengemukakan, motivasi yang sangat dimiliki seseorang akan menentukan
keberhasilan suatu pekerjaan sekalipun aktivitas tersebut ditunjuk oleh
pembawaan, bakat dan keterampilan. Fear, untuk menjelaskan hubungan timbale
balik antara motivasi dan ability dengan mengajukan formula: Ab X M = Ca,
dimana Ab= Ability, M= motivasi, Ca= Capacity 15. Dalam pendidikan Islam,
peserta didik dalam menuntut ilmu hendaknya termotivasi akan janji surga bagi
yang menuntut ilmu, sehingga kemampuan terus terasah, dengan demikian
kapasitas keilmuan umat muslim menjadi unggul.
12
Abdul Majid khon, Hadits Tarbawi: Hadits-hadits Pendidikan, (Jakarta: Kencana, cet. Ketiga,
2015), h. 148
13
Isjoni, Pendidikan sebagai investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006) h.9
14
Forum Mangunwijaya VII, Menyambut Kurikulum, (Jakarta: Buku Kompas, 2013), h.271
15
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, cet-keempat, 2005)
h.117
َثٍد ِم ٍل
َح َّد َثَنا َح َّج اُج ْبُن ْنَه ا َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة َقاَل َأْخ َبَريِن َعْلَق َم ُة ْبُن َمْر
ِض ِم ِد ِمَس
ْعُت َس ْع َد ْبَن ُعَبْيَد َة َعْن َأيِب َعْب الَّرَمْحِن الُّس َل ِّي َعْن ُعْثَم اَن َر َي الَّلُه
ِه
َعْنُه َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل َخ ْيُرُك ْم َمْن َتَعَّلَم اْلُقْرآَن َو َعَّلَم ُه
َقاَل َوَأْقَرَأ َأُبو َعْبِد الَّرَمْحِن يِف ِإْم َرِة ُعْثَم اَن َح ىَّت َك اَن اَحْلَّج اُج َقاَل َو َذاَك
اَّلِذ ي َأْقَعَد يِن َم ْق َعِد ي َه َذ ا
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal Telah
menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku
'Alqamah bin Martsad Aku mendengar Sa'd bin Ubaidah dari Abu Abdurrahman
As Sulami dari Utsman radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
beliau bersabda: "Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang
belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al
Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang
menjadikanku duduk di tempat dudukku ini."
Tahrijul Hadits
Pembahasan
Segala bentuk ilmu pengetahuan yang benar berasal atau ada dalam Al-
Qur’an, Maka peserta didik yang mempelajari ilmu agama akan tergolong kepada
orang yang utama. Pada Alqur’an terdapat petunjuk hidup (way of life) bagi
orang yang berpikir, nilai-nilai yang ditawarkan Alquran sangat visioner, yang
diterima dengan zaman apapun. Firman Allah:
َش ۡه ُر َر َم َض اَن ٱَّلِذٓي ُأنِز َل ِفيِه ٱۡل ُقۡر َء اُن ُهٗد ى ِّللَّناِس َو َبِّيَٰن ٖت ِّم َن ٱۡل ُهَد ٰى
ة ِّم ۡنٞ َو ٱۡل ُفۡر َقاِۚن َفَم ن َش ِهَد ِم نُك ُم ٱلَّشۡه َر َفۡل َيُصۡم ُۖه َو َم ن َك اَن َم ِر يًضا َأۡو َع َلٰى َس َفٖر َفِع َّد
َأَّياٍم ُأَخ َۗر ُيِر يُد ٱُهَّلل ِبُك ُم ٱۡل ُيۡس َر َو اَل ُيِر يُد ِبُك ُم ٱۡل ُع ۡس َر َو ِلُتۡك ِم ُلوْا ٱۡل ِع َّدَة َو ِلُتَك ِّبُروْا ٱَهَّلل َع َلٰى
١٨٥ َم ا َهَد ٰى ُك ۡم َو َلَع َّلُك ۡم َتۡش ُك ُروَن
Terjemahan: ,”(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya
berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan
hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan
Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”.
Pada ayat yang lain juga dijelaskan bahwa Al-Qur’an adalah bacaan yang
sangat mulia sesuai dengan firman Allah.
َح َّد َثَنا اُحْل ْيِد ُّي َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْف َياُن َقاَل َح َّد َثيِن ِإَمْساِعي ْب َأيِب َخ اِلٍد َعَلى َغِرْي
ُل ُن َم
َد الَّلِه َأيِب اِزٍم َقاَل ِمَس ِمَس
ْبَن ْعُت َعْب َم ا َح َّد َثَناُه الُّزْه ِرُّي َقاَل ْعُت َقْيَس ْبَن َح
ِه ٍد
َم ْس ُعو َقاَل الَّنُّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم اَل َح َس َد ِإاَّل يِف اْثَنَتِنْي َرُج ٌل آَتاُه الَّلُه
َم ااًل َفُس ِّلَط َعَلى َه َلَك ِتِه يِف اَحْلِّق َوَرُج ٌل آَتاُه الَّلُه اِحْلْك َم َة َفُه َو َيْق ِض ي َهِبا َو ُيَعِّلُم َه ا
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Al Humaidi berkata, telah
menceritakan kepada kami Sufyan berkata, telah menceritakan kepadaku Isma'il
bin Abu Khalid -dengan lafazh hadits yang lain dari yang dia ceritakan kepada
kami dari Az Zuhri- berkata; aku mendengar Qais bin Abu Hazim berkata; aku
mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal; (terhadap) seorang
yang Allah berikan harta lalu dia pergunakan harta tersebut di jalan kebenaran dan
seseorang yang Allah berikan hikmah lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya
kepada orang lain".
Tahrijul Hadits:
Hadits di atas bersumber dari Sohih Bukhari, kitab Ilmu bab tekun dalam
mencari ilmu dan hikmah No. Hadist : 71
Abdullah bin Az Zubair bin 'Isa bin 'Ubaidillah, berasal dari kalangan
Tabi'ul Atba' kalangan tua, kuniyah Abu Bakar, hidup di Marur Rawdz, wafat 219
H. Ahmad bin Hambal menyebutnya imam, Abu Hatim tsiqah imam, Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani tsiqoh hafidz, Adz Dzahabi
seorang tokoh. Sufyan bin 'Uyainah bin Abi 'Imran Maimun, berasal dari
kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan, kuniyah Abu Muhammad, hidup di
Kufah, wafat 198 H. Ibnu Hibban menyebutnya Hafidz mutqin, Al 'Ajli Tsiqah
tsabat dalam hadits, Adz Dzahabi Ahadul A'lam, Tsiqah Tsabat. Isma'il bin Abi
Khalid. kalangan Tabi'in kalangan biasa, kuniyah Abu 'Abdullah, hidup di Kufah,
wafat 146 H. Yahya bin Ma'in menyebutnya Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan
dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah Tsabat, Adz Dzahabi Alhafidz.
Qais bin Abi Hazim Hushain, berasal dari kalangan Tabi'in kalangan tua, kuniyah
Abu 'Abdullah, hidup di Kufah, wafat pada 97 H. Yahya bin Ma'in menyebutnya
Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Adz Dzahabi Mereka
Mentsiqahkan. Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Habib, kalangan Shahabat,
kuniyah Abu 'Abdur Rahman, hidup di Kufah, wafat 32 H, ianya merupakan
shahabat. Matan hadits ini tidak terdapat kejanggalan, uraian lebih lanjut dapat
dilihat pembahasan berikut.
Pembahasan
16
Ibnu Hajar Al Asqalani…h. 315-316
hendaknya dimiliki oleh peserta didik, jadikan komfetitif sebagai etos kerja dari
peserta didik dalam menuntut ilmu.
