Anda di halaman 1dari 126

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERORGANISASI


PESERTA DIDIK DI MTS AL-KHAIRIYAH BADAMUSALAM
KOTA SERANG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Oleh:
ATHALLA ZAKY MAHASIN
NIM: 181250075

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2022 M / 1443 H
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dan diajukan pada

Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini sepenuhnya asli

merupakan hasil karya tulis ilmiah saya pribadi.

Adapun tulisan maupun pendapat orang lain yang terdapat dalam skripsi

ini telah saya sebutkan kutipannya secara jelas sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku di bidang penulisan karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa sebagian atau seluruh isi skripsi

ini merupakan hasil perbuatan plagiarisme atau menyontek karya tulis orang lain,

saya bersedia untuk menerima sanksi berupa pencabutan gelar kesarjanaan yang

saya terima ataupun sanksi akademik lain sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Serang, 18 Oktober 2022

Athalla Zaky Mahasin


NIM. 181250075

i
ABSTRAK

Athalla Zaky Mahasin. 181250075: 2022. Manajemen Kepemimpinan Kepala


Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik Di MTs
Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan Manajemen Kepemimpinan Kepala


Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik, hambatan-
hambatan dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik, dan
implikasi manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan
motivasi berorganisasi peserta didik. Penelitian ini dilakukan di MTs Al-
Khairiyah Badamusalam Kota Serang. Metode penelitian menggunakan deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara,
dan dokumentasi dengan instrument penelitian adalah peneliti sendiri. Informan
penelitian adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, Pembina
OSIS, Ketua OSIS, dan Siswa. Analisis data meliputi reduksi dan penyajian data
serta penarikan kesimpulan. Hasil analisis data yang telah ditemukan dari
penelitian ini sebagai berikut: 1). Manajemen kepemimpinan kepala madrasah
meliputi tugas dan fungsinya, cara memimpinnya, dan gaya kepemimpinan yang
kepala madrasah terapkan. 2). Organisasi di MTs Al-Khairiyah Badamusalam
meliputi OSIS, Pramuka, Pencak Silat, dan Marawis. 3). Hambatan-Hambatan
dalam meningkatkan motivasi berorganisasi meliputi lingkungan sekitar,
pendanaan, pandemi covid 19, sarana dan prasarana pendukung. 4). Implikasi
manajemen kepemimpinan kepala madrasah terlihat dari semakin tumbuhnya
semangat dan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan berorganisasi.

Kata Kunci : Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah, Motivasi


Berorganisasi Peserta Didik

ii
Nomor :- Kepada Yth.

Lampiran : Skripsi Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Perihal : Ujian Munaqosah Keguruan UIN SMH Banten

a.n Athalla Zaky Mahasin di –

Tempat

NIM: 181250075

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dipermaklumkan dengan hormat, bahwa setelah membaca dan

menganalisis serta mengadakan koreksi seperlunya, kami berpendapat

bahwa skripsi saudara Athalla Zaky Mahasin, NIM : 181250075 yang

berjudul “Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam

Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam Kota Serang” telah dapat diajukan sebagai

salah satu syarat untuk melengkapi ujian munaqasah pada Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan Manajemen Pendidikan Islam Universitas

Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Demikian atas segala perhatian Bapak. Kami ucapkan

terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Serang,17 Oktober 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Anis Zohriah, M.M Dr. Moch Subekhan, M.Ag


NIP. 196507181992032001 NIP. 197301242005011002

iii
PERSETUJUAN

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH


DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERORGANISASI
PESERTA DIDIK DI MTS AL-KHAIRIYAH BADAMUSALAM
KOTA SERANG

Oleh:

ATHALLA ZAKY MAHASIN


NIM: 181250075

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Anis Zohriah, M.M Dr. Moch Subekhan, M.Ag


NIP. 196507181992032001 NIP. 197301242005011002

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Jurusan


Tarbiyah dan Keguruan Manajemen Pendidikan Islam

Dr. Nana Jumhana, M.Ag. Dr. Nana Suryapermana, M.Pd.


NIP. 197110291999031002 NIP. 196805062000031001

iv
v
PENGESAHAN

Skripsi a.n. Athalla Zaky Mahasin, NIM : 181250075 yang berjudul


Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi
Berorganisasi Peserta Didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang,
telah diujikan dalam sidang Munaqosah Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin Banten, pada tanggal.
Skripsi tersebut telah disahkan dan diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

Serang, 02 November 2022

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Ali Muhtarom, M.SI Juhji, M.Pd


NIP. 198005252011011012 NIDN. 2021098102

Anggota:

Penguji I Penguji II

Drs. H. Busthomi Ibrohim, M.Ag Birru Muqdamien, M.Kom


NIP. 196503042000031003 NIP. 198103202009121003

vi
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Anis Zohriah, M.M. Dr. Moch Subekhan, M.Pd.


NIP. 196507181992032001 NIP. 197301242005011002

PERSEMBAHAN

Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT Yang Maha Esa

Aku persembahkan karya tulis sederhana ini kepada kedua orangtuaku:


Mamah Fifi Widiyati
Bapak Taskuri, S.E
Ucapan terimakasih saja bagiku tak cukup untuk perjuangan kedua orangtuaku
yang selalu memberikan segala sesuatu untuk anaknya sehingga mencapai pada
titik ini, berkat mamah dan bapak aku mampu menjalani dan melalui segala
rintangan dan tantangan.

Kepada ketiga adikku:


Athalla Kamalul Ihsan
Naura Gayatri
Khansa Azkiya Istiqomah
Menjadi bagian dari penyemangat dan motivasi hidupku untuk terus melangkah
dan berusaha menjadi panutan yang baik untuk kedua adikku.

Kepada diriku sendiri yang telah kuat dan terus berusaha semaksimal mungkin di
tengah permasalahan yang tak pernah hentinya datang, yang telah mampu
melawan rasa malas, melawan pikiran negatif dan keegoisan terhadap diri sendiri.

vii
viii
MOTTO

“ ‫”َخ ُرْي الَّناِس َأْنَفُع ُهْم ِللَّناِس‬


“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Ikhtiar dan Tawakal

ix
RIWAYAT HIDUP

Athalla Zaky Mahasin lahir di Tegal, Provinsi Jawa Tengah, pada tanggal

31 Desember 2000. Ia putra pertama dari pasangan Bapak Taskuri dan Ibu Fifi

Widiyati dan memiliki tiga adik kandung. Alamat peneliti di Perum Taman Krisan

Blok J 9 No 7 RT/RW 02/14 Kel. Banjarsari, Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang,

Prov. Banten.

Peneliti menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Banjarsari 2 lulus pada

tahun 2012, kemudian melanjutkan ke SMPS Daar El Falaah Mandalawangi,

Pandeglang dan lulus pada tahun 2015, lalu meneruskan pendidikan di SMAS

Daar El Falaah Mandalawangi, Pandeglang dan lulus pada tahun 2018, setelah itu

pada tahun 2018 melanjutkan pendidikan tinggi di UIN Sultan Maulana

Hasanuddin Banten pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam.

Selama masa perkuliahan dan menjadi mahasiswa, peneliti aktif dalam

berorganisasi dan beberapa kegiatan. Pada kegiatan internal kampus, peneliti

pernah menjadi bagian dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) MPI tahun

2020, Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Sultan Maulana Hasanuddin

Banten tahun 2021, Anggota Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Al-Hikmah UIN

SMH Banten tahun 2018.

Sedangkan pada kegiatan eksternal kampus peneliti pernah diamanahkan

menjadi Ketua Rayon Keguruan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

tahun 2020-2021, dan menjadi Sekretaris Wakil 1 Pergerakan Mahasiswa Islam

x
Indonesia (PMII) Komisariat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten tahun

2021-2022.

xi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa pemberi rahmat

serta karunia sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi

Berorganisasi Peserta Didik Di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang”.

Shalawat beserta salam selalu tercurah dan terlimpahkan kepada suri tauladan kita

yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta seluruh

umatnya.

Skripsi ini kemungkinan tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti ingin menyampaikan ucapan terimakasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Wawan Wahyudin, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

2. Bapak Dr. Nana Jumhana, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

3. Bapak Dr. Nana Suryapermana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sultan Maulana Hasanuddin Banten yang selalu memberikan motivasi,

nasehat serta semangat berproses kepada peneliti.

4. Bapak Moch Subekhan, M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

xii
Sultan Maulana Hasanuddin Banten sekaligus pembimbing II yang telah

memberikan banyak pelajaran, pengalaman dan kesempatan kepada peneliti

dengan penuh kesabaran, ketulusan dan keikhlasan dari awal perkuliahan

hingga penyusunan skripsi selesai.

5. Ibu Dr. Anis Zohriah, M.M., sebagai pembimbing I yang telah memberikan

banyak sekali ilmu, pelajaran kehidupan, pengetahuan serta tempaan dengan

penuh kesabaran, ketulusan dan keikhlasan sehingga penyusunan skripsi

dapat peneliti selesaikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan

ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat selama peneliti menempuh

pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

7. Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang, Bapak

Kholili S.Pd.I, Waka Bidang Kesiswaan, Pembina OSIS, dan Kepala Tata

Usaha MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang yang telah bersedia

menerima dan membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian

8. Mamah dan Bapak yang tak pernah lelah berjuang untuk keberhasilan peneliti

dalam berproses dan selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya

selama menempuh pendidikan. Kepada ketiga adikku yang menjadi motivasi

serta semangat untuk terus melangkah dan tak kenal putus asa agar dapat

memberikan panutan terbaik.

9. Sahabat-sahabat terbaik, Roni, Azim, Fajar, Fauzan, Jafar, Neng Tasya, Lela

yang selalu mengingatkan, memotivasi, bahkan memarahiku sebagai

dukungan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. Kepada para sahabat

xiii
sekepengurusan semasa di PMII Rayon Keguruan yang telah membantu

menyelesaikan tugas organisasi dan akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

10. Saudari Melawati selaku partner terbaik yang senantiasa menemani,

mendukung, dan memberi semangat yang luar biasa sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman seperjuangan jurusan Manajemen Pendidikan Islam angkatan V

tahun 2018 yang selalu bersama-sama semangat memberikan motivasi, doa

dan dukungan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, baik

dari dalam materi atau isi maupun dalam teknik penyajiannya. Oleh karena itu,

peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan dan perbaikan selanjutnya. Terimakasih atas segala dukungan yang

telah diberikan, semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlimpah. Peneliti

harap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Serang, 15 Oktober 2022

Peneliti,

Athalla Zaky Mahasin


181250075

xiv
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i


ABSTRAK ii
NOTA DINAS iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iv
LEMBAR PENGESAHAN v
PERSEMBAHAN vi
MOTTO vii
RIWAYAT HIDUP viii
KATA PENGANTAR x
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 8
C. Pembatasan Masalah 8
D. Rumusan Masalah 9
E. Tujuan Penelitian 9
F. Kegunaan Penelitian 9
G. Sistematika Penulisan 10

BAB II LANDASAN TEORI 11


A. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah 11
B. Motivasi Berorganisasi Peserta Didik 30

xv
C. Macam-Macam Organisasi Siswa 37
D. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan 43
E. Kerangka Berpikir 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47


A. Tempat dan Waktu Penelitian 47
B. Metode Penelitian 48
C. Teknik Pengumpulan Data 49
D. Teknik Analisis Data 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53


A. Deskripsi Hasil Penelitian 53
B. Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V PENUTUP 72
A. Kesimpulan 72
B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN 78

xvi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Waktu Penelitian 47

Tabel 2.1 Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Badamusalam 92

Tabel 2.2 Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 94

Tabel 2.3 Data Peserta Didik 95

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Wawancara dengan Waka Kesiswaan 96

Gambar 2 Wawancara dengan Kepala Madrasah 96

Gambar 3 Wawancara dengan Pembina OSIS 97

Gambar 4 Kegiatan Upacara 97

Gambar 5 Kegiatan Kepramukaan 98

Gambar 6 Kegiatan Shalat Dhuha Berjamaah 98

Gambar 7 Program Kegiatan OSIS 99

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara 79

Lampiran 2. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Al-Khairiyah Badamusalam 91

Lampiran 3. Profil MTs Al-Khairiyah Badamusalam 92

Lampiran 4. Visi dan Misi MTs Al-Khairiyah Badamusalam 93

Lampiran 5. Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 94

Lampiran 6. Data Peserta Didik 95

Lampiran 7. Dokumentasi Wawancara dan Kegiatan Penelitian 96

Lampiran 8. Aktifitas Bimbingan Skripsi 100

Lampiran 9. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi 101

Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 102

Lampiran 11. Biodata Peneliti 103

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk memungkinkan manusia

mengembangkan potensi dirinya melalui proses belajar atau dikenal dan diakui oleh

masyarakat. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan. Kita tahu bahwa

pendidikan merupakan salah satu dimensi pembangunan. Proses pendidikan erat

kaitannya dengan proses perkembangan. Arah dan tujuan pembangunan adalah

membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan pembangunan di bidang

ekonomi yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sementara

proses pendidikan terkait dengan upaya pengembangan sumber daya manusia, pada

dasarnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dijelaskan dan dirumuskan

dengan jelas dalam perumusan tujuan pendidikan, dan tujuan pendidikan itu sendiri

konsisten dengan tujuan umum.1

Selanjutnya, pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi individu

agar dapat tetap mandiri. Karena itu, orang harus diberikan kemampuan yang berbeda

untuk mengembangkan hal-hal yang berbeda seperti konsep, prinsip, kreativitas,

tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu mengalami perkembangan

kognitif, afektif dan psikomotorik.2 Siswa juga memiliki rangkaian kewaspadaan atau

kemampuan potensial dan kemampuan kepribadian penuh. Sebagai manusia yang

berjiwa dan berkepribadian, peserta didik harus diposisikan, dibimbing, dan diarahkan

sedemikian rupa sehingga potensi, bakat, dan kemampuannya dapat memberikan

sumbangan bagi pencapaian tujuan atau kompetensi yang diharapkan peserta didik. 3

1
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya, 2010), hlm 75.
2
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm 5
3
Moh. Hizbul Muflihin, Administrasi Pendidikan : Teori dan Aplikasi Dilengkapi Strategi Pembelajaran Aktif,
(Klaten : CV Gema Nusa, Cet.1, 2015), hlm 242.

1
2

Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”4

Manajemen merupakan proses yang sangat penting dalam lembaga pendidikan

dan merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dari keseluruhan proses

pendidikan. Karena manajemen terutama berkaitan dengan tujuan bersama, cara orang

bekerja, dan penggunaan sumber daya yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa manajemen selalu mementingkan tujuan, pola kerja dan sumber daya manusia

pada unit sosial tertentu. Melihat unsur-unsur pekerjaan manajemen dalam kaitannya

dengan penggunaan sumber daya manusia, muncul kelompok manusia, yaitu

administrasi kesiswaan dalam kaitannya dengan penggunaan sumber daya manusia.

Adapun kegiatan yang berhubungan langsung dengan siswa adalah organisasi

siswa. Kemampuan dalam berorganisasi memang harus dimiliki oleh setiap

siswa.Oleh karena itulah, siswa perlu dibekali kemampuan dalam berorganisasi,

karena tugas siswa dimadrasah tidak hanya belajar, melainkan siswa juga dituntut

untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat untuk mengajar dan membimbing

masyarakat, hingga kelak ketika sudah kembali di masyarakat sehingga dapat hidup

bermasyarakat dengan baik.

4
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
BAB II Pasal 3
3

Mengingat tugas dan kewajiban tersebut, sudah sepatutnya dan selayaknya

setiap siswa mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menghadapi kehidupan pada

masa depan. Seiring dengan kemajuan zaman dan tuntutan hidup di masyarakat, maka

siswa harus terus berupaya membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan teknologi

dan berbagai ilmu yang mendukung sehingga dapat diterima di masyarakat kelak

ketika kembali ke masyarakat.Karena proses pembelajaran di dalam kelas tidak dapat

secara penuh untuk memberikan bekal tentang organisasi dan metode bermasyarakat,

maka organisasi siswa mempunyai peran yang sangat penting bagi siswa. Organisasi

siswa dengan berbagai kegiatan ekstrakurikulernya mempunyai fungsi wahana untuk

melatih siswa dalam berorganisasi, kepemimpinan, dan keterampilan.

Dalam proses berorganisasi, motivasi merupakan dorongan terkuat dalam

melancarkan proses berorganisasi, karena tanpa adanya motivasi berorganisasi sudah

pasti tidak akan terjadi kegiatan organisasi yang efektif. Agar peranan motivasi lebih

optimal maka prinsip-prinsip motivasi dalam berorganisasi tidak hanya diketahui

tetapi juga harus diterapkan dalam kegiatan belajar.

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan

kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang

yang mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh

kesuksesan dalam hidup. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat

dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.

Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk

sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler

yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di madrasah maupun di luar madrasah,
4

bertujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi, minat dan bakat. Organisasi

siswa yang ada di madrasah diantaranya OSIS, pramuka, marawis, pencak silat, dan

sebagainya.

OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) merupakan salah satu organisasi

peserta didik yang resmi diakui dan diselengarakan di madrasah dengan tujuan untuk

melatih kepemimpinan peserta didik serta memberikan wahana bagi murid untuk

mengatur dan melakukan kegiatan-kegiatan kokurikuler secara teratur dan baik di

bawah bimbingan dan pengawasan guru.5 Nilai yang terdapat dalam OSIS adalah

pengalaman memimpin, pengalaman bekerjasama, hidup demokratis, berjiwa

toleransi, dan pengalaman mengendalikan organisasi-organisasi. Karena OSIS

merupakan salah satu wadah dari manajemen kesiswaan, maka perlu adanya usaha

dari fungsi kepemimpinan kepala madrasah untuk mencapai tujuan, tentunya untuk

meningkatkan potensi berorganisasi peserta didik.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa kepramukaan

merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan,

terarah, sehat, teratur, dan praktis dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar

kepramukaan dan metode kepramukaan, yang bertujuan untuk pembentukan watak,

akhlak, dan budi pekerti luhur. Pramuka juga memiliki tujuan dan memiliki sifat

tertentu.

Kegiatan ekstrakurikuler marawis adalah salah satu kegiatan keagamaan yang

berbasis kebudayaan. Kesenian marawis berasal dari negara Timur Tengah terutama

dari Yaman. Nama marawis diambil dari nama salah satu alat musik yang

dipergunakan dalam kesenian ini. Secara keseluruhan, musik ini menggunakanhajir

5
Muljani A. Nurhadi , Administrasi Pendidikan Di Sekolah. (Yogyakarta: Andi Offset, Cet 1,1983),
hlm. 187.
5

(gendang besar) berdiameter 45 cm dengan tinggi 60-70 cm, marawis (gendang kecil)

berdiameter 20 cm dengan tinggi 19 cm, dumbuk atau (jimbe) (sejenis gendang yang

berbentuk seperti dendang, memiliki diameter yang berbeda pa-da kedua sisinya),

serta dua potong kayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengingkatkan ketakwaan, keimanan kepada Allah Swt, biasanya lagu-lagu

yang dibawakan dalam kesenian marawis merupakan lagu-lgu Islami yang berisi puji-

pujian ke-pada Nabi Muhammad (shalawat).

pencak silat merupakan salah satu jenis bela diri yang termasuk dalam

permainan tari. Istilah Pencak silat sendiri berasal dari dua kata, yakni “pencak” yang

memiliki arti gerakan dasar bela diri yang terikat dengan suatu peraturan dan kata

“silat” yang merujuk pada istilah seni bela diri ini di kawasan Asia Tenggara. Pencak

silat pada awalnya berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam

berburu dan berperang dengan menggunakan berbagai senjata seperti parang, perisai,

dan tombak. Dan bela diri ini diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara

semenjak abad ke-7 masehi, Namun belum ditentukan secara pasti siapa penemunya.

