Anda di halaman 1dari 51

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM

MENERAPKAN NILAI AJARAN AGAMA ISLAM


DI SEKOLAH MADRASAH ALIYAH 3 PANDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


Untuk memproleh gelar sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh:

WAHYU PRAMUJA HUTAGALUNG


NPM. 019. 19. 08. 53

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


BAHRIYATUL ULUM KH.ZAINUL ARIFIN
PANDAN
2022
KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kepada penulis

kesehatan, kekuatan sehigga penulis bisa menyelesaikan tugas skripsi ini. Tanpa

pertolongan-Nya, penulis tidak mungkin bisa menyelesaikan tugas ini dengan

baik. Salawat dan salam semoga terlimpa curahan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW yang telah meletakkan tatanan dan tuntunan sehingga kita

dapat membedakan tuntunan dan tontonan.

Skripsi ini merupakan kajian singkat tentang penggunaan metode

pendekatan kepemiminan Kepala Sekolah dalam menamkan nilai ajaran Islam di

Madrasah Aliyah 3 Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Penulis menyadari juga bahwa sebuah keberhasilan tidak terlepas dari

campur tangan, bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,

dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis banyak mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Muhammad Rifai Harahap, M.Pd.I selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama

Islam (STAI) Bahriyatul Ulum Pandan yang telah memberikan fasilitas kepada

kami untuk menyelesaikan studi kami.

2. Bapak Mhd. Syahdan Lubis, MA sebagai Wakil Ketua I Akademik yang telah

banyak memberi motivasi selama menempuh studi di STAI Bahriyatul Ulum

Pandan .

3. Bapak Samrul Bahri Hutabarat, MA sebagai Wakil Ketua II yang telah banyak

memberi motivasi selama menempuh studi di STAI Bahriyatul Ulum Pandan .

i
4. Bapak H. Ismail, M.MPd sebagai Wakil Ketua III yang telah banyak memberi

motivasi selama menempuh studi di STAI Bahriyatul Ulum Pandan .

5. Pembimbing I, Mhd. Syahdan Lubis, MA dan Pembimbing II Sri Hayati

Damanik, MA yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan kami dalam menyelesaikan penulisan skripsi kami.

6. Segenap Dosen dan Karyawan STAI Bahriyatul Ulum Pandan .

7. Ayahanda dan Ibunda dan Keluarga yang dengan sabar mendampingin penulis

selama menjadi mahasiswa.

8. Bapak Kepala Sekolah Madrasah Aliyah 3 Pandan yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian di lembaga yang dipimpinnya.

9. Segenap sahabat yang setia menemani, bekerjasama, dan memberi motivasi

kepada penulis.

Akhirnya kepada mereka senantiasa penulis berharap semoga Allah

SWT membalas budi baik tersebut dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis khususnya dan pembaca umumnya. Aamiin.

Pandan , April 2022

Penulis,

Wahyu Pramuja Hutagalung

NPM. 018.19.08.045

ii
ABSTRAK

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM

MENERAPKAN NILAI AJARAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MADRASAH ALIYAH 3 PANDAN

Oleh:

WAHYU PRAMUJA HUTAGALUNG

NIRM. 019. 19. 1. 1. 1. 1. 1. 4915

Disetujui untuk mengikuti ujian skripsi dan komprehensif oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Mhd. Syahdan Lubis, MA Sri Hayati Damanik. MA

iv
HALAMAN PENGESAHAN

PERAN KEPALA MADRASAH DALAM

MENERAPKAN NILAI AJARAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MADRASAH ALIYAH 3 PANDAN

Oleh:

WAHYU PRAMUJA HUTAGALUNG

NIRM. 019. 19. 1. 1. 1. 1. 1. 4915

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal 30 Oktober 2022

Dinyatakan telah memenuhi syarat.

Pandan, 30 Oktober 2022

Panitia Sidang Munaqasah

Ketua, Sekretaris,

Muhammad Rifai Harahap, M.Pd.I Mhd. Syahdan Lubis, MA

v
TIM PENGUJI

H.Ismail, M.MPd Halimatussakdiyah, M.Ag

Ali Sutan Lubis, S.Pd, MM Sri Hayati Damanik, MA

Mengetahui

Ketua STAI Bahriyatul Ulum KH.Zainul Arifin Pandan

MUHAMMAD RIFAI HARAHAP, M.Pd.I

vi
DAFTAR ISI

vii
DAFTAR GAMBAR

viii
DAFTAR TABEL

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Selama ini Pendidikan Agama Islam di sekolah sering dianggap

kurang berhasil dalam membentuk sikap dan perilaku keberagamaan

peserta didik serta membangun moral dan etika bangsa. Problematika yang

dirasakan saat ini adalah adanya kesenjangan perkembangan PAI pada

sekolah yang berlabel Islam dan sekolah umum. Sekolah yang berlebel

Islam, kegiatan keagamaan serta perilaku siswa dan warga sekolah terlihat

agamis dalam kesehariannya.

Sedangkan PAI pada umumnya, kurang dapat teraplikasi dalam

kehidupan keseharian di lingkungan sekolah. Oleh karena itu salah satu

cara yang digunakan dalam mewujudkan tujuan dari PAI yaitu dengan

memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam PAI

dilingkungan sekolah. Kepala Sekolah sebagai penentu arah pendidikan

dan pengambil kebijakan mempunyai peran penting agar nilai-nilai Agama

Islam tertanam pada diri warga sekolah. Pendidikan yang dalam

pelaksanaannya melahirkan suatu konsep pemindahan pengalaman kepada

anak didik, kegiatan pemindahan pengalaman serta mengembangkannya

itu kemudian menempati tempat khusus dalam proses belajar-mengajar.

sebuah sistem pendidikan diatur dalam sebuah kebijakan yakni undang-

undang. Kemudian landasan kebijakan tersebut didasarkan fungsi dan

tanggung-jawab. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang

1
2

Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 tentang

Tujuan Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa:

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab1

Berdasarkan hal tersebut diatas berarti kurikulum sekolah

diharapkan mampu mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan

yang diharapkan. Sedangkan untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional,

tidak akan sampai kearah itu tanpa didukung oleh Kepemimpinan Kepala

Madrasah dalam pengembangan Lembaga Pendidikan Islam yang

berkualitas dan efektif. Kepemimpinan yang efektif merupakan realisasi

perpaduan bakat dan pengalaman kepemimpinan dalam situasi yang

berubah-ubah karena berlangsung melalui interaksi antar sesama manusia.

Maka begitu pentingnya kepemimpinan itu dalam kehidupan manusia,

Dalam hadits tersebut memberikan interpretasi tentang

kepemimpinan, bahwa manusia dituntut untk mempertanggung-jawabkan

kepemimpinannya. Dalam memanfaatkan kepemimpinan ini potensi akan

bertumbuh dan berkembang dengan baik apabila dikembangkan dengan

niat baik dan i’tikad yang baik pula.

Kualitas kepemimpinan menentukan untuk mencapai keberhasilan

suatu Lembaga Pendidikan Islam dalam hal ini adalah MAN 3 Pandan.

