Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA BIMBINGAN KOSENLING

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Bimbingan dan Penyuluhan

Dosen Pengampu :

Dr.Muhammad Ali,M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 2/MPI4B

1. Arjuna Mukti Wibawa 206210037


2. Dhehan Amajid Wahyudi Putra 206210048
3. Erwin Inu Dwi Saputra 206210056
4. Humam Ashfiya 206210068

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

TAHUN 2023/2024
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
BAB II

GAMBARAN UMUM SMA MUHAMADIYAH 1 PONOROGO

A. Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo


1. Sejarah Berdirinya SMA Muhamadiyah 1 Ponororogo
SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo berdiri pada 1 Agustus 1963.
Berikut merupakan nama pendiri SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo,
diantaranya adalah: Bapak Muhadi Abdul Salam, Bapak Mahmud
Sujuthi, Bapak Qomar Abdul Rojak, Bapak Slamet Syarif, dan Bapak
Soemarsono. Lokasi SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo di atas lahan
seluas 500 m2 , tepatnya di Jalan Batoro Katong No. 1 Ponorogo. Pada
lokasi tersebut juga telah berdiri SD, SMP dan Pendidikan Guru Agama
(PGA) Muhammadiyah, sehingga lokasi tersebut sering dinamakan
Kompleks Perguruan Muhammadiyah.
Dalam perkembangannya, Pendidikan Guru Agama (PGA)
Muhammadiyah direlokasikan di Perguruan Muhammadiyah, di Jalan
Thamrin Ponorogo. Pada lokasi perguruan Muhammadiyah di Jalan
Batoro Katong juga merintis MTs/MA atau Muallimin Muallimat dan
Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM). IAIM menjadi
Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan direlokasi ke Jalan Budi
Utomo, No. 10 Ponorogo sejak tahun 1992. Selain itu, MTs dan MA
Muhammadiyah direlokasi ke Jalan Baru Kelurahan Kertosari Babadan,
sejak 1 Juli 2009. Kepala SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo yang
pertama yaitu Bapak Soemarsono. Secara definitif melalui SK
Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Timur Majelis Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor: E.2/215-S.K/1979. Pada awal berdirinya
sekolah, jumlah siswa sebanyak 5 siswa. Bapak Soemarsono yang
memimpin SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo pada tanggal 1 Agustus
1963 hingga tanggal 17 Januari 1997. SK Kepala Sekolah secara
definitif yang kedua adalah Nomor 35/SK-MPK/1990.
Perkembangan sekolah dari tahun ke tahunnya menunjukkan
adanya peningkatan jumlah siswa. Jumlah siswa cukup banyak yang
pernah dicapai pada tahun ajaran 1988-1989 sebanyak 1.092 siswa.
Untuk meningkatkan pengelolaan sekolah, SMA Muhammadiyah 1
Ponorogo selalu mengikuti proses akreditasi sekolah swasta pada
tingkat SMA. Pada tahun 1984, SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
mendapat status DIAKUI dari 22 SMA swasta di Ponorogo. Adanya
status tersebut SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo bisa melaksanakan
ujian sendiri. Pada tahun 1985, SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo
mengikuti akreditasi yang diselenggarakan Kantor Wilayah Depdikbud
Jawa Timur, dengan mendapat hasil DIAKUI. Pada masa
kepemimpinan Bapak Soemarsono dibantu dengan wakasek kurikulum
yaitu Bapak Eddy Soejanto, wakasek kesiswaan yaitu Bapak Suyono.
Wakasek Sarana Prasarana yaitu Ibu Soedjarwati dan wakasek humas
yaitu Bapak Ngabdi ST
2. Visi
“Terwujudnya sekolah islam yang unggul, beradab, berkemajuan dan
berbudaya lingkungan”
3. Misi
1. Menyelenggarakan layanan pendidikan yang berbasis pada nilai-
nilai agama Islam.
2. Meningkatkan pembelajaran yang unggul melalui metode yang
inovatif, interaktif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik.
3. Menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan tata karma.
4. Menanamkan nilai berkemajuan untuk menyongsong era 4.0
melalui berfikir kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah
global.
5. Menanamkan nilai budaya hidup bersih dan pelestarian lingkungan
melalui kegiatan adiwiyata di dalam dan di luar sekolah.
4. Tujuan SMA MUHAMADIYAH 1 PONOROGO
Berdasarkan visi dan misi tersebut diatas, maka tujuan pendidikan
yang ingin dicapai adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang unggul di bidang IMTAX dan IPTEK
b. Mewujudkan guru dan peserta didik yang kreatif, inovatif, dan
berprestasi dalam bidang akademik dan non akademik.
c. Menciptkana budaya bersih, peduli dan cinta lingkungan.
d. Menjadikan sekolah menjadi taman belajar.