Pencak silat pun terkenal ke sebagian besar masyarakat rumpun Melayu yang lebih

dikenal dengan nama cekak. Tak hanya di Melayu, pencak silat pun terkenal hingga

ke negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Filipina. Terdapat sejarah

mengenai pencak silat yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh

gerakan pertarungan antara harimau dan monyet. Kemudian silat berkembang dari

ilmu beladiri, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah

asing. Hingga pada akhirnya dibentuklah IPSI yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia,

dan organisasi ini tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia.

Pada bulan Maret 2019, dunia dihebohkan dengan sebuah pandemi yang

sangat mempengaruhi segala lini kehidupan manusia, pandemi ini dinamakan


6

pandemi COVID-19. Hal ini juga mempengaruhi kegiatan belajar mengajar siswa di

MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang termasuk juga kegiatan organisasinya.

Pemerintah berusaha mengatasi dan mengendalikan kondisi semaksimal mungkin, hal

ini diawali dengan keluarnya Surat Edaran dari Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran

secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan) hingga melakukan pekerjaan

dari rumah work from home bagi tenaga pendidik dan peserta didik untuk seluruh

jenjang pendidikan diseluruh indonesia.

Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan peneliti di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam Kota Serang, terdapat adanya permasalahan yang terjadi

dengan manajemen kepemimpinan kepala madrasah yang berkaitan dengan motivasi

berorganisasi siswa. Seperti yang peneliti utarakan pada paraghraf sebelumnya,

banyak faktor yang membuat terhentinya kegiatan berorganisasi siswa, salah satunya

adalah dampak pandemi covid-19.

Dampak Covid-19 sangat berpengaruh pada kegiatan kesiswaan ataupun

organisasi kesiswaan, dengan adanya pandemi Covid-19 sudah tentu segala kegiatan

organisasi kesiswaan di beberapa madrasah terhambat begitupun di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam Kota Serang. Hal ini berpengaruh pada produktifitas siswa

dalam berorganisasi. Tentunya ini juga menjadi tanggung jawab kepala madrasah

beserta jajarannya untuk memulihkan kembali ruh kegiatan berorganisasi siswa yang

sempat pudar akibat pandemi.

Namun dengan seiring barjalannya waktu, pandemi covid-19 di Indonesia

sudah mulai mereda. Situasi ini yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh kepala

madrasah beserta stakeholder untuk kembali menjalankan dan memaksimalkan

kegiatan-kegiatan keorganisasian yang lama pudar akibat pandemi covid-19.


7

Seorang pemimpin tidak bisa lepas dari fungsi kepemimpinan, yang antara

lain ialah: Memandu, menuntun, membimbing, membangun, memberi motivasi-

motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi

yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para

pengikutnya kepada tujuan awal saat perencanaan. Tuntutan tersebut penting sekali

dipenuhi agar lembaga pendidikan menjadi efektif dalam membina sumber daya

manusia yang berkualitas. Sejauh ini masih dirasakan kurangnya kualitas sumber daya

manusia dalam penyelenggaraan organisasi, hal ini ditandai dengan minat

berorganisasi siswa yang rendah. Kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan terus

berlangsung, karena akan merugikan seluruh masyarakat dan anak bangsa.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti berbagai hal atau

manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi

berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang . Agar

terjalinnya hubungan dan komunikasi yang baik antara kepemimpinan kepala

madrasah dengan motivasi berorganisasi siswa.

Untuk mewujudkan seperti ini merupakan tantangan berat bagi kepala

madrasah, waka kesiswaan, pembinan OSIS, dan para pembina kegiatan kesiswaan

lainnya. Bagaimana mereka mengelola suatu organisasi khususnya Organisasi Siswa

Intra Sekolah (OSIS) yang baik, bagaiamana mereka dapat menerapkan manajemen

yang baik sesuai dengan kebutuhan siswa dalam berorganisasi untuk menyongsong

masa depan, bagaimana mereka bisa kembali menumbuhkan atau menghidupkan

semangat berorganisasi siswa yang telah redup, dan bagaimana mereka mampu

mendapatkan pengalaman berorganisasi dengan menerapkan fungsi-fungsi

manajemen organisasi dengan tepat.


8

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul : MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BERORGANISASI PESERTA DIDIK DI MTS

AL-KHAIRIYAH BADAMUSALAM KOTA SERANG.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Pudarnya motivasi siswa dalam berorganisasi karena dampak pandemi Covid-19

2. Kurangnya pemahaman siswa tentang organisasi sebagai tempat pendewasaan diri

dan ajang melatih diri sebelum siswa berkiprah dimasyarakat.

3. Pentingnya peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi

berorganisasi siswa.

4. Kurangnya kegiatan penyuluhan dan pelatihan organisasi siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan

diatas maka dengan ini masalah ini membahas tentang “Pengaruh Manajemen

Kepemimpinan Kepala madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi

Peserta Didik”

Pengaruh Manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik ini adalah pembatas masalah. Peran kepala

madrasah disini adalah bagaimana seorang kepala mampu memberi motivasi pada

peserta didik bagaimana mereka harus memahami dan menganggap bahwasannya

berorganisasi merupakan hal yang penting bagi peserta didik untuk bekal berkiprah di

masyarakat kelak.
9

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana manajemen kepemimpinan Kepala madrasah dalam meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota

Serang?

2. Bagaimana hambatan-hambatan dalam meningkatkan motivasi berorganisasi

peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang?

3. Bagaimana implikasi manajemen kepemimpinan Kepala madrasah dalam

meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang?

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas penelitian ini memiliki tujuan :

1. Untuk mengetahui manajemen kepemimpinan Kepala madrasah dalam

meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam upaya meningkatkan motivasi

berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang

3. Untuk mengetahui implikasi manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam

meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang.

F. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat bagi:

1. Secara Teoritis
10

Penelitian ini diharapkan mampu mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan

dan teori-teori yang berkaitan dengan manajemen kepemimpinan kepala madrasah

dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik.

2. Secara Praktik

a. Bagi kepala madrasah, agar kepala madrasah menyadari bahwa pentingnya

pembelajaran berorganisasi bagi siswa sehingga kepala madrasah dapat

meningkatkan motivasi peserta didik dalam berorganisasi.

b. Bagi peserta didik, agar peserta didik menyadari bahwa berorganisasi

merupakan pembelajaran dan pengalaman yang sangat penting untuk bakal

kelak dimasyarakat.

c. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan mengenai manajemen kepemimpinan

kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisa menyusunnya kedalam 5 (lima) bab, dalam setiap bab

akan diuraikan sub babnya rincian sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan. Meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan. Meliputi: landasan teori, penelitian terdahulu yang relefan

kerangka berpikir.

Bab III Metodologi penelitian. Meliputi: waktu dan tempat penelitian, metode

penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan. Meliputi: deskripsi data, pengujian

persyaratan analisis normalitas data, pengujian hipotesis pembahasan hasil penelitian.

Bab V penutup. Meliputi: simpulan dan saran-saran


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen Kepemimpinan Kepala madrasah

1. Pengertian Manajemen Kepemimpinan Kepala madrasah

Manajemen Kepemimpinan Kepala madrasah merupakan gabungan dari 3

kalimat yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Istilah manajemen telah

diartikan oleh beberapa ahli dengan pespektif yang berbeda misalnya pengelolaan,

pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin,

ketatapengurusan, administrasi dan sebagainya.Masing-masing pihak dalam

memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka.

Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu manus dan agree yang artinya

melakukan. Kata-kata ini dikelompokkan bersama untuk membentuk kata kerja

yang berarti "mencoba." Manager diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam

bentuk kata kerja mengelola dengan kata benda administrasi, dan manager berarti

orang yang terlibat dalam kegiatan administrasi dan akhirnya manajemen

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai administrasi atau pengelolaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manajemen adalah proses secara aktif

menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan atau eksekutif yang

bertanggung jawab atas pengelolaan perusahaan dan organisasi. Sementara itu,

menurut G.R. Terry mendefinisikan dalam bukunya Prinsip Manajemen

Manajemen sebagai suatu proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian tindakan yang dilakukan untuk menentukan dan

mencapai tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia

dan sumber daya lainnya.

11
12

Kepemimpinan kepala madrasah memiliki pengertian yang beranekaragam

sesuai dengan latar belakang dari pemberi pengertian. Namun demikian dapat

dipahami kepemimpinan sebagai suatu kegiatan mempengaruhi orang lain untuk

melakukan suatu pekerjaan sesuai yang diarahkan untuk mencapai tujuan

organisasi. Definisi lain ada juga yang mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah suatu kemampuan yang dimiliki orang tertentu untuk menggerakkan,

mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing,

menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum serta membina dengan

maksud agar orang lain mau melakukan dan bekerja untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.6

Namun demikian, walaupun dari definisi kepemimpinan tersebut bertitik tolak

pada pemberian pengaruh kepada orang lain untuk melakukan apa yang

dikehendaki pemimpin menuju tujuan yang ditetapkan namun ternyata proses

mempengaruhi dilakukan dengan berbeda-beda cara. Proses mempengaruhi yang

berbeda ini kemudian menghasilkan tingkatan dalam kepemimpinan. Seperti yang

dikemukakan oleh Muhaimin dengan mengutip pendapatnya Kasali dari

pendapatnya Maxwell, bahwa terdapat 5 tahapan kepemimpinan 7 yaitu level satu

pemimpin yang legalitas dengan adanya Surat Keputusan (SK), level kedua

pemimpin yang meminpin dengan kecintaanya, level tiga pemimpin yang lebih

berorientasi pada hasil, pada level ini prestasi kerja sangat penting, level empat

pemimpin berusaha menumbuhkan pribadi anggotanya untuk menjadi pemimpin

dan level kelima adalah pemimpin yang mempunyai daya tarik yang luar biasa.

6
Sophia Azhar, Kepemimpinan kepala sekolah efektif (Perspektif Pendidikan Islam), Journal-uin-
alauddin.ac.id, Volume V, Nomor 1, Januari-Juni 2016, h. 129
7
Muhaimin, at all, Manajemen pendidikan : Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan
Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 30
13

Pada level ini pemimpin mempunyai nilai-nilai atau simbol yang melekat pada

diri pemimpin itu sendiri.

Menurut Kasali agar seorang kepala madrasah mampu bergerak dari

pemimpin level satu hingga level lima membutuhkan 5 unsur yaitu Visi, (vision),

Keberanian (courageness), Realita (reality), dan Etika (Ethics).8 Berdasarkan pada

pendapat di atas maka kepala madrasah harus mampu menumbuhkan dirinya

menjadi pemimpin yang memiliki kelima unsur tersebut, sehingga mampu

bergerak dari pemimpin yang hanya karena legalitas menuju pemimpin yang

benar-benar mampu memberikan perubahan kepada perkembangan madrasah.

Kepemimpinan sebagai fungsi manajemen sangat penting untuk mencapai

tujuan organisasi. Dengan susah payah, tampaknya kepemimpinan terpaksa

menghadapi berbagai faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan

kondisi lingkungan. Kepemimpinan, di sisi lain, tampaknya dapat dengan mudah

menjadi alat yang luar biasa untuk memecahkan masalah yang terjadi pada suatu

organisasi. Selain itu, Nanang Fatah, kepemimpinan adalah kegiatan atau tindakan

seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain

dalam pekerjaannya melalui penggunaan kekuasaan. Dalam konsep pendidikan,

Soetopo dan Soemanto menjelaskan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah

kemampuan untuk mempengaruhi dan menggunakan orang lain untuk mencapai

tujuan pendidikan secara bebas dan sukarela.

Menurut Terry, kepemimpinan adalah hubungan antara satu orang dengan

orang lain; seorang pemimpin dapat mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja

sama dalam tugas-tugas yang terkait untuk mencapai apa yang diinginkan. 9

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dalam hubungan antara


8
Rheinald Kasali, Change, (Jakarta, Gramedia, 2005) h. 67
9
Connie Chaerunnisa, Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif, Jakarta: PT RajaGra findo
Persada, hal: 107-108
14

pemimpin dan bawahan atau dengan pengikut. Pada dasarnya, pentingnya

kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan

dalam suatu situasi. Allah SWT. telah memberi tahu orang-orang tentang

pentingnya kepemimpinan dalam Islam karena banyak ayat telah ditemukan

dalam Al-Qur'an yang merujuk pada masalah kepemimpinan.

Kepala madrasah sebagai manajer puncak merupakan salah satu dari

komponen terpenting yang menentukan tercapainya tujuan pendidikan di

madrasah. Mulyasa menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara kualitas

kepala madrasah dan berbagai aspek kehidupan madrasah, seperti disiplin

madrasah, iklim dan budaya madrasah, dan pengurangan perilaku menyimpang

siswa.10 Sebagai kepala madrasah, peran utama Anda tidak hanya bertindak

sebagai administrator, tetapi juga berperan dalam semua dimensi kehidupan

madrasah. Oleh karena itu, setidaknya ada tujuh peran yang harus dipenuhi kepala

madrasah, yaitu kepala madrasah sebagai pendidik, manajer, administrator,

supervisor, pemimpin, inovator, dan motivator (EMASLIM).11

Kepala madrasah terdiri dari dua kata yaitu “kepala” dan “madrasah”. Kata

“kepala” memiliki arti sebagai ketua atau pimpinan dalam organisasi baik dalam

bidang pendidikan maupun non bidang pendidikan. Sedangkan kata “madrasah”

merupakan sebuah lembaga formal yang dijadikan sebagai tempat berlangsungnya

proses belajar mengajar bagi peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepala

madrasah adalah seseorang yang mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam

memajukan lembaga yang dipimpinnya.

Kepala madrasah merupakan motor penggerak bagi sumber daya manusia

madrasah terutama guru dan karyawan. Begitu besarnya peranan kepala madrasah
10
E Mulyasa, (2009), Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal:24.
11
Ibid, hal: 98
15

dalam proses pencapain tujuan pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa

sukses tidaknya suatu madrasah sangat ditentukan oleh kualitas kepala madrasah

terutama kemampuannnya dalam memberadayakan guru-guru dan karyawan ke

arah suasana kerja yang kondusif. Kepala madrasah memiliki peran dan

tanggungjawab sebagai manajer dalam lembaga madrasah, yaitu diantaranya

mengadakan prediksi masa depan madrasah, misalnya tentang kualitas yang

diinginkan masyarakat, melakukan inovasi dengan mengambil inisiatif dan

kegiatan-kegiatan yang kreatif untuk memajukan madrasah, menciptakan strategi

atau kebijakan untuk mensukseskan pikiran-pikiran yang inovatif, menyusun

perencanaan baik perencanaan strategis maupun operaasional. Termasuk

menemukan sumber-sumber pendidikan dan menyediakan fasilitas pendidikan.

Kemudian melakukan pengendalian atau kontrol terhadap pelaksanaan pendidikan

dan hasilnya. Kepala madrasah yang mampu memerankan dirinya secara efektif

dan efisien dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi terwujudnya

kualitas atau mutu madrasah. Oleh karena itu, seseorang yang akan diangkat

menjadi kepala madrasah wajib memenuhi Standar Kualifikasi dan Standar

Kompetensi Kepala madrasah sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan

menteri. Permen tersebut merupakan suatu kemajuan positif dalam upaya mencari

dan menetapkan figur pengelola madrasah yang bermutu.

Sebagai pemimpin, kepala madrasah bertanggung jawab atas tercapainya

tujuan pendidikan dengan menggerakkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala madrasah bertugas

melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, baik fungsi yang berhubungan

dengan pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim dan budaya

madrasah yang kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif,
16

efisien dan produktif. Demikian juga dengan komponen pendidikan yang ada

dalam lembaga pemdidikan yang dipimpin seorang kepala madrasah. Seorang

kepala madrasah harus memperhatikan kesembilan komponen penting dalam

pendidikan, yaitu Pendidik, murid, materi pendidikan, perbuatan mendidik,

metode pendidikan, evaluasi pendidikan, tujuan pendidikan, alat-alat pendidikan,

dan lingkungan pendidikan.12 Kesembilan faktor tersebut harus dikelola sebaik-

baiknya agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Dalam pasal 16 tentang tugas

pokok kepala madrasah dinyatakan bahwa beban kerja kepala madrasah

sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan

kewirausahaan dan supervisi guru dan tenaga kependidikan. Beban kerja kepala

madrasah tersebut bertujuan mengembangkan madrasah dan meningkatkan mutu

madrasah berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yaitu Standar

Kompetensi Lulusan, Standar Isi Pembelajaran, Standar Proses Pembelajaran,

Standar penilaian pembelajaran, Standar Penelitian, standar Sarana Prasarana,

Standar pengelolaan, dan standar Pembiayaan.Selanjurnya dijelaskan lebih detail

lagi apabila terjadi kekurangan guru pada satuan pendidikan maka kepala

madrasah dapat melaksanakan tugas pembelajaran atau pembimbingan agar proses

pembelajaran atau pembimbingan tetap berlangsung pada satuan pendidikan yang

bersangkutan. Dan tugas pembelajaran atau pembimbingan tersebut merupakan

tugas tambahan di luar tugas pokok. Berkaitan dengan hal tersebut tugas dan

tanggung jawab kepala madrasah berupa merencanakan, mengorganisasikan,

mengarahkan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi seluruh

kegiatan madrasah yang meliputi bidang proses belajar, mengajar, administrasi

baik siswa, pegawai dan administrasi perlengkapan, administtasi keuangan,

administrasi perpustakaan dan administrasi hubungan masyarakat. Oleh sebab itu,


12
Hasan Basri dan Tatang S, Kepemimpinan Pendidikan (Bandung, Pustaka Setia: 2015) h.66
17

dalam rangka mencapai tujuan organisasi maka kepala madrasah mempunyai

tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen terhadap

sumber daya yang ada dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di madrasah.

Secara sederhana kepala madrasah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga

fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin satu madrasah. Kepala

madrasah adalah jabatan pemimpin yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa

didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan. Siapapun yang akan diangkat

menjadi kepala madrasah harus ditentukan melalui prosedur serta persyaratan-

persyaratan tertentu seperti latar belakang pendidikan, pengalaman, usia, pangkat

dan integritas.