1
Sekretariat RI, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Thn 2003, (Bandung:
Citra Umbara), hlm. 7
3

Sebab kepemimpinan yang sukses itu mampu mengelola lembaga yang

dipimpinnya, mampu mengantisipasi perubahan, mampu mengoreksi

kekurangan dan kelemahan serta sanggup membawa lembaga pada tujuan

yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan hal ini pimpinan merupakan

kunci sukses bagi organisasi.2

Kepemimpinan dan pemimpin dibutuhkan untuk mengefesienkan

setiap langkah atau kegiatan yang berarti. Dan hanya pemimpin-pemimpin

yang bersedia mengakui bakat-bakat, kapasitas, inisiatif dan kemauan baik

dari para pengikutnya (rakyat, anak-buah, individu dan kelompok-

kelompok individu yang dipimpin) untuk berinisiatif dan bekerja sama

secara kooperatif, hanya pemimpin sedemikian inilah yang mampu

menjamin kesejahteraan lahir batin masyarakat luas. Sekaligus, pemimpin

macam tadi itu sanggup mempertinggi produjktifitas dan efektifitas usaha

bersama. Oleh karena itu pemimpin merupakan faktor kritis (crucial

factor) yang dapat menentukan maju mundurnya suatu lembaga.3

Kepemimpinan Kepala Madrasah berpengaruh terhadap

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran khususnya terhadap pembinaan

guru dalam melaksanakan tujuannya. Kepemimpinan Kepala Madrasah

yang berkualitas akan mempengaruhi Proses Belajar Mengajar di Sekolah

termasuk MAN 3 Pandan. Dengan situasi tersebut akan memunculkan

model atau pola kepemimpinan Kepala Madrasah dalam segala

aktivitasnya mempunyai peranan yang penting sebagai langkah

menentukan efektif tidaknya Kepemimpinan di Sekolah.

2
Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: Rajawali, 1990), hlm. 1
3
Ibid
4

Madrasah sebagai salah satu bagian Sistem Pendidikan Nasional

tentu memerlukan perhatian dan pengelolaan secara serius. Karena itu,

kepemimpinan Madrasah kedepan dengan perubahan masyarakat yang

semakin cepat dan terbuka menuntut kemampuan yang lebih kreatif,

inovatif dan dinamis. Kepala Madrasah yang sekedar bergaya menunggu

dan terlalu berpegang pada aturan-aturan birokratis dan berfikir secara

struktural dan tidak berani melakukan inovasi untuk menyesuaikan

tuntutan masyarakatnya, akan ditinggalkan oleh peminatnya. Pada

masyarakat yang semakin berkembang demikian cepat dan didalamnya

terjadi kompetisi secara terbuka selalu dituntut kualitas pelayanan yang

berbeda dengan masyarakat sebelumnya.4

Kepala Madrasah sebagai pemimpin pendidikan tidak saja

dituntut menguasai teori kepemimpinan, tetapi ia harus terampil

menerapkan dalam situasi praktis di aren kerja adalah ideal jika seorang

pemimpin pendidikan disamping memiliki bekal kepemimpinan dari teori

dan pengakuan resmi yang bersifat ekstern tapi juga pembawaan potensial

yang dibawa sejak lahir.

Lembaga Pendidikan telah mengusahakan agar “Pendidikan

bermutu” (Quality Educaion). Berarti Madrasah tersebut melaksanakan

“Generasi Education” yaitu mengajarkan hal-hal yang bersifat mendasar

(The Basic), dan mengembangkan pendidikan yang mengarah ke hal-hal

yang penting. Pendidikan yang menekankan hal-hal yang mendasar ini

sangat diperlukan untuk menempuh kemampuan para siswa mengikuti

4
Imam Suprayogo, Pendidikan Berparadigma Al-Qur’an, (Malang: Aditya Media
Bekerjasama Dengan UIN Malang Press, 2004) hlm. 212
5

pendidikan tambahan atau pelatihan ulang (Retrainability) dan ketrampilan

(Skill). Tujuan sekolah menerapkan ini agar anaknya kelah mempunyai

bekal yang cukup secara agama dan pengetahuan umum sehingga dapat

melanjutkan pendidikan ditengah-tengah masyarakat, sebagai sosok

generasi yang utuh.

Kepala Madrasah sebagai Pemimpin Lembaga Pendidikan dengan

berbagai fungsi dan perannya, tentunya orang yang penting bertanggung

jawab atas segala aktifitasnya serta maju atau mundur, baik atau jelek,

kualitas atau tidaknya sebuah pendidikan yang dipimpinnya. Maka tidak

mengherankan bila Kepala Madrasah disebut sebagai orang pertama dan

utama atas eksistensinya serta mutu pendidikan yang dipimpinnya.

Apalagi sampai kini kita masih kesulitan untuk menghilangkan kesan,

anggapan dan image masyarakat, bahwa sekolah yang berlebel Islam di

sebut pendidikan kedua “second class” dan bukannya lembaga First class

atau lembaga unggulan yang benar-benar dibutuhkan masyarakat. Apalagi

dalam menghadapi kompetesi yang begitu ketat, baik antara lembaga

pendidikan maupun output-nya, maka langkah-langkah dan inovasi

pendidikan merupakan suatu yang tidak bisa ditawarkan lagi dan harus

diwujudkan. Sehubungan dengan masalah tersebut diatas maka penyusun

tertarik untuk meneliti tentang “Peran Kepala Madrasah Dalam

Menerapkan Nilai Ajaran Agama Islam di MAN 3 Pandan”

B. Identifikasi Masalah

C. Fokus Penelitian
6

Fokus peneliian pada skripsi ini ialah peran Kepala Madrasah

dalam menerapkan nilai ajaran Agama Islam di MAN 3 Pandan dengan

sistematika penelitan kualitatif

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan di

atas, maka dapatlah dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Kepala Madrasah dalam menanamkan nilai-nilai

Agama Islam di MAN 3 Pandan?

2. Bagaimana bentuk nilai-nilai Agama Islam yang ada di MAN 3

Pandan?

3. Bagaimana strategi Kepala Madrasah dalam menanamkan nilai-nilai

Agama Islam di MAN 3 Pandan?

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana peran Kepala Madrasah dalam

menanamkan nilai-nilai Agama Islam di MAN 3 Pandan.

2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang akan dilakukan Kepala Madrasah

dalam menanamkan nilai-nilai Agama Islam di MAN 3 Pandan.

3. Untuk mengetahui strategi Kepala Madrasah dalam menanamkan nilai-

nilai Agama Islam di MAN 3 Pandan.

F. Manfaat Peneliatian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

guna antara lain:


7

1. Bagi Kalangan Akademisi termasuk STAI BU Pandan hasil penelitian

ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan, informasi dan sekaligus

referensi yang berupa bacaan Ilmiah.

2. Bagi Pihak Sekolah yang diteliti hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan masukan yang berharga dalam rangka meningkatkan

profesionalitas guru serta dapat dipergunakan sebagai bahan sumbangan

pemikiran bagi sekolah yang bersangkutan dalam rangka

mengembangkan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan

yang diselenggarakan.

