Anda di halaman 1dari 52

KURIKULUM OPERASIONAL

MADRASAH IBTIDAIYAH AL ISLAM DIBAL


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

IKM MANDIRI BERUBAH

NPSN: 60711531

Alamat :

Wangkis Rt 01/07, Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten


Boyolali Jawa Tengah 57375 Tlp. 085105991531

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BOYOLALI


TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Berdasarkan hasil musyawarah TIM Pengembang Kurikulum Madrasah


Ibtidaiyah Al Islam Dibal, Korwil Pendidikan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten
Boyolali dan memperhatikan masukan, saran, serta pertimbangan dari komite
Madrasah, maka dengan ini Kurikulum Operasional Madrasah Ibtidaiyah Al
Islam Dibal disahkan untuk diberlakukan pada Tahun Pelajaran 2023/2024.

Disahkan di : Boyolali

Pada tanggal : 17 Juli 2023

Menyetujui
Mengesahkan

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Muhammad Ragil Mahmud Darul K, S.Si


NIP.

Mengetahui
Kepala Kantor Kemenag Pengawas
Kab Boyolali Kecamatan Ngemplak

H. Taufiqur Rahman, S.Ag,. M.S.I Sutrisno,S.Ag,M.Pd


NIP. 197206271997031003 NIP. 196309081997031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,
inayah dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kita masih bisa
melaksanakan tugas dengan baik dalam menyusun Kurikulum Operasional
Madrasah yang mengimpletasikan kurikulum mandiri berubah untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Penyusunan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal di buat oleh
Madrasah dengan bimbingan dari Pengawas Pendidikan Madrasah Kecamatan
Ngemplak. Untuk itu kami sampaikan terima kasih kepada:
1. Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten Boyolali yang telah
mendukung dan membantu kelancaran selama penyusunan kurikulum ini
2. Pengawas Madrasah Kecamatan Ngemplak yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusunan kurikulum ini sehingga dapat berjalan dengan
lancar.
3. Komite Madrasah yang telah mendukung dan menyetujui penyusunan
kurikulum ini.
4. Dan seluruh Guru serta Karyawan yang telah berpartisipasi aktif dalam
penyusunan kurikulum ini.
Penyusunan Kurikulum Operasional Madrasah yang
mengimpletasikan kurikulum mandiri berubah mungkin masih ada
kekurangan dari kesempurnaan, karena itu kami memerlukan binaan,
bimbingan, serta masukan dari berbagai pihak.

Tim Penyusun
iii
iv
DAFTAR ISI

Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I: PROFIL MADRASAH


A. Pendahuluan
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Paedagogis
4. Landasan Yuridis
C. Karakteristik Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal
1. Karakteristik Madrasah
2. Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan
3. Karakteristik Ekonomi Peserta Didik
4. Karakteristik Agama
5. Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan
6. Karakteristik Siswa
7. Kompetensi Kekhasan Lulusan Madrasah
BAB II : VISI MISI DAN TUJUAN
A. Visi Madrasah
B. Misi Madrasah
C. Tujuan Madrasah
BAB III : PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN RENCANA
PEMBELAJARAN
A. Pengorganisasian Pembelajaran

v
1. Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan.
2. Intrakurikuler.
3. Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Pelajar Rahmatan Lil Alamin.
4. Extrakurikuler.
5. Aktualisasi Budaya Madrasah.
6. Pengaturan Waktu Belajar.
7. Kalender Pendidikan.
B. Rencana Pembelajaran
C. Asesmen Capaian Pembelajaran
D. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Profesional

BAB IV : PENUTUP

vi
BAB I
PROFIL MADRASAH

A. Pendahuluan
Segala puji milik Allah Ta’ala. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad Sholallahu ‘alaihi wa sallam, kepada keluarga dan para shahabat rodhiyallahu
‘anhum, tabi’in dan tabi’ut tabi’in rahimahumullah, dan kepada semua muslimin yang
berpegang teguh pada sunnahnya..aamiin
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dan juga menjadi
keinginan bagi setiap orang tua agar anaknya kelak menjadi seorang yang berhasil, baik
keberhasilan yang ia peroleh di dunia maupun di akhirat kelak.
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal adalah lembaga pendidikan dibawah
naungan Yayasan Al Islam Surakarta Cabang Boyolali. Mengenai kurikulum pembelajaran
yang akan diterapkan merupakan kurikulum yang mengacu di Kementrian Agama. Namun
selain itu, pembelajaran yang akan diberikan mengkolaborasikan dengan system pendidikan
kuttab. yang mana kurikulum unggulan ialah mengenai pembelajaran Adab dan Al-Qur’an,
karena begitu pentingnya bagi umat islam dalam mempelajari dan mengamalkannya. Pada
aspek keimanan anak-anak melalui ayat Al-Qur’an yang diajarkan mengenai nilai-nilai iman
yang terkandung dalam ayat Al-Qur’an. Kemudian dari nilai-nilai keimanan tersebut anak-
anak juga belajar mengenai ilmu pengetahuan umum yang dikaitkan dengan ilmu iman yang
akan dipelajari.
Mempelajari Al-Qur’an merupakan sebuah kewajiban bagi umat islam, karena Al-
Qur’an merupakan petunjuk dan pedoman hidup bagi umat islam sendiri. Dalam mewujudkan
salah satu bentuk kecintaannya terhadap Al-Qur’an ialah dengan menghafalkan ayat-ayatnya.
Di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal terdapat salah satu program unggulan yang
ditonjolkan yaitu program Tahfidzul Qur’an. Maka dari itu anak didik dituntut supaya lebih
mengenal dan dekat dengan Al-Qur’an serta menjadikannya pedoman dalam kehidupannya.

1
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
1. Landasan Filosofisis
Landasan filosofis sebagai dasar penyusunan kurikulum operasional di
satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal adalah dengan
mempertimbangkan budaya bangsa sebagai akar penopang pendidikan yang akan
tumbuh membentuk pendidikan berkelanjutan. Generasi penerus tetaplah menjadi
generasi penjaga kelestarian budaya namun peka terhadap perkembangan zaman.
Peserta didik merupakan pewaris budaya bangsa yang kreatif, mandiri dan
inovatif. Proses pendidikan sebagai suatu proses yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya sehingga dapat
memiliki kecakapan hidup yang sesuai minat bakat yang mengembangkan kecerdasan
spiritual, intelektual, dan kinestetik. Berdasarkan landasan tersebut, Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal dengan kekuatan, kemampuan dan keinginan untuk
selalu ingin berkembang, berharap akan menjawab tantangan pendidikan dalam
memfasilitasi suatu suasana belajar penuh aktivitas, berkarya dan menyenangkan
untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa
lalu dengan membentuk peserta didik sebagai agen Profil Pelajar Pancasila yang
memiliki kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial,
kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism).
2. Landasan Sosiologis
Madrasah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap
proses belajar siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam mengembangkan pendidikan
anak-anak Indonesia di lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang
mereka dapatkan berlandaskan pada agama dan nilai-nilai luhur yang dianut oleh
bangsa serta tidak melupakan akar budaya dalam perjalanan belajar mereka. Siswa
Indonesia diharapkan menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab,
menghargai kebhinekaan, mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta mampu
berkolaborasi. Hal tersebut bertujuan untuk melahirkan generasi penurus yang
tangguh.

2
3. Landasan Pedagogis
Madrasah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang memiliki
karakteristik unik. Siswa di kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir
konkret dan baru mengenal pendidikan formal. Transisi dari pendidikan sebelumnya
membutuhkan program yang disesuaikan dengan perkembangan usia. Siswa pada
tingkatan kelas yang lebih tinggi adalah siswa dengan usia transisi dari pendidikan
usia dini ke jenjang pendidikan yang membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak.
Pada jenjang ini keterampilan berpikir siswa dikembangkan melalui proses belajar
yang menantang sehingga kemampuan kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di madrasah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan karakter.
Proses penanaman pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar
mereka menjadi sangat penting. Madrasah dan rumah harus memberikan contoh baik
sehingga siswa dapat belajar langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi
fondasi yang sangat penting dan menjadi bekal menuju jenjang pendidikan
selanjutnya.
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan membantu siswa
memahami konsep yang diberikan. Belajar bagi siswa harus menyenangkan,
bermakna, sekaligus menantang. Kesempatan untuk bereksplorasi membantu siswa
menumbuhkan rasa ingin tahu.
Keberhasilan proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari
semua pihak. Manajemen madrasah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan
siswa, serta dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak
memaksimalkan potensinya.
4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis dalam penyusunan kurikulum operasional di satuan
pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal adalah mengacu pada Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional sebagai arah tujuan pendidikan Madrasah. Dan
juga mengacu pada Keputusan Menteri Agama nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman
Implementasi Kurilkulum Merdeka Pada Madraasah.