6. Struktur Organisasi sekolah

KEPALA SEKOLAH

KOMITE SEKOLAH Drs. H. MUKH. ASLAM


ASHURI, M.M.

KEPALA TATA USAHA

HERU BUDI C

WAKASEK Koord.Bidang WAKASEK HUMAS Koord.Bidang. SARANA


KESISWAN KURIKULUM
Siti Rohmatin, S.Pd. SRI MURDIATI, MARYADI, S.Pd Drs. ZAENAL FANANI, S.Pd.
S.Pd.

WALI KELAS GURU MAPEL GURU BK

SISWA
7. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling

KEPALA SEKOLAH

KOORDINATOR BK
GREATTA
PUJALARASATY

GURU BK GURU BK
GURU BK GURU BK
DWI SILUK YUSUF HAMDANI
YAYUK KRISTANTI SHOFI FIRDAUS
MAHARANI ABDI

SISWA

8. Jumlah Siswa
a. Memurut Tingkatan

TINGKATAN JUMLAH
b. Kelas 10 238 Menuru

Kelas 11 176 t Jenis

Kelas 12 191
Total 605
Kelamin

JENIS KELAMIN JUMLAH


LAKI-LAKI 262
PEREMPUAN 343
TOTAL 605
B. Gambaran BK di Sekolah
1. Sejarah Bimbingan Konseling SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo
Pembahasan mengenai sub judul ini dijelaskan secara langsung
oleh narasumber sewaktu pelaksanaan observasi dan uraiannya adalah
sebagai berikut.
Awal mula perkembangan Bimbingan dan Konseling (BK) di
Indonesia seperti yang semua orang ketahui bermula dengan sebuatan
atau nama "Guidance Counseling" yang kemudian dalam
perjalanannya mengalami beberapa kali pergantian istilah atau nama
yang diiringi pula dengan beberapa kali pergantian kurikulum dalam
sistem pendidikan di Indonesia. Setelah berganti nama dari GC
(Sebutan untuk Guidance Counseling) kemudian diberi nama BP yaitu
Bimbingan dan Penyuluhan, hingga akhirnya setelah beberapa lama
istilahnya berganti lagi menjadi Bimbingan dan Konseling (BK) yang
masih bertahan sampai saat ini (2020)
Sejarah Bimbingan dan Konseling (BK) di SMA Muhamadiyah 1
Ponorogo ini telah ada sejak pertama kali sekolah ini dibuat,
difungsikan dan digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Dalam
artian BK di SMA Muhamadiyah Ponorogo hadir berbarengan dengan
dimulainya proses pembelajaran. tidak membangun sekolah terlebih
dahulu dan kemudian baru memikirkan mengenai BK belakangan.

2. Visi Bimbingan Konseling SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo


“Terwujudnya sekolah islam yang unggul, beradab, berkemajuan dan
berbudaya lingkungan”

3. Misi Bimbingan Konseling SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo


Misi pendidikan : memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui
pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian
dan masa depan.
Misi pembangunan : memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah\madrasah,
keluarga dan masyarakat.
Misi pengentasan : yaitu memfasilitasi pengetasan masalah peserta
didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

4. Tujuan Bimbinan Konseling SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo


a. Membantu konseli agar mampu memahami dan menerima diri
sendiri dan lingkunganya.
b. Membantu konseli agar mampu merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupanya di masa
yang akan datang.
c. Membantu konseli agar mampu mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin.
d. Membantu konseli agar mampu menyesuaikan diri dengan
lingkunganya.
e. Membantu konseli agar mampu mengatasi hambatan atau kesulitan
yang dihadapi dalam kehidupanya.
f. Membantu konseli agar mampu mengakualifikasi dirinya secara
bertanggung jawab.
g. Membantu konseli mencapai kemandirian.