3. Bagi Peneliti Sendiri hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun karya tulis ilmiah serta

dapat dipergunakan sebagai persyaratan menjadi sarjana.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Kepala Madrasah

a. Pengertian Kepala Madrasah

Kepala Madrasah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dan

“Madrasah”. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau

pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan

Madrasah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima

dan memberi pelajaran yang bernaungan Agama Islam.5

Madrasah adalah sebagai suatu komunitas pendidikan yang

membutuhkan seseorang pemimpin untuk mendayagunakan potensi

yang ada dalam Madrasah. Pada tingkatan ini, kepala Madrasah

sering dianggap identik, bahwa telah dikatakan bahwasannya wajah

Madrasah ada pada Kepala Madrasah. Peran Kepala Madrasah disini

bukan hanya sebagai akumulator, melainkan juga sebagai konseptor

manajerial yang bertanggung jawab pada kontribusi masing-

masing demi berefektivitas dan efisiensi kelangsungan pendidikan.6

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung

pada kepemimpinan Kepala Madrasah. karena Kepala Madrasah

sebagai pemimpin dilembaganya, maka dia harus mampu membawa

lembaganya ke arah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, harus

5
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002), h 83
6
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu ( Bandung :
Alfabeta, Cv,2012), h 61

8
9

tanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan

pengaturan dan pengaturan secara formal kepada atasannya atau

informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.

Kepala Madrasah adalah seorang fungsional guru yang

diberi tugas untuk memimpin suatu Madrasah dimana

diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang

menerima pelajaran.7

b. Syarat-syarat Kepala Madrasah

Untuk menjalankan tugas sebagai Kepala Madrasah yang

baik diperlukan seseorang yang memiliki syarat-syarat tertentu.

Disamping syarat ijazah (yang merupakan syarat formal), juga

pengalaman kerja dan kepribadian yang baik perlu diperhatikan.

syarat minimal bagi seorang Kepala Madrasah adalah sebagai

berikut:

1) Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan/ peraturan yang

telah ditentukan oleh pemerintah.

2) Mempunyai pengalaman kerja yang cukup, terutama di Madrasah

yang sejenis dengan sekolah yang di pimpinnya.

3) Memiliki kepribadian yang baik, terutama sikap dan sifat-sifat

kepribadian yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.

7
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu ( Bandung :
Alfabeta, Cv,2012), h 61
10

4) Mempunyai keahlian dan berpengetahuan luas, terutama mengena

bidang-bidang pengetahuan dan pekerjaan yang diperluka bagi

Madrasah yang dipimpinnya.

5) Mempunyai ide dan inisiatif yang baik untuk kemajuan dan

pengembangan Madrasahnya.8

c. Peran Kepala Madrasah

1) Pengertian Peran Madrasah

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”

mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada

permainan makyong, orang yang menjadi atau melakukan sesuatu

yang khas, atau perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan dalam masyarakat.9

2) Tugas Kepala Madrasah

Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi didalam

suatu sekolah mempunyai tugas yang kompleks dan sangat

menentukan maju mundurnya suatu madrasah. Tugas Kepala

Madrasah yang kompleks tersebut, tidak dapat dirumuskan

seluruhnya ke dalam suatu prosedur tugas Kepala Madrasah.

Meskipun demikian, standar minimal prosedur tugas Kepala

Madrasah dapat digolongkan menjadi tuju pokok sebagai berikut:

a) Kepala Madrasah Sebagai Pendidik ( Edukator)

8
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan ( Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya, 2009), h 10
9
Http://Www.Google.Co.Id/Amp/S/Kbbi.Web.Id/Peran.Html (diakses pada hari tanggal;
Selasa, 18 Oktober 2022, pukul 17. 04 WIB)
11

Kepala Madrasah sebagai pendidik mempunyai

tugas 7 aspek penting yaitu Mengajar Dikelas, Membimbing

Guru, Membimbing Karyawan, Membimbing Siswa,

Mengembangkan Staf, Mengikuti Perkembangan IPTEK,

dan Memberi Contoh Bimbingan Konseling/ Karier yang

Baik.

(1) Mengajar Dikelas

Di sekolah negeri, Kepala Madrasah diwajibkan

mengajar minimal 6 jam pelajaran per minggu di kelas.

Walaupun Kepala Madrasah tidak diwajibkan mengajar,

hendaknya Kepala Madrasah menyadari bahwa pada

waktu-waktu tertentu ia perlu masuk ke kelas-kelas

untuk berinteraksi dengan peserta didik agar mengetahui

dengan jelas perkembangan situasi dan kondisi kelas per

kelas di Madrasahnya. Kepala Madrasah tidak wajib

mengajar tetapi, wakil Kepala Madrasah wajib mengajar

10 jam per minggu.

(2) Memberikan Bimbingan Kepada Guru

Tugas Kepala Madrasah di dalam membimbing

para guru meliputi menyusun program pengajaran dan

BK, melaksanakan program pengajaran dan BK,

mengevaluasi hasil belajar dan layanan BK, menganalisis

hasil evaluasi belajar dan layanan BK, dan melaksanakan

program pengayaan dan perbaikan.


12

(3) Memberikan Bimbingan Kepada Karyawan

Tugas Kepala Madrasah di dalam membimbing

karyawan meliputi Penyusunan Program Kerja dan

Pembagian Tugas TU, Pesuruh, Satpam, UKS, Tukang,

dan Laboran. Para karyawan tersebut dipantau dalam

menjalankan tugasnya sehari-hari. Melalui pemantauan

tersebut mereka dievaluasi dan di kendalikan kinerjanya

secara periodik.

(4) Memberikan Bimbingan Para Siswa

Tugas Kepala Madrasah di dalam membimbing

para siswa telah banyak diserap oleh Guru Bidang

Studi,Guru BP, Wali Kelas, dan Pembina OSIS. Tetapi

tidak boleh lupa bahwa tugas membimbing para Siswa

itu adalah tanggung jawab Kepala Madrasah. Pembinaan

Kepala Madrasah yang lebih khusus terhadap siswa

adalah memantau kegiatan ekstrakurikuler dan mengikuti

lomba diluar Madrasah.

(5) Mengembangkan Staf

Tugas Kepala Madrasah di dalam

mengembangkan staf dapat dijalankan melalui

Pendidikan Pelatihan Staf, Pertemuam Sejawat Staf,

Seminar, Diskusi Lokakarya, Penyediaan Bahan Bacaan

Dan Media Elektronik. Selain itu, Pengembangan Staf

juga bisa melalui pengusulan kenaikan jabatan melalui


13

seleksi menjadi Kepala TU, Wakil Kepala Madrasah,

Kepala lokasi Satpam/ Pesuruh, dan sebagainya.

(6) Mengikuti Perkembangan IPTEK

Tugas Kepala Madrasah di dalam

mengembangkan dirinya sendiri untuk mengikuti

perkembangan IPTEK dapat dilakukan dengan ikut

pelatihan, seminar, lokakarya, diskusi, media elektronik,

atau bahan bacaan lainnya. Sesungguhnya, bila staf lebih

menguasai IPTEK dibandingkan dengan Kepala

Madrasah maka, wibawa Kepala Madrasah itu turun,

atau lebih jelek lagi kalau Kepala Madrasah itu

dipermainkan oleh staf karena ketidaktahuannya

terhadap IPTEK.

(7) Memberi Contoh Bimbingan Konseling/ Karier

Tugas Kepala Madrasah di dalam memberi

contoh Bimbingan Konseling/ Karir dapat dilakukan

lewat Program Layanan BK langsung kepada siswa.