3
C. Karakteristik Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal
Sebelum menyusun kurikulum operasional, Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam
Dibal telah melakukan analisis karakteristik satuan Pendidikan yang disesuaikan
dengan kekhasan, kondisi dan pontensi daerah serta karakteristik peserta didik dan
juga pendidik di satuan pendidikan. Dalam proses menganalisis ini Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal menggunakan prinsip melibatkan perwakilan warga,
menggunakan data-data yang sesuai dengan situasi dan kondisi Madrasah,
mengalokasikan waktu yang cukup dan memilah berbagai informasi yang relevan
untuk dapat menyimpulkan strategi dan solusi yang di ambil. Adapun cara yang
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk pengembangan
kurikulum ini adalah dengan melaksanakan diskusi kelompok terpumpun/focus group
discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan dari seluruh warga satuan Pendidikan
dan masyarakat serta dengan cara observasi dan analisis hasil rapor Pendidikan.
Untuk lebih memudahkan dalam proses analisi karakteristik satuan Pendidikan,
maka kami membaginya menjadi beberapa aspek, yaitu :
1. Karakteristik Madrasah
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal adalah satuan pendidikan yang
terbuka bagi siswa dengan berbagai latar belakang. Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al
Islam Dibal meyakini bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif
dapat mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan, serta
membentuk sikap belajar yang baik dari siswa.
Pendampingan aktif dari guru-guru dilakukan saat siswa berinteraksi untuk
memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai yang diharapkan.
Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal meyakini bahwa literasi merupakan
kebutuhan dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan berkembang
maksimal apabila siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat (literate
environment) Untuk mewujudkan hal ini Madrasah memperkaya lingkungannya
dengan berbagai perangkat literasi yang dapat ditemukan siswa di dalam maupun di
luar kelas.

4
Lingkungan madrasah memiliki beragam tanaman mulai dari tanaman buah,
hias, dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa.

2. Konteks Sosial Budaya dan Lingkungan


Secara sosial budaya, peserta didik memiliki latar belakang orang tua yang
berbeda baik dari segi pendidikan, budaya, dan pekerjaan. Selain itu, minat bakat
peserta didik juga yang sangat beragam. Berdasarkan perbedaan latar belakang
tersebut maka menjadi potensi Madrasah untuk dapat memperkuat Profil Pelajar
Pancasila dan mampu diimplemetasikan secara utuh di Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
Al Islam Dibal dengan motto ”Bertaqwa, Cerdas , Kreatif”
3. Karakteristik Ekonomi Peserta Didik
Latar belakang peserta didik di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal
berada pada tingkat ekonomi menengah ke bawah, rata-rata pekerjaan orang tua buruh,
karyawan pabrik, pedagang, petani dan sedikit dari PNS. Sedangan penyebaran peserta
didik berasal dari daerah Kecamatan Ngemplak, Kecamatan Nogosari, Kecamatan
Gondangrejo, Kecamatan Colomadu, dan Kodya Surakarta.
4. Karakteristik Agama
Seluruh siswa di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal berlatar belakang
agama Islam. Hal ini karena memang Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal
adalah Madrasah yang berbasis agama Islam. Namun demikian walaupun semuanya
beragama Islam tetapi mereka memiliki prinsip-prinsip beragama yang mengikuti
mazhabnya sendiri-sendiri sehingga dalam pengajaran agama perlu dikenalkan
berbagai pengalaman agama yang berbeda tetapi bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadist yang shohih.
5. Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Karakteristik pendidik di Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal komplek
dari yang masih muda sampai dengan yang hampir purna tugas dengan rentang usia
25-59 tahun sehingga memiliki kemampuan komplek dari yang semangat baru
sampai dengan yang berpengalaman dalam dunia pendidikan merupakan
kekuatan untuk bisa membawa Madrasah menjadi Madrasah yang maju. Semua guru
telah mempunyai kompetensi pendidikan dengan mengikuti diklat pendidikan.

5
Madrasah memfasilitasi pengembangan potensi dan bakat guru dan staf untuk
mendukung kualitas pendidikan.

6. Karakteristik Siswa
Setiap anak adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar
yang tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak
sedikit juga siswa yang masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional
mereka.
Siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sebagian siswa memiliki minat
di bidang seni, olahraga, matematika dan sains. Madrasah memfasilitasi kebutuhan
mereka dengan menyiapkan program pengembangan potensi dan minat mereka.
Madrasah pun menerima siswa berkebutuhan khusus setelah melalui analisis
secara komprehensif oleh ahli untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka.
Madrasah merancang program khusus agar mereka dapat tumbuh dan berkembang
sesuai potensinya.
Keberagaman siswa memperkaya laboratorium sosialisasi di Madrasah
Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal. Kondisi ini diharapkan akan meningkatkan
keterampilan bersosialisasi, toleransi, rasa syukur, keterampilan emosi, komunikasi,
dan memecahkan masalah yang mereka temui dalam perjalanan belajar mereka sehari-
hari.
Madrasah memiliki kewajiban untuk mengembangkan siswa secara seimbang.
Dengan demikian, program yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial,
emosional, intelektual, fisik) dengan ranah spiritual sebagai payung besar.
7. Kompetensi Kekhasan Lulusan Madrasah
Madrasah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan
karakter generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk
sumber daya manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dalam pencapaian visi, misi dan tujuan madrasah, maka disusun kompetensi
lulusan peserta didik Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal sebagai alat ukur

6
pencapaian kurikulum dan target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan
kurikulum operasional Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal.
Adapun kompetensi lulusan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal
mempertimbangkan dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang
sesuai capaian pembelajaran pada setiap fase di madrasah dasar, membentuk Profil
Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan memiliki kecakapan hidup yang
dibutuhkan untuk masa depannya.
Berikut adalah kompetensi lulusan yang ingin dicapai Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) Al Islam Dibal.
1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
2. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong royong.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan
hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
5. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan
perkembangan zaman.
6. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global
dengan tetap menjunjung nilai budaya bangsa.
Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik dari Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al
Islam Dibal adalah sebagai berikut:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
b. memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
c. lulus ujian madrasah,
d. mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal madrasah paling rendah 75,
e. ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala madrasah.

7
BAB II
VISI MISI DAN TUJUAN

A . Visi Madrasah
“Menjadi madrasah unggulan dan bermutu yang menghasilkan siswa bertaqwa, cerdas
dan kreatif”
B. Misi Madrasah
1. Mengembangkan kurikulum berbasis syariah dengan memadukan Antara ilmu-ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan ilmu-ilmu spiritual keagamaan
2. Membina, mendidik dan membimbing peserta didik supaya beriman, bertaqwa dan
senang beramal
3. Menumbuhkembangkan anak didik yang bertaqwa, cerdas dan kreatif, serta
mengembangkan metode pembelajaran yang kreatif dan efisien
4. Meneydiakan sarana prasarana pendidikan yang memadai disesuaikan dengan
kebutuhan siswa
5. Menerapkan managemen modern dan berintegrasi dalam pengelolaan madrasah
C. Tujuan Madrasah
1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran
Aktif ( PAKEM,CTL )
2. Mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat siswa melalui layanan bimbingan
dan konseling dan kegiatan ekstra kurikuler.
3. Membiasakan perilaku Islami di lingkungan Madrasah.
4. Meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai rata-rata 7,5
5. Meningkatkan prestasi akademik siswa dibidang seni dan olahraga lewat kejuaraan dan
kompetisi.