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن ِس َناٍن َقاَل َح َّد َثَنا ُفَلْيٌح ح و َح َّد َثيِن ِإْبَراِه يُم ْبُن اْلُم ْنِذ ِر َقاَل
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن ُفَلْيٍح َقاَل َح َّد َثيِن َأيِب َقاَل َح َّد َثيِن ِه اَل ُل ْبُن َعِلٍّي َعْن َعَطاِء ْبِن
ِل
َيَس اٍر َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة َقاَل َبْيَنَم ا الَّنُّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم يِف ْجَم ٍس َحُيِّد ُث
َّلِه َّل َّل ِه َّل
اْلَق ْو َم َج اَءُه َأْع َراٌّيِب َفَق اَل َم ىَت الَّس اَعُة َفَم َض ى َرُس وُل ال َص ى ال ُه َعَلْي َو َس َم
ِم ِمَس
َحُيِّد ُث َفَق اَل َبْعُض اْلَق ْو َع َم ا َقاَل َفَك ِرَه َم ا َقاَل َو َقاَل َبْع ُضُه ْم َبْل ْمَل َيْسَم ْع
الَّس ا ِة َقاَل ا َأَنا ا وَل الَّلِه ِئ ِد
َه َي َرُس َح ىَّت ِإَذا َقَض ى َح يَثُه َقاَل َأْيَن ُأَراُه الَّس ا ُل َعْن َع
ْماَأْل َد ِّس اَذَقاَل َفِإَذا ُضِّيَعْت اَأْل اَنُة َفاْنَتِظ الَّس اَعَة َقاَل َك ْيَف ِإَض اَع َه ا َقاَل ِإ
ُر ُو ُت ْر َم
ِإىَل َغِرْي َأْه ِلِه َفاْنَتِظ ْر الَّس اَعَة
Terjemahan: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan
berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula
hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al
Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih berkata,
telah menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal
bin Ali dari Atho' bin Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu
'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba
datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?"
Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya.
Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "beliau mendengar perkataannya
akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu, " dan ada pula
sebagian yang mengatakan; "bahwa beliau tidak mendengar perkataannya."
Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan
pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat
tadi?" Orang itu berkata: "saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya
kiamat". Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu
'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka
akan tunggulah terjadinya kiamat".
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari shohih Bukhari, kitab Ilmu bab Siapa yang
bertanya tentang ilmu sedang dia terus menyampaikan pertanyaannnya….No.
Hadist : 57.
Pembahasan
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن اْلَعاَل ِء َقاَل َح َّد َثَنا َّمَحاُد ْبُن ُأَس اَم َة َعْن ُبَرْيِد ْبِن َعْبِد الَّلِه َعْن َأيِب
ِبِه ِم ِه
ُبْرَدَة َعْن َأيِب ُموَس ى َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل َم َثُل َم ا َبَعَثيِن الَّلُه ْن
ا ْل ا ْت َلاُهْلَد ى اْلِعْلِم َك َثِل اْلَغْيِث اْلَك ِثِري َأَص اَب َأْرًض ا َفَك اَن ِم ْنَه ا َنِق َّيٌة َقِب
َم َء َم َو
َفَأْنَبَتْت اْلَك َأَل َواْلُعْش َب اْلَك ِثَري َوَك اَنْت ِم ْنَه ا َأَج اِد ُب َأْم َس َك ْت اْلَم اَء َفَنَف َع الَّلُه َهِبا
ِه ِق
الَّناَس َفَش ِرُبوا َو َس َق ْوا َوَزَرُعوا َوَأَص اَبْت ِم ْنَه ا َطاِئَفًة ُأْخ َرى ِإَمَّنا َي يَعاٌن اَل ْمُتِس ُك
17
Ibnu Hajar Al-Asqalani… h. 265-266
ُق يِف ِديِن الَّلِه َف ا يِن الَّل ِبِه ِل ا اَل ْنِب َك ًأَل َفَذ ِل
َع
َف َم ُه َث َع َعُه
َو َن َم َب َه َث
َم ُل َمْن َف َك َم ًء َو ُت ُت
َو َعَّلَم َو َم َثُل َمْن ْمَل َيْرَفْع ِبَذ ِلَك َرْأًس ا َوْمَل َيْق َبْل ُه َد ى الَّلِه اَّلِذ ي ُأْرِس ْلُت ِبِه َقاَل َأُبو
ِئ ِم ِه
َعْبد الَّل َقاَل ِإْسَح اُق َوَك اَن ْنَه ا َطا َف ٌة َقَّيَلْت اْلَم اَء َقاٌع َيْع ُلوُه اْلَم اُء َوالَّص ْف َص ُف
اْلُمْس َتِوي ِم ْن اَأْلْر ِض
Tahrijul Hadits
Bukhari versi Al-Alamiyah no. 77 versi Fathul Bari No.79, terdapat ada
kitab Ilmu Bab: keutamaan orang yang berilmu dan mengajarkannya, shahih
menurut ijma’ ulama. Ditemukan juga pada Kitab Muslim versi Al-Alamiyah no
4232 versi Syarah sahih muslim No.2282 Kitab Keutamaan, Bab perumpamaan
apa yang nabi SAW diutus dengannya seperti, sahih menurut ijma para ulama.
Hadits Ahmad versi Al-Alamiyah: 18752 Kitab Musnad Penduduk Kufah Bab
Hadits Abu Musa Al-Asy’ari ra.
Pembahasan:
18
Mustopa Said Al-Khin, dkk, Imam Nawawi: Syarah dan Terjemah Riyadhus Shalihin, Nuzhatul
Mutaqin (Terj),(Jakarta: Al-I’tishom Cahaya Umat, 2006), 2 Jilid: Jilid 2, h. . 533
Maha benar Allah yang telah memberikan keteladanan Muhammad SAW,
bagi umat manusia, jauh hari beliau telah mengajarkan soal perbedaan individu
(individual diferences). Pendidik yang baik mampu mendekteksi kecerdasan anak
dengan cara mengamati perilaku, kecenderungan, minat dan cara dan kualitas
anak saat bereaksi terhadap stimulus yang diberikan. Semua indikator kecerdasan
dapat dikenali untuk kemudian dibuat profil kecerdasannya, untuk itu sebaiknya
setiap pendidik mengetahui cara mengembangkan kecerdasan anak didiknya,
dengan cara mengidentifikasi semua kecerdasan yang dimiliki anak. Perbedaan
genetic ditambah dengan pengaruh lingkungan yang melingkupi pengalaman
hidup manusia, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, teman sepermainan,
sekolah maupun lingkungan lainnya mentransformasi seseorang menjadi individu
yang memiliki karakter (potensi) yang unik. 19
Comfusius menganjurkan agar orang belajar dan mempraktekan apa yang
dipelajari sehingga menjadi seorang intlektual yang lengkap, orang yang seperti
ini disebut Qun Zi atau seorang intlektual-bijaksana, selain itu dia harus tetap
tenang dalam segala situasi agar dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
penghidupan dengan rasional. Selanjutnya ia memiliki falsafah, aku dengar, aku
lupa, aku lihat aku ingat, aku lakukan aku pahami.
Vernon A. Magnesen, menjelaskan kita belajar 10% dari apa yang kita
baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30 % dari apa yang kita lihat, 50 % dari apa
yang kita lihat dan dengar, 70 % dari apa yang kita katakana, 90 % dari apa yang
kita katakan dan lakukan20
Ada beberapa karakteristik peserta didik, Pertama, Peserta didik bukan
miniatur orang dewasa, ia mempunyai dunia sendiri, sehingga metode belajar
mengajar tidak boleh disamakan dengan orang dewasa. Kedua, Peserta didik
memiliki kebutuhan dan menuntut untuk pemenuhan kebutuhan itu semaksimal
mungkin, Ketiga, Peserta didik memiliki perbedaan antara individu dengan
individu yang lain, baik perbedaan yang disebabkan dari faktor endogen maupun
19
Munif Chatib. Sekolahnya Manusia: sekolah berbasis multiple intelligences di Indonesia,
(Bandung: Kaifa, 2009), h.12
20
Bobbi DePorter, et al, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang
Kelas, judul asli: quantum teaching: Orchestrating Student Sucsess terbitan Allyn and Bacon
1999, (Bandung: PT. Mizan Pustaka kaifa, cet.ke-19, 2007) hal.57
eksogen,Keempat, Peserta didik sebagai satu kesatuan sistem manusia, Kelima,
Peserta didik mengikuti periode-periode perkembangan tertentu dan mempunyai
pola perkembangan serta tempo dan iramanya.21
Jean Piaget menjelaskan banyak hal yang menentukan kualitas hasil
belajar peserta didik yang secara dikotomi diklasifikasikan atas faktor endogen
dan eksogen. Dari unsur tersebut lahirlah kesiapan (readiness), yaitu suatu
kemampuan untuk berformasi dalam melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan
tuntutan situasi yang dihadapi: kesiapan fisik, kejiwaan, pengalaman.22
Tahrijul Hadits
Hadits ini bersumber dari Shohih Bukhari Kitab Ilmu Bab Penulisan ilmu
No. Hadist: 110, juga ditemukan pada Sunan Tirmidzi Kitab Ilmu Bab yang
21
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,cet-keempat 2006),
h. 104-106
22
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
h. 98-99
dirukhsahkan menulis ilmu No. Hadist 2592, Sunan Ad Darimi Kitab
Mukaddimah bab memberi rukhsah dokumentasi kekayaan ilmu No. Hadist 483.