Selain itu, bisa juga memberi bimbingan kepada

Siswa melalui Guru BP. Artinya, Guru BP harus

diberdayakan dengan memberikan saran, menggerakkan,

memantau, dan memberikan reward and punishment atas

apa yang dia kerjakan dalam 30 jam pelajaran per

minggu. Guru BP mengetahui setiap Siswa dalam

kelas-kelas yang dipercayakan menjadi bimbingannya


14

mengenai berapa hari siswa tertentu sudah tidak hadir di

Madrasah, mencari tau mengapa tidak hadir di Madrasah.

Merekap Absensi Siswa menjelang pengisian rapor, dan

sebagainya.10

Mulyasa mengemukakan bahwa memahami arti

pendidikan tidak cukup berpegang pada konotasi yang

terkandung dalam definisi pendidik, melainkan harus

dipelajari keterkaitannya dengan makna pendidikan,

sarana pendidikan, dan bagaimana strategi pendidikan itu

dilaksanakan.11

b) Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin (Leader)

Kepala sekolah termasuk pemimpin formal dalam

lembaga pendidikan. Diartikan sebagai Kepala, karena

Kepala Madrasah adalah pejabat tertinggi di Kepala

Madrasah, misalnya di Madrasah Ibtidiyah, Madrasah

Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Kepala Madrasah

merupakan penangung-jawab utama secara struktural dan

administrasi di Madrasah. Oleh karena itu, ia memiliki

Staf atau Pejabat yang berada dibawah pimpinannya.

Kepala Madrasah juga harus memiliki pengetahuan

dan kecakapan tinggi yang sesuai dengan bidang tanggung

jawabnya dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, dia

10
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu (
Bandung : Alfabeta, Cv,2012), h 81-82.
11
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,( Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya,2004), h 99
15

dapat menjalankan perannya sebagai pimpinan organisasi

yang baik. Kepala Madrasah juga harus memiliki ide-ide

kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan Madrasah.

Dengan bantuan para Guru, ia dapat mendiskusikan ide-ide

tersebut untuk diterapkan pada Madrasah. Bila dicapai

kesepakatan antara Kepala Madrasah dan Guru, ide-ide

tersebut dapat direalisasikan.12

Tugas Kepala Madrasah sebagai pemimpin harus

memiliki Kepribadian yang Kuat; Memahami Kondisi Guru,

Karyawan, dan Siswa Dengan Baik; Memiliki Visi

dan Memahami Misi Madrasah, Memiliki Kemampuan

Mengambil Keputusan, dan Memiliki Kemampuan

Berkomunikasi.

(1) Memiliki Kepribadian yang Kuat

Indikator kepribadian Kepala Madrasah yang

kuat dilihar dari kejujuran, percaya diri, tanggung jawab,

dan keberanianya mengambil keputusan.

(2) Memahami Kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa dengan

Baik

Indikator Kepala Madrasah dapat memahami

kondisi Guru, Karyawan, dan Siswa dengan baik

adalah Kepala Madrasah mempunyai program atau

upaya memperbaiki kesejahteraan Karyawan.

12
Herabudin, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,2009),
h 200-202
16

Memanfaatkan upacara hari senin dan upacara lain untuk

memahami kondisi Siswa, Karyawan, dan Guru secara

keseluruhan, mau mendengar atau menerima usulan,

kritikan, dan saran dari Siswa, Karyawan dan Guru

melalui pertemuan.

(3) Memiliki Visi dan Memahami Misi Madrasah

Indikator yang digunakan intuk menilai

pemahaman Visi dan Misi Madrasah oleh Kepala

Madrasah melalui pemahaman Visi Madrasah yang

dipimpinnya, memahami Misi yang diemban Madrasah,

dan melaksanakan program/ target dengan baik.

(4) Kemampuan Mengambil Keputusan

Indikator yang digunakan di dalam penilaian

kinerja Kepala Madrasah di dalam mengambil keputusan

adalah kemampuannya mengambil keputusan bersama

warga Madrasah, kemampuannya mengambil keputusan

untuk urusan internal Madrasah.

(5) Kemampuan Berkomunikasi

Indikator yang digunakan di dalam

penilaian kinerja Kepala Madrasah di dalam kemampuan

berkomunikasi adalah kemampuan berkomunikasi secara


17

lisan dengan baik kepada Guru Karyawan, Siswa, dan

mampu menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.13

c) Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Tugas Kepala Madrasah sebagai administrator

mempunyai tugas enam hal penting yaitu Mengelola

Administrasi KBM dan BK, Mengelola Administrasi

Kesiswaan, Ketenagaan, Keuangan, Sarana Prasarana, dan

Persuratan.

(1) Mengelola Administrasi KBM dan BK

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengelola

Administrasi Kegiatan Mengajar Belajar dan Bimbingan

Konseling meliputi kelengkapan data administrasi PBM,

administrasi BK, administrasi praktikum, dan aministrasi

belajar siswa di perpustakaan.

(2) Mengelola Administrasi Kesiswaan

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengelola

administrasi kesiswaan meliputi kelengkapa data

administrasi kesiswaan, kelengkapan data kegiatan

ekstrakurikuler, dan kelengkapan data hubungan sekolah

dengan orang tua siswa.

(3) Mengelola Administrasi Ketenagaan

13
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu (
Bandung : Alfabeta, Cv,2012), h 85-86.
18

Tugas Kepala Sekolah di dalam mengelola

administrasi ketenagaan meliputi kelengkapan

administrasi tenaga guru dan karyawan.

(4) Mengelola Administrasi Keuangan

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengelola

administrasi keuangan meliputi ada tidaknya

administrasi keuangan rutin, kas kecil, keuangan BP3,

dan sumber keuangan lainnya.

(5) Mengelola Administrasi Sarana/ Prasarana

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengelola

administrasi sarana/ prasarana meliputi kelengkapan data

administrasi gedung/ ruang, data administrasi maubeler,

alat administrasi laboraturium, data adminstrasi kantor.

(6) Mengelola Administrasi Persuratan

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengelola

Administrasi Persuratan meliputi kelengkapan

administrasi surat menyurat, surat keluar, surat

keputusan, surat edaran, dan sebagainya.14

d) Kepala Sekolah Sebagai Panyelia (Supervisor)

Tugas Kepala Madrasah sebagai supervisor meliputi

Menyusun Program Supervisi, Melaksanakan Program

Supervisi, Dan Memanfaatkan Program Supervisi.

(1) Menyusun Program Supervisi

14
Ibid, h 85
19

Menyusun program supervisi mencakup

penyusunan program supervisi kelas (KBM) dan BK,

program supervisi program ekstrakurikuler, dan

supervisi kegiatan lainnya (Perpustakaan, Laboratotium,

Ulangan, Ebta/ Ebtanas, dan Administrasi Madrasah).

(2) Melaksanakan Program Supervisi

Tugas Kepala Madrasah dalam melaksanakan

program supervisi meliputi melaksanakan program

supervisi kelas, supervisi dadakan, supervise

ekstrakurikuler.