Peneliti berpendapat bahwa manajemen kepemimpinan Kepala madrasah

adalah suatu langkah yang dilakukan oleh seorang kepala madrasah yang meliputi

proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan wawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar

mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan sebelumnya.

2. Prinsip - prinsip Manajemen Kepemimpinan

Sebuah organisasi tidak cukup hanya membangun karakter-karakter

kepemimpinan (leadership characters), akan tetapi juga harus menumbuhkan

prinsip-prinsip kepemimpinan (leadership principles). Hal ini dikarenakan

karakter kepemimpinan lebih mengacu pada pembentukan nilai-nilai moral dan

etika (moral / ethical values) yang bersifat universal, sementara kalau prinsip

kepemimpinan lebih mengacu pada pembentukan nilai-nilai kinerja (performance

values) yang bersifat kontekstual sesuai dengan situasi dan tantangan yang

dihadapi oleh organisasi.


18

Atmadja menyatakan bahwa prinsip kepemimpinan adalah kualitas personal

yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang mengacu kepada nilai-nilai yang

mampu membawanya mencapai kinerja terbaik dalam rangka mewujudkan misi

dan tujuan perusahaan.13 Prinsip-prinsip kepemimpinan itu diantaranya adalah :

a. Master Chef (Peramu Talenta)

Disebut “master chef” karena pemimpin harus dapat meramu orang-

orang yang dipimpinnya sehingga mereka mampu menjalankan misi dan

tugas-tugas organisasi dengan baik.Meramu berarti pemimpin harus dapat

memilih orang-orang terbaik yang dimilikinya kemudian menempatkannya

pada posisi, tanggungjawab, dan kewenangan yang sesuai, sehingga akan

menghasilkan kerjasama dan kinerja sinergis yang luar biasa.

Untuk menjadi master chef, kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang pemimpin adalah mempersiapkan orang-orang terbaiknya dengan

memilih (choose) orang-orang yang tepat, mengembangkan (grooming)

kemampuan mereka sesuai kebutuhan organisasi, dan akhirnya mengarahkan

mereka mencapai kinerja terbaik melalui choacingdan mentoring. Proses

diatas selanjutnya dilanjutkan dengan menempatkan (placing) orang-orang

pilihan tersebut pada posisi yang tepat, kemudian mencampur (mixing) orang-

orang yang berasal dari berbagai latar belakang dan kompetensi tersebut

hingga terbentuk kombinasi yang pas dan selaras, kemudian disinergikan

(synergizing) satu sama lain sehingga akan tercapai hasil terbaik.

b. Inspiring by Modeling (inspirasi melalui peran panutan)

Cara paling efektif untuk menjalankan kepemimpinan dan

mempengaruhi anak buah adalah dengan menjadikan diri pemimpin sebagai

13
Atmadja, Stanley S. (2012). Inside the Giant Leap : How Abundance Mind Creates
Performing Climate to Achieve Extraordinary Result. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
19

model. Caranya adalah dengan mempraktikkan apa-apa yang diperintahkan

tersebut kepada bawahan.Kekuatan mempengaruhi (power of influence) ini

ditentukan oleh kemampuan dalam menginspirasi bawahan melalui peran

panutan (role modeling).

Role modeling ini diwujudkan dalam dua bentuk yaitu melalui

passiondan vision.Passionyaitu peran pemimpin dalam menghidupkan nilai-

nilai dan perilaku yang diyakini dan dikembangkan organisasi. Vision adalah

peran pemimpin dalam mengembangkan visi, strategi,model bisnis, ide-ide

bisnis, dan kemudian mewujudkannya untuk mencapai tujuan-tujuan

organisasi.Jadi prinsip inspiring by modelingini menuntut setiap pemimpin

untuk pertama-tama menjadi peran panutan bagi anak buah melalui nilai-

nilai/perilaku dan visi cemerlangyang dia usulkan, lalu menempatkan dirinya

sebagai contoh yang dia jadikan senjata untuk menginspirasi anak buah

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.

c. Emplowement and Motivation (pemberdayaan dan motivasi)

Kompetensi utama yang harus dimiliki pemimpin adalah kemampuan

dalam memberdayakan orang lain (empowerment others). Ia harus dapat

menemukan potensi-potensi tersembunyi anak buahnya dan kemudian

memberdayakannya sehingga menghasilkan kinerja yang luar

biasa.Pemberdayaan berarti memberikan kewenangan kepada anak buah agar

mereka bisa memberikan keputusan dalam memecahkan persoaalan-

persoalan yang mereka hadapi dalam mengambil keputusan.Pemberdayaan

saja tidaklah cukup, pemimpin juga harus dapat memotivasi, misalnya

dengan memberikan target-target yang tinggi dan menantang.


20

d. Productive Harmony (harmoni yang produktif)

Productive harmony adalah iklim organisasi dimana keharmonisan

antar karyawan terbangun baik, tetapi vitalitas untuk mencapai kinerja unggul

tetap dapat diwujudkan dan didorong.Disini berarti keteduhan, kekeluargaan,

saling pengertian, dan harmoni terpelihara subur, tetapi dibalik itu dinamika

persaingan untuk mencapai kinerja terbaik antar karyawan juga tetap bisa

dipelihara.

e. Everyone is Importance (setiap orang adalah penting)

Everyone is importance berarti menganggap bahwa semua orang,

semua posisi/jabatan yang ada dalam organisasi/perusahaan adalah penting

bagi keberhasilan perusahaan. Semua orang bekerja bahu membahu menurut

porsi dan fungsinya masing-masing. Fungsi dan peran masing-masing orang

ini dikolaborasikan dan disinergikan sehingga tercipta kerjasama dan

kekuatan tim yang luar biasa.

Ketika setiap karyawan dianggap penting, dihargai, dan memiliki peran

yang bernilai bagi organisasi, ia akan menemukan makna (meaning) dari apa

yang mereka kerjakan. Makna bekerja (meaning of work) ini adalah faktor

penting penentu kepuasan kerja dan akhirnya kinerja yang dicapai oleh

karyawan. Meaning of work tadi akan melahirkan sense of calling yaitu

menganggap bahwa bekerja tidak hanya sekedarkewajiban, tetapi merupakan

sebuah penggilan jiwa. Juga akan melahirkan sense of mission, yaitu

menyikapi pekerjaan sebagai misi besar untuk mewujudkan tujuan bersama

organisasi. Dengan demikian akan muncullah yang namanya personal

commitmentyaitu rasa tanggungjawab untuk bekerja yang muncul dari diri

karyawan sendiri dan bukannya dari pemimpin.Makna kerja, panggilan, dan


21

komitmen ini pada akhirnyaakan menggugah partisipasi (participation)

karyawan untuk terlibat aktif dalam berbagai inisiatif, tugas, dan program

yang diamanatkan pemimpin untuk mewujudkan tujuan organisasi. Jadi

semua karyawan akan bahu-membahu, berkontribusi (contribution) kemajuan

organisasi.Pada akhirnya akan muncul rasa memiliki (ownership) kepada

organisasi tempat mereka mengabdikan diri.

f. Guardian (pelindung)

The guardian berarti bahwa pemimpin adalah pelindung. Ia harus

bersedia pasang badan bagi anak buahnya ketika mereka menghadapi

persoalan-persoalan pelik yang tak dapat mereka selesaikan sehingga

membutuhkan campurtangannya.Untuk itu pemimpin harus punya

compassion, yaitu suatu sikap pemimpin yang tidak hanya memikirkan

kepentingan dirinya, tetapi secara tulus memberikan pengabdian kepada anak

buahnya. Disamping compassion, pemimpin juga harus mempunyai unsur-

unsur yang lainyaitu kerelaan berkorban (sacrifice), mengambil tanggung

jawab (responsible), dan berani menanggung risiko (take risk).14

3. Tugas dan fungsi kepala madrasah

Tugas kepala madrasah adalah menjadi agen utama perubahan yang

mendorong dan mengelola agar semua pihak yang terkait menjadi termotivasi dan

berperan aktif dalam perubahan menjadi lebih baik. Menurut Wahjosumidjo,

keberhasilan madrasah berarti keberhasilan kepala madrasah. Begitupun

sebaliknya, keberhasilan kepala madrasah merupakan keberhasilan madrasah.15

Seorang kepala madrasah memiliki tugas dan fungsi yang harus dijalankan.

Tugas dan fungsi kepala madrasah menurut Depdikbud (E.Mulyasa) dibagi


14
Anung Pramudyo, Implementasi Manajemen Kepemimpinan dalam Pencapaian Tujuan Organisasi,
JBMA, Vol. 1, No. 2, 2013
15
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga,)289
22

menjadi tujuh pokok yaitu: sebagai pendidik, sebagai manajer, sebagai

administrator, sebagai supervisor, sebagai leader, sebagai innovator, serta sebagai

motivator. Adapun penjelasan mengenai tugas dan fungsi kepala madrasah

diuraikan sebagai berikut:

a. Kepala Madrasah sebagai Pendidik

Kepala madrasah merupakan guru yang diberikan tugas sebagai kepala

atau pemimpin madrasah, oleh karenanya kepala madrasah memiliki tugas

untuk mendidik. Tuga pokok dan fungsi (TUPOKSI) kepala madrasah

sebagai pendidik (educator) Yaitu melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan

kurikuler unruk siswa, menyusun program pembelajaran, melaksanakan

program pembelajaran, melakukan Evaluasi pembelajaran. melakukan

pembinaan siswa, dan memberikan layanan konesling pada siswa. 16

Kepala madrasah sebagai educator harus memilki strategi yang tepat

untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kepandidikan di madrasahnya.

Strategi tersebut seperti menciptakan iklim madrasah yang kondusif,

memberikan nasihatkepada warga madrasah, memberikan dorongan kepada

seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang

menarik.

Sebagai educator kepala madrasah harus senantiasa berupaya

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Dalam

hal ini faktor pengalaman sangat mempengaruhi profesonalisme kepala

madrasah, terutama dalam mendukung terbentuknya pemahaman tenaga

kependidikan terhadap pelaksanaan tugasnya.Pengalaman semasa menjadi

guru, menjadi wakil kepala madrasah, atau menjadi anggota organisasi

kemasyarakatan sangat mempengaruhi kemampuan kepala madrasah dalam


16
Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:Balitbag dan Puspur) 9-10
23

melaksanakan pekerjannya, demikian halnya pelatihan yang pernah

diikutinya.

Dengan demikian, penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas

kepala madrasah sebagai educator/ pendidik merupakan tugas pokok dan

fungsi kepala madrasah dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kepada

(guru, staf dan siswa), melakukan penyusunan pembelajaran, melaksanakan

program pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, serta menciptakan

lingkungan madrasah yang kondusif untuk pembelajaran bagi semua

masyarakat madrasah.

b. Kepala Madrasah sebagai Manajer

Madrasah merupakan sebuah organisasi, sehingga perlu dilakukan

pengelolaan/kegiatan manajemen agar sumber daya yang ada di dalamnya

dapat didayagunakan secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, maka kepala madrasah memiliki peran

sebagai manajer. Menurut pidarta terdapat minimal tiga keterampilan yang

harus dimiliki oleh seorang manajer, yaitu: keterampilan konsep yaitu

keterampilan untuk memahami dan mengoprasikan organisasi, keterampilan

manusia yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin,

serta keterampilan teknis yaitu keterampilan dalam menggunakan

pengetahuan, teknik. metode, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas

tertentu.

Menurut E Mulyasa menyatakan bahwa kepala madrasah harus

memiliki kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai manajer,

yang diwujudkan dalam kemampuan menyusun program madrasah,


24

organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan, dan

mendayagunakan sumber daya madrasah secara optimal.

c. Kepala Madrasah sebagai Administrator

Kepala madrasah sebagai administator memiliki hubungan sangat erat

dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,

penyusunan dan pendokumenan seluruh program madrasah. Sebagai

administrator, kepala madrasah harus memiliki kemampuan untuk mengelola

kurikulum, mengelola administrasi peserta didik. mengelola administrasi

personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola

administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan.

penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas kepala madrasah

sebagai administrator merupakan tugas untuk melaksanakan menyusun pada

semua sumber daya yang terdapat di madrasah, baik dari pendidik/ non

pendidik dan siswa, sarana dan prasarana, serta sumber daya pembelajaran

sehingga seluruh program dan administrasi madrasah dapat berjalan dengan

lancar.

d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor

Tugas kepala madrasah sebagai supervisor adalah mensupervisi

pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan, Kepala madrasah harus

bisa membina, mengarahkan, membantu guru-guru dalam mengatasi masalah

yang dihadapi pada proses pembelajaran. Menurut E.Mulyasa. Kepala

madrasah sebagai supervisor harus diwujudkan dalam kemampuan

menyusun, dan melaksanakan program pervise pendidikan. Serta

memanfaatkan hasilnya.
25

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kegiatan supervisi yang dilaksanakan meliputi pembinaan dan pengarahan

yang diberikan oleh kepala madrasah agar mencapai kinerja yang baik.

e. Kepala Madrasah sebagai Leader

Kepala madrasah sebagai Leader/ pemimpin hendaknya mampu

menggerakan bawahanya agar bersedia melaksanakan tugasnya masing-

masing dalam rangka mencapai tujuan madrasah. Kepala madrasah sebagai

leader harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan

kemauan tenaga kependidikan. membuka komunikasi dua arah, dan

mendelegasikan tugas.

Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai leader

dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan,

pemahaman terhadap visi misi madrasah, kemampuan mengambil keputusan,

dan kemampuan berkomunikasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah

sebagai leader/ pemimpin harus mampu menyusun dan menerapkan visi misi

madrasah, menggerakan bawahanya agar bersedia melaksanakan tugas yang

menjadi tanggung jawab dengan komitmen yang tinggi, mengambi keputusan

terhadap setiap langkah dalam kegiatan dan kendala yang dihadapi madrasah.

Tugas kepala madrasah dalam hal ini termasuk pemberian motivasi,

pembimbingan serta pengarahan kepada guru/staf dalam pelaksanaan

tugasnya

f. Kepala Madrasah sebagai Inovator

Kepala madrasah sebagai tokoh sentral penggerak organisasi madrasah

harus mampu menciptakan hal-hal yang baru untuk mengembangkan


26

madrasah yang dipimpinnya, dalam hal ini kepala madrasah juga berperan

sebagai inovator. Madrasah yang efektif pasti dipimpin oleh kepala madrasah

yang mempunyai kepemimpinan yang efektif pula. Untuk itu madrasah

memerlukan kepala madrasah yang mempunyai inovasi yang tinggi.

Kemampuan kepala madrasah sebagai innovator dapat dilihat dari

kemampuan mencari dan menemukan gagasan-gagasan untuk pembaharuan

di madrasah serta kemampuan untuk melaksanakan pembaharuan di

madrasah.17

E Mulyasa menyatakan bahwa kepala madrasah harus memiliki

strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan

lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan.

memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di madrasah. dan

mengembangkan model-model pembelajaran inovatif.

Kepala madrasah sebagai inovator yakni mampu untuk menguat

perubahan yang terdapat dimadrasah guna mengembangkan madrasah yang

dipimpinya. Kepala madrasah dituntut harus mampu menciptakan suatu

pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif.Menjalin hubungan dengan

masyarakat luas guna mencari gagasan atau ide-ide baru yang dapat

diterapkan di madrasah.

g. Kepala Madrasah sebagai Motivator

Peran dan fungsi kepala madrasah antara lain sebagai motivator yaitu

memberikan motivasi kepada semua warga madrasah agar mereka dapat

melaksanakan tugas-tugas di madrasah secara baik dan benar. Kemampuan

kepala madrasah sebagai motivator dapat dilihat dari kemampuan kepala

madrasah yang dapat mengatur lingkungan kerja di madrasah, kemampuan


17
Euis Karwati & Donni Juni Priana, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, 117
27

mengatur suasana kerja menjadi nyaman dan tenang dan dapat menimbulkan

kreativitas dan ide-ide yang cemerlang dari warga madrasah. Disamping itu

kepala madrasah harus mampu memberikan penghargaan bagi semua warga

madrasah yang berprestasi dan memberikan hukuman kepada warga

madrasah yang melanggar aturan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil

yakni kepala madrasah mampu mendorong dan memotivasi bawahanya untuk

selalu bersungguh-sungguh dan semangat dalam melaksanakan

tugasnya.kegiatan motivasi tersebut dapat dilakukan dengan cara pemberian

penghargaan atau hadiah bagi bawahan yang kinerjanya baik.

4. Strategi kepemimpinan kepala madrasah

Kepala madrasah adalah pemimpin. Tugasnya adalah melaksanakan dan

memantau kegiatan madrasah dengan menetapkan tujuan, memelihara

kedisiplinan, dan menilai hasil belajar dan pendidikan yang dicapai. Untuk

mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan strategi kepemimpinan yaitu:

a. Strategi yang tersedia bagi para pemimpin

Pemimpin yang baik selalu mencari cara terbaik untuk mempengaruhi

anggota organisasi mereka. Namun, jika Anda mempertimbangkan

pendekatan lain sebagai strategi pelengkap dan bukan hanya perjuangan

paradigma, perspektif yang berbeda muncul. Saat ini, pemimpin madrasah

dapat mengejar setidaknya tiga strategi umum: hierarkis, transformatif, dan

suportif. Setiap strategi memiliki kelebihan dan keterbatasan yang penting.

b. Penggunaan Strategi Hirarki oleh Prinsipal

Strategi Hirarki secara luas merangkul dan secara luas merangkul

metode pengelolaan organisasi, memberikan komitmen dan efisiensi,


28

pemantauan, dan rutinitas terjadwal. Namun, strategi hierarkis cenderung

mengekang kreativitas dan komitmen dan menempatkan tatanan hubungan

yang ketat dengan staf madrasah. Peran guru dalam konteks ini sangat

kompleks, dan persyaratan pendidikan, konseling, dan pendampingan siswa

adalah variabel terpenting dalam kebutuhan dan aktivitas siswa.

c. Menerapkan Pendekatan Transformasi

Strategi transformasi didasarkan pada keyakinan, idealisme dan

kekaguman intelektual, memotivasi dan berbagi visi melalui nilai dan simbol.

Strategi transformasi memiliki kemampuan untuk memotivasi dan

menginformasikan anggota, terutama ketika organisasi menghadapi dan

sedang mengalami perubahan besar. Strategi transformasi, di sisi lain, sulit

karena membutuhkan pengembangan keterampilan intelektual tingkat lanjut

sejak awal.

d. Penggunaan strategi fasilitasi

Mempromosikan kepemimpinan sebagai tindakan untuk beradaptasi,

memecahkan masalah dan meningkatkan kinerja dengan menggunakan

kemampuan kolektif madrasah. Seperti kepemimpinan transformasional,

strategi memfasilitasi mendorong pengikut / anggota untuk mengerahkan

upaya dan energi fisik di tempat kerja.18

5. Gaya kepemimpinan kepala madrasah

Menurut Overton, ada tiga gaya kepemimpinan di abad ke-21. Yaitu:

18
Syafaruddin dan Asrul, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, op. cit, hal: 145-148
29

a. Pemimpin karismatik dengan percaya diri menciptakan visi yang lebih baik

untuk masa depan, sangat percaya pada visi, mengambil tindakan yang tidak

konvensional dan menetapkan agenda untuk perubahan mendasar,

b. Pemimpin transaksional yang menjelaskan peran dan tanggung jawab yang

diperlukan dan membimbing anggota untuk mencapai tujuan mereka.

c. Pemimpin transformasional menunjukkan minat yang kuat dalam

membangun organisasi dan pengetahuan yang baik, dan menginspirasi

mereka untuk memberikan dampak yang kuat pada semua anggota.