َأْخ َبَرَنا َأُبو َعاِص ٍم َأْخ َبَريِن اْبُن ُج َرْيٍج َعْن َعْبِد اْلَم ِلِك ْبِن َعْبِد الَّلِه ْبِن َأيِب ُس ْف َياَن
ْلا َّطاِب ُقوُل ِّيُد وا اْلِع ِّم ِرو ِن َأيِب ْف اَن َأَّن ِمَس
َم َق َي َخْل ْب
َمَر َنُع َع ُس َي ُه َعْن َع ْه َعْم ْب
ِباْلِكَتاِب
c. Perbedaan Emosional
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber Sunan Tirmidzi Kitab fitnah bab Berita nabi
Shallallahu'alaihiwasallam kepada sahabatnya No. Hadist 2117. Hadits yang
sama juga dapat dilihat pada Shohih Muslim kitab Dzikir, doa, taubat dan istighfar
bab Kebanyakan penduduk surga adalah orang-orang miskin No. Hadits 4925.
Hadits lainnya juga dapat dilihat Musnad Ahmad Kitab Sisa Musnad sahabat yang
banyak meriwayatkan hadits bab Musnad Abu Sa'id Al Khudri Radliyallahu ta'ala
'anhu No. Hadist 10716.
Hadits di atas bersandar pada Imran bin Musa bin Hibban, Kalangan
Tabi'ul Atba' kalangan tua, kuniyah Abu 'Amru, hidup di Bashrah. Abu Hatim dan
Ibnu Hajar al 'Asqalani, An Nasa'i dan Adz Dzahabi menyebutnya Tsiqah, Ibnu
Hibban menyebutnya dalam 'ats tsiqaat. Hammad bin Zaid bin Dirham, kalangan
Tabi'ut Tabi'in kalangan pertengahan kuniyah Abu Isma'il, hidup di Bashrah wafat
179 H. Ahmad bin Hambal menyebutkannya seorang Imam Kaum Muslimin, Ibnu
Hibban menyebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah tsabat
Faqih. Ali bin Zaid bin 'Abdullah bin Jud'an, kalangan Tabi'in kalangan biasa,
Kuniyah Abu Al Hasan, hidup di Bashrah, Wafat pada 131 H. Ahmad bin Hambal,
Al 'Ajli dan Abu Zur'ah laisa bi qowi, Yahya bin Ma'in, An Nasa'i dan Ibnu Hajar
dla'if. Al Mundzir bin Malik bin Qath'ah, Kalangan Tabi'in kalangan pertengahan
kuniyah Abu Nadlrah, hidup di Bashrah, wafat pada 108 H. Abu Zur'ah, An
Nasa'i, Yahya bin Ma'in, Ahmad bin Hambal dan Ibnu Hajar Tsiqah, Al 'Uqaili dan
Ibnu Syahin disebutkan dalam Adl Dluafa' dan Adz Dzahabi tsiqah terkadang
lalai. Sa'ad bin Malik bin Sinan bin 'Ubaid, kalangan Shahabat, kuniyah Abu
Sa'id, hidup di Madinah, wafat pada 74 H, Ibnu Hajar al 'Asqalani menyebutnya
dari Shahabat. Matan hadits tidak ditemukan kejanggalan.
Pembahasan
23
Abdul mujib, h. 104
4. Etika Peserta Didik
َطْلَح َة َأَّن َأَبا َح َّد َثَنا ِإَمْساِعيُل َقاَل َح َّد َثيِن َم اِلٌك َعْن ِإْسَح اَق ْبِن َعْبِد الَّلِه ْبِن َأيِب
ِه
الَّل َص َّلى الَّلُه ُمَّرَة َمْوىَل َعِق يِل ْبِن َأيِب َطاِلٍب َأْخ َبَرُه َعْن َأيِب َواِقٍد الَّلْيِثِّي َأَّن َرُس وَل
ْقَأَف ٍر َف ُةَث َث
اَل ْقَأ ْذَعَلْيِه َّل ْيَن ا ُه اِل يِف اْل ِج ِد الَّنا َعُه ِإ
َن َبَل َبَل َو َس َم َب َم َو َج ٌس َمْس َو ُس َم
اِح ٌد َقاَل َف ا َعَلى وِل ِه ِل ِه ِن ِإ
َرُس َفَوَق اْثَنا ىَل َرُس و الَّل َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َو َذَه َب َو
الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َفَأَّم ا َأَح ُد َمُها َفَرَأى ُفْرَج ًة يِف اَحْلْلَق ِة َفَج َلَس ِفيَه ا َوَأَّما
ِه ِه ِل
اآْل َخ ُر َفَج َلَس َخ ْلَف ُه ْم َوَأَّم ا الَّثا ُث َفَأْد َبَر َذا ًبا َفَلَّم ا َفَرَغ َرُس وُل الَّل َص َّلى الَّلُه
ِه ِة ِه
َعَلْي َو َس َّلَم َقاَل َأاَل ُأْخ ُرِبُك ْم َعْن الَّنَف ِر الَّثاَل َث َأَّما َأَح ُد ُه ْم َفَأَوى ِإىَل الَّل َفآَواُه الَّلُه
ِم
َوَأَّما اآْل َخ ُر َفاْس َتْح َيا َفاْس َتْح َيا الَّلُه ْنُه َوَأَّما اآْل َخ ُر َفَأْع َرَض َفَأْع َرَض الَّلُه َعْنُه
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah
menceritakan kepadaku Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa
Abu Murrah -mantan budak Uqail bin Abu Thalib-, mengabarkan kepadanya dari
Abu Waqid Al Laitsi, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika sedang
duduk bermajelis di Masjid bersama para sahabat datanglah tiga orang. Yang dua
orang menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan yang seorang lagi pergi,
yang dua orang terus duduk bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dimana
satu diantaranya nampak berbahagia bermajelis bersama Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam sedang yang kedua duduk di belakang mereka, sedang yang ketiga
berbalik pergi, Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selesai bermajelis,
Beliau bersabda: "Maukah kalian aku beritahu tentang ketiga orang tadi?" Adapun
seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah
lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu
kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling
darinya".
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari Shohih Bukhari kitab Ilmu bab Siapa yang
duduk di belakang dalam suatu majelis No. Hadist 64 juga ditemukan pada Kitab
Shalat bab membuat halaqah (majelis) dan duduk-duduk di masjid No. Hadist
454. Sumber lain Muwatho’ Malik kitab lain-lain bab hal-hal yang perlu
dimengerti tentang salam No. hadist 1515. Sumber lain Shohih Muslim kitab
salam bab barangsiapa datang dalam suatu majlis kemudian mendapati tempat
kosong No. hadist 4042. Sunan Tirmidzi, kitab meminta izin dan adab bab
duduklah di tempat kosong No. hadist 2648.