(3) memanfaatkan hasil supervisi

Tugas Kepala Madrasah di dalam

memanfaatkan hasil supervise meliputi pemanfaatan

hasil supervisi untuk peningkatan kinerja Guru/

Karyawan dan pemanfaatan hasil supervisi untuk

pengembangan di Madrasah.15

e) Kepala Madrasah Sebagai Inovator

Tugas Kepala Madrasah sebagai inovator meliputi

dua hal yaitu Kemampuan Untuk Mencari/ Menemukan

Gagasan Baru untuk Pembaharuan Madrasah, dan

Kemampuan untuk Melaksanakan Pembaharuan di

Madrasah.

15
Ibid, h 84-85
20

(1) Kemampuan untuk Mencari/ Menemukan Gagasan

Baru untuk Pembaharuan Madrasah

Indikator yang digunakan di dalam penilaian

kinerja Kepala Madrasah di dalam kemampuan

mencari/menemukan gagasan baru adalah proaktif

mencari dan menemukan gagasan baru, dan mampu

memilih gagasan baru yang releven.

(2) Kemampuan Melaksanakan Pembaharuan di Madrasah

Indikator yang digunakan di dalam penilaian

kinerja Kepala Madrasah di dalam kemampuan

melaksanakan pembaharuan di Madrasah melaui

kemampuan melaksanakan pembaharuan di bidang KBM

dan BK, pembaharuan pembinaan Guru dan Karyawan,

pembaharuan di bidang ekstrakurikuler, pembaharuan

didalam menggali sumber daya dari komite/POMG atau

masyarakat, mampu berprestasi melalui kegiatan

ekstrakurikuler seperti KIR, paskibra, pramuka, dan

sebagainya.16

f) Kepala Madrasah Sebagai Motivator

Tugas Kepala Madrasah sebagai motivator meliputi

tiga hal yaitu Kemampuan Mengatur Lingkungan Kerja,

Kemampuan Mengatur Sarana Kerja, dan Kemampuan

16
Ibid, h 86-87
21

Menetapkan Prinsip Penghargaan Dan Hukuman (Reward

and Punishment)

(1) Kemampuan Mengatur Lingkungan Kerja

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengatur

lingkungan kerja meliputi mengatur ruang Kepala

Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah dan TU untuk

bekerja; mengatur ruang kelas, Lab, OSIS, BK,

perpustakaan, halaman sekolah, dan UKS yang sejuk,

nyaman, dan teratur.

(2) Kemampuan Mengatur Suasana Kerja

Tugas Kepala Madrasah di dalam mengatur

suasana kerja meliputi menciptakan hubungan kerja

sesama Guru yang harmonis, dan mampu

menciptakan rasa aman di Madrasah.

(3) Kemampuan Menetapkan Prinsip Penghargaan Dan

Hukuman (Reward and Punishment)

Tugas Kepala Madrasah di dalam menetapkan

prinsip reward and punishment meliputi kemampuan

menerapkan penhargaan (reward), kemampuan

menetapkan hukuman (punishment), dan kemampuan

mengembangkan motivasi eksternal dan internal bagi

warga Madrasah.17

g) Kepala Madrasah Sebagai Manajer

17
Ibid, h 87-88
22

Manajer adalah proses merencanakan,

mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha

anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh

sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.18

Kepala Madrasah sebagai manajer mempunyai

tugas empat hal penting yaitu Menyusun Program Sekolah,

Menyusun Organisasi Kepegawaian di Madrasah,

Menggerakkan Staf (Guru dan Karyawan), dan

Mengoptimalkan Sumber Daya Sekolah.

(1) Menyusun Program Madrasah

Tugas Kepala Madrasah di dalam menyusun

program Madrasah meliputi program jangka panjang (8

tahun atau 2 periode Kepala Madrasah), program jangka

menengah (4 tahun), dan program jangka pendek (1

tahun). Baik program jangka panjang, menengah,

maupun pendek meliputi program akademik dan non-

akademik. Selain itu, Kepala Madrasah juga mempunyai

mekanisme monitor dan evaluasi pelaksanaan

program secara sistematika dan periodik.19

(2) Menyusun Organisasi Kepegawaian di Kepala Madrasah

Tugas Kepala Madrasah di dalam menyusun

organisasi kepegawaian di Madrasah meliputi susunan


18
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik Dan Permasalahan)
(Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 1995), h 93
19
Jerry H. Makawimbang, Kepemimpinan Pendidikan Yang Bermutu, h 83-84
23

kepegawaian di Madrasah, susunan kepegawaian

pendukung seperti pengelola perpustakaan, satpam,

pesuruh sekolah, laboran, petugas UKS, tukang, dan

sebagainya. Selain itu, Kepala Madrasah juga mesti

menyusun kepanitiaan kegiatan temporer seperti panitia

ulangan umum, ujian, Hari Pendidikan Nasional, 17

Agustus (Hari Kemerdekaan Indonesia), dan sebagainya.

(3) Mengembangkan Staf ( Guru dan Karyawan)

Tugas Kepala Madrasah dalam

mengembangkan staf (Guru dan Karyawan) meliputi

pemberian arahan yang dinamis, pengkoordinasian staf

yang sedang melaksanakan tugas, dan memberikan

penghargaan dan hukuman (reward and punishment)

terhadap Guru /Karyawan.

(4) Mengoptimalkan Sumber Daya Madrasah

Tugas Kepala Madrasah di dalam

mengoptimalkan sumber daya Madrasah meliputi

pemanfaatan SDM dan sarana prasarana milik

Madrasah., membuat catatan kinerja SDM melalui

proyeksi Guru Karyawan tiap tahun ajaran baru.20

Ada delapan macam fungsi seorang manajer

yang perludilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu

bahwa para manajer:

20
Ibid, h 83-84
24

(a) Kepala Madrasah Bekerja dan Melalui Orang Lain

Pengertian orang lain tidak hanya para

Guru, Staf, Siswa dan Orangtua Siswa, melainkan

termasuk atasan Kepala Madrasah, para Kepala

Madrasah lain serta pihak-pihak yang perlu

berhubungan dan bekerjasama. Dalam fungsi ini

Kepala Madrasah berperilaku sebagai seluruh

komunikasi di lingkungan Madrasah.

(b) Kepala Madrasah Bertanggung-jawab dan

Mempertanggung-jawabkan Keberhasilan dan

Keberhasilan Bawahan

Suatu pencerminan langsung keberhasilan

atau kegagalan seorang pemimpin. Dengan demikian

Kepala Madrasah bertanggung jawab atas segala

tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan

yang dilakukan para Guru, Siswa, Staf dan Orangtua

Siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung-jawab

Kepala Madrasah

(c) Kepala Madrasah Mampu Menghadapi Berbagai

Persoalan Dengan Waktu dan Sumber yang Terbatas

Seorang Kepala Madrasah harus mampu

menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala

keterbatasan seorang Kepala Madrasah harus dapat

mengatur pemberian tugas secara tepat. Bahkan ada


25

kalanya seorang Kepala Madrasah harus dapat

menentukan suatu prioritas bilamana terjadi

konflik antara kepentingan bawahan dengan

kepentingan Kepala Madrasah.

(d) Kepala Madrasah Harus Berpikir Secara

Analistik dan Konsepsional.