8
BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
DAN RENCANA PEMBELAJARAN

A. Pengorganisasian Pembelajaran
1. Alur Penyusunan Rancangan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan
Kurikulum operasional di satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al
Islam Dibal merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian
pembelajaran, prinsip pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum operasional di satuan Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari
kerangka yang disusun pusat dengan menyelaraskan potensi daerah, kemampuan
madrasah dan latar belakang peserta didik.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun mulai dengan
menganalisis mata pelajaran yang akan dimuat dalam kegiatan intrakurikuler dengan
sistem reguler. Kegiatan intrakurikuler ini dikemas sebagai pembelajaran rutin enam
hari efektif setiap minggunya. Hasil analisis mata pelajaran akan dilanjutkan dengan
mengemas pilihan pembelajaran dalam bentuk tematik dan atau parsial dengan
mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila di dalamnya, kemudian dikemas dalam
bentuk yang lebih mengerucut dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang bersifat
reflektif.
Dalam menentukan pembelajaran tematik dan parsial. Madrasah Ibtidaiyyah
(MI) Al Islam Dibal mempertimbangkan prinsip pembelajaran, penentuan materi
esensial dan juga pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-
tema yang kontekstual dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan
up-date dengan perkembangan informasi.
Kurikulum Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al Islam Dibal disusun dengan
memerhatikan empat ranah yang menjadi landasan pengembangan, yaitu sosial,
emosional, intelektual, fisik dengan ranah spiritual sebagai payung besar
2. Intrakurikuler
a. Mata Pelajaran Tematik
9
1) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Siswa mengenal dan menginternalisasi nilai-nilai melalui contoh,
pembiasaan, kejadian sehari-hari, dan dimulai dari lingkungan terdekat. Siswa
dilibatkan dalam proses diskusi untuk menentukan kesepakatan kelas yang
menjadi acuan dalam sikap sehari-hari, sehingga diharapkan menjadi warga yang
baik di sekolah, di rumah, dan di masyarakat.
Siswa belajar menghargai diri sendiri, menghargai sesama, menghargai
lingkungan, dan menghargai hasil karya, dan cinta tanah air. Nilai-nilai ini bukan
hanya sekadar dipelajari di dalam kelas, namun diterapkan ketika siswa
berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian.
Madrasah dan orang tua bekerja sama mewujudkan penerapan nilai-nilai
melalui berbagai kegiatan.
2) Bahasa Indonesia
Terdapat empat keterampilan literasi: menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis yang diintegrasikan melalui berbagai kegiatan.
3) Matematika
Pembelajaran matematika bersifat kontekstual dan membutuhkan pembiasaan
untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi matematika. Pembelajaran
dimulai dari hal yang konkret, melalui eksplorasi dan praktik langsung untuk
memberikan kesempatan pada siswa menemukan jawaban. Kompetensi
memecahkan masalah menjadi tujuan utama dalam pengembangan kurikulum
matematika.
4) IPAS
Pembelajaran yang berfokus pada peristiwa yang terjadi di sekitar siswa.
Siswa belajar melalui apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Dari fenomena
yang terjadi di sekitarnya siswa belajar menemukan fakta, mengidentifikasi
masalah, dan memecahkannya.
5) SBdP
Pelajaran seni mengedepankan dan mengembangkan kreativitas, berpikir
kritis, sensitivitas, harmonisasi, percaya diri, dan apresiasi. Selain itu, melalui

10
pelajaran seni visual, siswa dapat mengembangkan keterampilan visual dan
spatial.

Program seni bertujuan:


a) Mengembangkan kemampuan berbahasa
b) Menumbuhkan kesadaran terhadap budaya
c) Meningkatkan disiplin
d) Mengembangkan keterampilan bersosialisas
e) Menstimulasi pertumbuhan otak dan daya ingat.
6) PJOK
Tujuan utama dari pembelajaran olahraga adalah mengenalkan sikap
sportivitas dan hidup sehat melalui permainan-permainan yang
mengembangkan motorik kasar. Sikap disiplin, kerja sama, dan memerhatikan
keamanan (safety) diri dan orang lain dilatih saat siswa berkegiatan.
b. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Struktur kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
dalam kurikulum Madrasah meliputi: 1) Al-Qur’an Hadis, 2) Akidah Akhlak, 3)
Fikih, 4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dan 5) Bahasa Arab. Masing-masing mata
pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait dan melengkapi.
1. Al-Qur’an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti keduanya
merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga
kajiannya berada di setiap unsur tersebut.
2. Akidah merupakan akar atau pokok agama. Syari’ah/fikih (ibadah, muamalah)
dan akhlak bertitik tolak dari akidah, yakni sebagai manifestasi dan konsekuensi
dari keimanan dan keyakinan hidup. Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau
kepribadian hidup manusia, yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt.
dan hubungan manusia dengan manusia lainnya. Hal itu menjadi sikap hidup dan
kepribadian hidup manusia dalam menjalankan sistem kehidupannya.
3. Fikih merupakan sistem atau seperangkat aturan yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah swt. (Hablum-Minallah), sesama manusia(Hablum-Minan-
nas), dan dengan makhluk lainnya (Hablum - Ma‘al-Ghairi).

11
4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan perkembangan perjalanan
hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah, bermuamalah dan
berakhlak serta dalam mengembangkan sistem kehidupan atau menyebarkan
ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah.
5. Bahasa Arab sebagai bahasa pengantar untuk memahami ajaran Islam. Dengan
Bahasa Arab, ajaran Islam dapat dipahami secara benar dan mendalam dari
sumber utamanya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis serta literatur-literatur
pendukungnya yang berbahasa Arab seperti Kitab Tafsir dan Syarah Hadis.

Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab di Madrasah memiliki


karakteristik sebagai berikut:
1. Al-Qur’an Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar,
memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan
kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akidah Akhlak menekankan pada kemampuan memahami keimanan dan
keyakinan Islam sehingga memiliki keyakinan yang kokoh dan mampu
mempertahankan keyakinan/keimanannya serta menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai al-Asma’ al-Husna. Akhlak menekankan pada pembiasaan untuk
menerapkan dan menghiasi diri akhlak terpuji (mahmudah) dan menjauhi serta
menghindari diri dari akhlak tercela (mazmumah) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Fikih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum
dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang
benar dan baik dalam kehidupan sehari-hari.
4. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan mengambil
ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan
seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada
masa kini dan masa yang akan datang.
5. Bahasa Arab merupakan mata pelajaran bahasa yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan serta menumbuhkan
sikap positif terhasap Bahasa Arab, baik reseptif maupun produktif. Kemampuan

12
reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan orang lain dan
memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab tersebut
sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Isalam yaitu Al-
Qur’an dan al-Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan
Islam bagi peserta didik. Untuk itu, Bahasa Arab di Madrasah dipersiapkan untuk
pencapaian kompetensi dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan
berbahasa yang diajarkan secara integral, yaitu menyimak (maharatu al- istima’),
berbicara (maharatu al-kalam), membaca (maharatu al-qira’ah), dan menulis
(maharatu al-kitabah).

Tujuan Kelompok Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah
1. Al-Qur’an-Hadis
Mata pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata
pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-
Qur’an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam
Al-Qur’an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek
tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan
potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu,
percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan
kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; serta (3) fondasi bagi
pendidikan berikutnya.
Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa
tahap perkembangan intelektual anak usia 6–11 tahun adalah operasional konkret
(Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social
imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang
dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya

13
(keluarga, guru, dan teman-teman seper-mainan), usia 9-12 tahun sebagai masa
individualisasi, dan usia 12–15 tahun merupakan masa penyesuaian diri secara
sosial.
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya,
mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
Qur’an-Hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan
dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis
di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
a) memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis,
membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur’an dan Hadis;
b) memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat Al-
Qur’an-Hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;
c) membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi
kandungan ayat Al-Qur’an dan Hadis.
2. Akidah-Akhlak
Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI
yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan
penghayatan terhadap al-Asma’ al-Husna, serta penciptaan suasana keteladanan
dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui
pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Secara substansial mata pelajaran Akidah-Akhlak memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan al-Akhlak al-
Karimah dan adab Islami dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi dari
keimanannya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-
Nya, hari akhir, serta Qada dan Qadar.
Al-Akhlak al-Karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak
dini oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka
mengantisipasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multidimensional yang
melanda bangsa dan Negara Indonesia.