Hadits ini disandarkan kepada Isma'il bin 'Abdullah bin 'Abdullah bin
Uwais. Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua kuniyah Abu Abdullah, hidup di
Madinah, Nasa'i Dla'if, Ad Daulabi menyebutkan dalam Ad Dlu'afa', Al 'Uqaili
menyebutkan dalam Ad Dlu'afa', Ad Daruquthni tidak menyebutkan dalam
shahihnya, Abu Hatim Tsiqah, Ibnu Abu Uwais Sering memalsukan hadits, Ibnu
Hajar Al 'Asqalani Shaduq namun banyak kesalahan dalam hafalan. Malik bin
Anas bin Malik bin Abi 'Amir, Kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan tua, kuniyah
Abu 'Abdullah, hidup di Madinah, wafat 179 H. Yahya bin Ma'in Tsiqah,
Muhammad bin Sa'd tsiqah ma`mun. Ishaq bin 'Abdullah bin Abi Thalhah Zaid
bin Sahal, kalangan Tabi'in kalangan biasa, kuniyah Abu Yahya, hidup di
Madinah, Wafat pada 132 H. Yahya bin Ma'in, Abu Zur'ah, Abu Hatim, An Nasa'i
menyebutkan Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al
'Asqalani tsiqah hujjah. "Yazid, maula 'Aqil" kalangan Tabi'in kalangan
pertengahan, kuniyah Abu Murrah, hidup di Madinah. Al 'Ajli dan Adz Dzahabi
menyebutnya Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat. Auf bin Al Harits,
Kalangan Shahabat, Kuniyah Abu Waqid, Negeri semasa hidup Madinah, Wafat
68 H, Shahabat. Auf bin Al Harits, Kalangan Shahabat, Kuniyah Abu Waqid,
hidup di Madinah, Wafat pada 68 H, Sahabat.
َح َّد َثَنا َعْبُد الَّلِه ْبُن َحُمَّم ٍد َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْف َياُن َقاَل َح َّد َثَنا َعْم ٌرو َقاَل َأْخ َبَريِن َس ِعيُد
ْبُن ُجَبٍرْي َقاَل ُقْلُت اِل ْبِن َعَّباٍس
َخ آ ى و ُه اَمَّنِإَّن ًفا اْل َك اَّيِل ْزُع َأَّن و ى َلْي ُمِبو ى يِن ِإْس اِئي ِإ
ُر َس ُم َو َنْو َب َي ُم ُم َس َس َس َب َر َل
ِه ِه
َفَق اَل َك َذ َب َعُد ُّو الَّل َح َّد َثَنا ُأُّيَب ْبُن َك ْع ٍب َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْي َو َس َّلَم َقاَم
َت َل َأ ا َنَأ َل ا َق َل َأ ِس َّنا ل ا ُّيَأ و ى الَّن ِط ي ا يِف يِن ِإ اِئي َف ِئ
ُم َب َع
َف ْع َف ُم ْع ُم َس ُّيِب َخ ًب َب ْس َر َل ُس َل
الَّلُه َعَلْيِه ِإْذ ْمَل َيُرَّد اْلِعْلَم ِإَلْيِه َفَأْوَح ى الَّلُه ِإَلْيِه َأَّن َعْبًد ا ِم ْن ِعَباِدي َمِبْج َم ِع
اْلَبْح َرْيِن ُه َو َأْع َلُم ِم ْنَك َقاَل َيا َرِّب َوَك ْيَف ِبِه َفِق يَل َلُه اِمْح ْل ُح وًتا يِف ِم ْك َتٍل َفِإَذا
َفَقْدَتُه َفُه َو َّمَث َفاْنَطَلَق َواْنَطَلَق ِبَف َتاُه ُيوَش َع ْبِن ُنوٍن َوَمَحاَل ُح وًتا يِف ِم ْك َتٍل َح ىَّت
َك اَنا ِعْنَد الَّص ْخ َرِة َو َض َعا ُرُءوَسُه َم ا َو َناَم ا َفاْنَس َّل اُحْلوُت ِم ْن اْلِم ْك َتِل
} َفاَخَّتَذ َس ِبيَلُه يِف اْلَبْح ِر َس َرًبا {
َوَك اَن ِلُم وَس ى َو َفَتاُه َعَجًبا َفاْنَطَلَق ا َبِق َّيَة َلْيَلِتِه َم ا َو َيْو َمُه َم ا َفَلَّم ا َأْص َبَح َقاَل ُموَس ى
ِل
َف َتاُه
} آِتَنا َغَد اَءَنا َلَقْد َلِق يَنا ِم ْن َس َف ِرَنا َه َذ ا َنَصًبا {
ِذ ِم ِه ِم ِجَي
َوْمَل ْد ُموَس ى َم ًّس ا ْن الَّنَص ِب َح ىَّت َج اَوَز اْلَم َك اَن اَّل ي ُأ َر ِب َفَق اَل َلُه َفَتاُه
} َأَرَأْيَت ِإْذ َأَو ْيَنا ِإىَل الَّصْخ َرِة َفِإيِّن َنِس يُت اُحْلوَت َو َم ا َأْنَس اِنيِه ِإاَّل الَّش ْيَطاُن {
َقاَل ُموَس ى
} َذِلَك َم ا ُك َّنا َنْبِغي َفاْرَتَّدا َعَلى آَثاِرَمِها َقَصًص ا {
ِب ِبِه َّل ِب ٍب ِة ِإ ِإ
َفَلَّم ا اْنَتَهَيا ىَل الَّص ْخ َر َذا َرُج ٌل ُمَس ًّج ى َثْو َأْو َقاَل َتَس َّج ى َثْو َفَس َم
ُموَس ى َفَق اَل اَخْلِض ُر َوَأىَّن ِبَأْرِض َك الَّس اَل ُم َفَق اَل َأَنا ُموَس ى َفَق اَل ُموَس ى َبيِن
ِإْس َراِئيَل َقاَل َنَعْم َقاَل
} َه ْل َأَّتِبُعَك َعَلى َأْن ُتَعِّلَم يِن َّمِما ُعِّلْم َت َرَشًد ا {
َقاَل
} ِإَّنَك َلْن َتْس َتِط يَع َم ِعَي َص ْبًرا {
َيا ُموَس ى ِإيِّن َعَلى ِعْلٍم ِم ْن ِعْلِم الَّلِه َعَّلَم ِنيِه اَل َتْع َلُم ُه َأْنَت َوَأْنَت َعَلى ِعْلٍم
Tahrijul Hadits
Hadits ini bersumber dari Shohih Bukhari, Kitab Ilmu, bab anjuran untuk
seorang alim, bila ditanya tentang siapakah yang lebih mengetahui, hendaklah
mengembalikan ilmu kepada Allah No. hadist 119. Sumber lain pada Shohih
Bukhari Kitab Hadits-hadits yang meriwayatkan tentang para nabi bab Cerita
Musa dengan Khidlir No. Hadist 3149. Sumber lain Shohih Muslim Kitab
Keutamaan bab Keutamaan Hidlir Alaihissalam No. Hadist 4385. Sumber
Ahmad Kitab Musnad sahabat Anshar bab Hadits Abdullah bin Abbas dari Ubay
bin Ka'b Radliyallahu ta'ala No. Hadist 20197.
Hadits ini disandarkan kepada Abdullah bin Muhammad bin 'Abdullah bin
Ja'far bin Al Yaman, Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua, kuniyah : Abu Ja'far,
hidup di Bukhara, wafat : 229 H. Abu Hatim menyebutnya Shaduuq, Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar tsiqoh hafidz, Adz Dzahabi Hafizh.
Sufyan bin 'Uyainah bin Abi 'Imran Maimun, dari kalangan Tabi'ut Tabi'in
kalangan pertengahan, kuniyah Abu Muhammad, hidup di Kufah, wafat 198 H,
Ibnu Hibban menyebutnya Hafidz mutqin, Al 'Ajli Tsiqah tsabat dalam hadits, Adz
Dzahabi Ahadul A'lam/ Tsiqah Tsabat, hafidz Imam. Amru bin Dinar Al Atsram
kalangan Tabi'in kalangan biasa, kuniyah Abu Muhammad, hidup Marur Rawdz,
wafat : 126 H, Abu Hatim, Abu Zur'ah, As Saaji, menyebutnya Tsiqah, Ibnu
Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah Tsabat, Adz
Dzahabi Imam. Sa'id bin Jubair bin Hisyam, kalangan Tabi'in kalangan
pertengahan, kuniyah : Abu Muhammad, hidup di Kufah, wafat 94 H. Ibnu
Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Adz Dzahabi Ahadul A'lam, Yahya bin
Ma'in dan Abu Zur'ah Arrazy menyebutnya Tsiqah, Ibnu Hajar al 'Asqalani
menyebutnya Tsiqah tsabat Faqih. Abdullah bin 'Abbas bin 'Abdul Muthallib bin
Hasyim, Kalangan Shahabat, kuniyah Abu Al 'Abbas, hidup di Marur Rawdz,
wafat 68 H. Ibnu Hajar Al Atsqalani dan Adz Dzahabi menyebutnya Shahabat.