Fungsi ini berarti menuntut setiap

Kepala Madrasah harus dapat memecahkan

persoalan melalui suatu analisis, kemudian

menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang

feasible. Demikian pula dengan Kepala

Madrasah.harus mampu melihat setiap tugas sebagai

satu keseluruhan yang saling berkaitan. Memandang

persoalan yang timbul sebagai bagian yang tak

terpisahkan dari satu keseluruhan.

(e) Kepala Madrasah Sebagi Juru Penengah (Mediators)

Dalam lingkungan Madrasah sebagai satu

organisasi, didalamnya terdiri manusia yang

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda;

perangai, keinginan, pendidikan, latar belakang

kehidupan sosial. Sehingga tak terhindarkan

tumbuh pertentangan atau konflik satu dengan yang

lain. Untuk itu Kepala Madrasah harus turun tangan

sebagai pelerai atau penengah.


26

(f) Kepala Madrasah Sebagai Politisi (Politicians)

Sebagai seorang politisi, berarti Kepala

Madrasah harus selalu berusaha untuk meningkatkan

tujuan organisasi serta mengembangkan program

jauh ke depan. Untuk itu sebagai seorang politisi

Kepala Madrasah harus dapat membangun hubungan

kerja sama dan kesepakatan.

(g) Kepala Madrasah Adalah Seorang Diplomat

Dalam peranan sebagai diplomat dalam

berbagai macam pertemuan Kepala Madrasah adalah

wakil resmi dari Madrasah yang dipimpinnya.

(h) Kepala Madrasah Berfungsi Sebagai Pengambil

Keputusan yang Sulit.

Tidak ada satu-pun organisasi Madrasah sebagai

suatu organisasi tidak luput dari persoalan;

kesulitan dana, persoalan pegawai, perbedaan

pendapat terhadap kebijaksanaan yang telah

ditetapkan oleh Kepala Madrasah, dan masih

banyak lagi. Apabila terjadi kesulitan- kesulitan

seperti tersebut diatas, Kepala Madrasah diharapkan

berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan

persoalan yang sulit tersebut.21

21
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah ( Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
1995), h 96-99
27

Kedelapan fungsi manajer tersebut tentu saja

berlaku setiap manajer dari organisasi apa pun, termasuk

Kepala Madrasah. Sehingga Kepala Madrasah yang

berperan yang mengelola kegiata Madrasah harus

mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku

sehari-hari. Walaupun pada pelaksanaannya sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor Sumber Daya Manusia,

seperti para Guru, Staf, Siswa, dan Orangtua Siswa,

dana, sarana serta suasana dan faktor lingkungan

dimana Madrasah itu berada.

2. Agama Islam

a. Pengertian Islam

Perlu kita pahami arti perkataan Islam, Islam kata

turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan (

kepada kehendak Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau

menerima; berakar dari huruf sin lam mim. kata dasarnya adalah

salima yang berarti sejahtera, tidak tercela, tidak bercacat. Dari kata

itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam bahasa Indonesia

menjadi selamat). Dari akar kata itu juga terbentuk kata-kata salima

yuslimu yang berarti kedamaian, kepatuhan, penyerahan (diri).

Dari uraian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa arti yang

dikandung perkataan Islam adalah: kedamaian, kesejahteraan,

keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan, dan kepatuhan. Dari

perkataan selima-yuslimu tersebut timbul ungkapan


28

assalamu’alaikum yang telah membudaya dalam masyarakat

Indonesia. artinya (mengandung doa dan harapan) semoga anda

selamat, damai, sejahtera.22

Demikianlah analisis makna perkataan Islam. Intinya

adalah berserah diri, tunduk, patuh dan taat dengan sepenuh hati

kepada kehendak Ilahi. Kehendak Ilahi yang wajib ditaati dengan

sepenuh hati oleh manusia itu, manfaatnya, bukanlah untuk Allah

sendiri tetapi untuk kemaslahatan atau kebaikan manusia dan

lingkungan hidupnya. Kehendak Allah telah disampaikan oleh

malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rosulnya (terakhir)

berupa wahyu yang kini dapat dibaca dan dikaji selengkapnya dalam

al-Qur’an. Rosul pun telah memberi penjelasan, petunjuk dengan

contoh bagaimana memahami dan mengamalkan ayat-ayat Qur’an

dengan Sunnah beliau.23

b. Pengertian Islam sebagai Agama

Pengertian Islam sebagai Agama, yaitu Agama yang

ajaranajarannya diwahyukan Tuhan untuk umat manusia, melalui

RosulNya, Muhammad SAW, Islam dalam pengertian agama ini,

selain mengemban misi sebagaimana di bawa para Nabi, juga

merupakan agama yang ajaran-ajarannya lebih lengkap dan

sempurna dibandingkan agama yang dibawa oleh para Nabi

sebelumnya.

22
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam ( Jakarta:Pt Rajagrafindopersada,
2013), h 48.
23
Ibid 49
29

Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW

ialah Agama yang telah mencakup semua ajaran yang dibawa oleh

para Nabi terdahulu, dengan terlebih dahulu disesuaikan dengan

kebutuhan zaman. Ibarat bangunan rumah, Islam yang di bawa Nabi

Muhammad SAW ialah bangunan rumah yang telah

sempurna. Para Nabi terdahulu ada yang membawa atapnya,

tiangnya, dindingnya, lantainya, dan jendelanya. Adapun Nabi

Muhammad SAW membawa semuanya dan mengontruksinya

menjadi sebuah bangunan (Islam) yang utuh.24

c. Pengamalan Ajaran Agama Islam

1) Pengertian Amal dalam Pandangan Islam

Secara bahasa “Amal” berasal dari bahasa Arab yang

berarti perbuatan atau tindakan sedangkan saleh berarati yang

baik atau yang patut. Menurut istilah, Amal Saleh ialah perbuatan

baik yang memberikan manfaat kepada pelakunya di dunia dan

balasan pahala yang berlipat di akhirat. Pengertian amal dalam

pandangan Islam adalah setiap amal saleh, atau setiap

perbuatan kebajikan yang diridhoi oleh Allah Swt.25

2) Ajaran Agama Islam

Sumber ajaran agama Islam ada 3 (tiga) yaitu al-Qur’an,

as-Sunnah dan Ijtihad.

a) al-Qur’an

24
Abuddin Nata,Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kharisma Putra Utama,2010), h 33
25
Http://asbarsalim009.blogspot.com. (diakses pada hari tanggal; Selasa, 18 Oktober
2022, pukul 16. 09 WIB)
30

Pengertian al-Qur’an menurut bahasa memiliki arti

bacaan. Sedangkan menurut istilah, al-Qur’an adalah wahyu

Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad secara lafaz

(lisan), makna, dan gaya bahasa (uslhub), yang termaktub

dalam mushaf yang dinukil darinya secara mutawatir.

al-Qur’an sebagai sumber utama dan pertama

(sumber normatif) dari seluruh ajaran Islam, berturut-turut as-

Sunnah dan Ijtihad. as-Sunnah sebagai penjelas al-Qur’an,

sedang Ijtihad merupakan upaya ilmiah rasional dan

operasional untuk mendekati wahyu Allah Swt. Fungsi al-

Qur’an sebagai mukjizat kenabian Muhammad SAW,

pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia, pemisah yang hak

dengan yang batil, peringatan bagi manusia, motivasi dan

inspirator bagi manusia untuk hidup dinamis dan optimis.