14
Mata Pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat:
a) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, peng-hayatan, pengamalan, pembiasaan, serta
pengalaman peserta didik tentang akidah Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.;
b) Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia dan menghindari akhlak
tercela dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan individu maupun
sosial, sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.
3. Fikih
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan
pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang
halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam.
Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum
Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah swt., dengan diri manusia itu
sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.Mata pelajaran
Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat.
a) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan
baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam
baik dalam hubungan manusia dengan Allah swt., dengan diri manusia itu
sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.

15
4. Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata
pelajaran PAI yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah
Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah
kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad saw., sampai dengan masa
Khulafaurrasyidin.
Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang
dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan
kepribadian peserta didik.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah
saw. dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat
yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
c) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
d) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan
sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
e) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek
dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
5. Bahasa Arab
Mata pelajaran Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan

16
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif maupun
produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan
orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan produktif yaitu kemampuan
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun
tulis.Kemampuan berbahasa Arab serta sikap positif terhadap bahasa Arab
tersebut sangat penting dalam membantu memahami sumber ajaran Islam, yaitu
Al-Qur’an dan Hadis, serta kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan
Islam bagi peserta didik.
Untuk itu, bahasa Arab di madrasah dipersiapkan untuk pencapaian kompetensi
dasar berbahasa, yang mencakup empat keterampilan berbahasa yang diajarkan
secara integral, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Meskipun
begitu, pada tingkat pendidikan dasar dititikberatkan pada kecakapan menyimak
dan berbicara sebagai landasan berbahasa. Pada tingkat pendidikan menengah,
keempat kecakapan berbahasa diajarkan secara seimbang. Adapun pada tingkat
pendidikan lanjut dikonsentrasikan pada kecakapan membaca dan menulis,
sehingga peserta didik diharapkan mampu mengakses berbagai referensi
berbahasa Arab. Mata pelajaran Bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:
a) Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab, baik lisan
maupun tulis, yang mencakup empat kecakapan berbahasa, yakni menyimak
(istima’), berbicara (kalam), membaca (qira’ah), dan menulis (kitabah).
b) Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai salah satu
bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar, khususnya dalam mengkaji
sumber-sumber ajaran Islam.
c) Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara bahasa dan
budaya serta memperluas cakrawala budaya. Dengan demikian, peserta didik
diharapkan memiliki wawasan lintas budaya dan melibatkan diri dalam
keragaman budaya.

Ruang Lingkup Kelompok Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab


1. Al Qur’an Hadis
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

17
a) Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al-Qur’an yang benar sesuai dengan
kaidah ilmu tajwid.
b) Hafalan surah-surah pendek dalam Al-Qur’an dan pemahaman sederhana
tentang arti dan makna kandungannya, serta pengamalannya melalui keteladanan
dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai
hadis-hadis yang berkaitan dengan, keutamaan membaca Al-Qur’an, kebersihan,
niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, keutamaan
memberi, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan
amal salih.
2. Akidah-Akhlak
Mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi pelajaran yang dapat
mengarahkan kepada pencapaian kemampuan dasar peserta didik untuk dapat
memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan
berakhlak Islami secara sederhana pula, untuk dapat dijadikan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari serta sebagai bekal untuk jenjang pendidikan berikutnya.
Ruang lingkup mata pelajaran Akidah-Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a) Aspek Akidah (Keimanan) meliputi:
 Kalimat tayyibah sebagai materi pembiasaan, meliputi: La ilaha illallah,
basmalah, alhamdulillah, subhanallah, Allahu Akbar, ta’awwuz, masya Allah,
assalamu‘alaikum, salawat, tarji’, la haula wala quwwata illa billah, dan
istigfar.
 Al-Asma’ al-Husna sebagai materi pembiasaan, meliputi: al-Ahad, al-Khaliq,
ar-Rahman, ar-Rahim, as-Sami‘, ar-Razzaq, al-Mugni, al-Hamid, asy-Syakur,
al-Quddus, as-Samad, al-Muhaimin, al-‘Azim, al-Karim, al-Kabir, al-Malik,
al-Batin, al-Wali, al-Mujib, al-Wahhab, al-‘Alim, az-Zahir, ar-Rasyid, al-
Hadi, as-Salam, al-Mu’min, al-Latif, al-Baqi, al-Basir, al-Muhyi, al-Mumit,
al-Qawi, al-Hakim, al-Jabbar, al-Musawwir, al-Qadir, al-Gafur, al-‘Afuww,
as-Sabir, dan al-Halim.

18
 Iman kepada Allah dengan pembuktian sederhana melalui kalimat Tayyibah,
al-Asma’ al-Husna dan pengenalan terhadap salat lima waktu sebagai
manifestasi iman kepada Allah.
 Meyakini rukun iman (iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul dan Hari
akhir serta Qada dan Qadar Allah).

b) Aspek Akhlak meliputi:


 Pembiasaan akhlak karimah (mahmudah) secara berurutan disajikan pada tiap
semester dan jenjang kelas, yaitu: disiplin, hidup bersih, ramah, sopan-santun,
syukur nikmat, hidup sederhana, rendah hati, jujur, rajin, percaya diri, kasih
sayang, taat, rukun, tolong-menolong, hormat dan patuh, sidik, amanah,
tablig, fatanah, tanggung jawab, adil, bijaksana, teguh pendirian, dermawan,
optimis, qana’ah, dan tawakal.
 Mengindari akhlak tercela (mazmumah) secara berurutan disajikan pada tiap
semester dan jenjang kelas, yaitu: hidup kotor, berbicara jorok/kasar, bohong,
sombong, malas, durhaka, khianat, iri, dengki, membangkang, munafik,
hasud, kikir, serakah, pesimis, putus asa, marah, fasik, dan murtad.
c) Aspek adab Islami, meliputi:
 Adab terhadap diri sendiri, yaitu: adab mandi, tidur, buang air besar/kecil,
berbicara, meludah, berpakaian, makan, minum, bersin, belajar, dan bermain.
 Adab terhadap Allah, yaitu: adab di masjid, mengaji, dan beribadah.
 Adab kepada sesama, yaitu: kepada orang tua, saudara, guru, dan teman.
d) Aspek kisah teladan, meliputi: Kisah Nabi Ibrahim a.s. mencari Tuhan, Nabi
Sulaiman a.s. dengan tentara semut, masa kecil Nabi Muhammad saw., masa
remaja Nabi Muhammad saw., Nabi Ismail a.s., Kan’an, Tsa’labah, Masyitah,
Abu Lahab, dan Qarun. Materi kisah-kisah teladan ini disajikan sebagai penguat
terhadap isi materi, yaitu akidah dan akhlak sehingga tidak ditampilkan dalam
Standar Kompetensi, tetapi ditampilkan dalam Kompetensi Dasar dan indikator.
3. Fikih
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah meliputi:
19
a) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara taharah, salat,
puasa, zakat, dan ibadah haji.
b) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman mengenai
ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban,
serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.

4. Sejarah Kebudayaan Islam


Ruang lingkup Sejarah Kebudayan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a) Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi
Muhammad saw.
b) Dakwah Nabi Muhammad saw.. dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan
dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad Saw., hijrah
Nabi Muhammad saw.. ke Thaif, peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad saw.
c) Peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw.. ke Yatsrib, keperwiraan Nabi
Muhammad saw., peristiwa Fatpu Makkah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah
Saw.
d) Peristiwa-peristiwa pada masa Khulafaurrasyidin.
e) Sejarah perjuangan Walisongo.
5. Bahasa Arab
Ruang lingkup pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah meliputi tema-tema tentang
perkenalan, peralatan madrasah, pekerjaan, alamat, keluarga, anggota badan, di rumah, di
kebun, di Madrasah, di laboratorium, di perpustakaan, di kantin, jam, kegiatan sehari-
hari, pekerjaan, rumah, dan rekreasi.

c. Mata Pelajaran Muatan Lokal


1) Bahasa Jawa
Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, baik
secara makro (jagad gedhe) dan secara mikro (jagad cilik). Penyempurnaan pola
pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang mengarah pada hal-hal
berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2) pembelajaran interaktif;