Ubay bin Ka'ab bin Qais dari kalangan Shahabat, kuniyah Abu Al Mundzir,
negeri semasa hidup Madinah, wafat : 32 H. Ibnu Hajar al 'Asqalani menyebutnya
Shahabat. Dari matan hadits tidak ditemukan kejanggalan dan dikisahkan pada
Alquran surat Al Kahfi.
َقاَل َٰي ُم وَس ٰٓى ِإِّني ٱۡص َطَفۡي ُتَك َع َلى ٱلَّناِس ِبِر َٰس َٰل ِتي َو ِبَك َٰل ِم ي َفُخ ۡذ َم ٓا َء اَتۡي ُت َك
١٤٤ َو ُك ن ِّم َن ٱلَّٰش ِكِريَن
Terjemahan: ,”Allah berfirman: "Hai Musa, sesungguhnya Aku memilih
(melebihkan) kamu dan manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-
Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah
kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-
orang yang bersyukur". QS. Al A’raaf: 144
25
Ibnu hajar Al Asqalani …h. 420
26
Ibnu Hajar Al Asqalani…h.423
penyakit hati, seperti ria, ujub, takabur, sombong dan lainnya. Sikap merasa lebih
tahu, sadar atau tidak akan menumbuhkan penolakan terhadap orang lain. Begitu
halnya dalam pembelajaran, sikap merasa lebih tahu akan menganggap pendidik
lebih rendah, sehingga pesan tidak akan dapat tercapai. Allah tidak menyukai
sikap sombong:
30
Jamal Ma’mur Asmani…hal. 76
Kemudian Khidlir sengaja mengambil papan perahu lalu merusaknya.
Musa pun berkata, "Mereka telah membawa kita dengan tanpa bayaran, tapi
kenapa kamu merusaknya untuk menenggelamkan penumpangnya?"
Dewasa ini banyak sekali ditemukan metode, pendekatan, teknik
pembelajaran, jauh hari nabi khidlir sudah melakukannya dengan uraian hadits di
atas. Pemanfaatan media misalnya peserta didik akan lebih mudah memahami
dengan memperkuat proses belajar, melalui pemanfaat media sehingga pada
akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar. Lebih jauh menurut Nana
Sudjana, ada beberapa alasan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi
hasil belajar. Alasan pertama adalah manfaat media pengajaran dalam proses
pengajaran dapat menghasilkan metode mengajar yang lebih bervariasi, bahan
pelajaran akan lebih jelas, dapat menarik perhatian siswa/mahasiswa,
menimbulkan motivasi belajar. Alasan kedua adalah berkenaan dengan taraf
berfikir dan kemampuan manusia dalam menyerap materi yang berbeda sesuai
dengan taraf perkembangan masing-masing individu. Melalui media pembelajaran
yang tepat hal-hal yang abstrak dapat dikongkretkan dan hal-hal yang kompleks
dapat disederhanakan, sehingga pemahaman mahasiswa untuk suatu materi dapat
ditingkatkan.
Tidak masuk akal jika 5000 tahun yang lalu tepatnya di Mesopotamia
tempat ditemukannya tekhnologi roda oleh bangsa Sumeria, kalau penguasa
setempat masih memfasilitasi media yang bertentangan dengan perkembangan
tekhnologi. Demikian juga ketika setelah ditemukannya kertas oleh Ts’ai Lun
pada abad ke-2, tidak lucu kalau kertas sudah bisa menggantikan kulit kambing
terutama setelah ditemukannya mesin cetak oleh guttenberg sebagai media tulis
menulis, penguasa setempat masih saja tidak mau memfasilitasi gerakan
pencerdasan warganya dengan media yang sesuai dieranya. Demikian juga
dengan era sekarang ini, era digital para milenials (generasi milinium) yang hadir
di dunia ini pada awal 1980-an. Mereka adalah pemilik sah era ini, penghuni era
ini. Pendidik yang hadir sebelum itu sudah sepantasnya harus menyesuaikan diri,
karena kita adalah sebagai pendatang, sangat tidak masuk akal kalau masih saja
ada guru yang mendiktekan materi pelajarannya pada anak didiknya. Sama saja
perilaku itu menghambat bahkan merampas hak dan kesempatan berkembangnya
anak-anak generasi Millenials.31
33
Tarbiyah Jihadiyah, Abdullah Azzam Asy Syaikh, 2013, solo Jazera, cet.1
Akhir dari kesabaran ialah kemenangan yang besar . bahkan malaikat
bersikap menyambut dan memberi salam kepada mereka, serta mengingatkan
bahwa keteguhan mereka adalah berkat kesabaran mereka.
َج َّٰن ُت َع ۡد ٖن َيۡد ُخ ُلوَنَها َو َم ن َص َلَح ِم ۡن َء اَبٓاِئِهۡم َو َأۡز َٰو ِج ِهۡم َو ُذ ِّر َّٰي ِتِهۖۡم َو ٱۡل َم َٰٓلِئَك ُة
ۡق َٰل
َس ٌم َع َلۡي ُك م ِبَم ا َص َبۡر ُتۚۡم َفِنۡع َم ُع َبى ٱلَّد اِر٢٣ َيۡد ُخ ُلوَن َع َلۡي ِهم ِّم ن ُك ِّل َباٖب
٢٤
,”(yaitu) surga ´Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama
dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak
cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua
pintu (24). (sambil mengucapkan): "Salamun ´alaikum bima shabartum". Maka
alangkah baiknya tempat kesudahan itu”. QS. Ar-ra’d: 23-24)
َم ا ِع نَد ُك ۡم َينَفُد َو َم ا ِع نَد ٱِهَّلل َباٖۗق َو َلَنۡج ِزَيَّن ٱَّلِذ يَن َص َبُر ٓو ْا َأۡج َر ُهم ِبَأۡح َس ِن َم ا
٩٦ َك اُنوْا َيۡع َم ُلوَن
,”Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah
kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang
sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. QS.
An-nahl:96
Pelajaran dari hadits ini dilihat dari aspek etika peserta didik, bahwa
sebagai peserta didik dalam perolehan ilmu, tidak dibenarkan untuk berlaku
sombong, merasa lebih pintar, harus tawadhu, dianjurkan membaka bekal dan
sebaiknya sarapan pagi, karena ditubuh yang sehat, akan mendapatkan pikiran
yang sehat, Berdebat dalam masalah ilmu dibolehkan jika tidak menyebabkan
perpecahan, antusiasme, kesabaran, tidak menghendaki kesulitan dan hukuman.
Tahrijul Hadits:
Hadits di atas bersumber dari Shohih Bukhari, kitab ilmu, bab antusias
untuk mencari hadits, No. Hadist 97. Sumber lainnya pada Shohih Bukhari,
Kitab hal-hal yang melunakkan hati, Bab sifat surga dan neraka, No. Hadist 6085,
sumber Ahmad, Kitab Sisa Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits,
bab Musnad Abu Hurairah Radliyallahu 'anhu No. Hadist : 8503.