Isi pokok al-Qur’an berisi tentang keimanan dan

keyakinan, pokok aturan hukum, pokok aturan tingkah laku

dan nilai etika, petunjuk tentang tanda-tanda alam, sebagai

eksistensi dan kekuasaan Allah SWT, kisah Nabi dan Rosul

terdahulu dan informasi tentang alam gaib.26

b) as-Sunnah

as-Sunnah ditinjau dari segi bahasa, Sunnah berarti

baca, jalan, kebiasaan, dan tradisi. Kebiasaan dan tradisi

mencakup yang baik dan yang buruk. Arti sunnah yang

26
Aminuddin,Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Graha Ilmu,2006), h 39-40.
31

populer adalah “at thariqah al mu’tadah hasanah kaanat ain

am sayyiah”, yakni suatu cara yang berlaku, baik cara itu

bersifat terpuji maupun tercela. Makna sunnah secara

etimologi identik dengan Hadits, yaitu informasi yang

disandarkan kepada Rasulullah saw berupa ucapan, perbuatan,

dan keizinan.

Istilah sunnah juga dominan di dalam bidang fiqih dan

digunakan untuk menunjukan sifat dari suatu hukum, misalnya

apabila dikatakan bahwa perbuatan itu sunnah, artinya

perbuatan tersebut merupakan ketetapan Agama yang derajat

hukumnya sunnah, diberi pahala bagi yang mengerjakannya

dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya.27

c) Ijtihad

Ijtihad menurut bahasa yaitu mengerjakan sesuatu

dengan segala kesungguhan. Sedangkan menurut istilah ialah

mengarahkan segala potensi akal pikiran dan kemampuan

semaksimal mungkin untuk menetapkan hukum-hukum

syari’ah. Bentuk-bentuk Ijtihad:

(1) Ijma’ adalah kesepakan ulama di suatu Negara atas hukum

sesuatu yang disepakati bersama. Contohnya membukukan

al- Qur’an.

(2) Qiyas adalah menetapkan hukum sesuatu yang belum

ditetapkan hukumnya dalam al-Qur’an dan as-Sunnah

27
Sudirman, Pilar-Pilar Islam Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Manusia, (Malang:
UIN-Maliki Press, 2011), h 214-216
32

dengan hukum sesuatu yang telah ditetapkan dalam al-

Qur’an dan as-Sunnah karena adanya kesamaan

alasan/’illat. Contohnya, haramnya bir disesuaikan dengan

haramnya khamr.

(3) Ihtihsan adalah menetapkan suatu hukum karena

didasarkan pada asas kebaikan menurut masyarakat

setempat. Contohnya, membangun masjid.

(4) Maslahah Mursalah adalah menetapkan suatu hukum

atas dasar manfaat bagi masyarakat. Contohnya,

membangun jalan di desa yang terisolir.

(5) Saddudz-Dzari’ah adalah menetapkan hukum atas dasar

kehilangan kerusakan bagi seseorang atau segolongan

orang. Contohnya makan tempe bongkrek.

(6) Istishab adalah menetapkan suatu hukum atas hukum

yang telah berlaku/menjadi kebiasaan bagi masyarakat.

Contohnnya menetapkan pajak bagi penduduk di Negara-

negara yang telah ditaklukan oleh umat Islam seperti di

Iran.

(7) Urf adalah menetapkan suatu hukum yang telah

menjadi kebiasaan masyarakat. Contohnya bermaaf-

maafan pada saat Idul Fitri.28

d. Rukun Islam

28
Aminddin, Membangun Karakter dan Kepribadian melalui Pendidikan Agama
Islam,(Jakarta: Graha Ilmu, 2006), h 43-44
33

Secara khusus, Agama Islam sebagai Agama samawi

mempunyai ritual ibadah tersendiri, ritual ibadah yang lebih lengkap

dan sempurna dibandingkan dengan ritual-ritual ibadah Agama-

agama samawi lainnya. Islam memiliki ajaran-ajaran, tuntutan-

tuntutan dalam berbagai bidang kehidupan, khusunya dalam

pembahasan ini adalah ibadah. Ajaran-ajaran itu diturunkan oleh

Tuhan, Allah Swt, Dzat Yang Maha Esa dan kuasa kepada Nabi

Muhammad Saw., sebagai Nabi dan Rosul yang terakhir. Ajaran-

ajaran Allah Swt tersebut kemudian disebarluaskan oleh Rosulullah,

Muhammad Saw. Dan orang-orang yang menjadi pemeluk Agama

Islam ini disebut dengan Muslim.

Berikut ini adalah rukun-rukun dalam islam diantaranya

sebagai berikut:

1) Syahadat

Syahadat adalah ikrar atau kesaksian yang harus

diucapkan dengan sepenuh hati, dan tidak boleh setengah-

setengah. Dua kalimat syahadat itu berbunyi “ashaduala

illahaillallah wa ashadu anna muhammaddarrosullullah” artinya

aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah , dan Nabi Muhammad

adalah utusan (Rosul) Allah. Dua kalimat tersebut merupakan

kalimat yang wajib dan harus diucapkan oleh semua orang non

Islam yang akan masuk Agama Islam.29

29
Kutbuddin, Fiqih Tradisi Menyibak Keragaman dalam Keberagaman, (Yogyakarta:
Teras,2012), h 44-45
34

2) Sholat

Kata “shalat” dalam Islam tidak persis sama dengan kata

“sembahyang” yang dikenal dalam Agama-agama lain. Kata

“shalat” pada dasarnya berakar dari kata “sholatan” , yang

berasal dari kata kerja “sholla, yusholla”, kata “shalat” menurut

pengertian bahasa mengandung dua pengertian, yaitu “berdoa”

dan “ber-sholawat”. Yang dimaksud dalam pengertian ialah

berdoa atau memohon hal- hal yang baik, kebaikan,kebajikan,

nikmat, dan rezeki, sedangkan “ber-sholawat” berarti meminta

keselamatan, kedamaian, keamanan, dan pelimpahan rahmat

Allah Swt.

Dasar hukum pelaksanaan shalat dapat dilihat dalam

berbagai ayat al -Qur’an dan Hadits, salah satu dalil yang.

mewajibkan shalat adalah pada Qs an-Nisa 4:103, yang artinya:

“maka dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu

adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang

yang beriman”. (Qs an-Nisa [4]:103)

Shalat dikerjakan lima kali sehari semalam harus

dilakuakan pada waktu-waktu yang telah ditentukan, yaitu:

a) Shalat subuh

Tenggang waktu melaksanakan shalat subuh ialah

mulai dari terbitnya fajar sadik sampai terbitnya matahari.