Corak atau gaya seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap

efektivitas pemimpin. Pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan

memberikan motivasi kerja kepada bawahan, sehingga bawahan akan merasa

puas. Sebaliknya tidak arang kesalahan dalam pemilihan gaya kepemimpinan

berakibat kegagalan kepemimpinan seseorang dalam organisasi tersebut. Adapun

gaya atau tipe kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe

atau bentuk kepemimpinan yaitu:

a. Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai

diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah

menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa yang diperintahnya harus

dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat

dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia

menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya.

Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan dikalangan

guru.

b. Kepemimpinan Laissez Faire


30

Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan

otoriter. Yang mana kepemimpinan laissez faire menitik beratkan kepada

kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada

personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas,

tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada

personilnya. Kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara

resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat

mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja

simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa

yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.

c. Kepemimpinan Demokratis

Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau

personilnya sebagai factor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin

dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan dalam bentuk

human relationship atas dasar prinsip saling harga-menghargai dan hormat-

menghormati.

B. Motivasi berorganisasi peserta didik

Dalam proses berorganisasi, motivasi merupakan dorongan terkuat dalam

melancarkan proses berorganisasi, karena tanpa adanya motivasi berorganisasi sudah

pasti tidak akan terjadi kegiatan organisasi yang efektif. Agar peranan motivasi lebih

optimal maka prinsip-prinsip motivasi dalam berorganisasi tidak hanya diketahui

tetapi juga harus diterapkan dalam kegiatan belajar.

Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan

atau mencapai suatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau
31

keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup. Dengan kata

lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang

mempunyai motivasi berarti ia telah mempunyai kekuatan untuk memperoleh

kesuksesan dalam hidup. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dapat

dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut.

Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk

sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler

yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di madrasah maupun di luar madrasah,

bertujuan agar siswa dapat mengembangkan potensi, minat dan bakat

1. Motivasi Berorganisasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau

daya penggerak” . Sedangkan menurut Miftah Toha Motivasi adalah suatu

proses psikologi/unsur pokok dalam perilaku seseorang. Peneliti

penyimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan atau keinginan yang

timbul dari diri seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dipengaruhi

dari diri individu dan orang lain dalam mencapai tujuan tertentu.

Definisi motivasi setiap tokoh berbeda-beda tetapi pada dasarnya

mempunyai makna yan sama. Berbagai hal yang terkandung dalam difinisi

motivasi antara lain: keinginan, harapan/tujuan, kebutuhan, sasaran, dorongan

dan intensif. Hal ini tidak berarti sumber timbulnya motivasi dari individu

masing-masing tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar individu. Mengenai

pernyataan ini sesuai dengan pendapat john adair yang menyatakan bahwa

lima puluh persen motivasi berasal dari seseorang dan lima puluh persen
32

lainnya berasal dari lingkungan hidupnya, terutama dari kepemimpinan yang

ia temua di lingkungan tersebut,

Motivasi bagi siswa sangat diperlukan. Selain motivasi belajar juga

motivasi untuk berorganisasi. Seseorang yang termotivasi pasti memiliki

sebuah harapan yang ingin dicapai, tantpa adanya harapan seseoramh tidak

akan termotivasi. Misalnya siswa yang termotivasi dalam berorganisasi

madrasah pasti memiliki harapan/tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat

mengembangkan bakat dan kemampuannya, memupuk jiwa sportif dalam

aneka perlombaan, memupuk jiwa nasionalisme dan lain-lain

b. Fungsi Motivasi

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motor dalam dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan

perbuatan-perbuatan yang tidak beranfaat bagi tujuan tersebut.19

c. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan tujuan motivasi adalah untuk

menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan

19
Sadirman, Interaksi dan Motivasi…., h.85
33

untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai

tujuan tertentu. Setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Makin jelas

tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana

tindakan memotivasi itu dilakukan.20

d. Indikator Motivasi

Mengacu pada definisi motivasi diatas, maka peneliti mengambil teori

Mc.Clelland sebagai indikator, yaitu:

a) Kebutuhan akan berprestasi

b) Kebutuhan akan persatuan atau afiliasi

c) Kebutuhan akan kekuasaan

2. Organisasi

Organisasi adalah suatu perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang yang

bekerjasama dengan terstruktur untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu

organisasi juga dapat diartikan sebagai sebuah kesatuan atau entity yang terdiri

dari banyak orang, bisa berupa institusi, asosiasi atau lembaga, yang memiliki

tujuan yang sama dan berhubungan dengan lingkungan luar.

Menurut J. William Schulze. Organisasi adalah penggabungan dari orang-

orang, benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang

berkaitan dengannya, yang dikumpulkan dalam hubungan yang teratur dan efektif

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Organisasi madrasah merupakan sebuah perserikatan yang berada di bawah

manajemen madrasah yang bertujuan untuk membantu menciptakan sebuah

kondisi yang efektif dari kegiatan madrasah. Manajemen madrasah berkaitan

dengan kelancaran fungsi madrasah secara menyeluruh. Sedangkan organisasi

20
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013), H. 73
34

madrasah adalah tentang organisasi sumber daya, peristiwa, dan personil

madrasah.

Organisasi akan selalu muncul dalam sebuah kegiatan yang dilakukan secara

berkelompok. Macam-macam organisasi dapat diketahui dari sudut pandang yang

berbeda-beda. Berorganisasi merupakan bentuk peran aktif siswa dalam

mencurahkan segala potensi yang ada pada dirinya dalam berpikir atau bertindak

untuk merealisasikan suatu terhadap objek dalam wadah usaha bersama dari

sekelompok siswa yang masing-masing mempunyai tugas dan tanggungjawab

untuk mencapai tujuan bersama.21

Madrasah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan siswa

melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intrakulikuler) dan kegiatan

organisasi (ekstrakulikuler).

a. Karakteristik Organisasi

Setiap organisasi mempunyai karakteristik, diantaranya adalah bersifat

dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan, dan struktur.22

a) Dinamis

Organisasi sebagai sebuah sistem terbuka terus menerus mengalami

perubahan, karena selalu menghadapi tantangan baru dari lingkungannya

dan perlu menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang selalu

berubah tersebut. Ada beberapa faktor yang menyebabkan organisasi

bersifat dinamis: pertama, kondisi ekonomi mempengaruhisecara tajam

terhadap kehidupan organisasi. Kedua, perubahan pasaran. Ketiga,

perubahan kondisi sosial, karena semua organisasi tergantung kepada

21
Andriyati Porbaningsih, “FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
SEBELAS MARET SURAKARTA,” 2013, 91.
22
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…., h.28
35

bakat dan inisiatif manusia. Keempat, perubahan teknologi yang terjadi

dalam masyarakat akan memberikan dampak pada organisasi.

b) Memerlukan Informasi

Semua organisasi memerlukan informasi untuk hidup. Tanpa informasi

organisasi tidak dapat berjalan dengan baik.

c) Mempunyai Tujuan

Organisasi merupakan kelompok orang yang bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu setiap organisasi mempunyai

tujuan tertentu. Tujuan organisasi hendaklah dihayati oleh seluruh

anggota organisasi sehingga setiap anggota dapat diharapkan mendukung

pencapaian tujuan organisasi melalui partisipasi secara individual.

d) Terstruktur

Organisasi dalam usaha mencapai tujuannya biasanya membuat aturan-

aturan, undang-undang dan hierarki hubungan dalam organisasi yang

disebut struktur organisasi. Tiap organisasi mempunyai satu struktur.

Beberapa dari organisasi mempunyai batas yang tajam dan struktur yang

kompleks sedangkan yang lainnya mempunyai batas yang agak longgar

dan strukturnya sederhana. Struktur menjadikan organisasi membakukan

prosedur kerja dan mengkhususkan tugas yang berhubungan dengan

proses produksi.

Hal lain yang perlu dimiliki oleh organisasi adalah energi. Energi

diperoleh dari seluruh anggota organisasi. Hal terakhir yang dimiliki

organisasi adalah lingkungan. Lingkungan banyak mempengaruhi

organisasi, tetapi tidak semua kejadian diluar organisasi akan


36

mempengaruhi organisasi. Kejadian yangmempengaruhi organisasi

adalah yang relevan dengan organisasi tersebut.23

b. Tujuan Organisasi

Tujuan organisasi adalah keadaan yang dikehendaki pada masa yang

akan datang yang senantiasa dikejar oleh organisasi agar dapat direalisasikan.

Tujuan organisasi merupakan keadaan atau tujuan yang ingin dicapai oleh

organisasi diwaktu yang akan datang melalui kegiatan organisasi.24

Tujuan organisasi adalah pertumbuhan, stabilitas dan interaksi.

Tujuan organisasi akan membedakan beerbagai bentuk organisasi dengan

tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Tujuan merupakan kunci untuk

menetukan apa yang akan dikerjakan, ketika suatu pekerjaan harus

dilaksanakan dan disertai pula dengan jaringan politik, prosedur, anggaran

serta penentuan program.25

c. Fungsi Organisasi

Organisasi memiliki beberapa fungsi diantaranya adalah memenuhi

kebutuhan pokok organisasi, mengembangkan tugas dan tanggung jawab,

memproduksi hasil produksi dan mempengaruhi orang.26

a) Memenui Kebutuhan Pokok

Setiap organisasi mempunyai kebutuhan pokok masing-masing dalam

rangka keberlangsungan hidup organisasi tersebut.

23
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi…., h.32
24
Amitai Etzioni, Organisasi-organisasi Modern,(Jakarta:: Universitas Indonesia, 1985), h. 8.
25
Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo: 2004), h. 133.
26
Arni Muhammad, Komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 32.
37

b) Mengembangkan Tugas dan Tanggungjawab

Kebanyakan organisasi bekerja dengan macam-macam standar etis

tertentu. Organisasi harus hidup dengan standar yang telah ditentukan

organisasi maupun standar masyarakat dimana organisasi itu berada.

Standar memberikan organisasi sebuah tanggung jawab yang harus

dilakukan oleh anggota organisasi.

c) Memproduksi Barang

Fungsi utama dari organisasi adalah memproduksi barang sesuai dengan

jenis organisasinya. Semua organisasi mempunyai produk masing-

masing.

d) Mempengaruhi dan dipengaruhi Orang

Sesungguhnya organisasi digerakkan orang. Orang yang membimbing,

mengelola, mengarahkan, dan menyebabkan pertumbuhan organisasi.

Orang sebagai anggota organisasi maupun sebagai pemakai jenis

organisasi, dipengaruhi oleh organisasi. Dalam kondisi normal orang akan

cenderung mengambil karakteristik tertentu dari organisasinya Sebaliknya

organisasi juga dipengaruhi oleh orang. Suksesnya organisasi tergantung

kepada kemampuan dan kualitas anggotanya dalam melakukan aktifitas

organisasi.

Organisasi memiliki fungsi untuk memuaskan kebutuhan manusia

dalam proses saling pengaruh mempengaruhi dengan sistem-sistem lain

dari aktifitas manusia dan sumber-sumber dalam lingkungan.

C. Macam - Macam Organisasi Siswa


38

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di MTS Al-Khairiyah Badamusalam

Kota Serang, terdapat dua macam organisasi kesiswaan yaitu organisasi intra sekolah

dan organisasi ekstra sekolah. Organisasi intra sekolah yaitu OSIS dan organisasi

ekstra sekolah terdapat Pramuka, Marawis, dan Pencak Silat.

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

a. Pengertian OSIS

Menurut O Setiawan. Organisasi Siswa Intra Sekolah adalah suatu

organisasi yang berada di tingkat madrasah di Indonesia yang dimulai dari

madrasah menengah, yaitu sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah

menengah atas (SMA). Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah satu-

satunya organisasi yang ada di sekolah yang merupakan salah satu upaya

dalam pembinaan kesiswaan.27

Masing-masing kata pada ”OSIS” memiliki pengertian sebagai berikut:

a) Organisasi

Organisasi secara umum adalah kelompok kerja sama antara pribadi yang

diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Di dalam hal ini, organisasi

dimaksudkan sebagai satuan atau kelompok kerja sama siswa yang di

bentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung

terwujudnya pembinaan kesiswaan.

b) Siswa

Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
27
Setiawan, O. 2018. Pengaruh Aktivitas Siswa Dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran PKN Di SMA Utama 2 Bandar Lampung. Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas lampung. Bandar lampung
39

c) Intra

Intra berarti terletak di dalam. yaitu suatu organisasi siswa yang ada di

dalam dan di lingkungan madrasah yang bersangkutan.

d) Sekolah

Sekolah adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan

belajar mengajar, yang dalam hal ini Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, atau Sekolah Menengah Atas.

b. Tujuan OSIS

Setiap organisasi memiliki tujuan yang ingin di capai, begitu pula

dengan OSIS. OSIS bertujuan untuk memfasilitasi siswa dalam menyalurkan

aspirasi, mengekspresikan kreativitas, dan berkontribusi untuk hal-hal positif

di madrasahnya.

Selain itu, OSIS memiliki tujuan untuk memaksimalkan potensi siswa

agar bisa meraih prestasi di madrasah. OSIS juga bertujuan untuk melatih

keterampilan siswa dalam bersosialisasi dan berorganisasi.

c. Fungsi OSIS

Sebagai salah satu jalur pembinaan siswa, maka OSIS memiliki

beberapa fungsi, sebagai berikut:

a) Fungsi Wadah

OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan resmi di madrasah yang

bersama-sama dengan jalur pembinaan lainnya untuk mendukung

tercapainya tujuan pembinaan kesiswaan. Selain itu, OSIS juga menjadi

wadah bagi siswa untuk menyampaikan aspirasi mereka.

b) Fungsi Motivator
40

OSIS berfungsi sebagai motivator atau pendorong yang berperan dalam

menggali minat dan bakat siswa serta mengembangkannya melalui

program kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler.

c) Fungsi Preventif

Secara preventif, OSIS ikut mengutamakan melindungi madrasah dari

segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Fungsi

preventif OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong

lebih dahulu dapat diwujudkan.

2. Organisasi Ekstra Sekolah

a. Pramuka

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menjelaskan bahwa kepramukaan

merupakan suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan menarik,

menyenangkan, terarah, sehat, teratur, dan praktis dilakukan di alam terbuka

dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, yang bertujuan

untuk pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Pramuka juga

memiliki tujuan dan memiliki sifat tertentu28

Menurut Rahmatika, ada dua tujuan pramuka, yaitu :

a) Memiliki kepribadian yang disiplin, beriman, berakhlak mulia, bertaqwa,

berjiwa patriotik, taat hukum,, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa,

berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani.

b) Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada

Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat

yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara

mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan

28
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2011). Kursus Mahir Untuk Pembina Pramuka. Semarang:
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Cabang Cakrabaswara
41

bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam

lingkungannya29

Pada pelaksanaannya, pramuka juga memiliki fungsi-fungsi sebagai

berikut:

a) Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik yang dimaksud adalah kegiatan yang menyenangkan

dan juga mengandung unsur pendiidkan. Karena itu permainan harus

memiliki tujuan dan aturan permainan, jadi bukan hanya kegiatan yang

bersifat hiburan saja

b) Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa, kepramukaan bukan lagi soal permainan,

tetapimerupakan suatu tugas yang membutuhkan keikhlasan, kerelaan,

dan pengabdian. Orang dewasa memiliki kewajiban untuk mambaktikan

dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi

c) Alat bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat setempat dan juga alat bagi organisasi untuk

mencapai tujuan organisasinya.

b. Marawis

Kegiatan ekstrakurikuler marawis adalah salahsatu kegiatan

keagamaan yang berbasis ke-bu-dayaan. Kesenian marawis berasal dari

negara Timur Tengah terutama dari Yaman. Nama marawis diambil dari

nama salah satu alat musik yang dipergunakan dalam kesenian ini. Secara

keseluruhan, musik ini menggunakanhajir (gendang besar) berdiameter 45 cm

dengan tinggi 60-70 cm, marawis (gendang kecil) berdiameter 20 cm dengan


29
Rahmatika, D. (2015). Buku Pintar Pramuka Edisi Pelajar. Jakarta : Bee Media Pustaka.
42

tinggi 19 cm, dumbuk atau (jimbe) (sejenis gendang yang berbentuk seperti

dendang, memiliki diameter yang berbeda pa-da kedua sisinya), serta dua

potong kayu bulat berdiameter sepuluh sentimeter. Kegiatan ini bertujuan

untuk mengingkatkan ketakwaan, keimanan kepada Allah Swt, biasanya

lagu-lagu yang dibawakan dalam kesenian marawis merupakan lagu-lgu

Islami yang berisi puji-pujian ke-pada Nabi Muhammad (shalawat).

c. Pencak Silat

pencak silat merupakan salah satu jenis bela diri yang termasuk dalam

permainan tari. Istilah Pencak silat sendiri berasal dari dua kata, yakni

“pencak” yang memiliki arti gerakan dasar bela diri yang terikat dengan suatu

peraturan dan kata “silat” yang merujuk pada istilah seni bela diri ini di

kawasan Asia Tenggara.

Pencak silat pada awalnya berkembang dari keterampilan suku-suku

asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan berbagai

senjata seperti parang, perisai, dan tombak. Dan bela diri ini diperkirakan

menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, Namun belum

ditentukan secara pasti siapa penemunya. Pencak silat pun terkenal ke

sebagian besar masyarakat rumpun Melayu yang lebih dikenal dengan nama

cekak.

Tak hanya di Melayu, pencak silat pun terkenal hingga ke negara Asia

Tenggara lainnya seperti Thailand dan Filipina. Terdapat sejarah mengenai

pencak silat yang mengisahkan seorang perempuan yang mencontoh gerakan

pertarungan antara harimau dan monyet. Kemudian silat berkembang dari

ilmu beladiri, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi

penjajah asing. Hingga pada akhirnya dibentuklah IPSI yaitu Ikatan Pencak
43

Silat Indonesia, dan organisasi ini tercatat sebagai organisasi silat nasional

tertua di dunia.