20
(3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran aktif dengan pendekatan
sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi
pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis kebutuhan
peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines);
dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran
bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jati diri
masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2)
pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan budaya lokal untuk
didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa;
(3) pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa,
sastra, dan aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan
pemakaian bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan
bahasa Jawa (nut ing jaman kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai
proses pembiasaan penggunaan bahasa Jawa yang laras dan leres dalam
berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku; (6) pembelajaran bahasa Jawa
memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya Jawa.
Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa
ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan keberadaan dialek masing-
masing daerah. Materi kebahaasan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak
disajikan secara khusus pada aspek pengetahuan. Hal ini dikawatirkan unggah
ungguh hanya berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah
ungguh basasebagai sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang
menjadi bagian dari sikap sosial yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-
hari yang diajarkan melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan
baik itu dalam proses pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2)
pemanfaatan sastra Jawa modern sebagai hasilkarya sastra Jawa baik yang berupa
sastra tulis maupun sastra lisan(geguritan, crita cekak, crita sambung, novel,
drama, film dan sebagainya) yang berkembang untuk pembentukan karakter yang
njawani, (3)pemanfaatan sastra klasik baik lisan maupun tulis (sastra piwulang,

21
babad, legenda, tembang, nyanyian rakyat, tembang dolanan, cerita,
mitos,dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk penguatan jati diri, dan (4)
aksara Jawa sebagai pemertahanan jati diri.
Mulok Bahasa Jawa bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi sebagai
berikut:
(1) menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa sehingga
menjadi faktor penting untuk peneguhan jati diri daerah;
(2) menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Jawa dalam kehidupan
masyarakat sejalan dengan arah pembinaan Bahasa Indonesia;
(3) mengenali nilai-nilai estetika, etika, moral dan spiritual yang terkandung dalam
budaya Jawa untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan
pengembangan kebudayaan nasional; dan
(4) mendayagunakan bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai wahana untuk
pembangunan karakter dan budi pekerti.
Arah pembelajaran bahasa Jawa, adalah untuk (1) menyelaraskan keberadaan
bahasa, sastra, dan aksara Jawa sebagai unsur kebudayaan Jawa untuk mewujudkan
keadaan masyarakat yang lebih berbudaya dan (2) menggali nilai-nilai yang
terkandung dalam bahasa, sastra, dan aksara Jawa, sebagai bahan masukan untuk
pembangunan karakter dan ketahanan budaya. Strategi kebijakan pelindungan,
pembinaan, dan pengembangan bahasa, sastra, dan aksara Jawa dilaksanakan
melalui upaya di lingkungan pendidikan formal, meliputi: (1) menyusun dan
menyempurnakan kurikulum bahasa dan sastra Jawa sesuai dengan perkembangan
dan kemajuan masyarakat; (2) menyediakan dan mengangkat guru mulok bahasa
Jawa profesional (bersertifikat) sesuai dengan strata pendidikannya; (3)
meningkatkan kualitas guru mulok bahasa Jawa yang profesional melalui
pendidikan dan pelatihan; (4) menyediakan bahan ajar, buku pelajaran, buku
bacaan, dan media pembelajaran bahasa Jawa; (5) meningkatkan kegiatan apresiasi
dan kompetisi mengenai penulisan dan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara Jawa;
(6) melakukan kegiatan penelitian dan pengajian terhadap bahasa, sastra, dan aksara
Jawa; dan (7) meningkatkan perhatian dan dukungan terhadap kegiatan transkripsi,
dan transliterasi naskah-naskah sastra Jawa yang memiliki nilai-nilai unggul.

22
1) Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global
dalam aspek pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum,
pariwisata, hubungan internasional, kesehatan, dan teknologi. Mempelajari bahasa
Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk berkomunikasi dengan warga
dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan menguasai Bahasa Inggris,
maka peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi
dengan menggunakan berbagai teks. Dari interaksi tersebut, mereka memperoleh
pengetahuan, mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang
dibutuhkan untuk dapat hidup dalam budaya dunia yang beraneka ragam.
Pembelajaran bahasa Inggris dalam kurikulum nasional memberikan kesempatan
bagi peserta didik untuk membuka wawasan yang berkaitan dengan diri sendiri,
hubungan sosial, kebudayaan, dan kesempatan kerja yang tersedia secara global.
Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kemampuan untuk
mendapatkan akses ke dunia luar dan memahami cara berpikir yang berbeda.
Pemahaman mereka terhadap pengetahuan sosialbudaya dan interkultural ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan memahami budaya lain dan
interaksinya dengan budaya Indonesia, mereka mengembangkan pemahaman yang
mendalam tentang budaya Indonesia, memperkuat identitas dirinya, dan dapat
menghargai perbedaan.
Pembelajaran bahasa Inggris difokuskan pada penguatan kemampuan
menggunakan bahasa Inggris dalam enam keterampilan berbahasa, yakni
menyimak, berbicara, membaca, memirsa, menulis, dan mempresentasikan secara
terpadu, dalam berbagai jenis teks.
Capaian Pembelajaran minimal keenam keterampilan bahasa Inggris ini mengacu
pada Common European Framework of Reference for Languages: Learning,
Teaching, Assessment (CEFR) dan setara level B1. Level B1 (CEFR)
mencerminkan spesifikasi yang dapat dilihat dari kemampuan peserta didik untuk:
- mempertahankan interaksi dan menyampaikan sesuatu yang diinginkan, dalam
berbagai konteks dengan artikulasi jelas;

23
- mengungkapkan pokok pikiran utama yang ingin disampaikan secara
komprehensif; dan
- mempertahankan komunikasi walaupun terkadang masih terdapat jeda.
Pembelajaran bahasa Inggris pada jenjang Pendidikan Dasar diharapkan dapat
membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan berkomunikasi dalam
Bahasa Inggris sebagai bagian dari life skills. Pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa Inggris umum adalah pendekatan berbasis teks (genre-based
approach), yakni pembelajaran difokuskan pada teks, dalam berbagai moda, baik
lisan, tulisan, visual, audio, maupun multimodal.
Ada empat tahapan dalam pendekatan berbasis teks, dan keempat tahapan ini
dilakukan dalam pembahasan mengenai topik yang sama.
1. Building Knowledge of the Field (BKOF): Guru membangun pengetahuan atau
latar belakang pengetahuan peserta didik terhadap topik yang akan ditulis atau
dibicarakan. Pada tahapan ini, guru juga membangun konteks budaya dari teks
yang diajarkan.
2. Modelling of the Text (MOT): Guru memberikan model/contoh teks sebagai
acuan bagi peserta didik dalam menghasilkan karya, baik secara lisan maupun
tulisan.
3. Joint Construction of the Text (JCOT): Guru membimbing peserta didik dan
bersama-sama memproduksi teks.
4. Independent Construction of the Text (ICOT): peserta didik memproduksi teks
lisan dan tulisan secara mandiri (Emilia, 2011).
Komunikasi akan terjadi pada tingkat teks, bukan hanya sekadar kalimat. Artinya,
makna tidak hanya disampaikan oleh kata-kata, melainkan harus didukung oleh
konteks. Setiap teks memiliki tujuan, seperti mendeskripsikan, menjelaskan,
bercerita, dsb. (Agustien,2020).
Pembelajaran bahasa Inggris umum di dalam kurikulum nasional membantu peserta
didik untuk menyiapkan diri menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang memiliki
Profil Pelajar Pancasila seperti beriman dan berakhlak mulia, mandiri, bernalar
kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebhinekaan global. Profil ini dapat
dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris umum, karena pembelajarannya

24
yang bersifat dinamis dan fluid, yaitu memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk terlibat dalam pemilihan teks atau jenis aktivitas belajarnya. Pembelajaran
bahasa Inggris memiliki peluang untuk
mencapai Profil Pelajar Pancasila melalui materi teks tertulis, visual, teks oral,
maupun aktivitas-aktivitas yang dikembangkan dalam proses belajar mengajar.
Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai
teks multimodal (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual).
2. Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai
perspektif, praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.
Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris
1. Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi,
deskripsi, eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat,
iklan), dan teks otentik. Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk
teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan (monolog atau dialog), teks visual, teks
audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek verbal, visual dan
audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik
tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini
diupayakan untuk memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan
teknologi (literasi teknologi), sehingga dapat meningkatkan kemampuan mereka
dalam menavigasi informasi digital.
2. Guru dapat menentukan jenis teks yang ingin diajarkan sesuai dengan kondisi di
kelas. Pembelajaran dapat dimulai dari jenis teks yang memuat topik yang sudah
dikenal oleh peserta didik untuk membantu mereka memahami isi teks yang
dibacanya dan kemudian mampu menghasilkan teks jenis tersebut dalam bentuk
lisan dan tulisan. Selanjutnya, guru dapat memperkenalkan peserta didik dengan
jenis teks yang baru diketahui oleh peserta didik. Guru dapat membantu mereka
membangun pemahaman terhadap jenis teks baru tersebut, sehingga peserta
didik mampu menghasilkan karya dalam jenis teks tersebut, baik lisan maupun
tulisan. Pemilihan jenis teks juga dapat disesuaikan dengan kondisi yang sering