Fajar sadik (yang sebenarnya ialah fajar yang sinarnya

terbentang diufuk).
35

b) Shalat zuhur

Shalat Zuhur dapat dilakukan antara waktu setelah

tergelincirnya matahari sampai bayingan sesuatu benda sama

panjang dengan bendanya.

c) Shalat ashar

Dilakukan mulai dari berakhirnya waktu shalat Zuhur

hingga sebelum terbenamnya matahari.

d) Shalat maghrib

Dilakukan setelah terbenamnya matahari sampai

hilangnya warna kemerah-merahan di ufuk barat.

e) Shalat isya’

Dilakukan mulai dari hilangnya warna kemerah-

merahan di ufuk barat hingga sebelum terbitnya fajar sadik.30

3) Zakat

Zakat artinya pembersihan, penyucian harta dari segala

bentuk dan bagian-bagian yang bukan hak diri kita, melainkan

hak orang lain, disebut dengan zakat. Dapat disimpulkan bahwa

dalam pelaksanaan ibadah secara syar’i, pembersihan atau

penyucian itu dibagi tiga, yaitu: penyucian rohani,

penyucian jasmani, dan penyucian harta. Penyucian harta

awalnya disebut dengan infak, hanya infak dibagi ke dalam dua

kategori, yaitu infak wajib yang disebut dengan zakat dan infak

sunnat yang disebut dengan sedekah.

30
Ahmad Thib Raya, Menyelami Seluk- Beluk Ibadah dalam Islam,(Jakarta:Prenada
Media,2003), h 174-188
36

4) Puasa

Puasa adalah arti dari kata “syiyam” (bahasa Arab) yang

menurut bahasa Indonesia artinya menahan diri. Menurut syara’,

puasa ialah menahan diri dari makan, minum, jimak

(hubungan intim) yang dituntut oleh syara’, dimulai dari terbit

fajar sampai terbenam matahari, dengan niat mengharap pahala

dari Allah Swt. Puasa pada bulan Ramadhan diwajibkan oleh

Allah Swt. Bagi semua orang yang beriman, yang telah dewasa

atau baligh dan berakal. Puasa diwajibkan kepada umat Islam

pada tahun kedua dari hijrah. Adapun langkah-langkah yang harus

dilakukan sebelum pelaksanaan puasa adalah sebagai berikut:

a) Berniat melaksanaakan puasa sejak sahur pada hari pertama

sampai berbuka

b) Pelaksanakan sahur agar memperoleh berkah puasa

c) Menahan lapar dan dahaga mulai dari subuh hingga maghrib

d) Tidak melakukan hubungan suami istri sejak dimulainya puasa

hingga berbuka

e) Mengendalikan hawa nafsu dan melatih kesabaran

f) Memperbanyak ibadah sunnah dan mengaji al-Qur’an

g) Melaksanakan shalat tarawih ber-jama’ah.

5) Haji

Haji menurut bahasa ialah al-Qashdu, artinya

bermaksud. Mengerjakan sesuatu dengan sengaja atau menuju

tempat dengan sengaja, yang dilakukan berulang-ulang. Menurut


37

syara’, haji’ menuju ke Baitullah atau menghadap Allah Swt

untuk mengerjakan seluruh rukun dan persyaratan haji yang telah

ditentukan oleh syariat Islam. Dalam arti lain, haji adalah sengaja

mengunjungi Ka’bah atau Baitullah untuk melakukan beberapa

amal ibadah dengan syarat-syarat tertentu, yakni mengerjakan

thawaf, sa’I, wukuf di Arafah dan manasik haji lainnya dengan

mengikuti tuntunan Rasulullah Saw.

Melaksanakan haji hukumnya wajib satu kali dalam

seumur hidup bagi muslim dan muslimah yang sudah baligh dan

mampu di perjalanan.31

31
Abdul Hamid, Fikih Ibadah Refleksi Ketundukan Hamba Allah Kepada Al-
Khaliq,(Bandung:Pustaka Setia,2009), h 205-247
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metodologi dengan Pendekatan

Kualitatif dengan jenis Penelitian Studi Kasus. Penelitian Studi Kasus

adalah suatu Penelitian Kualitatif yang berusaha menemukan makna,

menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang

mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. Dalam studi kasus, kita

dapat menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara, observasi, dan

pemeriksaan dokumen dan artifak dalam pengumpulan data.32

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti merupakan instrument yang paling penting

dalam Penelitian Kualitatif. Ciri khas Penelitian Kualitatif tidak dapat

dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitian

yang menentukan keseluruhan skenarionya.33 untuk itu dalam penelitian

ini peneliti bertindak sebagai instrument kunci, partisipan penuh sekaligus

pengumpulan data, sedangkan instrument yang lain sebagai penunjang.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Negeri 3

Pandan yang memiliki prestasi yang luar biasa. karena dari tahap ke tahap

mengalami pengembangan program pembelajaran sehingga kualitas dan

mutu pembelajaran meningkat.

D. Data dan Sumber Data


32
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisi Data, (Jakarta: PT Raja
Grafindo,2011), h 20-21
33
Ibid, h 112

38
39

Sumber data dalam Penelitian Kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer atau sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber

sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.34

Sumber utama atau sumber primer dalam penelitian ini adalah

wawacara dengan pihak terkait dengan subjek penelitian yaitu meliputi:

wawancara dengan Kepala Madrasah Aliyah Negeri 3 Pandan, dengan

Guru serta penanggung jawab program, dan wawancara dengan Guru

Agama. Data tambahan yang meliputi dokumen yang berkaitan dengan

penelitian misalnya data tertulis dan bahan-bahan lain yang berhubungan

dengan penelitian.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian

Kualitatif meliputi wawancara mendalam (in-depth interview), observasi,

dan dokumentasi. teknik ini penting digunakan, sebab bagi Peneliti

Kualitatif, fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila

dilakukan interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan

observasi pada latardimana fenomena tersebut berlangsung. Di samping

itu untuk melengkapi data, diperlukan dokumen.35

34
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi ( Mixed
Methods), (Bandung: CV Alfa Beta ,2013), h 308.
35
Tim Penyusun, “Buku Pedoman Penulisan skripsi”, h 46
40

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara (Interview)

Pengumpulan data dengan wawancara adalah cara atau teknik

untuk mendapatkan informasi atau data dari interview atau informasi

dengan wawancara secara langsung face to face, antara interviewer

dengan interview. Dalam teknik wawancara interviewer bertatap muka

langsung dengan informan atau yang diwawancarai atau interview.

Dalam penelitian ini, yang akan menjadi informan atau

narasumber wawancara yaitu:

a. Kepala Madrasah Aliyah Negeri 3 Pandan

b. Wakil Kepala Bidang Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 3 Pandan

c. Waka Kepala Bidang Kesiswaan Madrasah Aliyah Negeri 3 Pandan

2. Observasi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

pengumpulan data dengan observasi disebut Metode Observasi. Alat

pengumpulan datanya adalah panduan observasi, sedangkan sumber

data bisa berupa benda tertentu, atau situasi tertentu, atau proses

tertentu, atau perilaku orang tertentu. Metode Pengumpulan Data

dengan observasi ini dapat digunakan dalam Penelitian Filosofis,

Penelitian Historis, Penelitian Eksperimen, dan Penelitian Deskriptif.

Tujuan dari pengumpulan data dengan observasi ini biasanya untuk

membuat deskripsi atas perilaku atau frekuensi atas suatu kejadian.

3. Dokumentasi
41

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data berdasarkan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk, tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi Dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan Metode Observasi dan

wawancara dalam Penelitian Kualitatif.

G. Teknik Analisis Data

Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis Data Kualitatif bersifat Induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data

tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga

selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau

ditolak berdasarkan data yang terkumpul.

Anda mungkin juga menyukai