Tujuan pencak silat yaitu sebagai berikut:

a) Tempat menyalurkan bakat dan minat bagi generasi yang memiliki hobi

olahraga khususnya beladiri

b) Membentuk masyarakat yang berjiwa sehat, berpikir cerdas, an

berprestasi

c) Membentuk sikap ksatria pada masyarakat, serta mendidik mereka untuk

berani membela kebenaran dan keadilan, disiplin yang tinggi serta

tanggungjawab lahir dan batin

C. Hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan

Penelitian Yopi Mardiati (2018, UIN Sumatera Utara) yang berjudul “ Peran

Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru

Di SMP Negeri 23 Medan” memberi kesimpulan bahwa 1). Peran kepala sekolah

SMP Negeri 23 Medan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik itu salah satunya

adalah sebagai supervisor. Dimana supervisor atau kegiatan pengawasan sangat

penting dilakukan setiap kepala sekolah guna dalam rangka mengetahui sejauh mana

guru itu mampu melaksanakan pembelajaran di kelas. Maka dengan adanya supervisi

yang dilakukan kepala sekolah selama lebih kurang tiga bulan sekali dapat

meningkatkan kinerja para guru. 2). Strategi yang diterapkan kepala sekolah SMPN

23 Medan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik ialah dengan menggunakan

strategi fasilitas, dimana strategi ini lebih mengarah kepada kebutuhan guru yang

berbentuk pelatihan atau seminar mengenai bentuk Tanya jawab, komunikasi, dan

MGMP.
44

Penelitian Siti Mukhlisoh (2017, IAIN Purwekerto) yang berjudul

“Manajemen Kesiswaan Dalam Pengembangan Potensi Berorganisasi Siswa Di

Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumbang Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas”

memberi kesimpulan bahwa pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam peningkatan

potensi siswa, guru melakukan penilaian. Kegiatan penilaian intra maupun

ekstrakulikuler yaitu aspek penilaian harian, keaktifan, absensi, dan nilai akhir.

Khusus penilaian ekstrakulikuler sifatnya praktikum, karena berdasarnya

pengembangkan potensi peserta didik ini diluar jam pembelajaran madrasah yang

bertujuan mengembangkan bakat dan minat dari masing-masing peserta didik

Penelitian Andriyati Porbaningsih (2013, Universitas Sebelas Maret) yang

berjudul “Pengaruh Kegiatan Praktik Kerja Industri Dan Motivasi Berorganisasi

Terhadap Kemampuan Penguasaan Soft Skills Siswa Kelas XI Program Keahlian

Administrasi Perkantoran SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara memberi

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan secara bersama-sama

antara kegiatan praktik kerja industri dan motivasi berorganisasi terhadap kemampuan

pengauasaan soft skills siswa kelas XI program keahlian administrasi perkantoran

SMK Islam Al-Hikmah Mayong Jepara Tahun Diklat 2011/2012.

D. Kerangka berpikir

Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu

yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses30 kepala madrasah merupakan

orang yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan madrasah. Kepala Madrasah

dalam mengemban tugas dan fungsinya sebagai pemimpin diperlukan beberapa

kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi kepala madrasah.

30
Euis Karwati, Donni Juni P, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, (Bandung: Alpabeta,
2016)
45

Menurut H.A.R Tilaar, pemimpin adalah jenderal lapangan yang

mengendalikan berbagai strategi dan taktik untuk melaksanakan program yang telah
31
disepakati. Menurut Stephen P. Robbins, kepemimpinan adalah kemampuan

mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran, sedangkan Ricky W. Griffin,

mendefinisikan kepemimpinan adalah penggunaan pengaruh tanpa paksaan untuk

membentuk tujuan-tujuan grup atau organisasi32

Kepala sekolah menurut Wahjosumidjo adalah seorang tenaga fungsional guru

yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses

belajar mengajar, atau terjadi tempat interaksi antara guru yang member pelajaran dan

murid yang menerima pelajaran.33

Manajemen kepemimpinan Kepala madrasah adalah suatu langkah yang

dilakukan oleh seorang kepala madrasah yang meliputi proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan wawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan

penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang

ditetapkan sebelumnya. Motivasi bagi siswa sangat diperlukan. Selain motivasi belajar

juga motivasi untuk berorganisasi. Seseorang yang termotivasi pasti memiliki sebuah

harapan yang ingin dicapai, tantpa adanya harapan seseoramh tidak akan termotivasi.

Misalnya siswa yang termotivasi dalam berorganisasi madrasah pasti memiliki

harapan/tujuan yang ingin dicapai yaitu dapat mengembangkan bakat dan

kemampuannya, memupuk jiwa sportif dalam aneka perlombaan, memupuk jiwa

nasionalisme dan lain-lain

Motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan

yang mendorongnya berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasok

31
Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga) 274
32
Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha Ilmu 2015) 44
33
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya, (Jakarta:
PT Raja Grafindo, 2011) 83
46

daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. 34 Motivasi adalah suatu

perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya

afektif(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.35

James D. Mooney mengatakan “Organisasi adalah setiap bentuk kerja sama

untuk mencapai tujuan bersama”.36 Sedangkan Berorganisasi adalah keikutsertaan

siswa dalam mengikuti organisasi sekolah.Motivasi Berorganisasi yang dimaksud

dalam skripsi ini adalah semangat siswa pengurus OSIS dalam mengikuti setiap

kegiatankegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Berdasarkan uraian diatas bahwa peran manajemen kepemimpinan kepala

madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik memang sangat

penting sehingga peserta didik dapat memahami pentingnya berorganisasi agar kualitas

lulusan madrasah tersebut mampu berkiprah dan berkontribusi dalam kehidupan

bermasyarakat.

34
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013), h. 153
35
Syaiful Bahri D, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 115
36
Jamal Ma’mur A, Tips Sakti Membangun Organisasi Sekolah, (Yogyakarta: DIVA Press, 2012), h.
17
BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang,

lembaga pendidikan ini bertempat di Link. Badamusalam Desa Sawah Luhur

Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten.

Adapun pemilihan lokasi penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

atas manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi

berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang

2. Waktu Penelitian

Tabel 3.1 Waktu Penelitian


No Kegiatan PELAKSANAAN

Oktober November Agustus Oktober

2021 2021 2022 2022

1 Penyusunan

Proposal

2 Penyusunan Skripsi

3 Penyusunan Hasil

Laporan Skripsi

4 Sidang Munaqosah

47
48

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.

Moleong, penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

yang bersifat deskriptif yang berbentuk kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan prilaku yang diamati.37

Metode Penelitian Kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil

penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif deskriptif. Tohirin menjelaskan bahwa, pendekatan kualitatif deskriptif

merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena/kejadian yang

dialami oleh subjek penelitian seperti prilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lainnya

secara holistik menggunakan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada

suatu kontek khusus secara alamiah serta dengan menggunakan berbagai metode

ilmiah.38

Untuk mempermudah dalam memperoleh informasi dan mengelola informasi,

peneliti menggunakan metode deskriptif analisis melalui penelitian studi kasus

dengan teknik observasi, wawancara/interview dan dokumentasi.

37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), 3.
38
Tohirin, Metode Penelitian Kualitataif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling (Jakarta: PT
Raja Grafindo, 2012), 3.
49

C. Teknik Pengumpulan Data

Arikunto mengungkapkan bahwa, teknik pengumpulan data adalah cara atau

metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data/informasi, dimana cara

tersebut menunjukan suatu yang abstrak karena tidak dapat ditunjukan dengan bentuk

yang kasat mata tetapi dapat diperlihatkan dan digunakan. 39 Teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Winarno Surahman merupakan salah satu

metode pengumpulan data di mana peneliti melakukan penelitian langsung ke

lapangan atau ke tempat penelitian tentang gejala-gejala yang harus diselidiki

serta dilakukan dalam situasi yang sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi

khusus. Sedangkan Arikunto menjelaskan bahwa observasi merupakan cara

menganalisis serta mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan cara melihat/mengamati kelompok atau perorangan secara langsung.40

Jadi observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang

mendapatkan datanya dengan cara melihat atau pengamatan secara langsung.

Observasi yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengamati secara langsung

mengenai keadaan di madrasah.

Dalam penelitian ini, observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif.

Cara ini dilakukan agar data yang diinginkan sesuai dengan apa yang dimaksud

peneliti. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan kepala

madrasah dalam memimpin suatu agenda dan kegiatan berorganisasi siswa dan

data tersebut dapat digunakan untuk memperkuat hasil wawancara. Peneliti

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2006), 134.
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, 229.
50

mengadakan observasi pada tanggal 18-20 April 2022 di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan pengumpulan data dengan cara bertanya

jawab secara langsung antara peneliti dengan responden/narasumber. 41 Sedangkan

menurut Lexy J. Moloeng, wawancara atau interview adalah percakapan dengan

tujuan tertentu antara dua pihak, pihak pertama sebagai penanya (pewawancara)

sedangkan pihak kedua sebagai penjawab (narasumber).42

Jadi, wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan

metode percakapan antara dua pihak, yaitu peneliti (pewawancara) dan

narasumber. Teknik wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara

terstruktur atau tertulis yaitu dengan menyusun terlebih dahulu pertanyaan yang

akan diajukan kepada narasumber.

Penelitian menggunakan metode ini dengan cara melakukan wawancara

kepada pihak-pihak meliputi kepala madrasah, wakil kepala bidang kesiswaan,

ketua osis, dan beberapa peserta didik. Peneliti mengadakan wawancara pada

tanggal 18-22 April 2022 di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang.

3. Dokumentasi

Kata dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang

tertulis.43 Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk keperluan

penelitian sebagai penunjang kevalidan data.

Dalam penelitian ini, dokumentasi yang diperoleh adalah berupa rekaman,

foto, catatan, agenda, dan sebagainya yang berkaitan dengan program kerja kepala

madrasah tentang meningkatkan motivasi berorganisasi siswa yang dilakukan oleh


41
Firdaus dan Fakhri Zamzam. Aplikasi Metodologi Penelitian. (Yogyakarta: Deepublish. 2018) 104.
42
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 135.
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, 229.
51

peneliti selama melakukan penelitian di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota

Serang.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

kualitatif yaitu analisis yang berdasarkan penelitian dilapangan dengan pengumpulan

data/informasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

analisis konsep Milles dan Huberman yaitu analisis data dilakukan secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga data yang dihasulkan bersifat jenuh. Aktivitas

analisis data menurut Milles dan Huberman meliputi data reduction, data display,

dan yang terakhir tahap conclusion drawing/verification. 44

Analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang didapat peneliti di lapangan sifatnya masih komplek, jadi

diperlukan pencatatan secara rinci. Data yang diperoleh harus segera dianalisis

melalui reduksi. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok

atau inti, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan

polanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Langkah selanjutnya setelah reduksi data adalah menyajikan data. Dalam

penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Namun Miles dan

Huberman mengungkapkan bahwa, yang paling sering digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah penyajian data dengan teks yang bersifat naratif.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclution drawing/verification)


44
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantittif dan R & D , (Bandung: Alfabeta 2009), 270.
52

Setelah melakukan reduksi pada data yang terkumpul kemudian disajikan,

langkah terakhir adalah menganalisis data dari hasil reduksi data dan display data

kemudian dapat dosimpulkan serta peneliti masih berpeluang untuk memberikan

saran.

Berdasarkan penjelasan tersebut, analisis data yang akan dilakukan peneliti

adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengumpulkan data dari observasi, wawancara dan dokumentasi dari

sumber yang terpercaya. Kemudian data tersebut dikumpulkan, dicatat dan

dipelajari kemudian masuk ketahap yang selanjutnya.

b. Lalu peneliti mereduksi data dan menyajikan data yang telah direduksi.

c. Kemudian menarik kesimpulan dari hasil data yang telaj direduksi dan

disajikan. Data tersebut mengenai implementasi manajemen kesiswaan dalam

optimalisasi pembelajaran dalam jaringan (daring). Jika ada data tambahan

yang dibutuhkan dalam prosesnya, peneliti akan kembali ke lapangan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan Hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam, maka dapat diuraikan data data tentang manajemen kepemimpinan

kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs

Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang. Hasil deskripsi data dapat di klasifikasikan

menjadi tiga poin, yaitu Manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam

meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik, hambatan-hambatan dalam

meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik, serta implikasi kepemimpinan

Kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik.

1. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Meningkatkan

Motivasi Berorganisasi Peserta Didik

a. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah

Manajemen kepemimpinan kepala madrasah merupakan kemampuan

seorang pemimpin untuk mempengaruhi anggota atau bawahannya melalui

proses perencanaan, pengorganisasian, pengaplikasian, dan evaluasi dalam

upaya mencapai tujuan madrasah / organisasi. Keberhasilan suatu madrasah

dalam mencapai tujuannya ditentukan dengan efektivitas manajemen

kepemimpinan yang diterapkan kepala madrasah. Dalam perannya kepala

madrasah harus menjadi agen utama yang menjadi sosok pendorong dan

pengelola madrasah menjadi lebih baik dan berkualitas.

Sebagai pemimpin kepala madrasah memiliki tugas dan

tanggungjawab yang sangat berat. Untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai

seorang pemimpin, kepala madrasah tidak mungkin bekerja seorang diri.

53
54

Dalam sebuah organisasi, pemimpin membutuhkan bawahannya untuk dapat

membantunya mensukseskan tujuan dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan

merupakan tulang punggung dalam suatu organisasi, karena kepemimpinan

yang baik akan dapat menghasilkan suatu tujuan dalam organisasi. Pada

Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang dalam

mewujudkan manajemen kepemimpinan kepala madrasah yang baik, kepala

sekolah selalu menjalankan tugas-tugasnya, yaitu:

a) Kepala madrasah sebagai pendidik

b) Kepala madrasah sebagai manajer

c) Kepala madrasah sebagai administrator

d) Kepala madrasah sebagai supervisor

e) Kepala madrasah sebagai leader

f) Kepala madrasah sebagai inovator

g) Kepala madrasah sebagai motivator

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang

menyampaikan bahwa dalam pelaksanaannya, kepala madrasah harus dan

wajib untuk melaksanakan segenap tugas-tugas yang ada guna tercapainya

tujuan madrasah. Kepala madrasah juga harus bisa memberikan pengaruh

positif bagi pendidik, tenaga kependidikan, maupun siswa. Di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam Kota Serang kepala madrasah selalu memberikan

syuri tauladan yang baik atau yang biasa disebut dengan Uswatun Hasanah

kepada seluruh elemen yang ada di madrasah

“Dalam memimpin Madrasah ini, saya selalu memberikan contoh


tauladan uswatun hasanah untuk seluruh elemen yang ada di madrasah.
Manajemen kepemimpinan yang saya terapkan tidak lepas dari 7 tugas
kepala sekolah yaitu: kepala sekolah sebagai educator, kepala sekolah
55

sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala sekolah


sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai leader, kepala sekolah
sebagai innovator, dan kepala sekolah sebagai motivator. Dalam
pelaksanaannya, tentunya saya juga tidak lepas dari aturan-aturan
kemenag, kemendikbud, dan dinas-dinas terkait.”45

Pernyataan kepala madrasah tersebut juga diperkuat oleh pernyataan

Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam yang mengatakan bahwa

manajemen yang diterapkan kepala madrasah sudah baik, karena disetiap

organisasi pasti mempunyai visi & misi, mempunyai program yang akan

dikembangkan kedepannya. Maka dalam hal ini kepala madrasah sudah sangat

jelas dan baik dalam mengatur atau memanage MTs Al-Khairiyah. Selain itu,

kepala madrasah juga menerapkan gaya kepemimpinan demokratis, artinya

segala hal dan permasalahan sekecil apapun akan dibicarakan dengan dewan

guru.

“Manajemen yang diterapkan kepala madrasah sudah baik, karena


disetiap organisasi pasti mempunyai visi & misi, mempunyai program
yang akan dikembangkan kedepannya. Maka dalam hal ini kepala
madrasah sudah sangat jelas dan baik dalam mengatur atau memanage
MTs Al-Khairiyah46
Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah juga menyampaikan bahwa

kepala madrasah sangat baik dalam proses manajerial dan kepemimpinan,

beliau bisa memberikan syuri tauladan yang baik kepada bawahannya. Selain

itu beliau juga selalu mengedepankan asas kekeluargaan dan selalu meminta

masukan atau pandangan dari para dewan guru jika ingin mengambil atau

memutuskan suatu kebijakan. Kepala madrasah sangat berperan dalam

45
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Kholili, Hari kamis, 23
Juni 2022 di ruang kepala madrasah
46
Wawancara dengan Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Ibu Sapi’ah, Hari Sabtu, 25 Juni
2022 di ruang Guru
56

mengawasi dan memonitor kegiatan berorganisasi siswa. Kepala madrasah

sering menyampaikan di forum rapat dengan jajaran dewan guru bahwa

kegiatan organisasi maupun ekstakulikuler siswa harus tetap berjalan dengan

semestinya.

“Kepala madrasah sangat baik dalam proses manajerial dan


kepemimpinan, beliau bisa memberikan syuri tauladan yang baik
kepada bawahannya. Selain itu beliau juga selalu mengedepankan asas
kekeluargaan dan selalu meminta masukan atau pandangan dari para
dewan guru jika ingin mengambil atau memutuskan suatu kebijakan.
kepala madrasah sangat berperan dalam mengawasi dan memonitor
kegiatan berorganisasi siswa. Kepala madrasah sering menyampaikan
di forum rapat dengan jajaran dewan guru bahwa kegiatan organisasi
maupun ekstakulikuler siswa harus tetap berjalan dengan semestinya”47
Saeful Anwar selaku siswa kelas IX MTs Al-Khairiyah Badamusalam juga

mengungkapkan bahwa kepala madrasah merupakan sosok pribadi yang baik

dan sering bertegur sapa dengan para siswa dan selalu memotivasi para siswa

untuk belajar yang rajin dan berharap kami para siswa semangat dalam

mengikuti kegiatan kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler yang programnya

telah disusun oleh madrasah”48

Dari beberapa pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pertama,

manajemen kepemimpinan kepala madrasah di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam sudah sangat baik, kepala madrasah mampu melaksanakan

semua tugas-tugasnya dan bisa memberikan motivasi kepada para pendidik,

tenaga kependidikan, dan para peserta didik. Kedua, kepala madrasah mampu

memberikan syuri tauladan yang baik, ini merupakan hal yang positif kerena

47
Wawancara dengan Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho,
Hari Sabtu, 23 Juli 2022 di ruang Waka Kesiswaan
48
Wawancara dengan Siswa Kelas IX MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Saeful Anwar, Hari Sabtu, 23 Juli
2022 di halaman madrasah
57

kepala sekolah adalah role model yang selalu menjadi acuan pendidik, tenaga

kependidikan, dan peserta didik yang ada di madrasah. Ketiga, kepala

madrasah menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis, gaya

kepemimpinan demokratis merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang

banyak disukai oleh kebanyakan orang. Hal ini dikarenakan gaya

kepemimpinan demokratis selalu melibatkan anggota dalam setiap hal,

termasuk dalam hal pengambilam keputusan. Keempat, manajemen

kepemimpinan kepala madrasah sudah baik, kepala madrasah sudah berhasil

dalam mengatur dan memimpin anggota untuk mencapai tujuan madrasah. Hal

ini ditandai dengan penguatan akhlakul karimah bagi siswa, program hafalan

juz 30, hingga berkembangnya sarana dan prasarana di madrasah.