25
dialami oleh peserta didik baik di dalam konteks madrasah, maupun konteks di
rumah agar peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari dan
mempraktikkan teks tersebut dalam kehidupan nyata.
3. Proses belajar berfokus pada peserta didik (learner-centred) (Tyler, 1949, 1990),
yakni bahwa proses belajar harus difokuskan pada upaya mengubah perilaku
peserta didik (yang asalnya dari tidak mampu menjadi mampu), dalam
menggunakan bahasa Inggris pada enam keterampilan berbahasa dalam berbagai
jenis teks.
4. Pembelajaran bahasa Inggris umum difokuskan pada kemampuan berbahasa
peserta didik sesuai dengan tahapan perkembangan kemampuan berbahasa.
Pembelajaran bahasa Inggris umum mencakup elemen keterampilan reseptif
(menyimak, membaca, dan memirsa), serta keterampilan produktif (berbicara,
menulis, dan mempresentasikan).
2) Baca Tulis Al Quran
3. Kokurikuler Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Pelajar Rahmatan
Lil Alamin
Projek Penguatan Profil adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan
sekitarnya. Ia menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project
based learning). Projek ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
belajar dalam situasi yang fleksibel dan interaktif. Bertujuan menguatkan berbagai
kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila (bukan untuk mencapai CP Bidang
Studi).
Projek Penguatan profil pelajar di madrasah diproyeksikan pada 2 (dua)
aspek yaitu; 1) Profil Pelajar Pancasila, dan 2) Profil Pelajar Rahmatan lil alamin.
Keduanya dijalankan secara bersamaan dan terintegrasi dalam satu kegiatan dan
laporan. Namun nantinya Projek Profil Pelajar Pancasila dan Projek Profil Pelajar
Rahmatan lil Alamin memiliki asesmen masing-masing.

26
Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan
memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Pernyataan ini memuat tiga kata
kunci: pelajar sepanjang hayat, kompeten, dan nilai-nilai Pancasila. Hal ini
menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas khas bangsa Indonesia,
yaitu Pancasila, sebagai rujukan karakter pelajar Indonesia; dengan kompetensi
dalam konteks perkembangan Abad 21. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk
penerjemahan tujuan pendidikan nasional yang berperan sebagai referensi utama
yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk
para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik.
Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2. Mandiri.
3. Bergotong-royong.
4. Berkebinekaan global.
5. Bernalar kritis.
6. Kreatif.
Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Pelajar Rahmatan lil Alamin merupakan
Pelajar Pancasila yang bertakwa, berakhlak mulia, serta moderat dalam beragama.
Secara khusus sosok pelajar rahmatan lil alamin ini mampu mengejawantahkan
10 nilai-nilai berikut:
1) Berkeadaban (ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, karakter,
identitas, dan integritas.

27
2) Keteladanan (qudwah),yaitu kepeloporan, panutan, inspirator & tuntunan.
3) Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), yaitu sikap menerima
keberadaan negara (nasionalisme), mematuhi hukum negara, melestarikan
budaya Indonesia.
4) Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), yaitu pemahaman dan pengamalan
beragama yang tidak berlebih-lebihan (ifrāṭ) dan juga tidak abai terhadap ajaran
agama (tafrīṭ).
5) Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama secara
seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi.
6) Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban secara proporsional.
7) Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak diskriminatif kepada yang lain
disebabkan perbedaan keyakinan, tradisi dan asal usul seseorang.
8) Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan jalan
musyawarah dengan prinsip menempatkan kemaslahatan di atas segalanya;
9) Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati perbedaan, baik dalam
aspek keagamaan maupun berbagai aspek kehidupan lainnya.
10) Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu terbuka untuk
melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman serta
menciptakan hal baru untuk kemaslahatan dan kemajuan umat manusia.

28
Tahapan pelaksanaan Projek Penguatan Profil
1) Membentuk tim fasilitator projek : Kepala madrasah menyusun tim fasilitator
yang berperan merencanakan dan melaksanakan Projek. Tim terdiri dari
Koordinator Projek tingkat madrasah, koordinator tingkat kelas atau fase dan
anggota sesuai kebutuhan madrasah.
2) Mengidentifikasi tingkat kesiapan madrasah Kepala madrasah bersama tim
fasilitator merefleksi dan menentukan kesiapan madrasahnya.
3) Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu: Tim Fasilitator menentukan fokus
dimensi profil pelajar dan tema projek serta merancang jumlah projek beserta
alokasi waktunya. (dimensi dan tema dipilih berdasarkan kondisi dan kebutuhan
madrasah)
4) Menyusun modul projek: Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai tingkat
kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan umum: Menentukan tujuan projek
(dimensi, elemen, subelemen, dan pencapaian fase); Mengembangkan topik, dan
durasi projek, serta; mengembangkan aktivitas projek dan asesmennya.
5) Merancang strategi pelaporan projek: Tim fasilitator merencanakan strategi
pengolahan dan pelaporan hasil projek

Tema Projek Penguatan Profil dalam satu tahun ajaran dilakukan sekurang
kurangnya dua sampai tiga projek profil dengan tema berbeda. Waktu pelaksanaannya
20-30% dari total jam pelajaran selama satu tahun. Dimensi, elemen pada Projek
Penguatan Profil Pancasila terintegrasi dengan nilai maupun sub-nilai pada Projek
Pelajar Rahmatan Lil Alamin
Secara lebih lengkap terkait Integrasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5-PPRA) terdapat pada panduan yang
disusun oleh Direktorat KSKK Madrasah.
1. Extrakurikuler
Kegiatan extrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam belajar.
Kegiatan ini bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan

29
minatnya. Kegiatan extra ini difasilitasi dan dibimbing oleh guru tertentu sesuai
dengan kompetensinya.
Adapun kegiatan extrakurikler di Madrasah Ibtidaiyah Gagaksipat 2 Boyolali
terdiri dari
Extra wajib adalah extra yang wajib di ikuti oleh seluruh siswa. Jenis extra
wajib ini berupa pramuka dan tahfidz. Sedangkan extra pilihan ada jenis kegiatan
extra yang mana semua anak dapat memilih jenis extra sesuai dengan bakat dan
minatnya.

Adapun jenis extra yang pilihan yaitu :


a. Study Club
b. Olahraga
c. Seni dan Budaya
d. Keorganisasian
Adapun rincian jenis extra, tujuan serta sasarannya adalah sebagaimana tertuang
dalam tabel berikut ini

NO Jenis Indikator Keberhasilan dan Sasaran


Kegiatan Implemetasi Profil Pelajar
Pancasila
A Study Club
Mempersiapkan peserta didik dalam
1. SAINS menghadapi kompetisi atau kejuaraan
untuk menjadi yang terbaik dalam Kelas 3 - 6
bidangnya masing-masing dengan
karakter yang mandiri dan memiliki
B Olahraga kreativitas
1. Panah Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 3 - 6
mengembangkan dan meningkatkan
2. Renang kemampuan olah raga dengan Kelas 3 - 6
karakter yang mandiri dan gotong

30
3. Karate royong. Kelas 3 –
6
4. Futsal Kelas 4-6

C Seni dan Budaya


Pidatio Mempersiapkan peserta didik dalam
mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dalam
perlombaan atau pentas seni dengan
Kaligrafi Kelas 1 - 6
karakter yang mandiri dan kreatif

Tata Boga Kelas 6

Qira’ah Kelas 1 –
5
Tari Kelas 3 - 6

D Keorganisasian
Pramuka Mempersiapkan peserta didik agar Kelas 3 - 5
memiliki sikap kepemimpinan,
kebhinekaan global, kemandirian,
kreatif, disiplin, tanggungjawab dan
semangat nasionalisme.

PKS Mempersiapkan peserta didik agar


memiliki sikap kepemimpinan,
kebhinekaan global, kemandirian,
kreatif, disiplin, tanggungjawab dan
semangat nasionalisme.