5. Manajemen Sumber Daya Manusia


Guru BK di SMA MUHIPO berjumlah 4 orang. Setiap guru BK
mempunyai tugasnya masing-masing. Semua guru BK di SMA
MUHIPO ialah tamatan S1 psikologi pendidikan dan konseling. Guru
BK disana telah menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG)
bimbingan dan konseling. Di SMA MUHIPO guru BK tidak aktif
dalam organisasi profesi ABKIN dan guru BK tidak menempuh
Pendidikan Profesi Konselor (PPK).
Di SMA MUHIPO guru BK aktif dalam musyawarah guru BK.
Selain itu guru BK disana juga mengikuti pelatihan/seminar/workshop
tentang BK minimal 1 tahun sekali. Jumlah guru BK di SMA
MUHIPO proposional yakni 1 : 150 siswa. Di SMA MUHIPO
memiliki koordinator BK, hal itu dibuktikan dengan struktur organissi
guru BK.

6. Program BK
Pelaksanaan program Bimbingan Konseling di SMA
Muhamadiyah 1 Ponorogo tidak jauh beda dengan pelaksanaan
program Bimbingan Konseling pada pendidikan dasar secara umum.
Guru Bimbingan Konseling melakukan tugasnya dengan membuat
program baik tahunan, semester, maupun bulanan akan tetapi untuk
program harian masih belum terealisasi karena belum adanya jam
khusus untuk guru bk melakukan program harian.
Guru BK SMA Muhamadiyah1 Ponorogo juga menyusun
kebutuhan peserta didik dengan memakai AKPD ( angket kebutuhan
peserta didik ), dengan menggunakan media googel form. Selain itu
Guru BK juga telah melaksanakan program 4 bidangya yaitu:
pribadi,sosial,budaya dan karir sesuai program sehingga jenis layanan
serta kegiatan pendukung yang terdapat di SMA Muhamadiyah 1
ponorogo telah sesuai standart yang seharusnya dimiliki setiap
sekolah.
Format kegiatan program Bk di SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo
menggunakan metode yang telah tercantum dalam laporan buku
program dengan sasaran pelayanan siswa kelas 10 sampai kelas 12,
beban tugas disetiap guru bk SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo
memiliki tanggung jawab detiap 6 kelas, selanjutnya setiap guru bk di
SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo mendaptkan dukungan langsung oleh
kepala sekolah maupun komite sekolah seperti halnya mengikuti
kegiatan workshop untuk menambah wawasan di setiap guru bk.

7. Sarana dan Prasarana BK


Sarana Prasarana BK di SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo sudah
sesuai dengan standart yang seharusnya, melpiuti ruang tamu, ruang
konseling, meja kerja, lemari, serta papan informasi yang bertujuan
untuk memberikan informasi laynan bimbingan maupun informasi
lainya. Dalam penggunaan Sarana Prasarana bk di SMA Muhamadiyah
1 Ponorogo tidak terdapat aturan waktu maupun jadwal kapan akan
tetapi bersifat incidental.
Guru BK di SMA Muhamadiyah 1 Ponorogo juga memberikan
instrument test seperti bakat,minat sehingga siswa dapat memberikan
masukan bakat serta minat yang di miliki sehingga guru bk mampu
memberikan support maupun bantuan untuk mengembangkan skill
siswa tersebut,. Tidak tersedianya test intelegensi untuk siswa karena
faktor kebijakan hanya psikolog yang berhak melakukan test
intelegensi terhadap siswa, dengan tidak adanya test intelegensi guru
bk memberikan test seperti mengisi kuisioner ataupun iventori di mana
terdapat instrument test yang hasilnya berdasarkan teori namun tidak
sevalid test yang dilakukan oleh psikolog.
Guru BK SMA Muhamadiyah 1 juga memberikan instrument non
test seperti sosial sosio metri untuk mengukur kemampuan
bersosialisasi siswa, serta terdapat kartu konsultasi yang memberikan
layanan konseling atau konsultasi untuk beberapa jenis masalah. Guru
BK juga melakukan layanan konseling secara individual maupun
kelompok.
8. Evaluasi Program

Anda mungkin juga menyukai