Hal ini sesuai dengan teori dari E. Mulyasa yang mengatakan bahwa

sebagai kepala sekolah, peran anda tidak hanya bertindak sebagai

administrator, tetapi juga berperan dalam semua dimensi kehidupan madrasah.

Oleh karena itu, setidaknya ada tujuh peran yang harus dipenuhi kepala

madrasah, yaitu kepala madrasah sebagai pendidik, manajer, administrator,

supervisor, pemimpin, innovator, dan motivator.

Selain itu, gaya kepemimpinan kepala madrasah yang demokratis juga

sesuai dengan teori yang peneliti cantumkan pada Bab II yang menjelaskan

bahwa bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau

personilnya sebagai factor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin

dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan dalam bentuk

human relationship atas dasar prinsip saling menghargai dan menghormati.


58

b. Motivasi Berorganisasi Peserta Didik

motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan berorganisasi, motivasidapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik

yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan

berorganisasi, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam proses

berorganisasi, motivasi merupakan dorongan terkuat dalam melancarkan

proses berorganisasi, karena tanpa adanya motivasi berorganisasi sudah pasti

tidak akan terjadi kegiatan organisasi yang efektif. Agar peranan motivasi

lebih optimal maka prinsip-prinsip motivasi dalam berorganisasi tidak hanya

diketahui tetapi juga harus diterapkan dalam kegiatan belajar.

Paran kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi

peserta didik tidak hanya seorang diri, melainkan dibantu oleh elemen-elemen

yang ada di madrasah seperti pendidik dan tenaga kependidikan. Terdapat

beberapa organisasi intra dan ekstra yang ada di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam yaitu OSIS, Pramuka, Pencak Silat, dan Marawis

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam mengungkapkan

bahwa dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik,

dirinya selalu mengadakan kolaborasi kerjasama antara kepala sekolah, waka

kesiswaan, dan para pembina di setiap organisasi yang ada. Hal ini bertujuan

agar langkah kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi

peserta didik semakin efektif dan efisien

“Kegiatan organisasi kan merupakan bekal bagi siswa untuk terjun


dikehidupan bermasyarakat kelak, oleh karena itu saya ingin kegiatan
berorganisasi siswa ini berjalan dengan efektif dan efisien, salah satu
langkahnya adalah melaksanakan kolaborasi kerjasama dengan waka
59

kesiswaan dan para pembina setiap organisasi, dengan begitu tujuan


kita dalam memotivasi peserta didik untuk mengikuti kegiatan
organisasi akan lebih mudah tercapai”49
Senada dengan pernyataan dari kepala madrasah, pembina OSIS juga

mengatakan bahwa kepala madrasah selalu memperhatikan, memperbaiki, dan

mengembangkan setiap hal yang berhubungan dengan organisasi peserta

didik. Beliau amat sangat intens dengan hal-hal tersebut. Itu yang menjadikan

peserta didik lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan kegiatan organisasi.

“Alhamdulillah bapak kepala madrasah merupakan sosok yang peduli


dengan kegiatan berorganisasi siswa, beliau selalu memperhatikan,
memperbaiki, dan memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan berorganisasi siswa, itu yang menjadikan siswa juga semaki
termotivasi untuk mengikuti kegiatan berorganisasi.”50
Selain itu, ketua OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam juga

mengungkapkan bahwa dalam melaksanakan program-program OSIS, kepala

madrasah selalu mendukung penuh dan mempercayakan mereka untuk

berkreasi, hal ini tentu menjadi dorongan tersendiri bagi para anggota OSIS

untuk selalu percaya diri dalam menjalankan setiap program-program yang

telah disusun. Selain daripada itu, kepala madrasah juga kerap memberi

dukungan moril dan materil kepada para anggota OSIS seperti memberikan

sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan-kegiatan yang

diselenggarakan oleh OSIS

“Selama kami berada di kepengurusan OSIS, alhamdulillah


bapak kepala madrasah selalu mendukung dan mempercayakan kami
untuk selalu berekspresi melakukan yang terbaik, ini tentu menjadi
dorongan dan motivasi tersendiri bagi kami karena dengan adanya

49
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Kholili, Hari kamis, 23
Juni 2022 di ruang kepala madrasah
50
Wawancara dengan Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Ibu Sapi’ah, Hari Sabtu, 25 Juni
2022 di ruang Guru
60

dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada kami, maka kami


akan semakin percaya diri dalam melaksanakan setiap progran
program yang telah kami susun, selain itu bapak kepala madrasah juga
selalu memberikan dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang
kegiatan-kegiatan kami.”51
Dalam proses penelitian yang peneliti lakukan, terdapat empat kegiatan

organisasi yang berjalan di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang,

yatu:

a) OSIS
OSIS merupakan organisasi intra sekolah yang ada di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam Kota Serang, Pembina OSIS MTs Al-

Khairiyah mengungkapkan bahwa OSIS merupakan inti dari

pembelajaran berorganisasi siswa, didalam kepengurusan OSIS, para

siswa dilatih dan dididik untuk memahami tata kelola organisasi, dan

mengasah jiwa kepemimpinan melalui program-program yang telah

disusun.

“OSIS merupakan sarana bagi peserta didik untuk melatih


kepemimpinan, meningkatkan kepercayaan diri, mengasah
kemampuan public speaking, serta mengetahui tata kelola
berorganisasi. OSIS memiliki program yang telah disusun
bersama baik program mingguan, program bulanan, maupun
program tahunan, contoh dari program mingguan adalah
mengadakan upacara setiap hari senin dan mengadakan tadarus
Al-Qur’an berjamaah di lapangan setiap hari kamis.”52

Muhammad Fadli, selaku ketua OSIS MTs Al-Khairiyah

Badamusalam mengungkapkan bahwa OSIS sangat berperan sebagai


51
Wawancara dengan Ketua OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Muhammad Fadli, Hari Sabtu, 25
Juni 2022 di halaman sekolah

52
Wawancara dengan Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Ibu Sapi’ah, Hari Sabtu, 25 Juni
2022 di ruang Guru
61

wadah positif bagi siswa agar para siswa mampu menyalurkan hal-hal

positif.selain itu OSIS juga memiliki beberapa bidang dalam

kepengurusan yang memiliki tugas dan fungsi yang berbeda.

“dalam pelaksanaannya, OSIS sangat berperan menjadi wadah


positif bagi siswa untuk menyalurkan kemampuan dan
kreatifitasnya, didalam OSIS juga memiliki beberapa bidang
yang setiap bidangnya memiliki tugas, fungsi, dan program
kerja yang berbeda. Bidang-bidang dalam kepengurusan OSIS
di MTs Al-Khairiyah Badamusalam yaitu: Ketua OSIS, Wakil
Ketua OSIS, Sekretaris, Bendahara, Bidang Keagamaan,
Bidang Kebersihan Lingkungan, Bidang Kesenian, Bidang
Kesehatan, dan Bidang Sosial.53
b) Pramuka
Pramuka merupakan salah satu Organisasi Ekstra sekolah yang

ada di MTs Al-Khairiyah Badamusalam. Bapak Rasyid Ridho selaku

Waka Bidang Kesiswaan mengungkapkan bahwa kegiatan pramuka

rutin dilaksanakan pada hari Sabtu, dalam kegiatan kepramukaan

siswa diajarkan berbagai macam keterampilan. Kegiatan pramuka

merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh siswa di

MTs Al-Khairiyah Badamusalam

“Pramuka merupakan kegiatan rutin di MTs Al-Khairiyah,


dalam kegiatan kepramukaan, siswa diajarkan berbagai macam
keterampilan, yaitu keterampilan fisik, keterampilan
intelektual, keterampilan emosional, dan keterampilan sosial,
selain itu kegiatan kepramukaan juga dapat memberikan siswa
pemahaman mengenai nila-nilai luhur dan nila-nilai budi
pekerti. Kami juga mewajibkan kepada seluruh siswa MTs Al-
Khairiyah untuk mengikuti kegiatan kepramukaan sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
53
Wawancara dengan Ketua OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Muhammad Fadli, Hari Sabtu, 25
Juni 2022 di halaman sekolah
62

63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai


Ekstrakulikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.”54
c) Pencak Silat
Pencak silat merupakan salah satu jenis bela diri yang termasuk

dalam permainan tari. Pencak silat juga merupakan salah satu budaya

Indonesia yang harus terus dilestarikan

Di MTs Al-Khairiyah Badamusalam, pencak silat diadakan

setiap satu minggu sekali yaitu pada hari jum’at sore, pencak silat

merupakan wadah bagi para siswa yang ingi mengenal dan memiliki

kemampuan bela diri sehingga mereka bisa mengembangkan dan

mengekpresikan diri mereka.

Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam mengatakan

bahwa pencak silat merupakan seni bela diri warisan leluhur budaya

rumpun melayu yang mengandung aspek pembinaan mental spiritual

kemahiran ilmu beladiri disertai dengan gerak dan langkah yang indah

dan aspek olahraga yang mampu membentuk jasmani menjadi sehat.55

d) Marawis
Marawis merupakan salah satu jenis band tepuk dengan perkusi

sebagai alat musik utamanya. Marawis juga merupakan salah satu

ekstrakulikuler yang ada di MTs Al-Khairiyah Badamusalam. Waka

Bidang Kesiswaan mengatakan bahwa kegiatan marawis bertujuan

untuk meningkatkan kreatifitas peserta didik, menumbuhkan rasa

54
Wawancara dengan Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho,
Hari Sabtu, 23 Juli 2022 di ruang Waka Kesiswaan
55
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Kholili, Hari kamis, 23
Juni 2022 di ruang kepala madrasah
63

kecintaan terhadap budaya Islam, dan menumbuhkan rasa seni dan

keagamaan melalui lagu-lagu Islam.56

Dari berbagai pernyataan diatas, peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang telah

melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta

didik. Bentuk upaya yang dilakukan yaitu dengan mengadakan kolaborasi

kerjasama antara kepala sekolah, waka kesiswaan, dan para pembina di setiap

organisasi yang ada, sangat intens memperhatikan, memperbaiki, dan

mengembangkan setiap hal yang berhubungan dengan organisasi peserta

didik, selalu mendukung penuh dan mempercayakan para siswa untuk

berkreasi.

2. Hambatan dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik

Dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam, terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh kepala

madrasah. Hal ini tentunya sangat berdampak pada motivasi berorganisasi siswa.

Kepala madrasah harus mampu merencanakan secara matang, mengontrol secara

detail, dan membenahi secara tuntas agar pelaksanaan dalam meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik dapat berjalan dengan baik dan maksimal.

Kepala MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang mengungkapkan

terdapat 3 faktor penghambat dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi

peserta didik, yaitu : lingkungan sekitar, pendanaan, dan pandemi covid-19.

“Yang pertama adalah lingkungan sekitar, terkadang masyarakat


sekitar tidak faham merasa terganggu dengan kegiatan kegiatan yang
dilaksanakan sekolah. Padahal kegiatan-kegiatan di sekolah ini sangat
positif untuk sekolah dan siswa. Kemudian yang kedua adalah

56
Wawancara dengan Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho,
Hari Sabtu, 23 Juli 2022 di ruang Waka Kesiswaan
64

pendanaan, terkadang kita kesulitan untuk memenuhi kebutuhan


kegiatan ekstakulikuler dengan dana yang terbatas. Dan yang ketiga
adalah pandemi covid-19, dua tahun terakhir hampir di semua sekolah
tidak mengadakan kegiatan organisasi atau ektrakulikuler, bahkan
untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka pun tidak
bias. Akibatnya sekolah terpaksa harus menerapkan system
pembelajaran jarak jauh atau virtual yang mana sistem ini dirasa
kurang efektif khususnya untuk kegiatan berorganisasi.”57
Senada dengan apa yang diungkapkan oleh kepala MTs Al-Khairiyah

Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho selaku waka bidang kesiswaan pun

mengungkapkan bahwa factor penghambat terbesar dalam upaya meningkatkan

motivasi berorganisasi siswa adalah pandemi covid-19

“Kita tahu bersama bahwa diawal tahun 2020 masyarakat Indonesia


dikejutkan dengan adanya wabah penyakit yang masuk ke Negara
Indonesia, hal ini ditandai dengan munculnya 3 kasus covid pertama di
Depok. setelah virus ini menyebar luas ke masyarakat, pemerintah
melalui mentri pendidikan dan kebudayaan mengintruksikan kepada
seluruh lembaga pendidikan untuk meliburkan seluruh kegiatan yang
ada di sekolah selama dua pekan, setelah makin masifnya virus corona
di Indonesia akhirnya pemerintah mengambil kebijakan untuk
menjalankan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan atau yang biasa
kita sebut dengan daring. Hal ini tentu sangat menghambat proses
jalannya kegiatan berorganisasi siswa karena pada saat itu siswa tidak
diperbolehkan dating langsung ke sekolah dan akhirnya kegiatan
berorganisasi siswa pun di non aktifkan. Tetapi setelah pandemi covid-
19 mulai mereda dan sekolah sudah diperbolehkan untuk
melaksanakan pembelajaran secara langsung, saya selaku waka
kesiswaan sedang menyusun formula bersama dengan para Pembina
OSIS dan organisasi ekstakulikuler lainnya supaya bisa kembali
menghidupkan kegiatan Organisasi dan ekstakulikuler siswa”58

57
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Kholili, Hari kamis, 23
Juni 2022 di ruang kepala madrasah
65

Lebih lanjut Ibu Sapi’ah selaku Pembina OSIS MTs Al-khairiyah

Badamusalam Kota Serang mengungkapkan hambatan dalam upaya

meningkatkan motivasi berorganisasi siswa ada pada siswanya sendiri

“Disetiap sesuatu pasti ada hambatan. Hambatan yang saya alami


dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik ada
pada siswanya sendiri, terkadang kita kesulitan untuk mengajak siswa
mengikuti kegiatan seperti pramuka, muhadhoroh, dll. Tidak semua
anak mau diajak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan ekstakulikuler”59
Roudhotul Jannah selaku Siswi kelas IX MTs Al-Khairiyah badamusalam juga

mengatakan bahwa hambatan yang terjadi saat menjalani kegiatan organisasi dan

ekstrakulikuler adalah kurangnya dukungan sarana dan prasarana, misalnya ketika

mau mengadakan latihan marawis, ada alat yang rusak dan belum dibetulkan, hal

ini tentu sangat menghambat kita dalam mengikuti sebuah kegiatan

ekstrakulikuler

Dari berbagai pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat

dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi beserta didik dapat adalah:

a. Lingkungan sekitar

b. Pendanaan

c. Pandemi covid-19

d. Sarana dan prasarana pendukung

3. Implikasi Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam

Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik

58
Wawancara dengan Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho,
Hari Sabtu, 23 Juli 2022 di ruang Waka Kesiswaan
59
Wawancara dengan Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Ibu Sapi’ah, Hari Sabtu, 25 Juni
2022 di ruang Guru
66

Berdasarkan hasil temuan peneliti tentang manajemen kepemimpinan kepala

madrasah dan hambatan yang dialami oleh kepala madrasah dalam meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota

Serang. Maka timbul lah implikasi atau dampak dari manajemen kepemimpinan

tersebut.

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamualam Kota Serang dengan

manajemen kepemimpinan yang baik dan gaya kepemimpinan demokratisnya

telah berhasil bekerjasama dengan waka kesiswaan dan para Pembina organisasi

untuk meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik. Kepala madrasah tak

luput untuk selalu memperhatikan, memperbaiki, dan mengembangkan setiap hal

yang berhubungan dengan organisasi peserta didik. Hal ini sangat dirasakan oleh

peserta didik sehingga motivasi mereka dalam berorganisasi meningkat

Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa

narasumber di MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Manajemen kepemimpinan

kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik telah

memberikan dampak yang signifikan. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh

kepala madrasah yang mengatakan bahwa:

“Alhamdulillah selama saya menjabat sebagai kepala madrasah kegiatan


berorganisasi siswa berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari aktifnya
kegiatan organisasi seperti OSIS, Pramuka, Pencak Silat, dan Marawis di
kegiatan-kegaiatan perlombaan yang diselenggarakan baik oleh
kecamatan, pemerintah kota, maupun provinsi. Tentu ini menjadi
kesempatan yang baik bagi siswa untuk mengembangkan segenap
potensinya” 60
Lebih lanjut, bapak Rosid selaku waka bidang kesiswaan juga

mengungkapkan bahwa implikasi dari manajemen kepemimpinan kepala

60
Wawancara dengan Kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Kholili, Hari kamis, 23
Juni 2022 di ruang kepala madrasah
67

madrasah menghasilkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi rutin sehingga

kegiatan berorganisasi siswa dapat berjalan sesuai dengan tujuan.

“Selama masa kepemimpinan pak Kholili, beliau rutin


melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
berorganisasi siswa, beliau ingin supaya ketika siswa lulus dari sekolah,
mereka mempunyai bekal berorganisasi yang cukup”61
Selain itu, ibu Sapi’ah selaku pembina OSIS mengatakan bahwa dengan

gaya kepemimpinan demokratis dan pendekatan emosional yang diterapkan

kepala madrasah terhadap peserta didik membuat mereka semakin bersemangat

dalam mengikuti kegiatan organisasi

“ dengan gaya kepemimpinan yang bapak kepala madrasah terapkan di

sekolah, dan juga pendekatan emosional yang baik terhadap siswa,

disertai dengan kepedulian yang amat besar terhadap kegiatan

berorganisasi siswa membuat siswa merasa nyaman dan bersemangat

dalam mengikuti kegiatan organisasi seperti OSIS, Pramuka, Pencak

Silat, dan Marawis”62

Saeful Anwar selaku siswa kelas IX MTs Al-Khairiyah Badamusalam

mengatakan bahwa kini kegiatan berorganisasi mulai berjalan kembali dengan

baik setelah sebelumnya sempat terhenti karena dampak pandemi covid-19. Hal

ini ditandai dengan pembentukan struktur kepengurusan OSIS yang baru dan

mulai berjalannya kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler.

“Alhamdulillah akhirnya kami dapat merasakan kembali kegiatan


berorganisasi setelah kurang lebih dua tahun terhenti akibat dampak
pandemi covid-19. Hal ini juga berkat kebijakan yang dikeluarkan
kepala madrasah untuk mulai perlahan menjalankan kembali kegiatan

61
Wawancara dengan Waka Bidang Kesiswaan MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Bapak Rasyid Ridho,
Hari Sabtu, 23 Juli 2022 di ruang Waka Kesiswaan
62
Wawancara dengan Pembina OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Ibu Sapi’ah, Hari Sabtu, 25 Juni
2022 di ruang Guru
68

berorganisasi bagi siswa, dan kami menyambutnya dengan riang


gembira. 63
Dari berbagai pernyataan diatas dapat ditarik kesimpulai yaitu :

1. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dalam upaya meningkatkan motivasi

berorganisasi peserta didik

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam dengan

kepemimpinannya yang demokratik selalu memonitoring dan mengadakan

evaluasi terhadap waka kesiswaan, Pembina OSIS, Pembina kegiatan

ekstrakulikuler, dan para dewan guru lainnya sehingga kegiatan kegiatan

organisasi siswa mampu berjalan dengan baik dan maksimal.