31
Drumband Mengembangkan dan Kelas 4 - 5
mengekpresikan diri dalam
memainkan Alat Musik serta
meningkatkan pengetahuan seni musik

2. Aktualisasi Budaya Madrasah


Kegiatan pembiasaan merupakan budaya madrasah yang dilaksanakan setiap
hari sebagai upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai
implementasi Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara
rutin, baik harian, mingguan dan tahunan. Tehnik pelaksanaannya ada yang
terstruktur dan spontan yang bertujuan melatih dan membimbing peserta didik
bersikap dan berperilaku dengan menanamkan nilai-nilai karakter baik sehingga
menjadi habituasi yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.
Berikut adalah budaya madrasah yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Al Islam Dibal.

a) Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:


1) Penyambutan peserta didik dengan salam, sapa, salaman, simpatik dan
sopan santun
2) Doa sebelum dan setelah belajar
3) Mengaji dan hafalan
4) Sholat Dhuha berjamaah
5) Adzan
6) Mimpin doa dikelas
7) Gerakan Pungut Sampah (GPS)
8) Literasi pagi
9) Sholat zuhur berjamaah
10) Zikir dan doa berjamaah
11) Makan bersama
12) Piket kelas

b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:


32
1) Upacara
2) Pramuka
3) Apel Motivasi
4) Jumat sehat dan bersih

c) Kegiatan Semesteran ini dilaksanakan setiap akhir semester yang bertujuan


menanamkan dan menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan
hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
Class’ Competition

d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan


menanamkan dan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan
perintah Tuhan Yang Maha Esa, menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk
kecakapan hidup dan mengembangkan minat bakat peserta didik yang percaya
diri, seperti:
1) Bakti sosial di bulan Ramadhan.
2) Malam bina iman dan taqwa (MABIT)
3) Peringatan hari kemerdekaan Indonesia
4) Pameran Pendidikan
5) Pentas seni dan kreativitas
6) Kemah pramuka

e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan


dan kondisi riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok
teman yang sakit, sholat janazah dan lain sebagainya.

f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di madrasah


maupun di rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik
untuk berinteraksi dalam sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi
pengembangan life skill antara lain:
1) Cara menyampul buku.
2) Cara mencuci, menyetrika dan melipat baju
3) Cara memasak

33
4) Cara membuat aneka kerajinan
5) Dll.
3. Pengaturan Waktu Belajar
Pengaturan waktu belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah
Al Islam Dibal. dari kelas 1 sampai dengan berbasis proyek secara terpadu atau simultan.
Dengan pendekatan mata pelajaran atau tematik secara bebas sesuai kebutuhan
pembelajaran siswa. Adapun struktur kurikulum beban belajar per minggu sesuai dengan
KMA 347 Tahun 2022 dan perhitungan pekan efektif berdasarkan kalender akademik
madrasah tahun ajaran 2023/2024. Selain itu teerdapat pembelajaran berbasis proyek
penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin dalam bentuk
kegiatan kokurikuler.

34
Tabel 1. Pengaturan waktu belajar Kelas I
P5-
JP 1 Tahun Total
PPRA
NO MAPEL (9
(32 minggu) Per
Per Minggu)
Minggu 80% 20% Tahun
TEMATIK
5 PPKN 4 128 36 164
6 B INDO 6 192 54 246
10 SBdP 2 64 18 82
7 MTK 4 128 36 164
12 OR 3 96 27 123
JUMLAH TEMATIK 19 608 171 779
NON TEMATIK
1 QUR'AN HADIST 2 64 18 82
2 AQIDAH AKLAK 2 64 18 82
3 FIQH 2 64 18 82
4 SKI 0 0 0 0
10 B ARAB 2 64 18 82
13 B JAWA 2 64 18 82
14 B ING 2 64 18 82
15 BTQ 2 64 18 82
JUMLAH NON TMTK 14 448 126 574
JUMLAH TOTAL 33 1056 297 1353

Tabel 2. Pengaturan waktu belajar Kelas II


JP 1 Tahun P5-PPRA Total
(32 (9
NO MAPEL Per
Per minggu) Minggu)
Minggu 80% 20% Tahun
TEMATIK
5 PPKN 4 128 36 164
6 B INDO 7 224 63 287
10 SBdP 2 64 18 82

35
7 MTK 5 160 45 205
12 OR 3 96 27 123
JUMLAH TEMATIK 21 672 189 861
NON TEMATIK
1 QUR'AN HADIST 2 64 18 82
2 AQIDAH AKLAK 2 64 18 82
3 FIQH 2 64 18 82
4 SKI 0 0 0 0
10 B ARAB 2 64 18 82
13 B JAWA 2 64 18 82
14 B ING 2 64 18 82
15 BTQ 2 64 18 82
JUMLAH NON TMTK 14 448 126 574
JUMLAH TOTAL 35 1120 315 1435

Tabel 3. Pengaturan waktu belajar Kelas III-V


JP 1 Tahun P5-PPRA Total
NO MAPEL Per (32 minggu) (9 Minggu) Per
Minggu 80% 20% Tahun
TEMATIK
5 PPKN 4 128 36 164
6 B INDO 6 192 54 246
9 SBdP 2 64 18 82
8 IPAS 5 160 45 205
7 MTK 5 160 45 205
12 OR 3 96 27 123
JUMLAH TEMATIK 25 800 225 1025
NON TEMATIK
1 QUR'AN HADIST 2 64 18 82
2 AQIDAH AKLAK 2 64 18 82
3 FIQH 2 64 18 82
4 SKI 2 64 18 82
10 B ARAB 2 64 18 82
11 B JAWA 2 64 18 82

36
12 B ING 2 64 18 82
13 BTQ 2 64 18 82
JUMLAH NON TMTK 16 512 144 656
JUMLAH TOTAL 41 1312 369 1681

Tabel 4. Pengaturan waktu belajar Kelas VI


JP 1 Tahun P5 Total
NO MAPEL Per (28 minggu) (4 Minggu) Per
Minggu 80% 20% Tahun
TEMATIK
5 PPKN 4 112 16 128
6 B INDO 6 168 24 192
9 SBdP 2 56 8 64
8 IPAS 5 140 20 160
7 MTK 5 140 20 160
12 OR 3 84 12 96
JUMLAH TEMATIK 25 700 100 800
NON TEMATIK
1 QUR'AN HADIST 2 56 8 64
2 AQIDAH AKLAK 2 56 8 64
3 FIQH 2 56 8 64
4 SKI 2 56 8 64
10 B ARAB 2 56 8 64
11 B JAWA 2 56 8 64
12 B ING 2 56 8 64
13 BTQ 2 56 8 64
JUMLAH NON TMTK 16 448 64 512
JUMLAH TOTAL 41 1148 164 1312

Catatan:
1. Durasi tatap muka untuk setiap mata pelajaran adalah 35 menit untuk kelas I- VI.
2. Kegiatan kokurikuler dilaksanakan di luar minggu efektif
3. Kegiatan ekstrakurikuler masing-masing berlangsung selama 60 menit
4. Asumsi 1 tahun bagi kelas VI adalah 32 pekan
37
7. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengembangan Kalender Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal.
mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
a) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada tanggal 11 bulan Juli
2023.
b) Hari libur madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan dan Kepala Daerah tingkat kabupaten/kota.
c) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah
jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal.
d) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat
berbentuk jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
e) Kalender Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal. disusun dengan
berpedoman kepada kalender pendidikan Pusat dan Profinsi Jawa Tengah yang
disesuaikan dengan program Madrasah.

Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
beserta kalender pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal. tahun pelajaran 2023/2024

38
No Kegiatan Alokasi Keterangan
Waktu
1 Minggu efektif 41 minggu Digunakan untuk kegiatan
Belajar madrasah efektif pada
setiap satuan
pendidikan
2 PAS Maksimum 2 Di gunakan untuk asesmen
minggu sumatif
3 PAT Maksimum 2 Di gunakan untuk asesmen
minggu sumatif
4 Libur Semester Maksimum 2 Di gunakan untuk refleksi
Ganjil minggu guru dan mempersipakan
semester genap
5 Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk persiapan
Pelajaran minggu kegiatan dan administrasi
akhir dan awal tahun
pelajaran
6 Hari libur 2 minggu Libur keagamaan yang
Keagamaan disesuaikan dengan
kebijakan pemerintah
daerah
7 Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan
umum/nasional minggu Peraturan
Pemerintah

39
C. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran disusun secara rutin untuk memetakan dan merencanakan proses
pembelajaran secara rimci. Rencana pembelajaran merupakan kompas bagi guru dalam
pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung
kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
Tujuan dari penyusunan Rencana pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran menjadi lebih sistematis.
2. Memudahkan analisis keberhasilan belajar peserta didik.
3. Memudahkan guru dalam penyampaian materi ajar.
4. Mengatur pola pembelajaran.
Rencana pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal terdiri dari silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual dan mudah
dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga melalui
40
Rencananya seorang guru bisa memastikan seluruh proses pembelajaran bisa efektif dan
efisien.
Silabus Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal dibuat dalam bentuk matriks yang memuat
alur tujuan pembelajaran, materi ajar, kegiatan pembelajaran, penilaian dan sumber belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian pembelajaran yang
berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan, mengimplementasi dan
mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan sehingga capaian pembelajaran
diperoleh secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur.. Alur pembelajaran
mengurutkan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa tujuan
pembelajaran harus menggunakan tahapan tertentu yang meliputi konten/materi,
keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap fase dan
menjelaskan kedalaman setiap konten.
2. Materi ajar merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk menyusun rencana
pelaksaanaan pembelajaran.
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran. Sumber belajar dipilah sesuai
kebutuhan peserta didik dan merupakan sumber belajar yang mudah digunakan,
berbasis lingkungan, dan mendukung pembelajaran yang kontekstial dan
menyenangkan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal
Boyolali disusun dalam bentuk sederhana dengan keterbacaan yang baik yang memuat tiga
poin utama dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan
pembelajaran dan penilaian. Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan capaian
pembelajaran yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran
disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan menyiratkan model
dan strategi pembelajaran yang kontekstual dan menarik sesuai diferensiasi karakteristik
peserta didik serta mampu mengakomodir minat bakat peserta didik. Dalam kegiatan
pembelajaran pun diintegrasikan penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin. Selain itu, dalam kegiatan pembelajaran disusun prediksi
respon peserta didik sehingga menjaga alur pembelajaran yang tetap terkondisikan dengan

41
baik. Untuk penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran yang
dirancang untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik dari dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Di akhir bagian RPP, terdapat kolom refleksi untuk mengulas
kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya.
Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai
dokumen yang hidup dan dinamis.
D. Asesmen Capaian Pembelajaran
Asesmen adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari bukti atau dasar
pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.
Asesmen yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal meliputi
asesmen formatif dan sumatif.
1. Asesmen Formatif
Asesmen formatif, yaitu asesmen yang bertujuan untuk memberikan informasi
atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses
belajar. Asesmen formatif ini dapat dilakukan di dua keadaan yaitu :
a. Asesmen di awal pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui
kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai
tujuan pembelajaran yang direncanakan. Asesmen ini termasuk dalam
kategori asesmen formatif karena ditujukan untuk kebutuhan guru dalam
merancang pembelajaran, tidak untuk keperluan penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilaporkan dalam rapor.

b. Asesmen di dalam proses pembelajaran yang dilakukan selama proses


pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan
sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini
dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan
dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asesmen ini juga
termasuk dalam kategori asesmen formatif.
2. Asesmen sumatif
Asesmen sumatif yaitu asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Asesmen ini dilakukan pada akhir proses
pembelajaran atau dapat juga dilakukan sekaligus untuk dua atau lebih tujuan

42
pembelajaran, sesuai dengan pertimbangan pendidik dan kebijakan satuan
pendidikan. Asesmen sumatif inilah yang menjadi perhitungan penilaian di
akhir semester, akhir tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.
E. Pendampingan, Evaluasi dan Pengembangan Profesional
1. Evaluasi
Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal melakukan evaluasi secara mandiri dan
berkala. Evalusai ini meliputi evaluasi pembelajaran dan evaluasi kurikulum
operasional satuan Pendidikan.
Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh bertujuan untuk mengukur keberhasilan
pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran sedangkan evaluasi kurikulum
operasional satuan pendidikan bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala
satuan pendidikan dan pendidik dalam menjalankan seluruh program pendidikan
yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami apakah visi, misi dan tujuan
satuan pendidikan telah tercapai.
Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran dan
ketercapaian visi misi madrasah yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
a. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran
berdasarkan catatan anekdot selama proses pembelajaran, penilaian dan
refleksi ketercapaian tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk
perbaikan rencana pembelajaran atau modul ajar pada hari berikutnya.
b. Evaluasi Pertujuan pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan oleh guru setelah
satu materi untuk mencapai satu tujuan pembalajar selesai di ajarkan. Hasil ini
digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang akan
dijadikan pedoman guru untuk melanjutkan ke tujuan pembelajaran berikutnya
dan dasar guru untuk merancang modul ajar berikutnya.
c. Evaluasi Pertriwulan, dilakukan setelah beberapa lingkup materi selesai di
ajarkan. Ini dilakukan untuk memberikan kesempatan ke siswa untuk
mengulang kembali materi-materi yang telah di ajarkan sehingga lebih faham.
d. Evaluasi Persemester, dilakukan setelah materi satu semester selesai. Evaluasi
ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen peserta
didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik.

43
e. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan
madrasah, misi dan visi madrasah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal ini
dilakukan oleh tim
pengembang kurikulum madrasah bersama kepala sekola, komite madrasah,
Yayasan serta pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan
madrasah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan
pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala Madrasah, laporan kegiatan
Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta didik dan kuesioner peserta didik
dan orang tua. Informasi yang berimbang dan berdasarkan data tersebut
diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas
pelayanan madrasah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan
hubungan kerja sama dengan pihak lain.
2. Pendampingan dan Pengembangan Profesional
Pendampingan dan pengembangan profesional bagi pendidik di Madrasah
Ibtidaiyah Al Islam Dibal dilakukan oleh kepala madrasah serta pihak lain yang
berkompeten berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi.

Proses pendampingan dan pengembangan profesional ini dilakukan


melalui :
a. Rapat evalusi dan pembinaan rutin setiap minggu oleh kepala madrasah
b. Coaching yaitu proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan
menggali pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
c. Mentoring yaitu proses pendampingan dengan berbagi
pengalaman/pengetahuan untuk mengatasi suatu kendala.
d. Program Regular Supervisi Madrasah, yang dilakukan minimal satu bulan
sekali oleh Kepala Madrasah.
e. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dilaksanakan dengan KKG MI
Kecamatan Ngemplak
f. Pelaksanaan in-house training (IHT) atau focus group discussion (FGD),
dilakukan minimal satu tahun sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang

44
narasumber yang berkompeten dari beberapa perguruan tinggi yang telah bekerja
sama, instansi terkait dan praktisi pendidikan.
g. Mengikutkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam berbagai seminar,
workshop dan, pelatihan
h. Menyediakan sarana penunjang seperti internet agar guru dapat belajar
dengan mudah
i. Pembinaan dari Kantor Kementerian Agama Provinsi maupun Kabupaten minimal
1 tahun sekali.

45
BAB IV
PENUTUP

Kurikulum operasional madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam


Dibal disusun sebagai kerangka acuan atau pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran di madrasah tahun pelajaran 2023-2024. Kurikulum ini juga
sebagai panduan ketercapaian pembelajaran bagi peserta didik dan upaya
guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kurikulum operasional madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam
Dibal yang telah tersusun ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh
dari semua pihak, yaitu kepala madrasah, guru, komite madrasah dan stake
holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif semua pihak
dapat memajukan Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal sesuai dengan apa yang
telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan madrasah.
Terakhir, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya kurikulum
operasional madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Al Islam Dibal ini. Teriring
do'a, semoga kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya menjadi
amal kebaikan.
Kemudian kami juga mohon maaf kalau dalam penyusunan kurikulum ini masih
banyak kesalahan, karenanya saran dan masukan akan kami terima dengan senang.

Boyolali, 17 Juli 2023


Kepala Madrasah

Mahmud Darul K, S.Si


NIP. -

Anda mungkin juga menyukai