Hadits di atas disandarkan kepada Abdul 'Aziz bin 'Abdullah bin Yahya bin
'Amru bin Uwais, Kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua, kuniyah Abu Al Qasim,
hidup di Madinah. Ibnu Hibban menyebutkannya dalam 'ats tsiqaat, Abu Hatim
Shaduuq, Ad Daruquthni Hujjah, Al Khalili, Ibnu Hajar al 'Asqalani, Adz
Dzahabi, Ya'kub bin Syaibah Tsiqah. Sulaiman bin Bilal, Kalangan Tabi'ut Tabi'in
kalangan pertengahan, Kuniyah Abu Muhammad, Negeri semasa hidup
Madinah, Wafat 172 H. Yahya bin Ma'in, Ya'kub Ibnu Syaibah, An-Nasa'i, Ibnu
'Adi Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat.
"Amru bin Abi 'Amru Maisarah, maula Al Muthallib bin Hanthab" Kalangan
Tabi'in kalangan biasa, Kuniyah Abu 'Utsman, Negeri semasa hidup Madinah,
Wafat 144 H. Ahmad bin Hambal Laisa bihi ba's, Yahya bin Ma'in laisa bi qowi,
Abu Zur'ah Tsiqah, Abu Hatim la ba`sa bih, An Nasa'i laisa bi qowi, Ibnu Hibban,
disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Al 'Ajli Tsiqah, Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqoh tapi
mungkin juga wahm, Adz Dzahabi Shaduuq. Sa'id bin Abi Sa'id Kaisan, Kalangan
Tabi'in kalangan pertengahan Kuniyah Abu Sa'ad Negeri semasa hidup Madinah
Wafat 123 H Ibnu Madini, Muhammad bin Sa'd, Al 'Ajli , Abu Zur'ah, An Nasa'i,
Ibnu Kharasy menyebutnya Tsiqah, Abu Hatim Ar Rozy Shaduuq. Abdur Rahman
bin Shakhr Kalangan shahabat kuniyah Abu Hurairah hidup di MadinahWafat 57
H Ibnu Hajar al 'Asqalani Shahabat.
d. Diam/Tenang
َح َّد َثَنا َح ْف ُص ْبُن ُعَمَر َح َّد َثَنا ُش ْع َبُة َعْن َعِلِّي ْبِن ُمْد ِرٍك َعْن َأيِب ُزْرَعَة ْبِن َعْم ِرو
ْبِن َج ِريٍر َعْن َج ِريٍر َأَّن الَّنَّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّل َقاَل يِف َح َّج ِة اْل َداِع َجِلِريٍر
َو َم
اْس َتْنِص ْت الَّناَس َفَق اَل اَل َتْرِج ُعوا َبْع ِدي ُك َّف اًرا َيْض ِرُب َبْع ُضُك ْم ِرَقاَب َبْع ٍض
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari Bukhari, Kitab Ilmu Bab Diam untuk
mendengar ulama no. Hadits 118, penguat hadits di atas dapat ditemukan pada
sohih Bukhari kitab perperangan bab haji wada no. Hadits 4053, dan terdapat pada
kitab dan bab lainnya lihat no.6360, 6361...dan banyak lainnya. Sumber lain dapat
dilihat pada Sunan Nasa’i, Kitab Kesucian darah, Bab Keharaman pembunuhan,
No. Hadist : 4056. Penguat ada 8 hadits, Sunan Abu Daud Kitab sunnah bab
Dalil bahwa iman bertambah dan berkurang No. Hadist 4066. Sumber Ahmad
Kitab Musnad sahabat yang banyak meriwayatkan hadits Bab Musnad Abdullah
bin Umar bin Al Khatthab Radliyallahu ta'ala 'anhuma No. Hadist 532 dan
terdapat pada bab lainnya 11 hadits, Sunan Darimi 1 Hadits, dan Sunan Ibnu
Majah terdapat 2 hadits. Shohih Muslim 2 hadits dan Sunan Tirmidzi 2 hadits.
Pembahasan Hadits
Ibnu Hajar Asqalani menjelaskan bahwa hadits ini dalam bab "Haji wada'"
bahwa Nabi telah mengatakan kepada Jarir, tidak mengandung unsur takwil,
bahkan telah menguatkan perkataan Al Baghawi, Maksud (memukul) adalah
janganlah kalian melakukan perbuatan orang-orang kafir, sehingga kalian
menyerupai mereka ketika sebagian mereka membunuh sebagian yang lain, Ibnu
Baththal berkata, "Mendengarkan apa yang dikatakan ulama adalah kewajiban
bagi para murid atau orang yang belajar, karena ulama adalah pewaris para nabi."
Dengan demikian akan nampak korelasi antara tema bab dengan isi hadits, karena
khutbah Nabi di atas pada waktu haji wada' dan manusia yang berkumpul pada
waktu itu sangat banyak untuk melempar jumrah dan melaksanakan amalan haji.
Pada waktu itu Rasulullah berkata kepada mereka, "Ambillah dariku manasik
(amalan ibadah) kamu." Ketika Rasulullah berkhutbah untuk mengajari mereka,
maka beliau menyuruh untuk mendengarkan dengan baik. Sufyan Ats-Tsaun dan
lainnya mengatakan, "Pangkal ilmu adalah mendengarkan, lalu memperhatikan,
menghafal, mengerjakan dan menyebarkannya (mengajarkan)."34
34
Ibnu Hajar Al Asqaani…h. 413-414
Sebagai peserta didik, hendaknya memiliki adab dalam majelis ilmu,
bersikap tenang/diam, tidak gaduh adalah anjuran Rasul SAW, karena situasi
belajar yang tidak kondusif, akan sulit membangun kosentrasi, sehingga pada
gilirannya pembelajaran hanya akan menjadi sia-sia saja. Diam disini jika
dikaitkan dengan konteks pembelajaran hari ini bukan berarti hening atau kaku
berdiam diri, akan tetapi tidak kacau meskipun metode pembelajaran
menggunakan teknik games, debat dan lain-lainnya.
e.Meninggalkan Ilmu
ِث ِج
َح َّد َثَنا َحُمَّم ُد ْبُن ُرْم ِح ْبِن اْلُم َه ا ِر َأْخ َبَرَنا الَّلْيُث َعْن اَحْلاِر ْبِن َيْع ُقوَب َعْن
َعْبِد الَّرَمْحِن ْبِن َمِشاَس َة َأَّن ُفَق ْيًم ا الَّلْخ ِم َّي َقاَل ِلُعْق َبَة ْبِن َعاِم ٍر ْخَتَتِلُف َبَنْي َه َذ ْيِن
اْلَغَرَض ِنْي َوَأْنَت َك ِبٌري َيُش ُّق َعَلْيَك َقاَل ُعْق َبُة َلْواَل َك اَل ٌم ِمَس ْع ُتُه ِم ْن َرُس وِل الَّلِه َص َّلى
الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم ْمَل ُأَعاِنيِه َقاَل اَحْلاِرُث َفُقْلُت اِل ْبِن َمَشاَس َة َو َم ا َذاَك َقاَل ِإَّنُه َقاَل
َمْن َعِلَم الَّرْم َي َّمُث َتَرَك ُه َفَلْيَس ِم َّنا َأْو َقْد َعَص ى
Tahrijul Hadits:
Hadits di atas bersumber dari Shohih Muslim kitab kepemimpinan Bab
Keutamaan melempar di jalan Allah No. Hadist : 3543. Sumber lain dapat
ditemukan pada Sunan Ibnu Majah kitab Jihad bab melempar di jalan Allah
No. Hadist: 2804.
Pembahasan
Makna hadits di atas dapat dipahami atas makna sebenarnya yaitu bagi
yang telah menguasai ilmu memanah, untuk tidak melupakannya, karena ilmu
memanah merupakan bukti untuk persiapan jihad fi sabilillah, dan ilmu itu dapat
melumpuhkan musuh. Dalam konteks hari ini, hadits tersebut dapat berupa
anjuran untuk mempelajari ilmu bela diri untuk ketahanan dan pertahanan diri,
atau bahkan ilmu apa saja yang sudah dipelajari harus terus dilatih dan
dipergunakan (dioptimalkan) agar dapat berguna untuk kemaslahatan, karena jika
sudah dipelajari dan diabaikan, peluang untuk lupa akan menjadi besar, karena
tidak diasah dan dipergunakan, dan akan sia-sia saja waktu, tenaga dan bahkan
biaya yang dikeluarkan untuk mencari ilmu tersebut, kesia-siaan adalah tergolong
mubajir, mubajir adalah prilaku syaithan.