2. Motivasi siswa dalam berorganisasi mulai tumbuh kembali

Setelah kegiatan berorganisasi sempat fakum dalam dua tahun terakhir akibat

dampak dari pandemi covid-19, kini para siswa sudah mulai kembali

melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Hal ini membuat siswa

antusias dalam mengikuti kegiatan kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler.

3. Mulai berjalannya kegiatan organisasi siswa

Hal ini ditandai dengan pembentukan struktur kepengurusan OSIS yang baru

dan mulai diaktifkannya kembali kegiatan ektrakulikuler seperti Pramuka,

Pencak Silat, dan Marawis

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan

Motivasi Berorganisasi Peserta Didik

Dari hasil analisis data yang diperoleh tentang Manajemen Kepemimpinan

Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta Didik di

MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang serta berdasarkan kajian teori


63
Wawancara dengan Siswa Kelas IX MTs Al-Khairiyah Badamusalam, Saeful Anwar, Hari Sabtu, 23 Juli
2022 di halaman madrasah
69

tentang hal tersebut, bahwa manajemen kepemimpinan kepala madrasah

merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan dimana dapat

memimpin dengan baik dan menjadikan sekolah lebih berkualitas serta

melaksanakan dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Kepala madrasah sebagai pemimpin dan innovator harus mampu untuk

mengikuti perubahan yang ada di sekolah guna mengembangkan sekolah yang

dipimpinnya, kepala marasah dituntuk untuk mampu menciptakan suatu iklim

pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif. Wahjosumidjo mendefinisikan

bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau

kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dan mewujudkan tujuan

organisasi sekolah64

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam seorang kepala madrasah mampu memberikan ide-ide dan gagasan

serta kemampuannya dalam memimpin sekolah menjadi lebih baik dan

berkualitas. Kepala madrasah juga bisa memberikan motivasi terhadap

bawahannya dan juga peserta didik. Kepala madrasah juga mampu menumbuhkan

rasa disiplin yang tinggi terhadap guru maupun peserta didik serta masyarakat

yang ada di sekolah agar semua yang direncanakan berjalan sesuai dengan tujuan

sekolah, seorang pemimpin harus bisa memberikan dampak perubahan yang

signifikan kepada lembaga pendidikan yang dipimpinnya seperti sarana dan

prasarana yang cukup memadai di MTs Al-Khairiyah Badamusalam.

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamualam Kota Serang dengan

manajemen kepemimpinan yang baik dan gaya kepemimpinan demokratisnya

telah berhasil bekerjasama dengan waka kesiswaan dan para Pembina organisasi
64
Amiraturi Kusumaningtyas, Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Diri Sistem Penghargaan
Lingkungan Kerja Terhadap Komitmen Dan Profesionalisme Guru SMA Negeri Di Bali, (Jurnal: Universitas
Surabaya), 87
70

untuk meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik. Kepala madrasah tak

luput untuk selalu memperhatikan, memperbaiki, dan mengembangkan setiap hal

yang berhubungan dengan organisasi peserta didik. Hal ini sangat dirasakan oleh

peserta didik sehingga motivasi mereka dalam berorganisasi meningkat

Adapun sarana dan prasarana yang ada di MTs Al-Khairiyah Badamusalam

sudah memadai. Disana terdapat ruang kelas, kantin, ruang guru, kamar mandi,

dan sarana penunjang lainnya. Mulyasa berpendapat bahwa sarana pendidikan

adalah peralatan dan perlangkapan yang secara langsung dipergunakan dan

menunjang proses pendidikan. khusus nya proses belajar mengajar Dari

penjelasan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa Kepala Madrasah di Mts Al-

Khairiyah Badamusalam cukup baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai kepala madrasah hal ini dapat dilihat dari semakin membaiknya sarana

dan prasarana yang ada di Mts Al-Khaeriyah Badamusalam serta tumbuh rasa

disiplin yang tinggi bagi guru.staf dan peserta didik.65

2. Hambatan-Hambatan Dalam Meningkatkan Motivasi Berorganisasi Peserta

Didik

Dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di MTs Al-

Khairiyah Badamusalam, kepala madrasah menemukan beberapa hambatan yaitu

pertama lingkungan sekitar, terdapat beberapa masyarakat sekitar merasa

keberatan dengan kegiatan berorganisasi siswa, mereka menilai jika siswa sudah

cukup lelah dengan kegiatan belajar mengajar dan tidak perlu ditambah dengan

kegiatan organisasi, namun kepala madrasah akan menjelaskan menjelaskan

kepada para orang tua siswa akan pentingnya pembelajaran berorganisasi bagi
65
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003) 49
71

siswa. Kedua pandemi covid-19, hambatan ini sangat dirasakan oleh seluruh

elemen madrasah karena selain tidak adanya kegiatan belajar mengajar tatap muka

di sekolah, kegiatan berorganisasi siswa juga terhenti total, hal ini menjadikan

semangat berorganisasi yang tadinya sudah baik menjadi perlahan pudar, tetapi

kini kepala madrasah sudah mulai kembali melaksanakan kegiatan berorganisasi

dan pembelajaran tatap muka bagi siswa. Ketiga sarana dan prasarana, hambatan

ini sejalan dengan hambatan yang keempat terkait dengan pendanaan, kepala

madrasah harus pandai dalam memutar keuangan utuk sarana dan prasarana

kegiatan berorganisasi siswa karena sumber pendanaan MTs Al-Khairiyah

Badamusalam hanya bersumber dari BOS dan Infaq para siswa.

Berdasarkan hambatan-hambatan tersebut maka dibutuhkan partisipasi dari

semua pihak, mulai dari kepala madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,

peserta didik, dan juga wali murid supaya hambatan-hambatan tersebut bisa

teratasi dengan baik dan kegiatan berorganisasi peserta didik berjalan dengan baik

dan maksimal.

3. Implikasi Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Motivasi

Berorganisasi Peserta Didik

Implikasi manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik sudah terlihat dengan baik hal ini ditandai

dengan adanya proses monitoring mulai dari perencanaan, pengorganisasian,

pengaplikasian, hingga evaluasi. Gaya kepemimpinan kepala madrasah yang

demokratis dan dengan selalu memberikan tauladan yang baik membuat kepala

madrasah disegani seluruh elemen yang ada di madrasah. proses kegaiatn

berorganisasi peserta didik juga sudah berjalan dengan baik.


72

Kepala madrasah MTs Al-Khairiyah Badamualam Kota Serang dengan

manajemen kepemimpinan yang baik dan gaya kepemimpinan demokratisnya

telah berhasil bekerjasama dengan waka kesiswaan dan para Pembina organisasi

untuk meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik. Kepala madrasah tak

luput untuk selalu memperhatikan, memperbaiki, dan mengembangkan setiap hal

yang berhubungan dengan organisasi peserta didik. Hal ini sangat dirasakan oleh

peserta didik sehingga motivasi mereka dalam berorganisasi meningkat.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian manajemen

kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta

didik di MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang, baik melalui wawancara,

observasi, maupun dokumentasi. Maka peneliti simpulkan bahwa:

1. Manajemen kepemimpinan kepala Madrasah MTs Al-Khairiyah Badamusalam

Kota Serang sudah diterapkan secara baik, kepala madrasah mampu memberikan

syuri tauladan yang baik terhadap dewan guru dan siswa, serta mampu

memberikan motivasi sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan oleh

madrasah. Hal ini ditandai dengan semakin membaiknya kualitas sekolah,

semakin lengkapnya sarana dan prasarana sekolah, serta tumbuhnya sikap disiplin

yang tinggi terhadap guru, staff, dan peserta didik di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang seperti dalam Qu’an Surah Al-Ahzab ayat 21 yang

berbunyi:

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفي َر ُسوِل ِهَّللا ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة ِلَم ْن َك اَن َيْر ُجو َهَّللا َو اْلَيْو َم اآْل ِخ َر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثيًرا‬
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasûlullâh itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allâh dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allâh” (al-Ahzâb/33:21)

Kegiatan keorganisasian siswa dan kegiatan ekstrakulikuler yang berjalan

dengan baik sebelum datangnya virus covid-19 terpaksa harus terhenti karena

virus covid-19 yang semakin menyebar di Indonesia, akan tetapi, dengan semakin

72
73

mereda nya pandemi covid-19 saat ini mulai membuka harapan baru bagi guru

dan siswa untuk kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah,

termasuk didalamnya adalah kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler.

2. Hambatan-hambatan dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik di

MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang diantaranya adalah : lingkungan

sekitar sekolah yang kurang mendukung kegiatan berorganisasi siswa,

pembiayaan sekolah untuk kegiatan organisasi siswa yang masih terbatas,

pandemi covid-19 yang mengakibatkan terhentinya seluruh kegiatan belajar

mengajar di sekolah, serta kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung

untuk kegiatan keorganisasian tersebut.

3. Implikasi manajemen kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan

motivasi berorganisasi peserta didik ditunjukkan kepala madrasah dengan

seringnya dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap waka

kesiswaan, Pembina OSIS, Pembina kegiatan ekstrakulikuler, dan para dewan

guru lainnya. Hal ini bertujuan supaya kegiatan berorganisasi siswa mampu

berjalan dengan baik dan terarah.

Selain itu juga, motivasi siswa dalam berorganisasi sudah mulai tumbuh, hal

ini ditunjukan dengan antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan berorganisasi.

Disamping itu, kegiatan keorganisasian siswa sudah mulai berjalan perlahan,

seperti pembentukan struktur pengurus OSIS yang baru, serta mulai

dilaksanakannya kegiatan ekstrakulikuler pramuka, pencak silat dan marawis.

‫ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اَّلِذ يَن ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِلِه َص ًّفا َك َأَّنُهْم ُبْنَياٌن َم ْر ُصوٌص‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu
pekerjaan dilakukan dengan “tepat, terarah dan tuntas“.
74

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs Al-Khairiyah

Badamusalam Kota Serang tentang manajemen kepemimpinan kepala madrasah

dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik, maka peneliti pemberikan

saran untuk:

1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa manajemen kepemimpinan kepala

madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik sangat baik,

meski demikian pelaksanaan kegiatan berorganisasi siswa tidak terlepas dari

berbagai hambatan, oleh karena itu, kepala madrasah disarankan untuk mengatasi

hambatan hambatan tersebut supaya kegiatan berorganisasi siswa dapat berjalan

dengan baik,efektif, dan maksimal

2. Selain itu, kepala madrasah juga disarankan untuk mampu mendorong timbulnya

kemauan yang kuat dengan penuh percaya diri dalam upaya meningkatkan

motivasi berorganisasi siswa, sehingga dapat mengatasi berbagai hambatan yang

ada dan dapat menghasilkan kepala madrasah yang kompeten dalam mewujudkan

kualitas (guru,siswa dan stakeholder lainnya).

3. Kepala madrasah juga disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan

kompetensinya dengan cara mengikuti kegiatan workshop atau pelahihan

pelatihan profesionalisme kepala madrasah, dengan didukung guru yang

professional sebagai factor penentu keberhasilan program yang telah

direncanakan.
75

DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung:

Rosdakarya, 2010)

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005)

Moh. Hizbul Muflihin, Administrasi Pendidikan : Teori dan Aplikasi

Dilengkapi Strategi Pembelajaran Aktif, (Klaten : CV Gema Nusa,

Cet.1, 2015)

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, BAB II Pasal 3

Muljani A. Nurhadi , Administrasi Pendidikan Di Sekolah. (Yogyakarta: Andi

Offset, Cet 1,1983)

Sophia Azhar, Kepemimpinan kepala sekolah efektif (Perspektif Pendidikan

Islam), Journal-uin-alauddin.ac.id, Volume V, Nomor 1, Januari-Juni

2016

Muhaimin, at all, Manajemen pendidikan : Aplikasinya dalam Penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah, (Jakarta: Kencana,

2010)

Rheinald Kasali, Change, (Jakarta, Gramedia, 2005)

Connie Chaerunnisa, Manajemen Pendidikan dalam Multi Perspektif, Jakarta:

PT RajaGra findo Persada, 2016

E Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009
76

Hasan Basri dan Tatang S, Kepemimpinan Pendidikan (Bandung, Pustaka

Setia: 2015)

Atmadja, Stanley S. (2012). Inside the Giant Leap : How Abundance

Mind Creates Performing Climate to Achieve Extraordinary Result.

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anung Pramudyo, Implementasi Manajemen Kepemimpinan dalam

Pencapaian Tujuan Organisasi, JBMA, Vol. 1, No. 2, 2013

Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Erlangga,)

Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, (Jakarta:Balitbag

dan Puspur)

Syafaruddin dan Asrul, Kepemimpinan Pendidikan Kontemporer, op. cit

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya.

2013)

Amitai Etzioni, Organisasi-organisasi Modern,(Jakarta:: Universitas

Indonesia, 1985)

Yayat M. Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo: 2004)

Arni Muhammad, Komunikasi organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)

Setiawan, O. 2018. Pengaruh Aktivitas Siswa Dalam Organisasi Siswa Intra

Sekolah (OSIS) Terhadap Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran PKN

Di SMA Utama 2 Bandar Lampung. Skripsi Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas lampung. Bandar lampung


77

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. (2011). Kursus Mahir Untuk Pembina

Pramuka. Semarang: Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Cabang

Cakrabaswara

Rahmatika, D. (2015). Buku Pintar Pramuka Edisi Pelajar. Jakarta : Bee

Media Pustaka.

Euis Karwati, Donni Juni P, Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah,

(Bandung: Alpabeta, 2016)

Toman Sony Tambunan, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Yogyakarta: Graha

Ilmu 2015)

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2011)

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2013)

Syaiful Bahri D, Psikologi Belajar,(Jakarta: Rineka Cipta, 2002)

Jamal Ma’mur A, Tips Sakti Membangun Organisasi Sekolah, (Yogyakarta:

DIVA Press, 2012)

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2000)

Tohirin, Metode Penelitian Kualitataif dalam Pendidikan dan Bimbingan

Konseling (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006)

Firdaus dan Fakhri Zamzam. Aplikasi Metodologi Penelitian. (Yogyakarta:

Deepublish. 2018)
78

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantittif dan R & D , (Bandung:

Alfabeta 2009)

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2003)

Amiraturi Kusumaningtyas, Pengaruh Kompetensi Kepemimpinan Diri Sistem

Penghargaan Lingkungan Kerja Terhadap Komitmen Dan

Profesionalisme Guru SMA Negeri Di Bali, (Jurnal: Universitas

Surabaya)
79

Lampiran 1

HASIL WAWANCARA
Kepala Sekolah

A. IDENTITAS WAWANCARA
1. Nama : Kholili, S.Pd.I
2. Jabatan : Kepala Sekolah
3. Instansi : MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
4. Hari, Tanggal : Kamis, 23 Juni 2022

B. PERTANYAAN
1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota
Serang?
2. Bagaimana pandangan Bapak mengenai pentingnya berorganisasi bagi
siswa?
3. Bagaimana manajemen kepemimpinan kepala sekolah yang Bapak
terapkan dalam meningkatkan motivasi berorganisasi siswa di MTs Al-
Khairiyah Badamusalam Kota Serang?
4. Gaya kepemimpinan apa yang bapak terapkan dalam upaya
meningkatkan motivasi berorganisasi siswa?
5. Hambatan apa saja yang Bapak alami dalam upaya meningkatkan
motivasi berorganisasi siswa?
6. Bagaimana implikasi kepemimpinan yang sudah bapak terapkan dalam
meningkatkan motivasi berorganisasi siswa?
7. Organisasi kesiswaan apa saja yang ada di MTs Al-Khairiyah
Badamusalam Kota Serang?

C. JAWABAN
80

1. Berdiriya yayasan Al-Khairiyah didasari oleh cita-cita H. Mukri yang


ingin mendirikan sebuah lembaga pendidikan. langkah ini diawali
dengan terlebih dahulu membangun sebuah majlis ta'lim. setelah majlis
ta'lim berjalan, lalu muncul gagasan yang digagas bersama Ki Sam'un
untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal. ketika proses
mendirikan lembaga pendidikan ini berjalan, H. Mukri menyekolahkan
anak-anak dan keluarganya untuk menjadi kader yang nantinya akan
bersama sama membangun dan mengurus lembaga pendidikan yang
sedang dibuat. barulah pada tahun 1960 berdiri MI Al-Khairiyah
Badamusalam yang dikepalai oleh H. Suhari.
Pada tahun 1983, lahirlah sebuah lembaga pendidikan formal tingkat
menengah yang bernama MTs Al-Khairiyah Badamusalam untuk
menampung lulusan-lulusan MI Al-Khairiyah dan juga masyarakat
sekitar yang ingin menyekolahkan anaknya ke jenjang menengah
pertama. Pendirinya adalah H. Abdul Salam, Drs. H. Mudzakkir
Salubi, dan Drs, H. Hidayatullah. dari 3 pendiri tersebut, ditunjuklah
Drs. H. Hidayatullah untuk menjadi kepala madrasah pertama hingga
tahun 2003. setelah masa jabatannya berakhir, ditunjuklah Hikmatullah
S. Pd.I, M.Pd menjadi kepala madrasah hingga tahun 2015, lalu setelah
itu dilanjutkan oleh Kholili S.Pd hingga saat ini.

2. Menurut saya, kegiatan berorganisasi itu sangat penting karena


berorganisasi merupakan jantungnya kegiatan siswa. Organisasi akan
memberikan dampak positif bagi sekolah dan siswa. Karna dengan
adanya kegiatan organisasi akan membuat siswa nyaman,senang, dan
betah untuk menjalani kehidupan di sekolah. Organisasi juga akan
membuat siswa lebih kreatif dan inovatif sehingga mereka akan
mampu mengeluarkan bakat-bakat yang dimiliki.
Di MTs Al-Khairiyah, siswa akan diberikan membelajaran
berorganisasi yang meliputi OSIS, Pramuka, Marawis, dan kegiatan
keagamaan. Setiap tahunnya, sekolah akan mengadakan pergantian
81

pengurus OSIS guna melatih setiap siswa untuk menjadi seorang


pemimpin.

3. Dalam memimpin Madrasah ini, saya selalu memberikan contoh


tauladan uswatun hasanah untuk seluruh elemen yang ada di madrasah.
Manajemen kepemimpinan yang saya terapkan tidak lepas dari 7 tugas
kepala sekolah yaitu: kepala sekolah sebagai educator, kepala sekolah
sebagai manajer, kepala sekolah sebagai administrator, kepala sekolah
sebagai supervisor, kepala sekolah sebagai leader, kepala sekolah
sebagai innovator, dan kepala sekolah sebagai motivator. Dalam
pelaksanaannya, tentunya saya juga tidak lepas dari aturan-aturan
kemenag, kemendikbud, dan dinas-dinas terkait.

4. Gaya kepemimpinan yang saya terapkan di MTs Al-Khairiyah


Badamusalam adalah gaya kepemimpinan demokratik dengan asas
kekeluargaan. Yang mana dengan gaya kepemimpinan ini, aspirasi dari
bawah akan saya serap dan akan kita rapatkan bersama sama untuk
menghasilkan suatu keputusan bersama. Karena saya yakin dengan
asas kekeluargaan akan tercipta suasana yang harmonis.

5. Hambatan yang saya alami dalam meningkatkan motivasi


berorganisasi siswa ada 3, yaitu: lingkungan sekitar, pendanaan, dan
pandemic covid-19.
Yang pertama adalah lingkungan sekitar, terkadang masyarakat sekitar
tidak faham merasa terganggu dengan kegiatan kegiatan yang
dilaksanakan sekolah. Padahal kegiatan-kegiatan di sekolah ini sangat
positif untuk sekolah dan siswa. Kemudian yang kedua adalah
pendanaan, terkadang kita kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
kegiatan ekstakulikuler dengan dana yang terbatas. Dan yang ketiga
adalah pandemic covid-19, dua tahun terakhir hampir di semua sekolah
tidak mengadakan kegiatan organisasi atau ektrakulikuler, bahkan
82

untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar tatap muka pun tidak


bias. Akibatnya sekolah terpaksa harus menerapkan system
pembelajaran jarak jauh atau virtual yang mana sistem ini dirasa
kurang efektif khususnya untuk kegiatan berorganisasi.

6. Alhamdulillah terdapat beberapa implikasi atau dampak


kepemimpinan yang saya terapkan dalam upaya meningkatkan
motivasi berorganisasi siswa.
Yang pertama, mulai berjalannya kegiatan kegiatan kesiswaan, baik
OSIS maupun kegiatan ekstrakulikuler. Hal ini menjadi langkah positif
setelah sebelumnya kegiatan kesiswaan ini fakum akibat pandemic
covid-19.
Yang kedua, motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan organisasi
sudah semakin meningkat, tentu ini merupakan bagian dari kerja keras
semua pihak karena bukan pekerjaan mudah juga untuk
membangkitkan semangat berorganisasi siswa setelah sekian lama
fakum akibat pandemic covid-19

7. Organisasi kesiswaan yang ada di MTs Al-Khairiyah Badamusalam


yaitu OSIS, Pramuka, Marawis, Pencak Silat, dan Keolahragaan
83

HASIL WAWANCARA
Waka Bidang Kesiswaan

A. IDENTITAS WAWANCARA
1. Nama : Rasyid Ridho, S.H
2. Jabatan : Waka Bidang Kesiswaan
3. Instansi : MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 23 Juli 2022

B. PERTANYAAN
1. Bagaimana manajemen kepemimpinan yang diterapkan kepala
madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik?
2. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan kepala madrasah di MTs Al-
Khairiyah Badamusalam?
3. Bagaimana langkah waka kesiswaan dalam membantu kepala
madrasah meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik?
4. Hambatan apa saja yang dialami dalam upaya meningkatkan motivasi
berorganisasi peserta didik?
5. Seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
organisasi?
6. Langkah apa yang akan dilakukan Waka Kesiswaan dalam rangka
mengembalikan motivasi berorganisasi peserta didik yang sampat
fakum akibat pandemic covid-19?

C. JAWABAN
1. kepala madrasah sangat baik dalam proses manajerial dan
kepemimpinan, beliau bisa memberikan syuri tauladan yang baik
kepada bawahannya. Selain itu beliau juga selalu mengedepankan asas
kekeluargaan dan selalu meminta masukan atau pandangan dari para
dewan guru jika ingin mengambil atau memutuskan suatu kebijakan.
kepala madrasah sangat berperan dalam mengawasi dan memonitor
84

kegiatan berorganisasi siswa. Kepala madrasah sering menyampaikan


di forum rapat dengan jajaran dewan guru bahwa kegiatan organisasi
maupun ekstakulikuler siswa harus tetap berjalan dengan semestinya

2. Gaya yang diterapkan kepala madrasah dalam memimpin adalah gaya


kepemimpinan demokratik yang mana setiap permasalahan selalu
mengikutsertakan anggotanya sebagai suatu tim yang utuh. Kepala
madrasah juga selalu memberi kepercayaan terhadap orang yang sudah
ia tunjuk di bidangnya.

3. Saya selaku waka kesiswaan dituntut untuk menyusun program


semester dan tahunan untuk kegiatan kesiswaan. Dari program-
program yang saya susun tersebut, saya selalu memonitor kegiatan
kesiswaan supaya program yang saya susun berjalan dengan baik.
Artinya disini ada garis intruksi dan koordinasi dari kepala madrasah
ke waka kesiswaan demi tercapainya program kerja khususnya
dibidang kesiswaan.

4. Kita tahu bersama bahwa diawal tahun 2020 masyarakat Indonesia


dikejutkan dengan adanya wabah penyakit yang masuk ke Negara
Indonesia, hal ini ditandai dengan munculnya 3 kasus covid pertama di
Depok. setelah virus ini menyebar luas ke masyarakat, pemerintah
melalui mentri pendidikan dan kebudayaan mengintruksikan kepada
seluruh lembaga pendidikan untuk meliburkan seluruh kegiatan yang
ada di sekolah selama dua pekan, setelah makin masifnya virus corona
di Indonesia akhirnya pemerintah mengambil kebijakan untuk
menjalankan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan atau yang biasa
kita sebut dengan daring. Hal ini tentu sangat menghambat proses
jalannya kegiatan berorganisasi siswa karena pada saat itu siswa tidak
diperbolehkan dating langsung ke sekolah dan akhirnya kegiatan
berorganisasi siswa pun di non aktifkan. Tetapi setelah pandemic
85

covid-19 mulai mereda dan sekolah sudah diperbolehkan untuk


melaksanakan pembelajaran secara langsung, saya selaku waka
kesiswaan sedang menyusun formula bersama dengan para Pembina
OSIS dan organisasi ekstakulikuler lainnya supaya bisa kembali
menghidupkan kegiatan Organisasi dan ekstakulikuler siswa

5. Alhamdulillah sekarang para siswa sudah mulai kembali menunjukkan


minatnya pada kegiatan-kegiatan keorganisasian siswa, mereka juga
sering bertanya kapan mulai latihan marawis, kapan OSIS mulai
diaktifkan kembali, kapan kita bisa melaksanakan kegiatan pramuka,
dan masih banyak pertanyaan lainnya. Tetapi insyaAllah itu akan
menjadi motivasi bagi kami untuk segera menjalankan kegiatan
kesiswaan di tahun ajaran baru.

6. Mungkin langkah yang akan kami lakukan adalah perlahan demi


perlahan untuk menjalankan kegiatan kesiswaan dan membentuk
struktur pengurus OSIS yang baru, karena dengan dimulainya
kegiatan-kegiatan tersebut secara perlahan akan membuat mereka
tergerak kembali untuk aktif dalam berorganisasi.
86

HASIL WAWANCARA
Pembina OSIS

A. IDENTITAS WAWANCARA
1. Nama : Sapi’ah, S.H.I
2. Jabatan : Pembina OSIS
3. Instansi : MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 25 Juni 2022

B. PERTANYAAN
1. Bagaimana manajemen kepemimpinan yang diterapkan kepala
madrasah dalam meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik?
2. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan kepala madrasah di MTs Al-
Khairiyah Badamusalam?
3. Bagaimana strategi Pembina OSIS dalam membantu kepala madrasah
meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik?
4. Hambatan apa saja yang dialami dalam upaya meningkatkan motivasi
berorganisasi peserta didik?
5. Seberapa besar motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
organisasi, khususnya OSIS?
6. Langkah apa yang akan dilakukan Pembina OSIS dalam rangka
mengembalikan motivasi berorganisasi peserta didik yang sampat
fakum akibat pandemic covid-19?

C. JAWABAN
1. Manajemen yang diterapkan kepala madrasah sudah baik, karena
disetiap organisasi pasti mempunyai visi & misi, mempunyai program
yang akan dikembangkan kedepannya. Maka dalam hal ini kepala
madrasah sudah sangat jelas dan baik dalam mengatur atau memanage
MTs Al-Khairiyah
87

2. Disini kepala madrasah menerapkan gaya kepemimpinan yang


demokratis, artinya segala hal dan permasalahan sekecil apapun akan
dibicarakan dengan dewan guru.
3. Strategi yang dilakukan saya selaku Pembina OSIS dalam membantu
kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi berorganisasi peserta
didik adalah mencoba menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan
organisasi dan ekstrakulikuler yang selama masa pandemic vakum.
Karena dengan jalannya kegiatan-kegiatan keorganisasian maka akan
membuat siswa lebih termotivasi
4. Disetiap sesuatu pasti ada hambatan. Hambatan yang saya alami dalam
upaya dalam upaya meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik
ada pada siswanya sendiri, terkadang kita kesulitan untuk mengajak
siswa mengikuti kegiatan seperti pramuka, muhadhoroh, dll. Tidak
semua anak mau diajak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
ekstakulikuler
5. Kalo untuk motivasinya sudah lumayan, tapi ya tadi mungkin ada
sebagian anak yang menang sulit untuk mengikuti kegiatan organisasi,
dan itu akan menjadi pr kita bersama selaku pendidik.
6. Mungkin untuk memulai agak sulit, tetapi kita akan berusaha
semaksimal mungkin untuk kembali mengaktifkan kegiatan-kegiatan
organisasi. insyaAllah tahun ajaran baru kami akan berbenah sedikit-
sedikit untuk memperbaiki semuanya.
88

HASIL WAWANCARA
Siswa MTs Al-Khairiyah Badamusalam

A. IDENTITAS WAWANCARA
1. Nama : Saeful Anwar
2. Jabatan : Siswa MTs Al-Khairiyah Badamusalam
3. Instansi : MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 23 Juli 2022

B. PERTANYAAN
1. Bagaimana Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah di MTs Al-
Khairiyah Badamusalam Kota Serang?
2. Bagaimana pendapat anda mengenai kegiatan berorganisasi di MTs
Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang?
3. Organisasi Apa yang anda ikuti di MTs Al-Khairiyah? Dan seberapa
besar motivasi anda mengikuti kegiatan organisasi tersebut?
4. Bagaimana jalannya kegiatan organisasi di MTs Al-Khairiyah
Badamusalam setelah sempat terhenti akibat pandemic covid-19?
C. JAWABAN
1. kepala madrasah merupakan sosok pribadi yang baik dan sering
bertegur sapa dengan para siswa dan selalu memotivasi para siswa
untuk belajar yang rajin dan berharap kami para siswa semangat dalam
mengikuti kegiatan kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler yang
programnya telah disusun oleh madrasah
2. Kegiatan organisasi di MTs Al-Khairiyah Badamusalam sangat baik,
disini para siswa dituntuk bukan hanya aktif di kegiatan belajar
mengajar, tetapi juga harus mampu untuk mengembangkan potensi dan
bakat yang dimilikinya dengan kegiatan-kegiatan organisasi dan
ekstrakulikuler, seperti OSIS, Marawis, Pencak Silat dan Pramuka.
89

Tentu dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut dapat mewadahi


minat dan bakat siswa untuk terus berkembang
3. Saya mengikuti kegiatan Pramuka, yang mana kegiatan pramuka
diadakan setiap hari rabu pukul 13.00. dalam mengikuti kegiatan
pramuka saya sangat senang dan bersemangat sekali, karena ini
memang kegiatan yang saya sukai, terlebih saya juga bisa
mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman di pramuka.
4. Alhamdulillah akhirnya kami dapat merasakan kembali kegiatan
berorganisasi setelah kurang lebih dua tahun terhenti akibat dampak
pandemi covid-19. Hal ini juga berkat kebijakan yang dikeluarkan
kepala madrasah untuk mulai perlahan menjalankan kembali kegiatan
berorganisasi bagi siswa, dan kami menyambutnya dengan riang
gembira.
90

HASIL WAWANCARA
Siswa MTs Al-Khairiyah Badamusalam

A. IDENTITAS WAWANCARA
1. Nama : Muhammad Fadli
2. Jabatan : Ketua OSIS MTs Al-Khairiyah Badamusalam
3. Instansi : MTs Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
4. Hari, Tanggal : Sabtu, 25 Juni 2022

B. PERTANYAAN
1. Bagaimana Manajemen Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam
meningkatkan motivasi berorganisasi peserta didik?
2. Bagaimana peranan OSIS terhadap para siswa di MTs Al-Khairiyah
Badamusalam Kota Serang?
C. JAWABAN
1. Selama kami berada di kepengurusan OSIS, alhamdulillah bapak
kepala madrasah selalu mendukung dan mempercayakan kami untuk
selalu berekspresi melakukan yang terbaik, ini tentu menjadi dorongan
dan motivasi tersendiri bagi kami karena dengan adanya dukungan dan
kepercayaan yang diberikan kepada kami, maka kami akan semakin
percaya diri dalam melaksanakan setiap progran program yang telah
kami susun, selain itu bapak kepala madrasah juga selalu memberikan
dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan-kegiatan
kami
2. dalam pelaksanaannya, OSIS sangat berperan menjadi wadah positif
bagi siswa untuk menyalurkan kemampuan dan kreatifitasnya, didalam
OSIS juga memiliki beberapa bidang yang setiap bidangnya memiliki
tugas, fungsi, dan program kerja yang berbeda. Bidang-bidang dalam
kepengurusan OSIS di MTs Al-Khairiyah Badamusalam yaitu: Ketua
OSIS, Wakil Ketua OSIS, Sekretaris, Bendahara, Bidang Keagamaan,
91

Bidang Kebersihan Lingkungan, Bidang Kesenian, Bidang Kesehatan,


dan Bidang Sosial.

Lampiran 2

Sejarah singkat berdirinya Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah


Badamusalam
Berdiriya yayasan Al-Khairiyah didasari oleh cita-cita H. Mukri yang

ingin mendirikan sebuah lembaga pendidikan. langkah ini diawali dengan terlebih

dahulu membangun sebuah majlis ta'lim. setelah majlis ta'lim berjalan, lalu

muncul gagasan yang digagas bersama Ki Sam'un untuk mendirikan sebuah

lembaga pendidikan formal. ketika proses mendirikan lembaga pendidikan ini

berjalan, H. Mukri menyekolahkan anak-anak dan keluarganya untuk menjadi

kader yang nantinya akan bersama sama membangun dan mengurus lembaga

pendidikan yang sedang dibuat. barulah pada tahun 1960 berdiri MI Al-Khairiyah

Badamusalam yang dikepalai oleh H. Suhari.

Pada tahun 1983, lahirlah sebuah lembaga pendidikan formal tingkat

menengah yang bernama MTs Al-Khairiyah Badamusalam untuk menampung

lulusan-lulusan MI Al-Khairiyah dan juga masyarakat sekitar yang ingin

menyekolahkan anaknya ke jenjang menengah pertama. Pendirinya adalah H.

Abdul Salam, Drs. H. Mudzakkir Salubi, dan Drs, H. Hidayatullah. dari 3 pendiri

tersebut, ditunjuklah Drs. H. Hidayatullah untuk menjadi kepala madrasah

pertama hingga tahun 2003. setelah masa jabatannya berakhir, ditunjuklah

Hikmatullah S. Pd.I, M.Pd menjadi kepala madrasah hingga tahun 2015, lalu

setelah itu dilanjutkan oleh Kholili S.Pd hingga saat ini.


92
93

Lampiran 3

Tabel 2.1
Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Badamusalam Kota Serang
Nama Yayasan Yayasan Pendidikan Islam Al – Khairiyah Badamusalam

SK.Menhukam Nomor AHU-0001902.AH.01.04 Tahun 2014

Nama Pejabat Musawamah, SH . kota Serang

Notaris/alamat

Nama Madrasah MTs. Al – Khairiyah Badamusalam

No.NSM/NPSN 1212367730020/20623068

Propinsi Banten

Pemerintahan Kota Serang

Kecamatan Kasemen

Kelurahan Sawahluhur

Jalan Raya Sawahluhur Km – 07 Serang 42191 Banten

Kode Pos 42191

No. Hp 081906446853

Daerah Kelurahan/ pedesaan

Akte Ada

Tahun Berdiri 1983

Bangunan Milik Madrasah/ Yayasan

Luas Tanah 963 m2

Kegiatan aktifitas Pagi

a. Jarak ke pusat 5 km

Kecamatan

b. Jarak Ke pusat 7 Km
94

c. Kota

d. Terletak pada Pedesaan

lintasan

Lampiran 4

Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah Al-Khairiyah Badamusalam

Visi

“Terbentuknya pribadi muslim Yang kuat, berakhlaqul karimah , berpengetahuan

luas ,terampil dan mandiri .”

Misi

a) Membekali dan membiasakan Peserta didik melaksanakan syariat islam yang

baik dan benar.

b) Membekali dan membiasakan peserta didik berkelakuan baik dalam

sikap,ucapan dan tindakan ( ber akhlaqul Karimah )

c) Menyiapkan Peserta didik memiliki wawasan pengetahuan yang luas sejalan

dengan perkembanganya.

d) Menyiapkan Peserta didik memahami Ilmu Teknolagi , kreatif , inovasi dan

mandiri.
95

Lampiran 5
Tabel 2.2

Daftar Pendidik dan tenaga kependidikan

No. Jenis Jabatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 PNS 2 - 2

2 Non PNS 7 14 21

3 Sertifikasi 2 2 4

4 Total 11 16 27
96

Lampiran 6

Tabel 2.3

Data Peserta didik

peserta didik
No. Kelas
Laki-laki Perempuan Total

VII A 12 10 22

1 VII B 9 13 22

Jumlah 21 23 44

VIII A 6 13 19

VIII B 8 10 18
2
VIII C 4 14 18

Jumlah 18 37 55

IX A 11 15 26

3 IX B 13 12 25

Jumlah 24 27 51

Total 63 87 150
97

Lampiran 7
Dokumentasi Wawancara dan Kegiatan Penelitian

Gambar 1 Wawancara dengan Waka Kesiswaan

Gambar 1.2 Wawancara dengan Kepala Madrasah


98

Gambar 1.3 Wawancara dengan Pembina OSIS

Gambar 1.4 Kegiatan Upacara


99

Gambar 1.5 Kegiatan Kepramukaan


100

Gambar 1.6 Kegiatan Shalat Dhuha Berjamaah

Gambar 1.7 Program Kegiatan OSIS


101

Lampiran 8

Aktifitas Bimbingan Skripsi


102

Lampiran 9

Surat Keputusan Pembimbing Skripsi


103

Lampiran 10

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian


104

Lampiran 11

Biodata Peneliti
105

Anda mungkin juga menyukai