Sebahagian orang belajar hanya sekedar untuk menambah wawasan,
enggan diamalkan, padahal seharusnya ilmu dipelajari untuk meningkatkan
amalan, karena amalan itu adalah buah dari ilmu. Ilmu kalau tidak diamalkan akan
sangat cepat hilang dari daya serap para penuntut ilmu.
حدثنا علي بن حجر أخربنا عبد الرمحن بن أيب الزناد عن أبيه عن خارجة بن
َأَم َريِن َرسوُل اهلل صلى اهلل عليه: زيد عن ثابت عن أبيه زيد بن ثابت قال
وسلم َأن َأَتَعَّلَم له كتاَب َيهوِد قال ِإيَّن واهلل مَا آَم ن يهود على كتاٍب قال َفما
َم َّر يِب ِنْص ِف َش ْه ر َح ىَّت َتَعَّلْم ُتُه َلُه قال فلَّم ا َتَعَّلْم ُتُه كان إذا َك َتَب ِإىل يهود
َك َتْبُت إلْيِه م وإذا َك َتبوا إليه َقَرأُت له ِكَتاهَب م
قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
عن ثابت بن عبيد األنصاري عن زيد بن ثابت قال َأَم َرين رسوُل اهلل صلى اهلل
عليه وسلم أن َأَتَعَّلَم الِس ريانية
حسن صحيح: قال الشيخ األلباين
Terjemahan: ,”Zaid bin Tsabit berkata: Rasulullah memerintahkanku untuk
mempelajari kitab Yahudi, beliau berkata: “Demi Allah, Aku tidak percaya pada
Yahudi terhadap sebuah kitab”. Maka tidak sampai setengah bulan aku telah
mempelajari kitab itu untuk beliau. Ketika aku sudah bisa mempelajarinya, maka
jika Rasulullah ingin menuliskan surat pada orang Yahudi, akulah yang
menuliskannya dan jika Yahudi mengirim surat pada Rasulullah, akulah yang
membacakan surat mereka pada beliau.
Abu Isa mengatakan: hadis ini hasan shahih
Dari Tsabit bin Ubaid al-Anshari, dari Zaid bin Tsabit, ia berkata: Rasulullah
memerintahkan kepadaku untuk mempelajari bahasa Siryaniyah.
Tahrij hadits
Pembahasan:
35
Ahmad Tafsir, Filsafat…hal.205-207
36
Ramayulis, Ilmu…h. 193
37
Ramayulis, Ilmu…h.194
khusus pula. Ada juga spesialis yang melalui non formal misalnya berdasarkan
pengalaman atau kreativitas sendiri. Spesialisasi adalah kebutuhan wajar manusia
terutama setiap menghadapi masalah-masalah yang bersifat praktis karena
mayoritas orang tidak memiliki kemampuan bakat di semua bidang dan biasanya
memiliki keahlian terbatas. Pengutamaan pada spesialisasi sekarang harus disertai
dengan integrasi antara setiap spesialisasi, sehingga membutuhkan pendekatan
holistik dan analitik.
، َعْن َعْم ِرو ْبِن َقْيٍس، أخربنا هارون بن إسحاق قال َح َّد َثَنا َأُبو َخ اِلٍد اَألَمْحُر
ٍب ِء ِم ِل
َخ َرْج َنا َمَع: َقاَل، َعِن اْلَبَرا ْبِن َعاِز، َعْن َزاَذاَن، َعِن اْل ْنَه ا ْبِن َعْم ٍرو
، َفَج َلَس, َفاْنَتَه ْيَنا ِإىَل اْلَق ِرْب، َرُس وِل اِهلل َص َّلى اهلل َعلْيِه وَس َّلَم يِف ِج َناَزٍة
صحيح: قال الشيخ األلباين. َك َأَّن َعَلى ُرُؤوِس َنا الَّطْيَر، َوَج َلْس َنا
Terjemahan: Telah mengabarkan kepada kami Harun bin Ishaq dia berkata;
telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari 'Amru bin Qais dari
Al Minhal bin 'Amru dari Zadzan dari Al Barra' dia berkata; "Kami keluar
bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam -rangka mengiringi-
jenazah. Setelah kami berhenti di kuburan -namun kuburan belum di gali-, beliau
duduk dan kami pun duduk di sekitar beliau, seolah-olah di kepala kami ada
burung (khusyuk mendengar apa yang akan Rasulullah sampaikan)”.
Tahrij Al Hadits
Hadits di atas bersumber dari Sunan Nasa'i kitab janazah, bab berhenti
untuk menyambut jenazah, No. Hadist 1974. Sumber lain terdapat pada Musnad
Ahmad, Kitab Musnad penduduk Kufah, bab Hadits Al Barra` bin 'Azib
Radliyallahu ta'ala 'anhu, No. Hadist : 17882.
Pembahasan:
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari Sunan Tirmidzi kitab Ilmu bab mencari ilmu
untuk harta duniawi no. hadist 2578. Sumber lain Sunan Ibnu Majah kitab
Mukadimah bab mengambil manfaat ilmu dan beramal dengannya no. hadist 249,
dan 4 hadits dengan jalur yang berbeda, sumber Ad Darimi, kitab mukaddimah,
bab penghinaan untuk siapa yang mencari ilmu bukan karena Allah, No. Hadist :
376 dan 4 hadits dengan jalur yang berbeda.
Hadits ini disandarkan pada Ahmad bin Al Miqdam bin Sulaiman bin Al
Asy'ats bin Aslam kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua, hidup di Bashrah Wafat
pada 253 H. Abu Hatim menyebutkannya shalihul hadits, An Nasa'i la ba`sa bih,
Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Adz Dzahabi Tsiqah. Berikutnya
Umayyah bin Khalid bin Al Aswad bin Hadbah, kalangan Tabi'in kalangan biasa
kuniyah Abu 'Abdullah hidup di Bashrah wafat pada 201 H. Abu Zur'ah Arrazy,
Abu Hatim Ar Rozy, At Tirmidzi, Al 'Ajli menyebutnya Tsiqah, Ibnu Hibban
mentsiqahkannya. Ishaq bin Yahya bin Thalhah bin 'Ubaidilloh kalangan Tabi'in
kalangan biasa Kuniyah Abu Muhammad hidup di Madinah wafat pada 164 H.
Yahya bin Ma'in, Ibnu Hajar al 'Asqalani dla'if, Abu Hatim dla'iful hadits, An
Nasa'i laisa bi tsiqah, Abu Zur'ah wahil Hadist, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats
tsiqaat, Adz Dzahabi mereka mendhaifkannya. Abdullah bin Ka'ab bin Malik
kalangan Tabi'in kalangan tua hidup di Madinah, wafat pada 98 H. Abu Zur'ah Al
'Ajli menyebutkannya Tsiqah, Ibnu Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu
Hajar "tsiqah, ada pendapat dia melihat rasul". Terakhir Ka'ab bin Malik bin Abi
Ka'ab 'Amru kalangan Shahabat kuniyah Abu 'Abdur Rahman hidup di Madinah
wafat pada 51 H. Ibnu Hajar al 'Asqalani menyebutkannya Shahabat. Dri matan
hadits tidak ditemukan kejanggalan makna.
Pembahasan
Hadits di atas membahas tentang adab peserta didik dalam menuntut ilmu,
bahwa menuntut ilmu haruslah ikhlas dan merupakan sebuah ibadah, bukan untuk
sarana atau bahan mendebat orang alim lainnya, dan sebaliknya ilmu yang
digunakan bukan untuk alat membodoh-bodohi orang awam. Hadits di atas juga
membahas adab peserta didik, bahwa ilmu yang diperoleh bukan untuk mencari
perhatian orang lain.
َح َّد َثَنا َه اُروُن ْبُن َم ْع ُروٍف َح َّد َثَنا اْبُن َوْه ٍب َأْخ َبَريِن َعْم ُرو ْبُن اَحْلاِرِث َعْن َأيِب
َعِلٍّي َعْن ُعْق َبَة ْبِن َعاِم ٍر َقاَل ِمَس ْعُت َرُس وَل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل
ْف َت َل ُك َأ وَن ْك ِف يُك الَّل َفاَل ِج َأ ُدُك َأْن ْل ِبَأ ِمِه
َس ُت ُح َع ْي ْم َرُض َو َي ُم ُه َيْع ُز َح ْم َي ُه َو ْسُه
ِرو ِن ا اِرِث ِل ٍد
و َح َّد َثَناه َداُوُد ْبُن ُرَش ْي َح َّد َثَنا اْلَو يُد َعْن َبْك ِر ْبِن ُمَض َر َعْن َعْم ْب َحْل
َعْن َأيِب َعِلٍّي اَهْلْم َد اِّيِن َقاَل ِمَس ْعُت ُعْق َبَة ْبَن َعاِم ٍر َعْن الَّنِّيِب َص َّلى الَّلُه َعَلْيِه َو َس َّل
َم
ِمِبْثِلِه
Terjemahan: ,”Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf telah
menceritakan kepada kami Ibnu Wahb telah mengabarkan kepadaku 'Amru bin Al
Harits dari Abu 'Ali dari 'Uqbah bin 'Amir dia berkata, "Saya mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kalian akan menaklukkan
banyak negeri dan Allah akan menyempurnakan (janji-Nya) kepada kalian, karena
itu janganlah kalian bosan berlatih memanah." Dan telah menceritakan kepada
kami Daud bin Rusyaid telah menceritakan kepada kami Al Walid dari Bakr bin
Mudlar dari Amru bin Al Harits dari Abu Ali Al Hamdani dia berkata; saya pernah
mendengar 'Uqbah bin 'Amir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seperti hadits
di atas."
Tahrijul Hadits
Hadits di atas bersumber dari Shohih Muslim kitab shalat bab Imam
mencari pengganti jika ada udzur seperti sakit, safar dan selainnya No. Hadist
633. Dan 1 hadits lainnya dengan jalur yang berbeda. Sumber lain juga
ditemukan pada Shohih Bukhari kitab Adzan bab batasan sakit untuk (tidak)
menghadiri shalat jama'ah No. Hadist 624. Dalam shohih Bukhari ini ditemukan 8
hadits penguat lainnya dengan jalur dan redaksi yang berbeda. Hadits yang sama
juga dapat dilihat pada Sunan Nasa'i kitab keimaman bab mengikuti imam yang
shalat dengan duduk No. Hadist 824. Musnad Ahmad ditemukan 8 hadits, hadits
di atas juga ditemukan pada Sunan Ibnu Majah1 hadits, Muwatho Malik 1 hadits,
dan Sunan Tirmidzi 1 hadits.
Kritik Sanad dan Matan
Hadits di atas disandarkan pada Harun bin Ma'ruf, yang berasal dari
kalangan Tabi'ul Atba' kalangan tua, Kuniyah Abu 'Ali, hidup di Baghdad wafat
231 H. Yahya bin Ma'in, Al 'Ajli, Abu Zur'ah, Abu Hatim, Ibnu Hajar al 'Asqalani,
Adz Dzahabi menyebutkannya tsiqah, Ibnu Qani' tsiqah tsabat. Abdullah bin
Wahab bin Muslim, kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan biasa, kuniyah Abu
Muhammad, hidup : Maru, Wafat : 197 H Yahya bin Ma'in, Al 'Ajli tsiqah, Al 'Ajli
tsiqah, An Nasa'i la ba`sa bih, Ibnu Hajar tsiqoh hafidz, Adz Dzahabi salah satu
ahli ilmu. Amru bin Al Harits bin Ya'qub, kalangan Tabi'ut Tabi'in kalangan tua,
Kuniyah Abu Umayyah, Negeri semasa hidup di Maru, Wafat pada 149 H. Yahya
bin Ma'in, Al 'Ajli, Abu Zur'ah dan An Nasa'i menyebutnya Tsiqah Ibnu Hibban
disebutkan dalam 'ats tsiqaat, Ibnu Hajar al 'Asqalani Tsiqoh Faqih Haafid.
Tsumamah bin Syufay, kalangan tabi'in kalangan pertengahan, kuniyah Abu 'Ali,
hidup di Maru. An Nasa'i, Ibnu Hajar al 'Asqalani, Adz Dzahabi,
menyebutkannya Tsiqah, Ibnu Hibban menyebutkan dalam 'ats tsiqaat. Uqbah bin
'Amir bin 'Abs, kalangan Shahabat, kuniyah Abu Hammad, hidup di Maru, wafat
pada 58 H. Matan hadits ini tidak ditemukan kejanggalan dan ditemukan pada
banya sumber.
Pembahasan
Peserta didik sebagai seorang manusia diketahui bahwa memiliki potensi
kemanusiannya, yang sarat dengan keterbatasan. Salah satu keterbatasan manusia
adalah keterbatasan daya ingat. Untuk itu hendaknya terus berlatih agar informasi
dan pengetahuan yang sudah diperoleh yang mengendap di alam bawah sadar,
dapat dipanggil kembali jika informasi tersebut ditemukan pada situasi yang
berkaitan dengan informasi tersebut.
Alpha Edison pada saat menemukan bola lampu mengalami kegagalan
eksperimen berkali-kali, kalau saja pada saat itu ia menyerah, tentu tidak
ditemukannya bola lampu yang sangat bermanfaat bagi kemashlatan manusia.
Hadits di atas mengajarkan agar terus berlatih, jangan pernah merasa bosan
sehingga tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat dicapai. Ia
mengungkapkan bahwa kecerdasan hanya berkontribusi 1 %, kerja keras 99 %.
Maha kuasa Allah dengan kebenaran hadits di atas bahwa tidak bosan
berlatih yang diajarkan rasul SAW, dapat memperkuat kemampuan seseorang
dalam memperoleh pengetahuan seperti apa yang dilakukan alpha edison di atas.
Futur, jenuh, rasa bosan adalah manusiawi, akan tetapi itu dapat dilawan dengan
jiwa fighting, semangat kompetitif, budaya rasa malu yang dimiliki manusia.
C. Penutup
Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peserta didik adalah seseorang yang ingin memperoleh dan diberi pendidikan,
peserta didik salah satunya adalah anak kandung, anggota keluarga, budak
wanita, yang pendidiknya adalah orang tua dan keluarga yang memiliki
kemampuan mendidik. Masyarakat/tetangga, bahkan ummat adalah peserta
didik bagi pemimpinnya.
2. Keutamaan peserta didik tidak mendapatkan kutukan, yang paling baik,
dijanjikan kemudahan surga dan semua penghuni langit, bumi dan air
memohon ampunan bagi kesalahan peserta didik, keutamaan lain akan kiamat
jika tidak ahli. Keutamaan ini harapannya menjadi motivasi bagi peserta didik
dalam perolehan ilmu pengetahunan.
3. Peserta didik memiliki tipologi tertentu, untuk itu pendidik hendaknya
memahami karakteristik tersebut, baik perbedaan kecerdasan, kepribadian,
emosional.
4. Dalam menuntut ilmu hendaknya memiliki etika dan adab yang tinggi, karena
seseorang dengan adab yang tinggi akan mendapatkan kebijaksanaan ilmu
yang tinggi pula seperti sikap duduk di majelis ilmu, antusiasme, tenang,
belajar tuntas, tidak bosan berlatih dan beberapa etika lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2009
Pamularsih Arni, Hubungan Status Gizi dengan prestasi belajar siswa di Sekolah
Dasar Negeri 2 Selo kecamatan Selo kabupaten Boyolali, tesis (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009) eprints.ums.ac.id/5923
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta, Kalam Mulia, 2005
Syaful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukakatif: Suatu
Pendekatan Teorits Psikologis, Jakarta, Rineka Cipta, 2010
Suwendi, Sejarah dan Pemikiran pendidikan Islam, Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2004
Tarbiyah Jihadiyah, Abdullah Azzam Asy Syaikh, 2013, solo Jazera, cet.1
http://kuliahnyata.blogspot.co.id/2013/07/konsep-fitrah-dalam-al-
quran_8004.html